• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) September 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) September 2015"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) September 2015

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung 1 PENOKOHAN DALAM NOVEL KALOMPANG

KARYA BADRUL MUNIR CHAIR DAN RANCANGAN PEMBELAJARANNYA

Oleh Lia Annisa

Munaris Kahfie Nazaruddin

Fakultas Pendidikan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung e-mail: lia.annisa176@gmail.com

ABSTRACT

This research was aimed to describe the characterization in the novel of Kalompang and to design a lesson plan for Senior High Students. The method used in the research was descriptive qualitative. The result of the research showed that the novel of Kalompang had five kinda of character in which the main characters were played by Mattali and Rofiqah, additional characters were played by Hasan, Hamidi, Qidam, Sonhaji, and Adnan, protagonist was played by Mattali, antagonist was played by Durahman, simple character was played by Durahman and Kiai Karnawi, developing character was played by Mattali, and typical character was played by Sonhaji. The characters were revealed by conversation technique, behaviour technique, mind, and feelings technique, characters' reaction technique, and background description technique. The novel of Kalompang can be used in a lesson plan during Senior High School learning process.

Key words: characters, dramatic, lesson plan. ABSTRAK

Masalah pada penelitian ini yaitu bagaimanakah penokohan dalam novel Kalompang dan rancangan pembelajarannya di SMA. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan penokohan dan mendeskripsikan rancangan pembelajarannya di SMA. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa novel Kalompang memiliki lima jenis tokoh yaitu tokoh utama diperankan Mattali dan Rofiqah, tokoh tambahan diperankan Hasan, Hamidi, Qidam, Sonhaji, dan Adnan, tokoh protagonis diperankan Mattali, tokoh antagonis diperankan Durahman, tokoh sederhana diperankan Durahman dan Kiai Karnawi, tokoh berkembang diperankan Mattali, dan tokoh tipikal diperankan Sonhaji. Tokoh-tokoh tersebut diungkap dengan teknik cakapan, teknik tingkah laku, teknik pikiran dan perasaan, teknik reaksi tokoh, teknik reaksi tokoh lain, dan teknik pelukisan latar. Novel Kalompang dapat dijadikan rancangan pembelajarannya pada pembelajaran di SMA.

(2)

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) September 2015

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung 2 PENDAHULUAN

Manusia memiliki berbagai macam karakter yang tercipta dari keluarga, lingkungan, kebudayaan, maupun hal-hal yang memungkinkan dapat membentuk karakter manusia itu masing-masing. Hal tersebut menjadikan karya sastra mampu menciptakan tokoh-tokoh pada sebuah cerita. Karakter-karakter yang diperankan oleh masing-masing tokoh di dalam sebuah cerita hanya rekaan semata yang diciptakan pengarang, namun terkadang mirip dengan karakter-karakter di kehidupan nyata. Sudjiman (1992: 17) berpendapat bahwa semua unsur cerita rekaan, termasuk tokohnya, bersifat rekaan semata-mata.

Tokoh-tokoh cerita sangat penting untuk menjalani sebuah cerita sesuai dengan karakter yang diciptakan pengarang karya sastra tersebut. Adhitya (2010: 11)

mengemukakan bahwa setiap tokoh memiliki watak dan karakter tertentu yang mendukung jalannya cerita Karya sastra khususnya novel memiliki kadar cerita yang cukup luas sehingga dapat kita temukan banyak tokoh di dalamnya. Novel merupakan karya sastra yang mengungkapkan berbagai

permasalahan di dalamnya dengan tokoh-tokoh yang menjalani cerita tersebut sesuai dengan karakternya masing-masing. Sependapat dengan Aziez dan Hasim (2010: 2) yang mengungkapkan bahwa novel merupakan suatu karya fiksi, yaitu karya dalam bentuk kisah atau cerita yang melukiskan tokoh-tokoh dan

peristiwa-peristiwa rekaan.

Novel memiliki ruang yang luas untuk cerita yang panjang sehingga novel memiliki berbagai jenis tokoh. Berdasarkan segi jumlah kata, maka biasanya suatu novel mengandung kata-kata yang berkisar antara 35.000 buah sampai tak terbatas jumlahnya (Tarigan, 2011: 168). Nurgiantoro (2013: 258-274) membedakan tokoh-tokoh cerita, yaitu, (1) tokoh utama dan tokoh tambahan, (2) tokoh protagonis dan tokoh antagonis, (3) tokoh sederhana dan tokoh bulat, (4) tokoh statis dan tokoh berkembang, dan (5) tokoh tipikal dan tokoh netral. Masalah penokohan dalam sebuah karya tidak semata-mata hanya berhubungan dengan masalah pemilihan jenis dan perwatakan para tokoh cerita saja, tetapi juga bagaimana melukiskan kehadiran dan penghadirannya secara tepat sehingga

(3)

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) September 2015

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung 3 mampu menciptakan dan mendukung

tujuan artistik cerita fiksi yang

bersangkutan. Teknik pelukisan tokoh yang dikemukakan oleh Nurgiantoro (2013: 279) terdiri dari dua teknik yaitu teknik ekspositori dan teknik dramatik. Penokohan dapat menampilkan tokoh-tokoh apa yang ada di dalam cerita dan bagaimana watak-watak dari tokoh-tokoh tersebut, sehubungan dengan itu, Suyanto (2012: 47) menyatakan bahwa penokohan adalah cara pengarang menampilkan tokoh-tokoh dan watak-wataknya itu dalam suatu cerita.

Peneliti menggunakan novel Kalompang sebagai bahan penelitian karena novel tersebut memiliki banyak tokoh yang bermunculan. Seperti pada tokoh utama, tokoh utama dalam novel Kalompang terdapat dua tokoh. Novel Kalompang memiliki banyak tokoh sehingga hampir semua jenis tokoh ada dalam novel tersebut. Pengarang novel Kalompang juga menampilkan watak tokoh-tokohnya secara tidak langsung, jadi

watak-wataknya tidak bisa kita pastikan secara langsung. Hal ini membuat peneliti tertarik untuk menjadikan novel Kalompang sebagai bahan penelitian.

Pada novel Kalompang, tokoh-tokohnya cukup baik sebagai contoh di kehidupan nyata. Misalnya pada watak-watak yang dimiliki tokoh-tokoh yang ada di dalam novel tersebut. Maka peneliti

menggunakan novel Kalompang sebagai bahan penelitian karena di dalam novel tersebut yang lebih ditonjolkan adalah tokoh-tokohnya.

METODE

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Data dalam penelitin ini adalah kutipan-kutipan yang terdapat pada novel Kalompang karya Badrul Munir Chair. Sumber data pada penelitian ini adalah novel Kalompang karya Badrul Munir Chair.

Langkah-langkah yang dilakukan penulis untuk mengumpulkan dan menganalisis data, yaitu (1) Membaca keseluruhan novel Kalompang Karya Badrul Munir Chair dengan cermat, (2) menandai dan memberi kode sesuai dengan kategori apakah termasuk dalam jenis-jenis tokoh maupun teknik pelukisan tokoh, (3) Mengidentifikasi data yang terdapat

(4)

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) September 2015

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung 4 dalam novel Kalompang karya Badrul

Munir Chair yang berkaitan dengan penokohan, (4) mengelompokkan teks-teks data berdasarkan jenis-jenis tokoh dan teknik pelukisan tokoh, (5)

mendeskripsikan bagaimana penokohan dalam novel Kalompang karya Badrul Munir Chair, (6) mendeskripsikan bagaimana penokohan dalam novel Kalompang karya Badrul Munir Chair, (7) mendeskripsikan rancangan

pembelajaran novel Kalompang karya Badrul Munir Chair dalam pembelajaran sastra di SMA, dan (8) menyimpulkan hasil analisis mengenai penokohan dan rancangan pembelajaran yang terdapat dalam novel Kalompang karya Badrul Munir Chair.

HASIL

Hasil penelitian ini mencakup deskripsi penokohan, teknik pelukisan tokoh, dan rancangan pembelajarannya di SMA.

Pembahasan

A. Jenis-jenis Tokoh

Dari kesepuluh jenis tokoh, peneliti mendapatkan enam jenis tokoh dalam novel Kalompang dengan sebelas tokoh di dalamnya. Berikut akan dipaparkan

hasil dan pembahasan dari analisis mengenai jenis-jenis tokoh berdasarkan kategorinya.

1. Tokoh Utama dan Tokoh

Tambahan

Tokoh utama yang diperankan oleh Mattali ditemukan 17 data, terlihat keterlibatan Mattali dengan Darmo dan teman-temannya yang menuju ke kapal karam untuk mengambil barang-barang yang kemudian mereka jual atau untuk mereka sendiri. Tokoh utama yang diperankan oleh Rofiqah ditemukan 18 data, terlihat keterlibatan Rofiqah dalam tabrakan itu karena ia bersama Adnan di dalam mobil tersebut.

Tokoh tambahan yang diperankan oleh Hasan ditemukan 4 data, terlihat bahwa Hasan yang sudah pulang dari melaut. Mattali mendatanginya untuk bertanya tentang hasil tangkapan ikannya karena hasil tangkapan ikan juga dibagi kepada juragan perahu yaitu Mattali. Tokoh tambahan yang diperankan oleh Hamidi ditemukan 3 data, terlihat bahwa Hamidi yang sudah tewas karena badai hujan yang menimpanya bersamaan dengan Mattali. Tokoh tambahan yang

(5)

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) September 2015

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung 5 terlihat Qidam dengan pendapatan hasil

melautnya menggunakan perahu Mattali. Tokoh tambahan yang diperankan oleh Sonhaji ditemukan 3 data, terlihat Sonhaji sebagai Kepala Desa Ambunten Timur ingin diminta tolong kepada Mattali untuk membantunya menyelesaikan masalahnya dengan keluarga Bajing. Tokoh tambahan yang diperankan oleh Adnan ditemukan 5 data, terlihat Adnan sebagai adik ipar Rofiqah sedang memiliki masalah.

2. Tokoh Protagonis dan Tokoh

Antagonis

Tokoh protagonis yang diperankan oleh Mattali ditemukan 9 data, terlihat bahwa Mattali dengan tindakan yang ia lakukan kalau tidak melaut, ia menyempatkan pergi ke masjid untuk silaturahmi dengan para tetangga. Tokoh antagonis yang diperankan oleh Durahman ditemukan 3 data, terlihat bahwa Durahman yang beroposisi terhadap Mattali. Mattali merasa bukan salah Adnan atas tabrakan itu karena yang menabrak bukan Adnan melainkan Mail sendiri menabrak Adnan.

3. Tokoh Sederhana

Tokoh sederhana yang diperankan oleh Durahman ditemukan 4 data, terlihat

bahwa Durahman yang meminta uang tebusan dengan jumlah yang sangat besar kepada Mattali. Tokoh sederhana yang diperankan oleh Kiai Karnawi ditemukan 4 data, terlihat bahwa Kiai Karnawi yang memberi nasehat kepada Adnan yang meminta izin untuk keluar negeri karena ia merasa sangat terusik dengan Bajing Durahman.

4. Tokoh Berkembang

Tokoh berkembang yang diperankan oleh Mattali ditemukan 4 data, terlihat pada data 1, Mattali sudah sangat puas akan tangkapan ikan cakalang yang banyak. Namun pada data 2, Mattali justru tidak mau menangkap ikan cakalang karena ia sudah menggebu ingin menangkap ikan paus saja.

5. Tokoh Tipikal

Tokoh tipikal yang diperankan oleh Sonhaji ditemukan 5 data, terlihat bahwa Sonhaji adalah Kepala Desa Ambunten. Ia dimintai tolong untuk mengurusi urusan Mattali soal Adnan.

(6)

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) September 2015

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung 6

B. Teknik Pelukisan Tokoh

Dalam novel Kalompang karya Badrul Munir Chair ditemukan teknik pelukisan tokoh yaitu teknik dramatik.. Berikut akan dipaparkan hasil dan pembahasan dari analisis mengenai teknik pelukisan tokoh.

1. Teknik Cakapan

Percakapan yang dilakukan Mattali ditemukan 5 data, terlihat percakapan antara Rofiqah dan Mattali yang menunjukkan watak Mattali. Rofiqah malu atas hutang yang dimiliki

keluarganya sehingga menyuruh Mattali untuk menjual perahunya sementara Mattali memikirkan nasib awak-awak perahunya juga kendaraan yang dimilikinya untuk mencari nafkah. Percakapan yang dilakukan Rofiqah ditemukan 5 data, terlihat percakapan antara Mattali dan Rofiqah yang menunjukkan watak Rofiqah. Rofiqah seakan berbuat curang terhadap uang yang sudah didapat dari menjual ikan paus itu.

2. Teknik Tingkah Laku

Terdapat tindakan yang dilakukan Rofiqah agar dapat mengetahui watak

Rofiqah, terlihat tindakan yang dilakukan Rofiqah ketika suaminya mendapatkan tangkapan ikan melimpah dan ketika suaminya mendapatkan tangkapan ikan sedikit.

Tindakan yang dilakukan Mattali ditemukan 4 data, telihat tindakan yang dilakukan Mattali ketika awak-awak perahunya mendapatkan beberapa ikan paus.

3. Teknik Pikiran dan Perasaan Pikiran dan perasaan Mattali ditemukan 7 data, terlihat pikiran Mattali tentang keagamaan yang dipelajarinya. Pikiran dan perasaan Rofiqah ditemukan 3 data, terlihat pikiran Rofiqah tentang ia yang tidak mau Mattali menjadi nelayan lagi. Terdapat pikiran Kiai Karnawi yang dapat mengetahui watak Kiai Karnawi, terlihat pikiran Kiai Karnawi tentang kehidupan. Ia memberi nasihat kepada Adnan tentang kehidupan, ia berkata bahwa manusia pasti memiliki masalah, kalau saatnya mati ya mati, tetapi kalau Allah

berkehendak lain, mau dibacok berkali-kali pun tak akan mempan.

(7)

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) September 2015

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung 7

4. Teknik Reaksi Tokoh

Terdapat reaksi Mattali yang dapat mengetahui watak Mattali, terlihat reaksi Mattali terhadap perahunya yang sudah pecah karena terkena ombak laut yang besar. Reaksi tokoh yang dilakukan Rofiqah ditemukan 6 data, terlihat reaksi Rofiqah terhadap kabar bahwa perahu Mattali selamat dan mendarat di Dungkek.

5. Teknik Reaksi Tokoh Lain

Durahman

Dalam pelukisan tokoh menggunakan teknik reaksi tokoh lain, ditemukan satu tokoh yaitu Durahman, terlihat pendapat dari polisi yang mengantar Adnan mengenai kedirian Durahman.

6. Teknik Pelukisan Latar

Terdapat latar Mattali yang dapat mengetahui watak Mattali, terlihat suasana latar dari tempat Mattali

dibesarkan. Semenjak Mattali kecil, orang tuanya, para sesepuhnya dulu, sudah menanamkan nilai agar selalu berserah diri kepada Allah.

Terdapat latar Rofiqah yang dapat mengetahui watak Rofiqah, terlihat

suasana latar dari lingkungan sekitar Rofiqah.

C. Rancangan Pembelajaran

Berdasarkan hasil analisis mengenai penokohan, peneliti telah menyimpulkan bahwa novel Kalompang karya Badrul Munir Chair dapat dijadikan alternatif sebagai bahan pembelajaran di Sekolah Menengah Atas (SMA) pada kelas XII semester genap yang tercantum dalam kurikulum 2013, dengan kompetensi dasar menganalisis teks novel baik melalui lisan maupun tulisan. Untuk pendidikan di SMA, guru dapat mencapai kompetensi dasar tersebut dengan

membuat rancangan pembelajaran yang akan berlangsung di dalam kelas. Materi pembelajaran yang akan

disesuaikan dengan tujuan pembelajaran, karakteristik peserta didik, dan alokasi waktu sebagai berikut, (1) Cuplikan novel Kalompang, (2) Unsur intrinsik pada novel, dan (3) Jenis-jenis tokoh terutama tokoh utama, tokoh protagonis, dan tokoh antagonis dalam cuplikan novel

Kalompang. Adapun tujuan yang akan dicapai pada pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut, (a) Siswa mampu

(8)

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) September 2015

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung 8 memahami isi cuplikan novel Kalompang

yang sudah dibaca, (b) Siswa mampu menganalisis jenis-jenis tokoh terutama tokoh utama, tokoh protagonis, dan tokoh antagonis dalam cuplikan novel

Kalompang, (c) Siswa mampu

menjelaskan hasil analisisnya mengenai jenis-jenis tokoh terutama tokoh utama, tokoh antagonis, dan tokoh protagonis dalam cuplikan novel Kalompang.

SIMPULAN DAN SARAN

a. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Novel Kalompang memiliki berbagai jenis tokoh yang sudah dianalisis di antaranya yaitu tokoh utama

diperankan oleh Mattali dan Rofiqah, tokoh tambahan diperankan oleh Hasan, Hamidi, Qidam, Sonhaji, dan Adnan, tokoh protagonis diperankan oleh Mattali, tokoh antagonis

diperankan oleh Durahman, tokoh sederhana diperankan oleh Durahman dan Kiai Karnawi, tokoh berkembang diperankan oleh Mattali, dan tokoh tipikal diperankan oleh Sonhaji. Tokoh-tokoh tersebut diungkap

dengan teknik dramatik diantaranya yaitu teknik cakapan yang

menggambarkan tokoh Mattali dan Rofiqah, teknik tingkah laku yang menggambarkan tokoh Mattali dan Rofiqah, teknik pikiran dan perasaan yang menggambarkan tokoh Mattali, Rofiqah, dan Kiai Karnawi, teknik reaksi tokoh yang menggambarkan tokoh Mattali dan Rofiqah, teknik reaksi tokoh lain yang

menggambarkan tokoh Durahman, dan teknik pelukisan latar yang menggambarkan tokoh Mattali dan Rofiqah.

2. Novel Kalompang lebih banyak melukiskan watak tokoh dari teknik pikiran dan perasaan.

Tokoh-tokohnya lebih cenderung

mengungkapkan pikirannya yang menunjukkan perwatakannya masing-masing dalam cerita.

3. Novel Kalompang layak dijadikan bahan ajar di SMA kelas XII karena dalam novel tersebut terdapat tokoh protagonis yang perannya patut dijadikan contoh pada kehidupan nyata peserta didik.

4. Pembelajaran menganalisis teks novel baik melalui lisan maupun tulisan

(9)

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) September 2015

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung 9 yang dibelajarkan kepada siswa SMA

kelas XII semester genap dapat dibuat rancangannya yang dikaitkan dengan hasil penelitian tentang penokohan pada novel Kalompang karya Badrul Munir Chair yang digunakan untuk peserta didik yang memiliki karakter yang masih kurang baik karena dalam novel Kalompang terdapat beberapa tokoh yang memiliki perwatakan yang baik sehingga peserta didik dapat mencontoh dari apa yang sudah mereka baca itu.

5. Rancangan pembelajaran yang telah dirancang oleh peneliti menggunakan metode pembelajaran discovery learning, dengan alokasi waktu 4 jam pelajaran 2x pertemuan, dan bahan ajar menggunakan cuplikan novel Kalompang.

Saran

Berdasarkan penelitian tersebut, peneliti dapat memberikan saran-saran sebagai berikut.

1. Dalam novel Kalompang karya Badrul Munir Chair ditemukan enam jenis tokoh yang sebagian jenis tokoh bisa diajarkan kepada siswa seperti tokoh utama, tokoh protagonis, dan

tokoh antagonis sehingga guru dapat menggunakan novel tersebut untuk diajarkan kepada siswa SMA kelas XII.

2. Tokoh protagonis dalam novel

Kalompang karya Badrul Munir Chair patut diajarkan kepada siswa dalam pembelajaran karena watak-watak yang dimiliki tokoh protagonis baik untuk siswa agar mereka dapat

mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

3. Penokohan pada novel Kalompang karya Badrul Munir Chair yang mencakup jenis-jenis tokoh dan teknik pelukisan tokoh hendaknya diajarkan kepada siswa SMA kelas XII. Hal ini sesuai dengan kurikulum 2013 yang sudah tertera pada silabus dengan kompetensi dasar mengenai novel.

4. Guru Bahasa Indonesia yang membelajarkan mengenai novel ini hendaknya mendorong siswa untuk membaca novel Kalompang secara keseluruhan bukan ringkasannya saja, tujuannya agar guru dapat

mengapresiasikan sastra kepada siswa. Siswa akan optimal

(10)

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) September 2015

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung 10 mendapatkan pembelajaran mengenai

sastra khususnya novel.

5. Bagi pembaca skripsi ini khususnya yang menyukai karya sastra, novel Kalompang karya Badrul Munir Chair layak dijadikan bahan bacaan karena tokoh-tokoh dalam novel tersebut memiliki karakter yang mampu memotivasi pembaca agar menjadi seseorang yang baik. Selain itu novel Kalompang memperkenalkan

bagaimana kehidupan di kampung nelayan.

DAFTAR PUSTAKA

Adhitya, Dea. 2010. Memahami Novel. Bogor: Quadra.

Azies, Furqonul dan Hasim, Abdul. 2010. Menganalisis Fiksi Perkenalan Sastra. Bogor: Ghalia Indonesia. Nurgiyantoro, Burhan. 2013. Teori

Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Sudjiman, Panuti. 1991. Memahami

Cerita Rekaan. Jakarta: Pustaka Jaya.

Suyanto, Edi. 2012. Perilaku Tokoh dalam Cerpen Indonesia. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Tarigan, Henry Guntur. 2011. Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa.

Referensi

Dokumen terkait

SIGQUEL (Olahan Ikan), Art Generation and Digital Print (j asa dan produk souvenir) , Jarak Arum (batik tulis), ORUMI (minum olahan rumput laut), Tempe Bang Jarwo

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan asli daerah, dana alokasi umum, dana alokasi khusus, dana bagi hasil tidak berpengaruh terhadap indeks

Apabila pemain atau official dikeluarkan wasit karena Disqualifying Foul atau akumulasi Unsportsmanlike Foul sesuai dengan peraturan permainan FIBA (eject), maka pemain atau

1836212: Format tidak berubah namun ada perbaikan penawaran berlaku 30 hari kalender, Surat penawarannya beserta lampirannya kami sampaikan sebanyak 2 rangkap yang terdiri dari

Dumasar SKKD Mata Pelajaran Basa jeung Sastra Sunda di tingkat SMA/SMK/MA kelas X, aya sababaraha matéri dina pangajaran nulis anu kudu ditepikeun ka siswa, di antarana nya éta

Kajian ini bertujuan untuk mengenal pasti tahap keseluruhan profesiensi bahasa Melayu murid bukan penutur natif di SJK daerah Kuantan bagi keempat-empat kemahiran dan untuk

aduncum berdasarkan ketinggian tempat (dataran rendah, sedang, dan dataran tinggi), dan pengaruh waktu penyulingan bahan (satu jam kesatu, satu jam kedua dan satu jam

bahwa salah satu Keputusan MUSDA-X Partai Golongan Karya Provinsi Kepulauan Riau sebagaimana tersebut pada huruf a di atas adalah Pemilihan Ketua Dewan Pimpinan