• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN KONAWE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN KONAWE"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

EDUTECH CONSULTANT BANDUNG Jurnal AKSARA PUBLIC Volume 3 Nomor 4 Edisi November 2019 (86-103)

86 IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGELOLAAN SAMPAH

DI KABUPATEN KONAWE

--- Sukarmin

Program Studi Administrasi Pembangunan Program Pascasarjana UHO (Naskah diterima: 1 September 2019, disetujui: 28 Oktober 2019)

Abstract

This study aims to identify and analyze: (1) Determine and analyze the implementation of waste management policy in Konawe and (2) the factors that affect the implementation of waste management policy in Konawe. This research use desciptive qualitative approach. Gathering data using a technique, observation, interviews and document research. Research data analysis using qualitative analysis techniques interactive model. The results of this study indicate that (1) Implementation of waste management policy in Konawe regency implemented because: (a) the objectives of improving the hygiene, health and quality of a healthy environment, conducive, comfortable and orderly. (b) the activities for achieving the goals, which is doing the planning and implementation of waste management activities such as waste separation, waste collection, waste transport, waste treatment and final processing of garbage, and (c) the results of the activities that waste management can improve the hygiene, public health and environmental quality in Konawe regency. (2) the factors that determine the implementation of waste management policy in Konawe, namely (a) the communication, the interaction between leaders and subordinates, between work units with other work units, and between fellow employees to submit ideas for waste management in Konawe regency, (b) resources, such as information, authority, employees or staff, supervisors, drivers junk cars, mobile workers and the availability of junk cars, motorbikes garbage, landfills and landfills can determine the effectiveness of waste management in Konawe regency, ( 3) the disposition of the attitude of the employees, managers and employees on duty in the field because it is supported by incentives and (4) the structure of the bureaucracy, the waste management division of duties so that there is implementation of waste management policy can be implemented effectively to achieve the objectives as planned.

Keywords: Implementation, Policy, Management, Waste

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis: (1) Menentukan dan menganalisis implementasi kebijakan pengelolaan limbah di Konawe dan (2) faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan pengelolaan limbah di Konawe. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Mengumpulkan data menggunakan teknik, observasi, wawancara, dan penelitian dokumen. Analisis data penelitian menggunakan teknik analisis kualitatif model interaktif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Implementasi kebijakan pengelolaan limbah di Kabupaten Konawe dilaksanakan karena: (a) tujuan peningkatan kebersihan, kesehatan dan kualitas lingkungan yang sehat, kondusif, nyaman dan

(2)

EDUTECH CONSULTANT BANDUNG Jurnal AKSARA PUBLIC Volume 3 Nomor 4 Edisi November 2019 (86-103)

87 tertib. (B) kegiatan untuk mencapai tujuan, yang melakukan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pengelolaan limbah seperti pemisahan sampah, pengumpulan limbah, transportasi limbah, pengolahan limbah dan pengolahan akhir sampah, dan (c) hasil dari kegiatan yang pengelolaan sampah dapat meningkatkan kualitas kebersihan, kesehatan masyarakat dan lingkungan di Kabupaten Konawe. (2) faktor-faktor yang menentukan implementasi kebijakan pengelolaan limbah di Konawe, yaitu (a) komunikasi, interaksi antara pemimpin dan bawahan, antara unit kerja dengan unit kerja lain, dan antara sesama karyawan untuk menyampaikan ide untuk pengelolaan limbah di Konawe kabupaten, (b) sumber daya, seperti informasi, wewenang, karyawan atau staf, pengawas, pengemudi mobil rongsokan, pekerja keliling dan ketersediaan mobil rongsokan, sampah sepeda motor, tempat pembuangan akhir dan tempat pembuangan akhir dapat menentukan efektivitas pengelolaan sampah di Kabupaten Konawe, ( 3) disposisi sikap karyawan, manajer dan karyawan yang bertugas di lapangan karena didukung oleh insentif dan (4) struktur birokrasi, pembagian tugas pengelolaan limbah sehingga ada implementasi kebijakan pengelolaan limbah dapat diimplementasikan secara efektif untuk mencapai tujuan sesuai yang direncanakan.

Kata kunci: Implementasi, Kebijakan, Manajemen, Sampah I. PENDAHULUAN

engelolaan sampah membutuhkan re-gulasi dari pemerintah daerah seba-gai suatu kebijakan yang dapat digu-nakan sebagai payung hukum oleh pegawai atau petugas dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya khususnya dalam penanganan sampah. Kebijakan tersebut perlu diimplemen-tasikan sesuai dengan kehendak dari pembuat kebijakan tersebut yakni pengelolaan sampah harus dilaksanakan dengan baik sesuai tuntu-tan dari kebijakan tersebut. Karena itu kebija-kan publik adalah keputusan-keputusan yang mengikat bagi orang banyak pada tataran stra-tegis atau bersifat garis besar yang dibuat oleh pemegang otoritas publik (Winarno, 007: 5)

Implementasi kebijakan pengelolaan sampah di Kabupaten Konawe belum

terlak-sana secara efektif. Hal ini berdampak pada pengelolaan sampah belum sesuai dengan ha-rapan masyarakat. Sampah yang dihasilkan dari limbah masyarakat, industri atau dari pasar tradisional serta dari kantor belum dapat dilakukan pengangkutan dengan tepat waktu sebagaimana yang ditetapkan dalam regulasi. Hal ini disebabkan karena ketersediaan sarana dan prasarana seperti mobil pengangkut sampah masih terbatas, ketersediaan sumber daya manusia yang masih minim, dan keterse-diaan anggaran yang masih rendah sehingga sampah belum dapat dikelola dengan baik. Dengan demikian implementasi kebijakan pengelolaan sampah di Kabupaten Konawe pada dasarnya belum terlaksana secara efektif sehingga tujuan dalam pengelolaan sampah belum juga tercapai sebagaimana yang

(3)

EDUTECH CONSULTANT BANDUNG Jurnal AKSARA PUBLIC Volume 3 Nomor 4 Edisi November 2019 (86-103)

88 rapkan oleh pemerintah dan masyarakat.

Da-lam kaitannya dengan pengelolaan persampa-han, maka Pemerintah Daerah Kabupaten Konawe telah berupaya untuk mengimple-mentasikan kebijakan pemerintah daerah da-lam pengelolaaan sampah dada-lam wilayah ibu-kota dan sekitarnya, mulai dari tahap pewada-han, pemilapewada-han, pengumpulan, pengangkutan, hingga tahap pembuangan akhir, namun belum sesuai dengan harapan pemerintah dan juga masyarakat.

II. KAJIAN TEORI

Implementasi kebijakan pengelolaan sampah untuk meningkatkan kebersihan da-lam wilayah Unaaha sebagai ibukota Kabupa-ten Konawe belum dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan harapan masyarakat. Hal ini disebabkan karena masih terbatasnya sara-na dan prasarasara-na yang tersedia dan sumber daya manusia sebagai faktor mendukung Selain itu ketersediaan bak sampah atau tem-pat pembuangan sampah harus memadai se-hingga warga masyarakat yang bermukim di sekitar tempat penampungan sementara dapat membuang sampah secara tepat. Sehubungan dengan fakta-fakta tersebut pada dasarnya implementasi kebijakan daam pengelolaan sampah belum dapat terlaksana secara efektif karena terdapat beberapa faktor penghambat

baik secara internal maupun eksternal. Karena itu, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Ko-nawe sebagai salah satu SKPD yang bertang-gung jawab dalam pengelolaan sampah beru-paya untuk melaksanakan kebijakan pemerin-tah namun masih terbatasnya sumberdaya da-lam rangka menciptakan lingkungan masyara-kat yang sehat dan nyaman dalam wilayah Kota Unaaha.

Wilayah hukum atau kawasan pengelo-laan sampah yang dilakukan oleh Dinas Ling-kungan Hidup Kabupaten Konawe di Kota Unaaha meliputi 12 Kelurahan yaitu Kelura-han Ambekairi, Arombu, Asinua, Latoma, Unaaha/Puunaaha, Tumpas, Tuoy, Wawong-gole, Wawotobi, Lalosabila, Bose-Bose dan Kelurahan Kasupute dengan total luas wilayah pengelolaan sampah yaitu .950 Ha. Jumlah penduduk wilayah pengelolaan sampah di 12 kelurahan di Kota Unaaha yaitu 5.950 jiwa yang tersebar dalam 7858 rumah tangga sa-ngat berpotensi untuk menghasilkan sampah setiap hari.

Adapun potensi sampah yang ditimbul setiap hari rata–rata adalah 128 M3/hari. Se-dangkan sarana dan prasarana yang tersedia yaitu tempat pembuangan sementara (TPS) sebanyak 121 unit dengan potensi daya tam-pung 146 M3. Sarana berupa mobil

(4)

EDUTECH CONSULTANT BANDUNG Jurnal AKSARA PUBLIC Volume 3 Nomor 4 Edisi November 2019 (86-103)

89 kut sampah yang tersedia sebanyak 8 unit

yang telah beroperasi sejak tahun 000, Motor Sampah (Tosa) sebanyak 10 unit. Waktu yang tersedia atau jadwal operasional pengangkutan sampah dimulai jam 07.00 sampai 11.00 wita setiap hari. Setiap 1 mobil pengangkut sampah hanya kali melakukan pengangkutan sampah (Rotasi) dengan kapasitas daya angkut sampah sebanyak 128 M3/hari. Sedangkan jumlah tempat pembuangan sampah (TPS) sebanyak 121 TPS dengan kondisi yang kurang mema-dai yang tersebar di wilayah Kecamatan Una-aha, Tongauna, Wawotobi dan Kecamatan Uepai

III. METODE PENELITIAN

Penelitian ini adalah penelitian kualita-tif, yang dilaksanakan pada Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe dengan fokus studi pada implementasi kebijakan pengelolaan sampah di Kabupaten Konawe. Informan pe-nelitian ini adalah pegawai Dinas Lingku-ngan Hidup Kabupetan Konawe sebanyak 11 orang yang terdiri dari Sekretaris Dinas, Ka-bid Pe-ngelolaan sampah, Limbah B3 dan peningka-tan kapasitas, Kepala Seksi Pengelolaan Sam-pah, Kabid penataan dan lingkungan hidup, Ka Seksi Limbah B3, Ka UPT Pengelolaan Sampah, Staf pegawai, pengawas. Sopir /

pelaksana pengangkutan sampah dan pekerja / karyawan serta dari kalangan masyarakat.

Untuk mendapat informasi tambahan maka ditetapkan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe sebagai informan kunci (key informan). Penunjukkan tersebut karena pertimbangan kewenangan dan kompe-tensi yang dimiliki Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe untuk memberikan data terkait dengan efektivitas implementasi kebi-jakan pengelolaan sampah di Kabupaten Ko-nawe. Teknik penetapan informan dilakukan secara purposive (penunjukkan secara senga-ja) dengan pertimbangan kewenangan, kompe-tensi, tanggung jawab dan pengetahuan yang dimiliki tentang implementasi kebijakan pe-ngelolaan sampah di Kabupaten Konawe.

Teknik penetapan informan dilakukan secara purposive (penunjukkan secara senga-ja). Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara mendalam dan studi do-kumen. Teknik analisis data penelitian meng-gunakan analisis data model interaktif menu-rut Miles dan Huberman (1992) dikutip Silala-hi (2009:/140-241) dengan menggunakan komponen yakni : (1) pengumpulan data, (2) reduksi data, (3) penyajian data, dan (4) penarikan kesimpulan ataupun verifikasi.

(5)

EDUTECH CONSULTANT BANDUNG Jurnal AKSARA PUBLIC Volume 3 Nomor 4 Edisi November 2019 (86-103)

90 III. HASIL PENELITIAN

Implementasi Kebijakan Pengelolaan Sampah di Kabupaten Konawe

Kebijakan pengelolaan sampah di Kabu-paten Konawe dengan dasar pertimbangan un-tuk menciptakan kebersihan, keteraturan, dan keindahan sebagai sesuatu yang esensi bagi kehidupan manusia. Pengelolaan sampah difo-kuskan sekitar Ibukota Kabupaten yang mulai padat penduduknya secara otomatis akan ba-nyak menghasilkan limbah dan kotoran. Fokus pengelolaan sampah ada empat wilayah yaitu: (4) kecamatan yaitu: Kecamatan Unaaha, Kecamatan Wawotobi, Kecamatan Tongauna dan Kecamatan Uepai. Kebijakan pengelola-an sampah merupakpengelola-an pilihpengelola-an pemerintah un-tuk melakukan pembangunan yang nyaman, bersih dan teratur. Selain itu kebijakan penge-lolaan sampah merupakan rangkaian pilihan tindakan yang lembaga atau pejabat pemerin-tah untuk mencapai tujuan. Karena itu, dengan adanya kebijakan pengelolaan sampah di Kabupaten Konawe tidak hanya cukup untuk dibuat tetapi perlu ada implementasinya. Studi ini berusaha untuk menelusuri dimensi-dimen-si penting dalam implementadimensi-dimen-si kebijakan pe-ngelolaan sampah di Kabupaten Konawe seperti adanya tujuan, atau sasaran, adanya

aktivitas untuk pencapaian tujuan dan adanya hasil kegiatan.

Adanya tujuan

Implementasi kebijakan pengelolaan sampah di Kabupaten Konawe dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yakni Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe sebagai salah satu SKPD di Kabupa-ten Konawe yang memiliki tugas pokok dan fungsi untuk melaksanakan pengelolaan ling-kungan hidup dan dan persampahan. Salah satu dimensi penting yang ditelusuri dalam studi ini yang terkait dengan implementasi pengelolaan sampah di Kabupaten Konawe adalah adanya tujuan. Pengelolaan sampah di Kabupaten memiliki tujuan (goals) yakni untuk mewujudkan lingkungan yang bersih, indah dan teratur sebagai bagian tujuan hidup manusia. Dengan demikian kebijakan penge-lolaan sampah dapat diimplementasikan kare-na adanya tujuan yang akan dicapai. Selain itu kebijakan pengelolaan sampah bertujuan untuk memberi pengetahuan pada masyarakat agar terbiasa mmbuang sampah pada tempat pembuangan sampah (TPS) yang telah dite-tapkan oleh pemerintah. Dengan adanya tujuan yang akan dicapai melalui kebijakan pengelolaan sampah maka pemerintah daerah dan masyarakat dapat memperoleh manfaat

(6)

EDUTECH CONSULTANT BANDUNG Jurnal AKSARA PUBLIC Volume 3 Nomor 4 Edisi November 2019 (86-103)

91 (outcome) yakni terwujudnya lingkungan yang

indah, bersih dan teratur sekitar ibukota Kabupaten Konawe sebagai pusat pemerinta-han daerah di Kabupaten Konawe. Fakta-fakta yang terungkap sehubungan dengan adanya tujuan implementasi kebijakan pengelolaan sampah di Kabupaten Konawe, seperti yang diungkapkan informan bahwa:……Yang men-jadi tujuan dari pengelolaan sampah di Kabupaten Konawe adalah untuk mening-katkan kebersihan, kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan hidup yang lebih baik. Selain itu, juga untuk mengolah sampah sebagai sumberdaya yang memiliki nilai potensial bagi daerah (wawancara dengan MS, 2 Pebruari 017). Pendapat tersebut menun-jukkan bahwa kebijakan pengelolaan sampah di Kabupaten Konawe memiliki tujuan yang sangat jelas yakni untuk menciptakan kebersi-han, kesehatan masyarakat dan kualitas ling-kungan yang lebih baik. Hal ini dapat dimak-nai bahwa implementasi kebijakan pengelola-an sampah di Kabupaten Konawe memiliki arah dan tujuan yang sangat jelas dalam menata terwujudnya lingkungan hidup yang sangat kondusif dan terhindar dari segala bentuk pencemaran lingkungan hidup yang tidak bertanggung jawab.

Berdasarkan fakta-fakta yang terungkap melalui hasil wawancara, pengamatan penulis dan studi dokumen maka dapat diketahui bahwa pada dasarnya implementasi kebijakan pengelolaan sampah di Kabupaten Konawe memiliki tujuan yang ingin dicapai yaitu meningkatkan kebersihan, kesehatan masyara-kat dan kualitas lingkungan yang sehat, kondusif, nyaman dan teratur. Dengan demi-kian kebijakan pengelolaan sampah sebagai kebijakan yang harus diimplementasikan secara baik dan benar, karena kebijakan tersebut berasal dari pemerintah Kabupaten Konawe yang harus direalisasikan sesuai dengan mekanisme dan prosedur telah ditetapkan pada Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe.

Adanya aktivitas untuk pencapaian tujuan Fakta-fakta yang terungkap sehubungan adanya aktivitas untuk pencapain tujuan implementasi kebijakan pengelolaan sampah di Kabupaten Konawe selaras dengan pen-dapat Usman (2002: 70) mengemukakan bah-wa implementasi adalah bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan, atau adanya meka-nisme suatu sistem. Implementasi bukan seke-dar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang teren-cana dan untuk mencapai tujuan kegiatan. Berdasarkan pendapat tersebut maka

(7)

EDUTECH CONSULTANT BANDUNG Jurnal AKSARA PUBLIC Volume 3 Nomor 4 Edisi November 2019 (86-103)

92 mentasi sebagai aksi yang dilaksanakan

berdasarkan perencanaan untuk mencapai tujuan tertentu. Selanjutnya fakta yang terung-kap implementasi kebijakan pengelolaan sampah di Kabupaten Konawe juga sejalan pendapat Setiawan (2004: 39) mengemukakan bahwa implementasi adalah perluasan aktivi-tas yang saling menyesuaikan proses interaksi antara tujuan dan tindakan untuk mencapainya serta memerlukan jaringan pelaksana, biro-krasi yang efektif.

Berdasarkan fakta yang terungkap mela-lui wawancara, pengamatan penulis, studi dokumen dan pendapat para ahli maka implementasi kebijakan pengelolaan sampah di Kabupaten Konawe dapat dilaksanakan oleh Dinas Lingkungan Hidup karena adanya aktivitas untuk pencapaian tujuan. Aktivitas yang dilakukan untuk mencapai tujuan adalah melakukan perencanan dan pelaksanaan kegiatan pengelolaan sampah yang mulai dengan aktivitas pemilahan sampah, pengum-pulan sampah, pengangkutan sampah, pengo-lahan sampah dan proses akhir sampah. Dari setiap aktivitas dilakukan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe sebagai SKPD yang memiliki tupoksi dalam mengimplemen-tasikan kebijakan pengelolaan sampah maka ada tujuan yang akan dicapai yaitu

mening-katkan kebersihan sekitar ibukota, meningkat-kan kesehatan masyarakat, dan meningkatmeningkat-kan kualitas lingkungan yang indah, teratur dan nyaman untuk dinikmati masyarakat Kabupa-ten Konawe. Dengan demikian dapat dimak-nai bahwa implementasi kebijakan pengelo-laan sampah di Kabupaten Konawe, ditandai dengan adanya aktivitas untuk pencapaian tujuan sebagaimana yang diharapkan dalam kebijakan pengelolaan sampah di Kabupaten Konawe.

Adanya hasil kegiatan

Dalam implementasi kebijakan pengelo-laan sampah di Kabupaten Konawe fokus kegiatan adalah melakukan pemilahan, pe-ngumpulan, pengangkutan sampah, pengola-han sampah dan proses akhir sampah. Dengan demikian hasil yang diharapkan dari kegiatan atau aktivitas dalam implementasi kebijakan pengelolaan sampah adalah untuk meningkat-kan kebersihan wilayah atau sekitar ibukota Kabupaten yakni meliputi Kecamatan Unaaha, Kecamatan Wawotobi, Kecamatan Tongauna, Kecamatan Uepai, meningkatkan kesehatan masyarakat yakni masyarakat dapat hidup sehat, nyaman dan bersih. serta meningkatkan kualitas lingkun-gan yang kondusif, nyaman, teratur pada kawasan permukiman, koawasan komesial, kawasan industri, kawasan khusus

(8)

EDUTECH CONSULTANT BANDUNG Jurnal AKSARA PUBLIC Volume 3 Nomor 4 Edisi November 2019 (86-103)

93 sebagai sumber sampah. Selain itu, hasil

kegiatan dalam implementasi kebijakan pe-ngelolaan sampah di Kabupaten Konawe adalah dapat menghasilkan pupuk kompos yang dapat dimanfaatkan untuk pertanian. Fakta-fakta yang terungkap sejalan adanya hasil kegiatan dalam implementasi kebijakan pengelolaan sampah di Kabupaten Konawe.

Berdasarkan fakta yang terungkap maka implementasi kebijakan pengelolaan sampah di Kabupaten Konawe memiliki orientasi pada kegiatan pengelolaan sampah yang memberi hasil yang berguna dan bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan. Hasil studi ini sejalan dengan pendapat Stewart (2000: 104) mengemukakan bahwa implementasi sebagai suatu proses dan suatu hasil (output). Keber-hasilan suatu implementasi kebijakan dapat diukur atau dilihat dari proses dan pencapaian tujuan hasil akhir (output) yaitu tercapainya atau tidak tercapainya tujuan-tujuan yang ingin diraih. Selanjutnya hasil studi ini juga mendukung pendapat Merille Gerindle (Agus-tino, 008: 139) bahwa pengukuran keberhasi-lan implementasi dapat dilihat dari prosesnya dengan mempertanyakan apakah pelaksanaan program sesuai dengan yang telah ditentukan yaitu melihat pada action program dari

indivi-dual projects dan yang kedua apakah tujuan program tersebut tercapai.

Berdasarkan fakta yang terungkap mela-lui wawancara dan pengamatan penulis maka dapat dikatakan bahwa implementasi kebija-kan pengelolaan sampah di Kabupaten Kona-we adalah suatu kegiatan yang harus dilak-sanakan untuk mencapai hasil dari kebijakan yang telah ditetapkan pemerintah yakni me-ningkatkan kebersihan, meme-ningkatkan keseha-tan masyarakat dan meningkatkan kualitas lingkungan yang nyaman, indah dan teratur utamanya di kawasan permukiman, kawasan komersil, kawasan industri dan kawasan khusus. Dengan demikian hasil studi imple-mentasi kebijakan pengelolaan sampah di Kabupaten Konawe adalah relevan dengan pandangan teoritis yang dikemukakan Van Meter dan Van Horn dikutip Nugroho (2014: 666) bahwa implementasi kebijakan harus memenuhi tiga hal pokok yaitu: (1) Ada tuju-an ytuju-ang aktuju-an dicapai (2) Ada aktivitas untuk pencapaian tujuan dan (3) Ada hasil kegiatan. Faktor yang Mempengaruhi Implementasi Kebijakan Pengelolaan Sampah

di Kabupaten Konawe

Dalam penelitian ini juga berusaha untuk menelusuri faktor yang dapat mendu-kung atau menentukan implementasi

(9)

EDUTECH CONSULTANT BANDUNG Jurnal AKSARA PUBLIC Volume 3 Nomor 4 Edisi November 2019 (86-103)

94 kan pengelolaan sampah di Kabupaten

Kona-we. Dalam pengelolaan sampah sebagai kebi-jakan yang harus dilaksanakan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe seba-gai SKPD yang mendapat tupoksi dan ber-tanggung jawab pelaksanaan kebijakan supaya dapat mencapai hasil sebagaimana yang diharapkan. Karena itu, penelitian berusaha untuk mengungkapkan faktor yang dapat menentukan implementasi kebijakan pengelo-laan sampah di Kabupaten Konawe, seperti faktor komunikasi, sumberdaya, disposisi (sikap) dan struktur birokrasi dalam Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe. Fakta - fakta yang relevan dengan faktor yang menentukan implementasi kebijakan pengelo-laan sampah di Kabupaten Konawe dapat diungkapkan berdasarkan pandangan atau pendapat informa dalam peneliitan

Komunikasi

Fakta-fakta yang terungkap mengenai faktor komunikasi dapat menetukan imple-mentasi kebijakan pengelolaan sampah di Ka-bupaten Konawe, adalah relevan dengan pengamatan penulis bahwa semua pegawai dan pekerja lapangan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi pengelolaan sampah selalu ada komunikasi yang terjalin secara timbal balik (Konawe,8 Pebruari 017).

Ber-dasarkan studi dokumen dalam pengelolaan sampah di Kabupaten Konawe, dapat diketa-hui bahwa sebanyak 50 orang pekerja pe-ngangkut sampah, 8 orang pengawas, 7 orang pekerja dalam pengolahan sampah dan 3 orang pekerja bagian TPA pada dasarnya selalu melakukan komunikasi secara timbal balik dengan sesama pegawai/pekerja sehing-ga semua pekerjaan dapat dikerjakan secara baik untuk mencapai tujuan dalam pengelo-laan sampah di Kabupaten Konawe (Konawe, 9 Pebruari 017).

Berdasarkan fakta-fakta yang terungkap melalui wawancara, pengamatan atau obseva-si dan studi dokumen, maka dapat diketahui bahwa komunikasi yang memiliki unsur (komunikator, pesan, media, komunikan, dan efek) dapat menjadi faktor yang menentukan implementasi kebijakan pengelolaan sampah di Kabupaten Konawe. Hal ini terbukti semua pegawai mulai dari unsur pimpinan melaku-kan komunikasi dengan bawahan, sesama unit kerja pengelolaan sampah berkomunikasi dan sesama pekerja saling berkomunikasi serta pekerja yang melakukan pengangkutan sampah berkomunikasi pada unit pengelolaan sampah. Dengan melakukan komunikasi se-mua ide dan gagasan dalam melakukan pengelolaan sampah dapat disampaikan secara

(10)

EDUTECH CONSULTANT BANDUNG Jurnal AKSARA PUBLIC Volume 3 Nomor 4 Edisi November 2019 (86-103)

95 baik. jadi faktor komunikasi sangat penting

dalam implementasi kebijakan pengelolaan sampah di Kabupaten Konawe.

Hasil studi dapat mengungkapkan bah-wa faktor komunikasi dapat menentukan implementasi kebijakan pengelolaan sampah di Kabupaten Konawe. Hal sejalan pandangan teoritis yang dikemukakan Widjaja (2000 : 88) mengatakan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan dan pesan yang disampaikan melalui lambang tertentu yang mengandung arti dilakukan oleh pe-nyampai pesan ditujukan kepada penerima pesan. Dalam proses komunikasi kebersamaan tersebut diusahakan melalui tukar menukar pendapat, penyampaian informasi, serta perubahan sikap dan perilaku. Selanjutnya hasil studi ini juga mendukung pendapa Wiratmo et al dikutip Daru (2008: 5) menya-takan komunikasi adalah proses berbagi infor-masi dengan individu-individu lainnya. Infor-masi merupakan suatu pikiran atau gagasan yang hendak diberikan kepada individu-individu lainnya. Komunikasi merupakan keterampilan manajemen yang sering diguna-kan dan sering disebut sebagai satu kemampu-an ykemampu-ang skemampu-angat bertkemampu-anggung jawab bagi keberhasilan seseorang. Seanjutnya studi implementasi kebijakan pengelolaan sampah

di Kabupaten Konawe relevan dengan pen-dapat Cangara (2001) dikutip Daru (2008: 5) menyatakan bahwa komunikasi adalah ” suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya dengan (1) membangun hubungan antar sesama manusia, (2) melalui pertukaran informasi, (3) untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain (4) serta berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu. Dengan demikian faktor komunikasi sangat penting dalam implemen-tasi kebijakan pengelolaan sampah di Kabu-paten Konawe karena dapat memberi infor-masi pada penerima dalam hal ini pekerja atau pegawai untuk kemudian melakukan peruba-han sikap yakni bertindak sesuai dengan tupoksinya masing-masing. Sehingga foktor komunikasi menjadi faktor penentu dan kunci kesuksesan dalam implementasi kebijakan pengelolaan sampah di Kabupaten Konawe. Sumberdaya

Fakta-fakta yang terungkap sehubungan dengan sumberdaya sebagai faktor yang dapat menentukan implementasi kebijakan pengelo-laan sampah di Kabupaten Konawe sebagai-mana di kemukakan informan bahwa: ……Dalam pelaksanaan pengelolaan sampah di Kabupaten Konawe ini kami cukup memil-iki pegawai atau staf yang dapat bekerja sesuai

(11)

EDUTECH CONSULTANT BANDUNG Jurnal AKSARA PUBLIC Volume 3 Nomor 4 Edisi November 2019 (86-103)

96 dengan tugas pokok dan fungsi

masing-ma-sing. Semua pegawai memiliki kemampuan yang sesuai dengan kompetensinya atau keahliannya sehingga kegiatan pengelolaan sampah dapat dimulai dari sebuah perencana-an, pelaksanaan dan evaluasi yang dilakukan oleh pegawai atau staf. Kemampuan pegawai ini dapat mendukung pelaksanaan kebijakan pengelolaan sampah (wawancara dengan SF, 16 Pebruari 017). Pendapat tersebut menun-jukkan bahwa pegawai atau staf sebagai bagi-an dari sumber daya pada Dinas Lingkungbagi-an Hidup Kabupaten Konawe memiliki kemam-puan untuk melaksanakan kebijakan penge-lolaan sampah. Semua staf dapat mejalankan tugas pokok sesuai dengan kompetensinya. Pendapat menggambarkan bahwa staf sebagai sumberdaya merupakan faktor yang dapat menentukan terlaksananya kebijakan pengelo-laan sampah secara efektif.

Sehubungan dengan pendapat tersebut maka hasil pengamatan penulis menunjukkan bahwa pada Dinas Lingkungan Hidup Kabu-paten Konawe sebagai SKPD yang memiliki tupoksi dalam mengimplementasikan kebija-kan pengelolaan Kabupaten Konawe telah memiliki sumberdaya seperti staf yang siap bekerja, ada informasi yang diberikan pada pekerja dan pegawai, ada kewenangan yang

diberikan pada staf dan pekerja dan ada fasilitas seperti mobil sebanyak 8 unit dan tosa sebanyak 10 unit (Konawe, 12 Pebruari 017). Berdasarkan fakta-fakta yang terungkap melalui hasil wawancara dan pengamatan penulis dan studi dokumen maka dapat diketa-hui bahwa faktor sumberdaya yang terdapat pada Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe seperti staf, informasi, kewenangan dan fasilitas merupakan faktor yang dapat menentukan berhasilnya atau efektifnya im-plementasi kebijakan pengelolaan sampah di Kabupaten Konawe.

Hasil studi mengenai faktor sumber-daya sebagai salah satu faktor yang menentu-kan keberhasilan implementasi kebijamenentu-kan pengelolaan sampah di Kabupaten Konawe sejalan dengan pendapat George C.Edward III dikutip Nugroho (2014: 665) yang menyata-kan bahwa sumberdaya merupamenyata-kan faktor yang sangat menentukan keberhasilan imple-mentasi kebijakan karena memiliki elemen-elemen seperti staf, informasi, kewenangan dan fasilitas yang dapat digunakan. Tanpa adanya sumberdaya maka implementasi kebijakan tidak akan berhasil. Selanjutnya hasil studi ini juga sejalan dengan pendapat Winarno (2002 : 138 ) juga menyebutkan bahwa sumber-sumber yang akan mendukung

(12)

EDUTECH CONSULTANT BANDUNG Jurnal AKSARA PUBLIC Volume 3 Nomor 4 Edisi November 2019 (86-103)

97 kebijakan yang efektif terdiri dari jumlah staf

yang mempunyai ketrampilan yang memadai serta jumlah yang cukup, kewenangan, infor-masi dan fasilitas. Selanjutnya hasil studi ini relevan dengan pendapat Winarno (2002: 132) bahwa perintah – perintah implementasi mu-ngkin diteruskan secara cermat, jelas dan konsisten, tetapi jika para pelaksana kekura-ngan sumber-sumber yang diperlukan untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan, maka implementasi ini pun cenderung tidak efektif. Dengan demikian sumber-sumber dapat meru-pakan faktor yang penting dalam melaksana-kan kebijamelaksana-kan publik.

Untuk tercapainya hasil atau tujuan dalam implementasi kebijakan pengelolaan sampah di Kabupaten Konawe maka faktor sumberdaya seperti staf, informasi, kewena-ngan dan fasilitas yang tersedia pada Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawen merupakan faktor yang dapat menentukan berhasilnya implementasi kebijakan pengelo-laan sampah di Kabupaten Konawe.

Disposisi

Studi ini juga berusaha untuk menelusu-ri salah satu faktor yang dapat menentukan implementasi kebijakan pengelolaan sampah yaitu faktor disposisi atau sikap para pelak-sana. Berhasilnya implementasi kebijakan

pengelolaan sampah di Kabupaten Konawe dapat ditentukan perilaku atau sikap yang dari para pelaksana dalam hal ini pegawai yang mendapatkan tupoksi pengelolaan sampah dan pekerja yang secara langsung melakukan proses pengelolaan sampah. Para pelaksana kebijakan pengelolaan sampah adalah pegawai yang memiliki loyalitas dan dedikasi yang baik sehingga akan bekerja dengan sungguh-sungguh karena para pelaksana akan melak-sanakan kebijakan pengelolaan sampah untuk kepentingan umum. Selain itu pegawai yang melaksanakan kebijakan pengelolaan sampah juga terkait dengan masalah insentif atau perangsang semangat kerja (imbalan). Karena setiap pegawai atau pekerja membutuhkan biaya dari hasil pekerjaan. Dengan demikian implementasi kebijakan pengelolaan sampah di Kabupaten Konawe dapat terlaksana jika didukung dengan insentif yang cukup bagi pekerja atau pegawai sesuai dengan tupoksi-nya. Fakta-fakta yang terungkap sejalan de-ngan faktor sikap (disposisi) para pelaksana kebijakan pengelolaan sampah di Kabupaten Konawe sebagaimana diungkapkan informan bahwa:….Kami melaksanakan pekerjaan ini sesuai dengan tugas pokok dan fungsi kami, yakni untuk melaksanakan pengelolaan sam-pah, maka tidak ada alasan untuk tidak

(13)

EDUTECH CONSULTANT BANDUNG Jurnal AKSARA PUBLIC Volume 3 Nomor 4 Edisi November 2019 (86-103)

98 ksanakan tanggung jawab tersebut karena

kewajiban yang harus dilaksanakan dengan baik. Jadi kami melaksanakan kebijakan pengelolaan sampah sesuai tupoksi yang diberikan dari atasan yang telah menunjuk atau mengangkat kami (wawancara, 14 Pebruari 017). Data tersebut menunjukkan bahwa pegawai dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai perintah dari atasan yang telah mengangkatnya untuk me-laksanakan kebijakan pengelolaan sampah. Hal ini dapat dimaknai bahwa sikap pegawai untuk melaksanakan kebijakan pengelolaan sampah di Kabupaten Konawe karena memili-ki dedikasi untuk melaksanakan kebijakan pemerintah.

Berdasarkan fakta yang terungkap melalui wawancara maka terdapat relevansi dengan hasil pengamatan penulis bahwa pe-gawai atau pekerja yang mendapat tupoksi dalam implementasi kebijakan pengelolaan sampah di Kabupaten Konawe dapat dilaksa-nakan dengan baik sesuai dengan harapan pimpinan atau atasan pada setiap unit kerja. Selain itu, para pekerja sebagai pelaksana kebijakan pengelolaan sampah juga bertang-gung jawab atas tugasnya karena mendapat insentif dari unit kerja pengelolaan sampah (Konawe, 10 Pebruari 017). Faktor sikap para

pekerja sebagai pelaksana kebijakan maka implementasi kebijakan pengelolaan sampah di Kabupaten Konawe dapat terlaksa-na secara efektif.

Hasil studi tentang sikap para pelaksana kebijakan pengelolaan sampah di Kabupaten Konawe sesuai dengan pendapat George C. Edward III dikutip Agustino (2014: 665) me-nyatakan bahwa sikap (disposisi) adalah faktor yang penting pelaksanaan kebijakan publik. Variabel penting dalam sikap adalah pengang-katan birokrat dan insentif.. Selanjutnya hasil studi ini sejalan dengan pendapat Mas’ud (1991) dikutip Daru (2008: 34) sikap meru-pakan seperangkat pendapat, minat, atau tujuan, yang menyangkut harapan akan suatu jenis pengalaman tertentu, dan kesediaan dengan suatu reaksi yang wajar. Sedangkan menurut Adam (2000) dikutip Daru (2008: 34) menyebutkan bahwa sikap adalah meru-pakan reaksi yang timbul atas suatu rangsa-ngan dari situasi atau seseorang. Hasil studi ini juga relevan dengan pendapat Gibson (1996:57) mengemukakan bahwa sikap

(atti-tude) adalah kesiapsiagaan mental, yang

dipelajari dan diorganisasi melalui pengala-man dan mempunyai pengaruh tertentu atas cara tanggap seseorang terhadap orang lain, obyek dan situasi yang berhubungan

(14)

EDUTECH CONSULTANT BANDUNG Jurnal AKSARA PUBLIC Volume 3 Nomor 4 Edisi November 2019 (86-103)

99 nya. Dalam studi tentang sikap sebagai salah

satu faktor yang menentukan keberhasilan implementasi kebijakan pengelolaan sampah di Kabupaten Konawe adalah relevan dengan Mar’at (2001: 13) yang menyatakan bahwa ada tiga komponen dalam sikap seseorang yaitu (1) komponen kognitif yang hubungan-nya dengan kepercayaan, ide dan konsep: (2) komponen afektif yang menyangkut kehidu-pan emosional seseorang; (3) Komponen konasi yang merupakan kecenderungan ber-tingkah laku. Selanjutnya hasil studi ini ada relevansinya pendapat Widjaja (2000: 111) yang mengemukakan bahwa ada tiga tahapan yang harus dilalui seseorang agar dapat me-ningkatkan kesadarannya dalam memenuhi kewajiban yaitu: (1) Aspek kognitif, yang ber-hungan dengan gejala pikiran, (2) Aspek afek-tif, yang berkaitan dengan proses yang me-nyangkut perasaan tertentu dan (3) Aspek psikomotor, berkaitan dengan kecenderungan untuk bertindak terhadap suatu obyek.

Berdasarkan fakta yang terungkap maka dapat diketahui bahwa faktor sikap (disposisi) para pegawai dan pekerja pada Dinas Lingku-ngan Hidup Kabupaten Konawe sebagai pe-laksana kebijakan pengelolaan sampah dalam implementasi kebijakan pengelolaan sampah di Kabupaten Konawe merupakan faktor yang

dapat menentukan efektifnya implementasi kebijakan pengelolaan sampah di Kabupaten Konawe. Sikap (disposisi) para pelaksana yak-ni pegawai dan pekerja dalam melaksanakan kebijakan pengelolaan sampah sangat penting dalam mencapai tujuan dan efektivitas implementasi kebijakan pengelolaan sampah di Kabupaten Koanwe. Para pelaksana ber-tanggung jawab sesuai dengan tupoksi dan memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugas berdasarkan kompetensi masing-masing. Struktur Birokrasi.

Berdasarkan hasil wawancara dan pe-ngamatan penulis dapat diketahui bahwa fak-tor struktur birokrasi yang terdapat pada Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe dapat menentukan keberhasilan implementasi kebi-jakan pengelolaan sampah di Kabupaten Ko-nawe. Hal ini dapat dimaknai bahwa imple-mentasi kebijakan pengelolaan sampah di Kabupaten Konawe adalah didukung dengan struktur birokrasi maka implementasi kebija-kan pengelolaan sampah sehingga dapat terlaksana secara efektif dan rencana yang telah ditetapkan dapat tercapai. Hal ini dise-babkan karena pegawai dan pekerja sebagai pelaksana kebijakan yang tidak memahami tupoksinya dan posisinya atau kewenangan-nya dalam struktur sehingga pengelolaan

(15)

EDUTECH CONSULTANT BANDUNG Jurnal AKSARA PUBLIC Volume 3 Nomor 4 Edisi November 2019 (86-103)

100 sampah tidak terlaksana dengan baik, tidak

ada kerjasama dan tidak ada koordinasi sesama unit kerja.

Fakta yang terungkap menunjukkan bahwa faktor struktur birokrasi dapat menen-tukan keberhasilan atau efektivitas implemen-tasi kebijakan pengelolaan sampah di Kabupa-ten Konawe. Para pelaksana yang terdiri dari pegawai dan pekerja di lapangan dapat me-laksanakan tupoksinya karena ada kewena-ngan yang terdapat pada struktur birokrasi pada Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe. Faktor struktur birokrasi dapat me-nentukan keberhasilan implementasi kebijakan pengelolaan sampah di Kabupaten Konawe, karena dalam struktur birokrasi terdapat stan-dar kerja yang harus dicapai pegawai atau pekerja yang masuk dalam struktur tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja struktur birokrasi pada bagian, seksi atau UPT pengelolaan sampah yang terdapat pada Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe.

Hasil studi tentang faktor-faktor yang menentukan implementasi kebijakan pengelo-laan sampah di Kabupaten Konawe yaitu komunikasi, sumberdaya, sikap (disposisi) dan struktur birokrasi yang terdapat pada Dinas Lingkungan Hidup. Hasil penelitian ini adalah

mendukung pandangan teoritis George C. Edward III dikutip Agustino (Nugroho: 665) yang menyatakan bahwa ada empat variabel yang sangat menentukan keberhasilan imple-mentasi suatu kebijakan yaitu: (1) komunikasi, (2) sumberdaya, (3) disposisi (sikap) dan (4) struktur birokrasi. Hasil studi ini dapat diketahui bahwa faktor-faktor yang dapat menentukan keberhasilan implementasi kebi-jakan pengelolaan sampah di Kabupaten Konawe adalah faktor (1) komunikasi, (2) sumberdaya, (3) disposisi (sikap) dan (4) struktur birokrasi. Keempat faktor tersebut menjadi ukuran efektif implementasi kebija-kan pengelolaan sampah di Kabupaten Kona-we. Selain itu, keempat faktor tersebut dapat menjadi ukuran bagi pegawai dan pekerja pada Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe dalam melaksanakan pengelolaan sampah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sesuai dengan perencanaan

V. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pemba-hasan penulis menarik kesimpulan sebagai berikut: (1) Implementasi kebijakan pengelo-laan sampah di Kabupaten Konawe dapat diwujudkan karena: (a) adanya tujuan, imple-mentasi kebijakan pengelolaan sampah di Kabupaten Konawe ada tujuan yang ingin

(16)

EDUTECH CONSULTANT BANDUNG Jurnal AKSARA PUBLIC Volume 3 Nomor 4 Edisi November 2019 (86-103)

101 dicapai yaitu meningkatkan kebersihan,

keseha-tan masyarakat dan kualitas lingku-ngan yang sehat, kondusif, nyaman dan tera-tur. (b) adanya aktivitas untuk pencapaian tujuan, yakni aktivitas yang dilakukan untuk mencapai tujuan pegawai melakukan perenca-naan dan pelaksaperenca-naan kegiatan pengelolaan sampah yang dilakukan para pekerja dimulai dengan aktivitas pemilahan sampah, pengum-pulan sampah, pengangkutan sampah, pengo-lahan sampah dan proses akhir sampah. Dari setiap aktivitas dilakukan adalah untuk men-capai tujuan meningkatkan kebersihan, kese-hatan masyarakat, dan meningkatkan kualitas lingkungan yang indah, teratur dan nyaman untuk dinikmati masyarakat Kabupaten Kona-we, dan (c) adanya hasil kegiatan melalui kegiatan pengelolaan sampah yang sistematis yakni melakukan melakukan lima langkah kegiatan yaitu pemilahan sampah, pengumpu-lan, pengangkutan, pengolahan dan proses akhir sampah, maka hasil dari kegiatan tersebut adalah dapat meningkatkan kebersi-han, kesehatan masyarakat dan kualitas ling-kungan yang nyaman, indah dan teratur di kawasan permukiman, kawasan komersil, kawasan industri dan kawasan khusus Kabu-paten Konawe. (2) Faktor-faktor yang menen-tukan implementasi kebijakan pengelolaan

sampah di Kabupaten Konawe, yaitu (a) komunikasi, dalam melaksanakan implemen-tasi kebijakan pengelolaan senantiasa terjadi interaksi antara pimpinan dan bawahan, antara unit kerja dengan unit kerja lainnya, dan antara sesama pegawai dalam menyampaikan gagasan atau ide-ide yang terkait dengan tupoksi dalam pengelolaan sampah di Kabupa-ten Konawe, (b) sumberdaya dalam imple-mentasi kebijakan pengelolaan sampah di Kabupaten Konawe didukung dengan infor-masi, kewenangan, pegawai atau staf, penga-was, pekerja/sopir, pekerja lapangan dan tersedianya sarana dan prasarana kerja seperti mobil sampah, tosa, bak sampah (TPS) dan TPA dapat menentukan keberhasilan dalam pengelolaan sampah di Kabupaten Konawe, (c) sikap (disposisi) dalam pengelolaan sam-pah pegawai, pimpinan dan karyawan yang bertugas di lapangan memiliki sikap yang baik untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi-nya yang telah diberikan atasan pada Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe. Sikap para pelaksana untuk melaksanakan tupoksi-nya dengan baik karena didukung dengan dana insentif dalam rangka merangsang ter-laksana kebijakan pengelolaan sampah di Kabupaten Konawe secara baik, dan (d) struk-tur birokrasi, dalam implementasi kebijakan

(17)

EDUTECH CONSULTANT BANDUNG Jurnal AKSARA PUBLIC Volume 3 Nomor 4 Edisi November 2019 (86-103)

102 pengelolaan sampah di Kabupaten Konawe

didukung dengan struktur birokrasi yang jelas melalui pembagian tupoksi antara pimpinan, pelaksana dan bawahan sehingga implementa-si kebijakan pengelolaan sampah dapat terlaksana secara efektif dan rencana yang telah ditetapkan dapat tercapai.

DAFTAR PUSTAKA

Aboejoewono, A. 2005. Pengelolaan Sampah

Menuju ke Sanitasi Lingkungan dan Permasalahannya; Wilayah DKI Jakarta

Sebagai Suatu Kasus. Jakarta.

Adisasmita, Rahardjo. 2011. Pembiayaan

Pembangunan Daerah, Graha Ilmu,

Yogyakarta

_________________. 2011. Pengelolaan Pendapatan Daerah dan Anggaran Daerah, Graha Ilmu, Yogyakarta

_________________.2011. Manajemen Pemerintah Daerah, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,

Rineka Cipta, Jakarta

Azwar, Asrul. 2010. Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Mutiara Sumber

Widya. Jakarta

Bardach, Eugene, 2002, The Implementation

Game, Cambridge, Mass: MIT Press

Bratasida, Liana. 1996. Prospek

Pengem-bangan Sistem Manajemen Lingkungan di Indonesia. BAPEDAL. Jakarta.

Dunn, William N. 2000. Pengantar Analisis

Kebijakan Publik. Edisi Kedua, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Damanhuri, Eri. 2007. Sampah Indonesia . Tekhnik Lingkungan ITB. Bandung. Daniel, T. S., Hasan, P. dan Vonny, S. 1985.

Tehnologi Pemanfaatan Sampah Kota dan Peran Pemulung Sampah : Suatu Pendekatan Konseptual. PPLH ITB.

Bandung.

Gibson, Ivanovich, Donnely, 1989,

Organisasi dan Manajemen, Erlangga,

Jakarta

Gibson, James L.et.al, 2010. Organisasi:

Perilaku, Struktur, dan Proses, Jilid I,

Binarupa, Jakarta.

Gunawan, T. 2007. Pendekatan ekosistem

bentang lahan sebagai dasar

pembangunan wilayah berbasis

lingkungan. Fakultas Geografi UGM.

Yogyakarta.

Gurnia, Fikri. 2012. Efektivitas Pengelolaan

Sampah Padat Di Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Http://Adm

Publik.Blogspot.Com/2012/10/Efektivit

as-Pengelolaan-Sampah-Padat-Di.Html#.Upurdsecark , 17 Desember 2016.

(18)

EDUTECH CONSULTANT BANDUNG Jurnal AKSARA PUBLIC Volume 3 Nomor 4 Edisi November 2019 (86-103)

103 Hadiwiardjo, Bambang, 2005. ISO 14001-

Panduan Penerapan Sistem Manajemen Lingkungan. Gramedia. Pustaka Utama.

Jakarta.

Jones, Charles O. 2006. Pengantar Kebijakan

Publik. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada.

Kartikawan, Yudhi, 2007, Pengelolaan Persampahan, J. Lingkungan Hidup,

Yogyakarta.

Kimberly F. Kodrat. 2002. Sistem Manajemen

Lingkungan ISO 14001: makalah filsafat

sains, Program Pasca Sarjana (S3) – IPB. Bogor.

Kuncoro, Mudrajad. 2007. Ekonomi Pembangunan Teori Masalah dan Kebijakan. Edisi I. Yogyakarta: UPP

AMP YKPN.

Kunarjo. 2003. Perencanaan dan Pembiayaan

Pembangunan. Jakarta: UI – Press.

La Ode Agus Said, Mardiyono Dan Irwan Noor, 2015, Implementasi Kebijakan

Pengelolaan Persampahan Kota Bau-bau, Tesis, JISIP: Jurnal Ilmu Sosial

Dan Ilmu Politik ISSN. 2442-6962 Vol.

4, No. 1 (2015) 53

Www.Publikasi.Unitri.Ac.Id, diakses 23 Desember 2016

Maleong, Lexi, J. 2000. Metode Penelitian

Kualitatif, P.T. Remaja Rasda Karya,

Bandung

Mochtar. M, 2007. Kesehatan Masyarakat. Yayasan Karya Dharma IIP. Jakarta. Murtadho, D. dan Sa’id, E. G. 2008.

Penanganan Pemanfaatan Limbah Padat. Sarana Perkasa. Jakarta.

Murdiningsih. 2014. Implementasi Kebijakan

Pengelolaan Persampahan Di Dinas Kebersihan Kota Manado, Jurnal

Administrasi Publik, https://www.google.co.id/?gws_rd=cr&e i=EMFjWNiINIrjvASihLjgAw#q=tesis +efektivitas+implementasi+kebijakan+p engelolaan+sampah, diakses 23 Desember 2016.

Nitikesari, Putu Ening. 2005. Analisis Tingkat

Partisipasi Masyarakat dalam Pena-nganan Sampah Secara Mandiri di Kota Denpasar. Tesis Magister Program

Pascasarjana Universitas Udayana, Denpasar

Outerbridge, Thomas (ed). 2006. Limbah

Padat di Indonesia: Masalah atau Sumber Daya. Yayasan Obor Indonesia.

Jakarta.

Pasang, Haskarlianus, 2005, Pengelolaan

Sampah yang Regional dan

Terintegrasi, http://www. Sarwono.net.

Peraturan Daerah Kabupaten Konawe Nomor: 30 Tahun 2015 Tentang Pengelolaan Sampah

Robbins, P Stephen, 2006, Teori Organisasi:

Struktur, Desain dan Aplikasi, Alih

Bahasa, Yusup Udaya, Arcan, Jakarta. Robbins, Stephen P, 2006, Perilaku

Orga-nisasi, Edisi Kesepuluh, PT. Indeks, Jakarta,

Silalahi, Ulber. 2009. Metode Penelitian

Sosial. Refika Aditama, Bandung

Siagian, P. Sondang. 2009. Manajemen

Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara,

Referensi

Dokumen terkait

Antusiasnya anggota kelompok atau petani menunjukkan keinginan mereka terkait sesuatu hal yang dapat membuat lebih baik, sehingga petani bila terdapat suatu informasi baru

Asuransi Takaful Keluarga Pekanbaru dapat mengevaluasi brand image yang dimilikinya, misalnya dengan memperhatikan kebutuhan nasabah, memberikan produk yang

Beberapa opsi yang diusulkan untuk peningkatan efektivitas implementasi pemberian IPA di TNGHS, sesuai hambatan yang ditemui, adalah: (a) penambahan startegi

Tahap Perencanaan (planning) peneliti mengadakan kegiatan-kegiatan sebagai berikut; Mengamati dan mencermati teknik pembelajaran bahasa Indonesia yang digunakan

Kesimpulan Setelah membahas dan melakukan penelitian mengenai “Konstruksi Toleransi Antarumat Beragama Kajian Terhadap babi dan sapi di Sorowajan, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta”

Toolbox merupakan sebuah jendela dimana object atau kontrol ditempatkan yang dibutuhkan untuk membentuk suatu program, dengan cara dipasang pada form.. Gambar

Sinyal-sinyal saraf pada batang otak mengaktifkan bagian serebral otak melalui dua cara: (1) dengan merangsang mengaktifkan bagian serebral otak melalui dua cara:

Tenaga pelatih yang kurang mampu dalam mengajarkan materi dan kurang menciptakan pelaksanaan pelatihan yang efektif dan efisien sehingga hasil dari pelatihan itu