• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Pengertian Sistem, Informasi dan Sistem Informasi II.1.1. Pengertian Sistem

Norman L. Enger menyatakan bahwa suatu sistem dapat terdiri atas kegiatan-kegiatan yang berhubungan guna mencapai tujuan-tujuan perusahaan seperti : pengendalian inventaris atau penjadwalan produksi.

Prof. Dr. Mr. S. Prajudi Atmosudirdjo menyatakan bahwa suatu sistem terdiri atas objek-objek, atau unsur-unsur, atau komponen-komponen yang berkaitan dan berhubungan satu sama lainnya sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur tersebut merupakan suatu kesatuan pemprosesan atau pengolahan yang tertentu. (Tata Sutabri. 2005 : 10).

II.1.2. Pengertian Informasi

Informasi adalah data yang telah diklasifikasikan atau diolah atau diinterpretasikan untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan. Sistem pengolahan informasi akan mengolah data menjadi informasi atau mengolah data dari bentuk tak berguna menjadi berguna bagi yang menerimanya. (Tata Sutabri. 2005 : 18).

(2)

II.1.3. Pengertian Sistem Informasi

Suatu sistem informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. (Tata Sutabri. 2005 : 36).

II.2. Pengertian Sistem Informasi Geografis

Penggunaan sistem informasi geografis (SIG) meningkat tajam sejak tahun 1980-an. Peningkatan pemakaian sistem ini terjadi dikalangan pemerintah, militer, akademis, atau bisnis terutama di negara-negara maju. Perkembangan teknologi digital sangat besar peranannya dalam perkembangan penggunaan SIG dalam berbagai bidang. Hal ini dikarenakan teknologi sistem informasi geografis banyak mendasarkan pada teknologi digital ini sebagai alat analisis.

Pemakai Dunia

Gambar II.1 : Pola Keterkaitan Sistem Informasi Geografis

(Sumber : Eko Budiyanto. 2005 : 2)

Seperti tergambar dari namanya, sistem informasi geografis merupakan sebuah sistem yang saling berangkaian satu dengan yang lain. BAKOSURTANAL menjabarkan sistem informasi geografis sebagai kumpulan

Sistem informasi Geografis Perangkat

Lunak

Basis Data

(3)

yang terorganisir dari perangkat keras komputer, perangkat lunak, data geografi, dan personil yang didesain untuk memperoleh, menyimpan, memperbaiki, memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan semua bentuk informasi yang berreferensi geografi. Dengan demikian, basis analisis dari sistem informasi geografis adalah data spasial dalam bentuk digital yang diperoleh melalui data satelit atau data lain terdigitasi. Analisis sistem informasi geografis memerlukan tenaga ahli sebagai interpreter, perangkat keras komputer, dan software pendukung.

Dalam sistem informasi geografis terdapat berbagai peran dari berbagai unsur, baik manusia sebagai ahli dan sekaligus operator, perangkat alat (lunak/keras) maupun objek permasalahan. Sistem informasi geografis adalah sebuah rangkaian sistem yang memanfaatkan teknologi digital untuk melakukan analisis spasial. Sistem ini memanfaatkan perangkat keras dan lunak komputer untuk melakukan pengolahan data seperti :

1. Perolehan dan verifikasi 2. Kompilasi

3. Penyimpanan

4. Pembaruan dan perubahan 5. Manajemen dan pertukaran 6. Manipulasi

7. Penyajian 8. Analisis

(4)

Pemanfaatan sistem informasi geografis secara terpadu dalam sistem pengolahan citra digital adalah untuk memperbaiki hasil klasifikasi. Dengan demikian, peranan teknologi sistem informasi geografis dapat diterapkan pada operasionalisasi penginderaan jauh satelit. Pengembangan teknologi penginderaan jauh satelit dapat digambarkan dalam diagram sebagai berikut :

Gambar II.2 : GIS dalam sistem digital satelit

(Sumber : Eko Budiyanto. 2005 : 4)

Mengingat sumber data sebagian besar berasal dari data penginderaan jauh baik satelit maupun terrestrial terdigitasi, maka teknologi sistem informasi geografis (SIG) erat kaitannya dengan teknologi penginderaan jauh. Namun demikian, penginderaan jauh bukanlah satu-satunya ilmu pendukung bagi sistem ini. Sumber data lain berasal dari hasil survey terrestrial (uji lapangan) dan data-data sekunder lain seperti sensus, catatan, dan laporan yang terpercaya. Secara diagram hal tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

Ranah SIG Satelit Pemakai Sensor Stasiun penerima Pengolaha Citra Analisis Citra Data

(5)

Gambar II.3 : Sistem kerja SIG

(Sumber : Eko Budiyanto. 2005 : 5)

Data spasial dari penginderaan jauh dan survey terrestrial tersimpan dalam basis data yang memanfaatkan teknologi komputer digital untuk pengolahan dan pengambilan keputusannya.

Secara teknis SIG mengorganisasikan dan memanfaatkan data dari peta digital yang tersimpan dalam basis data. Dalam SIG, dunia nyata dijabarkan dalam peta digital yang menggambarkan posisi dari ruang (space) dan klasifikasi, atribut data, dan hubungan antar item data. Kerincian data dalam SIG ditentukan oleh besarnya satuan pemetaan terkecil yang dihimpun dalam basis data. Dalam bahasa pemetaan kerincian itu tergantung dari skala peta dan dasar acuan geografis yang disebut sebagai peta dasar.

Dari dunia nyata diambil tiga hal penting seperti diuraikan di atas, yaitu posisi dan klasifikasi, atribut, serta hubungan antar item tersebut. Ketiga hal tersebut diolah sebagai dasar analisis sistem spasial dalam SIG (Eko Budiyanto : 2005 : 3-5).

Ranah SIG Physical Reality

Real World Models Data Models

Database

Maps/Report Surveys

(6)

II.2.1. Data dan Analisis Spasial

Data spasial merupakan dasar operasional sistem informasi geografis. Hal ini terutama dalam sistem informasi geografis yang berbasiskan sistem komputer

digital. Namun kemudian pemanfaatan data spasial ini tidak hanya dilakukan

pada operasional sistem informasi geografis digital yang berlaku pada saat ini. Ptolomeus telah mencoba melakukan pemetaan pada awal abad kedua. Perkembangan yang cepat dalam teknologi komputer digital telah memacu perkembangan pemanfaatan data spasial dalam bentuk digital. Kemudahan akses, manipulasi, dan duplikasi data menyebabkan analisis terhadap data spasial menjadi sangat mudah dilakukan.

Data spasial memberikan amatan terhadap berbagai fenomena yang ada pada suatu objek spasial. Secara sederhana data spasial dinyatakan sebagai informasi alamat. Dalam bentuk yang lain, data spasial dinyatakan dalam bentuk

grid koordinat seperti dalam sajian peta ataupun dalam bentuk piksel seperti

dalam bentuk citra satelit. (Eko Budiyanto. 2010 : 71).

II.2.2. Perolehan Data Spasial

Data spasial diperlukan pada saat harus merepresentasikan atau menganalisis berbagai informasi yang berkaitan dengan dunia nyata. Pengambilan data yang sebanyak mungkin dari dunia nyata tersebut dapat menjelaskan tentang variasi fenomena serta lokasi fenomena tersebut berada. Dunia nyata yang begitu luas pada kenyataannya tidak mungkin diambil secara utuh menjadi sebuah data

(7)

dunia nyata. Dalam sistem informasi geografis, data spasial menggambarkan sebaran dan lokasi fenomena. Untuk memperoleh data spasial dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satu cara yang paling dikenal adalah dengan digitasi. Proses digitasi akan mengubah objek titik, garis, atau poligon analog dari sebuah

hardcopy menjadi bentuk data vektor digital. (Eko Budiyanto. 2010 : 72).

Perolehan data spasial lain yang bersifat pengukuran terestrial sering dilakukan menggunakan theodolith. Pengukuran menggunakan theodolith ini menghasilkan serangkaian data spasial berupa jarak, sudut, ketinggian relatif serta posisi relatif dari sebuah objek dengan objek lainnya. Pemetaan kontur untuk penggunaan tertentu. Seperti perencanaan jalan, pembangunan dam, gedung, dan lain-lain sangat memerlukan metode pengukuran ini. Alat theodolith ini memanfaatkan perangkat optik untuk pengambilan data. Hal yang sama dapat dilakukan dengan menggunakan perangkat GPS (Global Position System). Perangkat GPS yang digunakan dalam pengambilan data sebenarnya adalah perangkat penangkap sinyal (receiver) dari beberapa satelit GPS yang mengorbit di atas lokasi survey. (Eko Budiyanto. 2010 : 74).

II.2.3. Objek Spasial

Objek spasial terdiri dari tiga jenis, yaitu bentuk titik, garis dan area. Masing-masing objek spasial ini memiliki karakteristik sendiri-sendiri. Perbedaan karakteristik ini menentukan pemilihan bentuk simbol yang digunakan dalam penggambaran data spasial tersebut. Untuk suatu fenomena seperti kota dalam sebuah pulau sering digunakan simbol titik. Objek jalan tidak pernah disimbolkan

(8)

dengan bentuk titik karena karakteristik jalan yang selalu membentuk garis. Untuk data spasial yang memerlukan perhitungan luas, seperti data-data administrasi, sering digambarkan dengan menggunakan bentuk poligon. (Eko Budiyanto. 2010 : 76).

II.2.4. Model Data Spasial

Secara garis besar model data spasial ada 2, yaitu data vektor dan data

raster. Data vektor adalah data yang minimal terdiri dari sebuah start node dan end node, dan dapat memiliki beberapa verteks di antara start node dan end node

tersebut. Data vektor berupa titik, garis, atau poligon. Data raster adalah data yang terdiri dari piksel-piksel penyusun data tersebut. Contoh data raster adalah sebuah gambar (image) hasil scanning. (Eko Budiyanto. 2010 : 76)

II.3. Pengertian Surat Kabar

Pada awalnya surat kabar sering kali diidentikkan dengan pers, namun karena pengertian pers sudah luas, dimana media elektronik sekarang ini sudah dikategorikan dengan media juga. Untuk itu pengertian pers dalam arti sempit, pers hanya meliputi media cetak saja, salah satunya adalah surat kabar.

Surat kabar adalah lembaran tercetak yang memuat laporan yang terjadi di masyarakat dengan ciri-ciri terbit secara periodik, bersifat umum, isinya termasa dan aktual mengenai apa saja dan dimana saja di seluruh dunia untuk diketahui pembaca. Arti penting surat kabar terletak pada kemampuannya untuk menyajikan berita-berita dan gagasan-gagasan tentang perkembangan masyarakat pada

(9)

umumnya, yang dapat mempengaruhi kehidupan modern seperti sekarang ini. Selain itu surat kabar mampu menyampaikan sesuatu setiap saat kepada pembacanya melalui surat kabar pendidikan, informasi dan interpretasi mengenai beberapa hal, sehingga hampir sebagian besar dari masyarakat menggantungkan dirinya kepada pers untuk memperoleh informasi. (Sihnu Bagus. 2010 : 2).

II.4. Database

Database atau sering juga disebut basis data adalah sekumpulan informasi

yang disimpan dalam komputer secara sistematik dan merupakan sumber informasi yang dapat diperiksa menggunakan suatu program komputer. Database berfungsi untuk menyimpan informasi atau data. Untuk mengelola database diperlukan software yang sering disebut dengan DBMS (Database Management

System). Dengan DBMS pengguna atau user dapat membuat, mengelola,

mengontrol dan mengakses database dengan mudah, praktis dan efisien.

Database terdiri dari tabel yang didalamnya terdapat field-field, dan

sebuah database bisa terdiri dari beberapa tabel. Dalam pembuatan database, Anda perhatikan hal-hal berikut :

1. Setiap tabel dalam database, harus memiliki field (kolom) yang unik yang disebut primary key.

2. Tabel dalam database tidak boleh ada redudancy data yaitu mengandung

record ganda. Jika terdapat data yang sama, maka perlu dilihat kembali

(10)

3. Pilih tipe data yang tepat, sehingga ukuran database seminimal mungkin. (Madcoms Madiun. 2011: 12).

II.5. MySQL

MySQL adalah salah satu jenis database server yang sangat terkenal.

Kepopulerannya disebabkan MySQL menggunakan SQL sebagai bahasa dasar untuk mengakses database-nya. Selain itu, MySQL bersifat Open Source (Tidak perlu membayar untuk menggunakannya) pada berbagai platform (kecuali untuk jenis Enterprise, yang bersifat komersial). MySQL termasuk jenis RDBMS

(Relational Database Management System). Itulah sebabnya, istilah seperti tabel,

baris, kolom digunakan pada MySQL. Pada MySQL, sebuah database mengandung satu atau sejumlah table. Table terdiri atas sejumlah baris dan setiap baris mengandung satu atau beberapa kolom. (Abdul Kadir. 2008 : 348).

MySQL memiliki beberapa kelebihan, antara lain :

1. MySQL dapat digunakan oleh beberapa user dalam waktu yang bersamaan tanpa mengalami masalah.

2. MySQL memiliki kecepatan yang bagus dalam menangani query sederhana. 3. MySQL memiliki operator dan fungsi secara penuh dan mendukung perintah

Select dan Where dalam perintah query.

4. MySQL memiliki keamanan yang bagus karena beberapa lapisan sekuritas seperti level subnetmask, nama host, dan izin akses user dengan system perijinan yang mendetail serta sandi terenkripsi.

(11)

6. MySQL dapat mendeteksi pesan kesalahan pada client dengan menggunakan lebih dari dua puluh bahasa (Madcoms Madiun. 2011: 140).

II.6. PHP (PHP Hypertext Preprocessor)

Menurut dokumen resmi PHP, PHP merupakan singkatan dari PHP

Hypertext Preprocessor. Ia merupakan bahasa berbentuk skrip yang ditempatkan

dalam server dan diproses di server. Hasilnya yang dikirimkan ke client, tempat pemakai menggunakan browser. Secara khusus, PHP dirancang untuk membentuk aplikasi web dinamis. Artinya, ia dapat membentuk suatu tampilan berdasarkan permintaan terkini. Misalnya, bisa menampilkan isi database ke halaman web. Pada prinsipnya PHP mempunyai fungsi yang sama dengan skrip-skrip seperti ASP (Active Server Page), Cold Fusion, ataupun Perl. Namun, diketahui bahwa PHP sebenarnya bisa dipakai secara command line. Artinya, skrip PHP dapat dijalankan tanpa melibatkan web server maupun browser.

Kelahiran PHP bermula saat Rasmus Lerdorf membuat sejumlah skrip

Perl yang dapat mengamati siapa saja yang melihat-lihat daftar riwayat hidupnya,

yakni pada tahun 1994. Skrip-skrip ini selanjutnya dikemas menjadi tool yang disebut “Personal Home Page” . paket inilah yang menjadi cikal-bakal PHP. Pada tahun 1995, Rasmus menciptakan PHP/FI Versi 2. Pada versi inilah pemrogram dapat menempelkan kode terstruktur di dalam taq HTML. Yang menarik, kode PHP juga bisa berkomunikasi dengan database dan melakukan perhitungan-perhitungan yang kompleks sambil jalan. Pada saat ini PHP cukup populer sebagai piranti pemrograman web, terutama di lingkungan Linux.

(12)

Walaupun demikian, PHP sebenarnya juga dapat berfungsi pada server-server yang berbasis UNIX, Windows, dan Macintosh. (Abdul Kadir. 2008 : 2).

II.6.1. Skrip PHP

Skrip PHP berkedudukan sebagai taq dalam bahasa HTML. Sebagaimana diketahui, HTML (Hypertext Markup Language) adalah bahasa standar untuk membuat halaman-halaman web. Sebagai contoh, berikut adalah kode HTML (disimpan dengan ekstensi .htm atau .html) :

<HTML> <HEAD>

<TITLE> Latihan Pertama </TITLE> </HEAD>

<BODY>

.Selamat Belajar PHP. <BR> </BODY>

</HTML>

Adapun kode berikut adalah contoh kode PHP yang berada di dalam kode HTML :

<HTML> <HEAD>

<TITLE> Latihan Pertama </TITLE> </HEAD>

(13)

.Selamat Belajar PHP. <BR> <? Php

Printf (“Tgl. Sekarang: %s “, Date (“d F Y”)); ?>

</BODY> </HTML>

Kode diatas disimpan dengan ekstensi .php. Perhatikan baris-baris berikut :

<?php

Printf (“Tgl. Sekarang: %s “, Date (“ d F Y”)); ?>

Kode inilah yang merupakan kode PHP. Kode PHP diawali dengan <?php dan diakhiri dengan ?>. Pasangan kedua kode inilah yang berfungsi sebagai taq kode PHP. Berdasarkan taq inilah, pihak server dapat memahami kode PHP dan kemudian memprosesnya. Hasilnya dikirim ke browser. (Abdul Kadir. 2008 : 4).

II.6.2. Konsep Kerja PHP

Model kerja HTML diawali dengan permintaan suatu halaman web oleh

browser. Berdasarkan URL (Uniform Resource Locator) atau dikenal dengan

sebutan alamat internet, browser mendapatkan alamat dari web server, mengidentifikasi halaman yang dikehendaki, dan menyampaikan segala informasi yang dibutuhkan oleh web server. Selanjutnya web server akan mencarikan file yang diminta dan memberikan isinya ke web browser. Browser yang

(14)

mendapatkan isinya segera melakukan proses penerjemahan kode HTML dan menampilkan ke layar pemakai.

Permintaan HTTP (Sesuatu .html)

Tanggapan

HTTP

Klien

Gambar II.4 : Skema HTML

(Sumber : Abdul Kadir. 2008 : 5)

Prinsipnya sebuah halaman PHP serupa dengan kode HTML. Hanya saja, ketika berkas PHP yang diminta didapatkan oleh web server, isinya segera dikirimkan ke mesin PHP dan mesin inilah yang memproses dan memberikan hasilnya (berupa kode HTML) ke web server. Selanjutnya, web server menyampaikan ke klien.

Permintaan HTTP (Sesuatu. php)

Klien Tanggapan HTTP Gambar II.5 : Skema PHP

(Sumber : Abdul Kadir. 2008 : 5)

Web Server Kode HTML Browser Web Server Skrip PHP Mesin PHP Kode HTML Browser

(15)

II.6.3. PHP dan Database

Salah satu kelebihan dari PHP adalah mampu berkomunikasi dengan berbagai database yang terkenal. Dengan demikian, menampilkan data yang bersifat dinamis, yang diambil dari database, merupakan hal yang mudah untuk diimplementasikan. Itulah sebabnya sering dikatakan bahwa PHP sangat cocok untuk membangun halaman-halaman web dinamis.

Pada saat ini PHP sudah dapat berkomunikasi dengan berbagai database meskipun dengan kelengkapan yang berbeda-beda. Beberapa diantaranya BASE,

1. DBM,

2. FilePro (Personix, Inc), 3. Informix, 4. Ingres, 5. InterBase, 6. Microsoft Access, 7. MSQL, 8. MySQL, 9. Oracle, 10. PostgreSQL,

(16)

II.7. ArcView

ArcView merupakan salah satu perangkat lunak desktop Sistem Informasi

Geografis dan pemetaan yang telah dikembangkan oleh ESRI. Dengan ArcView, pengguna dapat memiliki kemampuan-kemampuan untuk melakukan visualisasi, meng-explore, menjawab query (baik basis data spasial maupun non spasial), menganalisis data secara geografis dan sebagainya (Eddy Prahasta. 2009: 1).

ArcView memberikan fasilitas teknis yang berkaitan dengan pengelolaan

data spasial. Kemampuan grafis yang baik dan kemampuan teknis dalam pengolahan data spasial tersebut memberikan kekuatan secara nyata pada

ArcView untuk melakukan analisis spasial. Kekuatan analisis inilah yang pada

akhirnya menjadikan ArcView banyak diterapkan dalam berbagai pekerjaan, seperti analisis pemasaran, perencanaan wilayah dan tata ruang, sistem informasi personil, pengendalian dampak lingkungan, bahkan untuk keperluan militer.

ArcView dapat memiliki keluwesan yang sedemikian hebat dikarenakan

adanya dukungan dari skrip Avenue. Melalui Avenue ini dapat dibentuk suatu “kemampuan baru” pada ArcView. Tentu saja hal ini membuat ArcView menjadi sangat luwes untuk diterapkan pada berbagai permasalahan spasial. Avenue dapat digunakan untuk “merombak” wajah ArcView sesuai kebutuhan penggunaannya.

Avenue adalah sebuah skrip atau bahasa pemrograman berorientasi objek (Object Oriented Programming). Dengan Avenue ini dapat dibentuk sebuah interface baru pada ArcView, otomasi pekerjaan-pekerjaan yang bersifat berulang

(repetitif), ataupun membuat sebuah alur analisis spasial khusus yang belum terdapat pada ArcView tersebut. Avenue banyak digunakan untuk membentuk

(17)

sebuah sistem informasi aplikatif pada suatu lembaga atau instansi dengan berbasis ArcView GIS. (Eko Budiyanto. 2010 : 177).

Gambar II.6 : Tampilan Awal ArcView

(Sumber : Eko Budiyanto. 2010 :10)

II.7.1. Arsitektur ArcView

Arcview mengorganisasikan sistem perangkat lunaknya sedemikian rupa

sehingga dapat dikelompokkan ke dalam beberapa komponen-komponen penting sebagai berikut :

1. Project

Project merupakan suatu unit organisasi tertinggi didalam Arcview.

2. Theme

(18)

3. View.

View mengorganisasikan theme. Sebuah view merupakan representasi

grafis informasi spasial dan dapat menampung beberapa layer atau theme informasi spasial (titik, garis, polygon dan citra raster).

4. Table

Sebuah table merupakan representasi data Arcview dalam bentuk sebuah

table.

5. Chart

Chart merupakan representasi grafis dari resume table data.

6. Layout

Layout digunakan untuk menggabungkan semua dokumen (view, table dan chart) ke dalam suatu dokumen yang siap cetak (biasanya dipersiapkan untuk

pembuatan hardcopy). 7. Script

Script merupakan bahasa (semi) pemrograman sederhana (makro) yang

digunakan untuk mengotomasikan kerja arcview (Eddy Prahasta, 2009: 5-8).

II.8. MapServer

MapServer merupakan salah satu pengembangan perangkat lunak open source yang dapat digunakan untuk mengembangkan aplikasi-aplikasi internet-based yang melibatkan tampilan data spasial (peta digital). MapServer tidak

dilengkapi dengan semua feature sistem SIG (terutama seperti pada umumnya yang berbasiskan desktop), dan memang secara sengaja tidak direncanakan untuk

(19)

seperti itu. Meskipun demikian, MapServer memiliki cukup fungsionalitas inti SIG yang dapat mendukung berbagai aplikasi web yang terkait spasial. Selain itu

MapServer juga sangat unggul di dalam me-render data spasial (citra, data vektor,

dan peta digital lainnya) untuk aplikasi web. (Eddy Prahasta. 2007 : 35-36).

II.8.1. Sejarah Pengembangan MapServer

Pada awalnya, MapServer dikembangkan oleh beberapa personil (team) dari Universitas Minnesota (UMN), di Amerika Serikat, yang pada saat itu tengah bekerja-sama di proyek ForNet dengan NASA sebagai penyandang dana. Proyek

ForNet ini menghasilkan beberapa tools utama (MapServer dan ImageView) yang

dapat diaplikasikan ke berbagai tipe permasalahan yang terkait dengan data

spasial pada saat itu. Pada saat yang sama, MapServer dikembangkan dan

kemudian digunakan sebagai tools visualisasi data SIG (terutama tipe vector) yang memungkinkan penggunaan layanan web, sementara ImageView dipakai sebagai tools visualisasi khusus untuk citra (digital) satelit beserta data-data tipe

raster lainnya. Walaupun kemudian, beberapa saat kemudian, karena kedua

produknya sangat bermanfaat, proyek MapServer ini dilanjutkan sebagai bagian dari proyek TerraSIP proyek kerja sama yang juga disponsori oleh NASA antara UMN dengan konsorsium land management interests. Hingga saat ini, perangkat lunak MapServer yang open-source ini terus-menerus di-maintain oleh para pengembangnya (komunitas) di dunia yang jumlahnya terus meningkat dan didukung oleh berbagai kelompok organisasi yang mendanai perbaikan dan pemeliharaannya. (Eddy Prahasta. 2007 : 37).

(20)

II.8.2. Feature MapServer

Dalam menjalankan segala fungsionalitasnya sebagai perangkat lunak web

mapping tools, MapServer baik sebagai program aplikasi tunggal CGI (MapServer.Exe) dengan beberapa tools pendukungnya yang terpisah, maupun

sebagai satu kesatuan kemasan. Adapun feature yang dilengkapi adalah sebagai berikut :

1. Menghasilkan keluaran (output) kartografis dengan kualitas advanced seperti penggambaran unsur-unsur spasial yang selalu terkait dengan skalanya, pemberian label untuk setiap unsur spasial, termasuk beberapa pilihan pengaturan jarak seputar label-label yang berdekatan, sangat mudah untuk di-customize, keluarannya bisa dikendalikan oleh

template.

2. Memiliki dukungan beberapa bahasa pemrograman script dan lingkugan pengembangan (IDE) yang populer seperti PHP, Phyton,

Perl, Java, Ruby, C#.

3. Memiliki dukungan beberapa (platform) sistem operasi komputer seperti Ms.Windows (95-XP), Linux/Unix, Mac OS X, Solaris.

4. Memiliki dukungan penggunaan banyak tipe data spasial (baik raster maupun vektor) dengan format yang sangat beragam.

5. Memiliki kemampuan analisis dan query yang berbasis raster. 6. Mendukung multi-basis data atribut.

7. Mekanisme pemilihan unsur-unsur berdasarkan item, titik, luas dan unsur-unsur lain yang bisa dikaitkan. (Eddy Prahasta. 2007 : 45-46).

(21)

II.8.3. Arsitektur MapServer

Aplikasi yang dibangun dengan menggunakan MapServer sebagai program CGI memiliki tipikal arsitektur seperti gambar dibawah ini :

HTTP / CGI request

x,y click

location layer status on/off, etc

File HTML

Browser

Gambar II.7 : Contoh Tampilan Arsitektur Aplikasi Web-GIS dengan MapServer

(Sumber : Eddy Prahasta. 2007 : 46)

Pada Sistem aplikasi ini browser (client) mengirimkan request (melalui jaringan internet/intranet) ke web server dalam bentuk request terkait spasial (lokasi [x,y] click cursor, status [on,off] layer yang akan dimunculkan, dan lain sebagainya). Kemudian, oleh web server, request terkait spasial ini dikirimkan ke server aplikasi (yang dibangun dengan menggunakan pemrograman script yang telah tersedia) dan MapServer (program CGI). Setelah itu, MapServer akan membaca MapFile, data peta, dan data eksternal (jika ada dan memang diperlukan) untuk membentuk sebuah gambar yang sesuai dengan request. Setelah gambar ini di-render, file images yang bersangkutan akan dikirimkan ke

MapServer MapServ CGI, Or MapScript + PHP, Or MapScript + Perl, or…., HTTP Server (Apache , IIS, ..) MapFile HTML Template (app.scripts) Map Data External Data Internet

(22)

web server (dan akhirnya ke browser milik client) sesuai dengan format

tampilan template-nya. (Eddy Prahasta. 2007 : 47).

II.9. Dreamweaver

Dreamweaver adalah sebuah HTML (Hypertext Markup Language) editor

professional untuk mendesain web secara visual dan mengelola situs atau halaman

web. Dreamweaver merupakan software utama yang digunakan oleh web desainer

maupun web programmer dalam mengembangkan suatu situs web, Karena

Dreamweaver mempunyai ruang kerja, fasilitas dan kemampuan yang mampu

meningkatkan produktivitas dan efektifitas dalam desain maupun membangun suatu situs web. (Madcoms Madiun. 2011: 13).

Gambar II.8 : Tampilan Dreamweaver

(23)

II.10. UML (Unified Modelling Language)

UML (Unified Modelling Language) adalah salah satu alat bantu yang

sangat handal di dunia pengembangan sistem yang berorientasi obyek. Hal ini disebabkan karena UML menyediakan bahasa pemodelan visual yang memungkinkan bagi pengembang sistem untuk membuat cetak biru atas visi mereka dalam bentuk yang baku, mudah dimengerti serta dilengkapi dengan

mekanisme yang efektif untuk berbagi (sharing) dan mengkomunikasikan

rancangan mereka dengan yang lain. (Munawar. 2005: 17).

II.10.1. Pengertian Use Case Diagram

Use Case adalah deskripsi fungsi dari sebuah sistem dari perspektif pengguna. Use case bekerja dengan cara mendeskripsikan tipikal interaksi antar

user (pengguna) sebuah sistem dengan sistemnya sendiri melalui sebuah cerita

bagaimana sebuah sistem yang dipakai (Munawar. 2005: 63). Sistem

Use Case

Actor Actor Gambar II.9 : Use Case Model

(24)

II.10.2. Pengertian Activity Diagram

Activity diagram adalah teknik untuk mendeskripsikan logika prosedural, proses bisnis dan aliran kerja dalam banyak kasus. Activity diagram mempunyai peran seperti halnya flowchart, akan tetapi perbedaannya dengan flowchart adalah

activity diagram bisa mendukung perilaku pararel sedangkan flowchart tidak bisa

(Munawar. 2005: 109).

Activity diagram lebih memfokuskan diri pada eksekusi dan alur sistem

dari pada bagaimana sistem itu dirakit. Diagram ini tidak hanya memodelkan

software melainkan memodelkan model bisnis juga. (Herlawati. 2011 : 143).

Simbol Keterangan

Titik Awal Titik Akhir Activity

Pilihan untuk pengambilan keputusan

Fork; digunakan untuk menunjukkan kegiatan yang dilakukan secara pararel atau untuk menggabungkan dua kegiatan pararel menjadi satu

Rake; menunjukkan adanya dekomposisi Tanda Waktu

Tanda Pengiriman Tanda Penerimaan

Aliran akhir (Flow Final)

Tabel II.1 : Simbol-simbol yang sering dipakai pada activity diagram

(25)

II.10.3. Pengertian Sequence Diagram

Sequence diagram digunakan untuk menggambarkan prilaku pada sebuah skenario. Diagram ini menunjukkan sejumlah contoh objek dan message (pesan) yang diletakkan diantara obyek-obyek ini di dalam use case (Munawar. 2005: 87).

Komponen utama sequence diagram terdiri atas obyek yang dituliskan dengan kotak segiempat bernama. Message diwakili oleh garis dengan tanda panah dan waktu yang ditunjukkan progress vertikal.

Gambar II.10 : Participant pada Sebuah Sequence Diagram

(Sumber : Munawar. 2005 : 88)

simple asynchronous synchronous

Gambar II.11 : Simbol Simbol Message

(Sumber : Munawar. 2005 : 88)

II.10.4. Pengertian Class Diagram

Class dalam notasi UML digambarkan dengan kotak. nama class menggambarkan huruf besar di awal kalimatnya dan diletakkan di atas kotak. Bila

(26)

class mempunyai nama yang terdiri dari 2 suku kata atau lebih, maka semua suku

kata digabungkan tanpa spasi dengan huruf awal tiap suku menggunakan huruf besar (Munawar. 2005 : 35).

Mesin Cuci

Gambar II.12 : Notasi class di UML

(Sumber : Munawar. 2005 : 35) Mesin Cuci Merek model noSeri kapasitas

Gambar II.13 : Class dan atribut-atributnya

Gambar

Gambar II.1 : Pola Keterkaitan Sistem Informasi Geografis  (Sumber : Eko Budiyanto. 2005 : 2)
Gambar II.2 : GIS dalam sistem digital satelit  (Sumber : Eko Budiyanto. 2005 : 4)
Gambar II.3 : Sistem kerja SIG  (Sumber : Eko Budiyanto. 2005 : 5)
Gambar II.4 : Skema HTML  (Sumber : Abdul Kadir. 2008 : 5)
+5

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian yang dilakukan oleh Kasmiati ini menunjukkan bahwa pesan dakwah yang disampaikan oleh Susuhunan Paku Buwono I terbagi dalam dua garis besar permasalahan

Dalam sebuah cerita terdapat unsur yang disebut latar, meliputi latar tempat, latar waktu, dan latar suasana3. Amanat/pesan apa yang disampaikan dalam

Akan tetapi dalam menangani citra dari perusahaan atau sebuah produk perusahaan, biasanya perusahaan akan menggunakan jasa dari agensi public relations, agensi

Dalam kasus ini adalah membedah logo Autocillin melalui pendekatan teori Semiotika dari Peirce dengan pengembangannya pada ikon, indeks dan simbol, serta teori Semiotika hasil

Setelah merdeka pada tahun 1957, Setelah merdeka pada tahun 1957, Persekutuan Budak Persekutuan Budak-Budak Pengakap Tan -Budak Pengakap Tanah ah Melayu, menjadi ahli dalam

a) Faktor yang berhubungan dengan udara pengering, misalnya suhu udara pengering, kecepatan aliran udara pengering dan kelembapan udara. b) Faktor yang berhubungan dengan

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1) Mendeskripsikan dan menganalisis spesifikasi tujuan pendidikan Islam menurut Nukman Sulaiman. 2) Mendeskripsikan dan

Nur Aini Umi Mardiyati, (123111316), Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Kemampuan Menghafal Al-Qur’an, Skripsi: Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu