Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) September 2015
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung 1 PENOKOHAN DALAM NOVEL KALOMPANG
KARYA BADRUL MUNIR CHAIR DAN RANCANGAN PEMBELAJARANNYA
Oleh Lia Annisa
Munaris Kahfie Nazaruddin
Fakultas Pendidikan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung e-mail: lia.annisa176@gmail.com
ABSTRACT
This research was aimed to describe the characterization in the novel of Kalompang and to design a lesson plan for Senior High Students. The method used in the research was descriptive qualitative. The result of the research showed that the novel of Kalompang had five kinda of character in which the main characters were played by Mattali and Rofiqah, additional characters were played by Hasan, Hamidi, Qidam, Sonhaji, and Adnan, protagonist was played by Mattali, antagonist was played by Durahman, simple character was played by Durahman and Kiai Karnawi, developing character was played by Mattali, and typical character was played by Sonhaji. The characters were revealed by conversation technique, behaviour technique, mind, and feelings technique, characters' reaction technique, and background description technique. The novel of Kalompang can be used in a lesson plan during Senior High School learning process.
Key words: characters, dramatic, lesson plan. ABSTRAK
Masalah pada penelitian ini yaitu bagaimanakah penokohan dalam novel Kalompang dan rancangan pembelajarannya di SMA. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan penokohan dan mendeskripsikan rancangan pembelajarannya di SMA. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa novel Kalompang memiliki lima jenis tokoh yaitu tokoh utama diperankan Mattali dan Rofiqah, tokoh tambahan diperankan Hasan, Hamidi, Qidam, Sonhaji, dan Adnan, tokoh protagonis diperankan Mattali, tokoh antagonis diperankan Durahman, tokoh sederhana diperankan Durahman dan Kiai Karnawi, tokoh berkembang diperankan Mattali, dan tokoh tipikal diperankan Sonhaji. Tokoh-tokoh tersebut diungkap dengan teknik cakapan, teknik tingkah laku, teknik pikiran dan perasaan, teknik reaksi tokoh, teknik reaksi tokoh lain, dan teknik pelukisan latar. Novel Kalompang dapat dijadikan rancangan pembelajarannya pada pembelajaran di SMA.
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) September 2015
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung 2 PENDAHULUAN
Manusia memiliki berbagai macam karakter yang tercipta dari keluarga, lingkungan, kebudayaan, maupun hal-hal yang memungkinkan dapat membentuk karakter manusia itu masing-masing. Hal tersebut menjadikan karya sastra mampu menciptakan tokoh-tokoh pada sebuah cerita. Karakter-karakter yang diperankan oleh masing-masing tokoh di dalam sebuah cerita hanya rekaan semata yang diciptakan pengarang, namun terkadang mirip dengan karakter-karakter di kehidupan nyata. Sudjiman (1992: 17) berpendapat bahwa semua unsur cerita rekaan, termasuk tokohnya, bersifat rekaan semata-mata.
Tokoh-tokoh cerita sangat penting untuk menjalani sebuah cerita sesuai dengan karakter yang diciptakan pengarang karya sastra tersebut. Adhitya (2010: 11)
mengemukakan bahwa setiap tokoh memiliki watak dan karakter tertentu yang mendukung jalannya cerita Karya sastra khususnya novel memiliki kadar cerita yang cukup luas sehingga dapat kita temukan banyak tokoh di dalamnya. Novel merupakan karya sastra yang mengungkapkan berbagai
permasalahan di dalamnya dengan tokoh-tokoh yang menjalani cerita tersebut sesuai dengan karakternya masing-masing. Sependapat dengan Aziez dan Hasim (2010: 2) yang mengungkapkan bahwa novel merupakan suatu karya fiksi, yaitu karya dalam bentuk kisah atau cerita yang melukiskan tokoh-tokoh dan
peristiwa-peristiwa rekaan.
Novel memiliki ruang yang luas untuk cerita yang panjang sehingga novel memiliki berbagai jenis tokoh. Berdasarkan segi jumlah kata, maka biasanya suatu novel mengandung kata-kata yang berkisar antara 35.000 buah sampai tak terbatas jumlahnya (Tarigan, 2011: 168). Nurgiantoro (2013: 258-274) membedakan tokoh-tokoh cerita, yaitu, (1) tokoh utama dan tokoh tambahan, (2) tokoh protagonis dan tokoh antagonis, (3) tokoh sederhana dan tokoh bulat, (4) tokoh statis dan tokoh berkembang, dan (5) tokoh tipikal dan tokoh netral. Masalah penokohan dalam sebuah karya tidak semata-mata hanya berhubungan dengan masalah pemilihan jenis dan perwatakan para tokoh cerita saja, tetapi juga bagaimana melukiskan kehadiran dan penghadirannya secara tepat sehingga
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) September 2015
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung 3 mampu menciptakan dan mendukung
tujuan artistik cerita fiksi yang
bersangkutan. Teknik pelukisan tokoh yang dikemukakan oleh Nurgiantoro (2013: 279) terdiri dari dua teknik yaitu teknik ekspositori dan teknik dramatik. Penokohan dapat menampilkan tokoh-tokoh apa yang ada di dalam cerita dan bagaimana watak-watak dari tokoh-tokoh tersebut, sehubungan dengan itu, Suyanto (2012: 47) menyatakan bahwa penokohan adalah cara pengarang menampilkan tokoh-tokoh dan watak-wataknya itu dalam suatu cerita.
Peneliti menggunakan novel Kalompang sebagai bahan penelitian karena novel tersebut memiliki banyak tokoh yang bermunculan. Seperti pada tokoh utama, tokoh utama dalam novel Kalompang terdapat dua tokoh. Novel Kalompang memiliki banyak tokoh sehingga hampir semua jenis tokoh ada dalam novel tersebut. Pengarang novel Kalompang juga menampilkan watak tokoh-tokohnya secara tidak langsung, jadi
watak-wataknya tidak bisa kita pastikan secara langsung. Hal ini membuat peneliti tertarik untuk menjadikan novel Kalompang sebagai bahan penelitian.
Pada novel Kalompang, tokoh-tokohnya cukup baik sebagai contoh di kehidupan nyata. Misalnya pada watak-watak yang dimiliki tokoh-tokoh yang ada di dalam novel tersebut. Maka peneliti
menggunakan novel Kalompang sebagai bahan penelitian karena di dalam novel tersebut yang lebih ditonjolkan adalah tokoh-tokohnya.
METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Data dalam penelitin ini adalah kutipan-kutipan yang terdapat pada novel Kalompang karya Badrul Munir Chair. Sumber data pada penelitian ini adalah novel Kalompang karya Badrul Munir Chair.
Langkah-langkah yang dilakukan penulis untuk mengumpulkan dan menganalisis data, yaitu (1) Membaca keseluruhan novel Kalompang Karya Badrul Munir Chair dengan cermat, (2) menandai dan memberi kode sesuai dengan kategori apakah termasuk dalam jenis-jenis tokoh maupun teknik pelukisan tokoh, (3) Mengidentifikasi data yang terdapat
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) September 2015
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung 4 dalam novel Kalompang karya Badrul
Munir Chair yang berkaitan dengan penokohan, (4) mengelompokkan teks-teks data berdasarkan jenis-jenis tokoh dan teknik pelukisan tokoh, (5)
mendeskripsikan bagaimana penokohan dalam novel Kalompang karya Badrul Munir Chair, (6) mendeskripsikan bagaimana penokohan dalam novel Kalompang karya Badrul Munir Chair, (7) mendeskripsikan rancangan
pembelajaran novel Kalompang karya Badrul Munir Chair dalam pembelajaran sastra di SMA, dan (8) menyimpulkan hasil analisis mengenai penokohan dan rancangan pembelajaran yang terdapat dalam novel Kalompang karya Badrul Munir Chair.
HASIL
Hasil penelitian ini mencakup deskripsi penokohan, teknik pelukisan tokoh, dan rancangan pembelajarannya di SMA.
Pembahasan
A. Jenis-jenis Tokoh
Dari kesepuluh jenis tokoh, peneliti mendapatkan enam jenis tokoh dalam novel Kalompang dengan sebelas tokoh di dalamnya. Berikut akan dipaparkan
hasil dan pembahasan dari analisis mengenai jenis-jenis tokoh berdasarkan kategorinya.
1. Tokoh Utama dan Tokoh
Tambahan
Tokoh utama yang diperankan oleh Mattali ditemukan 17 data, terlihat keterlibatan Mattali dengan Darmo dan teman-temannya yang menuju ke kapal karam untuk mengambil barang-barang yang kemudian mereka jual atau untuk mereka sendiri. Tokoh utama yang diperankan oleh Rofiqah ditemukan 18 data, terlihat keterlibatan Rofiqah dalam tabrakan itu karena ia bersama Adnan di dalam mobil tersebut.
Tokoh tambahan yang diperankan oleh Hasan ditemukan 4 data, terlihat bahwa Hasan yang sudah pulang dari melaut. Mattali mendatanginya untuk bertanya tentang hasil tangkapan ikannya karena hasil tangkapan ikan juga dibagi kepada juragan perahu yaitu Mattali. Tokoh tambahan yang diperankan oleh Hamidi ditemukan 3 data, terlihat bahwa Hamidi yang sudah tewas karena badai hujan yang menimpanya bersamaan dengan Mattali. Tokoh tambahan yang
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) September 2015
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung 5 terlihat Qidam dengan pendapatan hasil
melautnya menggunakan perahu Mattali. Tokoh tambahan yang diperankan oleh Sonhaji ditemukan 3 data, terlihat Sonhaji sebagai Kepala Desa Ambunten Timur ingin diminta tolong kepada Mattali untuk membantunya menyelesaikan masalahnya dengan keluarga Bajing. Tokoh tambahan yang diperankan oleh Adnan ditemukan 5 data, terlihat Adnan sebagai adik ipar Rofiqah sedang memiliki masalah.
2. Tokoh Protagonis dan Tokoh
Antagonis
Tokoh protagonis yang diperankan oleh Mattali ditemukan 9 data, terlihat bahwa Mattali dengan tindakan yang ia lakukan kalau tidak melaut, ia menyempatkan pergi ke masjid untuk silaturahmi dengan para tetangga. Tokoh antagonis yang diperankan oleh Durahman ditemukan 3 data, terlihat bahwa Durahman yang beroposisi terhadap Mattali. Mattali merasa bukan salah Adnan atas tabrakan itu karena yang menabrak bukan Adnan melainkan Mail sendiri menabrak Adnan.
3. Tokoh Sederhana
Tokoh sederhana yang diperankan oleh Durahman ditemukan 4 data, terlihat
bahwa Durahman yang meminta uang tebusan dengan jumlah yang sangat besar kepada Mattali. Tokoh sederhana yang diperankan oleh Kiai Karnawi ditemukan 4 data, terlihat bahwa Kiai Karnawi yang memberi nasehat kepada Adnan yang meminta izin untuk keluar negeri karena ia merasa sangat terusik dengan Bajing Durahman.
4. Tokoh Berkembang
Tokoh berkembang yang diperankan oleh Mattali ditemukan 4 data, terlihat pada data 1, Mattali sudah sangat puas akan tangkapan ikan cakalang yang banyak. Namun pada data 2, Mattali justru tidak mau menangkap ikan cakalang karena ia sudah menggebu ingin menangkap ikan paus saja.
5. Tokoh Tipikal
Tokoh tipikal yang diperankan oleh Sonhaji ditemukan 5 data, terlihat bahwa Sonhaji adalah Kepala Desa Ambunten. Ia dimintai tolong untuk mengurusi urusan Mattali soal Adnan.
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) September 2015
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung 6
B. Teknik Pelukisan Tokoh
Dalam novel Kalompang karya Badrul Munir Chair ditemukan teknik pelukisan tokoh yaitu teknik dramatik.. Berikut akan dipaparkan hasil dan pembahasan dari analisis mengenai teknik pelukisan tokoh.
1. Teknik Cakapan
Percakapan yang dilakukan Mattali ditemukan 5 data, terlihat percakapan antara Rofiqah dan Mattali yang menunjukkan watak Mattali. Rofiqah malu atas hutang yang dimiliki
keluarganya sehingga menyuruh Mattali untuk menjual perahunya sementara Mattali memikirkan nasib awak-awak perahunya juga kendaraan yang dimilikinya untuk mencari nafkah. Percakapan yang dilakukan Rofiqah ditemukan 5 data, terlihat percakapan antara Mattali dan Rofiqah yang menunjukkan watak Rofiqah. Rofiqah seakan berbuat curang terhadap uang yang sudah didapat dari menjual ikan paus itu.
2. Teknik Tingkah Laku
Terdapat tindakan yang dilakukan Rofiqah agar dapat mengetahui watak
Rofiqah, terlihat tindakan yang dilakukan Rofiqah ketika suaminya mendapatkan tangkapan ikan melimpah dan ketika suaminya mendapatkan tangkapan ikan sedikit.
Tindakan yang dilakukan Mattali ditemukan 4 data, telihat tindakan yang dilakukan Mattali ketika awak-awak perahunya mendapatkan beberapa ikan paus.
3. Teknik Pikiran dan Perasaan Pikiran dan perasaan Mattali ditemukan 7 data, terlihat pikiran Mattali tentang keagamaan yang dipelajarinya. Pikiran dan perasaan Rofiqah ditemukan 3 data, terlihat pikiran Rofiqah tentang ia yang tidak mau Mattali menjadi nelayan lagi. Terdapat pikiran Kiai Karnawi yang dapat mengetahui watak Kiai Karnawi, terlihat pikiran Kiai Karnawi tentang kehidupan. Ia memberi nasihat kepada Adnan tentang kehidupan, ia berkata bahwa manusia pasti memiliki masalah, kalau saatnya mati ya mati, tetapi kalau Allah
berkehendak lain, mau dibacok berkali-kali pun tak akan mempan.
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) September 2015
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung 7
4. Teknik Reaksi Tokoh
Terdapat reaksi Mattali yang dapat mengetahui watak Mattali, terlihat reaksi Mattali terhadap perahunya yang sudah pecah karena terkena ombak laut yang besar. Reaksi tokoh yang dilakukan Rofiqah ditemukan 6 data, terlihat reaksi Rofiqah terhadap kabar bahwa perahu Mattali selamat dan mendarat di Dungkek.
5. Teknik Reaksi Tokoh Lain
Durahman
Dalam pelukisan tokoh menggunakan teknik reaksi tokoh lain, ditemukan satu tokoh yaitu Durahman, terlihat pendapat dari polisi yang mengantar Adnan mengenai kedirian Durahman.
6. Teknik Pelukisan Latar
Terdapat latar Mattali yang dapat mengetahui watak Mattali, terlihat suasana latar dari tempat Mattali
dibesarkan. Semenjak Mattali kecil, orang tuanya, para sesepuhnya dulu, sudah menanamkan nilai agar selalu berserah diri kepada Allah.
Terdapat latar Rofiqah yang dapat mengetahui watak Rofiqah, terlihat
suasana latar dari lingkungan sekitar Rofiqah.
C. Rancangan Pembelajaran
Berdasarkan hasil analisis mengenai penokohan, peneliti telah menyimpulkan bahwa novel Kalompang karya Badrul Munir Chair dapat dijadikan alternatif sebagai bahan pembelajaran di Sekolah Menengah Atas (SMA) pada kelas XII semester genap yang tercantum dalam kurikulum 2013, dengan kompetensi dasar menganalisis teks novel baik melalui lisan maupun tulisan. Untuk pendidikan di SMA, guru dapat mencapai kompetensi dasar tersebut dengan
membuat rancangan pembelajaran yang akan berlangsung di dalam kelas. Materi pembelajaran yang akan
disesuaikan dengan tujuan pembelajaran, karakteristik peserta didik, dan alokasi waktu sebagai berikut, (1) Cuplikan novel Kalompang, (2) Unsur intrinsik pada novel, dan (3) Jenis-jenis tokoh terutama tokoh utama, tokoh protagonis, dan tokoh antagonis dalam cuplikan novel
Kalompang. Adapun tujuan yang akan dicapai pada pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut, (a) Siswa mampu
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) September 2015
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung 8 memahami isi cuplikan novel Kalompang
yang sudah dibaca, (b) Siswa mampu menganalisis jenis-jenis tokoh terutama tokoh utama, tokoh protagonis, dan tokoh antagonis dalam cuplikan novel
Kalompang, (c) Siswa mampu
menjelaskan hasil analisisnya mengenai jenis-jenis tokoh terutama tokoh utama, tokoh antagonis, dan tokoh protagonis dalam cuplikan novel Kalompang.
SIMPULAN DAN SARAN
a. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Novel Kalompang memiliki berbagai jenis tokoh yang sudah dianalisis di antaranya yaitu tokoh utama
diperankan oleh Mattali dan Rofiqah, tokoh tambahan diperankan oleh Hasan, Hamidi, Qidam, Sonhaji, dan Adnan, tokoh protagonis diperankan oleh Mattali, tokoh antagonis
diperankan oleh Durahman, tokoh sederhana diperankan oleh Durahman dan Kiai Karnawi, tokoh berkembang diperankan oleh Mattali, dan tokoh tipikal diperankan oleh Sonhaji. Tokoh-tokoh tersebut diungkap
dengan teknik dramatik diantaranya yaitu teknik cakapan yang
menggambarkan tokoh Mattali dan Rofiqah, teknik tingkah laku yang menggambarkan tokoh Mattali dan Rofiqah, teknik pikiran dan perasaan yang menggambarkan tokoh Mattali, Rofiqah, dan Kiai Karnawi, teknik reaksi tokoh yang menggambarkan tokoh Mattali dan Rofiqah, teknik reaksi tokoh lain yang
menggambarkan tokoh Durahman, dan teknik pelukisan latar yang menggambarkan tokoh Mattali dan Rofiqah.
2. Novel Kalompang lebih banyak melukiskan watak tokoh dari teknik pikiran dan perasaan.
Tokoh-tokohnya lebih cenderung
mengungkapkan pikirannya yang menunjukkan perwatakannya masing-masing dalam cerita.
3. Novel Kalompang layak dijadikan bahan ajar di SMA kelas XII karena dalam novel tersebut terdapat tokoh protagonis yang perannya patut dijadikan contoh pada kehidupan nyata peserta didik.
4. Pembelajaran menganalisis teks novel baik melalui lisan maupun tulisan
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) September 2015
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung 9 yang dibelajarkan kepada siswa SMA
kelas XII semester genap dapat dibuat rancangannya yang dikaitkan dengan hasil penelitian tentang penokohan pada novel Kalompang karya Badrul Munir Chair yang digunakan untuk peserta didik yang memiliki karakter yang masih kurang baik karena dalam novel Kalompang terdapat beberapa tokoh yang memiliki perwatakan yang baik sehingga peserta didik dapat mencontoh dari apa yang sudah mereka baca itu.
5. Rancangan pembelajaran yang telah dirancang oleh peneliti menggunakan metode pembelajaran discovery learning, dengan alokasi waktu 4 jam pelajaran 2x pertemuan, dan bahan ajar menggunakan cuplikan novel Kalompang.
Saran
Berdasarkan penelitian tersebut, peneliti dapat memberikan saran-saran sebagai berikut.
1. Dalam novel Kalompang karya Badrul Munir Chair ditemukan enam jenis tokoh yang sebagian jenis tokoh bisa diajarkan kepada siswa seperti tokoh utama, tokoh protagonis, dan
tokoh antagonis sehingga guru dapat menggunakan novel tersebut untuk diajarkan kepada siswa SMA kelas XII.
2. Tokoh protagonis dalam novel
Kalompang karya Badrul Munir Chair patut diajarkan kepada siswa dalam pembelajaran karena watak-watak yang dimiliki tokoh protagonis baik untuk siswa agar mereka dapat
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
3. Penokohan pada novel Kalompang karya Badrul Munir Chair yang mencakup jenis-jenis tokoh dan teknik pelukisan tokoh hendaknya diajarkan kepada siswa SMA kelas XII. Hal ini sesuai dengan kurikulum 2013 yang sudah tertera pada silabus dengan kompetensi dasar mengenai novel.
4. Guru Bahasa Indonesia yang membelajarkan mengenai novel ini hendaknya mendorong siswa untuk membaca novel Kalompang secara keseluruhan bukan ringkasannya saja, tujuannya agar guru dapat
mengapresiasikan sastra kepada siswa. Siswa akan optimal
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) September 2015
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung 10 mendapatkan pembelajaran mengenai
sastra khususnya novel.
5. Bagi pembaca skripsi ini khususnya yang menyukai karya sastra, novel Kalompang karya Badrul Munir Chair layak dijadikan bahan bacaan karena tokoh-tokoh dalam novel tersebut memiliki karakter yang mampu memotivasi pembaca agar menjadi seseorang yang baik. Selain itu novel Kalompang memperkenalkan
bagaimana kehidupan di kampung nelayan.
DAFTAR PUSTAKA
Adhitya, Dea. 2010. Memahami Novel. Bogor: Quadra.
Azies, Furqonul dan Hasim, Abdul. 2010. Menganalisis Fiksi Perkenalan Sastra. Bogor: Ghalia Indonesia. Nurgiyantoro, Burhan. 2013. Teori
Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Sudjiman, Panuti. 1991. Memahami
Cerita Rekaan. Jakarta: Pustaka Jaya.
Suyanto, Edi. 2012. Perilaku Tokoh dalam Cerpen Indonesia. Bandar Lampung: Universitas Lampung.
Tarigan, Henry Guntur. 2011. Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa.