SKRIPSI
diajukan kepada Institut Agama Islam Negeri Jember Untuk Memenuhi Satu Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Jurusan Ekonomi Islam Program Studi Perbankan Syariah
Oleh:
Bela Dewi Saputri NIM:083143021
Pembimbing:
Toton Fanshurna, M.E.I NIP. 19811224 201101 1 008
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
APRIL 2019
ِإ َلﺎَﻘَـﻓ ُﻩَﺪَﺟَو ﱠُﰒ ُﻪْﻨَﻋ ىَراَﻮَـﺘَـﻓ ُﻪَﻟ ﺎًﳝِﺮَﻏ َﺐَﻠَﻃ ُةَدﺎَﺘَـﻓ ﺎَﺑَأ ﱠنَأ ُةَدﺎَﺘَـﻓ ِﰊَأ ِﻦْﺑ ِﷲا ِﺪْﺒَﻋ ْﻦَﻋ ٌﺮِﺴْﻌُﻣ ﱢﱏ
ْﻦَﻣ ُلﻮُﻘَـﻳ َﻢﱠﻠَﺳَو ِﻪﻴَﻠَﻋ ُﷲا ﻰﱠﻠَﺻ ِﷲا ُلﻮُﺳَر ُﺖْﻌَِﲰ ﱢﱏِﺈِﻓ َلﺎَﻗ ِﷲا َلﺎَﻗ ِﷲا َلﺎَﻘَـﻓ ُﷲا ُﻪَﻴِﺠْﻨُـﻳ ْنَأ ُﻩﱠﺮَﺳ
(ﻢﻠﺴﻣ ﻩاور) ُﻪْﻨَﻋ ُﻊَﻀَﻳ ْوَا ٍﺮِﺴْﻌُﻣ ْﻦَﻋ ْﺲﱢﻔَـﻨُـﻴْﻠَـﻓ ِﺔَﻣﺎَﻴِﻘﻟْا َمﻮَﻳ َبَﺮُﻛ ْﻦِﻣ
Artinya : “Dari Abdullah bin Abu Qatadah, bahwa Abu Qatadah pernah mencari seseorang yang berhutang kepadanya dan ternyata orang yang berutang kepadanya itu berusaha bersembunyi dan menghindar darinya.
Kemudian ketika ditemukan orang tersebut berkata, “sungguh aku tidak punya uang?” lelaki itu menjawab, “Demi Allah!” jawab lelaki itu.
Kemudian Abu Qatadah pun berkata, “ baiklah kalau begitu. Sugguh saya pernah mendengar Rasulullah pernah bersabda, ‘barang siapa ingin diselamatkan oleh Allah dari kesusahan hari kiamat, maka hendaklah ia memberi tangguhan kepada orang yang kesulitan(hutang), atau membebaskan hutangnya.’{Muslim: 5/33-34}*
*Syaikh M. Nahiruddinn al-Albani, Muktashar Shahih Muslim, (Jakarta: Shahih, 2016), 429.
kepadaNYA tempat kita berserah diri. Skripsi ini saya persembahkan untuk:
1. Mamaku Suswati dan Bundaku Misnati serta juga ayahku Slamet Hadi dan Ayahku Suryanto, terima kasih atas setiap do’a yang beliau ucapkan setiap detiknya, kasih sayang, perhatian, kesabaran, pengorbanan, dan terima ksih sudah selalu ada saat saya merasa down.
2. Kakakku tercinta Leny Eka Tyas Wahyuni, terima kasih atas doa, semangat, perhatian, bantuan dan selalu ada saat saya merasa down.
3. Nenek, kakek, saudara sepupu, kakak, adik, paman, bibi, terima ksaih atas doa dan semangatnya.
4. Guru-guruku sejak taman kanak-kanak sampai madrasah aliyah, serta para dosen di IAIN Jember.
5. Teman-teman seperjuangan, Dias, Ida, Riska, Okta, Citra, Eva, Emi, Santi, Mila, dwi dan semua keluarga besar J1, dan teman-temanku yang baik yang pernah satu kost.
6. Almamater Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam khususnya program studi Perbankan Syariah.
Alhamduliah, segala puji syukur mari kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ANALISIS PELAKSANAAN TAKE OVER PEMBIAYAAN DI BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG JEMBER.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan saran, bimbingan serta bantuan baik langsung maupun tidak langsung dalam berbagai penyusunan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE., MM selaku Rektor IAIN Jember sekaligus sebagai Dosen Penasehat Akademi.
2. Bapak Dr. Moch. Chotib, S.Ag, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan bisnis Islam IAIN Jember.
3. Bapak M.F Hidayatullah, S.H.I, M.S.I, selaku ketua jurusan Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Jember.
4. Ibu Hj. Nurul Setianingrum, SE., MM, selaku ketua program studi Perbankan Syariah Fakultas Ekoomi dn Bisnis Islam IAIN Jember.
5. Bapak Toton Fanshurna, M.E.I, sebagai Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis hingga selesai penulisan ini.
6. Kepada bapak Leo Agus Sandi sebagai pimpinan, bapak Dhany Brian sebagai black officer & SDM, bapak Tri Wahyudi sebagai Consumer Banking Manager, bapak Satria Indra sebagai Admin Konsumer di Bank Mandiri Syariah Kantor Cabang Jember, yang telah memberikan ijin untuk peneliti mengadakan penelitian di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Jember, dan yang telah meluangkan waktunya untuk membantu membantu peneliti dalam
untuk melengkapi refrensi dalam penyusunan skripsi ini.
Besar harapan skripsi ini dapat memberikan kontribusi yang positif bagi pihak-pihak yang memberikan bantuan kepada penulis terutama rekan-rekan mahasiswa perbankan syariah.
Semuanya adalah kembali pada kapasitasnya masing-masing yang telah berupaya secara maksimal untuk menghantarkan kepada penyelesaian studi yang penulis lakukan, maka atas dasar keterbatasan penulis baik itu yang menyangkut penataan kalimat, serta penyajian hasil penelitian. Itu adalah gambaran kelemahan dan kekurangan penulis. Untuk itu dengan segala kerendahan hati, penulis memohon maaf, dan memohon saran demi perbaikannya penulisan skripsi ini, diucapkan terimakasih. Akhirnya, semoga segala amal bsik ysng telah Bapak/Ibu berikan kepada penulis mendapat balasan yang baik dari Allah.
Jember, 05 April 2019
Penulis
Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Jember merupakan salah satu lembaga keuangan syariah yang berusaha untuk membantu kesejahteraan masyarakat Jember dan sekitarnya. Bank syariah mandiri kantor cabang Jember memberikan dana kepada masyarakat yang kekurangan dana dalam bentuk pembiayaan. Salah satu pembiayaan itu adalah pembiayaan take over. Kebijakan pembiayaan take over diambil oleh bank syariah karena banyaknya peminat kredit dari bank konvensional pindah ke bank syariah. Oleh sebab itu, perlu adanya analisis faktor penyebab pembiayaan take over dan pelaksanaanya.
Fokus masalah yang diteliti dalam skripsi ini: (1) faktor-faktor yanag menyebabkan terjadinya take over pembiayaan di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Jember?. (2) bagaimana pelaksanaan take over pembiayaan yang dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Jember?. (3) Apa saja masalah-masalah yang dihadapi dalam pembiayaan take over yang dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Jember?. (4) Bagaimana ketika pelaksanaan take over pembiayaan yang dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Jember tidak tercapai?.
Tujuan ini adalah (1) untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya take over pembiayaan di BSM kantor Cabang Jember. (2) untuk mengetahui pelaksanaan take over pembiayaan di BSM Kantor Cabang Jember.
(3) untuk mengetahui masalah-masalah apa yang sering terjadi dalam pelaksanaan pembiayaan take over di BSM Kantor Cabang Jember. (4) untuk mengetahui Solusi jika pelaksanaan take over pembiayaan di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Jember tidak tercapai.
Dalam penelitian skripsi ini, pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, kemudian disajikan secara deskriptif dengan jenis data field reseach( penelitian lapangan). pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data dengan menggunakan analisis deskriptif dan untuk menguji keabsahan data menggunakan triangulasi sumber.
Penelitian ini memperoleh kesimpulan: (1) faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya take over pembiayaan ini ada dua faktor yaitu faktor dari nasabah dan faktor dari pihak Bank. (2) pelaksanaan pembiayaan take over pembiayaan ini harus sesuai peraturan pelaksanaan pembiayaan yang sudah ditetapkan oleh pihak Bank. (3) masalah-masalah yang terjadi dalam pelaksanaan pebiayaan ini biasanya terjadi dalam hal kelengkapan dokumen, ataupun dengan ketika si nasabah dicek di Bi Cheking ternyata mengalami kendala dalam pembayaran angsuran,maka pembiayaan itu tidak dapat dilakukan di bank ini. (4) ketika masalah yang dihadapi diatas tidak dapat diselesaikan maka solusi yang diberikan kepada nasabah yaitu untuk melakukan pembiayaan take over di bank yang lain ataupun disarankan kembali ke bank yang awal untuk memverifikasi pembiayaan yang dahulu dan melanjutkan di bank yang lama.
Kata Kunci:Analisis, Take Over
Bank Syariah Mandiri Jember Branch Office is one of the sharia financial institutions that seeks to help the welfare of the people of Jember and its surroundings. Bank Syariah Mandiri The Jember Branch Office provides funds to people who lack funds in the form of funding. One such financing is take over financing. The take over financing policy is taken by Islamic banks because of the large number of credit enthusiasts from conventional banks moving to Islamic banks. Therefore, it is necessary to analyze the causes of take over financing and implementation.
The focus of the problems examined in this thesis: (1) the factors that cause take over financing in Bank Syariah Mandiri Jember Branch Office ?. (2) how is the implementation of take over financing carried out by Bank Syariah Mandiri Jember Branch Office ?. (3) What are the problems faced in take over financing carried out by Bank Syariah Mandiri Jember Branch Office ?. (4) How when the take over financing carried out by Bank Syariah Mandiri, the Jember Branch Office was not reached?
This goal is (1) to find out the factors that led to take over financing at BSM Jember Branch offices. (2) to find out the implementation of take over financing at BSM Jember Branch Office. (3) to find out what problems often occur in the implementation of take over financing at BSM Jember Branch Office.
(4) to find out the Solution if the implementation of take over financing in Bank Syariah Mandiri Jember Branch Office is not achieved.
In this thesis research, the approach used in this study is qualitative, then presented descriptively with the type of data field reseach. data collection using in-depth interviews, observation and documentation. Data analysis techniques using descriptive analysis and to test the validity of the data using source triangulation.
This study draws conclusions: (1) the factors that lead to take over financing are two factors: factors from customers and factors from the Bank. (2) the implementation of take over financing financing must be in accordance with the financing implementation regulations stipulated by the Bank. (3) the problems that occur in the implementation of this financing usually occur in terms of completeness of documents, or when a check is checked at Bi Cheking, it turns out that there are obstacles in the payment of installments. Then the financing cannot be done at this bank. (4) when the problems faced above cannot be resolved, the solution given to the customer is to take take over financing at another bank or be advised to return to the initial bank to verify the financing previously and continue at the old bank.
Keywords: Analysis, Take Ove
PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii
PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii
MOTTO ... iv
PERSEMBAHAN ... v
KATA PENGANTAR ... vi
ABSTRAK ... viii
DAFTAR ISI ... x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Fokus Penelitian ... 4
C. Tujuan penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitia ... 4
E. Definisi Istilah ... 6
F. Sistematika Pembahasan ... 7
BAB II KEPUSTAKAAN A. Penelitian terdahulu ... 9
B. Kajian Teori ... 19
1. Take Over ... 19
2. Faktor-faktor Pembiayaan Take Over ... 30
3. Pembiayaan ... 31
4. Jenis-Jenis Pembiayaan ... 33
A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian ... 36
B. Lokasi penelitian... 36
C. Subyek penelitian ... 37
D. Teknik dan pengumpulan data ... 37
E. Analisi data ... 39
F. Keabsahan data ... 41
G. Tahap-tahap penelitian ... 41
BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISI A. Gambaran Obyek Penelitain ... 45
1. Sejarah Berdirinya Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Jember ... 45
2. Visi dan Misi Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Jember ... 48
3. Struktur Organisasi Bank Syariah Mandirri Kantor Cabang Jember ... 49
4. Prinsip Oprasional Bank Syraiah Mandiri Kantor Cabang Jember ... 58
5. Produk Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Jember ... 59
6. Produk Jasa Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Jember ... 65
B. Penyajian Data dan Analisis data ... 66
2. Faktor-faktor yang Menyebabkan Terjadinya Take Over Pembiayaan di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang
Jember ... 70 3. Masalah-masalah yang Dihadapi Dalam Pembiayaan Take Over
yang dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang
Jember ... 73 4. Ketika Pelaksanaan Take Over Pembiayaan yang dilakukan
oleh Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Jember Tidak
Tercapai ... 75 C. Pembahasan Temuan ... 78
1. Pelaksanaan Take Over Pembiayaan yang dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Jember ... 79 2. Faktor-faktor yang Menyebabkan Terjadinya Take Over
Pembiayaan di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang
Jember ... 82 3. Masalah-masalah yang Dihadapi Dalam Pembiayaan Take Over
yang dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang
Jember ... 84 4. Ketika Pelaksanaan Take Over Pembiayaan yang dilakukan
oleh Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Jember Tidak
Tercapai ... 86
B. Saran ... 90 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Pernyataan Keaslian Tulisan 2. Matrik Penelitian
3. Jurnal Penelitian 4. Pedoman Penelitian
5. Surat Pengantar peelitian Dari IAIN Jember
6. Surat Keterangan Selesai Penelitian Dari Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Jember
7. Dokumentasi Penelitian 8. Biodata Peneliti
A. Latar Belakang
Pada hakikatnya manusia selain menjadi makhluk sosial pada dasarnya adalah Homom Economicus. Dimana dalam perjalan hidupnya meraka selalu berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan manusia yang beraneka ragam itu selalu meningkat sedangkan kemampuan untuk mencapai sesuatu yang dinginkan itu sangat terbatas. Dalam keterbatasan kemampuannya seseorang memerlukan kredit dari pihak lain.1
Berdasarkan Pasal 1 angka 11 Undang-Undang nomer 10 tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-Undang nomer 7 tahun 1992 tentang perbankan menyebutkan pengertian kredit, dimana disebutkan:” Kredit adalah penyedian uang atau tagihan yang dapat dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.”
Berdasarkan pengertian tersebut dapat diketahui bahwa ikatan hukum antara Bank sebagai Kreditur/pemberi kredit dengan debitur sebagai penerima pinjaman adalah persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam yang dikenal sebagai perjanjian kredit. Pemberian kredit merupakan pemberian kepercayaan. Adapun pemberian kredit ini tidak hanya diberikan oleh bank
1 Nurfauzia, “Mekanisme Peralihan (Take Over) Kredit Perbankan di Indonesia” (Tesis
Universitas Batanghari Jambi, 2017).
konvensional saja, melainkan juga diberikan oleh bank syariah. Pemberian kredit yang diberikan oleh bank syariah ini dinamakan pembiayaan.2
Pembiayaan adalah salah satu fasilitas yang diberikan Bank Syariah kepada masyarakat yang membutuhkan untuk menggunakan dana yang telah dikumpulkan oleh Bank Syraiah dari masyarakat yang surplus dana.
Pembiayaan merupakan salah satu sumber pendapatan bank, oleh karena itu bank sebagai pemberi pembiayaan atau kredit bersaing secara terbuka dalam menawarkan jasa pembiayaannya. Salah satu pembiayaan yang diberikan oleh perbankan syariah adalah pembiayaan take over, pembiayaan take over adalah salah satu bentuk pelayanan Bank Syariah dalam membantu masyarakat mengalihkan transaksi non syariah yang telah berjalan menjadi transaksi yang sesuai dengan Syariah berdasarkan permintaan nasabah. Dalam hal ini, Bank Syariah mengambil alih hutang nasabah dari bank konvensional dengan cara memberikan jasa hiwalah atau menggunakan qard yang disesuaikan dengan ada tidaknya unsur bunga dalam hutang nasabah kepada bank konvensional.3
Kebijakan pembiayaan take over diambil oleh bank syariah karena banyaknya peminat kredit dari bank konvensional pindah ke bank syariah, sehingga pembiayan ini dipandang sebagai bentuk persaingan antar bank dalam memikat masyarakat. Terlebih setelah berkembangnya perbankan syariah. Perbankan syariah menawarkan kelebihan tersendiri kepada masyarakat seperti sistem berbagi keuntungan dan dalam sisi idealisme kesyarihannya, sehingga penawaran pembiayaan take over oleh perbankan
2 Thomas Suyotno, Dasar-Dasar Perkreditan (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2007), 14.
3 Muhammad, Teknik Perhitungan Bagi Hasil dan Profit Margin Pada Bank Syariah
(Yogyakarta: UII Press , 2004), 7.
syariah ditawarkan kepada nasabah-nasabah yang sudah memiliki fasilitas kredit di bank-bank konvensional. Hal ini dilakukan dalam rangka memperbesar market share perbankan syariah sesuai target yang diterapkan Bank Indonesia untuk Perbankan Syariah untuk mencapai market share sebesar 5%.4
Bank Syariah Mandiri sebagai salah satu bank swasta syariah di Indonesia yang berdiri sejak tahun 1999 yang juga menerapkan prinsip didalam menarik calon nasabahnya yaitu melalui cara peralihan pembiayaan untuk menjadi nasabah bank lain dengan predikat lancar dalam pembayaran pembiayaan untuk menjadi nasabah dari Bank Syariah Mandiri tersebut. Bank Mandiri Syariah ini memiliki banyak kantor cabang dan salah satunya yaitu Bank Syariah Kantor Cabang Jember. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Jember ini berdiri bulan Desember Tahun 2004. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Jember merupakan salah satu lembaga keuangan syariah yang berusaha untuk membantu kesejahteraan masyarakat Jember dan sekitarnya.
Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Jember memberikan dana kepada masyarakat yang kekurangan dana dalam bentuk pembiayaan.5
Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Jember melalui programnya mengeluarkan pembiayaan, salah satunya pembiayaan Bank Syariah Mandiri ini adalah take over. Take over dalam Bank Syariah adalah pemindahan hutang, tetapi tidak semua hutang nasabah bisa di take over. Bank tetap harus
4 Nanda Meiliza Puspita, Analisis Penerapan Akad Pembiayaan Take Over di Perbankan Syariah, Program Pascasarjana UI, 2009, 4.
5 Juwita Anggraini, Analisis Pembiayaan Take Over pada BTN Syariah di Tahun 2014-2015, vol
.2 No 1 juli 2016.
mengikuti prosedur yang ada di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Jember.
Take over ini dianggap sebagai produk unggulan di bank syariah mandiri kantor cabang Jember dikarenakan pembiayaan take over ini memiliki beberapa kemudahan ysitu menurunkan cicilan, bebas biaya, ringan angsuran, bisa top up, dan proses yang cepat. Lain halnya dengan bank muamalat dan tambahan biaya-biaya seperti angsuran jiwa, ansuransi kebakaran, dan biaya administrasi.6
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ANALISIS PELKSANAAN TAKE OVER PEMBIAYAAN DI BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG JEMBER”
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis paparkan, maka dapat ditemukan fokus penelitian sebagai berikut7:
1. Bagaimana pelaksanaan take over pembiayaan yang dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Jember?
2. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya take over pembiayaan di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Jember?
3. Apa saja masalah-masalah yang dihadapi dalam pembiayaan take over yang dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Jember?
4. Bagaimana ketika pelaksanaan take over pembiayaan yang dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Jember tidak tercapai?
6 Dhani, observasi, 22 Juni 2018
7 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif Dan R&D (Bandung: Nusa media, 2012), 8-9
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pelaksanaan take over pembiayaan di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Jember.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya take over pembiayaan di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Jember.
3. Untuk mengetahui masalah-masalah apa yang serung terjadi dalam pelaksanaan pembiayaan take over di Bank Syariah Mandir Kantor Cabang Jember.
4. Untuk mengetahui Solusi jika pelaksanaan take over pembiayaan di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Jember tidak tercapai.
D. Manfaat
Manfaat penelitian berisi tentang kontribusi apa yang diberikan setelah selesai melakukan penelitian.8 Tujuan yang ingin dicapai sebagai berikut;
1. Manfaat Teoris
a. Penelitian ini dapat menambahkan wawasan ilmu pengetahuan tentang Pelaksanaan take over Pembiayaan di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Jember.
b. Penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk penelitian selanjutnya dan dapat dijadikan refrensi untuk penelitian yang terkait dengan masalah yang diangkat.
8 Ibid.,38.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi Bank, untuk bahan evaluasi khusunya untuk meningkatkan take over Pembiayaan.
b. Manfaat bagi peneliti, dapat digunak untuk menjadi tolak ukur kemampuan penelitian untuk mengetahui mekanime pelaksanaan peralihan take over pembiayaan, dan digunakan untuk memperoleh gelar Sarjan Ekonomi (S.E), program studi Perbankan Syariah Institut Agama Islam Negeri Jember.
c. Manfaat bagi mahasiswa Perbankan Syariah, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan rujukan dan perbandingan dalam penelitian selanjutnya.
d. Manfaat bagi Almamater IAIN Jember, dapat menambah literatur perpustakaan IAIN Jember khusunya Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam dan dapat memberikan informasi tentang pelaksanaan peralihan take over pembiayaan di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Jember.
E. Definisi Istilah 1. Take Over
Secara bahasa take over diartikan sebagai pengambil alih.9Menurut fatwa DSN-MUI yang dimaksud pengalihan hutang adalah pemindahan hutang nasabah dari lembaga keuangan konvensional ke lembaga
9 John M. Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia (Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama, 2005), 578.
keuangan syariah.10 Jadi yang dimaksud dengan pembiayaan take over adalah pembiayaan yang timbul sebagai akibat dari pengalihan transaksi nonsyariah yang telah berjalan di lembaga keuangan konvensional ke lembaga keuangan syariah. 11
2. Pembiayaan
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah didefinisikan sebagai penyedia dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa transaksi bagi hasil, transaksi sewa-menyewa, transaksi jual beli, transaksi pinjm-meminjam, dan transaksi sewa menyewa berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antar bank/atau unit usaha syariah dan pihak lain yang mewajibkan pihal yang dibiayai dan/atau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan, atau bagi hasil.12
F. Sistematika Pembahasan
Untuk mempermudahkan dalam mempelajari materi ini, penting adanya sebuah sistematika pembahasan.
Adapun sistematika ini dirancang menjadi lima bab sebagai berikut:
10 Dewan Syariah Nasional-MUI, Himpunan fatwa DSN-MUI (Ciputat : CV.Gaung Persada, 2000), 185.
11 Ibid.,614
12 Siti Ni’matul Hidayah, “Pembiayaan Take Over Pada PT.BNI Syariah Cabang Pekanbaru Menurut Prespektif Ekonomi Islam”, (Skripsi UIN Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, 2011)
BAB I PENDAHULUAN
Menguraikan tentang latar belakang masalah, fokus penelitian,tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah, serta sistematika pembahasan.
BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN
Bab ini menguraikan tentang penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai salah satu sumber informasi penelitian terdahulu dan berisi tentang kajian teori.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini menguraikan tentang pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, subyek penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data, keabsahan data, tahap-tahap penelitian.
BAB IV PENYAJIAN DAN HASIL
Menguraikan dan memaparkan tentang obyek penelitian, penyajian data, dan analisis serta pembahasan temuan hasil penelitian.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi intisari atau kesimpulan hasil penelitian. Berdasarkan kesimpulan itulah penulis akan memberikan saran.
A. Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu yang sudah pernah dilakukan sebelumnya terkait dengan penelitian ini, antara lain:
1. Muhammad Rizaldy tahun 2014 dengan Judul “ Pelaksanaan Take Over Pembiayaan di PT.Bank Syariah Mandiri Cabang Medan”.
Fokus penelitian (a) Bagaimana pelaksanaan take over pembiayaan di PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Medan? (b) Faktor-faktor apa yang menyebabkan terjadinya take over pembiayaan di PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Medan? (c) Bagaimana akibat hukum dari pelaksanaan take over pembiayaan di PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Medan?
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan take over pembiayaan yang di lakukan di PT.Bank Syariah Mandiri Cabang Medan diawali dengan pengajaun permohonan take over pembiayaan oleh nasabah. Setelah disetujui, bank menganalisa kemudian mengeluarkan Surat Penegasan Persetujuan take over pembiayaan, kemudian di,lanjutkan dengan pengikatan Al-qardh . faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya take over adalah faktor internal dan juga faktor eksternal. Persamaan dari penelitian ini sama-sama membahas tetang pelaksanaan pembiayaan take
over, sedangkan perbedaannnya dalam penelitian ini juga meneliti tentang akibat hukum dari pelaksanaan take over.13
2. Mariana tahun 2015 dengan judul “ Analisis Mengenai Pemberian Fasilitas Kredit Modal Kerja Oleh Bank Melalui Mekanisme “Take Over” (Kajian Mengenai Prosedur dan Jaminan Pada Bank Swasta di Medan)”.
Fokus penelitian (a) Bagimana mekanisme peralihan kredit (take over) pada bank swasta nasional dalam pemberian fasilitas modal kerja bagi pengusah kecil maupun menengah? (b) Bagaimana bank swasta nasional melakukan analisis terhadap kegiatan usaha pengusaha kecil dan menengah yang layak untuk di take over? (c) Bagaimana solusi terhadap penurunan kinerja usaha pengusaha kecil maupun menengah terkait pinjaman kreditnya kepada bank?
Dari penelitian ini dapat dismpulakan bahwa mekanisme peralihan kredit pada bank swasta nasional dalam pemberian fasilitas modal kerja bagi pengusaha kecil maupun menengah, yaitu pada umumnya sama dengan bank-bank konvensional yang lainnya karena tetap merunjuk pada regulator atau aturan-aturan dari Otoritaas Jasa Keuangan. Persamaan dari penelitian ini adalah sama-sama membahas tentang mekanisme pelaksanaan take over sedangkan perbedanaannya yaitu dalam penelitian ini lebih fokus membahas tentang pemberian kredit modal kerja.14
13 Muhammad Rizaldy, “ Pelaksanaan Take Over Pembiayaan di PT.Bank Syariah Mandiri Cabang Medan” (Tesis Universitas Sumatra Utara Medan, 2014)
14 Mariana, “Analisis Mengenai Pemberian Fasilita Kredit Modal Kerja oleh Bank melalui Mekanisme “Take Over” ( Kajian Mengenai Prosedur dan Jaminan pada Bank Swasta di Medan” , (Skripsi Universitas Sumatra Utara Medan, 2015)
3. Siti Ni’matul Hidayah tahun 2015 dengan judul “ Pembiayaan Take Over Pada PT.BNI Syariah Cabang Pekanbaru Menurut Prespektif Ekonomi Islam”.
Fokus penelitian (a) Bagaimana sistem pembiayaan take over PT.
BNI Syariah Cabang Pekanbaru? (b) Bagaimana pengembalian margin dan agunan yang diterapkan pada pembiayaan take over PT. BNI Syariah Cabang Pekanbaru? (c) Bagaimana tinjauan ekonomi Islam terhadap pembiayaan take over pada PT.BNI Syariah Cabang Pekanbaru?
Dalam peneliatan ini dapat disimpulkan bawasannya sistem pembiayaan take over yang diterapkan pada PT.BNI Syariah Cabang Pekanbaru, dimulai dari permohonan calon debitur dengan membawa kelengkapan aspek legalitas persyaratan, Untuk pengembalian margin keuntungan, PT. BNI Syariah Cabang Pekanbaru berpedoman pada hasil putusan rapat ALCO (Asset Liabillity Commitee). Tinjauan ekonomi Islam terhadap pembiayaan take over pada PT. BNI Syariah cabang pekanbaru adalah mubah atau boleh. Dalam islam pengaliha utang ini dikenal dengan istilah hiwalah. Persamaan dari penelitian ini adalah sama-sama membahas sistem pembiayaan take over, sedangkan perbedaan dalam penelitian ini juga membahas tentang pengambilan margin dan agunan dan juga tinjauan ekonomi islam terhadap pembiayaan take over. 15
15 Siti Ni’matul Hidayah, “ Pembiayaan Take Over Pada PT. BNI Syariah Cabang Pekanbaru
Menurut Prespektif Islam”, (Skripsi UIN Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, 2011)
4. Esi Aprilia tahun 2016 dengan judul “ Analisis Pembiayaan KPR Take Over pada Bank Muamalat Indonesia Cabang Salatiga”.
Fokus penelitian (a) bagaimana prosedur dan aplikasi akad KPR Take Over di Bank Muamalat Insdonesia Cabang Salatiga? (b) bagaimana analisis perkembangan KPR take over ada bank Muamalat cabang saltiga dari tahun 2013-2015? (c) bagimana kesesuaian akad pembiayaan KPR take over pada Bank Muamalat Cabang Salatiga dengan fatwa DSN-MUI?
Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bawasannya akad pembiayaan KPR take over di Bank Muamalat Indonesia menggunakan akad qardh dan musyarakah mutanaqisah. Perkembangan pembiayaan KPR take over dari tahun 2013-2015 pada Bank Muamalat Indonesia canag Salatiga cenderung menurun. Akad yang digunakan Bank Muamalat memang tidak sesuai dengan DSN-MUI. Persamaan dalam penelitian sama-sama menggunakan metode pendekatan kualitatif, sedagkan perbedaan dari penelitian ini adalah dalam penelitian ini membahas tenttang menganalisis perkembangan KPR take over dan juga akad yang digunakan dalam pembiayaan KPR take over. 16
5. M.Koni Rumaini Aziz tahun 2016 dengan judul “Analisa Perjanjian Take Over di Bank DKI Syariah”.
Fokus penelitian (a) Bagaimana proses take over secara prinsip syariah? (b) Bagaimana aplikasi pembiayaan take over KPR iB DKI
16 Esi Aprilia, “ Analisis Pembiayaan KPR Take Over Pada Bank Muamalat Indonesia Cabang Salatiga eriode 2013-2015” ( Skripsi, IAIN Salatiga,2016)
Syariah? (c) Apakah aplikasi take over KPR iB DKI Syariah tersebut telah sesuai dengan konsep take over dalam prinsip syariah?
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bawasannya adapun mekanisme pembiayaan take over di Bank Syariah adalah calon debitur terlebih dahulu mendatangi account officer nuntuk mendaftarkan diri dan mengisi formulir permohonan pembiayan, tidak lupa dengan mempersiapkan persyaratan administrasi yang telah ditetapkan. Persamaan dari penelitian ini adalah sama-sama menggunakan metode kualitatif, sedangkan perbedaan dalam penelitian ini membahas tentang konsep take over dalam prinsip syariah.17
6. Millaturrofi’ah tahun 2017 dengan judul “ Analisis Pelaksanaan Pengalihan Hutang (Take Over) di Bank Cabang Syariah Semarang”.
Fokus penelitaian (a) Apa dasar hukum pengalihan hutang (take over) di Bank Jateng Cabang Syariah Semarang. (b) bagaimana analisi pelaksanaan hutang (take over) di Bank Jateng Cabang Syariah Semarang?
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bawasannya dasar hukum yang digunakan dalam pelaksanaan pengalahan hutang (take over) ini Bank Jateng Cabang Syariah Semarang adalah berpedoman pada SE Direksi Nomor 7627/HT.01.03/SYAR/ 2016 Semarang. Pelaksanaan pengalihan hutang yang terjadi yaitu menggunakan penggabungan akad yang teah dilegalkan oleh DSN MUI. Persamaan dalam penelitian ini sama-sama membahas pelaksanaan pengalihan hutang (take over),
17 M. Koni Rumanini Aziz, “Analisis Perjanian Take Over di DKI Syariah” (Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011)
sedangkan perbedaan dari penelitian ini juga menelitk dasar hukum pengalihan hutang (take over).18
7. Nurfauzia, tahun 2017 dengan judul “Mekanisme Peralihan (Take Over) Kredit Perbankan di Indonesia”.
Fokus penelitian (a) Bagaimana mekanisme dan persyaratan dalam peralihan kredit (take over) perbankan di Indonesia? (b) Bagiamanakah akibat hukum dari peralihan kredit (take over) terhadap para pihak yang terkait dalam peristiwa tersebut?
Dari penelitian ini dapat disimpulakan mekanisme peralihan (take over) yang terjadi dengan dimulai dari permohonan kredit oleh pengajuan kredit, dilakukannya survey oleh credit officer, apabila memenuhi syarat maka dilanjutkan pembuatan proposal kredit yang akan diajukan kepada komite kredit. Persamaan dari penelitian ini adalah sama-sama membahas tentag mekanisme peralihan (take over) sedangkan perbedaan dari penelitian ini adalah dalam penelitian ini lebih meneliti hukum pelaksanaannya. 19
8. Isna Latifatul Zahroh tahun 2018 dengan judul “ Mekanisme Take Over Pada Pembiayaan KPR iB Dengan Akad IMBT Di BRISyariah KCP Purbalingga”.
Fokus penelitian bagaimana nekanisme take over pada pembiayaan KPR iB dengan akad IMBT di BRISyariah KCP Purbalingga?
18 Millaturrofi’ah,“ Analisis Pelaksanaan Pengalihan Hutang (Take Over) di Bank Cabang Syariah Semarang” ( Skripsi, UIN Walisongo Semarang, 2017)
19 Nurfauzia, “Mekanisme Peralihan (Take Over) Kredit Perbankan di Indonesia” (Tesis Universitas Batanghari Jambi, 2017).
Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bawasannya BRISyariah KCP Purbalingga telah melakukan mekanisme pembiayaan take over KPR iB dengan akad al-Qardh al-Bai’ wa al-Ijarah Muntahiya Bi al-Tamlik (IMTB) sesuai dengan SOP yang ada di BRISyariah KCP Purbalingga.
Persamaan dalam penelitian ini adalah sama-sama menggunakan metode penelitian kualitatif, sedangkan perbedaannya hanya membahas akad yang digunakan dalam pelaksanaan pembiayaan.20
9. Rusdi Duila tahun 2018 dengan judul “Anilisi Akad Pada Pembiayaan Take Over KPR Bank Syariah Mandiri Kantor Area Jember Berdasarkan Fatwa DSN-MUI No: 31/DSN-MUI/VI/2002”
Fokus penelitian (a) Bagaimana Pelaksanaan penyaluran take over KPR di Bank Syariah Mandiri Kantor Area Jember? (b) Bagaimana analisi akad-akad pada pembiayaan take over KPR di Bank Syariah Mandiri Kantor Area Jember?
Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan pembiayaan khususnya pembiayaan take over KPR memberikan kemudahan kepada masyarakat untyk mengalihkan transaksi non syariah menjadi transaksi yang syariah. Dalam pelasamaa pembiaayaan take over KPR menggunakan akad qardh dan murabahah yang merupakan alternatif I dari empat alternatif yang ditetapkan DSN-MUI dalam fatwa No.
31/DSN-MUI/VI/2002 tentang pengalihan hutang. Persamaan dari penelitian ini adalah sama-sama menggunakan metode kualitatif,
20 Isna Latifatul Zahroh, “ Mekanisme Take Over Pada Pembiayaan KPR iB Dengan Akad IMBT di BRISyariah KCP Purbalingga” (Skripsi IAIN Purwokerto, 2018)
sedangkan perbedaan dsri penelitian ini adalah lebih membahas tentang akad pembiayaan.21
10. Siti Choiriyah tahun 2019 dengan judul “Analisis Implementasi Take Over Pada Pembiayaan Hunian Oleh Bank Syariah Mandiri Kantor Area Jember”
Fokus penelitian (a) Bagaimana Implementasi take over pada pembiayaan hunian oleh Bank Syariah Mandiri Kator Area Jember tahun 2018? (b) Faktor-Faktor Apa yang menyebabkan terjadinya take over pada pembiayaan hunian oleh Bank Syariah Mandiri Kantor Area Jember tahun 2018?
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bawasannya implementasi take over pada pembiayaan hunian yang terdapat di Bank Syariah Mandiri Kantor Area Jember yakni dengan nama produk Pembiayaan Griya Hijrah BSM artinya memindahkan atau men-take over pembiayaan hunian dari bank konvensionala ke Bank Syariah Mandiri. Faktor terjadinya take over hunian di Bank Syariah Mandiri Kantor Area Jember ada faktor internal dan juga faktor eksternal. Persamaan dalam penelitaian ini sama-sama menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian field research, sedangkan perbedaan dalam penelitian ini adalah lebih membahas pembiayaan hunian.22
21 Rusdi Dulia, “Analisis Akad-Akad Pada Pembiayaan Take Over KPR Bank Syariah Mandiri
Kantor Area Jember Berdasarkan Fatwa DSN-MUI No : 31/DSN-MUI/VI/2002” (Skripsi IAIN Jember, 2018)
22 Siti Choiriyah, “ Analisis Implementasi Take Over Pada Pembiayaan Hunian Oleh Bank Syariah Mandiri Kantor Area Jember tahun 2018” (Skripsi IAIN Jember, 2019)
Tabel 1.1 GAP Reseach
Nama Judul Tahun Perbedaan Persamaan
Muhammad Rizaldy
Pelaksanaan Take Over Pembiayaan di PT.Bank Syariah Mandiri Cabang Medan
2014 Dalam penelitian ini juga meneliti tentang akibat hukum dari pelaksanaan Take Over .
Dalam penelitian ini sama-sama membahas tentang pelaksanaan pembiayan Take Over.
Mariana Analisis Mengenai Pemberian Fasilitas Kredit Modal Kerja Oleh Bank Melalui Mekanisme “Take Over” (Kajian Mengenai Prosedur dan Jaminan Pada Bank Swasta di Medan)
2015 Dalam penelitian ini tentang pemberian kredit modal kerja.
Dalam penelitian ini sama-sama membahas tentang
mekanisme take over.
Siti Ni’matul Hidayah
Pembiayaan Take Over Pada PT.BNI Syariah Cabang Pekanbaru Menurut Prespektif Ekonomi Islam
2015 Dalam penelitian ini juga membahas tentang
pengembalian margin dan agunan dan juga tinjauan ekonomi islam terhadap pembiayaan take over.
Dalam penelitian ini sama-sama membahas sistem pembiayaan take over.
Esi Aprilia Anlisis Pembiayaan KPR Take Over Pada Bank
Muamalat Indonesia Cabang Salatiga Periode 2013-2015
2016 Dalam penelitian ini menganalisis
perkembangan KPR take over dan juga akad yang digunakan dalam pembiayaan KPR take over.
Dalam penelitian ini sama-sama menggunakan metode penddekatan kualitatif.
M.Koni Rumaini Aziz
Analisa Perjanjian Take Over di Bank DKI Syariah
2016 Dalam penelitian ini bagaimana konsep Take Over dalam prinsip syariah.
Dalam penelitian ini sama-sama menggunakan metode kualitatif.
Millaturrofi’ah Analisis Pelaksanaan Pengalihan Hutang (Take Over) di Bank Cabang Syariah Semarang
2017 Dalam penelitian ini meneliti tentang dasar hukum pengalihan hutang (take over).
Dalam penelitian ini sama-sama membahas tentang pelaksanaan pengalihan hutang
(take over).
Nurfauzia Mekanisme Peralihan (Take Over) Kredit Perbankan di Indonesia
2017 Dalam penelitian ini juga meneliti tentang hukumnya.
Dalam penelitian ini sama-sama membahas mekanisme peralihan (Take Over)
Isna Latiful Zahroh
Mekanisme Take Over Pada
Pembiayaan KPR iB dengan akad IMBT di BSRISyariah KCP Purbalingga.
2018 Dalam penelitian ini hanya membahas tentang akad yang digunakan dalam pelaksanaan pembiayaan take over.
Dalam penelitian ini sama-sama menggunakan metode penelitian kualitatif.
Rusdi Dulia Analisis Akad-Akad Pembiayaan Take Over KPR Bank Syariah Mandiri Kantor Area Jember Berdasarkan Fatwa DSN-MUI No : 31/
DSN-MUI/VI/2002
2018 Dalam penelelitian ini membahas tentang akad pembiayaannya.
Dalam penelitian ini sama- sama menggunakan metode kualitatif
Siti Choiriyah Analisis
Implementasi Take Over Pada
Pembiayaan Hunian Oleh Bank Syariah Mandiri Kantor Area Jember Tahun 2018
2019 Dalam penelitian ini lebih membahas pembiayaan hunian.
Dalam penelitian ini sama-sama menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian Field Research Sumber data: Diolah dari penelitian terdahulu
B. Kajian Teori 1. Take Over
Pembiayaan berdasarkan take over sendiri adalah salah satu bentuk jasa pelayanan keuangan bank syariah dalam membantu masyarakat untuk mengalihkan transaksi nonsyariah yang telah berjalan menjadi traksaksi yang sesuai dengan syariah.23 Dalam menangani hutang nasabah yang berbentuk hutang pokok plus bunga, bank syariah memberikan jasa qard karena alokasi penggunaan qard tidak terbatas, termasuk untuk menalangi hutang yang berbasis bunga. Sedangkan terhadap hutang nasabah yang berbentuk hutang pokok saja, bank syariah bemberikan jasa hiwalah atau pengalihan hutang karena hiwalah tidak bisa untuk menalangi hutang yang berbasis bunga.
Bank syariah dalam menangani pembeyiaan take over melakukan pengambilalihan hutang nasabah dengan cara memberikan jasa hiwalah atau juga dapat menggunakan qard, disesuaikan dengan ada atau tidaknya unsur bunga dalam hutang nasabh kepada bank konvensional. Setelah nasabah melunasi kewajibannya kepada bank konvensional, transaksi yang terjadi adalah transaksi antara nasabah dengan bank syariah. Dengan demikian, yang dimaksud dengan pembiayaan take over adalah pembiayaan yang timbul sebagai akibat dari take over terhadap transaksi
23 Adiwarman Karim, Bank Islam Analisi Fiqih dan Keuangan ( Yogyakarta : Eknosia, 2004), 249.
non syariah yang telah berjaan yang dilakukan oleh bank syariah atas permintaan nasabah.24
Pengalihan hutang atau disebut juga dengan hiwalah dibenarkan dalam islam berdasarkan sunnah dan ijma’.
2. Hadis
Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairoh, bahwa Rasulullah SAW, bersabda:
ِبَأ ْنَع رُ ََْْ ىََََُّ ُِهَََّع رلهل ىَََّ ِلهل ََلرََُ ىَّ َأ ََلََ رَُْْع رلهل ََََِِ ََََْرََْرُ
)ُهَّع قفتَ( ْعِبىتَهََّْرف ٍءََََِّ َََّع ْ ركردَحَأ َعَبْرتَل لَذِإَف ٌ َّْرظ ِنَِغْلل
Artinya: “Dari Abu Huraira R.A berkata bahwa Nabi Muhammad S.A.W bersabda: memperlambat pembayaran hukum yang dilakukan oleh orang kaya merupakan perbuatan zalim. Jika salah seorang kamu dialihkan kepada orang yang mudah membayar hutang, maka hendaklah ia beralih (diterima pengalihan tersebut)”. (HR Al- Bukhori).25
Pada hadis ini Rasulullah memerintahkan kepada orang yag menghutangkan, jika orang yag berhutang menghiwalahkan kepada orang yang kaya dan berkemampuan, hendaklah ia menerima hiwalah tersebut, dan hendaklah dia mengikuti (menagih) kepada orang yang dihiwalahkannya (muhal’alaih), dengan demikian haknya dapat terpenuhi (dibayar).26
24 Ibid., 249
25 Mukhamad bin Ismail Abu Abdilah al-Bukhari, Shahih al-bukhari, editor: Mustofa Daib al- Baigha (Beirut: Dar Ibn Katsir, 1987 M/1407H), 799.
26 Rozalinda, Fiqh Ekonomi Syariah, Prinsip dan Implementasinya pada Sektor Keuangan
Syariah (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), 284-285.
Pembiayaan take over banyak macamnya, salah satunya adalah take over KPR. Pengertian pembiayaan take over KPR adalah transaksi pelunasan/pembayaran KPR disuatu bank yang kemudian KPR tersebut dialihkan ke bank lain. Sesuai dengan Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 31/DSN-MUI/IV/2002 tentang Pengalihan Hutang Pelunasan/pembayaran hutang ini memberikan akibat hukum bahwa perjanjian kredit yang lama (antara bank asal dengan nasabah) menjadi berakhir. Kedudukan bank konvensional sebagai pihak yang berpiutang digantikan oleh bank syariah sebagai pihak pengambilaihan dan mengakibatkan asanya perjanjian baru antara nasabah dengan bank syariah.27
3. Ijma’
Selain hadist Nabi, terdapat kepepaatan ulama yang membolehkan hiwalah. Hiwalah dibolehkan pada hutang yang tidak berbentuk barang atau benda, karena hiwalah adalah perpndahan utang, oleh sebab itu harus pada utang atau kewajiban finansial.
Adapun dalam proses pengalihan kredit tersebut ada beberapa pihak bank yang harus dilalui, yaitu:
a. Credit Officer, yang berfungsi sebagai pihak yang bertugas untuk melakukan analisa kredit atas permohonan kredit yang dibawa oleh marketing.
27 Marisatul Maziyah,”Prosedur Pembiayaan Take Over di Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan” ( Skripsi, STAIN Pelakongan, 2012), 29.
b. Administrasi kredit yang berfungsi sebagai pihak yang memverifikasi kelengkapan data pinjaman dari calon nasabah sebelum diserahkan kepada credit officer untuk dilakukan survey terhadap calon nasabah.
Fungsi lain dari administrasi adalah sebagai legal kredit yang berperan dalam meneiti segala hal yang berkaitan dengan peningkatan perjanjian kredit baik dokumen yang dibuat oleh notaris (akta perjanjian kredit, fiducia, surat kuasa membebankan hak tanggungan dan akta pembebanan hak tanggungan dll) maupun data-data lain yang berkaitan dengan legal atau bidang hukum. Data yang telah siap dan lengkap dapat diajukan ke Credit Officer untuk dilakukan proses survey.28
c. Marketing kredit berfungsi sebagai ujung tombak bank dalam mencari nasabah/ calon debitur. Tidak semua calon nasabah yang dibawa oleh marketing dapat disetujui oleh bank dalam pemberian fasilitas kredit, sebab keputusan dalam memberikan kredit tetap harus dinilai secara objektif dari survey yang dilakukan credit officer serta kelengkapan data yang mendukung pemberian kredit tesrsebut. Apabila syarat-syarat yang telah ditentukan tersebut telah dipenuhi oleh oleh calon debitur, maka selanjutnya calon debitur tersebut diminta untuk mengisi formulir permohonan pengajuan kredit yang berisi identitas debitur, jumlah planfon kredit yang diminta, tujuan penggunaan kredit, jenis jaminan yang akan diserahkan dan tanda tangan pihak debitur dan pihak bank yang melakukan penawaran. Apabila formulir surat permohonan kredit
28 Nurfauzia, “Mekanisme Peralihan (Take Over) Kredit Perbankan di Indonesia” (Tesis Universitas Batanghari Jambi, 2017).
telah diisi dan serahkan krpada pihak bank, maka pihak akan melakukan hal sebagai berikut:29
d. BI Checking langkah awal dalam melakukan penelusuran terhadap watak dari debitur adalah melalui BI Checking yang diperolah dari sistem informasi debitur. System informasi debitur yang ada di Bank Indonesi ini berisi data-data semua nasabah lembaga keuangan yang ada di Indonesia (selama data tersebut didaftarkan/dicatat dalam sistim informasi debitur oleh instansi yang bersangkutan) mengenai indentitas nasabah, jumlah kredit, bank pemberi kredit serta kolektibitas dari nasabah tersebut. Dari data tersebut kita dapat menegtahui dimana posisi calon nasabah yang akan ditake over tersebut, apakah dalam status kolektibitas lancer, dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan atau macet. Dalam hal ini bank hanya memberikan kredit pada calon nasabah yang memiliki kolektibitasnya selain lancar.
Seringkali ketika calon nasabah datang kepada bank, mengenai mereka pernah merak berusaha menutup-nutupi pernah atau sedang berhutang kepada pihak lain atau tidak. Nasabah tidak mengerti bahwa bank memiliki data yag ada di sistem informasi debitur mengenai track record nasabah dalam hal kredit, sehingga bank bisa mengerti apakah calon debitur tersebut berbohong atau tidak ketika mereka berusaha menutup-nutupi latar belakang perkreditan mereka.
29 Ibid., 98.
e. Analisis kelengkapan dokumen, calon debitur yang sudah mengisi formulir surat permohonan kredit wajib menyertakan data awal (dapat diserahkan kepada marketing untuk selanjutnya diteruskan kepada administrasi kredit) untuk kepentingan administrasi data dan persyaratan untuk dilakukannya survey oleh credit officer. Data tersebut antara lain foto copy identitas calon debitur calon debitur (kartu tanda penduduk debitur dan pasangan baik suami atau istri dan jaminan jika ada, kartu keluarga, akta nikah dll yang belum kedaluarsa). Jika persyaratan dianggap lengkap sesuai prosedur dan ketentuan yang ditetapkan oleh pihak bank. Selanjutnya bagian administrasi kredit memberikan data kepada credit officer untuk ditindak lanjuti dengan dilakukan survey. Jika dalam administrasi data terdapat kekurangan data yang berisi kekurangan data dan target data penyelesaian yang ditandatangani oleh marketing, administrasi kredit dan pimpinan unit.
Ceklist ini akan diserahkan kepada credit officer beserta kelengkapan data untuk ditindaklanjuti dengan survey nasabah apabila data yang diserahkan kepada credit officer kurang atau tidak lengkap. Jika hal demikian terjadi maka marketing wajib memberitahu calon debitur untuk segera melengkapi kekurangan data.
f. Survey credit officer melakukan survey apabila semua data awal telah cukup sebagai dasar dilakukannya survey. Survey yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui kelayakan dan penilaian terhadap watak, kemampuan, modal, agunan, kondisi atau prospek usaha debitur yang
dikenal dengan analisa 5C. adapun beberapa proser dalam peralihan kredit yaitu:
g. Melakukan cek jaminan kredit, cek jaminan merupakan sarana yang disediakan badan pertanahan nasional untuk benda tidak bergerak dan kantor pendaftaran fiducia untuk benda bergerak yang didaftarkan untuk mengetahui kepada siapa sajakah jaminan ini ditanggungkan.
Salah satu syarat utama dalam cek jaminan adalah dengan menyerahkan bukti asli kepemilikan untuk dipriksa. Khusus untuk benda tidak bergerak, cek jaminan untuk fasilitas take over tidak dapat dilakukan dengan cek fisik sertifikat di badan pertanahan nasional, sebab posisi sertifikat masih berada di tempat kreditur awal, dan tidak mungkin dikeluarkan sekalipun atas permintaan debitur selama kredit belum dilunasi, jika hasil cek intip tersebut menyatakan bahwa jaminan dipetanggungkan hanya krpada kreditur asal, maka proses analisa dapat dilanjutkan.
h. Melakukan cek sisa outstanding pinjaman di bank asal marketing maupun credit officer wajib menari tahu berapa besar sisa outstanding kredit yang ada di kreditur awal serta wajib untuk meminta mutasi kredit serta slip pembayaran yang ada dari kreditur asal. Hal ini dilakukan untuk megetahui berapa sesungguhnya dana yang diperlukan untuk proses peralihan kredit. Alas an lain dilakukannya cek outstanding kredit adalah untuk mencegah debitur melakukan penipuan terhadap bank terkait.
i. Memastikan tujuan kredit selain untuk fasilitas peralihan kredit.
Pemberian fasilitas peralihan kredit tidak hanya untuk melunasi kredit calon nasabah namun juga untuk memberi tambahan dana baik berupa modal kerja maupun investasi. 30
j. Pembuatan Rekomendasi Kredit. Setelah melakukan survey, maka credit officer membuat rekomendasi pngajuan kredit kepada Kantor Area (kantor cabang) yang berisi analisa data mengenai apa apa yang telah diteliti dalam kegiatan survey. Rekomendasi pemberian putusan kredit yang merupakan suatu kesimpulan dari hasil analisis dan evaluasi yang telah dilakukan oleh credit officer harus disampaikan secara tertulis kepada komite krredit yaitu pejabat yang memiliki BMWK (batas wewenang memberi kredit) atau pemutus kredit yang berwenang untuk memutus sesuai dengan jumlah plafond kredit tersebut. Isi rekomendasi menjadi satu kesatuan dengan pemberian keputusan kredit. Sedangkan untuk kredit yang lebih komplek atau rumit dan mengandung implikasi hukum, dapat dimintakan pendapat ahli hukum yang ada di bank. Proposal permohonan kredit yang telah disetujui oleh kantor cabang wajib ditandatangani oleh Marketing, credit officer, Senior Credit Officer dan area manager. Nota rekomendasi kredit memuat data hasil survey berisi identitas debitur, data jaminan, tujuan penggunaan dana, analisa keuangan serta hubungan dengan bank.
Setelah rekomendasi di tandatangani maka dibuatlah surat keputusan
30 Ibid., 100.
kedit yang menyatakan bahwa permohonan kredit sudah disetujui oleh pihak bank.
k. Proses akad kredit, jika permohonan kredit ditolak, maka bagian administrasi kredit akan menghubungi calon debitur dan memberitahukan bahwa kredit tidak dapat diberikan. Apabila permohonan kredit disetujui,maka calon debitur diminta untuk datang ke bank terkait untuk proses akad kredit dan peningkatan jaminan.
Proses akad ini wajib dihadiri oleh pimpinan unit, bagian administrasi kredit, notaris rekanan dan calon debitur beserta istri/suami dan penjamin jika ada. Proses akad kredit berisi kegiatan berupa:
1) Penawaran kredit yang berisi total flapond yang disetujui, provisi,prem asuran, jadwal dan jumlah angsuran tiap bulannya serta biaya-biaya yang akan dikeluarkan oleh debitur. Calon debitur yang setuju mengenai penawaran tersebut akan menandatangani form penawaran kredit tersebut.
2) Penandatanganan pernyataan pendebetan rekening dan surat pernyataan pengawasan kredit tersebut.
3) Penandatanganan akta perjanjian kredit. Kredit yang digunakan untuk peralihan kredit, wajib secara tegas dinyatakan dalam akta perjanjian kredit yang menyatakan bahwa pemberian kredit sebagiam dipakai untuk fasilitas peralihan kredit dk tempat asal.
Adapun isi dari perjanjian kredit tersebut adalah: identitas para pihak, klausul yang menyartakan debitur mengajukan permohonan
kredit (dalam hal ini bertujuan menyatakan tujuan penggunaan kredit), kalusul tentang jangka waktu, klausul tentang bunga, provisi dan denda, klausul tentang cara pengembalian kredit, klausul tentang cara pembayaran kredit, klausul tetang kelalaian dan denda tambahan, klausul tentang jaminan, klausul tentang asuransi, klausul tentang biaya-biaya lain, klausul tentang pengosonan, klausal tentang domisili.
4) Dalam mekanisme peralihan hutang (take over) maka debitur diwajibkan untuk membuat surat pernyataan kesanggupan untuk mengganti setiap kerugian yang dialami bank apabila dalam jalnnya proses peralihan kredit, pihak debitur membatalkan permohonan kredit dan atau pihak bank melihat ada tanda-tanda itikad buruk dari calon nasabah yang bersangkutan.
5) Proses peningkatan jaminan, proses selanjutnya adalah peningkatan jaminan wajib dilakukan dihadapan notaris/PPAT rekanan bank.
Dalam peristiwa peralihan kreditan, sertifikat masih dalam kekuasan bank atau lembaga keuangan asal dan belum dapat dilakukan cek fisik atas sertifikat di Badan Pertahanan Nasional sehingga posisi bank belum dapat mengetahui dengan pasti siapa sajakah pemegang hak tanggungan atas sertifikat tersebut. Pihak bank wajib bekerja sama dengan notaris dan pihak Badan Pertahanan Nasional untuk dilakukan cek intip (kegiatan ini bukan kegiatan resmi BPN, tetapi terjadi dilapangan yang berfungsi hampir sama dengan cek fisik
yaitu untuk mengetahui sertipikat dengan nomor tertentu apakah dibebani hak tanggungan atau tidak. Perbedaan dengan cek fisik terdapat pada perlu atau tidaknya sertifikat asli dihadirkan di Badan Pertanahan Nasional serta cek intip bukanlah kegiatan resmi Badan Pertanahan Nasional.
6) Proses pencairan kredit, setelah semua akta dan surat-surat serta semua persyaratan operasional disepakati dan ditanda tangani oleh debitur, dalam hal ini bank terkait lazimnya tidak langsung memberikan sejumlah plafond kredit yang diminta, namun hanya sebagian terlebih dahulu sejumlah total outstanding untuk pembayaran di kreditur awal. Setelah pembayaran dilakukan dan slip tanda pelunasan serta jaminan berpindah dari bank yang satu ke bank yang lain. Hal ini bertujuan supaya debitur segera melunasi/membayar kreditnya pada hari itu juga sehingga tidak ada jeda waktu (hari) antara pemberian kredit dengan serah terima jaminan.
7) Proses alih jaminan, segera setelah pencairan kredit, maka debitur diwajibkan untuk menggunakan sebagian uangnya untuk mrlunasi kredit di bank atau dilembaga keuangan asal seperti yang dipersyaratkan semula dalam perjanian kredit. Debitur dengan ditemani oleh marketing datang kepada bank atau lembaga keuangan asal untuk melakukan pembayaran kredit sesuai outstanding / baki debetdi tempat asal. Mekanisme yang terjadi di lapangan
menunjukan bahwa sedapat mungkin dikondisan oleh debitur dengan seolah-olah membayar dengan dananya sendiri dan bukan dibayar oleh bank lain. 31
2. Faktor-faktor pembiayaan take over
Take over atau peralihan pembiayaan dari bank lama ke bank yang baru. Dalam pelaksanaannya, yang baru mengambil alih pembiayaan dengan membayar sisa pembiayaan yang di bank yang lama. Terjadinya pembiayaan take over ini selalu berhubungan dengan factor internal dan juga eksternal.
a. Faktor Internal
Faktor internal adalah factor yang berasal dari dalam bank, dalam hal ini berhubungan dengan kebijakan manajemen tentang pembiayaan, yaitu:
1) Kemudahan persyaratan
Untuk meningkatkan nasabah take over, bank menentukan syarat yang sangat mudah dan tidak rumit, perpindahan dilakukan melalui take over yang berlaku umum, yaitu sisa pokok pinjaman dibank lama dibeli atau diambilalih oleh bank syariah.
2) Tidak ada pinalti
Dalam pelaksanaan pembiayaan di Bank Syariah tidak dikenal istilah pinalti terhadap nasabah yang bermasalah.
31 Ibid., 102.
a) Cicilan yang murah dan tetap setiap bulannya karena tidak ada bunga yang memberatkan nasabah.
b) Promo banking
Dalam upanya menarik nasabah dengan predikat baik dari bank lain, Bank selalu melakukan promo banking yang pada umumnya dilakukan secara personal, yaitu dengan memberikan informasi dan penjelasan tentang produk pembiayaan syariah melalui take over.32
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar bank.
Dalam hal ini berasal dari nasabah maupun lingkungannya. Beberapa factor yang mendorong nasabah melakukan take over pembiaayan adalah:
1) Pertimbangan keuntungan dan manfaat, dimana pada Bank Syariah pembiayaan dilakukan dengan system bagi hasil.
2) Keinginan nasabah untuk mengamalkan syariah islam.
3) Suku bunga dibank sebelumnya sudah mengalami kenaikan.
4) Adanya suatu dan lain hal yang membuat debitur kecewa.33 3. Pembiayaan
Pembiayaan dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah didefinisikan sebagai penyediaan dana atau tagihan yang depersamakan dengan itu berupa:
32 Ibid., 87.
33 Ibid., 89.
a. Transaksi bagi hasil dslam bentul mudharabah dan musyawarah;
b. Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik;
c. Transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam, dan istisna’;
d. Transaksi pinjam-meminjam dalam bentuk piutang qard;dan
e. Transaksi sewa menyewa jasa dalam bentl ijarah untuk transaksi multijasa
Berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antar bank/ atau unit usaha syariah dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang di biayai dan/
atau diberi fasilitas dana yntuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa im alan, atau bagi hasil.34
Pembiayaan dapat dipersamakan dengan kredit, keduanya sama- sama dapat berupa uang atau tagihan yang nilainya diukur dengan uang.
Yang menjadi perbedaan antara kredit yng diberikan oleh bank berdasarkan konvensional dengan pembiayaan yang diberikan oleh bank berdasarkan prinsip syariah adalah terletak pada keuntungan yang diharapkan. Bagi bank berdasarkan prinsip konvensional keuntungan yang diperoleh melalui bunga, sedangkan bagi bank yang berprinsip syariah berupa imbalan atau bagi hasil.35
34 Siti Ni’matul Hidayah, “Pembiayaan Take Over Pada PT.BNI Syariah Cabang Pekanbaru
Menurut Prespektif Ekonomi Islam”, (Skripsi UIN Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, 2011)
35 Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan, (Jakarta : PT.Raja Grafinda Persida, 2007), 103
4. Jenis-Jenis Pembiayaan
Dalam menyalurkan dananya kepada nasabah, secara garis besar produk pembiayaan syriah terbagi kedalam empat macam, yaitu prinsip jual beli, prinsip sewa, prinsip bagi hasil, dan pembiayaan dengan akad pelengkap.
a. Prinsip Jual beli
Prinsip jual beli dilaksanakan sehubungan dengan adanya perpindahan kepemilikan barang atau benda (transfer of property).
Tingkat keuntungan baik ditentukan didepan dan menjadi bagian harga atas barang yang dijual.36
b. Prinsip Sewa
Ijarah adalah transaksi pertukaran antara ‘ayn berbentuk jasa atau manfaat dengan dayn. Dalam istilah lain, ijarah dapat juga didefinisikan sebagi akad pemindahan hak guna atau manfaat atas barang atau jasa melalui upah sewa tanpa diikuti pemindahan hak kepemilikan atas barang itu sendiri.37
c. Prinsip Bagi Hasil
Secara umum prinsip bagi hasil terbag dalam empat akad, yaitu musyarakah, mudharabah, muzara’ah, dan musaqah. Akan tetapi, aplikasunya pada perbankan syariah hanya ada dua akad yang paling banyak digunakan, yaitu musyarakah dan mudharabah.
36 Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan , (Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada, 2008) , 98.
37 Sunarto Zulkifli, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah , (Jakarta : Zikrul Hakim, 2004),42.
5. Pengertian Pembiyaan Take Over
Take Over terdiri dari dua suku kata yang berasal dari bahasa inggris take dan over. Take mempunyai arti mengambil sedangkan over kamus Jhon M Echols diartikan dengan mengoper. Jadi secara harfiah take over dapat diartikan dengan pengambilalihan.
Salah satu bentuk jasa pelayanan keuangan bank syariah adalah membantu masyarakat untuk mengalihkan transaksi nonsyariah yang telah berjalan menjadi transaksi yang sesuai dengan syariah. Dalam hal ini atas permintaan nasabah bank syariah melakukan pengambilalihan utang nasabah di bank konvensional dengan cara memberikan jasa hiwalah atau dapat juga menggunakan qard , disesuaikan dengan ada atau tidaknya unsur bunga dalam utang nasabah kepada bank konvensional. Setelah nasabah nasabah melunasi di bank kovensional\, transaksi yang terjadi adalah transaksi antara nasabah dan bank syariah. Dengan demikan, yang dimaksud dengan pembiayaan berdasarkan take over adalah pembiayaan yang timbul debagai akibat dari take over terhadap transaksi nonsyariah yang telah berjalan yang dilakukan oleh bank syariah atas permintaan nasabah. 38
Dengan mempertimbangkan bahwa salah satu bentuk jasa pelayanan keuangan yang menjadi kebutuhan masyarakat adalah membantu masyarakat untuk mengalihkan transaksi nonsyariah yang telah berjalan menjadi transaksi yang sesuai dengan syariah, maka disarankan bagi
38 Ibid., 248
Lembaga Keuagan Syariah (LKS) perlu merespon kebutuhan masyarakat tersebut dalam berbagai produknya melalui akad pengalihan hutang oleh LKS. Untuk alasan itulah DSN memandang perlu menatap fatwa mengenai hal tersebut untuk dijadika pedoman. Akhirnya dikeluarkan fatwa Dewan Syariah Nasional No. 31/DSN-MUI/VI/2002 Tentang Pengalihan Utang yang merupakan hasil pendapat peserta rapat pleno Dewan Syariah Nasional haru Rabu tanggal 15 Rabi’ul Akhir 1432 H atau bertepatan dengan tanggal 26 Juni 2002.