• Tidak ada hasil yang ditemukan

YUN NINGSIH C 9509102

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "YUN NINGSIH C 9509102"

Copied!
119
0
0

Teks penuh

(1)

PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR

PERANCANGAN FOTOGRAFI FASHION LOLIPOP

MELALUI MEDIA COFFEE TABLE BOOK

Diajukan Untuk Menempuh Ujian Tugas Akhir Guna Mencapai Gelar Ahli Madya Diploma III

Desain Komunikasi Visual

Oleh : YUN NINGSIH

C 9509102

PROGRAM STUDI DIII DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

Karya sederhana yang tersusun dengan penuh kesungguhan dan ketulusan hati ini, kupersembahkan kepada :

Ibu saya Ngatinem dan alm. Sutarno (Bapak) tercinta. Sosok yang selalu

mendukung dan memberikan motivasi

terbesar dalam hidup saya, serta doa yang

selalu mengiringi langkah saya.

Suharni, Danarko, dan Ana (Kakakku) tersayang. Sosok yang selalu mendampingi

(6)

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME atas segala berkah

dan rahmat-Nya yang telah diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul ” PERANCANGAN FOTOGRAFI

FASHION LOLIPOP MELALUI MEDIA COFFEE TABLE BOOK”,

sebagai syarat mendapatkan gelar Ahli Madya dalam program studi Desain

Komunikasi Visual, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis banyak sekali mendapatkan

dorongan serta bantuan yang penulis terima dari berbagai pihak. Maka dengan ini

penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu, diantaranya :

1. Drs. Riyadi Santosa, M.Ed., Ph.D selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni

Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. Ahmad Adib, M.Hum, Ph.D selaku Ketua Program Studi D3 Desain

Komunikasi Visual Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret

Surakarta.sekaligus Koordinator Tugas Akhir.

3. Rudy W. Herlambang, S.Sn., M.Sn selaku Pembimbing I Tugas Akhir.

4. Jauhari, S.Sn., M,Sn selaku Pembimbing II Tugas Akhir.

5. Seluruh Dosen dan Staff TU Program D3 Desain Komunikasi Visual Fakultas

Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah

memberikan pengetahuan kepada penulis selama belajar di kampus sehingga

dapat menjadi bekal bagi penulis untuk menghadapi dunia kerja kelak.

(7)

dari sempurna dan masih banyak kekurangan, hal ini dikarenakan keterbatasan

pengetahuan kemampuan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh karena itu

saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan.

Semoga penulisan Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca

dan pihak-pihak yang memerlukan.

Surakarta, 30 July 2012

(8)

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ……… iii

MOTTO ... iv

B. Penunjang Fotografi Fashion ... 9

1. Fashion ……… ... 9

2. Tata rias atau make up ………..……… ... 10

3. Tata rambut ……… ... 11

(9)
(10)

MELALUI MEDIA COFFEE TABLE BOOK

Yun Ningsih1

Rudy. W Herlambang, S.Sn., M.Sn2Jauhari, S.Sn., M,Sn3

ABSTRAK

2012. Fotografi Fashion Lolipop merupakan salah satu inovasi terbaru dalam

dunia fotografi fashion. Fotografi Fashion Lolipop ini di rancang untuk

menginspirasi masyarakat agar menggunakan fashion sesuai dengan kepribadiaan

dirinya dan menjadi seorang fashion leader, bukan hanya mengikuti trend yang datang saja(fashion follower). Coffe Table Book Fotografi Fashion Lolipop ini

dirancang dengan mengambil unsur lolipop yang berwarna dan terkesan ceria dan

mengambil teori Hippocrates yang membagi kepribadian manusia menjadi 4,

yaitu: kepribadian sanguinis, kepribadian kholeris, kepribadian melankolis dan kepribadian phlegmatis. Coffee Table Book Fotografi Fashion Lolipop ini di tujukan kepada khalayak muda yang menjadi sasaran utama karena khalayak

muda khususnya perempuan adalah masa dimana seseorang gencar mencari jati diri kepribadiaanya dalam berfashion.

1

Mahasiswa Program Studi D3 Deskomvis dengan NIM C9509102 2

Dosen pembimbing I 3

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Fotografi merupakan sebuah kemajuan teknologi yang sangat pesat saat

ini. Berbagai kebutuhan masyarakat baik bisnis maupun pribadi terselesaikan dan

tersampaikan kepada khalayak umum melalui media fotografi. Photography on

business dibagi menjadi dua, yaitu: editorial photography dan advertising photography. Editorial photography, meliputi: fotografi jurnalistik, fotografi

dokumenter dan travel photography. Sedangkan advertising photography,

meliputi: gaya hidup, produk atau still life, dan fashion atau kecantikan (Ardiyanto Nograha, 2012:26)

Fashion fotografi merupakan fotografi yang paling diminati di dunia. Fashion fotografi tidak sekadar berkonsentrasi pada pakaian, namun juga harus memperhatikan kosmetik, model pakaian yang pantas, aksesori, hair style, dan lain-lain.

Dewasa ini fashion fotografi merupakan sarana tumbuh kembangnya dunia

fashion. Remaja, khususnya wanita merupakan fashion icon di dalam maupun di

luar negeri. Di usia puber seorang remaja perempuan selalu meng-update

penampilannya untuk mempertahankan citra dan kepercayaan dirinya dengan

memancarkan penampilannya dalam fashion. Namun, tidak banyak remaja yang

(12)

Tidak hanya demikian, remaja yang memiliki perwatakan atau bentuk tubuh yang

tidak ideal pun merasa tidak percaya diri dan lebih memilih menjadi fashion follower, yaitu menjadi pribadi yang lain. Sebagai contoh, seorang remaja yang berkarakter kepribadian kholeris yang tangguh dan berkesan cuek, memaksakan diri berpenampilan feminin agar mampu mengikuti trendmode terkini. Pahadal dengan menjadi fashion follower, seorang remaja tersebut dapat kehilangan jati diri dan bersembunyi di balik kepribadian yang sesungguhnya. Karena

kepribadian sangat penting dalam menunjang karir seseorang. Kepribadian setiap

orang berbeda-beda sesuai dengan tingkat cairan tubuh pada tubuh manuasia

tersebut.

Hippocrates adalah seorang bapak ilmu kedokteran berpendapat bahwa

dalam kepribadian seseorang terdapat empat macam sifat yang didukung oleh

keadaan konstitusional yang berupa cairan-cairan dalam tubuh manusia, yaitu:

sifat kering yang terdapat dalam chole, sifat basah yang terdapat dalam

melanchole, sifat dingin yang terdapat dalam phlegma, dan sifat panas yang

terdapat dalam sangunis. Galenus berpendapat sama dengan Hippocrates,

kemudian menyempurnakan ajaran Hippocrates tersebut, dan membeda-bedakan

kepribadiaan manusia atas dasar proporsi campuran cairan-cairan tersebut. Secara

teori, cairan-cairan tersebut ada dalam tubuh manusia dalam proporsi tertentu.

Apabila suatu cairan berada dalam tubuh manusia melebihi proporsi yang

seharusnya atau dominan maka akan mengakibatkan adanya sifat-sifat kejiwaan

yang khas, yang disebut dengan temperamen. Sifat temperamen remaja memiliki

(13)

dapat mengembangkan kepribadian dirinya dengan baik mampu menunjang

keberhasilannya di hari depan nanti. Bahkan dapat mencitrakan kepribadian

sebuah bangsa (Sumadi Suryabrata, 2008:207).

Negeri matahari terbit misalnya, memiliki fashion style yang mencitrakan karakter kepribadian penduduknya yang dapat mengemas fashion style sehingga sanggup mencitrakan identitas Negara Jepang, yaitu Harajuku Style.Harajuku merupakan penggabungan baju, hair style,make-up, aksesori, sandal, legging,dan lain-lain. Keseluruhan itu menjadi sebuah kesatuan yang bertema dan mencitrakan

karakter kepribadian seseorang. Walaupun terkesan bertabrakan, harajuku style dapat diolah dan padukan hingga menjadi punk, unique, ataupun cute. Bahkan Harajuku style dapat memadukan pakaian tradisional jepang, seperti kimono dan

sandal geta tetapi tetap menampilkan kesan karakter seseorang tersebut

(http://wikipedia.com,diakses 1/03/2012).

Berdasarkan pembelajaran di atas, keterbukaannya karakter kepribadian

seseorang terhadap fashion dapat menjadikan citra seseorang yang lebih baik

untuk perkembangan diri dan bangsa pada umumnya. Dewasa ini fashion remaja

baru merangkak awal di Indonesia maka penulis ingin memadukan karya fotografi

fashion dengan konsep lolipop.

Latarbelakang penulis mengangkat karya fotografi fashion dengan konsep

lolipop karena ketika remaja penulis merasa kesulitan mencari mode yang sesuai

dengan kepribadian dirinya. Di masa remaja kemunculan trend fashion yang

(14)

kebanyakan mereka hanya ingin terlihat gauldanmodis. Sehingga penulis ingin merancang sebuah karya yang mampu menginovasi kaum remaja, khususnya

perempuan agar lebih percaya diri dengan kepribadiannya. Maka, dingkatlah tema

lolipop karenalolipop memiliki warna-warni yang ceria dan mencitrakan remaja banget.

Lolipop memiliki bermacam-macam warna, yaitu: hijau, biru, merah muda, dan kuning yang mengorientasikan semangat remaja yang gemar mencari

karakter dirinya. Dengan demikian, penulis ingin mengkonsep sebuah karya

fotografifashion yang berjudul “PERANCANGAN FOTOGRAFI FASHION

LOLIPOP MELALUI MEDIA COFFEE TABLE BOOK”. Fotografi fashion dengan konsep lolipop ini diangkat agar seseorang tidak lagi menjadi fashion follower, melainkan menjadi fashion leader atau biasa disebut dengan trendsetter yang dapat memunculkan kepribadian seseorang yang sesunggguhnya. Sehingga

mereka yakin terhadap kepribadian mereka masing-masing.

B. Rumusan Masalah

Untuk menciptakan karya foto dengan menggunakan fashion sebagai

objeknya, ada permasalahan yang muncul agar dapat diterima oleh masyarakat

Indonesia pada khususnya, antara lain:

1. Bagaimana cara memperkenalkan Coffee Table Book Fotografi Fashion

dengan Konsep Lolipop pada masyarakat umum sehingga dapat digemari dan

(15)

2. Bagaimana menciptakan Coffee Table Book Fotografi Fashion dengan

KonsepLolipop dengan baik dan dapat memunculkan karakter kepribadian

remaja?

3. Bagaimana menampilkan Fotografi Fashion dengan Konsep Lolipop agar

menginovasi kaum remaja menjadi pribadi yang lebih baik dan percaya diri

dengan pembawaan dirinya sehingga tidak lagi menjadi fashion follower?

C. Tujuan Perancangan

Ada beberapa tujuan yang ingin diberikan oleh penulis dalam pembuatan

karya fotografi fashion ini, yaitu antara lain:

1. Memperkenalkan karya Fotografi Fashion dengan Konsep Lolipop kepada

masyarakat sehingga dapat digemari dan menjadikan nilai seni yang artistik.

2. Menciptakan karya Fotografi Fashion dengan Konsep Lolipop dengan baik

dan dapat memunculkan karakter kepribadian remaja.

3. Menampilkan Fotografi Fashion dengan Konsep Lolipop agar menginovasi

kaum remaja menjadi pribadi yang lebih baik dan percaya diri dengan

(16)

BAB II

Napoleon III. Sejarah menganggap Virginia Oldoini sebagai model

fashion pertama, ini bermula dalam sebuah countess Virginia Oldoini

memakai pakaian merk grabs dengan konsep pernikahan kerajaan.

Virginia Oldoini dari awal mampu menjalankan pemotretan

sebagai model dalam sesi pertama pemotretan fotografi. Oleh karena

itu, fashion fotografi berasal dari fakta bahwa countess, bersama dengan rok berlapis-lapis, rinci dan mahal.

Abad ke-20 - fotografi fashion menjadi norma terutama di

kalangan majalah Prancis. Dari Practique La Mode untuk majalah

diproduksi oleh Conde Nast, fotografi fashion telah mengambil bentuk

yang berbeda atau seperti cetak halftone menjadi mungkin. Namun,

fotografi fashion kemudian digunakan konsep yang sama seperti

(17)

Mode Jardin des dan La Lembaran du Bon Ton Lucien Vogel untuk

menggunakan seni fotografi dalam rangka untuk mempromosikan

mode. Steichen melakukan pengambilan foto dari gaun yang

dirancang oleh terkenal modiste Paulus Poiret. Foto Steichen ini

diterbitkan dalam rilis bulan April 1991 oleh majalah Dekorasi Art.

Foto-foto tersebut kemudian menjadi foto pertama dalam sejarah

sebagai yang pertama diambil selama menembak fotografi fashion

modern.

Akhirnya, pada abad ke-21 tidak hanya memiliki fotografi

fashion lebih lanjut berkembang menjadi industri besar tetapi fotograferfashion kini kian bertambah banyak untuk alasan yang baik, di antaranya dalam berkarir. Selain sebagai karir menjadi fotografer

fashion juga menguntungkan dan bisa membuka banyak pintu karir yang bijaksana. Ambil Vogue dan Harper, misalnya. Untuk menjadi

bagian dari mereka fotografer fashion bisa menjadi mimpi menjadi kenyataan bagi banyak orang. Dan tentu saja, menjadi salah satu

model yang akan menjalani sesi mode fotografi dengan para

professional di balik majalah populer juga bisa istirahat terbesar dalam

karir seseorang. Tak perlu dikatakan, kekuatan fotografi mode ini mirip dengan kekuatan api untuk ‘ngengat’. Harus ditekankan,

bagaimanapun, bahwa tidak semua sesi fotografi fashion dan tidak

semua fotografer fashion dapat memberikan pengalaman terbaik bagi

(18)

kesabaran, "mata" dan profesionalisme belaka untuk menangani sesi mode fotografi nyata (http://wikipedia.com, diakses 02/03/2012).

b. Refrensi Visual

FotografiFashion adalah genre fotografi yang ditujukan untuk menampilkan pakaian, make up,hair style dan aksesoris pada tubuh seseorang. Fotografi fashion tidak hanya berfungsi untuk memikat konsumen akhir atau end user saja tapi juga di pakai oleh para kritikus mode untuk membuat editorial di sebuah majalah. Fotografi fashion sering dilakukan untuk iklan atau majalah fashion seperti Vogue, Vanity Fair, atau Elle. Seiring waktu, fotografi fashion telah

mengembangkan estetika sendiri di mana pakaian dan mode yang

ditingkatkan dengan adanya lokasi eksotis atau aksesoris. Karena

citranya sebagai "glamour", "gaya", "menyenangkan" dan bahkan

"menguntungkan," fotografi fashion telah menjadi sebuah industri sepenuhnya (Stella Rissa, 2010:49)

Properti pendukung yang dapat menunjang fotografi fashion, antara lain: pakaian, make up,hair style dan aksesoris yang menempel di badan maupun setting tempat. Properti pendukung selain

memperindah foto juga dapat memperkuat konsep yang diinginkan.

Berikut beberapa refrensi visual tentang fotografi fashion yang

(19)

Contoh fotografi fashion:

(http://www.facebook.com/pages/ Nicoline-Patricia-Malina di akses tanggal 8 Februari 2012)

(http://www.facebook.com/model.ophelia.overdose diakses tanggal 27 April 2012)

B. Penunjang Fotografi Fashion

1. Fashion

Fashion berasal dari bahasa inggris yang berarti cara, kebiasaan, atau

mode.Fashionadalah busana yang menetukan penampilan seseorang dalam

suatu acara tertentu. Sehingga terlihat berbeda dari sebelumnya.

Perkembangan fashion tidak lepas dari pengaruh informasi, karena informasi merupakan sarana seserorang untuk dapat mengetahui lebih jelas

(20)

dianggap barang yang melindungi tubuh namun sebagai pencitraan identitas

seseorang baik usia, latar belakang kepribadian seseorang bahkan tingkat

social (Arno Roca, 2012:19).

Fashion tidak hanya untuk kebutuhan sehari-hari namun juga untuk karir. Fashion show merupakan sarana penunjang fashion dalam hal berkarir. Fashion show adalah pentas seni fashion dari perkembangan dunia fashion. Fashion show menghadirkan perkembangan fashion, bisnis, dan pendidikan yang terbaru dari industri fashion dan tekstil. Kegiatan fashion show memperlihatkan produk garmennya, tekstil dan aksesoris yang fashionable dan berkualitas. Maka dari itu, fashion show merupakan sarana terpenting

untuk remaja sebagai tempat yang memberikan informasi tentang fashion

yang sedang menjadi trensetter.

2. Tata Rias atau Make up

Make up merupakan rahasia umum bagi kaum wanita, sebagai

kebutuhan sehari-hari. Make up digunakan guna mengubah wajah seseorang

sesuai dengan kebutuhan untuk memunculkan kelebihan dan kekurangan

pada wajah. Tujuan make up adalah mengoreksi penampilan wajah menjadi

atau mendekati ideal. Wajah yang dianggap ideal oleh para ahli kecantikan

adalah oval (Herman Haryoso, 2011:23). Dianggap ideal karena tidak

diperlukan banyak koreksi. Make up tergantung pada:

a. Waktu : Pagi, siang, sore atau malam

b. Tempat atau acara : Acara resmi, santai atau semi

(21)

d. Busana : Warna dan model

e. Bentuk wajah

Terdapat beberapa jenis make up, antara lain: 1) Make up karakter

Make up karakter adalah make up yang di pakai untuk memberikan kesan suatu karakter atau menguatkan suatu karakter.

2) Make up tematik

Adalahmake up yang bertema dengan pilihan tema tertentu.

3) Make up artis

Make up yang digunakan oleh artis, dalam keperluan shootingatau membawakan berita.

4) Make up minimalis

Gayamake up yang lebih menonjolkan pada kesan natural,soft dan tidak berlebihan atau menor. Sapu-sapuannya sangat tipis dan pilihan warna make up-nya sangat natural.

5) Make up pesta

Digunakan untuk tujuan pesta agar terkesan glamour dan mewah.

6) Make up sehari-hari

Make up yang di aplikasikan untuk kebutuhan sehari-hari guna menjaga penampilan.

3. Tata Rambut atau Hair Style

Tatanan rambut yang indah dan elegan pada wanita tentunya akan

(22)

dapat diaplikasikan di berbagai acara. Namun, remaja hanya menggerai atau

mengikat rambutnya dalam aktivitas sehari-hari (Herman Haryoso, 2011:24).

Beberapastyle hair do, antara lain: a. Romantic

Stylerambut jenis ini adalah style yang paling sering dipakai dalam

pernikahan. Tatanan rambut romantic ini, dapat ditampilkan untuk

memberikan kesan seorang putri. Namun, jika rambut dasar memiliki

rambut yang panjang baik berambut lurus, keriting atau berombak, maka

kesanglamour dengan berbagai macam mode tatanan rambut tentunya

akan tercipta dengan sempurna. Pilihlah headpiece atau aksesoris rambut

dengan mempertimbangkan style rambut, kepribadian seseorang dan juga

gaun yang akan dikenakan. Namun, jangan pergunakan aksesoris yang

berlebihan sehingga akan mengaburkan kesan romantic itu sendiri.

b. Classic

Style rambut jenis ini akan menjadi pilihan terbaik jika diterapkan dalam suasana pemberkatan atau ijab kabul. Dan akan lebih indah lagi

(23)

style ini biasanya akan membutuhkan banyak hairspray dan penjepit rambut.

c. Modern

Stylerambut modern ini digunakan untuk menonjolkan kesan personality tanpa meninggalkan kesan glamour.Style rambut modern ini cocok digunakan untuk wanita yang memiliki rambut pendek, hingga

dapat menampilkan kesan feminim tanpa harus memanjangkan rambut

terlebih dahulu.

4. Aksesoris

Aksesori Fashion merupakan produk yang dibuat sebagai pelengkap

(24)

dan perhiasan atau kalung, gelang, cincin dan anting-anting. Aksesoris

digunakan sebagai media penunjang untuk memperkuat karater yang di

inginkan fotografer fashion.

C. Kepribadian

Kepribadian manusia merupakan hal terpenting dalam menunjang manusia

untuk beraktivitas. Dengan adanya keberbedaan kepribadian manusia membuat

remaja memiliki pembawaan yang berbeda dalam menampilkan dirinya guna

mencapai jati dirinya. Namun, banyak remaja yang kurang percaya diri pada

karakter kepribadiaannya. Ada diantara mereka yang cenderung bersembunyi dari

kepribadian dengan menjadi fashion follower sehingga merelakan dirinya menjadi

orang lain, ada pula yang tidak pernah mengembangkan kepribadiannya sehingga

cenderung diam dan menjalani keseharian dengan seadanya dan ada yang tidak

mau mengupayakan kepribadiannya yang buruk menjadi baik, tapi hanya

memfokuskan diri dengan merasa benar. Teori Galen, membagi kepribadian

manusia menjadi empat, yaituSanguinis, Kholeris, Melankholis, dan Phlegmatis

(Sumadi Suryabrata, 2008:207).

1. Kepribadian Sanguinis

KepribadianSinguinis mempunyai energi yang besar, suka

bersenang-senang, dan supel. Mereka suka mencari perhatian, sorotan, kasih sayang, dukungan, dan penerimaan orang-orang di sekelilingnya. Orang tipe

(25)

Orang tipe ini biasanya optimis dan selalu menyenangkan. Namun, ia tidak

teratur, emosional, dan sangat sensitif terhadap apa yang dikatakan orang

terhadap dirinya. Dalam pergaulan, orang sanguin sering dikenal motivator

(Sumadi Suryabrata, 2008:208).

2. Kepribadian Kholeris

KepribadianKholeris berorientasi pada sasaran. Aktivitasnya dicurahkan

untuk berprestasi, memimpin, dan mengorganisasikan. Orang tipe kholeris menuntut loyalitas dan penghargaan dari sesama, berusaha mengendalikan

dan mengharapkan pengakuan atas prestasinya, serta suka ditantang dan mau

menerima tugas-tugas sulit. Tapi mereka juga merasa benar sendiri, suka

kecanduan jika jika melakukan sesuatu, keras kepala, dan tidak peka terhadap

perasaan orang lain. Orang kholeris seperti ini sering diidentifikasi sebagai eksekutor (Sumadi Suryabrata, 2008:208).

3. Kepribadian Melankolis

Kepribadian Melankholis cenderung diam dan pemikir. Ia berusaha

mengejar kesempurnaan dari apa yang menurutnya penting. Orang dalam tipe

ini butuh ruang dan ketenangan supaya mereka bisa berpikir dan melakukan

(26)

melankolis sering diidentifikasi sebagai konseptor (Sumadi Suryabrata, 2008:209).

4. Kepribadian Phlegmatis

Kepribadian Phlegmatis stabil, merasa diri sudah cukup, dan tidak merasa perlu merubah dunia. Ia juga tak suka mempersoalkan hal-hal sepele,

tidak suka risiko atau tantangan, dan butuh waktu untuk menghadapi

perubahan. Orang tipe ini kurang disiplin dan motivasi sehingga suka

menunda-nunda sesuatu. Kadang, ia dipandang orang lain sebagai lamban.

Bukannya karena ia kurang cerdas, tapi justru karena ia lebih cerdas dari yang

lain. Orang phlegmatis tak suka keramaian ataupun banyak bicara. Namun, ia

banyak akal dan bisa mengucapkan kata yang tepat di saat yang tepat,

sehingga cocok menjadi negosiator (Sumadi Suryabrata, 2008:209).

D. Target Market

Target market dari Perancangan Fotografi Fashion dengan Konsep

Lolipop ini meliputi:

1. Segmentasi Geografis

Tersegmen pada orang-orang yang berada di Negara Indonesia

2. Segmentasi Demografis

a. Umur : 15-25 tahun

b. Jenis Kelamin : Perempuan

c. Pekerjaan : Semua jenis pekerjaan

(27)

3. Segmentasi Psikografis

Secara psikografis tertuju pada remaja yang sedang mencari jati diri dan

mengembangkan karakter kepribadiannya dalam ber-fashion agar tampak

fashionable dan percaya diri terhadap karaker kepribadiannya dan tidak hanya

menjadi fashion follower namun menjadi fashion leader dengan

kepribadiannya.

4. Segmentasi Perilaku

a. Merasa percaya diri dengan fashion yang di pakai

g lain.

b. Mampu menjadi pusat perhatian remaja lain, agar bangga terhadap

fashion sendiri dan tidak menjadi fashion follower oran c. Fashionable

E. Target Audience

TargetAudience adalah kaum remaja khususnya perempuan yang sedang

mencari jati diri dalam fashion agar lebih percaya diri menampilkan fashion sesuai dengan kepribadian tanpa meniru orang lain.

F. Kompetitor

Semakin pesatnya kemajuan dunia fashion dan fotografi, di luar sana

terdapat berbagai Kompetitor yang menampilkan konsep fashion yang bagus,

bervariasi dan menarik. Salah satu di antaranya adalah Eight Photograph,

(28)

Denny. Awalnya Denny memilih fotografi model sebagai objek, namun

lama-kelamaan dia memilih berkecimpung di fotografi fashion. Konsep dan

kematangan foto yang dibuat sangat menarik dan berkonsep. Akan tetapi

portofolio yang di buatnya kebanyakan berkesan keras dan gelap hanya sedikit dengan tema warna yang menginovasi kaum remaja. Selain karena tujuan yang

berbeda, Be-Eight Photograph hanya mengemas karyanya dalam media portofolio

(29)

BAB III

KONSEP PERANCANGAN

A. Konsep Karya

Dalam proses penyusunan konsep karya yang rencananya dibuat oleh penulis

melalui media komunikasi visual, penulis memiliki dasar pemikiran atau konsep

bagaimana mempromosikan Coffee Table Book Fotografi Fashion dengan Konsep

Lolipop pada khalayak umum, yaitu dengan menonjolkan penyajian yang

diaplikasikan dalam mendesain media promosi yang menarik. Dapat terlebih

dahulu menentukan antara lain:

1. Pendekatan Kreatif

Strategi konsep Coffee Table Book Fotografi Fashiondengan Konsep Lolipop

menggunakan pendekatan psikologis secara emotional. Pendekatan psikologis secaraemotional diterapkan karena dengan adanya Coffee Table Book ini, khalayak umum khususnya perempuan mampu memberikan inovasi agar

perempuan dapat ber-fashion sesuai kepribadiannya. 2. Positioning

Positioning yaitu mengcu pada tindakan diferensiasi sebuah merek didalam pikiran para konsumen terhadap dan melebihi para pesaing dalam hal

atribut-atribut dan manfaat-manfaat yang ditawarkan dan tidak ditawarkan oleh

(30)

Positioning adalah menempatkan sebuah produk atau jasa untuk mendapatkan

posisi yang baik di mata konsumen. Positioning merupakan strategi

penempatan diri dalam upaya mewujudkan apa yang telah menjadi tujuannya,

yaitu dengan memperkenalkan keberadaan Coffee Table Book Fotografi

Fashion dengan Konsep Lolipop kepada khalayak sebagai Coffee Table Book yang mampu menginovasi perempuan agar dapat menjadi diri sendiri dan

ber-fashion sesuai kepribadiannya. Maka itu, positioning-nya adalah

menempatkan Coffee Table Book Fotografi Fashion dengan Konsep Lolipop

dengan menampilkan tema yang menarik dan berwarna sesuai karakter

kepribadian.

3. Unique Selling Preposition (USP)

Unique Selling Preposition (USP) yang memiliki definisi factor atau

pertimbangan yang disajikan oleh penjual sebagai alasan bahwa satu produk

atau layanan berbeda dari dan lebih baik dari pada kompetisi, (kutipan dalam

www.enterpreneur.com, diakses 16/04/2012)

Ciri khas yang membedakan Coffee Table Book Fotografi Fashion dengan Konsep Lolipop ini, dengan yang lainnya adalah pengkaryaannya yang

memakai tema lolipop dan berkarakter sesuai kepribadian manusia

B. Konsep Perancangan

Strategi perancangan adalah suatu hal yang sangat penting dalam pencapaian

tujuan pada akhirnya. Jika strategi perancangan tidak tepat dan tidak sesuai

(31)

lakukan tidak berhasil dan tidak sampai pada target audience. Sehingga dalam merancang suatu strategi perancangan diperlukan suatu pemikiran atau gagasan

yang tepat untuk dapat direalisasikan menjadi sebuah media promosi yang

komunikatif dan efektif. Dalam hal ini fotografi sebagai media promosi dapat

diartikan sebagai ilustrasi yang efektif untuk menjangkau target audienceyang

didukung oleh berbagai elemen-elemen grafis antara lain: typografi,

ilustrasi,warna dan lain-lain. Strategi promosi yang dilakukan antara lain:

memperkenalkan karya Fotografi Fashion dengan Konsep Lolipop pada

masyarakat umum sehingga dapat digemari dan menjadikan nilai seni yang

artistik, menciptakan karya Fotografi Fashion dengan Konsep Lolipop dengan baik dan dapat memunculkan karakter kepribadian remaja, dan menampilkan

Fotografi Fashion dengan Konsep Lolipop agar menginovasi kaum remaja

menjadi pribadi yang lebih baik dan percaya diri dengan pembawaan dirinya

sehingga tidak lagi menjadi fashion follower . langkah-langkah yang dilakukan agar terciptanya karya fotografi fashion dengan konsep lolipop, yaitu:

1. Melakukan pengumpulan materi pemotretan, berupa: model, properti, MUA

dan Wardrop kemudian melakukan braindstorming untuk membicarakan

konsep pemotretan agar karya fotografi fashion dengan konsep lolipop dapat

tepat dalam pengkaryaannya.

2. Melakukan proses editing untuk memperkuat konsep.

3. Memuat portofolio karya fotografi fashion dengan konsep lolipop dalam

(32)

4. Mempromosikan coffee table book agar menginovasi target audience dalam menampilkan karakter kepribadiaannya.

Ada beberapa pokok pikiran yang mengacu pada pola dukungan dalam

menciptakan desain secara global dan menyeluruh. Unsur pendukung tersebut

terbagi menjadi dua bagian, yaitu:

1. Strategi Visual

Untuk memaksimalkan hasil karya perlu didukung dengan unsur-unsur pokok

visual antara lain: typografi, ilustrasi, warna, yang di tempatkan pada media

yang tepat.

a. Typografi

Typography digunakan untuk memilih jenis huruf dan karakternya.

Perancangan typography didasarkan pada pertimbangan gaya desain,

fungsi dan juga karakter huruf yang digunakan. Typography yang baik mengarah pada keterbacaan dan menariknya desain huruf tertentu sehingga

dapat menciptakan karakter atau karakteristik produk yang bersangkutan

(Frank Jefkins, 1996:248). Jenis huruf yang akan dipilih adalah:

1) Bahamas

Aa Bb Cc Dd Ee Ff Gg Hh Ii Jj

Kk Ll Mm Nn Oo Pp Qq Rr Ss

(33)

Pemilihan typografiini karena memiliki karakter dekoratif yang unik sehingga dapat memperlihatkan sisi menarik dan lepas karena

lengkungan yang mana dapat mencitrakan keunikan dari lolipop yang

imut.

Pemilihan typografi ini karena memiliki karakter dekoratif dengan bentuknya yang melengkung menandakan keluwesan. Sehingga lebih

indah bila digunakan sebagai sub headline. 3) Arial

Aa Bb Cc Dd Ee Ff Gg Hh Ii Jj

Kk Ll Mm Nn Oo Pp Qq Rr Ss

Tt Uu Vv Ww Xx Yy Zz

0123456789

Pemilihan typografi ini dimaksudkan agar mempermudah pembaca,

pada media cetak yang berukuran kecil. Dengan menggunakan

(34)

b. Ilustrasi

Ilustrasi mampu membantu pembaca untuk menggambarkan apa yang

tertulis dalam suatu artikel maupun cerita (Adi Kusriyanto, 2007:139).

Ilustrasi adalah gambar yang difungsikan sebagai penarik pandang,

menjelaskan sesuatu pernyataan dan merangsang khalayak untuk membaca

keseluruhan isi pesan. Ilustrasi dapat berupa grafik, gambar, foto,

pictograf. Ilustrasi harus sesuai dengan produk yang ditawarkan dan mampu terbaca walau dalam sekilas pandang. Untuk menunjang materi

promosi teknik ilustrasi yang digunakan seluruhnya menggunakan elemen

fotografi yaitu fotografi fashion.

Ilustrasi lebih di tekankan pada pose model yang mencitrakan tentang fashion dan mengangkat kepribadian seseorang yang ceria.

c. Warna

Warna merupakan representasi bahasa komunikasi yang disampaikan

lewat indera penglihatan. Warna juga merupakan unsur yang sangat tajam

untuk menyentuh kepekaan penglihatan, sehingga mampu merangsang

munculnya rasa haru, sedih, gembira, mood atau semangat (Adi Kusrianto,

2007:46) sehingga warna sangat penting dalam menunjang dalam promosi

yang dilakukan dengan media komunikasi visual.

Permen lolipop mempunyai warna yang menarik, mempunyai cita rasa

tersendiri dengan bentuk beragam dan berwarna sehingga di gemari oleh

anak-anak dan kaun remaja. Permen lolipop diangkat karena memiliki 4

(35)

diangkatlah lolipop karena terkadang warna-warnanya tergabung menjadi

satu dengan menarik, dan adapula yang memakai warna dominan disetiap

permennya. Warna yang dominan dalam promosi fotografi fashion dengan

konsep lolipop ini adalah:

1) Hijau Chartreuse

C: 40 M:0 Y:100 K:0

Warna ini melambangkan jiwa yang mencintai kehidupan dan alam.

Warna hijau dapat membantu mengurangi depresi, kepanikan, dan

rasa gugup.

2) Ice Blue

C:40 M:0 Y:0 K:0

Warna ini melambangkan jiwa muda, jujur dan tenang. Warna biru

cerah akan menciptakan jiwa yang lebih dramatis dan dinamis.

Sedangkan terlalu banyak warna biru akan menimbulkan kesan dingin

dan tidak peduli.

3) Merah muda

C:0 M:40 Y:20 K:0

(36)

4) Kuning

Headline disebut juga sebagai judul/kepala tulisan. Headline adalah bagian terpenting dalam iklan media cetak, yang digunakan sebagai

penangkap perhatian utama atau eye catcher. Suatu headline dapat

memberikan rangsangan atau ketertarikan pada pembaca untuk membaca

iklan lebih jauh. Headline yang digunakan adalah “Be You!” yang

mencitrakan agar seseorang berani menampilakan jati diri sendiri dengan

gaya yang fashionable.

b. Penjelasan Kepala Berita (Sub Headline)

Sub headline merupakan jembatan penghubung antara headline

denganbody text.Sub headline digunakan apabila kalimat dalam headline

cukup panjang sehingga kurang efektif. Apabila headline sudah memiliki kemampuan lebih untuk membangkitkan ketertarikan untuk membaca

body text, maka sub headline tidak diperlukan lagi. Kalimat dalam suatu Sub Headline lebih jelas dan lebih menarik agar mudah dicerna oleh

(37)

kepribadianmu”. Sub headline ini digunakan agar lebih mempertegas headline sehingga tujuan promosi dapat tersampaikan dengan baik kepada khalayak umum.

c. Teks(Body Copy)

Bodycopy merupakan penjelas dari headline sehingga perlu dibuat

komunikatif dan efektif mungkin. Bodycopy berfungsi menerangkan

tentang produk sebenarnya yang yang dapat dipertanggungjawabkan.

Pesan yang disampaikan bersifat ringkas, sederhana, mudah dimengerti

oleh khalayak konsumen.

C. Media Plan dan Placement

Media adalah segala sesuatu untuk menyampaikan atau mengaplikasikan

iklan atau pesan yang disampaikan melalui alat atau sarana komunikasi, misalnya

melalui media cetak maupun media elektronik. Strategi media diperlukan agar

pesan-pesan periklanan yang akan disampaikan dapat dirancang dan dilakukan

dengan baik dan dapat diterima masyarakat luas. Dalam dunia periklanan media

dibedakan menjadi 2 yaitu:

1. Media lini atas (Above The Line Media)

Menurut Frank Jefkins (1996:86) media lini atas adalah media iklan luar

ruangan yang mengharuskan membayar komisi ke pihak tertentu. Sarana

media komunikasi massa yang menjadi sarana media lini atas antara lain

(38)

2. Media lini bawah (Below The Line Media)

Merupakan jenis iklan yang tidak mengharuskan adanya komisi, walaupun

bersifat komersial tetapi tidak terikat kontrak atau sewa lahan. Terdiri dari

seluruh media selain media di atas, seperti kalender, sticker cuting,leaflet.

Coffee table book dari fotografi fashion dengan konsep lolipop ini menggunakan media lini atas dan lini bawah untuk menunjang promosinya,

antara lain:

1. Media lini atas

a. Surat kabar

Iklan surat kabar merupakan iklan yang berisi informasi tentang

produk yang ditawarkan. Media ini mempunyai kategori jangkauan

lokal hingga nasional, dengan adanya iklan koran ini konsumen dari

luar daerahpun dapat mengetahui tentang keberadaan dari coffee table

book “ Fotografi Fashion dengan Konsep Lolipop” karena koran

beredar tidak hanya pada satu daerah saja namun dapat menjangkau

daerah lain.

1) Desain media

Desain iklan koran ini menggunakan warna hitam putih yang

isinya berupa penjelasan isi dari coffee table book ini.

2) Penempatan media

Surat kabar kompas dengan spesifikasi iklan dimuat pada space

(39)

b. Iklan majalah

Iklan majalah merupakan media promosi yang sifatnya hampir sama

dengan iklan surat kabar. Media ini juga memiliki kelebihan dan

kekurangan dalam promosi. Kelebihannya iklan ini dapat menjangkau

segmen pasar tertentu. Majalah mempunyai waktu edar paling panjang

dan dapat disimpan bertahun-tahun sebagai referensi. Media ini

memiliki kualitas visual yang baik karena pada umumnya dicetak pada

kertas yang berkuatitas tinggi sehingga menyajikan tata warna serta

reproduksi foto yang baik dan menarik. Kelemahannya yaitu dibutuhkan biaya yang relatif mahal. Banyak yang peredarannya

lambat dan tidak memiliki jangkauan distribusi yang tepat.

1) Desain media

Desain iklan majalah ini menggunakan warna colorfull yang isinya

berupa penjelasan isi dari coffee table book ini.

2) Penempatan media

Majalah fashion remaja, seperti: go girl! 2. Media lini bawah

a. Coffee table book

Coffee table book digunakan sebagai media utama untuk mempromosikan fotografi fashion dengan konsep lolipop. Hal ini

dikarenakan, dengan media coffee table book dapat memuat beberapa

(40)

1) Desain media

Coffee table book ini di berisi tentang berbagai konsep fashion

yang memadukan warna lolipop. Dengan tebal buku 10 sheet

dengan ukuran 20x30.

2) Penempatan media

Penempatan coffee table book ini di studio foto. b. Poster

Poster adalah pemberitahuan secara tertulis atau lembaran tercetak

berukuran besar. Keunggulan poster adalah kemampuannya untuk

menampilkan ilustrasi visual dan warna yang menarik. Isi pesan

tergambarkan secara jelas dan dapat dipasang di tempat-tempat

keramaian.

1) Desain media

Desainposter ini hanya berisi penjelasan mengenai coffee table book fotografi fashion dengan konsep lolipop ini.

2) Penempatan media

Mediaposter di sini dipasang di butik, mall, salon sebagai hiasan dan memberikan sebuah informasi.

c. X-banner

1) Alasan pemilihan media

Sebagai informasi adanyalounching Coffee Table Book Fotografi

(41)

2) Konsep dipasang di mana saja. Proses penyebaran dan distribusinya cukup

mudah.

2) Konsep

(42)

3) Placement

Dibagi-bagikan pada saat diadakan lounching Coffee Table Book Fotografi Fashion dengan Konsep Lolipop.

b. Pulpen

1) Alasan pemilihan media

Benda yang sering digunakan setiap hari untuk tulis menulis.

2) Konsep

Menuliskan identitas Coffee Table Book Fotografi Fashion dengan

Konsep Lolipop

3) Placement

Digunakan sebagai door prize saatlounhing. c. Bloknotes

1) Alasan pemilihan media

Blocknotes digunakan mencatat pada saat menghadiri lounching. 2) Konsep

Desain simple model lolipop. 3) Placement

Digunakan sebagai door prize saatlounching. d. Calender

1) Alasan pemilihan media

Media promosi yang dapat digunakan sehari-hari dan dapat

(43)

2) Konsep

Layout yang simple dan menarik.

3) Placement

Digunakan sebagai door prize saat lounching. e. Goodybag

1) Alasan pemilihan media

Seperti halnya stiker goody bag daya jangkauannya yang cukup luas, fleksibel, dan dapat dipasang di mana saja. Proses penyebaran

dan distribusinya cukup mudah.

2) Konsep

Sablon printing menggunakan ilustrasi yang simple dan

mencantumkan headline.

3) Placement

Digunakan sebagaidoor prize saat lounching.

D. Teknik Pelaksanaan

1. Peralatan yang di gunakan dalam proses perancangan fotografi fashion, antara

lain:

a. Camera digital

Kamera dengan system bidikan melewati lensa dibantu pantulan dari

cermin refleksi, sehingga bidikan dan hasil tidak mengalami

(44)

Kamera yang digunakan dalam pengerjaan karya fotografi fashion dengan konsep lolipop ini menggunakan camera Nikon D90 dengan lensa Nikon 18-105 VR, 50mm f 1.8 dan 70-300mm f4-5.6G. Kamera digital mempunyai berbagai macam kelebihan untuk proses fotografi.

Spesifikasi camera: memiliki kualitas gambar 12.3 megapixel sehingga dapat menampilkan gambar dengan bagus.

Kelebihancamera digital:

1) Pengolahandigital sudah canggih, foto dapat dilihat langsung dan jika kurang memadai dapat dihapus secara langsung tanpa mengeluarkan

biaya cetak terlebih dahulu

2) Lebih cepat

3) Lebihefisien

4) Mempunyai banyak fasilitas sehingga lebih mudah dalam pengambilan

gambar

5) Dapat mengambil gambar sebanyak mungkin sesuai kebutuhan

b. Payung

Payung adalah salah satu peralatan fotografi yang berguna untuk

memberikan cahaya pada objek. Kelebihan payung hampir sama dengan

soft box, yaitu cahaya yang diberikan kepada objek menyebar merata dan

efek bayangan tidak terlalu keras. Pemakaian umbrellabersamaan dengan

(45)

c. Flash eksternal

Flash eksternal digunakan umtuk memberikan cahaya tambahan pada saat pemotretan. Pada pemotretan kali ini menggunakan flash Nikon SB 900, SB-700 dan Yungno.

d. Reflektor

Reflektor digunakan untuk menghasilkan pantulan sinar sehingga dapat mengenai objek secara tidak langsung. Reflector yang digunakan ada 5 warna, yaitu: silver, emas, putih, hijau, dan biru. Reflector memiliki

permukaan yang dapat menghasilkan pantulan yang lembut dan menyebar

sehingga sinar yang dipantulkan tidak terlalu kuat.

e. Komputer

Komputer merupakan alat yang paling menunjang dalam proses

perancangan ini. Komputer harus memiliki spesifikasi yang tinggi agar dapat melakukan proses editing dengan lancar.

2. Software yang digunakan

Software yang digunakan dalam proses perancangan fotografi fashion ini

antara lain: Adobe photoshop Cs 3 dan Corel Draw X4.

a. Adobe Photoshop Cs3

Photoshop merupakan program pengolahan gambar paling populer.Adobe photoshop memiliki banyak tools dan efek sehingga sangat membantu dalam proses pengolahan editing fotografi fashion yang dapat di buat

(46)

b. Corel Draw X4

Corel Draw merupakan software pengolahan gambar secara vectordan layouting sebuah desain. Dengan menggunakan corel draw proses layout desain promosi media penunjang fotografi fashiondapat tercipta dengan baik.

3. Sudut pengambilan gambar

Sudut pengambilan gambar adalah pengambilan foto dengan posisi kamera

pada sebuah gambar yang memiliki angle atau sudut gambar yang menarik.

a. Foto 1

Sudut pengambilan gambar

Keterangan:

1) Bacground

2) Model

3) Lampu dengan standar reflector

4) Kamera

(47)

Pemotretan di lakukan di indoor memakai cahaya lampu dengan standar reflektor dan memakai payung putih transparan agar jatuhnya cahaya ke model

halus. Model dibuat pada 5 kali foto sesiyang berbeda lalu di gabungkan menjadi

satu pada cover coffee table book agar ketika target audience melihatnya, mampu menelaah isi dan tertarik untuk mengetahui isi coffee table book tersebut.

b. Foto 2

Sudut pengambilan gambar

Keterangan:

1) Bacground 2) Model

3) Lampu dengan standar reflector

4) Kamera

5) Payung transparan

(48)

halus. Model dibuat pada 5 kali foto sesiyang berbeda lalu di gabungkan menjadi satu halaman pertama tentang isi coffee table book, yaitu tentang kelima macam kepribadian manusia.

c. Foto 3

Sudut pengambilan gambar

Keterangan:

1) Bacground 2) Model

3) Lampu dengan standar reflector

4) Kamera

5) Payungtransparan

Pemotretan dilakukan pada indoor, menggunakan lampu 2 buah lampu

(49)

d. Foto 4

Sudut pengambilan gambar

Keterangan:

1) Bacground 2) Model

3) Lampu dengan standar reflector

4) Kamera

5) Flash Eksternal

Pemotretan dilakukan pada indoor, menggunakan lampu 2 buah lampu

denganstandar reflector yang dibantu dengan flash eksternal untuk memperhalus

bayangan. Model tetap memakai costum warna pink dan aksesorisnya, namun

pada pemotretan diperjelas dengan menampilkan detail pada wajah dan di

(50)

e. Foto 5

Sudut pengambilan gambar

Keterangan:

1) Bacground 2) Model

3) Lampu dengan standar reflector

4) Kamera

5) Flash Eksternal

Pemotretan dilakukan pada indoor, menggunakan lampu 2 buah lampu

denganstandar reflector yang dibantu dengan flash eksternal untuk memperhalus

bayangan. Model tetap memakai costum warna pink dan aksesorisnya, namun

dalam penataannya diberi efek seolah-olah model muncul dari belakang dan

(51)

f. Foto 6

Sudut pengambilan gambar

Keterangan:

1) Bacground 2) Model

3) Lampu umbrellla

4) Kamera

5) Payung hitam

Pemotretan dilakukan pada indoor, menggunakan lampu 2 buah lampu

umbrella dengan umbrella warna hitam. Jatuhnya cahaya tidak sekeras memakai lampu besar sehingga jarak lampu dengan model lebih dekat. Model

menggunakan baju warna-warni ala lolipop namun berkesan casual yang

(52)

g. Foto 7

Sudut pengambilan gambar

Keterangan:

1) Bacground 2) Model

3) Lampu umbrella

4) Kamera

5) Payung hitam

Pemotretan dilakukan pada indoor, menggunakan lampu 2 buah lampu

(53)

h. Foto 8

Sudut pengambilan gambar

Keterangan:

1) Bacground 2) Model

3) Lampu umbrella

4) Kamera

5) Payung hitam

Pemotretan dilakukan pada indoor, menggunakan lampu 2 buah lampu

umbrella dengan umbrella warna hitam. Jatuhnya cahaya tidak sekeras memakai lampu besar sehingga jarak lampu dengan model lebih dekat. Model

menggunakan baju warna-warni ala lolipop namun berkesan smart, pada konsep

(54)

i. Foto 9

Sudut pengambilan gambar

Keterangan:

1) Bacground 2) Model

3)Lampu umbrella

4) Kamera

5) Payung hitam

Pemotretan dilakukan pada indoor, menggunakan lampu 2 buah lampu

umbrella dengan umbrella warna hitam. Penataan foto dengan cropping halus yang di lipat gandakan menjadi tiga dan dua kotak besar agar seimbang, layout

(55)

j. Foto 10

Sudut pengambilan gambar

Keterangan:

1) Bacground 2) Model

3) Lampu umbrella

4) Kamera

5) Payung hitam

Pemotretan dilakukan pada indoor, menggunakan lampu 2 buah lampu

umbrella dengan umbrella warna hitam. Foto dibuat dengan konsep kepribadian phlegmatis ini menampilkan dari foto clouse up hingga full badan, dengan tata

letak asimetris yang digabungkan dengan cropping model berikutnya yang

(56)

k. Foto 11

Sudut pengambilan gambar

Keterangan:

1) Bacground 2) Model

3) Lampu umbrella

4) Kamera

5) Payung hitam

Pemotretan dilakukan pada indoor, menggunakan lampu 2 buah lampu

umbrella dengan umbrella warna hitam. Model di ambil dengan tema kepribadian sanguinis yang mengambil warna biru namun mencitrakan konsep country.Make up dan warna-warni lolipop tetap disuguhkan dalam konsep ini. Penataan tata

letak dikombinasi dengan cropping yang segaris dengan outline agar

(57)

l. Foto 12

Sudut pengambilan gambar

Keterangan:

1) Bacground 2) Model

3) Lampu umbrella

4) Kamera

5) Flash Eksternal 6) Payung hitam

Pemotretan dilakukan pada indoor, menggunakan lampu 2 buah lampu

(58)

m. Foto 13

Sudut pengambilan gambar

Keterangan:

1) Bacground 2) Model

3) Lampu umbrella

4) Kamera

5) Flash Eksternal 6) Paying hitam

Pemotretan dilakukan pada indoor, menggunakan lampu 2 buah lampu

umbrella dengan umbrella warna hitam yang dibantu dengan flash eksternal untuk

member efek bayangan dibelakang model. Konsep yang berikutnya adalah lolipop

yang menggambarkan keceriaan tentang permainan warna dalam ber-fashion,

(59)

n. Foto 14

Sudut pengambilan gambar

Keterangan:

1) Bacground 2) Model

3) Lampu umbrella

4) Kamera

5) Flash Eksternal 6) Payung hitam

Pemotretan dilakukan pada indoor, menggunakan lampu 2 buah lampu

umbrella dengan umbrella warna hitam yang dibantu dengan flash eksternal. Penataan tata letak menampilakan foto-foto yang memperlihatkan setain aksesoris

(60)

o. Foto 15

Sudut pengambilan gambar

Keterangan:

1) Bacground 2) Model

3) Lampu umbrella

4) Kamera

5) Flash Eksternal 6) Payung hitam

Pemotretan dilakukan pada indoor, menggunakan lampu 2 buah lampu

(61)

p. Foto 16

Sudut pengambilan gambar

Keterangan:

1) Bacground 2) Model

3) Lampu umbrella

4) Kamera

5) Flash Eksternal 6) Payung hitam

Pemotretan dilakukan pada indoor, menggunakan lampu 2 buah lampu

(62)

BAB IV

VISUALISASI

A. Rekomendasi Karya

Materi iklan yang dapat menunjang promosi Fotografi Fashion dengan

Konsep Lolipop adalah media coffee table book, dengan media penunjang: poster,

iklan koran, iklan majalah, x-banner, agenda, stiker, pulpen, bloknotes,calender dangoodybag.

B. Tumbnail atau Data Teknis Karya

1. Media Lini Bawah

(63)

Kamera : Nikon D90 Focal Length : 52mm Shutter Speed : 1/200 sec

Diafragma : f/9

ISO : 200

Lighting : Lampu studio

Lokasi : Rumah

Model : Irene, Stefani, Maria, Desti, Sartika

Typografi : Bahamas, AvantGarde, Arial

Bentuk : Landscape

Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS3

Realisasi : Digital Printing

Ukuran : (226x170) cm

(64)
(65)

Kamera : Nikon D90 Focal Length : 52mm Shutter Speed : 1/200 sec

Diafragma : f/9

ISO : 200

Lighting : Lampu studio

Lokasi : Rumah

Model : Sartika

Typografi : Bahamas, Bauhaus 93, Arial

Bentuk : Landscape

Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS3

Realisasi : Digital Printing

Ukuran : (226 x 170) mm

(66)

Ukuran : (226x170) mm

Penempatan media : Coffe Table Book pada hal. 2

Typografi : Bahamas

(67)
(68)

Kamera : Nikon D90 Focal Length : 52mm Shutter Speed : 1/200 sec

Diafragma : f/9

ISO : 200

Lighting : Lampu studio

Lokasi : Rumah

Model : Irene

Typografi : Bahamas

Bentuk : Landscape

Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS3

Realisasi : Digital Printing

Ukuran : (226x170) mm

(69)

Ukuran : (226x170) mm

Penempatan media : Coffe Table Book pada hal. 4

Typografi : Bahamas

(70)
(71)

Kamera : Nikon D90 Focal Length : 52mm Shutter Speed : 1/200 sec

Diafragma : f/9

ISO : 200

Lighting : Lampu studio

Lokasi : Rumah

Model : Irene

Bentuk : Landscape

Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS3

Realisasi : Digital Printing

Ukuran : (226x170) mm

(72)

Ukuran : (226x170) mm

Penempatan media : Coffe Table Book pada hal. 6

Typografi : Bahamas

(73)
(74)

Kamera : Nikon D90 Focal Length : 52mm Shutter Speed : 1/200 sec

Diafragma : f/9

ISO : 200

Lighting : Lampu studio

Lokasi : Rumah

Model : Irene

Bentuk : Landscape

Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS3

Realisasi : Digital Printing

Ukuran : (226x170) mm

(75)

Ukuran : (226x170) mm

Penempatan media : Coffe Table Book pada hal. 8

Typografi : Bahamas

(76)
(77)

Kamera : Nikon D90 Focal Length : 92mm Shutter Speed : 1/160 sec

Diafragma : f/8

ISO : 200

Lighting : Lampu studio

Lokasi : Rumah

Model : Desti

Typografi : Bahamas

Bentuk : Landscape

Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS3

Realisasi : Digital Printing

Ukuran : (226x170) mm

(78)

Ukuran : (226x170) mm

Penempatan media : Coffe Table Book pada hal. 10

Typografi : Bahamas

(79)
(80)

Kamera : Nikon D90 Focal Length : 42mm Shutter Speed : 1/160 sec

Diafragma : f/8

ISO : 200

Lighting : Lampu studio

Lokasi : Rumah

Model : Desti

Bentuk : Landscape

Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS3

Realisasi : Digital Printing

Ukuran : 226x170 mm

(81)

Ukuran : (226x170) mm

Penempatan media : Coffe Table Book pada hal. 12

Typografi : Bahamas

(82)
(83)

Kamera : Nikon D90 Focal Length : 52mm Shutter Speed : 1/200 sec

Diafragma : f/9

ISO : 200

Lighting : Lampu studio

Lokasi : Rumah

Model : Stefani

Typografi : Bahamas

Bentuk : Landscape

Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS3

Realisasi : Digital Printing

Ukuran : 226x170 mm

(84)

Ukuran : (226x170) mm

Penempatan media : Coffe Table Book pada hal. 14

Typografi : Bahamas

(85)
(86)

Kamera : Nikon D90 Focal Length : 35mm Shutter Speed : 1/160 sec

Diafragma : f/8

ISO : 200

Lighting : Lampu studio

Lokasi : Rumah

Model : Stefani

Bentuk : Landscape

Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS3

Realisasi : Digital Printing

Ukuran : (226x170) mm

(87)

Ukuran : (226x170) mm

Penempatan media : Coffe Table Book pada hal. 16

Typografi : Bahamas

(88)
(89)

Kamera : Nikon D90 Focal Length : 52mm Shutter Speed : 1/200 sec

Diafragma : f/9

ISO : 200

Lighting : Lampu studio

Lokasi : Rumah

Model : Stefani dan Maria

Typografi : Bahamas

Bentuk : Landscape

Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS3

Realisasi : Digital Printing

Ukuran : (226x170) mm

(90)

Ukuran : (226x170) mm

Penempatan media : Coffe Table Book pada hal. 18

Typografi : Bahamas

(91)
(92)

Kamera : Nikon D90 Focal Length : 45mm Shutter Speed : 1/200 sec

Diafragma : f/8

ISO : 200

Lighting : Lampu studio

Lokasi : Rumah

Model : Maria

Bentuk : Landscape

Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS3

Realisasi : Digital Printing

Ukuran : (226x170) mm

(93)

Ukuran : (226x170) mm

Penempatan media : Coffe Table Book pada hal. 20

Typografi : Bahamas

(94)
(95)

Kamera : Nikon D90 Focal Length : 42mm Shutter Speed : 1/200 sec

Diafragma : f/8

ISO : 200

Lighting : Lampu studio

Lokasi : Rumah

Model : Maria

Bentuk : Landscape

Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS3

Realisasi : Digital Printing

Ukuran : (226x170) mm

(96)

Ukuran : (226x170) mm

Penempatan media : Coffe Table Book pada hal. 22

Typografi : Bahamas

(97)
(98)

Kamera : Nikon D90 Focal Length : 40mm Shutter Speed : 1/200 sec

Diafragma : f/8

ISO : 200

Lighting : Lampu studio

Lokasi : Rumah

Model : Maria dan Sartika

Typografi : Bahamas

Bentuk : Landscape

Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS3

Realisasi : Digital Printing

Ukuran : (226x170) mm

(99)

Ukuran : (226x170) mm

Penempatan media : Coffe Table Book pada hal. 24

Typografi : Bahamas

(100)
(101)

Kamera : Nikon D90 Focal Length : 40mm Shutter Speed : 1/200 sec

Diafragma : f/10

ISO : 200

Lighting : Lampu studio

Lokasi : Rumah

Model : Sartika

Bentuk : Landscape

Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS3

Realisasi : Digital Printing

Ukuran : (226x170) mm

(102)

Ukuran : (226x170) mm

Penempatan media : Coffe Table Book pada hal. 26

Typografi : Bahamas

(103)
(104)

Kamera : Nikon D90 Focal Length : 50mm Shutter Speed : 1/200 sec

Diafragma : f/9

ISO : 200

Lighting : Lampu studio

Lokasi : Rumah

Model : Sartika

Bentuk : Landscape

Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS3

Realisasi : Digital Printing

Ukuran : (226x170) mm

(105)

Ukuran : (226x170) mm

Penempatan media : Coffe Table Book pada hal. 28

Typografi : Bahamas

(106)
(107)

Kamera : Nikon D90 Focal Length : 66mm Shutter Speed : 1/200 sec

Diafragma : f/10

ISO : 200

Lighting : Lampu studio

Lokasi : Rumah

Model : Sartika

Bentuk : Landscape

Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS3

Realisasi : Digital Printing

Ukuran : (226x170) mm

(108)

b. Poster

Keterangan:

1) Ukuran : 29,7x42 cm

2) Penempatan media : Di pinggir jalan raya, mading

3) Typografi : Bahamas, Bauhaus Md BT

(109)

c. X-benner

Keterangan:

1) Ukuran : 60x160 cm

2) Penempatan media : Di tempat lounching buku

3) Typografi : Bahamas, Bauhaus Md BT, arial

(110)

d. Agenda

1) Media Bahan : yellow board dan HVS

2) Ukuran : (13,2 x 18) cm

3) Tipografi : Bahamas

4) Proses Visualisasi : Adobe Photoshop CS3, Coreldraw X4

(111)

2. Media lini atas, meliputi:

a. Iklan Koran

Keterangan:

1) Ukuran : (76x127)mm

2) Penempatan media : Koran Kompas

3) Typografi : Bahamas, Bauhaus Md BT

(112)

b. Iklan Majalah

Keterangan:

1) Ukuran : (160x230)mm

2) Penempatan media : Majalah Go girl!

3) Typografi : Bahamas, Bauhaus Md BT

(113)

3. Merchandise

a. Stiker

1) Media Bahan : vinil

2) Ukuran : 7x5 cm

3) Tipografi : Bahamas

4) Proses Visualisasi : Coreldraw X4

(114)

b. Pulpen

1) Media Bahan : vinil

2) Ukuran : 9x5 cm

3) Tipografi : Bahamas

4) Proses Visualisasi : Coreldraw X4

Gambar

Gambar ilustrasi model
gambar 5) Dapat mengambil gambar sebanyak mungkin sesuai kebutuhan
Table Book ini, dapat memperkenalkan rancangan Fotografi Fashion dengan
Table Book mampu menginovasi kaum remaja perempuan agar memakai fashion

Referensi

Dokumen terkait

Konsep manusia ini tercermin pada rumusan tujuan pendidikan bahwa tujuan pendidikan itu manusia yang sempurna dengan cara melatih jiwa, akal, pikiran, perasaan dan

Dengan demikian, secara operasional yang dimaksud dengan judul strategi pembentukan karakter siswa dalam meningkatkan emotional spiritual quotient (ESQ) adalah

2 UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.. 1994 amat kuliah ini hadir dengan sebutan Mata Kuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan atau dikenal dengan

Penerbitan obligasi oleh pemerintah dalam rangka rekapitalisasi untuk menyelamatkan sektor perbankan telah selesai dirampungkan oleh pemerintah pada tahun 2000,

Metode pengukuran yang digunakan mengacu pada half-cell (potensial elektroda setengah sel) dengan elektroda acuan Cu/CuSO4. Dari hasil pengukuran potensial awal yang

suatu proses seleksi kontraktor yang mampu sebelum masuk ke dalam tahap perjanjian pemborongan dengan menggunakan berbagai macam kriteria seleksi yang dapat menilai

Dengan adanya program pendidikan 9 (Sembilan) tahun, sangat membantu bagi Narapidana Anak yang sebelumnya telah putus sekolah.Sehingga pendidikan 9 (tahun) yang