• Tidak ada hasil yang ditemukan

Buku Panduan Manajemen Masjid

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Buku Panduan Manajemen Masjid"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

KOTA PADANG

Oleh

H. Duski Samad

Sambutan

Drs.H.Fauzi Bahar, M.Si Walikota Padang

Diterbitkan Atas Kerjasama

Dewan Masjid Indonesia Kota Padang Dengan Pemerintah Kota Padang

(2)

DAFTAR ISI Daftar

Isi... ... 01.

Pengantar DMI Kota

Padang... 02. Sambutan Walikota Padang ... 03. Manajemen Masjid... ... 05. A. Pendahuluan... ... 05. B. Pengertian Manajemen Masjid... 05. C. Idarah (Kelembagaan Masjid)... 06. 1. Kedudukan dan Kewenangan

Pengurus... 06. 2. Legalitas Keberadaan Masjid... 08. 3. Pengurus Masjid... 08. 4. Pembinaan Jamaah... 12.

(3)

D. Imarah (Kegiatan)

Masjid... 12..

1. Layanan Imarah dan

Dakwah ... 12. 2. Pengembangan Ekonomi Jamaah... 12. 3. Kepedulian Sosial Jamaah... 13. E. Riayah (Pemeliharaan) Masjid... 17. 1. Fasilitas Masjid... 17. 2. Administrasi Masjid... 17. 3. Sekretariat Masjid... 17. 4. Petugas Masjid... 18. 5. Ukuran Keberhasilan Masjid... 18. 6. Akreditasi Masjid... 19. 7. Penilaian Masjid... 19. 8. Yang Mengakreditasi

(4)

Masjid... 19. 9. Manfaat Akreditasi... 19. 10.Penutup... ... 20. PENGANTAR

DEWAN MASJID INDONESIA PADANG

Dengan mengucapkan alhamdulilillahirabil alamin, diiringi rasa syukur buku Manajemen Masjid yang singkat dan praktis ini dapat diselesaikan. Buku ini dimaksudkan sebagai ikhtiar untuk menjadikan Masjid sebagai

pusat kegiatan ibadah dan pengembangan kegiatan masyarakat dalam artian seluas-luasnya.

Fungsi Masjid sebagai pusat ibadah, shalat, dzikir, doa dan i'tikaf telah mendatangkan manfaat banyak bagi menjaga keteduhan jiwa ummat. Upaya pembinaan SDM ummat melalui dakwah dan pendidikan keagamaan di

Masjid sangat jelas membawa nilai tambah yang cukup besar. Terbinanya persatuan, ukhuwah dan toleransi serta keserasian hidup yang dihembuskan dari Masjid adalah sumbangan masjid yang luar biasa besarnya.

Kini, upaya-upaya itu terus menerus dikembangkan, sejalan dengan perkembangan zaman dan kemajuan. Dewan Masjid Indonesia Kota Padang melalui tulisan ini ikut memberikan sumbangan pemikiran untuk mendorong Pengurus Masjid meningkatkan pelayanan dan pembinaan menuju Masjid paripurna. Amin. Wassalam.

(5)

PENGURUS DAERAH

DEWAN MASJID INDONESIA KOTA PADANG

Ketua , Sekretaris,

DR.H.DUSKI SAMAD, MA USRIAL HUSEIN, S.Ag KATA SAMBUTAN

WALIKOTA PADANG

Puji syukur marilah kita hadapkan kepada Allah SWT, atas nikmat Iman, Islam dan Ihsan kepada kita. Shalawat dan salam kepada nabi Muhammad SAW sebagai ikutan dan idola ummat sepanjang masa.

Pemerintah Kota Padang terus menerus mengelar program

peningkatan akhlak dan moral anak bangsa. Setelah sukses dengan program Wirid Remaja, Pesantren Ramadhan dan Didikan Subuh, sejak 13 Januari 2007 bertepatan dengan 1 Muharram 1428 H telah pula dicanangkan MASJID SEBAGAI PUSAT KEGIATAN UMMAT. Untuk itu kami berharap agar semua pihak memberikan dukungan terhadap kegiatan ini.

Terbitnya BUKU MANAJEMEN MASJID yang di susun oleh Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kota Padang adalah upaya yang sangat patut kita sambut gembira dan apresiasi dengan mempelajarinya dan menjadikannya sebagai pedoman dalam mengerakkan masjid.

Kepada penulis buku dan pengurus DMI Kota Padang kami ucapkan terima kasih semoga menjadi amaliah yang di ridai-Nya, amin.

(6)

Wassalam, Wr.Wb Padang, 30 Maret 2008

Walikota Padang,

DRS. H. FAUZI BAHAR, M.Si

MANAJEMEN MASJID

A. PENDAHULUAN

Masjid pada masa Rasulullah saw adalah sebagai tempat

pelaksanaan ibadah dan juga sebagai pusat kebudayaan, pusat ilmu pengetahuan, pusat informasi, pusat pengembangan ekonomi

kerakya tan, pusat pengaturan strategi perang dan damai, serta pusat pembinaan dan pengembangan sumber daya umat secara keseluruhan. Berfungsinya masjid sebagai pusat kegiatan

kemasyarakatan bukan karena kontek sosial yang masih sederhana tetapi justru karena proses manajemen sosial kemasjidan yang telah berfungsi sebagai pengikat sosial.

Sejarah perjalannya, masjid pertama didirikan Nabi (Masjid Nabawi) tak kurang dari sepuluh fungsi yang diemban yaitu sebagi tempat ibadah, konsultasi dan komunikasi yang berkaitan dengan masalah ekonomi dan sosial budaya, pendidikan, santunan sosial, latihan militer dan persiapan alat-alatnya, pengobatan para korban perang, perdamaian dan pengadilan sangketa, aula tempat menerima tamu, penawan tahanan, dan pusat penerangan dan pembelaan agama. Pada dasarnya, Masjid sebagai pengembangan agama, pendidikan dan ekonomi ummat adalah hal yang tepat, karena bagi ummat Islam Masjid disebut Rumah Allah. Rumah Allah artinya rumah

(7)

tempat menghadap dan memberikan segala urusan yang berkaitan dengan kebutuhan manusia sebagai makhluk Allah. Baik kebutuhan fisik material maupun kebutuhan mental spiritual.

Nabi bersabda al jamaah rahmah wal firqatul azab, berjamaah atau bersama-sama itu suatu adalah rahmat;sebaliknya berpecah

belah,adalah azab. Shalatul jamaah adalah suatu pola bagaimana membina masyarakat Islam.Dengan pola ini Nabi SAW.membentuk masyarakat Islam di Yastrib yang kemudian bernama Madinatun

Munaw-warah,Kota Nabi yang penuh cahaya.Cahaya di sini bisa

berarti damai,sejahtera,tenteram,dsb. Untuk pembentukan jamaah itu pulalah kita mendirikan masjid atau mushalla.Tapi ironis sekali,di tengah masyarakat kita seperti di Kota Padang ini ada ratusan

masjid,ada ratusan mushalla,sementara dari mike rumah ibadah tersebut berkumandang azan lima waktu sehari semalam, namun masyarakat Islam yang penuh cahaya kedamaian, ketenteraman, kesejahteraan masih jauh dari harapan. Untuk itu per pemahaman yang sama tentang bagaimana mengurus Masjid.

B. MANAJEMEN MASJID

Manajemen Masjid adalah satu kesatuan sistim dalam

menyelenggarakan semua aktifitas Masjid menuju Masjid yang fungsional dan paripurna sesuai tuntutan syariah. Komponen penting Manjemen Masjid meliputi (1)Idarah Masjid yaitu

kelembagaan, pengurus, pembiayaan dan pertanggung jawaban keuangan masjid. (2) Imarah Masjid yaitu menyangkut kegiatan jamaah, dakwah, tarbiyah, iqtisyadiyah (ekonomi) dan maunah (santuan sosial) di Masjid. (3) Ri'ayah, yaitu berkaitan dengan

pemeliharaan Masjid khususnya bagunan fisik, menara, WC, kamar mandi, ruang terbuka, ruang lain mendukung kenyamaan ibadah di

(8)

masjid.

C. IDARAH (KELEMBAGAAN) MASJID

1. KEDUDUKAN PENETAPAN PENGURUS

Kenyataannya Masjid sebagai lembaga keummatan hadir dalam berbagai pola kelembagaan maka kini perlu penataan

kelembagaan. Untuk ini sebaiknya Masjid dikukuhkan dengan mengikuti salah satu kelembagaan dan kewenangan seperti di bawah ini:

1. Untuk tingkat kota Padang atau Masjid Agung. Masjid Agung kelembagaan dan pengurus terdiri dari tokoh masyarakat, ulama yang mendapat rekomendasi Departemen Agama Kota, Dewan Masjid Indonesia Kota kemudian ditetapkan Berdasarkan Surat Keputusan Walikota.

2. Masjid Yang Didirikan Organisasi Sosial Kemasyarakatan maka Kelembagaan Dan

Pengurusnya adalah Tokoh Masyarakat, Ulama, Pimpinan Ormas atas rekomendasi Dewan Masjid

Indonesia Kota , Kantor Departemen Agama Kota, dan Ditetapkan Berdasarkan Sk Walikota.

3. Masjid yang didirikan oleh kelompok Badan Hukum (Yayasan ) dan semacamnya, kepengurusannya atas rekomendasi Dewan Masjid Indonesia Kota dan harus mengikut sertakan Camat dan KUA Kecamatan tempat berdirinya

4. Masjid Yang Didirikan Pribadi Atau Kelompok,

Kelembagaan Dan Pengurus Tokoh Masyarakat, Ulama, atas rekomendasi Dewan Masjid Indonesia Kota,

(9)

Departemen Agama Kota dan ditetapkan Berdasarkan Sk Walikota.

5. Masjid Jamik Kecamatan, Kelembagaan Dan Pengurus adalah Tokoh Masyarakat, Ulama, atas rekomendasi Dewan Masjid Indonesia Kota, Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan dan Ditetapkan Berdasar kan SK Camat.

6. Masjid Tingkat Kelurahan, Kelembagaan Dan Pengurus Tokoh Masyarakat, Ulama, atas rekomendasi Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Ditetapkan

Berdasarkan SK Camat.

7. Mushalla Yang Didirikan Dilingkungan Perumahan Atau Masyarakat Kelembagaan Dan Pengurus Tokoh

Masyarakat, Ulama, RT,RW Dan LPM atas rekomendasi Dewan Masjid Indonesia Kecamatan, Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Ditunjuk Berdasarkan SK Lurah.

2. LEGALITAS KEBERADAAN MASJID

1. Kekuatan Hukum Tanah tempat bangunan Masjid wakaf, hibah,fasilitas atau dibeli.

2. Bangunan masjid harus memiliki surat persetujuan dari masjid sekitar, rekomendasi dari Dewan Masjid Indonesia Kota,

Depag, Izin dari Pemerintah Daerah.

3. Peresmian masjid. Peresmian formal yang biasanya melalui upacara khusus dilengkapi dengan adanya piagam peresmian.

(10)

Masjid pada dasarnya milik ummat, meskipun ia bisa didirikan pribadi, kaum, pemerintah, organisasi masyarakat dan jamaah. Namun, bila sudah dioperasikan, masjid jadi milik umat Islam. Dalam menentukan pengurus perlu diperhatikan:

a. Rekrutmen Kepengurusan jangan ada dikhotomi, sebab akan menimbulkan sekat-sekat psikologis di antara jamaah. Hendaknya rekrutmen kepengurusan ini berdasarkan

komitmen seseorang terhadap masjid kemudian orientasi pemikiran untuk kemajuan agama, dan tentunya juga pengalaman berorganisasi.

b. Sistem Pemilihan Pengurus hendaknya ada anggaran dasar dan rumahtangga Masjid yang memuat tantang mekanisme kepengurusan, priode kepengurusan, sistem

pemilihan,komposisi kepengurusan, perso nalia, seksi-seksi, rapat-rapat,keuangan, pertanggungjawaban keuangan dan lain terkait dengannya.

c. Fungsional Khusus di Masjid. Pengurus masjid adalah

badan eksekutif, yakni yang berkewajiban menjalankan fungsi-fungsi kepengurusan sehari-hari.Di samping yang eksekutif itu biasanya ada fungsi-fungsi khusus yang biasanya ditempati oleh RW dan RT,di samping tokoh-tokoh lokal yang karena suatu hal tidak ditempatkan di eksekutif. Mereka biasanya para sesepuh,usia sudah agak tua,tapi pemikiran masih

diharapkan. Bisa juga birokrat,akademisi, hartawan, dermawan. Fungsi-fungsi khusus itu antara lain sebagai penasehat,dewan pertimbangan.Namun sering sekali nyaris jadi pajangan saja.Padahal kalau diefek-tifkan peranannya akan besar sekali.

(11)

masjid adalah sebuah panggilan nurani.Hal ini nyata sekali pada pemukiman baru yang tumbuh bak jamur di kota kita ini. Tokoh pertama pendiri Masjid akan mencari orang-orang seide, lalu tak lama kemudian lahirlah panitia pembangun an masjid. Memang dalam usaha ke depan banyak variasinya,namun secara umum berhasil mendirikan masjid.Bila masjid sudah berdiri, mestinya orientasi pemikiran berubah. Maksudnya pada tahap pembangun an orientasi adalah bagaimana masjid yang dirancang segera siap. Bila sudah siap dan telah

dimanfaatkan orientasi mengarah kepada pengisian, yakni maksud hakiki pembangunan masjid. Biasanya di sini pengurus berbeda sikap. Ada yang fokusnya tetap pada fisik, sehingga dalam perkembang an asyik dengan memoles fisik sesuai dengan selera zaman.

e. Cakrawala Pemikiran Pengurus, Pemikiran tradisional menyiratkan pengurus masjid cukup hanya memperhatikan masjid yang diurusnya. Bila fungsi-fungsi yang umum seperti: Shalat berjamaah, wirid-wirid, pen didikan anak-anak dan remaja, serta hal-hal lain di samping pemeliharaan fisik dan tugas rutin lainnya,sudah berjalan lancar,ya sudah...!Tapi dalam masyarakat kita yang sudah maju sekarang,pemikiran-pemikiran beragama pun semakin maju pula, sehingga

pengurus masjid juga dituntut untuk ikut dalam organisasi-organisasi yang mengurus kegiatan-kegiatan kemasjidan dalam skala yang lebih luas, misalnya: Organisasi masjid, Dewan Masjid Indonesia di singkat DMI. Pendikan Al Qur’an, kemungkinannya TPA atau MDA,ada organisasinya BKS TPA/ TPSA/FK MD. Didikan Subuh,ada organisasi nya Lembaga Didikan Subuh. Majlis Taklim ada organisasinya BKMT atau

(12)

PMT. Zakat, ada organisasinya BAZ. Wirid Remaja dan Pesantren Ramadhan ada koordinatornya Pemda dan jajarannya.

f. Rapat-Rapat, Salah satu tugas organisasi yang terpenting adalah rapat-rapat. Biasanya rapat-rapat ini ada beberapa macam,seperti: Rapat pleno, Rapat seksi, Rapat bulanan, Rapat mingguan, Rapat darurat dan lainnya.

g. Integritas Pengurus secara umum,bahkan pengurus inti secara khusus, misalnya menyangkut: Kesediaan hadir rapat, Jadwal rapat, Sikap memimpin rapat, Bobot pemiki ran,

Kesetiaan menjalankan putusan rapat. Bila rapat-rapat ini jarang diadakan, kepengurusan masjid menjadi rutinitas. Tanpa disadari fungsi pengurus masjid pindah ke tangan

gharim,karena semuanya terserah kepadanya, bahkan sampai-sampai pengumuman segala sesuatu di hari Jum’at dilakukan gharim sementara pengurus inti tak muncul.Bila

begitu,komunikasi jamaah dengan pengurus menjadi stagnasi. h. APBM (Anggaran Pendapatan dan Biaya Masjid).

Pendapatan dan Belanja Masjid biasanya berorientasi pada

program dahulu. Rumuskan program termasuk biaya,lalu sampaikan pada jamaah atau cari donatur. Bila kita ingin mengembangkan fungsi-fungsi masjid secara maksimal dan berimbang, masjid juga seharusnya menyusun RAPBM di awal tahun,lalu dibawa ke rapat pleno dan jamaah.Bila sudah

disahkan,jadilah APBM.Nilai positif yang dapat kita ambil

antara lain: (1)Apa yang akan kita kerjakan pada tahun depan lebih jelas sosoknya (2) Semua bidang kegiatan akan

terakomodir dengan baik.(3) Dapat menetapkan skala prioritas sesuai dengan kebutuhan yang mendesak.(4) Akan ada usaha

(13)

maksimal menggarap sumber-sumber pemasukan yang ada atau men cari sumber-sumber yang baru.(5) Menambah

keyakinan jamaah serta meningkatkan peran sertanya dalam menutup kekurangan biaya.

i. Teknis Pembuatan RAPBM secara sederhana kita tentukan:

Sumber pendapatan masjid, misalnya: Infak Jum’at, Infak

Wirid,Infak Pendidikan, Infak Anak Yatim, Infak Duafa, Infaq Majlis Taklim, Infaq Ramadhan, Infaq Dua Raya. Infaq

Insidentil., PP TPA/MDA, iuran kongsi kematian, Donatur tetap. j. Pos Pengeluaran Masjid, Pengeluaran Rutin, Biaya

umum,Listrik,Air,Telepon, Servis perangkat elektronik,Petugas masjid, Petugas sekretariat, Imam masjid, ATK, Biaya

Dakwah, Honor Khatib Jum’at, Honor Guru Wirid, Honor Guru

hari besar Islam, Honor Khatib dua hari raya, Honor Guru Majlis Taklim, Honor Guru Wirid Remaja, Biaya Pendidikan, Tunjuangan kepala TPA/MDA, Honor bulanan guru TPA/MDA, Baju seragam guru TPA/MDA, Spidol, kapur, penghapus, pena.

Biaya Sosial, Menjenguk jamaah yang sakit, Penyelenggaraan

jenazah, Bantuan duafa, Bantuan anak yatim jamaah,

Pengeluaran pembangunan, di antaranya Reparasi,

Renovasi, Melanjutkan pembangn.

k. Penyusunan APBM memperhatikan (1) Perhitungan dihitung dalam setahun.(2) Pencantuman angka-angka yang konkrit dan terukur (3) Hal-hal yang bersifat kepanitiaan diatur di luar APBM, misalnya:Qurban, Khatam Al Qur’an,dll. yang dianggap khusus.(4) Anggaran disusun berimbang, artinya uang masuk sama dengan uang keluar.(5) Tekhnis pembukuan dibuat secara skontro,artinya uang masuk/debet dan uang

(14)

UANGMASUK UANG KELUAR N

o

Uraian Jmlh No Uraian Jml

4. PEMBINAAN JAMAAH

a. Pengertian Jamaah. Dalam pembinaan jamaah ini

hendaknya dibedakan antara jamaah shalat dan jamaah masjid. Jamaah shalat dapat saja diikuti semua kaum muslimin,baik mereka yang tinggal di sekitar masjid,atau orang yang kebetulan lewat.Di samping shalat dapat juga mendengar wirid.Sementara jamaah tetap adalah kaum muslimin sekitar masjid yang rutin datang sha-lat berjamaah dalam kondisi normal,terutama shalat Isya dan Subuh.

b. Pendataan jamaah. Jamaah tetap hendaklah

terdaftar,artinya dibukukan seperti Buku Pokok di sekolah.Jadi ada semacam format sebagai berikut:

No Photo NM T./Tgk.lh r NegAsa l Alama t Pekerjaa n Ke t

Jamaah yang terdaftar ini maksudnya: Saling berkenalan lebih dalam sehingga ukhuwwah Islamiyah lebih terasa.

(15)

Untuk mengetahui posisi sosial anggota jamaah sehingga terbuka kemungkinan yang kuat membantu yang lemah. Supaya tercipta suatu kondisi untuk pembinaan

keberagamaan jamaah yang lebih intensif. Pembinaan identitas muslim yang jelas dalam rangka mewujudkan

masyarakat muslim. Dapat mengetahui penduduk setempat yang ke masjid atau tidak;yang jamaah umum atau tetap. Mencari upaya baru bagaimana meningkat jumlah jamaah yang terdaftar. Mewujudkan masjid sebagai suatu wadah pembinaan anggota masyarakat ke arah yang lebih baik. Sebagai suatu pedoman dalam evaluasi keberhasilan dakwah.

c. Kartu Jamaah Jamaah yang sudah terdaftar diberi kartu

jamaah masjid (KJM).KJM diharapkan menjadi salah satu bukti diri. Di samping itu seperti umum berlaku,bila seseorang akan memasuki dunia kerja,atau para pemuda yang akan

melanjutkan pendidikan memerlukan Surat Keterang an Berkelakuan Baik.Biasanya surat ini dikeluarkan sekolah atau kelurahan setelah melalui RT dan RW.Namun layak

dipikirkan,apakah tidak patut masjid pun dapat memberikan reko-mendasi kelakuan baik ini bagi warga yang

muslim.Sebab,muslim yang ke jamaah umumnya tentu lebih baik dari muslim yang tidak jamaah. Di zaman Rasulullah SAW pendaftaran jamaah yang tertulis memang tidak ada,tapi setiap imam akan mulai shalat selalu melihat ke shaf-shaf,lalu kalau ada yang tidak datang,imam akan

bertanya,”Si Polan mana?”.Bila sakit dilihat,bila dalam susah dihibur.Hilang begitu saja dicari.

(16)

petugas masjid yang fungsinya sebagai muazin setiap waktu shalat wajib masuk.Di samping itu dia sekaligus menjaga kebersihan masjid. Di masjid kampung dulu, biasa dipanggil

Angku Bila.Bila ini tentunya dari Bilal,yaitu muazin Rasulullah

SAW yang terkenal merdu suaranya.Bilal bin Rabah.Kemudian juga ada trio petugas masjid dalam masyarakat Minang

tempo doeloe, Bila, Imam, Khatib. Dalam pembinaan jamaah

posisi gharim sangat penting,sebab dialah yang

mengingatkan jamaah bahwa waktu shalat sudah masuk.Bila tidak ada imam yang biasa dia sekaligus imam. Tapi zaman sekarang di Kota Padang ini sangat sukar mencari gharim yang demikian, se-bab gharim sekarang umumnya

mahasiswa yang tinggal di masjid yang kadang-kadang juga guru TPA/MDA.Gharim seperti ini tidak dapat

diandalkan,sebab sering mangkir, karena waktu tugas dempet dengan waktu kuliah.Tapi kalau kita akan membina jamaah, faktor gharim tak dapat diabaikan.Terlepas dari kondisi yang demikian,dari seorang gha-rim diharapkan: (1)Dapat menjaga waktu shalat wajib dengan baik.(2)

Bacaan azannya betul dan suaranya bagus.(3) Dalam kondisi tertentu ketidakhadiran nya tentu dapat dimaklumi.

(4)Supaya ada motivasi,jamaah tentu harus memberikan fasilitas yang memadai.

e. Imam Masjid, Imam masjid adalah pimpinan jamaah masjid

dalam ibadah,terutama shalat berjamaah. dan pembinaan sikap keberagamaan.Imam masjid berfungsi: (1)Memimpin shalat wajib yang lima waktu.(2) Memberikan bimbingan agama secara terencana, terarah dan berkesinambungan kepada jamaah secara umum.(3) Memberikan

(17)

nasihat-nasihat keagamaan kepada jamaah tetap diminta atau pun tidak.(4) Mengunjungi jamaah tetap yang mendapat musibah bersama atau sendiri.(5) Bekerjasama dengan pemerin tah setempat dalam rangka menjaga masyarakat dari unsur-unsur Pekat,dan menjaga jamaah tetap jangan terlibat KKN. Imam masjid sebaiknya tidak termasuk Pengurus Masjid,tapi diangkat atas kesepakatan jamaah tetap. Diberi SK dan

ditetapkan pula penerimaannya.Oleh sebab itu ada sejumlah persyaratan yang dibutuhkan untuk menjadi Imam Masjid, seperti(1) Jamaah tetap,jadi bukan didatang kan dari luar.(2) Tidak terikat lagi dalam tugas-tugas kedinasan.(3) Sungguh dalam ibadah,terpuji dalam dalam tingkah laku.(4) Fasihah dalam membaca Al Qur’an dan Hadis. (4) Termasuk kategori ulama, terutama menyangkut Fikhi.(5) Terbuka dan suka belajar.

B. IMARAH (KEGIATAN) MASJID

1. Layanan Imarah dan Dakwah Masjid

1. Kompetensi Imam dan Khatib. Imam dan Khatib adalah pilar utama imarah Masjid. Pengurus hendak memilih atau menentukan Imam dan Khatib yang mumpuni sesuai kaidah syariah.

2. Pengajian Terjadwal dan Bersilabus. Seksi Dakwah Masjid membuat jadwal dan silabus dakwah harian, mingguan dan tahunan dengan menyediakan buku kontrol.

3. PHBI terencana dan lebih siar. Hari Besar Islam semstinya direncanakan dan dilaksanakan sesuai waktunya.

4. Majlis ta'lim kaum ibu. Pengajian Majlis Taklim hendaknya salah satu dari seksi dalam pengurus masjid, sehingga mudah

(18)

dikoordinasikan.

5. Pengajian Terpadu. Antar Masjid diupaya kan ada pengajian giliran, apakah antar kelurahan atau kecamatann atau kota.

2. Pendidikan Agama anak dan remaja di masjid

1. TPA (Taman Pendidikan Al-Qur'an) pengurus badan otonom di bawah koordinasi pengurus Masjid dan Depag.

2. TPSA (Taman Pendidikan Seni Al-Qur'an) Lembaganya satukan dengan TPA dengan pengurus badan otonom di bawah

koordinasi pengurus Masjid dan Depag.

3. MDA (Madrasah Diniyah Awaliyah) Pendidikan Agama Informal Tingkat Dasar. pengurus badan otonom di bawah koordinasi pengurus Masjid dan Depag.

4. MDW (Madrasah Diniyah Wustha) Pendidikan Agama Informal Tingkat Menengah. Pengurusnya badan otonom di bawah koordinasi pengurus Masjid dan Depag.

5. MDU (Madrasah Dinyah Ula) Pendidikan Agama Informal Tingkat Atas. Pengurusnya badan otonom di bawah koordinasi pengurus Masjid dan Depag.

6. Wirid Remaja adalah kegiatan wirid mingguan dibawah lembaga sendiri yang diurus oleh remaja di bawah pimpinan seksi Dakwah Masjid.

7. Didikan Subuh, kegiatan pendidikan informal pagi hari melibatkan anak TPA- TPSA dan MDA diurus bersama.

8. Pesanteren Ramadhan adalah kegiatan pembinaan remaja bulan Ramadhan dengan panitia sendiri, acuan dan kurikulum sendiri.

9. Remaja Masjid yaitu menyediakan tempat dan fasilitas untuk berkembangnya organisasi remaja Masjid.

(19)

10.Pondok Al-Quran. Pusat pengajian al-Qur'an yang diurus badan khusus di Masjid.

3. Pengembangan Ekonomi Jamaah.

1. Koperasi Syariah dan BMT di Masjid. Pendirian usaha di Masjid, khususnya BMT simpan pinjam dan KSU Syariah sebagai upaya menolong jamaah masjid.

2. Lembaga Ekonomi Masjid. Pendirian usaha produktif atas jasa di Masjid sesuai kepatutan menurut pengurus dan jamaah.

4. Kepedulian Sosial terhadap Jamaah Masjid

1. UPZ Masjid dan Kelurahan. Penguatan Unit Pengumpul Zakat (UPZ) di Masjid dengan menentukan 2 program. Zakat Maal diserahkan pada UPZ Kelurahan dan Zakat fitrah dikelola oleh Pengurus Masjid.

2. Kongsi kematian. Memantapkan organisasi kongsi kematian berbasis Masjid.

3. Peduli yatim dan piatu. Pengurus Masjid menetapkan santuan anak yatim dan piatu semesteran atau tahunan. 4. Amal sosial bencana alam. Cepat tanggap dan peduli

pengurus terhadap bencana adalah pilihan tepat yang harus diambil pengurus Masjid.

F. RIA'YAH (PEMELIHARAAN) MASJID

1. Fasilitas Masjid. Fasilitas masjid ialah sarana dan

prasarana masjid yang keberadaannya sangat vital dalam pelaksanan ibadah harian,di antaranya ialah: (1) Air

untuk toilet kecil dan besar.(2) Listrik untuk penerangan. (3) Alat-alat elektronik seperti mike,tape,TV,OHP, infocus,

(20)

dll.(4) Tempat parkir yangmemadai.(5) Ruang-ruang untuk kamar gharim,tamu masjid, perpustakaan,dll.(6) Papan pengumuman.

2. Adminstrasi Masjid. Administrasi adalah suatu sistem pencatatan dan pengarsipan yang praktis dan teratur berbagai kegiatan sebagai alat kontrol,dokumentasi dan evaluasi. Kegiatan masjid harus dicatat melalui format-format yang mudah atau praktis dikerjakan sehingga bila dibutuhkan dapat dilihat.Misalnya kita akan melihat

bagaimana perkembangan jamaah yang berkorban lima tahun terakhir. Bila setiap tahun kita membuat secara tabelaris,kita akan mudah mendapat informasi yang dimaksud.Di samping dalam bentuk tabel,tentu ada juga catatan verbal,seperti halnya notulen rapat,putusan-putusan pengurus. Segala surat-surat baik yang masuk atau pun yang keluar atau kegiatan lain yang telah dituliskan haris disimpan,diarsipkan dengan baik.Untuk itu kita harus mempunyai file,atau map-map khusus yang diberi label. Administrasi Masjid meliputi kegiatan

Pembangunan, Dakwah, Pendidikan,

Sosial,Korban,Pengumpulan Zakat Fitrah. Administrasi ini ada tiga keguanaan, yaitu: (1) Alat kontrol.Bila kita ragu atau lupa tentang sesuatu,bila sebelumnya ada catatan tentu mudah dilacak.Tapi bila tak ada,bisa gawat,dapat mengundang fitnah,terutama yang ada unsur

keuangannya.(2) Dokumentasi.Hal ini biasanya untuk jangka panjang, biasanya bernilai sejarah. Seseorang yang sudah pergi sekian puluh tahun,lalu kembali ke masjid tersebut,dia dapat bernostal gia melalui Buku

(21)

Induk Jamaah Tetap.(3) Evaluasi.Apa saja kegiatan yang telah dilakukan dapat dievaluasi.

3. Sekretariat Masjid. Posko kegiatan sebuah organisasi adalah sekretariat.Wujud sekretariat adalah sebuah kan- tor yang dipimpin oleh sekretaris.Oleh sebab itu ada beberapa hal yang harus kita perhatikan: (1)Tempat

khusus ruang di masjid yang khusus untuk pelaksanaan

tugas-tugas sekretaris.(2) Perlengkapan di kantor masjid harus ada Meja,kursi,lemari atau rak-rak. Mesin tulis atau komputer. Telepon.dll. Di antara tugas petugas

sekretariat adalah menyelenggarakan berbagai file-file kegiatan masjid.Di sinilah gunanya lemari atau rak-rak sehingga setiap kegiatan punya file khusus yang tertata dengan rapi.

4. Petugas. Bila kegiatan masjid masih terbatas,tugas

sekretariat dapat dikerjakan sekretaris pada waktu-waktu yang mungkin, sebab umumnya sekretaris juga

bekerja.Tapi bila sebuah masjid mempunyai banyak kegiatan, seyogianya diangkat tenaga khusus sebagai petugas. Menimal petugas yang pandai mengetik,kalau zaman sekarang tentu mengoperasikan komputer.Bila sudah petugas khusus tentu harus ada SK dan juga honor,seperti halnya gharim.

5. Penetapan ukuran keberhasilan pembinaan. Di antara ukuran yang kasat mata adalah: (1) Jamaah masjid untuk shalat lima waktu semakin ramai.(2) Pengajian-pengajian diikuti jamaah dengan tekun.(3) Semangat infaknya tinggi disertai Pendidikan untuk anak dan remaja berjalan baik dan bermutu.(4) Timbul

(22)

berbagai inisiatif untuk melakukan amal kebajikan.(5) Warga hidup rukun damai,tolong menolong ,bantu membantu.(6) Angka kriminalitas rendah.(7) Goro dan siskamling berjalan sesuai rencana.(7) Tidak ada warung remang-remang. (8) Pergaulan pemuda remaja

terkontrol.(9) Kegiatan-kegiatan kepemudaan tertata baik.(10) Terwujunya rumah tangga sakinah.

Terwujudnya masyarakat Baldatun Thaiyy ibatun wa rab

bun ghafur yang digambarkan Allah SWT, atau Masyarakat Madani.

6. Akreditasi Masjid. Bila kita benar-benar merasakan bahwa masjid adalah sebuah lembaga,sebuah institusi atau organisasi,masjid pada suatu saat harus

diakreditasi.Diakreditasi artinya dinilai berdasarkan standar tetentu.Standar tertentu maksudnya ada hal tertentu yang harus dimilikinya,kemudian sampai di mana keberadaan yang dimilikinya itu.Masing-masing yang dinilai itu diberi bobot nilai.Misalnya nilai maksimal 10.Berdasarkan keberadaan ternyata nilainya mungkin 8,7,5, bahkan mungkin langsung sepuluh.

7. Penilaian Masjid Yang dinilai adalah semua hal yang ditanya dalam pengisian data-data kemasjid yang diisi sebe lum penataran manajemen masjid ini.Nanti masing-masing yang ditanya itu akan diberi bobot nilai.

Penjumlahan komponen yang dinilai akan menghasilkan suatu angka tertentu.Dari penjumla-han itu dibuat

skor,seperti: 1.s/d 55 D. 2.56-75 C. 3.76-90 B. 4.91-100 A.

(23)

adalah pemerintah atau lembaga yang diberi legalitas oleh pemerintah. Untuk akreditasi Masjid/Mushalla di Kota Padang adalah DMI Kota Padang dengan legalitas oleh Pemda Kota Padang.

9. Manfaat Akreditasi. Bila lembaga yang mengakreditasi cukup meyakinkan kredibilitas nya, serta jelas pula

tujuannya, maka banyak manfaat yang dapat diambil, seperti(1)Pengurus masjid akan berusaha meningkatkan keberadaan sebagai pengurus.(2) Masing-masing seksi di masjid akan berusaha melaksanakan programnya dengan sebaik mungkin.(3) Masjid akan dapat meningkatkan pelayanannya terhadap kepentingan umat.(4)

Masyarakat sekitar akan lebih bergairah dalam

memanfaatkan pelayanan yang disediakan.(5) Pengurus yang tidak responsif terhadap perkembangan akan

ditinggalkan jamaah. Akreditasi masjid nantinya akan menjadi semacam kata kunci dalam kemajuan masjid. Masjid yang tak terakreditasi atau tak mengacuhkan akreditasi suatu saat akan berhadapan dengan

masyarakat, sebab sebagian kepentingan duniawinya tergantung di sana.

10.Penutup.

Pemda Kota Padang bersama warganya dalam menyambut 1 Muharram 1428 Hijrah dengan gamblang menuliskan pada baliho raksasa, yakni bertekad menjadikan Masjid sebagai wadah

pembinaan umat dan pencerahan masyarakat. Dalam pada itu pengalaman-pengalaman dan ilmu-ilmu yang berkembang dapat pula kita manfaatkan sehingga manajemen atau idarah masjid itu

(24)

dapat kita susun, dan kita laksanakan. Semoga dengan petunjuk dan bimbingan-Nya dapatlah kita mewujudkan masjid sebagai tempat pembinaan umat dan pencerahan masyarakat seperti halnya Masjid Nabawi yang telah melahirkan para mujahid,para solihin dan para syuhada sehingga umat Islam sekian ratus tahun yang lalu sempat memegang tongkat estafet

peradaban.Amin,amin yang Mujibassailin. Padang,2 Rabiul Akhir 1428/20 April 2007

Penulis: H. Duski Samad Yunizar Paraman

Referensi

Dokumen terkait

Selanjutnya, program/kegiatan yang tergolong perbaikan manajemen masjid pada aspek imarah, yaitu pembinaan tentang fungsi dan manajemen masjid terhadap pengurus masjid,

Pengabdian masyarakat ini dilaksanakan untuk memberikan pelatihan penggunaan aplikasi DMI berbasis Android untuk memberikan keterampilan teknologi informasi dan pengoprasian

“Salah satu tugas pengurus masjid adalah meningkatkna manajemen masjid secara professional sehingga fungsi masjid dapat meningkat dan akan mempunyai arti tidak hanya terbatas

P ada zaman modern ini masjid megah dibangun di berbagai tempat, akan tetapi kemegahan itu tidak semegah dan semarak bangunannya, masjid telah banyak dilupakan oleh

Pengelolaan manajemen masjid untuk era sekarang ini memerlukan ilmu dan keterampilan manajemen.Dengan adanya pengurus masjid dengan system manajemen yang baik dalam

Pemahaman tentang tuntunan Islam seputar masjid, sejarah masjid di masa Rasulullah dan generasi setelahnya, fungsi dan potensi masjid, manajemen masjid dan keilmuan

a) Dengan adanya sistem ini dapat membantu Pengurus DMI mengetahui kegiatan masjid dan produk jamaah di masjid Kota Semarang. b) Memudahkan takmir untuk memantau kegiatan

Fokus penelitian ini adalah bagaimana manajemen masjid dalam mengoptimalkan manajemen kemasjidan masjid Masjid Nur Syifa Amri Di Jl. Hal tersebut di batasi untuk