• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN SISTEM DAN PROSEDUR PELAKSANAAN PELELAGAN PADA PT. PEGADAIAN (PERSERO) KANTOR CABANG PADANG BULAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TINJAUAN SISTEM DAN PROSEDUR PELAKSANAAN PELELAGAN PADA PT. PEGADAIAN (PERSERO) KANTOR CABANG PADANG BULAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Ilmiah Skylandsea 69

TINJAUAN SISTEM DAN PROSEDUR PELAKSANAAN PELELAGAN PADA

PT. PEGADAIAN (PERSERO) KANTOR CABANG PADANG BULAN

Mery Sulianty H. Sitanggang1)

, Mardaus Purba2)

1,2)

Dosen Tetap Politeknik Mandiri Bina Prestasi Medan

ABSTRAKSI

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui metode yang digunakan dalam pelaksanaan lelang pada PT Pegadaian (Persero) Kantor Cabang Padang Bulan Medan. Untuk mengetahui kendala-kendala dalam pelaksanaan lelang barang jaminan pada PT Pegadaian (Persero) Kantor Cabang Padang Bulan Medan. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Metode pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa: Sistem pelelangan yang dilakukan adalah sistem terbuka, prosedur pelelangan yang dilakukan adalah pemberitahuan lelang, persiapan lelang, pelaksanaan lelang, dan hasil lelang. Lelang dilakukan sendiri oleh PT Pegadaian (Persero) karena lebih mengetahui harga barang jaminan dari pada balai lelang dan ini disebutkan dalam pasal 17 ADP. Pada pelaksanaanya, hasil penelitian menunjukkan bahwa PT Pegadaian (Persero) kantor cabang padang bulan medan dalam prosedur pelelangnanya belum memenuhi standar sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93/PMK.06/2010.

Kata Kunci: sistem, prosedur, lelang I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Untuk membantu masyarakat dan menunjukkan usaha pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya, maka didirikan lembaga perkreditan baik perbankan maupun non perbankan. Lembaga tersebut diharapkan dapat memberikan kredit kepada masyarakat dengan syarat yang tidak memberatkan serta dengan barang jaminan yang ringan untuk masyarakat luas guna memenuhi kebutuhannya. Lembaga perkreditan non perbankan yang memberikan kredit dengan mudah adalah PT Pegadaian (Persero). Kehadiran PT Pegadaian (Persero) di masyarakat sangat tepat, karena dapat membantu golongan masyarakat yang kurang beruntung dalam menghadapi persaingan pasar. Bagaimanapun sehatnyapersaingan pasar, kemampuan pelaku ekonomi untuk memanfaatkan pasar pasti berbeda. Perbedaan ini ditentukan antara lain oleh penguasaan mereka atas jumlah

dan kualitas faktor produksi. Dalam kondisi seperti itu PT Pegadaian (Persero) menjadi penting karena dapat menyediakan dana dengan sistem yang bersifat khusus sesuai dengan kondisi mereka. Dengan sloganya “MENGATASI MASALAH TANPA MASALAH”. PT Pegadaian (Persero) akan memberikan pinjaman modal atau

kredit dengan syarat yang sangat mudah dan proses cepat.

PT Pegadaian (Persero) adalah lembaga perkreditan yang menyalurkan kredit dengan dasar hukum gadai agar terhindar dari praktek pinjaman uang dengan bunga yang tidak wajar. Cukup dengan datang ke Kantor Pegadaian terdekat, membawa barang jaminan, kartu identitas asli (KTP/SIM/Passpor), mengisi Formulir Pengajuan Kredit (FPK), menyerahkan barang jaminan beserta kartu identitas dan FPK kepada petugas penerima barang gadai, sesaat barang jaminan sudah selesai ditaksir oleh petugas penaksir, petugas penerima barang gadai menawarkan besaran uang pinjaman kepada nasabah.

Lelang merupakan resiko terberat yang harus ditanggung oleh nasabah, karena nasabah akan kehilangan barangnya yang dijadikan barang jaminan saat mengajukan kredit. Sejak terjadinya perjanjian gadai antara pemberi gadai dan penerima gadai, maka sejak itulah timbul hak dan kewajiban para pihak. Kewajiban pemberi gadai adalah membayar pokok pinjaman dan bunga sesuai dengan yang ditentukan oleh penerima gadai. Di dalam surat bukti kredit (SBK) telah ditentukan tanggal jatuh temponya atau tanggal pemberian kredit. Di samping itu, didalam surat bukti kredit telah ditentukan syarat, yaitu: “jika sampai dengan

(2)

Jurnal Ilmiah Skylandsea 70 tanggal jatuh tempo pinjaman tidak

dilunasi/diperpanjang, maka barang jaminan akan dilelang pada tanggal yang sudah ditentukan”. Tanggal jatuh tempo dengan tanggal pelelangan barang jaminan berbeda. Tenggang waktu antara tanggal jatuh tempo dengan tanggal pelelangan barang jaminan adalah 20 hari. Ini diberikan untuk memberikan kesempatan kepada nasabah untuk melunasi pinjaman bunga pokok kredit. Apabila pada tanggal pelelangan itu, nasabah tidak melaksanakan kewaibannya, maka barang jaminan tersebut akan dilelang oleh Pegadaian. Ketentuan tentang lelang ini diatur dalam Pasal 1155 KUHPerdata dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93/PMK.06 2010. Apabila ada kelebihan dari penjualan barang tersebut, uang sisanya dikembalikan kepada pemberi gadai.

Pelelangan dilakukan apabila terjadi hal-hal sebagai berikut yaitu. Pada saat masa pinjaman habis atau jatuh tempo, nasabah tidak bisa menebus barang yang digadaikan dan membayar kewaiban lainnya karena berbagai alasan dan pada saat masa pinjaman habis atau jatuh tempo , nasabah tidak memperpanjang batas waktu pinjamannya karena berbagai alasan.

Hasil pelelangan akan digunakan untuk melunasi seluruh kewaiban nasabah kepada perusahaan Pegadaian yang terdiri dari. Pokok pinjaman, sewa modal atau bunga dan biaya lelang.

1.2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dari pengamatan adalah “Bagaimanakah Sistem dan Prosedur Pelaksanaan Pelelangan Barang Jaminan pada PT Pegadaian (Persero) Kantor Cabang Padang Bulan Medan”.

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui “Tinjauan Sistem dan Prosedur Pelaksanaan Pelelangan Barang Jaminan pada PT Pegadaian (Persero) Kantor Cabang Padang Bulan Medan”

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem

2.1.1 Pengertian Sistem

Mulyadi (2013:3) Sistem akuntansi adalah “organisasi formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk

menyedia-kan informasi keuangan yang dibutuhmenyedia-kan oleh manajemen dalam pengelolaan.

Sujarweni (2015:1) menyatakan bahwa “Sistem adalah kumpulan elemen yang saling berkaitan dan bekerja sama dalam melakukan kegiatan untuk mencapai suatu tujuan”.

Diana (2011:3) menyatakan Sistem merupakan serangkaian bagian yang saling tergantung dan bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Maksud dari pengertian tersebut, sistem merupakan suatu serangkaian prosedur yang berurutan, dimana prosedur yang berurutan tersebut memiliki keterkaitan antara prosedur yang satu dengan selanjutnya, sehingga jika dilakukan secara berurutan, maka tujuan usahanya akan tercapai.

Rochaety (2017:4) menyatakan bahwa “Sistem merupakan sebagai suatu kesatuan yang terdiri dari dua atau lebih komponen atau sub sistem yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan”.

Laudon dalam Winarno (2017:4) mengemukakan bahwa “Sistem adalah sekumpulan komponen yang berfungsi mengumpulkan, menyimpan, dan mengolah data dan bertujuan untuk memberi informasi, pengetahuan, dan produk digital, saling bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan”.

2.1.2. Karakteristik Sistem

Karakteristik sistem menurut Sutabri (2016:10) dalam bukunya Sistem Informasi Manajemen:

1. Komponen Sistem (Components) 2. Batasan Sistem (Boundary)

3. Lingkungan Luar Sistem (Environtment) 4. Penghubung Sistem (Interface)

5. Masukan Sistem (input) 6. Keluaran Sistem (Output) 7. Pengolah Sistem (Proses) 8. Sasaran Sistem (Objektif) 2.1.3. Unsur-unsur Sistem

Menurut Mulyadi (2013:3) terdapat lima unsur pokok dalam sistem akuntansi yaitu sebagai berikut: 1. Formulir 2. Jurnal 3. Buku Besar 4. Buku Pembantu 5. Laporan 2.1.4. Tujuan Sistem

Adapun tujuan sistem menurut Susanto (2013:23) yang bukunya berjudul Sistem Informasi Akuntansi adalah sebagai berikut: Tujuan sistem merupakan target atau sasaran

(3)

Jurnal Ilmiah Skylandsea 71 akhir yang ingin dicapai oleh suatu sistem. Agar

supaya target tersebut bisa tercapai, maka target atau sasaran tersebut harus diketahui terlebih dahulu ciri-ciri atau kriteria dari sasaran tersebut kemungkinan besar sasaran tersebut tidak akan pernah tercapai. Ciri-ciri atau kriteria dapat juga digunakan sebagai tolak ukur dalam menilai suatu keberhasilan suatu sistem dan menjadi dasar dilakukannya suatu pengendalian.

2.2. Prosedur

2.2.1. Pengertian Prosedur

Nuraida (2008:35) menyatakan bahwa prosedur merupakan “metode-metode yang dibutuhkan untuk menangani aktivitas-aktivitas yang akan datang, urutan aktivitas untuk mencapai tujuan dan pedoman untuk bertindak”.

Moekijat dalam Nuraida (2008:53) menyatakan defenisi prosedur adalah “langkah-langkah (atau pelaksanaan-pelaksanaan pekerjaan), dimana pekerjaan tersebut dilakukan, berhubungan dengan apa dilakukan, bagaimana melakukanya, bilamana melakukannya, dimana melakukannya, dan siapa yang melakukannya”.

Ranatarisza & Noor (2013:4) prosedur adalah “rangkaian aktivitas atau kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang dengan cara yang sama, dalam suatu urutan kegiatan ekonomi atau transaksi perusahaan sehari-hari, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam”.

Mulyadi (2013:5) prosedur merupakan “suatu urutan-urutan pekerjaan, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang”.

Dewi (2011:143) prosedur adalah “tata kerja yaitu rangkaian tindakan, langkah atau perbuatan yang harus dilakukan oleh seseorang dan merupakan proses cara yang tepat untuk dapat mencapai tahap tertentu dalam hubungan mencapai tujuan akhir”.

2.3. Lelang

2.3.1. Pengertian Lelang

Menurut Menteri Keuangan Nomor 93/PMK.06/2010 dalam Usman (2016:19) menyatakan bahwa “Lelang adalah penjualan barang yang terbuka untuk umum dengan penawaran harga secara tertulis dan/atau lisan yang semakin meningkat atau menurun untuk mencapai harga tertinggi, yang didahului dengan Pengumuman Lelang”.

Richard L. Hisberrg dalam Usman (2016:19) menyatakan bahwa “lelang (action) merupakan penjualan umum dari properti bagi penawar yang tertinggi, dimana pejabat lelang bertindak terutama sebagai perantara dari penjual”.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Usman (2016:19) pengertian istilah “Lelang” dijelaskan sebagai berikut “Lelang adalah penjualan di hadapan orang banyak (dengan tawaran yang atas-mengatasi) dipimpin oleh pejabat lelang.sedangkan melelang adalah menjual dengan cara lelang”.

Menurut Kamus Hukum dalam Usman (2016:20) yang sama dijelaskan pengertian “Lelang Umum penjualan barang yang dimuka umum yang dilaksanakan pada waktu dan tempat tertentu yang harus didahului dengan pengumuman lelang melalui cara penawaran terbuka atau secara lisan dengan harga makin naik atau makin menurun atau dengan cara penawaran tertulis dalam amplop tertulis”.

2.3.2 Jenis-jenis Lelang

Menurut Sianturi (2013:56-61) Jenis lelang dibedakan berdasarkan sebab barang dijual dan penjual dalam hubungannya dengan barang yang akan dilelang. Sifat lelang ditinjau dari sudut sebab barang dilelang dibedakan antara lelang eksekusi dan lelang non eksekusi sebagai berikut yaitu: Lelang eksekusi adalah lelang untuk melaksanakan putusan/ penetapan pengadilan atau dokumen yang dipersamakan dengan itu sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku. Lelang non eksekusi adalah lelang selain lelang eksekusi yang meliputi lelang non eksekusi wajib dan lelang non eksekusi sukarela.

2.3.3 Prosedur Lelang

Sumber: Rachmadi Usman. 2016. Hukum Lelang. Jakarta: Sinar Grafika

(4)

Jurnal Ilmiah Skylandsea 72 Keterangan:

1. Permohonan lelang dari pemilik barang atau penjual.

2. Penetapan tanggal atau hari dan jam lelang. 3. Pengumuman lelang di surat kabar harian. 4. Peserta lelang menyetorkan uang jaminan ke

rekening KPKNL.

5. Pelaksanaan lelang oleh Pejabat Lelang dari KPKNL.

6. Pemenang lelang membayar harga lelang kepada KPKNL.

7. Bea Lelang disetorkan ke Kas Negara oleh KPKNL.

8. Hasil bersih lelang disetor ke pemohon lelang atau pemilik barang. Dalam hal pemohon lelang atau pemilik barang adalan instansi pemerintah, maka hasil lelang disetorkan ke kas negara.

9. KPKNL menyerahkan dokumen dan petikan risalah lelang sebagai bukti untuk balik nama dan sebaliknya.

2.4 Barang Jaminan

2.4.1 Pengertian Barang Jaminan

Menurut Supianto (2015:25) kata jaminan merupakan terjemahan dari bahasa Belanda, yaitu Zekerheid atau Cautie. Zekerheid dan cautie mencakup secara umum cara-cara bagaimana kreditur menjamin dipenuhinya tagihannya.

Menurut Hadisoerapto dalam Supianto (2015:25) bahwa yang dimaksud “barang jaminan adalah sesuatu yang diberikan kepada kreditur untuk menimbulkan keyakinan bahwa debitur akan memenuhi kewajiban yang dapat dinilai dengan uang yang timbul dari suatu perikatan”.

Unsur-unsur barang jaminan menurut pengertian diatas adalah :

1. Pemenuhan kewajiban kepada kreditur 2. Wujud dari jaminan harus dapat dinilai

dengan uang

3. Timbulnya jaminan karena adanya perikatan antara debitur dengan kreditur. Menurut Widjaja, dkk dalam Supianto (2015: 26) menurut “sifatnya ada jaminan yang bersifat umum dan bersifat khusus. Jaminan yang bersifat umum merupakan jaminan yang diberikan bagi semua kreditur dan menyangkut semua harta debitur”.

2.4.2 Jenis-jenis Barang Jaminan

Menurut Rosyadi (2017: 37) Hukum jaminan membagi Jaminan menjadi dua kategori yaitu jaminan materil atau sering disebut dengan

jaminan kebendaaan dan jaminan immaterill atau sering disebut jaminan perorangan.

Menurut Sofwan dalam Rosyadi (2017:37) mengemukakan bahwa jaminan kebendaan merupakan jaminan yang berupa hak mutlak atas suatu benda yang mempunya ciri-ciri :

a. Memiliki hubungan langsung atas suatu benda tertentu

b. dapat dipertahankan terhadap siapapun c. selalu mengikuti bendanya

d. dapat dialihkan.

3. METODE PENELITIAN 3.1 Subjek dan Objek Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, penulis terlebih dahulu menentukan subjek dan objek penelitian. Menurut Sugiyono (2010:3) subjek penelitian adalah “sumber masalah data yang akan diteliti sedangkan objek penelitian adalah data informasi yang dikumpulkan dari kesepakatan yang terdiri atas, tempat, pelaku/ orang-orang dan aktivitas”. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitianya adalah Sistem dan Prosedur Pelaksanaan Pelelangan Barang Jaminan Pada PT Pegadaian (Persero) Kantor Cabang Padang Bulan Medan.

3.2 Lokasi dan Waktu penelitian

Lokasi Penelitian ini adalah di PT Pegadaian (Persero) Kantor Cabang Padang Bulan Medan yang beralamat di Jl. Jamin Ginting No. 643, TitiRantai, Medan Baru, Kota Medan, Sumatera Utara 20157. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli sampai Agustus 2018.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Dalam pelaksanaan penelitian ini penulis memperoleh informasi atau data dengan cara: 1. Teknik Wawancara

Menurut Esterberg dalam Sugiyono (2013:231) menyatakan “wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu”.

Menurut Supriyati (2011:48) adalah sebagai berikut: “cara yang umum dan ampuh untuk memahami suatu keinginan atau kebutuhan. Wawancara adalah teknik pengambilan data melalui pertanyaan yang diajukan secara lisan kepada responden”.

Dari pengertian diatas penulis menyimpulkan bahwa Wawancara adalah teknik pengumpulan data berupa sebuah tanya jawab yang dapat dilakukan secara langsung antar penulis dan pihak yang berhubungan dengan objek yang

(5)

Jurnal Ilmiah Skylandsea 73 sedang diteliti penulis yaitu Tinjauan Sistem

dan Prosedur Pelaksanaan Pelelangan Barang Jaminan Pada PT Pegadaian (Persero) Kantor Cabang Padang Bulan Medan.

2. Studi Dokumentasi

Sujarweni (2014:33)menyatakan dokumen merupakan metode pengumpulan data kualitatif sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan bentuk dokumentasi. Sebagian besar data berbentuk surat, catatan, jurnal kegiatan dan sebagaianya. Penulis mencari data-data yang dibutuhkan berhubungan dengan sistem dan prosedur pelaksanaan pelelangan barang jaminan.

3. Study Kepustakaan

Nazir (2013:93) menyatakan “teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaah terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan dan laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan”.

3.4 Jenis dan Sumber Data

Dalam penulisan tugas akhir ini dibutuhkan data-data yang berhubungan dengan judul penulis. Jenis data yang akan digunakan untuk mengumpulkan data yang diperlukan ialah data primer dan sekunder.

1. Data Primer

MenurutPurwanto(2017:20)menyatakan data primer adalah data yang dikumpulkan secara langsung dari lapangan penelitian, misalnya melalui wawancara, observasi. Adapaun data primer yang diambil dari perusahaan adalah singkat berdirinya perusahaan, struktur organisasi dan logo perusahaan.

2. Data Sekunder

Menurut Sujarweni (2018:74)menyatakan data sekunder adalah data yang didapat dari catatan, artikel, buku-buku dan lain sebagainya. Data sekunder yang diperoleh adalah catatan-catatan yang berhubungan dengan sistem dan prosedur pelaksanaan pelelangan barang jaminan, dan gambaran umum perusahaan. Jenis data sekunder diperoleh melalui buku-buku yang berhubungan dengan sistem dan perosedur pelaksanaan pelelangan barang jaminan.

3.5. Metode Analisis Data

Penulis melakukan pengelolaan data melalui metode deskriptif. Metode analisis deskriptif yaitu menganalisa data dengan cara mendeskripsikan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum generalisasi.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2.1 Sistem Lelang di PT Pegadaian

(Persero) Cabang Padang Bulan Medan

Sistem lelang yang telah ditentukan di PT Pegadaian (Persero) kantor Cabang Padang Bulan Medan yaitu sistem lelang terbuka dimana yang dimaksud lelang terbuka adalah lelang yang dilaksanakan dengan cara penawaran langsung oleh peserta lelang dengan sistem harga semakin bertambah naik. Dimana penawaran pertama dilemparkan oleh juru lelang dengan standar harga limit dan pemenangnya adalah penawaran harga tertinggi.

Berikut langkah-langkah yang dilakukan PT Pegadaian (Persero) Kantor Cabang Padang Bulan dalam pelaksanaan Lelang terbuka:

1. sistem barang yang dilelang ditampilkan di ruang depan kantor pegadaian serta diberi nomor urut berdasarkan jenis barangnya. 2. Pembeli menunjuk barang yang diinginkan

dengan menyebut nomornya.

3. Nomor disini tidak berhubungan dengan jenis barang hanya sebagai penanda saja.

4. Pembeli hanya tinggal tunjuk sebut nomor yang mana telah dipilih, dan harga sesuai dengan harga pasaran yang sudah ada, seperti harga emas per gramnya saat ini, maka harga saat pelelangan juga dapat ditentukan, tergantung dari penawaran yang lebih tinggi. 5. jika pembeli setuju dengan harga dan kondisi

barang, barulah dilakukan transaksi di kasir dengan syarat seperti menyertakan KTP dan mengisi formulir yang sudah disediakan oleh pihak pegadaian.

4.2.2 Karakteristik Sistem Lelang di PT Pegadaian (Persero) Cabang

Padang Bulan Medan

Karakteristik sistem lelang yang diterapkan di PT Pegadaian (Persero) Cabang Padang Bulan Medan adalah:

1.Sistem yang berarti dibutuhkannya kerja sama dan saling berinteraksi untuk menjalankan dan mempengaruhi suatu fungsi dan proses dalam pelelang.

2.Batasan Sistem yang berarti ruang lingkup yang membatasi sistem lelang dengan sistem diluar lingkungan pelelangan.

3. Lingkungan Luar Sistem yang merupakan suatu sistem yang dapat mempegaruhi baik itu menguntungkan maupun merugikan sistem pelelangan.

4. Penghubung Sistem yang merupakan media yang dapat menghubungkan sistem pelelangan dari satu sub sistem dengan sub sistem lainnya,

(6)

Jurnal Ilmiah Skylandsea 74 misalnya masukan-masukan untuk membentuk

satu kesatuan dalam suatu proses pelelangan. 5. Masukan Sistem merupakan

informasi-informasi yang dapat diterima dan diolah guna memperlancar proses pelelangan.

6. Keluaran Sistem merupakan informasi atau masukan dari sub sistem lain dan dapat juga dijadikan masukan untuk mengambil keputusan dalam proses pelelangan.

7. Pengolah Sistem merupakan suatu sistem yang dapat mengubah masukan menjadi keluaran misalnya sistem akuntansi, sistem yang dapat mengolah proses transaksi pelelangan menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pihak pelelangan.

8. Sasaran Sistem yang berarti sistem harus memiliki tujuan dan objek seperti menetapkan sasaran untuk dilakukannya pelelangan.

4.2.3 Tujuan Sistem Lelang di PT Pegadaian (Persero) Cabang Padang Bulan Medan

Tujuan sistem lelang di PT pegadaian (persero) Cabang Padang Bulan adalah agar pelaksanaan pengadaan barang dan jasa berjalan secara efisien, efektif dan sesuai dengan prinsip-prinsip yang telah ditentukan. Sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor: Per-15/MBU/2012 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor: Per-05/MBU/2008 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa BUMN, Pegadaian telah membuat dan memperbaharui Pedoman Pengadaan barang dan jasa bagi PT Pegadaian (Persero) sebagai pedoman pelaksanaan teknis dan administrasi yang jelas, sehingga memudahkan bagi para perencana, pelaksana serta pengawas dalam proses pengadaan barang dan jasa sesuai funsi, tugas, hak dan kewajiban masing-masing yang berkaitan dengan pengadaan barang dan jasa di perusahaan.

4.2.4 Jenis-jenis Lelang di PT Pegadaian (Persero) Cabang Padang Bulan Medan

Jenis lelang yang telah ditentukan di PT Pegadaian (Persero) kantor Cabang Padang Bulan Medan yaitu lelang non-eksekusi, dimana lelang non-eksekusi merupakan lelang barang milik perorangan, badan usaha, swasta dan badan hukum yang pada hakikatnya dilakukan secara sukarela. Jenis lelang non-eksekusi di PT Pegadaian (Persero) kantor Cabang Padang Bulan Medan yaitu jenis lelang sukarela atas barang milik swasta, dimana lelang ini dilakukan karena sang pemilik ingin menjual barangnya

dengan cara cepat. Berikut lelang yang dilakukan di PT Pegadaian (Persero) Kantor Cabang Padang Bulan Medan:

1. Lelang Bazar

Lelang Bazar adalah suatu kegiatan berdagang yang dibuat berdasarkan kepanitiaan yang memenuhi syarat dengan pembagian tugas sesuai dengan sumber daya yang ada. Biasanya dilakukan pada saat hari-hari besar (Hari Raya Idul Fitri maupun Tahun Baru) atau event. misalnya lelang bazar yang dilakukan PT Pegadaian (Persero) Kantor Cabang Padang Bulan berupa perhiasan (Emas, Perak , Berlian) , Elektronik (Handphone, Laptop, Tv), Transportasi (Mobil, Sepeda Motor dan Sepeda). Dan Surat-surat Jaminan (BPKB, Surat Jaminan Tanah dan Surat Rumah). 2. Lelang Borongan

Lelang borongan merupakan lelang yang dilakukan oleh pembeli secara besar-besaran tidak satu-satu atau sedikit-sedikit. Misalnya barang jaminan yang dilelang berupa perhiasan (Emas, Berlian dan Perak).

4.2.5 Syarat-syarat Lelang di PT Pegadaian (Persero) Cabang Padang Bulan Medan

Adapun syarat-syarat lelang yang telah ditentukan di PT Pegadaian (Persero) yang berada di kantor cabang padang bulan medan adalah sebagai berikut:

1. Penyedia barang/ jasa yang telah terdaftar dalam daftar penyedia mampu pada PT Pegadaian (Persero) atau sudah memiliki Surat Keterangan Terdaftar (SKT) PT Pegadaian (Persero) yang masih berlaku di bidang pengadaan barang/ jasa sub bidang percetakan/ barang cetakan dengan kualifikasi Golongan Menengah atau Non Kecil.

2. Surat permohonan untuk mengikuti pelelangan

3. Surat kuasa pengambilan dokumen lelang 4. Foto Copy SKT yang dikeluarkan oleh PT

Pegadaian (Persero)

4.2.6 Prosedur Pelelangan Barang Jaminan pada PT Pegadaian (Persero) Kantor Cabang Padang Bulan Medan

Apabila debitur wanprestasi yakni benda yang digadaikan tersebut tidak ditebus atau diperpanjang sampai batas waktu yang telah ditentukan maka barang tersebut akan dilelang dalam penjualan dimuka umum. Dengan ini

(7)

Jurnal Ilmiah Skylandsea 75 prosedur pelelangan barang jaminan PT

Pegadaian (Persero) adalah sebagai berikut: 1. Pemberitahuan Lelang

Sebelum dilakukannya pelelangan, PT Pegadaian(Persero) mengirim daftar tanggal lelang untuk tahun anggaran kekantor masing-masing. Apabila dikemudian hari lelang tidak dapat dilakukan pada tanggal yang telah ditentukan maka tanggal lelang itu tidak boleh diajukan tetapi harus diundur pada hari berikutnya. Penundaan hari lelang ini harus diumumkan kepada masyarakat dan diberitahukan kepada kantor kepala daerah untuk tanggal pelaksanaan lelang harus diumumkan melalui:

a. Papan pengumuman yang ada dikantor cabang

b. Media informasi lainnya (radio,surat kabar, telepon dll)

c. Pemberitahuan tertulis kepada pemilik barang paling lambat 15 hari sebelum pelaksanaan.

d. Apabila ada barang bernilai tinggi akan dilelang, barang ini sedapat mungkin disebutkan dalam pemberitahuan.

2. Persiapan Lelang

Persiapan Lelang dilakukan paling lambat 7 hari sebelum lelang, sedangkan kegiatannya antara lain mengeluarkan barang yang akan dilelang dari tempat penyimpanan, paling cepat 5 hari sebelum lelang, barang jaminan yang a kan dilelang dicocokkan dengan keterangan SBK dwilipat (Barang yang terbungkus pada waktu itu dibuka) serta kitirnya digunting sedemikian rupa sehingga tinggal nomornya saja. Nomor tersebut lalu ditempelkan (diikat) pada barang yang bersangkutan. Team pelaksana lelang harus menaksir ulang seluruh barang yang akan dilelang, hasil taksiran ulang tersebut ditulis pada halaman belakang dwilipat SBK. Jika taksiran baru lebih rendah dari taksiran lama, sehingga ada kemungkinan menimbulkan kerugian pada pihak perusahaan/nasabah, maka barang tersebut tidak boleh dilelang. 3. Pelaksana lelang

a. Pada hari lelang, barang kasep yang akan dilelang kecuali golongan C dan D, oleh penjaga siang dibawa ketempat lelang untuk diperlihatkan kepada umum, di bawah pengawasan/tanggung jawab ketua Team Pelaksana Lelang.

b. Pada waktu lelang berlangsung, Team Pelaksana Lelang bertanggung jawab atas barang yang ada di tempat lelang, oleh

karena itu kecuali Team Pelaksana Lelang dilarang berada di ruangan Pelaksana Lelang.

c. Seperempat jam sebelum lelang dimulai, SBK dwilipat dan barang Kasep golongan C dan D yang akan dilelang dibawa ke tempat lelang dibawah pengawasan Kepala Cabang sendiri. SBK dwilipat lelang harus dijaga benar agar para pembeli tidak dapat mengetahui jumlah taksiran dan Uang Pinjaman.

d. Lelang harus dipimpin oleh Ketua Team Pelaksana Lelang.

e. Jika anggota Team Pelaksana Lelang berhalangan, maka pekerjaan anggota tersebut dirangkap oleh Ketua Pelaksana Lelang atau petugas pengganti yang ditunjuk.

f. Pada waktu lelang, kasir lelang diwajibkan mencatat nama para pembeli dan jumlah uang yang dibayar, uang muka dari pembeli yang telah diterimanya, dalam daftar rincian penjualan lelang. Setelah selesai pelaksanaan lelang didaftar tersebut harus ditandatangani oleh kasir lelang.

g. Barang-barang dilelang menurut urutan nomor SBK dwilipat.

h. Ketua Team Pelaksana Lelang menyebut dengan suara yang jelas keterangan-keterangan singkat tentang barang yang akan dijual, menurut SBK dwilipat.

i. Ketua Team Pelaksana Lelang harus mengatur supaya barang-barang jangan sampai dijual terlalu cepat. Kepala para pembeli harus diberikan waktu yang cukup untuk menawar.

j. Pada waktu lelang barang yang tidak disukai tidak boleh dijadikan satu dengan barang yang disukai oleh pembeli, karena jika dijadikan satu maka uang kelebihan lelang dari masing-masing barang tidak dapat ditetapkan dan hal ini akan merugikan nasabah/pemilik barang yang bersangkutan. k. Ketua pelaksana tidak boleh meninggalkan

tempat lelang, sebelum pekerjaan tersebut selesai.

l. Sehabis lelang kepada setiap orang dan kongsi dilarang menjual belikan barang yang telah mereka beli dari lelang dihalaman kantor perum pegadaian.

m. SBK barang yang sudah dilelang disimpan oleh kepala cabang dan dibinasakan sesudah mendapatkan persetujuan dari kepala kantor daerah/wilayah.

(8)

Jurnal Ilmiah Skylandsea 76 4. Hasil lelang

Barang jaminan yang tidak laku dilelang akan menjadi barang sisa lelang yang merupakan kergian bagi perusahaan, atau dari barang sisa lelang tersebut akan dilelang untuk lelang berikutnya. Setiap barang yang tidak laku dilelang maka uang yang akan dibayar oleh pembeli harus ditambah 9% ongkos lelang pembeli dan 7% Dana Sosial. Dalam hal ini ongkos lelang pembeli 9 % dan 0,7 % Dana Sosial, dihitung dari jumlah lakunya lelang.

4.2.7 Pelaksanaan Lelang di PT Pegadaian (Persero) Cabang Padang Bulan Medan

Proses pelelangan yang ada di PT Pegadaian (Persero) Kantor Cabang Padang Bulan Medan ada dua periode dan masing-masing jangka waktu hingga jatuh tempo adalah empat bulan. Periode kredit pertama tanggal 1-15 dan akan dilelang pada tanggal 18-22 bulan kelima. Periode kedua dari tanggal 16-31, maka dilelang pada tanggal 3-7 bulan keenam dan waktu eksekusinya hanya satu hari. Namun sebelum pelelangan dilaksanakan, pada bulan keempat akan mendapat surat pemberitahuan pelelangan. Namun, pemberitahuan lewat surat terutama untuk barang yang besar seperti kendaraan.

Adapun tahapan pelaksanaan Lelang yang dilakukan PT Pegadaian (Persero) yang berada pada kantor cabang padang bulan adalah sebagai berikut:

a. Menyiapkan Berita Acara Penyerahan Barang Jaminan yang akan dillelang dengan dilampirkan daftar barang jaminan yang akan dilelang, formulir penjualan lelang beserta barang jaminannya.

b. Mencocokkan dengan fisik barang jaminan yang akan dilelang

c. Menetapkan harga penjualan lelang dengan pedoman yang telah ditentukan Pegadaian yaitu. Apabila taksiran baru lebih rendah dari UP+SM penuh, maka harga minimal lelang harus sebesar UP+SM dibulatkan ke atas menjadi ratusan rupiah penuh. Dan apabila taksiran baru lebih tinggi dari UP+SM, maka harga minimal lakunya lelang adalah sebesar UP maksimal berdasarkan UP baru.

d. Setiap barang jaminan yang telah laku dilelang, kepada pembelinya dibebankan Biaya Lelang Pembeli sebesar 9% dan 0,7% Dana Sosial.

e. Penjualan harga lelang didasarkan kepada penawaran tertinggi dan disetujui oleh

pelaksana lelang dan langsung dicatat pada Daftar Rincian Penjualan Lelang.

f. Setelah selesai lelang dibuat Berita Acara Lelang (BAL) dan menyerahkan kepada kasir bersama uang pendapatan lelang. Untuk barang-barang yang tidak laku dilelang dicatat pada Register Barang Sisa Lelang (RBSL). g. Kasir

- Menerima BAL, RBSL, dan uang hasil penjualan lelang dari pelaksana lelang.

- Atas dasar BAL dan uang tunai yang diterima dicatat pada Laporan Harian Kas (LHK), dan uang disimpan dibrankas BAL dan RBSL dan diserahkan kepada petugas bagian administrasi.

h. Bagian Administrasi

- Menerima BAL dan RBSL dari kasir.

- Mencatat nomor-nomor barang jaminan yang dilelang dari buku kredit, dan membuat Buku Penjualan Lelang.

- Berdasarkan bukti-bukti tersebut dibuat Kas Debet dan dicatat dalam Buku Kas.

Pelaksanaan lelang atas benda jaminan dari perum pegadaian adalah merupakan pengecualian dari pelaksanaan oleh kantor lelang negara. Sebagai dasar hukum dari pengecualian tersebut adalah pasal 1a ayat (2) Vendu Reglement yang berbunyi:

“dengan peraturan pemerintah dapat melakukan penjualan di muka umum dibebaskan dari campur tangannya juru lelang”.

Dan dalam Aturan Dasar Pegadaian (ADP) juga disebutkan dalam pasal 19 ADP, yang berbunyi:

“kepala perum pegadaian berhak menetapkan peraturan-peraturan lelang dan persediaan lelang asal mengingat peraturan-peraturan lelang yang ditetapkan Departemen Keuangan atau Pemerintah” jadi lelang dilaksanakan sendiri oleh perum pegadaian dan tidak oleh Kantor Lelang Negara, dengan pertimbangan bahwa perum pegadaian lebih mengetahui harga benda jaminan dari pada balai lelang, dan ini disebutkan dalam pasal 17 ADP yang berbunyi:

1.Pengajuan Penawaran Lelang

Dalam masalah penawaran lelang ini, lebih cenderung bersifat administrative, guna memenuhi syarat sahnya seseorang menjadi peserta/penawar dalam lelang.

a. Bentuk Penawaran

- Tertulis, yaitu menggunakan surat yang disampaikan ke kantor juru lelang

(9)

Jurnal Ilmiah Skylandsea 77 - Lisan, apabila penjual lelang tidak

memerlukan formalitas sehingga dapat disampaikan langsung secara lisan pada saat pelelangan dilakukan

b.Surat Penawaran memuat dengan jelas identitas penawar

1. Nama 2. Pekerjaan 3. Tempat Tinggal

c.Surat Penawaran ditandatangani oleh penawar

2. Pengumuman Lelang

Pengumuman lelang merupakan syarat formal penjualan lelang atau executorial verkoop. Pelelangan yang tidak didahului dengan pengumuman maka dianggap batal demi hukum. Maka pedoman untuk menentukan tata cara pengumuman lelang yang diterapkan di pegadaian diatur dalam Pasal 200 Ayat 6 HIR/Pasal 217 Ayat 1 RBg. Berdasarkan ketentuan tersebut ada beberapa yang harus dipenuhi oleh penjual lelang, antara lain: a. Pengumuman Lelang

Sebelum penjual menyampaikan permintaan lelang ke kantor lelang, terlebih dahulu mengeluarkan pemberitahuan/pengumuman.

Pengumuman lelang tersebut termasuk salah satu dokumen (surat) yang harus dilampirkan pada surat permintaan lelang ke kantor lelang.

a) Waktu Pengumuman

1.pengumuman dapat dilakukan pengadilan sesaat setelah Sita Eksekusi dilaksanakan.

2.Pengumuman dapat dilakukan sejak tenggang waktu peringatan dilampaui, apabila sejak semula barang yang akan dilelang sudah berada di bawah Sita Jaminan.

3.Bagi barang yang bergerak, pengumu-man penjualannya dilakukan tersendiri, yaitu pada waktu penjualan berlangsung.

b. Cara Pengumuman

Cara pengumuman yang diterapkan pegadaian diatur pada Pasal 200 Ayat 6 HIR/Pasal 217 Ayat 1 RBg, dijelaskan bahwa pengumuman lelang terhadap barang bergerak dilakukan menurut kebiasaan setempat.

3. Penjualan Lelang

Penjualan dapat dilakukan paling cepat 8 (delapan) hari dari tanggal Sita Eksekusi dilakukan:

a.Penjualan dilakukan paling cepat 8 (delapan) hari dari tanggal Sita Eksekusi, apabila dari sejak awal barang yang akan dilelang sudah berada di bawah Sita Jaminan.

b.Penjualan barang bergerak dan tidak bergerak dapat dilakukan secara bersamaan pada waktu yang sama. Akan tetapi melihat dari sifat barang bergerak yang mudah rusak, maka dapat dilakukan penjualan terlebih dahulu sebelum penjualan barang tidak bergerak. Apabila hasil penjualan barang bergerak belum mencukupi jumlah tagihan yang harus dibayar kepada penggugat, baru boleh dilanjutkan penjualan lelang barang yang tidak bergerak sampai tercapai jumlah tagihan yang sesuai dengan yang tercantum dalam putusan pengadilan.

4.2.8 Jenis-jenis Barang Jaminan di PT

Pegadaian (Persero) Cabang Padang Bulan Medan

Bagi nasabah yang ingin memperoleh fasilitas pinjaman dari Pegadaian, maka hal yang paling penting diketahui adalah masalah barang yang dapat dijadikan jaminan, Pegadaian dalam hal jaminan telah menetapkan ada beberapa jenis barang berharga yang dapat diterima untuk digadaikan. Barang-barang tersebut nantinya akan ditaksir nilainnya, sehingga dapatlah diketahui berapa nilai taksiran dari barang yang digadaikan. Besarnya jaminan diperoleh dari 80 hingga 90 persen dari nilai taksiran. Semakin besar nilai taksiran barang, maka semakin besar pula pinjaman yang akan diperoleh.

Jenis-jenis barang berharga yang dapat diterima dan dapat dijadikan jaminan oleh Pegadaian sebagai berikut:

1. Emas 2. Berlian 3. Elektronik 4. Sepeda 5. Sepeda Motor 6. Mobil

7. BPKB Kendaraan (Dengan Syarat) 8. Laptop

9. Camera

Semua barang-barang yang dijaminkan harus dalam kondisi baik dalam arti masih dapat dipergunakan atau bernilai. Hal ini bagi Pegadaian penting mengingat apabila nasabah tidak dapat mengembalikan pinjamannya, maka barang jaminan akan dilelang sebagai penggantinya.

(10)

Jurnal Ilmiah Skylandsea 78

4.2.9 Kendala-Kendala dalam Pelaksanaan Lelang Barang Jaminan pada PT Pegadaian (Persero) Kantor Cabang Padang Bulan Medan

Berikut ini adalah kendala-kendala yang timbul dalam pelaksanaan lelang barang jaminan:

1. Proses pemberitahuan lelang yang tidak sampai kepada pihak nasabah atau masyarakat. 2. Berubah-ubahnya harga pasar terhadap barang

jaminan yang menyulitkan dalam proses penaksiran oleh pihak Pegadaian.

3.Kurang memadainya tempat pelelangan pada Pegadaian.

4. Sulitnya pihak Pegadaian untuk menjual Barang Sisa Lelang (BSL) atau barang jaminan gadai yang tidak laku dijual dalam pelelangan.

4.3. Pembahasan

Dari data yang diperoleh dari prosedur pelelangan barang jaminan di PT Pegadaian (Persero) Cabang Padang Bulan Medan , pihak pegadaian memberikan kebebasan kepada calon pembeli untuk melihat dengan jelas barang yang akan dilelang oleh pihak pegadaian tanpa menyembunyikan bagian-bagian yang cacat. Panitia lelang atau tim ketua pelaksanaan lelang juga menunjukkan dan menjelaskan ciri-ciri barang yang akan dilelang tersebut. Dengan demikian pelelangan barang jaminan di pegadaian tidak adanya unsur penipuan, karena melakukan atas dasar suka sama suka terhadap kondisi barang yang akan dilelang tersebut.

Adapun barang yang dijual belikan adalah barang jaminan yang telah habis masa gadainya dan pemilik barang tidak dapat melunasinya, menurut sebagian ulama hal ini dibenarkan, karena menjual barang adalah hak pegadaian apabila nasabah tidak dapat melunasi atau memenuhi kewajibannya dalam waktu yang telah ditentukan. Apabila hal tersebut sudah disepakati bersama, mereka harus menaati peraturan yang telah dibuat dalam perjanjian tersebut.

Sebelum melakukan lelang, pemilik barang sudah harus diberitahu terlebih dahulu dan memberi kesempatan untuk menebusnya sebelum lelang dilaksanakan, dengan demikian memberi kesempatan lagi bagi pemilik barang untuk menebus dan memiliki barangnya kembali, oleh karena itu jika pemilik barang tidak dapat melakukan penebusan telah memberi ijin kepada penerima gadai untuk menjual barang tersebut. Dengan demikian objek yang

dijadikan jual beli dalam prosedur pelelangan jaminan di Pegadaian (Persero) Cabang Padang Bulan Medan sudah memenuhi standar dan sesuai yang ditentukan oleh dewan pegadaian nasional, namun tidak demikian yang berlaku di PT Pegadaian (Persero) cabang padang bulan. Dari hasil penelitian yang penulis dapatkan, prosedur lelang dalam hal pemberitahuan lelang, pengumuman tidak dilaksanakan sesuai prosedur yang sudah di tetapkan dalam peraturan yang sudah ada, dimana PT Pegadaian (Persero) cabang padang bulan tidak menginformasikan akan dilakukannya pelelangan, baik dari surat kabar, radio, telepon, dll. Sedangkan dalam pelaksanaan lelang, untuk mempengaruhi pembeli dan menarik minat masyarakat, panitia lelang memberikan pengumuman beberapa hari sebelum tersebut dilaksanakan. Diadakan uji coba (uji kualitas maupun uji kadarnya) di depan calon pembeli mengenai barang yang akan dilelang, harga yang ditawarkan diusahakan lebih rendah dari harga pasar tapi lebih tinggi dari jumlah kredit. Disamping itu juga sikap ramah yang selalu ditunjukkan pada setiap calon pembeli. Akan tetapi dilarang mempengaruhi calon pembeli dengan unsur penipuan. Harga yang ditawarkan lebih rendah dari harga pasar adalah agar pembeli merasa puas dan tidak dirugikan karena boleh jadi barang tersebut tidak baru lagi, baik dari segi barang atau bentuk barang tapi masih memiliki kualitas bagus. Hasil dari penjualan tersebut digunakan untuk melunasi utang nasabah yang belum terbayar, biaya pemeliharaan dan penyimpanan yang belum dibayar serta biaya penjualan. Sedangkan jika terdapat kelebihan perusahaan dapat mengambilnya, sebaliknya jika terdapat kekurangan hutang nasabah dari hasil penjualan perusahaan tersebut, maka nasabah wajib membayar kekurangannya.

Dalam proses tawar menawar barang dilakukan secara terbuka di depan umum untuk bersaing dengan pembeli lain jika pembelinya perorangan dengan harga limit yang berlaku di pasar itu. Dan apabila pembeli pemborong mereka sudah memiliki harga lelang tersendiri artinya harga yang ditawarkan setelah atau uji kualitas barang tersebut kemudian mereka menghitung harga yang mereka inginkan. Harga lelang pembeli juga ada kesepakatannya dengan harga lelang penjual yang telah ditetapkan artinya adalah pembeli borongan dapat menawar harga dibawah harga yang ditetapkan saat lelang dengan tidak melakukan penawaran dibawah harga limit yang telah ditetapkan oleh pegadaian.

(11)

Jurnal Ilmiah Skylandsea 79 Dari proses tawar menawar harga inilah,

sebuah kesepakatan antara pihak penjual (panitia lelang) dengan nasabah terjadi. Untuk mencegah terjadinya perselisihan, para ulama memberikan landasan hukum dalam pelaksanaan penawaran barang lelang. Pertama, pembeli dapat menawar harga barang yang dilelang walaupun disitu sudah ada penawar, selagi penawaran masih terbuka untuk umum. Kedua, pembeli tidak dapat menawar jika lelang sudah ditutup.

Agar proses ini sesuai dengan ketentuan yang telah ditentukan, maka disetiap cabang dalam wilayah atau daerah di tempatkan seorang petugas dari pihak kantor wilayah pusat untuk memeriksa tentang sistem operasional dan prosedurnya. Agar sistem operasional dan prosedurnya sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam penyerahan barang di PT Pegadaian (Persero) Cabang Padang bulan Medan yaitu untuk dilakukan oleh pihak penjual dan pembeli dengan menyatakan menjual barang kepada pembeli sebagai perjanjian dan disambut oleh pembeli sebagai tanda menerima dengan menggunakan bahasa lisan dan diberikan bukti pembelian dengan menggunakan surat bukti yang ditanda tangani oleh kedua belah pihak, sehingga dalam proses perjanjian dan penerimaan yang sudah ditetapkan tidak adanya unsur keterpaksaan diantara kedua belah pihak dalam tata cara yang dilakukan. Dan kedua belah pihak rela atau merelakan dalam prosedurnya. Dan sebagai bukti bahwa telah terjadi kesepakatan jual beli barang jaminan tersebut cara melakukan perjanjian dan kesepakatan dalam prosedurnya harus dengan lisan tetapi juga harus berupa tulisan.

Sedangkan dalam penyerahan barang jaminan adalah ketika terjadi kesepakatan yang sudah ditetapkan telah selesai dilaksanakan pembeli dapat membawa barangnya dan ada pula ditangguhkan sampai proses pelelangan selesai. Ini dilakukan guna menghindari kelalaian dalam praktek-praktek yang merugikan kerugian pada nasabah.

Setelah proses pelelangan selesai, uang hasil penjualan barang lelang digunakan untuk melunasi hutang nasabahnya. Tetapi jika terdapat selisih, artinya barang yang dilelang tidak mencukupi untuk melunasi kewajiban yang telah ditetapkan, bea penjual dan bea pembeli maka nasabah wajib membayar kekurangan tersebut dan begitupun sebaliknya jika terdapat kelebihan nasabah berhak mengambil uang kelebihan tersebut dan jangka waktu yang telah ditentukan yaitu : Satu tahun sejak tanggal

penjualan lelang dan jika dari waktu itu tidak diambil maka nasabah telah menyatakan sebagai sedekah yang pelaksanaanya diserahkan kepada yang berkewajiban.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Prosedur pelelangan yang ada di PT Pegadaian (Persero) cabang padang bulan belum memenuhi standar sesuai dengan putusan hakim Pasal 200 Ayat 6 HIR/Pasal 217 Ayat 1 RBg. Namun pada Pelaksanaan lelang yang ada di PT Pegadaian (Persero) Cabang Padang Bulan Medan telah sesuai dengan ketentuan Hukum Lelang yang telah ditentukan, sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 93/PMK.06/2010 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang, Karena tidak ada unsur penipuan yang merugikan orang lain, baik dari memperlihatkan barangnya maupun proses tawar menawar barang itu sendiri. Dikarenakan dari dua hal tersebut itu sangat penting dalam pelaksanaan lelang, dan rawan dengan penipuan yang disebabkan bentuk barang tidak sesuai dengan barang yang dijual pada saat lelang. Dan dalam perjanjian yang telah ditentukan telah memberikan kepercayaan kepada pembeli maka diberikan bukti jual beli dengan surat bukti yang ditandatangani oleh kedua belah pihak.

5. SIMPULAN

Berdasarkan pembahasan yang dikemukakan, berdasarkan rumusan masalah mengenai Sistem dan Prosedur Pelaksanaan Pelelangan Barang Jaminan di PT Pegadaian (Persero) Cabang Padang Bulan Medan dapat disimpulkan sebagai berikut:

Sistem lelang yang telah ditentukan di PT Pegadaian (Persero) kantor Cabang Padang Bulan Medan yaitu sistem lelang terbuka dimana yang dimaksud lelang terbuka adalah lelang yang dilaksanakan dengan cara penawaran langsung oleh peserta lelang dengan sistem harga semakin bertambah naik. Dimana penawaran pertama dilemparkan oleh juru lelang dengan standar harga limit dan pemenangnya adalah penawaran harga tertinggi. Sementara Pelaksanaan Lelang dilakukan apabila debitur atau nasabah tidak memenuhi kewajibannya untuk mengembalikan atau memperpanjang pinjamannya, maka pegadaian berhak untuk menjual barang jaminan dalam pelelangan. Sebelum lelang dilaksanakan pegadaian harus memberitahukan terlebih dahulu kepada debitur yang melakukan tindak wansprestasi melalui peringatan lisan, tertulis atau pendekatan

(12)

Jurnal Ilmiah Skylandsea 80 persuasif seperti Media informasi (radio,surat

kabar, telepon dll).

Adapun kendala-kendala yang terjadi dalam proses lelang adalah tidak sampainya pemberitahuan lelang kepada pemilik barang, karena ada beberapa nasabah yang menggunakan calon/orang lain untuk menggadaikan barangnya, adanya perubahan harga pasar yang menyulitkan penaksiran ulang, kurang memadainya tempat pelelangan dan sulitnya pihak Pegadaian untuk menjual Barang Sisa Lelang (BSL) atau barang jaminan gadai yang tidak laku dijual dalam pelelangan.

DAFTAR PUSTAKA

Diana, Anastasia. 2011. Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta: Andi Offshet Dewi, Ira Chrisyanti. 2011. Pengantar Ilmu

Administrasi. Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya

Ida, Nuraida. 2008. Manajemen Administrasi Perkantoran. Yogyakarta: Kanisius Nazir, Moh. 2013. Metode Penelitian. Bogor:

Graha Indonesia

Menteri Keuangan Nomor 93/PMK.06/2010 Mulyadi. 2012. Sistem Sistem Akuntansi. Edisi

Ketika. Cetakan Keempat. Selemba Empat. Jakarta

Mulyadi. 2013. Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat

Purwanto, Erwan, Agus . 2017. Metode Penelitian Kuantitatif Untuk Administrasi Publik Dan Masa Sosial. Edisi Kedua Cetakan Pertama. Yogyakarta: Gava Media

Rochaety, Ety. 2017. Sistem Informasi Manajemen. Edisi Ketiga. Jakarta: Mitra Wacana Media

Rosyadi. 2017. Jaminan Kebendaan Berdasarkan Akad Syariah. Cimanggis: Penerbit Kencana

Sujarweni, V, Wiratna. 2014. Metode Penelitian Lengkap Praktis Dan Mudah Dipahami. Yogyakarta: Pustaka Baru Press

Sujarweni, V, Wiratna. 2015. Sistem Akuntansi. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Pustaka Baru Press

Sujarweni, V, Wiratna. 2018. Metode Penelitian Bisnis Dan Ekonomi Pendekatan Kualitatif. Yogyakarta: Pustaka Baru Press

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Penerbit CV: Bandung: CV Alfabeta

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabetta

Supianto. 2015. Hukum Jaminan Fidusia. Jember: Penerbit Garuda Wacana

Sianturi, Purnama, Tioria. 2013. Perlindungan Hukum Terhadap Pembeli Barang Jaminan Tidak Bergerak Melalui Lelang. Bandung: Mandar Maju

Susanto, Azhar. 2013. Sistem Informasi Akuntansi. Bandung: Lingga Jaya

Sutabri, Tata. 2016. Sistem Informasi

Manajemen. Edisi II Cetakan I.

Yogyakarta: Andi Offshet

Usman, Rachmadi. 2016. Hukum Lelang. Cetakan Pertama. Jakarta: Sinar Grafika Winarno, Wing, Wahyu. 2017. Sistem Informasi

Manajemen. Edisi Ketiga Cetakan Pertama. Yogyakarta: UPP STIM YKPN

Gambar

Gambar 2.1: Prosedur Lelang

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Hasil analisis tersebut minimal akan memberikan kurva perubahan berat ( thermal gravity –TG) karena pemanasan dan perubahan energi ( differential thermal

Dana bank adalah uang tunai yang dimiliki oleh bank ataupun aktiva lancar yang dikuasai oleh bank dan setiap waktu dapat diuangkan, menyatakan jenis sumber dana bank

Fungsi Alun-alun Kota Bandung menunjukkan perubahan, dari sebuah lapangan terbuka dengan fungsi administratif kota tradisional hingga menjadi sebuah taman kota yang

Semoga laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Apotek Kimia Farma Deltasari 119 Sidoarjo dapat membantu dan memberikan sumbangan yang berarti bagi banyak

The number of people travelling to the region from Finland can also be considered exceptional in the sense that jihadist activism has been very modest in every measure in this

Oleh karena itu, hasil penelitian yang dilakukan dari tahap awal hingga pengujian penerapan CBR untuk proses penentuan obat, didapatkan bahwa

8% Dalam sistem hidrolik yang ,ertugas se,agai pemindah oli dari tangki ke sistem dan se,agai pengu,ah energi mekanis menjadi energi hidrolik  adalah1.. a% Tangki hidrolik   ,%