• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI ALGORITMA BAKER MAP UNTUK ENKRIPSI CITRA PADA PERANGKAT ANDROID

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IMPLEMENTASI ALGORITMA BAKER MAP UNTUK ENKRIPSI CITRA PADA PERANGKAT ANDROID"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI ALGORITMA BAKER MAP UNTUK ENKRIPSI CITRA

PADA PERANGKAT ANDROID

Aida Fitria1, Busro Akramul Umam2, Ary Iswahyudi3 Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Islam Madura

Jl.PP. Mifathul Ulum Bettet, Pamekasan 69351, Madura Telp. (0324) 321784, 331084

Email: [email protected], [email protected]

ABSTRAK

Citra digital merupakan salah satu data atau informasi yang sering disalahgunakan, oleh karena itu untuk menjaga keamanan dan kerahasiaan suatu data maupun informasi salah satunya dapat dengan tehnik enkripsi dan dekripsi. Tehnik ini berguna untuk membuat pesan, data, maupun informasi tidak dapat dibaca atau dimengerti oleh orang lain, kecuali untuk penerima yang berhak dan mengetahui teknik dekripsinya. Melihat penting dan bermanfaatnya tehnik enkripsi dan dekripsi, maka akan sangat baik jika metode dalam pemprosesnya menggunakan algoritma dengan tingkat keamanan yang tinggi, salah satunya dengan algoritma Baker Map. Sehingga mampu mengenkripsi dan dekripsi fole citr tanpa mengubah integritas data dari file citra tersebut.

Kata kunci: Algoritma Baker Map, Citra Digital, Enkripsi, Android.

1 PENDAHULUAN

Beberapa tahun terakhir teknologi berkembang dengan pesat, salah satunya adalah telepon selular (ponsel). Mulai dari ponsel yang hanya bisa digunakan untuk bicara dan sms hingga “ponsel cerdas” (smartphone) yang memiliki berbagai fungsi seperti multimedia, multiplayer games, kamera, transfer data, video streaming dan lain-lain. Smartphone saat ini telah menjadi populer diantara para pengguna gadget dan Smartphone juga telah dikenal luas oleh seluruh kalangan masyarakat. Seiring perkembangan Smartphone semakin berkembang pula Operating System yang mendukung kinerja Smartphone. Ada berbagai macam Operating System yang mendukung kinerja Smartphone, antara lain : Android, IOS, Blackberry dan Windows Phone. Dari beberapa Operating System di atas hanya Android lah yang bersifat opensource. Android merupakan Operating System yang dikembangkan oleh Google. Sistem Android berbasis linux sehingga memudahkan programmer untuk mengembangkan berbagai aplikasi. Pada umumnya Smartphone android dilengkapi dengan kamera dengan kualitas yang baik. Kamera ini dapat digunakan untuk mendokumentasikan kejadian atau peristiwa penting dan atau hal-hal lain yang menarik. Dan untuk menampilkan hasil pengambilan citra dengan kamera, android juga telah dilengkapi dengan aplikasi “Gallery”.

Secara default, Gallery akan menampilkan semua file citra yang ada pada smartphone android baik itu citra yang berasal dari hasil pengambilan gambar dengan kamera maupun citra lain yang sengaja disimpan pada perangkat smartphone tersebut. Hal ini memungkinkan semua orang dapat mengetahui semua informasi citra yang bersifat umum maupun yang

penting dan atau rahasia dalam smartphone android hanya dengan membuka aplikasi Gallery.

Sudah menjadi kebiasaan, anak-anak meminjam smartphone / gadget milik orang tuanya untuk bermain game ataupun “selfie” dengan menggunakan aplikasi kamera yang ada pada smartphone tersebut. Dan masalah mulai timbul saat si anak tanpa sengaja membuka file gambar yang tidak layak untuk dilihat karena akan berakibat buruk pada perkembangan fisiologis si anak, seperti yang pernah terjadi pada sebuah keluarga wartawan di lingkungan penulis tinggal. Si anak membuka file gambar yang berisi foto korban pembunuhan yang diambil oleh orang tuanya.

Oleh karena itu, penulis membuat aplikasi enkripsi yang disusun dalam laporan penelitian ini dengan judul “Implementasi Algoritma Baker Map Untuk Enkripsi Citra Pada Perangkat Android”. Untuk melindungi konten di dalam citra dari pengaksesan illegal dan mentransformasikan citra ke dalam bentuk lain yang tidak bermakna sehingga konten di dalam citra tidak dapat dipahami lagi secara visual.

2 LANDASAN TEORI

2.1 Kriptografi

Kriptografi mempunyai sejarah yang sangat panjang. Sejarah kriptografi dimulai pertama sekali dengan menggunakan metode pertukaran posisi untuk mengenkripsi suatu pesan.

2.2 Baker Map

Baker map merupakan sebuah pemetaan bersifat chaos dari unit persegi ke dalam dirinya sendiri. Chaos menunjukkan ketidakberaturan, kekacauan, keacakan atau kebetulan, yaitu: gerakan acak tanpa tujuan, kegunaan atau prinsip tertentu (Yani Kusmarni:3). Walaupun berlangsung acak, system

(2)

chaotic dapat ditentukan secara matematis, hal ini disebabkan karena system chaotic mengikuti hukum-hukum yang berlaku di alam.

2.3 Citra

Citra (image) adalah istilah lain untuk gambar. Secara harafiah, citra (image) adalah gambar pada bidang dwimatra (dua dimensi). Ditinjau dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi menerus (continue) dari intensitas cahaya pada bidang dwimatra.

Gambar 2-1 (a) Citra burung nuri yang agak gelap,

(b) Citra burung yang telah diperbaiki kontrasnya sehingga terlihat jelas dan tajam

2.4 Android

Android merupakan sistem operasi ponsel yang berbasis Linux. Sistem operasi Android ini berada di bawah naungan Google.Inc. Sebagai sistem operasi open source, Android mempunyai ratusan bahkan ribuan aplikasi yang bisa diunduh secara berbayar maupun gratis.

2.4.1 Teori Perancangan Sistem

Perancangan sistem merupakan bagian awal dari pembuatan aplikasi dimana tahap ini bertujuan untuk memberikan ketentuan bentuk dan proses pada perangkat lunak yang dibuat agar pembuatan program tidak menyimpang dari aturan dan hasil analisis yang telah ditetapkan pada perancangan program.

2.5 Bahasa Pemrograman Java

Java adalah bahasa pemograman yang dapat dijalankan di berbagai computer termasuk telepon genggam. Bahasa ini awalnya dibuat olej James Gosling saat masih bergabung di Sun Microsystem saat ini merupakan bagian daro Oracle dan diliris tahun 1995.

2.6 Perangkat Lunak Pendukung

Perangkat lunak pendukung adalah salah satu alat yang digunakan dari proses pengkodingan sampai implementasi, yaitu menggunakan Eclipse, JDK,SDK Android, dan AVD.

3 METODE PENELITIAN

3.1 Observasi dan Pengumpulan Data

Pengumpulan data penelitian yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini yaitu Studi

Literatur. Studi literatur adalah mencari referensi teori

yang relefan dengan kasus atau permasalahan yang ditemukan.

3.1.1 Metode Penelitian

Adapun metode penelitian yang dilakukan oleh penulis antara lain analisis input, proses dan output.

3.2 Tahapan Penelitian

Adapun tahapan yang di lakukan dalam penelitian adalah sebagai berikut :

Mulai

Studi literatur

Observasi dan Pengumpulan data

Perancangan sistem

Uji coba sistem

Selesai

Gambar 3-1 Proses Tahapan Penelitian

1. Study Literatur

Dalam mempelajari data manual dan referensi yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi akan digunakan dalam perencanaan dan perancangan aplikasi yang akan dibuat. Serta mencari dan mempelajari beberapa referensi dari media internet.

2. Observasi dan pengumpulan data

Observasi dan Pengumpulan data penelitian yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini mengambil dari hasil Studi Literatur. yang relefan dengan kasus atau permasalahan yang ditemukan. 3. Perancangan Sistem

Perancangan sistem berdasarkan dari hasil studi literatur, pemodelan dari sistem tersebut di terjemahkan ke program simulasi dengan software. 4. Uji coba sistem

Uji coba sistem dilakukan setelah pembuatan modul sistem selesai di buat dengan percobaan pada smartphone.

3.3 Perancangan Sistem

a. Flowchat Proses Login

Proses login diawali dengan start, kemudian user menginputkan sandi dan sistem akan memvalidasi sandi user. J.

(3)

b. Flowchat proses Enkripsi

Gambar 3-3 Flowchat Proses Enkripsi

Proses enkripsi diawali dengan start kemudian user memilih cara input gambar pada sistem. Input gambar ini bisa dilakukan dengan dua cara yaitu pengambilan gambar di media penyimpanan melalui aplikasi galeri dan pengambilan melalui kamera.

c. Flowchat proses Dekripsi

Gambar 3-4 Flowchat Proses Dekripsi

Proses dekripsi diawali dengan start, kemudian user memilih gambar dari galeri.

3.4 Perancangan User Interface

Perancangan user interface untuk aplikasi enkripsi / dekripsi ini akan dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu :

a. Halaman Login

b. Halaman menu penentuan pilihan proses enkripsi atau dekripsi

c. Halaman penentuan key enkripsi d. Halaman penentuan key dekripsi e. Halaman output

4 IMPLEMENTASI DAN HASIL

4.1 Implementasi Program

Proses awal program ini dimulai dari tampilan menu login.

1. Tampilan menu login

Gambar 4-1 Menu login

Tampilan menu login adalah tampilan yang muncul pertama pada saat aplikasi dijalankan. Disini harus memasukkan kata sandi yang benar. 2. Tampilan menu lupa sandi

Gambar 4-2 Menu lupa sandi

Jika user sudah membuat recovery sandi akan keluar tampilan seperti pada gambar 4.2 dimana ada 2 pilihan pertanyaan keamanan yang sudah di sediakan.

3. Tampilan menu utama untuk tab enkripsi Gambar 3-2 Flowchart login

(4)

Gambar 4-3 Menu utama tab enkripsi

Menu ini ditampilkan jika user berhasil login ke dalam aplikasi.

4. Tampilan menu utama untuk tab dekripsi

Gambar 4-4 Menu tab dekripsi

Menu ini ditampilkan jika user memilih tab dekripsi.

5. Tampilan hasil enkripsi

Gambar 4-5 tampilan hasil enkripsi

Tampilan ini berfungsi sebagai penanda bahwa proses enkripsi telah berhasil.

6. Tampilan menu proses dekripsi

Gambar 4-6 Tampilan Menu Dekripsi

Menu ini tampil setelah user mengklik tombol get picture di menu tampilan tab dekripsi.

7. Tampilan menu preview hasil dekripsi

Gambar 4-7 tampilan hasil dekripsi

Tampilan ini akan muncul jika proses dekripsi berhasil. Disediakan uraian tentang ukuran gambar dan lokasi tempat penyimpanan hasil dekripsi

8. Tampilan menu input key secara manual

Gambar 4-8 tampilan input key secara manual

Tampilan ini akan muncul jika user memilih untuk menginputkan key secara manual. Disediakan range angka key yang bisa dipakai sebagai kombinasi kunci dan juga penanda jumlah key. Jika jumlah key sama dengan lebar atau tinggi gambar maka key dinyatakan telah lengkap dan tombol OK yang sebelumnya diatur tidak aktif akan menjadi aktif.

4.2 Hasil Uji Coba Sistem

Uji coba sistem pada penelitian ini dengan menggunakan Aplikasi dari Implementasi Algoritma

Baker Map Untuk Enkripsi Citra Pada Perangkat

Android dilakukan beberapa kali dengan kondisi yang berbeda antara uji coba yang satu dengan yang lain. 1. Uji coba sistem dengan ukuran gambar NxN

Berikut adalah hasil dokumentasi uji coba sistem dengan input gambar berukuran NxN :

Tabel 4-1 Uji coba sistem dengan ukuran gambar

NxN Uji coba ke - Gambar Asli Key Gambar Hasil Enkripsi Gambar Hasil Dekripsi 1

(5)

Image-14978289 83138 Ukuran : 485x485 px 5-1-1- 1-1-5- 1-97-5- 1-1-1- 97-97- 5-5-97- 1-5-1- 1-5-5- 5-5-1- 1-5-1- 1-1-5- 1-1-1-5-5 Dengan 2 pengula ngan Image-1497828 983138 Ukuran : 485x485 px Image-1497828 983138 Ukuran : 485x485 px 2 Image-1439782 9606888 Ukuran : 160x160 px 4-1-8- 40-20- 5-40- 4-32-1-4-1 Denga n 3 pengul angan Image-143978 296068 88 Ukuran : 160x16 0 px hasil_I mage-143760 258047 2 Ukuran : 330x33 0 px 3 Image-1497835 598251 Ukuran : 480x480 px 240-240 Denga n 1 pengul angan Image-149783 559825 1 Ukuran : 480x48 0 px Image-149783 559825 1 Ukuran : 480x48 0 px 4 Image-1497835 6196982 Ukuran : 485x485 px 97-97-97 Denga n 4 pengul angan Image-149783 561969 82 Ukuran : 485x48 5 px Image-149783 561969 82 Ukuran : 485x48 5 px 5 43-43- 43-1- 1-1-7- 7-7- 43-43- 43-7- Image-1497836 700927 Ukuran : 301x301 px 7-1-1-1-1-1 Denga n 5 pengul angan Image-149783 670092 7 Ukuran : 301x30 1 px Image-149783 670092 7 Ukuran : 301x30 1 px 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan

Setelah Implementasi Algoritma Baker Map Untuk Enkripsi Citra Pada Perangkat Android , maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Dengan adanya normalisasi gambar (teknik

cropping dan penambahan padding pixel) sebelum

proses enkripsi, metode baker map dapat menerima input semua ukuran gambar dan tidak terbatas pada ukuran gambar persegi.

2. Semakin acak kombinasi key yang dipakai, maka gambar output dari proses enkripsi akan semakin samar.

3. Dengan dicatatnya informasi secara terperinci dari setiap proses enkripsi/dekripsi dapat memudahkan setiap pengguna yang akan mempelajari ataupun mengembangkan aplikasi ataupun menerapkan algoritma yang sejenis.

5.2 Saran

Adapun saran dari penulis terkait dengan Implementasi Algoritma Baker Map Untuk Enkripsi Citra Pada Perangkat Android sebagai berikut: 1. Dengan teknik kompresi gambar, aplikasi ini dapat

dikembangkan untuk dipakai pada perangkat smartphone android dengan resource yang lebih kecil dari yang dipakai pada penelitian ini.

2. Kelemahan dari aplikasi ini antara lain :

a. semakin besar ukuran gambar, maka proses enkripsi/dekripsi akan semakin lama dan juga dapat mengakibatkan kegagalan proses akibat kehabisan memori (Out of memory).

b. Enkripsi dengan baker map tidak dapat menyamarkan gambar jika ukuran gambar adalah bilangan prima.

c. Dengan satu kali pengulangan, enkripsi dengan menggunakan kombinasi key yang tidak acak/sama ataupun teratur akan menghasilkan gambar yang relatif masih tampak jelas. 3. Teknik penambahan padding pixel pada aplikasi

ini dapat dikembangkan dengan cara memilih

(6)

penelitian ini padding pixel berupa pixel tanpa informasi warna/transparan) agar aplikasi ini dapat berfungsi dengan baik pada semua format

file citra.

DAFTAR PUSTAKA

Feng HUANG, Yong FENG. Security analysis of

image encryption based on two dimensional chaotic maps and improved algorithm. Front.

Electr. Electron. Eng. China 2009, 4(1): 5–9 Fridrich J. Symmetric ciphers based on

two-dimensional chaotic maps. International Journal of Bifurcation and Chaos, 1998,

8(6):1259–1284

Google.2011.Android 3.0 User’s Guide

Jeffrey D.R, Lawrence MJ.1984. Perancangan

Analisa Design. Australia : CV. Dinoyo Press

Kusmarni, yani.2008.Teori Chaos.Universitas

Pendidikan Indonesia.Bandung

Suprianto, Dodit dan Rini Agustina. 2012. Pemrograman Aplikasi Android. Sleman : Mediakom

Wahana komputer.2010. The Best Java Application. Jakarta : PT.Elex Media Komputindo

Gambar

Gambar 2-1 (a) Citra burung nuri yang agak gelap,  (b) Citra burung yang telah diperbaiki kontrasnya
Gambar 3-3 Flowchat Proses Enkripsi  Proses  enkripsi  diawali  dengan  start  kemudian  user memilih cara input gambar pada sistem

Referensi

Dokumen terkait

algoritma Run Length Encoding untuk kompresi citra digital pada

Pemanfaatan android digunakan sebagai media untuk menampilkan hasil informasi rute yang sudah diproses menggunakan Algoritma serta dengan memanfaatkan fitur GIS diharapkan

Hasil dari pembangunan perangkat lunak ini telah dapat mengimplementasikan algoritma kriptografi Rijndael untuk menjaga keamanan dan kerahasiaan citra digital dengan

Dari keseluruhan pengujian yang telah dilakukan terhadap karakter teks kemasan makanan, baik dengan menggunakan kamera maupun dari file galeri dapat diambil

Aplikasi pencari info obat dengan masukan citra teks kemasan obat berbasis Android menggunakan Tesseract OCR engine.. Institut

Pada Gambar 4.3 menunjukkan form untuk proses enkripsi dimana terdapat proses untuk menginputkan file kemudian buka file untuk membaca isi dari file yang telah diinputkan

Gambar 8 menunjukkan, pengambilan citra menggunakan kamera tradisional citra akan terlihat pada bagian atas dan terdistorsi pada sebagian sisi dari obyek yang

Gambar 4.2 Interface halaman Generate Key Halamans Generate Keys merupakan halamans yangs memuats prosess pembangkitans kunci publiks dans kuncis privats yangs akans digunakans