• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK WINE LOKAL DAN WINE AUSTRALIA DENGAN BERBAHAN DASAR GRAPE VARIETY CHARDONNAY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERBANDINGAN KARAKTERISTIK WINE LOKAL DAN WINE AUSTRALIA DENGAN BERBAHAN DASAR GRAPE VARIETY CHARDONNAY"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

Wine is an alcoholic drink made from fermented grapes or other fruits. Due to a natural chemical balance, grapes can ferment without added sugars, acids, enzymes, water or other nutrients. Although there is a common perception that it is almost impossible to grow wine and produce quality wines in the tropical climate of Asia, but the Hatten Wines company succeeded in establishing a successful wine industry. The products offered can be accepted by tourists. Hatten Wines also produces wine using imported Australian grape, one of which is wine with the brand of Two Island. This type of wine uses the type of Australian grape, and is made in Bali. Differences location of production will certainly create a different taste with other types of wine. The uniqueness of taste and aroma is what must be studied and developed more deeply to know the characteristics of the wine. By knowing more clearly about the characteristics of the local wine, and seeing from a variety of food in Indonesia, of course this local wine should also be developed to be combined with various types of food, or commonly referred to as “Food and Wine Pairing”. However, consumers’ interest in local wine is still relatively low either just to enjoy or to be combined with food, as consumers tend to prefer the type of wine produced outside because it is considered to have a better flavor.

Keyword: Wine, Grape Variety, Chardonnay

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK WINE LOKAL DAN WINE

AUSTRALIA DENGAN BERBAHAN DASAR GRAPE VARIETY

CHARDONNAY

(STUDI KASUS UJI ORGANOLEPTIK) NI LUH SUASTUTI

suastuti@gmail.com

IDA AYU YULYARINI SUGIANTARI

idaayuyulyarini@gmail.com Program Studi Manajemen Tata Hidangan

Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali

(2)

PENDAHULUAN

Wine adalah minuman beralkohol yang terbuat dari fermentasi anggur atau buah-buahan lain. Karena adanya keseimbangan kimia alami, anggur dapat berfermentasi tanpa tambahan gula, asam, enzim, air atau nutrisi lainnya. Dalam proses fermentasi, ragi akan mengkonsumsi kandungan gula dari anggur dan mengubahnya menjadi etanol serta karbon dioksida. Variasi yang berbeda dari jenis anggur dan ragi akan menghasilkan jenis wine yang berbeda. Variasi tersebut dapat dihasilkan dari interaksi kompleks antara perkembangan biokimia anggur, reaksi yang terlibat dalam proses fermentasi, lingkungan fermentasi (karakteristik khusus yang dihasilkan dari lingkungan geografis, geologi, iklim bahkan genetic tanaman anggur), appellation (penyebutan atau nama yang diberikan untuk menerangkan dimana anggur untuk wine tersebut tumbuh), serta campur tangan manusia dalam proses pembuatannya.

Menurut Sinaga dalam (http:// f r e d i c k s o n s i n a g a . b l o g s p o t . c o . i d ) menyebutkan bahwa wine dapat dibagi menjadi 2 kategori sesuai dengan negara penghasilnya, yaitu Old World Wine dan New World Wine.Negara-negara Old World Wine biasanya menghasilkan wine dengan sajian yang elegant dan sebisa mungkin tidak terlalu kuat aroma kayu oak-nya. Pada label wine nya pun Old World Wine seringkali tidak mencantum-kan Varietal Grape yang digunamencantum-kan. Adapun negara yang termasuk ke dalam Old World Wine adalah Prancis, Italy,

Jerman, Portugal dan Spanyol. Sedangkan New World Wine menyajikan wine dengan aroma kayu oak yang cukup kuat serta seringkali mencantumkan varietal grape-nya. Negara yang termasuk New World Wine adalah New Zealand, Chille, dan Australia.Seiring dengan persaingan di industri wine, negara-negara tersebut sudah saling silang dalam mengolah wine. Jadi yang terpenting untuk saat ini adalah bukan dari kategori mana wine tersebut, tetapi dapat dinilai dari reputasi brand yang memproduksinya.

Bali sebagai salah satu destinasi wisata favorite juga turut serta berparti-sipasi untuk merintis bisnis produksi wine. Meskipun ada anggapan umum bahwa nyaris mustahil menumbuhkan anggur dan memproduksi wine berkualitas di iklim tropis Asia, namun perusahaan Hatten Wines berhasil mendirikan sebuah industri wine yang dapat dikatakan sukses. Produk-produk yang ditawarkan pun dapat diterima oleh wisatawan. Dapat dilihat pula dari sebuah situs web yang dimiliki oleh Hatten Wines Bali dalam (www.hattenwines.com) mengatakan bahwa banyak wine produksinya yang telah meraih berbagai penghargaan. Dengan menggunakan anggur hitam lokal yang ditumbuh kembangkan di daerah Singaraja, Bali dengan jenis Alphones-Lavalleé,French table grapes serta anggur putih lokal - Belgia dan Probolinggo Biru. Anggur-anggur ini memungkinkan Hatten Wines berproduksi sepanjang tahun karena tidak ada periode “tidur” di iklim tropis seperti halnya di Eropa. Selain mengembangkan jenis anggur lokal,

(3)

Hatten Wines juga memproduksi wine dengan menggunakan anggur import Australia, salah satunya adalah wine dengan merek Two Island. Jenis wine ini menggunakan jenis anggur Australia, dengan pengolahan yang tetap dilakukan di Bali. Perbedaan lokasi produksi tentunya akan menciptakan cita rasa yang berbeda pula dengan jenis wine lainnya. Selain Hatten Wines, banyak pula produk-produk wine lokal yang dihasilkan, seperti Plaga, Cape Discovery, Sababay, Artisan, dan masih banyak lainnya. Dengan iklim tropis yang dimiliki Indonesia, tentunya cita rasa dari wine yang diproduksi akan berbeda dari jenis wine luar lainnya. Banyak faktor pula yang dapat menciptakan rasa yang unik dari setiap wine yang diproduksi, seperti suhu, tanah, letak geografis, kandungan air tanah, dan faktor lainnya. Keunikan dari rasa dan aroma inilah yang harus dipelajari dan dikembangkan lebih mendalam guna mengetahui karakteristik dari wine tersebut. Dengan mengetahui lebih jelas mengenai karakteristik dari wine lokal tersebut, dan melihat dari beragam pangan di Indonesia, tentunya jenis wine lokal ini pula seharusnya dapat dikembangkan untuk dipadukan dengan berbagai jenis makanan, atau yang biasa disebut dengan “Food and Wine Pairing”. Akan tetapi, minat para konsumen untuk wine lokal masih tergolong rendah baik hanya untuk dinikmati ataupun untuk dipadukan dengan makanan, karena konsumen cenderung lebih memilih jenis wine yang diproduksi diluar karena dianggap memiliki citarasa yang lebih baik,

meskipun dengan jenis buah anggur yang digunakan sama antara wine lokal dan wine luar namun rasa yang terkandung didalamnya berbeda. Dengan melihat fenomena tersebut dikalangan masya-rakat, maka pengembangan untuk wine lokal ini sangat diperlukan untuk memperkenalkan wine lokal ke masyarakat luas. Pengembangan ini dapat berupa promosi, pengenalan, dan pembelajaran lebih mengenai wine lokal tersebut sehingga dapat diketahui bagaimana perbedaan dan perbandingan antara wine lokal dengan jenis wine produksi luar lainnya dengan jenis buah anggur yang sama khususnya karakteristik dan perpaduannya dengan makanan. Dengan demikian dapat memaksimalkan dalam proses mempromosikan produk lokal yang akan lebih siap untuk bersaing dengan produk luar lainnya.

Berdasarkan paparan yang telah dijelaskan pada identifikasi masalah diatas, maka rumusan masalah yang dapat dikemukakan yaitu :

1. Bagaimana perbedaan karakteristik antara wine lokal (Two Island) dengan wine Australia (Sacred Hill) dengan berbahan dasar grape variety Chardonnay ?

2. White wine manakah yang lebih diminati oleh panelis?”

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan karakteristik antara wine lokal (Two Island) dengan wine Australia (Sacred Hill) dengan bahan dasar buah anggur yang sama yaitu Chardonnay serta untuk mengetahui anggur jenis mana

(4)

yang lebih disukai oleh para panelis yang nantinya dapat dijadikan cerminan kegemaran konsumen terhadap anggur.

METODE

Teknis analisis data yang digunakan adalah teknik deskriptif kualitatif dengan metode komparatif dan menggunakan uji organoleptik. Teknik ini digunakan untuk pemecahan masalah dengan memaparkan data yang dianalisis dengan acuan teoritis yang relevan dengan permasalahan. Metode komparatif digunakan sebagai metode perbandingkan untuk menda-patkan pesamaan-persamaan, perbedaan-perbedaan, dan sebab-sebab dari suatu permasalahan. Dan dalam menganalisis data ini pula digunakan pengujian organoleptik. Pengujian organoleptik adalah pengujian yang didasarkan pada proses penginderaan. Penginderaan diartikan sebagai suatu proses fisio-psikologis, yaitu kesadaran atau penge-nalan alat indra akan sifat-sifat benda karena adanya rangsangan yang diterima alat indra yang berasal dari benda tersebut. Pengindraan dapat juga berarti reaksi mental (sensation) jika alat indra mendapat rangsangan (stimulus). Pengujian organoleptik inimenggunakan panca indera manusia. Dalam uji organoleptik ada beberapa hal yang diuji, seperti penampilan (warna, ukuran), aroma, dan rasa. Panca indera yang digunakan dalam uji organoleptik ini adalah indera penglihatan, indera perasa, dan indera penciuman. Indera penglihatan digunakan untuk menguji yang dapat dilihat oleh mata, misalnya perbedaan

warna dari Two Island Chardonnay dengan Sacred Hill Chardonnay. Indera perasa digunakan untuk menguji hasil dengan alat bantu pengecapan, hal yang diuji oleh indera perasa adalah perbedaan rasa yang dihasilkan dari Two Island Chardonnay dengan Sacred Hill Chardonnay. Dan indera penciuman digunakan untuk menguji hasil dalam hal aroma yang dihasilkan dari Two Island Chardonnay dengan Sacred Hill Chardonnay untuk mengetahui perbandingannya. Adapun sumber atau acuan yang digunakan untuk menganalisis dan membandingkan data dalam penelitian karakteristik lokal wine Two Island Chardonnay dengan Australian wine Sacred Hill Chardonnay adalah teori yang dikemukakan oleh Clive Hartley pada bukunya “The Australian Wine Guide”mengenai langkah dasar dalam menilai wine dan teori menurut Madeline Puckette dalam (http://winefolly.com/ review/wine-characteristics) mengenai dasar karakteristik wine. Menurut Hartley(2017 : 78), menyebutkan bahwa terdapat 8 karakteristik dasar dalam menilai wine, yaitu : 1). Sweetness( Rasa Manis ), 2). Acidity ( Keasaman ), 3). Tannin(Sepat), 4). Body ( Kepekatan ), 5).Flavour and flavour intensity (Rasa dan intensitas rasa), 6). Length and finish( lama dan akhir ), 7). Colour ( warna ),8). Conclusion ( Rasa Akhir ).

Sedangkan Menurut Madeline Puckette dalam (http://winefolly.com/ r e v i e w / w i n e - c h a r a c t e r i s t i c s ) menyebutkan bahwa terdapat 5 karakter dasar dalam menilai sebuah wine, yaitu :

(5)

1.Sweetness ( Rasa Manis), 2. Acidity (keasaman), 3.Tannin ( Sepat), 4. Fruit (Rasa Buah), 5). Body (Kepekatan) Adapun langkah kerja uji organoleptik yang dilakukan dalammenganalisis karakteristik dari lokal wine Two Island Chardonnay dan Sacred Hill Chardonnay adalah sebagai berikut :

Menyiapkan angket observasi yang akan digunakan saat pengujian organo-leptik

Menyiapkan 5 orang panelis yang akan menjadi penilai dari objek yang akan dianalisa. Ketiga panelis ini terdiri dari dua orang panelis yang memiliki keahlian dan bakat mengenai karkterisktik dari wine ( Sommelier ), dan 3 orang panelis yang memiliki kepekaan yang cukup baik dalam menilai beberapa rangsangan yang spesifik.

Memberikan angket kepada panelis untuk diisi saat pengujian dilakukan.

Mengumpulkan angket dan menga-nalisa hasil dengan menggunakan metode komperatif antara hasil pengujian dengan teori acuan sehingga mengetahui hasil akhir dari karakteristik antara kedua objek.

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Buah Anggur Chardonnay

Chardonnay merupakan jenis buah anggur yang paling banyak ditanam dan memiliki bermacam-macam variasi didunia. Jenis anggur dengan variasi Chardonnay ini memiliki karakteristik tersendiri diban-dingkan dengan jenis

anggur lainnya, Chardonnay yang telah matang kebanyakan memiliki rasa buah tropis seperti nanas, jambu biji, dan mangga, sedangkan Chardonnay yang masih setengah matang atau sedikit tingkat kematangannya akan memiliki rasa seperti apel hijau dan lemon. Pada umumnya jenis white wine dengan jenis anggur Chardonnay ini mengandung rasa didalamnya seperti :

a. Rasa buah : Berries, citrus, lemon, apel, pear, nanas, nangka, markisa, peach dan fig.

b. Rasa lain : Herb, spice, bunga, mineral, melati, almond, vanilla, tanah, madu. c. Rasa dari oak :vanilla, pie, crème

brulee, dill, kelapa.

Kandungan rasa dan aroma inilah yang dimiliki oleh jenis white wine ini. Dengan iklim yang hangat kadar keasaman Chardonnay menjadi medium low, sedangkan pada iklim yang dingin tanpa proses oak kadar keasamannya akan meningkat menjadi medium high. White wine dengan jenis buah anggur ini sangat cocok dipadukan dengan jenis makanan olahan ikan atau ayam, karena memiliki rasa yang segar dan keasaman yang kuat. Adapun beberapa contoh makanan dan bahan yang cocok untuk dipadukan dengan white wine jenis ini seperti : a. Daging dan ikan : Dada ayam, kalkun,

halibut, sturgeon, cod, lobster, crab, scallops, kerang, oyster.

b. Rempah dan bumbu : Thyme, parsley, marjoram, white pepper, tarragon. c. Keju : Keju yang berasal dari susu

sapid an susu kambing dengan tekstur soft-semi soft.

(6)

d. Sayuran : Polong, zucchini, asparagus, jamur putih, truffles, almond.

Karakteristik wine lokal Two Island Chardonnay

Two Island Chardonnay merupakan salah satu jenis white wine yang diproduksi oleh perusahaan Hatten Wine Bali. White wine ini menggunakan jenis buah anggur yang berasal dari South Australia, dengan proses pembuatan, fermentasi, pemasakan, dan pengemasan dilakukan di Hatten Winery yang berada di daerah Sanur. Wine ini memiliki cita rasa dengan aroma buah citrus yang segar yaitu fig dan melon saat dinikmati, sehingga memberikan rasa yang lama hingga akhir. White wine jenis ini memiliki variasi warna medium pale gold, serta dengan style medium full bodied. Two Island Chardonnay dapat dinikmat secara langsung ataupun dipadukan dengan makanan seperti unggas,seafood, dan jenis makanan Asia.

Karakteristik wine Australia Sacred Hill Chardonnay

White wine ini merupakan jenis wine yang berasal dari Riverina, New South Wales, Australia yang diproduksi oleh perusahaan De Bortoli. Dengan vineyard yang berlokasi di Hawke’s Bay dan Marlborough. Daerah ini memiliki temperature yang hangat sehingga sangat cocok digunakan untuk daerah penanaman buah anggur jenis Chardonnay. Sacred Hill Chardonnay memiliki tekstur medium bodied, dengan aroma dan rasa peach dan sedikit citrus yang segar dimulut, memiliki

warna pale straw dengan kadar alkohol kisaran 13%. White wine ini cocok di padukan dengan berbagai jenis makanan seperti fish and chips, tuna, sate ayam, mushroom risotto, daging ayam, parmesan cheese.

Penelitian dilakukan di Ganesha Restaurant, Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali. Peneliti memilih lokasi tersebut karena perlengkapan dan peralatannya sangat mendukung dan menunjang kelancaran di dalam melaksanakan percobaan. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan melakukan uji organoleptik untuk mendapatkan perbandingan karakteristik antara Two Island dan Sacred Hill dengan jenis grape variety yang sama yaitu Chardonnay, dengan perlakuan variable sebagai berikut :

a. Wine A : White wine dengan merek Sacred Hill Chardonnay, Australia b. Wine B : White wine dengan merek Two

Island Chardonnay, Indonesia

Adapun langkah-langkah kerja yang dilakukan dalam pengujian organoleptik ini adalah sebagai berikut :

Menyiapkan angket penilaian terhadap karakteristik kedua wine yang akan diisi oleh panelis.

Menyiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan untuk pengujian yang dilakukan sesuai dengan variable yang telah ditentukan.

Menjelaskan langkah kerja serta tata cara pengisian angket kepada seluruh panelis.

(7)

Melakukan pengujian terhadap kedua sample wine yang ditelah disesuaikan untuk memperoleh hasil yang diinginkan.

Mengumpulakan semua angket yang telah diisi oleh panelis untuk selanjutnya dapat dilakukan analisis data.

Objek yang Diamati

Pengamatan yang dilakukan adalah secara organoleptik yang dilakukan dengan uji deskripsi terhadap sweetness, acidity, body, tannin, smell, colour, flavour, dan length antara lokal wineTwo Island Chardonnay dengan Australian wine Sacred Hill Chardonnay. adapun organoleptik yang diamati meliputi : a Sweetness

1. Low : kadar manis saat dirasakan dimulut tidak begitu terasa

2. Medium : kadar manis cukup saat dirasakan dimulut

3. High : kadar manis sangat terasa dimulut

b. Acidity

1. Low : kadar keasaman tidak terlalu terasa

2. Medium : kadar keasaman cukup trasa dimulut

3. High : kadar keasaman sangat terasa dimulut

c. Tannin :

1. Low : tidak terlalu terasa pekat dimulut

2. Medium : cukup terasa pekat saat disarasakan didalam mulut

3. High : sangat pekat saat dirasakan didalam mulut

d. Body :

1. Light : terlihat jernih dan terang 2. Medium Bodied : terlihat lebih pekat

namun tetap terang

3. Full Bodied : terlihat paling pekat e. Flavour :

1. Fruit : terasa buah seperti melon, green apple, fig, persik, dan citrus 2. Floral : terasa bunga-bungaan 3. Herb/spice : terasa rempah-rempah 4. Earth : terasa seperti aroma tanah 5. Other flavour : mengandung rasa

lainnya f. Smell :

1. Fruit : aroma buah seperti melon, green apple, fig, persik, dan citrus 2. Floral: aroma bunga-bungaan 3. Herb/spice : aroma rempah-rempah 4. Earth : aroma seperti aroma tanah 5. Other smell : tercium aroma lainnya,

seperti oak dan barrels g. Colour :

1. Pale Gold : warna jernih, kuning keemasan, dan pucat

2. Medium Gold : warna lebih pekat, kuning keemasan, terang

3. Deep Gold : warna keemasan sangat pekat dan terang

h. Length :

1. Long : rasa yang ditinggalkan dimulut terasa lama

2. Average : rasa yang ditinggalkan cukup lama dimulut

3. Short : rasa yang ditinggalkan sangat sebentar dan langsung hilang dimulut

(8)

Teori pengumpulan data dengan cara mengadakan pengamatan langsung pada objek penelitian dengan melakukan pengujian organoleptik hingga diperoleh hasil mengenai karakteristik dari setiap sampel wine.

Hasil Uji Organoleptik

Uji organoleptik dilakukan untuk menguji 2 sampel white wine. Pengujian ini dilakukan oleh 5 orang panelis

diantaranya adalah 2 orang sommelier, 2 orang dosen laki-laki Manajemen Tata Hidangan yang memiliki pengetahuan lebih mengenai wine, dan 1 orang dosen wanita Manajemen Tata Hidangan dan diamati langsung secara langsung oleh peneliti. Adapun hasil uji organoleptik yang diperoleh setelah melakukan pengujian dapat dilihat dari Tabel 3.3 dan Tabel 3.4.

Tabel 3.3

Hasil Uji Organoleptik Oleh Panelis Terhadap Wine Australia Sacred Hill Chardonnay

(9)
(10)

Berdasarkan pada kedua tabel diatas dapat dilihat hasil yang diperoleh melalui uji organoleptik yang dilakukan. Masing-masing white wine memiliki karakteristik yang berbeda sesuai dengan penilaian panelis. Setiap panelis memiliki beberapa perbedaan dalam menilai dan merasakan

kedua sampel wine.Karakteristik yang dimiliki antara kedua jenis white wine yang menjadi objek penelitian tidak memiliki perbedaan yang terlalu jauh, sehingga dapat dikatakan wine A dengan wine B memiliki cita rasa yang hampir sama.

(11)

Analisis Organoleptik

Berdasarkan data yang diperoleh dengan uji organoleptik, dengan menggunakan teknik analisis data deskriptif

komperatif yang dilakukan oleh peneliti terhadap dua sampel white wine yang diujikan oleh 5 orang panelis maka diperoleh hasil seperti pada Tabel 3.5 berikut

(12)

Berdasarkan pada table diatas maka didapatkan perbandingan antara kedua sampel white winesebagai berikut :

Sweetness :Menurut hasil uji organoleptik, maka dari segi tingkat kemanisan pada wine, wine Australia Sacred Hill memiliki kadar manis lebih tinggi yaitu medium, dibandingkan dengan wine lokal Two Island yang memiliki kadar manis yang rendah. Medium disini dapat diartikan bahwa rasa manis pada wine saat dimulut cukup terasa tetapi tidak menyengat.

Acidity : Dari tingkat keasaman, wine Australia Sacred Hill memiliki tingkat keasaman yang lebih tinggi yaitu medium to high, atau dapat diartikan bahwa saat dimulut terasa asam/kecut dengan rasa yang tajam dan kuat. Sedangkan wine lokal Two Island memiliki kadar keasaman yang lebih

rendah (low)atau rasa asam saat dimulut tidak terasa kuat atau sedikit hambar.

Tannin : Dilihat dari kadar tannin atau rasa pahit yang terdapat pada wine Australia Sacred Hill lebih rendah (low)atau dapat diartikan bahwa rasa pahit saat dimulut tidak terasa kuat, karena kadar asam dan manis pada wine ini jauh lebih tajam, sedangkan wine lokal Two Island memiliki kadar pahit lebih tinngi (medium)sehingga lebih terasa pekat saat dimulut.

Body : Kedua white wine ini memiliki tekstur yang sama yaitu medium body yang artinya bahwa tekstur dan bekas wine yang melekat di dinding gelas tipis, tapi agak jelas terlihat.

Flavour : Wine Australia Sacred Hill memiliki kandungan rasa buah, herb/ spice didalamnya, sedangkan wine lokal Two Island memiliki lebih banyak

(13)

kandungan rasa didalamnya yaitu buah, floral, herb/spice, earth, dan rasa lainnya. Namun kedua wine didominasi dengan rasa buah-buahan.

Smell : Aroma yang terdapat pada wine Australia Sacred Hill yaitu aroma buah-buahan dan herb/spice, dan pada wine lokal Two Island selain memiliki aroma buah-buahan terdapat juga aroma lainnya menurut panelis seperti bunga, herb/spice dan aroma lain. Colour : Dari segi warna wine Australia Sacred Hill memiliki warna medium gold, yaitu warna kuning keemasan yang terang, dan wine lokal Two Island memiliki warna deep gold atau warna kuning yang lebih pekat.

Length : Menurut hasil uji organoleptik wine Australia Sacred Hill jarak rasa saat pertama dinikmati hingga akhir didalam mulut lebih cepat berakhir atau berada pada tingkat sedang (average) dibandingkan dengan wine lokal Two Island rasa akhir saat dimulut terasa jauh lebih lama (long)

Mengacu kepada hasil penelitian variable uji organoleptik serta penjelasannya terhadap karakteristik dari masing-masing wine diatas dapat dilihat bahwa dengan menggunakan jenis anggur yang sama kualitas rasa yang dimiliki tentunya tidak jauh berbeda antara wine Indonesia dengan wine Australia. Kedua white wine ini memiliki karakteristik yang hampir sama, serta memiliki rasa dan aroma buah yang segar sesuai dengan karakteristik buah anggur

Chardonnay. Menurut pendapat dari seluruh panelis dalam wawancara yang dilakukan untuk mengetahui white wine mana yang lebih digemari, maka dapat dari 4 orang panelis menyatakan bahwa lebih menyukai Australia white wine Sacred Hill Chardonnay karena white wine ini memiliki rasa dan aroma yang lebih kuat dan tajam saat didalam mulut, dibandingkan dengan lokal wine Two Island Chardonnay yang dirasakan cukup hambar. Sedangkan 1 orang panelis menyatakan bahwa lebih menyukai karakteristik dari Two Island Chardonnay karena memiliki rasa yang ringan saat di dalam mulut, sesuai dengan karakteristik orang Asia terutama wanita yang lebih menyukai jenis wine yang ringan dan rasa yang tidak terlalu tajam. Sedangkan menurut Harald Wiesmann, selaku Chief Sommelier The St. Regis Bali Resort, dalam wawancara langsung yang dilakukan mengatakan bahwa wineAustraliamemang lebih diminati konsumen karena memiliki rasa yang lebih tajam dibandingkan dengan lokal wine, dengan rasa buah yang sangat segar saat dinikmati seperti melon dan citrus, tingkat keasamannya pun masih tergolong medium to high sehingga sangat dinikmati baik secara langsung maupun dipadukan dengan makanan. Namun lokal wine itu sendiri memiliki cita rasanya sendiri. Pada umumnya lokal wine memiliki karakteristik rasa yang lebih manis, pekat, serta cenderung tidak terlalu asam yang sangat cocok dengan

(14)

cita rasa Asia. Perbedaan yang terdapat pada masing-masing wine merupakan ciri khas dari wine tersebut, hal tersebut dapat disebab kan oleh beberapa faktor, seperti daerah produksi wine tersebut, winemaker, suhu, penyimpanan, serta rasa tersendiri yang dihasilkan dari buah anggur yang digunakan.

PENUTUP Simpulan

Australia wine,Sacred Hill Chardonnay memiliki karakteristik kadar manis dan keasaman yang sedang hingga tinggi (medium to high), kadar kepekatan yang rendah hingga sedang dengan tekstur medium body dan warna terang kuning keemasan, memiliki cita rasa dan aroma buah-buahan yang kuat seperti melon, buah persik, dan citrus serta rempah-rempah, rasa akhir yang ditinggalkan dimulut tidak terlalu lama atau dalam jangka waktu yang singkat, dapat dipadukan dengan jenis makanan seperti ikan, daging ayam, oyster, keju, dan saus krim, serta terasa segar saat dinikmati secara langsung.

Indonesian wine, Two Island Chardonnay memiliki karakteristik kadar manis yang rendah dan tingkat keasaman yang sedang, tekstur lebih pekat atau full body dengan warna kuning keemasan dan gelap, lebih kaya rasa dan aromayang terkandung didalamnya seperti buah, bunga, rempah, dan rasa serta aroma pendukung lainnya, rasa akhir dimulut berakhir dalam jangka waktu yang lama,

dapat dipadukan dengan berbagai olahan daging putih, ikan, dan bahan makanan Asia. Berdasarkan hal tersebut maka wine produksi lokal memiliki karakteristik yang tidak jauh berbeda dari wine produksi luar khususnya Australia wine, karena memiliki karakter yang sesuai dengan karakter jenis buah anggur Chardonnay pada umumnya.

Dari 2 sampel white wine yang diujikan, maka diperoleh hasil bahwa Australian wine,Sacred Hill Chardonnay lebih digemari karena memiliki rasa dan kesegaran yang tajam dibandingkan dengan Indonesia wine,Two Island Chardonnay yang memiliki cita rasa yang lebih ringan.

Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas maka untuk lebih memajukan produk lokal khususnya wine untuk dapat bersaing dipasar Internasional disarankan untuk dapat mempromosikanwine produksi dalam negeri kepada seluruh masyarakat dan wisatawan serta menjelaskan karakteristik, cita rasa dan perpaduan dengan berbagai bahan makanan, serta kelebihan yang dimiliki oleh wine lokal untuk menjadi nilai tambah di kalangan masyarakat, sehingga dapat menarik minat konsumen dalam menikmati baik secara langsung maupun dipadukan dengan berbagai jenis makanan khususnya makanan Asia. Karena lokal wine khususnya Two Island Chardonnay memiliki karakteristik yang tidak terlalu jauh dari jenis Australian wine sehingga

(15)

wine jenis ini pun seharusnya dapat dengan mudah ditawarkan kepada konsumen dan bersaing hingga pasar Internasional.

DAFTAR PUSTAKA

Admin. 2013. Pengertian Pengujian Organoleptik. Jurnal Uji Organoleptik, 1-2

Goodman, R.J.Jr. 2002. F&B service Management. Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga

Grainger, Keith. 2009. Wine Quality USA: John Wiley & Sons, Inc.

Handoyo, Yohan. 2007. Rahasia Wine. Jakarta: Pt Gramedia Pustaka Utama

Hartley, Clive. 2017. Australian Wine Guide ebook version. Australia : Hospitality Books

Jackson, Ronald S. 2008. Wine Science (Third Edition). California USA: ElsevierLTD

Kolpan, dkk. 2002. Exploring Wine. New York: John Wiley & Sons, Inc.

Lumanauw, Farly. 2000. Petunjuk Praktis Pelaksanaan Beverage Service di Bar

Hotel. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

I. PUCKETTE, MADELINE. 2012. HOW BASIC

WINE CHARACTERISTICS HELP YOU

FIND FAVORITES(HTTP:// WINEFOLLY.COM/REVIEW/WINE-CHARACTERISTICS/. DIAKSES 21 APRIL 2017)

Sihite, Richard. 2000. Bar (Minuman Alkohol). Surabaya: Penerbit SIC.

Sinaga, Fredikson. 2013. Perbedaan Old World Wine Dan New World Wine.

(http://fredicksonsinaga.blogspot.co.id/ 2013/04/perbedaan-old-world-wine-dan-new-world.html/. diakses 5 Maret 2017)

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta

Referensi

Dokumen terkait

14 Perbandingan karakteristik dan efisiensi dari tanaman kedelai dan tanaman Bauhinia purpurea menunjukkan hasil yang mendukung hipotesa peneliti yaitu biji

Meskipun dari dataset yang dikumpulkan oleh penulis software streamster lebih tidak digunakan namun menurut hasil pengolahan data dan statistic yang ada, maka penulis

Hasil dari penelitian ini adalah Menurut statistik deskriptif, asuransi konvensional tampil lebih baik dari operator asuransi syariah dalam hal kinerja keuangan dan

Menurut Sujarweni (2015) data dapat dikatakan valid jika nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel, sehingga dapat diketahui bahwa seluruh data yang

Dari hasil LSM dapat dilihat kapasitas swelling dari suatu core yang di rendam dalam jenis lumpur berbahan dasar air 7% KCl Polymer memiliki kemampuan menyeram air yang lebih

(2001) dan Yu & Wang (2010) menyatakan campuran dari anatas dan rutil memiliki aktivitas fotokatalisis yang lebih besar karena adaya efek sinergistik

HASIL KEGIATAN Sosialisasi yang telah dilakukan pada kegiatan yang di mulai dengan pemaparan tentang manfaat dan bagai mana mengolah produk dari ubi orange kepada masyarakat kecamatan

Hal ini disebabkan karena semakin tinggi suhu gelatinisasi maka penguapan air dari bahan akan semakin meningkat dan meningkatkan total padatan pada sirup glukosa, selain itu tingginya