• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING BERBASIS ASSESSMENT PORTOFOLIO TERHADAP KOMPETENSI PENGETAHUAN IPS SISWA KELAS V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING BERBASIS ASSESSMENT PORTOFOLIO TERHADAP KOMPETENSI PENGETAHUAN IPS SISWA KELAS V"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING

BERBASIS ASSESSMENT PORTOFOLIO TERHADAP

KOMPETENSI PENGETAHUAN IPS SISWA

KELAS V

Ni Putu Yuni Mahendri1, I Gusti Agung Oka Negara2, M.G Rini Kristiantari3

1,2,3 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar,FIP

Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja,Indonesia

e-mail : yunimahendri41@yahoo.com1, okanegaragustiagung@gmail.com2,

riniokanegara@gmail.com3

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan kompetensi pengetahuan IPS siswa kelas V SD Gugus Kompyang Sujana Tahun Ajaran 2016/2017 yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran quantum learning berbasis assessment portofolio dan siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu. Desain penelitian ini menggunakan “Nonequivalent Control Group Design”. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Gugus Kompyang Sujana 604 siswa. Sampel diambil dengan teknik Random Sampling. Sampel dalam penelitian ini yaitu siswa kelas VB SDN 9 Padangsambian sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas VB SDN 10 Padangsambian sebagai kelas kontrol dengan jumlah masing-masing kelompok sebanyak 40 siswa pada kelompok ekperimen dan 40 orang siswa pada kelompok kontrol. Data kompetensi pengetahuan IPS di kelas eksperimen maupun di kelas kontrol dikumpulkan dengan instrumen berupa tes pilihan ganda. Tes kompetensi pengetahuan IPS diberikan pada saat post test secara tertulis. Selanjutnya data dianalisis dengan menggunakan uji-t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kompetensi pengetahuan IPS yang diperoleh kelompok eksperimen yaitu, X = 75,85 dan rata-rata kompetensi pengetahuan IPS yang diperoleh kelompok kontrol, yaitu X 69,2. Setelah diuji menggunakan uji-t, didapat thitung= 3,325 dan pada taraf signifikansi 5% (ɑ=0,05) dengan

dk=40+40-2 diperoleh ttabel (ɑ=0,05)=2,000. Berdasarkan kriteria pengujian

thitung=3,325>ttabel(ɑ=0,05)= 2,000, maka Ho ditolak. Dengan demikian, terdapat

perbedaan yang signifikan kompetensi pengetahuan IPS yang dibelajarkan melalui model quantum learning berbasis aseesment portofolio dan kelompok siswa yang dibelajarkan mellaui pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SD Gugus Kompyang Sujana tahun ajaran 2016/2017. Dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model quantum learning berbasis asessment portofolio terhadap kompetensi pengetahuan IPS pada siswa kelas V SD Gugus Kompyang Sujana tahun ajaran 2016/2017.

Kata kunci : quantum learning , assessment portofolio, kompetensi pengetahuan IPS

Abstract

This study aims to determine the significant differences in the competence of knwoledge IPS of students who teach the learning of quantum learning based on portofolio assassment and students who teach the conventional learning model on the five grade student SD Gugus Kompyang Sujana academic year 2016/2017. This type of research is all students of class five SD cluster Kompyang Sujana with population of 604 students. Samples were taken by Random Sampling technique. The sample in this research is VB students of SDN 9 Padangsambian as exsperiment class and V grade students of B SDN

(2)

2

10 Padangsambian as control class with the number of each group of 40 student in the experimental group and 40 students in the control group. Data on IPS knowledge competence in the experimental class as well as in the control group. Data on IPS knowledge competence in the experimental class as well as in the control class were collected with instruments of multiple choise test. IPS knowledge competency test is given at the time of post test in writing. Furthermore the data in the analysis using the –t test. The results showed that based on t-test analyisis can be seen there are significant differences in the competence of IPS knowledge of students who teach the learning of quantum learning based assessment portofolio with students who get the conventional learning model (tcount= 3,325>t tabel 2,000) with dk = 78 and 5% significant level %. Thus it

can be concluded that the learning model of quantum learning based on the assessment of the postofolio has a significant effect on the competence of IPS konwledge of the students of grade V SD of Kompyang Sujana academic year 2016/2017.

Keyword : quantum learning model, assessment portofolio, IPS learning result

PENDAHULUAN

Pendidikan berkualitas merupakan syarat utama untuk mewujudkan kehidupan berwawasan luas, disiplin, beriman,bertaqwa serta bertanggung jawab di dalam kehidupan sehingga dapat meningkatkan sumber daya manusia bangsa Indonesia. Pendidikan adalah usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan (Hasbullah,2011:1). Di Indonesia kurikulum yang ditetapkan pada sistem pendidikan Indonesia ialah Kurikulum 2013 (K 13) yang ditetapkan pada tahun 2013 hingga saat ini. Untuk menunjang Kurikulum 2013 ini maka dibutuhkan (panutan) guru yang profesional.

Guru yang profesional adalah guru yang mampu mengembangkan potensi siswa secara alami. Guru dipandang memainkan peran penting terutama dalam membantu peserta didik untuk membangun sikap positif dalam belajar, mem-bangkitkan rasa ingin tahumendorong kemandirian, dan ketepatan logika in-telektual, serta menciptakan kondisi-kondisi untuk suskses dalam belajar. Guru berperan sebagai model bagi siswa sehingga potensi siswa dapat berkembang.

Hal ini berakibat pada keberhasilan mutu pendidikan. Untuk dapat melakukan hal tersebut guru dituntut untuk mampu memilih dan memilah strategi, metode ataupun model pembelajaran yang sesuai

dengam karakteristik materi pembelajaran dan karakteristik peserta didik. Guru harus merancang pembelajaran yang efektif di semua pembelajaran tanpa terkecuali dalam membelajarkan IPS.

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah untuk mengembangkan konsep pemikiran yang berdasarkan realita kondisi sosial yang ada di lingkungan siswa, sehingga dengan memberikan pendidikan IPS dapat melahirkan warga negara yang baik dan bertanggung jawab terhadap bangsa dan negaranya (Susanto,2013:138). Pada kurikulum 2013 pembelajaran IPS di Sekolah Dasar terkandung dalam tema pembelajaran. Dalam satu tema terdapat beberapa sub tema dan dalam satu sub tema terdiri dari beberapa pembelajaran.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara terhadap siswa beserta guru kelas V SD Gugus Kompyang Sujana diperoleh informasi sebagai berikut: kompetensi pengetahuan IPS yang diperoleh dari nilai raport semester 1 didapatkan 604 siswa. Untuk meningkatkan kompetensi pengetahuan IPS siswa perlu suatu inovasi pembelajaran yakni pem-belajaran yang efektif dan sesuai dengan pembelajaran IPS, yang tentunya mem-berikan pengaruh terhadap kompetensi pengetahuan IPS siswa. Inovasi pembelajaran yang diujicobakan pada penelitian ini adalah model pembelajaran

(3)

3

quantum learning berbasis assesment

portofolio.

Quantum learning merupakan

model pembelajaran yang dapat menciptakan kondisi belajar yang nyaman dan menyenangkan bagi siswa, model pem-belajaran yang dapat memberikan gam-baran untuk mendalami materi dengan mantap dan berkesan (Deporter dan Hernacki,2015:15). Seorang siswa harus mengetahui terlebih dahulu gaya belajar, gaya berpikir, dan situasi dirinya. Dengan begitu siswa dengan cepat mendalami materi yang diajarkan.

Assessment portofolio adalah

sesuatu yang berharga dan merupakan inovasi pendidikan yang dapat digunakan untuk membuat keputusan yang lebih baik dan tepat dalam pembelajaran (Yus,2006:36). Fungsi portofolio dalam dunia pendidikan adalah sebagai perantara dalam pelaksanaan penilaian yang dilakukan oleh guru ataupun peserta didik. Berdasarkan paparan latar-belakang di atas banyak hal yang bisa siswa dapatkan dalam proses pembelajaran sehingga da-pat mempengaruhi peningkatan kom-petensi pengetahuan IPS. Untuk itu peneliti terdorong untuk mengangkat judul “Pengaruh Model Pembelajaran Quantum Learning

Berbasis Assessment Portofolio terhadap Kompetensi Pengetahuan IPS Siswa Kelas V SD Gugus Kompyang Sujana Tahun Ajaran 2016/2017”.

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan yaitu: apakah terdapat perbedaan yang signifikan kompetensi pengetahuan IPS antara kelompok siswa kelas V SD Gugus Kompyang Sujana tahun ajaran 2016/2017 yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran

quantum learning berbasis assasment

portofolio dan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan pembelajaran konvensional.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan yang signifikan kompetensi pengetahuan IPS antara kelompok siswa kelas V SD Gugus

Kompyang Sujana Tahun Ajaran 2016/2017 yang dibelajarkan dengan menggunakan model quantum learning berbasis assassment portofolio dan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan meng-gunakan pembelajaran konvensional .

Adapun manfaat penelitian ini penelitian ini antara lain: 1) Memberikan sumbangan teori model quantum learning yang dipadukan dengan assasment

portofolio khususnya pada pengembangan peningkatan mutu pembelajaran IPS di sekolah dasar, 2) Model pembelajaran

quantum learning dapat dijadikan sebagai

referensi bagi para guru untuk digunakan dalam pembelajaran di kelas sehingga menambah wawasan guru tentang model pembelajaran sebagai upaya untuk menciptakan suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan bagi siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif, 3) Hasil penelitian juga dapat memberikan suatu konsep dan fakta baru yang bisa dijadikan pedoman dalam perancangan perencanaan pembelajaran maupun pedoman dalam peran-cangan penelitian selanjutnya.

METODE

Penelitian ini dilaksanakan pada semester 2 tahun ajaran 2016/2017 di kelas V SD Gugus Kompyang Sujana. Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain eksperimental yaitu quasi

eksperiment (Eksperimen Semu). “Desain

ini memiliki kelompok kontrol, tetapi tidak bisa sepenuhnya mengontrol variabel variabel luar yang mempengaruhi

pelaksanaan eksperimen”

(Sugiyono,2009:114). Hal ini dikarenakan ke-mampuan peneliti dalam mengamati peri-laku siswa sangat terbatas terutama ketika siswa berada di luar sekolah (rumah), peneliti juga tidak memiliki kemampuan untuk mengetahui persepsi siswa terhadap per-lakuan secara pasti. Desain eksperimen yang digunakan adalah “Nonequivalent control group

design”.

Pre Test diberikan untuk kelompok

(4)

4 itu peneliti memberikan perlakuan, yaitu dengan memberikan Model Quantum

Learning berbasis Asessment Portofolio

kepada kelompok eksperimen dan memberikan pembelajaran konvensional kepada kelompok kontrol. Kemudian setelah diberikan perlakuan, dilakukan

post tes untuk mengetahui kompetensi

peng-etahuan.

Pemberian pre test biasanya digunakan untuk mengukur equivalensi atau penyetaraan kelompok” (Dantes, 2012: 97).Berdasarkan hal tersebut, maka dalam penelitian ini pre test digunakan untuk menyetarakan kelompok. Teknik yang digunakan dalam penyetaraan kelompok adalah dengan menggunakan uji-t.

Prosedur penelitian yang ditempuh dalam penelitian ini terdiri atas tiga tahapan, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan, dan pengakhiran eksperimen. Adapun uraian dari setiap tahapan tersebut adalah sebagai berikut. Tahap Persiapan Eksperimen Pada tahap per-siapan eksperimen kegiatan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut (1) Mempersiapkan sarana pendukung pembelajaran seperti, menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), LKS, dan media pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran.(2) Menyusun instrumen penelitian berupa tes kompetensi pengetahuan IPS siswa. (3) Mengkonsultasikan instrumen penelitian dengan guru kelas dan dosen pembimbing. (4) Mengadakan validasi instrument penelitian yaitu tes kompetensi pengetahuan IPS. Pada tahap pelaksanaan eksperimen, kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut. Menentukan sampel penelitian berupa kelas dari populasi yang tersedia secara random (acak) dan dilaksanakan pratest. Me-laksanakan penelitian yang memberikan perlakuan kepada masingmasing kelas berupa model

Quantum Learning berbasis Asassment

Portofolio dan pembelajaran konvensional. Perlakuan model Quantum Learning

berbasis asassment portofolio akan diberikan 6 kali sesuai dengan materi yang diambil serta 1 kali post tes dan perlakuan pembelajaran konvensional yang juga

dilakukan selama 6 kali sesuai dengan materi serta 1 kali post tes. Pada tahap akhir eksperiman, kegiatan yang dilakukan adalah memberikan posttest pada akhir penelitian untuk mengetahui kompetensi pengetahuan siswa pada masing- masing kelas. Dalam penelitian ini untuk menentukan subjek penelitian langkah awal dalam penelitian ini adalah menetukan populasi yang diteliti.“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2015: 117). (Darmadi,2014:55) menyatakan populasi dapat dimaknai sebagai ke-seluruhan objek/subjek yang dijadikan sebagai sumber data dalam suatu penelitian dengan ciri- ciri seperti orang, benda, kejadian, waktu dan tempat dengan sifat atau ciri- ciri yang sama”.

Jadi dapat disimpulkan populasi adalah keseluruhan objek/subjek yang memiliki ciri- ciri tertentu yang dijadikan sumber data dalam suatu penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V di SD Negeri yang terdapat di SD Gugus Kompyang Sujana tahun ajaran 2016/2017 yang berjumlah 604 siswa. Dari populasi yang telah ditentukan maka selanjutnya diambil perwakilan dari populasi tersebut yang dianggap mewakili seluruh populasi. Perwakilan dari populasi yang mewakili seluruh populasi disebut sampel. “Sampel adalah sebagian dari populasi yang dijadikan objek/subjek penelitian” (Darmadi, 2014:57). Jadi dapat dikatakan bahwa populasi merupakan bagian dari jumlah dan ciri- ciri yang dimiliki oleh populasi.

Dalam penelitian ini sampel yang dipilih adalah dua kelas, kedua kelas tersebut nantinya diberikan perlakukan yang berbeda. Satu kelas diberikan perlakuan berupa model Quantum Learning berbasis Asassment Portofolio

dan satu kelas lagi diberikan perlakuan berupa pembelajaran konvensional.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik random

sampling yaitu pengambilan sampel

secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi. Pengacakan

(5)

5 yang dilakukan adalah acak kelas kemudian dilakukan pengundian. Jadi setiap kelas mendapatkan kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel. Dari ketujuh sekolah Negeri yang ada di Gugus Kompyang Sujana dilakukan pengundian untuk menentukan sekolah yang dijadikan sebagai kelas yang diteliti. Pemilihan sampel dalam penelitian ini tidak dilakukan pengacakan individu, karena tidak bisa mengubah kelas yang telah terbentuk sebelumnya. Kelas dipilih sebagaimana telah terbentuk tanpa campur tangan peneliti dan tidak dilakukannya pengacakan individu, kemungkinan pengaruh-pengaruh dari keadaan subjek mengetahui dirinya dilibatkan dalam eksperimen dapat dikurangi sehingga penelitianini benar-benar menggambarkan pengaruh per-lakuan yang diberikan.

Untuk mendapatkan kelas yang setara dari segi akademik, maka seluruh kelas dalam populasi diberikan pre-test. Nilai atau skor dari hasil pre-test yang dilakukan tersebut, digunakan untuk penyetaraan kelas-kelas dalam populasi. Untuk penyetaraan kelas, nilai atau skor dari hasil pre-test seluruh populasi dianalisis menggunakan uji t. Setelah seluruh kelas diketahui setara secara akademik, maka dilakukan pengundian untuk menentukan sampel. Cara yang digunakan adalah dengan cara pengundian. Cara pengundian dilakukan dengan menulis semua nama kelas V di seluruh SD populasi pada masing-masing kertas yang jumlahnya 7 kelas, kemudian kertas digulung. Masukkan gulungan kertas ke dalam kotak dan dikocok, ambil satu gulungan kertas, Nama SD pada gulungan kertas tersebut merupakan sampel penelitian. Dan peneliti melakukan pengundian lagi dari SD untuk memilih Kelas yang digunakan sebagai kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kesetaraan sampel diuji dengan rumus uji-t yakni dengan polled varian.

(Setyosari,2013:162) menyatakan “variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan dalam penelitian dan jika diukur memiliki variasi. Dalam penelitian ini melibatkan dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

“Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab munculnya variabel terikat(Sugiyono,2009:61). Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah model Quantum Learning berbasis

Asesment Portofolio.

Variabel terikat (Dependen) sering disebut sebagai variabel output. Menurut (Setyosari,2013:165) variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah kompetensi pengetahuan IPS siswa.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kompetensi pengetahuan IPS siswa kelas V SD Gugus Kompyang Sujana Denpasar Barat tahun ajaran 2016/2017. “Metode pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatan pengumpulan data data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan menjadi lebih mudah (Arikunto,2013:265). Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode tes. ”Tes adalah alat atau prosedur yang dipergunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian” (Sudijono,2014 66) Metode tes digunakan untuk memperoleh data tentang kompetensi pengetahuan IPS.

Sebuah tes dapat dikatakan baik sebagai alat pengukur apabila telah dilakukan uji validitas dan realibilitas. Sebelum tes diuji cobakan, terlebih dahulu dikonsultasikan dengan guru kelas serta dosen pembimbing, lalu kemudian dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas.

Validas instrument adalah derajat yang menunjukkan di mana suatu tes mengukur apa yang hendak diukur. (Setyosari,2013:243), suatu instrumen dikatakan valid jika instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang hendak diukur. Jadi sangat perlu dilakukan uji validitas pada suatu instrumen sebelum diuji cobakan.

Uji validitas ini digunakan untuk mengetahui validas isi sebuah soal. “Validitas isi ialah derajat dimana sebuah tes mengukur cakupan substansi yang ingin diukur”. (Darmadi,2014:161) Pengujian validitas isi dilakukan untuk

(6)

6 menguji valid atau tidaknya suatu tes dari segi isinya. Validitas isi dapat dilakukan den-gan cara menyesuaikan item tes dengan materi kurikulum atau materi buku pelajaran. Untuk mendapatkan validitas isi dari tes perolehan belajar pengetahuan IPS maka ditempuh cara dengan menyusun soal berdasarkan kisi kisi yang materinya diambil dari kurikulum maupun buku pelajaran. Tes kompetensi pengetahuan dikatakan valid apabila materi tes tersebut betul-betul representatif terhadap bahan pembelajaran yang dibelajarkan terhadap siswa.

Untuk mengukur validitas butir tes kompetensi pengetahuan IPS dalam bentuk pilihan ganda (objektif) digunakan rumus koefisien korelasi point biserial (rpbi)

karena bersifat dikotomi.

Tes kompetensi pengetahuan IPS di uji cobakan di kelas VI SD N 9 Padangsambian dengan jumlah responden se-banyak 40 orang siswa sehingga di-gunakan rtabel yang paling

mendekati yaitu N=60 pada taraf signifikansi 5% sehingga diperoleh rtabel

0,312. Nilai rpbi yang diperoleh kemudian

dibandingkan dengan nilai rtabel, dengan

ketentuan rpbi dikatakan valid apabila lebih

besar dari rtabel (rpbi>rtabel). Dalam

menghitung butir tes kompetensi pengetahuan IPS, peneliti menggunakan bantuan program microsoft excel untuk melakukan analisis koefisien validitas masing-masing butir soal.

Selain uji validitas, syarat lainnya adalah uji reliabilitas. Reliabilitas sama dengan konsisten atau keajekan. “Suatu instrumen penelitian dikatakan reliabilitas apabila yang dipakai mengukur apa yang seharusnya diukur digunakan kapanpundan bilamanapun hasilnya sama” (Darmadi,2014:166). Uji reliabilitas di-lakukan terhadap butir soal yang valid saja, dengan demikian uji reliabilitas bisa dilakukan setelah dilakukan uji validitas.

Dalam pemberian interpretasi terhadap koefesien reliabilitas tes r11 pada

umumnya digunakan patokan sebagai berikut : (1) Apabila r11 sama dengan atau

lebih besar daripada 0,70 berarti tes kompetensi pengetahuan yang sedang diuji realibilitasnya dinyatakan telah

reliabel,(2) Apabila r11 lebih kecil dari pada

0,70 berarti tes kompetensi pengetahuan yang sedang diuji realibilitasnya dinyatakan unreliabel.

Dari 30 soal yang dinyatakan valid dan memiliki kriteria maka diperoleh r11 = 0,88

>0,70 artinya bahwa soal tes pilihan ganda pada penelitian ini tergolong reliabel.

Analisis daya pembeda mengkaji butir-butir soal dengan tujuan untuk mengetahui kesanggupan soal dalam membedakan siswa yang tergolong mampu dengan siswa yang tergolong kurang atau lemah prestasinya. Menurut (Arikunto,2013:226) “Daya pembeda adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai dan siswa yang kurang.

Jadi Daya pembeda (DP) dari sebuah butir soal menyatakan seberapa jauh kemampuan butir soal tersebut mampu membedakan antara testi (siswa) yang mengetahui jawabannya dengan benar dengan testi (siswa) yang tidak dapat menjawab soal tersebut (testi yang menjawab salah). Semakin tinggi koefisien daya pembeda suatu butir soal, semakin mampu butir soal tersebut membedakan antara peserta didik yang menguasai kompetensi dengan peserta didik yang kurang menguasai kompetensi. Dengan kata lain daya pembeda butir soal adalah kemampuan butir soal itu untuk membedakan antara testi yang pandai atau berkemampuan tinggi dengan testi yang berkempuan rendah.

Sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan maka hasil pengujian daya pembeda diperoleh butir soal dengan kriteria baik sekali yaitu soal nomor (

21,22,22

), butir soal dengan kriteria baik yaitu soal nomor- (

4,5,6,7,8,9,10,11,20,40

,42,43,44,45,46,47,48

), dan butir soal dengan kriteria cukup baik yaitu soal nomor (

17,18,19,25,26,27,28,29,30,39

) butir soal dengan kriteria jelek yaitu 0.

Tingkat kesukaran dapat dipandang sebagai kesanggupan atau kemampuan siswa menjawab tes yang diberikan.Bisa juga dikatakan bahwa tingkat kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan proporsi peserta tes yang menjawab betul

(7)

7 butir soal yang diberikan. Sudah atau belum memadainya derajat kesukaran item tes dapat diketahui dari besar kecilnya angka yang melambangkan tingkat kesulitan dari item tersebut.

Sesuai dengan kriteria penilaian yang ditentukan maka diperoleh tingkat kesukaran butir tes yaitu butir soal dengan kriteria mudah soal yaitu soal nomor (

8,29,30,39,40,47,42

), butir soal dengan kriteria sedang soal yaitu soal nomor (

4,5,6,7,8,9,10,11,17,18,19,42,43,44,45,49

) dan butir soal dengan kriteria sukar yaitu soal nomor (

20,21,22,23,25,26,27

).

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah uji hipotesis dengan statistik parametrik bisa dilakukan atau tidak. Apabila sebaran data sudah berdistribusi normal, maka uji lanjut dengan menggunakan statistik parametrik bisa di-lakukan. Sebaliknya, bila data tidak ber-distribusi normal maka uji lanjut dengan menggunakan statistik non parametrik.

Kriteria pengujian, jika

2

hit

2 dengan taraf signifikasi 5% (dk = jumlah kelas dikurangi parameter, dikurangi 1), maka H0 diterima yang berarti data

berdistribusi normal.

Uji homogenitas dilakukan untuk menunjukkan bahwa perbedaan yang terjadi pada uji hipotesis benar-benar terjadi akibat adanya perbedaan antar kelompok, bukan malah akibat dari adanya per-bedaan dalam kelompok.

Kriteria pengujian tolak H0 jika

11, 21

n n

hit

F

F

 , uji dilakukan pada taraf signifikan 5% dengan derajat kebebasan untuk pembilang n1–1 dan derajat

kebebasan untuk penyebut n2 – 1. HASIL DAN PEMBAHASAN

Setelah diberikan treatment sebanyak 6 kali, di akhir eksperimen siswa diberikan post-test untuk memperoleh data kompetensi pengetahuan IPS siswa. Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif kompetensi pengetahuan IPS ke-lompok eksperimen diperoleh skor rerata, 𝑋̅=75,85. Kelompok kontrol juga diberikan treatment berupa pembelajaran konvensional sebanyak 6 kali, di akhir

treatment siswa diberikan post-test

untukmemperoleh data kompetensi pengetahuan IPS siswa. Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif kompetensi pe-ngetahuan IPS kelompok kontrol diperoleh skor rerata, 𝑋̅=69,2 dan kompetensi pengetahuan IPS siswa kelas kontrol dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Sesuai dengan hasil analisis statistik deskriptif kompetensi peng-etahuan IPS siswa menunjukkan bahwa rerata nilai kompetensi peng-etahuan IPS siswa kelompok eskperimen 𝑋̅= 75,85>𝑋̅= 69,2 rerata nilai kompetensi pengetahuan siswa kelompok kontrol.

Dalam penelitian ini data kompetensi pengetahuan IPS yang diperoleh pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dianalisis untuk menguji kebenaran hipotesis penelitian. Sebelum melakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat yang meliputi uji normalitas sebaran data dan uji homo-genitas varians. Berdasarkan uji norma-litas sebaran data kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diperoleh harga χ2

hitung=2,80 untuk

kelompok eksperimen. Harga tersebut kemudian dikonsultasikan dengan harga χ2

tabel dengan dk = 5 dan taraf signifikansi

5% sehingga diperoleh harga χ2 tabel=

11,07. Karena χ2

hitung = 2,80 <χ2tabel(α=0,05)=

11,07 maka H0 diterima (gagal ditolak). Ini

berarti sebaran data kompetensi pengetahuan IPS kelompok eksperimen berdistribusi nomal. Sedang-kan pada kelompok kontrol, harga χ2

hitung = 8,45.

Harga tersebut kemudian di kon-sultasikan dengan harga χ2

tabel dengan dk = 5 dan

taraf signifikansi 5% sehingga diperoleh harga χ2

tabel(α=0,05)=11,07. Karena

χ2

hitung=8,45 <χ2tabel(α=0,05)=11,07 maka H0

diterima (gagal ditolak). Ini berarti sebaran data kompetensi pengetahuan IPS kelompok kontrol berdistribusi nomal.

Selanjutnya dilakukan uji homogenitas varians. Uji homogenitas varians dilakukan terhadap data kompetensi pengetahuan IPS kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil Uji Homo-genitas data kompetensi pengetahuan IPS kelompok eksperimen dan kelompok kon-trol diperoleh

(8)

8

Fhitung=1,24. Nilai tersebut kemudian

dikonsultasikan dengan harga Ftabel(α=0,05)

=1,70 dengan dk 39,39. Karena

Fhitung=1,24 <Ftabel(α =0,05)=1,70 maka dapat

dikatakan data kompetensi penge-tahuan IPS kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mempunyai varians yang homogen.

Uji hipotesis dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian yang diajukan. Adapun hipotesis penelitian yang diuji sebagai berikut. Ho: Tidak terdapat

perbedaan yang signifikan kompetensi peng-etahuan IPS antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui model Quantum

Learning berbasis Asessment Portofolio

dan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional pada kelas V SD Gugus Kompyang Sujana Denpasar Barat. Berdasarkan hasil uji normalitas sebaran data dan homogenitas varians dapat diketahui bahwa data yang diperoleh dari kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen. Karena data yang diperoleh telah memenuhi uji prasyarat, maka uji hipotesis dapat dilakukan dengan menggunakan analisis uji-t. Rekapitulasi analisis uji-t dari data kom-petensi pengetahuan IPS siswa disajikan pada tabel sebagai berikut.

Tabel 1. Tabel Hasil Uji Hipotesis

Dari hasil analisis diperoleh thitung =3,325

dan ttabel = 2,000 pada taraf signifikansi 5%

(α = 0,05) dengan dk = n1 + n2 – 2 = 40+

40–2= 78. Oleh karena thitung = 3,325>ttabel(α

= 0,05) = 2,000 maka H0 ditolak dan Ha

diterima. Sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kompetensi pengetahuan IPS siswa yang dibelajarkan dengan model Quantum

Learning berbasis Asessment Portofolio

dan pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SD Gugus Kompyang Sujana Denpasar Barat. Perbedaan yang signifikan kompetensi pengetahuan IPS siswa yang menggunakan model Quantum

Learning berbasis Asessment Portofolio

dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional dapatdisebabkan adanya perbedaan perlakuan pada langkah pembelajaran.

(DePorter dan Hernaci, 2015:45) mengemukakan enam tahapan pembelajaran model Quantum learning berbasis Asessment Portofolio yang meliputi (1) Guru memberi motivasi kepada siswa dengan memberikan penjelasan tentang manfaat yang diperoleh setelah mempelajari suatu materi,(2) Guru menata lingkungan belajar agar siswa tidak merasa bosan untuk belajar,(3) Guru memberikan penguatanpenguatan positif terhadap siswa sehingga siswa terpacu untuk bersemangat belajar,(4) Guru memberikan kebebasan kepada siswa selama pembelajaran untuk menggunakan gaya belajarnya masing-masing, karena gaya belajar setiap anak berbeda-beda, (5) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mencatat segala sesuatu yang

No. Sampel N Dk 𝑋̅ S2 χ2

hitung χ2tabel Status

1 Kelompok eksperimen 40 78 75,85 140,64 3,325 2,000 H0 ditolak 2 Kelompok kontrol 40 69,2 133,10

(9)

9 didapatkan selama proses pem-belajaran dengan bahasanya sendiri se-hingga mudah dipahami,(6) Dalam PBM guru memberi siswa selingan untuk membaca buku tentang materi guna menambah pemahaman, wawasan dan daya ingat siswa. Dengan adanya proses pembelajaran yang menarik menjadikan pembelajaran lebih menyenangkan sehingga mampu membangkitkan semangat dan minat siswa untuk belajar. Dengan meningkatnya semangat dan minat siswa untuk belajar, tentu saja akan mem-pengaruhi tingkat konsentrasi siswa dan kematangan pemahaman terhadap se-jumlah materi yang diberikan sehingga akan berpengaruh pada kompetensi pengetahuan yang optimal.

Pada kelompok kontrol diberikan pembelajaran konvensional. Pembelajaran pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol hampir mirip karena sama-sama menggunakan pendekatan saintifik, karena kurikulum 2013 mengharapkan kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan saintifik. Tetapi yang membedakan di kelompok eksperimen yaitu penggunaan model Qua-ntum Learning berbasis

Asessment Portofolio . Sedangkan pada

kelompok kontrol menerapkan pembelajaran kon-vensional. Hal tersebut juga bisa mem-buat siswa merasa kurang bersemangat dalam belajar. Hasil penelitian ini memperkuat simpulan yang disampaikan oleh Wahyuni tahun 2016 bahwa kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran

Quantum Learning berbasis Asessment

Portofolio memiliki kompetensi pengetahuan IPS yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model konven-sional.

Berdasarkan paparan tersebut, dapat dikatakan bahwa model Pembelajaran

Quantum Learning berbasis Asessment

Portofolio berpengaruh terhadap kompetensi pengetahuan IPS siswa kelas V SD Gugus Kompyang Sujana Denpasar Barat.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisis nilai kompetensi pengetahuan IPS pada kelompok eksperimen diperoleh skor rerata siswa sebesar 75,85 dengan perolehan nilai minimum 60 dan nilai maksimum 95. Ber-dasarkan hasil analisis nilai kom-petensi pengetahuan IPS pada kelompok kontrol diperoleh skor rerata siswa sebesar 69,2 dengan perolehan nilai minimum 54 dan nilai maksimum 86. Hasil analisis uji t diperoleh thitung = 3,325. Harga

tersebut kemudian dibandingkan dengan harga ttabel pada taraf signifikansi 5% (a =

0,05) dengan dk = n1 + n2 – 2 = 40 + 40 –

2= 78 adalah 2,000. Oleh karena thitung>

ttabel (3,325>2,000) maka Ho ditolak atau Ha

diterima. Hal ini berarti terdapat per-bedaan yang signifikan kompetensi pengetahuan IPS antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui model Quantum

Learning berbasis Asessment Portofolio

dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional pada kelas V SD Gugus Kompyang Sujana Denpasar Barat tahun ajaran 2016/2017. Rerata kompetensi pengetahuan siswa kelompok eskperimen X =75,85> X = 69,2 rerata kompetensi pengetahuan IPS siswa kelompok kontrol. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan pembelajaran melalui model Quantum

Learning berbasis Asessment Portofolio

berpengaruh terhadap kompetensi pengetahuan IPS siswa kelas V SD Gugus Kompyang Sujana Denpasar Barat tahun ajaran 2016/2017. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka saran yang dapat diajukan adalah sebagai berikut. Melihat hasil penelitian pada pembelajaran IPS dengan menggunakan model Quantum Learning berbasis

Asessment Portofolio, hendaknya guru

menerapkan pembelajaran menggunakan model Quantum Learning berbasis

Asessment Portofolio pada muatan materi

IPS. Sekolah hendaknya menyediakan sarana yang maksimal untuk menunjang pem-belajaran agar siswa semakin bersemangat untuk belajar dan memanfaatkan sarana tersebut untuk mengoptimalkan kompetensi pengetahuan siswa sehingga mutu sekolah menjadi

(10)

10 semakin meningkat. Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan peneliti lain melakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan model Quantum Learning berbasis Asessment Portofolio. Untuk mengetahui kemungkinan hasil yang berbeda pada pokok bahasan lainnya,peneliti menyarankan pada peneliti lainnya untuk melakukan penelitian yang sejenis pada pokok bahasan yang lebih beragam serta agar lebih kritis menyikapi hasil penelitian ini karena dilakukan oleh pemula yang memiliki banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi.2013.Evaluasi

Pembelajaran.Bandung:PT

Remaja Rosdakarya Dantes,Nyoman. 2012. Metode

Penelitian . Yogyakarta: Andi

Yogyakarta

Darmadi,Hamid. 2014. Metode

Penelitian Pendidikan dan Sosial. Bandung : Alfabeta

DePorter,Bobbi dan Hernacki,Mike.2015.

Quantum Learning. Bandung

: Kaifa

Hasbullah. 2011. Dasar-dasar Ilmu

Pendidikan. Jakarta: Rajawali

Pers

Setyosari, Punaji.2015. Metode

Penelitian Pendidikan & Pengembangan.

Jakarta:Kencana

Sudijono,2012. Pengantar Evaluasi

Pendidikan. Jakarta :

Rajawali Pers

Sugiyono,2012. Metode Penelitian

Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif

,Bandung : CV.ALFABETA Susanto,Ahmad.2013. Teori

Belajar & Pembelajaran.

Jakarta: Prenadamedia Group

Yus, Anita.2006. Penilaian

Portofolio Untuk Sekolah Dasar. Jakarta:Direktorat

Referensi

Dokumen terkait

This statement has been made truthfully in order to be used accordingly... melalui fasilitas transaksi khusus dan atau sarana lain yang ditentukan oleh BCA Syariah; dan

Tuturan (91) merupakan tuturan yang termasuk tindak tutur ilokusi direktif wujud “perintah” dapat dikatakan sebagai tindak tutur ilokusi direktif wujud perintah,

1) Pendidikan dan Pelatihan (diklat) bagi calon peserta Lampung Mengajar tahun 2018 akan dilaksanakan secara intensif selama 20 hari kalender, yang rencananya akan

Dalam berita ini terdapat enam karakteristik narasi, yaitu keberadaan pemain belakang sebagai pengirim, ketajaman timnas Prancis sebagai objek, melaju ke final Piala Dunia 2018

Grup menggunakan instrumen keuangan untuk mengelola risiko eksposur atas suku bunga dan tingkat perubahan nilai tukar mata uang asing. Penggunaan derivatif lebih

Data diatas menunjukkan bahwa struktur hukum kurang berpengaruh terhadap pemidanaan pelaku tindak pidana narkotika (48.48%) karena antara hukum mengenai hal itu tidak

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 27 Tahun 2000 yang merupakan daerah otonom dimana penyelenggaraan pemerintahan daerah

Menurut Badan Pusat Statistik, 2004 pengertian industri adalah perusahaan atau usaha industri yang merupakan satu unit (kesatuan usaha) melakukan kegiatan ekonomi,