• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah alkohol berasal dari bahasa Arab Al Kuhl, yang artinya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah alkohol berasal dari bahasa Arab Al Kuhl, yang artinya"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Alkohol 1. Pengertian Alkohol

Istilah alkohol berasal dari bahasa Arab Al Kuhl, yang artinya sari pati atau inti sari. Secara alami alkohol dapat terjadi pada buah- buahan yang terlalu masak seperti durian, nangka, mangga dan sebagainya. Secara buatan alkohol dapat dibentuk melalui proses fermentasi dari sumber-sumber karbohidrat oleh mikroba yang ditumbuhkan pada bahan tersebut. Mikroba ini banyak jenisnya, sehingga mampu menghasilkan bermacam- macam minuman beralkohol, misalnya Saccaromyces cereviseae yang telah lama digunakan, dan Kiuyveremyces Fragilis. (Toni Sugiarto, 1994).

Alkohol yang dikenal sehari- hari yang terdapat dalam minuman, adalah etanol dengan rumus kimia C2H5OH, etanol adalah jenis alkohol yang paling

popular dan banyak digunakan dalam berbagai industri. Senyawa ini dapat diproduksi dari setiap bahan yang mengandung karbohidrat (gula). Bahan baku yang digunakan beragam seperti biji-bijian, umbi- umbian, buah-buahan, tanaman palma dan limbah hasil pertanian. Industri etanol telah dikenal cukup lama dan diproduksi secara besar-besaran. Metode pembuatan alkohol bisa dilakukan dengan proses fermentasi atau dengan cara sintesis. (Toni Sugiarto, 1994).

(2)

Minuman beralkohol banyak beredar di pasaran dengan bermacam-macam nama, bentuk dan kadar alkoholnya. Nama-nama yang popular antara lain beer, Ak, porter. Sterut, Tuak, Wisky, Brandy, Rum, Gin, Vodka, Spirit, semua minuman ini mempunyai sifat memabukkan, baik dalam kadar atau konsentrasi alkohol yang rendah dengan konsentrasi yang tinggi. (Toni Sugiarto,1994).

Pada Permenkes RI No. 86 / Men. Kes / Per / IV/77 disebutkan bahwa yang dimaksudkan dengan minuman keras adalah minuman beralkohol tetapi bukan obat. Minuman beralkohol ini dibedakan menjadi 3 golongan, yaitu : 1. Minuman keras golongan A dengan kadar alkohol 1 s/d 5 %.

2. Minuman keras golongan B dengan kadar alkohol 5 s/d 20 %. 3. Minuman keras golongan C dengan kadar alkohol 20 s/d 55 %.

Menurut batasan Standar Industri Internasional SII bahwa yang disebut minuman keras hanyalah yang mengandung lebih dari 24 % alkohol. Minuman-minuman yang mengandung alkohol tersebut menekan susunan syaraf pusat, sehingga lama-kelamaan orang yang meminum akan kehilangan kontrol (Editor Kurt Jane Isselbacher, 1995).

2. Alkohol dan Pengaruhnya

Alkohol mempunyai berbagai pengaruh dengan tubuh kita bila masuk dalam peredaran darah seseorang yang meneguk setetes alkohol, ia tak sadar sebenarnya sedang merusak sel-sel otaknya sendiri. Alkohol juga berdampak negatif pada jantung dan sirkulasi hati, ginjal, fungsi seksual (Peter. C. Hayes, 1990).

(3)

3. Alkohol dan Rangsangan Produksi Enzim

Alkohol bukan saja merangsang mikrosom dan memproduksi banyak enzim, tetapi juga menyebabkan kerusakan hati biarpun peminum itu dalam kondisi dan status yang baik.

B. Pengertian Peminum

Peminum adalah orang yang mempunyai kebiasaan minum- minuman keras secara rutin. Bila terjadi suatu depresan dan intoksikan susunan syaraf pusat, maka akan terjadi ketidak sadaran diri beserta efek psikis dan fisiknya, yang sering dikenal dengan istilah mabuk. Sedangkan istilah pemabuk diartikan sebagai orang yang menggunakan secara berulang kali minuman beralkohol, sehingga membahayakan fisik, jiwa maupun kehidupan sosial bagi dirinya maupun orang lain (Toni Sugiarto, 1994).

C. Tinjauan Umum Penyakit Hati Alkoholik.

Hati adalah organ yang terbesar dalam badan kita dengan berat 1200 – 1500 gram. Pada orang dewasa kurang lebih 1 / 50 dari berat badannya, sedangkan pada bayi kurang lebih 1/18 dari berat bayi tersebut (C.H. Gips dan J. H. P. Wilson, 1989).

(4)

1. Fungsi Hati

Hati selain salah satu organ di badan kita yang terbesar, juga mempunyai fungsi yang terbanyak. Fungsi dari hati dapat dilihat dari organ keseluruhannya dan dapat dilihat dari sel-sel hati.

Secara rinci fungsinya :

a. Mengatur kadar berbagai za t makanan yang diserap usus. b. Mengatur kadar berbagai substansi yang terdapat dalam darah.

c. Mengemilinasi sampah metabolik yang berasal dari berbagai “tubuh sendiri” maupun sampah metabolik yang berasal dari benda-benda asing.

d. Membantu mengatur suhu badan (C.H. Gips dan J.H.P. Wilson, 1989).

2. Kelainan Hati Akibat Obat dan Alkohol

Alkohol bisa mempengaruhi beberapa organ tubuh kita. Organ tubuh yang paling sering diserang adalah hati. Walaupun alkohol dapat menimbulkan kerusakan hati, biasanya bukannya sirosis hati yang terjadi tetapi tipe peradangan lainnya dan keadaan ini dapat pulih kembali apabila kebiasaan minum alkohol dihentikan. Jumlah alkohol yang diminum dapat dihitung dalam satuan unit. Misalnya setengah kaleng bir (300 Carrie Louise) setara dengan satu unit. Gangguan hati tidak langsung timbul kecuali setelah beberapa kali bagi peminum berat. Sebagai contoh gangguan hati timbul pada orang-orang yang secara teratur mengkonsumsi dua unit alkohol per hari selama 10 tahun atau lebih. (Soewignjo Soemaharjo, 1983).

(5)

Alkohol merupakan unsur kimia dengan rumus bangun C2H5OH, yang

akan diuraikan oleh enzim-enzim dalam hati menjadi air dan karbondioksida. Jika hati rusak, maka sistem penguraian tersebut tidak berjalan dan menyebabkan kadar alkohol dalam darah tetap tinggi dalam waktu lama. Hal ini dapat menerangkan mengapa pada penderita sirosis hati sedikit saja meminum alkohol sudah cukup untuk membuatnya mabuk. Kalau seseorang minum alkohol secara teratur, yang pertama terjadi pada hati adalah ukurannya berta mbah besar juga beberapa macam enzim hati yang berfungsi menguraikan zat kimia termasuk alkohol dipaksa untuk bekerja lebih cepat. Hal ini menyebabkan jika orang tersebut minum obat, maka obat tersebut tidak dapat bekerja sempurna, karena diuraikan terlalu cepat oleh enzim- enzim hati. (Editor Kurt Jane Isselbacher, 1995).

3. Jenis Penyakit Hati Alkoholik

Penyakit hati alkohol disebut penyakit hati alkoholik. Adapun bermacam- macam jenisnya adalah perlemahan hati, yaitu kelainan jinak dan reversibal yang terjadi akibat efek buruk alkohol pada metabolisme lipid yang menimbulkan oksidasi asam lemak menurun dan lipogenesis hati meningkat. (Peter C. Hayes, 1990).

(6)

D. Bilirubin

1. Metabolisme Bilirubin

Bilirubin adalah anion organik yang berwarna orange dengan berat molekul 584. Asal mula bilirubin dibuat dari heme yang merupakan gabungan protofarkirin dengan besi, 80 % heme berasal dari heme non eritrosit seperti mioglobin, sitokrom, katalase dan peroksidase serta hasil system eritropoetik yang tidak efektif oleh enzim hemoksigenase, heme dirubah menjadi biliverdin yang berlangsung di dalam jaringan system RES (Retikulum Endotelial Sistem). Bilirubin yang masuk ke dalam darah akan diikat oleh albumin dan dibawa ke hati. Bilirubin ini mempunyai darah larut yang tinggi terhadap lemak dan kecil sekali terhadap air, sehingga pada reaksi Van den Berg zat ini harus dilarutkan dahulu dengan methanol atau ethanol oleh karena itu disebut bilirubin indirek. Bilirubin indirek mudah memasuki hepatosit berkat adanya protein akseptor sitompasmik Y dan Z hepatosit. Proses tersebut dapat dihambat oleh organik seperti asam Flavasidik dan bahan kolestografik.

Di dalam hepatosit bilirubin akan diikat oleh asam glukoronat yang berasal dari asam puridine difosglukoronat dengan bantuan enzim glukoronil tranferase. Hasil gabungan ini larut dalam air, sehingga disebut bilirubin direk atau bilirubin terikat. Selain dalam bentuk diglukoronida dapat juga dalam bentuk monoglukoronida atau ikatan dengan glukosa, xylosa, dan sulfat. Biliribin konyugasi dikeluarkan melalui proses yang tergantung dari energi ke dalam sistem bilier. Biliribin yang diekresikan ke dalam usus akan diubah menjadi sterkobilin.

(7)

Bilirubin direk atau bilirubin konjugatif dikeluarkan melalui membran kanalikuli ke saluran empedu. Proses ini terbatas.

Bilirubin direk ditampung dalam kantong empedu yang kemudian dikeluarkan ke saluran pencernaan. Di dalam saluran ini bilirubin direk akan direduksi oleh bakteri menjadi urobilinogen. Sebagian urobilinogen akan diserap oleh usus, masuk ke dalam darah dan selanjutnya akan dikeluarkan oleh ginjal bersama air kemih. Bilirubin direk sebagian besar diserap oleh ileum terminal secara aktif. Sebagian kecil yang tidak diserap masuk ke dalam kolom dirusak oleh bakteri usus menjadi bilirubin indirek (Rusepno Hassan, 1985).

Sekitar 85 % bilirubin dibentuk oleh pemecahan sel darah merah tua dalam sistem terikuloendotel. Setiap hari sekitar 50 ml darah dihancurkan, menghasilkan 200 – 250 mg bilirubin. Sekitar 15 % pigmen empedu total tidak tergantung pada mekanisme ini, tetapi berasal dari destruksi sel eritrosit matang dalam sumsum tulang, terutama dalam hati. Pada katabolisme hemoglobin (terutama terjadi dalam limpa) globin mula- mula berdisosiasi dari heme, setelah itu heme diubah menjadi biliverdin. Bilirubin tak terkonjugasi, berikatan lemah dengan albumin, ditransfor dalam darah ke sel-sel hati. Metabolisme bilirubin oleh sel hati memerlukan tiga langkah yaitu : pengambilan (up take), konyugasi dan ekskresi .Pengambilan oleh sel ha ti memerlukan protein sitoplasma atau protein akseptor, yang diberi simbul sebagai protein yang Z. Konjugasi molekul bilirubin dengan asam glikoronat berlangsung dalam reticulum endoplasma sel hati. Langkah ini bergantung pada adanya glukoronil transferease, yaitu enzim yang

(8)

mengkatalisis reaksi. Konjugasi molekul bilirubin sangat mengubah sifat-sifat bilirubin. Biliribin terkonjugasi tidak larut dalam lipid, larut dalam air, dan dapat diekskresi dalam urine. Sebaliknya bilirubin tak terkonjugasi larut dalam lipid, tidak larut dalan air, dan tidak dapat diekskresi dalam urine. Transport dapat dieskresi dalam urine. Sebaliknya bilirubin tak terkonjugasi larut dalam lipid, tidak larut dalam air, dan tidak dapat diekskresi dalam urine. Transport bilirubin terkonjugasi melalui membram sel dan sekresi ke dalam kanalikuli empedu oleh proses aktif merupakan langkah akhir metabolisme bilirubin dalam hati. Dalam rangka dalam empedu, bilirubin harus di konjugasi. Bilirubin terkonjugasi kemudian diekskresi melalui saluran empedu ke usus halus. Bakteri usus halus mereduksi bilirubin terkonjugsi menjadi sederet senyawa yang dinamakan sterkobilin atau urobilinogen. Zat-zat ini menyebabkan feses berwarna coklat. Sekitar 10 – 20 % urobilinogen mengalami siklus entero hepatic, sedangkan sejumlah kecil diekskresi dalam urine (Sylvia A. P. Lorraine M.W., 1994).

E. Pemeriksaan Bilirubin

1. Pemeriksaan Bilirubin Secara Semi Kuantitatif a. Percobaan Busa

Melakukan pengocokan terhadap sampel urine dalam tabung reaksi, bila terjadi busa kuning yang lama menghilang menunjukkan adanya bilirubin dalam urine.

(9)

b. Percobaan Horrsison

Bilirubin yang ada dalam urine dipekatkan di atas kertas saring dengan jalan mempresipitatkan fospat- fospat dalam urine menggunakan BaCl2 dan bilirubin

melekat pada presipitat kemudian. Bilirubin tersebut dioksidasi menjdi bilverdine yang berwarna hijau dengan reagen fouchet.

c. Modifikasi Percobaan Horrison

Dengan menggunakan kertas saring yang dipotong kira-kira 10 x 1 cm lalu direndam dalam larutan BaCl2 jenuh kemudian dikeringkan. Kertas saring

dimasukkan dalam urine kira-kira 30 detik – 2 menit, diangkat dikeringkan kemudian ditetesi reagen fouchat. Jika terjadi warna hijau menunjukkan adanya bilirubin.

d. Cara dengan Carik Celup

Reaksi yang terjadi pada pemeriksaan ini adalah reaksi diazotisasi antara bilirubin dengan urine dan semacam senyawa diazo pada carik celup. Warna yang terjadi pada reaksi ini ditentukan oleh jenis senyawa diazo yang dipakai, sedangkan intensitasnya dapat menunjukkan banyaknya bilirubin.

2. Pemeriksaan Bilirubin Total Secara Kuantitatif a. Metode Jendrassik – Groff

Prinsip : bilirubin bereaksi dengan diazotizedsulfanilic acid dan membentuk suatu zat warna merah dalam larutan alkali. Bilirubin direk yang bisa larut dalam air bereaksi langsung sedangkan bilirubin indirek hanya beraksi bila ada aselerator.

(10)

Bilirubin total di dalam serum atau plasma ditentukan dengan menggunakan metode Jendrassik Groff yaitu dengan mengikatkannya diazotized sulfanilic acid setelah menambahkan caffeine, sodium benzoat dan sodium acetate. Azobiliribin yang berwarna biru akan terbentuk dalam larutan fehling II. Senyawa biru ini juga ditentukan secara selektif dengan adanya hasil yang berwarna kuning kehijauan. Secara fotometri diukur pada panjang gelombang 578 nm.

b. Metode DPD (Dichloroheniyl Diazonium)

Prinsip : biliribin indirek yang yan terikat oleh albumin dibebaskan dengan adanya detergen. Bilirubin total akan bereaksi dengan garam 2,5 – dichiorop-henil diazonium (DPD) dan membentuk zat warna merah (Merchotest).

Referensi

Dokumen terkait

Penyakit Jantung Koroner atau penyakit jantung iskemik adalah penyakit jantung yang timbul akibat penyumbatan sebagian atau total dari satu atau lebih pembuluh darah koroner dan

Penderita thalasemia, zat besi yang ditinggalkan sel darah merah yang rusak akan menumpuk dalam organ tubuh seperti hati dan dapat mengganggu fungsi organ

Protein juga sebagai komponen lipoprotein yang berfungsi mentransportasi vitamin yang larut dalam lemak dan metabolit lemak yang lain, sebagai komponen enzim yang

Zat besi adalah zat yang mengikat oksigen dalam darah sehingga apabila zat besi ini berkurang akan membuat darah kita tidak menyebar dengan baik atau disebut juga

Inti dari teori ini adalah kuatnya keinginan seseorang untuk melakukan sesuatu bergantung pada harapan bahwa apa yang akan dilakukan nanti memiliki suatu hasil tertentu dan

Kolesterol yaitu komponen lemak yang terdapat pada pembuluh darah semua binatang dan juga manusia yang mempunyai sifat tidak larut dan berbentuk seperti lilin

Lakes dibuat dengan mempresipitasikan satu tau lebih zat warna yang larut air di dalam satu atau lebih substrat yang tidak larut dan mengikatnya sedemikian rupa (biasanya

a) Cedera otot, kontraksi otot yang berlangsung lama dapat mengurangi aliran darah. Akibatnya, zat-zat yang dihasilkan oleh otot tidak dapat dibuang dengan cepat