• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Analisis, Desember 2013, Vol. 2 No. 2 : ISSN X

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal Analisis, Desember 2013, Vol. 2 No. 2 : ISSN X"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KONSERVATISME AKUNTANSI TERHADAP ASIMETRI INFORMASI DIMODERASI KEPEMILIKAN MANAJERIAL

DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL

The Effect of Accounting Conservatism on Information Asymmetry Moderated by Managerial Ownership and Institutional Ownership

Reyther Biki1, R. A. Damayanti2, Grace T. Pontoh3 1

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Ichsan Gorontalo,2Program Studi Magister Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Hasanuddin Makassar,3Program Studi Magister Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan

Bisnis, Universitas Hasanuddin Makassar Email:rey.biki@Gmail.com

ABSTRAK

Konservatisme akuntansi merupakan salah satu prinsip akuntansi yang dianggap mampu menurunkan tingkat asimetri informasi dengan cara membatasi perilaku oportunistik manajer serta dapat menurunkan biaya agensi, di mana penerapan prinsip ini menghasilkan laba yang rendah karena adanya kecenderungan untuk bersikap hati-hati dalam mengakui pendapatan namun segera mengakui biaya dan hutang yang kemungkinan akan terjadi. Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh (1) konservatisme akuntansi terhadap asimetri informasi, (2) kepemilikan manajerial terhadap hubungan konservatisme akuntansi dengan asimetri informasi, (3) kepemilikan institusional terhadap hubungan konservatisme akuntansi dengan asimetri informasi, Penelitian ini dilaksanakan pada perusahaan manufaktur yang go publik di bursa efek Indonesia (BEI). Data yang digunakan adalah data sekunder. Pengambilan sampel secara

purposive dan menghasilkan 87 data observasi tahun 2009-2011. Analisis data menggunakan teknik moderated regression analysis (MRA). Hasil penelitian membuktikan bahwa konservatisme akuntansi tidak berpengaruh terhadap

asimetri informasi. Variabel kontrol price dan size berpengaruh negatif terhadap asimetri informasi. Kepemilikan institusional mampu memoderasi hubungan antara konservatisme akuntansi dengan asimetri informasi. Hasil ini mendukung sepenuhnya teori agensi. Prinsipal dengan kepemilikan saham yang tinggi memiliki hak kontrol atas manajer agar tidak bersikap oportunistik. Kepemilikan manajerial tidak mampu memoderasi hubungan antara konservatisme akuntansi dengan asimetri informasi.

Kata kunci: Spread, konservatisme akuntansi, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, price, size

ABSTRACK

Accounting conservatism is one of the accounting principles that is considered capable of lowering the level of information asymmetry limiting opportunistic behavior of the manager and it can also reduce agency costs. The application of this principle produces low profit due to a tendency to be cautious in recognizing revenues and expenses, but soon recognizes that debt is likely to occur.The aim of the research is to examine the influences of (1) accounting conservatism on information asymmetry, (2) managerial ownership on the relationship between accounting conservatism and information asymmetry, (3) institutional ownership on the relationship between accounting conservatism and information asymmetry. The research was conducted in Go Public Manufactures firm in Indonesia Stock Exchange (IDX). The data consisted of secondary data. The sample was selected by using purposive sampling method and yielded 87 observation data from 2009 to 2011. The data were analyzed by using moderated regression analysis (MRA). The result of the research indicate that accounting conservatism does not affect information asymmetry. Control variable; price and size negatively effect on information asymmetry. Institutional ownership is able to moderate the relationship between accounting conservatism and information asymmetry. This results completely support the agency theory. Principals with high stock ownership has the right of control over managers not to be

(2)

opportunistic. Managerial ownership is not able to moderate the relationship between accounting conservatism with information asymmetry.

Keywords: Spread, accounting conservatism, Managerial ownership, Institutional ownership, price, size

PENDAHULUAN

Penyusunan laporan keuangan bertujuan memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan investasi (PSAK 2012). Pihak yang paling berkepentingan dengan laporan keuangan adalah para pengguna eksternal (pemegang saham, kreditor, pemerintah, dan masyarakat). Para pengguna internal (para manajemen) lebih mengetahui peristiwa yang terjadi dalam perusahaan, sedangkan pihak eksternal yang berada di luar perusahaan kurang mengetahui informasi tersebut. Kurangnya informasi akan mengakibatkan timbulnya asimetri informasi antara pemegang saham, (principal) dan kreditor dalam menilai kualitas laporan keuangan yang dihasilkan manajer (agen) dalam rangka pengambilan keputusan investasi.

Fenomena asimetri informasi masih sering terjadi di lingkungan bisnis saat ini. Kasus mengejutkan beberapa tahun terakhir ialah kasus skandal manipulasi laporan keuangan overstated yang dilakukan oleh perusahaan besar di Amerika Serikat, di antaranya Enron, Merck, dan WorldCom (Cornett dkk., 2006). Kasus yang sama terjadi pada beberapa perusahaan di Indonesia, seperti PT Lippo Tbk dan PT Kimia Farma Tbk, yang berawal dari terdeteksi adanya manipulasi penyajian aktiva yang overstated dalam laporan keuangan (Gideon, 2005).

Asimetri informasi menjadi tema yang menarik di lingkungan bisnis saat ini. Informasi laporan keuangan yang diserap oleh publik terkadang sulit untuk dipahami keandalan dan keakuratan informasi tersebut. Kebutuhan informasi keuangan di era globalisasi semakin meningkat sejalan dengan kebutuhan publik dalam menilai risiko dan peluang bisnis di pasar modal. Penelitan tentang asimetri informasi sangat penting terutama untuk melihat faktor-faktor yang dapat memengaruhinya, sehingga diharapkan para pengguna informasi laporan keuangan dapat

menilai kualitas informasi yang diterimanya tersebut.

Jensen dkk. (1976) dalam teori agensi menyatakan bahwa antara prinsipal dan agen menginginkan adanya keuntungan yang sebesar-besarnya dan menghindari risiko yang mungkin terjadi. Adanya perbedaan kepentingan antara kedua belah pihak dapat menyebabkan terjadinya konflik agensi di mana manajer akan mengambil keputusan dan kebijakan yang dapat menguntungkan dirinya sendiri sebelum memberikan manfaat kepada pemegang saham.

Penelitan tentang asimetri informasi sangat penting terutama untuk melihat faktor-faktor yang memengaruhinya, sehingga diharapkan para pengguna informasi laporan keuangan dapat menilai kualitas informasi yang diterimanya tersebut. Salah satu faktor yang dapat mengurangi tingkat asimetri informasi antara agent dan principal adalah dengan memilih prinsip konservatisme akuntansi. Penerapan prinsip ini menimbulkan penilaian terhadap pendapatan cenderung rendah, dan biaya cenderung tinggi. Akibatnya, laporan keuangan akan menghasilkan laba yang rendah (understatement).

Penggunaan prinsip konservatisme didasarkan pada asumsi bahwa perusahaan dihadapkan pada ketidakpastian ekonomi di masa mendatang, sehingga pengukuran dan pengakuan untuk angka-angka tersebut dilakukan dengan hati-hati dan akuntabel. Hendriksen dkk. (2000) menjelaskan dua argumen yang dipakai untuk mendukung konservatisme dalam menghadapi ketidakpastian. Pertama, sikap pesimistik dianggap perlu untuk menetralkan sikap optimistik berlebihan yang ada pada para manajer dan pemilik. Kedua, overstatement laba dan aset jauh lebih berbahaya daripada understatement. Ada anggapan bahwa konsekuensi kesalahan memperkirakan keuntungan berakibat serius daripada konsekuensi kesalahan memperkirakan kerugian atau kebangkrutan. Oleh karenanya, para akuntan memerlukan verifikasi yang lebih tinggi untuk mengakui pendapatan yang mungkin timbul dibandingkan mengakui biaya.

(3)

Di kalangan para peneliti, konservatisme akuntansi dianggap sebagai prinsip yang kontroversial. Pendapat ini didukung oleh Penman dkk. (2002) bahwa konservatisme menghasilkan kualitas laba yang rendah dan kurang relevan karena prinsip ini akan cenderung mengurangi laba. Di sisi lain, konservatisme bermanfaat untuk menghindari perilaku oportunistik manajer yang berkaitan dengan media kontrak dalam laporan keuangan (Watts, 2003). Lafond dkk. (2006) yang menjelaskan konservatisme mengurangi asimetri informasi dengan cara memberikan batasan kepada manajemen dalam menggunakan informasi yang mereka miliki. Chi dkk. (2010) menemukan bukti konservatisme adalah cara efisien untuk mengatasi masalah moral hazard yang timbul dari informasi yang asimetris antara stakeholder yang berkepentingan.

Penelitian konservatisme akuntansi, dan asimetri informasi di Indonesia belum banyak dilakukan, serta menghasilkan penelitian yang beragam. Haniati dkk. (2010) mengatakan bahwa semakin tinggi konservatisme menyebabkan tingkat asimetri informasi yang semakin rendah antara manajer dan investor. Ruwanti (2011) justru menunjukkan hasil penelitan yang berbeda yaitu tidak ada pengaruh konservatisme akuntansi pada asimetri informasi.

Adanya hasil penelitian yang berbeda di kalangan para peneliti, maka penelitian ini menggunakan unsur kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional yang terkandung dalam corporate governance untuk memoderasi hubungan antara konservatisme akuntansi dengan asimetri informasi. Corporate governance adalah serangkaian mekanisme yang dapat melindungi pihak-pihak minoritas (outside investors/minority shareholders) dari ekspropriasi yang dilakukan para manajer dan pemegang saham pengendali dengan penekanan pada mekanisme legal.

Kanagaretnam dkk. (2007) menyatakan bahwa mekanisme corporate governance dapat menurunkan asimetri informasi. Mekanisme tersebut adalah proporsi komisaris independen, proporsi komite audit independen, jumlah meeting komite audit, jumlah meeting dewan komisaris, proporsi kepemilikan manajer, dan karyawan. Wardhani (2006) menunjukkan bahwa kepemilikan institusional dan komite audit mendorong penggunaan konservatime akuntansi dengan metode akrual. Lafond dkk. (2007)

menyatakan semakin rendah kepemilikan manajerial, maka permintaan ditetapkannya akuntansi konservatif semakin tinggi.

Penelitian ini bertujuan memberikan bukti empiris tentang pengaruh konservatisme akuntansi terhadap asimetri informasi dimoderasi oleh kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional, sehingga diharapkan bermanfaat bagi regulator dalam menentukan kebijakan tentang konservatisme akuntansi. Tidak terakomodasinya prinsip konservatisme akuntansi dalam adopsi International Financial Reporting Standard (IFRS) di Indonesia tahun 2012 mengindikasikan adanya kritik terhadap prinsip konservatisme akuntansi. Hal ini dapat dibuktikan dengan digunakannya prinsip fair value yang tidak sejalan dengan prinsip konservatisme yang menggunakan historical cost. Hellman (2007) menyatakan bahwa meskipun prinsip konservatisme tidak lagi dimasukkan dalam kerangka konseptual IFRS, namun konservatisme tetap ada dalam IFRS. Beberapa celah memungkinkan praktek konservatisme diterapkan dalam IFRS yaitu kompensasi kerugian yang menyebabkan pengakuan piutang pajak tangguhan dan kapitalisasi biaya pengembangan yang menyebabkan efek cadangan tersembunyi.

BAHAN DAN METODE

Lakasi dan Rancangan Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang Go Publik di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2009 s/d 2011. Penelitian ini dilakukan untuk menguji hipotesis (hypothesis testing) dengan melakukan pengujian hubungan terhadap semua variabel yang diteliti (causal research). Penelitian ini menggunakan data panel (pooling data) yaitu gabungan antara data runtun waktu dan silang waktu (pooling time series dan cross-section). Untuk mengestimasi parameter model data panel, maka digunakan teknik metode pooled least square (PLS). Metode PLS bertujuan untuk mengasumsikan bahwa intersep dan koefisien slope sama setiap perusahaan selama tiga tahun, dalam menguji hubungan antara konservatisme akuntansi dengan asimetri informasi yang diinteraksikan dengan good corporate governance.

(4)

Lafond dkk. (2006) menyatakan bahwa konservatisme merupakan salah satu mekanisme tata kelola perusahaan yang dapat mengurangi kemampuan manajer untuk melakukan manipulasi dan overstatement laporan keuangan, terutama mengenai kinerja keuangan sehingga dapat meningkatkan arus kas dan nilai perusahaan. Konservatisme mengurangi asimetri informasi dan manipulasi laporan keuangan dengan cara membatasi penyajian laba yang tidak diverifikasi, serta memastikan semua kerugian telah masuk dalam laporan keuangan. Selain itu, konservatisme juga melakukan verifikasi terhadap net asset yang terdapat di neraca untuk mencegah manajemen membesar-besarkan aset. Oleh karena itu hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah.

H1: Konservatisme akuntansi berpengaruh terhadap asimetri informasi

Keterbatasan pandangan serta keterbatasan tanggung jawab manajer menyebabkan timbulnya masalah agensi antara manajer dan pemegang saham. Keterbatasan tersebut memberikan dorongan bagi manajer untuk melaporkan laba dan aliran kas yang overstated, sehingga menciptakan biaya agensi. Lafond dkk. (2007) menyatakan bahwa kepemilikan manajerial berhubungan negatif dengan konservatisme akuntansi. Semakin rendah kepemilikan manajerial, maka permintaan ditetapkannya akuntansi konservatis semakin tinggi. Oleh karena itu, konservatisme muncul sebagai suatu mekanisme potensial yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah agensi antara manajer dan pemegang saham karena adanya pemisahan fungsi kepemilikan dan pengendalian perusahaan. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut.

H2: Kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap hubungan antara konservatisme akuntansi dengan asimetri informasi

Kepemilikan institusional merupakan kepemilikan saham perusahaan yang mayoritas dimiliki oleh institusi atau lembaga (perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi, dan kepemilikan institusi lain). Adanya kepemilikan institusional yang tinggi, maka pemegang saham institusional dapat menggantikan atau memperkuat fungsi monitoring dari dewan komisaris dalam perusahaan (Ahmed dkk., 2007).

Cornett dkk. (2006), menyimpulkan bahwa tindakan pengawasan perusahaan oleh pihak investor institusional dapat mendorong manajer untuk lebih memfokuskan perhatiannya terhadap kinerja perusahaan, sehingga akan mengurangi perilaku oportunistik atau mementingkan diri sendiri yang dilakukan oleh manajer.

H3: Kepemilikan institusional berpengaruh terhadap hubungan antara konservatisme akuntansi dengan asimetri informasi

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tiga tahun yaitu 2009-2011. Sampel menggunakan metode purposive dengan kriteria yang digunakan adalah: perusahaan bergerak dalam bidang industri manufaktur, tidak menghentikan aktivitas di pasar modal, tidak menghentikan operasi, tidak melakukan penggabungan badan usaha, dan memiliki data lengkap mengenai corporate governance. Terdapat 165 perusahaan yang dijadikan populasi dan diperoleh sampel 29 perusahaan, 88 perusahaan tidak memiliki data keuangan yang lengkap, 48 perusahaan tidak memiliki data corporate governance yang lengkap. Penelitian menggunakan metode pooled data, sehingga jumlah sampel observasi sebanyak 87 data sampel (n sampel x periode pengamatan).

Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara. Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip yang dipublikasikan. Data yang dipergunakan adalah data laporan keuangan tahunan dan data harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), dan Indonesian Capital Market Direktory (ICMD) dari tahun 2009 sampai 2011.

Definisi Operasional

Variabel independen yaitu konservatisme akuntansi dengan menggunakan indikator yang dikembangkan oleh Givoly dkk., (2000). Konservatisme akuntansi diukur dengan rumus menjumlahkan income before extraordinary item dengan total depresiasi selanjutnya dikurangi

(5)

dengan arus kas operasi dan dikalikan -1 untuk mendeteksi adanya pencatatan laba konservatisme. Apabila CONACC bernilai positif menunjukkan laba yang konservatif sedangkan apabila CONACC bernilai negatif menunjukkan pencatatan laba yang overstated.

Variabel dependen yaitu asimetri informasi menggunakan indikator Bid ask spread yang dikembangkan oleh (Almutairi dkk., 2009). Bid adalah harga beli tertinggi saham perusahaan i yang terjadi pada hari t sedangkan Ask adalah harga jual tertinggi saham perusahan i yang terjadi pada hari t. Besarnya informasi asimetri ditentukan dengan besarnya “spread” dari masing-masing perusahaan yang diukur dengan median dari daily spread selama time interval.

Variabel moderasi yaitu kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional mengikuti pengukuran Siallagan dkk., (2006). Sedangkan variabel kontrol yang digunakan adalah price, dan size mengikuti pengukuran yang dikembangkan oleh Venkatesh dkk. (1986) dalam Kanagaretnam dkk., (2007).

Teknik Analisis

Metode regresi linier berganda (multiple regression) dilakukan terhadap model yang diajukan dengan menggunakan Software SPSS Versi 17 untuk memprediksi pengaruh konservatisme akuntansi terhadap asimetri informasi dan pengaruh konservatisme akuntansi terhadap asimetri informasi dimoderasi corporate governance dengan teknik moderated regression analysis (MRA).

HASIL

Analisis Deskriptif Statistik

Analisis deskriptif tabel 1 menunjukkan nilai asimetri informasi terendah 0,02%, tertinggi 17,45%, rata-rata 3,89%, dan standar deviasi 2,82%. Nilai rata-rata 3,89% menunjukkan gap antara investor (principal) dan pengelola (agent) perusahaan manufaktur tidak begitu besar dan menunjukkan bahwa baik investor dan pengelola masing-masing mempunyai informasi yang cukup. Konservatisme akuntansi terendah -11,440,772, tertinggi 379,613, rata-rata -1,571,462.15 dan standar deviasi 2,641,340.561. Nilai positif konservatisme akuntansi mengisyaratkan praktik konservatisme yang semakin tinggi, sedangkan nilai negatif

konservatisme akuntansi menunjukkan adanya pencatatan laba yang tinggi (overstated). Rata-rata kepemilikan manajerial 7,28%, tertinggi 23,08%, terendah 0,01% dengan standar deviasi 0,11451. Hasil ini menunjukkan kepemilikan saham manajerial masih rendah dengan rata-rata 7,28%. Kepemilikan institusional bernilai rata-rata 64,95%, tertinggi 94%, dan terendah 12,32%. Hasil ini menunjukkan kepemilikan saham institusional sudah cukup tinggi dengan rata-rata 64,95%.

Pengujian Hipotesis Persamaan 1

Berdasarkan tabel 2 nilai R square model persamaan 1 sebesar 24,10%. Hasil ini menunjukkan besarnya kontribusi variabel independen secara bersama-sama (simultan) yang dapat disumbangkan untuk perubahan variasi variabel dependen asimetri informasi sebesar 24,10%. Hasil ini termasuk dalam kategori rendah dan sisanya 75,90% dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar model. Hasil pengujian parsial model persamaan 1 pada tabel 3 menunjukkan variabel konservatisme akuntansi tidak berpengaruh dengan nilai sig 78,10% > dari α 10%, sehingga penelitian ini menolak hipotesis pertama. Variabel kontrol price dan size berpengaruh signifikan pada level 5%. hasil ini menunjukkan bahwa variabel size dan price dapat diterima sebagai variabel kontrol.

Pengujian Hipotesis Persamaan 2

Nilai R square model persamaan 2 pada tabel 4 sebesar 31,20%. Hasil ini berarti besarnya kontribusi variabel independen konservatisme akuntansi yang dimoderasi oleh corporate governance terhadap perubahan variasi variabel dependen asimetri informasi adalah 31,20%. Hasil ini termasuk kategori rendah, sisanya sebesar 68,80% dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar model. Hasil perhitungan statistik model persamaan 2 pada tabel 5 menunjukkan variabel konservatisme akuntansi berpengaruh signifikan pada level 10% yaitu 9,20%. Variabel moderasi konservatisme akuntansi dengan kepemilikan manajerial menunjukkan hasil yang tidak signifikan sebesar 14,70% > dari α 10%. Variabel moderasi konservatisme akuntansi dengan kepemilikan institusional berpengaruh signifikan dan dapat diterima menjadi variabel moderasi dengan nilai sig 2,90% < α 10%.

(6)

Tabel 1. Analisis deskriptif statistik

Nama Variabel N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Asimetri informasi 87 .0210 17.4520 3.891989 2.8284597

Konservatisme akuntansi 87 -11440772 379613 -1571462.15 2641340.561

Price 87 55 23717 2125.57 4383.647

Size 87 92857 76288520000 6.95E9 1.642E10

Kepemilikan manajerial 87 .00001 .23080 .037526 .05710

Kepemilikan institusional 87 .12320 .94010 .649512 .20058

Tabel 2. Pengujian ketepatan model (goodness of fit test) persamaan 1 Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .491a .241 .214 .87448487

a. Predictors: (Constant), LnSize, LnPrice, LnAbsGivoly b. Dependent Variable: LnSpread

Tabel 3. Pengujian hipotesis parsial (uji T) persamaan 1 Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 1.765 .683 2.584 .012 LnAbsGivoly -.018 .063 -.034 -.280 .781 LnPrice -.357 .072 -.536 -4.996 .000 LnSize .096 .037 .328 2.602 .011

a. Dependent Variable: LnSpread Keterangan : sig 5%* dan 10%**

Tabel 4. Pengujian ketepatan model (goodness of fit test) persamaan 2 Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .559a .312 .212 .87558300

a. Predictors: (Constant), LnK_Man, LnPrice, LnAbsGivoly*LnK_Inst, LnSize, LnAbsGivoly, LnAbsGivoly*LnK_Man,

(7)

Tabel 5. Pengujian hipotesis parsial (uji T) persamaan 2 Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 8.296 4.078 2.034 .045 LnAbsGivoly -.557 .327 -1.071 -1.707 .092* LnPrice -.478 .095 -.717 -5.035 .000* LnSize .132 .044 .454 3.017 .003* LnK_Man .324 .239 1.016 1.358 .178 LnK_Inst 5.179 2.311 2.290 2.241 .028 LnAbsGivolyxLnK_Man -.027 .018 -1.274 -1.466 .147 LnAbsGivolyxLnK_Inst -.448 .201 -2.257 -2.223 .029*

a. Dependent Variable: LnSpread Keterangan : 10%*

PEMBAHASAN

Penelitian ini dapat membuktikan pengaruh konservatisme akuntansi terhadap asimetri informasi yang dimoderasi oleh kepemilikan institusional. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peran konservatisme akuntansi dalam menurunkan tingkat asimetri informasi masih diperlukan untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh asimetri informasi yaitu overstated pencatatan laporan keuangan. Penerapan konservatisme akuntansi akan melindungi kepentingan pihak instutusi dan aset-aset yang mereka miliki terhadap tindakan oportunistik yang berlebihan dari pihak manajer. Selanjutnya hasil penelitian ini tidak dapat membuktikan pengaruh konservatisme akuntansi terhadap asimetri informasi yang dimoderasi oleh kepemilikan manajerial, dewan komisaris independen, dan komite audit independe. Untuk lebih jelasnya hasil penelitian akan diuraikan dalam paragraf selanjutnya.

Hasil penelitian tidak dapat membuktikan pengaruh konservatisme akuntansi terhadap asimetri informasi, sehingga penelitian ini menolak hipotesis H1. Secara rata-rata sampel perusahaan menunjukkan adanya praktik pencatatan overstated laba. Pencatatan laba overstated akan berdampak terhadap kemampuan perusahaan dalam membayar deviden dan hutang-hutang perusahaan yang akan jatuh tempo. Hal ini disebabkan minimnya persediaan cadangan kas

operasional perusahaan setelah diperhitungkan dengan tingkat laba dan akumulasi penyusutan. Pencatan laba yang tinggi juga berpengaruh terhadap tingginya jumlah pembayaran pajak dan bonus bagi para manajer perusahaan. Pencatatan Laba overstated dapat menyebabkan kurangnya kepercayaan investor terhadap laporan keuangan khususnya laporan laba rugi perusahaan. Hal ini disebabkan karena tingginya private information yang dimiliki oleh agen sehingga nilai spread juga akan naik pada seputar periode pengamatan spread setelah laporan keuangan tahunan dipublikasikan. Kecenderungan nilai spread yang tinggi menunjukkan adanya informasi asimetri yang semakin tinggi antara agen dan prinsipal yang diakibatkan oleh overstated laba dalam laporan keuangan perusahaan. Nilai spread yang tinggi akan berpengaruh pada tingkat likuiditas saham perusahaan. Para investor enggan untuk membeli saham-saham yang rendah tingkat likuiditasnya karena diakibatkan kesulitan dalam melakukan penjualan kembali terhadap saham-saham tersebut.

Hasil penelitian tidak dapat membuktikan pengaruh konservatisme akuntansi terhadap asimetri informasi dimoderasi oleh kepemilikan manajerial, sehingga penelitian ini menolak hipotesis H2. Kepemilikan saham yang rendah oleh manajer memungkinkan manajer menggunakan private information untuk bersikap oportunistik dalam menyajikan laporan keuangan.

(8)

Manajer menginginkan agar kinerja mereka dinilai baik oleh pemegang saham dan berusaha melaporkan laba yang lebih tinggi sehingga berdampak pada naiknya harga saham. Secara umum target suatu perusahaan diorientasikan dengan laba, karena semakin tinggi laba, kinerja manajemen akan dinilai semakin baik, sehingga manajer akan mendapat bonus yang lebih besar. Hal tersebut akan mendorong manajer melaporkan laba lebih besar pula.

Penelitian ini dapat membuktikan pengaruh konservatisme akuntansi terhadap asimetri informasi yang dimoderasi oleh kepemilikan institusional, sehingga penelitian ini menerima hipotesis H3. Koefisien moderasi menunjukkan arah negatif terhadap asimetri informasi yang berarti bahwa praktik konservatisme akuntansi dimoderasi kepemilikan institusional dapat menurunkan tingkat asimetri informasi sebesar 44,80%. Kepemilikan saham yang tinggi oleh pihak institusi memungkinkan pihak institusi menggunakan hak control yang dimilikinya untuk memonitor kinerja manajer agar tidak bersikap oportunistik dalam mengelola keuangan perusahaan. Gideon (2005) menyatakan kepemilikan institusional memiliki kemampuan untuk mengendalikan pihak manajemen melalui proses monitoring, sehingga mengurangi tindakan manajemen melakukan manipulasi laba. Monitoring oleh pihak institusi akan menimbulkan kehati-hatian bagi manajer dalam melaporkan keuangan sehingga mereka cenderung bersikap konservatif. Dengan bersikap konservatif maka diharapkan akan menurunkan tingkat asimetri informasi yang terjadi antara investor dan pengelola. Kepemilikan yang tinggi oleh institusi akan menyebabkan pihak institusi memonitor para manajer sehingga manajer cenderung dengan pelaporan keuangan yang lebih konservatif. Monitoring pihak institusi akan membawa dampak yang positif terhadap perusahaan yaitu dapat menekan tingkat asimetri informasi dengan jalan memberikan batasan kepada manajer untuk tidak mengungkapkan laba secara berlebihan. Tindakan ini akan nampak pada jumlah arus kas operasional perusahaan yang tersedia setelah dibandingkan dengan tingkat laba yang dicapai. Ketersediaan dana arus kas operasional akan sangat membantu perusahaan dalam menjalankan aktivitas operasinya seperti membayar deviden, kewajiban yang jatuh tempo

dan kegiatan-kegiatan investasi lainnya. Penelitian ini konsisten dengan teori agensi, di mana prinsipal dengan kepemilikan saham institusional yang tinggi akan memiliki hak kontrol atas manajemen sehingga manajer akan lebih berhati-hati dan lebih cenderung melaporkan akuntansi yang lebih konservatif dalam rangka meminimalisasi asimetri informasi yang terjadi antara agen dan prinsipal.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan bahwa konservatisme akuntansi tidak berpengaruh terhadap asimetri informasi. Moderasi kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap hubungan konservatisme akuntansi dengan asimetri informasi. Moderasi kepemilikan institusional berpengaruh terhadap hubungan konservatisme akuntansi dengan asimetri informasi dengan arah koefisien negatif.

Penelitian ini membatasi waktu observasi selama tahun 2009-2011, sehingga data sampel terbatas. Penelitian selanjutnya disarankan menambah waktu observasi agar menghasilkan data penelitian yang lebih baik. Konservatisme akuntansi hanya menggunakan model pendeteksian konservatisme berdasarkan laba akrual sehingga tidak dapat mendeteksi praktik konservatisme secara luas. Penelitian selanjutnya disarankan menggunakan model pengukuran lain. Pengukuran variabel moderasi hanya menggunakan dua unsur yang terkandung dalam mekanisme corporate governance yaitu kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional. Penelitian selanjutnya disarankan menggunakan proksi lain yang terkandung dalam corporate governance seperti dewan komisaris independen, dan komite audit independen.

Penelitian ini dapat membuktikan pengaruh moderasi kepemilikan institusional terhadap hubungan konservatisme akuntansi dengan asimetri informasi. Hasil penelitian ini menjadi bukti empris tentang adanya praktik konservatisme akuntansi di Indonesia dan manfaatnya bagi investor dalam menurunkan tingkat asimetri informasi. Selanjutnya hasil penelitian ini menjadi masukan dan kontribusi bagi regulator di bidang akuntansi keuangan dalam menentukan kebijakan tentang konservatisme akuntansi di Indonesia.

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmed, S.A. dan Duellman, S. (2007). Accounting Conservatism and Board of Director Characteristics: An Empirical Analysis. http://ssrn.com/abstract=887301. 12-07-2012

Almutairi, A., Dunn, K. dan Skantz, T. (2009). Audit Tenure, Auditor Specialization, and Information Asymmetry. Manajerial Accounting Journal.

Chi, W. dan Wang, C. (2010). Information Asymmetry and Accounting Conservatism : Evidence from Taiwan. Departemen of Accounting National Chengchi University. Taiwan.

Cornett M.M.J., Marcuss, S. dan Tehranian, H. (2006). Earnings Management, Corporate Governance, and True Financial Performance. http://papers.ssrn.com/

Gideon, S.B. (2005). Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme Corporate Governace dan Dampak Manajemen Laba dengan Menggunakan Analisis Jalur. Simposium Nasional Akuntansi (SNA) VIII, IAI, 2005. Givoly, D., dan Hayn, C. (2000). The Changing

Time-series Properties of Earnings, Cash Flows and Accruals: has Financial Reporting become more Conservative?. Journal of Accounting and Economic 29, 287-320. Haniati, S., dan Fitriany. (2010). Pengaruh

Konservatisme terhadap Asimetri Informasi dengan menggunakan beberapa model pengukuran Konservatisme. Simposium Nasional Akuntansi (SNA) XIII. Purwokerto. Hellman, N. (2007). Accounting Conservatism

under IFRS. Department of Accounting and Managerial Finance. Stockholm School of Economic.

Hendriksen, S.E. dan Van Breda F.M. (2000). Teori Akuntansi. Southern Methodist Univerity. Interaksara.

Jensen, M.C. dan Meckling, W. (1976). Theory of the Firm, Managerial Behavior Agency, and Ownership Structure. Journal of Financial Economics.

Kanagaretnam, K., Lobo, G.J. dan Whalen, D.J. (2007). Does Good Corporate Governance Reduce Information Asymmetry Around Quarterly Earnings Announcements?. Journal of Accounting and Public Policy. Lafond, R. dan Roychowdhury. (2007).

Managerial Ownership and Accounting Conservatism. http://www.ssrn.com

Lafond, R. dan Watts, R.L. (2006). The Information Role of Conservative Financial Statements. Sloan School of Management Massachusetts Institute of Technology. Penman, H.S. dan Zhang, J.X. (2002). Accounting

Conservatism, the Quality of Earning, and Stock Returns. The Accounting Review. Vol. 77, No. 2, pp 237-264.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). 2012. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Jakarta.

Ruwanti, S. (2011). Pengaruh Konservatisma Akuntansi terhadap Asimetri Informasi. Disertasi tidak diterbitkan. Yogyakarta:

Universitas Gajah Maja.

(http://etd.ugm.ac.id/ diakses 20 September 2012)

Siallagan, H. dan Machfoedz, M. (2006). Mekanisme Corporate Governance, Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi IX Padang.

Wardhani, R. (2006). Mekanisme Corporate Governance dalam Perusahaan yang Mengalami Permasalahan Keuangan (Financially Ditresed Firm). Simposium Nasional Akuntansi IX Padang.

Watts, R.L. (2003). Conservatism in Accounting Part I: Explanations and Implications Working Paper. University of Rochester.

Referensi

Dokumen terkait

Perjanjian Pelaksanaan Fasilitas adalah perjanjian yang mengacu kepada Kesepakatan Induk, yang ditandatangani oleh Direktur Pengelolaan Dukungan Pemerintah dan

2) Pada saat seseorang/ instansi memanggil dan belum ada jawaban, jangan dimasuki panggilan dari stasion lainnya, yang seolah-olah menyerobot komunikasi orang lain.

Hubungan variabel tersebut akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang ada di Provinsi Kalimantan Timur, hal ini dapat dilihat melalui Hasil regresi menunjukkan

2012), h.8.. Ketika orang berpikir tentang tujuan sekolah, materi yang harus disampaikan kepada peserta didik, kegiatan yang dilakukan oleh guru, orang tua, dan

Oleh karena itu, dalam skripsi ini penulis memilih Maahad Al-Tahfiz Wa Al-Dirasaat Al-Islamiyyah di Kuala Terengganu sebagai objek penelitian agar dapat menggambarkan sebuah

This section will display the data obtained from the system response under conditions when overclock the raspberry pi in different settings each data collection for the

Dari pendapat di atas dapat dilihat bahwa pengelolaan modal kerja sangat penting bagi setiap perusahaan, karena dengan adanya modal kerja yang cukup memungkinkan

Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris. 21 Dikatakan sementara karena jawaban yang