• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Saliva

Saliva melapisi seluruh bagian di rongga mulut dan melindunginya dengan membentuk lapisan tipis biofilm baik pada jaringan keras maupun pada jaringan lunak. Saliva masuk ke dalam rongga mulut melalui duktus dari kelenjar parotis, submandibular, dan kelenjar sublingual (kelenjar labial, lingual, bukal dan palatal). Saliva mempunyai peranan yang penting dalam mempertahankan intergritas dari suatu gigi geligi yaitu dengan cara membersihkan gigi geligi dari sisa-sisa makanan dan menyeimbangkan asam yang dapat melarutkan enamel. Salah satu komponen saliva yang berperan penting dalam proses buffering adalah bikarbonat. Selain bikarbonat juga terdapat fosfat, peptida dan protein. Peran dari saliva ini bergantung pada cepat atau lambatnya aliran saliva ke rongga mulut. Biasanya aliran saliva akan lambat atau menurun pada saat tidur. 7

Dalam setiap milliliter saliva dijumpai 10 sampai 200 juta bakteri. Jumlah maksimum bakteri-bakteri ini dijumpai pada pagi hari atau setelah makan. Bermacam-macam bakteri rongga mulut terkandung dalam saliva antara lain: Streptococcus, Enterococcus, Diptheroid, Lactobaccili, Peptostreptococci, Actinomices, Veilonella, Bacteroides melaninogenicu dan Neisseria. Bakteri tersebut cukup berperan dalam terjadinya penyakit mulut dan gigi.8

Bakteri-bakteri seperti Streptococcus mutans dan Streptococcus sanguine yang pada keadaan normal memang berada di dalam mulut. Akan tetapi, menimbulkan persoalan ketika gerombolan bakteri itu bertemu dengan sisa makanan (khususnya yang mengandung gula sukrosa) berikut enzim dari saliva, maka akan terjadi fermentasi yang menghasilkan asam. Bila asam itu terus-menerus diproduksi, akan terjadi proses demineralisasi sehingga menyebabkan karies gigi.8

(2)

2.2 Terapi oil pulling

Terapi oil pulling sebenarnya bukanlah hal yang baru.9 Pada zaman kuno, oil (Thaila dalam bahasa Sansekerta) pulling (Aabarah dalam bahasa Sansekerta) adalah pengobatan Ayurveda India yang populer. Terapi ini adalah modifikasi dari berkumur dengan minyak yang berasal dari pengobatan Ayurveda dari ribuan tahun yang lalu.10 Hal ini disebutkan dalam teks Ayurveda Charaka Samhita (Sutrasthana 5, 78-80) di mana proses itu disebut Kavala Gandoosha dan Kavála Graha.11 Proses ini dilaporkan dapat menyembuhkan sekitar 30 penyakit sistemik seperti sakit kepala, migrain, hipertensi, diabetes, asma dan lain-lain. Kavala Gandoosha dan Kavala Graha adalah dua teknik utama pembersihan rongga mulut yang merupakan terapi khusus untuk mengobati serta mencegah penyakit mulut. Kavala Gandoosha dilakukan dengan memasukkan cairan kedalam mulut sehingga penuh dan tidak berkumur dan cairan tersebut dipertahankan sekitar 3-5 menit sebelum dibuang. Dalam Kavala Graha, sejumlah cairan dimasukkan kedalam mulut kemudian dikumur sekitar 3 menit kemudian dibuang. Terapi ini merupakan pengobatan sederhana yang bila dilakukan secara rutin dapat meningkatkan indera rasa, merasa segar dan meningkatkan daya ingat. Terapi ini juga dapat mengatasi masalah bau mulut, wajah kering, kelelahan, anoreksia, hilangnya rasa, gangguan penglihatan, sakit tenggorokan, dan lain-lain.1 Terapi oil pulling dapat dilakukan dengan menggunakan minyak nabati seperti minyak bunga matahari, minyak kelapa atau minyak wijen.12

Terapi oil pulling diperkenalkan pada tahun 1992 oleh Dr F. Karach, MD. Dr Karach yang menyatakan bahwa oil pulling dapat menyembuhkan berbagai penyakit mulai dari penyakit jantung dan masalah pencernaan hingga gangguan hormonal. Beliau mengatakan bahwa dia menyembuhkan dirinya dari kelainan darah kronis yang diderita selama 15 tahun dan dalam waktu tiga hari dia sembuh dari penyakit arthritisnya. Beliau menggunakan metode ini dalam praktek medisnya dengan sukses kemudian melanjutkan studi tentang terapi ini, mensistematisasi dan menyebarkan ke seluruh dunia. 12

(3)

2.2.1 Jenis Minyak yang digunakan pada Terapi Oil Pulling

Secara tradisional, Ayurveda menggunakan minyak tertentu untuk terapi oil pulling.13 Minyak yang paling sering digunakan adalah minyak wijen dan minyak bunga matahari. Kedua minyak ini paling sering dipilih dalam terapi oil pulling karena ia umum digunakan dalam rumah di India, di mana pengobatan Ayurveda berasal. Namun demikian, minyak nabati apapun dapat digunakan dalam terapi ini seperti minyak kelapa, minyak zaitun dan minyak kacang.14 Faktor penentunya adalah mengetahui kandungan minyak yang bersifat anti mikroba.3

a. Minyak bunga matahari

Komponen minyak biji bunga matahari yang paling dominan adalah asam lemak tidak jenuh (sekitar 88 %), yang terdiri atas asam lemak linoleat (55.5%) dan asam oleat (31.5%). Kadar asam lemak tidak jenuh sekitar 12% yang terdiri atas asam palmitat (6.8%) dan asam stearat (5%).15 Asam linoleat dan asam oleat mempunyai sifat antibakteri. Selain itu, minyak bunga matahari bertindak sebagai antioksidan karena adanya vitamin E di dalamnya. Sebagai antioksidan ia menetralkan radikal bebas penyebab kanker.Minyak ini juga kaya dengan beberapa mineral di antaranya kalsium, mangan, fosfor, seng, besi dan kalium. kalsium dan fosfor membantu pertumbuhan tulang dan gigi.16 Minyak bunga matahari menunjukkan sifat antimikrobanya terhadap Streptococus aureus, Enterococcus coli, Pseuodomonas aeruginosa, Candida albicans dan Streptococus pyogenes.17

b. Minyak wijen

Minyak wijen terdiri atas 14,90% asam lemak jenuh dan 85,10% asam lemak tidak jenuh. Asam lemak jenuh utama dalam minyak biji wijen adalah asam palmitat (8,58%), asam stearat (5,44%) dan asam arachidik (0,9%). Asam lemak tak jenuhnya adalah asam linoleat (46.26%) dan asam oleat (38,84%).18 Asam linoleat dalam minyak wijen menunjukkan aktivitas anti-bakteri terhadap Streptococus mutans.17 Minyak wijen merupakan sumber vitamin E yang baik. Ia juga mengandung tiga antioksida yang kuat yaitu sesamol, sesamin dan sesamolin serta sifat anti-kanker.2

(4)

c. Minyak kelapa

Minyak kelapa mengandung asam lemak jenuh 92%, kira-kira 50% di antaranya adalah asam laurat.Komponen lain dalam minyak kelapa adalah 8% asam kaprat (capric acid) dan 10% asam kaprilat (caprylic acid). Ketiga asam lemak yang ditemukan dalam minyak kelapa menunjukkan aktivitas anti-mikroba yang membantu memerangi mikroorganisma, bakteria dan virus patogenik. Pengakuan antimikroba minyak kelapa telah dilaporkan sejak tahun 1982 oleh Hierholzer dan Kabara. Baru-baru ini, hasil penelitian mengungkapkan bahwa monolaurin, yaitu monogliserida asam laurat dari minyak kelapa memiliki aktivitas antimikroba terhadap organisme gram positif dan berbagai gram negatif, termasuk Escherichia vulneris, Enterobcater spp., Helicobacter pylori, Staphylococcus aureus, Candida spp., termasuk C. albicans, C. glabrata, C. tropicalis, C. parapsilosis, C. stellatoidea dan C. krusei, serta virus.17

Berbagai jenis minyak telah digunakan untuk terapi oil pulling, tetapi minyak bunga matahari dipilih karena rasanya yang lebih enak dalam mulut serta mengandung asam oleat dan asam linoleat yang bersifat antibakteri.18 Bila dimasukkan ke dalam rongga mulut, minyak ini akan bekerja di sekitar gigi dan gusi, dan menarik keluar bakteri dan debris lainnya. Kerjanya sangat mirip dengan oli motor yang digunakan untuk mesin mobil. Oli motor mengambil kotoran dan debu. Apabila minyak dikuras, ia menarik keluar kotoran dan debu dengannya, relatif meninggalkan mesin bersih. Dengan demikian, mesin berkerja halus dan bertahan lebih lama. Demikian juga, apabila kita menyingkirkan zat berbahaya dari mulut kita, gigi dan gusi bekerja lebih baik.3,9,12

2.2.2 Mekanisme Oil Pulling Terhadap Bakteri

Lidah merupakan indikator apa yang terjadi di dalam tubuh. Dengan memeriksa kondisi dan warna lidah dapat membantu memberi penilaian tentang kondisi pasien dan penyakitnya. Sama seperti kulit, dikenal sebagai organ yang

(5)

ilmu Ayurveda, lidah dipetakan oleh organ-lokasi. Setiap bagian dari lidah terhubung ke ginjal, paru-paru, limpa, hati, jantung, pankreas, usus kecil, lambung, kolon, dan tulang belakang. Oil pulling dipercayai dapat mengeluarkan toksin dari seluruh tubuh melalui lidah. 19

Sebagian besar mikroorganisma yang menghuni mulut terdiri atas sel tunggal. Sel-sel ini diselaputi dengan membran lipid atau lemak, yang pada dasarnya adalah kulit sel tersebut. Apabila minyak (lemak) dan air dicampur bersama-sama, mereka akan terpisah dan tidak akan bercampur. Tapi apabila dua minyak dicampur bersama-sama, mereka akan bergabung serta tertarik satu sama lain. Ini adalah rahasia untuk oil pulling. Bila minyak dimasukkan ke dalam mulut dan mulai dikumur sekitar gigi dan gusi, lemak membran dari mikroorganisma akan tertarik padanya dan mikroba seolah-olah sedang ditarik ke magnet yang kuat. Bakteri tersembunyi di bawah celah dalam gingiva dan dalam pori-pori dan tubulus dalam gigi tersedot keluar dari tempat persembunyian mereka dan terkumpul dalam larutan kumur. Semakin lama minyak dikumur, semakin banyak mikroba yang ditarik bebas. Setelah 20 menit larutan kumur beriisi dengan bakteri, virus, dan organisma lain.14

Gambar 1. Lokasi organ yang dipetakan pada lidah

(6)

2.2.2 Metode Oil Pulling

1) Satu sendok makan minyak nabati pilihan dituangkan ke dalam mulut. Anak-anak juga boleh melakukan hal ini dengan jumlah minyak yang lebih sedikit asalkan mereka memiliki kemampuan dan latihan untuk tidak menelan minyak.

2) Minyak dikumur tanpa menelannya di sekitar di mulut dan di antara gigi, seolah-olah itu adalah obat kumur. Minyak akan mulai berair setelah saliva bercampur dengannya. Diteruskan berkumur, jika otot-otot rahang dirasa sakit saat berkumur, otot-otot rahang dikendurkan dan lidah digunakan untuk membantu memindahkan cairan di sekitar rongga mulut.

Tidak terdapat cara yang benar atau cara yang salah untuk berkumur minyak ini. Terapi ini dilakukan dengan gerakan yang lembut, tidak keras, dengan cara yang santai sekitar 10 menit tanpa fokus pada cara melakukannya. Sekiranya menjadi terlalu tidak menyenangkan, minyak diludahkan keluar dan dicoba lagi. Hal ini dapat menjadi sedikit tidak menyenangkan pada awalnya ketika kita tidak terbiasa berkumur dengan minyak.

Apabila minyak telah menjadi jenuh dengan toksin yang telah ditarik keluar, konsistensinya akan berubah menjadi putih, tipis dan bersusu, tergantung pada jenis minyak yang digunakan.

3) Pada proses akhir ini, minyak diludahkan keluar, lalu mulut dikumur dengan air garam hangat atau air hangat saja. Berkumur air garam tidak mutlak diperlukan, tetapi sangat membantu sebagai antimikroba dan untuk mengurangi peradangan dan terbukti efektif dalam membilas keluar sisa toksin yang mungkin ditinggalkan di mulut. Oil pulling dapat dilakukan setiap pagi atau beberapa kali seminggu tergantung pada diri sendiri.1

2.2.3 Keuntungan dan Manfaat Oil Pulling

Hasil yang paling jelas dari terapi oil pulling ini adalah peningkatan kesehatan gigi. Gigi menjadi putih, gusi lebih merah jambu dan kelihatan sehat, napas lebih

(7)

Diantara beberapa penyembuhan penyakit yang dilaporkan oleh Dr. Karasch dengan terapi oil pulling adalah gangguan sendi, asma, sembelit, migren, diabetes, insomnia, eczema dan lain-lain.13

Jika dibandingkan dengan obat kumur konvensional yang lain, yang membuat terapi oil pulling begitu menarik dan inovatif adalah karena metode ini sangat sederhana untuk dipraktekkan, tidak perlu membeli produk yang mahal tetapi cuma minyak nabati. Selain itu, terapi ini tidak menyebabkan stein pada gigi seperti beberapa obat kumur yang tersedia secara komersial, tidak meninggalkan rasa yang lama dalam mulut dan juga tidak mengakibatkan reaksi alergi.Terapi ini sangat mudah dilakukan, hanya perlu berkumur dengan minyak walaupun waktu yang dibutuhkan untuk berkumur lebih lama dibandingkan obat kumur biasa.20

(8)

2.3 Kerangka Teori

Terapi Oil Pulling dengan minyak bunga matahari

Asam lemak Jenuh: 6,8 % asam Palmitat 5% Asam Stearat

Asam Lemak Tak Jenuh: 31,5% Asam Oleat 55,4% Asam Linoleat Mineral: Kalsium (Ca) Mangan (Mn) Fosfor (P) Tembaga (Cu) Seng (Zn) Besi (Fe) Kalium (K) Vitamin: Vitamin D Vitamin A Vitamin E Efek antibakteri Bersifat desinfektan terhadap rongga mulut Efektivitas terhadap jumlah bakteri dalam

(9)

2.4 Kerangka Konsep

Terapi Oil Pulling dengan menggunakan minyak bunga matahari

Berkumur dengan aquades (kontrol)

Jumlah bakteri dalam saliva (CFU/ml)

Referensi

Dokumen terkait

Meskipun hasil yang didapat dari penelitian tersebut kurang memuaskan hati peneliti, namun dari hasil tersebut pula peneliti dapat mengetahui tingkat kondisi fisik

Dalam menentukan jumlah armada yang dibutuhkan untuk melayani suatu trayek dalam sistem angkutan umum terdapat beberapa variabel utama yang perlu diketahui yaitu volume/frekuensi,

67 Hasil Heteroskedastisitas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Dependent

Pada Gambar 1 menunjukkan bahwa dengan semakin tinggi penambahan mentega dan semakin rendah penambahan tepung rumput laut akan meningkatkan Overrun es krim, Hal

Permohonan izin prinsip bagi perusahaan penanaman modal asing yang bidang usahanya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) dan ayat (3) Peraturan Kepala Badan

Dalam penelitian ini, hipotesis yang telah dirumuskan akan diuji untuk mengetahui Lingkungan Kerja, Disiplin Kerja serta Motivasi Kerja sebagai variabel bebas

Pelayanan administrasi kependudukan di Kabupaten Sampang masih belum sepenuhnya mampu memenuhi tuntutan masyarakat dan perubahan lingkungan. Dalam peningkatan kualitas

I was not eager to return too soon to that walled-in quadrangle, with all its windows like so many hostile eyes, watching my every move, so I decided to walk back the long