Jurnal ABDI Volume
Jurnal ABDI Volume 3 No. 2 Juli 202 3 No. 2 Juli 2021 | UKM KPI 1 | UKM KPI Unhas Unhas
ANALISIS HUBUNGAN PARAMETER
ANALISIS HUBUNGAN PARAMETER OSEANOGRAFIOSEANOGRAFI
DAN HASIL TANGKAPAN PADA ALAT TANGKAP BAGAN PERAHU DAN HASIL TANGKAPAN PADA ALAT TANGKAP BAGAN PERAHU DIDI
PERAIRAN MATENE KELURAHAN TANETE KABUPATEN BARRU PERAIRAN MATENE KELURAHAN TANETE KABUPATEN BARRU
Fijwal Patangngari
Fijwal Patangngari1)1) , Siti Khadijah Srioktoviana , Siti Khadijah Srioktoviana2)2) , Mutma’innah , Mutma’innah Hasan Hasan3)3)
1
1PerikananPerikanan Universitas Hasanuddin Universitas Hasanuddin [email protected] [email protected]
2
2PerikananPerikanan Universitas Hasanuddin Universitas Hasanuddin [email protected] [email protected]
3
3PerikananPerikanan Universitas Hasanuddin Universitas Hasanuddin [email protected] [email protected]
Abstract Abstract In fishing activ
In fishing activities, fishermen ities, fishermen must know the must know the oceanographic parameoceanographic parameters of ters of the waters that the waters that affectaffect a fishing tool that will be u
a fishing tool that will be used to make it easier for fishermen in fishing sed to make it easier for fishermen in fishing activities. The purpose ofactivities. The purpose of this study was to find
this study was to find out the measurement value of oceanographic parameters on the capture ofout the measurement value of oceanographic parameters on the capture of boat charts in matene waters, and
boat charts in matene waters, and to find out to find out the relationship of oceanographic parameters to thethe relationship of oceanographic parameters to the catch of the
catch of the boat chart in matene boat chart in matene waters. The research method used is observation and interviewwaters. The research method used is observation and interview method. This study produced data on the number and types of
method. This study produced data on the number and types of fish caught that vary between shipsfish caught that vary between ships because it is influenced by the differences in oceanographic parameters of each vessel's fishing because it is influenced by the differences in oceanographic parameters of each vessel's fishing area The measurement value of the parameters on the ship 9 is, water temperature of 30.1°C, area The measurement value of the parameters on the ship 9 is, water temperature of 30.1°C, salinity of 35 %o, current speed of 0.0574, current direction of 225°, sea brightness of 10.4 m salinity of 35 %o, current speed of 0.0574, current direction of 225°, sea brightness of 10.4 m and into the water of 14.8 m. The relationship of oceanographic parameters to the catch is the and into the water of 14.8 m. The relationship of oceanographic parameters to the catch is the temperature that fish can tolerate at an optimum temperature of about 29°C-35°C, , the most temperature that fish can tolerate at an optimum temperature of about 29°C-35°C, , the most captured salinity is at 35
captured salinity is at 35 %o salinity, the highest catch at current speed of %o salinity, the highest catch at current speed of 0.0068 m/s, the highest0.0068 m/s, the highest catch at 9 m
catch at 9 m brightness, and the highest catch at a depth obrightness, and the highest catch at a depth of 11 m.f 11 m.
Keywords :
Keywords :Oceanographic parametersOceanographic parameters, Boa, Boat chart.t chart.
Abstrak Abstrak
Dalam kegiatan penangkapan ikan, nelayan harus mengetahui parameter oseanografi perairan Dalam kegiatan penangkapan ikan, nelayan harus mengetahui parameter oseanografi perairan yang berpengaruh terhadap suatu alat tangkap yang akan digunakan agar lebih memudahkan yang berpengaruh terhadap suatu alat tangkap yang akan digunakan agar lebih memudahkan nelayan dalam kegiatan penangkapan ikan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk m
nelayan dalam kegiatan penangkapan ikan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk m engetahui nilaiengetahui nilai pengukuran parameter
pengukuran parameter oseanografi oseanografi pada pada penangkapan penangkapan bagan bagan perahu di perahu di perairan Matene, perairan Matene, untukuntuk mengetahui pola pasang surut di perairan Matene, dan untuk mengetahui hubungan parameter mengetahui pola pasang surut di perairan Matene, dan untuk mengetahui hubungan parameter oseanografi terhadap hasil tangkapan bagan perahu di perairan Matene. Metode penelitian yang oseanografi terhadap hasil tangkapan bagan perahu di perairan Matene. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode observasi dan wawancara. Penelitian ini menghasilkan data mengenai digunakan yaitu metode observasi dan wawancara. Penelitian ini menghasilkan data mengenai jumlah
jumlah dan dan jenis jenis ikan ikan hasil hasil tangkapan tangkapan yang berbedayang berbeda-beda -beda antar antar kapal kapal karena karena dipengaruhi dipengaruhi oleholeh perbedaan
perbedaan parameter parameter oseanografi oseanografi daerah daerah penangkapan penangkapan ikan ikan setiap setiap kapal. kapal. Nilai Nilai pengukuranpengukuran parameter di
parameter di kapal 9 yaitu, kapal 9 yaitu, temperatur aitemperatur air sebesar 30,1°C, salinitas 35 r sebesar 30,1°C, salinitas 35 %%oo, kecepatan arus 0,0574,, kecepatan arus 0,0574, arah arus 225°, kecerahan laut sebesar 10,4 m dan kedalam
arah arus 225°, kecerahan laut sebesar 10,4 m dan kedalaman perairan sebesar 14,8 m.Hubunganan perairan sebesar 14,8 m.Hubungan parameter osea
parameter oseanografi terhadap nografi terhadap hasil tangkapan yaitu suhhasil tangkapan yaitu suhu yang dapat u yang dapat ditoleransi ikan ditoleransi ikan yaitu padayaitu pada suhu optimum sekitar 29°C-35°C, salinitas yang paling banyak hasil tangkapannya yaitu pada suhu optimum sekitar 29°C-35°C, salinitas yang paling banyak hasil tangkapannya yaitu pada salinitas 35 %
salinitas 35 %o,o, hasil tangkapan tertinggi pada kecepatan arus 0,0068 m/s, hasil tangkapanhasil tangkapan tertinggi pada kecepatan arus 0,0068 m/s, hasil tangkapan tertinggi
tertinggi pada kecerahapada kecerahan 9 m, dan n 9 m, dan hasil hasil tangkapan tertinggi patangkapan tertinggi pada kedalamada kedalaman 11 m.n 11 m.
Kata Kunci :
Kata Kunci :Parameter oseanografi, Bagan perahu.Parameter oseanografi, Bagan perahu.
Jurnal ABDI Volume
Jurnal ABDI Volume 3 No. 2 Juli 202 3 No. 2 Juli 2021 | UKM KPI 1 | UKM KPI Unhas Unhas
PENDAHULUAN PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang mana dua pertiga kepulauan yang mana dua pertiga wilayahnya adalah perairan laut. Secara wilayahnya adalah perairan laut. Secara geografis hampir 70 persen (70%) wilayah geografis hampir 70 persen (70%) wilayah Indonesia merupakan perairan yang sangat Indonesia merupakan perairan yang sangat berpotensi
berpotensi menyimpan menyimpan kekayaan kekayaan laut laut yangyang luar biasa, mulai dari potensi perikanan, luar biasa, mulai dari potensi perikanan, industri kelautan, jasa kelautan, transportasi, industri kelautan, jasa kelautan, transportasi, hingga wisata bahari. Luas lautan Indonesia hingga wisata bahari. Luas lautan Indonesia yang mencapai 5,8 juta kilometer persegi, yang mencapai 5,8 juta kilometer persegi, dengan panjang garis pantai Indonesia yang dengan panjang garis pantai Indonesia yang mencapai 95.181 km dan luas perairan 5,8 mencapai 95.181 km dan luas perairan 5,8 juta km
juta km22 , serta telah diakui dunia memiliki , serta telah diakui dunia memiliki 17.500 pulau (Jaelani dan Basuki. 2014).
17.500 pulau (Jaelani dan Basuki. 2014).
Kabupaten Barru yang terletak pada Kabupaten Barru yang terletak pada wilayah pesisir Barat Provinsi Sulawesi wilayah pesisir Barat Provinsi Sulawesi Selatan yang terletak berjarak 102 km di Selatan yang terletak berjarak 102 km di sebelah utara Kota Makassar mempunyai sebelah utara Kota Makassar mempunyai luas wilayah 174,72 km dan terletak diantara luas wilayah 174,72 km dan terletak diantara koordinat 4°47’35” LS dan 119°49’16” BT koordinat 4°47’35” LS dan 119°49’16” BT yang terdiri atas 7 kecamatan dan 54 yang terdiri atas 7 kecamatan dan 54 desa/kelurahan (Haryadi dan Rasidi,2012).
desa/kelurahan (Haryadi dan Rasidi,2012).
Kabupaten Barru memiliki luas wilayah Kabupaten Barru memiliki luas wilayah penangkapan
penangkapan ikan ikan laut laut sekitar sekitar 56.160 56.160 Ha,Ha, tambak sekitar 2.570 Ha, pantai 1.400 Ha tambak sekitar 2.570 Ha, pantai 1.400 Ha dan are
dan areal al budidaya kolam/air budidaya kolam/air tawar 39 tawar 39 Ha.Ha.
Terdapat berbagai potensi perikanan di Terdapat berbagai potensi perikanan di Kabupaten Barru, antara lain yang memiliki Kabupaten Barru, antara lain yang memiliki potensi
potensi adalah adalah berbagai berbagai jenis jenis ikan ikan pelagispelagis kecil, di antaranya : ikan selar (
kecil, di antaranya : ikan selar (SelaroidesSelaroides sp.
sp.), ), layang layang (( Decapterusr Decapterusrusselliusselli), ), dlldll (Nelwan et al.2015).
(Nelwan et al.2015).
Distribusi dan kelimpahan sumber d Distribusi dan kelimpahan sumber dayaaya hayati di suatu perairan tidak terlepas dari hayati di suatu perairan tidak terlepas dari
kondisi dan variasi parameter-parameter kondisi dan variasi parameter-parameter oseanografi. Oleh karena itu, informasi yang oseanografi. Oleh karena itu, informasi yang lengkap dan akurat tentang karakter lengkap dan akurat tentang karakter oseanografi suatu perairan sangat diperlukan oseanografi suatu perairan sangat diperlukan untuk tujuan pengelolaan sumber daya untuk tujuan pengelolaan sumber daya perairan
perairan secara secara berkelanjutan berkelanjutan (Gaol (Gaol dandan Sadhamoto,2007).
Sadhamoto,2007).
Parameter
Parameter oseanografi oseanografi yang yang berkaitanberkaitan erat dengan distribusi ikan antara lain erat dengan distribusi ikan antara lain kelimpahan plankton, suhu, arus, salinitas kelimpahan plankton, suhu, arus, salinitas dan lainnya. Pemanfaatan faktor ini sangat dan lainnya. Pemanfaatan faktor ini sangat bermanfaat
bermanfaat untuk untuk pemanfaatan pemanfaatan dandan pengelolaan
pengelolaan sumberdaya sumberdaya ikan, ikan, terutamaterutama dalam usaha penangkapan.
dalam usaha penangkapan.
Pemantauan penting karena berbagai Pemantauan penting karena berbagai perubahan
perubahan di di perairan perairan laut laut dapatdapat menyebabkan perubahan adaptasi dan menyebabkan perubahan adaptasi dan tingkah laku ikan, di mana setiap jenis ikan tingkah laku ikan, di mana setiap jenis ikan memiliki kisaran toleransi suhu tertentu memiliki kisaran toleransi suhu tertentu untuk kelangsungan hidupnya. Oleh sebab untuk kelangsungan hidupnya. Oleh sebab itu maka adanya sebaran plankton, suhu d itu maka adanya sebaran plankton, suhu danan perubahannya
perubahannya serta serta pola pola arus arus yang yang terjaditerjadi akan mempengaruhi ikan dalam beraktivitas akan mempengaruhi ikan dalam beraktivitas terutama dalam mencari makan, bertelur, terutama dalam mencari makan, bertelur, melakukan ruaya dan migrasi (Sahidi et melakukan ruaya dan migrasi (Sahidi et al.,2015).
al.,2015).
Pengukuran suhu permukaan laut dan Pengukuran suhu permukaan laut dan klorofil-a dapat dilakukan secara langsung klorofil-a dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung yaitu melalui teknologi dan tidak langsung yaitu melalui teknologi penginderaan
penginderaan jauh jauh dengan dengan menggunakanmenggunakan satelit. Teknik penginderaan jauh melalui satelit. Teknik penginderaan jauh melalui satelit merupakan metode yang efisien untuk satelit merupakan metode yang efisien untuk mengetahui sebaran suhu permukaan laut mengetahui sebaran suhu permukaan laut dan sebaran klorofil-a.
dan sebaran klorofil-a.
Jurnal ABDI Volume
Jurnal ABDI Volume 3 No. 2 Juli 202 3 No. 2 Juli 2021 | UKM KPI 1 | UKM KPI Unhas Unhas
Data dari satelit sangat membantu Data dari satelit sangat membantu dalam penentuan suhu dan klorofil-a dalam penentuan suhu dan klorofil-a optimum yang disenangi ikan. Suhu optimum yang disenangi ikan. Suhu permukaan
permukaan laut laut dan dan klorofil-a klorofil-a tersebuttersebut kemudian dapat diimplementasikan untuk kemudian dapat diimplementasikan untuk memprediksi daerah penangkapan ikan.
memprediksi daerah penangkapan ikan.
Perkembangan teknologi pada bidang Perkembangan teknologi pada bidang penginderaan
penginderaan jauh jauh untuk untuk informasi informasi daerahdaerah penangkapan
penangkapan ikan ikan diharapkan diharapkan dapatdapat meningkatkan kepastian hasil tangkapan meningkatkan kepastian hasil tangkapan atau berbekal informasi tentang daerah atau berbekal informasi tentang daerah penangkapan
penangkapan ikan, ikan, maka maka tidak tidak ada ada lagilagi
istilah bagi nelayan untuk mencari ikan istilah bagi nelayan untuk mencari ikan namun nelayan melaut untuk menangkap namun nelayan melaut untuk menangkap ikan (Tangke et al.,2015).
ikan (Tangke et al.,2015).
METODE PENELITIAN METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan pada hari Penelitian ini dilaksanakan pada hari Jum’at
Jum’at-Kamis, tanggal 01-02 November-Kamis, tanggal 01-02 November 2019. Adapun lokasi praktik lapang ini 2019. Adapun lokasi praktik lapang ini adalah di Perairan Mate’ne, Kelurahan adalah di Perairan Mate’ne, Kelurahan Tanete, Kecamatan Tanete Rilau, Kabupaten Tanete, Kecamatan Tanete Rilau, Kabupaten Barru, Provinsi Sulawesi Selatan.
Barru, Provinsi Sulawesi Selatan.
Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian
Adapun alat yang digunakan dalam Adapun alat yang digunakan dalam penelitian
penelitian ini ini adalahadalah Global PositioningGlobal Positioning System
System (GPS) untuk penentuan posisi (GPS) untuk penentuan posisi penangkapan
penangkapan ikan, ikan, thermometer thermometer untukuntuk mengukur suhu permukaan air laut, mengukur suhu permukaan air laut, layangan a
layangan arus rus sebagai sebagai alat ukur alat ukur kecepatankecepatan arus, refraktometer sebagai alat ukur arus, refraktometer sebagai alat ukur
salinitas, sicidisk sebagai alat untuk salinitas, sicidisk sebagai alat untuk mengukur kecerahan/kedalaman air laut, mengukur kecerahan/kedalaman air laut, serta satu unit alat tangkap bagan perahu, serta satu unit alat tangkap bagan perahu, untuk penangkapan ikan.
untuk penangkapan ikan.
Jurnal ABDI Volume 3
Jurnal ABDI Volume 3 No. 2 Juli 2021 No. 2 Juli 2021 | UKM KPI Un | UKM KPI Unhas has
2.1 Metode Pengambilan data 2.1 Metode Pengambilan data 1. Observasi
1. Observasi
Data penelitian didapat dari lapangan Data penelitian didapat dari lapangan dan data citra, data lapangan berupa data dan data citra, data lapangan berupa data hasil tangkapan dan penentuan
hasil tangkapan dan penentuan fishing fishing ground
ground , pengukuran suhu permukaan air laut, pengukuran suhu permukaan air laut (SPL) pengukuran kecepatan arus, (SPL) pengukuran kecepatan arus, kedalaman, kecerahan, dan salinitas yang kedalaman, kecerahan, dan salinitas yang dilakukan pada saat operasi penangkapan dilakukan pada saat operasi penangkapan ikan yang dilakukan pada malam hari.
ikan yang dilakukan pada malam hari.
2.
2. WawancaraWawancara
Wawancara bertujuan untuk melengkapi Wawancara bertujuan untuk melengkapi data yang dibutuhkan. Mahasiswa data yang dibutuhkan. Mahasiswa melakukan wawancara langsung dengan melakukan wawancara langsung dengan beberapa
beberapa nelayan nelayan mengenai mengenai prosesproses penangkapan ika
penangkapan ikan daeran daerah penangkapan h penangkapan sertaserta pengaruh
pengaruh pengaruh pengaruh apa apa saja saja yangyang menhambat perolehan hasil tangkapan yang menhambat perolehan hasil tangkapan yang pernah dialami dengan menggunakan bagan pernah dialami dengan menggunakan bagan perahu
perahu 3.
3. Studi PustakaStudi Pustaka
Sebelum analisis data dilaksanakan, Sebelum analisis data dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan studi
terlebih dahulu dilakukan studi pustaka yangpustaka yang
menjadi bahan pertimbangan dan tambahan menjadi bahan pertimbangan dan tambahan wawasan untuk penulis mengenai lingkup wawasan untuk penulis mengenai lingkup kegiatan dan konsep-konsep yang tercakup kegiatan dan konsep-konsep yang tercakup dalam penulisan. dan Untuk melakukan dalam penulisan. dan Untuk melakukan pembahasan
pembahasan analisis analisis dan dan sintesis sintesis data-datadata-data yang diperoleh, diperlukan data referensi yang diperoleh, diperlukan data referensi yang digunakan sebagai acuan, di mana data yang digunakan sebagai acuan, di mana data tersebut dapat dikembangkan untuk dapat tersebut dapat dikembangkan untuk dapat mencari kesatuan materi sehingga diperoleh mencari kesatuan materi sehingga diperoleh suatu solusi dan kesimpulan.
suatu solusi dan kesimpulan.
2.2 Analisis Data 2.2 Analisis Data
Data hasil penelitian diolah dengan Data hasil penelitian diolah dengan menggunakan bantuan
menggunakan bantuan softwaresoftware SPSS SPSS ((Statistical Product and Service SolutionStatistical Product and Service Solution) 12) 12 dengan tingkatan kepercayaan 90%, yang dengan tingkatan kepercayaan 90%, yang artinya tingkat kesalahan yang artinya tingkat kesalahan yang diperbolehkan adalah 10% hal ini dilakukan diperbolehkan adalah 10% hal ini dilakukan karena berbagai faktor lapangan yang tidak karena berbagai faktor lapangan yang tidak dapat dikontrol dan menggunakan
dapat dikontrol dan menggunakan softwaresoftware Excel
Excel dalam dalam menganalis menganalis hubunganhubungan oseonografi dan hasil tangkapan.
oseonografi dan hasil tangkapan.
HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN
1.
1. Deskripsi Bagan PerahuDeskripsi Bagan Perahu
Alat tangkap bagan perahu merupakan Alat tangkap bagan perahu merupakan alat tangkap yang berbentuk persegi empat alat tangkap yang berbentuk persegi empat yang memiliki panjang dan lebar yang yang memiliki panjang dan lebar yang sama.sama.
Konstruksi alat tangkap bagan perahu ini Konstruksi alat tangkap bagan perahu ini terdiri dari jaring, bambu, pipa besi, tali terdiri dari jaring, bambu, pipa besi, tali temali, lampu dan kapal bermesin. Bagian temali, lampu dan kapal bermesin. Bagian jaring
jaring dari dari bagan bagan ini ini terbuat terbuat dari dari bahanbahan waring yang dibentuk menjadi kantong.
waring yang dibentuk menjadi kantong.
Bagian kantong terdiri dari lembaran- Bagian kantong terdiri dari lembaran- lembaran jaring yang dirangkai atau dijahit lembaran jaring yang dirangkai atau dijahit sedemikian rupa sehingga dapat membentuk sedemikian rupa sehingga dapat membentuk kantong berbentuk bujur sangkar yang kantong berbentuk bujur sangkar yang dikarenakan adanya kerangka yang dibentuk dikarenakan adanya kerangka yang dibentuk oleh bambu dan pipa besi (Sudirman dan oleh bambu dan pipa besi (Sudirman dan Mallawa, 2012).
Mallawa, 2012).
Bagan perahu yang digunakan oleh Bagan perahu yang digunakan oleh nelayan bagan perahu berukuran L = 25 m, nelayan bagan perahu berukuran L = 25 m, B = 24 m, D = 2 m. Bagan perahu yang B = 24 m, D = 2 m. Bagan perahu yang
Jurnal ABDI Volume 3
Jurnal ABDI Volume 3 No. 2 Juli 2021 No. 2 Juli 2021 | UKM KPI Un | UKM KPI Unhas has
digunakan oleh nelayan Kabupaten Barru digunakan oleh nelayan Kabupaten Barru adalah bagan perahu
adalah bagan perahu (mobile lift net)(mobile lift net) karena karena bagan
bagan perahu perahu atau atau bagan bagan pete-petepete-pete dilengkapi dengan mesin penggerak sendiri dilengkapi dengan mesin penggerak sendiri yang tidak dimiliki bagan yang lain, yang tidak dimiliki bagan yang lain, sehingga dapat bergerak dengan cepat ke sehingga dapat bergerak dengan cepat ke fishing
fishing ground ground dan kembali lagi ke dan kembali lagi ke fishing fishing base.
base. Bagan perahu atau bagan pete-pete Bagan perahu atau bagan pete-pete yang digunakan dengan mesin penggerak yang digunakan dengan mesin penggerak ..
2.2 Data Hasil Tangkapan 2.2 Data Hasil Tangkapan
Dari data 12 kapal terdapat hasil Dari data 12 kapal terdapat hasil tangkapan yang berbeda-beda dengan 12 tangkapan yang berbeda-beda dengan 12
jenis
jenis hasil hasil tangkapan. tangkapan. Dilihat Dilihat dari dari diagramdiagram pie chart
pie chart yang telah dibuat, presentase yang yang telah dibuat, presentase yang paling
paling banyak banyak tertangkap tertangkap yaitu yaitu ikanikan terisebanyak 51%, kemudian ikan selar terisebanyak 51%, kemudian ikan selar sebanyak 18%, kemudian baracuda 17%, sebanyak 18%, kemudian baracuda 17%, kemudian tembang dan cumi-cumi sebanyak kemudian tembang dan cumi-cumi sebanyak 4%, kemudian peperek dan udang sebanyak 4%, kemudian peperek dan udang sebanyak 3%. Data tersebut menunjukkan bahwa ikan 3%. Data tersebut menunjukkan bahwa ikan teri senang terhadap cahaya, oleh sebab ikan teri senang terhadap cahaya, oleh sebab ikan teri lebih banyak tertangkap oleh bagan teri lebih banyak tertangkap oleh bagan perahu.
perahu.
Gambar 2.
Gambar 2.Pie Chart Pie Chart Komposisi Hasil Tangkapan Ikan Komposisi Hasil Tangkapan Ikan Dari data hasil praktik lapang di
Dari data hasil praktik lapang di perairan
perairan Mate’neMate’ne Kabupaten Barru, dilihat Kabupaten Barru, dilihat dari hasil tangkapan 12 kapal di perairan dari hasil tangkapan 12 kapal di perairan tersebut, yang banyak mendominasi hasil tersebut, yang banyak mendominasi hasil tangkapan yaitu ikan teri. Hal tersebut tangkapan yaitu ikan teri. Hal tersebut dikarenakan, ikan teri memiliki jumlah dikarenakan, ikan teri memiliki jumlah gerombolan yang banyak di waktu tersebut gerombolan yang banyak di waktu tersebut dan hal tersebut juga dipengaruhi oleh dan hal tersebut juga dipengaruhi oleh meshmesh size
size yang berukuran kecil. Pengamatan yang yang berukuran kecil. Pengamatan yang dilakukan di perairan Barru dengan dilakukan di perairan Barru dengan
mengikuti langsung operasi penangkapan mengikuti langsung operasi penangkapan ikan menggunakan kapal bagan terdapat 12 ikan menggunakan kapal bagan terdapat 12 jenis
jenis ikan ikan yang yang tertangkap tertangkap yaitu yaitu ikan ikan teri,teri, baracuda,
baracuda, tembang, tembang, selar selar kuning, kuning, peperek,peperek, udang, cumi-cumi, rajungan, kembung, udang, cumi-cumi, rajungan, kembung, layang, cepa, dan ikan
layang, cepa, dan ikan merah dengan jumlahmerah dengan jumlah total keseluruhan 42,635 kg. Pada gambar 2 total keseluruhan 42,635 kg. Pada gambar 2 menunjukkan bahwa selain jenis ikan menunjukkan bahwa selain jenis ikan pelagis kecil, juga tertangkap beber
pelagis kecil, juga tertangkap beberapa jenisapa jenis ikan demersal. Hal ini menunjukkan bahwa ikan demersal. Hal ini menunjukkan bahwa
21,24 21,24
2,35 3,86 2,35
3,86 1,26
1,26 3,145 3,145 0,05
0,05
8,83 8,83 0,35
0,35 0,95
0,95
0,1
0,1 0,40,4 0,10,1
Komposisi H
Komposisi Hasil Tangkapa asil Tangkapan n
T
Teerri i BBaarraaccuudda a TTeemmbbaanng g SSeellaar r KKuunniinngg P
Peeppeerreek k UUddaanng g CCuummi i RRaajjuunnggaann
Jurnal ABDI Volume
Jurnal ABDI Volume 3 No. 2 Juli 202 3 No. 2 Juli 2021 | UKM KPI 1 | UKM KPI Unhas Unhas
jangkauan da
jangkauan dari jaring ri jaring bagan ini bagan ini relativ dalrelativ dalamam dan juga diduga berada pada habitat dan juga diduga berada pada habitat kelompok jenis ikan demersal.
kelompok jenis ikan demersal.
Komposisi hasil tangkapan kapal Komposisi hasil tangkapan kapal bagan dapat
bagan dapat dilihat pada dilihat pada gambar 12 gambar 12 terlihatterlihat jenis
jenis ikan ikan yang yang memiliki memiliki proporsi dproporsi dominanominan adalah ikan teri sebesar 21,24%, cumi-cumi adalah ikan teri sebesar 21,24%, cumi-cumi dengan proporsi sebesar 8,83%, dan ikan dengan proporsi sebesar 8,83%, dan ikan kembung dengan proporsi sebesar 3,86%.
kembung dengan proporsi sebesar 3,86%.
Hal ini sesuai dengan pendapat Sulaiman Hal ini sesuai dengan pendapat Sulaiman (2015) yang menyatakan bahwa hasil (2015) yang menyatakan bahwa hasil tangkapan utama bagan rambo yang tangkapan utama bagan rambo yang dioperasikan di perairan Barru Selat dioperasikan di perairan Barru Selat Makassar adalah ikan teri, kembung,
Makassar adalah ikan teri, kembung, layang,layang, tembang dan cumi-cumi.
tembang dan cumi-cumi.
2.3 Pengamatan Parameter Oseanografi 2.3 Pengamatan Parameter Oseanografi Karakteristik parameter di setiap daerah Karakteristik parameter di setiap daerah penangkapan
penangkapan mengalami mengalami fluktuasi fluktuasi yangyang berbeda-beda,
berbeda-beda, adapun adapun fluktuasi fluktuasi parameterparameter
oseanografi hubungannya dengan hasil oseanografi hubungannya dengan hasil tangkapan sebagai berikut
tangkapan sebagai berikut
2.3.1 Hubungan Salinitas terhadap Hasil 2.3.1 Hubungan Salinitas terhadap Hasil Tangkapan
Tangkapan
Salinitas merupakan faktor pembatas Salinitas merupakan faktor pembatas pada
pada kelangsungan kelangsungan hidup hidup ikan ikan di di laut laut padapada umumnya, khususnya pada ikan pelagis, umumnya, khususnya pada ikan pelagis, salinitas optimum bagi ikan pelagis yaitu salinitas optimum bagi ikan pelagis yaitu berkisar
berkisar antara antara 3030 – – 33 PPT dan pH yang 33 PPT dan pH yang baik
baik bagi bagi ikan ikan adalah adalah berkisar berkisar 66 – – 77 (Gustaman et al., 2012). Dari hasil data yang (Gustaman et al., 2012). Dari hasil data yang kami dapatkan, hasil tangkapan tertinggi kami dapatkan, hasil tangkapan tertinggi terdapat pada salinitas 35 ppt. Jadi, dapat terdapat pada salinitas 35 ppt. Jadi, dapat disimpulkan bahwa data yang kami ambil disimpulkan bahwa data yang kami ambil sudah baik, tetapi adapula data yang masih sudah baik, tetapi adapula data yang masih salah. Hal tersebut disebabkan karena salah. Hal tersebut disebabkan karena alatnya mungkin rusak, atau kesalahan alatnya mungkin rusak, atau kesalahan peneliti.
peneliti.
Gambar 3. Hubungan parameter salinitas dengan hasil tangkapan
Gambar 3. Hubungan parameter salinitas dengan hasil tangkapan 0
0 2 2 4 4 6 6 8 8 10 10 12 12 14 14
2
28 8 330 0 332 2 334 4 336 6 338 8 440 0 442 2 444 4 446 6 448 8 5500
H H a a s s i l i l T T a a n n g g k k a a p p a a n n ( ( k k g g ) )
Salinitas (ppt) Salinitas (ppt)
Hubungan Parame
Hubungan Parameter ter Salinitas dengan Salinitas dengan Hasil Tangkapan
Hasil Tangkapan
Jurnal ABDI Volume
Jurnal ABDI Volume 3 No. 2 Juli 202 3 No. 2 Juli 2021 | UKM KPI 1 | UKM KPI Unhas Unhas
2.3.2
2.3.2 Hubungan suhu terhadap hasilHubungan suhu terhadap hasil tangkapan
tangkapan
Pada beberapa perairan di Indonesia, Pada beberapa perairan di Indonesia, seperti Laut Jawa, karakteristik oseanografis seperti Laut Jawa, karakteristik oseanografis sangat bergantung pada musim barat dan sangat bergantung pada musim barat dan musim timur (Gambar 1). Pergerakan angin musim timur (Gambar 1). Pergerakan angin muson menyebabkan variasi suhu muson menyebabkan variasi suhu permukaan
permukaan Laut Laut Jawa, Jawa, yang yang pada pada saatsaat periode
periode muson muson tenggara tenggara (musim (musim timur),timur), angin dan arus di Laut Jawa bergerak dari angin dan arus di Laut Jawa bergerak dari timur ke barat membawa massa air yang timur ke barat membawa massa air yang relatif lebih dingin masuk ke arah barat.
relatif lebih dingin masuk ke arah barat.
Rata-rata suhu permukaan laut di Laut Jawa Rata-rata suhu permukaan laut di Laut Jawa 27,25 - 28,25° C
27,25 - 28,25° C (Gaol&Sadhotomo, 2007).(Gaol&Sadhotomo, 2007).
Menurut Ridha et al. (2013) h
Menurut Ridha et al. (2013) hal tersebut jugaal tersebut juga menunjukkan bahwa musim timur dan barat menunjukkan bahwa musim timur dan barat
memiliki perbedaan karakteristik kondisi memiliki perbedaan karakteristik kondisi cuaca dan oseanografi, sehingga cuaca dan oseanografi, sehingga mempengaruhi proses dan hasil tangkapan mempengaruhi proses dan hasil tangkapan (Cahya et al., 2016). Dari hasil data yang (Cahya et al., 2016). Dari hasil data yang kami dapatkan, hasil tangkapan terbanyak kami dapatkan, hasil tangkapan terbanyak terdapat pada suhu 33°C. Pada suhu ini terdapat pada suhu 33°C. Pada suhu ini termasuk temperatur yang masih ditoleransi termasuk temperatur yang masih ditoleransi oleh ikan. Tetapi adapula kemungkinan oleh ikan. Tetapi adapula kemungkinan bahwa
bahwa temperatur temperatur yang yang kami kami dapatkandapatkan salah, karena beberapa faktor, yaitu saat salah, karena beberapa faktor, yaitu saat mengukur suhu menggunakan termometer, mengukur suhu menggunakan termometer, termometer tersebut mengenai wadah termometer tersebut mengenai wadah yangdigunakan untuk mengambil air atau air yangdigunakan untuk mengambil air atau air yang kami ambil melalui wadah tersebut yang kami ambil melalui wadah tersebut merupakan air dari kapal.
merupakan air dari kapal.
Gambar 4. Grafik hubungan parameter suhu dengan hasil tangkapan Gambar 4. Grafik hubungan parameter suhu dengan hasil tangkapan 2.3.3 Hubungan kecepatan arus terhadap
2.3.3 Hubungan kecepatan arus terhadap hasil tangkapan
hasil tangkapan
Menurut Jalil (2013), arus memberikan Menurut Jalil (2013), arus memberikan pengaruh
pengaruh terhadap terhadap dua dua hal, hal, yaitu yaitu terhadapterhadap ikan pelagis kecil dan kestabilan alat ikan pelagis kecil dan kestabilan alat
tangkap yang digunakan. Ikan pelagis kecil tangkap yang digunakan. Ikan pelagis kecil akan memberikan respon pasif, apabila akan memberikan respon pasif, apabila berada dalam arus yang memiliki kecepatan berada dalam arus yang memiliki kecepatan sedang, sedangkan jika kecepatan arus sedang, sedangkan jika kecepatan arus rendah, maka ikan pelagis kecil akan rendah, maka ikan pelagis kecil akan bereaksi
bereaksi secara secara aktif aktif (melawan (melawan arus).arus).
0 0 2 2 4 4 6 6 8 8
2
28 8 330 0 332 2 334 4 336 6 338 8 440 0 4422
H H a a s s i l i l T T a a n n g g k k a a p p a a n n ( ( k k g g ) )
Suhu (°C) Suhu (°C)
Hubungan Parameter Suhu dengan Hasil Hubungan Parameter Suhu dengan Hasil
Tangkapan
Tangkapan
Jurnal ABDI Volume
Jurnal ABDI Volume 3 No. 2 Juli 202 3 No. 2 Juli 2021 | UKM KPI 1 | UKM KPI Unhas Unhas
Namun
Namun apabila apabila kecepatan arus kecepatan arus yang yang tinggi,tinggi, maka ikan pelagis kecil cenderung untuk maka ikan pelagis kecil cenderung untuk menghindari (Cahya et al, 2016).
menghindari (Cahya et al, 2016).
Dari hasil data yang kami dapatkan, Dari hasil data yang kami dapatkan, hasil
hasil tangkapan tangkapan tertinggi tertinggi terdapat terdapat padapada kecepatan arus 0,0068 m/s. Hal tersebut kecepatan arus 0,0068 m/s. Hal tersebut menunjukkan bahwa hasil pengambilan data menunjukkan bahwa hasil pengambilan data
kami pada kecepatan arus, kemungkinan kami pada kecepatan arus, kemungkinan salah karena kecepatan arus yang kami salah karena kecepatan arus yang kami dapatkan sangatlah rendah. Sedangkan dari dapatkan sangatlah rendah. Sedangkan dari referensi yang kami baca, hasil tangkapan referensi yang kami baca, hasil tangkapan terbanyak berada pada kecepatan arus yang terbanyak berada pada kecepatan arus yang sedang.
sedang.
Gambar 5. Grafik hubungan parameter kecepatan arus dengan hasil
Gambar 5. Grafik hubungan parameter kecepatan arus dengan hasil tangkapantangkapan
2.3.4
2.3.4 Hubungan Parameter KecerahanHubungan Parameter Kecerahan dengan Hasil Tangkapan
dengan Hasil Tangkapan Nilai
Nilai kecerahan kecerahan perairan perairan dipengaruhidipengaruhi oleh pasang surut. Pada saat surut oleh pasang surut. Pada saat surut perairannya
perairannya lebih lebih keruh keruh dari dari pada pada saat saat airair pasang.
pasang. Kecerahan Kecerahan perairan perairan di di baganbagan berkisar antara 50
berkisar antara 50 - 100 - 100 cm, kondisi cm, kondisi sepertiseperti ini kurang optimal untuk pengoperasian ini kurang optimal untuk pengoperasian bagan tancap.
bagan tancap. Yami (1976) Yami (1976) mengemukakanmengemukakan bahwa
bahwa kecerahan kecerahan air air yang yang tergolong tergolong baikbaik
untuk mengoperasikan alat tangkap yang untuk mengoperasikan alat tangkap yang menggunakan alat bantu cahaya adalah di menggunakan alat bantu cahaya adalah di atas 10 m (Gustaman, et al., 2012).
atas 10 m (Gustaman, et al., 2012). Dari hasilDari hasil data di atas yang kami dapatkan, hasil data di atas yang kami dapatkan, hasil tangkapan
tangkapan tertinggi terdatertinggi terdapat pada kecerapat pada kecerahanhan 9 m. Jadi dapat dismipulkan bahwa hasil 9 m. Jadi dapat dismipulkan bahwa hasil yang didapatkan belum akurat, mungkin yang didapatkan belum akurat, mungkin karena dipengaruhi dengan alat yang kurang karena dipengaruhi dengan alat yang kurang baik
baik atau atau bisa bisa jadi jadi kesalahan kesalahan praktikanpraktikan dalam menghitung kecerahan.
dalam menghitung kecerahan.
0 0 2 2 4 4 6 6 8 8 10 10 12 12
0
0,,00005 5 00,,33005 5 00,,66005 5 00,,990055
H H a a s s i l i l T T a a n n g g k k a a p p a a n n ( ( k k g g ) )
Kecepatan Arus (m/s) Kecepatan Arus (m/s)
Hubungan Parameter Kecepatan Arus Hubungan Parameter Kecepatan Arus
dengan Hasil Tangkapan
dengan Hasil Tangkapan
Jurnal ABDI Volume
Jurnal ABDI Volume 3 No. 2 Juli 202 3 No. 2 Juli 2021 | UKM KPI 1 | UKM KPI Unhas Unhas
Gambar 6. Grafik hubungan parameter kecerahan dengan hasil tangkapan
Gambar 6. Grafik hubungan parameter kecerahan dengan hasil tangkapan dan hasil tangkapandan hasil tangkapan 2.3.5
2.3.5 Hubungan Parameter KedalamanHubungan Parameter Kedalaman dengan Hasil Tangkapan
dengan Hasil Tangkapan
Gambaran topografi Selat Sunda Gambaran topografi Selat Sunda menunjukkan bahwa perairan ini memiliki menunjukkan bahwa perairan ini memiliki gradasi kedalaman dari arah timur laut ke gradasi kedalaman dari arah timur laut ke arah barat laut. Di bagian utara selat, arah barat laut. Di bagian utara selat, kedalaman laut hanya sekitar 40 m, kedalaman laut hanya sekitar 40 m, kemudian berangsur-angsur dasar laut kemudian berangsur-angsur dasar laut menurun ke arah barat daya dengan menurun ke arah barat daya dengan
kedalaman laut sekitar 75 sampai dengan kedalaman laut sekitar 75 sampai dengan 100 m (Amri,2008).
100 m (Amri,2008).
Dari hasil data di atas yang kami Dari hasil data di atas yang kami dapatkan, ha
dapatkan, hasil tangkapan sil tangkapan tertinggi tertertinggi terdapatdapat pada
pada kedalaman kedalaman 11 11 m. m. Jadi Jadi dapatdapat disimpulkan bahwa kedalaman tersbut disimpulkan bahwa kedalaman tersbut merupakan tempat ikan pelagis kecil merupakan tempat ikan pelagis kecil sehingga hasil tangkapan ikan pelagis kecil sehingga hasil tangkapan ikan pelagis kecil cukup melimpah.
cukup melimpah.
Gambar 6. Grafik hubungan parameter kedalaman dengan hasil tangkapan Gambar 6. Grafik hubungan parameter kedalaman dengan hasil tangkapan
0 0 2 2 4 4 6 6 8 8
2
2 44 66 88 1100 1122 1144
H H a a s s i l i l T T a a n n g g k k a a p p a a n ( n ( k k g g ) )
Kecerahan (m) Kecerahan (m)
Hubungan Parameter Kecerahan Hubungan Parameter Kecerahan
dengan Hasil Tangkapan dengan Hasil Tangkapan
0 0 1 1 2 2 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 8 8
0
0 1100 2200 3300 4400 5500
H H a a s s i l i l T T a a n n g g k k a a p p a a n n ( ( k k g g ) )
Kedalaman (m) Kedalaman (m)
Hubungan Parameter Kedalaman Hubungan Parameter Kedalaman
dengan Hasil Tangkapan
dengan Hasil Tangkapan
Jurnal ABDI Volume
Jurnal ABDI Volume 3 No. 2 Juli 202 3 No. 2 Juli 2021 | UKM KPI 1 | UKM KPI Unhas Unhas
2.4
2.4 Pengolahan Hasil Uji RegresiPengolahan Hasil Uji Regresi
Adapun hasil uji T hubungan parameter Adapun hasil uji T hubungan parameter oseanografi terhadap hasil tangkapan adalah oseanografi terhadap hasil tangkapan adalah sebagai berikut.
sebagai berikut.
Gambar 7. Hasil Uji T hubungan parameter oseanografi terhadap hasil tangkapan Gambar 7. Hasil Uji T hubungan parameter oseanografi terhadap hasil tangkapan
Berdasarkan uji T terhadap Berdasarkan uji T terhadap Parameter Oseanografi menunjukkan bahwa Parameter Oseanografi menunjukkan bahwa tidak ada yang berpengaruh nyata dari hasil tidak ada yang berpengaruh nyata dari hasil tangkapan secara signifikan dengan tingkat tangkapan secara signifikan dengan tingkat kepercayaan 95%, dikarenakan jumlah data kepercayaan 95%, dikarenakan jumlah data yang menjadi input tidak memenuhi syarat.
yang menjadi input tidak memenuhi syarat.
Dengan nilai probabilitas dari masing- Dengan nilai probabilitas dari masing- masing parameter oseanografi tersebut masing parameter oseanografi tersebut adalah suhu (X1) probabilitas (sig) 0.144, adalah suhu (X1) probabilitas (sig) 0.144, salinitas (X2) probabilitas (sig) 0.288, arus salinitas (X2) probabilitas (sig) 0.288, arus (X3) probabilitas 0.488, arah (X4) (X3) probabilitas 0.488, arah (X4) probabilitas
probabilitas 0.959, 0.959, kecerahan kecerahan (X5)(X5) probabilitas
probabilitas 0.591 0.591 dan dan kedalaman kedalaman (X6)(X6) probabilitasnya 0,123.
probabilitasnya 0,123.
KESIMPULAN KESIMPULAN A.
A. SimpulanSimpulan
Adapun simpulan yang didapatkan dari Adapun simpulan yang didapatkan dari praktik
praktik lapang lapang yang yang dilaksanakan dilaksanakan didi Kabupaten Bulukumba yaitu:
Kabupaten Bulukumba yaitu:
1.
1. Nilai Nilai pengukuran pengukuran parameter parameter di di kapalkapal 9 yaitu, temperatur air sebesar 30,1°C, 9 yaitu, temperatur air sebesar 30,1°C, salinitas 35 %
salinitas 35 %oo, kecepatan arus, kecepatan arus 0,0574, arah arus 225°, kecerahan laut 0,0574, arah arus 225°, kecerahan laut sebesar 10,4 m dan kedalam perairan sebesar 10,4 m dan kedalam perairan sebesar 14,8 m.
sebesar 14,8 m.
2.
2. Pola pasang surut di perairan Mate’nePola pasang surut di perairan Mate’ne yaitu membentuk pola
yaitu membentuk polamixed tide.mixed tide.
3.
3. Hubungan parameter oseanografiHubungan parameter oseanografi terhadap hasil tangkapan yaitu : terhadap hasil tangkapan yaitu : a.
a. Suhu yang dapat ditoleransi ikanSuhu yang dapat ditoleransi ikan yaitu pada suhu optimum sekitar yaitu pada suhu optimum sekitar 29°C-35°C. Jadi pada suhu 29°C-35°C. Jadi pada suhu tersebut ikan melimpah.
tersebut ikan melimpah.
b.
b. Salinitas yang paling banyak hasilSalinitas yang paling banyak hasil tangkapannya yaitu pada salinitas tangkapannya yaitu pada salinitas 35 %
35 %o.o.
c.
c. Hasil tangkapan tertinggi padaHasil tangkapan tertinggi pada kecepatan arus 0,0068 m/s. Jadi, kecepatan arus 0,0068 m/s. Jadi, semakin rendah kecepatan arus semakin rendah kecepatan arus
Jurnal ABDI Volume
Jurnal ABDI Volume 3 No. 2 Juli 202 3 No. 2 Juli 2021 | UKM KPI 1 | UKM KPI Unhas Unhas
maka hasil tangkapan semakin maka hasil tangkapan semakin tinggi.
tinggi.
d.
d. Hasil Hasil tangkapan tangkapan tertinggi tertinggi padapada kecerahan 9 m. Jadi, semakin kecerahan 9 m. Jadi, semakin cerah suatu perairan maka ikan cerah suatu perairan maka ikan akan semakin melimpah.
akan semakin melimpah.
e.
e. Hasil Hasil tangkapan tangkapan tertinggi tertinggi padapada kedalaman 11 m. Jadi, semakin kedalaman 11 m. Jadi, semakin rendah kedalaman suatu perairan rendah kedalaman suatu perairan maka semakin tinggi komposisi maka semakin tinggi komposisi ikan di suatu perairan
ikan di suatu perairan 4.
4. Komposi hasil tangkapan baganKomposi hasil tangkapan bagan perahu
perahu yang yang diperoleh diperoleh pada pada kegiatankegiatan praktik lapang ini terdapat 14 spesies.
praktik lapang ini terdapat 14 spesies.
Adapun hasil tangkapan dominan Adapun hasil tangkapan dominan adalah ikan teri (
adalah ikan teri (Stelophorussp)Stelophorussp), dan, dan ada pula spesies yang tertangkap non ada pula spesies yang tertangkap non target seperti rajungan.
target seperti rajungan.
B.
B. SaranSaran
Saran untuk praktik lapang selanjutnya Saran untuk praktik lapang selanjutnya yaitu, sebaiknya panitia praktik lapang dapat yaitu, sebaiknya panitia praktik lapang dapat mengatur kembali setiap jadwal kegiatan mengatur kembali setiap jadwal kegiatan yang akan dilakukan di lapangan lebih yang akan dilakukan di lapangan lebih teratur. Kemudian untuk kegiatan melaut teratur. Kemudian untuk kegiatan melaut sebaiknya sudah ada konfirmasi yang jelas sebaiknya sudah ada konfirmasi yang jelas antara nelayan agar tidak terjadi antara nelayan agar tidak terjadi kesalahpahaman antara nelayan dan kesalahpahaman antara nelayan dan praktikan.
praktikan. Sehingga Sehingga pratik pratik lapanglapang selanjutnya dapat berjalan dengan lancar, selanjutnya dapat berjalan dengan lancar, baik
baik dan dan semestinya. semestinya. Kemudian Kemudian sebaiknyasebaiknya nantinya asisten lebih menekankan hal hal nantinya asisten lebih menekankan hal hal teknis yang akan di laksakan pada saat turun teknis yang akan di laksakan pada saat turun lapangan.
lapangan.
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA
Amri,K. (2008)Ananlisis Hubungan Kondisi Amri,K. (2008)Ananlisis Hubungan Kondisi Oseanografi dengan Fluktuasi Hasil Oseanografi dengan Fluktuasi Hasil Tangkapa Ikan Pelagis di Selat Tangkapa Ikan Pelagis di Selat Sunda.
Sunda. Jurnal Jurnal Lit. Lit. PerikananPerikanan Indonesia,
Indonesia, 14 (1)April, pp.55-65. 14 (1)April, pp.55-65.
Cahya,C.N., Setyohadi,D. &Surinati,D.
Cahya,C.N., Setyohadi,D. &Surinati,D.
(2016)Pengaruh Parameter (2016)Pengaruh Parameter Oseanografi terhadap Distribusi Oseanografi terhadap Distribusi Ikan
Ikan.Jurnal Oseana,.Jurnal Oseana,41 (4), pp. 1-41 (4), pp. 1- 14.
14.
Gaol,J.L. &Sadhotomo,B.
Gaol,J.L. &Sadhotomo,B.
(2007)Karakteristik dan Variabilitas (2007)Karakteristik dan Variabilitas Parameter-Parameter Oseanografi Parameter-Parameter Oseanografi Laut Jawa Hubungannya dengan Laut Jawa Hubungannya dengan Distribusi Hasil Tangkapan Distribusi Hasil Tangkapan Ikan
Ikan.Jurnal .Jurnal Lit.PerikananLit.Perikanan Indonesia
Indonesia,13 (3) July, pp. 201-211.,13 (3) July, pp. 201-211.
Gustaman,G., Fauziyah&Isnaini.
Gustaman,G., Fauziyah&Isnaini.
(2012)Efektifitas Perbedaan Warna (2012)Efektifitas Perbedaan Warna Cahaya Lampu terhadap Hasil Cahaya Lampu terhadap Hasil Tangkapan Bagan Tancap di Perairan Tangkapan Bagan Tancap di Perairan Sungsang Sumatera Selatan
Sungsang Sumatera Selatan.Maspari.Maspari Journal
Journal, 4 (1) December, pp. 92, 4 (1) December, pp. 92-102.-102.
Haryadi,J&Rasyidi. (2012)Potensi Haryadi,J&Rasyidi. (2012)Potensi Pengembangan Cacing Laut Pengembangan Cacing Laut (Polychaeta)
(Polychaeta) (sebagai Sumber Pakan (sebagai Sumber Pakan Induk Udang Windu di Kabupaten Induk Udang Windu di Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan.
Barru, Sulawesi Selatan. Jurnal Me Jurnal Mediadia Akuakultur
Akuakultur , 7 (2), pp. 92-98, 7 (2), pp. 92-98
Jaelani,A.Q. &Basuki,U. (2014)Illegal Jaelani,A.Q. &Basuki,U. (2014)Illegal Unreported and Unregulated (IUU) Unreported and Unregulated (IUU)
Jurnal ABDI Volume
Jurnal ABDI Volume 3 No. 2 Juli 202 3 No. 2 Juli 2021 | UKM KPI 1 | UKM KPI Unhas Unhas
Fishing: Upaya Mencegah dan Fishing: Upaya Mencegah dan Memberantas Illegal Fishing dalam Memberantas Illegal Fishing dalam Membangun Poros Maritim Membangun Poros Maritim Indonesia.
Indonesia. Jurnal Jurnal Supremasi Supremasi HukumHukum,, 3 (1) June, pp. 168-192.
3 (1) June, pp. 168-192.
Nelwan,A.F.P.,
Nelwan,A.F.P., Indar,M.Y.N. Indar,M.Y.N. &Ihsan,M.N.&Ihsan,M.N.
(2015)Analisis Produktivitas Bagan (2015)Analisis Produktivitas Bagan Perahu di Perairan Kabupaten Perahu di Perairan Kabupaten PolewaliMandar
PolewaliMandar . . Jurnal Jurnal IPTEKSIPTEKS PSP
PSP, 2 (4) September, , 2 (4) September, pp. 345-356.pp. 345-356.
Pemerintah Kabupaten Barru, 2017. Dinas Pemerintah Kabupaten Barru, 2017. Dinas Perikanan dan Kelautan [online].
Perikanan dan Kelautan [online].
https:Barrukab.go.id/pemerintahan/
https:Barrukab.go.id/pemerintahan/
dinas/dinas-kelautan-dan- dinas/dinas-kelautan-dan- perikanan/. [Diakses
perikanan/. [Diakses pada tanggal 8pada tanggal 8 November
November 2018, 2018, pukul pukul 19:3019:30 WITA].
WITA].
Sudirman dan Mallawa. (2012)
Sudirman dan Mallawa. (2012)TeknikTeknik Penangkapan Ikan. Edisi Revisi Penangkapan Ikan. Edisi Revisi .Jakarta Timur: Rineka Cipta.
.Jakarta Timur: Rineka Cipta.
Sahidi et al. (2015)Hubungan Faktor Sahidi et al. (2015)Hubungan Faktor
Oseanografi
Oseanografi dengan Hasil dengan Hasil TangkapanTangkapan Pelagis Besar di Perairan Batang Dua Pelagis Besar di Perairan Batang Dua Propinsi Maluku Utara.
Propinsi Maluku Utara. Jurnal Ilmiah Jurnal Ilmiah Agribisnis
Agribisnis dan dan PerikananPerikanan, 8 (2), 8 (2) October, pp. 53-63.
October, pp. 53-63.
Tangke et al. (2015). Sebaran Suhu Tangke et al. (2015). Sebaran Suhu Permukaan Laut dan Klorofil-a Permukaan Laut dan Klorofil-a Pengaruhnya terhadap Hasil Pengaruhnya terhadap Hasil Tangkapan Yellowfin Tuna
Tangkapan Yellowfin Tuna (Thunnus(Thunnus albacares)
albacares) di di Perairan Perairan LautLaut Halmahera Bagian Selatan
Halmahera Bagian Selatan. Jurnal. Jurnal IPTEKS P
IPTEKS PSPSP, 2 (3) April, pp.248-260., 2 (3) April, pp.248-260.