• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

Sasaran pembangunan kesehatan nasional Indonesia yang akan

dicapai pada tahun 2025 menurut rencana strategis kementerian

kesehatan Indonesia tahun 2015 – 2019 adalah meningkatnya derajat

kesehatan masyarakat yang ditujukan oleh meningkatnya umur

harapan hidup, menurunnya angka kematian bayi, menurunnya angka

kematian ibu, serta menurunnya prevalensi gizi kurang pada balita.

Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)

tahun 2012, angka kematian ibu (yang berkaitan dengan kehamilan,

persalinan dan nifas) adalah sebesar 359 per 100,000 kelahiran hidup.

Sedangkan data tahun 2015 adalah 305 per 100,000 kelahiran hidup.

Sedangkan angka kematian bayi (AKB) adalah 32 per 1000 kelahiran

hidup. Selain indikator angka kematian bayi, sering digunakan

indikator lain yaitu angka kematian perinatal atau Perinatal Mortality

Rate (PMR). Angka kematian perinatal ini menjadi penyumbang

terbesar tingginya angka kematian bayi di Indonesia.

PMR mencerminkan jumlah kematian fetus usia kehamilan 28

minggu atau lebih hingga usia neonatal mencapai 7 hari per 1000

kelahiran. Indikator ini digunakan untuk melihat kualitas antenatal

care (ANC) dan perinatal care. Menurut data WHO 2013 angka

perinatal mortality rate dunia adalah 47/1000 kelahiran, PMR tertinggi

dari negara-negara di Afrika yaitu 62/1000 kelahiran, sedangkan

negara asia tenggara adalah 33/1000 kelahiran. Indonesia sendiri

(2)

menurut data tersebut mencapai 26 per 1000 kelahiran. Dari data WHO

ini didapatkan 5 besar provinsi di Indonesia dengan angka PMR

tertinggi yaitu Papua Barat ( 51/1000), Sulawesi Tengah (46/1000),

Maluku Utara ( 45/1000), Nusa Tenggara Timur (41/1000) dan Nusa

Tenggara Barat (38/1000).

Stillbirth rate atau angka lahir mati menurut WHO

menggambarkan kematian janin di dalam kandungan pada usia

kehamilan 28 minggu atau lebih. Dari data tahun 2009 stillbirth rate

dunia adalah 18,9 per 1000 kelahiran sedangkan Indonesia adalah 14,7

per 1000 kelahiran.

Kabupaten Ngada merupakan salah satu kabupaten dari provinsi

Nusa Tenggara Timur. Pada tahun 2013 di kabupaten Ngada

didapatkan 58 kasus kematian bayi, 52 kasus intrauterine fetal death

(IUFD), 125 kasus abortus, angka kematian bayi 20,1/1000 kelahiran

dan perinatal mortality rate adalah 36,8/1000. Intrauterine fetal death

merupakan penyebab tertinggi kematian perinatal tersebut. Berbagai

upaya telah dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten Ngada untuk

mengatasi tingginya kematian bayi dan kematian perinatal tersebut

namun sejak tahun 2010 angka tersebut masih berfluktuasi.

I.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka

perumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana insidensi dan

faktor risiko kejadian intrauterine fetal death di kabupaten Ngada?

(3)

I.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui insidensi dan faktor

risiko kejadian intrauterine fetal death di kabupaten Ngada.

I.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai

insidensi dan faktor risiko terjadinya intrauterine fetal death, melalui

pendekatan secara epidemiologi sehingga dapat memberikan masukan

kepada dinas kesehatan kabupaten Ngada untuk dapat menurunkan

angka kejadian intrauterine fetal death dan perinatal mortality rate.

(4)

I.4 Keaslian Penelitian

Tabel 1. Keaslian Penelitian

No Peneliti Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil

1. Diederike Geelhoed, dkk ( 2015)

Risk factors for stillbirths in Tete, Mozambique

Studi case-control di Tete, Mozambique

Didapatkan antara 33.3% - 53.3% intrauterine fetal death terjadi selama proses persalinan dan kelahiran setelah tiba di fasilitas kesehatan, kejadian berhubungan dengan komplikasi obstetri langsung OR 6.7;95% CI 3.6-12.1, status sosioekonomi rendah OR1.8:95% CI 1.1-3.1, dan rujukan selama persalinan OR 3.2;95% CI 1.7-6.1. 2. Anjali Choudhary,

Vineeta Gupta, (2014)

Epidemiology of

Intrauterine Fetal Death: A study in tertiary referral centre in Uttarakhand

Studi analisis retrospektif di Uttarakhand India

Pada penelitian ini didapatkan insidensi intrauterine fetal death adalah sebesar 49 per 1000 kelahiran hidup. Mayoritas primigravida (44.6%), sebagian besar kasus didiagnosis pada usia kehamilan 31 – 40 minggu, didapatkan faktor risiko medis antara lain hipertensi (28.7%), perdarahan antepartum (17.2%), anemia (19.4%), diabetes (4.2%) sedangkan pada bayi didapatkan adanya kelainan kongenital 11.5%, IUGR berat 8.5%.

Kesimpulan: latar belakang sosial-budaya, kemiskinan, buta huruf, kurangnya perawatan antenatal yang memadai dan akses terhadap perawatan kesehatan yang tidak dapat dijangkau mempengaruhi kejadian intrauterine fetal death dan lahir mati. Mayoritas kematian fetus dapat dicegah dengan peningkatan antenatal care yang baik.

3. Safarzadeh A, Ghaedniajahromi M, Rigi F and Massori N

Intra Uterine Fetal Death and Some Related Factors: A Silent Tragedy in

Studi observasi prospektif di Zahedan, Iran.

Insidensi intrauterine fetal death adalah 88.7/1000 kelahiran. Hanya 112 (13.8%) pasien yang mendapatkan pelayanan antenatal care. Angka ini meningkat pada ibu

(5)

(2014). Southeastern Iran dengan usia < 20 tahun dan diatas 40 tahun (P=0.001), selain itu didapatkan ada peningkatan yang signifikans pada pasien primigravida dan gravida 10 atau lebih. Didapatkan adanya kelainan kongenital mayor (anencephaly dan neural tube defect) sebanyak 38%, PROM 22% dan preeklampsia (14%).

4. Fernanda Morena dos Santos

Barbeiro dkk (2014)

Fetal deaths in Brazil: a systematic review

Studi deskriptif melalui systematic review literatur sejak tahun 2003 hingga 2013 di Brazil.

Dari penelitian ini didapatkan pada kota Sao Paolo kejadian fetal death berkorelasi dengan berbagai variabel antara lain: edukasi < 4tahun (OR=2.0), single (OR=2.7), anak sebelumnya dengan berat lahir rendah (OR=2.4), perdarahan (OR=6.6), hipertensi (OR=5.9), diabetes (OR=13.2), antenatal care yang tidak adekuat (OR=2.4), malformasi (OR=3.7), dan intrauterine growth restriction (OR=5.1).

5. Li-Chun Liu dkk (2013)

Analysis of intrauterine fetal demised-A hospital-based study in Taiwan over a decade

Sebuah studi analisis retrospektif di General Hospital Taipei, Taiwan.

Didapatkan kejadian intrauterine fetal death pada trimester kedua 55.4% dan trimester ketiga 44.6%. Insidensi kejadian intrauterine fetal death 0.98%. Peningkatan risiko pada trimester ketiga dibandingkan dengan trimester kedua secara signifikans berhubungan dengan jenis kelamin laki-laki, peningkatan BMI saat persalinan, kebiasaan merokok, riwayat intrauterine fetal death sebelumnya, diabetes dan hipertensi dalam kehamilan Penyebab yang tidak diketahui (29.8%) merupakan penyebab tersering kejadian

intrauterine fetal death pada trimester kedua, sedangkan pada trimester ketiga adanya kelaian patologis pada tali pusat (33.3%).

(6)

6. Tamrakar SR, Chawla CD (2012)

Intrauterine Foetal Death and Its Probable Causes: Two Years Experience in Dhulikhel Hospital – Kathmandu

University Hospital

Studi retrospektif di rumah sakit Dhulikhel, Kathmandu.

Insidensi intrauterine fetal death adalah 2.13% sejak tahun 2010 dan 2011, dengan P=0.000.

Didapatkan insidensi cukup tinggi pada primiparitas, etnis Tamang dengan P=0.011 dan pada primigravida

(P=0.011). 7. Linda Bjӧrk

Helgadὀttir (2012)

Intrauterine fetal death: classification and risk factors

A case-control study of sosiodemographic, clinical and thrombophilic

risk factors.

Penelitian case control oleh Departement of Obstetrics and Gynecology and Departement of Haematology University of Oslo

Insidensi intrauterine fetal death setelah usia kehamilan 22 minggu dalah 4.1 per 1000 kelahiran, sedangkan insidensi setelah 28 minggu adalah 3.3 per 1000 kelahiran (95% CI 2.9-3.6). Faktor risiko antara lain berat badan inu, merokok, usia ibu, primiparitas, abruption plasenta, diabetes, hipertensi.

8. Nargisse Sabiri dkk (2012

Risk factor for perinatal mortality at Souissi Maternal Hospital, Rabat,Morocco

Studi prospektif secara deskriptif di Souissi Maternal Hospital, Rabat,Morocco sejak Januari 2010 – Desember 2010

Dari 1000 kelahiran didapatkan 97.1% lahir hidup, 2.0% early neonatal mortality, dan 0.9% stillbirth.Didapatkan faktor – faktor yang berhubungan dengan mortalitas perinatal antara lain berat lahir rendah, persalinan prematur, adanya kelainan kongenital, penggunaan tanaman tertentu (funugreek).

9. Jane E. Hirst, dkk (2010)

Epidemiology of stillbirth and strategies for its prevention in Vietnam

Studi prospective cross-sectional di rumah sakit Tu Du, Ho Chi Minh City.

Dari penelitian ini didapatkan angka kejadian intrauterine fetal death adalah 25 per 1000 kelahiran dengan usia rata-rata 26 tahun, didapatkan hubungan antara rendahnya pendidikan yaitu tidak lulus sekolah dasar dengan rendahnya kunjungan antenatal care (P=<0.001). Kondisi medis ibu yang berhubungan dengan intrauterine fetal death adalah hipertensi (12%), didapatkan hubungan antara tempat kelahiran dimana angka ini tinggi di desa atau kota kecil dibandingkan di kota besar (OR 1.4;95%CI 1.0-1.9). Didapatkan adanya hubungan etnis minoritas

(7)

yang mengalami keterbatasan bahasa, kultural, geografis dan finasial sehingga menjadi halangan menuju akses pelayanan kesehatan.

10. Lamia A. Shaaban (2006)

Associated risk factors with ante-partum intra-uterine fetal death

Studi case control retrospektif pada rumah sakit ibu dan anak Jeddah, Arab Saudi.

Didapatkan angka kejadian IUFD adalah 10.1/1000 kelahiran. 28% kasus tidak dapat diketahui faktor penyebabnya. Didapatkan 57.3% kasus akibat kurangnya antenatal care (OR 2.4 95% CI 1.4-4), cord accident sebanyak 56.6% (OR 5.1 95% CI 2.7-9.5), hipertensi sebanyak 29.3% (OR 5.5 95% CI 2.4-12.6), diabetes 26.1% (OR 12.9 95% CI 5.5-30.6), IUGR 24.8% (OR 1.73 95% CI 1.1-2.7), abruptio plasenta 14% (OR 23.4 95% CI 4.6-119.3), riwayat IUFD 8.3% (OR 7.01 95% CI 2.1-23.6), sedangkan faktor lain yang didapatkan adalah usia antara 20-30 tahun pada 51.6%, usia kehamilan antara 37-41 minggu pada 58.6%, paritas 0-5 pada 77.1% serta abnormalitas kromosom didapatkan 5.7% (OR 0.91 95% CI 0.91-0.99)

11. Jahanfar Sh, Ghiyasi P, Haghani H. (2005)

Risk factors related to intra uterine fetal death in Iran, A case-control study

Studi studi case-control retrospektif di Iran.

Dari penelitian ini didapatkan angka kejadian intrauterine fetal death adalah 2.2% per tahun. Faktor risiko utama adalah pendidikan ibu (P = 0,000), dan usia kehamilan (P = 0,001). Selain itu, musim saat persalinan juga memiliki hubungan yang signifikan secara statistik dengan

intrauterine fetal death (P = 0,000). Faktor risiko ibu yang didapatkan antara lain, perawatan prenatal (ANC) (P = 0,001), komplikasi kehamilan (P = 0,06), riwayat IUFD (P = 0,000), ketuban pecah dini (P = 0,007). Faktor risiko pada janin antara lain: Kelainan struktural (P = 0,000) seperti neural tube defect (P = 0,000), jenis kelamin janin (P = 0,000) dan berat janin (P = 0,000) merupakan faktor

(8)

risiko utama janin. Faktor risikoyang berhubungan dengan plasenta dan tali pusat antara lain: Intra uterine growth retardation (IUGR) (p = 0,000) dan perdarahan pada trimester ketiga (P = 0,000) dan prolaps tali pusat (P = 0,01).

12. Ruth C. Fretts, MD, MPH(2005)

Etiology and prevention of stillbirth

Dengan pendekatan melalui systematic review pada kepustakaan sejak 1995 - 2005

Dapat diidentifikasi 15 faktor risiko kejadian lahir mati. Risiko prevalensi terbesar adalah obesitas pre kehamilan, keadaan sosioekonomi, usia ibu lanjut.

Referensi

Dokumen terkait

Latar Belakang: Persiapan mental merupakan hal yang tidak kalah pentingnya dalam proses persiapan operasi karena mental pasien yang tidak siap atau labil dapat

Struktur pasar monopolistik terjadi manakala jumlah produsen atau penjual banyak dengan produk yang serupa/sejenis, namun di mana konsumen produk tersebut

Kebudayaan fisik itu membentuk suatu lingkungan hidup tertentu yang semakin menjauhkan manusia dari lingkungan aslinya sehingga mempengaruhi pula pola-pola

20 Tahun 2001 Tentang Pemilikan Saham Dalam Perusahaan yang Didirikan Dalam Rangka Penanaman Modal Asing yakni dalam rangka lebih mempercepat peningkatan dan perluasan kegiatan

Dalam hasil wawancara dengan Benny Subiantoro, hasil karya beliau berupa lukisan dengan objek Tana Toraja, media cat air di koleksi (dibeli) oleh seorang dosen

Melaksanakan kegiatan introduksi praktikum tiap tahun 1 kali 1 kali 100 Melaksanakan kegiatan asistensi dengan praktikan tiap minggu 8 kali 8 kali 100 Melaksanakan

Perubahan Sosial, 2003), hal.. Upacara kematian adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh sejumlah keluarga untuk memberikan peringatan terakhir kepada orang yang dikasihinya

Melalui kegiatan ini, mitra yakni mahasiswa tingkat akhir memliliki pengetahuan tentang sistem Online Journal System (OJS) dalam melakukan proses penerbitan