• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bagan Perahu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bagan Perahu"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1. Definisi dan Klasifikasi 1. Definisi dan Klasifikasi

Bagan perahu (Boat Lift Nets) adalah salah satu jenis alat penangkapan ikan yang termasuk  Bagan perahu (Boat Lift Nets) adalah salah satu jenis alat penangkapan ikan yang termasuk 

dalam klasifikasi jaring angkat ( Lift net ) dari jenis bagan yang digunakan nelayan untuk  dalam klasifikasi jaring angkat ( Lift net ) dari jenis bagan yang digunakan nelayan untuk 

menangkap ikan pelagis kecil (Subani dan barus 1989). Alat tangkap ini pertama kali menangkap ikan pelagis kecil (Subani dan barus 1989). Alat tangkap ini pertama kali

diperkenalkan olah nelayan Bugis Makasar pada tahun 1950an. Bagan perahu mempunyai diperkenalkan olah nelayan Bugis Makasar pada tahun 1950an. Bagan perahu mempunyai

bentuk lebih ringan dan sederhana, dapat menggunakan satu atau dua perahu. Bagan perahu bentuk lebih ringan dan sederhana, dapat menggunakan satu atau dua perahu. Bagan perahu

hanyut menggunakan satu perahu saja. hanyut menggunakan satu perahu saja.

2. Konstruksi Alat

2. Konstruksi Alat PenangkaPenangkapan Ikanpan Ikan

Konstruksi bagan perahu hanyut di bentuk dari bambu, waring/ jaring bagan serta perahu Konstruksi bagan perahu hanyut di bentuk dari bambu, waring/ jaring bagan serta perahu

bermotor yang sekaligus sebagai alat transportasi di laut. Bagan perahu hanyut memiliki bermotor yang sekaligus sebagai alat transportasi di laut. Bagan perahu hanyut memiliki

beberapa bagian diantaranya bagan yang tebuat dari

beberapa bagian diantaranya bagan yang tebuat dari bambu berbentuk empat bambu berbentuk empat persegi panjangpersegi panjang

yang menyatu dengan perahu di tempatkan diatas secara melintang, Perahu sebagai bagian yang menyatu dengan perahu di tempatkan diatas secara melintang, Perahu sebagai bagian

utama dalam meletakkan bagan, jaring

utama dalam meletakkan bagan, jaring bagan yang terletak dibawah bagan yang terletak dibawah perahu berukuran persegiperahu berukuran persegi

sama sisi. Ukuran alat tangkap bagan beragam mulai dari 13 x 2,5 x 1,2 m hingga 29 x 29 x sama sisi. Ukuran alat tangkap bagan beragam mulai dari 13 x 2,5 x 1,2 m hingga 29 x 29 x

17 m (Subani dan

(2)

Ukuran mata jaring pada jaring bagan umumya memiliki diameter sekitar 0,5 cm ukuran mata

 jaring ini berkaitan erat dengan sasaran utama ikan yang akan tertangkap. Parameter utama

alat tangkap ini adalah proporsional konstruksi alat tangkap (Sudirman, 2003) diacu dalam

Takril 2005). ( Gambar terlampir)

3. Kelengkapan dalam Unit Penangkapan Ikan

3.1 Kapal

Perahu yang digunakan adalah perahu bermotor yang berfungsi untuk menopang bagan dan

rumah bagan sekaligus berfungsi sebagai alat transportasi nelayan dalam mengoprasikan

bagan perahu. Perahu yang digunakan terbuat dari kayu yang mempunyai ukuran beragam

tergantung dari ukuran bagan. Bagan perahu ada yang menggunakan satu perahu atau dua

perahu.

3.2 Nelayan

Jumlah nelayan yang mengoperasikan bagan perahu hanyut sekitar 4

 – 

6 orag yang

mempunyai tugas berbeda. Ada yang bertugas sebagai pengangkat jaring, nahkoda dan

teknisi ( Takril, 2005).

(3)

Alat bantu yang sering digunakan dalam pengoprasian bagan perahu adalah atraktor cahaya

(ligh fishing), berfungsi untuk merangsang atau menarik perhatian ikan untuk berkumpul

dibawah cahaya lampu. Roller yang berfungsi untuk pengangkatan jaring bagan (Ayodyoa

1981). Selain itu alat bantu lain yang digunakan adalah serok, basket, lampu, dan lain-lain.

Serok digunakan untuk mengambil ihasil tangkapan, basket digunakan untuk mengangkut

atau memasukkan ikan kedalam palkah (Takril 2005).

3.4. Umpan

Pengoperasian bagan perahu hanyut tidak menggunakan umpan. Karena pemikat ikan utama

pada alat tangkap ini adalah cahaya (Ayodyoa 1981).

4. Metode Pengoperasian Alat

Pengoperasian bagan perahu hanyut pada umumnya di operasikan pada waktu petang ketika

matahari tenggelam. Secara garis besar Langkah-langkah dalam pengoperasian bagan perahu

hanyut adalah penurunan jaring bagan kedalam perairan, Pemasangan lampu, dan penarikan

 jaring bagan keatas kapal. Hasil tangkapan di angkat dengan bantuan serok (Subani dan barus

(4)

apabila digunakan pada saat bulan purnama. Adapun tahapan-tahapan metode pengoprasian

bagan perahu adalah sebagai berikut :

a. Persiapan menuju fishing ground

Persiapan menuju fishing ground biasanya terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan dan

persiapan terhadap segala sesuatu yang dibutuhkan dalam pengoprasian bagan. Pemeriksaan

dan perbaikan terutama dilakukan terhadap lampu dan mesin kapal. Persiapan lain yang

dianggap penting adalah kebutuhan perbekalan oprasi penangkapan seperti air tawar, solar,

minyak tanah, garam, dan bahan makanan (Takril 2005).

b. Pengumpulan ikan

Ketika tiba dilokasi fishing ground dan hari menjelang malam, maka lampu tersebut

dinyalakan dan jaring biasanya diturunkan, hingga tiba saatnya ikan tersebut terlihat

berkumpul dilokasi bagan (Takril 2005)

c. Setting

Setelah menunggu beberapa jam dan ikan mulai terlihat berkumpul dilokasi penangkapan,

maka jaring tersebut diturunkan ke perairan. Jaring biasanya diturunkan secara

(5)

 jaring mencapai kedalaman yang didinginakan proses Setting tidak membutuhkan waktu

begitu lama (Takril 2005).

d. Perendaman jaring

Selama air berada dalam air, nelayan melakukan pengamatan terhadap keberadaan ikan di

sekitar kapal untuk memperkirakan jaring akan diangkat (Takril 2005).

e. Pengangkatan jaring

Pengangkatan jaring dilakukan setelah kawanan ikan terlihat berkumpul dilokasi

penangkapan. Kegiatan ini diawali dengan pemadaman lampu secara bertahap, hal ini

dimaksudkan agar ikan tersebut tidak terkejut dan tetap terkonsentrasi pada bagian perahu di

sekitar lampu yang masig menyala. Ketika ikan sudah terkumpul di tengah-tengah jaring,

 jaring tersebut mulai ditarik ke permukaan. Hingga akhirnya ikan tersebut akan tertangkap

oleh jaring (Takril 2005).

f. Brailing

Setelah bingkal jaring naik ke atas permukaan air, maka tali penggantung pada ujung dan

bagian tengah rangka dilepas dan dibawa ke satu sisi kepal tali kemudian dilewatkan pada

bagian bawah beserta jaringanya. Tali pemberat ditarik ke atas agar mempermudah penarikan

(6)

sisi kapal ke atas kapal hasil tangkaan yang telah terkumpul diangkat ke atas dek kapal

dengan menggunakan serok (Takril 2005).

f. Penyortiran ikan

Setelah ikan diangkat di atas dek kapal, dilakukan penyortiran ikan. Penyortiran ini biasanya

dilakuakan berdasarkan jenis ikan tangkapan, berdasarkan ukuran, dan lain-lain. Ikan yang

telah disortir, langsung dimasukkan ke dalam wadah atau peti, untuk memudahkan

pengangkutan (Takril 2005).

5. Daerah Pengoprasian

Bagan perahu hanyut dioperasikan di daerah perairan dalam, dioprasikan di daerah pelagis

(dasar perairan). Alat tangkap ini dioprasikan sampai kedalaman dasar . Bagan perahu sudah

tidak asing lagi di tempat-tempat penangkapan ikan seperti di Polewali, Teluk Semaka

Kotaagung Lampung, Teluk Lampasing Lampung, Karawang, Banten dan lain-lian (Takril

2005).

(7)

Jenis-jenis hasil tangkapan bagan perahu hanyut adalah ikan-ikan jenis predator seperti layur

(Trichulus savala), tenggiri (Scomberomerus commersoni). Jenis ikan yang dominan

tertangkap oleh bagan perahu adalah ikan teri (Stolephorus spp), tambang (Sardinella

fimriata), pepetek (Leiognathus sp), selar (Selaroides sp), kembung (Rastrelliger spp),

cumi-cumi (Loligo spp), layang (Decapterus spp), balida (Notopterus spp), Cakalang (Katsuonus

pelamis) dan lain-lain (Takril 2005).

...

 Alat tangkap bagan perahu merupakan modifikasi dari bagan yang ada di Indonesia, seperti bagan tancap, bagan motor dan bagan apung.

Konstruksi alat tangkap

Konstruksi alat tangkap ini terdiri dari jaring, bambu, pipa besi, tali temali, lampu dan kapal bermesin. Bagian jaring dari bagan ini terbuat dari bahan waring yang dibentuk menjadi kantung. Bagian kantung terdiri dari lembaran-lembaran waring yang dirangkaikan atau dijahit sedemikian rupa sehingga dapat

membentuk kantung berbentuk bujur sangkar yang dikarenakan adanya kerangka yang dibentuk oleh bambu dan pipa besi. Mesh size waring 0.5 cm. Kantung waring berukuran 9 m x 9 m x 3 m.

Bambu anjungan berdiameter 10-12 cm serta panjang 10 m sebagai tiang penggantung bagi

penurunan dan penarikan waring. Bingkai waring berukuran diameter 11.5-12.5 cm dengan panjang 9 m. Besi bingkai pembentuk kantung merniliki diameter 6.35 cm. Lampu petromaks berjumlah 7 buah. Bambu penggulung berdiameter 12 cm dengan panjang 10 m. Tali/tambang berdiameter 08-1 cm dan panjang keseluruhan 204 m yang dihubungkan di setiap ujung persegi bujur sangkar. Kapal

berukuran L x B x D = 13 m x 2,5 mx 1.2 m, dengan motor diesel 19 PK.

Metode pengoperasian

Bagan perahu biasa dioperasikan menjelang malam hingga pagi. Persiapan yang dilakukan antara lain bahan bakar, makanan, kondisi waring dan peralatan lainnya. Untuk mencapai daerah

penangkapan, nelayan sebelumnya telah memperkirakan posisi yang akan didatangi. Pengalaman dan kebiasaan nelayan menjadi patokan.

Setelah sampai nelayan melakukan penurunan jangkar untuk memastikan kapal tidak terbawa arus. Nelayan menyalakan lampu petromaks lalu meletakkan pada bambu penyanggah lampu dengan  jarak antara lampu dan kapal motor 3-4 m. Ketinggian lam pu terhadap permukaan air 1.5 m.

Petromaks dipompa setiap 15 menit untuk menjaga cahaya yang ada. Lampu dipindahkan ke lambung kanan kapal sehingga ikan yang terkumpul tidak menyebar.

(8)

Setelah perairan mulai tenang waring diturunkan dengan memasang bingkai pada bagian atas kantong dan kondisi lampu tetap terang. Penurunan waring dilakukan perlahan kemudian dibiarkan selama 1 jam sampai diperkirakan ikan sudah terlihat banyak lalu diangkat.

Penarikan waring dilakukan oleh seorang nelayan secara perlahan dan bersamaan dengan

penguluran tali jangkar oleh anak buah kapal agar kapal perlahan mundur serta ikan tetap pada area penangkapan. Waring diangkat hingga mencapai permukaan perairan.

Setelah bingkai waring mencapai permukaan kemudian bingkai dilepaskan dan diangkat. Badan  jaring ditarik dan ikan yang berada di kantong waring diambil dengan menggunakan serokan. Hasil

tangkapan diletakkan di bakul dan dilakukan pemisahan setiap jenis ikan.

Daerah penangkapan

Operasi penangkapan biasa dilakukan dekat dengan pulau atau daerah teluk dengan perairan yang tenang. Kedalaman perairan untuk operasi penangkapan 10-18 m.

Musim penangkapan

Musim penangkapan dari bagan motor ini sepanjang tahun, kecuali pada saat-saat tertentu di mana cuaca tidak memungkinkan seperti pada saat musim barat. (Dit PMP, DKP )

dkp.kutaikartanegarakab.go.id

Referensi

Dokumen terkait

Generator listrik independen ini belum bisa diaplikasikan ke bagan perahu karena hasil penelitian yang dilakukan selama beberapa bulan belum dapat bekerja sesuai dengan

Sehingga diperlukan penelitian terkait dengan anilsis ekonomi dan kriteria alat tangkap bagan perahu (lift net) yang digunakan oleh nelayan kecil di Nagari Air Bangis

Sebaiknya nelayan pada perairan Morodemak yang melakukan penangkapan ikan teri (Stolephorus sp) dengan menggunakan alat tangkap bagan perahu pada bulan April

Usaha perikanan tangkap dengan alat tangkap bagan perahu merupakan usaha yang potensial dengan hasil tangkapan yang bernilai ekonomis tinggi yaitu layur (Trichiurus sp), teri

Sulaiman (2005) menyatakan bahwa rangka bagan ditahan dengan 2 buah tiang terbuat dar kayu yang dipasang pada bagian tengah perahu utaa. Tiang ini berbentuk bulat

Usaha perikanan tangkap dengan alat tangkap bagan perahu merupakan usaha yang potensial dengan hasil tangkapan yang bernilai ekonomis tinggi yaitu layur (Trichiurus sp), teri

Pemanfaatan teknologi akustik pada pengoperasian bagan perahu belum optimal bahkan dapat dikatakan nelayan tidak mengetahui instrumen akustik sebagai alat bantu penangkapan ikan

Distribusi intensitas cahaya bawah air lampu penarik ikan pada bagan perahu di Perairan Maluku Tengah di bagian tengah sumber cahaya adalah 230 lux pada permukaan