• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rangkuman I-LIB Pengantar Keuangan dan Perbankan Islam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Rangkuman I-LIB Pengantar Keuangan dan Perbankan Islam"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Rangkuman I-LIB

Pengantar Keuangan dan Perbankan Islam

Asuransi Syariah (Takaful) dan Re-takaful

- Asuransi :

Asuransi berasal dari kata Belanda yaitu assurantie yang berarti pertanggungan.

Kemudian dikenal lagi dalam berbagai bahasa seperti Bahasa Inggris yaitu insurance yang berarti menanggung sesuatu yang mungkin atau tidak mungkin terjadi dan assurance yaitu menanggung sesuatu yang pasti terjadi. Dalam bahasa Arab dikenal dengan at-ta’min diambil dari kata ‘amin’ yang berarti perlindungan, rasa aman, serta bebas dari rasa takut.

Asuransi atau At-ta’min merupakan transaksi perjanjian antara dua pihak yaitu pihak pertama wajib bayar iuran dan pihak kedua wajib memberi jaminan sepenuhnya kepada

pembayar iuran jika terjadi sesuatu yang menimpa pihak pertama sesuai dengan perjanjian yang dibuat.

- Mengelola Resiko :

Berbagai Resiko serta dampaknya :

•Kebakaran : kerugian harta, benda dan bahkan jiwa.

•Sakit : kadang-kadang perlu biaya rawat yang tidak sedikit.

•Kecelakaan : rusaknya harta benda juga perlu biaya perawatan yang tidak sedikit. •Banjir : mendatangkan malapetaka bagi manusia.

Meski peristiwa tersebut terjadi secara individual, namun secara agregat dapat mempunyai dampak ekonomi yang tidak kecil.

(3)

- Asuransi Konvensional :

•Suatu pengalihan resiko (transfer of risk) menurut Robert I Mehr & Emeron Cammack dalam buku Principles of Insurance

•Asuransi selalu berkaitan dengan resiko (insurance is to do with risk) menurut D. S. Hansell dalam buku Elements of Insurance

Perjanjian antara 2 pihak / lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan, keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan (UU No 2 /1992 tentang Asuransi)

- Alasan Asuransi Konvensional Haram : • Gharar (ketidakjelasan/ketidakpastian)

– Peserta membayar premi untuk mendapatkan perlindungan dari bahaya yang belum jelas kemungkinan terjadinya.

• Maysir (spekulasi)

– Kemungkinan ada pihak yang diuntungkan di atas kerugian orang lain (zero sum game) – Karena premi dimanfaatkan untuk mendapatkan profit secara spekulatif (tergantung kepada klaim yang harus dibayar, kalau tidak klaim berarti diakui sebagai profit perusahaan)

(4)

• Riba (bunga)

–di penetapan premi, di pengelolaan dana, di Garansi hasil investasi. Asuransi Syariah :

• at-ta’min

– memberi perlindungan, ketenangan, rasa aman, dan bebas dari rasa takut (QS Quraish(106):4). • Takaful

– saling menanggung

- sebagai aktivitas saling memikul resiko diantara sesama orang, sehingga antara satu dengan yang lainnya menjadi penanggung atas resiko yang dihadapi saudaranya.

Empat Pendapat Ulama :

• Mengharamkan asuransi dalam segala macam & bentuknya, termasuk asuransi jiwa • Sayyid Sabiq, M.Yusuf al-Qardhawi, & M. Bakhit al-Muth’i

Penjelasan :

• Asuransi hakikatnya sama dengan judi. • Mengandung unsur tidak jelas & tidak pasti.

• Mengandung eksploitasi, bila pemegang polis tidak bisa melanjutkan pembayaran premi, bisa hilang atau dikurangi uang premi yang telah dibayarkan.

• Membolehkan semua asuransi

• Abdul Wahab Khalaf, Mustafa Ahmad Zarqa, Prof. dari. Muh. Al-bahi, dan Muhammad Yusuf Musa, Syaikh Abdurrahman Isa (Guru besar Univ Al-Azhar Kairo)

Penjelasan :

• Tidak ada nash al-Qur’an maupun al-Hadits yang melarang asuransi.

• Asuransi tidak merugikan salah satu atau kedua belah pihak dan bahkan asuransi menguntungkan kedua belah pihak.

• Asuransi menjaga banyak manusia dari kecelakaan harta benda, kekayaan, dan kepribadian. • Membolehkan asuransi yang bersifat sosial dan mengharamkan asuransi yang bersifat

komersial semata.

• Pendapat ini dikemukakan oleh Muhammad Abu Zahrah

• Menganggap bahwa asuransi bersifat syubhat, karena tidak ada dalil-dalil syar’i yang secara

jelas mengharamkan ataupun secara jelas menghalalkan

- Asuransi Syariah :

• Usaha saling melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah orang / pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan / atau dana kebajikan (tabarru) yang memberikan pola

(5)

pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan syariah (Fatwa DSN No.21/DSN-MUI/X/2001)

- Dua Prinsip Utama Asuransi Syariah : 1) Takaful yang berarti saling melindungi

2) Taawun yang berarti tolong menolong atau jika diperjelas bertujuan untuk menutupi kerugian peristiwa-peristiwa atau musibah-musibah oleh sekelompok tertanggung kepada orang yang tertimpa musibah tersebut

- Dasar Hukum Takaful :

Landasan dalam Al-Qur'an :

• “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri

memperhatikan apa yang Telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al- Hasyr : 18)

ِنا َوْدُعْلا َو ِمْثِلإْا ىَلَع اوُن َواَعَت لا َو ى َوْقَّتلا َو ِ رِبْلا ىَلَع اوُن َواَعَت َو•

•"….. Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan

tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran….." (QS. Al- Maidah : 2)

•“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah & hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang baik” (QS An-Nisa:9)

• Landasan dalam Al Hadits :

َِّاللّ ُلوُسَر َلاَق َلاَق ٍريِشَب ِنْب ِناَمْعُّنلا ْنَع• ِدَسَجْلا ُلَثَم ْمِهِفُطاَعَت َو ْمِهِمُحاَرَت َو ْمِهِ دا َوَت يِف َنيِنِمْؤُمْلا ُلَثَم َمَّلَس َو ِهْيَلَع ُ َّاللّ ىَّلَص

اَذِإ

)ملسم هاور( ىَّمُحْلا َو ِرَهَّسلاِب ِدَسَجْلا ُرِئاَس ُهَل ىَعاَدَت ٌوْضُع ُهْنِم ىَكَتْشا

"Dari Nu'man bin Basyir ra, Rasulullah SAW bersabda, 'Perumpamaan persaudaraan kaum muslimin dalam cinta dan kasih sayang diantara mereka adalah seumpama satu tubuh. Bilamana salah satu bagian tubuh merasakan sakit, maka akan dirasakan oleh bagian tubuh yang lainnya, seperti ketika tidak bisa tidur atau ketika demam." (HR. Muslim).

•“seorang mu’min dengan mu’min yang lain ibarat sebuah bangunan, satu bagian mengutamakan bagian yang lainnya (HR. Muslim dari Abu Musa al-Asy’ari)

- Regulasi Asuransi & Reasuransi Syariah : • UU No. 2/1992 tentang Asuransi (umum)

• SK Dirjen Lembaga Keuangan No. 4499/LK/2000 tentang Jenis, Penilaian, dan Pembatasan Investasi Perusahaan Reasuransi dengan Sistem Syariah

(6)

• PP No 39/2008 tentang Perubahan kedua atas PP 73/1992 tentang penyelenggaraan Usaha Perasuransian: perizinan , peningkatan modal kerja untuk mendirikan asuransi syariah , keharusan DPS

• PSAK No 108 mengenai aturan-aturan pencatatan dan pelaporan keuangan takaful - Komparasi Takaful dengan Asuransi Konvensional :

Prinsip Syariah Konvensional

Konsep : Takaful & ta’awun dengan dana tabarru, risk sharing

Ikatan antara polis holder dengan perusahaan, premi, risk transfer

Sumber hukum : Alquran, hadist, dll Hukum positif dari pikiran manusia

Kontrak / akad : Akad tabarru + akad tijarah (mudharabah, wakalah, dll)

Kontrak pertukaran/jual beli, obyek mengandung gharar

Kepemilikan dana :

Dana dari peserta merupakan milik peserta, perusahaan sebagai

pengelola

Premi peserta merupakan milik perusahaan

(7)

Kewajiban peserta asuransi

Kontribusi: dana tabarru+dana

investasi, bayar zakat dari keuntungan investasi

Bayar premi sesuai kesepakatan dengan perusahaan

Kewajiban perusahaan :

Perusahaan membayar klaim dengan dana tabarru;

jika tidak terjadi musibah surplus dana tabarru dikembalikan kepada peserta, Memberi return yang sesuai dengan investasi peserta

Pembayaran klaim bersumber dari dana/ rekening perusahaan;

Memberikan return yang sesuai dengan investasi peserta asuransi;

Operasional : Pemisahan pencatatan dana tabarru dan dana investasi;

investasi hanya pada instrumen keuangan syariah;

marketing sesuai dengan syariah

Tidak ada pemisahan pencatatan dana (semua dana tercatat atas nama perusahaan);

Tidak ada batasan dalam berinvestasi & marketing.

Maysir, Gharar, Riba :

Bersih dari praktek tersebut tidak bisa dilepaskan dari praktek tersebut

(8)

DPS : Kontrol dari DPS tidak ada

Resiko : Sharing risk Transfer risk

Pengelolaan dana :

Untuk produk saving terjadi pemisahan dana (tabarru & yang ditirikan), tidak ada dana hangus.

untuk produk life insurance & general insurance semuanya tabarru

tidak ada pemisahan dan, berakibat dana hangus (untuk produk saving-life)

Premi : Iuran terdiri dari unsur tabarru & tabungan yang tidak mengandung unsur riba. Tabarru dihitung dari tabel mortalita, tanpa

perhitungan bunga tehnik

Premi terdiri dari dari perhitungan tabel mortalita, bunga, biaya asuransi

(9)

Loading (komisi agen) :

Loading tidak dibebankan pada peserta tapi dari dana pemegang saham, sebab ada yang mengambil 20-30% dari premi tahun pertama. Jadi nilai tahun pertama sudah terbentuk

Loading cukup besar, diambil dari premi tahun pertama & kedua sehingga nilai tunai pada tahun 1 & 2 belum ada (masih hangus)

Sistem pencatatan dalam akuntansi :

Cash basis, mengakui apa yang benar-benar ada.

Accrual basis dianggap bertentangan dengan Islam karena mengakui pendapatan, harta, beban, utang yang baru terjadi di masa yang akan datang, yang kejadiannya hanya Allah yang tahu

Accrual basis: mengakui keadaan non kas & mengakui pendapatan, aset, biaya, hutang dalam jumlah tertentu yang baru akan diterima dalam waktu yang akan datang

Profit : yang diperoleh dari surplus underwriting, komisi reasuransi, & hasil investasi, bukan seluruhnya menjadi milik perusahaan, tapi di bagi hasil dengan peserta

Komisi dari semua hal disamping merupakan keuntungan perusahaan

(10)

- Risk Transfer pada Asuransi Konvensional :

(11)

- Hubungan Peserta dengan Perusahaan Asuransi :

(12)

• akad yang dilakukan dalam bentuk hibah dengan tujuan kebajikan dan tolong-menolong antar peserta, bukan untuk tujuan komersial (DSN-MUI No.53 Tahun 2006) .

- Kedudukan Para Pihak dalam Akad Tabarru’ :

• peserta memberikan dana hibah yang akan digunakan untuk menolong peserta atau peserta lain yang tertimpa musibah.

• Peserta secara individu merupakan pihak yang berhak menerima dana tabarru’ (mu’amman /

mutabarra’ lahu, هل ع َّربتم / ن مؤم) dan secara kolektif selaku penanggung (mu’ammin / mutabarri’-

ع ِ ربتم/ن مؤم).

• Perusahaan asuransi bertindak sebagai pengelola dana hibah, atas dasar akad wakalah dari para peserta selain pengelolaan investasi.

- Pengelolaan Akad Tabarru’ :

• Pengelolaan asuransi syariah hanya boleh dilakukan oleh suatu lembaga yang berfungsi sebagai pemegang amanah.

• Pembukuan dana tabarru’ harus terpisah dari dana lainnya.

• Hasil investasi menjadi hak kolektif peserta dan dibukukan dalam akun tabarru’. • Dari hasil investasi, perusahaan asuransi dapat memperoleh bagi hasil berdasarkan akad

mudharabah atau akad mudharabah musytarakah, atau memperoleh ujrah (fee) berdasarkan

akad wakalah bil ujrah.

(13)

Instrumen Investasi Aturan Investasi

Deposito & Sertifikat Deposito Syariah

Max. 1% dari jumlah investasi.

Sertifikat Wadiah Bank Indonesia Tidak ada aturan khusus

Saham syariah yang tercatat di Bursa Efek

Max. 20% dari jumlah investasi (untuk saham yang terdaftar di BEI) atau max. 10% (untuk saham yang terdaftar di bursa luar negeri).

Obligasi syariah yang tercatat di Bursa Efek

Max. 20% dari jumlah investasi (untuk saham yang terdaftar di BEI) atau max. 10% (untuk saham yang terdaftar di bursa luar negeri).

Surat berharga syariah yang diterbitkan/dijamin Pemerintah

Belum ada aturan khusus

Unit penyertaan reksa dana syariah

Max. 20% dari jumlah investasi.

Penyertaan langsung syariah Max. 10% dari jumlah investasi.

Bangunan/tanah dengan bangunan untuk investasi

Max. 20% dari jumlah investasi

Pembiayaan kepemilikan tanah/bangunan, kendaraan bermotor dan barang modal dengan skema murabahah

Max. 30% dari jumlah investasi, dan masing-masing unit tidak melebihi 1% dari jumlah investasi.

Pembiayaan modal kerja dengan skema mudharabah

Max. 30% dari jumlah investasi, dimana besarnya setiap pinjaman tidak melebihi 75% dari nilai jaminan yang terkecil diantara nilai yang ditetapkan oleh lembaga penilai dan yang terdaftar pada instansi yang berwenang atau Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP)

(14)

Pinjaman polis Tidak ada aturan khusus

- Tiga Kelompok Asuransi Syariah di Indonesia : • Asuransi jiwa (life insurance or family insurance): – asuransi jiwa (kematian), asuransi kesehatan

• Asuransi kerugian atau asuransi umum (general insurance):

– asuransi dana pendidikan, asuransi kendaraan bermotor, dan asuransi-unit link • Re-asuransi

- Model Takaful Umum :

Model Wakalah Murni

Pendapatan untuk operator takaful:

1. biaya wakalah dari kegiatan penjaminan emisi,

2. biaya wakalah untuk pengelolaan aset dana takaful dan 3. insentif atau biaya kinerja.

4. Pendapatan dari investasi modal sendiri.

(15)

Namun hal ini merupakan ketidaknyamanan bagi peserta untuk membayar risiko yang terwujud.

Model ini hanya memiliki satu sumber pendapatan utama yaitu bagi hasil atas surplus yang dihasilkan baik dari kegiatan penjaminan emisi maupun investasi.

(16)

Campuran wakalah (untuk penjaminan) dan mudharabah (untuk investasi) tiga sumber pendapatan utama:

1. biaya wakalah dari kegiatan penjaminan emisi, bagi hasil atas pendapatan yang dihasilkan dari 2. pengelolaan aset dana takaful dan insentif atau biaya kinerja.

(17)

- Model Takaful Keluarga :

Terdiri dari tiga dana : 1. dana pemegang saham,

2. dana risiko peserta (PRF) => (PRF) adalah dana perlindungan risiko untuk menutupi risiko kematian polis takaful keluarga

3. dana peserta (PF)=> dana peserta (PF) menyangkut unsur tabungan dari kebijakan takaful keluarga. Reksa dana ini tidak mengandung risiko underwriting dan hanya fokus pada investasi elemen tabungan. Oleh karena itu, kontribusi yang dibayarkan di bawah dana ini tidak

(18)

Model Wakalah Murni

empat sumber pendapatan, yaitu:

1. biaya wakalah dari kegiatan penjaminan emisi, 2. biaya wakalah untuk pengelolaan aset

PRF dan PF

3. insentif atau biaya kinerja.

4. Juga, operator menerima pendapatan dari investasi modal sendiri.

(19)

- Akad Mudharabah :

• Menurut Fatwa MUI No.21 (2003:137), dalam akad mudharabah, perusahaan bertindak sebagai mudharib (pengelola) dan peserta bertindak sebagai shahibul mal (pemegang polis). • Syafi'i Antonio (1999: 173)àrukun mudharabah: Pemodal (shahibul maal), Pengelola (mudharib), Modal (maal), Nisbah keuntungan, Sighat atau akad

- Keuntungan Mudharabah :

• Syakir Sula (2004: 335), Keuntungan adalah jumlah yang didapat sebagai kelebihan dari modal. Keuntungan itu terikat oleh syarat berikut:

• Keuntungan harus dibagikan untuk kedua pihak yaitu shahibul maal dan mudharib

• Proporsi keuntungan masing-masing pihak harus sesuai dengan akad yang telah disepakati

- Asuransi Syariah dengan Akad Mudharabah :

- Akad Mudharabah Musyarakah :

perpaduan dari akad Mudharabah dan akad Musyarakah, yaitu perusahaan asuransi sebagai

mudharib yang menyertakan modal atau dananya dalam investasi bersama peserta (DSN-MUI

No.51 Tahun 2006)

- Akad Wakalah Bil Ujrah :

pemberian kuasa dari peserta kepada perusahaan asuransi untuk mengelola dana peserta dengan pemberian ujrah (fee). Wakalah bil Ujrah dapat diterapkan pada produk asuransi yang

mengandung unsur tabungan (saving) maupun maupun unsur tabarru' (non-saving) (DSN-MUI No.52 Tahun 2006)

(20)

– Kegiatan Administrasi – Pengelolaan Dana – Pembayaran Klaim – Underwriting

– Pengelolaan Portofolio Risiko – Pemasaran

Investasi

(21)

• Faktor Fundamental Demografi

– Meningkatnya populasi kaum muda sasaran utama pasar – Besarnya populasi Muslim (sekitar 86% dari 220 juta jiwa) • Faktor Fundamental Sosio-Ekonomi

– Peningkatan pendapatan perkapita masyarakat Indonesia – Peningkatan kesadaran untuk memiliki asuransi

– Peningkatan kesadaran umat Islam untuk berasuransi yang sesuai dengan ajaran Islam • Faktor Pasar

– Semakin banyak jaringan syariah, terutama setelah perusahaan asuransi konvensional membuka UUS

–Marketing mkn baik, al dengan sistem keagenan (agency) –Pasar modal yang relatif baik dan aktif

• Faktor Regulasi: Peran aktif DSN-MUI Dana Pensiun Syariah

- Pengertian dan Model Bisnis Dana Pensiun :

Lembaga keuangan yang mengontrol aset dan menyalurkan pendapatan kepada orang-orang setelah mereka pensiun dari pekerjaan yang menguntungkan (Scott, 1988)

Aliran pembayaran yang dimulai ketika seseorang pensiun dan terus menerima pembayaran sampai kematian (Blake, 2006)

Badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun sebagaimana dimaksud dalam Undang Undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun

- Alasan Kita Membutuhkan Dana Pensiun :

Peningkatan jumlah orang tua, yang menyebabkan : - kekurangan produktivitas, kehilangan pendapatan,

- dan karenanya daya beli berkurang di usia pensiun mereka

Adanya industri dana pensiun yang berkembang dengan baik akan mampu mendorong kemajuan ekonomi, menjaga stabilitas sistem keuangan dan melengkapi sistem perbankan untuk

menyalurkan dana ke sektor riil perekonomian (Mayer, Schoors dan Yafeh, 2013). Selain itu, keberadaan dana pensiun di suatu negara merupakan prinsip untuk menjamin kehidupan populasi yang menua

- Tiga Model Pengelolaan Dana Pensiun : - 1st Pillar : Dana Pensiun Negara Mengamankan standar hidup minimum Dibiayai dengan (penggajian) pajak Dikelola secara publik

(22)

- 2nd Pillar : Dana Pensiun Kerja

Mempertahankan standar hidup karyawan saat ini Dibiayai dengan kontribusi karyawan dan perusahaan Dikelola secara pribadi

- 3rd Pillar : Dana Pensiun Swasta Meliputi kebutuhan tambahan Dibiayai dengan tabungan pribadi Dikelola secara pribadi

- Tiga Model Pengelolaan Dana Pensiun: Perbandingan :

(23)

- Jenis Dana Pensiun di Indonesia :

- ´Pension Funds Managed by Employer/Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) :

Dana pensiun yang dibentuk oleh orang/perusahaan/lembaga yang mempekerjakan pekerja. Pemberi kerja bertindak sebagai pendiri dan menyelenggarakan program pensiun untuk kepentingan sebagian atau seluruh karyawannya sebagai peserta, dan yang

menimbulkan kewajiban kepada pemberi kerja.

- ´Pension Funds Managed by Financial Institutions/Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK)

Dana pensiun yang dibentuk oleh bank atau perusahaan asuransi jiwa untuk

menyelenggarakan program pensiun iuran pasti bagi perorangan, baik bagi pemberi kerja maupun pekerja mandiri.

- Jenis-Jenis Program Pensiun :

- Defined Benefits / Manfaat Pasti :

- Program pensiun dengan manfaat yang telah ditentukan berdasarkan Peraturan Dana Pensiun (PDP) yang mempertimbangkan jumlah tahun masa kerja dan gaji terakhir, (OJK 2017)

- Hanya berlaku untuk Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK).

- Paternalistik, majikan menanggung semua risiko, termasuk risiko investasi - Defined Contribution / Iuran Pasti :

- Program pensiun dengan iuran yang telah ditentukan berdasarkan Peraturan Dana Pensiun (PDP)

- Semua kontribusi beserta keuntungan investasi akan dicatat di rekening peserta - Peserta menanggung risiko investasi.

- Terapkan untuk DPPK dan DPLK

- PPIP-Kontributor dan PPIP-Non Kontributor

- Pihak Apa Saja yang Terlibat dalam Skema Pensiun :

- Employer/Pemberi Kerja

- Employee/Peserta

- Pension Funds/Pengelola Dana Pensiun, who manage the pension funds

(24)

- Beneficiaries/Penerima Manfaat Pensiun

- Supporting Institutions, which includes Bank Kustodian, Penasehat Investasi, dan Akuntan Publik

- Dana Pensiun Dalam Perspektif Islam :

- Konsep pensiun selaras dengan ajaran Islam

- Pentingnya menabung sebagian dari pendapatan untuk masa depan, terutama pada usia yang tidak produktif (QS Annisa:9, Al-Baqarah:266, Al-Hasyr:18, Ad-Dhuha:4)

- Nabi Muhammad SAW mengajarkan kita untuk mengelola kekayaan kita secara efisien (HR Tirmidzi)

- Konsep pensiun juga selaras dengan konsep Maqashid Syariah, terutama untuk melindungi kekayaan dan generasi mendatang (Chapra 2010, Manjoo 2012)

- Pemberian kemaslahatan tersebut telah dilakukan oleh pemerintah Islam, khususnya pada masa Nabi Muhammad SAW dan kaum Khulafa Ar Rasyidin.

- Dana Pensiun Islam : Kontrak Dasar :

- Akad Hibah adalah Akad yang berupa pemberian dana (mauhub bih) dari pemberi kerja (wahib) kepada pekerja (mauhub lah) dalam penyelenggaraan Program Pensiun Berdasarkan Prinsip Syariah.

- Akad Hibah bi Syarth adalah akad Hibah yang baru terjadi (efektif) apabila syarat-syarat tertentu telah dipenuhi.

- Akad Hibah Muqayyadah adalah Akad Hibah di mana pemberi kerja (wahib) menentukan orang-orang atau pihak-pihak yang berhak menerima manfaat pensiun termasuk ketidakbolehan mengambil manfaat pensiun sebelum waktunya (locking in).

- Akad Wakalah adalah Akad berupa pelimpahan kuasa oleh pemberi kuasa kepada pihak lain dalam hal-hal yang boleh diwakilkan.

- Akad Wakalah bil Ujrah adalah Akad Wakalah dengan imbalan upah (ujrah).

- Akad Mudharabah adalah Akad kerjasama usaha antara Dana Pensiun yang

menyelenggarakan Program Pensiun Berdasarkan Prinsip Syariah sebagai pemilik dana (shahibul Mal) dengan pihak lain sebagai pengelola (mudharib) dengan keuntungan yang dibagi sesuai nisbah yang disepakati, sedangkan kerugian dibebankan kepada Dana Pensiun.

(25)

- Akad Ijarah adalah Akad penyaluran dana untuk pemindahan hak guna (manfaat) atas barang atau jasa, dalam waktu tertentu dengan pembayaran sewa (ujrah), antara Dana Pensiun yang menyelenggarakan Program Pensiun Berdasarkan Prinsip Syariah sebagai penyewa (musta’jir) dengan pemberi sewa (mu’ajir) tanpa diikuti pengalihan kepemilikan atas barang atau jasa itu sendiri.

- Dana Ta’zir adalah dana yang dibayarkan pemberi kerja kepada Dana Pensiun yang menyelenggarakan Program Pensiun Berdasarkan Prinsip Syariah sebagai konsekuensi terhadap keterlambatan pembayaran iuran oleh pemberi kerja, yang digunakan sebagai dana sosial.

- Penerapan Kontrak Syariah Pada Dana Pensiun Syariah :

- Hibah bi Syarth dan Hibah Muqayyadah merupakan kontrak dasar antara pemberi kerja dan pekerja dalam hal pembayaran iuran

- Wakalah dan Wakalah bil Ujrah yang digunakan adalah kontrak dasar antara pemberi kerja dan/atau karyawan dengan perusahaan Dana Pensiun Syariah untuk

menyelenggarakan program pensiun berdasarkan syariah.

- Wakalah bil Ujrah dan Mudharabah adalah kontrak yang mendasari antara perusahaan Dana Pensiun Syariah dan manajer investasi/investee.

- Ijarah adalah kontrak yang mendasari antara Dana Pensiun Syariah dengan pihak ketiga lainnya seperti bank kustodian, konsultan investasi, dan akuntan publik.

(26)

- Dana Pensiun Syariah, Berbeda dengan Konvensional? :

(27)

Government Regulation :

- UU No 11/1992 mengenai Penyelenggaraan Program Pensiun oleh Badan Hukum Dana Pensiun

- PP 76/1992 mengenai DPPK dan PP 77/1992 mengenai DPLK

Fatwa :

- Fatwa DSN-MUI No. 88/DSN-MUI/XI/2013 tentang penyelenggaraan program pensiun syariah

- Fatwa DSN-MUI No. 99/DSN-MUI/XII/2015 tentang anuitas syariah untuk program pensiun

POJK :

- POJK Nomor 1/POJK.5/2016 tentang Investasi Surat Berharga Negara Bagi Lembaga Jasa Keuangan Non-Bank. In this regulation, Islamic Pension Funds is encouraged to allocate 30% of their funds into Surat Berharga Negara (SBN).

- Peraturan Otoritas Jasa Keuangan. 3/POJK.05/2015 mengenai Investasi dana pensiun

- Perkembangan Dana Pensiun di Indonesia :

- Dana Pensiun Syariah di Indonesia masih kurang berkembang dibandingkan dengan dana pensiun konvensional

- Saat ini terdapat beberapa Perusahaan Dana Pensiun Syariah di Indonesia seperti DPLK Bank Muamalat Indonesia, BRI, BNI dan Manulife.

(28)

- Adanya program sejenis yang bersifat wajib yaitu Program Jaminan Pensiun yang diselenggarakan oleh BPJS Ketenagakerjaan

- Kurangnya pemahaman dari pihak pemberi kerja untuk membentuk dana pensiun. Banyak yang percaya bahwa biaya iuran untuk dana pensiun dianggap sebagai beban perusahaan

- Ada kendala untuk beralih dari Dana Pensiun Konvensional ke Dana Pensiun Syariah - Kurangnya dukungan pemerintah terhadap dana pensiun, terutama terkait regulasi

investasi dan perpajakan.

Pegadaian Syariah

- Sejarah Pegadaian di Indonesia

- 1746 => VOC mendirikan Bank Van Leening sebagai lembaga keuangan yang menyalurkan kredit dengan sistem gadai

- 1811 => Bank Van Leening diambil alih dan dinonaktifkan oleh Pemerintah Inggris. Masyarakat diperbolehkan mendirikan usaha gadai

- 1901 => Pegadaian Negara Pertama didirikan pada tanggal 1 April 1901 di Sukabumi - 1905 => Pegadaian sebagai lembaga resmi “Jawatan”, kemudian mengalami beberapa

kali perubahan badan hukum. Adapun untuk tahun 2012, Pegadaian adalah sebagai PERSERO

- Peraturan Pegadaian:

• PP/10/1990 jo PP/103/2000 jo PP/51/2011 tentang PT Pegadaian (Persero) • POJK Nomor 31/POJK.05/2016 Tentang Usaha Pegadaian

- Pegadaian Syariah pertama di Indonesia berdiri pada tahun 2003 yang dikenal dengan Unit Layanan Gadai Syariah (ULGS) di beberapa kota di Indonesia.

- Pegadaian Syariah adalah bagian dari PT Pegadaian Persero - Per 2018, PT Pegadaian memiliki Rp51,68 miliar

- Konvensional Rp 45,48 miliar - Syariah Rp6,2 miliar

- Saat ini, ada 10 pegadaian terdaftar di Indonesia dan 14 pegadaian masih dalam proses pendaftaran (Mei 2018).

- Definisi Rahn :

- Rahn adalah kata Arab yang berasal dari kata rahana, yang berarti konstituen atau kontinuitas, atau memegang dan mengikat.

- Secara teknis istilah al-rahn mengacu pada gadai, hipotek, agunan, tagihan, gadai, dan gadai dimana mengambil suatu barang suatu jaminan terhadap hutang, dimana barang yang dijaminkan dapat digunakan untuk membayar hutang apabila tidak dibayar (Dusuki, 2012). .

(29)

- Ar-Rahn adalah kontrak amal sukarela (tabarru’), di mana barang yang digadaikan diberikan tanpa kompensasi finansial apa pun.

-

- Pilar dari Rahn :

- Peminjam (al rahin)

=> Pihak yang meminjam uang kepada pihak lain dengan mengambil barang berharga sebagai jaminan

- Pemberi Pinjaman (al murtahin)

=> Pihak yang meminjamkan uang kepada pihak lain dan bertanggung jawab atas

keamanan barang berharga yang dijaminkan oleh peminjam. Kontrak harus diterima oleh kedua belah pihak

- Barang Pinjaman (al marhun)

=> Barang yang digadaikan sebagai pinjaman - Besaran Pinjaman

=> Jumlah yang dibutuhkan oleh peminjam - Perjanjian (Sighah)

=> Perjanjian antara Peminjam dan Pemberi Pinjaman

- Rahn – Persyaratan tambahan setelah kontrak :

- Akad tidak mengandung maksud yang salah (fasik), seperti mewajibkan barang yang digadaikan (marhun) untuk digunakan tanpa batas.

- Hutang tersebut harus dibayarkan kepada murtahin dan dapat dibayar dengan

menggunakan barang yang digadaikan (marhun). Pinjaman harus ditentukan dan jelas. - Barang yang digadaikan dapat dijual dan hasilnya setara dengan jumlah pinjaman.

Barang yang digadaikan harus mempunyai nilai uang, terukur dengan jelas, dimiliki sepenuhnya oleh rahin, tidak ada kaitannya dengan hak orang lain, dan dapat diserahkan baik benda maupun manfaatnya.

(30)

- Jumlah maksimum pinjaman, nilai likuidasi barang yang digadaikan (marhun), dan jangka waktu akad diatur dalam tata cara.

- Rahin menanggung jasa pengurusan barang-barang yang digadaikan (marhun), seperti asuransi, penyimpanan, keamanan, dan administrasi.

- Rahn - Kontrak yang Mendasari : - Qardul Hasan

- Mudharabah - Bay Muqayyadah - Ijarah

- Fatwa DSN-MUI No. 25/DSN-MUI/III/2002

Bahwa pinjaman dengan menggadaikan barang sebagai jaminan utang berupa rahn diperbolehkan sesuai dengan ketentuan sebagai berikut.

- Fatwa DSN-MUI No. 26/DSN-MUI/III/2002

- Rahn Emas diperbolehkan berdasarkan prinsip Rahn (lihat Fatwa DSN-MUI No. 25/DSN-MUI/III/2002).

- Biaya dan biaya penyimpanan barang (marhun) ditanggung oleh gadai (rahin) - Tarif sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 harus didasarkan pada biaya yang jelas diperlukan

- Biaya penyimpanan barang (marhun) dilakukan berdasarkan akad Ijarah

(31)

- Nasabah menyerahkan barang gadai (marhun) pada pegadaian syariah untuk

mendapatkan pembiayaan. Pegadaian akan melakukan penilaian terhadap marhun untuk memperkirakan jumlah pinjaman.

- Pegadaian Islam dan nasabah sepakat untuk melakukan akad rahn. Kontrak menentukan rincian biaya terkait, periode kontrak, dll.

- Pegadaian Syariah menerima biaya hipotek, seperti biaya kekurangan, biaya pemeliharaan, biaya keamanan, dll di awal transaksi

- Pada saat jatuh tempo, pelanggan melunasi hutang dan menebus marhun - Rahn sebagai keamanan murni :

- Sebagai contoh dalam pembiayaan rumah, biasanya bank akan memberikan fasilitas pembiayaan kepada nasabah untuk membeli rumah yang menjadikan bank sebagai

kreditur dan nasabah sebagai debitur karena pembiayaannya adalah penjualan kredit yang menimbulkan utang.

- Dalam situasi ini, kreditur akan menjadikan rumah yang dibiayai sebagai marhun (jaminan) untuk mengamankan kewajiban pembayarannya kepada bank.

- Selama masa jaminan, debitur (nasabah) tidak dapat menjual rumah kepada pihak lain kecuali diizinkan oleh bank sebagai kreditur.

(32)

- Rahn sebagai Instrumen untuk memfasilitasi micro financing :

- Jumlah pembiayaan yang diberikan akan tergantung pada nilai marhun (harta gadai). - Dalam pembiayaan mikro al-rahn normal, nasabah menggadaikan aset berharga mereka

seperti emas ke pegadaian sebagai marhun.

- Marhun akan dinilai dan Nasabah akan diberikan pinjaman berdasarkan persentase tertentu, katakanlah 70% dari nilai marhun.

- Selama masa peminjaman, pegadaian sebagai penjaga barang gadai, mengenakan biaya berdasarkan perhitungan harian atau bulanan atas jasanya menyimpan barang gadai sampai diperoleh kembali dan utangnya dilunasi.

Pasar Modal Islam I - Skema Pasar Keuangan :

(33)

- Prinsip Dasar Fiqih Muamalah : - Ibadah :

• Mengatur hubungan manusia dengan Allah Subhanahu Wa Ta’ala

• Semua TIDAK BOLEH dilakukan KECUALI yang ada perintah atau ketentuannya - Muamalah :

• Mengatur hubungan antara sesama manusia

• Semua BOLEH dilakukan KECUALI jelas ada larangannya • Prinsip Syariah di Pasar Modal

- Kegiatan yang Bertentangan dengan Prinsip Syariah : - Maisir (Perjudian)

- Gharar (Ketidakpastian) - Riba (Tambahan atas Pokok) - Bathil (Salah, Batal)

- Maksian dan Kezaliman

(34)
(35)

- Sistem Keuangan Islam :

Suatu sistem dalam perekonomian suatu negara yang terdiri dari pasar keuangan, lembaga keuangan, instrumen keuangan dan pelaku pasar yang beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip Islam dengan tujuan memenuhi Maqashid (tujuan) Syariah

- Sejarah Pasar Modal Syariah di Indonesia :

(36)
(37)

- Landasan Hukum Pasar Modal Syariah : - Fatwa DSN-MUI

- Peraturan Perundangan Pasar Modal - Undang-undang

- Peraturan Pelaksanaan Undang-undang (PP,KMK,Peraturan Bapepam-LK/OJK) - Acuan Standar Internasional

- Prinsip-prinsip IOSCO - Prinsip-prinsip IFRS

- Standar Syariah dan Standar Akuntansi AAOIFI - Standar Tata Kelola IFSB

- Produk dan Jasa di Pasar Modal Syariah : - Saham Syariah

- Reksadana Syariah - Sukuk Korporasi - Sukuk Negara - Layanan Syariah

(38)

- Saham Syariah :

(39)

- Merupakan kumpulan Efek yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah di pasar modal

- Ditetapkan oleh OJK atau diterbitkan oleh Pihak Penerbit DES

- DES yang ditetapkan oleh OJK berlaku efektif setiap tanggal Juni dan 1 Desember - Digunakan oleh:

•BEI : JII, ISSI

•Investor : Reksa Dana syariah, asuransi syariah, dana pensiun syariah, investor berbasis syariah

- Proses Screening Penyusunan DES :

- Indeks Pasar Saham Syariah :

- Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)

• Terdiri dari seluruh saham syariah yang tercatat di BEI • Diluncurkan pada tanggal 12 Mei 2011

- Jakarta Islamic Index (JII)

• Terdiri dari 30 saham syariah yang paling likuid (kapitalisasi pasar dan nilai transaksi) • Diluncurkan pada tahun 2000

(40)
(41)
(42)
(43)

- Reksa Dana Syariah :

- Merupakan wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari pemodal untuk diinvestasikan dalam portofolio efek oleh Manajer Investasi, yang pelaksanaan dan pengelolaannya tidak bertentangan dengan prinsip syariah di pasar modal

- Diatur dalam POJK No. 19/POJK.04/2015 tentang Penerbitan dan Persyaratan Reksa Dana Syariah

- Diagram Reksa Dana Syariah :

- Perbedaan Reksa Dana Syariah dengan Reksa Dana Konvensional : - Reksa Dana Syariah :

- Dikelola sesuai prinsip syariah

- Investasi hanya pada Efek Syariah yang diperbolehkan

- Terdapat mekanisme pembersihan harta Non-Halal (Cleansing)

- Dikelola oleh Manajer Investasi yang profesional dan mengerti kegiatan yang bertentangan dengan prinsip Syariah

- Reksa Dana Konvensional :

- Dikelola tanpa memperhatikan prinsip syariah - Investasi pada seluruh Efek yang diperbolehkan - Tidak menggunakan konsep pembersihan harta - Dikelola oleh Manajer Investasi yang profesional

(44)

- Portfolio Efek RDS yang Bercampur dengan Efek Non Halal

- Karakteristik Reksa Dana Syariah : - Terjangkau

- Efisiensi Biaya dan Waktu - Transparansi Informasi - Diversifikasi Investasi - Hasil yang Optimal

- Sesuai dengan Prinsip Syariah - Kemudahan Berinvestasi - Likuiditas Terjamin - Legalitas Terjamin

- Pengembangan Reksa Dana Syariah : - Reksa Dana Syariah berbasis Sukuk :

• Komposisi portofolio minimal 85% dari NAB diinvestasikan pada sukuk, SBSN, dan/atau MTN syariah

• Jumlah saham yang ditawarkan dapat bersifat terus menerus atau terbatas - Reksa Dana Syariah berbasis Efek Syariah Luar Negeri :

• Komposisi portofolio minimal 51% dari NAB diinvestasikan pada efek syariah luar negeri yang dimuat dalam DES yang ditetapkan oleh Pihak Penerbit DES

• Nilai investasi awal min US$10,000 atau nilai setara - Sejarah Pasar Modal Islam

(45)

- Perbedaan Pasar Modal Konvensional dan Islam - Transaksi yang dilarang dalam Pasar Modal Syariah - Instrumen dan Produk Pasar Modal Islam

- Reksa Dana (Unit Trust) Syariah - Screening Saham Syariah

- Indeks Pasar Saham

Pasar Modal II : Sukuk dan Sekuritisasi - Definisi Sukuk :

- Berdasarkan AAOIFI :

“Certificate of equal value representing undivided shares in ownership of tangible assets,

usufruct and services or (in the ownership of) the assets of particular projects or special investment activity

- Berdasarkan POJK No. 18/POJK.04/2015 tentang Penerbitan dan Persyaratan Sukuk : Efek syariah berupa sertifikat atau bukti kepemilikan yang bernilai sama dan mewakili bagian yang tidak terpisahkan atau tidak terbagi atas underlying asset

- Berdasarkan Undang-Undang SBSN :

“Surat berharga negara yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah, sebagai bukti atas bagian penyertaan terhadap Aset SBSN, baik dalam mata uang Rupiah maupun valuta asing”

- Efek Syariah :

Berupa sertifikat atau bukti kepemilikan yang bernilai sama dan mewakili bagian yang tidak terpisahkan atau tidak terbagi atas underlying asset.

- Underlying Asset dapat terdiri dari : • Aset berwujud tertentu

• Nilai manfaat atas aset berwujud tertentu • Jasa

• Aset proyek tertentu

• Kegiatan investasi yang telah ditentukan - Jenis Sukuk Berdasarkan Penerbit :

- Sukuk Korporasi

• Proses penerbitan di OJK • Pengawasan di OJK

(46)

• Proses penerbitan di DJPPR (Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko) • Pengawasan perdagangan di OJK

- Perbedaan Karakteristik antara Sukuk, Obligasi, dan Saham Syariah :

- Alasan Sukuk Memerlukan Underlying Asset : • Membedakan Sukuk dengan Surat Hutang

• Pendapatan yang dihasilkan Sukuk berasal dari income stream underlying-nya. • Terbebas dari Riba: Karena setiap kelebihan dari hutang adalah riba

- Asset Based Sukuk (Sukuk yang berbasis Aset Riil) :

– The sukuk holders rely on the obligor for the principal and return, in the same way as they would under corporate bond issue

– Have no legal recourse to the underlying asset.

– Aset riil hanya digunakan untuk membuat struktur transaksi sesuai dengan prinsip syariah

– Risiko investor utang tanpa jaminan (unsecured) - Asset Backed Sukuk (Sukuk yang melekat pada Aset Riil) :

– Sukuk holders rely on the asset of the sukuk issuer for the security

– Sukuk holders’ claims are secured by the ownership of the underlying asset. – Aset riil dipisahkan kepemilikannya kp SPV

(47)

– Risiko investor mempunyai hak tagih atas aset riil yang telah dipindahkan kepemilikannya

- Jenis Struktur / Akad Sukuk :

Jenis akad yang digunakan untuk Obligasi Syariah (Fatwa No. 32) adalah : - Mudharabah (fatwa No. 33) => bagi hasil

- Musyarakah => bagi hasil - Murabahah => margin - Salam => margin - Istishna => margin

- Ijarah (fatwa No. 41) => fee (imbal hasil)

- Skema Pendanaan / Pembiayaan melalui Penerbitan Sukuk :

(48)

- Skema Sukuk dengan Akad Mudharabah :

(49)

- Mekanisme Penerbitan Sukuk Korporasi :

- Direct (Tanpa SPV)

(50)

- Pengertian Sukuk Negara (SBSN) :

Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau dapat disebut Sukuk Negara adalah “surat

berharga negara yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah, sebagai bukti atas penyertaan terhadap aset SBSN, baik dalam mata uang rupiah maupun valuta asing”. (UU No 19 Tahun

2008)

- Jenis Sukuk Negara (SBSN) :

1. SBSN – IFR (Islamic Fixed Rate); 2. SBSN - Sukuk Retail;

3. SBSN - Sukuk Dana Haji Indonesia;

4. SBSN Surat Perbendaharaan Negara – Syariah (SPN-S); 5. Project Based Sukuk (PBS);

6. Sukuk Global SNI.

- Manfaat Penerbitan Sukuk Negara (SBSN) :

- Memperluas basis sumber pembiayaan anggaran negara; => memperkaya instrumen pembiayaan fiskal.

=> dan mendiversifikasi basis investor SBN.

- Mendorong pertumbuhan dan pengembangan pasar keuangan syariah di dalam negeri; => mengembangkan alternatif instrumen investasi.

=> menciptakan benchmark di pasar keuangan syariah.

- Mengoptimalkan pemanfaatan Barang Milik Negara dan mendorong tertib administrasi pengelolaan Barang Milik Negara.

(51)

- Mempercepat pembangunan proyek infrastruktur serta meningkatkan pelayanan Umum & Investasi Pemerintah.

- Mekanisme Penerbitan SBSN :

(52)

- Struktur SBSN Ijarah Al Khadamat :

- Struktur SBSN untuk Pembiayaan Proyek :

(53)

Pasar Uang antar Bank Syariah dan Pasar Komoditas Berjangka Syariah - Konsep Bank Syariah :

Perkembangan Perbankan Islam mencerminkan upaya yang gigih oleh para cendekiawan dan institusi Islam untuk menemukan kegiatan ekonomi dan keuangan yang sesuai dengan Syariah

- A Qureshi (1946), N Siddiqi (1948) & S M Ahmad (1952) => Gagasan mempraktikkan perbankan Islam

- Uzair (1955) => Mengembangkan model IBF dibawah prinsip Mudharabah

- Maududi (1961), Irshad (1964), Al-Arabi (1966), M N Siddiqi (1967) & Al-Sadr (1974) => Aspek fungsional dari model IBF untuk lebih mengkristalkannya menjadi kenyataan - Huda (1964), Mannan (1970) & Udovitch (1970) => Menjelaskan mekanisme

penggantian model perbankan konvensional dengan model perbankan syariah

- Sejarah Perbankan Islam :

- 1963 => Mit-Ghamar Social Bank (Egypt) & Tabung Haji (Malaysia) - 1971–72 => Nasser Social Bank Cairo

- 1975 => Islamic Development Bank & Dubai Islamic Bank - 1977 => Kuwait Finance House & Faisal Islamic Bank of Sudan - 1980 => Dar Al-Maal Al-Isalmi

(54)

- Konsep, Sifat & Fungsi Perbankan Syariah :

- Tujuan perbankan Islam sebagai bagian integral dari sistem keuangan Islam adalah untuk memberikan kontribusi yang kaya untuk pencapaian tujuan sosial-ekonomi utama Islam (Chapra, 1985)

- Bank Islam menggantikan bagi hasil (PLS) untuk bunga sebagai metode alokasi sumber daya.

- IB saat ini menggunakan ekuitas serta instrumen keuangan berbasis utang untuk mobilisasi dan penggunaan dana

- Produk keuangan syariah berbeda secara signifikan dari produk konvensional dalam hal kontrak dan mekanisme yang mendasari yang digunakan, yang menciptakan hubungan unik antara deposan, IB, dan pelanggan

-

- Fungsi Perbankan Islam :

- Untuk memiliki pasar yang berkembang dengan baik untuk perdagangan risiko untuk melindungi agen ekonomi dari risiko peristiwa dan risiko keuangan

- Didasarkan pada sistem pembayaran yang mapan dan aman

- Untuk membantu dalam pengurangan biaya informasi dan penyediaan - Menawarkan komponen dan pasar uang dan modal yang solid

- Kontrak yang Mendasari Operasi Perbankan Syariah :

- Exchange-based Contracts => Murabahah, Ijarah, Salam, Bay Al Inah, Tawarruq - Partnership Contracts => Musyarakah, Mudarabah

- Agency Contracts => Wakalah

- Charity-based Contracts => Qard, Wadiah, Kafalah - Model-Model Perbankan Islam :

(55)
(56)

- Instrumen & Produk Perbankan Syariah – Sumber Dana (Sisi Liabilitas) :

- Sekilas tentang kontrak yang mendasarinya (Sumber Dana) :

Saving Deposits and Current Deposits :

- Qard =>

- Diperlakukan sebagai bentuk pinjaman yang baik kepada bank

- Bank dapat menggunakan dana atas risiko sendiri tanpa izin dari deposan - Bank hanya berhutang pokok principal

(57)

=> Akad wadiah dengan unsur jaminan yang didasarkan pada kepercayaan (bank diperbolehkan menggunakan dana atas risiko sendiri)

- Mudharabah

=> Penyimpan yang bertindak sebagai rabbul mal (pemilik modal) menyetorkan uangnya ke bank yang bertindak sebagai mudharib (pengelola dana) yang selanjutnya akan

menggunakan uang itu untuk tujuan investasi.

Term Deposits :

- Commodity Murabahah Term Deposits

=> Suatu bentuk deposito tetap yang terdiri dari serangkaian kontrak murabahah (juga dikenal dalam istilah klasik sebagai tawarruq)

- Wakalah Unrestricted Investment

=> Konsep keagenan dimana muwakil (penyimpan) akan menunjuk bank sebagai wakilnya sehubungan dengan investasi dana muwakkil dalam transaksi yang sesuai dengan syariah

- Mudharabah General Investment

=> Investasi di bawah kontrak mudharabah di mana tidak ada jangka waktu investasi minimum yang diperlukan dan produk investasi tidak akan unik

Investment Deposit :

- Wakalah Restricted Investment Deposit

=> Wakil menggunakan dana yang diinvestasikan dalam batasan skema dana (parameter investasi, jenis investasi, dll) dan wakil harus mengidentifikasi batasan pada muwakil

- Mudharabah Special Investment Account

=> Rabbul mal akan diberi tahu di mana dana akan diinvestasikan, berapa jumlah minimum yang dapat mereka investasikan untuk pengembalian yang diproyeksikan dan risiko proyek

Islamic Retail Financing :

- Home Financing 1. Bai’ Bithaman Ajil

2. Musyarakah Mutanaqisah Home Financing 3. Parallel Istisna

4. Tawarruq Home Financing - Automobile Financing

Al-Ijarah Thumma Al-Bay’ Financing - Personal Financing

(58)

1. ‘Inah Personal Financing 2. Tawarruq Personal Financing 3. Rahn Financing

4. Islamic Credit Card (based on Inah, Ujrah, & tawarruq)

Islamic Corporate Financing :

- Sales-Based

1. Penjualan berdasarkan : Murabahah ke Purchase Order

- Ini melibatkan pembelian aset (misalnya, mesin) oleh IFI dan menjualnya kepada pelanggan (perusahaan) dengan keuntungan.

- Sebagian besar struktur mirip dengan akuisisi aset dalam bisnis ritel - Lease-Based

- ijarah muntahiyah bittamlik

Sewa melibatkan unsur pengalihan kepemilikan pada akhir masa sewa (sebagai bentuk hibah)

- al-ijarah thumma al-bay

Kontrak leasing yang melibatkan opsi pembelian (opsi ini bukan kewajiban dan tidak boleh menjadi prasyarat dalam melaksanakan kontrak leasing)

Islamic Working Capital Financing :

- Cash Line Islamic Overdraft

Berdasarkan baik 'inah atau tawarruq

IFI => menjual kepada pelanggan aset teridentifikasi milik bank dengan harga yang ditangguhkan dengan margin keuntungan lebih tinggi dari nilai pembiayaan

Pelanggan => menjual kembali aset dengan harga yang setara dengan nilai jumlah pembiayaan

- Revolving Credit

Berdasarkan bay' al-'inah

- Jumlah pokok kredit bergulir biasanya dimulai pada saat jatuh tempo - Angsuran sebagian atau pembayaran pokok setiap bulan juga dapat diminta

Islamic Trade Financing :

- Islamic Letter of Credit

1. wakalah ILC pelanggan harus membayar terlebih dahulu nilai penuh barangnya

2. murabahah ILC IB akan mengimpor atau membeli barang dan menjual kembali barang tersebut

3. ILC musyarakah IB mewajibkan nasabah untuk menyetor sejumlah uang terlebih dahulu

(59)

=> Perbankan Islam mengizinkan importir untuk mendapatkan pelepasan barang dagangan tetapi melakukan pembayaran sekaligus di kemudian hari.

Kontrak yang mendasari: Murabahah - Islamic Accepted Bills

=> Hasil sekuritisasi kwitansi murabahah syariah - Islamic Bank Guarantee

=> Perbankan Islam berkomitmen untuk membayar sejumlah tertentu jika pihak ketiga gagal melakukan atau jika terjadi bentuk wanprestasi lainnya. Kontrak yang mendasari : Kafalah

(60)
(61)

Pengelolaan Dana Sosial Islam - Pengertian Filantropi Islam :

Philanthropy => voluntary action for the public good, voluntary private giving and service for public goods, tindakan sukarela untuk kebaikan umum.

- Konsep Filantropi Islam :

- Filantropi sebagai ajaran utama Islam, dan banyak Muslim menganggap amal sebagai bentuk ibadah (amal adalah salah satu dari lima rukun iman)

(62)

- Sebagai kewajiban moral orang percaya untuk melakukan pekerjaan baik atas nama Tuhan (Robert McChesney)

- Kewajiban moral ini telah dilembagakan ke dalam berbagai bentuk yang dalam kanon Islam dianjurkan atau wajib

- Komponen Filantropi Islam : - Sedekah

- Zakat - Wakaf - Dana Haji - Sedekah :

- Sebagai tindakan kebaikan

- Sedekah merupakan konsep yang fleksibel dalam wacana hukum Islam - Tidak ada lembaga khusus shadaqah

- Fleksibilitas ini memungkinkan sedekah untuk dipraktikkan secara luas di komunitas Muslim, dari elit sosial dan ekonomi hingga yang sangat miskin, dan disesuaikan dengan keadaan pemberinya.

- Zakat :

- Zakat adalah kewajiban agama bagi Muslim kaya, yang melibatkan pemberian persentase tetap dari kekayaan kotor mereka kepada orang miskin dalam periode tertentu.

- Sedekah wajib, pemurnian dan pertumbuhan, memiliki ketentuan khusus, berfungsi sebagai jaring pengaman untuk kebutuhan dasar

- Wakaf :

- Wakaf secara harfiah berarti menghentikan atau membatasi aset tertentu dari pemiliknya manusia dan mendedikasikannya kepada Tuhan untuk akses publik atau tujuan amal. - Memiliki manfaat abadi bagi pendonor, telah menjadi ruang publik yang telah

mendorong pertumbuhan masyarakat sipil Muslim, biasanya berlaku untuk properti yang tidak mudah rusak yang manfaatnya dapat diambil tanpa menghabiskan properti itu sendiri

- Dana Haji :

- Dana Haji bertujuan untuk membantu komunitas muslim dengan biaya keuangan untuk melakukan haji ke Arab Saudi

(63)

- Latar Belakang : Muslim pedesaan di Malaysia menyimpan dana haji mereka dengan cara tradisional untuk memastikan bahwa dana tersebut bebas dari riba

- Royal Professor Ungku Aziz mengusulkan untuk mengelola dana haji dan sekaligus memobilisasi dana untuk pembangunan ekonomi

- Tabungan Haji mengumpulkan tabungan dan menginvestasikan dana dalam bisnis yang sesuai dengan syariah seperti perkebunan, Perbankan Syariah, konstruksi, dll

- Ide dasarnya untuk memungkinkan Muslim menabung untuk haji tanpa takut uangnya tercemar riba

- Tujuan adanya Dana Haji :

- Agar umat Islam dapat menabung secara bertahap untuk memenuhi pengeluaran mereka dalam menunaikan ibadah haji atau untuk pengeluaran lain yang bermanfaat bagi mereka - Untuk memungkinkan umat Islam melalui tabungan mereka untuk berpartisipasi dalam

investasi di industri sesuai dengan prinsip-prinsip Islam

- Memberikan perlindungan, pengendalian, dan kesejahteraan umat Islam selama berhaji melalui berbagai fasilitas dan pelayanan TH (Tabungan Haji)

- Aspek dari Filantropi Islam :

- Kewajiban agama => sifat wajib zakat (Qur'an 9:103)

- Moralitas agama => sedekah bukan hanya untuk kepentingan ritual wajib: itu adalah bukti iman (Qur'an 2:177)

- Keadilan sosial => hak orang miskin untuk menerima sumbangan (Qur'an 51:19 dan 17:26), distribusi kekayaan antara kaya dan miskin (Qur'an 59:7), dan pemeliharaan tingkat kesetaraan ekonomi ( Qur'an 59:7). filantropi mempromosikan kesetaraan yang lebih besar dalam masyarakat

- Objek dari Filantropi Islam : - Masjid

- Sekolah

- Rumah Sakit dan Klinik

- Bantuan untuk orang miskin, wanita, dan yatim piatu - Bantuan untuk komunitas yang sedang mengalami bencana - Aktivitas Informal

- Filantropi Islam di Indonesia : - Dimulai dari akhir abad ke-19 - Banyak berfokus kepada zakat

(64)

- Aturan pra-kolonial => zakat dikumpulkan dan didistribusikan langsung dari donor ke penerima atau melalui organisasi seperti masjid, pesantren, dll

- Pemerintahan kolonial => pengaturan netral dalam zakat tetapi pengaturan yang ketat dalam wakaf karena sebagian besar wakaf diduga bahwa wakaf dapat memperkuat basis masyarakat

- Era Orde Baru => Presiden Soeharto sebagai Amil Zakat Nasional, namun kurang mendapat kepercayaan dari masyarakat

- Era Reformasi => organisasi filantropi mulai tumbuh. Seperti Forum Zakat (FOZ), UU 38/1999 tentang Pengelolaan Zakat dan UU 41/2004 tentang Wakaf.

- Peraturan Zakat di Indonesia :

- Berdasarkan UU 38/1999 tentang Zakat pemerintah memiliki peran yang substansial dalam Pengelolaan Zakat

- Ayat 2 (5), Tujuan Pengelolaan Zakat :

- Meningkatan pelayanan bagi masyarakat dalam menunaikan zakat sesuai ketentuan agama

- Meningkatkan fungsi dan peran pranata keagamaan dalam upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial

- Hasil peningkatan guna dan daya guna zakat

- Bagian 1 (3) “Pemerintah berkewajiban memberikan perlindungan, pembinaan, dan pelayanan kepada muzakki, mustahiq, dan amil zakat”

- Pasal 3 (6) “Pengelolaan zakat dilakukan oleh Badan Amil Zakat yang dibentuk pemerintah” - Pemerintah sebagai pengatur regulasi, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) sebagai

badan pelaksana

- BAZNAS => Lembaga non struktural (anggota terdiri dari masyarakat dan pemerintah) yang bertanggung jawab mengelola zakat di tingkat nasional

- Untuk membantu BAZNAS dalam menghimpun, menyalurkan dan mengelola zakat dibentuk Lembaga Amil Zakat (LAZ). Setiap LAZ harus memiliki izin resmi dari pemerintah.

(65)

-

- Peraturan Wakaf di Indonesia :

- Peraturan tentang Wakaf telah ditetapkan sejak pemerintahan kolonial

- Setelah Hari Kemerdekaan, pengaturan tentang wakaf dimasukkan dalam UU Agraria 5 Tahun 1960 yang secara khusus fokus pada wakaf tanah. Selanjutnya pemerintah juga mengeluarkan PP 28/1977 tentang Wakaf Tanah. Pengaturan wakaf juga disematkan pada bagian III Kompilasi Hukum Islam (KHI).

- Peraturan Terbaru tentang Pengelolaan Wakaf UU 41/2004 dan PP 42/2006 - UU 41/2004 dan PP 42/2006

- Pengertian objek wakaf yang lebih luas (menampung wakaf tunai dan wakaf mu’aqqat) - Harta wakaf diklasifikasikan sebagai (1) barang tidak bergerak dan (2) barang bergerak - Barang tidak bergerak meliputi tanah, bangunan, tanaman dan benda-benda lain yang

berhubungan dengan tanah, dan benda-benda lain yang memenuhi persyaratan syariah - Barang bergerak meliputi (i) uang, (ii) logam mulia, (iii) jaminan, (iv) kendaraan, (v) hak

kekayaan intelektual, (vi) hak sewa, dan (vii) benda bergerak lainnya yang memenuhi persyaratan syariah.

(66)

- Wakaf Uang :

- Berdasarkan UU 41/2004, PP 42/2006, Peraturan Menteri Agama 4/2009, Keputusan Menteri Agama 92-96, dan Peraturan BWI 1/2009

- Fatwa DSN MUI => Wakaf uang/wakaf al-nuqud adalah wakaf dari orang perseorangan, kelompok orang, organisasi atau badan hukum dalam bentuk uang tunai (termasuk surat berharga), dimana nilai pokok wakaf tunai tetap terjaga, tidak dapat dijual, dihibahkan atau diwariskan. Hukum wakaf tunai adalah jawaz (boleh)

- Cara Mempertahankan Nilai dari Wakaf Uang :

- Wakaf tunai diinvestasikan pada Lembaga Keuangan Syariah Penerima Wakaf Uang (LKS PWU)

- Wakaf tunai diinvestasikan dalam produk Bank Syariah atau instrumen keuangan syariah lainnya

- Dalam hal wakaf tunai diinvestasikan dalam bentuk selain produk Perbankan Syariah, maka wakaf tunai tersebut harus diasuransikan oleh asuransi syariah.

- Peraturan Dana Haji di Indonesia :

- UU 34/2014 => Pengelolaan Dana Haji

(67)

- Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) sebagai lembaga pengelola dana haji (tugas, fungsi, dan wewenang)

- Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah sebagai Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPS BPIH)

(68)
(69)

- Otoritas Pengawasan dan Pengaturan dalam Keuangan Islam : Pengalaman Malaysia

Perbankan syariah, seperti yang dipraktikkan saat ini, cenderung menyimpang secara substansial dari paradigma PLS

1. Penerapan paradigma PLS perbankan syariah di Malaysia jauh lebih lambat di sisi aset daripada di sisi kewajiban.

- Dari sisi aset, hanya 0,5% pembiayaan bank syariah yang didasarkan pada paradigma PLS pembiayaan mudharabah dan musyarakah.

- Di sisi kewajiban, bagaimanapun, deposito mudharabah (bagi hasil), yang mencapai 70% dari total deposito syariah, lebih dominan.

2. Deposito syariah tidak benar-benar bebas bunga, tetapi sangat mirip dengan deposito perbankan konvensional

- Tingkat investasi pada deposito syariah sebagian besar lebih rendah dan kurang stabil dibandingkan dengan deposito konvensional

- Perubahan suku bunga deposito konvensional menyebabkan perubahan suku bunga investasi syariah, tetapi tidak sebaliknya

- Ketika tingkat investasi Islam menyimpang jauh di atas (di bawah) suku bunga deposito

konvensional, mereka akan menyesuaikan ke bawah (ke atas) menuju tingkat ekuilibrium jangka panjang.

Referensi

Dokumen terkait

1. Suatu SMK akan mengadakan studi tour. Panitia merencanakan akan menyewa bus, bus AC ataupun bus non AC, paling banyak 10 bus. Kapasitas tempat duduk bus, diluar tempat duduk

Sehingga total ongkos kerugian kualitas produk akhir, , yang disebabkan adanya variabilitas karakteristik kualitas individu setiap ke-i dengan menggunakan alternatif

• Bahwa saksi mengetahui pemohon dan termohon adalah suami istri yang telah menikah sekitar bulan Desember 2006 di Kabupaten Lombok Barat karena saksi turut

Tenggelam (drowning) adalah kematian akibat asfiksia yang terjadi dalam 24 jam setelah peristiwa tenggelam di air, sedangkan hampir tenggelam (near drowning) adalah korban masih

Kumpul Kumpulkan t kan tas, b as, bahan-ba ahan-bahan, han, dan c dan catatan atatan-catat -catatan ke an ke depan... Sebaai pembuatan

Hasil pengujian LIBS secara kualitatif seperti ditunjukan pada Tabel 3.1 sesuai dengan data BATAN (2005) [6], yang menunjukan bahwa radionuklida dominan yang ada dalam gypsum

Plot tegangan vs arus seperti ini pada frekuensi tertentu diperlihatkan Gambar 3b. Jika sekelompok kapasitor  tiga fasa dihubungkan kepada terminal generator induksi,

Dari hasil kajian empirik dengan data simulasi ternyata regresi kontinum dengan metode pra- pemrosesan transformasi wavelet (RKTWD) mempunyai potensi yang sangat baik untuk