• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Hemoglobin 1. Pengertian

Hemoglobin adalah protein yang kaya akan zat besi. Ia memiliki afinitas (daya gabung) terhadap oksigen dan dengan oksigen itu membentuk oxihemoglobin di dalam sel darah merah. Dengan melalui fungsi ini maka oksigen di bawa dari paru-paru ke jaringan-jaringan (Evelyn, 2005).

Hemoglobin merupakan protein berpigmen merah yang terdapat pada eritrosit. Tiap eritrosit mengandung sekitar 640 juta molekul hemoglobin. Berfungsi mengikat dan membawa oksigen dari paru untuk diedarkan ke seluruh jaringan tubuh (Arisman, 2005).

2. Batas kadar hemoglobin dalam tubuh menurut WHO (2005)

Darah orang normal mengandung sekitar 15 gram hemoglobin dalam 100 ml darah, dan tiap gram hemoglobin dapat berikatan maksimal dengan 1,34 ml oksigen yang berarti bahwa rata-rata 15 gram hemoglobin dalam 100 ml darah dapat bergabung dengan hampir 20 ml oksigen bila saturasi hemoglobin 100 persen. Cut off point kriteria WHO tahun 2005, dinyatakan anemia bila

a. Laki-laki dewasa : Hb < 13 g/dl b. Perempuan dewasa : Hb < 12 g/dl c. Perempuan hamil : Hb < 11 g/dl

d. Anak umur 6-11 tahun : Hb < 11,5 g/dl e. Anak umur 6 bulan-5 tahun : Hb < 11 g/dl

Kadar hemoglobin pada wanita dewasa dapat digolongkan berdasarkan tiga tingkatan yaitu : normal jika kadar Hb ≥ 12,0 g/dl, anemia ringan jika kadar Hb 10,0-11,00 g/dl, dan anemia berat jika kadar Hb ≤ 8,0-9,9 g/dl (Depkes RI, 2003). Selain kriteria WHO (2005), terdapat juga kriteria klinik anemia yang umumnya di pakai di Indonesia, yaitu ; Hb < 10 g/dl, Ht < 30%, Eritrosit < 2,8 juta/mm (Irianti, 2008).

(2)

Derajat anemia antara lain ditentukan oleh kadar hemoglobin. Derajat anemia perlu disepakati sebagai dasar pengelolaan kasus anemia. Klasifikasi derajat anemia yang umumnya dipakai adalah sebagai berikut (Smeltzer, 2002) :

a. Ringan sekali : Hb < 10 g/dl – cut off point b. Ringan : Hb < 8 g/dl – 9,9 g/dl

c. Sedang : Hb < 6 g/dl – 7,9 g/dl d. Berat : Hb < 6 g/dl

3. Manfaat Hemoglobin.

Hemoglobin di dalam darah membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh dan membawa kembali karbondioksida dari seluruh sel ke paru-paru untuk di keluarkan dari tubuh. Mioglobin berperan sebagai reservoir oksigen : menerima, menyimpan dan melepas oksigen di dalam selsel otot. Sebanyak kurang lebih 80% besi tubuh berada di dalam hemoglobin (Sunita, 2005).

Menurut Depkes RI (2005) adapun manfaat hemoglobin antara lain : a. Mengatur pertukaran oksigen dengan karbondioksida di dalam jaringan-

jaringan tubuh.

b. Mengambil oksigen dari paru-paru kemudian dibawa ke seluruh jaringanjaringan tubuh untuk dipakai sebagai bahan bakar.

c. Membawa karbondioksida dari jaringan-jaringan tubuh sebagai hasil metabolisme ke paru-paru untuk di buang.

4. Faktor-faktor mempengaruhi kadar hemoglobin

Beberapa faktor yang mempengaruhi kadar hemoglobin adalah menurut Zarianis (2006) :

a. Perdarahan

Ketika mengalami perdarahan yang cepat, tubuh akan berusaha mengganti cairan plasma dalam waktu satu sampai tiga hari yang akan menyebabkan konsentrasi sel darah merah menjadi rendah. Bila perdarahan tidak berlanjut maka konsentrasi sel darah merah akan kembali ke keadaan normal dalam waktu tiga sampai enam minggu. Pada

(3)

kehilangan darah yang kronik, tubuh tidak dapat mengabsorbsi cukup besi dari usus untuk membentuk hemoglobin secepat darah yang hilang. Maka terbentuklah sel darah merah yang berukuran jauh lebih kecil dari ukuran normalnya dan mengandung sedikit hemoglobin. Keadaan ini dapat menimbulkan anemia.

b. Kelainan pada sel darah merah

Berbagai kelainan sel darah merah banyak didapat secara keturunan. Sel-sel darah merah bersifat rapuh sehingga akan mudah pecah ketika melewati kapiler terutama ketika melalui limpa. Kelainan sel darah merah dapat berupa ukurannya yang sangat kecil dan berbentuk sferis, terdapat kandungan hemoglobin abnormal dalam darah serta reaksi antibodi yang abnormal dalam darah yang menyebabkan rapuhnya sel darah merah. Keadaan-keadaan tersebut dapat menyebabkan keadaan anemia yang parah.

c. Usia

Semakin bertambah usia manusia maka akan semakin mengalami penurunan fisilogis semua fungsi organ termasuk penurunan sum-sum tulang yang memproduksi sel darah merah. Selain itu kemampuan sistem pencernaan dalam menyaerap zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh terutama dalam hal ini adalah Fe juga berkurang. Sehingga pada orang tua atau usia lanjut mudah mengalami penurunan kadar hemoglobin jika terjadi perdarahan atau ketika melakukan aktivitas berat.

Pada orangtua toleransi terhadap penurunan kadar hemoglobin kurang baik karena adanya efek kekurangan oksigen pada organ jika terjadi gangguan kompensasi kardiovaskular normal (peningkatan curah jantung karena peningkatan volum sekuncup dan takikardia).

d. Aktivitas fisik

Kegiatan fisik yang berat seperti olahraga dapat meningkatkan resiko penurunan kadar hemoglobin. Hal ini dikarenakan saat berolahraga meningkatkan kebutuhan metabolik sel-sel otot. Dimana dalam sistem metabolik tubuh dibutuhkan oksigen yang memadai sedangkan oksigen

(4)

dibawa oleh hemoglobin. Jika pembentuk hemoglobin yaitu Fe dalam tubuh tidak memadai maka produksi hemoglobin juga dapat menurun. e. Kecukupan Besi dalam tubuh

Menurut Parakkasi, besi dibutuhkan untuk produksi hemoglobin, sehingga anemia gizi besi akan menyebabkan terbentuknya sel darah merah yang lebih kecil dan kandungan hemoglobin yang rendah. Besi juga merupakan mikronutrien essensil dalam memproduksi hemoglobin yang berfungsi mengantar oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh, untuk diekskresikan ke dalam udara pernafasan, sitokrom, dan komponen lain pada sistem enzim pernafasan seperti sitokrom oksidase, katalase, dan peroksidase. Besi berperan dalam sintesis hemoglobin dalam sel darah merah dan mioglobin dalam sel otot. Kandungan ± 0,004% berat tubuh (60-70%) terdapat dalam hemoglobin yang disimpan sebagai feritin di dalam hati, hemosiderin di dalam limfa dan sumsum tulang (Zarianis, 2006).

Penelitian menunjukkan bahwa menambahkan 50-85 gram daging meningkatkan penyerapan zat besi sampai 1,5–4 kali lipat. Protein daging sapi dapat meningkatkan penyerapan 80% lebih baik dibandingkan protein dari daging ayam. Beberapa makanan yang mengandung zat besi antara lain sayuran hijau (daun katuk, bayam, kangkung), daging merah (daging sapi, kerbau, kambing, domba), ikan, tiram, udang, hati sapi, dan kacang-kacangan (Supariasa, 2002).

Kurang lebih 4% besi di dalam tubuh berada sebagai mioglobin dan senyawa-senyawa besi sebagai enzim oksidatif seperti sitokrom dan flavoprotein. Walaupun jumlahnya sangat kecil namun mempunyai peranan yang sangat penting. Mioglobin ikut dalam transportasi oksigen menerobos sel-sel membran masuk kedalam sel-sel otot, sitokrom, flavoprotein, dan senyawa-senyawa mitokondria yang mengandung besi lainnya, memegang peranan penting dalam proses oksidasi menghasilkan Adenosin Tri Phosphat (ATP) yang merupakan molekul berenergi tinggi.

(5)

Sehingga apabila tubuh mengalami anemia gizi besi maka terjadi penurunan kemampuan bekerja (WHO dalam Zarianis, 2006).

Menurut Kartono J dan Soekatri M, kecukupan besi yang direkomendasikan adalah jumlah minimum besi yang berasal dari makanan yang dapat menyediakan cukup besi untuk setiap individu yang sehat pada 95% populasi, sehingga dapat terhindar kemungkinan anemia kekurangan besi (Zarianis, 2006).

f. Metabolisme Besi dalam tubuh

Menurut Wirakusumah, Besi yang terdapat di dalam tubuh orang dewasa sehat berjumlah lebih dari 4 gram. Besi tersebut berada di dalam sel-sel darah merah atau hemoglobin (lebih dari 2,5g), mioglobin (150mg), phorphyrin cytochrome, hati, limfa sumsum tulang (> 200-1500 mg). Ada dua bagian besi dalam tubuh, yaitu bagian fungsional yang di pakai untuk keperluan metabolic dan bagian yang merupakan cadangan. Hemoglobin, mioglobin, sitokrom, serta enzim hem dan non hem adalah bentuk besi fungsional dan berjumlah antara 25-55 mg/kg berat badan Sedangkan besi cadangan apabila dibutuhkan untuk fungsi-fungsi fisiologis dan jumlahnya 5-25 mg/kg berat badan. Feritin dan hemosiderin adalah bentuk besi cadangan yang biasanya terdapat dalam hati, limpa dan sumsum tulang. Metabolisme besi dalam tubuh terdiri dari proses absorpsi, pengangkutan, pemanfaatan, penyimpanan dan pengeluaran (Zarianis, 2006).

g. Ekonomi sosial

Ekonomi sosial meliputi tingkat pendidikann, pekerjaan, lingkungan keluarga dan sekitar berpengaruh terhadap asupan gizi sehari-hari. Tingkat pendidikan yang rendah membuat mereka tidak paham mengenai kebutuhan gizi yang harus dipenuhi setiap harinya untuk menopang kebutuhan tubuh. Terutama kebutuhan tubuh akan zat-zat mikro seperti Fe yang sebenarnya mudah didapatkan dari sayur-sayuran hijau. Pekerjaan mempengaruhi perekonomian sehingga karena terdesak kebutuhan ekonomi yang tidak mencukupi sehingga kebutuhan untuk

(6)

memenuhi asupan gizi diabaikan. Selain itu jenis pekerjaan mempengaruhi aktivitas. Pekerjaan yang menuntut aktifitas yang berat dengan tidak diimbangi oleh asupan gizi yang cukup dapat menyebabkan penurunan kadar hemoglobin baik secara langsung maupun tidak langsung.

5. Metode Pemeriksaan Kadar Hemoglobin (Hb) a. Sahli

Terdapat berbagai cara untuk menetapkan kadar hemoglobin tetapi yang sering dikerjakan di laboratorium adalah yang berdasarkan kolorimeterik visual cara Sahli dan fotoelektrik cara sianmethemoglobin atau hemiglobinsianida. Cara Sahli kurang baik, karena tidak semua macam hemoglobin diubah menjadi hematin asam misalnya karboksi-hemoglobin, methemoglobin dan sulfhemoglobin. Selain itu alat untuk pemeriksaan hemoglobin cara Sahli tidak dapat distandarkan dan mempunyai nilai kesalahan ±10% (Fransisca D.K, 2010).

b. Sianmethemoglobin

Cara sianmethemoglobin adalah cara yang dianjurkan untuk penetapan kadar hemoglobin di laboratorium karena larutan standar sianmethemoglobin sifatnya stabil, mudah diperoleh dan pada cara ini hampir semua hemoglobin terukur kecuali sulfhemoglobin. Pada cara ini kesalahan yang dicapai ± 2% ( Darma, 2008).

Dengan berkembangnya teknologi alat kesehatan yang semakin canggih selain kedua cara pemeriksaan tersebut, kini telah banyak digunakan pemeriksaan darah lengkap dengan menggunakan alat otomatik yang di kenal dengan nama hematology analyser.

Metode sianmethemoglobin adalah metode yang dianjurkan oleh International Commitee for Standardization in Hematology (ICSH) sebab selain mudah dilakukan juga mempunyai standar yang stabil dan hampir semua hemoglobin dapat terukur, kecuali sulfhemoglobin.

Prinsip pemeriksaan hemoglobin dengan metode syanmethemoglobin adalah hemoglobin darah diubah menjadi

(7)

sianmethemoglobin (hemoglobin sianida) dalam larutan yang berisi kalium ferrisianida dan kalium sianida. Absorbansi larutan diukur pada gelombang 546 nm (filter hijau) dengan program C/F dan faktor 36,77. Larutan drabkin yang dipakai pada cara ini mengubah hemoglobin, oksihemoglobin, methemoglobin dan karboksihemoglobin menjadi sianmethemoglobin. Sulfhemoglobin tidak berubah dan karena itu tidak ikut diukur (R.Gandasoebrata, 2007).

Berhubung ketelitian masing-masing cara berbeda, untuk penilaian hasil sebaiknya diketahui cara mana yang dipakai. Nilai rujukan kadar hemoglobin tergantung dari umur dan jenis kelamin.Perempuan hamil terjadi hemodilusi sehingga batas terendah nilai rujukan ditentukan 10 g/dl (Darma, 2008).

6. Dampak Penurunan Kadar Hemoglobin

Fungsi utama dari hemoglobin adalah bergabung dengan oksigen dalam paru dan kemudian melepaskan oksigen ini dalam kapiler jaringan perifer. Sedangkan oksigen merupakan bahan bakar utama dalam setiap proses di setiap organ tubuh. Maka penurunan kadar hemoglobin dalam darah akan mengakibatkan berkurangnya suplai oksigen pada organ-organ tubuh, terutama organ – organ vital seperti otak, dan jantung.

Penurunan kadar hemoglobin yang disebut juga sebagai anemia mempengaruhi viskositas darah. Pada anemia berat viskositas darah dapat mengalami penurunan hingga 1,5 kali viskositas air. Keadaan ini mengurangi tahanan terhadap aliran darah dalam pembuluh darah perifer sehingga menyebabkan peningkatan curah jantung akibat jumlah darah yang mengalir melalui jaringan dan kemudian kembali ke jantung melebihi normal. Hipoksia yang terjadi juga membuat pembuluh darah perifer akan berdilatasi yang berakibat meningkatnya jumlah darah yang kembali ke jantung serta meningkatkan curah jantung yang lebih tinggi. Jadi, keadaan anemia dapat berefek menigkatkan curah jantung dan peningkatan beban kerja pemompaan jantung.

(8)

B. Makanan yang mengandung zat besi 1. Pengertian

Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan setiap saat dan memerlukan pengelolaan yang baik dan benar agar bermanfaat bagi tubuh. Menurut WHO, yang dimaksud makanan adalah : “Food include all substances, whether in a natural state or in a manufactured or preparedform, wich are part of human diet.” Batasan makanan tersebut tidak termasuk air, obat-obatan dan substansi-substansi yang diperlukan untuk tujuan pengobatan (Depkes, 2005).

Zat besi adalah zat yang mengikat oksigen dalam darah sehingga apabila zat besi ini berkurang akan membuat darah kita tidak menyebar dengan baik atau disebut juga anemia. Untuk kita kita harus mengenal apa yang pentingnya zat besi, dan berikut ini pilihan makanan yang penuh dengan zat besi. Zat besi adalah suatu zat dalam tubuh manusia yang erat dengan ketersediaan jumlah darah yang diperlukan (Garrow, 2003).

2. Fungsi zat besi

Menurut Almatsier (2002)

a. Sebagai alat angkut oksigen dari paru-paru ke jaringan b. Sebagai alat angkut eletron pada metabolisme energi

c. Sebagai enzim pembentuk kekebalan tubuh dan sebagai pelarut obat-obatan.

3. Sumber makanan yang mengandung zat besi

a. Zat besi yang berasal dari hewani yaitu daging, ayam, ikan, telur.

b. Zat besi yang berasal dari nabati yaitu kacang-kacangan, sayuran hijau, dan pisang ambon.

Keanekaragaman konsumsi makanan berperan penting dalam membantu meningkatkan penyerapan Fe didalam tubuh. Kehadiran protein hewani, vitmin C, Vitamin A, Asam folat zat gizi mikro lain dapat meningkatkan penyerapan zat besi dalam tubuh. Manfaat lain dari mengkonsumsi makanan sumber zat besi adalah terpenuhinya kecukupan vitamin A,

(9)

karena makanan sumber zat besi biasanya juga merupakan sumber vitamin A (Almatsier, 2002).

4. Jenis makanan yang mengandung sumber zat besi Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM)

DKBM adalah daftar yang memuat susunan kandungan zat-zat gizi berbagai jenis bahan makanan atau makanan. Zat gizi tersebut meliputi energi, protein, lemak, karbohidrat, beberapa mineral penting (kalsium, besi), dan vitamin, (Vitamin A, Vitamin B, Niasin dan Vitamin C).

DKBM ( Daftar Komposisi Bahan Makanan) Per 100 Gram Bahan makanan Fe (mg) Bahan makanan Fe (mg)

Beras giling 0,8 Sawi 1,0

Jagung kuning 2,1 Bengkuang 0,6

Gaplek 1,9 Buncis 1,1

Kentang 0,7 Kacang panjang 6,2

Ketela pohon 0,7 Daun ubi rambat 10.0

Ubi jalar merah 0,7 Daun kecipir 6,2

Tahu 0,8 Daun lobak 3,7

Tempe kedelai murni 10,0 Daun pepaya 0,8

Ayam 1,5 Daun singkong 2,0

Daging kambing 1,0 Jantung pisang 0,1

Daging sapi 2,8 Gambas (oyong) 0,9

Telur ayam 2,7 Kangkung 2,5

Telur bebek (telur itik) 2,8 Kacang buncis 1,1

Ikan segar 1,0 Kacang kapri 1,9

Udang segar 8,0 Katuk 2,7

Bayam 3,9 Kemanggi 2,0

Daun melinjo 4,2 Ketimun 0,3

Beras ketan hitam 0,8 Kecipir buah muda 0,3

Tape singkong (peyem) 0 Kol kembang 1,1

Kerupuk aci 0 Kol merah, kol putih 0,5

Macaroni 0,3 Krokot 3,6

Mie basah 0,8 Labu air 0,6

Mie kering 2,8 Labu siam 0,5

Roti putih 1,5 Lobak 0,6

Tepung beras 0,8 Pare 1,4

Ubi rambat 0,7 Rebung 0,5

Uwi (yam) 1,8 Tauge 2,5

Kornet 4,0 Terong 2,0

Dendeng sapi 0 Tomat masak 0,5

(10)

Hati sapi 66 Apel 0,3

Babat 1,0 Alpukat 0.9

Otak 3,6 Belimbing 1,1

Usus 4,0 Jambu biji 1,1

Bandeng 2,0 Jambu air 0,2

Bawal 2,0 Jeruk 0,2

Ikan Gabus 0,9 Duku 0.9

Ikan asin 2,5 Durian 1,3

Ikan segar 1,0 Kedondong 2,8

Kakap 1,0 Mangga muda 0,8

Kembung 1,0 Nanas 0.3

Keong 1,0 Pepaya 1,7

Kepiting 1,7 Pisang ambon 0,5

Kerang 3,1 Rambutan 0,5

Belut 1,0 Salak 4,2

Pindang 1,3 Sawo 1,0

Rebon kering 21,4 Semangka 0,2

Sarden kaleng 3,5 Sirsak 0,6

Ikan teri 3,0 Srikaya 0,8

Emping belinjo 5,0 Es krim 0,1

Air kelapa muda 0,2 Susu sapi 1,7

Kwaci 6,2 Yoghurt 0,1

Lamtoro (pete cina) 2,7 Keju 1,6

Nangka 1,0 Kuning telur ayam 7,2

Oncom 27,0 Minyak ikan 0

Pala (biji) 4,0 Wijen 9,5

Pete 1,2 Kelapa tua 2,0

Susu kedelai 0,7 Bihun 1,8

Beberapa makanan yang mengandung zat besi: a. Kulit Kentang

Kulit Kentang, mungkin sebagian besar kita tidak memakan kulit dari kentang dan mengupasnya untuk dibuang. Ternyata studi menemukan bahwa kulit kentang memiliki zat besi lima kali lebih besar dibanding daging kentangnya sendiri. Jadi sekarang coba yah makan kentang dengan kulitnya.

b. Daun Bayam

Bayam, adalah sayuran yang sangat membantu kita untuk mengikat zat besi. Dengan bayam kita dapat mengikat banyak sekali zat besi, dan memang bayam sudah dikenal dapat mengurangi gejala anemia. Jadi

(11)

jangan ragu untuk menyantap bayam setiap minggunya. Selain zat besi, bayam juga mengandung vitamin A.

c. Jagung

Jagung kaya akan zat besi dan tembaga. Jagung juga menjadi sumber yang baik untuk vitamin A dan C.

d. Kangkung

Kangkung adalah sumber yang sangat baik untuk vitamin A dan vitamin B serta C. Kangkung mengandung jumlah tinggi zat besi, kalsium, dan kalium.

e. Chard

Chard merupakan sayuran yang mengandung vitamin A dan zat besi. f. Buah Aprikot

Buah ini mengandung zat besi yang sempurna untuk memastikan tubuh mendapatkan asupan zat besi.

g. Buah Bit hijau

Bit hijau merupakan sumber vitamin A dan B2. Bit hijau juga dapat memperkaya darah dengan besi dan mangan.

h. Buah jeruk

Membantu memerangi penyakit akibat kekurangan vitamin C, karena buah jeruk mengandung asam folat.

i.Buah Prune

Buah Prune adalah jenis buah yang memiliki banyak zat besi dibanding buah apel dan pepaya. Dalam jus prune terdapat 3mg zat besi. Jadi coba buah ini untuk memperlancar sirkulasi darah kita keseluruh tubuh.

j.Kacang tanah, kacang hijau dan kacang kedelai

Kacang tanah, kacang hijau dan kacang kedelai merupakan jenis kacang yang mudah diolah. 100 gram kacang kedelai mengandung 381 kkal energi, dan 10 mg zat besi. Sedangkan kacang hijau mengandung 323 kkal energi dan 7,5 zat besi per 100 gram.

(12)

k. Kacang Lentil

Lentil yang bentuknya bulat dan kecil ini bisa disajikan untuk menu sehari-hari. Bisa dibuat sup atau bubur manis. Dalam 1 cangkir lentils mengandung 6,6 mg zat besi.

l.Beras merah

Sumber serat, vitamin E, asam folat, dan zat besi. m.Roti Gandum

Roti Gandum adalah pilihan bagi para pelaku diet untuk memenuhiisi perutnya, selain itu ternyata gandum mengandung zat besi yang besar, selain memiliki fungsi mencegah penyakit jantung dan kanker. Jadi biarpun tidak melakukan diet roti gandum pun bisa menjadi pilihan buat pengikat zat besi kita.

n. Kismis

Kismis mengandung zat besi yang sangat tinggi. Kismis juga merupakan makanan yang bersifat basa dan dapat membantu mengatasi kondisi asam tubuh.

o. Sereal

Makanan yang sering disajikan untuk menu sarapan ini sangat baik untuk kesehatan. ¾ cangkir sereal mengandung 18 mg zat besi. Sedangkan 100 gram oatmeal instan mengandung 11 mg zat besi.

p. Buah Kering

Buah kismis, pig, apel, pir, aprikot dan peach adalah buah yang paling sering dikeringkan. Namun buah kering yang banyak mengandung zat besi adalah kismis dan plum. Dalam ½ cangkir kismis terdapat 1,9 mg zat besi dan dalam 1 cangkir plum terdapat 1 mg zat besi.

q. Yoghurt

Minimal anda akan mendapatkan sepertiga kandungan kalsium per hari dalam satu cangkir. Kalsium akan membangun dan mempertahankan kesehatan tulang.

(13)

r.Telur

Telur kaya akan semua mineral, termasuk besi, dan vitamin B. Telur ideal dikonsumsi saat sarapan karena mengandung jumlah energi memadai.

s. Daging Sapi

Daging merupakan bahan makanan hewani. Seperti daging sapi yang mudah diolah. Dalam 100 gram daging sapi segar mengandung 201 kkal energi, 14 gram lemak, dan 2,8 mg zat besi.

t.Ikan

Salah satu makanan laut ini dipercaya kaya akan omega-3 dan 6. Ikan baronang diketahui mengandung zat besi sebanyak 3,8 mg per 100 gram. Selian itu ikan sarden juga mengandung 2,5 mg zat besi per 100 gram. Ikan salmon merupakan sumber utama protein dan asam lemak omega 3 5. Faktor-faktor yang mempengaruhi absorpsi besi

Menurut Almatsier (2002), absorpsi terjadi dibagian atas usus halus (duodenum) dengan bantuan alat angkut protein khusus. Ada dua jenis alat angkut protein didalam sel mukosa usus halus yang membantu penyerapan besi, yaitu transferin dan feritin. Transferin yaitu protein yang disintetis didalam hati.

Banyak faktor berpengaruh terhadap absorpsi besi antara lain : a. Bentuk besi

Bentuk besi didalam makanan berpengaruh terhadap penyerapanya. Besi hem yang merupakan bagian dari hemoglobin dan mioglobin yang terdapat didalam daging hewan yang dapat diserap dua kali lipat daripada besi non hem. Besi non hem terdapat didalam telur, sereal, kacang-kacangan, sayuran hijau dan buah-buahan.

b. Asam organik

Vitamin C sangat membantu penyerapan besi non hem dengan merubah bentuk feri menjadi fero.

(14)

c. Tanin

Tanin terdapat didalam teh, kopi dan beberapa jenis sayuran dan buah yang menghambat absorbsi besi dengan cara mengikatnya.

d. Tingkat keasaman lambung meningkat daya larut besi. Penggunaan obat-obatan yang bersifat basa seperti antasid menghalangi absorbsi besi. e. Kebutuhan tubuh

Kebutuhan tubuh akan besi sangat berpengaruh besar terhadap absorbsi besi. Bila tubuh kekurangan besi atau kebutuhan meningkat pada masa pertumbuhan, absorpsi besi non hem dapat meningkat sampai sepuluh kali, sedangkan besi hem dua kali.

6. Akibat kekurangan Zat Besi

Defisiensi besi berpengaruh luas terhadap kualitas sumber daya manusia, yaitu terhadap kemampuan dan produktifitas kerja. Kekurangan besi dapat terjadi karena konsumsi makanan yang kurang seimbang atau gangguan absorpsi besi (Almatsier, 2002).

Kekurangan besi pada umumnya menyebabkan pucat, rasa lemah, letih, pusing, kurang nafsu makan, menurunya kebugaran tubuh, menurunya kemampuan kerja, menurunya kekebalan tubuh dan gangguan penyembuhan luka. Disamping itu kemampuan mengatur suhu tubuh menurun. Pada anak-anak kekurangan besi menimbulkan apatis, mudah tersinggung, menurunya kemampuan untuk berkonsentrasi dan belajar (Almatsier, 2002).

C. Asupan makanan 1. Pengertian

Asupan makanan adalah semua jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi tubuh setiap hari. Umumnya asupan makanan di pelajari untuk di hubungkan dengan keadaan gizi masyarakat suatu wilayah atau individu. Informasi ini dapat digunakan untuk perencanaan pendidikan gizi khususnya untuk menyusun menu atau intervensi untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM), mulai dari keadaan kesehatan dan gizi serta produktivitasnya. Mengetahui asupan makanan suatu kelompok masyarakat

(15)

atau individu merupakan salah satu cara untuk menduga keadaan gizi kelompok masyarakat atau individu bersangkutan (Sumarno, dkk dalam Gizi Indonesia 2007).

2. Klasifikasi penentuan asupan makanan Almatsier (2002).: a. Baik : > 100%

b. Sedang : 80% - 90% c. Kurang : 70% - 80% d. Defisit : <>

3. Fungsi jenis makanan sebagai berikut menurut Depkes (2005): a. Jenis makanan yang memenuhi selera pasien

Selera seseorang atau sekelompok masyarakat begitupula dengan pasien berbeda yang satu dengan yang lainnya. Jenis makanan oleh seorang pasien sangat disukai belum tentu akan disukai pula oleh pasien yang Iainnya. Penglihatan dan penciuman merupakan dua modalitas indra yang dapat menerima rangsangan dari jarak jauh. Dengan mencium bau harum makanan kemudian melihat warna-warni makanan yang menarik, seorang pasien akan tertarik perhatiannya dan tergugah seleranya untuk makan. Sebaliknya jika penyajian tidak menarik atau bau tidak disukai maka selera makan akan terhambat, dan keinginan untuk mengkonsumsi makanan tersebut akan menurun bahkan dapat hilang sama sekali. Ini akan menyebabkan pemenuhan akan kebutuhan zat gizi pasien tidak maksimal sesuai dengan yang diharapkan sebagai bagian dari proses penyembuhannya.

b. Jenis makanan yang memberi rasa kenyang

Rasa kenyang setelah makan sangat diperlukan dalam memberikan rasa puas kepada pasien. Susunan hidangan yang cukup bergizi tetapi cepat memberikan rasa lapar kembali, tidak akan memberikan kepuasan kepada konsumen. Sebaliknya hidangan yang memberikan rasa kenyang tetapi kurang bergizi akan merugikan kesehatan.

(16)

c. Jenis makanan yang mengandung zat-zat gizi

Jenis dan kuantum zat-zat gizi harus disediakan dengan cukup oleh makanan. Dalam makanan itu harus mengandung beberapa kelompok ;(a) kelompok bahan makanan pokok, (b) kelompok lauk pauk, (c) kelompok sayur, dan (d) kelompok buah untuk cuci mulut (Garrow, 2003).

D. Metode Food Recall 24 Jam

1. Pelaksanaan food Recall 24 jam

Hal penting yang perlu diketahui adalah bahwa dengan recall 24 jam data yang diperoleh cenderung lebih bersifat kualitatif. Oleh karena itu, untuk mendapatkan data kuantitatif, maka jumlah konsumsi makanan individu ditanyakan secara teliti dengan menggunakan alat URT (sendok, gelas, piring dan lain-lain) atau ukuran lainnya yang biasa dipergunakan sehari-hari. Apabila pengukuran hanya dilakukan 1 kali (1×24 jam), maka data yang diperoleh kurang representatif untuk menggambarkan kebiasaan makan individu. Oleh karena itu, recall 24 jam sebaiknya dilakukan berulang-ulang dan harinya tidak berturut-turut. Karena hasilnya yang diperoleh dapat menggambarkan asupan zat gizi yang lebih optimal. Dan memberi variasi yang lebih besar tentang intake harian individu (Sanjur, 1997 dalam Supariasa, 2001).

2. Langkah-langkah Pelaksanaan recall 24 jam, (Supariasa, 2001).:

a. Menanyakan kembali dan mencatat semua makanan dan minuman yang dikonsumsi responden dalam ukuran rumah tangga (URT) selama kurun waktu 24 jam yang lalu.

b. Menganalisis bahan makanan ke dalam zat gizi dengan menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM).

c. Membandingkan dengan Daftar Kecukupan Gizi yang Dianjurkan (DKGA) atau Angka Kecukupan Gizi (AKG) untuk Indonesia.

(17)

3. Kelebihan Metode Recall 24 Jam

Menurut Supariasa (2001), Metode Recall 24 Jam mempunyai beberapa kelebihan, antara lain:

a. Mudah melaksanakannya serta tidak terlalu membebani responden b. Biaya relatif murah, karena tidak memerlukan peralatan khusus dan

tempat yang luas untuk wawancara.

c. Cepat, sehingga dapat mencakup banyak responden. d. Dapat digunakan untuk responden yang buta huruf.

e. Dapat memberikan gambaran nyata yang benar-benar dikonsumsi individu sehingga dapat dihitung intake zat gizi sehari.

4. Kekurangan Metode Recall 24 Jam

Menurut Supariasa (2001), Metode Recall 24 Jam juga mempunyai beberapa kekurangan, antara lain:

a. Tidak dapat menggambarkan asupan makan sehari-hari, bila hanya dilakukan recall satu hari.

b. Ketepatannya sangat tergantung pada daya ingat reponden. Oleh karena itu, responden harus mempunyai daya ingat yang baik, sehingga metode ini tidak cocok dilakukan pada anak usia di bawah 7 tahun, orang tua berusia di atas 70 tahun dan orang yang hilang ingatan atau orang yang pelupa.

c. The flat slope syndrom, yaitu kecenderungan bagi responden yang kurus untuk melaporkan konsumsinya lebih banyak (over estimate) dan bagi responden yang gemuk cenderung melaporkan lebih sedikit (under estimate).

d. Membutuhkan tenaga atau petugas yang terlatih dan terampil dalam menggunakan alat-alat bantu URT dan ketepatan alat bantu yang dipakai menurut kebiasaan masyarakat.

e. Responden harus diberi motivasi dan penjelasan tentang tujuan penelitian.

(18)

f. Untuk mendapat gambaran konsumsi makanan sehari-hari recall jangan dilakukan pada saat panen, hari pasar, hari akhir pekan, pada saat melakukan upacara-upacara keagamaan, selamatan dan lain-lain.

E. Kerangka teori

Gambar 2.1 Kerangka teori

B. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau di ukur melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2005).

Variabel independen Variabel dependen

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian Faktor-faktor mempengaruhi

kadar hemoglobin a. Perdarahan

b. Kelainan pada sel darah merah

c. Usia

d. Aktivitas fisik

e. Kecukupan Besi dalam tubuh (asupan makanan yang mengandung zat besi)

f. Metabolisme Besi dalam tubuh

g. Ekonomi sosial

Kadar HB wanita dewasa - Normal

Kadar Hb ≥ 12,0 g/dl - Tidak normal

 Anemia ringan jika kadar Hb 8-9,9 g/dl  Anemia sedang jika

kadar Hb < 8,0-7,9 g/dl  Anemia berat jika

kadar Hb < 6 g/dl

Kadar HB pada tenaga kerja wanita Asupan makanan yang

(19)

B. Variabel Penelitian

Variabel mengandung pengertian ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok orang lain. Definisi lain mengatakan bahwa variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep pengertian (Notoatmodjo, 2005).

Varibel dibedakan menjadi dua yaitu :

1. Variabel independen pada penelitian adalah asupan makanan yang mengandung zat besi

2. Variabel dependen pada penelitian ini adalah kadar HB pada tenaga kerja wanita

C. Hipotesa

Berdasarkan kerangka konsep tersebut diatas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :

Ha: “Ada hubungan antara asupan makanan yang mengandung zat besi dengan kadar HB pada tenaga kerja wanita di PT Primatex CO Indonesia Batang”

H0: “Tidak ada hubungan antara asupan makanan yang mengandung zat besi dengan kadar HB pada tenaga kerja wanita di PT Primatex CO Indonesia Batang”

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka teori

Referensi

Dokumen terkait

Falsafah keperawatan yaitu memandang bahwa pasien sebagai manusia yang utuh (holistik) yang harus dipenuhi segala kebutuhannya baik kebutuhan biologis, psikologis,

Berdasarkan penghitungan data laju pertumbuhan harian Spirulina sp pada lampiran 6 dengan perlakuan dosis pupuk organik cair hasil fermentasi dari Azolla pinnata

18 Tahun 2004: Yaitu merupakan peraturan daerah Kabupaten Pamekasan Tantang Larangan Terhadap Pelacuran dalam Wilayah Kabupaten Pamekasan, pelaksanaannya baik yang

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ANALISIS DAN PERANCANGAN DATA WAREHOUSE PENJUALAN

Pedoman penyusunan perangkat diklat menggunakan “Fasilitas Kolaborasi dan Monitoring Penyusunan Perangkat Diklat” disusun dengan maksud sebagai acuan dalam

bahwa Pemerintah Daerah Kata Mojokerto telah menetapkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2009 tentang Pendirian Perseroan Terbatas Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

belum mendukung terutama terhadap transaksi antar bank berupa transaksi transfer yang berasal dari luar negeri.” 9 Demikian pula kendala yang dihadapi dalam penerapan