• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. udang. PT. Central Proteinaprima merupakan anak perusahaan dari Charoen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. udang. PT. Central Proteinaprima merupakan anak perusahaan dari Charoen"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Perusahaan

PT. Central Proteinaprima adalah perusahaan yang memproduksi pakan udang. PT. Central Proteinaprima merupakan anak perusahaan dari Charoen Pokphand Overseas Investment Co, Ltd. Hongkong, yang mulai berdiri pada tahun 1953 yang di prakarsai oleh dua orang bersaudara yaitu Chia ek chow dan Chia Seow Whooy. Awalnya perusahaan ini bernama PT. Charoen Pokphand Indonesia, kemudian pada tahun 2008 perusahaan ini berganti nama menjadi PT. Central Proteinaprima. PT. Charoen Pokphand Indonesia berfasilitas PMA (Penanaman Modal Asing) dan pertama sekali didirikan di Jakarta atas izin Pemerintah Republik Indonesia dengan Surat Keputusan Menteri Perindustrian Republik Indonesia No. 616/M/XI/1971 tanggal 29 november 1971. Perusahaan ini mulai beroperasi secara komersil pada tahun 1972.

Seiring meningkatnya pasaran udang termasuk tingginya permintaan yang berdatangan dari luar wilayah indonesia, maka PT. Charoen Pokphand Indonesia pada tahun 1988 menambah produk berupa pakan udang kedalam rangkaian produksi pakan ternaknya yang sudah demikian berkembang. Oleh sebab itu kemudian PT. Charoen Pokphand Indonesia mendirikan sebuah pabrik baru di Medan yang berlokasi di Jalan Medan – Tanjung Morawa Km 8,5 RT 04 / RW 02, kelurahan Tumbang Deli, Kecamatan Medan Amplas. Pabrik dibangun di atas

(2)

tanah seluas 17.595 m2. Pabrik ini mulai beroperasi pada tahun 1990, dan pada tahun 2008 berganti nama menjadi PT. Central Proteinaprima.

Samapai sekarang ini PT. Central Proteinaprima telah menjadi produsen pakan udang terkemuka di Indonesia dengan jaringan pabrik produksi, fasilitas penelitian serta pusat-pusat pembibitan unggas yang tersebar di Jakarta, Surabaya dan Medan.

2.2 Ruang Lingkup Bidang Usaha

Kegiatan operasional pada PT. Central Proteinaprima dibagi menjadi dua devisi yaitu :

1. Farming Division

Divisi ini mengelola kegiatan perkembangbiakan ternak, pengelolaan pakan ternak serta pemasarannya. Divisi ini berlokasi di Kawasan Industri Medan (KIM) Mabar, Medan.

2. Aqua Culture Division

Divisi ini bergerak di bidang usaha pertambakan udang, pembuatan pakan udang dan ikan termasuk pemasarannya. Divisi ini ditangani oleh PT. Central Proteinaprima cabang Medan-Tanjung Morawa.

Pada saat ini perusahaan mengeluarkan 5 jenis produk yang dibedakan berdasarkna ukuran produk pakan udangnya. Jenis kelima produk pakan udang tersebut adalah pakan udang tipe 682, tipe 683, tipe 683-SP, tipe 684-SP, dan tipe 684.

(3)

2.3. Lokasi Perusahaan

Pabrik PT. Central Proteinaprima Cabang Medan-Tanjung Morawa beralamat di Jalan Medan – Tanjung Morawa Km 8,5 RT 04/RW 02, Kelurahan Tumbang Deli, Kecamatan Medan Amplas.

Lokasi ini berada di tepi jalan Tol Antar Lintas Sumatera dan tepat di sebelah kanan pintu Tol Medan – Tanjung Morawa. Lokasi pabrik ini sangat membantu untuk memudahkan pengiriman produk jadi kesemua konsumen dan juga mempermudah transpostasi bahan baku.

2.4. Daerah Pemasaran

PT. Central Proteinaprima telah mendistribusikan produknya didalam negeri sampai keluar negeri. Daerah pemasaran untuk daerah dalam negeri seperti Sumatera Utara, Aceh, dan Riau dengan kapasitas pemasaran 60%. Sementara 40% untuk untuk pemasaran keluar negeri dipasarkan ke Negara Jepang, Malaysia, India dan Amerika Serikat. Untuk daerah pemasaran dalam negeri, dibagi atas 4 daerah, yaitu:

1. Daerah I, mencakup:

a. Daerah Langkat I, meliputi daerah Karang Gading, Selotong, Secanggang, dan Tanjung Ibus.

b. Daerah Langkat II, meliputi daerah Kuala Serapu, Berandan, Pangkalan Susu, Besitang, dan Gebang.

(4)

2. Daerah II, mencakup:

a. Daerah Deli Serdang I, meliputi daerah Batang Pera, Belawan, Percut, dan Hamparan Perak.

b. Daerah Deli Serdang II, meliputi Pantai Cermin, Sialang Buah, Perbaungan, dan Pantai Labu

3. Daerah III, mencakup:

a. Daerah Asahan I, meliputi Batu Bara, Bedagai, dan Sei Buah

b. Daerah Asahan II, meliputi daerah bengkalis (Riau), Sibolga, Tanjung Balai, Tanjung Leidong, dan Kuala Tanjung.

4. Daerah IV, mencakup: Daerah Propinsi Aceh, yaitu Pidie, Bireun, Langsa, Aceh Timur, Aceh Selatan, Aceh Utara, Aceh Barat, Aceh Barat Daya, dan Aceh Besar.

2.5 Aspek Sosial dan Lingkungan

Didirikannya PT. Central Proteinaprima memberikan dampak positif terhadap lingkungan sekitar, dengan adanya PT. Central Proteinaprima, pasti akan membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat sekitar karena pabrik akan menyerap tenaga kerja dari lingkungan sekitar. Pengaruh berdirinya perusahaan ini juga memberikan dampak negatif meskipun tidak terlalu signifikan, namun adanya limbah berupa pembuangan asap ke udara dapat mengakibatkan polusi udara dan juga aktivitas pabrik yang menghasilkan bau yang kurang sedap akan sedikit mengganggu terhadap lingkungan sekitar.

(5)

2.6. Organisasi dan Manajemen

Struktur organisasi merupakan suatu kerangka hubungan kerja antara satu individu dengan individu lainnya dalam rangka mencapai satu tujuan dengan menggunakan aturan-aturan yang telah disepakati secara bersama. Struktur organisasi ini mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan dan memperlancar jalannya roda perusahaan. Pendistribusian tugas-tugas, wewenang dan tanggung jawab serta hubungan satu sama lain dapat digambarkan pada struktur organisasi perusahaan, sehingga para pegawai dan karyawan akan mengetahui dengan jelas apa tugasnya dari mana ia mendapatkan perintah dan kepada siapa ia harus bertanggung jawab.

Sebuah perusahaan akan berjalan dengan lancar apabila adanya sistem organisasi dan manajemen yang baik dan terpadu semua kegiatan dalam perusahaan itu akan dikonsep hubungannya dalam sebuah organisasi dan pelaksanaan kegiatan tersebut diatur dalam manajemennya. Dengan adanya struktur organisasi dan uraian tugas yang telah ditetapkan akan menciptakan suasana kerja yang baik dan tidak terjadi kekacauan akibat kesalahan dalam pemberian perintah dan tanggung jawab. Bentuk struktur organisasi yang digunakan pada PT. Central Proteinaprima adalah berbentuk lini fungsional artinya wewenang dari pimpinan tertinggi diberikan secara langsung dari elemen perusahaan tertinggi ke terendah, kemudian kepala bagian yang memiliki jabatan fungsional mengerjakan wewenang yang diterima dan bertanggung jawab terhadap tugas dan tanggung jawab departemen masing-masing.

(6)

Struktur organisasi PT. Central Proteinaprima ditunjukkan pada Gambar 2.1.

(7)

GENERAL MANAGER ACCOUNTING MANAGER FINANCE MANAGER PURCHASING MANAGER EXP - IMPORT MANAGER PERSONNEL & G. AFFAIR PERS & GA SECT. HEAD SECT. HEAD LEVEL STAFF KARYAWAN SAFETY OFFICER QCP MANAGER QCP SUPERVISOR QCP STAFF MECHANIC MECHANIC SECT. HEAD -MECHANIC SPV -MECHANIC SPV -MAINT STAFF -FORKLIFT -MECHANIC STAFF ELECTRIC ELECTRIC SECT. HEAD -ELECTRIC SPV - ELECTRIC STAFF -MAINT STAFF -BOILLER OPRT MANITENAN CE MANAGER ELECTRIC STORE ROOM SR SECTION HEAD STORE ROOM STAFF WH SECTION HEAD WH SUPERVISOR -Un Loading Staff -Forklift Operator WARE HOUSE FACTORY ADM FA SECTION HEAD FA SUPERVISOR TRUCK SCALE OPERATOR PPIC MANAGER PRODUCTION MANAGER FEED PROCESSING FP SECTION HEAD FP SUPERVISOR OPERATOR MARKETING MANAGER MARKETING SECTION HEAD -Sales Adm.

- Sales Area KARYAWAN KARYAWAN KARYAWAN KARYAWAN

GENERAL MANAGER PRODUCTION INTERNAL CONTROL Ket: : Manager Perusahaan : Karyawan Perusahaan

(8)

Uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab dari masing–masing jabatan yang ada di PT. Central Proteinaprima adalah sebagai berikut :

1. General Manager

General Manager merupakan pucuk pimpinan tertinggi di dalam perusahaan yang bertanggung jawab atas semua aktivitas yang ada di perusahaan dan memegang wewenang dalam memutuskan setiap kebijaksanaan perusahaan. Maju mundurnya perusahaan tergantung pada sistem kepemimpinan yang dibawakannya. General Manager bertanggungjawab kepada vice president yang berkedudukan di pusat (Jakarta).

a. Menetapkan langkah–langkah pokok dalam melaksanakan kebijaksanaan perusahaan dan sasaran–sasaran perusahaan.

b. Mengambil keputusan–keputusan dan tindakan yang tepat demi kepentingan dan kelangsungan jalannya perusahaan sehingga segala aktivitas organisasi menuju tujuan perusahaan.

c. Mengadakan hubungan kerja dengan pihak luar perusahaan, baik pihak swasta maupun pemerintah.

d. Memimpin dan mengawasi kegiatan perusahaan setiap harinya

e. Menkoordinir tugas–tugas yang didelegasikan kepada tiap–tiap bagian dan menjalin hubungan kerja yang baik dengan para karyawan perusahaan agar terbentuk kerjasama yang harmonis.

2. Internal Control

Internal control bertugas memeriksa dan mengawasi kegiatan perusahaan ataupun setiap tindakan yang dilakukan oleh direktur utama maupun para

(9)

manajer. Dalam operasional perusahaan, internal control berfungsi sebagai staff ahli yang berwenang untuk memberikan saran–saran bagi perkembangan kemajuan perusahaan. Internal Control ini berkedudukan di pusat (Jakarta) dan biasanya diterjunkan langsung ke perusahaan berdasarkan instruksi vice president dari Jakarta, yang biasanya 4 kali dalam setahun.

3. Marketing Manager

Marketing manager perusahaan bertanggung jawab atas kelancaran penjualan dan tercapainya target penjualan. Selain itu juga marketing manager bertanggung jawab kepada pemimpin perusahaan untuk melaporkan mengenai hasil penjualan baik secara lisan maupun tulisan. Adapun tugas-tugas dari marketing manager adalah sebagai berikut :

a. Merencanakan strategi pemasaran yang baik yaitu mencakup jenis produk, harga, pendistribusian, dan promosi produk yang telah dipasarkan serta produk yang akan dipasarkan

b. Mengadakan penelitian pasar untuk mengetahui tingkat kebutuhan konsumen, marketing share, dan tingkat persaingan sehingga dapat ditentukan kebijaksanaan atau rencana jumlah penjualan.

c. Meneliti kondisi produk yang berada di pasar.

4. Production Manager bertanggung jawab atas seluruh pelaksanaan kegiatan produksi.

Tugas-tugas dari Production Manager ini adalah :

a. Mengawasi dan merencanakan produksi agar sesuai dengan spesifikasi dan standar mutu yang telah ditentukan.

(10)

b. Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan produksi untuk mendeteksi kekurangan dan penyimpangan sehingga dapat dilakukan perbaikan. 5. Export Import Manager

Export import manager bertugas dan bertanggung jawab atas segala aktivitas pengiriman dan penerimaan barang–barang dari dan keluar negeri dengan terlebih dahulu memeriksa barang–barang tersebut apakah ada yang rusak atau hilang.

6. Purchasing Manager

Tugas–tugas dari Purchasing manager adalah :

a. Mengkordinir seluruh aktivitas yang berhubungan dengan pembelian, penyimpanan, dan pendistribusian bahan–bahan yang dipergunakan oleh perusahaan.

b. Merencanakan sistem pengadaan dan persediaan bahan.

c. Mempersiapkan permintaan kebutuhan bahan, dan menetapkan harga standar bahan.

7. Finance Manager

Finance Manager bertugas untuk :

a. Merencanakan dan mengawasi pelaksanaan keuangan perusahaan.

b. Memeriksa dan menganalisa semua transaksi keuangan baik pemasukan maupun pengeluaran.

c. Memeriksa dan menganalisa semua transaksi keuangan baik pemasukan maupun pengeluaran.

(11)

e. Mengkoordinir pemberian diskon penjualan kepada langganan melalui kerjasama dengan sales head.

8. Accounting Manager

Tugas – tugas yang dibebankan kepada Accounting Manager adalah :

a. Mengkoordinir seluruh kegiatan pencatatan mengenai pembukuan dan kekayaan perusahaan, baik keluar maupun kedalam perusahaan.

b. Menyusun dan memeriksa laporan realisasi anggaran bulanan, tri wulan, tahunan maupun insidentil.

9. Sales Head

Sales Head bertugas untuk :

a. Melakukan riset dan penelitian terhadap kebutuhan konsumen akan jenis produk yang diminati.

b. Melakukan riset dan penelitian kemungkinan adanya peluang pasar baru di beberapa lokasi daerah pemasaran.

c. Bertanggung jawab atas distribusi produk ke beberapa daerah pemasaran. d. Menyusun laporan penjualan produk dari beberapa daerah pemasaran. 10. Quality Control Head

Tugas–tugas yang dibebankan kepada Quality Control Head adalah :

a. Melakukan pengawasan terhadap mutu bahan baku hingga menjadi produk jadi.

(12)

c. Melakukan analisa dan perbandingan mutu terhadap produk sejenis dari perusahaan saingan.

d. Mengadakan riset terhadap proyek–proyek pengembangan mutu produk dan jenis produk.

11. Production Head

Adapun tugas – tugas dari Production Head adalah sebagai berikut :

a. Mengkordinir dan mengawasi seluruh bagian pengolahan yang ada di lantai pabrik, agar pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana.

b. Melakukan perencanaan pekerjaan dan waktu produksi. c. Mengkordinir pembagian tugas bawahannya.

d. Merencanakan pemakaian bahan baku, bahan tambahan dan bahan penolong.

e. Memberikan laporan kegiatan produksi secara rutin kepada Production Manager.

12. Personnel And General Affair (Ga) Head

Personnel And General Affair (Ga) Head adalah kepala administrasi bagian umum yang mengurus pelaksanaan kerja bagian umum dan personalia. Adapun tugas–tugasnya adalah sebagai berikut :

a. Mengawasi rencana dan pelaksanaan program pelayanan umum dan pemeliharaan lokasi pabrik, meliputi perencanaan dan pembangunan bangunan baru, rehabilitasi dan sarana lain, perawatan taman, lingkungan serta kebersihan kantor dan pelayanan.

(13)

b. Mengawasi tugas–tugas penyelesaian izin dan rekomendasi dari instansi pemerintah yang berwenang yang wajib dimiliki perusahaan

c. Mengawasi aktivitas sehari-hari yang berhubungan dengan fungsi administrasi personalia, hubungan dengan tamu.

d. Menangani dan menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan kepersonaliaan baik intern maupun ekstern serta mempersiapkan data–data dan formulir-formulir yang dibutuhkan untuk memproses hal–hal yang berkaitan dengan kepersonaliaan baik informatif maupun administratif. e. Menyusun, menyimpan, dan menjaga data–data karyawan dari semua

departemen agar kerahasiaannya dapat terjamin.

f. Menyiapkan surat–surat dan dokumen yang diperlukan sehubungan dengan tugas–tugas personalia dan membuat agendanya serta mengirimkannya ke alamat yang dituju.

g. Menyelesaian administrasi dalam hubungannya dengan prosedurpenerimaan karyawan, promosi, pengalihan tugas, penilaian prestasi kerja, memberhentian karyawan, serta kontrak kerja karyawan. h. Melaksanakan program kerja Jamsostek serta membuat laporan

administrasi lainnya yang berkaitan dengan semua masalah Astek termasuk Claim kepada Perum Astek.

i. Menjalankan kebijaksanaan dan prosedur serta mengerjakan dan merapikan data Personal Information system yang telah ditetapkan oleh Human Resources Departemen Kantor Pusat Jakarta.

(14)

semua yang berhubungan dengan pendapat karyawan dan hak karyawan. k. Memelihara dan menjaga hubungan baik dengan semua departemen serta

instansi dan serikat kerja.

13. Material and Analysis Section Head Tugas–tugasnya adalah:

a. Melakukan pengujian laboratorium terhadap bahan baku, bahan setengah jadi, dan produk jadi.

b. Melakukan analisa dan kontrol terhadapa bahan baku, bahan setengah jadi dan produk jadi.

c. Menyusun laporan hasil analisa bahan baku, bahan setengah jadi, dan produk Quality Control Head.

14. Production Supervisor

Production Supervisor bertugas :

a. Mengendalikan persediaan bahan baku, bahan tambahan, bahan penolong. b. Mengendalikan persediaan barang jadi.

c. Menentukan jenis produk yang akan diproduksi setiap hari. 15. Maintenance Supervisor

Maintenance Supervisor bertugas:

a. Menjamin kelancaran operasi mesin secara keseluruhan.

b. Melakukan pemeriksaan dan perawatan mesin–mesin produksi.

c. Memperbaiki dan bertanggung jawab atas kerusakan mesin–mesin produksi.

(15)

16. Factory Administration Supervisor

Tugas–tugas yang dibebankan kepadanya adalah sebagai berikut:

a. Mengawasi dan mencatat kegiatan pemasukan dan pengeluaran barang dari dan ke gudang. Barang–barang ini termasuk bahan baku, bahan tambahan, bahan penolong serta produk jadi.

b. Mengontrol keadaan bahan baku, bahan tambahan, bahan penolong serta produk jadi.

c. Bertanggung jawab atas kerusakan bahan baku, bahan tambahan, bahan penolong serta produk jadi.

d. Membuat laporan persediaan bahan baku, bahan tambahan, bahan penolong serta produk jadi.

17. Section Hed Level Staff

Section Hed Level Staff (SHLS) membantu tugas–tugas yang dibebankan kepada Personel and GA Head antara lain adalah:

a. Melakukan pengaturan dan pengawasan terhadap sistem kerja supir, baik untuk kerja rutin mengantar dan menjemput karyawan maupun tugas– tugas untuk GA serta Departemen lainnya.

b. Melaksanakan tugas bagian umum yang berkaitan dengan pelayanan kepada semua departemen seperti perbaikan lampu, air, AC, meja, kursi, kebersihan ruangan dan lain–lain.

c. Memeriksa dan meneliti jam kerja lembur supir serta mengoreksi melalui catatan absensi setiap bulannya.

(16)

d. Melakukan pengaturan serta pengawasan terhadap kerja office boy dalam tugasnya sehari–hari.

e. Mengumpulkan kartu absensi dan membagikannya kepada semua departemen setiap awal bulannya.

f. Pengurusan kenderaan, misalnya reparasi. g. Membuat laporan telepon untuk setiap bulannya. 18. Sales Administration

Sales Administration bertugas untuk:

a. Mencatat data–data penjualan produk dari setiap daerah pemasaran dan menyusun laporan hasil penjualan produk setiap bulannya.

b. Mencatat jumlah produk yang didistribusikan ke setiap daerahpemasaran, serta menyusun laporan mengenai total jumlah produk yang telah didistribusikan ke setiap daerah pemasaran setiap bulannya.`

19. Sales Area I

Tugas dari Sales Area I adalah melakukan kegiatan daerah pemasaran (riset pasar, melakuakn promosi, dan lain–lain) untuk pemasaran Area I.

20. Sales Area II

Tugas dari Sales Area II adalah melakukan kegiatan pemasaran untuk pemasaran Area II.

21. Sales Area III

Tugas dari Sales Area III adalah melakukan kegiatan pemasaran untuk pemasaran Area III.

(17)

22. Sales Area IV

Tugas dari Sales Area IV adalah melakukan kegiatan pemasaran untuk pemasaran Area IV.

23. Karyawan

Karyawan merupakan pelaksana harian kegiatan–kegiatan perusahaan sesuai dengan pengarahan atasannya dan sesuai dengan bidangnya masing–masing.

2.7. Tenaga Kerja, Jam Kerja dan Sistem Pengupahan. 2.7.1. Tenaga Kerja

Jumlah tenaga kerja yang terdapat pada PT. Central Proteinaprima tadalah sebanyak 191 orang tenaga kerja tetap, ditambah dengan tenaga kerja borongan sebanyak 32 orang, dan tenaga kerja harian sebanyak 57 orang. Perincian jumlah tenaga kerja ini adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1 Perincian Jumlah Tenaga Kerja PT. Central Proteinaprima

No JABATAN JUMLAH (ORANG) JUMLAH (ORANG)

1 General Manager 1

2 Internal Control 3

3 Marketing Manager 1

4 Production Manager 1

5 Export Import Manager 1

6 Purchasing Manager 1

7 Finance Manager 1

8 Accounting Manager 1

9 Sales Head 2

10 Quality Control Head 1

11 Production Head 1

12 Personel & GA Head 1

13 Material & Production Analysis Section Head 2

(18)

16 Factory Administration Supervisor 2

17 Section Head Level Staff 1

18 Karyawan Administration Penjualan 4

19 Sales Area I 5

20 Sales Area II 5

21 Sales Area III 5

22 Sales Area IV 5

23 Karyawan Quality Control 20

24 Karyawan Production 54

25 Karyawan Maintenance 20

26 Karyawan Factory Administration 3

27 Karyawan Personalis 21

28 Karyawan Export Import 3

29 Karyawan Purchasing 7

30 Karyawan Finance 7

31 Karyawan Accounting 7

TOTAL 191 191

Sumber : PT.Central Proteinaprima

2.7.2. Jam Kerja

Jumlah hari kerja pada PT. Central Proteinaprima adalah lima hari kerja dalam seminggu (Senin sampai Jumat) untuk bagian produksi dan non produksi, sedangkan bagian keamanan bekerja setiap hari (Senin sampai Minggu). Pembagian jam kerja untuk setiap bagian adalah sebagai berikut:

a. Satu shift untuk bagian non–produksi (8 jam sehari) dengan perincian sebagai berikut:

1) Jam 08.00 – 12.00 WIB : Kerja Aktif 2) Jam 12.00 – 13.00 WIB : Istirahat 3) Jam 13.00 – 17.00 WIB : Kerja Aktif

(19)

1) Jam 17.00 – 20.00 WIB : Kerja Aktif 2) Jam 20.00 – 21.00 WIB : Istirahat 3) Jam 21.00 – 24.00 WIB : Kerja Aktif

c. Bagian keamanan (Satpam) dibagi menjadi tiga kelompok dengan anggota tiap kelompok berjumlah 3 orang, dan dilakukan pergantian setiap 7 jam. Selain itu, ketentuan jam kerja lembur pada PT. Central Proteinaprima adalah sebagai berikut:

a. Kerja pagi dan sore:

1) Melebihi 8 jam sehari atau 40 jam seminggu untuk 5 hari kerja dalam semingu.

2) Melebihi 7 jam sehari atau 40 jam seminggu dan hari Sabtu adalah 6 jam sehari untuk 6 hari kerja dalam semingu.

b. Kerja pada malam hari :

1) Melebihi 7 jam sehari untuk 5 hari kerja seminggu atau 6 hari kerja dalam seminggu.

2.7.3. Sistem Pengupahan

Penetapan upah pada PT. Central Proteinaprima disesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan pemerintah melalui Departemen Tenaga Kerja mengenai UMR (Upah Minimum Regional) yang berlaku yaitu Rp.8000 per hari. Pemberian upah ditetapkan setelah melihat jam kerja, hari kerja, lembur dan golongan.

Adapun sistem pengupahan karyawan perusahaan dibagi atas: a. Karyawan tetap untuk karyawan bulanan

(20)

Karyawan tetap adalah karyawan yang bekerja tetap pada perusahaan yang setiap bulannya menerima gaji pada akhir bulan.

b. Gaji harian untuk karyawan harian

Karyawan harian adalah karyawan yang bekerja dan mendapat upah menurut jam kerja dalam sehari dan dibayarkan setiap akhir minggu.

c. Gaji borongan untuk karyawan borongan

Karyawan borongan adalah karyawan yang bekerja dan mendapat upah atas suatu beban pekerjaan yang diborongkan kepadanya dan upah dibayarkan menurut satuan pekerjaan selama seminggu.

Disamping gaji pokok, diberikan juga uang makan, uang pengobatan serta lembur dan asuransi tenaga kerja. Perincian tentang tunjangan–tunjangan yang diberikan adalah sebagai berikut:

a. Tunjangan Hari Raya dan Natal

Tunjangan Hari Raya dan Natal untuk pekerja yang mempunyai masa kerja atau tahun penuh secara terus menerus biasanya adalah satu bulan gaji. Sedangkan untuk pekerja yang mempunyai masa kerja belum mencapai satu tahun, maka tunjangan ditetapkan menurut perhitungan banyaknya bulan selama yang bersangkutan bekerja dibagi atas 12 bulan dan dikalikan upah per bulan

b. Tunjangan makan, diberikan kepada pekerja perbulan besarnya Rp.45.000 dan dibayarkan bersama–sama dengan pembayaran upah pekerja.

(21)

c. Bonus tahunan akan diberikan berdasarkan kemampuan perusahaan dan sepenuhnya ditetapkan oleh perusahaan dengan memperhatikan prestasi kerja masing–masing karyawan.

d. Tunjangan kematian, tunjangan melahirkan, uang pengobatan.

e. Kepada pekerja yang mencapai masa kerja yang berturut–turut 10 tahun, maka perusahaan akan memberikan tanda penghargaan dalam bentuk tanda mata yang akan ditentukan perusahaan. Selain gaji pokok dan upah tambahan, kepada karyawan dilakukan juga pemotongan–pemotongan berupa:

a. Pajak PPh sebesar 15%.

b. Hutang karyawan kepada koperasi perusahaan.

Dalam meningkatkan kesejahteraan karyawannya, perusahaan memberikan Jamsostek (Jaminan Sosial Tenaga Kerja) serta setiap pekerja dimasukan ke Astek (Asuransi Tenaga Kerja).

2.8. Proses Produksi

Proses produksi adalah serangkaian kegiatan berupa cara, metode dan teknik untuk menciptakan atau meningkatkan nilai tambah suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber-sumber daya berupa tenaga kerja, mesin, bahan baku dan modal yang ada.

Jenis proses produksi PT. Central Proteinaprima adalah make to order, karena proses produksi dilakukan berdasarkan keinginan dan kebutuhan konsumen dimana volume dan laju produksinya tinggi.

(22)

2.8.1. Bahan–bahan yang Digunakan 2.8.1.1. Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan yang digunakan sebagai bahan utama dalam proses produksi, dimana sifat dan bentuknya akan mengalami perubahan dan langsung ikut di dalam proses produksi sampai dihasilkannya produk jadi jadi.

Bahan baku yang digunakan adalah dalam pembuatan pakan udang pada PT. Central Proteinaprima adalah sebagai berikut:

1. Jagung

Jagung merupakan bahan baku utma dalam pakan ternak, karena memberikan energi metabolisme terbesar, dan kandungan air diatas 15%.

2. Bangkil kacang kedelai (Bkk)

Bangkil kacang kedelai mengandung sumber protein bagi udang. 3. Tepung Ikan

Tepung ikan mengandung protein, lemak, kalsium serta memberikan energi metabolisme tambahan bagi udang

4. Tepung Kepala Udang

Tepung kepala udang digunakan sebagai sumber protein dan mengandung unsur fosfor, kalsium dan lemak

5. Tepung cumi-cumi

Tepung cumi–cumi merupakan sumber protein, lemak dan pembangkit selera udang

6. Tepung terigu

(23)

2.8.1.2. Bahan Tambahan

Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan untuk mempermudah proses dan meningkatkan kualitas dari produk yang dihasilkan.

Adapun tambahan yang digunakan dalam proses produksi pembuatan pakan udang pada PT. Central Proteinaprima adalah sebagai berikut:

1. Minyak ikan

2. Ikan segar (ikan giling)

3. Vitamin, mineral dan obat – obatan

2.8.1.3. Bahan Penolong

Bahan penolong adalah bahan yang secara tidak langsung mempengaruhi kualitas dan fungsi produk, baik itu dikenakan langsung maupun tidak langsung terhadap bahan baku dalam suatu proses produksi.

Adapun bahan penolong dalam pembuatan makanan udang ini antar lain: 1. Karung Plastik

Karung plastik digunakan sebagai wadah kemasan makanan udang yang dihasilkan dengan muatan 25 Kg.

2. Benang Jahit

Benang jahit digunakan untuk pengikat / penutup karung plastik setelah diisi dengan makanan udang..

3. Bahan bakar 4. Minyak pelumas 5. Air

(24)

2.9. Uraian Proses Produksi

Proses pembuatan makanan udang PT. Central Proteinaprima dilakukan dengan dua line produksi yang biasanya dapat menghasilkan 700 ton pakan udang setiap bulannya. Tahapan–tahapan proses dalam memproduksi makanan udang adalah sebagai berikut:

1. Penuangan

Penuangan bahan dilakukan secara manual melalui intake yaitu intake I dan intake II. Bahan baku yang halus seperti terigu dan remix (dust) yang merupakan sisa hasil pengayakan pellet yang undersize dituang pada intake I, sedangkan bahan baku yang kasar seperti tepung ikan, bungkil kacang kedelai, tepung kepala udang, dan tepung cumi–cumi dituang pada intake II. Bahan baku yang dituang pada intake II dibawa ke bucket elevator setinggi 28,8 meter dengan chain conveyor. Dari bucket elevator dengan menggunakan pipa gravitasi, bahan baku ini masuk ke drum sieve untuk dibersihkan dari kotoran–kotoran, kemudian masuk ke spout magnet yang berguna untuk menangkap besi dan logam lain yang bercampur dengan bahan. Bahan baku ini kemudian dibawa ke rotary distributor dengan screw conveyor, dan selanjutnya diisikan pada bin penampungan bahan baku. Bahan baku yang dituangkan pada intake I langsung dibawa ke bucket elevator setinggi 17,5 meter dengan chain conveyor, dan kemudian masuk ke spout magnet dengan menggunakan pipa gravitasi. Bahan baku ini kemudian dibawa ke rotary distributor dengan screw conveyor, lalu diisikan pada bin penampungan. Bin penampungan bahan baku ada 12 buah dengan kapasitas masing – masing 4 ton. Masing masing bahan balu yang ada di bin penampungan

(25)

ditimbang secara otomatis sampai timbangan menunjukkan berat 2 ton. Kemudian campuran bahan baku yang telah ditimbang dibawa screw conveyor ke bin vertikal mixer untuk selanjutnya dilakukan proses pengadukan.

2. Pengadukan

Campuran bahan baku seberat 2 ton diaduk pada vertikal mixer, yang berguna untuk mengaduk bahan dari kedua intake agar tercampur rata. Waktu pengadukan dilakukan selama 10 menit. Setelah 10 menit slide bin mixer dibuka dan hasil pengadukan dibawa dengan screw conveyor, bucket elevator, pipa gravitasi ke hammer mill untuk selanjutnya dilakukan proses penggilingan.

3. Penggilingan

Proses penggilingan dilakukan dengan hammer mill. Hasil penggilingan dibawa ke bucket elevator setinggi 17,5 meter dengan pipa gravitasi dimasukkan ke otomixer untuk dilakukan proses penghalusan lebih lanjut.

4. Penghalusan

Hasil gilingan kemudian dihaluskan dengan otomixer, yang merguna untuk membuat hasil gilingan lebih homogen dan lebih halus lagi sehingga bisa melewati ayakan 60 mesh. Dari pengamatan yang dilakukan oleh supervisor, 95 % dari proses ini menghasilkan campuran bahan bisa melewati ayakan 60 mesh tersebut. Hasil pengadukan dan penggilingan ini selanjutnya dibawa ke pengayakan dengan bucket elevator.

(26)

5. Pengayakan

Pada prose pengayakan, adonan campuran bahan baku diayak dengan menggunakan ayakan 60 mesh. Hasil ayakan dimasukkan ke bin mixer horizontal, sedangkan sisa ayakan (oversize) dibawa ke hammer mill untuk dilakukan proses penggilingan kembali (Regrinding) sampai melewati ayakan 60 mesh. Hasil ayakan dibawa ke bin mixer horizontal dengan screw conveyor untuk diaduk.

6. Pengadukan

Pada bin mixer selanjutnya dituangkan bahan–bahan tambahan seperti minyak ikan, ikan segar (ikan giling), obat–obatan, serta vitamin dan mineral yang

sudah ditimbang terlebih dahulu di laboratorium dengan ketentuan menurut komposisi yang telah ditetapkan. Selanjutnya campuran ini diaduk sampai rata dengan horizontal mixer selama 15 menit. Kemudian pintu slide dibuka dan hasil adonan ditampung pada hooper (penampungan sementara), kemudian adonan dibawa ke bucket elevator dengan screw conveyor. Dari bucket elevator setinggi 27,5 meter adonan masuk ke bin pellet untuk dilakukan proses pembutiran melalui pipa gravitasi.

7. Pembutiran

Adonan campuran yang berada pada bin pellet dibawa ke conditioner dengan screw feeder untuk dipanaskan dengan steam dari boiler, yang mana pemanasan ini bertujuan untuk memudahkan proses pembutiran. Steam yang dimasukkan ke dalam conditioner suhunya berkisar 70-80 C. Tekanan steam diatur dengan

(27)

regulator steam, dengan tekanan berkisar 4-5,2 kg/m. Adonan kemudian dimasukkan ke pellet mill melalui screw feeder untuk menghasilkan pellet.

8. Pematangan

Pellet yang dihasilkan dari mesin pellet selanjutnya dibawa ke holding bin dengan screw conveyor untuk dilakukan proses pematangan lebih lanjut. Proses ini dilakukan dengan suhu suhu 80 C selama 45 menit. Tujuan dari proses pematangan ini adalah agar butiran pellet yang dihasilkan matang sampai ke dalam (bukan sekedar matang di pinggirnya saja) serta agar kadar aiar pellet yang dihasilkan berkisar 15 %. Selanjutnya pellet ini akan dimasukkan ke driyer dengan conveyor untuk dilakukan proses pengeringan.

9. Pengeringan

Pellet yang keluar dengan kadar air 15% masuk ke pengeringan melalui rotary yang diputar oleh elektromotor. Proses pengeringan dilakukan dengan 2 tingkat yaitu driyer A dan B. Steam dialirkan dari boiler dengan tekanan berkisar 5 kg/m, suhu maksimum drier 125 C. Udara panas dalam driyer dihisap dengan menggunakan blower. Setelah melewati driyer A, pellet dimasukkan ke driyer B dengan rotary feeder, yang mana proses dalam driyer B sama dengan driyer A. Jumlah kadar air yang berkurang 6-8 % setiap kali pengeringan dengan lama waktu pengeringan berkisar 20-25 menit. Selanjutnya pellet yang telah dikeringkan dibawa ke mesin pendingan (cooler) dengan menggunakan screw conveyor.

(28)

10. Pendinginan

Proses pendinginan dilakukan dengan menghembuskan udara panas dan

dihisap oleh blower melalui double cyclone dan air losk. Di dalam cooler ditempatkan blower pada setiap tingkat untuk menyemprotkan udara dingin. Pellet yang keluar dari cooler diangkat ke pengayakan melalui bucket elevator setinggi 25 meter, dengan pipa gravitasi dimasukkan ke pengayakan.

11. Pengayakan Pellet

Proses pengayakan ini gunanya untuk memisahkan pellet yang oversize

dengan undersize (terlalu kecil). Sesuai dengan nomor pellet yang diinginkan. Ukuran mesh antara 4-9 mesh, tergantung dari nomor pakan yang dibuat. Pellet yang oversize dibawa ke penghancuran (crumbler) sedangkan yang undersize ditampung dalam goni untuk remix (digunakan sebagai bahan baku lagi). Pellet hasil ayakan dibawa ke bin packing melalui pipa gravitasi. Apabila bin packing telah penuh slide terbuka secara otomatis, lalu pellet masuk ke dust separator untuk dibersihkan dari abu. Udara dihembuskan dari blower mengakibatkan pellet turun ke bawah (ke bin timbangan) sedangkan abu naik dihisap dengan blower melalui double cyclone.

12. Penghancuran (Crumbling)

Sisa ayakan yang oversize dibawa ke bin crumber dengan bucket elevator setinggi 24 meter. Proses penghancuran ini hanya dilakukan pada line 2. Dari bin

(29)

crumber, dengan menggunakan rotary distributor sisa ayakan dibawa ke mesin crumber. Pellet hasil ayakan yang oversize dihancurkan dengan mesin penghancur (crumber machine) yang berguna untuk makanan udang yang kecil. Setelah bahan dihancurkan kemudian dimasukkan.

13. Pengarungan

Produk jadi berupa crumble dan pellet yang berada dalam bin timbangan dicurahkan kedalam karung plastik sambil ditimbang secara otomatis,dengan berat netto sesuai dengan nomor pakan yang dibuat. Setelah pengarungan, produk jadi dibawa ke penjahitan karung melalui belt konveyor.

14. Penjahitan Karung

Penjahitan karung dilakuakan dengan mesin jahit karung (sewing machine). selanjutnya produk jadi yang selesai dijahit diangkut kegudang bahan jadi dengan menggunakan forklift.

2.10. Mesin dan Peralatan 2.10.1. Mesin Produksi.

Mesin produksi yang digunakan di PT. Central Proteinaprima adalah: 1. Intake

Tipe : TECO AWV-BEV Kapasitas : 14 ton/jam

(30)

Daya : 7,5 Hp Tegangan : 380 Volt Kuat Arus : 12 A

Kecepatan Putaran : 1460 rpm

Fungsi : Sebagai tempat penuangan bahan baku.

2. Dryer Machine

Tipe : Berico/1570 Ceo Kapasitas : 73 ton/jam Jumlah : 1 unit Daya : 25 Hp Tegangan : 380 Volt Kuat Arus : 16,2 A Kecepatan Putaran : 1445 rpm

Fungsi : Menurunkan kadar air jagung.

3. Hammer Mill Machine

Tipe : Van Aarsen 1400-2D Kapasitas : 15 ton/jam

Jumlah : 5 unit

Daya : 270 Hp

Tegangan : 380 Volt Kuat Arus : 209,8 A

(31)

Kecepatan Putaran : 3000 rpm

Fungsi : Mencampur bahan menjadi homogen

4. Pellet Mill Machine

Tipe : Van Aarsen Compact 900 Kapasitas : 18-20 ton/jam Jumlah : 3 unit Daya : 340 Hp Tegangan : 380 Volt Kuat Arus : 168,6 A Kecepatan Putaran : 1450 rpm

Fungsi : Membentuk pellet dari adonan campuran bahan.

5. Cooler Mill Machine

Tipe : Van Aarsen

Kapasitas : 20 ton/jam Jumlah : 3 unit Daya : 75 Hp Tegangan : 380 Volt Kuat Arus : 168,6 A Kecepatan Putaran : 1450 rpm

(32)

6. Crumber Machine

Tipe : Van Aarsen KR 16.2 Kapasitas : 15 ton/jam Jumlah : 3 unit Daya : 75 Hp Tegangan : 380 Volt Kuat Arus : 168,6 A Kecepatan Putaran : 1450 rpm

Fungsi : Memecahkan bahan baku menjadi bentuk butiran.

7. Sieve

Tipe : Mogensen Invica /E 1534 Kapasitas : 20 ton/jam Jumlah : 12 unit Daya : 5 Hp Tegangan : 380 Volt Kuat Arus : 2,9 A Kecepatan Putaran : 1490 rpm

Fungsi : Memisahkan kotoran yang terdapat di bahan baku.

8. Bagging scale

Tipe : Chronos Richardson/UK 38668/95 Kapasitas : 50 Kg/Bags

(33)

Jumlah : 5 unit

Daya : 3 Hp

Tegangan : 380 Volt Kuat Arus : 0,6 A Kecepatan Putaran : 1400 rpm

Fungsi : Sebagai penimbangan produk pellet.

9. Fill Bags Clossing Machine

Tipe : New long D – 52, super line SF - E Kapasitas : 50 Kg/Bags Jumlah : 5 unit Daya : 5 Hp Tegangan : 220 Volt Kuat Arus : 1 A Kecepatan Putaran : 1400 rpm

Fungsi : Menjahit bags (pengepakan).

10. Extruder Matador

Tipe : Berico/1565 Ceo Kapasitas : 20 ton/jam Jumlah : 2 unit

Daya : 7,5 Hp

(34)

Kuat Arus : 12 A Kecepatan Putaran : 1450 rpm

Fungsi : Mencetak pakan ikan berbentuk pellet.

11. Chain Conveyer

Tipe : Van Aarsen 280.330.70 Kapasitas : 80 m 3 /jam

Daya : 5,5 Hp

Kecepatan Putaran : 27 rpm

Fungsi : Membawa bahan baku ke elevator.

12. Bucket Elevator

Tipe : Van Aarsen 260

Kapasitas : 70 m 3 /jam

Daya : 5,5 Hp

Kecepatan Putaran : 92 rpm

Fungsi : Membawa material yang diangkut oleh chain.

13. Screw Conveyer

Tipe : Van Aarsen

Kapasitas : 50 m 3 /jam

Daya : 4,5 Hp

(35)

Fungsi : Membawa bahan baku ke hammer mill.

14. Automatic Dusting Cleaner

Tipe : CAE 215

Kapasitas : 30 m 3 /jam

Daya : 5,5 Hp

Kecepatan Putaran : 27 rpm

Fungsi : Menyaring debu bahan baku.

15. Blower

Tipe : IDF

Kapasitas : 90 m 3 /jam

Daya : 20 Hp

Kecepatan Putaran : 960 rpm

Fungsi : Membersihkan partikel logam pada bahan baku.

16. Spout Magnet

Tipe : IDF

Kapasitas : 90 m 3 /jam

Daya : 20 Hp

Kecepatan Putaran : 960 rpm

(36)

17. Drum Sieve Tipe : E.6534 Kapasitas : 60-70 ton Daya : 20 Hp Kecepatan Putaran : 960 rpm 2.10.2. Peralatan

Adapun peralatan yang digunakan untuk mendukung kegiatan proses produksi ialah :

1. Wet Corn Silo

Kapasitas : 250-350 ton Jumlah : 3 Unit

Fungsi : Tempat penyimpanan jagung basah sementara.

2. Dry Corn Silo

Kapasitas : 2400 ton Jumlah : 8 Unit

Fungsi : Tempat penyimpanan jagung kering sementara.

3. Forklift

Kapasitas : 2500 Kg Jumlah : 3 Unit

(37)

2.8.3. Utilitas

Untuk kelancaran kegiatan proses produksi, diperlukan unit pendukung seperti :

1. Genset

Fungsi : Membantu pembangkit listrik bagi mesin produksi. Tegangan : 1155 KVA

Kuat Arus : 920 KWA Kecepatan Putaran : 1500 rpm

2. Boiler

Fungsi : Penghasil uap untuk didistribusikan ke pellet mill.

3. Trafo

Gambar

Tabel 2.1 Perincian Jumlah Tenaga Kerja PT. Central Proteinaprima

Referensi

Dokumen terkait

Pemanfaatan dan pengolahan limbah ampas tahu menjadi produk olahan pelet “Pro-fishta” merupakan salah satu program pengabdian masyarakat yang memiliki tujuan untuk

Grafik berikut konsisten dengan model data SKOS walau string yang sama digunakan sebagai notasi dan label preferred (Semantic Web Deployment Working Group,

Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner yang berisikan pernyataan berkaitan dengan variabel citra merek, kualitas produk, persepsi harga,kepuasan pelanggan dan

Dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya sehingga diperoleh sebuah pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai bahan diskusi kelompok

Technical Requirement Adanya website untuk pemasaran dan pelayanan keluhan konsumen Penetapan dan peraturan mengenai harga beras organik Desain dan warna kemasan beras organik

Menurut Rawlins, R.P & Heacock, P.E (1988 : 423) isolasi sosial menarik diri merupakan usaha menghindar dari interaksi dan isolasi sosial menarik diri

Berdasarkan hasil observasi, perilaku berbahaya yang sering dilakukan oleh pekerja bagian produksi di Jatindo Ukir adalah melakukan pekerjaan tanpa menggunakan APD

Suatu penelitian yang pernah dilakukan oleh Boyatzis (1999:20) dan Chermiss (1998:91) terhadap beberapa subjek penelitian dalam beberapa perusahaan maka hasil yang didapat