• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

13

LANDASAN TEORI

2. 1 Umum

2. 1. 1 Pengertian Public Relations

Menurut Grunig dan Hunt Public Relations adalah “bagian dari manajemen komunikasi antara organisasi dan publiknya”. (Kriyantono, 2015)

Menurut Tymson dan Lazar menyebut Public Relations “adalah upaya yang direncanakan dan berkelanjutan untuk membangun dan memelihara kesepahaman antara organisasi dan publiknya”. (Kriyantono, 2015)

Menurut Harrison Public Relations sebagai “fungsi membantu organisasi mencapai tujuan-tujuannya melalui komunikasi yang efektif dan relasi-relasi yang konstruktif”. (Kriyantono, 2015)

Dalam Public Relations News dinyatakan bahwa “Public Relations adalah fungsi manajemen yang megevaluasi sikap publik, mengidentifikasi kebijakan dan prosedur individual dan organisasi yang punya kepentingan publik, serta merencanakan dan melaksanakan program aksi dalam rangka mendapatkan pemahaman dan penerimaan publik”. (Cutlip., et al, 2016)

Menurut Harlow Public Relations adalah:

Fungsi manajemen tertentu yang membantu membangun dan menjaga lini komunikasi, pemahaman bersama, penerimaan mutual dan kerja sama antara organisasi dan publiknya; PR melibatkan manajamen problem atau manajemen isu; PR membantu manajemen agar tetap responsif dan mendapat informasi terkini tentang opini publik; PR mendefinisikan dan menekankan tanggung jawab manajemen untuk melayani kepentingan publik; PR membantu manajemen tetap mengikuti perubahan dan memanfaatkan perubahan secara efektif, dan PR dalam hal ini adalah sebagai sistem peringatan dini untuk mengantisipasi arah perubahan (trends); dan PR menggunakan riset dan komunikasi yang sehat dan etis sebagai alat utamanya. (Cutlip., et al, 2016)

(2)

2. 1. 2 Peranan Public Relations

Menurut Dozier & Broom peranan Public Relations dalam suatu organisasi dapat dibagi empat kategori, yaitu:

1. Penasehat Ahli (Expert prescriber)

Seorang praktisi pakar public relations yang berpengalaman dan memiliki kemampuan tinggi dapat membantu mencarikan solusi dalam penyelesaian masalah hubungan dengan publiknya (public relationship). Hubungan praktisi pakar PR dengan manajemen organisasi seperti hubungan antara dokter dan pasiennya. Artinya, pihak manajemen bertindak pasif untuk menerima atau mempercayai apa yang telah disarankan atau usulan dari pakar PR (expert prescriber) tersebut dalam memecahkan dan mengatasi persoalan public relations yang tengah dihadapi oleh organisasi bersangkutan.

2. Fasilitator Komunikasi (Communication fasilitator)

Dalam hal ini, praktisi PR bertindak sebagai komunikator atau mediator untuk membantu pihak manajemen dalam hal untuk mendengar apa yang diinginkan dan diharapkan oleh publiknya. Dipihak lain, dia juga dituntut mampu menjelaskan kembali keinginan, kebijakan, dan harapan organisasi kepada semua pihak publiknya. Sehingga dengan komunikasi timbal balik tersebut dapat tercipta saling pengertian, mempercayai, menghargai, mendukung dan toleransi yang baik dari kedua belah pihak.

3. Fasilitator Proses Pemecahan Masalah (Problem solving process fasilitator)

Peranan praktisi PR dalam proses pemecahan persoalan public relations ini merupakan bagian dari tim manajemen. Hal yang dimaksudkan untuk

(3)

membantu pimpinan organisasi baik sebagai penasehat (adsiver) hingga mengambil tindakan eksekusi (keputusan) dalam mengatasi persoalan atau krisis yang tengah dihadapi secara rasional dan professional. Biasanya dalam dalam menghadapi suatu krisis yang terjadi, maka dibentuk suatu tim posko yang dikoordinir praktisi ahli PR dengan melibatkan berbagai departemen dan keahlian dalam satu tim khusus untuk membantu organisasi, perusahaan dan produk yang tengah menghadapi atau mengatasi persoalan krisis tertentu.

4. Teknisi Komunikasi (Communications technician)

Berbeda dengan tiga peranan praktisi PR professional sebelumnya yang terkait dengan fungsi dan peranan manajemen organisasi. Peranan communication technician ini menjadikan praktisi PR sebagai journalist in resident yang hanya menyediakan layanan teknis komunikasi atau dikenal dengan methode of communication in organization. Sistem komunikasi dalam organisasi tergantung dari masing-masing bagian atau tingkatan (level), yaitu secara teknis komunikasi, baik arus maupun media komunikasi yang dipergunakan dari tingkat pimpinan dengan bawahan akan berbeda dari bawahan ke tingkat atasan. Hal yang sama juga berlaku pada arus dan media komunikasi antara satu level, misalnya komunikasi antar karyawan satu departemen dengan lainnya (employee relations and communication media model). (Ruslan, 2014)

2. 1. 3 Tujuan Public Relations

Menurut Kriyantono dalam realita praktik Public Relations di perusahaan, tujuan Public Relations diantaranya:

1. Menciptakan pemahaman (mutual understanding) antara perusahaan dan publiknya.

(4)

Tujuan kegiatan Public Relations pertama kali adalah berupaya menciptakan saling pengertian antara perusahaan dan publiknya. Melalui kegiatan komunikasi diharapkan terjadi kondisi kecukupan informasi (well-informed) antara perusahaan dan publiknya. Kecukupan informasi ini merupakan dasar untuk mencegah kesalahan persepsi. Kesalahpahaman akibat salah persepsi atau kekurangan infomrasi merupakan kesalahan mendasar dalam kegiatan komunikasi (primary-breakdown of communication).

2. Membangun citra korporat (corporate image)

Citra (image) merupakan gambaran yang ada dalam benak publik tentang perusahaan. Citra adalah persepsi publik tentang perusahaan menyangkut pelayanannya, kualitas produk, budaya perusahaan, perilaku perusahaan atau perilaku individu-individu dalam perusahaan dan lainnya. Pada akhirnya persepsi akan memengaruhi sikap publik, apakah mendukung, netral, memusuhi. Dengan kata lain, citra korporat (corporate image) adalah citra keseluruhan yang dibangun dari semua komponen (tubuh) perusahaan, seperti kualitas produk, keberhasilan ekspor, kesehatan keuangan, perilaku karyawan, tanggung jawab sosial terhadap lingkungan atau pengalaman konsumen yang menyenangkan atau meyedihkan tentang pelayanan perusahaan.

3. Citra Korporat melalui Program CSR

Corporate Social Responsibility (CSR) adalah program Public Relations untuk melibatkan diri mengatasi persoalan-persoalan sosial di lingkungannya. CSR adalah pengintegrasian kepedulian terhadap masalah sosial dan lingkungan hidup ke dalam operasi bisnis perusahaan dan interaksi sukarela antara perusahaan dan para stakeholder-nya. Setiap perusahaan seharusnya bertanggung jawab

(5)

memberikan kontribusi positif dengan cara ikut serta meningkatkan kesejahteraan sosial. Secara berangsur akan terbentuk citra positif terhadap kegiatan sosial yang dilakukan. Beberapa kegiatan bisa menjadi trade mark perusahaan yang berpengaruh dalam memperkuat merek produk.

4. Membentuk opini publik yang favourable

Sikap publik terhadap perusahaan bila diekspresikan disebut opini publik. Jadi, opini publik ini merupakan ekspresi publik mengenai persepsi dan sikapnya terhadap perusahaan. Ada tiga jenis opini, yaitu opini positif (mendukung atau favourable), negatif (menentang) dan netral.

5. Membentuk goodwill dan kerja sama

Pada tahap ini Public Relations sudah pada tahap tindakan nyata. Artinya sudah tercipta jalinan kerja sama dalam bentuk perilaku tertentu yang mendukung keberhasilan perusahaan. Dalam tahap ini diharapkan publik secara nyata mendukung program-program perusahaan. Goodwill dan kerja sama dapat terwujud karena ada inisiatif yang dilakukan berulang-ulang oleh Public Relations perusahaan untuk menanamkan saling pengertian dan kepercayaan kepada publiknya, kemudian diikuti tindakan nyata perusahaan untuk komitmen mewujudkan kepentingan publik. Tujuan menciptakan kerja sama berarti membantu perusahaan dan publik untuk saling beradaptasi satu sama lain. Public Relations adalah upaya-upaya perusahaan untuk mencipatakan kerja sama dengan kelompok-kelompok masyarakat. (Kriyantono, 2016)

2. 1. 4 Tugas Public Relations

Menurut Cutlip., et al sepuluh kategori yang meringkaskan apa yang dilakukan oleh spesialis PR di tempat kerja, seperti:

(6)

1. Menulis dan Mengedit

Menyusun rilis berita dalam bentuk cetak atau siaran, cerita feature, newsletter untuk karyawan dan stakeholder eksternal, korespondensi, pesan web site dan pesan media online lainnya, laporan tahunan dan shareholder, pidato, brosur, film dan script slide show, artikel perdagangan, iklan institusional, materi-materi pendukung teknis lainnya.

2. Hubungan Media dan Penempatan Media

Mengontak media koran, majalah, suplemen mingguan, penulis freelance, dan publikasi perdagangan agar mereka memublikasikan atau menyiarkan berita dan feature tentang organisasi itu sendiri atau oleh orang lain. Merespons permintaan informasi oleh media, memverifikasi berita, dan membuka akses ke sumber otoritas.

3. Riset

Mengumpulkan informasi tentang opini publik, tren, isu yang muncul, iklim politik dan peraturan perundangan, liputan media, opini kelompok kepentingan dan pandangan-pandangan lain berkenaan dengan stakeholder organisasi. Mencari database di internet, jasa online, dan data pemerintah elektronik. Mendesain program riset, survei, dan menyewa perusahaan riset.

4. Manajemen dan Administrasi

Pemograman dan perencanaan dengan bekerja sama dengan manajer lain, menentukan kebutuhan, menentukan prioritas, mendefinisikan publik, setting dan tujuan, strategi dan taktik, menata personel, anggaran, dan jadwal program.

(7)

5. Konseling

Memberi saran kepada manajemen tentang masalah sosial, politik, dan peraturan. Berkonsultasi dengan manajemen tentang cara mengatasi krisis, bekerja sama dengan pengambil keputusan untuk menyusun strategi mengelola isu-isu sensitif dan kritis.

6. Acara Special

Mengatur dan mengelola konferensi pers, lomba 10K, konvensi, open house, pemotongan pita dan grand opening, perayaan ulang tahun, acara pengumpulan dana, mengunjungi tokoh terkemuka, mengadakan kontes, program penghargaan, dan kegiatan khusus lainnya.

7. Pidato

Tampil di depan kelompok, melatih orang untuk memberikan kata sambutan dan mengelola biro juru bicara untuk menjelaskan platform organisasi di depan audien penting.

8. Produksi

Membuat saluran komunikasi dengan menggunakan keahlian dan pengetahuan multimedia, termasuk seni, tipografi, tata letak, dan computer desktop publishing, perekaman audio, video dan editing; dan menyiapkan presentasi audiovisual.

9. Training

Mempersiapkan eksekutif dan juru bicara lain untuk menghadapi media dan tampil di hadapan publik. Memberi petunjuk kepada orang lain di dalam organisasi untuk meningkatkan keahlian menulis dan berkomunikasi. Membantu

(8)

memperkenalkan perubahan dalam kultur, kebijakan, struktur, dan proses organisasional.

10. Kontak

Bertugas sebagai penghubung (liaison) dengan media, komunitas, dan kelompok internal dan eksternal lainnya. Sebagai mediator antara organisasi dan stakeholder penting dengan bertugas untuk mendengarkan pandangan, menegosiasikan, mengelola konflik, dan menjalin kesepakatan. Sebagai tuan rumah dengan melakukan pertemuan dan jamuan untuk tamu dan pengunjung. (Cutlip., et al, 2016)

2. 1. 5 Fungsi Public Relations

Menurut Public Relations Society of America sebagai sebuah fungsi manajemen, PR mencakup hal-hal sebagai berikut:

1. Memperkirakan, menganalisis, dan menginterpretasikan opini dan sikap publik, dan isu-isu yang mungkin memengaruhi operasi dan rencana organisasi, baik itu pengaruh buruk maupun baik.

2. Memberi saran kepada manajemen di semua level di dalam organisasi sehubungan dengan pembuatan keputusan, jalannya tindakan, dan komunikasi, dan mempertimbangkan ramifikasi publik dan tanggung jawab sosial atau kewarganegaraan organisasi.

3. Meriset, melaksanakan, dan mengevaluasi secara rutin program-program aksi dan komunikasi untuk mendapatkan pemahaman publik yang dibutuhkan untuk kesuksesan tujuan organisasi. Ini mungkin mencakup program

(9)

marketing, finansial, pengumpulan dana, karyawan, komunitas atau hubungan pemerintah, dan program-program lain.

4. Merencanakan dan mengimplementasikan usaha organisasi untuk mempengaruhi atau mengubah kebijakan publik.

5. Menentukan tujuan, rencana, anggaran, rekrutmen dan training staf, mengembangkan fasilitas—ringkasnya, mengelola sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan semua hal tersebut di atas.

6. Contoh-contoh ilmu pengetahuan yang dibutuhkan dalam praktik PR profesional adalah seni komunikasi, psikologi, psikologi sosial, sosiologi, ilmu politik, ekonomi, dan prinsip manajemen etika. Pengetahuan teknis dan keahlian dibutuhkan untuk meriset opini, analisis isu publik, relasi media, direct mail, publikasi advertising institusional, produksi film/video, acara special, pidato, dan prestasi. (Cutlip., et al, 2016)

2. 1. 6 Bagian-bagian dari Fungsi Public Relations

Menurut Cutlip., et al makna dan praktik PR komtemporer mencakup semua aktivitas sebagai berikut:

1. Hubungan Internal, adalah bagian khusus PR yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan saling bermanfaat antara manajer dan karyawan tempat organisasi menggantungkan kesuksesannya.

2. Publisitas, adalah informasi yang disediakan oleh sumber luar yang digunakan oleh media karena informasi itu memiliki nilai berita. Metode penempatan pesan di media ini adalah metode yang tak bisa dikontrol

(10)

(uncontrolled) sebab sumber informasi tidak memberi bayaran kepada media untuk pemuatan informasi tersebut.

3. Advertising, adalah informasi yang ditempatkan di media oleh sponsor tertentu yang jelas identitasnya yang membayar untuk ruang dan waktu penempatan informasi tersebut. Ini adalah metode terkontrol dalam menempatkan pesan di media.

4. Press Agentry, adalah penciptaan berita dan peristiwa yang bernilai berita untuk menarik perhatian media massa dan mendapatkan perhatian publik. 5. Public Affairs, adalah bagian khusus dari PR yang membangun dan mempertahankan hubungan pemerintah dan komunitas lokal dalam rangka memengaruhi kebijakan.

6. Lobbying, adalah bagian khusus dari PR yang berfungsi untuk menjalin dan memelihara hubungan dengan pemerintah terutama dengan tujuan memengaruhi penyusunan undang-undang dan regulasi.

7. Manajemen Isu, adalah proses proaktif dalam mengantisipasi, mengidentifikasi, mengevaluasi, dan merespons isu-isu kebijakan publik yang mempengaruhi hubungan organisasi dengan publik mereka.

8. Hubungan Investor, adalah bagian dari PR dalam perusahaan korporat yang membangun dan menjaga hubungan yang bermanfaat dan saling menguntungkan dengan shareholder dan pihak lain di dalam komunikasi keuangan dalam rangka memaksimalkan nilai pasar.

9. Pengembangan, adalah bagian khusus dari PR dalam organisasi nirlaba yang bertugas membangun dan memelihara hubungan dengan donor dan

(11)

anggota dengan tujuan mendapatkan dana dan dukungan sukarela. (Cutlip., et al, 2016)

2. 2 Studi Literatur

2. 2. 1 Strategi Public Relations

Menurut Lukaszewski definisi Strategi adalah:

Kekuatan penggerak dalam setiap bisnis atau organisasi. Strategi adalah kekuatan intelektual yang membantu mengorganisir, memprioritaskan, dan memberi energi terhadap apa-apa yang mereka lakukan. Tanpa strategi tidak ada energi. Tanpa strategi, tak ada arah. Tanpa strategi, tak ada momentum. Tanpa strategi, tak ada pengaruh. (Cutlip., et al, 2016)

Menurut Cutlip., et al “Strategi dapat didefiniskan sebagai penentuan tujuan dan sasaran usaha jangka panjang, dan adopsi upaya pelaksanaan dan alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut”. (Cutlip., et al, 2016)

Menurut Adnaputra “Strategi Public Relations adalah alternatif optimal yang dipilih untuk ditempuh guna mencapai tujuan Public Relations dalam kerangka suatu rencana Public Relations (Public Relations Plan). (Trisnawati & Syarah, 2017)

Menurut Nova bauran strategi Public Relations, terdiri dari:

a. Publications (publikasi) adalah cara PR dalam menyebarkan informasi, gagasan, atau ide kepada khalayaknya;

b. Event (acara) adalah setiap bentuk kegiatan yang dilakukan oleh PR dalam proses penyebaran informasi kepada khalayaknya, contoh kampanye PR, seminar, pameran, launching, CSR;

c. News (pesan/berita) adalah informasi yang dikomunikasikan kepada khalayak yang dapat disampaikan secara langsung maupun tidak langsung. Informasi

(12)

yang disampaikan bertujuan agar dapat diterima oleh khalayaknya dan mendapat respons yang positif;

d. Corporate Identity (citra perusahaan) adalah cara pandang khalayak kepada suatu perusahaan terhadap segala aktivitas usaha yang dilakukan. Citra yang terbentuk dapat berupa citra positif maupun citra negatif, tergantung dari upaya apa saja yang dilakukan oleh sebuah perusahaan untuk menciptakan dan mempertahankan citra positif, demi keberlangsungan sebuah perusahaan; e. Community Involvement (hubungan dengan khalayak) adalah sebuah relasi

yang dibangun dengan khalayak (stakeholder, stockholder, media, masyarakat di sekitar perusahaan, dan lain-lain);

f. Lobby and Negotiation (teknik lobi dan negosiasi) adalah sebuah rencana baik jangka panjang maupun jangka pendek yang dibuat PR dalam rangka penyusunan budget yang dibutuhkan. Dengan perencanaan yang matang akan membuat kegiatan yang sudah direncanakan berjalan baik dan dapat meminimalisasi kegagalan;

g. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan wacana yang sedang mengemuka di dunia bisnis atau perusahaan. Wacana ini digunakan oleh perusahaan dalam rangka mengambil peran untuk secara bersama melaksanakan aktivitasnya dalam rangka kesejahteraan masyarakat di sekitarnya. (Trisnawati & Syarah, 2017)

Penerapan strategi terjadi dalam dua tahap, terdiri dari: 1. Rencana dalam Strategi Public Relations

(13)

Menurut Cutlip., et al perencanaan yang cermat dengan mengantisipasi perkembangan yang dapat dilihat lebih mungkin untuk menghasilkan hal-hal berikut:

a. Perencanaan terpadu di mana keseluruhan upaya akan menghasilkan pencapaian yang pasti untuk tujuan spesifik.

b. Meningkatkan partisipasi dan dukungan manajemen. c. Program yang lebih positif, bukan defensif.

d. Pertimbangan yang cermat terhadap pemilihan tema, timing, dan taktik. (Cutlip., et al, 2016)

2. Manajemen dalam Strategi Public Relations

Menurut Cutlip., et al praktisi PR bekerja sama dengan manajer lain untuk mengembangkan rencana program strategis. Meskipun masing-masing program membutuhkan elemen unik, namun secara keseluruhan pendekatannya sama dari satu rencana ke rencana lain. Proses perencanaan dan pemrograman biasanya menggunakan langkah-langkah berikut:

a. Mendefinisikan peran dan misi. Menentukan sifat dan cakupan kerja yang akan dilakukan.

b. Menentukan area hasil utama. Menentukan di mana tempat menginvestasikan waktu, energi, dan bakat.

c. Mengidentifikasi dan menspesifikasi indikator efektivitas. Menentukan faktor yang dapat diukur sebagai dasar penentuan sasaran.

d. Memilih dan menentukan sasaran. Menentukan hasil yang akan dicapai. e. Menyiapkan rencana aksi. Menentukan bagaimana mencapai sasaran spesifik.

(14)

2) Penjadwalan. Menentukan waktu yang diperlukan untuk langkah-langkah aksi dan sasaran.

3) Anggaran. Menentukan dan menggunakan sumber daya yang diperlukan untuk mencapai sasaran.

4) Menetapkan akuntabilitas. Menentukan siapa yang akan mengawasi pencapaian sasaran dan langkah-langkah aksi.

5) Mereview dan merekonsiliasi. Mengetes dan merevisi rencana tentatif, jika diperlukan, sebelum melakukan aksi.

f. Menetapkan kontrol. Memastikan pencapaian sasaran secara efektif.

g. Berkomunikasi. Menentukan komunikasi organisasi yang diperlukan untuk mencapai pemahaman dan komitmen dalam enam langkah sebelumnya.

h. Implementasi. Memastikan kesepakatan di antara orang-orang penting tentang siapa dan apa yang dibutuhkan untuk upaya itu, pendekatan apa yang paling baik, siapa yang perlu dilibatkan, dan langkah aksi apa yang perlu diambil segera. (Cutlip., et al, 2016)

2. 2. 2 Humas Pemerintah

1. Pengertian Humas Pemerintah

Berdasarkan Keputusan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 371/KEP/M. KOMINFO/8/2007 tentang Kode Etik Hubungan Masyarakat Pemerintah:

yang dimaksud humas pemerintah adalah aktivitas lembaga dan atau individu yang melaksanakan fungsi manajemen dalam bidang komunikasi dan informasi kepada publik pemangku kepentingan (stakeholders) dan sebaliknya. (Suprawoto, 2018)

Suprawoto mengutip dalam keputusan Menteri tersebut juga dibedakan antara humas pemerintah dan humas pemerintahan, yaitu:

Didalam Pasal 1 (6) dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan humas pemerintahan adalah segenap tindakan-tindakan yang dilakukan oleh suatu

(15)

instansi/perusahaan dalam usaha membina hubungan yang harmonis dengan khalayak internal dan eksternal dan membina martabat instansi/perusahaan dalam pandangan khalayak internal dan eksternal guna memperoleh pengertian, kepercayaan, kerja sama, dan dukungan dari khalayak internal dan eksternal dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya. (Suprawoto, 2018)

2. Tujuan Humas Pemerintah

Menurut Cutlip., et al menjelaskan “Pemerintah menyentuh setiap aspek masyarakat, dan hampir semua bagian pemerintah mengandalkan pada orang-orang public affairs (humas). Tujuan dari humas pemerintah, terlepas dari level dan tipe pemerintah, setidaknya mengandung tujuh tujuan yang sama”;

a. Memberi informasi konstituen tentang aktivitas agen pemerintah.

b. Memastikan kerja sama aktif dalam program pemerintah—voting, curbside recycling, dan juga kepatuhan kepada program aturan—kewajiban menggunakan sabuk pengamanan, aturan dilarang merokok.

c. Mendorong warga mendukung kebijakan dan program yang sudah ditetapkan—sensus, program pengawasan keamanan lingkungan, kampanye penyadaran akan kesehatan personal, bantuan untuk upaya pertolongan bencana.

d. Melayani sebagai advokat publik untuk administrator pemerintah— menyampaikan opini publik kepada pembuat keputusan, mengelola isu publik di dalam organisasi, meningkatkan aksesibilitas publik ke pejabat administrasi.

e. Mengelola informasi internal—menyiapkan newsletter organisasi, pengumuman elektronik, dan isi dari situs Internet organisasi ke karyawan.

(16)

f. Memfasilitasi hubungan media—menjaga hubungan dengan pers lokal; bertugas sebagai saluran untuk semua pernyataan media; memberitahu tentang organisasi, praktiknya, dan kebijakannya.

g. Membangun komunitas dan bangsa—menggunakan kampanye kesehatan publik dengan dukungan pemerintah dan program keamanan publik lainnya dan mempromosikan berbagai program sosial dan pembangunan. (Cutlip., et al, 2016)

3. Manfaat Humas Pemerintah

Menurut Liu dan Levenshus, manfaat humas pemerintah terdiri dari:

a. Public Relations memajukan arus informasi yang akurat dan benar, komunikasi yang terbuka dan transparan mendorong kredibilitas dan mendapatkan kepercayaan di insitusi global. Apalagi di era global seperti sekarang ini. Batas negara seperti sudah menjadi semu.

b. Humas melayani kepentingan publik dengan menyediakan sesuai kebutuhannya. Dalam masyarakat yang demokratis kejelasan dan informasi yang diperlukan untuk membantu diseputar informasi dan pembuatan keputusan.

c. Public Relations membantu untuk membangun rasa saling pengertian di antara beragam institusi global dan sasaran humas.

d. Public Relations melayani kepentingan publik dnegan mengubah sikap dan perilaku terhadap beberapa isu-isu sosial yang paling menjadi perbincangan di dunia, seperti mulai dari kesadaran kanker payudara, dan mengemudi sambil merokok dan obesitas. Di industri humas juga berusaha mencegah kekecewaan konsumen, kesadaran dalam meningkatkan kualitas hidup,

(17)

kasus-kasus berharga yang menjadi sebab kemajuan dan memberikan pelayanan jasa bagi instansi yang membutuhkan bantuan hubungan masyarakat, tapi tidak bisa menjangkaunya. (Suprawoto, 2018)

4. Tugas Humas Pemerintah

Menurut Millet, Humas/PR dalam dinas instansi/lembaga kepemerintahan terdapat beberapa hal untuk melaksanakan tugas utamanya, yaitu sebagai berikut. a. Mengamati dan mempelajari tentang hasrat, keinginan-keinginan dan aspirasi

yang terdapat dalam masyarakat (learning about public desires and aspiration).

b. Kegiatan memberikan nasihat atau sumbang saran untuk menanggapi apa sebaliknya dilakukan oleh instansi/lembaga pemerintah seperti yang dikehendaki oleh pihak publiknya (advising the public about what is should desire)

c. Kemampuan untuk mengusahakan terjadinya hubungan memuaskan yang diperoleh antara hubungan publik dengan para aparat pemerintahan (ensuring satisfactory contact between public and government official)

d. Memberikan penerangan dan informasi tentang apa yang telah diupayakan oleh suatu lembaga/instansi pemerintah yang bersangkutan (informing and about what an agency is doing) (Ruslan, 2014)

Menurut Dimock dan Koenig, pada umumnya tugas-tugas dari pihak Humas instansi atau lembaga pemerintah, yaitu sebagai berikut:

(18)

a. Upaya memberikan penerangan atau informasi kepada masyarakat tentang pelayanan masyarakat, kebijaksanaan serta tujuan yang akan dicapai oleh pemerintah dalam melaksanakan program kerja tersebut.

b. Mampu untuk menanamkan keyakinan dan kepercayaan serta mengajak masyarakat dalam partisipasinya atau ikut serta pelaksanaan program pembangunan di berbagai bidang, sosial, budaya, ekonomi, politik, serta menjaga stabilitas dan keamanan nasional.

c. Kejujuran dalam pelayanan dan pengabdian dari aparatur pemerintah yang bersangkutan perlu dipelihara atau dipertahankan dalam melaksanakan tugas serta kewajibannya masing-masing. (Ruslan, 2014)

5. Fungsi Humas Pemerintah

Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Tata Kelola Kehumasan Dalam Peraturan Menpan dan RB tersebut menyebutkan fungsi humas pemerintah adalah:

a. Membentuk, meningkatkan, serta memelihara citra dan reputasi positif instansi pemerintah dengan menyediakan informasi tentang kebijakan, program, dan kegiatan instansi.

b. Menciptakan iklim hubungan internal dan eksternal yang kondusif dan dinamis. Ini sangat penting dilakukan, karena yang sering terjadi humas pemerintah selalu lebih mementingkan eksternal dan melupakan internal. c. Menjadi penghubung instansi dengan publiknya. Tentunya setiap unit dalam

organisasi memiliki tugas dan fungsi masing. Demikian juga dengan humas pemerintah, harus mampu menjadi penghubung instansi dengan

(19)

masyarakatnya. Dengan demikian, unit lain yang dapat bekerja dengan tenang tanpa mendapat beban permintaan informasi dan berkomunikasi dengan masyarakat yang memerlukan .

d. Melaksanakan fungsi manajemen komunikasi, yang meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pemberian masukan dalam mengelola informasi. Sudah barang tentu dalam melaksanakan tugas dan fungsinya humas pemerintah melaksanakan fungsi manajemen agar semua programnya bisa berjalan dengan baik. (Suprawoto, 2018)

Tabel II.1.

Perbedaan Humas dengan Humas Pemerintah

No. Humas Humas Pemerintah

1. Berada di luar pemerintahan

Di dalam lingkup penyelenggaraan negara (dalam arti luas meliputi eksekutif, legislatif, yudikatif, dan lembaga negara yang lainnya). Di dalam penyelenggaraan pemerintah atau arti sempit humas pemerintah hanya di lingkup eksekutif saja.

2. Yang menjadi fokus perhatian publik dan stakeholder.

Yang menjadi fokus perhatian tidak hanya publik, stakeholder namun juga seluruh warga negara atau masyarakat.

3.

Operasional humas merupakan upaya untuk membentuk citra perusahaan.

Operasional humas selain upaya membentuk citra organisasi, pelayanan juga memenuhi hak masyarakat untuk mendapatkan akses informasi dan berkomunikasi

4. Ada sebuah produk yang

diperjualbelikan. Tidak ada yang diperjualbelikan.

Sumber: (Suprawoto, 2018)

2. 2. 3 Publistas

(20)

Menurut Lesly pengertian Publisitas adalah:

Seorang liaison (penghubung) antara organisasi atau perusahaan tempat dia bekerja dan media. Secara efektif, hubungan ini berlangsung dalam jangka panjang bergantung pada kemampuan merepresentasikannya untuk mencapai kepuasan, yang perlu diperkenalkan kepada orang lain. Dengan cara ini publisitas seperti seorang katalisator yang mengubah unsur-unsur transaksi dengan tetap tidak mencampuradukkannya dengan hal lain. Bahwa memerlukan pemeliharaan penilaian dan standar-standar jurnalistik yang logis dalam transaksi dengan klien, termasuk advocacy secara penuh untuk dapat dengan mudah menyiapkan secara tuntas, adanya para pejabat yang dapat merespons dengan cepat kepada media. Hal ini juga memerlukan keterbukaan dan kejujuran, sebagaimana mengakomodasi dan menyadari pentingnya media. (Ardianto, 2014)

Menurut Ardianto, Publisitas adalah:

Penyampaian pernyataan kepada pers atau media massa mengenai kegiatan sebuah organisasi atau seseorang. Publisitas merupakan kegiatan paling awal dari Public Relations”. Fungsi dan tugas Public Relations adalah menyelenggarakan publikasi atau menyebarluaskan informasi berbagai media tentang kegiatan instansi, yang seharusnya diketahui oleh publik. PR juga berfungsi dan bertugas menghasilkan publisitas untuk memperoleh tanggapan positif dari publik atau masyarakat. Dalam hal ini, fungsi dan tugas PR adalah membuat berita untuk mencari publisitas melalui kerjasama dengan media, wartawan atau reporter untuk membentuk, meningkatkan dan memelihara citra positif dan reputasi baik organisasi/perusahaan. Publisitas ini bisa melalui event, campaigns, dan programs. (Ardianto, 2014)

Menurut Ardianto, publisitas dilakukan pada media massa dan nonmedia massa. Berikut ini beberapa definisi mengenai publisitas:

a. Suatu teknik bercerita mengenai seseorang, suatu badan, suatu hal.

b. Teknik untuk mengerahkan perhatian dan kemauan baik dari publik terhadap seseorang atau suatu badan.

c. Berita mengenai kejadian-kejadian yang direncanakan.

d. Teknik penyiaran suatu berita mengenai peristiwa yang direncanakan terlebih dahulu dalam media massa tanpa membayar untuk kepentingan seseorang, suatu badan atau suatu hal.

e. Publicity is planned news.

(21)

2. Tujuan Publisitas

Menurut Hachigan “Publisitas bertujuan memperoleh perhatian publik melalui penyebaran di media cetak dan elektronik, mencakup surat kabar, majalah, tv, radio, talk show dan acara-acara lain, publisitas online, kelompok-kelompok, dan website”. (Ardianto, 2014)

3. Tahapan Membuat Publisitas

Menurut Lesly, tahap-tahap yang dilakukan dalam perencanaan publisitas:

a. Penelitian, menganalisis sejarah dari fakta-fakta subjek yang berbeda yang dipublisitaskan, menelusuri catatan buku, cek bank, dan data computer dengan orang-orang penting yang dapat memberi masukan.

b. Penetapan tujuan. Publisitas dibuat untuk surat kabar, majalah, televisi, majalah perusahaan, atau publisitas dagang dan surat langsung.

1) Sectional publicity mengenai masalah dan ilustrasi untuk community newspaper (surat kabar komunitas).

2) Regional publicity menggunakan berita dan foto dengan menghasilkan berita untuk tujuan publikasi khusus area-area lokal.

3) National publicity menggunakan berita dan foto ke media nasional dan televisi.

c. Perencanaan kerja dengan media, dengan para wartawan media cetak atau reporter televisi.

d. Kesiapan layanan publisitas, publikasi yang menyediakan tips lebih lanjut bagi media dan para penulis naskah yang diperlukan bagi pembuat publistas.

e. Penentuan pembicara. Pembicara yang mudah dihubungi, orang-orang yang pandai berbicara yang memiliki otoritas tentang suatu objek.

(22)

f. Pembuatan pattern, sejumlah organisasi yang menyediakan layanan untuk menarik keperluan para publisitas (pembuat publisitas).

g. Pembuat anggaran problem dasar dalam suatu kampanye publisitas atau dalam perencanaan publisitas adalah formulasi tentang anggaran. Idealnya publisitas harus menentukan tujuan, batasan geografis, media yang digunakan dan penetapan anggaran.

h. Pembuat judul aktivitas, secara teratur jadwal publisitas ini masuk pada kalender organisasi. (Ardianto, 2014)

2. 2. 4 Citra

1. Pengertian Citra

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “pengertian citra adalah; (1) kata benda, gambar, rupa, gambaran; (2) gambaran yang dimiliki orang banyak mengenai pribadi, perusahaan, organisasi atau produk; (3) kesan mental atau kalimat, dan merupakan unsur dasar yang khas dalam karya prosa atau puisi”. (Ardianto, 2014)

Menurut Ardianto, “Citra adalah image: the impression, the feeling, the conception which the public has a company; a consciously created impression of an object, person or organization (Citra adalah perasaan, gambaran diri publik terhadap perusahaan, organisasi atau lembaga; kesan yang dengan sengaja diciptakan dari suatu objek, orang atau organisasi)”. (Ardianto, 2014)

Frank Jefkins, Pakar PR dari Inggris, mengatakan bahwa “citra adalah kesan seseorang atau individu tentang sesuatu yang muncul sebagai hasil dari pengetahuan dan pengalamannya”. (Ardianto, 2014)

(23)

Jalaluddin Rakhmat menyebutkan bahwa “citra adalah penggarambaran tentang realitas dan tidak harus sesuai dengan realitas”. (Ardianto, 2014)

Walter Lippman menyebutkan “citra sebagai the picture in our head”. (Ardianto, 2014)

2. Jenis-jenis Citra

Ardianto membagi jenis citra kedalam beberapa jenis. Jenis-jenis citra: Pertama, citra bayangan (mirror image) adalah citra yang melekat pada orang atau anggota-anggota organisasi, dan citra yang dianut oleh orang dalam mengenai pandangan luar terhadap organisasinya. Citra bayangan itu hampir selalu tidak tepat, atau tidak sesuai dengan kenyataan sesungguhnya. Kedua, citra yang berlaku (current image) adalah kebalikan dari citra bayangan atau pandangan yang dianut oleh pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi. Ketiga, citra yang diharapkan (wish image) adalah suatu citra yang diinginkan oleh pihak manajemen. Citra ini juga tidak sama dengan citra yang sebenarnya. Biasanya citra yang diharapkan itu lebih baik atau lebih menyenangkan daripada citra yang ada. Keempat, citra perusahaan atau citra lembaga (corporate image) adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan. Suatu badan usaha yang memiliki citra perusahaan positif lebih mudah menjual produk atau jasanya. Kelima, Citra majemuk (multiple image). Banyaknya jumlah (individu), cabang atau perwakilan dari sebuah perusahaan atau organisasi dapat memunculkan suatu citra yang belum tentu sama dengan citra organisasi atau perusahaan secara keseluruhan. Variasi citra tersebut harus ditekan seminimal mungkin dan citra perusahaan harus ditegakan secara keseluruhan. (Ardianto, 2014)

(24)

Menurut Baskin dan Aronoff, “survei citra organisasi bertujuan mengukur: (1) bagaimana ketidakasingan (familiar) publik dengan organisasi, para pejabat perusahaan, produk, kebijakan dan aspek lainnya; (2) karakteristik berbagai atribut publik terhadap organisasi; (3) derajat persepsi positif dan negatif”. (Ardianto, 2014)

Menurut Nelisen, “dalam barometer citra mencangkup aspek-aspek perilaku seperti halnya opini-opini dalam metode komunikasi. Ringkasnya, elemen-elemen dasar pengukuran citra perusahaan, yakni familiarity (tidak asing lagi) terhadap organisasi, karakteristik atribut orang-orang dan value assessment (nilai taksir)”. (Ardianto, 2014)

2. 2. 5 Opini Publik

1. Pengertian Opini Publik

Menurut Cutlip., et al gagasan umum tentang Opini Publik:

Menyatakan bahwa opini publik adalah sekumpulan pandangan individu terhadap isu yang sama. Tetapi pendekatan “kesepakatan individual” untuk mendefinisikan opini publik ini melupakan bahwa ini bersifat publik. Kognisi individu barangkali mewakili atau barangkali tidak mewakili konsensus, atau “pemikiran bersama.“ Sebab, konsensus lebih merepresentasikan jenis opini yang membentuk atau dibentuk oleh diskusi publik di kalangan pihak-pihak yang berbagi “sense of commoness.” (Cutlip., et al, 2016)

Cutlip., et al berkesimpulan Opini Publik adalah:

Jadi opini publik lebih dari sekedar kumpulan pandangan yang dianut oleh suatu kategori kelompok individu pada satu waktu. Opini publik tidak bisa hanya didefinisikan sebagai sebuah keadaan kesadaran individu. Sebaliknya, opini publik merefleksikan proses dinamis di mana ide-ide “diekspresikan, disesuaikan, dan dikompromikan melalui dalam rangka menuju determinasi kolektif dari suatu arah tindakan.” (Cutlip., et al, 2016)

Menurut Price dan Robert, Opini Publik dapat ditemukan diantaranya:

Opini publik dijumpai diantara publik, atau kelompok orang yang berkomunikasi yang memiliki kepentingan yang sama. Mereka secara kolektif menganut pandangan tentang suatu isu, mengapa isu itu menjadi perhatian,

(25)

dan apa yang harus dilakukan dalam situasi itu. Proses ini jelas berlangsung terus-menerus. (Cutlip., et al, 2016)

2. Pengertian Publik

Menurut filsuf dan pendidik Dewey, mendefinisikan Publik sebagai berikut: Unit sosial yang aktif yang terdiri dari semua pihak yang terlibat yang mengenali problem bersama yang akan mereka cari solusinya secara bersama-sama. Dia menulis bahwa publik dibentuk dengan “pengakuan akan adanya konsekuensi buruk dari kepentingan bersama.“ Tetapi, tanpa komunikasi, publik ”akan tetap seperti bayangan tanpa bentuk, mencari dirinya sendiri, tetapi hanya berhasil menangkap bayang-bayang ketimbang substansinya.” (Cutlip., et al, 2016)

Menurut Grunig memperluas konsep Dewey dengan membeberkan tiga faktor yang menggerakkan publik laten menjadi publik aktif yang melakukan komunikasi:

a. Pengenalan problem merepresentasikan sejauh mana orang menyadari bahwa ada yang tidak beres dalam suatu situasi, dan karenanya mereka tahu bahwa mereka butuh informasi.

b. Pengenalan batas batas merepresentasikan sejauh mana orang memandang diri mereka dibatasi oleh faktor eksternal, dan sejauh mana mereka memandang bahwa mereka dapat berbuat sesuatu untuk suatu itu. Jika orang mengira bahwa mereka bisa berbuat sesuatu atau bisa memengaruhi situasi problem, mereka akan mencari informasi untuk merencanakan suatu tindakan. c. Level keterlibatan merepresentasikan sejauh mana orang memandang dirinya

terlibat dan dipengaruhi oleh situasi. Dengan kata lain, semakin mereka memandang diri terkait dengan situasi, semakin mungkin mereka akan mengomunikasikan hal ini.

(26)

Tiga variabel tersebut diukur berdasarkan seberapa aktif atau pasifkah perilaku komunikasi suatu publik. Perilaku komunikasi aktif dinamakan pencarian informasi karena orang dalam kelompok itu kemungkinan akan mencari informasi tentang isu. Perilaku komunikasi pasif disebut pemrosesan informasi sebab audien yang pasif mungkin memerhatikan atau tidak memerhatikan suatu pesan. (Cutlip., et al, 2016)

3. Macam-macam Karakter Publik

Menurut Grunig dan Repper terdapat empat tipe publik, yang terdiri dari: a. All-issue publics bersikap aktif dalam semua isu.

b. Appathetic publics tidak memerhatikan atau tidak aktif terhadap semua isu. c. Single-issue publics aktif pada satu atau sejumlah isu terbatas.

d. Hot issue publics baru aktif setelah semua media mengeskpos hampir semua orang dan isu menjadi topik sosial yang diperbincangkan secara luas. (Cutlip., et al, 2016)

Gambar

Tabel II.1.

Referensi

Dokumen terkait

“Integrasi Pendidikan Karakter Dengan Pembelajaran Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadis di Madrasah Aliyah Negeri Jombang”..

Nilai Book Value yang tinggi akan menjamin keamanan investasi pada perusahaan, jika harga pasar saham lebih tinggi dari pada nilai Book Value , maka hal ini

Dampak dari pengelolaan Koperasi Kredit Bina Masyarakat (BIMA) Sintang sebagai jasa keuangan yang masih belum mampu dalam mendatangkan kesejahteraan bagi anggotanya

mineral berdasarkan nilai rata-rata tanah mineral menunjukkan peningkatan secara linear untuk parameter jumlah anakan, dan pada perlakuan aerasi juga memberikan hasil yang

Daya berkecambah benih tanpa perlakuan (kontrol) mempunyai daya berkecambah sebesar 70,33 % dan benih besar (73.00 %) lebih baik dan berbeda nyata dibandingkan dengan

Adapun selain itu, maka Nabi shallallahu „alaihi wa salam telah melaknat para pembuat gambar dan beliau mengabarkan bahwa mereka adalah manusia yang paling keras

Dalam penelitian ini yang menjadi rumusan masalah adalah apakah penerapan model konseling Rational Emotif Therapy efektif untuk mengatasi kesulitan menyesuaikan

Tiga kesimpulan penting yang diperoleh dari hasil kajian itu adalah: (1) pemberian pupuk kandang atau jerami tidak nyata menaikkan hasil panen padi pada pola padi-padi atau