JURUSAN BUDIDA YA PERT ANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2007
Dibiayai oleh Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional sesuai dengan perjanjian
Pelaksanaan Hibah Penelitian Nomdr :
010/SP2H/PP/DP2M/lll/2007 tanggal 29 Maret 2007 Oleh :
IR. IRWAN MUTHAHANAS. M.Si. ERNA LISTIANA, SP., M.Biotech.St.
SKRINING Streptomyces
sp.
ISOLAT LOMBOK
SEBAGAI PENGENDALI HAYATI BEBERAPA
JAMURPATOGEN TANAMAN
LAPORAN PENELITIAN
DOSEN MUDA
.n
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2007
Dibiayai oleh Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendfdfkan Nasional sesuaf dengan perjanjian
Pelaksanaan Hibah Penelitian Nomom: 010/SP2H/PP/DP2M/lll/2007 tanggal 29 Maret 2007
Oleh:
IR. IRWAN MUTHAHANAS. M.Si. ERNA LISTIANA, SP., M.Biotech:St.
SKRINING Streptomyces
sp.
ISOLAT LOMBOK
SEBAGAI PENGENDALI HAYATI BEBERAPA
JAMUR PATOGEN TANAMAN
LAPORAN PENELITIAN
DOSEN MUDA
DOKUMENTASI & ARSIP
BAPPENA
S
Acc. No.
f.
__
L1
.
9
-l
r?
·
a
··
·~~o8
Class : ···-···-···--S.
···
1
···
:
-·
·a
··
····
·
~
·
·
··
oz-
·
Checked : ....l
.
..
.
. _ ..
L:
..
-
-
··-
·
-
Ir. lrwan Muthahanas, M. Si
NIP.132057804
-
Mataram, I Desember 2007 Ketua Pe liti,
Rp. 10.000.000,- (Sepuluh Juta Rupiah)
8 ( delapan) bulan
Ir. lrwan Muthahanas, M. Si. Laki-laki
132057804
Penata Tk. I I III c Lektor
Pertanian I Budidaya Pertanian 2 orang
Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat Pertanian
SKRINING Streptomyces sp. JSOLAT LOMBOK SEBAGAl PENGENDALI HAYATIBEBERAPAJAMURPATOGEN TANAMAN 2. Bidang Ilmu 3. Ketua Peneliti a. Nama Lengkap b. Jenis Kelamin c.NlP d. Pangkat/Golongan e. Jabatan Fungsional f. F akultas I J urusan 4. Jumlah Tim Peneliti
5. Lokasi Penelitian
6. Bila penelitian ini merupakan kerjasama kelembagaan a.Nama Instansi b.Alamat 7. Waktu Penelitian 8. Bia ya 1. Judul Penelitian
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN BASIL
Upaya pengendalian penyakit tanaman telah banyak dilakukan. Cara pengendalian penyakit tanaman yang cukup dikenal oleh petani yaitu penggunan pestisida kimia sintetik. Penggunaan pestisida kimia sintetik menjadi pilihan utama petani karena sudah merupakan kebiasaan dan menjadi paradigma yang melekat dipikiran petani apabila menemukan penyakit pada pertanaman yang dibudidayakan.
Penggunaan pestisida kimia sintetik secara terns menerus tanpa memperhatikan dampaknya bagi lingkungan akan mendatangkan masalah yang cukup besar dikemudian hari. Salah satu altematif pengganti pestisida kimia adalah pengendalian hayati dengan memanfaatkan mikroorganisme antagonis.
Streptomyces sp. merupakan salah satu kelompok mikroorganisme antagonis yang berpotensi digunakan sebagai agens pengendali hayati patogen penyebab penyakit tanaman. Untuk memperoleh isoJat Streptomyces sp. yang dapat digunakan sebagai pengenda)i patogen khususnya di puJau Lombok, maka dilakukan peneJitian tentang
"Skrining Streptomyces sp. isolat Lombok sebagai pengendali hayati beberapa jamur
patogen tanaman", Penelitian bertujuan untuk mendapatkan Streptomyces sp. isolat
Lombok yang memiliki kemampauan antagonis dan dapat digunakan sebagai pengendali hayati beberapa jamur patogen tanaman di pulau Lombok.. Penelitian
dilaksanakan di lapang dan · di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Pertanian
Universitas Mataram mulai dari.bulan April sarnpai dengan bulan Nopember 2007.
Dari hasiJ penelitian diperoleh diperoleh 45 isolat Streptomyces sp. lsolat
terse but 9 isolat dari rhizosfer cabe Steling, 10 dari rhizosfer tomat Bayan, 13 dari
rhizosfer bawang Sembalun, dan 13 dari rhizosfer cabe Aikmal. Wama koJ6ni isoJat
yang berhasil di isolasi dikelompokan dalam wama putih, coklat, abu-abu, kuning, hijau, hitam dan ungu. Kesemua isolat bereaksi gram positif pada pengecatan gram.
Sebanyak 20 isolat (44,4%) dari isolat Streptomyces sp. yang berhasil di isolasi
mampu menghambat pertumbuhan jamur patogen tanaman pada uji antagonis secara RINGKASAN
Irwan Muthahanas, Ema Listiana
Jurusan Budidaya Fakultas Pertanian Universitas Mataram
SKRINING Streptomyces sp, ISOLAT WMBOK SEBAGAI PENGENDALI
HA YA TI BEBERAPA JAMUR PATOGEN TANAMAN
berpasangan. Satu isolat (BSi) mampu menghambat tiga jamur patogen tanaman (Fusarium oxysporum, Rhizoctonia solani, Sc/erotium rolf.vii). Dua isolat (CSb dan
CSk) menghambat pertumbuhan dua jamur patogen tanaman (F. oxysporum, R. solani).
Tiga isolat (CSa, CSe, CSg) hanya mampu menghambat F. oxysporum, satu isolat (CAl) hanya mampu menghambat S. rolfsii, dan 13 isolat lainnya hanya menghambat R.
solani. Persentase hambatan oleh Streptomyces sp. terhadap jamur patogen tanaman
bervariasi dari yang paling kecil 20% (Streptomyces sp. isolat CAj terhadap R. solaniy;
sampai yang paling besar 70% (Streptomyces sp. isolat BSi terhadap S. rolf.-;ii).
Effort to control plant diseases has been undertaken commonly. The control
method that commonly known by farmers is the use of synthetic chemical pesticides.
The use of these synthetic chemical pesticides has become the main choice of farmers because it has become habit and become paradigm on the farmers mind when finding disease on their crops.
Continues uses of synthetic chemical pesticides without considering their-impact
on the envirorunent will bring about serious problem in the future. An alternative to
substitute the use of chemical pesticide is biological control method using antagonist
microorganism.
Streptomyces sp. is one of antagonist group of microorganism that has the
potential to be used as a biocontrol agent to control plant diseases. To obtain the isolate
of Streptomyces sp. which can be used to control plant pathogens especially in Lombok
Island, a research has been conducted about "Screening of Lombok isolates of
Streptomyces sp. as a biological control agent of some fungal plant pathogens". The
objective of the research was to obtain Lombok isolate of Streptomyces sp. those.has the
antagonist ability and can be used as biological control agent of several fungal plan pathogens in Lombok Island. The experiments were undertaken in the field and Laboratorium of Microbiology the Faculty of Agriculture Mataram University.started
from April up to November 2007.
The result of the research showed that 45 isolates of Streptomyces sp. have been
obtained. Those isolates includes 9 isolates obtained from the rhizosphere of chili in Steling, 10 from the rhizosphere of tomato in Bayan, 13 from the rhizosphere of chili in Aikmal. The colour of the colony of the isolate that has been successfully isolated were grouped in the colour of white, brown, grey, yellow, green, black, and purple. All isolates are gram-positive bacteria according to gram staining test.
SUMMARY
Irwan Muthahanas, Ema Listiana
Jurusan Budidaya Fakultas Pertanian Universitas Mataram
SCREENING OF LOMBOK ISOLA TES OF Streptomyces sp, AS A
BIOLOGICAL CONTROL AGENT OF SOME FUNGAL PLANT PATHOGENS
As much as 20 isolates (44,4%) of isolates of Streptomyces sp. being isolated were capable of inhibiting the growth of fungal plant pathogens according to
antagonism test. One isolate (BSi) was capable of inhibiting three fungal plant
pathogens (Fusarium oxysporum, Rhizoctonia solani, and Sclerotium rolf.Yii). Two
islates (CSb and CSk) were capable in inhibiting two fungal plant pathogens (F.
oxysporum and R. solani). Three isolates (CSa, CSe, CSg) were only able to inhibit F.
oxysporum, one isolate (CA}) was only capable in inhibiting S. rolfsii, and the other 13 isolates were only able to inhibit R. solani. The percentage of inhibition of the fungal
plan pathogens by Streptomyces sp. is varied from the smallest inhibition of 20%
(Sterptomyces sp. isolate of CAj against R. solani) to the biggest inhibition of 70%
(Streptomyces sp. isolate ofBSi against S. rolfsii).
Tim Peneliti, Mataram, 25 Nopernber,2007 Puji syukur penuli kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat Rakmat dan Hidayah-Nya, maka Laporan Penelitian Dosen Muda yang berjudul "Skrining Streptomyces sp, Isolat Lombok Sebagai Pengendali Bayati Beberapa
Jamur Patogen Tanaman" dapat diselesaikan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih dan penghargaannya
atas bantuan dan kelancaran selama dalam proses penelitian ini kepada :
1. Direktorat Pembinaan Penelitian dan Pengabdian pada Masayarakat Pendidikan
Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional atas kepercayaannya untuk
memberikan dana penelitian
2. Rektor tJniversitas Mataram
3. Dekan Fakultas Pertanian Universitas Mata.ram
4. Ketua Lembaga Pusat Penelitian Universitas Mataram
5. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya kegiatan penelitian ini.
Tentunya penyusunan laporan ini masih terdapat kekurangannya, untuk itu
masukan dari pembaca kami harapkan untuk perbaikan dikemudian hari. Semoga
laporan basil penelitian ini bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan. KATA PENGANTAR
18
LAMP IRAN
BAB VI. KESIMPULANDAN SARAN 15
DAFT AR PUST AKA 16
METODE PENELITIAN .. . . . .. . . . . . . . . . . . . . 8 HASIL DAN PEMBAHASAN . . . . . . . .. . . . .. . . . . .. . . . . ... IO BAB IV.
BABV.
DAFT AR LAMPIRAN .. . . ... . . . . . . .. . ... .. . . . . . . . ... .. . . .. . ... . . . ... . .. . .. . . . .. . .. x
BAB I. PENDAlfULUAN .. . . . . . . . . .. . . . . . . . .. . . . . . . . . . . 1
BAB: II TINJAUAN PUST AKA ... . . . .... . . . . . .. . . . . . . . . .. . . . . . .. ... 4 BAB III. TUJUAN DAN MANF AA T PENELITIAN .. . . . . . .. . . .. . . .. . . . 7 IX DAFT AR GAfvffiAR
LEMBAR IDENTIT AS DAN PENGESAHAN . . . . . . . . . . .. . .. . .. .. 1
RINGKASAN DAN SUMMARY... 11
KATAPENGANTAR VJ DAFTAR ISi ... ... ... vu DAFT AR T ABEL . .. .. . . .. . . . . . . . . . . .. . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . viii Bala man
DAFTARISI
vii1. Isolat Streptomyces sp. dan jamur patogen yang dihambat... . . . II 2. Daya hambat Streptomyces sp. terhadap jamur patogen
tanaman... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... 13 Halaman Tabel
DAFTAR TABEL
ix
3. Zonsaambatan isolat BSh terhadap jamur Sclerotium rolfsii.i, .... .. 12
2. Zona aambatan isolat BSi terhadap jamur Fusarium oxysporum,.. .. 12
l. SporaJsolat Streptomyces sp... 11
Halaman Gambar
3. Uji antagonis Streptomyces sp. dengan jamur patogen tanaman... 24
2. Isolat Streptomyces sp. yang berhasil di isolasi . . . . . . . . . . . . .. 20
1. Daftar nama isolat dan basil pengamatan secara makroskopis 18
Bala man
Lampiran
DAFfAR LAMPIRAN
Beberapa peneliti melaporkan kemampuan
· penyebab penyakit tanaman.
..
apabila menemukan penyakit pada pertanaman yang dibudidayakan.
Penggunaan pestisida kimia sintetik dalam pengendalian penyakit tanaman secara terpadu ditempatkan pada urutan terakhir. Penempatan ini mengandung maksud bahwa pengendalian dengan pestisida kimia sintentik akan diterapkan
apabila cara-cara pengendalian yang Iain sudah tidak mampu menekan gangguan
yang disebabkan oleh patogen tanaman . Hal ini dilakukan untuk menghindari
atau mengurangi dampak negatif dari penggunaan pestisida kimia sintetik.
Pengurangan dampak negatif penggunaan pestisida kimia sintetik dapat dilakukan dengan berbagai cara, salahsatunya yaitu dengan memasyarakatkan
pengendalain penyakit secara terpadu dalam penanganan.patogen tanaman. Salah
satu komponen dalam pengendalian penyakit secara terpadu adalah
"pengendalian hayati". Pengendalian hayati patogen tanaman dapat dilakukan
dengan pemanfaatan mikroorganisme antagonis yang dapat menekan atau menghambat perkembangan patogen tanaman. Cook dan Baker (1983) mendefinisikan pengendalian hayati penyakit tanaman sebagai upaya pengurangan kepadatan inokulum patogen penyebab penyakit atau aktifitas patogen yang dapat menyebabkan penyakit tanaman, dengan menggunakan satu atau beberapa mikroorganisme lainnya, manipulasi lingkungan dan tanaman inang atau penggunaan mikroorganisme antagonis.
Streptomyces sp. merupakan salah satu kelompok mikroorganisme
antagonis yang berpotensi digunakan sebagai agens pengendali hayati patogen Budidaya tanaman tidak dapat lepas dari gangguan penyakit tanaman sejak pembibitan sampai pemanenan hasil, bahkan sampai periode pasca panen
Kehilangan hasil akibat gangguan penyakit tanaman sangat bervariasi, dari
beberapa porsen sampai kegagalan panen basil pertanian. Upaya pengendalian
penyakit tanaman telah banyak dilakukan. Cara pengendalian penyakit tanaman
yang cukup dikenal oleh petani yaifu penggunan ::westisida kimia sintetik.
Penggunaan pestisida kimia sintetik menjadi pilihan utama petani karena sudah
merupakan kebiasaan dan menjadi paradigma yang nielekat dipikiran petani
BAB L PENDABULUAN
Streptomyces sp. sebagai agen pengendali patogen tanaman. Kim et al. (1999)
melaporkan, bahwa antibiotik AslA yang dihasilkan .oleh Streptomyces libani
dapat menghambat pertumbuhan miselia dari Botrytis cinerea, Cladosporium
cumeris, Co/letotricum lagenarium, Cylindrocarpon destructans, Magnaporthe
grisea dan Phytopthora capsici pada uji antagonis di Iaboratoriwn. Penggunaan,
antibiotik AslA yang dihasilkan oleh Streptomyces ltbani pada tanaman cabai di
percobaan rumah kaca juga dapat mengurangi penyakit layu yang disebabkan o!~h
P. capsici dan antraknosa yang disebabkan oleh C. lagenarium. -,.
Kemampuan Streptomyces sp. mengendalikan cendawan patogen.
tumbuhan dilaporkan oleh Sabaratnam dan Traquaira (2002), bahwa Streptomyces.
sp. isolat Di-994 mampu mengendalikan Rhizoctonia penyebab penyakit rebah-
kecambah pada tanaman tomat. Yusnizar (2002) berhasil mengisolasi
Streptomyces sp. dari air hitam Kalimantan Tengah. Dari isolat yang berhasil
diisolasi diperoleh 12 isolat mampu menghambat Rhizoctoni solani, dan 12 isolat
mampu menghambat Helminthosporium oryzae. Lestari (2003) melaporkan,
bahwa beberapa isolat Streptomyces spp. yang berasal dari beberapa lokasi di
Indonesia dapat menghasilkan senyawa anti bakteri. Berdasarkan hasil uji
senyawa anti bakteri dari Streptomyces sp. temyata mampu menghambat
Escerchia coli tahan ampicilin, Bacillus subtilis, Serratia marcesens, clan
Xanthomonas campestris. Muthahanas (2004) melaporkan, 22 isolat Streptomyces
sp. yang berasal dari beberapa Iokasi di pulau Jawa clan Swnatera memiliki
kemampuan penghambatan tidak konstan terhadap Ralstonia solanacearum
penyebab penyakit layu pada tanaman cabe di 3 tahap pengujian awal. Dari 3
isolat yang belum konstan penghambatannya tersebut hanya Streptomyces sp,
isolat PD 14-19 yang mampu menghambat R. so/anacearum pada pengujian
lanjutan.
Keberhasilan pengendalian hayati dengan menggunakan mikroorganisme antagonis ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya faktor lingkungan yang sesuai bagi pertumbuhan dan perkembangan dari agens atagonis dan ketersediaan agens antagonis. Keberhasilan satu agens antagonis pada suatu daerah tertentu . bukan merupakan suatu jaminan bahwa agen antagonis tersebut juga akan berhasil 2
' .,
di daerah lainnya. Kinkel et al. (2002) melaporkan, bahwa penggunaan
Streptomyces sp. untuk mengendalikan penyakit kudis yang disebabkan oleh
Streptomyce scabies pada tanaman kentang dapat menurunkan intensitas penyakit
sampi 50% di Minnesota dan Wisconsin Amerika, akan tetapi dilaporkan pula
bahwa .pengendalian dengan menggunakan Streptomyces sp. tidak konstan pada
musim-dan lokasi yang berbeda, sehingga disarankan pengendalian menggunakan
mikroorganisme antagonis hendaknya bersifat spesifik lokasi.
.1:-Penggunaan agens antagonis isolat lokal merupakan salah jawaban dari
keraguan terhadap kemampuan suatu agens antagonis pada lokasi setempat. Untuk
memperoleh isolat Streptomyces sp. yang dapat menyesuiakan dengan keadaan
lingkungan setempat diperlukan upaya pencarian dan pengujian terhadap isolat Jokal. Sebagai langkah awal untuk memperoleh isolat Streptomyces sp. yang dapat digunakan sebagai pengendali patogen khususnya di pu1au Lombok,
dipandang perlu untuk melakukan penelitian tentang "Skrining Streptomyces sp.
isolat lombok sebagai pengendali hayati beberapajamur patogen tanaman", 3
2. Pengendalian Biologi
Pengunaan mikroorganisme sebagai agens pengendali biologi sudah
· dikenal lama diawali oleh W. Roberts tahun 1874 yang menemukan perilaku
antagonis Penicillium glaucum terhadap bakteri pada media cair. Temuan ini Pengendalian penyakit tanaman menggunakan pestisida kimia sudah berlangsung lama dan melekat pads pikiran para petani. Keberhasilan pestisida di masa lalu dalam mengendalikan beberapa penyakit tanaman merupakan sejarah
yang sulit untuk ttilupakan. Namun sejarah mencatat pula bahwa tidak sedikit
bahaya dan kerugian yang diakibatkan oleh penggunaan pestisida secara tidak rasional. Kardinan (1999) mencatat beberapa kasus yang merugikan akibat
penggunaan pestisida kimia yaitu'~i(l) terjadi keracunan pada pengguna pestisida
lebih dari 400.000 kasus pertahun dan 1,5% di antaranya berakibat fatal; {2) polusi lingkungan (kontaminasi -air, udara), dalam jangka panjang terjadi kontaminasi terhadap manusia dan mahluk hidup lainnya; (3) perkembangan patogen penyebab penyakit tanaman menjadi resisten atau toleran terhadap
pestisida.
Pehggunaan pestisida yang tidak rasional dapat mempengaruhi kehidupan organisme bukan sasaran, oleh karena itu penggunaannya harus didasarkan atas
pertimbangan ekologis yang sangat bijaksana. Tarumingkeng ( 1992)
mengungkapkan bahwa penggunaan pestisida hanya merupakan strategi yang bersifat darurat dalam arti bahwa keadaan rnemaksa untuk menggunakannya pada suatu saat tertentu, dan dengan pertimbangan kesehatan dan keselamatan manusia
serta kelestarian lingkungan. Seiring dengan peningkatan pengetahuan akan
bahaya pestisida terhadap manusia dan organisme bukan target serta lingknngan, penggunaan pestisida dalam konsep Pengendalian Ha.ma Terpadu (PHf) ditempatkan pada urutan yang paling akhir dalam pengendalaian organisme pengganggu tanaman (Untung, 1993).
1. Pengedalian secara kimiawi
BAB II. TINJAUAN PUST AKA
3. Streptomyces sp, Sebagai Agens Pengendali Biologi
Streptomyces sp. merupakan kelompok bakteri yang berfilamen dan
termasuk mikroorganisme saprofit dan dapat mendegradasi beberapa senyawa
seperti lignin, kitin, pektin, keratin, kelompok aromatik, dan , asam humat
Streptomyces sp. dapat dijumpai dalam jumlah cukup banyak di dalam tanah,
sampah organik, clan kompos. Dari sejurnlah mikroorganisme yang diisolasi dari
tanah 90% di antaranya merupakan Streptomyces sp. Streptomyces sp.
· Streptopmyces sp. dapat tumbuh pada kisaran suhu 44-45° C sehingga merupakan pengurai yang berperan penting pada proses pengomposan dan pembuatan pupuk merupakan awal dikenalkannya proses antagonis antar mikroorganisme di dunia mikrobiologi. Penemuan lain yang menjadi tonggak sejarah didunia kesehatan
adalah keberhasilan A. Fleming mengisolasi antibiotik yang berasal dari
mikroorganisme pada tahun 1928. Berdasarkan pada penemuan antibiotik
tersebut banyak peneliti yang melakukan penelitian tentang pengunaan antibiotik
untuk mengendalikan patogen tanaman. E. Grossbard (1948-1952), J.M. Wright (-1952-1957) dan beberapa peneliti lainnya melasnkan penelitian tentang produksi
antibiotik dalam tanah oleh ifPenicillium, :$pergillus, Trichoderma, clan
Streptomyces sp. (Baker, 1987)
Mekanisme pengendalian biologi dengarssmenggunakan mikroorganisme
antagonis berlangsung dengan beberapa cara. Papavizas (1985) rnengemukakan
mekanisme antagonis Trichoderma sp. melalui antibiosis, Iisis, kompetisi, dan mikparasit terhadap: patogen target. Baker (1987) menjelaskan pengendalian dengan Streptomyces sp. berlangsung dengan mekanisme penghasilan antibiotik, penghasilan enzim yang dapat mendegradasi kitin, kempetisi dan kolonisasi daerah rhizosfer dari tanaman.
Salah satu keuntungan pengendalian patogen tanaman dengan
menggunakan mikroorganisme antagonis adalah tetap terjaganya keseimbangan
biologi di lingkungan. Kesimbangan tersebut dapat terjaga karena
rnikroorganisme yang digunakan biasanya tidak membahayakan organisme dan
mikrorganisme bukan target (Cook & Baker, 1983).
Kemampuan Streptomyces sp. menghasilkan antibiotik menarik .perhatian para peneliti di bidang penyakit tanaman untuk memanfaatkannya sebagai agens pengendali biologi terhadap beberapa patogen tanaman. Kopperl et al. (2002)
menjelaskan bahwa Streptomyces sp. merupakan bakteri penghasil antibioti\(i~ng
umum terdapat di tanah dan dapat digunakan sebagai pengendali beb~wpa
patogen tanaman seperti Fusarium, Phytium, Colletotrichum dan Rhizoctonia ,
pada uji in vitro dan tidak menimbulkan keracunan pada tanaman. Disamping itu,
Streptomyces sp. dapat memparasit telur nematoda Meloydogine arenaria pada
tanaman tomat. Aplikasi 105 spora/g pada tanah yang ditanami tomat dan
diinokulasi dengan M arenaria dapat menurunkan produksi puru akar tanaman
tomat di percobaan rumah kaca. Streptomyces sp. juga berpotensi mengendalikan
Fusarium oxysporum penyebab penyakit layu tanaman tomat pada uji di
laboratorium. Dari 131 isolat Streptomyces sp. yang berhasil dikoleksi, diperoleh 18 isolat yang dapat menghambat perturnbuhan hifa F. oxysporum hingga lebih
dari 50% (Kopperl & Mitchell, 2002).
Schonfeld et al. (2004) berhasil mengisolasi l 02 mikroorganisme dari tanah areal percobaan dan tanah petani di Belanda yang keseluruhannya mampu
menghambat R. solanacearum. Dari l 02 isolat tersebut, 65 isolat merupakan
Streptomyces sp. clan diidentifikasi sebagai Streptomyces setoni, S. griseus, S.
lividus, dan S. lincolnensis. Romerio et al. (2002) melaporkan bahwa perlakuan
benih tomat dengan Streptomyces sp. dapat mengurangi penyakit layu yang
disebabkan oleh Ralstonia solanacearum sampai 80%. Hasil penapisan 22 isolat
yang berasal dari berbagai lokasi di Indonesia yang dilakukan oleh Muthahanas
(2004) diperoleh 3 isolat tidak konstan menghambat pertumbuhan R.
so/anacearum penyebab penyakit layu pada tanaman cabai, dan hanya isolat PD
14-19 yang konstan menghambat. Uji isolat PD 14-19 .di po/ibag mampu
menekan penyakit layu sampai l 00% dan berpengaruh terhadap peningkatan
. tinggi tanaman cabai.
organik. Mikroorganisme ini juga dapat memproduksi antibiotik seperti
eritromisin, neomisin, tetrasiklin, ampoterisin dan streptomisin (Paul & Clark,
1996).
6 t
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan Streptomyces sp. isolat Lombok yang memiliki kemampauan antagonis dan dapat digunakan sebagai
pengendali hayati beberapa jamur patogen tanaman di pulau Lombok.
Manfaat penelitian diharapkan Streptomyces sp. yang memiliki
kemampuan antagonis terhap jamur patogen tanaman yang diperoleh dapat
mernbantu pengembangan, dan peningkatan pengendalian penyakit tanaman
dengan cara biologi guna mengurangi dampak negatif penggunaan pestisida kimia sintetik.
BAB
m.
TUJUAN DAN MANFAA T PENELITIANStreptomyces sp. yang berhasil diisolasi dan telah diidentifikasi diuji
kemampuan antagonisnya. Pengujian dilakukan terhadap 3 jamur patogen penyebab penyakit tanaman yaitu Rhizoctonia solani, Sc/erotium rolfsii.,
.Fusarium oxysporum. Pengujian dilakukan dengan menumbuhkan secara
berpasangan potongan koloni patogen berdiameter 0,5 cm dengan potongan
2. Uji in-vitro kemampuan antagonis Streptomyces sp.
Isolasi Streptomyces ~'. dilakukan dengan mengambil sampel tanah ± l kg
pada rhizosfer cabe di Sembalun, rhizosfer bawang di Sembalun, rhizosfer cabe di Aikmel, rhizosfer tomet di ~yan. Sebanyak 100 g sampel tanah dari masing- masing lokasi pengambilan disuspensikan dengan 1000 ml air steril dan dibuat
seri pengenceran dengan menggunakan tabung reaksi sampai 10-1. Isolasi
dilakukan dengan teknik cawan sebar Crowford et al. (1993), dimana 1 ml
suspensi pengenceran 10-6 dan 10·7 tanah sampel yang akan diisolasidisebar rata
pada media Yeast Manito! (YM). Setiap seri pengenceran diulang 3 kali. Semua
perlakuan di inkubasi pada suhu kamar clan dalam kondisi gelap selama 14 hari.
Isolat yang berhasil tumbuh selama periode ink.ubasi yang diduga sebagai
Streptomyces sp. dipindahkan ke media YM lainnya untuk pemumian guna
keperluan identifikasi. Indentifikasi Streptomyces sp. dilakukan dengan
pengamatan mikroskopis dan makroskopis serta karakterisasi dengan berpedoman pada "Bergey's Manual of Determinatif Bacteriology" (Holt et al, 1994). Tiap lokasi pengambilan sampel tanah diharapkan diperoleh 3 isolat Streptomyces sp. sehingga minimal diperoleh 12 isolat Streptomyces sp. yang akan digunakan pada
uji kemampuan antagonis secara in-vitro.
1. Isolasl dan identifikasi Streptomyces sp.
Penelitian dilakukan di Laboratorium yang terdiri dari dua kegiatan utama
yaitu tahap isolasi dan identifikasi, dan tahap uji in-vitro kemampuan antagonis
Streptomyces sp.
BAB IV. METODE PENELITIAN
3. Analisis dan Presentasi Data
Data hasil pengamatan dialanlisis dengan analaisis ragam pada taraf nyata
5%. Presntasi data ditampilkan dengan meggabarkan basil penelitian dalam
bentuk tabel.
Persentase hambatan r (Rl -R2) x (Rl)"1 x 100%
Keterangan :
Rl
= Jari-jari
kolonijamur yang berlawanan dengan pusat antagonisR2
= Jari-jari
koloni jamur yang menuju pusat antagoniskoloni Streptomyces sp. berdiameter 0,5 cm pada ca.wan petri. Percobaan diseting
dengan Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari 3 ulangan untuk setiap isolat
Streptomyces sp. yang berhasil di isolasi dari rizosfer tanaman.
Untuk mengetahui kemampuan Streptomyces sp. mengedalikan beberapa
jamur patogen tanaman, dilakukan pengamatan dengan mengukur persentase
hambatan dengan menggunakan rumus :
Pengamatan mikroskopis isolat Streptomyces sp. dilakukan hanya pada isolat yang mampu menghambat pertumbuhan jamur patogen tanaman. Hasil
_pengamatan menunjukkan Streptomyces sp. memiliki spora berbentuk bulat dan terikat pada rantai spora. (Gambar. 1). Jumlah spora tiap rantai wm.onnya
. bervariasi. Dari basil pengecatan gram, spora Streptomyces sp, menunjukkan
"
ini sangat beragam. Keragaman Streptomyces sp. hasis.isolasi tampak.jelas pada
bentuk koloni, warna koloni, tepian koloni, permukaaa koloni, dan penghasilan
pigmen disekeliling koloni beberapa isolat Streptomyces sp. (Lampiran. l ).
Pengamatan morfologi isolat Streptomyces sp. menunjukkan wama koloni dari isolat yang beragam, namun secara garis besar isolat tersebut dikelompok
dalam 7 wama yaitu wama yaitu putih, coklat, abu-abu, kuning, hijau, hitam clan
ungu. Wama yang terbentuk pada koloni tersebut merupakan basil pigmentasi dari miseliwn aerial isolat dan menjadi warna kareteristik dari Streptomyces sp.
dewasa (Madigan et al., 1997). Pembentukan pigmen warna juga terlihat pada media pertwnbuhan disekiling koloni dari isolat. Isolat CSa, TBd, TBe dan TBf menghasilkan pigmen berwarna coklat disekeliling koloni. Pelczar ( 1993) menjelaskan bahwa wama yang terdapat disekeliling koloni dari Streptomyces sp. menunjukkan kemampuan dari isolat tersebut masuk ke media dan meyebabkan terjadinya perubahan warna dari medai tersebut.
Pengamatan morfologi koloni Streptomyces sp. menunjukkan hampir semua isolat memiliki bentuk bundar dengan bentuk tepian koloni yang beragam yaitu dari berombak, belekuk, seperti wol, seperti benang, sampai pada bentuk
tak beraturan. Permukaan dari koloni bervariasi dari kasar, halus .• bertepung dengan elevasi yang bervariasi dari datar, berbukit, cembung, dan bentuk seperti kawah.
Hasil isolasi Streptomyces sp. dari diperoleh 45 isolat. Isolat tersebut yaitu
9 isolat dari rhizosfer cabe Steling, 10 dari rhizosfer tomat Bayan,' 13 dari
rhizosfer bawang Sembalun, dan 13 dari rhizosfer cabe Aikmal. Isolat
Streptomyces sp. yang diperoleh hasil isolasi dari berbagai tempat pada penelitian
BAB V. BASIL DAN PEMBAHASAN
Streptomyces sp. menghambat patogen tanaman berbeda-beda (Tabel. l ). Satu isolat (BSi) atau 5% isolat Streptomyces sp. mampu menghambat 3 jamur patogen
tanaman (Fusarium oxysporum, Rhizoctonia solani, Sclerotium rolfsiiy. Dua isolat
No lsolat
Asal isolat Fusarium Rhizoctonia Sclerotium Streptomyces sp.
1 BSe Bawana Sembalun +
2 BSh Bawang Sembalun +
3 BSi Bawang Sembalun + + +
4 CA a Cabe Aikmal +
5 CAj CabeAikmal +
6 CAI Cabe Aikmal +
7 csa Cabe Sembalun +
8 CSb Cabe Sembalun + +
9 CSc Cabe Sembalun +
10 CSd Cabe Sembalun +
11 CSe Cabe Sembalun +
12 CSg Cabe Sembalun +
13 CSh Cabe Sembalun +
14 CSk Cabe Sembalun + +
15 TBa Tomat Bayan +
16 TBd Tomat Bavan +
17 TBe Tomat Bavan +
18 TBa Tomat Bayan +
19 TBi Tomat Bayan +
20 TBi Tomat Bavan +
Tabel 1. Isolat Streptomyces sp. danjamur patogen yang dihambat.
Dari 45 isolat Streptomysec sp. yang diperoleh, 20 isolat atau 44,4% dari
isolat yang berhasil diisolasi menunjukkan kernampuan menghambat jamur
patogen penyebab penyakit tanaman pada uji antagonis. Kemampuan isolat
Gambar 1. Spora isolat Streptomyces sp.
reaksi gram positif Streptomyces sp. termasuk dalam bakteri gram positif (Holt et
al, 1994).
Persentase hambatan oleh Streptomyces sp. terhadap jamur patogen tanaman bervariasi dari 20% (Streptomyces sp. isolat CAj terhadap Rhizoctonia
Gambar 3. Zona hambatan isolat BSh terhadap jamur
Sclerotium rolfsii
Gambar 2. Zona hambatan isolat BSi terhadap jamur
Fusarium oxysporum
(CSb dan CSk) atau 10% isolat Streptomyces sp. menghambat pertumbuhan 2
jamur patogen tanaman iFusarium oxysporum, Rhizoctonia solani). Tiga isolat (CSa, CSe, CSg) ataul5% isolat Streptomyces sp. hanya mampu menghambat Fusarium oxysporum, satu isolat (CAI) atau 5% isolat Sterptomyces sp. hanya mampu menghambat Sclerotium rolfsii, dan 13 isolat atau 65% isolat
Streptromyces sp. hanya menghambat Rhizoctonis solani.
Penghambatan pertumbuhan jamur patogen tanaman oleh isolat
Streptomyces sp. ditandai dengan ketidakmampuan koloni jamur patogen untuk tumbuh menutupi isolat bakteri Streptomyces sp. pada uji antagonis. Hal ini terlihat dengan adanya daerah bening sekitar koloni isolat Streptomyces sp.
(Gambar. 2 dan 3). Zona bening ini menunjukkan adanya suatu senyawa (metabolit ektra seluler) isolat Streptomyces sp. yang mampu menghambat mikroorganisme lainnya. Senyawa yang dihasilkan oleh Streptomyces sp. tersebut dapat berupa antibiotik atau senyawa lainnya yang dihasilkan oleh Streptomyces sp. Penghasilan antibiotik dan zat penghambat lainnya oleh Streptomyces sp.
merupakan salah satu mekanisme untuk menghambat mikroorganisme lain yang berkompetisi dengan Streptomyces sp. dalam mendapakan nutrisi (Madigan et al.,
1997).
Dari tabel 2 diperoleh 15 isolat atau 62,5% isolat rnampu rnenghambat pertumbuhan Rhizoctonia solani, 6 isolat atau 25% isolat rnampu menghambat
Fusarium oxysporum, dan 3 isolat atau 12,5% isolat mampu menghambat Sclerotium rolfsii.
Perbedaan daya hambat menggambarkan perbedaan kemampuan dari masing-masing isolat untuk menghambat pertumbuhan mikrooganisme pesaing.
No. Streptomyces sp, VS Jamur patogeo Persentase daya
tanaman ham bat
I. BSi VS Sclerotium rolfsii 70,00 a
2. CAI VS Sclerotium rolfsii 66,67 ab
3. CSh VS Rhizoctonia solani 63,33 be
4. BSh VS Sc/erotium rolfsii 60,00 cd
5. CSk VS Rhizoctonia so/ani 60,00 cd
6. BSi VS Fusarium oxysporum 56,67 de
7. CSe VS Fusarium oxysporum 56,67 de
8. BSi VS Rhizoctonia solani 56,67 de
9. BSe VS Rhizoctonia solani 56,67 de
10. TBi VS Rhizoctonia solani 53,33 ef
11. CSk VS Fusarium oxysporum 50,00 fg
12. TBg VS Rhizoctonia so/ani 50,00 fg
13. CSa VS Fusarium oxvsporum 46.67 gh
14. TBd VS Rhizoctonia solani 46.67 gh
15. CSg VS Fusarium oxysporum 43,33 hi
16. CSb VS Fusarium oxysporum 43,33 hi
17. TBa VS Rhizoctonia so/ani 43,33 hi
18. l;Be VS Rhizoctonia so/ani 43,33 hi
19. CSc VS Rhizoctonia solani 43,33 hi
20. CSb VS Rhizoctonia solani 43,33 hi
21. CSd VS Rhizoctonia so/ani 40,00 i
22. TBi VS Rhizoctonia solani 40,00 i
23. CAg VS Rhizoctonia so/ani 33.33 i
24. CSj VS Rhizoctonia solani 20,00 k
so/ani) sampai yang paling besar 70% (Streptomyces sp. isolat BSi terhadap
Sc/erotium ro/fsii). Presentase hambatan oleh Streptomyces sp. terhadap jamur
patogen tanaman dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabet 2. Daya hambat Streptomycses sp. terhadap jamur patogen tanaman
Perbedaan ini diduga dipengaruhi oleh jenis, jumlah, dan kualitas dari antibiotik
atau zat lain yang dihasilkan oleh Streptomyces sp. dalam menghambat
mikroorganisme pesaing. Hwang dan Ahn (1993) melaporkan Streptomyces sp.
dapat menghasilkan .satuatau dua antibiotik. Streptomyces violaceoniger strain
ASO menghasilkan dua fraksi antibiotik pada kromatografi yaitu SF 1 dan SF2.
SFl aktif menekan pertuinbuhan Phytopthora capsici sedangkan fraksi SF2 aktif
menekan pertumbuhaM\{agnoporte grisea.
Keberhasilan p'c;ngendalain mikroorganisme patogen tanaman dengan
menggunakan Streptomyces sp. pada skala rumah kaca tidak dapat berlangsung
stabil dari satu lokasi dengan lokasi yang lain. Keberhasilan pengendalian sangat dipengaruhi oleh media -turnbuh, fase pertumbuhan tanaman, jenis tanah, serta
fluktuasi suhu di rwnah kaca (Hwang dan Ahn, 1993). Oleh karena ini isolat yang
berhasil menghambat pertwnbuhan pada skala laboratoriwn, belum tentu akan diikuti oleh keberhasilan pengendalian pada skala rwnah kaca atau di areal pertanaman. Untuk mengetahui kemampuan dari isolat yang sudah diperoleh dari penelitian ini masih banyak tahapan penelitian kedepan yang guna menjawab kemampuan Streptomyces sp. isolat lokal Lombok dalam mengendalikan jamur patogen tanaman.
SARAN
Masih diperlukan pengkajian lebih lanjut untuk mengetahui kestabi]an dari
isolat Sterptomyces sp. dalam mengendalikan jamur patogen tanaman, baik dalam
skala rumah kaca maupun skala lapangan. KESIMPULAN
Berdasarkan pada basil penelitian 'dan basil pengamatan morfologi secara
makroskopis dan mikroskopis dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Isolasi Streptomyces sp. dari rhizosfer tanaman tomat, cabe dan bawang di
peroleh 45 isolat, dengan wama k9loni yang bervariasi dan dikelompokan
dalam 7 wama kolom yaitu putih, cbklat, abu-abu, kuning, hijau, hitam dan
ungu.
2. Dua puluh isolat atau 44,4% darfsisolat Streptomyces sp. yang berhasil
diisolasi mampu menghambat pertumbuhan jamur patogen tanaman.
3. Kemampuan isolat Streptomyces sp .. menghambat jamur patogen tanaman
berbeda-beda. Isolat BSi mampu menghambat Fusarium oxysporum,
Rhizoctonia solani, Sclerotium rolfsii. Isolat CSb dan CSk menghambat
pertumbuhan Fusarium oxysporum, Rhizoctonia solani. Isolat CSa, CSe, dan
CSg hanya mampu menghambat Fusarium oxysporum, isolat CAJ hanya mampu menghambat Sclerotium ro/fsii, dan 13 isolat lainnya hanya
menghambat Rhizoctonis so/ani.
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN
Muthahanas I. 2004. Potensi Streptomyces sp. sebagai agens pengendali biologi Ralstonia solanacearum penyebab penyakit layu pada tanaman cabai. Tesis.
Intitut Pertanian Bogor. Bogor.41 hal.
Madigan MT, Martikno JM dan Parker J. 1997. Biology of Microorganism.
Prentice Hall International. New Jersey.
Lestari Y. 2003.The potential of tropical Streptomyces as source of new
antibacterial compounds. · Makalah Seminar. Workshop on Diversity of
Actinomycetes for Natural Conservation and Hwnan welfare. Bogor,JApril
2003.
Kopperl MLS, Mitchell DJ. 2002. Selection of Streptomyces spp. with potential
for biocontrol of Fusarium oxysporum on tomato. http://www.bspp.
org.uk/icpp98/5.2/76.html. [15 Nopember 2002]
Kopper! MLS, Hewlett TE, Norris LP. 2002.Streptomyces for biological control
of pathogenic fungi and nematodes. http://www.entomologywisc.
edu/mcbn/veg41 l.html. (15 januari 2003].
Kinkel LL, Anderson NA, Schottel JL, Samac DA. 2002. Cobtrol of potato scab
with antibiotic-producing Streptomyces. http://www.entomologywisc.
edu/mcbn/veg41 l. html. (15 Januari 2003].
Kim SB, Moonn SS, Hwang BK. 1999. Isolation, Identification, and Anti Fungal
Activity of rnacrolide antibiotik, oligornycin A, produced bay Streptornyces libani. Canadian J. Bot. 77:850-858.
Kardinan A. 1999. Pestisida Nabati, Ramuan dan aplikasi. Penebar Sawadaya.
Jakarta. 80 hal.
Holt JG, Krieg NR, Sneath PHA, Stal~ JT, Williams ST. 1994. Bergey's Manual
ofDetenninative Bacteriology. 9 edition. USA: Williams & Wilkins.
Hwang BK, Ahn SJ. 1994. Production, purification and antifungal activity of the antibitic nucleiside, tubercidin, produced by Streptomyces wtolaceontger. Can. J. Bot. 72 : 480-485.
Cook RJ, Baker KF. 1983. The Nature and Practice of Biological Control of
Pathogens. St. Paul, Minenesota. APS Press.
DAFT AR PUST AKA
Yusnizar. 2002. lsolasai dan krining Streptomyces sp. dari ekosistem air hitam dan diuji penghambatannya terhadap Rhizoctonia solani dan Helminthosportum aryzae. ICBB. Bogor. http://www.icbb.org/indonesia/ penelitian/penelitian.12.htm. [28 Januari 2002].
Untung K. 1993. Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu. Gajama University Press. Y ogyakarta. 273 hal.
Tarumingkeng RC. 1992. Insektisida. Sifat, mekanisme kerja dan dampak penggunaannya. Sinar Surya Megah Perkasa. Jakarta. 251 hal.
Sabaratnam S, and Traquaira JA. 2002. Formulation of Streptomyces biocontrol agent for suppression of Rhizoctonia damping-off in tamato transplants. Biological Control 23(3):245-253.
Romerio RS, Moura AB, Matsouka K, Fernandes ~C. 2002. Actinomycetes
selected for boilogical control of tomato wilt (Ralstonia so/ani) and growth promotion after seed microbialization. http://www.cp.scisco.org/docs/ pm/am.htm. [8 Nopember 2002].
Pelczar MJ, Chan ECS, Krieg NR. 1993. Micribiology, Conceps and Application. Mc.Graw Hill, New York.
...
-
·-
Cll jga
'"C) ld 0 Cl)·-
·-
s
5
~ ~ ~-
...:.:: ~ ii:o
0 0 I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I Io
§ §
§
0( ~g
~ Cl)ti
g
~g
i
Cl)s
..0 ..0 ..0 ..0 Cl)a
!
!
~a a
a
!
s::a
~I
a
~ g} ~a
!
]
~!
a
a
]
a
s
11.. ~ ~ ~ ~·-
~ ~ ~ ~ o ~ ~]
~ ~ ~:s
~-~
§
l
l
1
-
-
-
-
. 't::-
... ... ... .'t::-
... ~ ~ ~ ... ~-
Cl) :.;;i ~ :.;;i ~i
~ :.g ~ ~-3
:,;;; ~ ~"i
"€ "€ ~53
::I ~ ;:;$1
::I :::sa
~s
~ ~ ~ ~-e
~-e
-e -e -e -e -e
~-e -e -e
Cl) Cl)-e
e- Cl) Cl) Cl) Cl) Cl) Cl) Cl) ~ II) Cl) Cl) Cl)a
II)e
g
vco co
0 ,;oco co co o
alco co co
al 0m m
0m
co
m
0 Cl) Cl) Cl) al s:: t'd·a
~ .... Cl) Cl) ... ~ ~ ~ gf ~ gf ...:.::a
a a
a
~.a
ro ro ro ~ ~ ~ cfi
~ ~ ~ ~ c s::-
s:: ~-a -a
Cl) ~-a
~-a
Cl) ~ Cl) Cl) ~ ...:.:: Cl) ..0 ~ ..0 ..0 ..0 ..0-3
t'd o::i-e -e
-~
-~
..0-e
..0-e
"i
"i
"€ ..0 ..0a
a
~
e
_g
"i
-~
_g
Cl)§
-~ -~
...:.::-~
Ee
~ ~ 8 ~ ~ ~ ..0g
Cl) c: c: ~g
g
b
~ ~ ~1i
"t.)...
0 0 Cl) Cl) Cl) Cl) II) Cl) Cl) Cl) Cl) Cl) ~ ::3J:Q J:Q
m
Cl) Cl) o::i o::im m
o::i Cl) Cl) Cl) Cl) Cl)m
Cl) Cl) al Cl) al0( s::
§
c.
....
~ t'd s::a
I
I
Cl) Cl) ~ ~·s
fl) 0 ...·
c
·c
-
-
... ~-
...-
5
5
0g
a
s
s
g
g
'E -~ ~-:;
....
... Cl)6.
..0·c
~ Cll ~·c
~·-
·a
. t:: ·c 'c Cll]
.g
~ 0]
Cl) ~ 0 ~ Cl) ~ ~ ~ ~:e
~ ...:.:: .2 •t:: ~ 0 Iii ~ ~a
-
Iiii
~ Iii~
i
~ Iiia
a
~.a
a
]
i
Iii ~ Iii ~Q) ~
s
m
IS§
l
§
IS§
~ "O§ § §
"O.
e
§
§ §
s
. t:: "3 § § § § § §ra
Cl)·-
alco
o::i ~m
co co co
alco
m
co
m
co
m m 53 m
al ~ alco co
m
·a
I
0-
0 ~m
i
i
a
;:s ~ ::s ~ .c: ..c: ~;:
..c: ~ .c: .c: .c: .c: ~ .c: :S .c: .c: .c: .c: .c: ~ .c:g
.g
.c:£
... "§ "§ ·.c ~ '§ ~ '§ ~ ·.c '§ "§·
g
:::s"§
·g
=-
~ "S...
<
-
:;<
..., ~ ~·-
~ ~ ~ 11.. ;:::> 11.. ::i::: 11.. 11.. 11.. 11.. 11.. 11.. 11.. ~ 11.. t'd ~ t'd ~ (.) ~ <+-. b( .c: t'd ~ 0 "Cj Cl),_
~ ~·
-
...:.:: 8 t'd ~ (.) '"C)§-o
Cl) 0.
....
.
....
0 Cl)u
Cl) Cl) Cl) Cl) Cl) Cl) Cl) Cl) Cl) Cl) Cl) Cl) Cl) Cl) ~ts
~z~
u u u u
u u u u
co co co m m co co
co
m m m
co
CQ 0 0-
N M"""
V'I'°
r-.. 00 0-. 0-
N M"""
V'I'°
z
-
N M ~ V'I \0 r-.. 00 0-.- -
...-
-
-
...
...- -
N N N N N N N 00-
·
-
~ ~ 1i1 0Et
~ ~ p-:; C) C) I I I I I I I I I J I I I I I I I§
gf§ § § § § §
gf§
§
bl ~g
g
g
fr
g
g g
e
s
s
e
g
e
li
~ti i i
li
]
ti
]
li ti
~ .0 .0 .0 .0 .0 .0 .0 .0 .0 .0 Cl)s
~ ~ ~!
:g
~ ~ ~!
~a
! ! ! ! ! ! !
p.. ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ... Cll§
c:s .._;~ > :t;!- - -
-
-
0 ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ r:I5 ~a
.... ~~i
~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ d-e
0 ~-e
0 ~ c:s-e
Cl) d-e -e
Cl) Cl) m 0 m m m Q m Q Q mco
Q Q Q C) Q ~·a
Q)§ § § §
~ gf ~ ~ ec-
~...
~ ~ 0 ~ ~ .:.c: .!i<: c: c: c: c: c: .!i<: ~ ~ ~ c: ~c: 0 (I) (I) (I) 0 0 0 0 Cl)
0 ~ jg ell .0 .0 .0 .0 ..0 jg ..0 ..0 ..0 ..0
m .0
·~
"€-e -e
-~
-~ -~
"€"i
"€-~
-~ -~
"i "i "i
e
a
s
e
g
e e
~8
e
00 0 0 0 Q) 0 Cl) (I) Cl) Cl)
g
Q) (I) (I) 0 (I) (I)m r:IJ r:IJ m m m r:IJ r:IJ r:IJ r:IJ r:IJ m r:IJ r:IJ r:IJ r:IJ r:IJ r:IJ r:IJ
~ ~
I I
I
~ .c ~ ~ Cl) Cll5
a
.!i<:"Ei
-
-
-
-
da
5
s
5 5
a
.g
Q)....
0 c:·g
·i:::·c ·c
·
a
.0 ..0 ..0 .0 0 Cll 0]
]
]
~ m.a
Jj Jj 0 0 ~ ... .!i<:-
-
t
~t t
~t t
.... ....
a
~ ~a
t t
~ ~i
~.g
c:s§
] ]§
"'O§
"'O c: § § ::s ::s ::s ;:s ::s ;:s ;:s CQ m m m CQ CQ CQm m m m m m m m
CQ m mm
·a
~ ::::;< 0 ..Cl-
0·~
~a
c:1
::s ::s1
::s ::si
~ c:s·a
gf ~ ~ d ~ ~ ~ ~ .e ~ .e"
§
..Cl .e 6 ..Cl .e ~ ~"§
I .e 6 ~-~
·
s
·
~
::s-~
·.::: ::s "§ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ::J p.. ~ p.. p.. p.. C) ~ p.. c:s ~ Q) '+-< ~ ~ ~ ~ ~ ~ 0 ~ ~ ~ ~ ~·~
~ ~ ~ ~ ~ 0r= r=
t5
t5
z
.!a C) 0 l'- 00 0\ 0 ... N ('f) '<:.t" II) \Cl l'- 00 0\ 0 ,...N ('f) ~ II)z
N N N ('f) ('f) ('f) ('f) ('f) ('f) ('f) ('f) ('f) ('f) ~ ~~ -q- ~ -q- ... 0\-
Lampiran 2. Isolat Streptomyces sp. yang berhasil di isolasi
Lampiran 2. Isolat Streptomyces sp. yang berhasil di isolasi (Lanjutan)
Lampiran 2. Isolat Streptomyces sp. yang berhasil di isolasi (Lanjutan)
Lampiran 2. Isolat Streptomyces sp. yang berhasil di isolasi (Lanjutan)
Lampiran 3. Uji antagonis Streptomyces sp. denganjamur patogen tanaman
Lampiran 3. Uji antagonis Streptomyces sp. denganjamur patogen tanaman (Lanjutan)
Lampiran 3. Uji antagonis Streptomyces sp. denganjamur patogen tanaman (Lanjutan)