Mangrove dan Pesisir Vol. III No. 3/2003 24 PROFIL USAHA ISTRI NELAYAN MANGGOPOH PALAK GADANG PADANG PARIAMAN
Oleh:
Hasan Basri Nasution
Peneliti Pusat Kajian Mangrove dan Kawasan Pesisir Universitas Bung Hatta Jl. Sumatera Ulak Karang Padang
Abstrak
Usaha istri nelayan dalam tulisan ini adalah yang berlatar belakang ekonomi. Untuk menambah pendapatan keluarga dan pengelolaannya terpisah dari usaha suami sebagai nelayan dan kepala rumah tangga.
Ragam usaha yang digeluti istri nelayan antara lain: jual makanan, anyaman, buruh tani, warung, kedai nasi dan bordir.
Kontribusi pendapatan istri nelayan terhadap pendapatan keluarga rata-rata 33,9%. Pendidikan istri nelayan sebagian besar tamat SD dengan jumlah anggota keluarga umumnya 5 orang.
Masalah yang dihadapi adalah: kesulitan mendapatkan bantuan modal, bahan baku, dan waktu luang terbatas.
PENDAHULUAN
Dalam upaya memenuhi kebutuhan hi-dup, rumah tangga miskin menerapkan strategi ganda dimana suami, istri dan anak usia kerja terlibat mencari nafkah di dalam kegiatan perikanan dan luar perikanan sekaligus. Pola nafkah ganda itu lebih nyata di desa lahan pantai dibandingkan desa lahan kering, karena peluang kerja/usaha luar perikanan terbatas di pedesaan pantai khususnya bagi wanita.
Wanita berperan dalam ekonomi rumah tangga terutama di pedesaan pantai (Sitorus, 1993). Wanita begitu tangguh dalam memerankan peranannya di tengah-tengah masyarakat yang umum-nya berperan ganda, baik sebagai ibu rumah tangga maupun sebagai wanita aktif/bekerja untuk menambah peng-hasilan keluarga yang dicintai menuju keluarga yang tercukupi sandang dan pangan (Wahyuni, 1993).
Di Asia kaum wanita mempunyai jam kerja yang panjang dari kaum pria, karena bekerja baik di dalam maupun di luar rumah (Todaro, 1989). Di samping berbagai pekerjaan tambahan, istri nela-yang sebagai ibu rumah tangga tetap melaksanakan pekerjaan rutinnya, me-ngurus rumah tangga, mengasuh anak, memasak, mencuci dan lain-lain. Dari pengamatan fisik terlihat wajah istri nelayan lebih tua dari umurnya. Ini dise-babkan keadaan alam, jenis pekerjaan kasar yang mereka lakukan, terpaan terik matahari yang menimpa wajah mereka dan kelengkapan gizi yang terbatas. Waktu merupakan sumber utama go-longan wanita miskin, mereka mengu-rangi waktu senggang untuk tambahan pendapatan di luar rumah. Bila jam kerja tersebut dinilai secara ekonomis, maka kontribusi pendapatan kaum wanita dan anak-anaknya lebih besar dari penda-patan pria (Todaro, 1989).
Tulisan ini akan membahas kondisi usaha istri nelayan dalam mendukung ekonomi
Mangrove dan Pesisir Vol. III No. 3/2003 29 keluarganya. Dilaporkan dalam bentuk
profil.
DESA MANGGOPOH PALAK GADANG Geografi
Desa Manggopoh Palak Gadang meru-pakan salah satu desa dari 12 desa yang ada di Kecamatan Ulakan Tapakis, Kabupaten Dati II Padang Pariaman yang secara geografis terdiri dari dataran rendah dengan kawasan pantai yang cukup luas, beriklim sedang dan tinggi dari permukaan laut ± 2,5 meter dengan hujan rata-rata 325 mm/tahun.
Batas-batas wilayah desa Manggopoh Palak Gadang adalah sebagai berikut : - Sebelah Utara berbatasan dengan desa
Lubuk Kemuning.
- Sebelah Timur berbatasan dengan desa Sandhy Mulia.
- Sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Indonesia.
Desa Manggopoh Palak Gadang mem-punyai luas daerah lebih kurang 334 ha.
Penduduk
Penduduk Manggopoh Palak Gadang 2.434 jiwa, terdiri dari 1.138 jiwa laki-laki dan 1.296 jiwa perempuan membentuk 552 kepala keluarga (KK). Pendidikan penduduk Desa Manggopoh Palak Ga-dang kecamatan Ulakan Tapakis seperti pada Tabel 1.
Ragam Usaha Istri Nelayan
Ragam usaha istri nelayan dalam upaya peningkatan pendapatan keluarga dapat dilihat pada Tabel 2.
Pendidikan
Tingkat pendidikan istri nelayan Mang-gopoh Palak Gadang cukup bervariasi. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 3.
Tanggungan Keluarga
Jumlah anggota keluarga nelayan ber-kisar antara 2 orang sampai dengan 10 orang. Rata-rata jumlah anggota ke-luarga 5 orang. Lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 4.
Usia
Usia rata-rata istri nelayan Manggopoh Palak Gadang 24 tahun. Usia termuda 19 tahun dan tertua 42 tahun. 87,4% berusia di bawah 40 tahun. 2,6% ber-usia di atas 40 tahun. Dengan demikian hampir seluruhnya masih produktif di dalam bekerja. Ditinjau dari segi kela-hiran umumnya (100%) berusia di bawah 44 tahun. Artinya masih potensial untuk melahirkan, oleh karena itu peningkatan penyebarluasan program KB sangat diperlukan. Selengkapnya usia istri nelayan dapat dilihat pada Tabel 5.
Pendapatan Istri Nelayan
Tingkat pendapatan istri nelayan dapat dilihat pada Tabel 6.
Modal
Menurut Nasution (1999) modal usaha yang dimiliki istri nelayan berkisar antara Rp. 5.000,- sampai dengan Rp. 350.000,- rata-rata Rp. 33.014,-.
Yang membuka usaha kedai nasi memiliki modal antara Rp. 250.000,- sampai dengan Rp. 350.000,-. Mereka berusia 25–26 tahun dengan pendidikan SD. Yang berusaha dengan menjual ma-kanan (44%) menggunakan modal antara Rp.
8.000,- sampai dengan
Rp. 30.000,-. Mereka berpendidikan SD dan MTs/SLTP dan berusia antara 20 tahun sampai dengan 30 tahun.
Mangrove dan Pesisir Vol. III No. 3/2003 29 Tabel 1. Pendidikan Penduduk Desa Manggopoh Palak Gadang
Pendidikan Jumlah SD 439 jiwa SLTP 304 jiwa SLTA 37 jiwa AKADEMI 8 jiwa S1 3 jiwa
Sumber : Monografi Desa Manggopoh Palak Gadang (1999)
Tabel 2. Sebaran Rumah Tangga Responden berdasarkan Ragam Usaha Istri Nelayan
No. Jenis Usaha Jumlah (orang) %
1. 2. 3. 4. 5. 6. Bordir Kedai Nasi Anyaman Jual makanan Buruh tani Warung 1 2 9 17 6 4 2 6 23 44 15 10 Jumlah 39 100 Sumber: Nasution (1999)
Tabel 3. Sebaran Tingkat Pendidikan Istri Nelayan Kelurahan Manggopoh Palak Gadang
No. Pendidikan Jumlah (orang) %
1. 2. Tamat SD Tamatan Madrasah Tsanawiyah (MTs) 35 4 89,7 10,3 Jumlah 39 100 Sumber: Nasution (1999)
Tabel 4. Sebaran Rumah Tangga Responden berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga
No. Jumlah Rumah Tangga Jumlah Tanggungan %
1. 3 2 orang 3,2 2. 6 3 orang 6,5 3. 8 4 orang 12,9 4. 11 5 orang 42,9 5. 4 6 orang 6,4 6. 2 7 orang 9,6 7. 3 8 orang 12,9 8. 1 1 orang 13,2 9. 1 10 orang 3,2 39 192 orang 100 Rata-rata 5 orang Sumber: Nasution (1999)
Mangrove dan Pesisir Vol. III No. 3/2003 29 Tabel 5. Sebaran Usia Istri Nelayan Manggopoh Palak Gadang
No. Usia (tahun) Jumlah (Orang) %
1. 19 – 23 15 38,5 2. 24 – 28 21 53,8 3. 29 – 33 2 5,1 4. 34 – 38 0 0 5. 39 – 43 1 2,6 Jumlah 39 100 Sumber: Nasution (1999)
Tabel 6. Sebaran Responden berdasarkan Tingkat Pendapatan Perbulan
No. Pendapatan Jumlah (Rp)
1. Terendah 20.000,-
2. Tertinggi 375.000,-
Rata-rata 133.025,-
Sumber: Nasution (1999)
Yang berusaha dengan membuka warung (10%) memiliki modal antara Rp.12.000,- sampai dengan Rp.65.000,- berpendidikan SD dan MTs/SLTP dengan usia antara 19 tahun sampai dengan 28 tahun.
Yang bekerja sebagai buruh tani (15%) masih menyediakan modal antara Rp. 6.000 sampai dengan Rp. 7.000,-. Untuk membeli berbagai peralatan yang dapat dipakai lama.
Yang bekerja dengan membuat anya-man (23%) baik untuk tikar maupun atap rumbia mempunyai modal antara Rp. 5.000 sampai dengan Rp. 10.000 ber-pendidikan SD dan berusia antara 19 tahun sampai dengan 27 tahun.
Kesulitan Usaha dan Mengatasinya Menurut Nasution (1999) secara umum masalah yang dihadapi dalam berusaha adalah kesulitan mendapatkan bantuan modal, kesulitan memperoleh bahan baku, waktu luang sangat terbatas dan upah yang belum memadai.
Pendapatan
Pendapatan nelayan dapat dilihat pada Tabel 7.
Kontribusi Pendapatan Istri Nelayan Kontribusi pendapatan istri nelayan ter-hadap pendapatan keluarga dapat dili-hat pada Tabel 8.
Pengeluaran
Pengeluaran untuk konsumsi keluarga nelayan per bulan dapat dilihat pada Tabel 9.
Perumahan
Pengamatan di lapangan menunjukkan kondisi perumahan nelayan seperti terlihat pada Tabel 10.
Mangrove dan Pesisir Vol. III No. 3/2003 29 Tabel 7. Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan Perbulan
No. Pendapatan Istri Nelayan (Rp) Nelayan (Rp) Jumlah (Rp) 1. Terendah 20.000,- 125.000,- 180.000,- 2. Tertinggi 375.000,- 400.000,- 675.000,- Rata-rata 133.025,- 275.153,- 392.615,- Sumber: Nasution (1999)
Tabel 8. Kontribusi Pendapatan Istri Nelayan terhadap Pendapatan Keluarga
No. Pendapatan Istri Nelayan (Rp) Keluarga (Rp) Konstribusi (%) 1. Terendah 20.000,- 250.000,- 8 2. Tertinggi 375.000,- 675.000,- 55,6 Rata-rata 133.025,- 392.615,- 33,9 Sumber: Nasution (1999)
Tabel 9. Sebaran Rumah Tangga Responden Berdasarkan Penge-luaran Konsumsi
No. Kisaran Pendapatan Keluarga Rp) Pengeluaran Konsumsi (Rp) % Pengeluaran Non Konsumsi % 1. Terendah 250.000,- 180.000,- 72 70.000.- 28 2. Tertinggi 630.000,- 525.000,- 83 105.000,- 17 Rata-rata 392.615,- 312.435,- 80 80.180,- 20 Sumber: Nasution (1999)
Tabel 10. Sebaran Responden berdasarkan Kondisi Perumahan
No Parameter Nelayan Payang
Jumlah % 1. 2. 3. 4. Jenis Atap - Seng - Rumbia Jenis Bangunan - Semi Permanen - Permanen - Papan Lantai - Semen - Papan - Tanah Sumber Air - PAM - Sumur 30 2 8 13 18 37 0 2 - 39 77 23 21 33 46 95 5 - 100 Sumber : Nasution (1999)
Mangrove dan Pesisir Vol. III No. 3/2003 29 KESIMPULAN
Untuk menambah pendapatan keluarga, istri nelayan Manggopoh Palak Gadang melakukan berbagai ragam usaha. Sebagai pelaku usaha usia mereka rata-rata 24 tahun. Jumlah anggota keluarga
yang harus dibiayai rata-rata 5 orang. Penghasilan istri nelayan dari usaha yang dilakukannya sendiri rata-rata Rp. 133.025,- / bulan.
DAFTAR PUSTAKA
Nasution, H.B. 1999. Pengembangan Usaha Istri Nelayan Studi Kasus di Kelurahan Pasir Kandang Kotamadya Padang Sumatera Barat. Universitas Bung Hatta. Padang.
_____________. 1999. Pengembangan Usaha Istri Nelayan Studi Kasus di Desa Manggopoh Palak Gadang Kabupaten Padang Pariaman. Universitas Bung Hatta. Padang. _____________.1999. Pengembangan
Usaha Istri Nelayan Studi Kasus di Pasia Tiku Kabupaten Agam Sumatera Barat. Universitas Bung Hatta. Padang.
Sitorus, F. 1993. Peranan Sosial Ekonomi Wanita Dalam Rumah Tangga Nelayan Miskin, PSW, IPB, Bogor. Todaro, P. 1989. Pembangunan Ekonomi
di Dunia Ketiga. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Wahyuni, E. 1993. Strategi Nelayan dalam Memenuhi Kebutuhan Keluarga. Makalah Disampaikan Pada Seminar Pengentasan Kemiskinan Masyarakat dan Desa Pantai dalam Meningkatkan Pendapatan untuk Menunjang Pembangunan Nasional.