PROV. RIAU
KOTA PEKAN BARU
Tim Penyusun
Pengarah : Haryono (Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian)
Penanggungjawab Program : Muhrizal Sarwani (Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian) Penanggung jawab Kegiatan : Prihasto Setyanto (Kepala Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi)
Inventor : Irsal Las, Haris Syahbuddin, dan Eleonora Runtunuwu
Peneliti : Eleonora Runtunuwu, Haris Syahbuddin, Aris Pramudia, Kharmila Sari Hariyanti, Yayan Apriyana, Erni
Susanti, Irsal Las, Diah Setyorini, Haryono Purwadinata, A. Kasno, Nurjaya, Ibrahim Adamy, Jojon Suryono, Suciantini, Elza Surmaini, Nani Heryani, Nurwindah Pujilestari, Yeli Sarvina, Rizatus Shofiyati, Setyono Hari Adi, Nasrullah, Wahyunto, Sidik H. Tala’ohu, Seta Rukmalasari Agustina, Elsa Rakhmi Dewi, Yayat Hidayat (Ditlin), Budi Kartiwa, Agus Guswara, Sri Hari Mulya, Rini Eksawati, Lis Rosita, Nurya Utami, Sulistyawati, M. Ramlan, Khodijah, Via Yulianti, Nur Megawati, Marda Willis,Hery Nugroho, I Waluyo, Sugito, Rahadian Mawardi, Hendi Supriyadi, Asep Wahyu, Anggi Sahru Romdon, Agung Iswadi, Diah Prita Saraswati, Ida Bagus Ariwibawa, Lia Hadiawati, Haruna, Hartin Kasim, I Ketut Suwitra, Ahyar, Musyadik, Dedi Hertanto, Sri Agustini, Dina Omayani Dewi, Sumarmiyati, Abdul Sobur, Chris Sugihono, Marlin Rumbarar, Muh. Fathul Ulum A, Ida Andriani, M.
Sofyan Souri, Ignas K. Lidjang, Alexander J. Reuwpassa, Yayat Hidayat, Apresus Sinaga, dan Nicholas Programmer dan Database : Fadhlullah Ramadhani, Muchamad Wahyu Tri Nugroho, Adang Hamdani, dan Budi Rahayu
Litkayasa : Ganjar Jayanto, Sumarno, Supriadi, Irawan, Muladi, Tri Nandar Wihendar, Mahpud Hasan, A.Yazid Maradji, Rasta Sujono, Asda, Adi Priyono, Slamet Effendi, Sutrisno, Purwaningsih, Eko Prasetyo, Asda, Gina Maulana, Endang Hidayat, Rahmat Hidayat, Suwandi, Koko Kusumah, Cahyana, Gatiyoga, Darsana, Suhartono, V. Kasmini, Tati Gustinah, Tuti Muliani, Santoso, Junaedi
Nara sumber : Le Istiqlal Amien, Sri Rochayati, Dedi Nursyamsi, Sukarman, Mamat Hs, Didi Ardi Suriadikarta, Wiwik Hartatik, Kasdi Subagyono, Astu Unadi, Priatna Sasmita, Ade Ruskandar, Nuryadi (BMKG), dan Antoyo (BMKG)
SAMBUTAN
Menteri Pertanian Republik Indonesia
Menteri Pertanian
Suswono
Bagi Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk terbanyak keempat di dunia, penyediaan dan kecukupan pangan
menjadi sangat strategis dan menentukan stabilitas dan ketahanan nasional. Oleh sebab itu, ketahanan pangan merupakan
sasaran utama pembangunan nasional. Dengan dukungan ketahanan pangan yang mantap, dampak berbagai krisis dapat
dihindari, seperti krisis ekonomi 10 tahun yang lalu dan krisis pangan dua tahun yang lalu. Saat ini, di depan kita
terbentang tantangan yang tidak ringan. Pertama, kita dituntut untuk dapat memproduksi padi sebanyak 70,6 juta ton,
guna memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri.
Kedua, dalam lima tahun ke depan kita dituntut pula untuk surplus beras 10 juta ton. Di sisi lain, kita dihadapkan pada kondisi iklim
yang tidak menentu, sehingga kita perlu bekerja lebih keras dalam memacu peningkatan dan kontinuitas produksi di tengah ancaman
dampak perubahan iklim. Perubahan iklim berimplikasi terhadap pergeseran awal musim tanam dan pola tanam, ancaman kekeringan,
banjir, dan serangan organisme penggangu tanaman (OPT).
Upaya peningkatan produksi memerlukan strategi yang cermat berdasarkan prakiraan iklim yang akurat, antara lain melalui percepatan
tanam di beberapa lokasi, terutama di wilayah yang masih tinggi curah hujannya. Untuk memandu upaya ini diperlukan alat bantu
antisipatif, berupa Kalender Tanam yang telah dikembangkan sejak 2007 oleh Badan Litbang Pertanian, kemudian disempurnakan
menjadi Kalender Tanam Terpadu yang memuat rekomendasi teknologi dan kebutuhan sarana produksi. Dengan adanya Kalender
Tanam Terpadu untuk setiap kabupaten, petani diharapkan dapat menentukan waktu tanam terbaik dan sekaligus menetapkan varietas
yang sesuai dan pemupukan yang rasional.
Saya memberikan apresiasi yang tinggi kepada Badan Litbang Pertanian yang terus berupaya menghasilkan inovasi dan memperbarui
informasi iklim yang dikeluarkan BMKG, terkait dengan penentuan waktu tanam yang tepat. Saya berharap Kalender Tanam Terpadu ini
dapat disosialisasikan secara intensif kepada seluruh pengguna, khususnya penyuluh pertanian untuk segera disampaikan kepada petani
dan diimplementasikan dengan baik di lapangan.
PENGANTAR
Keragaman (variabilitas) dan perubahan iklim merupakan proses alami yang terjadi secara dinamis dan
terus-menerus. Hal ini dicirikan oleh ketidakmenentuan pola curah hujan dan musim, serta peningkatan frekuensi
kejadian anomali (penyimpangan) iklim. Pada sektor pertanian, dampak perubahan iklim sudah semakin terasa,
terutama pada sub-sektor tanaman pangan, seperti ancaman banjir dan kekeringan, serangan hama penyakit
tanaman, penurunan rendemen dan kualitas produksi. Oleh sebab itu, diperlukan strategi dan upaya
Jakarta, Desember 2011
Kepala,
Haryono
antisipasi dampak perubahan iklim agar tidak berpengaruh terhadap produksi pangan nasional, termasuk pencapaian target
swasembada pangan berkelanjutan.
Upaya yang dapat dilakukan adalah menyesuaikan atau adaptasi kegiatan, teknologi, dan pengembangan pertanian yang toleran
(
resillience
) terhadap perubahan iklim, antara lain melalui penyesuaian waktu dan pola tanam, penggunaan varietas yang adaptif, tahan
terhadap organisme penganggu tanaman (OPT), dan pengelolaan air secara efisien.
Agar para pemangku kebijakan, penyuluh, petani, dan pengguna inovasi lainnya dapat melakukan adaptasi terhadap perubahan iklim,
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian melalui Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian
(BBSDLP), Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi (Balitklimat), Balai Penelitian Tanah (Balittanah), dan Balai Penelitian Pertanian Lahan
Rawa (Balittra) yang didukung oleh seluruh BPTP, telah menyusun Peta dan Tabel Kalender Tanam Terpadu untuk sentra padi di
Indonesia. Kalender Tanam tersebut merupakan pedoman bagi Dinas Pertanian, penyuluh, dan petani dalam menetapkan pola dan waktu
tanam yang tepat, sesuai dengan kondisi iklim di setiap kecamatan dan kabupaten, yang kini telah dipadukan dengan rekomedasi
penggunaan varietas, pemupukan, dan kebutuhan sarana produksi hingga tingkat kecamatan. Sosialisasi penggunaan Kalender Tanam
Terpadu ini diyakini dapat menekan dampak perubahan iklim, termasuk anomali iklim, terhadap produksi padi nasional.
Sebagai suatu inovasi yang dinamis, pada tahap awal penyusunan Kalender Tanam Terpadu lebih difokuskan pada agroekosistem lahan
sawah irigasi, dan saat ini sedang dipersiapkan Kalender Tanam Terpadu untuk agroekosistem lahan rawa. Kepada Tim Penyusun dan
semua pihak yang telah berkontribusi dalam menyusun Kalender Tanam Terpadu dan menginformasikan kepada seluruh pengguna inovsi
termasuk petani, disampaikan penghargaan dan terima kasih.
SAMBUTAN
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
dampak dari perubahan iklim yang sudah dan akan terus
terjadi. Kondisi ini semakin dirasakan, antara lain dalam
bentuk ancaman banjir dan kekeringan, serangan hama
penyakit, dan penurunan rendemen dan kualitas hasil
pertanian.
Saya menghargai upaya Badan Litbang Pertanian yang telah
memanfaatkan data prakiraan iklim Badan Meteorologi
Klimatologi dan Geofisika dalam menyusun Kalender Tanam.
Dokumen Kalender Tanam Terpadu ini memuat informasi pola
dan waktu tanam yang tepat, sesuai dengan kondisi iklim dan
perubahannya di setiap kecamatan dan kabupaten di
Indonesia.
Semoga Kalender Tanam Terpadu ini dapat digunakan sebagai
dasar implementasi usahatani di lapangan dalam upaya
memacu produktivitas pertanian, khususnya tanaman pangan
Kepala Badan Meteorologi
Klimatologi dan Geofisika
Sri Woro B. Harijono
Iklim merupakan sumberdaya yang sangat
berharga dan memainkan peranan penting
dalam
pembangunan pertanian. Ketidak
menentuan pola curah hujan dan musim serta
anomali (penyimpangan) iklim merupakan
pihak, apalagi kita dihadapkan kepada berbagai tantangan,
diantaranya dampak perubahan iklim yang menyebabkan
banjir dan kekeringan, serangan hama penyakit, penurunan
rendemen dan kualitas produksi.
Kami sangat mengapresiasi upaya Badan Litbang Pertanian,
yang berkoordinasi dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan
Geofisika, dan institusi lainnya dalam menyusun Kalender
Tanam. Dengan adanya Kalender Tanam ini dapat disusun
pola dan waktu tanam yang tepat, sesuai dengan kondisi iklim
di setiap kecamatan dan kabupaten di Indonesia. Informasi
tersebut sangat diperlukan oleh stakeholders dan petani
dalam waktu cepat.
Pemanfaatan Kalender Tanam yang dipadukan dengan
informasi lain seperti varietas unggul yang tepat, rekomendasi
pemupukan yang rasional, dan pengawalan yang intensif
dalam pengendalian OPT, kami yakin target produksi tersebut
dapat dicapai. Selamat dan terima kasih kepada Badan
Litbang Pertanian yang telah menyusun Kalender Tanam yang
merupakan instrumen penting bagi stakeholders dan petani.
Pada tahun 2011 subsektor tanaman pangan
menargetkan produksi padi 70,60 juta ton
GKG, jagung 22 juta ton pipilan kering, dan
kedelai 1,56 juta ton. Untuk mencapai target
tersebut tentu diperlukan kerja keras semua
SAMBUTAN
Direktur Jenderal Tanaman Pangan
Direktur Jenderal Tanaman Pangan,
PETUNJUK UMUM
1. Pengantar
Kalender Tanam Terpadu ini berisi peta dan tabel Kalender Tanam tingkat kabupaten/ kota untuk digunakan sebagai pedoman bagi pemangku kepentingan, penyuluh, dan petani dalam menentukan waktu tanam komoditas tanaman pangan., yang dilengkapi dengan rekomendasi penggunaan varietas, dan pemupukan.
Peta Kalender Tanam adalah peta yang menggambarkan potensi pola tanam dan waktu tanam untuk tanaman pangan, terutama padi lahan sawah, berdasarkan potensi dan dinamika sumberdaya iklim dan air. Peta ini disusun secara khusus untuk mendukung Program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) dan program ketahanan pangan pada umumnya dalam upaya menghadapi keragaman (variabilitas) dan perubahan iklim.
Untuk mengantisipasi keragaman (variabilitas) dan perubahan iklim yang semakin tidak menentu dan sulit diprediksi, Badan Litbang Pertanian telah melakukan analisis secara faktual dan menggunakan data prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Analisis tersebut menghasilkan peta Kalender Tanam dengan empat kemungkinan (skenario) kondisi dan potensi iklim, yaitu : (1) kondisi eksisting yang biasa dilakukan oleh petani, (2) potensi pada tahun basah (TB), (3) potensi pada tahun normal (TN), dan (4) potensi pada tahun kering (TK).
Penentuan kondisi dan potensi iklim suatu kabupaten pada tahun tertentu akan dilakukan berdasarkan data prakiraan BMKG. Kalender Tanam terpadu ini menginformasikan potensi luas areal tanam pada musim tanam terdekat apakah Musim Tanam I (Musim Hujan/MH, Musim Tanam Kedua ( Musim Kemarau/MK-1), atau Musim Tanam III (Musim Kemarau/MK-2) di setiap kecamatan dan kabupaten. Selain itu juga dilengkapi dengan rekomendasi penggunaan varietas, dan jumlah pupuk yang perlu disiapkan pada level kecamatan.
2. Fungsi
Memberikan informasi tentang waktu tanam, luas areal tanam pada masing-masing musim di setiap kabupaten.
3. Manfaat
a. Menentukan waktu tanam komoditas tanaman pangan pada setiap musim (MH, MK-1, dan MK-2) berdasarkan kondisi iklim basah (La-Nina), kering (El-Nino), dan Normal.
b. Mendukung perencanaan waktu tanam, perkiraan luas tanam, dan rekomendasi kebutuhan benih dan pupuk.
c. Mendukung informasi wilayah rawan OPT serta kekeringan dan banjir yang bisa mengakibatkan gagal panen dan kerugian petani.
Kalender Tanam ini ditampilkan secara sederhana agar mudah dibaca dan dipahami oleh penyuluh, petugas dinas pertanian, kelompok tani, dan petani dalam mengatur pola dan rotasi tanam, sesuai dengan kondisi iklim.
4. Keunggulan
a. Dinamis, karena penerapannya dapat disesuaikan dengan kondisi iklim pada setiap tahun sesuai prediksi BMKG.
b. Operasional pada skala kecamatan.
c. Spesifik lokasi, karena mempertimbangkan potensi sumberdaya iklim dan air setempat.
d. Mudah dipahami oleh pengguna, karena disusun secara spasial dan tabular dengan uraian yang jelas.
e. Mudah diperbaharui.
5. Informasi yang bisa diperoleh dari Kalender Tanam
a. Informasi zona agroklimat atau kelas curah hujan tahunan. b. Potensi waktu dan luas tanam komoditas tanaman pangan. c. Luas baku sawah atau luas lahan tersedia di setiap kecamatan. d. Intensitas pertanaman di lahan sawah setiap kecamatan.
e. Informasi rekomendasi kebutuhan benih, serta rekomendasi dan kebutuhan pupuk.
6. Cara memanfaatkan informasi Kalender Tanaman
a. Pilih wilayah kabupaten yang dikehendaki. b. Lihat peta atau tabel kabupaten yang dimaksud
PENJELASAN TENTANG PETA
1. Peta terdiri atas dua kelompok warna, yaitu kelompok warna zona waktu tanam dan kelompok warna zona agroklimat untuk setiap lokasi (spasial).
2. Kelompok warna zona waktu tanam hanya terdapat pada lahan yangbiasa ditanami, sedangkan kelompok warna zona agroklimat terdapat di luar lokasi lahan.
3. Sifat dan ciri masing-masing warna dapat dilihat pada legenda klasifikasi zona waktu tanam dan klasifikasi zona agroklimat.
4. Legenda zona waktu tanam menampilkan informasi nomor zona (kolom-1), dan awal waktu tanam pada musim tanam kedepan (kolom-2).
5. Legenda zona agroklimat menampilkan informasi indeks dan warna zona agroklimat (kolom-1), jumlah curah hujan tahunan (kolom-2), jumlah bulan basah (kolom-3), dan jumlah bulan kering (kolom-4).
CARA MEMBACA PETA
1. Periksa kelompok komoditas yang disarankan, sesuai yang terdapat pada pojok kanan atas.
2. Lihat warna pada suatu areal sawah di salah satu kecamatan pada peta.
3. Periksa zona waktu tanam, dengan mencocokkan warna areal lahan pada peta dengan warna pada legenda zona waktu tanam kolom-1 (kolom zona).
4. Periksa awal waktu tanam pada musim tanam ke depan, denganmelihat informasi pada kolom-2 baris yang sama.
PENJELASAN TENTANG TABEL
Informasi yang harus diperhatikan sebelum membaca tabel adalah provinsi dan kabupaten, serta komoditas dan musim tanam yang dikehendaki, apakah Musim Tanam I (Musim Hujan/MH, Musim Tanam Kedua ( Musim Kemarau/MK-1), dan Musim Tanam III (Musim Kemarau/MK-2).
Tabel terdiri atas 77 kolom, yang menampilkan: a. Informasi nomor urut (kolom 1).
b. Nomor indeks kecamatan (kolom 3). c. Luas lahan tersedia (kolom 4).
d. Prediksi sifat musim dari BMKG (kolom 5)
e. Potensi awal waktu tanam dan luas tanam untuk musim tanam ke depan (kolom 6 dan kolom 7).
f. Intensitas pertanaman (kolom 8) g. VUB eksisting (kolom 9)
h. VUB rekomendasi (kolom 10) i. Kebutuhan benih (kolom 11)
j. Rekomendasi pupuk (kolom 12 sampai dengan kolom 44) k. Kebutuhan pupuk (kolom 45 sampai dengan 77)
CARA MEMBACA TABEL
1. Pilih salah satu kecamatan yang terdapat pada tabel.
2. Periksa luas lahan tersedia di kecamatan tersebut pada kolom 4. 3. Periksa hasil prediksi BMKG pada kolom 5.
4. Periksa potensi awal tanam pada musim tanam terdekat, pada kolom 6.
5. Periksa potensi luas tanam pada musim tanam terdekat, pada kolom 7.
6. Periksa intensitas pertanaman pada msuim tanam terdekat, pada kolom 8.
7. Periksa varietas eksisting dan rekomendasi, serta kebutuhan benih pada kolom 9 sampai dengan kolom 11.
8. Periksa jenis dan rekomendasi pupuk selama musim tanam terdekat, pada kolom 12 sampai dengan kolom 44.
9. Periksa jenis dan kebutuhan pupuk selama musim tanam terdekat, pada kolom 45 sampai dengan kolom 77.
MUSIM TANAM : MK I 2012 PROVINSI : RIAU (14)
KABUPATEN : KOTA PEKAN BARU (1471)
KOMODITAS : PADI SAWAH AGROEKOSISTEM : LAHAN SAWAH IRIGASI
No Kecamatan IndekAdm Luas BakuSawah (Ha)
Potensi Tanam Waktu Luas(Ha)
Kebutuhan Benih Jumlah (Ton) VUB Eksisting Intensitas (%) Prediksi Sifat Hujan
VUB Rekomendasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1471020 BUKIT RAYA
1 EKSISTING - INPARA 1, 2, 4, STBAGENDIT, MEKONGGA
1471030 LIMA PULUH
2 1,789 NORMAL SEP III/OKT I 1,441 81 INPARA 1, 2, 4, STBAGENDIT, MEKONGGA
1471021 MARPOYAN DAMAI
3 EKSISTING - INPARA 1, 2, 4, STBAGENDIT, MEKONGGA
1471011 PAYUNG SEKAKI
4 EKSISTING - INPARA 1, 2, 4, STBAGENDIT, MEKONGGA
1471050 PEKAN BARU KOTA
5 EKSISTING - INPARA 1, 2, 4, STBAGENDIT, MEKONGGA
1471080 RUMBAI
6 4 NORMAL - INPARA 1, 2, 4, STBAGENDIT, MEKONGGA
1471081 RUMBAI PESISIR
7 2 NORMAL - INPARA 1, 2, 4, STBAGENDIT, MEKONGGA
1471040 SAIL
8 EKSISTING - INPARA 1, 2, 4, STBAGENDIT, MEKONGGA
1471070 SENAPELAN
9 EKSISTING - INPARA 1, 2, 4, STBAGENDIT, MEKONGGA
1471060 SUKAJADI
10 EKSISTING - INPARA 1, 2, 4, STBAGENDIT, MEKONGGA
1471010 TAMPAN
11 EKSISTING - INPARA 1, 2, 4, STBAGENDIT, MEKONGGA
1471022 TENAYAN RAYA
12 EKSISTING - INPARA 1, 2, 4, STBAGENDIT, MEKONGGA
MUSIM TANAM : MK I 2012 PROVINSI : RIAU (14)
KABUPATEN : KOTA PEKAN BARU (1471)
KOMODITAS : PADI SAWAH AGROEKOSISTEM : LAHAN SAWAH IRIGASI
No Kecamatan IndekAdm Luas BakuSawah (Ha)
Potensi Tanam Waktu Luas(Ha)
Kebutuhan Benih Jumlah (Ton) VUB Eksisting Intensitas (%) Prediksi Sifat Hujan
VUB Rekomendasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1,795
Jumlah 1,441 81
233
Rerata 75 67 213 75 17 208 25 47 167 267 158 242 183 200
PROVINSI : RIAU (14)
KABUPATEN : KOTA PEKAN BARU (1471)
REKOMENDASI PUPUK BAGIAN I
No Kecamatan IndekAdm
Pupuk Tunggal (Kg/ha)
Tanpa bahan organik Jerami 2 ton/ha Pupuk Organik 2 ton/ha Urea SP-36 KCl
NPK saja
NPK Phonska 15-15-15 (Kg/ha) NPK+Jerami 2
ton/ha Organik 2 ton/haNPK+Pupuk Urea NPK
SP-36
Urea KCl Urea SP-36 KCl NPK Urea NPK Urea
1 2 3 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 1471020 BUKIT RAYA 1 200 100 100 180 100 50 175 50 80 150 350 150 300 150 300 1471030 LIMA PULUH 2 250 50 50 230 50 225 30 175 225 150 200 200 150 1471021 MARPOYAN DAMAI 3 1471011 PAYUNG SEKAKI 4 250 75 50 230 75 225 25 30 175 225 175 225 200 150 1471050 PEKAN BARU KOTA
5 1471080 RUMBAI 6 1471081 RUMBAI PESISIR 7 1471040 SAIL 8 1471070 SENAPELAN 9 1471060 SUKAJADI 10 1471010 TAMPAN 11 1471022 TENAYAN RAYA 12 11
PROVINSI : RIAU (14)
KABUPATEN : KOTA PEKAN BARU (1471)
REKOMENDASI PUPUK BAGIAN I
No Kecamatan IndekAdm
Pupuk Tunggal (Kg/ha)
Tanpa bahan organik Jerami 2 ton/ha Pupuk Organik 2 ton/ha Urea SP-36 KCl
NPK saja
NPK Phonska 15-15-15 (Kg/ha) NPK+Jerami 2
ton/ha Organik 2 ton/haNPK+Pupuk Urea NPK
SP-36
Urea KCl Urea SP-36 KCl NPK Urea NPK Urea
1 2 3 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
233
Rerata 75 67 213 75 17 208 25 47 167 267 158 242 183 200
PROVINSI : RIAU (14)
KABUPATEN : KOTA PEKAN BARU (1471)
REKOMENDASI PUPUK BAGIAN II
No Kecamatan IndekAdm NPK saja
NPK Pelangi 20-10-10 (Kg/Ha) NPK+Pupuk Organik 2 ton/ha Urea NPK NPK+Jerami 2 ton/ha Urea NPK NPK Urea NPK Kujang 30-6-8 (Kg/Ha) NPK+Pupuk Organik 2 ton/ha NPK+Jerami 2 ton/ha NPK saja Urea NPK Urea NPK Urea NPK NPK saja NPK 15-10-10 (Kg/Ha) NPK+Jerami 2 ton/ha NPK+Pupuk Organik 2 ton/ha Urea NPK Urea NPK Urea NPK 1 2 3 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 1471020 BUKIT RAYA 1 75 400 100 350 100 350 450 400 375 125 375 125 350 150 300 1471030 LIMA PULUH 2 125 300 175 200 175 200 350 100 300 100 275 175 250 200 175 150 150 1471021 MARPOYAN DAMAI 3 1471011 PAYUNG SEKAKI 4 100 350 150 225 175 225 400 100 325 100 300 150 350 175 225 200 150 1471050
PEKAN BARU KOTA 5 1471080 RUMBAI 6 1471081 RUMBAI PESISIR 7 1471040 SAIL 8 1471070 SENAPELAN 9 1471060 SUKAJADI 10 1471010 TAMPAN 11 1471022 TENAYAN RAYA 12 Jumlah 100 350 142 258 150 233 67 342 67 317 150 325 167 250 167 200 13
360
Jumlah 72 72 331 72 324 43 252 324 216 288 288 216
MUSIM TANAM : MK I 2012 PROVINSI : RIAU (14)
KABUPATEN : KOTA PEKAN BARU (1471)
KEBUTUHAN PUPUK BAGIAN I
No Kecamatan IndekAdm
Pupuk Tunggal
Tanpa bahan organik Jerami 2 ton/ha Pupuk Organik 2 ton/ha Urea SP-36 KCl
NPK saja
NPK Phonska 15-15-15 NPK+Jerami 2
ton/ha Organik 2 ton/haNPK+Pupuk Urea NPK
SP-36
Urea KCl Urea SP-36 KCl NPK Urea NPK Urea
1 2 3 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 1471020 BUKIT RAYA 1 1471030 LIMA PULUH 2 360 72 72 331 72 324 43 252 324 216 288 288 216 1471021 MARPOYAN DAMAI 3 1471011 PAYUNG SEKAKI 4 1471050 PEKAN BARU KOTA
5 1471080 RUMBAI 6 1471081 RUMBAI PESISIR 7 1471040 SAIL 8 1471070 SENAPELAN 9 1471060 SUKAJADI 10 1471010 TAMPAN 11 1471022 TENAYAN RAYA 12 14
MUSIM TANAM : MK I 2012 PROVINSI : RIAU (14)
KABUPATEN : KOTA PEKAN BARU (1471)
KEBUTUHAN PUPUK BAGIAN I
No Kecamatan IndekAdm
Pupuk Tunggal
Tanpa bahan organik Jerami 2 ton/ha Pupuk Organik 2 ton/ha Urea SP-36 KCl
NPK saja
NPK Phonska 15-15-15 NPK+Jerami 2
ton/ha Organik 2 ton/haNPK+Pupuk Urea NPK
SP-36
Urea KCl Urea SP-36 KCl NPK Urea NPK Urea
1 2 3 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59
360
Jumlah 72 72 331 72 324 43 252 324 216 288 288 216
MUSIM TANAM : MK I 2012 PROVINSI : RIAU (14)
KABUPATEN : KOTA PEKAN BARU (1471)
KEBUTUHAN PUPUK BAGIAN II
No Kecamatan IndekAdm NPK saja
NPK Pelangi 20-10-10 NPK+Pupuk Organik 2 ton/ha Urea NPK NPK+Jerami 2 ton/ha Urea NPK NPK Urea NPK Kujang 30-6-8 NPK+Pupuk Organik 2 ton/ha NPK+Jerami 2 ton/ha NPK saja Urea NPK Urea NPK Urea NPK NPK saja NPK 15-10-10 NPK+Jerami 2 ton/ha NPK+Pupuk Organik 2 ton/ha Urea NPK Urea NPK Urea NPK 1 2 3 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 1471020 BUKIT RAYA 1 1471030 LIMA PULUH 2 180 432 252 288 252 288 504 144 432 144 396 252 360 288 252 216 216 1471021 MARPOYAN DAMAI 3 1471011 PAYUNG SEKAKI 4 1471050 PEKAN BARU KOTA
5 1471080 RUMBAI 6 1471081 RUMBAI PESISIR 7 1471040 SAIL 8 1471070 SENAPELAN 9 1471060 SUKAJADI 10 1471010 TAMPAN 11 1471022 TENAYAN RAYA 12 Jumlah 180 432 252 288 252 252 504 144 432 144 396 252 360 288 252 216 216 16