Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Kualitas Limbah
•
Volume
Air Kualitas limbah ditentukan dari banyaknya parameter dalam limbah dan
konsentrasi setiap parameter. Semakin banyak volume air yang bercampur dengan
limbah semakin kecil konsentrasi pencemar. Badan penerima yang menerima
limbah sering tidak mendapat pengaruh.
•
Kualitas Air
Kualitas air badan penerima mengandung bahan/senyawa tertentu sebelum
menerima buangan. Kualitas tersebut menetapkan arah penggunaan air. Adanya
bahan pencemar yang sama, tidak akan mempengaruhi konsentrasi bahan dalam
air penerima. Tetapi bila konsentrasi bahan pencemar dalam limbah lebih besar
dari konsentrasi bahan pencemar dalam badan penerima (kemungkinan juga tidak
ada), maka konsentrasi bahan pencemar setelah bercampur akan menjadi
lebih kecil. Sejauh mana konsentrasi tersebut dapat ditoleransi sesuai dengan
standar kualitas lingkungan agar kualitas lingkungan tidak mengalami perubahan
sebagai yang telah distandarkan.
•
Kegunaan Air
Air dibutuhkan untuk bermacam-macam keperluan. Kualitas air untuk keperluan
minum berbeda dengan untuk keperluan industri.
• Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk dalam suatu lokasi tertentu turut mempengaruhi tingkat pencemaran lingkungan. Hal ini dikaitkan dengan tingkat kesadaran penduduk dalam memelihara lingkungan yang sehat dan bersih. Buangan air rumah tangga, padatan berupa sampah yang
dibuang ke sungai, air cucian kamar mandi maupun buangan tinja akan mempengaruhi
tingkatkandungan BOD, COD dan bakteri coli dalam air sungai. Semakin padat penduduk suatu lingkungan semakin banyak limbah yang harus dikendalikan.
• Lingkungan
Lingkungan seperti hutan, perkebunan, peternakan, alam yang 573 luas mempengaruhi kondisi badan penerima. Dalam keadaan
tertentu badan-badan pencemar akan ternetralisasi secara alamiah. Lintasan air sungai yang panjang dengan turbulensi yang keras akan mempengaruhi tingkat penyerapan oksigen ke dalam air. Adanya sinar matahari yang langsung masuk dalam badan penerima terjadi fotosintesa hingga sejumlah bakteri tertentu akan terancam. Adanya tumbuhan tertentu dalam badan penerima akan menetralisasi senyawa pencemar sebab sesuai dengan kondisi pertumbuhan.
Phosphat dalam air buangan menyuburkan tumbuh-tumbuhan tertentu, tapi tumbuhan itu sendiri akan merusak lingkungan.
• Volume Air Limbah
Seluruh air dalam pabrik pada umumnya ditampung dalam saluran-saluran untuk kemudian
disatukan dalam saluran yang lebih besar. Banyak saluran dan volume saluran disesuaikan dengan keadaan pabrik dan jumlah air yang akan dibuang. Volume air limbah akan menentukan konsentrasi bahan pencemar. Bahan pencemar dari suatu pabrik tergantung kepada banyaknya bahan-bahan yang terbuang. Dengan
asumsi bahwa semua terkendali dengan baik. Pengendalian hanya terbatas pada bahan pencemar yang tidak dapat dihindari, maka konsentrasi bahan pencemaran telah dapat diperkirakan
jumlahnya. Penambahan volume air hanya menyebabkan konsentrasi turun. Dengan perkataan lain bahwa akibat pengenceran otomatis menyebabkan konsentrasi turun.
• Frekuensi Pembuangan Limbah
Limbah dari suatu pabrik ada kalanya tidak tetap volumenya. Untuk beberapa pabrik tertentu limbah airnya mengalir dalam jumlah yang sama setiap hari, tetapi ada lain yang mengalirkan limbah pada jam-jam (waktu) tertentu bahkan pada satu minggu atau satu bulan. Bercampurnya limbah air pada jumlah yang berbeda-beda mengakibatkan konsentrasi bahan pencemar pada badan penerima bervariasi. Kondisi ini menunjukkan bahwa standar kualitas lingkungan juga mengalami perubahan sesuai dengan limbah yang diterima.
•
Dari uraian di atas, kualitas limbah dapat
diukur pada dua tempat yaitu, pada titik
sebelum dan sesudah bercampur dengan
badan penerima. Penetapan kualitas limbah
ini perlu mendapat penegasan karena
beberapa hal yang mendasari yaitu: bila
limbah tidak dibuang ke tempat umum
dibuatkan tempat tersendiri dan tidak
bercampur dengan badan penerima. Biasanya
hal seperti ini terjadi untuk limbah air.
•
Baku mutu lingkungan
adalah batas kadar
yang diperkenankan bagi zat atau bahan
pencemar terdapat di lingkungan dengan tidak
menimbulkan gangguan terhadap makhluk
•
Pencemaran lingkungan dapat dikategorikan
menjadi:
1. Pencemaran air
2. Pencemaran udara
3. Pencemaran tanah
Baku mutu untuk mencegah berlimpahnya
limbah sehingga mengakibatkan baku mutu
lingkungan tidak memenuhi syarat
•
Pencemaran lingkungan dapat diukur dengan
parameter kualitas limbah. Parameter
tersebut digunakan untuk mengetahui tingkat
pencemaran yang sudah terjadi di lingkungan.
parameter kimia kualitas air
1. BOD ( Biological Oxygen Demand )
BOD adalah ukuran kandungan oksigen terlarut yang diperlukan oleh
mikroorganisme untuk menguraikan bahan organik yang ada di dalam air.
Apabila
kandunga
oksigen
dalam
air
menurun,
kemampuan
mikroorganisme aerob untuk menguraikan bahan buangan organik akan
menurun pula.
BOD ditentukan dengan mengukur jumlah oksigen terlarut pada limbah
cair akibat adanya mikroorganisme selama kurun waktu dan suhu
tertentu. Biasanya lima hari dengan suhu kurang lebih 293 K. Nilai BOD
diperoleh dari selisih oksigen terlarut awal dengan oksigen terlarut akhir.
BOD merupakan ukuran utama kualitas limbah air.
2. COD ( Chemical Oxygen Demand )
COD merupakan jumlah oksigen yang diperlukan agar bahan buangan yang
ada di dalam air dapat teroksidasi melalui reaksi kimia. Indikator ini
umumnya berguna pada limbah industri.
3. DO ( Dissolved Oxygen )
DO adalah kadar oksigen terlarut dalam air. Penurunan DO dapat
diakibatkan oleh pencemaran air yang mengandung bahan organik
sehingga menyebabkan organisme air terganggu. Semakin kecil nilai
DO dalam air, tingkat pencemarannya semakin tinggi. DO penting
dalam pengoperasian sistem saluran pembuangan maupun
pengolahan limbah.
4. pH
Nilai pH limbah adalah ukuran keasaman atau kebasaan limbah. Air
yang tidak tercemar memiliki nilai pH antara 6,5
–
7,5. Sifat air
tergantung pada besar kecilnya pH. Air yang memiliki pH lebih kecil
dari pH normal akan bersifat asam, sedangkan air yang memiliki pH
lebih besar dari pH normal akan bersifat basa. Air yang memiliki pH
lebih kecil atau lebih besar dari kisaran pH normal tidak baik untuk
kehidupan mikroorganisme.
Parameter Umum Limbah Cair
Oksigen terlarut (
Dissolved Oxygen =
DO) dibutuhkan
oleh semua jasad hidup untuk pernapasan, proses
metabolisme atau pertukaran zat yang kemudian
menghasilkan
energi
untuk
pertumbuhan
dan
pembiakan.
The BOD
5
is the amount of oxygen used over a five-day
period by microorganisms as they decompose the
organic matter in sewage at a temperature of 20° C
(68° F).
COD is the amount of oxygen required to oxidize the
organic matter by use of dichromate in an acid solution
and to convert it to carbon dioxide and water.
TSS (Total Suspended Solid) : Jumlah berat
kering Lumpur dalam ppm yang ada dalam
limbah cair setelah mengalami penyaringan
dengan membran ukuran 0,45 mikron.
Untuk menjaga keseimbangan air terhadap
lingkungannya diperlukan standar parameter
secara umum yang perlu mendapat perhatian
:
BOD < 75 ppm
COD < 100 ppm
DO > 3 ppm
SS (Suspended solid) < 100 ppm
pH 6
–
9 (idealnya 6,5
–
7,5)
•
•
•
Kecepatan difusi oksigen dari udara, tergantung sari beberapa
faktor, seperti kekeruhan air, suhu, salinitas, pergerakan massa
air dan udara seperti arus, gelombang dan pasang surut.
kadar oksigen dalam air laut akan bertambah dengan semakin
rendahnya suhu dan berkurang dengan semakin tingginya
salinitas.
Kandunganoksigen terlarut (DO) minimum adalah 2 ppm
dalam keadaan nornal dan tidak tercemar oleh senyawa
beracun (
toksik). Kandungan oksigen
terlarut minimum ini
sudah cukup mendukung kehidupan organisme . Idealnya,
kandungan oksigen terlarut tidakboleh kurang dari 1,7 ppm
selama waktu 8 jam dengan sedikitnya pada tingkat kejenuhan
sebesar 70 %. KLH menetapkan bahwa kandungan oksigen
terlarut adalah 5 ppm untuk kepentingan wisata bahari dan
ANALISIS OKSIGEN TERLARUT
Oksigen terlarut dapat dianalisis atau ditentukan
dengan 2 macam cara, yaitu :
1. Metoda titrasi dengan cara WINKLER
Prinsipnya
dengan
menggunakan
titrasi
iodometri. Sampel yang akan dianalisis terlebih
dahulu ditambahkan larutan MnCl2 den Na0H
-KI, sehingga akan terjadi endapan Mn02.
Dengan menambahkan H2SO4 atan HCl maka
endapan yang terjadi akan larut kembali dan
juga akan membebaskan molekul iodium (I2)
Iodium yang dibebaskan ini selanjutnya dititrasi dengan
larutan standar natrium tiosulfat (Na2S203) danmenggunakan
indikator larutan amilum (kanji). Reaksi kimia yang terjadi
dapat dirumuskan :
•
MnCI2 + NaOH
Mn(OH)2 + 2 NaCI
•2 Mn(OH)2 + O2
2 MnO2 + 2 H20
•