Daftar Isi
-i[.-t-'tl1
i--,
AGRO TEKilIO
S
VoI.
4
No.3.
Nopember
20T4
Artikel:
Perbaikan
Daya
Antagonis
Trichoderma harzianum Rifai terhadap Septobasidium spp. Melalui Sinar UVPartisi
Fotosintat BeberapaKultivar
Kedelai(Glycine max. (L.) Merr.) Pada Ultisol
Deteksi
dan
Penghitungan
Kerapatan Inokulum Phytophthora capsici dalam Tanah dengan Menggunakan Umpan Daun LadaEvaluasi Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Kopi, Kakao, dan fambu Mete di Kecamatan
Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan
Isolasi
dan
KarakterisasiBakteri
Manolitik Asal Bonggol Pohon SaguKajian
PemupukanKalium
dengan AplikasiJerami
Padi
terhadap
Pertumbuhan
danProduksi Padi
Sawah
pada Lahan
SawahBukaan
Baru
di
Kabupaten Buton, Sulawesi TenggaraPertumbuhan
Tinggi
Tanaman
Sambiloto(Andrographis
paniculata.
Ness)
HasilPemberian
Pupuk
dan
Intensitas
CahayaMatahari yang Berbeda
Uji
Kisaran Inang Potltvirus Penyebab MosaikNilam
(PogostemonCablin [Blanco)
Benth) Asal Sulawesi TenggaraInduksi Tunas
Gadung (Diocorea
Hispida Dennst) Secara In VitroAnalisis
Perubahan Penggunaan Lahan danKetersediaan Sumberdaya
Air di
DASKonaweha Propinsi Sulawesi Tenggara
Keterangan gambar sampul:
Gejala Potyvirus pada nilam
flihat
artikel halaman 194-20t)
Iman Suswanto, Tris Haris Ramadhan
Saraw4 Abdu Rahman Baco I52-759
La Ode Santiaji Bande,
Bambang
16A-166 Hadisutrisno, SusamtoSomowiyarjo, Bambang Hendro Sunarminto I47-L51 167-173 L74-179 1BO.1BB 2OB-2LB M. Tufaila, Aliyaman, Sahta
Ginting, Syamsu Alafn'
Sri
Wahyuni,
Lianto,
Andi KhaeruniAsmin, La Karimuna
Nurhayu Malik 189-193
Asmar Hasan, Muhammad
Taufih
I7A-Z\L
Gusnawaty HS, SarawaNorma Arif, Azhar Ansi,
Teguh
202-207 WijayantoSitti Marwah
DITERBITKAN
OLEH:JURUSAN AGROTEKNOLOGI FP UHO PERAGI CABANG SULAWESI TENGGARA
JURNAL AGROTEKNOS Nopemb er 2014
Vol.4 No. 3.HalL94-201
ISSN:2087-7706
UJI
KISARAN INANG
POTWIRUS
PENYEBAB
MOSAIK NITAM
(Pogostemon
cablin (Blanco) Benth)
ASAL SUTAWESI TENGGARA
Host
Range
Test of
Potyvirus
Causing
Mosaic on
Patchouli
Plant
(Pagostemon
cablin
(Blonco) Benth.)
ASMAR HASAN, MUHAMMAD TAUFIK-], GUSNAWATY HS, DAN SARAWA Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Halu OIeo'
ABSTRACT
The obiective of the research was
to
determine the host alternateof
Potyvirus in Southeast Sulawesi usinga
host range technique. Observed variables were incubation period, disease incidence, and variation symptom. The research results showed that virus isolates could be mechanically transmitted to melon plant (Cucumismelo) but showing noexternal symptoms while on tomato (Solanum lycopersicum), long-beans (Vigna sinensis),
tobacco (Nicotiana tabacum and Nicotiana benthamiana), swamp-land (Ipomoea reptana), red-amaranth (Alternantheraamoena),
chili
(Capsicum annuml, and eggplant
(Solanummelongena) so far the existence of the Pogtvirus could not be detected after mechanically
inoculated.
Keywords: Cucumis melo, Host Range, I-ELISA, Poffvirus, Pogostemon cablin,
PENDAHULUAN
Nilam (Pogostemon cablin [Blanco) Benth.)
adalah salah satu tanaman penghasil minyak atsiri yang sangat bermanfaat sebagai bahan
fiksatif pada industri parfum, kosmetih bahan
obat-obatan dan pestisida. Sebagai penghasil
minyak
atsiri
yang dikenal dengan patchouliofl
nilam telah
menjadi komoditas ekspor nonmigasyang
menghasilkandevisa
baginegara (Rukmana,
2004).
Hal
ini
menjadipendorong
bagi
kebanyakan
petani
diIndonesia
termasuk
di
daerah
SulawesiTenggara
untuk
membudidayakan nilam. Namun tidak jauh berbeda dengan tanamanIain,
pengembangantanaman
nilam
juga diperhadapkan pada masalah infeksi penyakit virus tanaman seperti infeksi Potyvirus.Studi pendahuluan terbatas yang berlokasi
di
Kabupaten Kolaka dan Kolaka Utara untuk mendeteksi keberadaanvirus
nilam tersebutmenunjukkan
bahwa
beberapa
sampeltanaman
nilam
ditemukan bergejala mosaikyang
merupakan
gejala
khas
tanamanterinfeksi
virus dan
terlihat sejak
diI Alamat korespondensi: Email : taufik24@yahoo.com
pernbibitan sampai
di
lapang. Selainitu
juga ditemukan tanamannilam
yang mengalamikekerdilan
atau
malformasi
daun,
dandideterminasi
gejala tersebut
merupakan gejalalanjut
tanaman terinfeksi oleh virus.Setelah dilakukan uji serologi di laboratorium, tanaman
yang
bergejalatersebut
ternyatapositif
terinfeksi
virus
dari
kelompokPogrirus
dan Fabavirus (Taufik et a1.,2012). Keberadaanvirus
pada tanaman nilam jugatelah
banyak ditemukan
di
tempat
lain, diantaranya adalah ditemukannya Potyviruspada
nilam
di
beberapakebun
penelitian pertanian di fepang dengan gejala dari hampirtidak
ada atau hanya sedikit belang sampaimosaik fNatsuaki et al., L994). Noveriza ef al.
(2071) juga
melaporkan adanya Potyvirus pada tanaman nilam yang bergejala mosaik pada beberapa sampel yang diperoleh dari Bogor. Keberadaan virus pada tanaman nilamini
perlu dideteksi sehingga dapat dilakukan pengendalian secara tepat dan sedini mungkinkarena
infeksi virus
khususnya kelompok Potyvirus dapat menyebabkan tanaman nilam mengalami penurunanproduksi dan
kadai minyak (Noveriza et al.,20LZ).Keberadaan virus pada tanaman nilam ini dapat dideterminasi
melalui kajian
kisarant I I I
i
Vol.4 No.3,2014inang. Menurut Wahyuni (2005)
bahwakisaran
inang dapat
digunakan
untukmendiagnosis jenis virus tertentu berdasarkan reaksinya yang spesifik pada inang tertentu
berupa gejala khas,
sedangkan menurut Walkey (1991) bahwa pengujian kisaran inang merupakansuatu cara untuk
mengetahui tanaman inang yang baik untuk perbanyakanvirus
dan untuk mengetahui inang alternatifatau
tempat
bertahanvirus
jika
tanaman inang utama tidak ada di lapangan. Penelitianini
bertujuan untuk mengkaji jenis tanamanyang dapat
menjadi
inang
dari
Potyvirus penyebabpenyakit mosaik pada
tanaman nilam menggunakan metode uji kisaran inang.BAHAN DAN METODE
Uji
kisaran inang
ini
dilakukan denganmenguji sepuluh spesies tanaman
dari
enamfamili. Setiap jenis tanaman
uji
dipersiapkan sepuluh sampel tanaman dimana Sembilantanaman diinokulasi dengan Potyvirus dan
satu
tanaman
tidak
diinokulasi
sebagaikontrol. Tanaman-tanaman uji yang dijadikan sebagai perlakuan
ditanam dalam
polibag yang berisi media tanam dan diatur di dalamscreen house yang disusun secara acak.
Persiapan
Media Tanam.
Media tanam yang digunakanterdiri
dari tanah dan pupukkandang
yang
dimasukan
ke
polibag berukuran 77x25cm
dengan perbandingan tanahdan pupuk
kandangyaitu 2:L
(v/v).Polibag
yang
telah
diisi
siap
digunakansebagai media tanam.
Perbanyakan
Inokulum
pada TanamanNilam.
Penyiapan tanamannilam
sebagaisumber inokulum
dilakukan
denganmenyiapkan
stek
nilam yang diambil
dari pucuk tanaman nilam yang masih muda tetapi sudah agak berkayu. Setelahitu
dipotong-potong dengan panjang sekitar 3 mata tunas.Daun yang ada pada stek dihilangkan untuk
mengurangi
terjadinya
penguapan.
Stekkemudian ditanam pada polibag yang telah berisi media tanam sedalam 10 cm. Polibag
yang berisi stek kemudian diletakkan dalam
screen house dengan
jarak antar
polibagsekitar
5
cm.
Selanjutnyajika
stek
telahmemiliki
2
daun muda maka
dilakukaninokulasi
virus
secara mekanis. TanamanUji Kisaran Inang Potyvirus Penyebab Mosaik
Nilam
195nilam
yang sudah
diinokulasi
kemudian dipelihara sebagai sumber inokulum.Persiapan Tanaman
Uii.
Tanaman yangdigunakan sebagai perlakuan dipersiapkan dengan menanam benih tanaman baik dalam
bentuk
biji
maupunstek
(khusus tanaman nilam) langsung ke dalam polibag.Inokulasi Virus
SecaraMekanis.
Dauntanaman
nilam yang
terinfeksi
virus mosaik[sumberinokulumJ
sebanyak7
gdimasukkan
dalam
mortar steril
bersama-sama dengan buffer phosphat pH 7 sebanyak 5ml [1:5 b/v),
selanjutnya
bahan-bahantersebut digerus hingga hancur. Sap fcairan perasan) ini segera diinokulasikan ke
2
daunmuda
tanaman
uji
yang telah
membukasempurna.
Bagian tanaman
yang
akandiinokulasi
sebelumnya
telah
diberikarborandum
pada
bagian
permukaan atasnya. Sap dioleskan menggunakan cottonbud pada permukaan bagian tanaman secara
searah dengan tidak mengulangi pada daerah
yang
sama. Segera setelah pengolesan sapdilakukan pembilasan sisa-sisa sap yang masih
melekat
pada
permukaan
tanaman
ujimenggunakan air mengalir.
Pemeliharaan Tanaman.
Tanaman ujiyang telah diinokulasi virus diletakkkan dalam
screen house secara berkelompok dengan
jarak antar kelompok tanaman adalah +30 cm.
Selanjutnya
dilakukan
pengamatan padatanaman
uji
hingga tanaman menunjukkan gejala virus. Selama dalam masa pengamatantersebut, tanaman
uji
dirawat
denganmelakukan penyiraman seperlunya pada saat
kondisi media tanam
tidak
lembap. Pengendalian serangga hama dilakukan secara manual bila ditemukan di pertanaman.Variabel
Pengamatan.
Variabel pengamatan yang dilakukan dalam penelitianadalah:
Masa
Inkubasi.
Masainkubasi
diamatisetiap
hari
sejak
inokulasi
virus
hinggamunculnya gejala awal. Pengamatan dilakukan selama
14 hari,
setelahitu
dilakukanuji
I-ELISA untuk membuktikan keberadaan virus196
HASAN ETAL.Keiadian Penyakit Potyvirus. Pengamatan
kejadian penyakit Potyvirus dilakukan pada
umur
14 hari
setelah
inokulasi
denganmenghitung
jumlah
tanaman
terinfeksiberdasarkan
gejala
yang
muncul
padatanaman
dan
berdasarkan
uji
serologi.Perhitungan
kejadian penyakit
dilakukanmenggunakan rumus sebagai berikut:
Xp =
1
xll}o/oKeterangan:
fp
= xejldian e"nyat it, 4= Jumlahtanaman yang terinfeP5;, l=Jumlah
tanaman sampel
Geiala
Infeksi Virus.
Pengamatan ini dilakukan dengan melihat bentuk gejala yangmuncul pada tanaman berupa mosaik atau
malformasi
daun,
dan sifat
gejala berupagejala lokal atau sistemik, yang diamati selama
14 hari.
Uii
I-ELISA.
Uji ini
dilakukan
sesuaiprosedur
dari
Agdia (Elkhart Indiana, USA)dengan menggunakan beberapa sampel daun
tanaman
yang
diambil
pada
tanaman uji.Pengamatan hasil uji berupa perubahan warna dilakukan pada setiap lubang sumuran plat
mikrotiter
setelah pemberian substrat PNP.J. AGROTEKNOS
fika terjadi perubahan warna menjadi kuning (dibandingkan dengan kontrol negatif), berarti
sampel tersebut
positif terinfeksi
denganvirus.
Analisis Data. Data hasil
pengamatanditabulasi
dan
selanjutnya dianalisis secaradeskriptif.
HASIT
Masa
Inkubasi dan
Keiadian
Penyakit Potyvirus. Hasil pengamatan masa inkubasidan
kejadian
penyakit
Potyvirus
baik berdasarkan uji di Screen house maupunuji
I-ELISA (Tabel
L)
menunjukkan bahwa hanyatanaman
P. cablin
sajayang
menunjukkan gejala padaumur
2-3hari
setelah inokulasi(HSI).
Berdasarkan pengamatan kejadian penyakit baik berdasarkan uji di Screen housemaupun
uji
I-ELISA menunjukkan bahwatanaman
P.
cablin
100o/oterinfeksi
oleh Potyvirus. Selain terdeteksi pada tanaman P.cablin, Potyvirus juga terdeteksi menginfeksi tanaman C. melo berdasarkan hasil uji I-ELISA,
dengan persentase 7000/o.
Tabel 1 Masa inkubasi dan kejadian penyakit Potyvirus pada beberapa jenis tanaman uji
Tanaman Uii Masa Inkubasi [HSI) Uii di Screen houseKeiadian penyakit Uii [%')I-ELISA
A. amoena C. annum V. sinensis L reptana C. melo N. benthamiana N. tabacum P. cablin S. melongena S. lvcopersicum 0 0 0 0 100 0 0 100 0 0 0 0 0 0 0 0 0 100 0 0 0 0 0 0 0 0 2-3 0 0 Keterangan: HSI = Hari setelah inokulasi
Geiala Infeksi
Potyvirus.
Hasilpengamatan berbagai
bentuk
gejala infeksi Potyvirus pada beberapajenis
tanaman ujiyang meliputi bentuk dan tipe gejala [Tabel 2),
menunjukkan bahwa dari kesepuluh tanaman
uji,
hanya
tanaman
P.
cablin
yangmemperlihatkan
gejala
infeksi
Potyvirus berupa gejala mosaik dan malformasi daunyang sifatnya sistemik. Pada Tabel 2 tersebut,
juga
dicantumkan
laporan
hasil
peneliti sebelumnya sebagaibahan
perbandingan.Vol,4 No.3,2014 Uji Kisaran lnang Potlrvirus Penyebab Mosaik
Nilam
197Tabel 2 Berbagai bentuk dan tipe gejala infeksi Potyvirus pada beberapajenis tanaman qji Geiala I nfeksi
Powirus
(Bentuk/Tipe)Tanaman Uji Apindiati
(2012)"
sukamto et aI'uji
A. amoena C. annum V. sinensis L reptana C. melo N. benthamiana N. tabacumP.
cablin
Mosaik dan Malformasi daun/Sistemik S.melongena
-S. lvconersicum x x x Mosaik/Sistemik x Mosaik/Sistemik x x x Klorotik/Lokal x x Mosaik/Sistemik Mosaik/Sistemik Mosaik/Sistemik X xKeterangan: * = laporan peneliti sebelumnya,
-
= negatif berdasarkan qji ELISA, x = tidak dilakukan pengqjianDeteksi
Serologi Potyvirus
PadaBeberapa
fenis
Tanaman
Uii.
Visualisasihasil
deteksi serologi pada
beberapajenis
tanaman
qji
menggunakan
uji
l-ELISAberdasarkan
kategori
tingkat
kekuninganwarna
(Tabel
3),
menu4jukkan
bahwaTabel 3. Visualisasi hasil qji l-ELISA beberapajenis tanaman qii
tanaman P. cablin dan C. melo positif terinfeksi
oleh
Potyvirus dengan
tingkat
kekuninganwarna mulai
dari
warna agak kuning
(+)hingga kuning
terang
(+++),
sedangkantanaman
uji
lainnya
tidak
menuqjukkan perubahan warna (-).Tanaman Uji Visualisasi
Warna Tanaman Uji
Visualisasi Warna A. amoena (Bm) Bm-01 Bm-02 Bm-03 C. annum (Cb) cb-01 cb-02 cb-03 14 sinensrs (Kp) Kp-01 Kp-02 Kp-03 I. reptana (Kd) Kd-01 Kd-02 Kd-03 C. melo (Ml) Mr-01 Mr-02 Mr-03 N. benthamiana (Nb) Nb-01 Nb-02 Nb-03 N. nbacum (Nl\ Nt-O1 Nr-02 Nt-o3 P. cablin (Nl) Nt-01 Nr-02 Nt-03 S. melongena (Tr) Tr-01 Tr-02 Tr-03 S. Iycopersicum (Tm) Tm-01 Tm-02 Tm-03 + +++ +++ +++ ++ +++
Keterangan: - = tidak ada perubahan warna, + = perubahan warna kuning agak
terang,
++=perubahan warna kuning, +++
-
perubahan warna kuning terang, Bm = Bayam merah, Cb = Cabai besar, Kp = Kacang paqjang, Kd = Kangkung darat, Ml = Melon, Nb = N. tabacum, Nb =198
HASAN ETAL.PEMBAHASAN
Berdasarkan
hasil
pengamatan
yangdilakukan
pada tanamanuji
selama kuranglebih
14
hari
setelah
dilal<ukan inokulasi secara mekanis,terlihat
adanya gejala infeksiPoyvirus
pada P.cablin
(Gambar1)
berupa gejala mosaik yaitu adanya perbedaan gradasiwarna hijau
tua
dan hljau
muda pada daunyang
diinokulasi,
sedangkan
gejala
yangmuncul
pada bagian pucuk tanaman adalah berupa gejala mosaikdan
malformasi daunyaitu
pertumbuhan
daun yang
tidak sempurna. Gejala mosaik yang muncul adalah mosaik lemah yangselarlutnya
berkembangmenjadi
mosaik
berat
sedangkan
gejalamalformasi
daun
adalah
daun
berkerut. Gejala-gejala yang muncul tersebut termasuk gejalasistemik
karenatidak
hanyaterlihat
padadaun
tanamanyang diinokulasi
tetapi jugaterlihat
pada daun yang lain, bahkan padadaun yang baru muncul (pucuk).
Gambarl.
Gejala Potyvirus pada nilam,A
danB:
Mosaik berat,C:
Mosaik lemah dan malformasi daun (daun berkerut),danD:Mosaiklemah
Gejala awal infeksi Potyvirus muncul pada
P. cablin
adalah
2-3
HSl,
sedangkan padatanaman
qi
yang lain tidak ditemukan adanyagejala infeksi
Potyvirus
hingga
akhir pengamatanatau
diduga
mengalami gejalalaten
(Gambar
2).
Hal
ini
memberikan gambaran bahwa kejadian penyakit Potyvirus pada tanaman P. cablin dapat mencapai lOOo/"bila dibandingkan dengan tanaman
uji
lainnyaberdasarkan pengamatan
gejala
eksternal pada tanaman. Berdasarkanhasil
ujiI-ELISAI. AGROTEKN0S
diketahui bahwa ternyata tidak hanya p. cablin
sqia yang dapat terinfeksi oleh
Potyvirus,tetapi
C.melojuga
dapat terinfeksi. Terbuktihasil
uJi
l-ELISA menurjukkan
adanyaperubahan
warna
(kuning hingga
kuning terang) pada semua sampel C. melo yang diuji dengankejadianpenyakit
110yo, sedangkantanaman
qji
lainnya
tidak
memperlihatkan perubahan warna tersebut (Gambar3).
Hasilpengqjian
inijuga
memberikan
gambaranmengenaitingginya
sensitivitas
sebuah pengujian serologi, dimana hasil pengamatangejala
secaraeksternal
tidak
menunjukkan adanya gejala infeksi (gejala laten) tetapi hasil qji serologi membuktikan sebaliknya.Terinfeksinya C.
melo
oleh Potyvirus asaltanaman P. Cablin menjadi informasi penting karena belum pernah dilaporkan sebelumnya, Selain
itu,
dapat meqjadi informasi
pentingdalam strategi
pengendalianpenyakit
virusyaitu
menghindari
penanaman
secarabersamaan
antara
C.
melo
dan P.
cablin,karena C.
melo juga dapat menjadi
inang alternative bagi Potyvirus. Keberadaan C. melodiduga
kuat
dapat merladi reservoir Potyvirus ketika tanaman P. cablin tidak ada, Hull (2002)telah
menguraikanbahwa inang
alternativedapat
meqjadi sumber inokulumvirus
padamusim tanam beri kutnya.
Gambar
2,
Tanamanuji
lainnya. A= Tomat, B= Bayam merah, C = Kangkung darat, D = N. benthamiana, E = N. tabacum, F=
Cabai,G
=
Melon,H
=
Kacang panjang, danl = TerungVol.4 No.3,2014 Uji Kisaran lnang Potyvirus penyebab Mosaik
Nilam
1ggGambar3.
Hasitqji
I-ELISA pada tanaman qji:41 =
Kontrol positif;81
=
Kontrol negatif; F1, G1, H1 = A. amoena; A2,82, C2 = L reptana; DZ, E2, F2 = S.
lycopersicum|
G2, HZ,
A3
=
N.tabacum; 83, C3, D3 = C. annumi E3,
F3, G3 = p. cabtin, H3, A4, 84 = S.
melongena; H5, A6, 86 = Z sinensrs; C6, D6, E6 = N. benthamiana; F6, G6, H6 = C. melo
Terdapat beberapa perbedaan
hasil
yangdiperoleh dalam penelitian
ini
dengandui
penelitian
sebelumnya,yaitu
tanaman
V.sinensis yang dilaporkan
oleh
Sukamtoet
al.(2007) dapat
terinfeksi
oleh potyvirus denganbentuk dan tipe gejala yaitu
klorotik
dan lokal, ternyatatidak
terdeteksi dalam penelitian ini d^an_penelitian yang dilakukan oleh Apindiati(2012). Begitu
puta
dengan tanaman
N.benthamiana
yang dilaporkan
oleh
keduapeneliti tersebut
dapat
terinfeksi
oleh PoQtvirus dengan bentuk dantipe
gejala yang samayaitu
mosaik dan sistemik, tetapi dalampenelitian
ini
tidak
terdeteksi.Ada
indikasi bahwajenis
virus
yang
dir{ji
oteh
keduapeneliti
sebelumnyaberbeda
denganjenis
virus yang
diuji
dalam
penelitian
ini,walaupun termasuk
ke
dalam
kelompokPotyvirus.
Berdasarkan
hasil
laporanInternational
Committee
on
Taxonomyof
Viruses(2012) diketahui bahwa
kelompok atau margaPotyvirusmemiliki
146jenis
virus (Lampiran 1) diantaranya yaitu Alpinia Mosaic Virus, AsparagusVirus
7,
potato Virus
y,Papaya Ringspot Virus, lermasuk jugaTe losma
Mosqic Virus
yang
dilaporkan
dapat menginfeksitanaman
nilam oleh
Apindiati (2012), sehingga diduga satahsatu
diantara146
jenis
virus
dari
kelompok
potyvirustersebut yang menginfeksi tanaman
nilam
di Sulawesi Tenggara.Selain karena
adanya
kemungkinanperbedaan
jenis
virus
yang
menginfeksi tanaman,faktor
resistensidari
tanaman qjisendiri
juga
diduga
meqjadi
penyebabtedadinya
perbedaan kemampuan
virusdalam
menginfeksi tanaman. Tanaman yangresisten
tidak
mudah
terinfeksi oleh virui
karena
tanaman
juga
melakukan
reaksi pertahananterhadap
infeksi virus
tersebut (Funayamadan
Terashima,2006).
Menurut Schoeltz (2000) bahwa tanaman secara alamimemiliki
kapasitas
untuk
mengenali
danmengaktifkan pertahanan
terhadap
infeksivirus.
Sistem pengenalan patogenoieh
inang dimulai sejak patogen melakukan penetrasi ke permukaan tanaman.Vorwerk
et al.
(ZOO4)menguraikan bahwa polisakarida dinding sel
tan€man berperan sebagai system pertahanan
terhadap penyakit
bukan
hanya
sebagailo:rjri
-tetapi
juga
sebagaisenior
aOanyainfeksi. Molekultertentu pada inang kemudian
dilepaskan
selama
infeksi
yang
didugaberperan sebagai sinyal endogen
Oaiilaringin
yangterluka
dan
memicu respon ketahanan(Brownlee,
2OOZ).
Umumnya
tanamanmempertahankan
diri
terhadap
infeksipatogen dengan kombinasi
dua
cara
yaitustruktural
dan
biokimia.
Secara strukturalyaitu
dengan penghalangfisik
yang
secaralangsung
menghambat patogen- paidatitik
masuk
agar
tidak
menyebar
ke
seluruhtanaman.
Secara
biokimia
yaitu
sel
danjaringan
tanaman
menghasiikan
substansiyang bersifat toksik pada patogen agar
te{adi
kondisi yang
dapat
-
menghambatperkembangan
patogen
dalam
ianaman(Agrios, 1997;2005),
Akin
(2006) me4jetaskan bahwa timbutnyapenyakit
virus
dipengaruhi
oleh
faktbrtanaman inang, virus dan lingkungan. penyakit
virus.
terjadi
apabila
strlin
virus
yangmenginfeksi
bersifat viruten,
tanaman yang diserang rentan dankondisi
lingkungan saatitu
.
mendukung
perkembangan plnyakit.
Berkaitan dengan hal tersebut,
[asil
penelitianmenuqjukkan
bahwa
porywirus
yangdiinfeksikan
ke
tanaman
uji
mampumenginfeksi duajenis tanaman p. cablin dan C.
melo, sedangkan tidak terinfeksinya beberapa
jenis
tanaman
uji
lainnya diduga
karenatanaman
qji
yang digunakantidak
termasuk2OO
HASAN ETAL.rentan
terhadap
infeksi
Potyvirus.Matthews(1992)
mencatatbahwa infeksi
virus
padatanaman
dapat
dipengaruhioleh umur
dangenotipe
tanaman.
umur
tanamanmempengaruhi penyebaran
virus
dalamtanaman inang, makin
tua
tanaman
saatterinfeksi
virus
maka
makin
terbatas penyebaranvirus
dalam tanaman, sedangkangenotipe tanaman mempengaruhi
reaksi tanaman terhadap virus. Sifat tahan tanaman terhadap virus dikendalikan oleh gen tanaman(Akin,2006).
Faktor lingkungan tempat tanaman tumbuh
juga
dapat menentukan keberhasilan infeksivirus
pada tanaman. Kondisi
lingkungan sebelum inokulasi, saat inokulasi,dan
pascainokulasi
virus akan
mempengaruhi kerentanan tanaman terhadapvirus.
Apabila infeksi virus sudah terjadi, kondisi lingkunganakan
mempengaruhitinggi atau
rendahnya konsentrasivirus
serta perkembangan gejalame{adi
berat atau
tak
bergejala
(infeksilaten).
Beberapakondisi
lingkungan
yangmenyebabkan
tanaman
rentan
terhadap infeksivirus
antaralain
adalah ketersediaanhara
dan air
yang
dapatmenghambat pertumbuhan tanaman,sinar
matahari yangsedang sampai rendah, suhu yang berkisar
18-30
C, dan inokulasi yang dilakukan pada sorehari
(Akin, 2006).
Berkaitan
dengan suhu,diketahui bahwa
suhu
harian
selamapenelitian berlangsung
berkisar
anlara 28,1-32,1C,
kisaran
suhu ini
dianggap berpengaruh negatif terhadap proses infeksivirus
pada beberapajenis
tanamanqji
karenabesar
kemungkinankisaran suhu
tersebutmerupakan kisaran
suhu
dimana
tanaman dapattumbuh
denganbaik
sebelum prosesinfeksi
atau
menyebabkanreplikasi
virus terhambat, akibatnya konsentrasi virus dalamtanaman bias
sangatrendah
sehingga sulit d ideteksi dengan tekni k serologi. Mungki n j i kadilakukan teknik deteksi yang berbeda seperti teknik molekuler hasilnya akan berbeda.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil deteksi serologi l-ELlSA, Potyvirus asal Sulawesi Tenggara selain dapat
menginfeksi tanaman nilam,
juga
dapatmenginfeksi
tanaman
melon
(C.
melo). Sehingga tanaman melon dapat meqjadi inang alternative bagi Potyvirus asal nilam.I. AGROTEKNOS
UCAPAN
TERIMA
KASIHTim
peneliti
mengucapkanterima
kasih kepadapihak
UniversitasHaluoleo
melaluiprogram
Dana BOPTN UNHAL/IX/2O12, 12September
2012
atas pendanaan penelitian ini,DAFTAR PUSTAKA
Agrios
GN.
2005. Plant Pathology, Fifth edition.Elsevier, Academic Press. Tokyo
Akin
HM. 2006. Virologi Tumbuhan. Kanisius. Yogyakarta.Apindiat RK. 2012. ldentifikasi Telosma mosaic
virus Penyebab Penyakit Mosaik pada Tanaman
Nilam (Pogostemon cablin Benth.). ISkripsi]
I nstitut Pertanian Bogor,
Brownlee C. 2002. Role of The Extracellular Matrix in Cell-Cell Signaling: Paracrine Paradigms, Cur
Opin Plant Biol 5: 396-401,
Funayama S, Terashima
l.
2006. Effect
of Eupatorium Yellow VeinVirus
lnfection onPhotosynthetic Rate, Chlorophyll Content and
Chloroplast
Structure
in
Leaves
ofEuphatorium
makinoi During
LeafDevelopment, Functional Plant Biology.
P.165-17 5.
Hull R, 2002. Matthews' Plant Virology. Fourth Ed. Academic Press. San Diego
lnternational Committee on Taxonomy of Viruses.
2012. Virus Taxonomy:2012 Release. Virology
Division-lUMS.www.ictvonline.org [diakses 20 Juni 201 31,
Matthews REF, 1992, Plant Virology. Academic Press. San Fransisco,
Natsuaki KT, Tomaru K, Ushiku S, lchikawa Y,
Sugimura Y, Natsuaki T, Okuda S, Teranaka M.
1994. Characterization of two viruses isolated
from patchouli in Japan. Plant Disease 78: 1094-1097.
Noveriza R, Suastika G, Hidayat SH, Kartosuwondo
U. 2011. ldentification of a Potyvirus associated
with
mosaic diseaseon
patchouli plants in lndonesia. J, ISSAAS Vol. 1 7 (1): 227 -273.Noveriza R, Suastika G, Hidayat SH, Kartosuwondo
U.
2012. Potyvirus AssociatedWith
MosaicDisease
On
Patchouli
(Pogostemoncablin(Blanco) Benth.) plants in lndonesia. J. ISSAAS
Vol.18 (1):131-146
Rukmana R. 2004. Nilam: Prospek Agribisnis dan
Vol.4 No.3, 2014
Schoelz JE, 2006. Viral determinants of resistance versus susceptibility. Di dalam: Loebenstein G,
Carr fP, editor. Natural Resistance Mechanisms
of Plants to Viruses. Dordrecht: Spinger. P.13-43.
Sukamto IB, Rahardjo, Sulyo Y. 2007. Detection of Potyvirus
on
patchouliplant
(Pogostemoncablin Benth.)
from
Indonesia.Di
dalam: Proceeding International Seminar on Essential Oil. Jakarta 7-9 November 2007 . Hlm. 72-77 .Taufik M, Hasan A, Noveriza
R
2012. InformasiBaru:
Keberadaan PenyakitVirus
pada Tanaman Nilam di Sulawesi Tenggara. SeminarNasional Perhimpunan Fitopatologi Komda
Sultra,
Tema
"Optimalisasi PengelolaanUji Kisaran Inang Potyvirus Penyebab Mosaik
Nilam
201.Organisme Pengganggu Tumbuhan dalam
Meningkatkan
Produksi
Pertanian untukMenjaga Ketahanan
dan
Keamanan PanganNasional"
Hotel
Attaya, Kendari 22-23 Mei20 \2. P eny elenggara Komda PFI Sultra.
Vorwerk S, Somerville S, Somerville C. 2004. The
role of
plant
cell wall
polysaccharidecomposition in disease resistance. Trend Plant Sci.9:203-209.
Walkey, David GA. 1991. Applied Plant Virology. Second Edition, London: Chapman and Hall.
Wahyuni
WS.
2005.
Dasar-Dasar VirologiTumbuhan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.