• Tidak ada hasil yang ditemukan

MONOPOLI DALAM PERSPEKTIF ALQURAN (Dalam Kajian Tafsir dan Hadis Tematik)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MONOPOLI DALAM PERSPEKTIF ALQURAN (Dalam Kajian Tafsir dan Hadis Tematik)"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

71

MONOPOLI DALAM PERSPEKTIF ALQURAN (Dalam Kajian Tafsir dan Hadis Tematik)

Burhanuddin

Sekolah Tinggi Ekonomi Dan Bisnis Islam (STEBIS) Al-Ulum Terpadu Medan

Jl. Tuasan No. 37 Medan, Sumatera Utara

Artikel: ini mengeksplorasi monopoli dalam perspektif Alquran sebuah dalam kajian Tafsir dan hadis tematik. Monopoli dalam arti menahan atau menimbun barang dengan sengaja, terutama pada saat terjadi kelangkaan, dengan tujuan menaikkan harga di kemudian hari agar mendapatkan keuntungan yang lebih besar merupakan hal yang dilarang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kepustakaan, maupun referensi lainnya yang terkait. Praktik monopoli merupakan jenis pelanggaran dalam bermuamalah sebab akan mengakibatkan mekanisme pasar terganggu, sehingga produsen akan mendapatkan untung besar, sedangkan konsumen akibat tindakan penimbunan tersebut akan mengalami penderitaan dan kerugian. Artikel ini memberikan ulasan akhir bahwa akibat monopili, masyarakat luas akan dirugikan akibat ulah sekelompok kecil pelaku monopoli yang sangat zalim, egois, dan tidak bertanggung jawab.

Abstract: This article explores monopoly in the perspective of the Koran in the study of Tafseer and thematic hadith. Monopoly in the sense of deliberately holding or hoarding goods, especially in times of scarcity, with the aim of raising prices at a later date in order to obtain greater profits is prohibited. The research method used is the library method, as well as other related references.

Monopolistic practice is a type of violation in a cause, because it will disrupt the market mechanism, so that producers will get a big profit, while consumers as a result of the hoarding will experience suffering and loss. This article provides a final comment that as a result of monopoly, the wider community will be harmed by the actions of a small group of monopolists who are very tyrannical, selfish, and irresponsible.

Kata Kunci: Monopoli, Alquran dan hadis, Ekonomi Syariah.

Burhanuddin: Monopoli Dalam Perspektif Islam (Dalam Kajian Tafsir dan Hadis Tematik

(2)

A. Pendahuluan

Dalam istilah monopoli terkandung di dalamnya makna persaingan.

Persaingan dalam dunia bisnis merupakan suatu dinamika tersendiri yang tidak dapat dihindari. Bagi beberapa pebisnis, persaingan berkonotasi negatif karena bisa mengancam bisnis karena takut akan berkurangnya profit atau konsumen lebih memilih harga rendah dari pesaing. Namun pada kenyataannya tidak demikian. Persaingan yang sehat dapat memberikan hal yang baik bagi pebisnis, pesaing itu sendiri dan bahkan para pelanggan. Pelaku usaha di Indonesia dalam menjalankan kegiatan usahanya berasaskan demokrasi ekonomi dengan memperhatikan keseimbangan antara kepentingan pelaku usaha dan kepentingan umum. Undang-Undang (UU) persaingan usaha adalah Undang-undang No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat yang bertujuan untuk memelihara pasar kompetitif dari pengaruh kesepakatan dan konspirasi yang cenderung mengurangi dan atau menghilangkan persaingan. Kepedulian utama dari UU persaingan usaha adalah promoting competition dan memperkuat kedaulatan konsumen.

Apa itu monopoli? Pasar monopoli (dari bahasa Yunani1: monos, satu + polein, menjual) adalah suatu bentuk pasar di mana hanya terdapat satu penjual yang menguasai pasar. Di pasar ini penentu harga adalah seorang penjual atau sering disebut sebagai "monopolis". Sebagai penentu harga (price-maker), seorang monopolis dapat menaikkan atau mengurangi harga dengan cara menentukan jumlah barang yang akan diproduksi; semakin sedikit barang yang diproduksi, semakin mahal harga barang tersebut, begitu pula sebaliknya.

Meskipun demikian, penjual juga memiliki suatu keterbatasan dalam penetapan harga. Jika penetapan harga terlalu mahal, maka orang akan menunda pembelian atau berusaha mencari atau membuat barang subtitusi (pengganti) produk tersebut atau —lebih buruk lagi— mencarinya di pasar gelap(black market) . Di dalam sejarah Indonesia pernah dijajah oleh Belanda selama 350 tahun lamanya, dimana terjadi praktek monopoli tersebut. Masa kolonialisme Belanda salah satu contoh adanya monopoli ekonomi, yaitu apa yang dilakukan oleh Vereenidge Oostindsche Compagnie (VOC) terhadap perdagangan rempah-rempah di Nusantara.2

Secara etimologi ada juga mengartikan monopoli yaitu menghimpun dan menahan. Sedangkan secara terminologi (bahasa Latin: terminus) atau peristilahan (bahasa Arab) adalah kata dan gabungan kata yang digunakan dalam konteks tertentu, dimana pengertian monopoli di antaranya yaitu:

(3)

a. Frank Fisher menjelaskan kekuatan monopoli sebagai the ability to act in unconstained way(kemampuan bertindak dalam menetukan harga dengan caranya sendiri). Besanko, dkk., menjelaskan monopoli sebagai penjual yang menghadapilittle or nocompatition(kecil atau tidak ada persaingan).3 b. Menurut Kamus Umum Indonesia, monopoli, berarti; 1. perdagangan

barang tertentu yang hanya boleh dilakukan oleh satu orang, atau perusahaan atau oleh pemerintah; 2. hak tunggal yang diberikan kepada seorang atau segolongan orang.4

c. Kamus Besar Ekonomi dijelaskan, monopoli adalah jenis struktur pasar yang di dalamnya terdapat satu kekuatan penawaran sehingga monopoli tersebutbisa menjalankan politik harga dan mentukan jumlah barang yang harus di pasarkan.5

d. M. Umar Burhan dalam bukunya Konsep Dasar Teori Ekonomi Mikro menjelaskan bahwa monopoli adalah bentuk pasar di mana hanya ada satu orang penjual di pasar.6

e. Yusuf Al-Qaradhawi berpendapat bahwa monopoli adalah menahan barang dari perputaran di pasar sehingga harganya naik.7 Dalam pandangan Qaradhawi, praktik monopoli bersumber dari egoisme dan kekerasan hati terhadap manusia. Pelaku monopoli menambah kekayaan dengan mempersempit kehidupan orang lain.8

f. Menurut mazhab Hanafi: pembelian bahan makanan secara besar-besaran, kemudian ditimbun sehingga harganya naik.9

g. Menurut mazhab Hambali, monopoli yaitu membeli bahan makanan untuk diperdagangkan dan ditimbun agar supaya langka dan harganya meningkat, untuk mendapatkan keuntungan yang besar.10

Dari beberapa pandangan ahli di atas, secara umum dapat dipahami, monopoli adalah menimbun barang atau bahan pokok atau komoditi apapun yang dihajatkan masyarakat agar menjadikan harganya melambung naik karena ada motif ekonomi untuk mencari keuntungan setinggi mungkin.

1. Ihtikar.

Dalam bisnis syariah monopoli dikaitkan dengan ihtikar. Ihtikar secara bahasa berarti menahan sesuatu untuk menunggu harga naik. Ihtikar berarti juga

(4)

al-jam‟u wa al-imsak, mengumpulkan (barang-barang) dan menahan. Ihtikar artinya zalim (aniaya) dan merusak pergaulan. Menahan (menimbun) barang- barang kebutuhan pokok manusia untuk dapat meraih keuntungandengan menaikan harganya. Upaya menimbun barang dagangan untuk menunggu melonjaknya harga. Monopoli dalam bahasa Arab disebut ihtikār. Dalam kamus- kamus bahasa Arab ihtikār mempunyai arti yang banyak, di antaranya sebagai berikut:

a. Menurut az-Zamakhsyari adalah ihtakāra attha„ām artinya: menimbun makanan sehingga harganya naik.

b. nu n u mengartikan mengumpulkan makanan dan yang sejenisnya dari apa-apa yang dimakan dan menahannya dengan menunggu naiknya harga.

c. Al-J uh i mendefenisik n ihtikā t-t „ām tiny : mengumpulk n d n menimbun dengan menunggu harganya naik.

Dalam hal ini ul m fikih e ed pend p t tent ng h kik t ihtikā y ng jumlahnya lebih dari duapuluh pendapat.11 Perbedaan pendapat ini tidak terbatas atas mazhab-mazhab yang ada, tetapi di dalam satu mazhab mereka juga berselisih tentang definisinya. Sebagaimana lazimnya diketahui bahwa perbedaan ini dikarenakan mereka mempunyai sistem dan metode yang berbeda dalam memahami hukum.

a. Menurut Hanafiyah ihtikār diartikan dengan penimbunan bahan makanan sehingga harganya melonjak tinggi.

b. Menu ut Sy fi„iy h ihtikār adalah membeli bahan makanan waktu harganya tinggi dan menyimpannya, kemudian menjualnya dengan harga diatas normal, sehingga menyulitkan orang banyak.

c. Menurut Malikiyah ihtikār ialah penimbunan barang yang dijual, karena dengan menyimpannya akan memperoleh keuntungan disebabkan harga di pasaran tidak stabil.

d. Menurut Ibnu Hazm az-Zahiri ihtikār yaitu penimbunan yang membahayakan manusia adalah haram baik itu dalam pembelian dan menahan barang yang dijual.

e. Menurut Imamiyah ihtikār adalah mengumpulkan dan menimbun bahan makanan dengan menunggu harganya membumbung.

f. Menurut Yusuf Qaradawi ihtikār ialah menahan barang dari perputaran di pasar sehingga harganya naik.

(5)

Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan b hw ihtikā (monopoli) adalah menyimpan barang-barang yang dibutuhkan orang banyak baik dilakukan oleh satu orang atau satu kelompok dengan tujuan menjualnya kembali di atas harga normal serta dapat mengendalikan harganya sehingga memperoleh keuntungan yang banyak.

2. Politik Ekonomi.

Politik ekonomi adalah ilmu sosial yang mempelajari produksi, perdangan, dan hubungannya dengan hukum dan pemerintah. Ada tiga teori politik ekonomi yaitu sebagai berikut :12

a. Libralisme, yaitu ideologi yang berasal dari konsep kerja dan pemikiran serta penggunaan tanah, tenaga kerja, dan modal untuk menghasilkan barnag tahan lama. Ekonomi liberal percaya bahwa ekonomi dapat menguntungkan semua orang dan bahwa masyarakat dapat maju dengan peningkatan standar hidup.

b. Marxisme mengatakan ketidaksetaraan itu buruk, dan kekayaan dihasilkan dari kerja dan pertukaran. Ia tidak mendukung kepemilikan peribadi atas sumber daya, yang diyakini mengarah pada ketidaksetaraan dan hanya mendukung kebutuhan elit dan bukan seluruh masyarakat.

c. Nasionalisme ekonomi, yaitu meyakini bahwa negara memiliki semua kekuasaan dan bahwa individu harus bekerja untuk memanfaatkan keuntungan ekonomi. Ideologi ini menyatakan bahwa pemerintah harus mengonterol semua sumber daya dan bahwa individu bodoh-bodoh dan tidak dapat menciptakan masyarakat yang kohesif tanpa negara yang kuat.

Dari penjelasan di atas, politik ekonomi memberi pemahaman bagaimana sebuah negara dan rumah tngga dikelola dan diatur dengan mempertimbangkan faktor politik, dan ekonomi yang terkait dengan masing-masing. Menurut an- Nabhani,13 bahwa politik ekonomi adalah jaminan tercapainya pemenuhan semua kebutuhan primer (basic needs) tiap orang dengan pemenuhan secara menyeluruh, berikut kemungkinan tiap orang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan skunder dan tersiernya sesuai dengan kadar kesanggupannya, sebagai orang yang hidup dalam sebuah masyarakat (society) yang memiliki (life style) tertentu. Dalam konteks ini Islam memandang tiap orang secara pribadi, bukan secara kolektif sebagai komunitas yang hidup dalam sebuah Negara. Negara mengintervensikan setiap aktifitas ekonomi untuk menjamin adaptasi hukum Islam yang dikaitkan

(6)

dengan aktifitas ekonomi masyarakat secara luas. Negara ikut serta dalam ekonomi Islam untuk menyelaraskan setiap dalil-dalil yang ada di dalam nash. Di samping itu pula negara dituntut untuk membuat aturan aturan yang belum ada di dalam nash Alquran. Diharapkan dengan begitu tidak ada kekosongan hukum. Ekonomi dilandasi kebijakan pembangunan di antaranya at-tauhid, al-

„ dl h, dan keberlanjutan. Jika politik ekonomi yang dijalankan sesuai ajaran Islam, maka monopoli tersebut akan bisa dihindari/dijauhi baik oleh masyarakat pasar, pengusaha maupun penguasa.

B. Pandangan Islam Mengenai Pasar Monopoli.

Dalam Islam keberadaan satu penjual di pasar, atau tidak adanya pesaing, atau kecilnya persaingan di pasar, tidaklah dilarang. Siapapun boleh berdagang tanpa peduli apakah ia satu-satunya penjual atau ada penjual lain. Ini berarti monopoli dalam artian harfiah, boleh saja. Namun sebaliknya, siapapun tidak boleh melalukan ihtikar. Ihtikar berarti mengambil keuntungan di atas keuntungan normal dengan menjual lebih sedikit barang untuk harga yang lebih tinggi.14

C. Tujuan Alquran Melarang Monopoli.

Setiap pembicaran terkait Alquran, yang pertama dan utama dipahami Alquran merupakan kalamullah, sebagai petunjuk bagi orang-orang yang betakwa.15 Orang yang benar-benar bertakwa kepada Allah tidak akan melakukan perbuatan tercela dan dosa seperti monopoli, bahkan ia mencegah praktek monopoli. Larangan terhadap perbuatan ihtikar atau monopoli sebagaimana firman Allah di dalam Alquran surat al-Haj ayat 25:

Ulama fikih berbeda pendapat mengenai hukum ihtikār antara haram dan makruh. Mereka tidak bersepakat tentang definisi hakikat ihtikār yang jumlahnya lebih dari dua puluh pendapat. Perbedaan pendapat ini tidak terbatas atas mazhab-mazhab yang ada, tetapi di dalam satu mazhab mereka juga berselisih tentang definisinya. Perbedaan ini dikarenakan mereka mempunyai sistem pemahaman hukum yang berlainan.16

Pendapat pertama, dikemukakan oleh ulama mazhab Hanafi, Maliki, Jumhu ul m Sy fi„i, H n li, -Zahiri, Zaidiyah, Abadiyah dan kebanyakan Imamiyah. Menurut mereka melakukan ihtikār hukumnya haram.17 Dasar hukum pelarangan ihtikār yang mereka kemukakan adalah hasil induksi dari nilai-nilai universal yang dikandung Alquran yang menyatakan, bahwa setiap perbuatan aniaya, termasuk di dalamnya ihtikār, diharamkan.18 Mereka mengemukakan alasan tentang haramnya ihtikār berdasarkan ayat Alquran surat al-Haj ayat 25

(7)

yang berbunyi :

ۡلٱ ًءٓاَوَس ِساٌَّلِل ُهٌََٰۡلَعَج يِذَّلٱ ِماَرَحۡلٱ ِدِج ۡسَوۡلٱَو ِ َّللَّٱ ِليِبَس يَع َىوُّدُصَيَو ْاوُرََّك َييِذَّلٱ َّىِإ يَهَو ِِۚ اَبۡلٱَو ِهيِِ ُُِِ ََٰع

ِۡۚ ِرُي

ٖنيِلَأ ٍباَذَع ۡيِه ُهۡقِذًُّ ٖنۡلُظِب ِِِۢۚ اَحۡلِإِب ِهيِِ

.

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan menghalangi manusia dari jalan Allah dan Masjidil Haram yang telah Kami Jadikan untuk semua manusia, baik yang bermukim disitu maupun di padang pasir, dan siapa yang bermaksud di dalamnya melakukan kejahatan secara zalim, niscaya akan kami rasakan kepadanya sebagian siksa yang pedih. (Q.S: al-Hajj: 22; 25).

Ayat ini secara jelas menjelaskan bahwa ihtikār adalah haram. Karena ihtikār adalah perbuatan zalim dan aniaya. Sedangkan berbuat zalim dilarang, karena jika dilakukan akan menyebabkan seseorang mendapat siksa yang pedih. Ia akan akan mendapat siksa yang pedih oleh Allah swt. dengan sebab melakukan hal yang dilarang, sehinggga ihtikār menjadi haram hukumnya. Ulama mengatakan pada dasarnya bahwa ayat di atas di sebagian maknanya berfungsi untuk mengharamkan ihtikār.

Ayat di atas ditilik dari segi asbabu an-nuzuli Alquran, dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Rasulullah saw. pernah mengutus Abdullah bin Anis beserta dua orang lainnya, yang seorang Muhajir dan yang seorang lagi Anshar. Dalam perjalanan, mereka saling membanggakan keturunan masing- m sing, sehingg „A dull h in Anis m h d n mem unuh o ng Ansh tersebut. Kemudian ia murtad dari agama Islam dan lari ke Mekah. Maka turunlah ayat ini (Q.S: al-Hajj: 22; 25) sebagai celaan terhadap perbuatan seperti itu. (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Ibnu „A s).19

Di dalam Tafsir Ibnu Katsir dijelaskan: All h t ‟ala berfirman mengingkari orang-orang kafir yang berupaya menghalangi kaum mukminin dari mendatangi Masjidil Haram dan menunaikan ibadah di dalamnya serta pengakuan mereka bahwa mereka adalah para wali-Nya, wamã kãnû auliyã—hu in aulyãu-uhû illal muttaqûn. (“Dan mereka bukanlah orang-orang yang berhak menguasainya.

Orang-orang yang berhak menguasainya hanyalah orang=orang yang e t kw ”).20

Alasan kedua berdasarkan dalil-dalil dari hadis, yaitu hadis yang bersifat mutlak “Dari Sa‟id bin Musayyab dari Ma‟mar bin Abdullah dari Rasulullah saw. bersabda: Tidak akan melakukan penimbunan selain orang yang salah”

(HR. Muslim). Istinbāt hukum dari hadis ini adalah tidak bolehnya melakukan ihtikār, karena dijelaskan bahwa muhtakir (orang yang menimbun) adalah orang yang salah, dise ut jug deng n „āshin (orang yang bermaksiat) dan orang yang bersalah adalah mudznib (orang yang berdosa).

(8)

Pada zahirnya hadis ini sebagaimana yang dianut oleh kebanyakan ahli fikih menerangkan bahwa Rasulullah saw. tidak menetapkan atau mematok harga sekalipun harganya membumbung tinggi. As-Syaukani menambahkan bahwa secara eksplisit hadis tersebut tidak membedakan antara keadaan harga tidak stabil dan stabil.21

Dari Abu Hurairah berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Barang siapa yang melakukan penimbunan dengan maksud agar harganya melonjak, maka dia orang yang salah” (HR. Hakim).

Hadis ini menerangkan bahwa orang yang menimbun dengan maksud supaya harganya melonjak tinggi maka ia adalah orang yang salah dan Allah telah melep sk n n ung n d iny ”. Lafal umum hadis ini menunjukkan atas haramnya ihtikār, dan sesungguhnya azab di neraka, merupakan ancaman dan laknat, dimana tidaklah ada kecuali bagi orang yang melakukan hal-hal yang haram.22

Syarat-syarat ihtikār yang diharamkan di antaranya:

a. Menimbun dengan menunggu waktu harganya tinggi b. Menimbun pada waktu yang dibutuhkan.

c. Sesuatu yang ditimbun melebihi kebutuhannya.

d. Sesuatu yang ditimbun adalah barang yang dibeli.

e. Sesuatu yang ditimbun adalah bahan makanan.

f. Menimbun pada waktu tertentu.23

Pendapat kedu , di nut oleh se gi n pengikut Sy fi„i, sm „iliy h d n sebagaian Imamiyah. Menurut paham mereka ihtikār adalah makruh. Alasannya, seseorang mempunyai kekuasaan atas hartanya dan mereka bebas melakukan jual beli yang sesuai dengan kehendak mereka.24

D. Implikasi Monopoli Terhadap Pertumbuhan Ekonomi.

Implikasi menurut KBBI dapat diartikan keterlibatan atau keadaan terlibat, atau yang termasuk atau tersimpul; yang disugestikan, tetapi tidak dinyatakan. Dalam konteks implikasi monopoli terhadap pertumbuhan ekonomi, ada baiknya ditinjau dahulu dari segi kelebihan dan kekurangan monmopli tersebut sebagai berikut :

1. Kelebihan Pasar Monopoli.

a. Munculnya kreativitas dan inovasi.

Ketika suatu pasar dikuasai oleh satu penjual atau beberapa penjual terhadap suatu produk, baik barang maupun jasa, maka kreativitas dan inovasi terhadap

(9)

pengembangan produk tersebut muncul. Hal ini diakibatkan karena munculnya kekhawatiran bahwa suatu saat akan muncul perusahaan atau penjual kompetitor yang akan menyainginya. Hal yang dapat dilakukan agar para calon pembeli tetap setia untuk bertransaksi di satu penjual, si penjual dapat berinovasi dan berkreativitas menciptakan produk unggulan diharapkan bisa menarik calon pembeli untuk tidak pindah ke penjual lain.

b. Adanya hak cipta atau hak paten.

Kelebihan lain dari terjadinya praktik monopoli di pasar adalah kepemilikan hak cipta atau hak paten. Hal ini menyebabkan tidak adanya pengakuan dari penjual atau perusahaan lain atas hak cipta atau hak paten yang telah dimiliki oleh penjual tersebut. Selain itu, dengan memiliki hak cipta atau hak paten, penjual atau perusahaan dapat dengan leluasa berkuasa mempraktikkan monopoli di dalam pasar.

c. Kecilnya peluang untuk berkompetisi.

Pihak penjual tidak memiliki kompetitor yang berarti sehingga pertentangan yang terjadi di pasar akibat persaingan dapat berkurang. Terlebih lagi bilamana monopoli dipegang oleh badan usaha milik negara, maka akan mudah terciptanya pemenuhan kebutuhan yang adil dan merata, yaitu selama dijalankan dengan benar dan adil.

2. Kekurangan Pasar Monopoli.

a. Memicu perkembangan pasar gelap.

Monopoli itu sendiri tanpa disadari akan dapat praktik monopoli di pasar terus dilakukan adalah dapat memicu terciptanya pasar gelap dan transaksi ilegal.

Di pasar gelap dapat mengakomodasi kebutuhan para pembeli untuk barang yang sama atau menyerupai dengan harga cenderung lebih murah. Hal itu disebabkan beberapa faktor di antaranya luput dari pajak resmi dan biaya lainnya.

b. Terjadinya kemungkinan eksploitasi konsumen dan pekerja.

Kemungkinan eksploitasi bisa saja terjadi dalam perusahaan atau penjual yang memonopoli, maksudnya karena perusahaan atau penjual memproduksi produk dengan harga yang lebih tinggi dari pada biaya marginalnya. Dengan alasan ini menyebabkan para calon pembeli/konsumen harus membayar produk dengan harga yang lebih tinggi. Selain itu, para pekerja bisa mendapatkan upah yang lebih rendah dengan beban kerja yang cukup tinggi.

(10)

c. Munculnya ketidakadilan.

Di pasar semacam ini kekuatan produsen yang bersifat mutlak, sehingga memungkinkan terjadinya ketidakadilan terhadap para penjual yang sama-sama berjualan di pasar tersebut.

E. Penutup

Suatu pasar dikatakan monopoli di mana hanya ada satu atau beberapa penjual dengan banyak konsumen. Dalam praktiknya, pelaksanaan monopoli dalam pasar tidak hanya dapat memberikan banyak keuntungan, tetapi juga bisa menyebabkan kerugian bagi pembeli.

Di dalam pandangan ekononi Islam, ada keadaan tertentu dimana monopoli dan penetapan harga bisa dilakukan yaitu jika keadaan harga di pasaran melonjak tinggi. Tentunya, yang lebih berhak mengendalikan monopoli dan penetapan harga adalah penguasa dengan syarat untuk kemaslahatan orang banyak. Monopoli dan penetapan harga pada dasarnya merugikan orang banyak.

Oleh sebab itu, keduanya dapat diberlakukan dalam keadaan tertentu saja dalam keadaan terpaksa dan harga tidak stabill, demi kebutuhan hajat dan kemaslahatan orang banyak.

Islam berdasarkan Alquran dan hadis dengan tegas melarang monopoli tanpa hak, atau yang tanpa alasan yang dapat dibenarkan oleh agama. Dengan demikian monopoli atau ihtikār adalah haram, maka jauhilah dan cegahlah.

(11)

Pustaka Acuan:

Adiwarman A. Karim, 1996. Ekonomi Mikro Islam, (Cet. 4, Ed. 3; Jakarta:

Rajawali Pers

Afifi, Ahmad Mustafa, 2003. Al-Ihtikār wa Mauqif asy-Syarī„ah al-Islāmiyyah minhu fi Ithār al-„Ilāqāh al-Iqtishadiyyah al-Mu„ashirah, Al-Qāhi h:

Maktabah Wahbah.

Al Marbawy, Idris, 1982. Kamus Bahasa Arab, B ndung: Al ‟ if.

An-Nabhani, Taqyuddin, 1996. Membangun Sistem Ekonomi Alternatif;

Perspektif Islam, Surabaya: Risalah Gusti,.

Ilfi Nur Diana, 2012 Hadist-hadist Ekonomi, Malang: uin maliki press.

J.S Badudu dan Muhammad Zain Sultan, 1994. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan,.

M. Umar Burhan, 2006. Konsep Dasar Teori Ekonomi Mikro: Disertai Contoh- Contoh Soal dan Penyelesainanya, (Cet. 1; Malang: Badan Penerbit Fakultas Ekonomi Brawijaya,.

Quraish Shihab, M, 2002. Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan dan Keserasian Alquran, Jakarta: Lentera Hati, Vol. 8.

Yusuf Al-Qaradhawi. 1997, Peranaan Nilai dan Moral dalam Perekonomian Islam, penerjemah : Didin Hafidhudin dkk, Jakarta : Robbani Press.

Yusuf Al-Qaradhawi, 1997. Norma dan Etika Ekonomi Islam (Cet. 1, Jakarta:

Gema Insani Press,), h. 18988. Lihat juga Yusuf Qaradawi .

.Jurnal :

Ahmad Zaini, 2018.: Ihtikar dan Tas‟ir dalam Kajian Hukum Bisnis Syariah dalam Tawazun: Journal of Sharia Economic Law P-ISSN: 2655-9021, E- ISSN: 2655-9579 Volume 1, Nomor 2, September.

Jurnal Manajemen Industri Dan Logistik Vol. 1 No. .2, November 2017 Politeknik APP Jakarta, Kementerian Perindustrian, diakses pada tgl. 2 Februari 2019.

Jurnal Ahkam Hukum Islam,Vol. 1, No. 1, 2013.

Internet :

Media, Kompas Cyber. “Latar Belakang VOC Mampu Memonopoli Perdagangan Rempah-Rempah Halaman all”. KOMPAS.com. Diakses tanggal 2021-02- 04.

(12)

Dahlan, Abdul Aziz (ed.). Ensiklopedi Hukum Islam, (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1996), h. 655. Sumber : Kitab Asbabun Nuzul (Latar Belakang Historis Turunnya Ayat-Ay t Al Qu ‟ n) d l m https://www.syahida.com/2015/01/08/1213/asbabun-nuzul-sebab-turunnya- ayat-ayat-al-quran-surat-al-hajj-ayat-25/#ixzz6lW93lhsB, diakses pada tanggal 04.02.2021

https://fisipol.uma.ac.id/apa-itu-politik-ekonomi/, dari ihttps://corporatefinanceinstitute.

com/resources/knowledge/economics/political-diakses pada 04-01-2021.

uludi Ali, “Pasar Bebas Dalam Perspektif Ekonomi Islam,” d l m Ju n l Ahkam Hukum Islam,Vol. 1, No. 1, 2013.

(13)

Endnote :

1 Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.

2Dari Media, Kompas Cyber. “Latar Belakang VOC Mampu Memonopoli Perdagangan Rempah-Rempah Halaman all”. KOMPAS.com. Diakses tanggal 2021-02-04.

3Adiwarman A. Karim, Ekonomi Mikro Islam, (Cet. 4, Ed. 3; Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 173.

4J.S Badudu dan Muhammad Zain Sultan, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Pustaka Sinar Harapan, 1994), h. 907.

5Winarno Sigit dan Ismaya Sujana, Kamus Besar Ekonomi, (Cet. 3; Bandung: Pustaka Grafik, 2010), h. 319.

6M. Umar Burhan, Konsep Dasar Teori Ekonomi Mikro: Disertai Contoh-Contoh Soal dan Penyelesainanya, (Cet. 1; Malang: Badan Penerbit Fakultas Ekonomi Brawijaya, 2006), h. 189.

7Yusuf Al-Qaradhawi, Norma dan Etika Ekonomi Islam (Cet. 1, Jakarta: Gema Insani Press,1997), h. 189.

8Yusuf Al-Qaradhawi, Norma dan Etika Ekonomi Islam, penerjemah : Zainal Arifin dan Dahlia Husin, (Jakarta : Gema Insani, 1997), h.190.

9Lussier, Robert N. Achua, Christopher F. (2010). LEADERSHIP Theory, Application, &

Skill Development 4th edition. USA: South-Western Cengage Learning, dalam Jurnal Manajemen Industri Dan Logistik Vol. 1 No. .2, November 2017 Politeknik APP Jakarta, Kementerian Perindustrian, diakses pada tgl. 2 Februari 2021..

10Yusuf Al-Qaradhawi, Peranaan Nilai dan Moral dalam Perekonomian Islam, penerjemah : Didin Hafidhudin dkk, (Jakarta : Robbani Press, 1997), h. 321.

11Ahmad Zaini: Ihtikar dan Tas‟ir dalam Kajian Hukum Bisnis Syariah dalam Tawazun:

Journal of Sharia Economic Law P-ISSN: 2655-9021, E-ISSN: 2655-9579 Volume 1, Nomor 2, September 2018, h. 187-188. Lihat juga Yusuf Qaradawi, 1997: 190.

12https://fisipol.uma.ac.id/apa-itu-politik-ekonomi/, dari ihttps://corporatefinanceinstitute.

com/resources/knowledge/economics/political-diakses pada 04-01-2021.

13An-Nabhani, Taqyuddin, Membangun Sistem Ekonomi Alternatif; Perspektif Islam, (Surabaya: Risalah Gusti, 1996).

14 uludi Ali, “Pasar Bebas Dalam Perspektif Ekonomi Islam,” dalam Jurnal Ahkam Hukum Islam,Vol. 1, No. 1, 2013, h.. 88.

15Q. S. Al-Baqarah : 2; 2.

16Afifi, Ahmad Mustafa, Al-Ihtikār wa Mauqif asy-Syarī„ah al-Islāmiyyah minhu fi Ithār al-

„Ilāqāh al-Iqtishadiyyah al-Mu„ashirah. (Al-Qāhi h: kt h W h h. 2003), h. 102

17Ibid.

18Dahlan, Abdul Aziz (ed.). Ensiklopedi Hukum Islam, (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1996), h. 655.

19Sumber : Kitab Asbabun Nuzul (Latar Belakang Historis Turunnya Ayat-Ay t Al Qu ‟ n) dalam https://www.syahida.com/2015/01/08/1213/asbabun-nuzul-sebab-turunnya-ayat-ayat-al- quran-surat-al-hajj-ayat-25/#ixzz6lW93lhsB, diakses pada tanggal 04.02.2021.

20Q. S. surat al-Anfãl : 34.

21Afifi, Ahmad Mustafa, Al-Ihtikār wa Mauqif asy-Syarī„ah ...,h. . 228

22Ibid .. h. 103-106

23Ibid .. h. 120.

24Ibid .. h. 108.

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Yonekawa (1992:165) monka yang merupakan zokugo ( 俗 語 ) dalam percakapan tersebut merupakan frase yang mengalami pengurangan unsur dari kata dasarnya atau

Peta Satuan Lahan ini sebagai dasar dari kualitas lahan dari daerah penelitian yang didalamnya terdapat informasi berupa sifat fisik tanah dan sifat lingkungan daerah

Penelitian ini dilatarbelakangi dengan adanya kebutuhan akan modul pembelajaran bahasa Inggris bagi mahasiswa keperawatan tingkat II khususnya di Akademi Keperawatan Panca

Morfologi darah dapat dilihat dari 4 kategori, yaitu bentuk, ukuran, warna, dan struktur intra seluler. Eritrosit pada ikan memiliki inti berbentuk oval dengan kedua ujungnya

Berdasarkan Tabel 3, diperoleh informasi bahwa kendala utama introduksi solid sawit ke tingkat petani adalah sulit memperoleh solid karena lokasi pabrik pengolahan yang jauh dan

Berdasarkan hasil pemeriksaan diketahui  bahwa konsentrasi repellent ekstrak Daun Salam yang tidak berbeda secara signifikan dengan  jumlah nyamuk  Aedes aegypti   yang

Metode ini merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Bentuk kontrak pertanian yang dilakukan petani, baik pada lapisan 1 maupun pada lapisan 2 dengan perusahaan inti adalah melalui ikatan