PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR
PERANCANGAN FOTOGRAFI FASHION LOLIPOP
MELALUI MEDIA COFFEE TABLE BOOK
Diajukan Untuk Menempuh Ujian Tugas Akhir Guna Mencapai Gelar Ahli Madya Diploma III
Desain Komunikasi Visual
Oleh : YUN NINGSIH
C 9509102
PROGRAM STUDI DIII DESAIN KOMUNIKASI VISUAL
FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Karya sederhana yang tersusun dengan penuh kesungguhan dan ketulusan hati ini, kupersembahkan kepada :
Ibu saya Ngatinem dan alm. Sutarno (Bapak) tercinta. Sosok yang selalu
mendukung dan memberikan motivasi
terbesar dalam hidup saya, serta doa yang
selalu mengiringi langkah saya.
Suharni, Danarko, dan Ana (Kakakku) tersayang. Sosok yang selalu mendampingi
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME atas segala berkah
dan rahmat-Nya yang telah diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul ” PERANCANGAN FOTOGRAFI
FASHION LOLIPOP MELALUI MEDIA COFFEE TABLE BOOK”,
sebagai syarat mendapatkan gelar Ahli Madya dalam program studi Desain
Komunikasi Visual, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis banyak sekali mendapatkan
dorongan serta bantuan yang penulis terima dari berbagai pihak. Maka dengan ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu, diantaranya :
1. Drs. Riyadi Santosa, M.Ed., Ph.D selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni
Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Ahmad Adib, M.Hum, Ph.D selaku Ketua Program Studi D3 Desain
Komunikasi Visual Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret
Surakarta.sekaligus Koordinator Tugas Akhir.
3. Rudy W. Herlambang, S.Sn., M.Sn selaku Pembimbing I Tugas Akhir.
4. Jauhari, S.Sn., M,Sn selaku Pembimbing II Tugas Akhir.
5. Seluruh Dosen dan Staff TU Program D3 Desain Komunikasi Visual Fakultas
Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah
memberikan pengetahuan kepada penulis selama belajar di kampus sehingga
dapat menjadi bekal bagi penulis untuk menghadapi dunia kerja kelak.
dari sempurna dan masih banyak kekurangan, hal ini dikarenakan keterbatasan
pengetahuan kemampuan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh karena itu
saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan.
Semoga penulisan Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca
dan pihak-pihak yang memerlukan.
Surakarta, 30 July 2012
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN ... ii
LEMBAR PENGESAHAN ……… iii
MOTTO ... iv
B. Penunjang Fotografi Fashion ... 9
1. Fashion ……… ... 9
2. Tata rias atau make up ………..……… ... 10
3. Tata rambut ……… ... 11
MELALUI MEDIA COFFEE TABLE BOOK
Yun Ningsih1
Rudy. W Herlambang, S.Sn., M.Sn2Jauhari, S.Sn., M,Sn3
ABSTRAK
2012. Fotografi Fashion Lolipop merupakan salah satu inovasi terbaru dalam
dunia fotografi fashion. Fotografi Fashion Lolipop ini di rancang untuk
menginspirasi masyarakat agar menggunakan fashion sesuai dengan kepribadiaan
dirinya dan menjadi seorang fashion leader, bukan hanya mengikuti trend yang datang saja(fashion follower). Coffe Table Book Fotografi Fashion Lolipop ini
dirancang dengan mengambil unsur lolipop yang berwarna dan terkesan ceria dan
mengambil teori Hippocrates yang membagi kepribadian manusia menjadi 4,
yaitu: kepribadian sanguinis, kepribadian kholeris, kepribadian melankolis dan kepribadian phlegmatis. Coffee Table Book Fotografi Fashion Lolipop ini di tujukan kepada khalayak muda yang menjadi sasaran utama karena khalayak
muda khususnya perempuan adalah masa dimana seseorang gencar mencari jati diri kepribadiaanya dalam berfashion.
1
Mahasiswa Program Studi D3 Deskomvis dengan NIM C9509102 2
Dosen pembimbing I 3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Fotografi merupakan sebuah kemajuan teknologi yang sangat pesat saat
ini. Berbagai kebutuhan masyarakat baik bisnis maupun pribadi terselesaikan dan
tersampaikan kepada khalayak umum melalui media fotografi. Photography on
business dibagi menjadi dua, yaitu: editorial photography dan advertising photography. Editorial photography, meliputi: fotografi jurnalistik, fotografi
dokumenter dan travel photography. Sedangkan advertising photography,
meliputi: gaya hidup, produk atau still life, dan fashion atau kecantikan (Ardiyanto Nograha, 2012:26)
Fashion fotografi merupakan fotografi yang paling diminati di dunia. Fashion fotografi tidak sekadar berkonsentrasi pada pakaian, namun juga harus memperhatikan kosmetik, model pakaian yang pantas, aksesori, hair style, dan lain-lain.
Dewasa ini fashion fotografi merupakan sarana tumbuh kembangnya dunia
fashion. Remaja, khususnya wanita merupakan fashion icon di dalam maupun di
luar negeri. Di usia puber seorang remaja perempuan selalu meng-update
penampilannya untuk mempertahankan citra dan kepercayaan dirinya dengan
memancarkan penampilannya dalam fashion. Namun, tidak banyak remaja yang
Tidak hanya demikian, remaja yang memiliki perwatakan atau bentuk tubuh yang
tidak ideal pun merasa tidak percaya diri dan lebih memilih menjadi fashion follower, yaitu menjadi pribadi yang lain. Sebagai contoh, seorang remaja yang berkarakter kepribadian kholeris yang tangguh dan berkesan cuek, memaksakan diri berpenampilan feminin agar mampu mengikuti trendmode terkini. Pahadal dengan menjadi fashion follower, seorang remaja tersebut dapat kehilangan jati diri dan bersembunyi di balik kepribadian yang sesungguhnya. Karena
kepribadian sangat penting dalam menunjang karir seseorang. Kepribadian setiap
orang berbeda-beda sesuai dengan tingkat cairan tubuh pada tubuh manuasia
tersebut.
Hippocrates adalah seorang bapak ilmu kedokteran berpendapat bahwa
dalam kepribadian seseorang terdapat empat macam sifat yang didukung oleh
keadaan konstitusional yang berupa cairan-cairan dalam tubuh manusia, yaitu:
sifat kering yang terdapat dalam chole, sifat basah yang terdapat dalam
melanchole, sifat dingin yang terdapat dalam phlegma, dan sifat panas yang
terdapat dalam sangunis. Galenus berpendapat sama dengan Hippocrates,
kemudian menyempurnakan ajaran Hippocrates tersebut, dan membeda-bedakan
kepribadiaan manusia atas dasar proporsi campuran cairan-cairan tersebut. Secara
teori, cairan-cairan tersebut ada dalam tubuh manusia dalam proporsi tertentu.
Apabila suatu cairan berada dalam tubuh manusia melebihi proporsi yang
seharusnya atau dominan maka akan mengakibatkan adanya sifat-sifat kejiwaan
yang khas, yang disebut dengan temperamen. Sifat temperamen remaja memiliki
dapat mengembangkan kepribadian dirinya dengan baik mampu menunjang
keberhasilannya di hari depan nanti. Bahkan dapat mencitrakan kepribadian
sebuah bangsa (Sumadi Suryabrata, 2008:207).
Negeri matahari terbit misalnya, memiliki fashion style yang mencitrakan karakter kepribadian penduduknya yang dapat mengemas fashion style sehingga sanggup mencitrakan identitas Negara Jepang, yaitu Harajuku Style.Harajuku merupakan penggabungan baju, hair style,make-up, aksesori, sandal, legging,dan lain-lain. Keseluruhan itu menjadi sebuah kesatuan yang bertema dan mencitrakan
karakter kepribadian seseorang. Walaupun terkesan bertabrakan, harajuku style dapat diolah dan padukan hingga menjadi punk, unique, ataupun cute. Bahkan Harajuku style dapat memadukan pakaian tradisional jepang, seperti kimono dan
sandal geta tetapi tetap menampilkan kesan karakter seseorang tersebut
(http://wikipedia.com,diakses 1/03/2012).
Berdasarkan pembelajaran di atas, keterbukaannya karakter kepribadian
seseorang terhadap fashion dapat menjadikan citra seseorang yang lebih baik
untuk perkembangan diri dan bangsa pada umumnya. Dewasa ini fashion remaja
baru merangkak awal di Indonesia maka penulis ingin memadukan karya fotografi
fashion dengan konsep lolipop.
Latarbelakang penulis mengangkat karya fotografi fashion dengan konsep
lolipop karena ketika remaja penulis merasa kesulitan mencari mode yang sesuai
dengan kepribadian dirinya. Di masa remaja kemunculan trend fashion yang
kebanyakan mereka hanya ingin terlihat gauldanmodis. Sehingga penulis ingin merancang sebuah karya yang mampu menginovasi kaum remaja, khususnya
perempuan agar lebih percaya diri dengan kepribadiannya. Maka, dingkatlah tema
lolipop karenalolipop memiliki warna-warni yang ceria dan mencitrakan remaja banget.
Lolipop memiliki bermacam-macam warna, yaitu: hijau, biru, merah muda, dan kuning yang mengorientasikan semangat remaja yang gemar mencari
karakter dirinya. Dengan demikian, penulis ingin mengkonsep sebuah karya
fotografifashion yang berjudul “PERANCANGAN FOTOGRAFI FASHION
LOLIPOP MELALUI MEDIA COFFEE TABLE BOOK”. Fotografi fashion dengan konsep lolipop ini diangkat agar seseorang tidak lagi menjadi fashion follower, melainkan menjadi fashion leader atau biasa disebut dengan trendsetter yang dapat memunculkan kepribadian seseorang yang sesunggguhnya. Sehingga
mereka yakin terhadap kepribadian mereka masing-masing.
B. Rumusan Masalah
Untuk menciptakan karya foto dengan menggunakan fashion sebagai
objeknya, ada permasalahan yang muncul agar dapat diterima oleh masyarakat
Indonesia pada khususnya, antara lain:
1. Bagaimana cara memperkenalkan Coffee Table Book Fotografi Fashion
dengan Konsep Lolipop pada masyarakat umum sehingga dapat digemari dan
2. Bagaimana menciptakan Coffee Table Book Fotografi Fashion dengan
KonsepLolipop dengan baik dan dapat memunculkan karakter kepribadian
remaja?
3. Bagaimana menampilkan Fotografi Fashion dengan Konsep Lolipop agar
menginovasi kaum remaja menjadi pribadi yang lebih baik dan percaya diri
dengan pembawaan dirinya sehingga tidak lagi menjadi fashion follower?
C. Tujuan Perancangan
Ada beberapa tujuan yang ingin diberikan oleh penulis dalam pembuatan
karya fotografi fashion ini, yaitu antara lain:
1. Memperkenalkan karya Fotografi Fashion dengan Konsep Lolipop kepada
masyarakat sehingga dapat digemari dan menjadikan nilai seni yang artistik.
2. Menciptakan karya Fotografi Fashion dengan Konsep Lolipop dengan baik
dan dapat memunculkan karakter kepribadian remaja.
3. Menampilkan Fotografi Fashion dengan Konsep Lolipop agar menginovasi
kaum remaja menjadi pribadi yang lebih baik dan percaya diri dengan
BAB II
Napoleon III. Sejarah menganggap Virginia Oldoini sebagai model
fashion pertama, ini bermula dalam sebuah countess Virginia Oldoini
memakai pakaian merk grabs dengan konsep pernikahan kerajaan.
Virginia Oldoini dari awal mampu menjalankan pemotretan
sebagai model dalam sesi pertama pemotretan fotografi. Oleh karena
itu, fashion fotografi berasal dari fakta bahwa countess, bersama dengan rok berlapis-lapis, rinci dan mahal.
Abad ke-20 - fotografi fashion menjadi norma terutama di
kalangan majalah Prancis. Dari Practique La Mode untuk majalah
diproduksi oleh Conde Nast, fotografi fashion telah mengambil bentuk
yang berbeda atau seperti cetak halftone menjadi mungkin. Namun,
fotografi fashion kemudian digunakan konsep yang sama seperti
Mode Jardin des dan La Lembaran du Bon Ton Lucien Vogel untuk
menggunakan seni fotografi dalam rangka untuk mempromosikan
mode. Steichen melakukan pengambilan foto dari gaun yang
dirancang oleh terkenal modiste Paulus Poiret. Foto Steichen ini
diterbitkan dalam rilis bulan April 1991 oleh majalah Dekorasi Art.
Foto-foto tersebut kemudian menjadi foto pertama dalam sejarah
sebagai yang pertama diambil selama menembak fotografi fashion
modern.
Akhirnya, pada abad ke-21 tidak hanya memiliki fotografi
fashion lebih lanjut berkembang menjadi industri besar tetapi fotograferfashion kini kian bertambah banyak untuk alasan yang baik, di antaranya dalam berkarir. Selain sebagai karir menjadi fotografer
fashion juga menguntungkan dan bisa membuka banyak pintu karir yang bijaksana. Ambil Vogue dan Harper, misalnya. Untuk menjadi
bagian dari mereka fotografer fashion bisa menjadi mimpi menjadi kenyataan bagi banyak orang. Dan tentu saja, menjadi salah satu
model yang akan menjalani sesi mode fotografi dengan para
professional di balik majalah populer juga bisa istirahat terbesar dalam
karir seseorang. Tak perlu dikatakan, kekuatan fotografi mode ini mirip dengan kekuatan api untuk ‘ngengat’. Harus ditekankan,
bagaimanapun, bahwa tidak semua sesi fotografi fashion dan tidak
semua fotografer fashion dapat memberikan pengalaman terbaik bagi
kesabaran, "mata" dan profesionalisme belaka untuk menangani sesi mode fotografi nyata (http://wikipedia.com, diakses 02/03/2012).
b. Refrensi Visual
FotografiFashion adalah genre fotografi yang ditujukan untuk menampilkan pakaian, make up,hair style dan aksesoris pada tubuh seseorang. Fotografi fashion tidak hanya berfungsi untuk memikat konsumen akhir atau end user saja tapi juga di pakai oleh para kritikus mode untuk membuat editorial di sebuah majalah. Fotografi fashion sering dilakukan untuk iklan atau majalah fashion seperti Vogue, Vanity Fair, atau Elle. Seiring waktu, fotografi fashion telah
mengembangkan estetika sendiri di mana pakaian dan mode yang
ditingkatkan dengan adanya lokasi eksotis atau aksesoris. Karena
citranya sebagai "glamour", "gaya", "menyenangkan" dan bahkan
"menguntungkan," fotografi fashion telah menjadi sebuah industri sepenuhnya (Stella Rissa, 2010:49)
Properti pendukung yang dapat menunjang fotografi fashion, antara lain: pakaian, make up,hair style dan aksesoris yang menempel di badan maupun setting tempat. Properti pendukung selain
memperindah foto juga dapat memperkuat konsep yang diinginkan.
Berikut beberapa refrensi visual tentang fotografi fashion yang
Contoh fotografi fashion:
(http://www.facebook.com/pages/ Nicoline-Patricia-Malina di akses tanggal 8 Februari 2012)
(http://www.facebook.com/model.ophelia.overdose diakses tanggal 27 April 2012)
B. Penunjang Fotografi Fashion
1. Fashion
Fashion berasal dari bahasa inggris yang berarti cara, kebiasaan, atau
mode.Fashionadalah busana yang menetukan penampilan seseorang dalam
suatu acara tertentu. Sehingga terlihat berbeda dari sebelumnya.
Perkembangan fashion tidak lepas dari pengaruh informasi, karena informasi merupakan sarana seserorang untuk dapat mengetahui lebih jelas
dianggap barang yang melindungi tubuh namun sebagai pencitraan identitas
seseorang baik usia, latar belakang kepribadian seseorang bahkan tingkat
social (Arno Roca, 2012:19).
Fashion tidak hanya untuk kebutuhan sehari-hari namun juga untuk karir. Fashion show merupakan sarana penunjang fashion dalam hal berkarir. Fashion show adalah pentas seni fashion dari perkembangan dunia fashion. Fashion show menghadirkan perkembangan fashion, bisnis, dan pendidikan yang terbaru dari industri fashion dan tekstil. Kegiatan fashion show memperlihatkan produk garmennya, tekstil dan aksesoris yang fashionable dan berkualitas. Maka dari itu, fashion show merupakan sarana terpenting
untuk remaja sebagai tempat yang memberikan informasi tentang fashion
yang sedang menjadi trensetter.
2. Tata Rias atau Make up
Make up merupakan rahasia umum bagi kaum wanita, sebagai
kebutuhan sehari-hari. Make up digunakan guna mengubah wajah seseorang
sesuai dengan kebutuhan untuk memunculkan kelebihan dan kekurangan
pada wajah. Tujuan make up adalah mengoreksi penampilan wajah menjadi
atau mendekati ideal. Wajah yang dianggap ideal oleh para ahli kecantikan
adalah oval (Herman Haryoso, 2011:23). Dianggap ideal karena tidak
diperlukan banyak koreksi. Make up tergantung pada:
a. Waktu : Pagi, siang, sore atau malam
b. Tempat atau acara : Acara resmi, santai atau semi
d. Busana : Warna dan model
e. Bentuk wajah
Terdapat beberapa jenis make up, antara lain: 1) Make up karakter
Make up karakter adalah make up yang di pakai untuk memberikan kesan suatu karakter atau menguatkan suatu karakter.
2) Make up tematik
Adalahmake up yang bertema dengan pilihan tema tertentu.
3) Make up artis
Make up yang digunakan oleh artis, dalam keperluan shootingatau membawakan berita.
4) Make up minimalis
Gayamake up yang lebih menonjolkan pada kesan natural,soft dan tidak berlebihan atau menor. Sapu-sapuannya sangat tipis dan pilihan warna make up-nya sangat natural.
5) Make up pesta
Digunakan untuk tujuan pesta agar terkesan glamour dan mewah.
6) Make up sehari-hari
Make up yang di aplikasikan untuk kebutuhan sehari-hari guna menjaga penampilan.
3. Tata Rambut atau Hair Style
Tatanan rambut yang indah dan elegan pada wanita tentunya akan
dapat diaplikasikan di berbagai acara. Namun, remaja hanya menggerai atau
mengikat rambutnya dalam aktivitas sehari-hari (Herman Haryoso, 2011:24).
Beberapastyle hair do, antara lain: a. Romantic
Stylerambut jenis ini adalah style yang paling sering dipakai dalam
pernikahan. Tatanan rambut romantic ini, dapat ditampilkan untuk
memberikan kesan seorang putri. Namun, jika rambut dasar memiliki
rambut yang panjang baik berambut lurus, keriting atau berombak, maka
kesanglamour dengan berbagai macam mode tatanan rambut tentunya
akan tercipta dengan sempurna. Pilihlah headpiece atau aksesoris rambut
dengan mempertimbangkan style rambut, kepribadian seseorang dan juga
gaun yang akan dikenakan. Namun, jangan pergunakan aksesoris yang
berlebihan sehingga akan mengaburkan kesan romantic itu sendiri.
b. Classic
Style rambut jenis ini akan menjadi pilihan terbaik jika diterapkan dalam suasana pemberkatan atau ijab kabul. Dan akan lebih indah lagi
style ini biasanya akan membutuhkan banyak hairspray dan penjepit rambut.
c. Modern
Stylerambut modern ini digunakan untuk menonjolkan kesan personality tanpa meninggalkan kesan glamour.Style rambut modern ini cocok digunakan untuk wanita yang memiliki rambut pendek, hingga
dapat menampilkan kesan feminim tanpa harus memanjangkan rambut
terlebih dahulu.
4. Aksesoris
Aksesori Fashion merupakan produk yang dibuat sebagai pelengkap
dan perhiasan atau kalung, gelang, cincin dan anting-anting. Aksesoris
digunakan sebagai media penunjang untuk memperkuat karater yang di
inginkan fotografer fashion.
C. Kepribadian
Kepribadian manusia merupakan hal terpenting dalam menunjang manusia
untuk beraktivitas. Dengan adanya keberbedaan kepribadian manusia membuat
remaja memiliki pembawaan yang berbeda dalam menampilkan dirinya guna
mencapai jati dirinya. Namun, banyak remaja yang kurang percaya diri pada
karakter kepribadiaannya. Ada diantara mereka yang cenderung bersembunyi dari
kepribadian dengan menjadi fashion follower sehingga merelakan dirinya menjadi
orang lain, ada pula yang tidak pernah mengembangkan kepribadiannya sehingga
cenderung diam dan menjalani keseharian dengan seadanya dan ada yang tidak
mau mengupayakan kepribadiannya yang buruk menjadi baik, tapi hanya
memfokuskan diri dengan merasa benar. Teori Galen, membagi kepribadian
manusia menjadi empat, yaituSanguinis, Kholeris, Melankholis, dan Phlegmatis
(Sumadi Suryabrata, 2008:207).
1. Kepribadian Sanguinis
KepribadianSinguinis mempunyai energi yang besar, suka
bersenang-senang, dan supel. Mereka suka mencari perhatian, sorotan, kasih sayang, dukungan, dan penerimaan orang-orang di sekelilingnya. Orang tipe
Orang tipe ini biasanya optimis dan selalu menyenangkan. Namun, ia tidak
teratur, emosional, dan sangat sensitif terhadap apa yang dikatakan orang
terhadap dirinya. Dalam pergaulan, orang sanguin sering dikenal motivator
(Sumadi Suryabrata, 2008:208).
2. Kepribadian Kholeris
KepribadianKholeris berorientasi pada sasaran. Aktivitasnya dicurahkan
untuk berprestasi, memimpin, dan mengorganisasikan. Orang tipe kholeris menuntut loyalitas dan penghargaan dari sesama, berusaha mengendalikan
dan mengharapkan pengakuan atas prestasinya, serta suka ditantang dan mau
menerima tugas-tugas sulit. Tapi mereka juga merasa benar sendiri, suka
kecanduan jika jika melakukan sesuatu, keras kepala, dan tidak peka terhadap
perasaan orang lain. Orang kholeris seperti ini sering diidentifikasi sebagai eksekutor (Sumadi Suryabrata, 2008:208).
3. Kepribadian Melankolis
Kepribadian Melankholis cenderung diam dan pemikir. Ia berusaha
mengejar kesempurnaan dari apa yang menurutnya penting. Orang dalam tipe
ini butuh ruang dan ketenangan supaya mereka bisa berpikir dan melakukan
melankolis sering diidentifikasi sebagai konseptor (Sumadi Suryabrata, 2008:209).
4. Kepribadian Phlegmatis
Kepribadian Phlegmatis stabil, merasa diri sudah cukup, dan tidak merasa perlu merubah dunia. Ia juga tak suka mempersoalkan hal-hal sepele,
tidak suka risiko atau tantangan, dan butuh waktu untuk menghadapi
perubahan. Orang tipe ini kurang disiplin dan motivasi sehingga suka
menunda-nunda sesuatu. Kadang, ia dipandang orang lain sebagai lamban.
Bukannya karena ia kurang cerdas, tapi justru karena ia lebih cerdas dari yang
lain. Orang phlegmatis tak suka keramaian ataupun banyak bicara. Namun, ia
banyak akal dan bisa mengucapkan kata yang tepat di saat yang tepat,
sehingga cocok menjadi negosiator (Sumadi Suryabrata, 2008:209).
D. Target Market
Target market dari Perancangan Fotografi Fashion dengan Konsep
Lolipop ini meliputi:
1. Segmentasi Geografis
Tersegmen pada orang-orang yang berada di Negara Indonesia
2. Segmentasi Demografis
a. Umur : 15-25 tahun
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. Pekerjaan : Semua jenis pekerjaan
3. Segmentasi Psikografis
Secara psikografis tertuju pada remaja yang sedang mencari jati diri dan
mengembangkan karakter kepribadiannya dalam ber-fashion agar tampak
fashionable dan percaya diri terhadap karaker kepribadiannya dan tidak hanya
menjadi fashion follower namun menjadi fashion leader dengan
kepribadiannya.
4. Segmentasi Perilaku
a. Merasa percaya diri dengan fashion yang di pakai
g lain.
b. Mampu menjadi pusat perhatian remaja lain, agar bangga terhadap
fashion sendiri dan tidak menjadi fashion follower oran c. Fashionable
E. Target Audience
TargetAudience adalah kaum remaja khususnya perempuan yang sedang
mencari jati diri dalam fashion agar lebih percaya diri menampilkan fashion sesuai dengan kepribadian tanpa meniru orang lain.
F. Kompetitor
Semakin pesatnya kemajuan dunia fashion dan fotografi, di luar sana
terdapat berbagai Kompetitor yang menampilkan konsep fashion yang bagus,
bervariasi dan menarik. Salah satu di antaranya adalah Eight Photograph,
Denny. Awalnya Denny memilih fotografi model sebagai objek, namun
lama-kelamaan dia memilih berkecimpung di fotografi fashion. Konsep dan
kematangan foto yang dibuat sangat menarik dan berkonsep. Akan tetapi
portofolio yang di buatnya kebanyakan berkesan keras dan gelap hanya sedikit dengan tema warna yang menginovasi kaum remaja. Selain karena tujuan yang
berbeda, Be-Eight Photograph hanya mengemas karyanya dalam media portofolio
BAB III
KONSEP PERANCANGAN
A. Konsep Karya
Dalam proses penyusunan konsep karya yang rencananya dibuat oleh penulis
melalui media komunikasi visual, penulis memiliki dasar pemikiran atau konsep
bagaimana mempromosikan Coffee Table Book Fotografi Fashion dengan Konsep
Lolipop pada khalayak umum, yaitu dengan menonjolkan penyajian yang
diaplikasikan dalam mendesain media promosi yang menarik. Dapat terlebih
dahulu menentukan antara lain:
1. Pendekatan Kreatif
Strategi konsep Coffee Table Book Fotografi Fashiondengan Konsep Lolipop
menggunakan pendekatan psikologis secara emotional. Pendekatan psikologis secaraemotional diterapkan karena dengan adanya Coffee Table Book ini, khalayak umum khususnya perempuan mampu memberikan inovasi agar
perempuan dapat ber-fashion sesuai kepribadiannya. 2. Positioning
Positioning yaitu mengcu pada tindakan diferensiasi sebuah merek didalam pikiran para konsumen terhadap dan melebihi para pesaing dalam hal
atribut-atribut dan manfaat-manfaat yang ditawarkan dan tidak ditawarkan oleh
Positioning adalah menempatkan sebuah produk atau jasa untuk mendapatkan
posisi yang baik di mata konsumen. Positioning merupakan strategi
penempatan diri dalam upaya mewujudkan apa yang telah menjadi tujuannya,
yaitu dengan memperkenalkan keberadaan Coffee Table Book Fotografi
Fashion dengan Konsep Lolipop kepada khalayak sebagai Coffee Table Book yang mampu menginovasi perempuan agar dapat menjadi diri sendiri dan
ber-fashion sesuai kepribadiannya. Maka itu, positioning-nya adalah
menempatkan Coffee Table Book Fotografi Fashion dengan Konsep Lolipop
dengan menampilkan tema yang menarik dan berwarna sesuai karakter
kepribadian.
3. Unique Selling Preposition (USP)
Unique Selling Preposition (USP) yang memiliki definisi factor atau
pertimbangan yang disajikan oleh penjual sebagai alasan bahwa satu produk
atau layanan berbeda dari dan lebih baik dari pada kompetisi, (kutipan dalam
www.enterpreneur.com, diakses 16/04/2012)
Ciri khas yang membedakan Coffee Table Book Fotografi Fashion dengan Konsep Lolipop ini, dengan yang lainnya adalah pengkaryaannya yang
memakai tema lolipop dan berkarakter sesuai kepribadian manusia
B. Konsep Perancangan
Strategi perancangan adalah suatu hal yang sangat penting dalam pencapaian
tujuan pada akhirnya. Jika strategi perancangan tidak tepat dan tidak sesuai
lakukan tidak berhasil dan tidak sampai pada target audience. Sehingga dalam merancang suatu strategi perancangan diperlukan suatu pemikiran atau gagasan
yang tepat untuk dapat direalisasikan menjadi sebuah media promosi yang
komunikatif dan efektif. Dalam hal ini fotografi sebagai media promosi dapat
diartikan sebagai ilustrasi yang efektif untuk menjangkau target audienceyang
didukung oleh berbagai elemen-elemen grafis antara lain: typografi,
ilustrasi,warna dan lain-lain. Strategi promosi yang dilakukan antara lain:
memperkenalkan karya Fotografi Fashion dengan Konsep Lolipop pada
masyarakat umum sehingga dapat digemari dan menjadikan nilai seni yang
artistik, menciptakan karya Fotografi Fashion dengan Konsep Lolipop dengan baik dan dapat memunculkan karakter kepribadian remaja, dan menampilkan
Fotografi Fashion dengan Konsep Lolipop agar menginovasi kaum remaja
menjadi pribadi yang lebih baik dan percaya diri dengan pembawaan dirinya
sehingga tidak lagi menjadi fashion follower . langkah-langkah yang dilakukan agar terciptanya karya fotografi fashion dengan konsep lolipop, yaitu:
1. Melakukan pengumpulan materi pemotretan, berupa: model, properti, MUA
dan Wardrop kemudian melakukan braindstorming untuk membicarakan
konsep pemotretan agar karya fotografi fashion dengan konsep lolipop dapat
tepat dalam pengkaryaannya.
2. Melakukan proses editing untuk memperkuat konsep.
3. Memuat portofolio karya fotografi fashion dengan konsep lolipop dalam
4. Mempromosikan coffee table book agar menginovasi target audience dalam menampilkan karakter kepribadiaannya.
Ada beberapa pokok pikiran yang mengacu pada pola dukungan dalam
menciptakan desain secara global dan menyeluruh. Unsur pendukung tersebut
terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
1. Strategi Visual
Untuk memaksimalkan hasil karya perlu didukung dengan unsur-unsur pokok
visual antara lain: typografi, ilustrasi, warna, yang di tempatkan pada media
yang tepat.
a. Typografi
Typography digunakan untuk memilih jenis huruf dan karakternya.
Perancangan typography didasarkan pada pertimbangan gaya desain,
fungsi dan juga karakter huruf yang digunakan. Typography yang baik mengarah pada keterbacaan dan menariknya desain huruf tertentu sehingga
dapat menciptakan karakter atau karakteristik produk yang bersangkutan
(Frank Jefkins, 1996:248). Jenis huruf yang akan dipilih adalah:
1) Bahamas
Aa Bb Cc Dd Ee Ff Gg Hh Ii Jj
Kk Ll Mm Nn Oo Pp Qq Rr Ss
Pemilihan typografiini karena memiliki karakter dekoratif yang unik sehingga dapat memperlihatkan sisi menarik dan lepas karena
lengkungan yang mana dapat mencitrakan keunikan dari lolipop yang
imut.
Pemilihan typografi ini karena memiliki karakter dekoratif dengan bentuknya yang melengkung menandakan keluwesan. Sehingga lebih
indah bila digunakan sebagai sub headline. 3) Arial
Aa Bb Cc Dd Ee Ff Gg Hh Ii Jj
Kk Ll Mm Nn Oo Pp Qq Rr Ss
Tt Uu Vv Ww Xx Yy Zz
0123456789
Pemilihan typografi ini dimaksudkan agar mempermudah pembaca,
pada media cetak yang berukuran kecil. Dengan menggunakan
b. Ilustrasi
Ilustrasi mampu membantu pembaca untuk menggambarkan apa yang
tertulis dalam suatu artikel maupun cerita (Adi Kusriyanto, 2007:139).
Ilustrasi adalah gambar yang difungsikan sebagai penarik pandang,
menjelaskan sesuatu pernyataan dan merangsang khalayak untuk membaca
keseluruhan isi pesan. Ilustrasi dapat berupa grafik, gambar, foto,
pictograf. Ilustrasi harus sesuai dengan produk yang ditawarkan dan mampu terbaca walau dalam sekilas pandang. Untuk menunjang materi
promosi teknik ilustrasi yang digunakan seluruhnya menggunakan elemen
fotografi yaitu fotografi fashion.
Ilustrasi lebih di tekankan pada pose model yang mencitrakan tentang fashion dan mengangkat kepribadian seseorang yang ceria.
c. Warna
Warna merupakan representasi bahasa komunikasi yang disampaikan
lewat indera penglihatan. Warna juga merupakan unsur yang sangat tajam
untuk menyentuh kepekaan penglihatan, sehingga mampu merangsang
munculnya rasa haru, sedih, gembira, mood atau semangat (Adi Kusrianto,
2007:46) sehingga warna sangat penting dalam menunjang dalam promosi
yang dilakukan dengan media komunikasi visual.
Permen lolipop mempunyai warna yang menarik, mempunyai cita rasa
tersendiri dengan bentuk beragam dan berwarna sehingga di gemari oleh
anak-anak dan kaun remaja. Permen lolipop diangkat karena memiliki 4
diangkatlah lolipop karena terkadang warna-warnanya tergabung menjadi
satu dengan menarik, dan adapula yang memakai warna dominan disetiap
permennya. Warna yang dominan dalam promosi fotografi fashion dengan
konsep lolipop ini adalah:
1) Hijau Chartreuse
C: 40 M:0 Y:100 K:0
Warna ini melambangkan jiwa yang mencintai kehidupan dan alam.
Warna hijau dapat membantu mengurangi depresi, kepanikan, dan
rasa gugup.
2) Ice Blue
C:40 M:0 Y:0 K:0
Warna ini melambangkan jiwa muda, jujur dan tenang. Warna biru
cerah akan menciptakan jiwa yang lebih dramatis dan dinamis.
Sedangkan terlalu banyak warna biru akan menimbulkan kesan dingin
dan tidak peduli.
3) Merah muda
C:0 M:40 Y:20 K:0
4) Kuning
Headline disebut juga sebagai judul/kepala tulisan. Headline adalah bagian terpenting dalam iklan media cetak, yang digunakan sebagai
penangkap perhatian utama atau eye catcher. Suatu headline dapat
memberikan rangsangan atau ketertarikan pada pembaca untuk membaca
iklan lebih jauh. Headline yang digunakan adalah “Be You!” yang
mencitrakan agar seseorang berani menampilakan jati diri sendiri dengan
gaya yang fashionable.
b. Penjelasan Kepala Berita (Sub Headline)
Sub headline merupakan jembatan penghubung antara headline
denganbody text.Sub headline digunakan apabila kalimat dalam headline
cukup panjang sehingga kurang efektif. Apabila headline sudah memiliki kemampuan lebih untuk membangkitkan ketertarikan untuk membaca
body text, maka sub headline tidak diperlukan lagi. Kalimat dalam suatu Sub Headline lebih jelas dan lebih menarik agar mudah dicerna oleh
kepribadianmu”. Sub headline ini digunakan agar lebih mempertegas headline sehingga tujuan promosi dapat tersampaikan dengan baik kepada khalayak umum.
c. Teks(Body Copy)
Bodycopy merupakan penjelas dari headline sehingga perlu dibuat
komunikatif dan efektif mungkin. Bodycopy berfungsi menerangkan
tentang produk sebenarnya yang yang dapat dipertanggungjawabkan.
Pesan yang disampaikan bersifat ringkas, sederhana, mudah dimengerti
oleh khalayak konsumen.
C. Media Plan dan Placement
Media adalah segala sesuatu untuk menyampaikan atau mengaplikasikan
iklan atau pesan yang disampaikan melalui alat atau sarana komunikasi, misalnya
melalui media cetak maupun media elektronik. Strategi media diperlukan agar
pesan-pesan periklanan yang akan disampaikan dapat dirancang dan dilakukan
dengan baik dan dapat diterima masyarakat luas. Dalam dunia periklanan media
dibedakan menjadi 2 yaitu:
1. Media lini atas (Above The Line Media)
Menurut Frank Jefkins (1996:86) media lini atas adalah media iklan luar
ruangan yang mengharuskan membayar komisi ke pihak tertentu. Sarana
media komunikasi massa yang menjadi sarana media lini atas antara lain
2. Media lini bawah (Below The Line Media)
Merupakan jenis iklan yang tidak mengharuskan adanya komisi, walaupun
bersifat komersial tetapi tidak terikat kontrak atau sewa lahan. Terdiri dari
seluruh media selain media di atas, seperti kalender, sticker cuting,leaflet.
Coffee table book dari fotografi fashion dengan konsep lolipop ini menggunakan media lini atas dan lini bawah untuk menunjang promosinya,
antara lain:
1. Media lini atas
a. Surat kabar
Iklan surat kabar merupakan iklan yang berisi informasi tentang
produk yang ditawarkan. Media ini mempunyai kategori jangkauan
lokal hingga nasional, dengan adanya iklan koran ini konsumen dari
luar daerahpun dapat mengetahui tentang keberadaan dari coffee table
book “ Fotografi Fashion dengan Konsep Lolipop” karena koran
beredar tidak hanya pada satu daerah saja namun dapat menjangkau
daerah lain.
1) Desain media
Desain iklan koran ini menggunakan warna hitam putih yang
isinya berupa penjelasan isi dari coffee table book ini.
2) Penempatan media
Surat kabar kompas dengan spesifikasi iklan dimuat pada space
b. Iklan majalah
Iklan majalah merupakan media promosi yang sifatnya hampir sama
dengan iklan surat kabar. Media ini juga memiliki kelebihan dan
kekurangan dalam promosi. Kelebihannya iklan ini dapat menjangkau
segmen pasar tertentu. Majalah mempunyai waktu edar paling panjang
dan dapat disimpan bertahun-tahun sebagai referensi. Media ini
memiliki kualitas visual yang baik karena pada umumnya dicetak pada
kertas yang berkuatitas tinggi sehingga menyajikan tata warna serta
reproduksi foto yang baik dan menarik. Kelemahannya yaitu dibutuhkan biaya yang relatif mahal. Banyak yang peredarannya
lambat dan tidak memiliki jangkauan distribusi yang tepat.
1) Desain media
Desain iklan majalah ini menggunakan warna colorfull yang isinya
berupa penjelasan isi dari coffee table book ini.
2) Penempatan media
Majalah fashion remaja, seperti: go girl! 2. Media lini bawah
a. Coffee table book
Coffee table book digunakan sebagai media utama untuk mempromosikan fotografi fashion dengan konsep lolipop. Hal ini
dikarenakan, dengan media coffee table book dapat memuat beberapa
1) Desain media
Coffee table book ini di berisi tentang berbagai konsep fashion
yang memadukan warna lolipop. Dengan tebal buku 10 sheet
dengan ukuran 20x30.
2) Penempatan media
Penempatan coffee table book ini di studio foto. b. Poster
Poster adalah pemberitahuan secara tertulis atau lembaran tercetak
berukuran besar. Keunggulan poster adalah kemampuannya untuk
menampilkan ilustrasi visual dan warna yang menarik. Isi pesan
tergambarkan secara jelas dan dapat dipasang di tempat-tempat
keramaian.
1) Desain media
Desainposter ini hanya berisi penjelasan mengenai coffee table book fotografi fashion dengan konsep lolipop ini.
2) Penempatan media
Mediaposter di sini dipasang di butik, mall, salon sebagai hiasan dan memberikan sebuah informasi.
c. X-banner
1) Alasan pemilihan media
Sebagai informasi adanyalounching Coffee Table Book Fotografi
2) Konsep dipasang di mana saja. Proses penyebaran dan distribusinya cukup
mudah.
2) Konsep
3) Placement
Dibagi-bagikan pada saat diadakan lounching Coffee Table Book Fotografi Fashion dengan Konsep Lolipop.
b. Pulpen
1) Alasan pemilihan media
Benda yang sering digunakan setiap hari untuk tulis menulis.
2) Konsep
Menuliskan identitas Coffee Table Book Fotografi Fashion dengan
Konsep Lolipop
3) Placement
Digunakan sebagai door prize saatlounhing. c. Bloknotes
1) Alasan pemilihan media
Blocknotes digunakan mencatat pada saat menghadiri lounching. 2) Konsep
Desain simple model lolipop. 3) Placement
Digunakan sebagai door prize saatlounching. d. Calender
1) Alasan pemilihan media
Media promosi yang dapat digunakan sehari-hari dan dapat
2) Konsep
Layout yang simple dan menarik.
3) Placement
Digunakan sebagai door prize saat lounching. e. Goodybag
1) Alasan pemilihan media
Seperti halnya stiker goody bag daya jangkauannya yang cukup luas, fleksibel, dan dapat dipasang di mana saja. Proses penyebaran
dan distribusinya cukup mudah.
2) Konsep
Sablon printing menggunakan ilustrasi yang simple dan
mencantumkan headline.
3) Placement
Digunakan sebagaidoor prize saat lounching.
D. Teknik Pelaksanaan
1. Peralatan yang di gunakan dalam proses perancangan fotografi fashion, antara
lain:
a. Camera digital
Kamera dengan system bidikan melewati lensa dibantu pantulan dari
cermin refleksi, sehingga bidikan dan hasil tidak mengalami
Kamera yang digunakan dalam pengerjaan karya fotografi fashion dengan konsep lolipop ini menggunakan camera Nikon D90 dengan lensa Nikon 18-105 VR, 50mm f 1.8 dan 70-300mm f4-5.6G. Kamera digital mempunyai berbagai macam kelebihan untuk proses fotografi.
Spesifikasi camera: memiliki kualitas gambar 12.3 megapixel sehingga dapat menampilkan gambar dengan bagus.
Kelebihancamera digital:
1) Pengolahandigital sudah canggih, foto dapat dilihat langsung dan jika kurang memadai dapat dihapus secara langsung tanpa mengeluarkan
biaya cetak terlebih dahulu
2) Lebih cepat
3) Lebihefisien
4) Mempunyai banyak fasilitas sehingga lebih mudah dalam pengambilan
gambar
5) Dapat mengambil gambar sebanyak mungkin sesuai kebutuhan
b. Payung
Payung adalah salah satu peralatan fotografi yang berguna untuk
memberikan cahaya pada objek. Kelebihan payung hampir sama dengan
soft box, yaitu cahaya yang diberikan kepada objek menyebar merata dan
efek bayangan tidak terlalu keras. Pemakaian umbrellabersamaan dengan
c. Flash eksternal
Flash eksternal digunakan umtuk memberikan cahaya tambahan pada saat pemotretan. Pada pemotretan kali ini menggunakan flash Nikon SB 900, SB-700 dan Yungno.
d. Reflektor
Reflektor digunakan untuk menghasilkan pantulan sinar sehingga dapat mengenai objek secara tidak langsung. Reflector yang digunakan ada 5 warna, yaitu: silver, emas, putih, hijau, dan biru. Reflector memiliki
permukaan yang dapat menghasilkan pantulan yang lembut dan menyebar
sehingga sinar yang dipantulkan tidak terlalu kuat.
e. Komputer
Komputer merupakan alat yang paling menunjang dalam proses
perancangan ini. Komputer harus memiliki spesifikasi yang tinggi agar dapat melakukan proses editing dengan lancar.
2. Software yang digunakan
Software yang digunakan dalam proses perancangan fotografi fashion ini
antara lain: Adobe photoshop Cs 3 dan Corel Draw X4.
a. Adobe Photoshop Cs3
Photoshop merupakan program pengolahan gambar paling populer.Adobe photoshop memiliki banyak tools dan efek sehingga sangat membantu dalam proses pengolahan editing fotografi fashion yang dapat di buat
b. Corel Draw X4
Corel Draw merupakan software pengolahan gambar secara vectordan layouting sebuah desain. Dengan menggunakan corel draw proses layout desain promosi media penunjang fotografi fashiondapat tercipta dengan baik.
3. Sudut pengambilan gambar
Sudut pengambilan gambar adalah pengambilan foto dengan posisi kamera
pada sebuah gambar yang memiliki angle atau sudut gambar yang menarik.
a. Foto 1
Sudut pengambilan gambar
Keterangan:
1) Bacground
2) Model
3) Lampu dengan standar reflector
4) Kamera
Pemotretan di lakukan di indoor memakai cahaya lampu dengan standar reflektor dan memakai payung putih transparan agar jatuhnya cahaya ke model
halus. Model dibuat pada 5 kali foto sesiyang berbeda lalu di gabungkan menjadi
satu pada cover coffee table book agar ketika target audience melihatnya, mampu menelaah isi dan tertarik untuk mengetahui isi coffee table book tersebut.
b. Foto 2
Sudut pengambilan gambar
Keterangan:
1) Bacground 2) Model
3) Lampu dengan standar reflector
4) Kamera
5) Payung transparan
halus. Model dibuat pada 5 kali foto sesiyang berbeda lalu di gabungkan menjadi satu halaman pertama tentang isi coffee table book, yaitu tentang kelima macam kepribadian manusia.
c. Foto 3
Sudut pengambilan gambar
Keterangan:
1) Bacground 2) Model
3) Lampu dengan standar reflector
4) Kamera
5) Payungtransparan
Pemotretan dilakukan pada indoor, menggunakan lampu 2 buah lampu
d. Foto 4
Sudut pengambilan gambar
Keterangan:
1) Bacground 2) Model
3) Lampu dengan standar reflector
4) Kamera
5) Flash Eksternal
Pemotretan dilakukan pada indoor, menggunakan lampu 2 buah lampu
denganstandar reflector yang dibantu dengan flash eksternal untuk memperhalus
bayangan. Model tetap memakai costum warna pink dan aksesorisnya, namun
pada pemotretan diperjelas dengan menampilkan detail pada wajah dan di
e. Foto 5
Sudut pengambilan gambar
Keterangan:
1) Bacground 2) Model
3) Lampu dengan standar reflector
4) Kamera
5) Flash Eksternal
Pemotretan dilakukan pada indoor, menggunakan lampu 2 buah lampu
denganstandar reflector yang dibantu dengan flash eksternal untuk memperhalus
bayangan. Model tetap memakai costum warna pink dan aksesorisnya, namun
dalam penataannya diberi efek seolah-olah model muncul dari belakang dan
f. Foto 6
Sudut pengambilan gambar
Keterangan:
1) Bacground 2) Model
3) Lampu umbrellla
4) Kamera
5) Payung hitam
Pemotretan dilakukan pada indoor, menggunakan lampu 2 buah lampu
umbrella dengan umbrella warna hitam. Jatuhnya cahaya tidak sekeras memakai lampu besar sehingga jarak lampu dengan model lebih dekat. Model
menggunakan baju warna-warni ala lolipop namun berkesan casual yang
g. Foto 7
Sudut pengambilan gambar
Keterangan:
1) Bacground 2) Model
3) Lampu umbrella
4) Kamera
5) Payung hitam
Pemotretan dilakukan pada indoor, menggunakan lampu 2 buah lampu
h. Foto 8
Sudut pengambilan gambar
Keterangan:
1) Bacground 2) Model
3) Lampu umbrella
4) Kamera
5) Payung hitam
Pemotretan dilakukan pada indoor, menggunakan lampu 2 buah lampu
umbrella dengan umbrella warna hitam. Jatuhnya cahaya tidak sekeras memakai lampu besar sehingga jarak lampu dengan model lebih dekat. Model
menggunakan baju warna-warni ala lolipop namun berkesan smart, pada konsep
i. Foto 9
Sudut pengambilan gambar
Keterangan:
1) Bacground 2) Model
3)Lampu umbrella
4) Kamera
5) Payung hitam
Pemotretan dilakukan pada indoor, menggunakan lampu 2 buah lampu
umbrella dengan umbrella warna hitam. Penataan foto dengan cropping halus yang di lipat gandakan menjadi tiga dan dua kotak besar agar seimbang, layout
j. Foto 10
Sudut pengambilan gambar
Keterangan:
1) Bacground 2) Model
3) Lampu umbrella
4) Kamera
5) Payung hitam
Pemotretan dilakukan pada indoor, menggunakan lampu 2 buah lampu
umbrella dengan umbrella warna hitam. Foto dibuat dengan konsep kepribadian phlegmatis ini menampilkan dari foto clouse up hingga full badan, dengan tata
letak asimetris yang digabungkan dengan cropping model berikutnya yang
k. Foto 11
Sudut pengambilan gambar
Keterangan:
1) Bacground 2) Model
3) Lampu umbrella
4) Kamera
5) Payung hitam
Pemotretan dilakukan pada indoor, menggunakan lampu 2 buah lampu
umbrella dengan umbrella warna hitam. Model di ambil dengan tema kepribadian sanguinis yang mengambil warna biru namun mencitrakan konsep country.Make up dan warna-warni lolipop tetap disuguhkan dalam konsep ini. Penataan tata
letak dikombinasi dengan cropping yang segaris dengan outline agar
l. Foto 12
Sudut pengambilan gambar
Keterangan:
1) Bacground 2) Model
3) Lampu umbrella
4) Kamera
5) Flash Eksternal 6) Payung hitam
Pemotretan dilakukan pada indoor, menggunakan lampu 2 buah lampu
m. Foto 13
Sudut pengambilan gambar
Keterangan:
1) Bacground 2) Model
3) Lampu umbrella
4) Kamera
5) Flash Eksternal 6) Paying hitam
Pemotretan dilakukan pada indoor, menggunakan lampu 2 buah lampu
umbrella dengan umbrella warna hitam yang dibantu dengan flash eksternal untuk
member efek bayangan dibelakang model. Konsep yang berikutnya adalah lolipop
yang menggambarkan keceriaan tentang permainan warna dalam ber-fashion,
n. Foto 14
Sudut pengambilan gambar
Keterangan:
1) Bacground 2) Model
3) Lampu umbrella
4) Kamera
5) Flash Eksternal 6) Payung hitam
Pemotretan dilakukan pada indoor, menggunakan lampu 2 buah lampu
umbrella dengan umbrella warna hitam yang dibantu dengan flash eksternal. Penataan tata letak menampilakan foto-foto yang memperlihatkan setain aksesoris
o. Foto 15
Sudut pengambilan gambar
Keterangan:
1) Bacground 2) Model
3) Lampu umbrella
4) Kamera
5) Flash Eksternal 6) Payung hitam
Pemotretan dilakukan pada indoor, menggunakan lampu 2 buah lampu
p. Foto 16
Sudut pengambilan gambar
Keterangan:
1) Bacground 2) Model
3) Lampu umbrella
4) Kamera
5) Flash Eksternal 6) Payung hitam
Pemotretan dilakukan pada indoor, menggunakan lampu 2 buah lampu
BAB IV
VISUALISASI
A. Rekomendasi Karya
Materi iklan yang dapat menunjang promosi Fotografi Fashion dengan
Konsep Lolipop adalah media coffee table book, dengan media penunjang: poster,
iklan koran, iklan majalah, x-banner, agenda, stiker, pulpen, bloknotes,calender dangoodybag.
B. Tumbnail atau Data Teknis Karya
1. Media Lini Bawah
Kamera : Nikon D90 Focal Length : 52mm Shutter Speed : 1/200 sec
Diafragma : f/9
ISO : 200
Lighting : Lampu studio
Lokasi : Rumah
Model : Irene, Stefani, Maria, Desti, Sartika
Typografi : Bahamas, AvantGarde, Arial
Bentuk : Landscape
Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS3
Realisasi : Digital Printing
Ukuran : (226x170) cm
Kamera : Nikon D90 Focal Length : 52mm Shutter Speed : 1/200 sec
Diafragma : f/9
ISO : 200
Lighting : Lampu studio
Lokasi : Rumah
Model : Sartika
Typografi : Bahamas, Bauhaus 93, Arial
Bentuk : Landscape
Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS3
Realisasi : Digital Printing
Ukuran : (226 x 170) mm
Ukuran : (226x170) mm
Penempatan media : Coffe Table Book pada hal. 2
Typografi : Bahamas
Kamera : Nikon D90 Focal Length : 52mm Shutter Speed : 1/200 sec
Diafragma : f/9
ISO : 200
Lighting : Lampu studio
Lokasi : Rumah
Model : Irene
Typografi : Bahamas
Bentuk : Landscape
Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS3
Realisasi : Digital Printing
Ukuran : (226x170) mm
Ukuran : (226x170) mm
Penempatan media : Coffe Table Book pada hal. 4
Typografi : Bahamas
Kamera : Nikon D90 Focal Length : 52mm Shutter Speed : 1/200 sec
Diafragma : f/9
ISO : 200
Lighting : Lampu studio
Lokasi : Rumah
Model : Irene
Bentuk : Landscape
Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS3
Realisasi : Digital Printing
Ukuran : (226x170) mm
Ukuran : (226x170) mm
Penempatan media : Coffe Table Book pada hal. 6
Typografi : Bahamas
Kamera : Nikon D90 Focal Length : 52mm Shutter Speed : 1/200 sec
Diafragma : f/9
ISO : 200
Lighting : Lampu studio
Lokasi : Rumah
Model : Irene
Bentuk : Landscape
Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS3
Realisasi : Digital Printing
Ukuran : (226x170) mm
Ukuran : (226x170) mm
Penempatan media : Coffe Table Book pada hal. 8
Typografi : Bahamas
Kamera : Nikon D90 Focal Length : 92mm Shutter Speed : 1/160 sec
Diafragma : f/8
ISO : 200
Lighting : Lampu studio
Lokasi : Rumah
Model : Desti
Typografi : Bahamas
Bentuk : Landscape
Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS3
Realisasi : Digital Printing
Ukuran : (226x170) mm
Ukuran : (226x170) mm
Penempatan media : Coffe Table Book pada hal. 10
Typografi : Bahamas
Kamera : Nikon D90 Focal Length : 42mm Shutter Speed : 1/160 sec
Diafragma : f/8
ISO : 200
Lighting : Lampu studio
Lokasi : Rumah
Model : Desti
Bentuk : Landscape
Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS3
Realisasi : Digital Printing
Ukuran : 226x170 mm
Ukuran : (226x170) mm
Penempatan media : Coffe Table Book pada hal. 12
Typografi : Bahamas
Kamera : Nikon D90 Focal Length : 52mm Shutter Speed : 1/200 sec
Diafragma : f/9
ISO : 200
Lighting : Lampu studio
Lokasi : Rumah
Model : Stefani
Typografi : Bahamas
Bentuk : Landscape
Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS3
Realisasi : Digital Printing
Ukuran : 226x170 mm
Ukuran : (226x170) mm
Penempatan media : Coffe Table Book pada hal. 14
Typografi : Bahamas
Kamera : Nikon D90 Focal Length : 35mm Shutter Speed : 1/160 sec
Diafragma : f/8
ISO : 200
Lighting : Lampu studio
Lokasi : Rumah
Model : Stefani
Bentuk : Landscape
Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS3
Realisasi : Digital Printing
Ukuran : (226x170) mm
Ukuran : (226x170) mm
Penempatan media : Coffe Table Book pada hal. 16
Typografi : Bahamas
Kamera : Nikon D90 Focal Length : 52mm Shutter Speed : 1/200 sec
Diafragma : f/9
ISO : 200
Lighting : Lampu studio
Lokasi : Rumah
Model : Stefani dan Maria
Typografi : Bahamas
Bentuk : Landscape
Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS3
Realisasi : Digital Printing
Ukuran : (226x170) mm
Ukuran : (226x170) mm
Penempatan media : Coffe Table Book pada hal. 18
Typografi : Bahamas
Kamera : Nikon D90 Focal Length : 45mm Shutter Speed : 1/200 sec
Diafragma : f/8
ISO : 200
Lighting : Lampu studio
Lokasi : Rumah
Model : Maria
Bentuk : Landscape
Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS3
Realisasi : Digital Printing
Ukuran : (226x170) mm
Ukuran : (226x170) mm
Penempatan media : Coffe Table Book pada hal. 20
Typografi : Bahamas
Kamera : Nikon D90 Focal Length : 42mm Shutter Speed : 1/200 sec
Diafragma : f/8
ISO : 200
Lighting : Lampu studio
Lokasi : Rumah
Model : Maria
Bentuk : Landscape
Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS3
Realisasi : Digital Printing
Ukuran : (226x170) mm
Ukuran : (226x170) mm
Penempatan media : Coffe Table Book pada hal. 22
Typografi : Bahamas
Kamera : Nikon D90 Focal Length : 40mm Shutter Speed : 1/200 sec
Diafragma : f/8
ISO : 200
Lighting : Lampu studio
Lokasi : Rumah
Model : Maria dan Sartika
Typografi : Bahamas
Bentuk : Landscape
Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS3
Realisasi : Digital Printing
Ukuran : (226x170) mm
Ukuran : (226x170) mm
Penempatan media : Coffe Table Book pada hal. 24
Typografi : Bahamas
Kamera : Nikon D90 Focal Length : 40mm Shutter Speed : 1/200 sec
Diafragma : f/10
ISO : 200
Lighting : Lampu studio
Lokasi : Rumah
Model : Sartika
Bentuk : Landscape
Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS3
Realisasi : Digital Printing
Ukuran : (226x170) mm
Ukuran : (226x170) mm
Penempatan media : Coffe Table Book pada hal. 26
Typografi : Bahamas
Kamera : Nikon D90 Focal Length : 50mm Shutter Speed : 1/200 sec
Diafragma : f/9
ISO : 200
Lighting : Lampu studio
Lokasi : Rumah
Model : Sartika
Bentuk : Landscape
Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS3
Realisasi : Digital Printing
Ukuran : (226x170) mm
Ukuran : (226x170) mm
Penempatan media : Coffe Table Book pada hal. 28
Typografi : Bahamas
Kamera : Nikon D90 Focal Length : 66mm Shutter Speed : 1/200 sec
Diafragma : f/10
ISO : 200
Lighting : Lampu studio
Lokasi : Rumah
Model : Sartika
Bentuk : Landscape
Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS3
Realisasi : Digital Printing
Ukuran : (226x170) mm
b. Poster
Keterangan:
1) Ukuran : 29,7x42 cm
2) Penempatan media : Di pinggir jalan raya, mading
3) Typografi : Bahamas, Bauhaus Md BT
c. X-benner
Keterangan:
1) Ukuran : 60x160 cm
2) Penempatan media : Di tempat lounching buku
3) Typografi : Bahamas, Bauhaus Md BT, arial
d. Agenda
1) Media Bahan : yellow board dan HVS
2) Ukuran : (13,2 x 18) cm
3) Tipografi : Bahamas
4) Proses Visualisasi : Adobe Photoshop CS3, Coreldraw X4
2. Media lini atas, meliputi:
a. Iklan Koran
Keterangan:
1) Ukuran : (76x127)mm
2) Penempatan media : Koran Kompas
3) Typografi : Bahamas, Bauhaus Md BT
b. Iklan Majalah
Keterangan:
1) Ukuran : (160x230)mm
2) Penempatan media : Majalah Go girl!
3) Typografi : Bahamas, Bauhaus Md BT
3. Merchandise
a. Stiker
1) Media Bahan : vinil
2) Ukuran : 7x5 cm
3) Tipografi : Bahamas
4) Proses Visualisasi : Coreldraw X4
b. Pulpen
1) Media Bahan : vinil
2) Ukuran : 9x5 cm
3) Tipografi : Bahamas
4) Proses Visualisasi : Coreldraw X4