• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan di hall beladiri UNY, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Tempat penelitian sekaligus dijadikan sebagai tempat diselenggarakannya proses latihan serta pengambilan data penelitian

2. Waktu Penelitian

Pada penelitian ini dilakukan pengambilan data selama 1 minggu. Waktu pelaksanaan perlakuan yaitu pada hari Senin, Rabu dan Jum’at. Pelaksanaan penelitian mulai tanggal 20 sampai 27 Desember 2015. Penelitian dilaksanakan pada sore hari dari pukul 15.00 s/d 16.30. Secara keseluruhan kegiatan perlakuan berlangsung selama 3 kali pertemuan.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik studi korelasional. Ali Maksum (2012: 73) menyatakan, “Melalui studi korelasional dapat diketahui suatu penelitian yang menghubungkan satu atau lebih variabel bebas dengan satu variabel terikat tanpa ada upaya mempengaruhi variabel tersebut. Hubungan antara variabel ditentukan dengan menggunakan koefisien korelasi yang dihitung dengan teknik analisis statistik”. Dalam penelitian ini akan dideskripsikan mengenai hubungan dan besarnya sumbangan antara koordinasi mata-kaki, kecepatan, kekuatan, fleksibilitas dan rasio panjang tungkai-tinggi badan dengan kemampuan tendangan dollyo chagi taekwondoin

(2)

Gambar. 3.1 Desain Penelitian Korelasional Keterangan garnbar:

X1 : Fleksibilitas

X2 : Kecepatan

X3 : Rasio panjang tungkai dan tinggi badan

X4 : Kekuatan

X5 : Koordinasi mata-kaki

Y : kemampuan tendangan dollyo chagi

C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian dalam penelitian ini terdiri dari 5 variabel bebas (Independent) dan satu variabel terikat (dependent) dengan rincian yaitu :

1. Variabel bebas (independent)

a. Variabel bebas dalam penelitian ini meliputi beberapa unsur diantaranya adalah sebagai berikut :

1) Fleksibilitas : X1 X1 Y X4 X3 X2 X5

(3)

2) Kecepatan : X2

3) Rasio panjang tungkai dan tinggi badan : X3

4) Kekuatan : X4

5) Koordinasi mata kaki : X5

2. Variabel terikat (dependen)

Dalam penelitian ini variabel terikatnya yaitu kemampuan tendangan dollyo chagi : Y

D. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Definisi operasional adalah definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti, atau mendeskripsikan kegiatanya, atau memberikan keterangan cara mengukur variabel tersebut. Ali maksum (2012: 34). Untuk memberikan penafsiran yang sama tentang variabel-variabel dalam penelitian ini maka perlu dijelaskan definisi dari variabel-variabel penelitian yaitu sebagai berikut :

1. Koordinasi Mata Kaki a. Definisi

Koordinasi adalah kemampuan atlet untuk merangkaikan beberapa unsur gerak menjadi satu gerakan yang utuh dan selaras. Koordinasi mata kaki merupakan kemampuan fisik yang sangat berpengaruh dalam cabang olahraga taekwondo. Koordinasi tersebut merupakan dasar untuk mencapai suatu keterampilan yang tinggi dalam taekwondo.

b.Instrumen

Instrumen yang perlu dipersiapkan yaitu dinding tembok, handycam, formulir, alat tulis, dan stopwatch.

c. Satuan Ukuran

Dalam mengukur koordinasi mata-kaki bisa menggunakan jumlah.

2. Kekuatan a. Definisi

Kekuatan adalah kemampuan otot atau sekelompok otot untuk mengatasi beban atau tahanan. Kekuatan merupakan salah satu

(4)

komponen dasar biomotor yang diperlukan dalam cabang olahraga taekwondo.

b. Instrumen

Instrumen yang perlu dipersiapkan yaitu leg dynamometer, formulir, dan alat tulis .

c. Satuan Ukuran

Dalam mengukur koordinasi mata-kaki bisa menggunakan satuan ukuran kilogram.

Kecepatan a. Definisi

Kecepatan adalah kemampuan kemungkinan kecepatan tercepat. Gerakan seseorang dalam mengubah arah posisi tubuhnya dengan cepat dan tepat pada waktu bergerak sesuai dengan situasi yang dihadapi di arena tertentu tanpa kehilangan keseimbangan tubuhnya. Kecepatan sangat diperlukan taekwondoin dalam melakukan tendangan, khususnya tendangan dollyo chagi

b. Instrumen

Instrumen yang perlu dipersiapkan yaitu lintasan lari, formulir, stopwatch, dan alat tulis .

c. Satuan Ukuran

Dalam mengukur kecepatan menggunakan satuan detik. 3. Fleksibilitas

a. Definisi

Fleksibilitas adalah luas gerak persendian. Dalam pelaksanaannya, fleksibilitas dapat dibagi menjadi dua, yaitu fleksibilitas statis dan dinamis. Fleksibilitas statis ditentukan oleh ukuran dari luas gerak satu persendian atau beberapa persendian. Dalam cabang taekwondo, fleksibilitas menjadi salah satu komponen penting karena dapat mempengaruhi tinggi rendahnya tendangan.

b. Instrumen

(5)

c. Satuan Ukuran

Dalam mengukur kecepatan menggunakan satuan cm (centimeter). 4. Rasio Panjang Tungkai dan Tinggi Badan

a. Definisi

Panjang tungkai adalah jarak vertical antara telapak kaki sampai dengan pangkal paha yang hubungan sangat erat kaitanya sebagai pengungkit saat melompat. Diukur dari tulang belakang terbawah atau dapat diukur dengan tritrochanter sampai ke lantai.

Tinggi badan merupakan faktor yang mutlak diperlukan dalam cabang olahraga yang memiliki ciri mengatasi ketinggian seperti taekwondo. Menurut Barry L Johnson (1976) berpendapat bahwa tinggi badan merupakan ukuran posisi tubuh berdiri (vertical) dengan kaki menempel pada lantai, posisi kepala dan leher tegak, pandangan rata-rata air, dada dibusungkan, dan tarik nafas beberapa saat.

b. Instrumen

Instrumen yang perlu dipersiapkan yaitu, formulir, dan alat tulis c. Satuan Ukuran

Dalam mengukur kecepatan menggunakan satuan cm (centimeter). 5. Kemampuan Tendangan Dollyo Chagi

a. Definisi

Kemampuan tendangan dollyo chagi adalah proses melakukan serangkaian gerakan dikombinasikan dengan tendangan serong atau memutar dengan baik, benar, dan selaras.

b. Instrumen

Instrumen yang diperlukan dalam melakukan tes kemampuan tenangan dollyo chagi adalah sansak,stopwatch, dan peluit. c. Satuan ukuran

(6)

E. Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. (Sugiyono, 2007:80) Populasi didefinisikan sebagai keseluruhan subjek atau objek yang menjadi sasaran penelitian yang mempunyai karakteristik tertentu. Sedangkan menurut Arikunto (2006: 108); “populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa UKM taekwondo UNY.

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut Sugiyono (2007: 81). Menurut Sundayana (2014: 15) “Sampel adalah sejumlah (tidak semua) hal yang di observasi/diteliti yang relevan dengan masalah penelitian, dan tentunya subyek atau obyek yang diteliti tersebut mempunyai karakteristik yang dimiliki populasi”. Sampel yang digunakan pada penelitian adalah mahasiswa UKM taekwondo UNY kategori kyorugi sebanyak 30 orang. Sampel akan diperoleh dengan menggunakan sistem purposive sampling. Menurut Sugiyono (2007: 85) purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Adapun pertimbangan untuk sampel penelitian ini sebagai berikut :

a) Jenis kelamin laki-laki

b) Bersedia mengikuti prosedur penelitian c) Sehat jasmani dan rohani

d) Bersedia menjadi sampel penelitian

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dalam suatu

(7)

penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data (Sugiyono, 2007: 224). Melalui pengumpulan data, peneliti dapat melihat gejala atau perkembangan yang terjadi pada sampel yang diteliti. Untuk memperoleh data yang akurat dibutuhkan suatu alat ukur yang sesuai dengan apa yang hendak diukur. Dalam penelitian ini data diperoleh dengan cara tes dan pengukuran. Pelaksanaan tes dilakukan di hall bela diri FIK UNY. Instrumen yang digunakan dalam penelitian untuk pengumpulan data ini ada 6 macam, yaitu :

1.Tes koordinasi mata-kaki

Koordinasi didefinisikan sebagai hubungan yang harmonis dan hubungan saling berpengaruh diantara kelompok-kelompok otot selama melakukan kerja, yang ditujukan dengan berbagai tingkat keterampilan. Koordinasi dalam penelitian ini adalah koordinasi mata-kaki. Pengukuran koordinasi mata-kaki dilakukan dengan menggunakan soccer wall volley test.

Tes Koordinasi Mata Kaki

4 m

Gambar 3.2 Tes koordinasi mata kaki Tata cara pelaksanaan tes koordinasi mata kaki

a. Tujuan : Mengukur kemampuan koordinasi mata kaki b. Jenis Kelamin : Laki-laki

Target tendangan Garis batas menendang

(8)

c. Alat/fasilitas :Bola kaki, stop watch, alat tulis untuk menulis hasil d. Pelaksanaan :

a) Testee siap dengan membawa bola kaki di belakang garis batas dengan jarak 4 meter dari dinding (sasaran/target)

b) Setelah aba-aba "Ya", Testee secepat mungkin melakukan gerakan menendang bola ke arah sasaran/target (dinding) secara terus menerus selama 20 detik)

2.Tes Fleksibilitas

Tes fleksibilitas ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan fleksibilitas dari sampel dengan menggunakan sit and reach. Sit reach adalah suatu bentuk tes yang digunakan untuk melihat kemampuan fleksibilitas. Berikut adalah tatacara melakukan tes sit and reach :

a. Tujuan : Mengukur fleksibilitas b. Jenis Kelamin : Laki-laki

c. Alat/fasilitas : Meja untuk sit and reach dan Penggaris d. Pelaksanaan :

a) sampel duduk di lantai dengan punggung dan kepala merapat di dinding , kaki sepenuhnya diluruskan sampai alat sit and reach.

b) Setelah itu tempatkan tangan di atas satu sama lain,

c) gerakan Perlahan-lahan menekuk dan mencapai maju sejauh

mungkin menggeser jari di sepanjang papan, Tahan posisi akhir selama 2 detik. Catat jarak mencapai ke terdekat. Ulangi tes sebanyak 2 kali dan catat jarak terbaik

Gambar 3.3. tes Fleksibilitas

(9)

3.Tes Kekuatan

Tes kekuatan ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan streght taekwondoin dengan menggunakan leg dynamometer. Tata Cara Pelaksanaan Tes Kekuatan

a. Tujuan : Mengukur kekuatan otot tungkai b. Jenis Kelamin : Laki-laki

c. Alat/fasilitas : Leg Dynamometer d. Pelaksanaan :

a) Teste memakai pengikat pinggang, kemudian berdiri dengan membengkokkan kedua lututnya hingga membentuk sudut ± 450, kemudian alat pengikat pinggang tersebut dikaitkan pada leg dynamometer.

b) Setelah itu teste berusaha sekuat-kuatnya meluruskan kedua tungkainya.

c) Setelah teste itu meluruskan kedua tungkainya dengan maksimum, lalu kita lihat jarum alat-alat tersebut menunjukkan angka berapa. d) Angka tersebut menyatakan besarnya kekuatan otot tungkai teste. 5. Penilaian : Skor terbaik dari dua kali percobaan dicatat sebagai skor

dalam satuan kg (kilogram) 4.Tes kecepatan

Tes kecepatan ini dilakukan untuk mengetahui kecepatan berlari yang dimiliki taekwondoin. tes kecepatan dalam berlari akan membuktikan seberapa besar terhadap kemampuan tendangan dollyo chagi taekwondoin. Dalam tes kecepatan ini taekwondoin berlari secepat-cepatnya pada lintasan lari berjarak 30 meter

Tatacara pelaksanaan tes kecepatan 30 meter :

a. Tujuan : Mengukur kecepatan maksimal b. Jenis Kelamin : Laki-laki

(10)

c. Alat/fasilitas : Track Atletik 400 meter, stopwatch, peluit, cone d. Pelaksanaan :

a) Tes berlari secepat-cepatnya 30 m dari awal berdiri start sampai garis finish

b) Asisten harus mencatat waktu untuk atlet untuk menyelesaikan 30m tersebut.

c) Analisis hasilnya adalah dengan membandingkannya dengan hasil tes sebelumnya.

5. Penilaian : Skor terbaik dari 2 kali percobaan dicatat sebagai skor

Start 30 meter Finish

Gambar 3.4 . Diagram lapangan lari 30 meter 5.Tes rasio panjang tungkai dan tinggi badan

Tungkai merupakan anggota gerak bawah yang terdiri dari seluruh kaki, mulai dari pangkal paha sampai dengan kaki. Yang dimaksud dengan tungkai adalah anggota gerak badan bagian bawah yang terdiri dari tulang anggota gerak bawah bebas (skeleton extremitas inferior liberae). Tinggi badan adalah ukuran panjang tubuh saat permukaan tempat testi berdiri tegak hingga bagian atas kepala (vertex) dalam besaran centimeter. Rasio panjang tungkai dan tinggi badan merupakan perbandingan antara panjang tungkai dan tinggi badan. Perbandingan atau rasio tersebut didapat dengan membagi panjang tungkai dengan tinggi badan di kali 100%. Panjang tungkai dan tinggi badan diukur dalam satuan cm

(11)

6.Tes Kemampuan Tendangan Dollyo Chagi

Langkah yang dilakukan pada tes kemampuan tendangan dollyo chagi yaitu :

1) Sebelum tes dimulai subyek penelitian dikumpulkan untuk mendapatkan informasi tentang apa saja yang harus dikerjakan selama tes berlangsung.

2) Setelah diberi penjelasan kemudian disuruh melakukan persiapan dan pemanasan sesuai dengan petunjuk yang sudah diinstruksikan oleh pelatih. Hal ini dilakukan agar selama melakukan tes tidak terjadi cidera. Selain itu juga agar subyek tes dalam kondisi siap untuk melaksanakan tes.

3) Untuk langkah-langkah dalam pelaksanaan tes subjek penelitian akan diberi penjelasan tentang cara melakukan gerakan dari start sampai finish. Adapun pelaksanaan tes sebagai berikut :

Gambar Tahapan Pelaksanaan Gerak

Sikap Awal a. Sikap siap, kedua kaki berada dibelakang garis dengan kuda kuda kaki kanan di belakang. Arah pandangan melihat sansak. Testi berdiri di belakang garis (1,5 m) dari sansak

Pelaksanaan b. Kedua kaki melakukan move (langkah ke depan) hingga kaki depan melewati batas garis yang sudah ditentukan. Stopwatch dimulai ketika testi mulai melakukan gerakan awalan

(12)

c. Lutut diangkat ke depan menyamping. Perputaran pinggul searah dengan pergerakan tungkai. Lutut yang diangkat, dilecutkan ke arah depan/sasaran dengan lintasan dari tengah dengan posisi badan tetap tegak menyamping menggunakan seluruh bagian punggung kaki.

d. Setelah melakukan tendangan dollyo chagi , kaki yang digunakan untuk menendang turun di depan kaki yang menumpu.

e. Kedua kaki melakukan langkah mundur (back step) hingga ke dua kaki melewati batas garis yang telah ditentukan.

f. Kembali ke posisi awal.

g. Kedua kaki melakukan move (langkah ke depan) hingga kaki depan melewati batas garis yang sudah ditentukan.

(13)

h. Lutut diangkat ke depan menyamping. Perputaran pinggul searah dengan pergerakan tungkai.. Lutut yang diangkat, dilecutkan ke arah depan/sasaran dengan lintasan dari tengah dengan posisi badan tetap tegak menyamping menggunakan seluruh bagian punggung kaki

i. Setelah melakukan tendangan dollyo chagi , kaki yang digunakan untuk menendang turun di depan kaki yang menumpu.

j. Kedua kaki melakukan langkah mundur (back step) hingga ke dua kaki melewati batas garis yang telah ditentukan.

k. Kembali ke posisi awal kemudian melakukan gerakan yang sama dengan arah sasaran kepala. dengan total tendangan 4x tendangan. Stopwatch

(14)

Gambar 3.5 Tes Kemampuan Tendangan dollyo chagi Sumber. Okky Indera (2014)

G. Teknik analisis data

Analisis data dalam penelitian ini adalah korelasi, korelasi parsial dan regresi berganda. Teknik analisis korelasi yang dimaksud adalah analisis statistik untuk mengetahui apakah ada keterkaitan antar variabel bebas dan variabel terikat dalam penelitian, maka dilakukan analisis korelasi Analisis korelasi parsial adalah suatu statistik parametrik yang digunakan untuk menguji taraf hubungan antar variabel bebas dengan variabel terikat pada kondisi variabel bebas yang lain sebagai variabel yang fungsinya untuk memurnikan hubungan anatar variabel bebas dengan variabel terikat tersebut. Analisis regresi ganda adalah pengembangan dari analisis sederhana. Kegunaanya yaitu untuk meramalkan nilai variabel terikat (Y) apabila variabel bebas minimal dua atau lebih. Menurut Ali Maksum (2012: 172) analisis regresi ganda digunakan untuk menelaah hubungan antar dua variabel atau lebih, terutama untuk menelusuri pola hubungan yang modelnya belum diketahui secara sempurna, atau untuk mengetahui bagaimana variasi dari beberapa variabel bebas (X1), (X2), (X3) .... (Xa) mempengaruhi

variabel terikat dalam suatu fenomena yang kompleks. Adapun langkah-langkah analisis data yang dilakukan dalam penelitian adalah :

dihentikan ketika kedua kaki testor berada dibelakang garis. Istirahat antar set 60 detik. Penilaian dengan Mencatat waktu pelaksanaan dari start sampai selesai. Setiap sampel melakukan dua kali dan diambil waktu terbaik.

(15)

1. Uji Prasyarat Analisis

Sebelum melakukan uji analisis dengan rumus regresi, terlebih dahulu dilakukan sejumlah uji persyaratan untuk mengetahui kelayakan data meliputi uji reliabilitas, uji normalitas dengan kolmogorov smirnov, dan uji linieritas dengan rumus varians. Untuk keperluan perhitungan tersebut digunakan program bantu statistik SPSS (Statistical Packages For Social Sciences) Release 19.00

a. Uji Normalitas

Uji normalitas data dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa data sampel berasal dari berasal dari populasi yang berdistribusi normal normal. Menurut Ali Maksum (2012:161) uji normalitas bertujuan untuk memastikan bahwa data yang diperoleh berdistribusi simetris atau normal, yakni sebaran angka sebagian besar ada di tengah, dan semakin ke kanan atau ke kiri, sebaran angka akan semakin kecil. Pengujian normalitas menggunakan kolmogorov smirnov. Kriteria uji jika signifikansi > 0,05 data dinyatakan normal, sebaliknya jika data <0,05 dinyatakan tidak normal.

b. Uji Linieritas

Menurut Ali Maksum (2012:163) uji linearitas bertujuan untuk memastikan linier tidaknya sebaran data yang ada. Uji ini biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi. Dasar pengambilan keputusan dalam uji linearitas adalah:

1) Jika nilai probabilitas > 0,05, maka hubungan antara variabel X dengan Y adalah linear.

2) Jika nilai probabilitas < 0,05, maka hubungan antara variabel X dengan Y adalah tidak linear.

(16)

2. Uji Hipotesis

a. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah keajegan sesuatu instrumen yang dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Ghozali, 2011). Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan pada responden untuk memilih jawaban tertentu. Instrumen yang sudah dapat dipercaya akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataan yang ada di lapangan, maka apabila diuji berulang kali hasilnya akan tetap sama. Reliabilities menunjuk pada tingkat keandalan sesuatu. Reliabel artinya dapat dipercaya dan dapat diandalkan. Pengertian umum menyatakan bahwa instrumen penelitian harus reliabel.

Uji reliabilitas bertujuan untuk menguji instrumen penelitian guna mengetahui konsistensi alat ukur dalam mengungkapkan gejala yang sama dari objek yang diukur jika dilakukan pengukuran ulang. Uji reliabilitas dalam penelitian ini diuji dengan mempergunakan Cronbach Alpha. Cronbach Alpha adalah koefisien keandalan yang menunjukkan seberapa baik item dalam suatu kumpulan secara positif berkorelasi satu variabel dengan variabel yang lain. Sekaran (2006) berpendapat bahwa Cronbach Alpha dihitung dalam hal rata-rata interkorelasi antar-item yang mengukur konsep.

Menurut Sekaran (2006), kategori koefisien alpha dari suatu pengujian adalah sebagai berikut ini:

1) 0.8 – 1.0 : reliabilitas baik

2) 0.6 – 0.799 : reliabilitas dapat diterima 3) < 0.6 : reliabilitas kurang baik

(17)

b. Menghitung Koefisisen Korelasi Masing-Masing Prediktor

Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan perhitungan koefisien korelasi dari variasi terikat yang dapat diterangkan oleh variabel bebas, serta untuk mengetahui tingkat hubungan yang ada antara variabel X dan Y. Korelasi Pearson Product Moment dilambangkan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (1≤ r ≤ +1). Apabila nilai r = -1 artinya korelasinya negatif sempurna, r = 0 artinya tidak ada korelasi, dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat.

Keterangan :

Rxy = korelasi antar x dan y

X = Hasil Tes

Y = Hasil Retest

Sigma = jumlah

N = jumlah sampel

c. Uji Analisis Koefisien Korelasi Parsial

Koefisien korelasi parsial dimaksudkan untuk mencari tahu seberapa kuatkah hubungan salah satu variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial.

Keterangan

Ry1.23= koefisiem korelasi y1 dengan 2 dan 3 netral

Ry2.31= koefisien korelasi y2 dengan 3 dan 1 netral

Ry3.12=koefisien korelasi y3 dengan 1 dan 2 netral

Koefisien korelasi menunjukan berapa besar varians total satu variabel berhubungan dengan variabel lain. Hal ini berarti tiap nilai r perlu ditafsirkan posisinya dalam keterkaitan tersebut. Untuk memberikan tafsiran pada nilai hasil koefisien parsial, maka harus dilakukan uji signifikansi melalui nilai t dengan rumus sebagai berikut.

Keterangan :

- jika thitung >ttabel ,akan terdapat hubungan yang signifikan antara x1 dengan y

(18)

- jika t hitung<t tabel maka tidak terdapat hubungan yang signifikan antara X1 dengan Y pada taraf X2 dan X3 tertentu.

d. Uji Analisis Koefisien Regresi Berganda

Suatu penelitian membutuhkan analisis data interpretasi yang bertujuan menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian dalam rangka mengungkap fenomena sosial tertentu. Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Metode yang dipilih untuk menganalisis data harus sesuai dengan pola penelitian dan variabel yang akan diteliti (Ghozali, 2011). Untuk pengujian hipotesis digunakan analisis regresi berdasarkan langkah-langkah yang dianjurkan oleh Baron dan Kenny (1986). Berikut persamaan model regresinya :

Y : α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + ε Keterangan:

α : Konstanta regresi

X1 : Variabel Kecepatan Lari X2 : Variabel Power Otot Tungkai X3 : Variabel Kekuatan Otot Perut X4 : Variabel Fleksibilitas Togok Y : Variabel Prestasi Tendangan β1, β2, β3 β4 : Koefisien regresi

ε : Error

e. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi menunujukkan berapa besar persentase variasi dalam variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel independent. Nilai R2 berada antara 0 dan 1, jika nilai R2 semakin mendekati 1 artinya semakin besar variasi dari variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen.

(19)

f. Sumbangan Relatif Sumbangan Relatif (1) Prediktor X1 = SR % = ∑ (2) Prediktor X2 = SR % = ∑ (3) Prediktor X3 = SR % = ∑ g. Sumbangan Efektif

Sumbangan Efektif X1, X2, X3 terhadap Y dengan rumus: (1) SE % X1 = SR % X1. R2

(2) SE % X2 = SR % X2. R2 (3) SE % X3 = SR % X3. R2 Keterangan :

SR % = Sumbangan relatif dalam persen SE % = Sumbangan efektif dalam persen JKreg = Jumlah kuadrat regresi

Y = Kriterium

∑ x1Y = Jumlah produk skor deviasi antara prediktor 1 dengan kriterium

∑ x2Y = Jumlah produk skor deviasi antara predikator 2 dengan kriterium

∑ x3Y = Jumlah produk skor deviasi antara predikator 3 dengan kriterium

a1 = Bilangan kofisien prediktor 1 a2 = Bilangan kofisien prediktor 2 a3 = Bilangan kofisien prediktor 3

Gambar

Gambar 3.2  Tes koordinasi mata kaki  Tata cara pelaksanaan tes koordinasi mata kaki
Gambar 3.4  . Diagram lapangan lari 30 meter  5. Tes rasio panjang tungkai dan tinggi badan
Gambar  Tahapan  Pelaksanaan Gerak
Gambar 3.5 Tes Kemampuan Tendangan dollyo chagi  Sumber. Okky Indera (2014)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil FMEA terhadap kondisi aktual turbin, potensi perbaikan dapat dilakukan terutama pada tahap instalasi turbin sehingga lebih memperhatikan kesegarisan

Hipotesis yang diajukan oleh peneliti adalah ada pengaruh pelatihan berpikir positif terhadap kecenderungan kecemasan pada pegawai negeri sipil pemerintah kota

Atas dasar deksripsi tersebut, maka tujuan dari penelitian yaitu menganalisis hubungan Adiwiyata dalam upaya pembentukan perilaku peduli lingkungan, ditinjau dari aspek

Unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh elemen kompetensi dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang sebenarnya di tempat kerja atau

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil tangkapan ikan, jumlah, jenis dan produksi hasil tangkapan pancing ulur pada armada penangkapan berbeda yang

Pada penelitian ini ditunjukkan bahwa pemaparan medan listrik dengan daya 10 V dengan intensitas paparan tiga kali sehari selama empat menit sebelum ikan diberi pakan

Pemberian ekstrak etanol herba putri malu (Mimosa pudica L.) dapat menghasilkan jumlah sel neutrofil yang lebih tinggi pada tikus galur Wistar yang telah

Penatakelolaan Bencana diperlukan untuk mencegah dan mengurangi kerugian yang timbul dari bencana yang terjadi, baik berupa kerugian harta benda maupun materi, serta