• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. GAMBARAN UMUM. dikenal dengan sebutan Jakarta Industrial Estate Pulogadung (JIEP). Penggunaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "V. GAMBARAN UMUM. dikenal dengan sebutan Jakarta Industrial Estate Pulogadung (JIEP). Penggunaan"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

39 V. GAMBARAN UMUM

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 5.1.1 Gambaran Umum Kelurahan Jatinegara

Kelurahan Jatinegara merupakan salah satu kelurahan dari tujuh kelurahan yang berada pada Kecamatan Cakung, Kotamadya Jakarta Timur. Secara administratif, Kelurahan Jatinegara berbatasan dengan Kelurahan Rawa Terate di sebelah utara, Kelurahan jatinegara Kaum di sebelah Barat, Kelurahan Klender di sebelah selatan, dan Kelurahan Penggilingan di sebelah timur. Kelurahan Jatinegara memiliki luas kurang lebih sebesar 659,75 ha yang terbagi dalam 13 Rukun Warga (RW) dan 160 Rukun Tetangga (RT). Uniknya, sebagian besar luas dari kelurahan tersebut merupakan Kawasan Industri Pulogadung atau lebih dikenal dengan sebutan Jakarta Industrial Estate Pulogadung (JIEP). Penggunaan luas lahan di Kelurahan Jatinegara dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Penggunaan Luas Lahan di Kelurahan Jatinegara

No Penggunaan Lahan Luas (ha) Persentase (%)

1 Kawasan Industri 398 60,35

2 Kawasan Pemukiman 158,65 24,06

3 Kawasan Perdagangan dan Jasa 2,02 0,31

4 Kantor Pemerintahan 27,60 4,18

5 Fasilitas Umum 24,96 3,78

6 Ruang Terbuka Hijau 26,39 4,00

7 Jalan 19,69 2,99

8 Sungai dan Saluran Air 2,19 0,33

Total Luas Kelurahan Jatinegara 659,75 100

Sumber: Profil Kelurahan Jatinegara (2011)

Berdasarkan data yang diperoleh dari Kelurahan Jatinegara (2011), jumlah penduduk di Kelurahan Jatinegara tahun 2011 berjumlah 85.441 jiwa. Jumlah penduduk laki-laki tercatat sebanyak 48.501 jiwa, sedangkan jumlah penduduk perempuan sebanyak 36.940 jiwa. Rekapitulasi jumlah penduduk di Kelurahan Jatinegara menurut umur dan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.

(2)

40 Tabel 4. Jumlah Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin di Kelurahan

Jatinegara Tahun 2011

No Umur

(Tahun)

Jenis kelamin Jumlah (Jiwa) Laki-Laki Perempuan 1 0 – 4 8970 5225 14195 2 5 – 9 4967 3005 9772 3 10 – 14 2782 2890 5672 4 15 – 19 3013 2317 5330 5 20 – 24 4701 1615 6366 6 25 – 29 4337 2485 6822 7 30 – 34 4158 2335 6493 8 35 – 39 1798 5404 7202 9 40 – 44 3646 1729 5375 10 45 – 49 3402 2411 5813 11 50 – 54 790 1692 2482 12 55 – 59 2258 1957 4215 13 60 – 64 1201 799 2000 14 65 – 69 1058 884 1942 15 70 – 74 1027 1516 2543 16 ≥ 75 393 676 1069 Jumlah 48501 36940 85441

Sumber: Profil Kelurahan Jatinegara (Februari 2011)

Untuk meningkatkan taraf hidup masyarakatnya, di Kelurahan Jatinegara tersedia berbagai sarana. Sarana-sarana tersebut antara lain sarana pendidikan, sarana kesehatan, sarana peribadatan, sarana perekonomian, sarana olahraga, serta sarana sosial lainnya. Sarana pendidikan terdapat 42 sekolah yang terdiri atas 20 Sekolah Dasar (SD), 13 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), 17 Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA), dan 2 Pendidikan Guru Taman Kanak-kanak Islam (PGTKI). Sarana kesehatan yang terdapat di Kelurahan Jatinegara berjumlah 63 unit termasuk 1 unit rumah sakit dan 2 unit puskesmas (lihat Tabel 5). Sarana perekonomian di Kelurahan Jatinegara didominasi dengan keberadaan kawasan industri dengan luas 60,35% dari luas lahan di Kelurahan Jatinegara serta berbagai tempat usaha yang bergerak di bidang perdagangan (lihat Tabel 6).

(3)

41 Tabel 5. Sarana Kesehatan di Kelurahan Jatinegara

No Jenis Sarana Kesehatan Jumlah

1 Rumah Sakit 1

2 Puskesmas 2

3 Bidan Praktek 19

4 Dokter Praktek 11

5 Pos Kesehatan 10

6 Pos Usaha Perbaikan Gizi Keluarga 6

7 UPGK 2 8 Apotik 3 9 Dukun Beranak 3 10 Klinik Kesehatan 2 11 Klinik KB 4 Jumlah 63

Sumber: Profil Kelurahan Jatinegara (2011)

Tabel 6. Sarana Perkonomian di Kelurahan Jatinegara

No Jenis Sarana Perekonomian Jumlah

1 Industri Kecil 100

2 Industri Sedang 150

3 Industri Besar 242

4 Pasar Resmi 2

5 Pasar Kaki Lima 4

6 Pasar Swalayan 5

7 Toko Meubel 57

8 Toko Kelontong 31

9 Toko Material 29

10 Bengkel Mobil dan Motor 18

11 Pangkalan Kayu Jati 45

12 Warung Internet 52

13 Warung 98

14 Pedagang Kaki Lima 275

15 Koperasi 8

16 Warung Serba Ada (Waserba) 1

Jumlah 1117

Sumber: Profil Kelurahan Jatinegara (2011)

Kawasan industri di Kelurahan Jatinegara terdiri dari 100 industri kecil, 150 industri sedang, dan 242 industri besar. Industri yang bergerak di bidang meubel, bengkel motor dan mobil, pembatikan, kosmetik tradisional, pemotongan kertas, dan pompa tangan termasuk ke dalam industri kecil. Industri konveksi, makanan, sepeda, alat suntik, garmen, bahan kimia, kosmetik, farmasi, percetakan, alat pendidikan, spare part kendaraan bermotor, plastik, instrument

(4)

42 musik, alat kantor, alat rumah tangga termasuk ke dalam industri sedang. Industri logam berat, elektronik, perminyakan, pipa, aluminium, perkayuan, kimia pertanian, kabel, makanan dan minuman dalam kemasan, sabun, deterjen, dan komponen kendaraan bermotor termasuk ke dalam industri besar.

5.1.2 Gambaran Umum Situ Rawa Badung

Situ Rawa Badung merupakan salah satu dari 40 situ yang berada di DKI Jakarta. Situ Rawa Badung berlokasi di RW 008 Kelurahan Jatinegara, Kecamatan Cakung, Kota Jakarta Timur. Secara administratif, sebelah utara Situ Rawa Badung berbatasan dengan pemukiman RW 013 Kelurahan Jatinegara, sebelah timur berbatasan dengan kawasan industri PT. JIEP, sebelah selatan berbatasan dengan pemukiman RW 008, dan sebelah barat berbatasan dengan Jalan Dr. Radjiman Widyodiningrat.

Situ Rawa Badung memiliki kedalaman enam meter. Semula Situ Rawa Badung memiliki luas mencapai 5 ha akan tetapi saat ini luas situ hanya 3 ha. Hal ini dikarenakan sebagian luas situ telah diurug dan dijadikan jalan raya dan pemukiman warga (lihat Gambar 3).

Keterangan:

Luas situ saat ini 3 ha Lahan yang diurug warga ± 2 ha

Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Pemerintah Propinsi DKI Jakarta (2004) Gambar 3. Luas Situ Rawa Badung

(5)

43 5.1.3 Kualitas Air Situ Rawa Badung

Tabel 7 merupakan data uji kualitas air Situ Rawa Badung tahun 2010 Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Propinsi DKI Jakarta, status kualitas air situ tersebut tergolong dalam kategori cemar ringan. Pengujian kualitas air situ menggunakan baku mutu air sungai golongan C yaitu air yang penggunaannya untuk sektor perikanan dan peternakan sesuai dengan Keputusan Gubernur Propinsi DKI Jakarta Nomor 582 Tahun 1995.

Tabel 7. Laporan Hasil Uji Kualitas Air Situ Rawa Badung

No Parameter Satuan Hasil Uji Baku Mutu Air

Sungai Gol.C

Inlet Tengah Outlet

1 Daya Hantar Listrik µhos/cm 545,50 571,00 584,00 750,00

2 Zat padat terlarut mg/L 268,00 283,00 296,00 500,00 3 Zat padat tersuspensi mg/L 179,0 144,0 111,0 100,00

4 Oksigen terlarut mg/L 10,17 9,68 2,48 3,00

5 Kekeruhan NTU 287,00 290,00 344,00 100,00

6 Suhu oC 33,60 31,20 29,00 suhu air normal

7 Salinitas 0/00 0,02 0,02 0,02 8 Merkuri mg/L < 0,001 < 0,001 < 0,001 0,002 9 Ammonia (NH3) mg/L 5,87 7,66 10,97 2,0 10 Flourida (F) mg/L * * * 1,50 11 Kadmium (Cd) mg/L < 0,003 < 0,003 < 0,003 0,010 12 Chlorida (Cl) mg/L 65,09 65,09 57,85 20,0 13 Klorin bebas mg/L * * * 0,003 14 Chromium (total) mg/L * * * 15 Crom Hexavalen (Cr6+) mg/L * * * 0,050 16 Nikel (Ni) mg/L < 0,010 < 0,010 < 0,010 0,10 17 Nitrit (NO2) mg/L 0,076 0,037 0,023 1,00 18 pH 8,9 8,4 8,1 6,0-8,5 19 Phosphat (PO4) mg/L 0,94 1,02 1,22 0,50 20 Seng (Zn) mg/L 0,061 0,033 0,069 0,050 21 Sulfat (SO4) mg/L 30,32 31,16 34,59 50,0 22 Sulfida (H2S) mg/L 0,52 0,43 0,37 0,002 23 Tembaga (Cu) mg/L < 0,006 < 0,006 < 0,006 0,020 24 Timah Hitam (Pb) mg/L < 0,023 < 0,023 < 0,023 0,030 25 Fenol mg/L 0,031 0,032 0,033 0,002

26 Minyak dan lemak mg/L * * *

27 Senyawa Aktif Biru Metilen mg/L 0,11 0,11 0,16 0,50 28 Organik (KMnO4) mg/L 188,79 128,14 82,23 25,00 29 BOD (20oC, 5 hari) mg/L 84,00 66,90 38,00 20,00 30 COD (Dichromat) mg/L 247,62 225,24 178,29 30,00 MIKROBIOLOGI 31 Bakteri Coli /100 mL 11 .104 28 . 104 28 . 105 20.000

32 Bakteri Coli Tinja /100 mL 23 .103 17 . 104 22. 104 4.000

*) tidak terdeteksi

Parameter bercetak tebal telah diakrediatasi oleh KAN Sumber : BPLHD DKI Jakarta (2010)

(6)

44 a. Zat Padat Tersuspensi dan Kekeruhan

Zat padat tersuspensi (TSS) terdiri dari partikel-partikel yang ukuran maupun beratnya lebih kecil dari sedimen, misalnya tanah liat, bahan-bahan organik tertentu, sel-sel mikroorganisme, dan sebagainya yang menyebabkan kekeruhan air, tidak terlarut dan tidak dapat langsung mengendap. TSS pada inlet, tengah maupun outlet situ tersebut melebihi baku mutu air sungai golongan C. Artinya, kepekatan warna air atau kekeruhan yang terjadi pada situ tersebut diindikasikan akibat kelebihan TSS dari baku mutu. Hal ini dibuktikan dengan tingkat kekeruhan pada inlet, tengah maupun outlet situ tersebut yang juga melebihi baku mutu.

b. Oksigen Terlarut

Kadar oksigen terlarut pada outlet situ tersebut lebih rendah dari baku mutu air sungai golongan C. Hal ini disebabkan masukan dari limbah penduduk yang mengandung bahan organik sangat tinggi. Proses perombakan senyawa organik yang merupakan reaksi biokimia memerlukan oksigen yang terlarut dalam air, sehingga dapat menyebabkan berkurangnya kandungan oksigen terlarut. Hasil penguraian bahan organik dapat menghasilkan unsur-unsur hara yang bersifat menyuburkan perairan, tetapi pada konsentrasi tertentu bisa membahayakan kehidupan organisme lain.

c. Ammonia (NH3)

Ammonia (NH3) merupakan gas tidak berwarna, berbau khas amoniak,

iritan, mudah larut dalam air dan biasanya berasal dari urine, yaitu zat sisa metabolisme manusia. Kadar zat tersebut pada inlet, tengah maupun outlet situ melebihi baku mutu air sungai golongan C. Kandungan zat tersebut pada situ

(7)

45 berdampak negatif bagi kesehatan karena dapat menyebabkan iritasi terhadap saluran pernapasan, hidung, tenggorokan dan mata.

d. Chlorida (Cl)

Kadar zat Chlorida (Cl) pada inlet, tengah maupun outlet situ melebihi baku mutu air sungai golongan C. Toksisitas zat tersebut tergantung pada gugus zatnya. Tingginya kadar Cl pada air akan menimbulkan rasa asin karena Cl merupakan zat yang mengandung garam. Untuk beberapa gugus Cl yang memiliki tiksisitas tinggi berpotensi menyebabkan kanker pada manusia.

e. Derajat Keasaman (pH)

Inlet pada situ tersebut memiliki pH yang melebihi baku mutu air sungai

golongan C. Artinya pH pada inlet situ tersebut adalah basa. Buangan limbah rumah tangga seperti deterjen merupakan salah satu penyebab kebasaan yang terjadi pada inlet situ tersebut.

f. Phosphat (PO4)

Kadar zat Phosphat (PO4) pada inlet, tengah maupun outlet pada situ

tersebut melebihi baku mutu air sungai golongan C. Buangan rumah tangga yang mengandung deterjen merupakan salah satu kontributor masuknya unsur fosfat ke perairan situ. Zat ini berguna untuk pertumbuhan organisme dan merupakan faktor yang menentukan produktivitas badan air. Tingginya kadar PO4 pada

perairan menyuburkan tanaman air yang selanjutnya mempercepat pendangkalan pada situ tersebut.

g. Seng (Zn)

Kadar Seng (Zn) pada inlet dan outlet situ tersebut melebihi baku mutu air sungai golongan C. Pada dasarnya seng memiliki toksisitas yang rendah. Namun,

(8)

46 apabila terkontaminasi dengan air dapat menimbulkan rasa kesat, dapat menimbulkan gejala muntaber. Kandungan zat ini pada situ berasal dari limbah rumah tangga maupun industri seperti kosmetik, keramik, karet, dan sebagainya. h. Sulfida (H2S)

Kadar zat Sulfida (H2S) pada inlet, tengah maupun outlet situ tersebut

melebihi baku mutu air sungai golongan C. Sulfida (H2S) merupakan gas tidak

berwarna, beracun, dan sangat mudah terbakar, bau seperti bau telur busuk. Gas ini dapat timbul dari aktivitas biologis ketika bakteri mengurai bahan organik dalam keadaan tanpa oksigen (aktivitas anaerobik), seperti di rawa, dan saluran pembuangan kotoran. Zat tersebut bersifat iritan paru-paru dan dapat melumpuhkan saluran pernapasan.

i. Fenol

Kadar zat fenol pada inlet, tengah maupun outlet situ tersebut melebihi baku mutu air sungai golongan C. Fenol dalam perairan dapat berasal dari alam, limbah industri dan buangan rumah tangga. Pada air buangan rumah tangga, fenol biasanya banyak terdapat pada desinfektan, antiseptik, insektisida dan zat pewarna. Air limbah yang mengandung senyawa fenol atau turunannya sangat berbahaya bagi kesehatan manusia, karena bersifat toksik dan karsinogenik. j. Organik (KMnO4)

Zat Organik (KMnO4) pada inlet, tengah maupun outlet situ tersebut

melebihi baku mutu air sungai golongan C. Zat ini merupakan bahan kimia yang digunakan untuk water treatment. Namun, apabila kadar zat ini berlebihan akan memberikan dampak bahaya terhadap kesehatan karena dapat menyebabkan iritasi mata dan kulit, serta gangguan pada perut usus serta saluran pernapasan.

(9)

47 k. BOD dan COD

Kadar BOD dan COD pada inlet, tengah maupun outlet situ tersebut melebihi baku mutu air sungai golongan C. BOD (Biological Oxygent Demand) adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorgasnisme untuk menguraikan bahan-bahan organik yang terdapat di dalam air buangan secara biologi, sedangkan COD (Chemical Oxygent Demand) adalah banyaknya oksigen yang di butuhkan untuk mengoksidasi bahan-bahan organik secara kimia.

Tingginya bahan organik berarti oksigen terlarut yang dibutuhkan semakin besar dalam proses perombakan. semakin tinggi nilai BOD, maka semakin tinggi pula zat pencemar organik yang terkandung dalam air tersebut. Semakin tinggi nilai COD, maka semakin banyak oksigen yang diperlukan untuk mengoksidasi material-material organik yang terdapat dalam air. Akibatnya oksigen yang tersedia di dalam air akan berkurang. Apabila kondisi ini berlangsung terus menerus akan mengganggu self-purification di dalam air yang mempengaruhi proses kehidupan biota air didalamnya.

l. Bakteri Coli dan Bakteri Coli Tinja

Kadar bakteri Coli dan bakteri Coli Tinja pada inlet, tengah maupun outlet pada situ tersebut melebihi baku mutu air sungai golongan C. Hal ini dipengaruhi jarak septic tank warga sekitar, Sistem sanitasi atau pembuangan limbah rumah tangga penduduk yang tidak memenuhi kriteria sehingga menyebabkan tingginya kandungan bakteri pada situ tersebut. Bahaya yang ditimbulkan akibat terkontaminasi bakteri ini antara lain keracunan makanan, diare, penyakit saluran kemih, pneumonia, bakteremia, meningitis neonatal dan colangitis.

(10)

48 5.2 Karakteristik Responden

Karekteristik umum responden sekitar lokasi Situ Rawa Badung diperoleh berdasarkan hasil wawancara kuisioner kepada 96 responden. Responden merupakan wakil dari setiap rumah tangga yang mewakili warga RW 008 dan RW 013 Kelurahan Jatinegara. Karakteristik umum responden meliputi jenis kelamin, usia, status pernikahan, jumlah tanggungan keluarga, pendidikan formal terakhir, jenis pekerjaan, total pendapatan per bulan satu rumah tangga, status tempat tinggal, dan lama tinggal di sekitar lokasi Situ Rawa Badung.

5.2.1 Jenis Kelamin

Jumlah responden yang berjenis kelamin laki-laki dalam penelitian ini berjumlah 52 responden (54%), sedangkan responden perempuan berjumlah 44 responden (46%). Responden laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan responden perempuan. Hal ini sesuai dengan asumsi peneliti bahwa pada umumnya kepala keluarga yang mengambil keputusan di dalam rumah tangganya pada umumnya adalah laki-laki. Perbandingan antara jumlah responden laki-laki dengan perempuan dapat dilihat pada Gambar 4.

Sumber: Hasil Analisis Data Primer (2011)

Gambar 4. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 54%

46%

laki-laki perempuan

(11)

49 5.2.2 Usia

Tingkat usia responden tergolong bervariasi dengan distribusi usia antara kurang dari 31 tahun hingga lebih dari 60 tahun. Jumlah responden paling banyak terdapat pada selang usia 41-50 tahun, yaitu sebanyak 33 responden (34%). Sedangkan jumlah responden paling sedikit terdapat pada usia lebih dari 60 tahun, yaitu sebanyak 3 responden (3%). Perbandingan distribusi tingkat usia responden dapat dilihat pada Gambar 5.

Sumber: Hasil Analisis Data Primer (2011)

Gambar 5. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Usia 5.2.3 Status Perkawinan

Status perkawinan responden didominasi dengan status menikah. Jumlah responden yang menikah adalah sebanyak 88 responden (92%), sedangkan jumlah responden yang belum menikah atau lajang adalah sebanyak 8 responden (8%). Perbandingan status perkawinan responden dapat dilihat pada Gambar 6.

10% 31% 34% 22% 3% <31 tahun 31-40 tahun 41-50 tahun 51-60 tahun >60 tahun

(12)

50 Sumber: Hasil Analisis Data Primer (2011)

Gambar 6. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Perkawinan 5.2.4 Jumlah Tanggungan

Jumlah tanggungan yang dihitung hanya terhadap responden yang status perkawinannya telah menikah. Dengan demikian, jumlah responden yang dihitung jumlah tanggungannya adalah sebanyak 88 orang. Berdasarkan hasil wawancara kuisioner, jumlah tanggungan responden paling banyak pada selang 3-5 orang yaitu sebanyak 43 responden (49%). Sedangkan jumlah responden paling sedikit pada jumlah tanggungan lebih dari 5 orang, yaitu sebanyak 9 responden (10%). Perbandingan jumlah responden berdasarkan jumlah tanggungan dapat dilihat pada Gambar 7.

Sumber: Hasil Analisis Data Primer (2011)

Gambar 7. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan 92% 8% menikah belum menikah 41% 49% 10% <3 orang 3-5 orang >5 orang

(13)

51 5.2.5 Pendidikan Formal Terakhir

Mayoritas pendidikan terkahir responden adalah Sekolah Menengah Atas (SMA) dengan jumlah responden sebanyak 33 responden (35%). Sedangkan Sekolah Dasar (SD) menjadi pendidikan formal terakhir yang jumlah respondennya paling sedikit, yaitu sebanyak 13 responden (14%). Perbandingan jumlah responden terhadap pendidikan formal terakhir dapat dilihat pada Gambar 8.

Sumber: Hasil Analisis Data Primer (2011)

Gambar 8. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Formal Terakhir

5.2.6 Jenis Pekerjaan

Jenis pekerjaan responden sangat bervariasi, mulai dari Pegawai Negeri Sipil (PNS), pegawai swasta (PS), wiraswasta, ibu rumah tangga (IRT), sopir, hingga buruh. Selain yang telah disebutkan, beberapa jenis pekerjaan lainnya seperti tukang ojek dan pemulung dikategorikan sebagai jenis pekerjaan lainnya. Jumlah responden paling banyak pada jenis pekerjaan ibu rumah tangga, yaitu sebanyak 27 responden (29%). Sedangkan jumlah responden paling sedikit pada jenis pekerjaan sopir, dan lainnya yaitu masing-masing sebanyak 6 responden

14% 27% 34% 25% SD SMP SMA PT

(14)

52 (6%). Perbandingan jumlah responden terhadap jenis pekerjaan dapat dilihat pada Gambar 9.

Sumber: Hasil Analisis Data Primer (2011)

Gambar 9. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan 5.2.7 Total Pendapatan Rumah Tangga

Total pendapatan rumah tangga responden bervariasi mulai dari kurang dari Rp 1.000.001,- per bulan sampai dengan lebih dari Rp 4.000.000,- per bulan. Mayoritas responden memiliki total pendapatan rumah tangga per bulan pada selang Rp 1.000.001,- sampai dengan Rp 2.000.000,- yaitu sebanyak 39 responden (41%). Sedangkan hanya 3 responden (3%) yang memiliki total pendapatan rumah tangga per bulan lebih dari Rp 4.000.000,-. Perbandingan tingkat pendapatan responden dapat dilihat pada Gambar 10.

11 24 14 27 6 8 6 0 5 10 15 20 25 30 Ju m lah R e sp o n d e n

(15)

53 Sumber: Hasil Analisis Data Primer (2011)

Gambar 10. Karakteristik Responden Berdasarkan Total Pendapatan Rumah Tangga per Bulan

5.2.8 Status Tempat Tinggal

Status kepemilikan tempat tinggal mayoritas responden adalah milik sendiri yaitu sebanyak 62 responden (65%). Sedangkan 34 responden (35%) lainnya, status tempat tinggalnya adalah sewa atau kontrak. Perbandingan jumlah responden terhadap status tempat tinggal dapat dilihat pada Gambar 11.

Sumber: Hasil Analisis Data Primer (2011)

Gambar 11. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Tempat Tinggal 5.2.9 Lama Tinggal

Lama tinggal responden di loasi tersebut bervariasi mulai dari kurang 6 tahun hingga lebih dari 20 tahun. Sebanyak 31 responden (32%) sudah tinggal di lokasi tersebut selama lebih dari 20 tahun. Sedangkan 10 responden (10%) lainnya

19% 41% 23% 14% 3% <1000001 1000001-2000000 2000001-3000000 3000001-4000000 >4000000 65% 35% milik sendiri sewa atau kontrak

(16)

54 telah menetap di lokasi dengan selang lama tinggal antara 11 hingga 15 tahun. perbandingan jumlah responden terhadap lama tinggal di lokasi tersebut dapat dilihat pada Gambar 12.

Sumber: Hasil Analisis Data Primer (2011)

Gambar 12. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Tinggal 24% 21% 10% 13% 32% <6 tahun 6-10 tahun 11-15 tahun 16-20 tahun >20 tahun

Gambar

Tabel 3. Penggunaan Luas Lahan di Kelurahan Jatinegara
Tabel 6. Sarana Perkonomian di Kelurahan Jatinegara
Tabel  7  merupakan  data  uji  kualitas  air  Situ  Rawa  Badung  tahun  2010  Badan  Pengelolaan  Lingkungan  Hidup  Daerah  Propinsi  DKI  Jakarta,  status  kualitas  air  situ  tersebut  tergolong  dalam  kategori  cemar  ringan
Gambar 9. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan  5.2.7  Total Pendapatan Rumah Tangga

Referensi

Dokumen terkait

Kandungan asam lemak bebas yang kecil dalam minyak goreng mengindikasikan bahwa minyak goreng dapat langsung digunakan untuk pembuatan biodiesel melalui reaksi

Dana bantuan sosial merupakan bantuan biaya operasional untuk program Pencegahan Tindak Pidana Perdagangan Orang ( PTPPO) dan ESA dalam rangka pencegahan terjadinya TPPO,

Berdasarkan hasil penelitian dan pengelolahan data dengan memakai prosedur statistik penelitian maka disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang tidak signifikan

‘That act you and the captain put on didn’t fool us, I’m afraid.’ It had been a long time since he’d chatted to a prisoner like this – since before he had come to this planet,

Bagi lembaga, institusi, komunitas yang dijadikan lokasi KKK, diharapkan akan membawa manfaat dengan terjadinya hubungan kerjasama yang saling menguntungkan dengan Prodi Ilmu

Sedangkan untuk batasan masalah dari aplikasi yang akan dibangun di Badan Kepegawaian, Pendidikan, dan Pelatihan (BKPP) kota Bandung diantaranya: aplikasi yang dibangun

Pemberian nutrisi bayi berat lahir rendah (BBLR) tidak sama dengan pemberian pada  Pemberian nutrisi bayi berat lahir rendah (BBLR) tidak sama dengan pemberian pada  bayi cukup