• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERENCANAAN LAMPU HEMAT ENERGI DENGAN SENSOR GERAK PADA KAMAR MANDI DALAM GEDUNG E11 LANTAI 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERENCANAAN LAMPU HEMAT ENERGI DENGAN SENSOR GERAK PADA KAMAR MANDI DALAM GEDUNG E11 LANTAI 1"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

PERENCANAAN LAMPU HEMAT ENERGI DENGAN

SENSOR GERAK PADA KAMAR MANDI DALAM

GEDUNG E11 LANTAI 1

Skripsi

Diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik Elektro

Oleh

Achmad Joko Ashari NIM.5301413011

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2020

(2)
(3)
(4)
(5)

v

MOTTO DAN PRSEMBAHAN

MOTTO

 Jangan pernah merendahkan orang lain karena setiap orang mempunyai kemampuan yang berbeda-beda

 Jangan saling menyalahkan, mari saling memaafkan

 Jika kamu merasa tugasmu ringan, maka ada orang yang memiliki tugas yang lebih berat

PERSEMBAHAN  Allah SWT.

 Bapak, Ibu serta keluargaku yang selalu mengirimkan do’a dan semangat dalam setiap langkahku

 Sahabat-sahabatku PTE Unnes angkatan 2013 yang memberikanku semnagat dan saran

 KSR PMI Unit Unnes dan HIMPRO Teknik Elektro Unnes yang telah memberikan banyak pengalaman serta tempat singgah yang nyaman.  Karmila

(6)

vi RINGKASAN

Abstract- Conservation is one of the concepts applied by Semarang State

University. Electricity saving is part of the conservation carried out by Semarang State University. E11 Building is one building that uses quite a lot of electrical energy. The building consumes electrical energy for twelve hours because of the light on. It starts from 6A.M. until 6 P.M. in a day for lights consumption electricity. A lot of electrical energy is wasted, especially in the bathroom on the first floor of the E11 building. For this reason, automatic lights are one of the right solutions. Automatic light is energy saving lamps use PIR motion sensors. If someone uses the bathroom, the light will turn on. If no one uses the bathroom, the light will turn on. It is enough to save energy.

Keywords: Save Energy, Conservation, Automatic Lamp, Motion Sensor Abstrak- Konservasi merupakan salah satu konsep yang diterapkan Universitas Negeri Semarang. Penghematan energi listrik merupakan bagian dari konservasi yang dilaksanakan oleh Universitas Negeri Semarang. Gedung E11 merupakan salah satu gedung yang menggunakan energi listrik cukup banyak. Disetiap harinya lampu menyala selama duabelas jam. Mulai dari pukul enam pagi sampai enam malam. Banyak energi listrik yang terbuang, terutama di kamar mandi lantai satu gedung E11. Untuk itu lampu otomatis menjadi salah satu solusi yang tepat. Lampu hemat energi menggunakan sensor gerak PIR. Jika di dalam kamar mandi ada orang yang menggunakan maka lampu akan menyala. Jika tidak ada yang menggunakan maka lampu akan mati. Hal tersebut cukup menghemat energi.

(7)

vii

PRAKATA

Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala limpah rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul Perancangan Lampu Hemat Energi Dengan Sensor Gerak Pada Kamar Mandi Dalam Gedung E11 Lantai 1. Penulis menyadari sepenuhnya, tanpa bimbingan dari berbagai pihak, Skripsi ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada:

1. Dr. Nur Qudus, MT., IPM Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.

2. Drs. Sri Sukamta, M. Si., IPM Dosen Pembimbing yang telah memberikan banyak arahan dan bimbingan kepada penulis.

3. Seluruh Dosen dan Karyawan di jurusan Teknik Elektro Universitas Negeri Semarang.

4. Ibu, Bapak, Kakak, Adek, dan sahabat yang selalu menyayangiku, memberi nasihat, mendukung, dan mengiringi langkahku dengan do’a.

5. Rekan-rekan mahasiswa Pendidikan Teknik Elektro angkatan 2013. 6. Sahabat-sahabat EXHIMPRO 2013, Malik Abdul Aziz

7. Karmila yang selalu memberikan dukungan dan semangat. 8. Dan semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu.

Akhirnya penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Namun demikian penulis masih berharap skripsi ini mempunyai arti dan manfaat bagi pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya.

Semarang, 30 Juli 2020 Penulis,

(8)

viii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING………... ii

PENGESAHAN KELULUSAN………. iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH……….. iv

MOTTO………... v

RINGKASAN……….. vi

PRAKATA………... vii

DAFTAR ISI……… viii

DAFTAR TABEL……… xi

DAFTAR GAMBAR………... xii

DAFTAR LAMPIRAN……… xiii

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang………... 1 1.2 Identifikasi Masalah……….. 3 1.3 Pembatasan Masalah………. 3 1.4 Perumusan Masalah……….. 3 1.5 Tujuan Penelitian……….. 4 1.6 Manfaat Penelitian……… 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka……… 6 2.2 Landasan Teori………... 7 2.2.1 Lampu……….. 7 2.2.2 Otomatis……… 8 2.2.3 Arduino Uno………. 8 2.2.4 Sensor Gerak………. 9 2.2.5 Relay………. 10

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksaan………. 11

(9)

ix

3.3 Prosedur Penelitian………. 12

3.3.1 Potensi dan Masalah………. 12

3.3.2 Pengumpulan Data/Informasi……… 12

3.3.3 Desain Produk………13

3.3.4 Validasi Desain……….. 18

3.3.5 Revisi Desain………. 19

3.3.6 Uji Coba Produk/Alat……… 19

3.3.7 Uji Coba Pemakaian……….. 21

3.3.8 Revisi Produk……… 22

3.3.9 Produksi Masal……….. 22

3.4 Parameter Penelitian………... 22

3.4.1 Lampu Hemat Energi……….... 22

3.4.2 Energi Listrik……….... 22

3.4.3 Gerak………... 23

3.5 Teknik Pengumpulan data……….. 23

3.5.1 Teknik Wawancara (Interview)……… 23

3.5.2 Teknik Angket (Kuesioner)……….. 24

3.6 Teknik Analisis Data……….. 24

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian………... 27

4.1.1 Hasil Penelitian………. 27

4.1.2 Hasil Penelitian Uji Kelayakan………. 31

4.1.3 Hasil Penelitian Efisiensi Waktu Penghematan Daya………... 32

4.2 Analisis Data………... 36

4.2.1 Analisis Penelitian……….... 36

4.2.2 Analisis Angket Uji Kelayakan Oleh Pengguna………... 37

4.2.3 Analisis Angket Efisiensi Waktu Penghematan Daya……….. 39

4.3 Pembahasan………. 41

4.3.1 Pembahasan Uji Kelayakan Lampu Otomatis………... 41

4.3.2 Pembhasan Uji Kelayakan Lampu Otomatis Oleh Pengguna... 41

(10)

x

4.3.4 Pembahasan Hasil Alat Dengan Penelitian Sebelumnya…….. 43

Bab V PENUTUP 5.1 Kesimpulan………. 46

5.2 Saran……… 47

DAFTAR PUSTAKA……….. 48

(11)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Spesifikasi Arduino Uno R3………. 9

Tabel 3.1 Rencana Pengukuran Tegangan Catu Daya……….. 19

Tabel 3.2 Rencana Pengukuran Kerja Relay………. 20

Tabel 3.3 Rencana Uji Kerja Sensor PIR (Jarak) ………. 20

Tabel 3.4 Rencana Uji Kerja Sensor (Akurasi)……… 21

Tabel 3.5 Skala Likert……….. 25

Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Tegangan Catu Daya……… 28

Tabel 4.2 Hasil Pengujian Sensor PIR (Jarak)………... 29

Tabel 4.3 Hasil Pengujian Sensor PIR (Akurasi)……….. 29

Tabel 4.4 Hasil Pengujian Relay……….. 30

Tabel 4.5 Hasil Angket Uji Pengguna……….. 31

Tabel 4.6 Analisis Data Kelayakan Lampu Otomatis………...… 38

(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Arduino Uno R3……… 9

Gambar 2.2 Sensor PIR……… 10

Gambar 2.3 Relay Modul………. 10

Gambar 3.1 Langkah-Langkah Penggunaan Metode Penelitian Dan Pengembangan (Sugiyono, 2014:298)………11

Gambar 3.2 Tahap Desain Lampu Otomatis Dengan Sensor Gerak………. 12

Gambar 3.3 Block Sistem Lampu Otomatis Dengan Sensor Gerak………. 13

Gambar 3.4 Diagram Alir Lampu Otomatis Dengan Sensor Gerak………. 15

Gambar 3.5 Desain Alat Lampu Otomatis Dengan Sensor Gerak…………... 16

Gambar 3.6 Catu Daya 9 Volt………... 17

Gambar 3.7 Relay Modul……….. 18

Gambar 4.1 Grafik Penggunaan Kamar Mandi Dalam Kurun Waktu Satu Hari.. 34

Gambar 4.2 Grafik Penggunaan Kamar Mandi Dalam Kurun Waktu Tertentu… 35 Gambar 4.3 Diagram Hasil Uji Kelayakan Oleh Pengguna……….. 42

(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Tabel Angket Data Responden……….. 50

Lampiran 2 Program Lampu Otomatis Menggunakan Sensor PIR……….. 56

Lampiran 3 Hasil Dokumentasi……… 55

Lampiran 4 Hasil Angket Uji Kelayakan Oleh Pengguna……… 58

(14)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Laju pembangunan di Indonesia terbilang sangatlah pesat. Untuk itu jumlah kebutuhan listrik juga semakin meningkat dengan pesat. Peningkatan kebutuhan daya listrik diakibatkan oleh beban baru dari pembangunan tersebut, dapat juga disebabkan karena pemakian listrik yang berlebihan. Pemborosan listrik harus dicegah, karena pasokan daya listrik semakin terbatas. Penghematan energi listrik akan menguntungkan produsen dan konsumen listrik. Salah satunya dengan cara pengendalian peralatan listrik. Pengendalian pada peralatan listrik terutama lampu merupakan langkah yang harus dicapai, karena lampu merupakan salah satu peralatan listrik yang banyak digunakan oleh warga Indonesia.

Lampu merupakan salah satu komponen yang penting. Lampu sudah digunakan dimanapun kita berada seperti dijalanan, teras, rumah, kamar mandi,

WC (Water Closet) dan masih banyak tempat lainnya. Lampu digunakan untuk

menerangi tempat yang gelap, karena jika ada tempat yang gelap akan membuat orang tidak bisa melihat dengan jelas. Maka dari itu supaya orang bisa melihat dengan baik, ditempatkanlah lampu diberbagai tempat.

Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang memiliki tiga gedung yang digunakan, diantaranya gedung E6, Gedung E8 dan gedung E11. Dari ketiga gedung tersebut, gedung E11 merupakan gedung yang sering digunakan oleh mahasiswa dan dosen Teknik Elektro untuk melakukan kegiatan

(15)

belajar mengajar. Selain memiliki banyak ruangan, pusat administrasi pun berada pada gedung tersebut.

Saat ini, pengendalian lampu pada WC (Water Closet) gedung E11 masih banyak dikendalikan dengan menekan tombol on/off. Banyak warga E11 (Dosen, Mahasiswa, Petugas Kebersihan, Pegawai TU) yamg menggunakan fasilitas tersebut, sehingga lampu pada WC gedung E11 dibiarkan menyala Selama masih ada warga E11 yang berada dalam gedung. Hal ini dilakukan karena tidak diketahui kapan akan ada orang yang menggunakannya dan kapan WC tidak digunakan atau dalam kondisi kosong.

Penggunaan energi listrik di kamar mandi gedung E11 lantai 1 terbilang cukup boros. Karena saat tidak digunakan lampu masih tetap menyala karena kurangnya kesadaran dari pengguna. Di dalam kamar mandi tersebut terdapat 3 lampou yang menyala. Jika masing-masing lampu menggunakan daya sebesar 15watt, maka dalam 12 jam lampu akan memakan daya 540watt. Dalam kurun waktu satu bulan, maka akan menghabiskan daya 16,2 KWH. Walaupun terbilang tidak menghabiskan daya terlalu besar, akan lebih baik jika bisa lebih menghemat energi.

Otomatisasi adalah penggunaan sistem kontrol dan teknologi informasi untuk mengurangi kebutuhan pekerjaan manusia dalam produksi barang dan jasa. Otomatisasi atau pengendalian merupakan suatu cara yang penting untuk meningkatkan efisiensi penggunaan energi listrik. Untuk itu penggunaan lampu otomatis di WC gedung E11 sangatlah diperlukan untuk menghemat listrik, memudahkan warga E11 dalam pengguanaan dan mewujudkan salah satu tujuan

(16)

3

dari Universitas Negeri Semarang yaitu Konservasi dalam penggunaan sumber daya energi.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, terdapat beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasikan. Lampu yang menggunakan tombol

on/off harus selalu ditekan jika ingin menggunakannya atau tidak ingin

menggunakannya. Hal itu cukup memakan waktu dan terkadang jika sudah ditekan tombol on, kemudian lupa untuk menekan tombol off. Jika hal itu terjadi akan menggunakan cukup banyak energi. Dibeberapa tempat seperti WC biasanya selalu dinyalakan dalam kurun waktu yang lama meskipun itu digunakan atau tidak. Hal itu cukup membuang energi listrik dengan percuma.

1.3 Pembatasan Masalah

Pada penelitian ini menggunakan arduino uno untuk pemrogramannya. Sensor yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan sensor gerak.

1.4 Perumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana merancang lampu otomatis dengan menggunakan sensor gerak?

(17)

3. Bagaimana perbandingan hasil penghematan energi dari lampu otomatis dengan lampu yang menggunakan tombol on/off?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yaitu menyatakan target yang akan dicapai dari hasil penelitian yang dilakukan. Oleh sebab itu, tujuan penelitian ini adalah:

1. Mendeskripsikan rancang lampu otomatis dengan menggunakan sensor gerak.

2. Mendeskripsikan akurasi alat yang dibuat.

3. Mendeskripsikan perbandingan pengukuran alat yang dibuat dengan lampu yang menggunakan tombol on/off.

1.6 Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis

Manfaat secara teoritis adalah diharapkan mampu menambah wawasan yang berkaitan dengan lampu yang berbasis sensor gerak.

2. Manfaat Praktis a. Konservasi

Mengubah lampu yang awalnya menggunakan tombol on/off menjadi lampu otomatis yang dapat menghemat energi.

(18)

5

Sebagai salah satu cara dalam menghemat energi listrik dalam rangka pengurangan energi berlebih atau energi yang tidak perlu. Hal ini dapat mengurangi pemanasan global dan dapat mewujudkan salah satu tujuan Universitas Negeri Semarang.

c. Kesadaran Pengguna

Sebagai salah satu cara supaya pengguna yang tidak sadar akan penggunaan energi listrik yang berlebihan atau orang yang sering lupa untuk mematikan lampu setelah menggunakannya.

(19)

6 BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Pustaka

Pada saat ini sudah ada beberapa penelitian yang telah dilakukan untuk perencaan teknologi yang mempermudah manusia terutama terkait dengan lampu otomatis. Dalam penelitian tersebut terdapat berbagai macam hasil yang diperoleh.

Pada tahun 2018 Musrifah, Junaedy, Yosua melakukan penelitian tentang lampu otomatis. Dalam penelitian ini lampu otomatis dibuat dengan menggunakan sensor PIR untuk mendeteksi gerakan, sensor MLX90614 untuk mendeteksi suhu dan sensor KY – 038 untuk mendeteksi suara. Dalam penelitian yang dilakukan memperoleh hasil bahwa pengujian sensor gerak menunjukkan bahwa sensor gerak memiliki tingkat keberhasilan deteksi yang tinggi dibanding dengan sensor suhu dan sensor suara. Tingkat deteksi yang ditunjukkan oleh sensor gerak adalah 100%. Penelitian ini merupakan sebuah penelitian yang baik karena dengan penelitian ini kita dapat mengetahui sensor yang dapat bekerja secara efektif dan kurang efektif. Penggunaan sensor suara dan sensor suhu kurang tepat. Sensor suara seharusnya untuk mendeteksi suara secara khusus, misalnya diprogram untuk mendeteksi suara “menyala”. Penggunaannya akan lebih efektif. Untuk sensor suhu akan lebih tepat digunakan jika untuk alat pemadam kebakaran yang menggunakan sensor suhu. Karena suhu manusia cukup rendah dibandingkan jika terjadi kebakaran, maka dari itu sensor suhu akan bekerja lebih efektif.

(20)

7

Pada tahun 2015 Nunu Nugraha, Sugeng Supriyadi, Komar membuiat aplikasi pengontrolan lampu menggunakan arduino uno denagn algoritma fuzzy logic berbasis android. Alat ini merupakan sebuah system pengendali jarak jauh (remote) perangkat. Alat ini digunakan untuk mengendalikan nyala lampu dari jarak jauh menggunakan smartphone android. Sistem dibangun memanfaatkan

bluetooth pada smratphone android yang dihubungkan dengan modul bluetooth

HC-06 pada arduino sebagai pengontrolan.

Pada tahun 2016 W. S. Mada Sanjaya membuat perancangan sistem otomatis lampu menggunakan metode pengenalan suara berbasis arduino. Dimana sistem ini dibuat dengan menggunakan komputer/laptop sebagai penerima sinyal dengan logika fuzzy. Mikrokontroler sebagai pemngolah programnya dan saklar elektrik sebagai pemisah arus DC dan AC. Lampu dapat dinyalakan dengan menguvapkan kata “hidup” dan dapat dimatikan dengan kata “mati”.

2.2 Landasan Teori 2.2.1 Lampu

Lampu adalah sebuah alat yang dapat memancarkan cahaya menggunakan energi luistrik. Lampu hemat energi merupakan sebuah terobosan yang baik dimana penggunaan energi listrik dapat lebih hemat dan efisien. Lampu hemat energi didesain untuk memaksimalkan energi listrik yang diserap dan diubah menjadi energi cahaya dan menekan losses/rugi-rugi daya listrik seminimal mungkin. Rugi-rugi daya merupakan hilangnya daya listrik dari sumber ke suatu beban seperti lampu.

(21)

2.2.2 Otomatis

Otomastisasi adalah penggunaan sistem kontrol dan teknologi informasi untuk mengurangi kebutuhan pekerjaan manusia dadalam produksi barang dan jasa. Otomatisasi atau pengendalian menjadi sangat penting dimasa sekarang ini dimana efisiensi dan kecepatannya sangat dibutuhkan agar mencapai sebuah sistem yang handal dan mempermudah penggunaanya. Otomatisasi juga dapat mengurangi biaya jasa, selain itu juga menghemat biaya dan energi.

2.2.3 Arduino UNO

Arduino merupakan sebuah papan mikrokontroler yang didasarkan pada ATmega. Berbagai papan arduino menggunakan jenis ATmega yang berbeda-beda tergantung dari spesifikasinya. Untuk Arduino sendiri menggunakan jenis ATmega328. Arduino uno sendiri merupakan kesatuan dari berbagai komponen yang dirangkai dan dikemas untuk diperdagangkan. Arduino uno dapat memuat semua data yang dibutuhkan untuk menunjang mikrokontroler.

Dengan arduino uno dapat dibuat sebuah alat atau perangkat fisik menggunakan konsep yang sudah diaplikasikan dalam alat atau projek-projek yang menggunakan sensor dan mikrokontroler untuk menterjemahkan input analog kedalam sistem software untuk mengontrol alat-alat elektronik mekanik. Dibawah ini adalah gambar dan spesifikasi arduino uno.

(22)

9

Gambar 2.1 Arduino Uno R3 (www.arduino.cc) Tabel 2.1 Spesifikasi Arduino Uno R3

Parameter Spesifikasi

Mikrokontroler ATmega328

Tegangan Operasi 5V

Tegangan Input (disarankan) 7-12V

Batas Tegangan Input 6-20V

Pin Digital I/O 14 (dimana 6 pin output PWM)

Pin Analog Input 6

Arus DC per Pin I/O 40 mA

Arus DC untuk 3.3V 50 mA

Flash Memory 32 KB (ATmega), 0.5 KB digunakan

sebagai Bootloader

SRAM 2 KB (ATmega328)

EEPROM 1 KB (ATmega328)

Clock 16 MHz

2.2.4 Sensor Gerak

Sensor merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mendeteksi adanya perubahan fisik atau kimia. Saat ini sensor telah dibuat dengan ukuran nanometer untuk memudahkan pemakian dan menghemat energi.

Sensor Passive Infrared (PIR) merupakan sebuah sensor yang menangkap pancaran sinar inframerah yang dikeluarkan oleh tubuh manusia dan hewan. Sensor PIR bersifat pasif, sehingga dapat menangkap perubahan pancaran sinyal

(23)

inframerah yang dipancarkan oleh tubuh manusia. Perubahan sinyal inframerah juga menyebabkan beban listrik pada sensor. Sensor PIR seperti pada gambar 2.2

Gambar 2.2 Sensor PIR (Passive Infrared)

2.2.5 Relay

Relay adalah sebuah saklart yang dioperasikan secara listriksan merupakan yang merupakan komponen electromechanical yang terdiri dari dua bagian utama yaitu elektromagnet (coil) dan mekanikal (seperangkat kontak saklar). Ewlay menggunakan prinsip elektromagnetik untuk menggerakkan kontak saklar dengan arus kecil (low power) dapat menghantarkan arus listrik yang bertegangan lebih tinggi

(24)

11 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Pembuatan dilakukan pada bulan Maret sampai April tahun 2020 di Laboratorium Elektronika Jurusan Teknik Elektro Unnes. Penelitian akan dilaksanakan pada bulan april tahun 2017 di Water Closet (WC) gedung E11 jurusan Teknik Elektro Unnes.

3.2. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan

(Research and Development/R&D). Alat yang dihasilkan dari penelitian ini adalah

lampu otomatis yang hemat energi.

Metode penelitian dan pengembangan adalah metode yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2014:297). Langkah-langkah dalam menggunakan penelitian dan pengembangan ditunjukkan dalam gambar.

(25)

Gambar 3.1. Langkah-langkah Penggunaan Metode Penelitian dan Pengembangan (Sugiyono, 2014:298)

3.3. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dilakukan berdasarkan pada langkah-langkah penelitian dan pengembangan (R&D) menurut Sugiyono (2014:298).

3.3.1. Potensi dan masalah

Langkah awal dalam penelitian dan pengembangan yaitu menentukan potensi dan masalah penelitian ini memiliki potensi berupa penghematan energi listrik dan mempermudah pekerjaan manusia. Sedangkan masalah dalam penelitian ini adalah penggunaan lampu yang menyala dalam waktu yang lama, akan tetapi belum tentu ada orang yang menggunakannya. Kemudian lampu dinyalakan secara manual dan cukup memakan waktu, sehingga waktu yang digunakan untuk menyalakan lampu dapat digunakan untuk hal lain.

3.3.2. Pengumpulan data/informasi

Setelah potensi dan masalah dapat diketahui maka langkah selanjutnya adalah pengumpulan data yang dapat digunakan untuk perencanaan pembuatan produk. Pada proses ini dilakukan observasi terhadap teknologi modern tentang lampu otomatis yang hemat energi dan mepermudah pekerjaan manusia. Setelah dilakukan observasi dapat disimpulkan bahwa produk yang yang akan dibuat dalam penelitian ini adalah lampu otomatis hemat energi.

(26)

13

3.3.3. Desain Produk

Menurut Sugiyono (2014:301), desain produk harus diwujudkan dalam gambar atau bagan. Desain produk yang berupa sistem juga harus dilengkapi dengan penjelasan mekanisme penggunaan sistem tersebut, cara kerja, dan kelebihan maupun kekurangannya.

Desain produk lampu otomatis dengan sensor gerak meliputi gambar desain, penentuan komponen dan kegunaannya. Tahap-tahap desain produk lampu otomatis dengan sensor gerak ditunjukkan dalam gambar.

Gambar 3.2. Tahap Desain Lampu Otomatis dengan Sensor Gerak

Blok sistem perancangan lampu otomatis dengan sensor gerak ditunjukkan dalam gambar.

(27)

Gambar 3.3. Block Sistem Lampu Otomatis dengan Sensor Gerak

Diagram alir (flowchart) lampu otomatis dengan sensor gerak ditunjukkan dalam gambar.

(28)

15

Gambar 3.4. Diagram Alir Lampu Otomatis dengan Sensor Gerak a. Desain Alat

Desain alat akan dibuat menyesuaikan dengan bentuk ruangan yang akan ditempati dengan ukuran 2x2 meter. Desain alat yang akan dibuat ditunjukkan pada gambar.

(29)

Gambar 3.5. Desain Alat Lampu Otomatis dengan Sensor Gerak

Gambar menunjukkan desain alat perencanaan yang akan ditempatkan pada kamar mandi gedung E11 lantai 1. Nantinya rancangan alat akan menyesuaikan ukuran ruangan kamar mandi dengan panjang 2 meter, lebar 2 meter dan tinggi 2,5 meter.

b. Perancangan Catu Daya (Power Supply)

Rangkaian ini berguna sebagai catu daya untuk rangkaian arduino, relay, sensor dan lampu. Rangkaian catu daya memberikan sumber tegangan untuk mengaktifkan seluruh rangkaian. Tegangan yang dibutuhkan Arduino uno Antara 5-13 V. Idealnya berada ditegangan 9V. Sumber rangkaian catu daya adalah tegangan AC 220 V

(30)

17

.

Gambar 3.6 catu daya 9 Volt

c. Perancangan Sensor Gerak

Sensor gerak PIR digunakan sebagai sensor yang langsung mengantarkan data yang akan diolah oleh Arduino. Sensor ini memiliki akurasi 100% dalam menerima pancaran sinar inframerah yang dihasilkan oleh manusia. Sensor PIR memiliki 3 pinout, masing-masing adalah VCC, Vout dan GND. Sensor ini memerlukan tegangan masuk sebesar 5V.

d. Perancangan Relay Modul

Relay akan bekerja setelah data yang diterima Arduino di proses dan dikirim ke relay. Relay berfungsi sebagai pengatur tombol on/off secara otomatis setelah mendapatkan perintah dari Arduino. Tegangan yang dibutuhkan relay adalah 6 V. Relay modul ditunjukkan pada gambar 3.6.

(31)

Gambar 3.7 Relay Modul

e. Perancangan Rangkaian Elektronik Lampu Otomatis dengan Sensor Gerak Skema rangkaian elektronik lampu otomatis dengan sensor gerak merupakan gambar dari keseluruhan komponen elektronika serta penempatan komponen yang akan dimasukkan ke pin Arduino. Dalam pembuatan software untuk membantu menggunakan aplikasi arduino, eagle, proteus, dll.

f. Perancangan Program

Dalam penelitian ini menggunakan Arduino uno sebagai software perancangan programnya. Perancangan program menggabungkan sensor gerak PIR, relay dan lampu.

3.3.4. Validasi desain

Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai rancangan produk lebih efektif digunakan, dalam hal ini adalah lampu otomatis hemat energi. Validasi desain dapat dilakukan dengan cara memberikan angket kepada pengguna untuk menilai desain atau tampilan produk yang akan dirancang. Tahap

(32)

19

ini digunakan untuk memperoleh informasi mengenai kekurangan desain yang dibuat.

3.3.5. Ravisi Desain

Dari tahap sebelumnya akan diperoleh informasi mengenai kelemahan dari desain yang dirancang. Kelemahan tersebut selanjutnya akan dicoba diperbaiki dengan cara memperbaiki desain.

3.3.6. Uji Coba Produk/Alat

Ujicoba alat digunakan untuk mengetahui apakah alat sudah sesuai dengan apa yang sudah direncanakan. Pengujian ini dilakukan setelah pembuatan alat sudah selesai. Pengujian ini dilakukan guna mengetahui hasil kerja alat serta menganalisis kesalahan yang terjadi. Dalam pengujian ini akan mengambil data dari komponen-komponen yang digunakan.

a. Uji Kerja Catu Daya (Power Supply)

Dalam uji coba ini akan melukan 5 kali percobaan dengan cara mengukur tegangan yang dihasilkan oleh catu daya. Hasil tegangan asli akan dibandingkan dengan tegangan yang diinginkan. Rencana pengukuran tegangan catu daya pada tabel 3.1

Percobaan Tegangan yang Diharapkan Tegangan Terukur

1 9 V

2 9 V

3 9 V

(33)

5 9 V

6 9 V

Rata-rata 9 V

Tabel 3.1 rencana pengukukuran tegangan catu daya b. Uji Kerja Relay

Dalam uji coba kerja relay bertujuan untuk mengetahui apakah relay bekerja dengan baik. Tombol dapat berganti ke tombol on atau off secara otomatis dan memproses data yang diterima dari arduino dengan baik. Rencana pengukuran uji kerja relay pada tabel 3.2

Percobaan Input Hasil

1 1 2 0 3 1 4 0 5 1 6 0 7 1 8 0

Tabel 3.2 Rencana Pengukuran Kerja Relay c. Uji Kerja Sensor

Dalam uji kerja sensor PIR bertujuan untuk mengetahui apakah sensor PIR bekerja dengan baik. Supaya dapat diketahui berapa jarak efektif dan tingkat akurasi sensor dalam menangkap sinar inframerah yang dihasilkan tubuh manusia.

Percobaan Panjang (meter) Terdeteksi

1 5,5

(34)

21 3 4,5 4 4 5 3 6 2 7 1

Tabel 3.3 Rencana Uji Kerja Sensor (Jarak)

Percobaan Sesi Terdeteksi

1 Orang pertama

2 Orang Kedua

3 Orang Ketiga

4 Orang Keempat

5 Orang Kelima

Tabel 3.4 Rencana Uji Kerja Sensor (Akurasi)

3.3.7. Uji Coba Pemakaian

Setelah dilakukan uji coba alat selanjutnya adalah melakukan uji coba pemakaian. Dalam uji coba ini tenaga ahli/pakar di dunia instansi yang akan menguji kelayakan dari alat yang dibuat. Pengujian ini menggunakan cara wawancara langsung dan angket yang membahas terkait kerja alat dan kelayakannya.

(35)

3.3.8. Revisi Produk

Dalam tahap ujicoba produk dan ujicoba kelayakan akan didapatkan kekurangan dari alat. Dari kekurangan yang diketahui dapat dilakukan revisi produk guna mendapatkan produk yang lebih sempurna.

3.3.9. Produksi Masal

Setelah produk/alat ini telah diujicoba dan dinyatakan efektif maka dapat dilakukan produksi masal. Namun dalam penelitian ini tidak dilakukan produksi masal, penelitian ini dianggap selesai ketika alat dapat bekerja sesuai rencana dan layak digunakan.

3.4. Parameter Penelitian 3.4.1. Lampu Hemat Energi

Lampu hemat energi merupakan gagasan yang sangat tepat. Banyak tempat yang menggunakan lampu untuk menerangi malam yang gelap sehingga dibutuhkan energi listrik yang cukup banyak untuk menyalakannya. Untuk itu lampu hemat energi merupakan parameter yang diamati dan dianalisis dalam penelitian ini.

3.4.2. Energi Listrik

Energi listrik merupakan kebutuhan yang sangat dibutuhkan manusia. Banyak peralatan elektronik yang membutuhkan energi listrik. Energi listrik

(36)

23

didapatkan dari pembangkit energi listrik. Oleh karena itu energi listrik merupakan parameter yang perlu diamati penggunaannya dalam penelitian ini.

3.4.3. Gerak

Gerak merupakan sebuah aktifitas yang dilakukan setiap manusia. Disaat tubuh manusia bergerak, disaat itu juga tubuh manusia mengeluarkan inframerah yang tidak dapat dilihat oleh mata. Karena itu gerak merupakan salah satu parameter yang harus diamati dan dianalisis dalam penelitian ini.

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data dapat digunakan berbagai teknik pengumpulan data atau pengukuran yang disesuaikan dengan karakteristik data yang akan dikumpulkan dan responden penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik wawancara (interview) dan teknik angket (kuesioner).

3.5.1. Teknik Wawancara (Interview)

Teknik wawancara merupakan teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti dan apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit (Sugiyono, 2014:137). Wawancara dilakukan bersamaan dengan observasi dan uji kelayakan oleh pakar instansi

(37)

terkait. Selama kegiatan observasi, wawancara dilakukan kepada pakar mengenai kinerja alat pada instansi terkait.

3.5.2. Teknik Angket (Kuesioner)

Tenik angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2014:142). Melalui teknik pengumpulan data ini diharapkan data mengenai waktu yang dibutuhkan saat lampu menyala dapat terkumpul. Teknik ini dipilih guna mendapatkan kesesuaian dan kelayakan alat. Mengumpulkan data mengenai waktu lampu menyala dikarenakan tidak dapat melakukan penelitian secara langsung. Hal ini disebabkan mahasiswa diliburkan dari awal semester karena pandemi COVID-19 yang sedang melanda Indonesia.

3.6. Teknik Analisis Data

Peneilitian ini bertujuan untuk menguji kinerja lampu otomatis dengan sensor gerak. Setelah pengujian dilakukan, tahap selanjutnya yaitu menganalisis data yang didapat. Perhitungan analisis ini ada pada perbandingan kesalahan data dengan data yang sebenarnya.

Berdasarkan hasil dari pengumpulan data tersebut selanjutnya adalah proses analisis menggunakan analisis statistic deskriptif. Statistik deskriptif adalah statistic yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa

(38)

25

bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi (Sugiyono, 2014:147).

Selanjutnya untuk menganalisi angket yang didapat menggunakan skala likert. Dalam penelitian ini skala likert digunakan untuk mengukur sikap dan persepsi para pengguna yang menggunakan lampu otomatis.

Tabel 3.5 Skala Likert

No Simbol Keterangan Skor

1 SS Sangat Setuju 4

2 S Setuju 3

3 TS Tidak Setuju 2

4 STS Sangat TIdak Setuju 1

Sumber: Riduwan, 2008

Dari jawaban responden selanjutnya akan diperoleh kecenderunganm atas jawaban responden tersebut. Perhutungan indeks responden dilakukan dengan rumus :

(( ) ( ) ( ) ( )) Keterangan:

F1 adalah frekuensi jawaban responden yang menjawab 1 (Sangat Tidak Setuju) F2 adalah frekuensi jawaban responden yang menjawab 2 (Tidak Setuju)

F3 adalah frekuensi jawaban responden yang menjawab 3 (Setuju)

F4 adalah frekuensi jawaban responden yang menjawab 4 (Sangat Setuju)

Sikap dan persepsi pengguana dinyatakan dalam bentuk tinjauan kontinu untuk mengetahui seberapa besar sikap pengguna terhadap lampu otomatis terletak pada kategori sangat baik, baik, cukup, tidak baik atau sangat tidak baik.

(39)

Berikut adalah urutan proses pencarian skor ideal tertinggi, skor ideal terendah, panjang interval kelas dan tinjauan kontinu berdasarkan rumus sebagai berikut :

Nilai Indeks Maksimal = Skor Tertinggi x Jumlah Soal x Jumlah Sampel Nilai Indeks Minimum = Skor terendah x Jumlah Soal x Jumlah Sampel Jarak Interval = (Nilai Maksimal – Nilai Minimum) / 5

Persentase Skor = (Total Skor / Nilai Maksimal) x 100 Kriteria Interpretasi Skor:

Angka 25% - 40% = Sangat Tidak Baik Angka 41% - 55% = Tidak Baik

Angka 56% - 70% = Cukup Angka 71% - 85% = Baik

(40)

27 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan sebuah lampu yang dapat menyala secara otomatis sehimgga dapat menghemat energi listrik. Diharapkan dengan adanya alat ini dapat mengurangi penyalaan lampu dalam kurun waktu yang lama dan dapat menghemat energi listrik.

Lampu hemat energi yang telah dihasilkan berguna untuk menghemat energi listri. Penghematan tersebut menggunakan sensor gerak PIR HC-SR501 yang dikalibrasikan dengan Arduino uno dan relay module. Dalam penelitian ini ada satu aspek yang di uji dan kelayakan pemakaian alat yang diteliti melalui uji pengguna.

4.1.1 Hasil Penelitian

Penelitian uji alat bertujuan untuk menguji kinerja lampu otomatis. Pengujian ini terbagi dalam beberapa tahap.

a. Pengujian Catu Daya

Dalam pengujian ini memiliki tujuan untuk mengetahui keluaran tergangan yang dihasilkan oleh catu daya yang digunakan sebagai input mikrokontroler Arduino. Untuk mengukur keluaran tegangan catu daya dapat menggunakan Voltmeter.

Tegangan kerja pada lampu otomatis menggunakan sumber DC 9 Volt. Pada pengujian catu daya ini melakukan enam kali uji untuk kerja catu daya

(41)

dengan cara mengukur tegangan keluar yang dihasilkan oleh sumber tegangan yang dikeluarkan ke mikrokontroler Arduino. Tabel 4.1 merupakan hasil pengukuran tegangan keluaran catu daya.

Tabel 4.1 Hasil Pengukuiran Tegangan Catu Daya

Percobaan Tegangan yang Diharapkan Tegangan Terukur

1 9 Volt 9,1 Volt 2 9 Volt 9,1 Volt 3 9 Volt 9,1 Volt 4 9 Volt 9,1 Volt 5 9 Volt 9,1 Volt 6 9 Volt 9,1 Volt

Rata-rata 9 Volt 9,1 Volt

Perhitungan kesalahan :

Rata-rata kesalahan DC 9V = 9,1 – 9,0 = +0,1 V

b. Pengujian Sensor PIR

Pengujian sensor PIR dilakukan untuk mengetahui tingkat akurasi pembacaan sensor serta kesalahan pembacaan sensor. Pengujian ini dilakukan dengan cara melakukan gerakan didepan jangkauan pancaran sensor. Akurasi pembacaan sensor berada dalam jarak 0,1 meter sampai 4 meter. Pengujian yang dilakukan tercatat dalam tabel.

(42)

29

Tabel 4.2 Hasil Pengujian Sensor Pir (Jarak)

Percobaan Panjang (meter) Terdeteksi

1 5,5 0 2 5 0 3 4,5 0 4 4 1 5 3 1 6 2 1 7 1 1

Angka 0 menandakan bahwa dalam jarak tersebut sensor tidak dapat mendeteksi sinar inframerah. Angka 1 menandakan bahwa dalam jarak tersebut dapat mendeteksi sinar inframerah yang dihasilkan manusia. Jadi dalam pengujian ini jarak sensor dalam mendeteksi maksimal adalah 4 meter.

Tabel 4.3 Hasil Pengujian Sensor Pir (Akurasi)

Percobaan Sesi Terdeteksi

1 Orang pertama 1

2 Orang Kedua 1

3 Orang Ketiga 1

4 Orang Keempat 1

5 Orang Kelima 1

Dalam lima kali percobaan yang dilakukan untuk menguji tingkat akurasi sensor PIR, diketahui bahwa sensor PIR dapat mendeteksi secara akurat. Deteksi sensor ini adalah 100%.

(43)

c. Pengujian Relay

Pengujian relay dilakukan untuk mengetahui apakah relay dapat bekerja dengan baik. Dalam pengujian ini setiap sensor membaca ada gerakan, sinyal tersebut dikirimkan kedalam Arduino. Setelah diproses di arduino sinyal dikirimkan ke relay untuk menyalakan lampu. Setiap kali sensor mendapatkan sinyal, relay selalu bekerja dengan baik.

Tabel 4.4 Hasil pengujian Relay

Percobaan Input Hasil

1 1 1 2 0 0 3 1 1 4 0 0 5 1 1 6 0 0 7 1 1 8 0 0

Saat sensor mendetreksi inframerah yang dihasilkan manusia, sensor mengirim sinyal yang diolah oleh arduino. Saat arduino mengolah data dan mengirimkan data pada relay, relay bekerja dengan baik. Saat sensor tidak mendeteksi, maka tidak ada input data yang dikirim ke relay dan relay tidak bekerja. Angka 1 adalah saat dimana relay menerima sinyal dan bekerja. Angka 0 merupakan saat dimana relay tidak menerima sinyal dan tidak bekerja.

(44)

31

4.1.2 Hasil Penelitian Uji Kelayakan

Penelitian uji kelayakan ditentukan oleh pengguna lampu otomatis yang telah mencobanya. Teknik ini dilakukan dengan cara pemberian angket uji kelayakan alat. Kelayakan dinilai berdasarkan hasil pengisian masing-masing aspek yang ada diangket. Aspek tersebut terdiuri dari desain alat, kinerja alat, kemudahan pengoperasian alat dan manfaat alat.

Penelitian uji kelayakan alat dilakukan pada tanggal 22 juli 2020. Penilaian dilakukan oleh 5 orang pengguna yang sudah menggunakan lampu otomatis. Angkert uji kelayakan ini diisi oleh pakar dan dapat dilihat pada lampiran. Hasil angket uji kelayakan alat dapat dilihat pada tabel 4.4

Tabel 4.5 Hasil Angket Uji Pengguna

No. Aspek Penilaian Responden Skor

I II III IV V 1 Desain Alat 3 3 3 3 4 16 2 3 3 4 4 4 18 3 Kinerja Alat 3 4 3 3 4 17 4 3 3 3 3 4 16 5

Kemudahan Pengoperasian Alat 3 4 4 3 3 17

6 3 4 4 4 4 19

7

Manfaat Alat 3 4 3 4 4 18

8 3 3 4 3 4 17

Berdasarkan tabel 4.4 terdapat empat aspek data angket yang diajukan kepada pengguna. Aspek tersebut yang digunakan untuk menilai kelayakan lampu otomatis. Selain menggunakan data angket pada uji kelayakan dari lampu

(45)

otomatis, dilengkapi juga dengan tiga pernyataan pendukung yang berisi tentang pendapat para pengguna tentang lampu otomatis yang telah dibuat.

Hasil pendapat dan masukan dari para pengguna menyatakan bahwa alat yang dibuat sudah bagus, namun memiliki sedikit kekurangan seperti (1) harag alat masih terlalu mahal, (2) sensor kurang cepat mendeteksi obyek, (3) desain alat tampak besar dan kurang menarik. Dari uji kelayakan oleh para pengguna menyatakan bahwa lampu otomatis layak digunakan dalam kehidupan sehari-hari karena cukup menghemat biaya dan energi listrik.

4.1.3 Hasil Penelitian Efisiensi Waktu Penghematan Daya

Setelah melakukan survei terhadap mahasiswa yang datang ke kampus setiap harinya. Ada beberapa mahasiswa yang menggunakan kamar mandi kampus untuk melakukan berbagai aktifitas seperti, buang air kecil (BAK), buang air besar (BAB), cuci tangan dan beberapa aktifitas lainnya. Dari hasil penelitian melalui survei menggunakan angket, maka penulis mengelompokkan mahasiswa dari seberapa sering mahasiswa menggunakan kamar mandi. Pertama, mahasiswa menggunakan kamar mandi kampus dalam kurun waktu satu hari satu kali. Kedua, mahasiswa menggunakan kamar mandi dalam kurun waktu dua kali satu hari. Ketiga, mahasiswa menggunakan kamar mandi dalam kurun waktu tiga kali sehari. Keempat, mahasiswa menggunakan kamar mandi dalam kurun waktu empat kali sehari. Kelima, mahasiswa menggunakan kamar mandi dalam kurun waktu lima kali sehari.

Kemudian ada beberapa pengelompokan mahasiswa yang menggunakan kamar mandi dalam kurun waktu tertentu (menit). Pertama, mahasiswa

(46)

33

menggunakan kamar mandi dalam kurun waktu satu menit. Kedua, mahasiswa menggunakan kamar mandi dalam kurun waktu dua menit. Ketiga, mahasiswa menggunakan kamar mandi dalam kurun waktu tiga menit. Keempat, mahasiswa menggunakan kamar mandi dalam kurun waktu empat menit. Kelima, mahasiswa menggunakan kamar mandi dalam kurun waktu lima menit. Keenam, mahasiwa menggunakan kamar mandi dalam kurun waktu sepuluh menit. Ketujuh, mahasiswa menggunakan kamar mandi dalam kurun waktu lima belas menit.

Jumlah responden yang menjawab pertanyaan tersebut berjumlah 80 orang mahasiswa. Dengan berbagai macam kegiatan yang dilakukan oleh responden didalam kamar mandi dengan waktu yang berbeda, maka waktu total yang digunakan oleh 80 mahasiswa tersebut merupakan contoh salah satu hari dimana kamar mandi sering digunakan dalam kesehariannya.

Penggunaan kamar mandi dalam kurun waktu satu hari penulis akan tulis sebagai “Kategori I” dan penggunaan kamar mandi dalam kurun waktu tertentu (menit) penluis akan tulis sebagai “Kategori II”. Dalam kategori I terbagi menjadi beberapa bagian yaitu “1” satu kali dalam satu hari, “2” dua kali dalam satu hari, “3” dalam kurun waktu tiga kali dalam satu hari, “4” dalam kurun waktu empat kali dalam satu hari, dan “5” dalam kurun waktu lima kali satu hari. Dalam kategori II terbagi menjadi beberapa bagian yaitu “A” dalam kurun waktu satu menit, “B” dalam kurun waktu dua menit, “C” dalam kurun waktu tiga menit, “D” dalam kurun waktu empat menit, “E” dalam kurun waktu lima menit, “F” dalam kurun waktu 10 menit, “G” dalam kurun waktu 15 menit. Dari apa yang telah tertulis diatas dapat diambil kesimpulan perhitungan bahwa kategori I dapat

(47)

dikalikan dengan kategori II, sehingga akan menghasilkan waktu tertentu. Waktu yang digunakan masing-masing individu dapat dijumlahkan sehingga dapat diketahui jumlah penggunaan waktu dalam kurun satu hari.

Gambar 4.1 Grafik Penggunaan Kamar Mandi Dalam Kurun Waktu Satu Hari (Kategori I)

Dari data yang ada pada gambar diatas menunjukkan penggunaan kamar mandi dalam kategori I. Pengguna yang menuliskan tidak pasti, jarang ke kamar mandi, tidak sering, kadang-kadang, tergantung situasi dan kondisi, tidak mesti, jarang, satu kali seminggu, tidak tentu, dan seminggu sekali akan di masukkan dalam kategori I “1”. Pengguna yang menuliskan berkali-kali mungkin dan lebih

(48)

35

dari 3 kali akan dimasukkan dalam kategori I “4”. Hasil dari pengelompokkan tersebut dapat dimasukkan dalam kategori sebagai berikut “1” pengguna sebanyak 40% dari 80 responden sejumlah 32 orang ditambah dengan penulisan yang masuk kategori “1” 10x1,25% = 12,5% sejumlah 10 orang, pengguna dalam kurun waktu satu kali satu hari adalah 42 orang. “2” pengguna sebanyak 33,75% dari 80 responden sejumlah 27 orang. “3” pengguna sebanyak 10% dari 80 responden sejumlah 8 orang. “4” pengguna sebanyak 2x1,25% = 2,5% dari 80 responden berjumlah 2 orang. “5” pengguna sebanyak 1,25% dari 80 responden sejumlah 1 orang.

Gambar 4.2 Grafik Penggunaan Kamar Mandi Dalam Kurun Waktu Tertentu (Kategori II)

Data diatas menunjukkan penggunaan kamar mandi dalam kategori II. Hasil pengelompokkan tersebut dapat dimasukkan dalam kategori sebagai berikut “A” pengguna sebanyak 10% dari 80 responden sejumlah 8 orang. “B” pengguna

(49)

sebanyak 15% dari 80 responden sejumlah 12 orang. “C” pengguna sebanyak 28,75% dari 80 responden sejumlah 23 orang. “D” pengguna sebanyak 7,5% dari 80 responden sejumlah 6 orang. “E” pengguna sebanyak 35% dari 80 responden sejumlah 28 orang. “F” pengguna sebanyak 2x1,25% = 2,5% dari 80 responden sejumlah 2 orang. “G” pengguna sebanyak 1,25% dari 80 responden sejumlah 1 orang.

4.2 Analisis Data 4.2.1 Analisis Penelitian

Setelah dilakukan uji coba terhadap kinerja dari lampu otomatis akan didapat persentase kesalahan yang dapat dianalisis. Berikut ini merupakan analisis data terhadap lampu otomatis.

a. Catu Daya

Analisis hasil pengukuran tegangan output catu daya berdasar pada kesesuaian hasil data pengukuran dengan nilai yang tercantum dalam datasheet IC regulator 7809. Dalam datasheet IC regulator memiliki tegangan output berkisar Antara 8,65 – 9.35 volt. Sedangkan dalam uji coba catu daya yang sudah dilakukan sebanyak 5 percobaan, catu daya memiliki kesalahan +0,1 Volt dari data yang telah ditetapkan. Selisih tersebut berasal dari nilai toleransi yang dimiliki oleh IC regulator 7809.

b. Sensor

Analisis penelitian yang pernah dilakukan sensor dapat mendeteksi pancaran sinar inframerah yang dihasilkan oleh manusia dalam jarak antara 0,1 –

(50)

37

5 meter dengan sudut melebar seperti prisma dan sensor sebagai ujung atas dari prisma tersebut. Sedangkan dalam hasil uji coba yang sudah dilakukan sebanyak 7 kali percobaan, sensor memiliki jarak antara 0,1 – 4,0 meter. Hal ini disebabkan karena kemampuan sensor yang berbeda dan toleransi yang dimiliki sensor tersebut.

c. Uji Coba Lampu Otomatis

Berdasarkan hasil uji unjuk kerja pada lampu otomatis dapat diketahui bahwa setiap kali lampu menyala memerlukan jeda waktu untuk menyala. Disaat sensoe sudah mendeteksi maka lampu akan menyala dan selalu melakukan pengulangan yang sama sehingga lampu akan terus menyala saat sensor menangkap pancaran sinar inframerah. Saat lampu sudah mati (sensor tidak mendeteksi inframerah), kemudian ada pancaran sinar inframerah yang diterima. Sesnsor membutuhkan jeda waktu 1 detik untuk menyalakan lampu. Hal ini terjadi karena adanya proses data yang dilakukan oleh arduino.

Dari hasil pengujian diketahui bahwa lampu otomatis bekerja dengan baik sesuai yang direncanakan. Dengan memberi tegangan input sebesar 9 volt DC, komponen-komponen seperti sensor, arduino UNO dan relay modul dapat bekerja sesuai dengan yang direncanakan.

4.2.2 Analisis Angket Uji Kelayakan Oleh Pengguna

Data yang diambil dari angket uji kelayakan alat kepada para pengguna digunakan untuk mengetahui tingkat kelayakan dari lampu otomatis. Dari hasil data yang sudah diperoleh, selanjutnya menggunakan teknik analisis persentase. Hasil persentase yang telah didapat digunakan untuk menetukan nilai dari lampu

(51)

otomatis yang telah dibuat. Sistem penilaian dibagi menjadi lima aspek yaitu sangat baik, baik, cukup, kurang baik, tidak baik. Hasil uji kelayakan lampu otomatis dapat dilihat dalam tabel 4.5

Tabel 4.6 Analisis Data Kelayakan Lampu Otomatis

No. Aspek Penilaian Skor Skor Maksimum Persentase (%) Kriteria Per Indikator Rata-rata (%) 1

Desain Alat 16 20 80 85 Baik

2 18 20 90

3

Kinerja Alat 17 20 85 82,5 Baik

4 16 20 80 5 Kemudahan Penggunaan Alat 17 20 85 90 Sangat Baik 6 19 20 95 7

Manfaat Alat 18 20 80 82,5 Baik

8 17 20 85 Skor 138 Rata-rata Persentase 86,25 86,25 Sangat Baik Skor Maksi mum 160 Persen tase 86,25

Berdasarkan tabel data analisis data uji kelayakan alat dapat diketahui nilai indikator berada diatas batas minimum kategori baik (71% - 85%) dan kategori sangat baik (85% - 100%). Selain data uji kelayakan alat, responden pengguna

(52)

39

juga memberikan masukan dan pendapat terhadap lampu otomatis mengenai biaya pembuatan yang terbilang masih mahal.

Nilai persentase rata-rata dari tiap aspek berada diatas batas minimal kategori sangat baik (>85%), sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa desain alat, kinerja alat, kemudahan pengoperasian alat, dan manfaat alat sudah layak digunakan. Antar kategori desain alat, kinerja alat, kemudahan penggunaan alat, dan manfaat alat memiliki persentase yaitu 85%, 82,5%, 90%, dan 82,5%. Nilai rata-rata keempat kategori tersebut adalah 86,25%. Nilai tersebut masuk dalam ke dalam kategori sangat baik.

4.2.3 Analisis Angket Efesiensi Waktu Penghematan Daya

Data yang didapat dari angket yang digunakan untuk mengetahui berapa lama penggunaan kamar mandi yang dilakukan oleh mahasiswa. Dari hasil data yang diperoleh, akan diketahui waktu penggunaan dalam satu harinya. Sesuai dengan pengelompokan yang sudah tertulis diatas, seberapa sering mahasiswa menggunakan kamar mandi dibagi dalam lima kategori penggunaan dalam kurun waktu satu hari dan penggunaan kamar mandi dalam kurun waktu tertentu (menit) dibagi menjadi tujuh kategori. Hal ini dilakukan untuk mempermudah penulis dalam menghitung waktu yang digunakan mahasiswa dalam kurun waktu satu hari.

Waktu total yang akan dicapai berdasar pada jumlah total waktu dari seluruh responden. Waktu yang digunakan responden dalam sehari di kamar mandi adalah kategori I x kategori 2. Hasil dari perkalian waktu tersebut

(53)

merupakan waktu total yang digunakan satu responden dalam sehari. Dari data yang sudah terkumpul (lampiran), diperoleh data dalam tabel 4.6 sebagai berikut :

Tabel 4.7 Tabel Analisis Data Responden

Kategori I Kategori II Responden Waktu yang tercatat

1 A 7 7 menit 1 B 7 14 menit 1 C 15 45 menit 1 D 2 8 menit 1 E 10 50 menit 1 F 1 10 menit 2 A 1 2 menit 2 B 5 20 menit 2 C 7 42 menit 2 D 3 24 menit 2 E 10 100 menit 2 G 1 30 menit 3 C 1 9 menit 3 D 1 12 menit 3 E 6 90 menit 4 E 1 20 menit 4 F 1 40 menit 5 E 1 25 menit Jumlah 80 548 menit

Penghitungan diatas merupakan hasil dari perkalian antara kategori I, kategori II dan Responden. Dari data diatas telah didapatkan waktu yang tercatat

(54)

41

sebagai waktu pembanding antara lampu yang masih manual (saklar) dengan lampu otomatis. 548 menit itu sama dengan 9 jam 8 menit.

4.3 Pembahasan

4.3.1 Pembahasan Uji Kelayakan Lampu Otomatis

Mengacu pada tujuan penelitian maka dapat disimpulkan bahwa penelitian yang dilakukan dapat menghsilkan sebuah lampu otomatis menggunakan sensor gerak PIR. Dengan adanya lampu otomatis ini telah menyelesaikan permasalahan hemat daya yang ada di kamar mandi dengan mengganti saklar manual menjadi saklar otomatis. Hasil uji penelitian menunjukkan bahwa lampu otomatis dapat menghemat waktu nyala lampu.

Hasil penelitian menyatakan bahwa lampu otomatis dapat menghemat wakktu dalam beberapa jam dari yang seharusnya lampu menyala dalam kurun waktu dua belas jam. Selain itu tidak perlu selalu menekan tombol saklar, jadi tidak lupa (Human Error). Mahasiswa dalam menggunakan akan lebih efisien dalam belajar karena tidak harus mencari tombol untuk menyalakan dan mematikan lampu.

4.3.2 Pembahasan Uji Kelayakan Lampu Otomatis Oleh Pengguna

Tujuan dari angket uji kelayakan oleh pengguna ini adalah untuk mengetahui tingkat kelayakan dari masing-masing aspek pada lampu otomatis. Penilaian tingkat kelayakan alat dibagi menjadi beberapa aspek yang kemudian

(55)

dianalisis. Hasil dari uji kelayakan alat oleh pengguna dapat dilihat dari diagram dalam gambar 4.3

Gambar 4.3 Diagram Hasil Uji Kelayakan Oleh Pengguna

Berdasarkan hasil penilaian kelayakan lampu otomatis, penilaian pengguna terhadap empat aspek tersebut bervariasi. Untuk desain alat memiliki persentase sebesar 85%, aspek kinerja alat memiliki persentase sebesar 82,5%, aspek kemudahan pengoperasian memiliki persentas sebesar 90%, dan untuk aspek manfaat memiliki persentase 82,5%. Dari keempat persentas tersebut dapat disimpulkan bahwa lampu otomatis memasuki kategori baik dan sangat baik berdasarkan penilaian pengguna.

4.3.3 Pembahasan Efisiensi Waktu Pengehmatan Daya

Tujuan dari angket analisis waktu ini adalah untuk mengetahui tingkat efisiensi penggunaan energi listrik. Dalam kurun waktu satu hari lampu pada kamar mandi gedung E11 lantai 1 menyala dalam kurun waktu 12 jam. Mulai dari

85 82.5 90 82.5 78 80 82 84 86 88 90 92

Desain Alat Kinerja Alat Kemudahan

Penggunaan Alat

Manfaat Alat

Hasil Uji Kelayakan Pengguna

(56)

43

pukul 06.00 – 18.00. Dalam penelitian ini didapatkan waktu yang lebih singkat dan lebih efisien yaitu dengan waktu 9 jam 8 menit. Jika menggunakan 1 lampu dengan daya 20 watt, maka dalam kurun waktu 12 jam, maka akan diapat penggunaan daya dalam 1 hari mencapai 240 watt. Jika menggunakan 1 lampu otomatis dengan daya yang sama yaitu 20 watt dan lampu hanya menyala 9 jam, maka hanya akan menggunakan daya 180 watt. Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah penggunaan daya listrik yang cukup efisien dan menghemat energi listrik.

4.3.4 Pembahasan Hasil Alat Dengan Penelitian Sebelumnya

Setelah di bab II sudah melakukan kajian terhadap penelitian-penelitian sebelumnya dengan rancang alat yang akan dibuat, maka ban IV akan membahas dan membadingkan hasil alat dengan penelitian sebelumnya.

Pada tahun 2018 Musrifah, Junaedy, Yosua melakukan penelitian tentang lampu otomatis. Dalam penelitian ini lampu otomatis dibuat dengan menggunakan sensor PIR untuk mendeteksi gerakan, sensor MLX90614 untuk mendeteksi suhu dan sensor KY – 038 untuk mendeteksi suara. Dalam penelitian yang dilakukan memperoleh hasil bahwa pengujian sensor gerak menunjukkan bahwa sensor gerak memiliki tingkat keberhasilan deteksi yang tinggi dibanding dengan sensor suhu dan sensor suara. Tingkat deteksi yang ditunjukkan oleh sensor gerak adalah 100%. Penelitian ini merupakan sebuah penelitian yang baik karena dengan penelitian ini kita dapat mengetahui sensor yang dapat bekerja secara efektif dan kurang efektif. Penggunaan sensor suara dan sensor suhu kurang tepat.

(57)

Pada tahun 2015 Nunu Nugraha, Sugeng Supriyadi, Komar membuiat aplikasi pengontrolan lampu menggunakan arduino uno denagn algoritma fuzzy logic berbasis android. Alat ini merupakan sebuah system pengendali jarak jauh (remote) perangkat. Alat ini digunakan untuk mengendalikan nyala lampu dari jarak jauh menggunakan smartphone android. Sistem dibangun memanfaatkan

bluetooth pada smratphone android yang dihubungkan dengan modul bluetooth

HC-06 pada arduino sebagai pengontrolan. Kelemahan system ini adalah pengguna harus menyalakan dan mematikan lampu menggunakan smarthphone.

Pada tahun 2016 W. S. Mada Sanjaya membuat perancangan sistem otomatis lampu menggunakan metode pengenalan suara berbasis arduino. Dimana sistem ini dibuat dengan menggunakan komputer/laptop sebagai penerima sinyal dengan logika fuzzy. Mikrokontroler sebagai pemngolah programnya dan saklar elektrik sebagai pemisah arus DC dan AC. Lampu dapat dinyalakan dengan menguvapkan kata “hidup” dan dapat dimatikan dengan kata “mati”. Perangkat ini diuji sebanyak 20 kali dan mempunyai akurasi 60% pada kata “hidup” dan 80% pada kata “mati. Kelemahan sensor ini memiliki akurasi rata-rata 70%.

Dari pembahasan penelitian sebelumnya yang sudah berhasil dilakukan dapat disimpulkan bahwa peneliti-peneliti tersebut telah berhasil membuat lampu otomatis. Para peneliti menggunakan berbagai metode dan alat yang digunakan, namun dari sekian banyak alat yang digunakan terlampau mahal. Sehingga para pengguna yang ingin menerapkan sistem lampu otomatis akan berfikir dua kali untuk menggunakannya dirumah.

(58)

45

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat dilakukan perbandingan dengan hasil pembuatan sistem lampu otomatis yang telah dibuat di penelitian ini. Lampu otomatis ini menggunakan sensor PIR yang benar-benar akurat membaca pancaran sinar inframerah yang dihasilakn oleh tubuh manusia. Harga untuk membeli peralatan pun terbilang masih bisa dijangkau oleh masyarakat umum. Sehingga masyarakat dapat menggunakan lampu otomatis ini untuk digunakan dirumah masing-masing untuk lebih menghemat energi listrik. Semua bagian pada alat ini yang sudah dirangkai menjadi sebuah system yang di uji oleh para pengguna. Selain uji coba oleh pengguna alat ini sudah di uji coba kelayakannya.

(59)

46 BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Perancangan lampu otomatis menggunakan sensor PIR HR-SC501, Arduino uno dan relay. Alat menggunakan catu daya DC 9 Volt sebagai tegangan masuk untuk menyalakan Arduino uno. Kerja lampu otomatis berawal dari sensor yang mendeteksi sinyal inframerah yang dihasilkan oleh manusia kemudia dari sinyal tersebut diteruskan menuju arduino uno. Setelah arduino menangkap sinyal dari sensor maka sinyal tersebut di proses menjadi keluaran yang ditujukan ke relay. Setelah relay menerima keluaran dari arduino, relay bekerja dengan menyalakan lampu yang dialiri arus 220V.

Berdasarkan hasil kerja terhadap lampu otomatis ini memiliki tingkat akurasi pembacaan sebesar 100% dengan jarak efektif Antara 0.1 meter – 4 meter. Waktu delay (nyala atau mati lampu) hanya dapat diatur di sensor, tidak dapat diatur dalam program.

Dari penelitian ini juga dapat disimpulkan bahwa lampu otomatis dapat menghemat biaya yang dikeluarkan untuk membayar listrik dan tentunya menghemat energi listrik. Menghemat energi listrik tentunya termasuk dalam nilai konservasi, yaitu dengan mengurangi emisi yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik tenaga batubara. Asap yang ditimbulkan dari pembakaran batu bara dapat merusak lapisan ozon, udara, lingkungan, serta menyebabkan pemanasan global.

(60)

47

5.2 Saran

Pada penelitian selanjutnya tentang lampu otomatis disarankan menggunakan arduino nano. Karena dalam penelitian ini hanya menggunakan satu sensor dan satu relay modul yang tegangannya relatif kecil. Jika menggunakan arduino nano yang membutuhkan tegangan lebih kecil, maka akan lebih efektif dalam penggunaannya.

Penelitian ini akan lebih baik jika diterapkan bukan hanya di gedung E11 lantai 1 saja. Akan tetapi dapat diterapkan di lantai 2 dan lantai 3. Bahkan dapat lebih baik lagi jika diterapkan didalam gedung yang dimiliki jurusan Teknik Elektro (gedung E6 dan E8). Karena hal ini akan selaras dengan salah satu misi yang ingin diterapkan Universitas Negeri Semarang yaitu konservasi dalam bentuk penghematan energi.

(61)

48

DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Lukman, Musrifah Putri, dkk. 2018. Sistem Lampu Otomatis dengan Sensor Gerak, Sensor Suhu dan Sensor Suara Berbasis Mikrokontroller. Http://jurnal.stiki-indonesia.ac.id/index.php/jurnalresistor 31 Januari (02:54).

Nugraha, Nunu, dkk. 2015. Aplikasi Pengontrolan Lampu Menggunakan Arduino Uno Dengan Algoritma Fuzzy Logic Berbasis Android. https://journal.uniku.ac.id/index.php/cloudinformation/article/view/573 31 Januari (02:55)

Tsauqi, Angga Khalifah, dkk. 2016. Saklar Otomatis Berbasis Light Dependent

Resistor (LDR) Pada Mikrokontroler Arduino Uno. http://snf-unj.ac.id/kumpulan-prosiding/snf2016/ 31 Januari (02:56).

Sanjaya, W. S. Mada. 2016. Perancangan system control otomatis lampu menggunakan metode pengenalan suara berbasis arduino. https://www.researchgate.net/publication/326456509 31 Januari (03:05) Amrulloh, Akhmad Gozali. 2015. Implementasi Pendeteksi Gerak Manusia

Denagn Sensor Passive Infra-Red (PIR) Sebagai Kontrol Arah Kamera Dan System Pengendali Kunci Pintu Dan Jendela Menggunakan Mikrokontroler.

https://openlibrary.telcomuniversity.ac.id/home/epublication/id/31.html 01 Februari (12:04)

Dewa, Edi Putra dan Kartadie, Rikie. Integrasi Sensor Gerak Dan Ponsel Pada Arduino Sebagai Sistem Kontrol Keamanan Rumah. https://jurnal.stkippgritulungagung.ac.id/index.php/jipi/article/download/ 37/38 01 Februari (12:05)

Alqorni, Wais dan Novianti, Triuli. 2015. Rancang Bangun Madding Bersuara Menggunakan Sensor Gerak (PIR) Di Sd Muhammadiyah 1 Tejosari – Kab. Lamongan. https://journal.trunojoyo.ac.id/edutic/article/view/1550 01 Februari (12:15)

Kurniawan, Eddi dkk. 2013. Sistem Penerangan Rumah Otomatis Dengan Sensor

Cahaya Berbasis Mikrokontroler.

https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jcskommipa/article/download/3623/1 0204 03 Februari (10:47)

A, Subhan Muhammad. 2014. Simulasi Sistem Kendali Lampu Otomatis. https://ejournal.gunadarma.ac.id/index.php/ugjournal/article/view/1204 03 Februari (10:55)

(62)

49

Nwoye, C.D.. 2017. Construction of An Automatic Power Switch Using Infrared

Motion Sensor.

https://www.researchgate.net/publication/324330388_Construction_of_A n_Automatic_Power_Switch_using_Infrared_Motion_Sensor 22 Agustus (22.00)

AyyubKhan, Pathan Hajera Sharmin. 2018. Automatic Gadget Control System

Using Arduino And PIR Sensor. http://www.ijcstjournal.org/volume-6/issue-5/IJCST-V6I5P12.pdf 22 Agustus (22.01)

Vaghela, Abhishek N. 2017. Automatic Switch using PIR Sensor. https://www.ijedr.org/papers/IJEDR1701109.pdf 22Agustus (22.02) Rath, Deepak Kumar. 2016. Arduino Based: Smarth Light Control System.

http://oaji.net/articles/2016/786-1462016918.pdf 22 Agustus (22.10) Dixit, Kartika. 2019. Automatic Room Light System for Power Saving.

https://www.researchgate.net/publication/335653535_AUTOMATIC_R OOM_LIGHT_SYSTEM_FOR_POWER_SAVING 22 Agustus (22.13)

(63)

50 Lampiran 1

Tabel Angket Data Responden Timestamp Nama Jenis

Kelamin Pertanyaan 1 Pertanyaan 2 Pertanyaan 3 2020/07/09 3:11:50 PM GMT+7

Karmila Perempuan Pernah 2x dalam sehari 5 menit 2020/07/09 3:21:41 PM GMT+7 DEWI KARTIK A SARI

Perempuan Pernah 1x dalam sehari 5 menit 2020/07/09 3:22:44 PM GMT+7 Aji Shofiudin

Laki-Laki Pernah 1x dalam sehari 3 menit 2020/07/09 3:24:52 PM GMT+7 Harist Akhmad Muzaki

Laki-Laki Pernah 1x dalam sehari 2 menit 2020/07/09 3:29:04 PM GMT+7 Novrania Ayu

Perempuan Pernah 1x dalam sehari 5 menit 2020/07/09 3:30:24 PM GMT+7 Ariyanti Nurfatima h

Perempuan Pernah 1x dalam sehari

4 menit

2020/07/09 3:33:17 PM GMT+7

Novi Perempuan Pernah Tidak pasti 2 menit

2020/07/09 3:34:07 PM GMT+7

Fitri Hastuti

Perempuan Pernah Jarang ke kamar mandi 5 menit 2020/07/09 3:37:55 PM GMT+7 Risma Yudiandin i

Perempuan Pernah 1x dalam sehari 3 menit 2020/07/09 3:51:33 PM GMT+7 Satria Nur Hidayat

Laki-Laki Pernah 3x dalam sehari 4 menit 2020/07/09 3:51:45 PM GMT+7 ALEX SUSANT O

Laki-Laki Pernah 2x dalam sehari 5 menit 2020/07/09 3:55:14 PM GMT+7 Fikry Naufal

Laki-Laki Pernah 1x dalam sehari

2 menit

2020/07/09 3:57:06 PM GMT+7

danang Laki-Laki Pernah 1x dalam sehari

2 menit

2020/07/09 3:57:12 PM

Bernika Perempuan Pernah 2x dalam sehari

(64)

51 GMT+7

2020/07/09 4:04:42 PM GMT+7

SAA Perempuan Pernah 2x dalam sehari

5 menit

2020/07/09 4:10:19 PM GMT+7

Tableaux Laki-Laki Pernah 1x dalam sehari

1 menit

2020/07/09 4:12:47 PM GMT+7

Helmi Laki-Laki Pernah Tidak sering 3 menit

2020/07/09 4:14:29 PM GMT+7 Novar Bayu Tambrani

Laki-Laki Pernah Berkali - kali mungkin 10 menit 2020/07/09 4:33:09 PM GMT+7 Malik Abdul Aziz

Laki-Laki Pernah 1x dalam sehari 3 menit 2020/07/09 4:33:46 PM GMT+7 Addien Agustina

Perempuan Pernah 3x dalam sehari 5 menit 2020/07/09 4:35:22 PM GMT+7 Muh ilham r

Laki-Laki Pernah 2x dalam sehari 3 menit 2020/07/09 4:36:46 PM GMT+7 Muhamad ishaq

Laki-Laki Pernah 1x dalam sehari 5 menit 2020/07/09 4:37:42 PM GMT+7 Sabbara Luxmana Irjayanti

Perempuan Pernah 1x dalam sehari

3 menit

2020/07/09 4:39:57 PM GMT+7

Steven Laki-Laki Pernah 1x dalam sehari 3 menit 2020/07/09 4:40:06 PM GMT+7 lailah zakiyyatur r

Perempuan Pernah 2x dalam sehari 15 menit 2020/07/09 4:40:10 PM GMT+7 IMAM ISLAHUD DIN

Laki-Laki Pernah 1x dalam sehari 1 menit 2020/07/09 4:43:11 PM GMT+7 Indra dwi prakoso

Laki-Laki Pernah 2x dalam sehari

5 menit

2020/07/09 4:46:28 PM GMT+7

Mujib Laki-Laki Pernah 1x dalam sehari

5 menit

2020/07/09 4:47:37 PM

Nasrul Laki-Laki Pernah 1x dalam sehari

(65)

52 GMT+7

2020/07/09 4:52:38 PM GMT+7

HBr Laki-Laki Pernah Kadang kadang

5 menit

2020/07/09 4:55:33 PM GMT+7

Tia Lesta Perempuan Pernah Tergantung situasi n kondisi 4 menit 2020/07/09 4:59:17 PM GMT+7

Kholilah Perempuan Pernah 1x dalam sehari 1 menit 2020/07/09 4:59:19 PM GMT+7 Dwi Isni Nurmaulid a

Perempuan Pernah 1x dalam sehari 2 menit 2020/07/09 5:14:21 PM GMT+7 Tri Munawaro h

Perempuan Pernah 2x dalam sehari

4 menit

2020/07/09 5:18:07 PM GMT+7

Tigo W. Perempuan Pernah 1x dalam sehari 3 menit 2020/07/09 5:27:36 PM GMT+7 Wahyu Purwanto

Laki-Laki Pernah 3x dalam sehari 3 menit 2020/07/09 5:29:54 PM GMT+7 Anisatul Fuadah

Perempuan Pernah 3x dalam sehari 5 menit 2020/07/09 5:36:16 PM GMT+7 Irfan Dwi Setiadi

Laki-Laki Pernah Tidak mesti 5 menit

2020/07/09 5:43:10 PM GMT+7

Yulia Perempuan Pernah 2x dalam sehari

3 menit

2020/07/09 5:49:10 PM GMT+7

SA Perempuan Pernah 2x dalam sehari

5 menit

2020/07/09 5:58:35 PM GMT+7

Raka A Laki-Laki Pernah 2x dalam sehari 5 menit 2020/07/09 6:15:36 PM GMT+7 Yoana Anestia Pradita

Perempuan Pernah 1x dalam sehari

3 menit

2020/07/09 6:15:50 PM GMT+7

Riska D Perempuan Pernah 2x dalam sehari 3 menit 2020/07/09 6:36:58 PM Surya Pratama

Laki-Laki Pernah 3x dalam sehari

Gambar

Gambar 2.1 Arduino Uno R3 (www.arduino.cc)  Tabel 2.1 Spesifikasi Arduino Uno R3
Gambar 2.3 Relay Modul
Gambar 3.2. Tahap Desain Lampu Otomatis dengan Sensor Gerak
Gambar 3.3. Block Sistem Lampu Otomatis dengan Sensor Gerak
+7

Referensi

Dokumen terkait

Rumusan permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu, Apakah keterlibatan pemakai dalam pengembangan Sistem Informasi Akuntansi (SIA), dukungan manajemen

Kekuatan komposit adalah gabungan antarakekuatan serat dan matrik, sehingga akan tergantung dari interface tersebut, semakin baik ikatan serat- matrik maka beban tarik

oligosporus UICC 550 untuk memproduksi enzim lipolitik; (2) karakter enzim yang telah dipurifikasi sebagian pada suhu dan pH optimum, serta kestabilan enzim pada

Uji kruskal-wallis pada penelitian perbedaan perubahan kadar hemoglobin sebelum dan setelah kemoterapi pada stadium 1, 2, dan 3 multipel mieloma menunjukan

Pelajar hendaklah mendaftar semua kursus yang diambil pada setiap semester.. Pendaftaran kursus hendaklah dibuat dalam tempoh pra-pendaftaran atau

Dengan analisis rasio solvabilitas, perusahaan akan mengetahui beberapa hal berkaitan dengan kewajiban perusahaan dan posisi keuangan dalam suatu periode tertentu atau

Disini penulis membuat game edukasi berbasis Unity 3D mengenai kesehatan gigi untuk anak-anak yang mana game ini nantinya dapat dijadikan sarana pembelajaran bagi

Pembayaran p iutang akan lebih cepat sehingga periode rata-rata pengumpu lan p iutang akan leb ih pendek , dengan dem ikian risiko kerugian p iutang tak tertagih