• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

28 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kelas 3 SD N Kasepuhan 01, Kecamatan Batang, Kabupaten Batang. Penelitian ini dilaksanakan pada semester gasal tahun pelajaran 2013/2014. Jangka waktu penelitian ini 3 bulan yaitu bulan Juli sampai dengan bulan September 2013.

Subyek data penelitian ini adalah siswa kelas 3 SD Negeri Kasepuhan 01 Batang yang berjumlah 40 siswa yang terdiri dari 22 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Efektifitas belajar matematika siswa kelas 3 cenderung rendah. Hal ini terlihat dari tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan rendah, tingkat konsentrasi rendah dan hasil belajar siswa yang tidak memenuhi KKM.

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus, tiap siklus 3 kali pertemuan. Peneliti memilih pelajaran matematika pada materi Pengukuran Panjang melalui model Explicit Instruction.

3.2. Variabel yang Akan Diteliti

Menurut Arikunto (2002 : 96) mendefinisikan variabel merupakan segala sesuatu yang akan menjadi titik perhatian suatu penelitian. Jadi, variabel penelitian merupakan suatu yang menjadi objek pengamatan dalam penelitian.

3.2.1 Jenis Variabel

Ada dua variabel dalam penelitian ini, yaitu variabel bebas atau variabel independen dan variabel terikat atau dependen. Variabel tersebut adalah sebagai berikut :

(2)

a) Variabel independen/bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen. Variabel independen / variabel bebasnya adalah model pembelajaran Explicit Instruction (X). b) Variabel dependen / terikat adalah merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi

akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat / variabel dependennya dalam penelitian ini adalah hasil belajar matematika siswa kelas III SD Negeri Kasepuhan 01 Batang pada materi pengukuran panjang (Y).

3.2.2 Hubungan antar variabel

Variabel X mempengaruhi variabel Y yang artinya model pembelajaran Explicit Instruction sebagai variabel bebas (X) mempengaruhi hasil belajar Matematika siswa kelas

III SD Negeri Kasepuhan 01 Batang pada materi pengukuran panjang sebagai variabel terikat (Y).

3.2.3 Definisi Operasional Variabel

(1) Model Pembelajaran Explicit Instruction

Model pembelajaran Expclicit Instruction merupakan model pembelajaran secara langsung agar siswa dapat memahami serta benar-benar mengetahui pengetahuan secara menyeluruh dan aktif dalam suatu pembelajaran. Indikator yang dapat dilakukan dalam model explicit instruction pada penelitian ini adalah :

a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

b. Mengomunikasikan kompetensi dasar yang akan dicapai. c. Memotivasi siswa

(3)

e. Dengan menggunakan alat peraga berupa alat ukur guru mendemonstrasikan cara penggunaannya.

f. Dengan menggunakan alat peraga siswa membahas lembar kerja kelompok

g. Guru mengecek pemahaman apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik serta memberikan umpan balik.

h. Memberikan evaluasi/kuis hasil belajar tentang materi pembelajaran yang telah dilaksanakan secara individu.

i. Bersama-sama siswa membuat rangkuman terhadap materi pembelajaran yang telah dilaksanakan.

(2) Hasil Belajar Matematika

Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku siswa secara nyata setelah dilakukan proses belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan pengajaran. Indikatornya adalah nilai tes hasil belajar matematika.

3.3. Prosedur Penelitian

Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan dalam dua siklus, tiap siklus terdiri dari 3 kali pertemuan dan tiap pertemuan 70 menit. Konsep pokok penelitian tindakan tindakan menurut Kemmis dan Mc Taggart (dalam Suharsini Arikunto, 2010:137) terdapat empat tahap rencana tindakan, meliputi : perencanaan (planning), tindakan (planning), tindakan (acting) dan pengamatan (observing) dan refleksi (reflecting) yang disajikan dalam bagan berikut ini.

(4)

Gambar 2 Model Tindakan Kemmis dan Mc Taggart

1. Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan ini berupa :

a. Persiapan perangkat pembelajaran seperti pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan kelengkapan lainnya guna melaksanakan pembelajaran;

b. Mendesain alat evaluasi untuk melihat hasil belajar berupa pre test dan post test serta tes akhir siklus.

c. Melaksanakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model pembelajaran Explicit instruction. Hal ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Tiap siklus dengan 3 kali pertemuan. Satu kali pertemuan 2 jam pelajaran (2 x 35 menit).

(5)

2. Implementasi Tindakan (Action) Pelaksanaan Siklus I

Pertemuan I

a. Menyampaikan materi pengukuran panjang tanpa menggunakan model explicit instruction. Lalu diadakan test akhir untk dibandingkan hasilnya dengan

pembelajaran setelah menggunakan pembelajaran explisit instruction pada pertemuan berikutnya.

b. Guru beserta siswa menyimpulkan pelajaran yang sudah dipelajari. Pertemuan II

a. Menyampaikan materi pengukuran panjang dengan menggunakan model pembelajaran explicit instruction. Lalu diadakan test akhir untuk dibandingkan hasilnya dengan pembelajaran tanpa menggunakan model pembelajaran explicit instruction pada pertemuan sebelumnya.

b. Guru menyuruh masing-masing siswa mendemonstrasikan cara pengukuran panjang.

Pertemuan III

a. Guru mereview pelajaran b. Evaluasi akhir

3. Observasi dan Interpretasi

Observasi dan interpretasi dilakukan selama pelaksanaan pembelajaran dan instrumen evaluasi yang telah dipersiapkan. Hasil yang didapat dari tahapan observasi ini dikumpulkan dan akan direfleksikan pada tahap refleksi.

(6)

4. Analisis dan Refleksi

Hasil yang diperoleh dari tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis dalam tahap ini. Dari hasil tersebut guru akan mrefleksi diri dengan melihat data hasil observasi apakah kegiatan yang telah dilakukan telah dapat meningkatkan kemampuan siswa memahami dan menguasai materi pelajaran, serta bersemangat dalam belajar.

Hasil análisis daya yang dilaksanakan dalam tahap ini akan dipergunakan sebagai acuan untuk melaksanakan kegiatan siklus berikutnya.

Pelaksanaan Siklus II : Pertemuan I

a. Melanjutkan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran explicit instruction seperti pada pertemuan sebelumnya pada siklus I. Materinya adalah

hubungan antar satuan ukuran panjang.

b. Guru menyuruh semua siswa untuk mendemonstrasikan yang dilakukan guru hingga baik dan benar.

Pertemuan II

a. Melanjutkan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran explicit instruction seperti pada pertemuan I sebelumnya pada siklus II. Materinya adalah

hubungan antar satuan ukuran panjang.

b. Guru menyuruh semua siswa untuk mendemonstrasikan yang dilakukan guru hingga baik dan benar.

Pertemuan III

a. Guru mereview pelajaran. b. Evaluasi akhir.

(7)

3. Observasi dan Interpretasi

Observasi dan interpretasi dilakukan selama pelaksanaan pembelajaran dan instrumen evaluasi yang telah dipersiapkan. Hasil yang didapat dari tahapan observasi ini dikumpulkan dan akan direfleksikan pada tahap refleksi.

4. Analisis dan Refleksi

Hasil yang diperoleh dari tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis dalam tahap ini. Dari hasil tersebut guru akan merefleksi diri dengan melihat data hasil observasi apakah kegiatan yang telah dilakukan telah dapat meningkatkan hasil belajar matematika tentang pengukuran panjang.

Hasil análisis data yang dilaksanakan dalam tahap ini dibandingkan dengan hasil siklus I, sehingga dapat diketahui peningkatan hasil belajar siswa setiap siklus. Dari hasil belajar ini dapat disimpulkan berhasil tidaknya penggunaan pembelajaran explicit instruction dalam meningkatkan meningkatkan hasil belajar matematika

tentang pengukuran Panjang pada siswa kelas III di SD Kasepuhan 01. 3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

3.4.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu cara yang dilakukan peneliti untuk mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Metode Observasi

Menurut Igak Wardani, dkk (2008 : 2.22), salah satu cara untuk merekam atau mengumpulkan data adalah dengan observasi atau pengamatan. Observasi merupakan kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh

(8)

tindakan telah mencapai sasaran, efek dari suatu intervensi terus dimonitor secara reflektif dan rata-rata yang perlu dikumpulkan.

Melalui observasi dapat mengetahui dan mengamati secara langsung perilaku siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Data yang diperoleh berupa keaktifan dan antusias siswa serta ketepatan siswa dalam mengerjakan tugas.

Hasil observasi berpedoman pada lembar pengamatan tentang pelaksanaan kegiatan belajar mengajar baik kegiatan pada siswa maupun kegiatan pada guru. Teknik observasi ini dilakukan untuk merekam kualitas proses belajar mengajar selama kegiatan berlangsung.

2. Metode Tes tulis

Setelah pembelajaran selesai, peneliti mengadakan tes tulis yang digunakan untuk mengukur kemampuan belajar siswa secara individu, baik sebelum atau sesudah diberikan tindakan. Tes digunakan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan proses belajar mengajar yang dilakukan akhir kegiatan pada tiap siklus dengan memberikan sejumlah soal tes kepada subjek penelitian.

3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Lembar Pengamatan atau lembar Observasi

Lembar Observasi digunakan untuk pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Lembar observasi dibedakan menjadi dua yaitu lembar observasi aktifitias guru dan aktivitas siswa. Untuk lembar observasi aktivitas guru digunakan rentang skor 1 – 5 dengan 20 item. Skor maksimal dari kegiatan pengamatan pembelajaran yang dirancang ialah 100. Kriteria

(9)

yang ditetapkan berdasarkan skor tersebut dikategorikan tingkat “sangat kurang” jika skor hasil pengamatan 0 – 20, tingkat “ kurang” jika skor hasil pengamatan 21 – 40, tingkat “cukup” jika skor hasil pengamatan 41 – 60, tingkat “ baik” jika skor hasil, 61 – 80, tingkat “ sangat baik “ pengamatan 81 – 100. Adapun kisi – kisi lembar observasi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2

Kisi – kisi Observasi Aktivitas Guru

No Aspek Indikator Nomor

Soal 1 Mengkondisikan

kelas

1. Memeriksa kesiapan peserta didik dan alat pembelajaran.

2. Melakukan apersepsi

3. Menyampaikan tujuan pembelajaran

1, 2, 3, 4

2 Pelaksanaan model explicit instruction

1. Pemberian masalah kontekstual

2. Menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik.

3. Memfasilitasi pelaksanaan diskusi 4. Menanggapi hasil diskusi

5, , 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17 3 Menutup pelajaran 1. Penilaian akhir

2. Menarik kesimpulan 3. Refleksi pembelajaran

18, 19, 20

Tabel 3

Kisi – kisi Observasi Aktivitas Siswa

No Aspek Indikator Nomor

Soal 1 Pemecahan

masalah

Memecahkan masalah berdasarkan pengalaman

(10)

2 Kerjasama Memupuk sikap kerjasama 2, 3 3 Penguasaan

konsep

4, 5

4 Antusiasme 1. Aktif dan serius dalam pembelajaran 2. Menciptakan pembelajaran yang

menyenangkan

6, 7, 8

5 Keberanian 1. Mempresentasikan hasil kerja ke depan kelas

2. Menanggapi hasil kerja teman.

9, 10

b. Soal Tes tertulis

Tes tertulis disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam melakukan pengukuran panjang. Tes formatif diberikan diakhir siklus. Bentuk soal yang diberikan adalah isian.

3.5 Indikator Kinerja

Indikator Kinerja Penelitian Tindakan Kelas ini adalah apabila hasil belajar siswa melalui penggunaan model pembelajaran explicit instruction mencapai tingkat ketuntasan belajar sebesar 70% siswa memperoleh nilai di atas KKM untuk belajar Matematika, dengan KKM 65.

3.6 Teknik Análisis Data

Untuk mengetahui hasil belajar dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan análisis data. Pada penelitian ini menggunakan teknik análisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai

(11)

siswa pada materi pengukuran panjang dan juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran.

Data kualitatif berupa catatan pengamatan, dokumen portofolio siswa, dokumen foto, dan rekaman wawancara akan dianalisis dengan análisis kualitatif dengan tahapan : pemaparan data, penyederhanaan data, pengelompokan data sesuai fokus dan pemaknaan.

Dalam proses análisis data, untuk memperoleh data yang benar-benar dapat dipercaya kebenarannya maka peneliti akan melakukan membercheck (pengecekan anggota/subjek penelitian), trianggulasi-check dan recheck dari segi sumber data/subjek dan metode, perpanjangan pengamatan, pelacakan data secara mendalam, dst.

Gambar

Gambar 2 Model Tindakan Kemmis dan Mc Taggart

Referensi

Dokumen terkait

Perbedaan dari ketiga video profile tersebut dengan Perancangan Video Profil sebagai Media Informasi Pada Lorin Solo Hotel adalah dilihat dari konsep video dengan

▪ 4.11 Menyusun teks lisan dan tulis, untuk menyatakan dan menanyakan tentang tindakan/kegiatan/kejadian tanpa perlu menyebutkan pelakunya dalam teks ilmiah, dengan

Salah satu metode Enhanced Oil Recovery adalah injeksi busa.Metode ini dilakukan dengan tujuan menurunkan mobility fluida pendorong sekaligus menurunkan tegangan permukaan

Kecenderungan lebih banyaknya frase eksosentris direktif yang berfungsi sebagai penanda nomina lokatif di dalam novel ini berkaitan dengan data struktur dan makna

dalam melaksanakan putusan Pengadilan Tata Usaha Negara tersebut diperlukan terobosan hukum, persepsi, pola pikir dan mengubah perilaku yang dilakukan dengan

Menurut Gagne, Wager, Goal, & Keller [6] menyatakan bahwa terdapat enam asusmsi dasar dalam desain instruksional. Keenam asumsi dasar tersebut dapat dijelaskan

Sistem penanaman monokultur kacang tanah menghasilkan tingkat erosi lebih rendah dari sistem monokultur jagung, hal ini disebabkan karena dalam pertumbuhannya tajuk

Skor tersebut berada pada kisaran antara 56-75 dengan kategori cukup efektif sehingga dapat disimpulkan bahwa laboratorium virtual cukup efektif digunakan sebagai