MARET 2015 MARET 2015
REFARAT
REFARAT
PERAN NEUROTRANSMITER
PERAN NEUROTRANSMITER
TERHADAP GANGGUAN MENTAL
TERHADAP GANGGUAN MENTAL
Oleh Oleh
Nama
Nama : : Ahmad Ahmad Rahmat Rahmat RamadhanRamadhan No.
No. Stambuk Stambuk : : N N 111 111 14 14 055055 Pemimbing
Pemimbing Klinik Klinik : : dr. dr. Patmawati, Patmawati, M. M. Kes, Kes, Sp.KJSp.KJ
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN JIWA
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
PALU
2015
2015
BAB I BAB I
PENDAHULUAN PENDAHULUAN
Psikologi berasal dari bahasa yunani (
Psikologi berasal dari bahasa yunani ( Psychology Psychology) yang merupakan) yang merupakan gabungan kata
gabungan kata psyche psyche dandan logoslogos.. Psyche Psyche berarti jiwa dan berarti jiwa dan logoslogos berarti ilmu. berarti ilmu. Secara harafiah psikologi diartikan sebagai ilmu jiwa. Istilah
Secara harafiah psikologi diartikan sebagai ilmu jiwa. Istilah Psyche Psyche atau jiwa atau jiwa masih sulit didefinisikan karena jiwa itu merupakan objek yang bersifat abs
masih sulit didefinisikan karena jiwa itu merupakan objek yang bersifat abs trak.trak. Gangguan jiwa atau mental illness adalah kesulitan yang harus dihadapi Gangguan jiwa atau mental illness adalah kesulitan yang harus dihadapi oleh seseorang karena hubungannya dengan orang lain, kesulitan karena oleh seseorang karena hubungannya dengan orang lain, kesulitan karena persepsinya
persepsinya tentang tentang kehidupan kehidupan dan dan sikapnya sikapnya terhadap terhadap dirinya dirinya sendiri-sendirisendiri-sendiri [1][1].. Gangguan jiwa adalah gangguan dalam cara berpikir (
Gangguan jiwa adalah gangguan dalam cara berpikir (cognitivecognitive), kemauan), kemauan ((volition), emosi (affectivevolition), emosi (affective), tindakan (), tindakan ( psychomoto psychomotor).r).[2][2]
Gangguan mental saat ini lebih sering dikemukakan dalam bentuk Gangguan mental saat ini lebih sering dikemukakan dalam bentuk penelitian
penelitian dengan dengan metode metode pendekatan pendekatan oleh oleh Atkinson Atkinson dan dan Hilgard Hilgard (1996) (1996) yangyang secara rinci membagi psikologi menjadi 5 pendekatan, yaitu pendekatan secara rinci membagi psikologi menjadi 5 pendekatan, yaitu pendekatan neurobiologi, perilaku, kognitif, psikoanalitik, dan fenomenologis.
neurobiologi, perilaku, kognitif, psikoanalitik, dan fenomenologis.
Pendekatan neurobilogis merupakan pendekatan yang kajiannya Pendekatan neurobilogis merupakan pendekatan yang kajiannya menitikberatkan pada pembahasan struktur otak manusia. Beberapa penemuan menitikberatkan pada pembahasan struktur otak manusia. Beberapa penemuan mutakhir telah menunjukkan dengan jelas bahwa ada hubungan yang erat antara mutakhir telah menunjukkan dengan jelas bahwa ada hubungan yang erat antara aktivitas otak dengan perilaku dan pengalam. Dari penelitian yang didapatkan aktivitas otak dengan perilaku dan pengalam. Dari penelitian yang didapatkan bahwa
bahwa pendekatan pendekatan neurobiologis neurobiologis ((neuroscienceneuroscience) sering dinyatakan sebagai) sering dinyatakan sebagai pemicu
pemicu timbulnya timbulnya penyakit-penyakit penyakit-penyakit somatis, somatis, namun namun beberapa beberapa peneliti peneliti masihmasih meragukan validitas konsep
meragukan validitas konsep psychosomatic medicine psychosomatic medicine..
Pada berbagai kasus gangguan jiwa, diyakini bahwa dapat
Pada berbagai kasus gangguan jiwa, diyakini bahwa dapat disebabkan olehdisebabkan oleh adanya gangguan ketidakseimbangan neurotransmiter yang terjadi di dalam otak adanya gangguan ketidakseimbangan neurotransmiter yang terjadi di dalam otak seseorang. Hal ini diatur dalam pengaturan neurohormonal pada aktivasi otak. seseorang. Hal ini diatur dalam pengaturan neurohormonal pada aktivasi otak. Mekanisme ini adalah untuk melepaskan bahan-bahan hormonal neurotransmiter Mekanisme ini adalah untuk melepaskan bahan-bahan hormonal neurotransmiter inhibisi atau eksitasi ke dalam substansi otak.
inhibisi atau eksitasi ke dalam substansi otak.[3][3]
Berikut dibahas peran neurotransmiter yang mampu melakukan Berikut dibahas peran neurotransmiter yang mampu melakukan pengendalian terhadap aktivasi otak, sehingga menimbulkan
pengendalian terhadap aktivasi otak, sehingga menimbulkan tanda dan gejala padatanda dan gejala pada individu dengan gangguan jiwa.
BAB II BAB II
TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA
1.
1. Mekanisme Perilaku dan Motivasi pada OtakMekanisme Perilaku dan Motivasi pada Otak 1.1
1.1 Sistem pendorong aktivitas otakSistem pendorong aktivitas otak
Pengaturan perilaku adalah fungsi seluruh sistem saraf. Bahkan keadaan Pengaturan perilaku adalah fungsi seluruh sistem saraf. Bahkan keadaan siaga dan siklus tidur merupakan pola perilaku yang paling penting. Tanpa adanya siaga dan siklus tidur merupakan pola perilaku yang paling penting. Tanpa adanya penjalaran
penjalaran sinyal sinyal saraf saraf yang yang terus terus menerus menerus dari dari otak otak rendah rendah ke ke serebrum,serebrum, serebrum menjadi tidak bermanfaat. Sinyal-sinyal saraf pada batang otak serebrum menjadi tidak bermanfaat. Sinyal-sinyal saraf pada batang otak mengaktifkan bagian serebral otak melalui dua cara: (1) dengan merangsang mengaktifkan bagian serebral otak melalui dua cara: (1) dengan merangsang aktivitas neuron pada daerah otak yang luas secara langsung dan (2) dengan aktivitas neuron pada daerah otak yang luas secara langsung dan (2) dengan mengaktifkan sistem neurohormonal yang melepaskan substansi neurotransmitter mengaktifkan sistem neurohormonal yang melepaskan substansi neurotransmitter menyerupai hormon, substansi ini memberi pengaruh fasilitasi atau inhibisi menyerupai hormon, substansi ini memberi pengaruh fasilitasi atau inhibisi spesifik ke dalam daerah terpilih pada otak.
spesifik ke dalam daerah terpilih pada otak. [4][4]
Komponen pusat pendorong dari sistem ini adalah area eksitorik yang Komponen pusat pendorong dari sistem ini adalah area eksitorik yang terletak di
terletak di substansia substansia retikular retikular ponspons dan dan mesensefalonmesensefalon. Area ini dikenal dengan. Area ini dikenal dengan fasilitasi
fasilitasi bulboretikularisbulboretikularis. Ada dua jenis sinyal yang berjalan melalui talamus.. Ada dua jenis sinyal yang berjalan melalui talamus. Jenis yang pertama, menjalarkan potensial aksi dengan cepat dan merangsang Jenis yang pertama, menjalarkan potensial aksi dengan cepat dan merangsang serebrum hanya dalam waktu beberapa milidetik. Potensial aksi ini berasal dari serebrum hanya dalam waktu beberapa milidetik. Potensial aksi ini berasal dari badan
badan sel sel neuronal neuronal besar besar yang yang terletak terletak di di sleuruh sleuruh area area retikularis retikularis batang batang otak.otak. Ujung-ujung sarafnya melepaskan
Ujung-ujung sarafnya melepaskan asetilkolinasetilkolin, yang bertindak sebagai suatu bahan, yang bertindak sebagai suatu bahan eksitasi, dan berlangsung hanya dalam waktu beberapa milidetik sebelum eksitasi, dan berlangsung hanya dalam waktu beberapa milidetik sebelum dihancurkan sehingg
dihancurkan sehingga seseorang akan menghasilkan pikiran “waspada”.a seseorang akan menghasilkan pikiran “waspada”. [4][4]
Bagan 1 Sistem pengaktivasi-perangsangan otak. Bagan 1 Sistem pengaktivasi-perangsangan otak.
Adapun bagian dari otak ang berperan sebagai inhibitorik, area ini disebut Adapun bagian dari otak ang berperan sebagai inhibitorik, area ini disebut area inhibitorik retikular, yang terletak didaerah medio-ventral. Bagian ini area inhibitorik retikular, yang terletak didaerah medio-ventral. Bagian ini berperan
berperan dalam dalam menginhibisi menginhibisi atau atau meurunkan meurunkan aktivitas aktivitas otak otak dengan dengan caracara merangsang neuron-neuron
merangsang neuron-neuron serotonergik serotonergik ; yang kemudian menyekresikan; yang kemudian menyekresikan serotonin
serotonin neurohormon inhibitor pada titik-titik neurohormon inhibitor pada titik-titik pentingdi otak.pentingdi otak.[4][4] 1.2
1.2 Neurohormonal pada Otak ManusiaNeurohormonal pada Otak Manusia
Terdapat tiga sistem neurohormonal yang telah dipetakan secara teori rinci Terdapat tiga sistem neurohormonal yang telah dipetakan secara teori rinci dalam otak tikus: (1)
dalam otak tikus: (1) sistem sistem norpeinephrinnorpeinephrin, (2), (2) sistem sistem dopamindopamin, dan (3), dan (3) sistem sistem serotonin
serotonin).).
Bagan 2 Sistem neurohormonal yang telah
Bagan 2 Sistem neurohormonal yang telah dipetakan dalam otak tikusdipetakan dalam otak tikus
Norepinefrin
Norepinefrin baisnaya baisnaya berfungsi berfungsi sebagai sebagai hormon hormon eksitasi, eksitasi, sedangkansedangkan serotonin biasanya bersifat inhibisi, dan dopamin bersifat eksitasi pada beberapa serotonin biasanya bersifat inhibisi, dan dopamin bersifat eksitasi pada beberapa area lainnya. Seperti yang diharapkan, ketiga sistem ini memiliki efek yang area lainnya. Seperti yang diharapkan, ketiga sistem ini memiliki efek yang berbeda-beda
berbeda-beda pada pada tingkat tingkat eksitabilitas eksitabilitas di di berbagai berbagai bagian bagian otak. otak. SistemSistem norpeinefrin sebenarnya menyebar ke setiap otak, sementara sistem serotonin dan norpeinefrin sebenarnya menyebar ke setiap otak, sementara sistem serotonin dan dopamin diarahkan terutama ke regio ganglia basalis
dopamin diarahkan terutama ke regio ganglia basalis dan sistem serotonin lebih kedan sistem serotonin lebih ke struktur garis tengah (midline).
2.
2. NeurotransmiterNeurotransmiter
Neurotransmiter adalah
Neurotransmiter adalah zat zat kimia yang kimia yang disintesis disintesis dalam neuron dalam neuron dan disimpandan disimpan dalam gelombang sinaptik pada ujung akson. Zat kimia ini dilepaskan dari akson dalam gelombang sinaptik pada ujung akson. Zat kimia ini dilepaskan dari akson terminal melalui eksositoris dan juga direabsorbsi dan didaur ulang. terminal melalui eksositoris dan juga direabsorbsi dan didaur ulang. Neurotransmiter
Neurotransmiter merupakan merupakan zat zat komunikasi komunikasi antar antar neuron. neuron. Setiap Setiap neuronneuron melepaskan satu transmiter. Zat-zat kimia ini menyebabkan perubahan melepaskan satu transmiter. Zat-zat kimia ini menyebabkan perubahan permeabilitas sel
permeabilitas sel neuron, sehingga dneuron, sehingga dengan bantuan engan bantuan zat-zat zat-zat kimia ini kimia ini maka neuronmaka neuron dapat lebih mudah dalam menyalurkan impuls, bergantung pada jenis neuron dan dapat lebih mudah dalam menyalurkan impuls, bergantung pada jenis neuron dan transmiter tersebut.
transmiter tersebut. [5][5]
Ada empat kelas zat neurotransmitter dan neuromodulator di otak: Ada empat kelas zat neurotransmitter dan neuromodulator di otak: monoamina, asam amino, neurotransmiter peptida, dan banyak lagi baru-baru ini monoamina, asam amino, neurotransmiter peptida, dan banyak lagi baru-baru ini ditemukan neurotrophins (juga dikenal sebagai faktor neurotropik). Setiap neuron ditemukan neurotrophins (juga dikenal sebagai faktor neurotropik). Setiap neuron tunggal dapat melepaskan beberapa jenis neurotransmitter atau neuromodulators, tunggal dapat melepaskan beberapa jenis neurotransmitter atau neuromodulators, dan juga memiliki reseptor untuk beberapa yang berbeda jenis reseptor dan dan juga memiliki reseptor untuk beberapa yang berbeda jenis reseptor dan subtipe, sehingga membuat setiap neuron mampu berintegrasi dan modulasi subtipe, sehingga membuat setiap neuron mampu berintegrasi dan modulasi terhadap sinyal yang masuk dan keluar.
terhadap sinyal yang masuk dan keluar.[6][6]
Ada lima neurotransmitter monoamine klasik, yang serotonin, tiga Ada lima neurotransmitter monoamine klasik, yang serotonin, tiga katekolamin (Epinefrin, norepinefrin, dan dopamin), asetilkolin, dan histamin. katekolamin (Epinefrin, norepinefrin, dan dopamin), asetilkolin, dan histamin. Neurotransmitter
Neurotransmitter monoamine, monoamine, meskipun meskipun hanya hanya terdapat terdapat pada pada sebagian sebagian kecil kecil didi neuron lokal dalam nukleus otak, memiliki dampak yang sangat besar terhadap neuron lokal dalam nukleus otak, memiliki dampak yang sangat besar terhadap fungsi otak secara keseluruhan karena proyeksi difus akson dari monoaminergik fungsi otak secara keseluruhan karena proyeksi difus akson dari monoaminergik ini neuron dapat mempengaruhi hampir setiap daerah otak. Berbeda dengan ini neuron dapat mempengaruhi hampir setiap daerah otak. Berbeda dengan monoamine yang neurotransmitter asam amino yang tersebar luas di otak, dan monoamine yang neurotransmitter asam amino yang tersebar luas di otak, dan secara konsep berperan sebagai keseimbangan antara rangsang, dan secara konsep berperan sebagai keseimbangan antara rangsang, dan penghambatan asam amino g-aminobuty
penghambatan asam amino g-aminobutyric (GABA).ric (GABA). [6][6]
Karena hampir semua obat yang ada untuk kondisi kejiwaan bertindak Karena hampir semua obat yang ada untuk kondisi kejiwaan bertindak melalui monoamine, pengembangan obat yang akan memiliki spesifik agonis atau melalui monoamine, pengembangan obat yang akan memiliki spesifik agonis atau antagonis properti pada sistem neuropeptida menawarkan harapan besar untuk antagonis properti pada sistem neuropeptida menawarkan harapan besar untuk pengembangan pengo
2.1
2.1 NeurotranNeurotransmisi Kismisi Kimiamia Neurotransmisi
Neurotransmisi kimia kimia adalah adalah proses proses yang yang melibatkan melibatkan pelepasanpelepasan neurotransmitter dengan satu neuron dan mengikat molekul neurotransmitter ke neurotransmitter dengan satu neuron dan mengikat molekul neurotransmitter ke reseptor pada neuron lain. Proses neurotransmisi kimia dipengaruhi oleh sebagian reseptor pada neuron lain. Proses neurotransmisi kimia dipengaruhi oleh sebagian besar
besar obat obat yang digunakan yang digunakan dalam dalam psikiatri. psikiatri. Antipsikotik Antipsikotik yang lebih yang lebih lama, lama, namunnamun bukan
bukan antagonis antagonis serotonin-dopamin, serotonin-dopamin, diyakini diyakini memberi memberi efek efek terutama terutama dengandengan memblokir jenis dopamin 2 (D2) reseptor. Hampir semua antidepresan diyakini memblokir jenis dopamin 2 (D2) reseptor. Hampir semua antidepresan diyakini mengerahkan efek dengan meningkatkan jumlah serotonin atau norepinefrin, atau mengerahkan efek dengan meningkatkan jumlah serotonin atau norepinefrin, atau keduanya, di celah sinaps, dan hampir semua anxiolitik benzodiazepine diyakini keduanya, di celah sinaps, dan hampir semua anxiolitik benzodiazepine diyakini memberi efek pada reseptor GABA yang terkait dengan saluran kanal ion memberi efek pada reseptor GABA yang terkait dengan saluran kanal ion klorida.
klorida.[7][7]
Bagan 3 Nauron dan Neurotransmiter Bagan 3 Nauron dan Neurotransmiter
2.2
2.2 Klasifikasi Klasifikasi NeurotraNeurotransmiternsmiter
Tiga jenis utama dari neurotransmitter di otak adalah amina biogenik, Tiga jenis utama dari neurotransmitter di otak adalah amina biogenik, asam amino, dan peptida. Amina biogenik adalah neurotransmitter yang paling asam amino, dan peptida. Amina biogenik adalah neurotransmitter yang paling dikenal dan paling dipahami karena golongan ini merupakan golongan yang dikenal dan paling dipahami karena golongan ini merupakan golongan yang pertama kali ditemukan.
pertama kali ditemukan.[6][6] Amine Biogenik Amine Biogenik
Maisng-masing neurotransmiter amine biogenik disintesis dalam nukleus Maisng-masing neurotransmiter amine biogenik disintesis dalam nukleus dan diproyeksikan ke seluruh bagian otak dan medula spinalis. Oleh karena itu, dan diproyeksikan ke seluruh bagian otak dan medula spinalis. Oleh karena itu, transmiter ini memberikan pengaruh yang tidak proporsional pada kativitas otak, transmiter ini memberikan pengaruh yang tidak proporsional pada kativitas otak, dan menjadi perhatian penting dalam terapi farmakologi pada gangguan pikiran, dan menjadi perhatian penting dalam terapi farmakologi pada gangguan pikiran,
suasana hati, dan kecemasa. Dopamin, norepinefrin, dan epinefrin merupakan suasana hati, dan kecemasa. Dopamin, norepinefrin, dan epinefrin merupakan produk
produk dari dari jalur jalur sintesis sintesis katekolamin, katekolamin, sedangkan sedangkan serotonin, serotonin, asetilkolin, asetilkolin, dandan histamin yang berasal dari prekusor yang berbeda.
histamin yang berasal dari prekusor yang berbeda.[6][6] Asam Amino
Asam Amino
Asam amino adalah blok bangunan protein. Peran mereka sebagai Asam amino adalah blok bangunan protein. Peran mereka sebagai neurotransmitter kini telah diterima secara luas. Ada dua neurotransmitter asam neurotransmitter kini telah diterima secara luas. Ada dua neurotransmitter asam amino yang utama yaitu GABA dan glutamat. GABA adalah asam amino amino yang utama yaitu GABA dan glutamat. GABA adalah asam amino inhibitorik, dan glutamat adalah asam amino eksitorik.. Penemuan baru-baru ini inhibitorik, dan glutamat adalah asam amino eksitorik.. Penemuan baru-baru ini semakin meningkatkan pentingnya studi neurotransmitter asam amino. Penemuan semakin meningkatkan pentingnya studi neurotransmitter asam amino. Penemuan ini termasuk pengamatan bahwa benzodiazepin, barbiturat, dan beberapa ini termasuk pengamatan bahwa benzodiazepin, barbiturat, dan beberapa antikonvulsan bertindak terutama melalui mekanisme GABAnergic dan antikonvulsan bertindak terutama melalui mekanisme GABAnergic dan penyalahgunaan
penyalahgunaan zat, zat, phencyclidine phencyclidine (PCP), (PCP), bertindak bertindak pada pada reseptor reseptor glutamat.glutamat. Salah satu daerah yang paling aktif dari penelitian
Salah satu daerah yang paling aktif dari penelitian neuroscienceneuroscience baru-baru ini baru-baru ini adalah peran NMDA reseptor glutamat bekerja dalam proses belajar dan memori. adalah peran NMDA reseptor glutamat bekerja dalam proses belajar dan memori. Observasi ini telah menyebabkan studi intensif reseptor ini berkaitan dengan Observasi ini telah menyebabkan studi intensif reseptor ini berkaitan dengan gangguan kejiwaan utama, seperti gangguan kecemasan dan skizofrenia.
gangguan kejiwaan utama, seperti gangguan kecemasan dan skizofrenia.[7][7] Peptida
Peptida
Peptida adalah protein pendek yang terdiri dari kurang dari 100 asam Peptida adalah protein pendek yang terdiri dari kurang dari 100 asam amino. Peptida yang dibuat dalam badan sel saraf dengan transkripsi dan translasi amino. Peptida yang dibuat dalam badan sel saraf dengan transkripsi dan translasi pesan
pesan genetik. genetik. Peptida Peptida disimpan disimpan dalam dalam vesikula vesikula sinaptik sinaptik dan dan dilepaskan dilepaskan daridari terminal akson. Kegiatan peptida diakhiri oleh aksi enzim, peptidase, yang terminal akson. Kegiatan peptida diakhiri oleh aksi enzim, peptidase, yang membelah peptida antara residu asam amino tertentu. Reseptor peptida adalah membelah peptida antara residu asam amino tertentu. Reseptor peptida adalah anggota dari tujuh transmembran-domain, keluarga reseptor G protein-linked. anggota dari tujuh transmembran-domain, keluarga reseptor G protein-linked. Selain itu, sebagian besar, neurotransmitter peptida hidup berdampingan dalam Selain itu, sebagian besar, neurotransmitter peptida hidup berdampingan dalam vesikel penyimpanan dengan neurotransmitter lainnya.
3.
3. Amin BiogenikAmin Biogenik 3.1
3.1 DopaminDopamin 3.1.1
3.1.1 DopaminergikDopaminergikPathway Pathway
Tiga jalur dopaminergik yang paling penting bagi psikiatri adalah saluran Tiga jalur dopaminergik yang paling penting bagi psikiatri adalah saluran nigrostriatal, mesolimbic yang disebut juga jalur mesocortical, dan saluran nigrostriatal, mesolimbic yang disebut juga jalur mesocortical, dan saluran tuberoinfundibular. Proyeksi jalur nigrostriatal dari badan sel di substansia tuberoinfundibular. Proyeksi jalur nigrostriatal dari badan sel di substansia nigra ke korpus striatum. Ketika reseptor D2 pada akhir jalur ini diblokir oleh nigra ke korpus striatum. Ketika reseptor D2 pada akhir jalur ini diblokir oleh obat antipsikotik, efek samping parkinson muncul. Pada penyakit Parkinson obat antipsikotik, efek samping parkinson muncul. Pada penyakit Parkinson saluran nigrostriatal berdegenerasi, sehingga gangguan gejala motorik terjadi. saluran nigrostriatal berdegenerasi, sehingga gangguan gejala motorik terjadi. Karena hubungan yang signifikan antara penyakit Parkinson dan depresi, Karena hubungan yang signifikan antara penyakit Parkinson dan depresi, saluran nigrostriatal mungkin entah bagaimana terlibat dengan kontrol saluran nigrostriatal mungkin entah bagaimana terlibat dengan kontrol suasana hati, di samping peran dalam kontrol motor.
suasana hati, di samping peran dalam kontrol motor. [8][8]
Bagan 4 Jalur Dopaminergik Bagan 4 Jalur Dopaminergik
Reseptor D2 di nucleus caudatus menekan aktivitas nucleus caudatus. Reseptor D2 di nucleus caudatus menekan aktivitas nucleus caudatus. Neuron Caudatus mengatur
Neuron Caudatus mengatur gerakan motorik volunter. gerakan motorik volunter. Tidak adanya Tidak adanya aktivitasaktivitas reseptor D2 memungkinkan caudatus untuk menghambat aktivitas motorik reseptor D2 memungkinkan caudatus untuk menghambat aktivitas motorik berlebihan,
berlebihan, sehingga sehingga menggambarkan menggambarkan parkinsonisme parkinsonisme bradikinesia. bradikinesia. PadaPada ekstrem yang lain, aktivitas dopamin berlebihan di caudatus menghilangkan ekstrem yang lain, aktivitas dopamin berlebihan di caudatus menghilangkan kontrol volunter dan dapat mengakibatkan tindakan motorik involunter, kontrol volunter dan dapat mengakibatkan tindakan motorik involunter,
seperti tics. Sebuah studi baru-baru ini pasien dengan obsessive-kompulsif, seperti tics. Sebuah studi baru-baru ini pasien dengan obsessive-kompulsif, misalnya, mencerminkan peningkatan jumlah reseptor D2, dengan tics klinis misalnya, mencerminkan peningkatan jumlah reseptor D2, dengan tics klinis lebih menonjol.
lebih menonjol.[8][8] 3.1.2
3.1.2 Reseptor DopaminReseptor Dopamin
Lima subtipe reseptor dopamin dapat dimasukkan ke dalam dua Lima subtipe reseptor dopamin dapat dimasukkan ke dalam dua kelompok. Pada kelompok pertama, D1 dan D5 reseptor merangsang kelompok. Pada kelompok pertama, D1 dan D5 reseptor merangsang perumusan cAMP dengan mengaktifkan protein G stimulasi, Gs. Reseptor D5 perumusan cAMP dengan mengaktifkan protein G stimulasi, Gs. Reseptor D5 hanya baru-baru ini ditemukan, dan sedikit yang diketahui tentang hal ini dari hanya baru-baru ini ditemukan, dan sedikit yang diketahui tentang hal ini dari sekitar reseptor D1. Satu perbedaan antara kedua reseptor ini adalah bahwa sekitar reseptor D1. Satu perbedaan antara kedua reseptor ini adalah bahwa reseptor D5 memiliki afinitas yang lebih tinggi terhadap dopamin daripada reseptor D5 memiliki afinitas yang lebih tinggi terhadap dopamin daripada reseptor D1. Kelompok kedua reseptor dopamin terdiri dari reseptor D2, D3, reseptor D1. Kelompok kedua reseptor dopamin terdiri dari reseptor D2, D3, dan D4. Reseptor D2
dan D4. Reseptor D2 menghambat pembentukan cAMP dengan mengaktifkanmenghambat pembentukan cAMP dengan mengaktifkan protein G
protein G penghambatan, Gi, dan penghambatan, Gi, dan beberapa data beberapa data menunjukkan bahwa D3 menunjukkan bahwa D3 dandan D4 reseptor bertindak sama. Salah satu perbedaan
D4 reseptor bertindak sama. Salah satu perbedaan antara reseptor D2, D3, danantara reseptor D2, D3, dan D4 adalah distribusi diferensial mereka. Reseptor D2 menonjol di striatum D4 adalah distribusi diferensial mereka. Reseptor D2 menonjol di striatum (caudate nucleus dan putamen); reseptor D3 terutama terkonsentrasi di (caudate nucleus dan putamen); reseptor D3 terutama terkonsentrasi di nucleus accumbens, serta daerah lainnya; dan reseptor D4 terutama nucleus accumbens, serta daerah lainnya; dan reseptor D4 terutama terkonsentrasi di korteks frontal.
terkonsentrasi di korteks frontal.[3, 8][3, 8]
Dalam penelitian terbaru, skala detasemen emosional. Temuan ini Dalam penelitian terbaru, skala detasemen emosional. Temuan ini sesuai dengan pengamatan klinis yang antagonis reseptor D2 (yaitu, obat sesuai dengan pengamatan klinis yang antagonis reseptor D2 (yaitu, obat antipsikotik typical) mengurangi gejala positif skizofrenia, seperti halusinasi antipsikotik typical) mengurangi gejala positif skizofrenia, seperti halusinasi dan delusi, tetapi dapat memperburuk gejala negatif, seperti ambivalensi dan delusi, tetapi dapat memperburuk gejala negatif, seperti ambivalensi sosial dan katatonia. Dalam studi lain, para ahli mendalilkan bahwa aktivitas sosial dan katatonia. Dalam studi lain, para ahli mendalilkan bahwa aktivitas dopamin dapat bertindak dalam medial prefrontal cortex kiri untuk menekan dopamin dapat bertindak dalam medial prefrontal cortex kiri untuk menekan sinyal dari tekanan emosional.
sinyal dari tekanan emosional. [3, 8][3, 8] 3.1.3
3.1.3 Dopamin dan Obat-ObatanDopamin dan Obat-Obatan
Di masa lalu, potensi senyawa antipsikotik telah berkorelasi dengan Di masa lalu, potensi senyawa antipsikotik telah berkorelasi dengan afinitas reseptor D2. Karena blokade reseptor dopamin, terutama reseptor D2, afinitas reseptor D2. Karena blokade reseptor dopamin, terutama reseptor D2, telah dikaitkan dengan kemanjuran obat antipsikotik, administrasi jangka telah dikaitkan dengan kemanjuran obat antipsikotik, administrasi jangka panjang
panjang reseptor reseptor dopamin dopamin antagonis antagonis berhasil berhasil dalam dalam peningkatan peningkatan regulasiregulasi dalam jumlah reseptor dopamin yang ada. Peningktaan regulasi ini mungkin dalam jumlah reseptor dopamin yang ada. Peningktaan regulasi ini mungkin
terlibat dalam pengembangan tardive dyskinesia. Sebuah kelas baru agen terlibat dalam pengembangan tardive dyskinesia. Sebuah kelas baru agen antipsikotik yang sangat efektif, yang disebut antagonis serotonin-dopamin antipsikotik yang sangat efektif, yang disebut antagonis serotonin-dopamin karena mereka memblokir sebagian besar jenis serotonin 5-HT2 dan, pada karena mereka memblokir sebagian besar jenis serotonin 5-HT2 dan, pada tingkat lebih rendah, reseptor D2, yang dikaitkan dengan risiko sangat tingkat lebih rendah, reseptor D2, yang dikaitkan dengan risiko sangat berkurang pengembangan
berkurang pengembangan efek efek samping parkinsonian samping parkinsonian dan tardive dan tardive dyskinesia.dyskinesia. Tidak hanya mereka mengobati gejala positif skizofrenia, secara efektif Tidak hanya mereka mengobati gejala positif skizofrenia, secara efektif diobati dengan antagonis reseptor D2 murni (psikosis, halusinasi, agitasi), diobati dengan antagonis reseptor D2 murni (psikosis, halusinasi, agitasi), obat ini juga meningkatkan gejala negatif skizofrenia (afek tumpul, obat ini juga meningkatkan gejala negatif skizofrenia (afek tumpul, ambivalensi, katatonia).
ambivalensi, katatonia).[7][7]
Zat lain yang mempengaruhi sistem dopamin adalah amfetamin dan Zat lain yang mempengaruhi sistem dopamin adalah amfetamin dan kokain. Amfetamin menyebabkan pelepasan dopamin, dan kokain memblok kokain. Amfetamin menyebabkan pelepasan dopamin, dan kokain memblok penyerapan
penyerapan dopamin. dopamin. Dengan Dengan demikian, demikian, zat zat ini ini meningkatkan meningkatkan jumlahjumlah dopamin yang ada di sinaps. Kokain dan methamphetamine (
dopamin yang ada di sinaps. Kokain dan methamphetamine ( Desoxyn) adalahDesoxyn) adalah salah satu zat yang paling adiktif. Studi epidemiologis telah menemukan salah satu zat yang paling adiktif. Studi epidemiologis telah menemukan bahwa
bahwa perokok perokok memiliki memiliki risiko risiko mengalami mengalami penyakit penyakit Parkinson, Parkinson, penyakitpenyakit Alzheimer, dan kolitis ulserativa. Sebuah analog nikotin yang merangsang Alzheimer, dan kolitis ulserativa. Sebuah analog nikotin yang merangsang pelepasan
pelepasan dopamin dopamin diteliti diteliti untuk untuk pengobatan pengobatan penyakit penyakit Parkinson, Parkinson, dandan transdermal nikotin patch sedang dipelajari
transdermal nikotin patch sedang dipelajari untuk melawan gangguan kognitifuntuk melawan gangguan kognitif yang disebabkan oleh pengobatan dengan haloperidol (Haldol).
yang disebabkan oleh pengobatan dengan haloperidol (Haldol).[8, 9][8, 9] 3.1.4
3.1.4 Dopamin dan PsikopatologiDopamin dan Psikopatologi
Hipotesis dopamin pada skizofrenia tumbuh dari pengamatan bahwa Hipotesis dopamin pada skizofrenia tumbuh dari pengamatan bahwa obat yang menghalangi reseptor dopamin (misalnya, haloperidol) memiliki obat yang menghalangi reseptor dopamin (misalnya, haloperidol) memiliki aktivitas antipsikotik dan obat-obatan yang merangsang aktivitas dopamin aktivitas antipsikotik dan obat-obatan yang merangsang aktivitas dopamin (misalnya, amfetamin) dapat menginduksi gejala psikotik pada orang (misalnya, amfetamin) dapat menginduksi gejala psikotik pada orang nonschizophrenic bila diberikan dalam dosis yang cukup tinggi. Masalah nonschizophrenic bila diberikan dalam dosis yang cukup tinggi. Masalah utama dengan hipotesis bahwa blokade reseptor dopamin mengurangi gejala utama dengan hipotesis bahwa blokade reseptor dopamin mengurangi gejala psikotik di hampir setiap gangguan, seperti psikosis terkait dengan tumor otak psikotik di hampir setiap gangguan, seperti psikosis terkait dengan tumor otak
dan psikosis yang berhubungan dengan mania. dan psikosis yang berhubungan dengan mania.[8][8]
Dopamin juga mungkin terlibat dalam patofisiologi gangguan mood. Dopamin juga mungkin terlibat dalam patofisiologi gangguan mood. Aktivitas dopamin mungkin rendah pada kasus depresi dan tinggi mania. Aktivitas dopamin mungkin rendah pada kasus depresi dan tinggi mania. Amfetamin, yang mempotensiasi aktivitas dopamin, adalah antidepresan Amfetamin, yang mempotensiasi aktivitas dopamin, adalah antidepresan yangyang
sangat efektif. Pengamatan bahwa levodopa (Larodopa) dapat menyebabkan sangat efektif. Pengamatan bahwa levodopa (Larodopa) dapat menyebabkan mania dan psikosis pada beberapa pasien dengan efek samping parkinsonian mania dan psikosis pada beberapa pasien dengan efek samping parkinsonian juga
juga mendukung mendukung hipotesis. hipotesis. Beberapa Beberapa studi studi telah telah menemukan menemukan tingkat tingkat rendahrendah metabolit dopamin pada pasien depresi.
metabolit dopamin pada pasien depresi.[8, 9][8, 9] 3.2
3.2 Norepinephrin dan EpinephrinNorepinephrin dan Epinephrin 3.2.1
3.2.1 NoradrenergikNoradrenergik Pathway Pathway
Peran utama noradrenergik (dan andrenergik) badan sel yang Peran utama noradrenergik (dan andrenergik) badan sel yang menyebar ke atas di otak dalam lokus coeruleus dalam pons. Akson neuron menyebar ke atas di otak dalam lokus coeruleus dalam pons. Akson neuron ini melalui lobus frontalis kemudian ke bagian medial pada korteks serebral, ini melalui lobus frontalis kemudian ke bagian medial pada korteks serebral, sistem limbik, thalamus, dan hipothalamus.
sistem limbik, thalamus, dan hipothalamus.[3][3]
Bagan 5 Noradrenergik Pathway Bagan 5 Noradrenergik Pathway
3.2.2
3.2.2 NoradreneNoradrenergik dan rgik dan Adrenergik dan Adrenergik dan Obat-obataObat-obatann
Obat psikiatris yang paling terkait dengan norepinefrin adalah obat Obat psikiatris yang paling terkait dengan norepinefrin adalah obat antidepresan klasik, obat trisiklik dan MAO inhibitor (MAOIs), dan, antidepresan klasik, obat trisiklik dan MAO inhibitor (MAOIs), dan, baru- baru
baru ini, ini, venlafaxine venlafaxine (Effexor), (Effexor), mirtazapin mirtazapin (Remeron), (Remeron), bupropion, bupropion, dandan nefazodone (Serzone). Obat trisiklik, venlafaxine, bupropion, dan nefazodone (Serzone). Obat trisiklik, venlafaxine, bupropion, dan nefazodone, memblokir reuptake norepinefrin (dan serotonin) ke dalam nefazodone, memblokir reuptake norepinefrin (dan serotonin) ke dalam neuron presinaptik, dan MAOIs memblokir katabolisme norepinefrin (dan neuron presinaptik, dan MAOIs memblokir katabolisme norepinefrin (dan serotonin). Dengan demikian, efek langsung dari obat trisiklik dan MAOIs serotonin). Dengan demikian, efek langsung dari obat trisiklik dan MAOIs adalah untuk meningkatkan konsentrasi norepinefrin (dan serotonin) di celah adalah untuk meningkatkan konsentrasi norepinefrin (dan serotonin) di celah sinaps.
3.2.3
3.2.3 NorepinephrNorepinephrine dan ine dan PsikopatologiPsikopatologi
Amina biogenik hipotesis gangguan mood didasarkan pada Amina biogenik hipotesis gangguan mood didasarkan pada pengamatan bahwa obat trisiklik dan MAOIs efektif dalam mengurangi gejala pengamatan bahwa obat trisiklik dan MAOIs efektif dalam mengurangi gejala depresi. Peran serotonin dan norepinefrin pada patofisiologi depresi relatif depresi. Peran serotonin dan norepinefrin pada patofisiologi depresi relatif masih belum jelas. Obat-obatan yang efektif mempengaruhi neurotransmitter masih belum jelas. Obat-obatan yang efektif mempengaruhi neurotransmitter terutama norepinephrine misalnya, desipramine (Norpramin) dan obat-obatan terutama norepinephrine misalnya, desipramine (Norpramin) dan obat-obatan yang mempengaruhi serotonin misalnya, fluoxetine juga efektif. Ketika yang mempengaruhi serotonin misalnya, fluoxetine juga efektif. Ketika neuron noradrenergik dihancurkan pada model hewan percobaan, namun, neuron noradrenergik dihancurkan pada model hewan percobaan, namun, obat yang mempengaruhi serotonin tidak memiliki efek yang signifikan; dan obat yang mempengaruhi serotonin tidak memiliki efek yang signifikan; dan ketika neuron serotonergik dihancurkan, obat yang mempengaruhi ketika neuron serotonergik dihancurkan, obat yang mempengaruhi norepinefrin tidak memiliki efek yang signifikan. Hasil-hasil percobaan norepinefrin tidak memiliki efek yang signifikan. Hasil-hasil percobaan menunjukkan bahwa keterkaitan antara serotonergik dan noradrenergik menunjukkan bahwa keterkaitan antara serotonergik dan noradrenergik neuron masih belum lengkap dipahami.
neuron masih belum lengkap dipahami.[8, 9][8, 9] 3.3
3.3 SerotoninSerotonin 3.3.1
3.3.1 SerotonergikSerotonergik Pathway Pathway
Bagian utama dari badan sel serotonergik pada pons bagian atas dan Bagian utama dari badan sel serotonergik pada pons bagian atas dan midbrain, bagian median dan bagian dorsal dari raphe nuclei, pada bagian midbrain, bagian median dan bagian dorsal dari raphe nuclei, pada bagian terendah ialah nucleus caudatus, daerah postrema, dan daerah interpendicular. terendah ialah nucleus caudatus, daerah postrema, dan daerah interpendicular. Neuron ini
Neuron ini bekerja bekerja pada pada ganglia bganglia basalis, asalis, sistem sistem limbik, limbik, dan dan korteks korteks serebral.serebral.
[8] [8]
Bagan 6 Serotonergic pathway Bagan 6 Serotonergic pathway
3.3.2
3.3.2 Reseptor SerotonergikReseptor Serotonergik
Tujuh jenis reseptor serotonin: 5-HT1 sampai 5-HT7, dengan 14 Tujuh jenis reseptor serotonin: 5-HT1 sampai 5-HT7, dengan 14 subtipe reseptor yang berbeda. Keragaman reseptor serotonin telah memulai subtipe reseptor yang berbeda. Keragaman reseptor serotonin telah memulai upaya yang signifikan untuk mempelajari distribusi subtipe reseptor serotonin upaya yang signifikan untuk mempelajari distribusi subtipe reseptor serotonin patologis
patologis dan dan merancang merancang obat-subtipe obat-subtipe tertentu tertentu yang yang mungkin mungkin bermanfaatbermanfaat pada
pada terapeutik terapeutik tertentu tertentu dalam dalam kondisi kondisi tertentu. tertentu. Sebagai Sebagai contoh, contoh, buspironebuspirone (BuSpar), golongan anxiolytic secara klinis efektif, adalah 5-HT1A agonis (BuSpar), golongan anxiolytic secara klinis efektif, adalah 5-HT1A agonis kuat, dan 5-HT1A agonis lainnya sedang dikembangkan untuk pengobatan kuat, dan 5-HT1A agonis lainnya sedang dikembangkan untuk pengobatan kecemasan dan depresi. Clozapine, merupakan agen prototipikal kecemasan dan depresi. Clozapine, merupakan agen prototipikal serotonin-dopamin merupakan agen antipsikotik antagonis, memiliki aktivitas yang dopamin merupakan agen antipsikotik antagonis, memiliki aktivitas yang signifikan sebagai antagonis reseptor 5-HT2, dan observasi ini telah memulai signifikan sebagai antagonis reseptor 5-HT2, dan observasi ini telah memulai upaya besar untuk mempelajari peran ini subtipe reseptor serotonin dan untuk upaya besar untuk mempelajari peran ini subtipe reseptor serotonin dan untuk mengembangkan obat 5-HT2 antagonis untuk pengobatan skizofrenia.
mengembangkan obat 5-HT2 antagonis untuk pengobatan skizofrenia.[8][8] 3.3.3
3.3.3 Serotonin dan Serotonin dan Obat-obatanObat-obatan
Beberapa hubungan baru antara serotonin dan obat-obatan yang Beberapa hubungan baru antara serotonin dan obat-obatan yang sedang dikembangkan tersebut; Namun, hubungan riwayat serotonin dan obat sedang dikembangkan tersebut; Namun, hubungan riwayat serotonin dan obat psikotropika
psikotropika pertama pertama kali kali dibuat dibuat dengan dengan obat obat trisiklik trisiklik dan dan MAOIs, MAOIs, sepertiseperti yang dijelaskan untuk norepinefrin dan epinefrin. Obat trisiklik dan MAOIs, yang dijelaskan untuk norepinefrin dan epinefrin. Obat trisiklik dan MAOIs, masing-masing, memblokir penyerapan dan metabolisme serotonin dan masing-masing, memblokir penyerapan dan metabolisme serotonin dan norepinefrin, sehingga meningkatkan konsentrasi kedua neurotransmiter di norepinefrin, sehingga meningkatkan konsentrasi kedua neurotransmiter di celah sinaps. Fluoxetine merupakan salah satu selective serotonin reuptake celah sinaps. Fluoxetine merupakan salah satu selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI) yang digunakan dalam pengobatan depresi. Obat lain di inhibitor (SSRI) yang digunakan dalam pengobatan depresi. Obat lain di kelas yang mencakup paroxetine (Paxil), sertraline (Zoloft), fluvoxamine kelas yang mencakup paroxetine (Paxil), sertraline (Zoloft), fluvoxamine (Luvox), dan citalopram (Celexa), semua yang biasanya berhubungan dengan (Luvox), dan citalopram (Celexa), semua yang biasanya berhubungan dengan efek samping yang sangat kecil, terutama dibandingkan dengan obat trisiklik efek samping yang sangat kecil, terutama dibandingkan dengan obat trisiklik dan MAOIs.
dan MAOIs. 3.3.4
3.3.4 Serotonin dan PsikopatologiSerotonin dan Psikopatologi
Hubungan utama serotonin terhadap kondisi psikopatologis adalah Hubungan utama serotonin terhadap kondisi psikopatologis adalah dengan depresi, seperti yang disarankan pada amina biogenik hipotesis dengan depresi, seperti yang disarankan pada amina biogenik hipotesis gangguan mood. Hipotesis ini hanya depresi yang terkait dengan kurangnya gangguan mood. Hipotesis ini hanya depresi yang terkait dengan kurangnya serotonin dan mania dikaitkan dengan terlalu banyak serotonin. Hipotesis serotonin dan mania dikaitkan dengan terlalu banyak serotonin. Hipotesis
mendalilkan bahwa rendahnya tingkat serotonin memungkinkan tingkat mendalilkan bahwa rendahnya tingkat serotonin memungkinkan tingkat abnormal norepinefrin sehingga terjadinya depresi atau mania. Dengan abnormal norepinefrin sehingga terjadinya depresi atau mania. Dengan diperkenalkannya berbagai obat baru, serotonin merupakan salah satu daerah diperkenalkannya berbagai obat baru, serotonin merupakan salah satu daerah yang paling menarik untuk penelitian pada gangguan kecemasan dan yang paling menarik untuk penelitian pada gangguan kecemasan dan skizofrenia, selain perannya dalam depresi. Sebagai contoh, teori-teori awal skizofrenia, selain perannya dalam depresi. Sebagai contoh, teori-teori awal tentang penyebab kecemasan berfokus pada sistem GABA karena golongan tentang penyebab kecemasan berfokus pada sistem GABA karena golongan anxiolytics yang efektif pertama kali adalah benzodiazepin, yang anxiolytics yang efektif pertama kali adalah benzodiazepin, yang mempotensiasi neurotranmisi GABAergic. Dengan keberhasilan SSRI dan mempotensiasi neurotranmisi GABAergic. Dengan keberhasilan SSRI dan buspirone
buspirone agen agen anti anti ansietas ansietas yang yang efektif, efektif, teori teori kecemasan kecemasan diperlukan diperlukan ruangruang terhadap peran serotonin. Demikian pula, skizofrenia sebelumnya diduga terhadap peran serotonin. Demikian pula, skizofrenia sebelumnya diduga merupakan hasil dari ketidakseimbangan dopamin, tapi karena keberhasilan merupakan hasil dari ketidakseimbangan dopamin, tapi karena keberhasilan terapi antagonis serotonin-dopamin, skizofrenia kini diduga merupakan hasil terapi antagonis serotonin-dopamin, skizofrenia kini diduga merupakan hasil dari misregulation kedua fungsi dopamin dan serotonin.
dari misregulation kedua fungsi dopamin dan serotonin. [8, 9][8, 9] 3.4
3.4 HistaminHistamin Neuron
Neuron yang yang melepaskan melepaskan histamin histamin sebagai sebagai neurotransmitter neurotransmitter yangyang berlokasi di
berlokasi di hipotalamus dan hipotalamus dan proyeksi ke proyeksi ke korteks serebral, korteks serebral, sistem limbik, sistem limbik, dandan thalamus. Ada tiga jenis reseptor histamin: stimulasi H1-reseptor thalamus. Ada tiga jenis reseptor histamin: stimulasi H1-reseptor meningkatkan produksi IP3 dan DAG; Stimulasi H2 meningkatkan produksi meningkatkan produksi IP3 dan DAG; Stimulasi H2 meningkatkan produksi cAMP; dan reseptor H3 dapat mengatur tonus pembuluh darah. Blokade cAMP; dan reseptor H3 dapat mengatur tonus pembuluh darah. Blokade reseptor H1 adalah mekanisme aksi obat alergi dan sebagian mekanisme efek reseptor H1 adalah mekanisme aksi obat alergi dan sebagian mekanisme efek samping yang umum diamati (misalnya, sedasi, meningkatkan berat badan, samping yang umum diamati (misalnya, sedasi, meningkatkan berat badan, dan hipotensi) dari beberapa obat psikotropika.
dan hipotensi) dari beberapa obat psikotropika.[8][8] 3.5
3.5 AsetilkolinAsetilkolin 3.5.1
3.5.1 AsetilkolinAsetilkolinPathway Pathway
Sekelompok neuron kolinergik di nucleus basalis dari Meynert proyeksi Sekelompok neuron kolinergik di nucleus basalis dari Meynert proyeksi ke korteks serebral dan sistem limbik. Neuron kolinergik tambahan dalam ke korteks serebral dan sistem limbik. Neuron kolinergik tambahan dalam proyek
proyek sistem sistem retikuler retikuler ke ke korteks korteks serebral, serebral, sistem sistem limbik, limbik, hipotalamus, hipotalamus, dandan thalamus. Beberapa pasien dengan demensia tipe Alzheimer atau sindrom thalamus. Beberapa pasien dengan demensia tipe Alzheimer atau sindrom Down tampaknya memiliki degenerasi spesifik neuron di nucleus basalis dari Down tampaknya memiliki degenerasi spesifik neuron di nucleus basalis dari Meynert.
Meynert.[8][8] 3.5.2
Penggunaan yang paling umum dari obat antikolinergik dalam psikiatri Penggunaan yang paling umum dari obat antikolinergik dalam psikiatri adalah dalam pengobatan kelainan motorik yang disebabkan oleh penggunaan adalah dalam pengobatan kelainan motorik yang disebabkan oleh penggunaan obat-obatan antipsikotik klasik (misalnya, haloperidol). Khasiat obat untuk obat-obatan antipsikotik klasik (misalnya, haloperidol). Khasiat obat untuk indikasi yang ditentukan oleh keseimbangan antara aktivitas asetilkolin dan indikasi yang ditentukan oleh keseimbangan antara aktivitas asetilkolin dan aktivitas dopamin di ganglia basal. Pada orang yang sehat, aktivitas dopamin aktivitas dopamin di ganglia basal. Pada orang yang sehat, aktivitas dopamin jalur
jalur nigrostriatal nigrostriatal sebagian sebagian diimbangi diimbangi dengan dengan aktivitas aktivitas jalur jalur kolinergik kolinergik dalamdalam ganglia basal. Blokade reseptor D2 di striatum mengganggu keseimbangan ini, ganglia basal. Blokade reseptor D2 di striatum mengganggu keseimbangan ini, tetapi sebagian sisanya dapat dikembalikan, meskipun pada set point yang tetapi sebagian sisanya dapat dikembalikan, meskipun pada set point yang lebih rendah, dengan antagonisme reseptor muscarinic. Blokade reseptor lebih rendah, dengan antagonisme reseptor muscarinic. Blokade reseptor kolinergik muskarinik adalah efek farmakodinamik umum dari banyak kolinergik muskarinik adalah efek farmakodinamik umum dari banyak obat-obatan psikotropika. Blokade reseptor-reseptor menyebabkan efek samping obatan psikotropika. Blokade reseptor-reseptor menyebabkan efek samping yang umum terlihat pada penglihatan kabur, mulut kering, konstipasi, dan yang umum terlihat pada penglihatan kabur, mulut kering, konstipasi, dan kesulitan dalam memulai buang air kecil. Blokade berlebihan CNS kolinergik kesulitan dalam memulai buang air kecil. Blokade berlebihan CNS kolinergik reseptor menyebabkan kebingungan dan delirium. Obat-obatan yang reseptor menyebabkan kebingungan dan delirium. Obat-obatan yang meningkatkan aktivitas kolinergik dengan menghalangi pemecahan oleh meningkatkan aktivitas kolinergik dengan menghalangi pemecahan oleh acetylcholinesterase (misalnya, donepezil [Aricept]) telah terbukti efektif acetylcholinesterase (misalnya, donepezil [Aricept]) telah terbukti efektif dalam pengobatan demensia tipe Alzheimer.
dalam pengobatan demensia tipe Alzheimer.[8][8]
Ketika terikat oleh nikotin, CNS reseptor nicotinic presinaptik Ketika terikat oleh nikotin, CNS reseptor nicotinic presinaptik memediasi masuknya besar kalsium dan, karena itu, menyebabkan pelepasan memediasi masuknya besar kalsium dan, karena itu, menyebabkan pelepasan neurotransmitter dalam berbagai jenis neuron. Bukti terbaru menunjukkan neurotransmitter dalam berbagai jenis neuron. Bukti terbaru menunjukkan bahwa
bahwa nikotin nikotin meningkatkan meningkatkan kekuatan kekuatan koneksi koneksi sinaptik sinaptik dalam dalam hippocampus,hippocampus, wilayah otak yang mendukung memori jangka pendek. Beberapa senyawa wilayah otak yang mendukung memori jangka pendek. Beberapa senyawa nikotin seperti yang merangsang pelepasan asetilkolin berada di bawah studi nikotin seperti yang merangsang pelepasan asetilkolin berada di bawah studi sebagai peningkat kognitif untuk pengobatan penyakit Alzheimer.
sebagai peningkat kognitif untuk pengobatan penyakit Alzheimer.[8, 9][8, 9] 3.5.3
3.5.3 Asetilkolin dan PsikopatologiAsetilkolin dan Psikopatologi
Hubungan yang paling umum dengan asetilkolin adalah demensia tipe Hubungan yang paling umum dengan asetilkolin adalah demensia tipe Alzheimer dan demensia lainnya. Agen antikolinergik dapat mengganggu Alzheimer dan demensia lainnya. Agen antikolinergik dapat mengganggu pembelajaran
pembelajaran dan dan memori memori pada pada orang orang sehat. sehat. Dengan Dengan identifikasi identifikasi terbaru terbaru daridari struktur protein dari berbagai reseptor muscarinic dan nikotinat, banyak struktur protein dari berbagai reseptor muscarinic dan nikotinat, banyak peneliti
mungkin memiliki beberapa manfaat dalam pengobatan demensia tipe mungkin memiliki beberapa manfaat dalam pengobatan demensia tipe Alzheimer. Asetilkolin juga terlibat dalam gangguan mood dan tidur.
Alzheimer. Asetilkolin juga terlibat dalam gangguan mood dan tidur. [8] [8]
4.
4. Asam AminoAsam Amino 4.1
4.1 NeurotraNeurotransmiter Asam Ansmiter Asam Amino Inhibitorikmino Inhibitorik 4.1.1
4.1.1 g-Aminobutyrg-Aminobutyric Acid ic Acid (GABA)(GABA)
GABA ditemukan hampir secara keseluruhan di SSP, dan tidak GABA ditemukan hampir secara keseluruhan di SSP, dan tidak melewati sawar darah otak. Konsentrasi tertinggi berada di otak tengah dan melewati sawar darah otak. Konsentrasi tertinggi berada di otak tengah dan diencephalon, dengan jumlah yang lebih rendah di belahan otak, pons, dan diencephalon, dengan jumlah yang lebih rendah di belahan otak, pons, dan medula. GABA disintesis dari glutamat dengan tingkat-membatasi enzim medula. GABA disintesis dari glutamat dengan tingkat-membatasi enzim glutamat acid dekarboksilase (GAD), yang membutuhkan piridoksin (vitamin glutamat acid dekarboksilase (GAD), yang membutuhkan piridoksin (vitamin B6) sebagai kofaktor. GABA adalah neurotransmitter utama dalam neuron B6) sebagai kofaktor. GABA adalah neurotransmitter utama dalam neuron intrinsik yang berfungsi sebagai mediator lokal dalam umpan balik inhibitorik. intrinsik yang berfungsi sebagai mediator lokal dalam umpan balik inhibitorik. GABA umumnya berdampingan dengan neurotransmitter biogenik amina, GABA umumnya berdampingan dengan neurotransmitter biogenik amina, glisin, dan neurotransmiter peptida, termasuk somatostatin, NPY, CCK, glisin, dan neurotransmiter peptida, termasuk somatostatin, NPY, CCK, substansi P, dan peptida intestinal vasoaktif (VIP).
substansi P, dan peptida intestinal vasoaktif (VIP).
Karena GABA diduga dapat menekan aktivitas kejang, gelisah, dan Karena GABA diduga dapat menekan aktivitas kejang, gelisah, dan mania, banyak upaya telah dikhususkan untuk sintesis obat yang mania, banyak upaya telah dikhususkan untuk sintesis obat yang mempotensiasi aktivitas GABA. Salah satu obat tersebut, progabide, adalah mempotensiasi aktivitas GABA. Salah satu obat tersebut, progabide, adalah agonis reseptor GABA hidrofobik dengan penetrasi otak yang baik, yang agonis reseptor GABA hidrofobik dengan penetrasi otak yang baik, yang memiliki aktivitas antikonvulsan. Tiagabin (Gabitril), yang menghambat memiliki aktivitas antikonvulsan. Tiagabin (Gabitril), yang menghambat transporter GABA, dan vigabatrin (Sabril), yang menghambat GABA-T, transporter GABA, dan vigabatrin (Sabril), yang menghambat GABA-T, meningkatkan tingkat sinaptik efektif GABA dan menunjukkan aktivitas meningkatkan tingkat sinaptik efektif GABA dan menunjukkan aktivitas antikonvulsan. The topiramate antikonvulsan (Topamax) mempotensiasi antikonvulsan. The topiramate antikonvulsan (Topamax) mempotensiasi aktivitas reseptor GABA oleh mekanisme yang tidak jelas. Gabapentin aktivitas reseptor GABA oleh mekanisme yang tidak jelas. Gabapentin (Neurontin), turunan GABA, adalah antikonvulsan yang efektif dengan (Neurontin), turunan GABA, adalah antikonvulsan yang efektif dengan penetrasi
penetrasi otak otak yang yang baik; baik; Namun, Namun, anehnya, anehnya, ia ia tidak tidak memiliki memiliki aktivitas aktivitas padapada reseptor GABA atau transporter GABA. Reseptor GABA telah mengikat situs reseptor GABA atau transporter GABA. Reseptor GABA telah mengikat situs untuk benzodiazepine, dan barbiturat. Benzodiazepin meningkatkan afinitas untuk benzodiazepine, dan barbiturat. Benzodiazepin meningkatkan afinitas A-reseptor pada GABA. Flumazenil (Romazicon) merupakan antagonis reseptor pada GABA. Flumazenil (Romazicon) merupakan antagonis
benzodiazepin
benzodiazepin yang yang saat saat ini ini sedang sedang digunakan digunakan di di rumah rumah sakit sakit darurat darurat sebagaisebagai pengobatan untuk b
pengobatan untuk benzodiazepin overdosis.enzodiazepin overdosis.[8,9][8,9] GABA dan Psikopatologi
GABA dan Psikopatologi
Penelitian klinis pada sistem GABAergic, karena terkait dengan Penelitian klinis pada sistem GABAergic, karena terkait dengan benzodiazepin,
benzodiazepin, telah telah difokuskan difokuskan pada pada peran peran potensial potensial dalam dalam patofisiologipatofisiologi gangguan kecemasan. Banyak antikonvulsan standar juga memiliki efek pada gangguan kecemasan. Banyak antikonvulsan standar juga memiliki efek pada sistem GABA; Oleh karena itu, para peneliti di epilepsi juga secara aktif sistem GABA; Oleh karena itu, para peneliti di epilepsi juga secara aktif mempelajari sistem GABA. Keberhasilan antikonvulsan carbamazepine mempelajari sistem GABA. Keberhasilan antikonvulsan carbamazepine (Tegretol) dan asam valproat (Depakote) untuk pengobatan siklus cepat bipolar (Tegretol) dan asam valproat (Depakote) untuk pengobatan siklus cepat bipolar disorder.
disorder. [8][8] 4.1.2
4.1.2 GlisinGlisin
Glycine disintesis terutama dari serin oleh tindakan serin Glycine disintesis terutama dari serin oleh tindakan serin trans-hydroxymethylase. Glycine melakukan tugas ganda sebagai neurotransmitter hydroxymethylase. Glycine melakukan tugas ganda sebagai neurotransmitter ajuvan wajib pada glutamat dan inhibitory neurotransmitter independen pada ajuvan wajib pada glutamat dan inhibitory neurotransmitter independen pada reseptor sendiri. Peningkatan aktivitas reseptor N-methyl-D-aspartate (NMDA) reseptor sendiri. Peningkatan aktivitas reseptor N-methyl-D-aspartate (NMDA) akan mengikat glisin, telah dihipotesiskan untuk menyajikan mode tambahan akan mengikat glisin, telah dihipotesiskan untuk menyajikan mode tambahan untuk pengobatan skizofrenia. Beberapa, tetapi tidak semua, uji klinis hipotesis untuk pengobatan skizofrenia. Beberapa, tetapi tidak semua, uji klinis hipotesis ini telah menunjukkan penurunan gejala negatif skizofrenia dengan glisin.
ini telah menunjukkan penurunan gejala negatif skizofrenia dengan glisin.[8][8] 4.2
4.2 NeurotraNeurotransmiter Asam nsmiter Asam Amino EksitatorikAmino Eksitatorik 4.2.1
4.2.1 GlutamatGlutamat
Glutamat disintesis dari glukosa dan glutamin di terminal neuron Glutamat disintesis dari glukosa dan glutamin di terminal neuron presinaptik
presinaptik dan disimpan dan disimpan dalam dalam vesikula svesikula sinaptik. Seteinaptik. Setelah dillah dilepaskan ke epaskan ke celahcelah sinaptik, ia bertindak pada reseptor, dan aksinya dihentikan oleh penyerapan sinaptik, ia bertindak pada reseptor, dan aksinya dihentikan oleh penyerapan yang sangat efisien ke dalam neuron presinaptik atau glia. Glutamat adalah yang sangat efisien ke dalam neuron presinaptik atau glia. Glutamat adalah neurotransmitter utama dalam sel granula cerebellar, striatum, sel-sel dari neurotransmitter utama dalam sel granula cerebellar, striatum, sel-sel dari lapisan molekul hipokampus dan korteks entorhinal, sel-sel piramidal korteks, lapisan molekul hipokampus dan korteks entorhinal, sel-sel piramidal korteks, dan proyeksi talamokortikal dan corticostriatal. Pelepasan glutamat dirangsang dan proyeksi talamokortikal dan corticostriatal. Pelepasan glutamat dirangsang oleh nikotin. Dari lima jenis utama dari reseptor glutamat, reseptor NMDA oleh nikotin. Dari lima jenis utama dari reseptor glutamat, reseptor NMDA adalah yang terbaik dipahami dan merupakan reseptor paling kompleks, karena adalah yang terbaik dipahami dan merupakan reseptor paling kompleks, karena dapat memainkan peran penting dalam pembelajaran dan memori.
5.
5. PeptidaPeptida 5.1
5.1 Opioid EndogenOpioid Endogen
Opioid endogen bertindak pada tiga reseptor utama, k1, k2, dan k3, dan Opioid endogen bertindak pada tiga reseptor utama, k1, k2, dan k3, dan diyakini terlibat dalam regulasi stres, nyeri, dan suasana hati. Tiga kelas opioid diyakini terlibat dalam regulasi stres, nyeri, dan suasana hati. Tiga kelas opioid endogen diketahui ialah enkephalins, endorfin, dan dynorphins, dan yang endogen diketahui ialah enkephalins, endorfin, dan dynorphins, dan yang paling
paling terbaru-baru terbaru-baru adalah adalah endomorphins. endomorphins. Meskipun Meskipun bukti bukti opioid opioid sebagaisebagai neurotransmitter yang sebenarnya cukup sulit untuk membedakan dari efek neurotransmitter yang sebenarnya cukup sulit untuk membedakan dari efek potensiasi
potensiasi terhadap terhadap glutamatergic glutamatergic atau atau neurotransmisi neurotransmisi adrenergik, adrenergik, peranperan neurotransmisi opioid endogen telah ditemukan di hipokampus, di mana neurotransmisi opioid endogen telah ditemukan di hipokampus, di mana pembelajaran asosiatif dapat berkontribusi menjadi kecanduan. Endogen opioid pembelajaran asosiatif dapat berkontribusi menjadi kecanduan. Endogen opioid yang mengandung neuron yang ditemukan di beberapa daerah otak, termasuk yang mengandung neuron yang ditemukan di beberapa daerah otak, termasuk hipotalamus medial, diencephalon, pons, hippocampus, dan otak tengah, dan hipotalamus medial, diencephalon, pons, hippocampus, dan otak tengah, dan akson mereka terproyeksi baik lokal dan maupun global. Muncul data akson mereka terproyeksi baik lokal dan maupun global. Muncul data endomorphins dan lainnya, sehingga ligan secara spesifik pada reseptor opioid endomorphins dan lainnya, sehingga ligan secara spesifik pada reseptor opioid sulit diketahui, mungkin belum dapat membuka misteri kecanduan.
sulit diketahui, mungkin belum dapat membuka misteri kecanduan.[8][8] 5.2
5.2 Substansi PSubstansi P
Substansi P adalah neurotransmitter utama di sebagian besar aferen primer Substansi P adalah neurotransmitter utama di sebagian besar aferen primer neuron sensorik dan di jalur striatonigral, yang paling menonjol terkait dengan neuron sensorik dan di jalur striatonigral, yang paling menonjol terkait dengan mediasi persepsi nyeri. Kelainan yang mempengaruhi substansi P telah mediasi persepsi nyeri. Kelainan yang mempengaruhi substansi P telah dihipotesiskan untuk penyakit Huntington, demensia tipe Alzheimer, dan dihipotesiskan untuk penyakit Huntington, demensia tipe Alzheimer, dan gangguan mood.
gangguan mood.[8][8] 5.3
5.3 SomatostatinSomatostatin
Somatostatin juga dikenal sebagai hormon penghambat faktor Somatostatin juga dikenal sebagai hormon penghambat faktor pertumbuhan.
pertumbuhan. Studi Studi postmortem postmortem telah telah terlibat terlibat somatostatin somatostatin pada pada penyakitpenyakit Huntington dan demensia tipe Alzheimer.
BAB III BAB III PENUTUP PENUTUP
Dari pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa: Dari pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa:
-- Afektif, kognitif, dan proses perilaku normal yang terganggu pada kasusAfektif, kognitif, dan proses perilaku normal yang terganggu pada kasus gangguan mental akan tampak berbeda akibat pola aktivasi tertentu pada gangguan mental akan tampak berbeda akibat pola aktivasi tertentu pada jaringan
jaringan neuron neuron yang yang didistribusikan didistribusikan melalui melalui sistem sistem saraf saraf pusat.pusat. Talamokortikal, ganglia basalis, dan sistem limbik memiliki peran khusus Talamokortikal, ganglia basalis, dan sistem limbik memiliki peran khusus pada psikopatologi.
pada psikopatologi.
-- Ketidakseimbangan kadar neurotransmiter pada celah sinaps dapat menjadiKetidakseimbangan kadar neurotransmiter pada celah sinaps dapat menjadi penyebab utama pada kasus gangg
penyebab utama pada kasus gangguan mental:uan mental:
o
o Dopamin: berperan pada kasus psikotik dengan gangguan mood,Dopamin: berperan pada kasus psikotik dengan gangguan mood,
depresi, dan mania, serta gangguan pada gerakan involunter depresi, dan mania, serta gangguan pada gerakan involunter sehingga menimbulkan gejala parkinsonism.
sehingga menimbulkan gejala parkinsonism.
o
o Norepinephrin: Norepinephrin: dapat dapat menyebabkan menyebabkan gangguan gangguan mood mood dan dan depresi,depresi,
namun secara klinis belum dapat dibuktikan karena keterkaitan namun secara klinis belum dapat dibuktikan karena keterkaitan peran
peran norepinephrin norepinephrin dan dan serotonin serotonin sangat sangat kuat kuat dan dan teoriteori pengobatan secara empirik dapat
pengobatan secara empirik dapat membantu dalam kasus gangguanmembantu dalam kasus gangguan tersebut.
tersebut.
o
o Serotonin: dapat menyebabkan gangguan mood, depresi, mania,Serotonin: dapat menyebabkan gangguan mood, depresi, mania,
dan skizofrenia. Diduga kuat hubungan keterkaitan antara dan skizofrenia. Diduga kuat hubungan keterkaitan antara ketidakseimbangan kadar dopamin, norepinefrin, dan serotonin ketidakseimbangan kadar dopamin, norepinefrin, dan serotonin dapat menyebabkan skizofrenia.
dapat menyebabkan skizofrenia.
o
o Histamin: dapat menyebabkan sedasi, meningkatnya berat badan,Histamin: dapat menyebabkan sedasi, meningkatnya berat badan,
dan hipotensi. dan hipotensi.
o
o Asetilkolin: membantu dalam proses kognitif dan memori, namunAsetilkolin: membantu dalam proses kognitif dan memori, namun
sebagian besar memiliki respon terhadap penglihatan kabur, mulut sebagian besar memiliki respon terhadap penglihatan kabur, mulut kering, dan gangguan SSO.
kering, dan gangguan SSO.
o
o GABA: penyebab utama pada kasus kecemasan dan psikotikGABA: penyebab utama pada kasus kecemasan dan psikotik
epilepsi. epilepsi.
o
o Glisin: berperan dalam meningkatkan aktivitas glutamat danGlisin: berperan dalam meningkatkan aktivitas glutamat dan
GABA, sehingga dapat membantu dalam terapi pada skizofrenia. GABA, sehingga dapat membantu dalam terapi pada skizofrenia.
o
o Glutamat: berperan dalam proses pembelajaran dan memori.Glutamat: berperan dalam proses pembelajaran dan memori. o
o Opioid: berperan dalam menurunkan depresi dan mengilangkanOpioid: berperan dalam menurunkan depresi dan mengilangkan
respon nyeri respon nyeri
o
o Substansi P dan Somatostatin: ditemukan pada penyakitSubstansi P dan Somatostatin: ditemukan pada penyakit
huntington, demensia tipe Alzheimer, dan
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA
1.
1. Ancok, Djamaludin dan Fuad Nashori Suroso. Psikologi Islam.Ancok, Djamaludin dan Fuad Nashori Suroso. Psikologi Islam. Yogyakarta
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2001.: Pustaka Pelajar. 2001. 2.
2. Yosep, Iyus. Keperawatan JiwaYosep, Iyus. Keperawatan Jiwa. Bandung . Bandung : Refika Aditama. 2007.: Refika Aditama. 2007. 3.
3. Guyton, Arthur C, John E. Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11.Guyton, Arthur C, John E. Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta
Jakarta: EGC. 2009.: EGC. 2009. 4.
4. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI). Buku Ajar PsikiatriFakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI). Buku Ajar Psikiatri Edisi Kedua.
Edisi Kedua. Jakarta Jakarta: FKUI. 2013.: FKUI. 2013. 5.
5. Muttaqin, Arif. Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan GangguanMuttaqin, Arif. Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Perasarafan.
Sistem Perasarafan. Jakarta Jakarta: Salemba Medika. 2008.: Salemba Medika. 2008. 6.
6. Sadock, Bejamin James, Virginia Alcott Sadock. Kaplam & Sadock BukuSadock, Bejamin James, Virginia Alcott Sadock. Kaplam & Sadock Buku Ajar Psikiatri Klinis Edisi 2.
Ajar Psikiatri Klinis Edisi 2. Jakarta Jakarta: EGC. 2010.: EGC. 2010. 7.
7. Sadock, Bejamin James, Virginia A. Sadock. Kaplan & Sadock’sSadock, Bejamin James, Virginia A. Sadock. Kaplan & Sadock’s Comprehensive Textbook of Psychiatry Seventh Edition.
Comprehensive Textbook of Psychiatry Seventh Edition. New New York York :: Lippincott Williams & Wilkins Publishers. 2000.
Lippincott Williams & Wilkins Publishers. 2000. 8.
8. Sadock, Bejamin James, Virginia A. Sadock. Kaplan & Sadock’sSadock, Bejamin James, Virginia A. Sadock. Kaplan & Sadock’s SynopsisSynopsis of Psychiatry Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry Tenth Edition. of Psychiatry Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry Tenth Edition. New New York
York : Lippincott Williams & Wilkins Publishers. 2007.: Lippincott Williams & Wilkins Publishers. 2007. 9.
9. Katzung, Bertram G. Basic Clinical Pharmacology Tenth Edition.Katzung, Bertram G. Basic Clinical Pharmacology Tenth Edition. SanSan Franscisco
Lampiran Lampiran
Tabel. 1 Tabel. 1
Neurotransmiter pada sistem saraf pusat
Neurotransmiter pada sistem saraf pusat [3, 4, 6, 7] [3, 4, 6, 7] Neurotransmiter
Neurotransmiter Lokasi/FungsiLokasi/Fungsi Implikasinya padaImplikasinya pada penyakit jiwa penyakit jiwa Kolinergik:
Kolinergik: Asetilkolin
Asetilkolin Sistem Sistem saraf saraf otonom otonom simpatis simpatis dandan parasimpatis, terminal saraf
parasimpatis, terminal saraf presinaps parasimpatik, terminal presinaps parasimpatik, terminal postsinaps.
postsinaps.
Sistem saraf pusat: korteks serebral Sistem saraf pusat: korteks serebral hipokampus, struktur limbik, basal hipokampus, struktur limbik, basal ganglia
ganglia
Fungsi: Tidur, bangun persepsi Fungsi: Tidur, bangun persepsi nyeri, pergerakan memori nyeri, pergerakan memori
Meningkatkan derajat Meningkatkan derajat depresi depresi Menurunkan derajat Menurunkan derajat penyakit alzeimer, korea penyakit alzeimer, korea
hutington, penyakit hutington, penyakit parkinson. parkinson. Monoamin: Monoamin: Norepinefrin
Norepinefrin Sistem saraf otonom terminal sarafSistem saraf otonom terminal saraf postsinaps simpatis
postsinaps simpatis
Sistem saraf pusat: talamus, sistem Sistem saraf pusat: talamus, sistem limbik, hipokampus, serebelum, limbik, hipokampus, serebelum, korteks serebri
korteks serebri
Fungsi: persarafan, pikiran, Fungsi: persarafan, pikiran, persepsi, daya penggerak, fungsi persepsi, daya penggerak, fungsi kardiovaskular, tidur dan bangun kardiovaskular, tidur dan bangun
Menurunkan derajat Menurunkan derajat depresi depresi Meningkatkan derajat Meningkatkan derajat mania, keadaan mania, keadaan kecemasan, skizofrenia kecemasan, skizofrenia Dopamin
Dopamin Korteks Korteks frontalis, frontalis, sistem sistem limbik,limbik, ganglia basal, talamus, hipofisis ganglia basal, talamus, hipofisis posterior, medula spinalis
posterior, medula spinalis
Menurunkan penyakit Menurunkan penyakit parkinson dan depresi parkinson dan depresi
Fungsi: pergerakan dan koordinasi, Fungsi: pergerakan dan koordinasi, emosional, penilaian, pelepasan emosional, penilaian, pelepasan prolaktin
prolaktin
Meningkatkan derajat Meningkatkan derajat mania dan skizofrenia mania dan skizofrenia
Serotonin
Serotonin Hipotalamus, talamus, Hipotalamus, talamus, sistemsistem
limbik, korteks serebral, serebelum, limbik, korteks serebral, serebelum, medula spinalis
medula spinalis
Fungsi: tidur, bangun, libido, nafsu Fungsi: tidur, bangun, libido, nafsu makan, perasaan, agresi persepsi makan, perasaan, agresi persepsi nyeri, koordinasi dan penilaian nyeri, koordinasi dan penilaian
Menurunkan derajat Menurunkan derajat depresi depresi Meningkatkan derajat Meningkatkan derajat kecemasan kecemasan Histamin
Histamin Hipotalamus Hipotalamus Menurunkan Menurunkan derajatderajat depresi depresi Asam Amino: Asam Amino: GABA GABA (g-Aminobutyric Aminobutyric acid) acid)
Hipotalamus, hipocampus, korteks, Hipotalamus, hipocampus, korteks, serebelum, gnaglia basal, medula serebelum, gnaglia basal, medula spinalis, retina
spinalis, retina
Fungsi kemunduran aktivitas tubuh Fungsi kemunduran aktivitas tubuh
Menurunkan derajat Menurunkan derajat korea huntington, korea huntington, gangguan ansietas, gangguan ansietas,
skizofrenia, dan berbagai skizofrenia, dan berbagai jenis epilepsi
jenis epilepsi Glisin
Glisin Medula Medula spinalis, spinalis, batang batang otakotak
Fungsi: Mengahambat motor neuron Fungsi: Mengahambat motor neuron beruang beruang Derajat toksik/keracunan Derajat toksik/keracunan “glycine encephalopaty” “glycine encephalopaty” Glutamat
Glutamat Sel-sel Sel-sel piramid/kerucut piramid/kerucut dari dari korteks,korteks, serebelum dan sistem sensori aferen serebelum dan sistem sensori aferen primer, hipocampus, talamus,
primer, hipocampus, talamus, hipotalamus, medula spinalis hipotalamus, medula spinalis
Fungsi: menilai informasi sensori, Fungsi: menilai informasi sensori, mengatur berbagai motor dan reflek mengatur berbagai motor dan reflek spinal
spinal
Menurunkan tingkat Menurunkan tingkat
derajat yang berhubungan derajat yang berhubungan dengan gerakan motor dengan gerakan motor spastik
Neuropeptida: Neuropeptida: Endorfin dan Endorfin dan enkefalin enkefalin (Endogen (Endogen Opioid) Opioid)
Hipotalamus, talamus, struktur Hipotalamus, talamus, struktur limbik dan batang otak, endekalin limbik dan batang otak, endekalin juga ditemukan pada traktus juga ditemukan pada traktus
gastrointestinal gastrointestinal
Fungsi: Modulasi nyeri dan Fungsi: Modulasi nyeri dan
mengurangi mengurangi peristaltik mengurangi mengurangi peristaltik (enkefalin)
(enkefalin)
Modulasi aktivitas Modulasi aktivitas dopamin oleh opiod dopamin oleh opiod peptida dapat
peptida dapat
menumpukkan berbagai menumpukkan berbagai ikatan terhadap gejala ikatan terhadap gejala skizofrenia
skizofrenia
Substansi
Substansi P P Hipotalamus Hipotalamus struktur struktur limbik limbik oleholeh otak tengah, batang otak, ganglia otak tengah, batang otak, ganglia basal, dan medula spinalis, juga basal, dan medula spinalis, juga
ditemukan pada traktus ditemukan pada traktus
gastrointestinal dan kelenjar saliva gastrointestinal dan kelenjar saliva
Fungsi: mengatur respon nyeri Fungsi: mengatur respon nyeri
Menurunkan derajat Menurunkan derajat korea huntington korea huntington
Somatostatin
Somatostatin Korteks Korteks serebral, serebral, hipokampus,hipokampus, talamus, ganglia basal, batang otak, talamus, ganglia basal, batang otak, medula spinalis
medula spinalis
Fungsi: menghambat pelepasan Fungsi: menghambat pelepasan norepinefrin, merangsang pelepasan norepinefrin, merangsang pelepasan serotonin, dopamin, dan asetil kolin serotonin, dopamin, dan asetil kolin
Menurunkan derajat Menurunkan derajat penyakit alzheimer penyakit alzheimer Meningkatkan derajat Meningkatkan derajat korea huntington korea huntington