• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kecerdasan Dalam Perspektif Islam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kecerdasan Dalam Perspektif Islam"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

A.

A. PENGERPENGERTIAN DATIAN DAN MACAMN MACAM-MACA-MACAM KECERDM KECERDASANASAN

Menurut Mujib (2002), Kecerdasan (dalam bahasa Inggris disebut Menurut Mujib (2002), Kecerdasan (dalam bahasa Inggris disebut inte

intelliglligenceence dan bahadan bahasa sa AraArab b disdisebuebutt al-dzakaal-dzaka) menurut arti bahasa) menurut arti bahasa adal

adalah ah pemahpemahaman, aman, keckecepataepatan, n, dan dan keskesempurempurnaan naan sesusesuatu. atu. DalaDalamm arti, kemampuan (

arti, kemampuan (al-qudrahal-qudrah) dalam memahami sesuatu secara cepat) dalam memahami sesuatu secara cepat dan sempurna. Begitu cepat penangkapanna itu sehingga Ibnu !ina, dan sempurna. Begitu cepat penangkapanna itu sehingga Ibnu !ina, se"

se"rarang ng pspsikik"l""l"g g #al#alsasa$, $, menmenebebut ut kekecercerdasdasan an sebsebagaagai i kekekukuataatann intuiti# (

intuiti# (al-hadsal-hads).).

%ada penelitian Binet dalam Mujib (2002) ketika mengadakan tes %ada penelitian Binet dalam Mujib (2002) ketika mengadakan tes kecerdasan indi&idual menekankan pada masalah penalaran, imajinasi, kecerdasan indi&idual menekankan pada masalah penalaran, imajinasi, 'a

'a'as'asan an ((insight insight ), ), perpertimtimbanbangangan, , dan dan dadaa a pepenenesusuaiaaian n sebsebagaagaii pr"ses mental ang tercakup dalam tingkah laku kecerdasan. Dalam pr"ses mental ang tercakup dalam tingkah laku kecerdasan. Dalam pengertian ang lebih luas, illian !tern, ang dikutip "leh r"' dan pengertian ang lebih luas, illian !tern, ang dikutip "leh r"' dan r"' d

r"' dalam Mujib (alam Mujib (2002), 2002), mengemukakmengemukakan bah'a ian bah'a inteligensi bnteligensi berartierarti kapasitas umum dari diri sese"rang indi&idu ang dapat dilihat dari kapasitas umum dari diri sese"rang indi&idu ang dapat dilihat dari k

kesesananggggupupan an pipikikirarannnna a dadalalam m memengngatatasasi i tutuntntututan an kkebebututuhuhanan** k

kebebututuuhahan n babaruru, , kkeaeadadaan an ruruhahaniniah ah sesecacara ra umumum um aang ng dadapapatt disesuaik

disesuaikan an dengan pr"blema*pr"dengan pr"blema*pr"blema blema dan k"ndisi*k"nddan k"ndisi*k"ndisi isi ang baruang baru di dalam kehidupan.

di dalam kehidupan. %a

%ada da mulamulana, na, kekecercerdasadasan n hanhana a berkberkaitaaitan n dengdengan an kekemampumampuanan str

struktur akal uktur akal ((intellect intellect ) ) daladalam m menanmenangkagkap p gejagejala la sesusesuatu, atu, sehisehinggangga kecerdasan hana bersentuhan dengan aspek*aspek k"gniti# (

kecerdasan hana bersentuhan dengan aspek*aspek k"gniti# ( al-majalal-majal al-ma’rif

al-ma’rif). ). +amun pada +amun pada perkperkembanembangan gan beriberikutkutna, na, disadisadari dari bah'bah'aa k

kehiehidupdupan an manmanusiusia a bukbukan an semsemataata*ma*mata ta memmemenenuhi uhi stustuktuktur r akakal,al, mel

melainainkakan n terterdadapat pat ststrukruktur tur kakalbu lbu anang g perperlu lu menmendapdapat at temtempatpat ter

tersensendirdiri i ununtuk tuk menmenumbumbuhuhkan kan asaspekpek*as*aspek pek a#ea#ektikti# # (( al-al-majmajal al al- al-inf’ali

inf’ali), ), sepeseperti rti kehkehidupidupan an em"sem"si"nai"nal, l, m"ram"ral, l, spirspirituaitual, l, dan dan agamaagama.. Kar

Karena itu, ena itu, jenis*jenis kecerjenis*jenis kecerdasan pada diri dasan pada diri sese"rang sangat beragamsese"rang sangat beragam seiring dengan kemampuan atau p"tensi ang ada pada dirina.

seiring dengan kemampuan atau p"tensi ang ada pada dirina.  

 "pik "pik ini ini lebih mem#"kuskan lebih mem#"kuskan pada pada penelaahan kecerdasan -"lbiah,penelaahan kecerdasan -"lbiah, aitu kecerdasan em"si"nal (em"ti"nal intelligence), kecerdasan m"ral aitu kecerdasan em"si"nal (em"ti"nal intelligence), kecerdasan m"ral ((moralmoral intelligenceintelligence), ), keckecerderdasan asan spirspirituaitual l ((spiritualspiritual intelligenceintelligence ), dan), dan ke

kecercerdasadasan n beraberagama, gama, ang ang belubelumna mna didadidahuluhului i "leh "leh pembapembahasahasann kecerdasan intelektual (

(2)

Kecerdasan intelektual adalah kecerdasan ang berhubungan dengan pr"ses k"gniti# seperti berpikir, daa menghubungkan, dan menilai atau mempertimbangkan sesuatu. Atau, kecerdasan ang berhubungan dengan strategi pemecahan masalah dengan menggunakan l"gika. Menurut hurst"ne dalam Mujib (2002), dengan te"ri multi#akt"rna, menentukan 0 #akt"r ang menentukan kecerdasan intelektual , tujuh diantarana ang dianggap paling utama untuk ebilitas*ebilitan mental, aitu/

. Mudah dalam mempergunakan bilangan 2. Baik ingatan

. Mudah menangkap hubungan*hubungan percakapan 1. ajam pengelihatan

. Mudah menarik kesimpulan dari data ang ada 3. epat mengamati dan

4. akap dalam memecahkan berbagai pr"blem

Kecerdasan diatas disebut juga kecerdasan rasi"nal ( rational intelligence ), sebab ia menggunakan p"tensi rasi" dalam memecahkan masalah.

!al"&e dan Maer dalam Mujib (2002), menggunakan istilah kecerdasan em"si untuk menggambarkan sejumlah kemampuan mengenali em"si diri sendiri, mengel"la, dan mengekspresikan em"si diri sendiri dengan tepat, mem"ti&asi diri sendiri, mengenali "rang lain, dan membina hubungan dengan "rang lain. iri utama pikiran em"si"nal adalah resp"ns ang cepat tetapi cer"b"h, mendahulukan perasaan daripada pemikiran, realitas simb"lik ang seperti kanak* kanak, masa lampau dip"sisikan sebagai masa sekarang, dan realitas ang ditentukan "leh keadaan.

Kecerdasaan em"si"nal merupakan hasil kerja dari "tak kanan, sedang kecerdasan intelektual merupakan hasil kerja "tak kiri. Menurut De%"rter dan 5ernacki dalam Mujib (2002), "tak kanan manusia memiliki cara kerja ang acak, tidak teratur, intuiti#, dan h"listic, sedangkan "tak kiri memiliki cara kerja ang l"gis, sekuensial, rasi"nal, dan linier. Kedua belahan "tak ini harus diperankan sesuai dengan #ungsina, sebab jika tidak maka masing*masing belahan akan menggangu pada belahan ang lain. Menurut 6"seph 7eD"u8 dalam Mujib (2002), se"rang ahli sara# di entre #"r +eural !cience di +e'

(3)

 9"rk :ni&ersit mengungkapkan bah'a pusat em"si berada di amigdala, aitu sel ang bertumpuh di batang "tak. Ia mempr"ses hal* hal ang berkaitan dengan em"si, seperti sedih, marah, na#su, kasih saang. ;usakna amigdala dalam tubuh akan mengakibatkan hilangna em"si dalam kehidupan manusia. Kendala ang sering menghalangi kecerdasan em"si adalah rasa malu, tidak mampu mengekspresikan perasaan, terlalu em"si"nal, perasaan ang mendua, #rustasi, tidak ada m"ti&asi diri, sulit berempati dan sulit berteman.

;"bert "les adalah se"rang psikiater anak dan peneliti tentang ilmu*limu kemanusiaan medis pada 5ar&ard Medical !ch""l, terkhusus mengenai kecerdasan m"ral. "les secara tegas tidak pernah mende$nisikan term m"ral secara khusus dalam karana. +amun ia menemukan bah'a kecedasan m"ral se"lah*"lah bidang ketiga dari kegiatan "tak (setengah kecerdasan intelektual dan kecerdasan em"si"nal) ang berhubungan dengan kemampuan ang tumbuh perlahan*lahan untuk merenungkan mana ang benar mana ang salah, dengan menggunakan sumber em"si"nal dan intelektual pikiran manusia. Indikat"r kecerdasan m"ral adalah bagaimana sese"rang memiliki pengetahuan tentang m"ral ang benar dan ang buruk, kemudian ia mampu menginternalisasikan m"ral ang benar ke dalam kehidupan nata, dan menghindarkan diri dari m"ral ang buruk (Mujib,2002). Menurut Mujib (2002), Kecerdasan m"ral tidak dapat dicapai dengan mengha#al atau mengingat kaidah atau aturan ang dipelajari di dalam kelas, melainkan membutuhkan interaksi dengna lingkungan luar. Ketika anak telah berinteraksi dengan lingkungan luar, maka dapat diperhatikan bagaimana sikap ang diperankan, apakah ia s"pan, penuh belas kasih, adana atensi, tidak s"mb"ng atau angkuh, eg"is, atau mementingkan diri sendiri, dan sejumlah sikap lainna.

 "k"h ang menghadirkan k"nsep kecerdasan spiritual adalah D"nah <"har dan Ian Marshall. Mereka mendak'ahkan kecerdasan spiritual sebagai puncak dasar kecerdasan, setelah kecerdasan intelektual, kecerdasan em"si"nal, dan kecerdasan m"ral. Kecerdasan spiritual bukanlah d"ktrin agama ang mengajak unruk cerdas dalam

(4)

memlilih atau memeluk salah satu agama ang dianggap benar, namun lebih merupakan k"nsep ang berhubungan dengan bagaimana sese"rang cerdas dalam mengel"la nilai*nilai dan kualitas kehidupan spiritualna. Kehidupan spiritual di sini meliputi hasrat untuk hidup bermakna (the will to meaning) ang mem"ti&asi kehidupan manusia untuk senantiasa mencari makna hidup ( the meaning "# lie) dan mendambakan hidup bermkana ( the meaningul lie). Kecerdasan spiritual sese"rang ang taat agama belum tentu memiliki kecerdasan spiritual. +amun sebalikna, bisa jadi "rang ang humanis n"n*agamis memiliki kecerdasan spiritual tinggi, sehingga hidupna inklusi#, setuju dalam perbedaan dan penuh t"leran. 5al ini menunjukkan bah'a makna kecerdasan spiritual di sini tidak selalu berarti agama atau bertuhan.

Menurut ipperman (2003), Kecerdasan em"si"nal juga sangat diperlukan dalam kehidupan manusia. => adalah penjelmaan dari suatu t"lak ukur kekuatan "tak aitu I>. I> dan => adalah dua sumber ang sinergis/ tanpa ang satu, maka ang lainna menjadi tidak lengkap dan tidak e#ekti#. Keberadaan => se"rang indi&idu penting karena jika ses"erang hana mendapatkan nilai A tanpa adana rasa tanggung ja'ab atas dirina dan kesadaran diri, maka ia tidak mendapatkan kebermaknaan dalam hidupna. Ketika I> tinggi maka akan merasakan seluruh perasaan siapa sejatina se"rang indi&idu, dapat menjaga alur k"munikasi antar sesame indi&idu

B. ISLAM DAN KECERDASAN QOLBIAH

Menurut Mujib (2002), !ebagaimana dalam uraian struktur kepribadian, struktur na#sani manusia terbagi atas tiga k"mp"nen aitu kalbu, akal, dan na#su (sah'ah dan ghadhab). 6ika stuktur itu tetap dalam kendali kalbu maka masing*masing k"mp"nen memiliki p"tensi p"siti#, ang apabila dikembangkan secara maksimal akan mendatangkan kecerdasan. %enggunaan daa -albiah disini dimaksudkan adalah menggambarkan sejumlah kemampuan diri secara cepat dan sempurna, untuk mengenali kalbu dan akti&itas* akti&itasna, mengel"la dan mengekspresikan jenis*jenis kalbu secara

(5)

benar, mem"ti&asi kalbu untuk membina hubungan m"ralitas dengan "rang lain dan hubungan ubudiyah dengan uhan. Menurut Mujib 2002, %engertian tersebut dapat dijabarkan dalam jenis*jenis kecerdasan -albiah sebagai berikut/

. Kecerdasan intelektual (intuiti#), aitu kecerdasan kalbu ang berkaitan dengan penerimaan dan pembenaran pengetahuan ang bersi#at intiti#*ilahiah, seperti 'ahu (untuk pada rasul dan nabi) dan ilham atau $rasat (untuk manusia biasa ang salih). Adana si#at intuiti-ilahiah ini sebagai pembeda dengan kecerdasan intelektual ang ditimbulkan "leh akal pikiran ang bersi#at rasional-insaniah.

2. Kecerdasan em"si"nal, aitu kecerdasan kalbu ang berkaitan dengan pengembalian na#su*na#su impulsi&e dan agresi#. Kecerdasan ini mengarahakan ses"erang untuk bertindak secara berhati*hati, 'aspada, tenang, sabar dan tabah ketika mendapat musibah, dan berterimakasih ketika mendapat kenikmatan.

. Kecerdasan m"ral, aitu kecerdasan kalbu ang berkaitan dengan hubungan kepada sesame manusia dan alam semesta. Kecerdasan ini mengarahkan sese"rang untuk bertindak dengan baik, sehingga "rang lain merasa senang dan gembira kepada*+a tanpa ada rasa sakit, iri hati, dengki, dendam, dan angkuh.

1. Kecerdasan spiritual, adalah kecerdasan kalbu ang berhubungan dengan kualitas batin sese"rang. Kecerdasan ini mengarahkan sese"rang untuk berbuat lebih manusa'i, sehingga dapat menjangkau nilai*nilai luhur ang mungkin belum tersentuh "leh akal pikiran manusia

. Kecerdasan beragama, adalah kecerdasan kalbu ang berhubungan dengan kualitas beragama dan uhan. Kecerdasan ini mengarahkan pada ses"erang untuk berperilaku secara benar, ang puncakna menghasilkan ketak'aan secara mendalam, dengan dilandasi "leh 3 k"mpetensi keimanan, lima k"mpetensi keislaman, dan multik"mpetensi keikhsanan.

Menurut %asiak (200), dalam Al*>ur?an, akal (a-l) mendapat

(6)

Abi al*Ba-a ?Aub Ibn Musa al*Ku$ memiliki banak nama. ercatat ada 1 (empat) nama ang men"nj"l aitu/

. Al*7ub, karena ia merupakan cerminan kesucian dan kemurnian.  uhanAkti&itasna adalah berd@ikir dan ber$kir.

2. Al*5ujah, karena akal ini dapat menunjukkan bukti*bukti ang kuat dan menguraikan hal*hal ang abstrak.

. Al*5ijr, karena akal mampu mengikatkan keinginan sese"rang hingga membuatna dapat menahan diri, dan

1. Al*+uba, karena akal merupakan puncak kecerdasan, pengetahuan dan penalaran

C. BENTUK-BENTUK KECERDASAN

Bentuk*bentuk kecerdasan -albiah seperti kecerdasan intelektual (intuiti#), em"si, m"ral, spiritual, dan Bergama sulit dipisahkan, sebab semuana merupakan perilaku kalbu. Barangkali ang dapat membedakanna niat atau m"ti&asi ang mend"r"ng perilaku -albiah.

Berikut ini adalah bentuk*bentuk kecerdasan -albiah (Mujib, 2002)/ . Kecerdasan Ikhbat, aitu k"ndisi kalbu ang memiliki kerendahan

atau kelembutan hati, merasa tenang dan khusuk di hadapan Allah, dan tidak menganiaa pada "rang lain. Kecerdasan ikhbat  juga dapat diartikan sebagai k"ndisi kalbu ang kembali dan mengabdi dengan kerendahan hati kepada Allah merasa tenang  jika ber@ikir kepada*+a, tunduk dan dekat kepada*+a. K"ndisi Ikhbat merupakan dasar bagi terciptana k"ndisi ji'a ang tenang

(7)

“an bagi tiap-tiap umat telah !ami syariatkan penyembelihan "kurban#, supaya mereka menyebut nama $llah terhadap binatang ternak yang telah direzkikan $llah kepada mereka, maka %uhanmu ialah %uhan &ang 'aha (sa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-)ya. an berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh "kepada $llah#, "yaitu# orang-orang yang apabila disebut nama $llah gemetarlah hati mereka, orang-orang yang sabar terhadap apa yang menimpa mereka, orang-orang yang mendirikan sembahyang dan orang-orang yang menakahkan sebagian dari apa yang telah !ami rezkikan kepada mereka* 

Berdasarkan aat di atas, al*!aira@i dalan ta#siranna, membagi si#at*si#at mukhbit ("rang ang memiliki kecerdasan ikhbat) atas dua macam, aitu %ertama, berkaitan dengan psikis, artina apabila disebutkan nama Allah, maka hatina berdebar (karena kagum) dan bersabar akan segala bencana ang menimpana. Kedua, berkaitan dengan akti&itas pisik (jasmani), artina mau mendirian shalat dan mau mena#kahkan sebagian rejekina.

+. Kecerdasan <uhud, artina berpaling, menganggap hina dan kecil, serta tidak merasa butuh pada sesuatu. Indikat"r sese"rang dikatakan @uhud adalah meninggalkan perbuatan ang tidak berman#aat bagi kehidupan akhirat, meredam berangan*angan ang panjang, tidak merasa gembira dengan keberadaan dunia, serta tidak merasa menesal apabila kehilangan dunia. Kecerdasan ini dapat mengahantarkan sese"rang pada kecintaan kepada Allah ! dan sesama manusia, sebab ia tidak berebut dan disibukkan dengan hal*hal ang sekunder dalam kehidupan. !abda +abi !A/

(8)

“uhud terhadap dunia bukanlah mengahramkan yang halal atau menyia-nyiakan harta benda, tetapi zuhud yang sesungguhnya adalah engkau yang tidak merasa bahwa apa yang ada ditangan anda itu lebih berat dari pada apa yang di hadapan $llah, dan  pahala musibah yang mengenai dirimu lebih engkau cintai jika ia

tetap ada di sisimu*  (5;. al*urmu@i dari Abi <ar).

. Kecerdasan ara , artina menjaga dari perbuatan ang maru#  ang dapat menurunkan derajat dan ke'iba'aan diri sese"rang. Maksud maru# dalam 'ara adalah tidak terkait dengan perbuatan ang haram, melainkan pada perbuatan halal ang apabila dilakukan kurang baik menurut ukuran agama dan tradisi setempat. Kriteria 'ara di antarana adalah membersihkan kalbu dari segala k"t"ran dan najis $sik maupun psikis, meninggalkan perbuatan ang sia*sia dan tidak ada gunana, menjauhkan kalbu dari segala perbuatan ang masih diragukan.

1. Kecerdasan dalam berharap baik(al*raja), artina berharap terhadap sesuatu kebaikan kepada Allah !, dengan disertai usaha ang sungguh*sunguh dan ta'akal. 5al ini tentuna berbeda dengan al-tamanni (angan*angan), sebab merupakan harapan dengan bermalas*malasan tanpa disertai usaha. Dengan menghantarkan kalbu sese"rang pada jenjang kecintaan dan

kemurahaan Allah !. Allah ber$rman/

“rang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada %uhan mereka [857]

 siapa di antara mereka yang lebih dekat  "kepada $llah# dan mengharapkan rahmat-)ya dan takut akan

(9)

azab-)ya sesungguhnya azab %uhanmu adalah suatu yang "harus# ditakuti* 

. Kecerdasan ;iaah, artina memelihara pengetahuan ang pernah diper"leh dan mengaplikasikanna dengan perilaku nata, dengan cara melakukan perbuatan baik dan ikhlas, dan menghindari perbuatan ang merusak. Ilmu pengetahuan tidak hana diketahui, melainkan juga diaplikasikanna dalam dunia nata. Ilmu tanpa amal ibarat p"h"n tanpa buah, sebab amal merupakan buah ilmu. Ilustasi ini menunjukkan bah'a pendekatan per"leh ilmu bukan hana melalui #akultas pikir belaka, tetapi juga harus menertakan #akultas @ikir. Cabungan kedua #akultas ini akan menimbulkan predikat ulu al-albab, aitu "rang*"rang ang beriman dan beramal salih. Kecerdasan ri’ayah ini merupakan bentuk dari kecerdasan

intelektual*-albiah. Allah ber$rman/

“!emudian !ami iringi di belakang mereka dengan rasul-rasul !ami dan !ami iringi "pula# dengan /sa putra 'aryam dan !ami berikan kepadanya /njil dan !ami jadikan dalam hati orang- orang yang mengikutinya rasa santun dan kasih sayang. an mereka mengada-adakan rahbaniyyah [1460] padahal kami tidak  

mewajibkannya kepada mereka tetapi "mereka sendirilah yang mengada-adakannya# untuk mencari keridhaan $llah, lalu mereka tidak memeliharanya dengan pemeliharaan yang semestinya. 'aka !ami berikan kepada orang-orang yang beriman di antara mereka  pahalanya dan banyak di antara mereka orang-orang asik* 

(10)

0. Kecerdasan Mu-arabah, artina kesadaran sese"rang bah'a Allah ! mengetahui dan menga'asi apa ang dipikirkan, dirasakan, dan diperbuatna, baik lahir maupun batin. Karenana, tak sedikit pun 'aktu ang terle'at untuk mengingat hukum*hukum dan aturan*aturan*+a. Mura-abah dapat menghantarkan sese"rang pada sikap 'aspada, ma'as diri dan berhati*hati, baik dalam bentuk pikikran, perasaan, maupun tindakan, sebab kapan saja dan

di mana ia berada selalu dalam penga'asan*+a, Allah ber$rman/ “an tidak ada dosa bagi kamu meminang wanita-wanita itu [148]

dengan sindiran [149] atau kamu menyembunyikan "keinginan

mengawini mereka# dalam hatimu. $llah mengetahui bahwa kamu akan menyebut-nyebut mereka, dalam pada itu janganlah kamu mengadakan janji kawin dengan mereka secara rahasia, kecuali sekedar mengucapkan "kepada mereka# perkataan yang ma1ru  [150].

an janganlah kamu ber1azam "bertetap hati# untuk beraqad nikah, sebelum habis 1iddahnya. an ketahuilah bahwasanya $llah mengetahui apa yang ada dalam hatimu maka takutlah kepada-)ya, dan ketahuilah bahwa $llah 'aha 2engampun lagi 'aha 2enyantun* 

4. Kecerdasan Ikhlas, artina ketaatan ang ditujukan kepada Allah semata, dengan membersihkan perbuatan baik lahir maupun batin sehingga sese"rang tidak terasa bah'a amal perbuatanna telah disadari rasa ikhlas. Menurut Ibnu >aim dalam Mujib (2002),

(11)

ikhlas dibagi dalam tiga tingkatan aitu 2ertama, tidak menganggap bernilai lebih terhadap perbuatan ang dilakukan, sehingga tidak menghendaki imbalan dan tidak puas berhenti di situ saja, !edua, merasa malu terhadap perbuatan ang telah dilakukan

sambil berusaha

sekuat tenaga untuk memperbaikina dan berharap agar perbuatanna dalam cahaa tawfq pert"l"ngan*+a, dan !etiga, melalui keikhlasan dapat berbuat ang didasarkan atas ilmu dan hukum*hukum*+a. Allah ber$rman/

34esungguhnya aku diperintahkan supaya menyembah $llah dengan memurnikan ketaatan kepada-)ya dalam "menjalankan# agama* 

. Kecerdasan Isti-amah, artina melakukan sesuatu perbuatan baik melalui prinsip k"ntinuitas dan keabadian. Isti-amah membutuhkan niat ang benar dan jalan ang lurus dalam menunaikan perintah, artina terdapat k"nsistensi perilaku sese"rang baik lahir maupun batin, dalam menempuh suatu jalan ang benar tanpa disertai

an"mali. Allah ber$rman/

“4esungguhnya orang-orang yang mengatakan5 3%uhan kami ialah  $llah3 kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka

malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan5 36anganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih dan

(12)

gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan $llah kepadamu.3

E. Kecerdasan a'akkal, artina menerahkan diri sepenuh hati, sehingga tiada beban psik"l"gis ang dirasakan. a'akkal juga berarti bersandar dan percaa pada "rang lain dalam menelesaikan urusan, karena ia tidak lagi memiliki kemampuan lagi. Dalam hal ini, ta'akkal ang dimaksudkaan adalah me'akilkan atau menerahkan semua urusan kepada Allah !, sebagai <at ang mampu menelesaikan semua urusan, setelah manusia tidak memiliki lagi daa dan kemampuan untuk menelesaikanna. Allah ber$rman/

“an memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. an barangsiapa yang bertawakkal kepada $llah niscaya $llah akan mencukupkan "keperluan#nya. 4esungguhnya $llah melaksanakan urusan yang "dikehendaki#)ya. 4esungguhnya $llah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu* 

(13)

78.Kecerdasan sabar, artina menahan diri dari hal*hal ang dibenci dan menahan menahan lisan agar tidak mengeluh. !abar dapat menghindarkan sese"rang dari perasaan resah, cemas, marah dan kekacauan. !abar juga merupakan sikap ang tenang untuk menghindari maksiat, melaksanakan perintah, dan menerima

c"baan. Allah ber$rman/

F5ai "rang*"rang ang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertak'alah kepada Allah, supaa kamu beruntungG

77.Kecerdasan ;idha, artina kedudukan spiritual sese"rang ang diusahakan setelah ia melaksanakan ta'akkal, karena ridha menjai puncak dari ta'akal. ;idha hana terkait pada kelapangan dan kesabaran ji'a atas apa ang diberikan kepada Allah tanpa rasa mengeluh atau menderita karenana

7+.Kecerdasan sukur, artina menampakkan nikmat Allah !, ang dilakukan "leh hambana. !ukur juga dapat diartikan sebagai kesadaran diri bah'a apa ang diperbuat dianggap tidakHbelum bernilai apa*apa, meskipun hal itu sudah diupaakan secara maksimal. !ebalikna, apa ang diterima dianggap banak sekali, meskipun kenataanna sedikit.

79.Kecerdasan malu. Malu berarti kepekaan diri ang mend"r"ng untuk meninggalkan keburukan dan menunaikan ke'ajiban. Malu merupak pertanda bagi kehidupan kalbu sese"rang. !abda +abi !A/

F;asa malu tidak mendatangkan apa apa kecuali kebaikan, Busair bin Kaab ang tertulis dalam al*hikmah berkata/ Fsesungguhna dalam malu itu terdapat ketenanganG (5;. al*Bukhari dari Imran ibn 5ushain)

7:.Kecerdasan jujur, artina "rang ang jujur akan mendapatkan balasan ang baik dari Allah, sedangkan "rang ang tidak jujur

(14)

(pendusta) terg"l"ng "rang ang muna$k (bermuka dua) ang nantina sebagai penghuni kerak api neraka. Allah ber$rman/

“supaya $llah memberikan balasan kepada orang-orang yang

benar itu karena kebenarannya, dan menyiksa orang munafk jika dikehendaki-)ya, atau menerima taubat mereka. 4esungguhnya  $llah adalah 'aha 2engampun lagi 'aha 2enyayang* 

7;.Kecerdasan mementingkan dan mendahulukan "rang lain, artina bukan ang berkaitan dengan ibadah melainkan dengan muamalah. Dalam s"al ibadah, setiap hambana harus berl"mba untuk mencapai derajat ang paling tinggi di hadapan Allah, tetapi s"al muamalah, mendahulukan kepentingan "rang laindari pada kepentingan pribadi merupakan kecerdasan em"si"anl ang baik. 70.Kecerdasan ta'adhu. a'adhu berarti sikap kalbu ang tenang,

ber'iba'a, rendah hati, lemah lembut, tanpa disertai rasa jahat, c"ngkak, dan s"mb"ng. a'adhu merupakan la'an dari angkuh dan s"mb"ng. Dengan ta'adhu sese"rang tidak dituntut untuk melakukan sesuatu ang lebih dari apa ang dimiliki dan ang dimampui.

7<.Kecerdasan muruah, artina bersikap kepr'iraan dan menjunjung tinggi si#at*si#at kemanusiaan ang agung. Kecerdasan muruah meliputi pengalaman perilaku ang baik dan meninggalkan perilaku ang buruk dan menghindarkan diri dari perbuatan ang hina dan rendah.

7=.Kecerdasan dalam menerima apa adana atau seadana, artina indi&idu seseungguhna telah mengerahkan segala daa upaana se"ptimal mungkin, kemudian ia menerima hasil dari jerih paahna, tetapi ia belum mampu menggapai puncak keinginanna. Maka dari itu sese"rang ang memiliki kecerdasan tersebut dapat merasa lepas dari segala tuntutan ang berada di

(15)

luar kemampuanna dan dapat menikmati apa ang dimiliki, meskipun menurut ukuran "rang lain kenikmatan itu sangat minim. Allah ber$rman/

“6ikalau mereka sungguh-sungguh ridha dengan apa yang diberikan $llah dan >asul)ya kepada mereka, dan berkata5 3?ukuplah $llah bagi kami, $llah akan memberikan sebagian dari karunia-)ya dan demikian "pula# >asul-)ya, sesungguhnya kami

adalah orang-orang yang berharap kepada $llah,3 "tentulah yang demikian itu lebih baik bagi mereka#* 

7@.Kecerdasan tak'a artina, takut terhadap murka dan siksaan Allah !A. !elain itu juga mengikuti semua perinta Allah ! dan menjahui laranganna. Allah ber$rman/

FDan memberina re@ki dari arah ang tiada disangka*sangkana. Dan barangsiapa ang berta'akkal kepada Allah niscaa Allah akan mencukupkan (keperluan)na. !esungguhna Allah melaksanakan urusan ang (dikehendaki)+a. !esungguhna Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap*tiap sesuatuG

D. METODE MENUMBUHKEMBANGKAN KECERDASAN QOLBIAH

Menurut Mujib (2002), kalbu merupakan struktur na#sani ang paling dekat dengan $trah al*ruh. :paa menumbuh kecerdasan -albiah dengan cara menediakan #asilitas dan peluang ang memadai terhadap kehidupan al*ruh, agar ia dapat mengaktual secara sempurna, kebutuhan al*ruh ang paling esensial adalah kembali

(16)

kepada kesucian dan ke$trian, sebagiamana k"ndisi ketika ia baru ditiupkan "leh Allah ! kepada jasad manusia. 6ika terpaksa memenuhi kebutuhan jasmani dalam hidup itupun harus diniatkan semata*mata untuk kelangsungan kehidupan al*ruh dan bukan sebalikna.

%ara +abi dan "rang*"rang ang salih memiliki kecerdasan -albiah melalui cara pensucian ji'a dan latihan*latihan spiritual. Mereka menempuh cara*cara khusus sesuai dengan pengalaman spiritual pribadina, tetapi cara ang pertama dilakukan adalah dengan melakukan taubat, dalam arti, kembali kepada $trah al*ruh ang terhindar dari segala d"sa dan maksiat, sehingga memancarkan cahaa ilahiah. Kecerdasan -albiah bukan hana semata*mata diper"leh dari akti&itas ang diusahakan, ang ditempuh melalui tahapan*tahapan spiritual, tetapi juga diper"leh dari anugerah ang diberikan "leh Allah !. karena itu, per"lehan kecerdasan -albiah sangat subjekti# (Mujib,2002).

DAFTAR PUSTAKA

Mujib, Abdul  Mud@akir, 6usu#. (2002). +uansa*nuansa %sik"l"gi Islam. %. ;ajaCra$nd" %ersada/ 6akarta

(17)

%asiak, au$k (200). ;e&"lusi I>H=>H! Antara +eur"sains dan Al* >uran. Mi@an/ 6akarta

!aamil. (200). Al*>uran  erjemah dilengkapi dengan kajian :sul i-ih. % !gma =8amedia Arkanleema/Bandung

ipperman, 6ean. (2003). Meningkatkan Kecerdasan =m"si"nal. %restasi %ustaka %ublisher/ 6akarta

Referensi

Dokumen terkait

pembuangan dan itu mengakibatkan dampak bagi lingkungan di sekitar tetapi sekarang banyak ditemukan cara atau solusi untuk menangani dampak-dampak yang dihasilkan oleh limbah,

Dalam rangka mendukung pencapaian prioritas nasional sebagaimana telah ditetapkan dalam visi dan misi Presiden dan Wakil Presiden terpilih yang dijabarkan dalam RPJMN periode

Berdasarkan dari hasil penelitian bulan Oktober 2019, maka disimpulkan efisiensi kerja alat optimum untuk alat gali muat adalah 73,0 %, alat angkut 68 % dan produktivitas

bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 16 ayat (1) Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 13 tahun 2010 tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pencalonan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan

Hasil pengamatan aktivitas enzim esterase pada populasi nyamuk dari ketiga desa menunjukkan bahwa persentase nyamuk yang mengalami peningkatan aktivitas enzim esterase yang

Maksimalnya haid 15 hari Dan jika lebih maka kembali Pada suci dan haid yang terakhir Samakan jamnya suci yang akhir Darah tak sampai dua puluh empat Jikalau bersih wajiblah

Bale Seni Barli Kota Baru Parahyangan sebagai destinasi wisata seni yang. bermuatan edukasi dan menyenangkan dengan mengembangkan

Berdasarkan uraian yang telah disampaikan di atas, penulis telah mengangkat alat musik tiup tersebut sebagai objek penelitian Tugas Akhir dengan judul Ensembel Instrumen