• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

43

Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan di SD N Kecandran 01 kelas III sebagai kelas Eksperimen dan di SD N Dukuh 01 kelas III sebagai kelas Kontrol. Sebelum dilakukan penelitian dengan menggunakan model pembelajaran, kedua kelas tersebut terlebih dahulu diberikan soal pretest dan setelah pembelajaran diberikan soal posttest. Soal pretest digunakan untuk mengetahui keadaan kelas eksperimen dan kelas kontrol tersebut homogen dan berdistribusi normal atau tidak. Soal pretest dan posttest sebelumnya diujikan terlebih dahulu pada siswa kelas IV SD Negeri Kecandran 01 untuk mengetahui validitas dan reliabilitas soal yang akan digunakan, kemudian penelitian akan diterapkan pada dua kelas yaitu kelas eksperimen pada siswa kelas III SD N Kecandran 01 dengan menerapkan metode pembelajaran demonstrasi dan kelas kontrol pada siswa kelas III SD N Dukuh 01 dengan menggunakan metode pembelajaran konvensional. Kedua kelas yang akan diteliti diberikan materi yang sama yaitu mata pelajaran matematika dengan pokok bahasan menghitung keliling persegi dan persegi panjang dengan satuan baku. Jika kedua kelas sudah diberikan perlakuan atau tindakan, maka langkah selanjutnya ialah memberikan soal posttest pada akhir pembelajaran untuk mengetahui apakah setelah diberikan perlakuan atau tindakan ada pengaruhnya atau tidak terhadap keterampilan berhitungnya. Karena pada penelitian ini peneliti fokus pada ketrampilan berhitung.

Materi menghitung keliling bangun datar persegi dan persegi panjang sesuai dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) ada dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang sudah diterapkan dalam penelitian sebagai berikut:

Standar Kompetensi

Menghitung luas persegi dan persegi panjang, serta penggunaanya dalam pemecahan masalah

(2)

Kompetensi Dasar

Menghitung keliling bangun datar persegi dan persegi panjang.

4.2. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran

4.2.1 Kegiatan Pembelajaran Kelas Eksperimen

Penelitian yang dilakukan pada kelas eksperimen SD N Kecandran 01 terlaksana pada tanggal 12 April 2017 dengan waktu 3 x 35 (1 x pertemuan). Tahap-tahap pembelajaran metode demonstrasi dijelaskan melalui pembahasan dibawah ini

a. Tahap 1 : Menyampaikan Kompetensi

Pada tahap pertama menyampaikan kompetensi, kegiatan ini diawali dengan guru menyampaikan tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran yang dilaksanakan. Guru meminta siswa untuk mencatat tujuan-tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan dan memberikan kesempatan kepada siswa jika ada siswa yang bertanya.

b. Tahap 2 : Memberikan Urutan Kegiatan Pembelajaran

Pada tahap kedua ini guru memberikan urutan kegiatan pembelajaran yang akan dilalui selama 3 x 35 menit. Saat guru menjelaskan urutan kegiatan pembelajaran siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai urutan kegiatan pembelajaran yang akan dilalui. Setelah menjelaskan urutan kegiatan pembelajaran, guru memutarkan video mengenai cara menghitung keliling persegi dan persegi panjang. Pada saat diputarkan video oleh guru, siswa menyimak dan mendengarkan isi video yang diputarkan oleh guru. Setelah siswa menyimak dan mendengarkan video yang diputar guru, guru membantu siswa untuk menggali pengetahuan siswa mengenai video yang telah dilihat dan didengarkan sebelumnya. Pada tahap ini guru memberikan kesempatan kepada siswa jika siswa ingin bertanya mengenai video atau yang lainnya seputar pembelajaran.

c. Tahap 3: Menyiapkan Alat dan Bahan

Tahap ketiga ini menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk berdemonstrasi. Guru menyiapakn alat dan bahan yang akan digunakan untuk berdemonstrasi. Setelah alat dan bahan sudah siap maka guru memberikan penjelasan mengenai alat dan bahan yang akan digunakan. Guru menentukan

(3)

durasi siswa saat berdemonstrasi didepan kelas dan menentukan langkah-langkah berdemonstrasi menghitung keliling bangun datar persegi dan persegi panjang. Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya mengenai hal yang belum dipahami.

d. Tahap 4: Siswa Berdemonstrasi

Pada tahap yang keempat ini diawali dengan guru menunjuk salah satu siswa untuk malakukan demonstrasi cara menghitung keliling persegi dan persegi panjang dengan menggunakan alat dan bahan yang telah disediakan oleh guru. Cara menunjuk siswa untuk maju kedepan dengan cara undian. Pada tahap ini guru hanya memberikan beberapa kesempatan siswa maju kedepan untuk berdemonstrasi cara menghitung keliling persgi dan persegi panjang. Untuk siswa lain yang tidak berdemonstrasi tetap memperhatikan siswa yang sedang berdemonstrasi dan siswa diberikan kesempatan untuk bertanya.

e. Tahap 5: Melakukan Tanya Jawab

Tahap yang kelima ini merupakan tahap melakukan tanya jawab setelah siswa berdemonstrasi atau siswa lain memberikan pendapat mengenai teman yang sedang berdemonstrasi. Pada tahap ini guru memberikan pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan yang didapat siswa setelah temannya berdemonstrasi.

f. Tahap 6 : Kesimpulan

Tahap yang keenam atau yang terakhir ini adalah kesimpulan, guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran yang sudah dilakukan. Guru melakukan refleksi. Dan guru memberikan soal posttest yang akan digunakan untuk mengetahui apakah penerapan metode pembelajaran demonstrasi berpengaruh terhadap keterampilan berhitung siswa atau tidak.

4.2.2 Kegiatan Pembelajaran Kelas Kontrol

Pembelajaran pada kelas kontrol di SD N Dukuh 01 Salatiga dilaksanakan pada tanggal 13 April 2017, dengan waktu 3x35 menit satu kali pertemuan. Tahap-tahap pembelajaran metode konvensional dijelaskan melalui pembahasan dibawah ini

(4)

a. Tahap 1 : Menyampaikan Tujuan

Tahap menyampaikan tujuan yang dilakukan adalah Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada pembelajaran hari yang sedang berlangsung.

b. Tahap 2: Menyajikan Informasi

Pada tahap kedua adalah menyajikan informasi diawali dengan guru meminta siswa untuk membuka buku. Setalah itu di lanjutkan dengan guru menjelaskan menghitung keliling persegi dan persegi panjang.

c. Tahap 3 : Mengecek Pemahaman dan Memberikan Umpan Balik

Pada tahap ini kegiatan guru diawali dengan guru bertanya kepada siswa mengenai menghitung keliling persegi dan persegi panjang. Kegiatan selanjutnya adalah guru memberikan soal-soal latihan kepada siswa untuk memperdalam pemahaman siswa mengenai menghitung keliling persegi panjang.

d. Tahap 4: Memberikan Kesempatan Latihan Lanjutan

Pada tahap yang terakhir ini kegiatan guru adalah menutup pembelajaran dan memberikan tindak lanjut, tindak lanjut diberikan soal-soal latihan untuk dikerjan dirumah guna untuk memperdalam pemahaman siswa mengenai menghitung keliling persegi dan persegi panjang. Dan dilanjutkan dengan siswa mengerjakan soal posttest yang digunakan untuk mengukur keterampilan berhitung siswa.

4.3. Deskripsi Umum Hasil Penelitian

Hasil belajar siswa yang digunakan untuk mengetahui keterampilan berhitung diperoleh data dari nilai pretest dan postest pada kelas ekperimen maupun kelas kontrol. Nilia pretest dan postest yang diperoleh dari kedua kelas akan digunakan untuk mengetahui perbedaan keterampilan berhitung siswa di kelas ekperimen dan kelas kontrol. Deskripsi rata-rata dan deviasi standar hasil

pretest akan disajikan pada Tabel 4.1 dan Deskripsi rata-rata dan deviasi standar

(5)

4.3.1 Deskripsi Rata-Rata dan Deviasi Standar Hasil Pretest

Deskripsi rata-rata dan deviasi standar hasil pretest akan disajikan dalam Tabel 4.1

Tabel 4.1

Deskripsi Rata-Rata dan Deviasi Standar Hasil Pretest Kelompok Rata-rata Deviasi Standar

Kelas Eksperimen 50.00 9.837

Kelas Kontrol 48.13 9.136

Jumlah 49.06 9.486

Sumber: berdasarkan data yang diolah

Berdasarkan Tabel deskripsi rata-rata dan deviasi standar hasil pretest dapat diketahui bahwa rata-rata pretest kelas ekperimen sebesar 50,00 dengan deviasi standar sebesar 9,837. Sedangkan untuk kelas kontrol rata-rata pretest sebesar 48,13 dan deviasi standarnya sebesar 8,418. Dengan begitu dapat diketahui bahwa nilai rata-rata pretest kelas ekperimen lebih besar dibandingkan dengan rata-rata

pretest kelas kontrol. Dari kedua kelas tersebut memiliki selisih rata-rata sebesar

1.87.

4.3.2 Deskripsi Rata-Rata dan Deviasi Standar Hasil Posttest

Deskripsi rata-rata dan deviasi standar hasil pretest akan disajikan dalam Tabel 4.2

Tabel 4.2

Deskripsi Rata-Rata dan Deviasi Standar Hasil Posttest Kelompok Rata-rata Deviasi Standar

Kelas Eksperimen 88.59 8.351

Kelas Kontrol 79.69 8.418

Jumlah 84.14 8.384

Sumber: berdasarkan data yang diolah

Berdasarkan Tabel deskripsi rata-rata dan deviasi standar hasil posttest dapat diketahui bahwa rata-rata posttest kelas ekperimen sebesar 88,59 dengan deviasi standar sebesar 8.351. Sedangkan untuk kelas kontrol rata-rata posttest sebesar 79,69 dan deviasi standarnya sebesar 8,418. Dengan begitu dapat diketahui bahwa nilai rata-rata posttest kelas ekperimen lebih besar dibandingkan dengan rata-rata posttest kelas kontrol. Dari kedua kelas tersebut memiliki selisih rata-rata sebesar 8,9. Berdasarkan nilai pretest dan posttest di kedua kelas terbukti ada peningkatan nilai keterampilan berhitung siswa.

(6)

4.4. Hasil Penelitian 4.4.1 Kelas Eksperimen

Hasil peneitian analisis deskriptif data pretest dan posttest dalam penelitian ini diperoleh dari nilai evaluasi (pretest dan posttest) hasil belajar matematika pada siswa kelas III SD Negeri Kecandran 01 Salatiga sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswa 32 siswa. Jumlah butir soal pretest dan posttest sebanyak 20 butir soal pilihan ganda dengan alternatif jawaban pilihan a, b, c, atau d yang valid setelah dilakukan analisis validitas instrumen menggunakan program SPSS 20.

Pretest dan posttest dilakukan pada tanggal 12 April 2017, untuk pretest

dilaksanakan pada pukul 07:00 – 07:30 dan untuk posttest dilaksanakan pada pukul 10:00-10:45. Soal pretest berfungsi untuk mengetahui kondisi awal siswa sebelum pembelajaran, sedangkan soal posttest berfungsi untuk mengukur keterampilan berhitung siswa setelah diberikan perlakukan pada pembelajaran dengan menerapkan metode demonstrasi. Distribusi frekuensi sekor posttest dihitung dengan menggunakan rumus :

Keterangan :

P = Panjang Kelas Interval R = Jarak atau Rentangan K = Jumlah Kelas

Maka untuk mencari penjang kelas (P) interval pada hasil posttest yaitu sebagai berikut :

1. Menghitung jarak atau rentangan (R) R = data tertinggi – data terrendah R = 100 – 75 = 25

2. Menghitung jumlah kelas (K) dengan n (jumlah peserta test) K = 1 + 3,3 . log n

K = 1 + 3,3 . log 32 K = 1 + 3,3 . 1,5 K = 1 + 4,8

(7)

K = 5,8 = 6

3. Menghitung panjang kelas interval P =

P = P = 4,16 P = 5

4. Menentukan batas kelas interval dengan rumus : (75 + 5) = 80 – 1 = 79 (80 + 5) = 85 – 1 = 84 (85 + 5) = 90 – 1 = 89 (90 + 5) = 95 – 1 = 94 (95 + 5) = 100 – 1 = 99 (100 + 5) = 105 – 1 = 100 (nilai tertinggi 100)

Data distribusi frekuensi nilai posttest pada kelas ekperimen dapat dilihat dalam Tabel 4.3

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Nilai Kelas Eksperimen No Interval Nilai Frekuensi Presentase (%)

1. 75 – 79 4 12,5 2. 80 – 84 5 15,6 3. 85 – 89 4 12,5 4. 90 – 94 8 25 5. 95 – 100 11 34,3 Jumlah 32 100

Sumber: berdasarkan data yang diolah

Tabel distribusi frekuensi nilai kelas eksperimen menunjukan bahwa siswa yang nilainya diantara 75 sampai dengan 78 ada 4 siswa atau 12,5 % dari 32 siswa, sedangkan siswa yang nilainya diantara 95 sampai dengan 100 ada 11 siswa atau 34,3% dari 32 siswa. berdasarkan Tabel 4.3 dapat dibuat diagram batang seperti pada gambar 4.1

(8)

Sumber: berdasarkan data yang diolah

Gambar 4.1

Diagram Batang Nilai Posttest Kelas Eksperimen

4.4.2 Kelas Kontrol

Hasil analisis deskriptif data posttest dalam penelitian ini diperoleh dari nilai posttest hasil belajar Matematika siswa kelas III SD Negeri Dukuh 01 Salaiga sebagai kelas kontrol yang berjumlah 32 siswa. Jumlah soal posttest sebanyak 20 butir soal pilihan gandan dengan alternatif jawaban a, b, c, atau d yang diambil dari soal yang telah valid setelah dilakukan analisis validitas instrumen tes. Postest dilaksankan tanggal 13 April 2017 pada pukul 10:00-10:45.

Posttest berfungsi untuk mengukur keterampilan berhitung siswa sesudah

diberikan perlakuan dengan penerapan metode ceramah. Distribusi frekuensi skor

posttest dihitung dengan rumus seperti menghitung distribusi frekuensi skor posttest kelas eksperimen. Maka cara untuk mencari panjang kelas (P) interval

pada hasil posttest yaitu sebagai berikut : 1. Menghitung jarak atau rentangan (R)

R = data tertinggi – data terrendah R = 95 – 65

R = 30

2. Menghitung jumlah kelas (K) dengan n (jumlah peserta tes) 0 2 4 6 8 10 12 75 – 79 80 – 84 85 – 89 90 – 94 95 – 100 F re k u e n si

(9)

K = 1 + 3,3 . log n K = 1 + 3,3 . log 32 K = 1 + 3,3 . 1,5 K = 1 + 4,8 K = 5,8 K = 6

3. Menghitung panjang kelas interval (P) P =

P = P = 5

4. Menentukan batas kelas interval dengan rumus: (65 + 5) = 70 – 1 = 69

(70 + 5) = 75 – 1 = 74 (75 + 5) = 80 – 1 = 79 (80 + 5) = 85 – 1 = 84 (85 + 5) = 90 – 1 = 89

(90 + 5) = 95 – 1 = 94 (nilai tertinggi adalah 95)

Data distribusi frekuensi nilai posttest pada siswa dapat dilihat dalam Tabel 4.4 sebagai berikut :

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Kontrol No Interval nilai Frekuensi Presentase (%)

1. 65 – 69 2 6,25 2. 70 – 74 5 15,62 3. 75 – 79 6 18,75 4. 80 – 84 8 25 5. 85 – 89 5 15,62 6. 90 – 95 6 18,75 Jumlah 32 100

Sumber: berdasarkan data yang diolah

Berdasarkan Tabel distribusi frekuensi nilai posttest kelas kontrol menunjukan bahwa siswa yang mendapat nilai dibawah KKM antara 65 sampai dengan 69 ada 2 siswa atau 6,25% dari 32 siswa, sedangkan siswa yang mendapat

(10)

nilai diatas KKM antara 93 sampai dengan 98 terdiri dari 3 siswa atau 9,37% dari 32 siswa. berdasarkan distribusi frekuensi tersebut, dapat dibuat diagram batang seperti pada gambar 4.2

Sumber : berdasarkan data yang diolah

Gambar 4.2

Diagram Batang Nilai Posttest Kelas Kontrol

4.5. Analisis Data

Dalam penelitian ini alasisis data yang akan digunakan adalah uji normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis. Masing-masing analisis data yang digunakan dipaparkan pada subbab berikutnya.

4.5.1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah distribusi normal atau tidak untuk data yang akan dianalisis. Apabila data berdistribusi normal maka dapat menggunakan stastistika non parametrik dengan acuan data. Dapat dikatakan distribusi normal jika signifikansi atau probabilitas > 0,05.

4.5.1.1. Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Uji normalitas yang akan disajikan pada Tabel 4.5 untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol diambil dari nilai pretest.

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 65 – 69 70 – 74 75 – 79 80 – 84 85 – 89 90 - 95

F

re

k

u

e

n

si

(11)

Tabel 4.5

Output Uji Normalitas Pretest One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 64

Normal Parametersa,b Mean 0.0000000

Std. Deviation 9.41756212 Most Extreme Differences Absolute .093 Positive .093 Negative -.068 Kolmogorov-Smirnov Z .744

Asymp. Sig. (2-tailed) .638

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber: berdasarkan data yang diolah

Berdasarkan Tabel 4.5 menunjukan bahwa hasil analisis soal pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebesar 0,638 yang nilainya signifikansi lebih besar dari nilai alpha yang ditetapkan yaitu >0,05. Sehingga nilai pertest kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah normal.

4.5.1.2. Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Uji normalitas yang akan disajikan pada Tabel 4.6 untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol diambil dari nilai posttest.

Tabel 4.6

Output Uji Normalitas Posttest One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 64

Normal Parametersa,b Mean 0.0000000

Std. Deviation 8.31769366 Most Extreme Differences Absolute .109 Positive .099 Negative -.109 Kolmogorov-Smirnov Z .870

Asymp. Sig. (2-tailed) .436

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: berdasarkan data yang diolah

Berdasarkan Tabel 4.6 menunjukan bahwa hasil analisis soal posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebesar 0,436 yang nilainya signifikansi lebih besar dari nilai alpha yang ditetapkan yaitu >0,05. Sehingga nilai posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah normal.

(12)

4.5.2. Uji Homogeitas

Uji homogenitas adalah menguji mengenai sama tidaknya variansi-variansi dua buah distribusi atau lebih. Uji homogenitas varian bertujuan untuk mengetahui apakah varian kedua kelompok homogen atau tidak. Acuan varian data kedua kelompok homogen adalah jika nilai probabilitas/signifikansi >0,05.

4.5.2.1. Uji Homogenitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Hasil uji homogenitas yang akan disajikan pada Tabel 4.7 untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol diambil dari nilai pretest.

Tabel 4.7

Output Uji Homogenitas Nilai Pretest Test of Homogeneity of Variances Y

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.007 1 62 .933

Sumber: berdasarkan data yang diolah

Berdasarkan hasil olah data Tabel 4.7, menunjukan bahwa nilai Levene Stastistic sebesar 0.007 dan nilai signifikasi sebesar 0,933. Berarti uji homogenitas soal

pretest bersifat homogen karena nilai signifikansi lebih besar dari pada nilai alpha

(0,933>0,05).

4.5.2.1. Uji Homogenitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Hasil uji homogenitas yang akan disajikan pada Tabel 4.8 untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol diambil dari nilai posttest.

Tabel 4.8

Output Uji Homogenitas Nilai Posttest Test of Homogeneity of Variances Y

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.093 1 62 .762

Berdasarkan Tabel 4.7, menunjukan bahwa nilai Levene Stastistic sebesar 0.093 dan nilai signifikasi sebesar 0,762. Berarti uji homogenitas soal pretest bersifat homogen karena nilai signifikansi lebih besar dari pada nilai alpha (0,762>0,05)

(13)

4.5.3. Uji Hipotesis

Perhitungan uji ancova dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS 20 menggunakan Univariet dengan tujuan untuk melihat atau mengetahui pengaruh penerapan metode pembelajaran yang diterapkan dalam pembelajaran matematika menghitung keliling persegi dan persegi panjang terhadap keterampilan berhitung antara siswa yang diberi perlakuan dengan menerapkan metode deomonstrasi dengan siswa yang diberi perlakuan model pembelajaran konvensional. Hasil analisis uji ancova dapat dilihat pada Tabel 4.9

Tabel 4.9 Hasil Uji Ancova Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable: Posttes

Source Type I Sum of Squares df Mean Square F Sig. Corrected Model 1478.376a 2 739.188 10.867 .000 Intercept 453097.266 1 453097.266 6661.013 .000 Pretest 322.177 1 322.177 4.736 .033 Metode Demonstrasi 1156.199 1 1156.199 16.997 .000 Error 4149.359 61 68.022 Total 458725.000 64 Corrected Total 5627.734 63 a. R Squared = .263 (Adjusted R Squared = .239) Sumber: berdasarkan data yang diolah

Berdasarkan hasil uji ancova diatas, menunjukan bahwa nilai F sebesar 10.867 dengan taraf signifikasi 0,000, karena signifikansi lebih kecil dari alpha atau 0,000 < 0,05 maka disimpulkan bahwa penerapan metode demonstrasi berpengaruh terhadap keterampilan berhitung siswa kelas 3. Pada kolom Intercept menunjukkan F sebesar 6661,013 dengan taraf signifikasi 0,000, signifikansi yang dihasilkan lebih kecil dari alpha atau 0,000 < 0,05, maka disimpulkan bahwa nilai intercept signifikan. Pada kolom metode demonstrasi nilai F sebesar 16,997 dengan taraf signifikansi 0,000, karena signifikansi yang dihasilkan lebih kecil dari alpha maka metode demonstrasi dinyatakan signifikan. Data tersebut mengindikasikan bahwa terdapat pengaruh penerapan metode demonstrasi terhadap keterampilan berhitung siswa. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penerapan metode demonstrasi terhadap keterampilan berhitung siswa pada pembelajaran matematika dengan materi menghitung keliling persegi dan persegi panjang di kelas 3 SD N Kecandran 01 pada semester 2.

(14)

4.6. Pembahasan Hasil Penelitian

Pengaruh penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran matematika dapat membantu siswa untuk menemukan jawaban dari sebuah masalah yang diberikan guru. Selain itu metode demonstrasi dapat menjadikan siswa agar lebih aktif, konsentrasi, kreatif, bertanggung jawab, dan berani. Mengapa demikian, karena metode demonstrasi mengharuskan siswa untuk memperagakan atau mempertunjukan proses penemuan pengetahuan baru atau yang lainnya. Dengan begitu siswa akan menjadi semangat, percaya diri, dan aktif dalam mengikuti pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Metode demonstrasi menurut Sanjaya (2006:21) adalah metode yang cara pengelolaan pembelajarannya dengan memperagakan atau mempertunjukan kepada siswa suatu proses, situasi, benda, atau cara kerja suatu produk teknologi yang sedang dipelajari. Sedangkan Anitah W, (2008:5.25) mengungkapkan bahwa metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang menyajikan bahan pelajaran dengan mempertunjukan secara langsung objek atau cara melakukan sesuatu sehingga, dapat mempelajarinya secara proses. Dua pendapat ahli memaparkan bahwa metode demonstrasi sangat membantu guru dalam menyampaikan sebuah materi pembelajaran, dimana materi ajar tersebut memuat sebuah proses melakukan sesuatu atau menentukan pengertian sesuatu. Hal tersebut sesuai dengan kegiatan hasil penelitian di kelas eksperimen dengan menerapkan metode demonstrasi untuk mata pelajaran matematika tentang menghitung keliling persegi dan persegi panjang. Banyak siswa yang menjadi paham, bersemangat dalam mengerjakan soal, serta siswa juga menjadi antusias dalam mengikuti pembelajaran. Dapat disimpulkan dari pendapat para ahli sebagaimana yang telah diuraikan terbukti bahwa metode demonstrasi sangat membantu guru dalam menyampaikan materi ajar yang sulit.

Huda (2010:233) mengungkapkan kelebihan metode demonstrasi dalam pembelajaran antara lain: 1) membuat pembelajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkret; 2) memusatkan perhatian siswa pada pembelajaran; 3) lebih mengarahkan proses belajar siswa pada materi yang sedang dipelajari; 4) lebih melekatkan pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran dalam diri siswa;

(15)

5) membuat siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari; 6) membuat proses pengajaran lebih menarik; 7) merangsang siswa untuk aktif mengamati antar teori dengan kenyataan; 8) membantu siswa memahami dengan jelas jalannya suatu proses atau cara kerja suatu benda; 9) memudahkan berbagai jenis penjelasan; dan 10) memperbaiki kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah melalui pengamatan dan contoh konkret dengan menghadirkan objek sebenarnya. Kelebihan metode demonstrasi dirasakan secara nyata oleh peneliti, seperti peneliti sangat terbantu dengan menerapkan metode demonstrasi dalam pembelajaran. Siswa menjadi konsentrasi saat pembelajaran berlangsung dan materi yang akan disampaikan menjadi mudah untuk dimengerti siswa.

Pendapat para ahli juga didukung dengan hasil-hasil penelitian terdahulu, seperti yang dilakukan oleh Mustokiyah (2013), dengan judul penelitiannya, “Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Di Kelas II SD N Sidotopo Wetan I Surabaya”. Terbukti dari hasil penelitian yang telah dilakukannya, menunjukan bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan sebesar 22,75% yaitu dari 72,7% pada siklus I menjadi 95,45% pada siklus II. Selain Mustokiyah, Sahary (2016) juga melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Metode Demonstrasi Terhadap Kemahiran Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 19 Bintan Tahun Ajaran 2015/2016”. Terbukti dari hasil penelitian yang telah dilakukannya menunjukan bahwa metode demonstrasi dapat mempengaruhi kemahiran menulis karangan narasi siswa. Seperti yang dilakukan Mustokiyah dan Sahary, Sodikin (2015) juga melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah Melalui Metode Demonstrasi Ditinjau dari Kemampuan Menggunakan Alat Ukur dan Sikap Ilmiah Siswa”. Tetapi hasil penelitian dengan menerapkan metode demonstrasi tidak terdapat pengaruh terhadap kemampuan alat ukur dan sikap ilmiah siswa. Hal itu terjadi karena terlalu banyak variabel terikat yang diteliti, penelitian menggunakan kelas tidak homogen, dan uji analisisnya menggunakan uji anava.

Penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti, variabel terikat yang diteliti hanya keterampilan berhitung saja, kelas yang digunakan adalah kelas yang

(16)

homogen, serta dalam uji hipotesis peneliti menggunakan uji ancova untuk mengetahui pengaruh metode demonstrasi terhadap keterampilan berhitung siswa. Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti membuktikan bahwa terdapat pengaruh metode demonstrasi terhadap keterampilan berhitung siswa pada mata pelajaran matematika dalam materi menghitung keliling persegi dan persegi panjang. Dilihat dari rata-rata keterampilan berhitung siswa dikelas eksperimen sebesar 88,59 dan nilai rata-rata keterampilan berhitung siswa dikelas kontrol sebesar 79,69. Selisih keterampilan berhitung antara kelas eksperimen dan kelas kontrol sebesar 8,9.

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, dapat diketahui bahwa metode demonstrasi mempengaruhi keterampilan berhitung siswa. Pembelajaran yang menerapkan metode demonstrasi dapat membuat siswa menjadi antusias, kreatif, dan aktif. Hal tersebut dibuktikan pada saat pembelajaran berlangsung, banyak siswa yang antusias untuk mendapatkan kesempatan mengerjakan soal dipapan tulis. Selain itu saat mengerjakan soal, terdapat beberapa siswa yang mengerjakan dengan rumus yang lebih sederhana dari pada rumus yang diberikan guru. Dapat disimpulkan bahwa keterampilan berhitung siswa meningkat jika dalam menyampaikan teori atau konsep dilakukan dengan cara memberikan contoh yang kongkret.

Dengan menggunakan metode demonstrasi dalam pembelajaran, maka keterampilan berhitung siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Selain itu, dengan menggunakan metode demonstrasi pada kelas heterogen, didapatkan bahwa hasil keterampilan berhitung siswa pada kelas eksperimen dengan metode demonstrasi lebih tinggi dibandingkan dengan keterampilan berhitung siswa kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional. Implikasi teoritis, setelah membandingkan teori demonstrasi dengan penelitian ini hasilnya adalah sejalan dan saling melengkapi. Selain itu dilihat dari rata-rata pada kelas eksperimen dengan menggunakan metode demonstrasi dan kelas kontrol menggunakan metode konvensional, didapat keterampilan berhitung kelas eksperimen mempunyai ketrampilan berhitung siswa yang lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Dalam penelitian ini terbukti bahwa

(17)

metode demonstrasi berpengaruh terhadap keterampilan berhitung matematika siswa; Implikasi praktis, pembelajaran dengan metode demonstrasi dapat digunakan sebagai salah satu metode pembelajaran yang dapat berpengaruh terhadap keterampilan berhitung siswa. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mistokiyah (2013) yang menyatakan bahwa metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam metode ini guru diperkenankan menyajikan materi dengan berdemonstrasi, kemudian guru dapat meminta siswa untuk berdemonstrasi seperti yang telah dicontohkan oleh guru. Dalam proses tersebut guru dapat menggali pengetahuan siswa melalui bertanya jawab mengenai demonstrasi yang telah dilakukan, dengan demikian maka pembelajaran dapat berjalan lebih efektif dan efisien, siswa pun menjadi aktif, kreatif, dan senang dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi. Maka perlu diterapkan metode demonstrasi jika siswa dalam mengikuti pembelajaran di kelas cenderung pasif, dengan begitu siswa dalam mengikuti pembelajaran menjadi lebih aktif, tujuan pembelajaran akan lebih mudah untuk dicapai, dan hasil belajar dapat meningkat.

Gambar

Tabel 4.9  Hasil Uji Ancova   Tests of Between-Subjects Effects  Dependent Variable: Posttes

Referensi

Dokumen terkait

Rumusan Masalah dalam penelitian ini sebagai berikut (1) Apakah Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan

Jika kita telah memperoleh data sampel dari suatu populasi yang memiliki mean µ yang tidak diketahui, maka untuk memperoleh informasi tentang parameter µ dapat digunakan mean sampel

melakukan pengawasan kinerja Kepala Desa.Dalam melaksanakan kewenangan yang dimilikinya untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakatnya, Badan Permusyawaratan Desa (BPD)

Menurut tim info dalam (balitacerdas.com:2007) media flash card merupakan metode pembelajaran yang menggunakan kartu permainan yang sangat efektif untuk membangun

Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan kader tentang posyandu dengan keaktifan kader dalam keg- iatan posyandu ( p value =0,032), hasil uji statis-

Sedangkan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengatasi perilaku terisolir siswa menggunakan konseling behavior teknik assertive training

5. Teks eksposisi itu sendiri bisa disaksikan di beberapa media massa, seperti....a. Koran b. Televisi c. Radio d. Siaran

Perusahaan Tekstil &amp; Garmen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) No PERUSAHAAN KODE KRITERIA PENENTUAN SAMPEL EMITEN 1 2 3 1