PENERAPAN ASESMEN FORMATIF DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK UNTUK MENGUNGKAP SELF REGULATION SISWA
SMA PADA MATERI KINGDOM ANIMALIA
SKRIPSI
Dajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh: Ditha Rahmalia
1001070
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PENERAPAN ASESMEN FORMATIF DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK UNTUK MENGUNGKAP SELF REGULATION SISWA
SMA PADA MATERI KINGDOM ANIMALIA
Oleh: Ditha Rahmalia
1001070
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Ditha Rahmalia 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Oleh: Ditha Rahmalia
1001070
Disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I
Dr. Hj. Siti Sriyati, M.Si. NIP. 196409281989012001
Pembimbing II
Kusnadi, S.Pd. M.Si NIP. 196805091994031001
Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Biologi
Ditha Rahmalia, 2014
PENERAPAN ASESMEN FORMATIF DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK UNTUK MENGUNGKAP SELF REGULATION SISWA
SMA PADA MATERI KINGDOM ANIMALIA
ABSTRAK
Penerapan asesmen formatif dalam model pembelajaran berbasis proyek dapat membantu mengungkapkan kemampuan-kemampuan siswa yang muncul selama pelaksanaan proyek. Penelitian dengan metode deskriptif telah dilakukan untuk mengungkap kemampuan self regulation siswa selama pembelajaran berbasis proyek pada materi Kingdom Animalia. Penelitian ini dilakukan terhadap siswa SMA kelas X di kota Bandung. Berdasarkan hasil penelitian ini, diketahui bahwa asesmen formatif yang diterapkan dalam bentuk peer assessment, self assessment, dan feedback berhasil mengungkap kemampuan self regulation siswa dalam melaksanakan proyek. Pada saat melaksanakan proyek, asesmen formatif yang diterapkan menunjukkan bahwa siswa pada umumnya memiliki kemampuan self regulation yang dicapai dalam taraf baik, dengan persentase sebesar 74,6 %. Kemampuan
self regulation terdiri dari tujuh indikator. Indikator self regulation yang
diraih dengan sangat baik adalah indikator self testing (84,33%) dan indikator time management (81,70%). Pada akhir pembelajaran, kemampuan ini kembali diukur dengan menggunakan angket penelusuran self regulation. Melalui pengukuran ini diketahui bahwa sebanyak 93% siswa telah memiliki kemampuan self regulation yang baik. Selain itu, pada akhir pembelajaran siswa telah memiliki motivasi diri yang tinggi dengan perolehan skor indikator motivation dari seluruh siswa adalah 2.83. Proyek siswa menghasilkan produk berupa awetan hewan dan booklet. Hasil analisis terhadap tanggapan siswa, menunjukkan respon yang positif terhadap pembelajaran berbasis proyek dan asesmen formatif.
Ditha Rahmalia, 2014
kepada Allah SWT. Dialah satu-satunya tuhan yang mutlak diibadahi, pemilik langit dan bumi, penguasa seluruh makhluk yang ada di alam semesta. Hanya atas takdir Allah, hidayah, dan petunjuk-Nya sehingga penulis dapat mengerjakan penelitian dan membuat sebuah karya tulis ilmiah (skripsi) yang ditulis dalam rangka menyelesaikan studi di Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Indonesia.
Penelitian dalam skripsi yang ditulis berjudul “Penerapan Asesmen Formatif dalam Pembelajaran Berbasis Proyek untuk Mengungkap Self-regulation Siswa SMA pada Materi Animalia”. Penelitian tersebut dapat dimanfaatkan diantaranya untuk meningkatkan pembelajaran dikelas. Asesmen formatif membantu guru dalam melakukan penilaian terhadap siswa selama pembelajaran, terutama dalam pembelajaran berbasis proyek yang membutuhkan waktu lama. Asesmen formatif dapat menjadi alternatif dalam penilaian proyek. Hasil penelitian ini yang mengungkap kemampuan regulasi diri siswa juga dapat memberikan informasi mengenai kemampuan regulasi diri siswa saat melakukan tugas proyek. Bersama dengan hasil temuan penelitian lainnya dan berbagai upaya yang senantiasa dilaksanakan, semoga penelitian yang kecil ini dapat menjadi bagian dari terwujudnya pendidikan di Indonesia yang lebih baik.
Ditha Rahmalia, 2014
1. Dr. Siti Sriyati, M.Si. selaku pembimbing I yang dengan tulus, penuh kesabaran, penuh perhatian memberikan semangat dan ilmu kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. Semoga Allah SWT memuliakan dan membalas dengan yang lebih baik.
2. Kusnadi, S.Pd. M.Si.selaku pembimbing II yang dengan penuh keikhlasan dan penuh kesabaran memberikan berbagai masukan berharga kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. Semoga Allah SWT memuliakan dan membalas dengan yang lebih baik.
3. Dr. Riandi, M.Si. selaku ketua jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI. 4. Dr. Phill. Ari Widodo, M.Ed. selaku sekertaris jurusan Pendidikan Biologi
FPMIPA UPI.
5. Dra. Soesy Asiah Soesilawaty, M.Si. selaku dosen pembimbing akademik selama penulis menempuh studi di jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI. 6. Seluruh dosen, staf Tata Usaha, dan laboran jurusan Pendidikan Biologi
FPMIPA UPI yang telah memberikan banyak ilmu, nasehat, dan dukungan kepada penulis sehingga penulis dapat menempuh studi dengan lancar di jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI.
7. Pihak sekolah SMA N 22 Bandung yang telah mendukung dan menjadi sumber kelancaran penulis dalam melaksanakan penelitian.
8. Pihak sekolah SMA N 3 Bandung sebagai lokasi dan objek uji coba instrumen dalam melaksanakan penelitian ini
9. Keluarga besar, orang tua (Yuyun Yuniarti dan Riyadi Purnama), kakak (Santi Amelia dan Adri Miftahurizki) serta Giga Ahmad Rizki Jatmiko yang telah memberikan jasa-jasa yang amat besar dalam kehidupan penulis. Semoga Allah memuliakan, melindungi, dan meninggikan derajat.
Ditha Rahmalia, 2014 Pendidikan Biologi.
12.Semua pihak yang telah memberikan banyak kontribusi yang tidak dapat disebutkan satu per satu, penulis mengucapkan banyak terima kasih.
Dengan segala kekurangan dan kealpaan, penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi semua pihak yang membaca atau menggunakannya.
Bandung, Agustus 2014
Ditha Rahmalia, 2014
DAFTAR ISI
Hal
ABSTRAK ……….. i
KATA PENGANTAR ………... ii
DAFTAR ISI ……….. vi
DAFTAR TABEL ……….. ix
DAFTAR GAMBAR ………. xi
DAFTAR LAMPIRAN ………. xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………. 1
B. Rumusan Masalah ……….. 5
C. Batasan Masalah ………. 5
D. Tujuan Penelitian ……… 6
E. Manfaat Penelitian ……….. 6
BAB II ASESMEN FORMATIF, PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK, SELF REGULATION DAN KINGDOM ANIMALIA A. Asesmen Formatif ….……….. 8
1. Peranan Asesmen Formatif …………...……… 9
2. Bentuk Asesmen Formatif ……… 9
3. Asesmen Formatif dan Pembelajaran Berbasis Proyek ...…………. 11
B. Pembelajaran Berbasis Proyek .……….. 11
1. Sintaks Model Pembelajaran ……… 13
C. Self regulation ……….... 15
1. Bentuk self regulation ……….. 15
D. Tinjauan Materi ……….. 18
1. Tinjauan Standar Isi ……….. 18
2. Potensi dan Karakteristik Materi Kingdom Animalia ……….. 20
Ditha Rahmalia, 2014
A. Lokasi dan Subjek Penelitian ……….. 25
B. Metode Penelitian ……….... 25
C. Definisi Operasional ……… 25
1. Asesmen formatif ...………... 25
2. Self Regulation .……….…. 26
3. Pembelajaran Berbasis Proyek ………..……… 26
D. Instrumen Penelitian ……… 27
1. Angket Penelusuran Self Regulation ………. 28
2. Lembar Self Assessment ………. 28
3. Lembar Peer Assessment ………………..……… 28
4. Task Jurnal Reflektif dan Penilaian Proyek ……….. 29
5. Task Awetan Hewan dan Penilaian Produk ……….. 29
6. Angket Tangapan Siswa ……… 30
7. Angket Guru ……….. 30
8. Anecdotal Field Note ………. 30
E. Prosedur Penelitian ……….. 30
1. Tahap Persiapan Penelitian ...………. 32
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian ………... 32
3. Tahap Akhir Penelitian ……….…………. 33
F. Teknik Pengolahan Data….………. 34
1. Hasil Penerapan Asesmen Formatif ………... 34
2. Data Hasil Angket Penelusuran Self Regulation ……… 35
3. Data Hasil Penilaian Proyek ……….. 36
4. Data Hasil Angket Tanggapan Siswa ……… 37
G. Analisis Uji Coba Instrumen ……….. 37
1. Uji Validitas Instrumen ………. 37
Ditha Rahmalia, 2014
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ……… 40
1. Ketercapaian Indikator Self Regulation...………... 40
2. Kemampuan Self Regulation Melalui Penerapan Asesmen Formatif. 42 3. Ketercapaian Hasil Proyek Siswa ….………..………..……. 50
4. Tanggapan Siswa ……….………..……… 51
5. Hasil Angket Guru ……….……... 52
6. Catatan Lapangan (Anecdotal field note) ……….. 53
B. Temuan dan Pembahasan………. 54
1. Ketercapaian Indikator Self Regulation Pada Pembelajaran ……... 57
2. Bentuk dan Keterlaksanaan Asesmen Formatif ……… 58
3. Peranan Asesmen Formatif ……… 60
4. Tanggapan Siswa Terhadap Pembelajaran ….……….. 61
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ……….. 64
B. Saran ……… 64
DAFTAR PUSTAKA ……… 66
LAMPIRAN ………... 71
Ditha Rahmalia, 2014
Tabel Hal
2.1 Kompetesi Inti dan Kompetensi Dasar Materi Kingdom Animalia…. 18
2.2 Silabus Pembelajaran Materi Kingdom Animalia Kurikulum 2013 ... 21
2.3 Kelompok Hewan Terpilih ………. 23
3.1 Instrumen Penelitian dan Tujuan Penggunaan Instrumen .…………. 28
3.2 Kategorisasi Persentase Ketercapaian Self Regulation Siswa ……… 35
3.3 Ketentuan Skoring Angket Self Regulation ……………. 35
3.4 Kategori Perolehan Skor ………..……….. 36
3.5 Kategori Perolehan Nilai Proyek ….……….. 37
3.6 Kategori Hasil Kuisioner Siswa ……….……… 37
3.7 Hasil Analisis Uji Validitas ……… 38
3.8 Kriteria Reliabilitas ……… 39
4.1 Hasil Rekapitulasi Angket Penelusuran Self Regulation …………... 41
4.2 Hasil Penilaian Diri Siswa Terhadap Masing-Masing Indikator Kemampuan Self Regulation pada Pelaksanaan Proyek ……..... 44
4.3 Hasil Penilaian Teman Terhadap Masing-Masing Indikator Kemampuan Self Regulation pada Pelaksanaan Proyek …..………... 46
Ditha Rahmalia, 2014
DAFTAR GAMBAR
Gambar Hal
2.1 Conseptual Framework of Self Regulation ………. 16
2.2 Filogeni Kingdom Animalia Berdasarkan Data Molekular ……… 22 2.3 Macam-macam Pengawetan Hewan ………... 24 3.1 Bagan Alur Prosedur Penelitian ..……… 64 4.1 Kemampuan Self Regulation Siswa SMA pada Materi Kingdom
Animalia ………. 41
4.2 Grafik Ketercapaian Kemampuan Self Regulation Siswa Pada
Masing-Masing Indikator Self Regulation ……….. 42 4.3 Diagram Hasil Penilaian Diri (self assessment) Siswa Mengenai
Kemampuan self regulationnya pada Pelaksanaan Proyek ……… 43 4.4 Diagram Hasil Penilaian Teman Mengenai Kemampuan self
regulation pada Pelaksanaan Proyek ………... 45
4.5 Grafik Kemampuan Self Regulation Siswa di dalam Presentasi
Kelompok Proyek ……… 47
4.6 Grafik Kemampuan Self Regulation Siswa pada Penerapan
Asesmen Formatif dalam Pembelajaran Berbasis Proyek ……….. 49 4.7 Grafik Ketercapaian Indikator Self Regulation Siswa pada
Penerapan Asesmen Formatif dalam Pembelajaran Berbasis
Proyek ………. 49
Ditha Rahmalia, 2014
A1 Angket Penelusuran Self Regulation ………...……… 80
A2 Lembar Self Assesment dan Peer Asesment ……… 86
A3 Lembar Penilaian Proyek ……… 87
A4 Lembar Penilaian Produk ……… 93
A5 Lembar Penilaian Presentasi ………... 98
A6 Angket Guru ……… 99
A7 Angket Tanggapan Siswa ……… 100
A8 Anecdotal Field Note ……….. 116
B1 Silabus Pembelajaran ……….. 123
B2 Pra-RPP Materi Kingdom Animalia ………... 127
B3 Project Planner ………. 128
B4 Rancangan Proyek Siswa ……… 129
B5 LKS Pengawetan Hewan ………... 131
B6 Surat Izin Penelitian ……… 136 C1 Analisis Uji Validitas dan Reliabilitas Instumen 138
C2 Data Hasil Penelusuran Self Regulation 143
C3 Data Hasil Self Assessment 144
C4 Data Hasil Peer assessment 145
C5 Data Hasil Penilaian asesmen formatif 146
C6 Data Hasil Penilaian Proyek 147
C7 Data Hasil Angket Siswa 148
C8 Data Hasil Angket Guru 149
C9 Anecdotal Field Note
C10 Daftar Cek Keterlaksanaan Asesmen Formatif D1 Tugas Bagan Konsep
Ditha Rahmalia, 2014
D3 Rancangan Proyek Siswa D4 Produk Siswa
Ditha Rahmalia, 2014
Penetapan Asestmen formatif Dalam Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Mengungkap BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut Rustaman (2008), masalah serius yang tengah dihadapi bangsa Indonesia pada saat ini adalah sistem pendidikannya yang terlalu berorientasi pada pengembangan kognitif (otak kiri) dan kurang memperhatikan afektif, empati dan rasa (otak kanan). Pendidikan yang seperti ini dapat menyebabkan pembelajaran menjadi terlalu abstrak, pasif, dan kaku sehingga proses belajar menjadi sangat tidak menyenangkan dan penuh beban. Beliau juga berpendapat bahwa semua hal tersebut telah “membunuh” karakter siswa. Siswa pada saat ini umumnya menjadi tidak kreatif, tidak percaya diri, tidak mandiri, tertekan, stress dan tidak mencintai belajar sehingga sulit membangun manusia-manusia yang lifelong learner dan berkarakter. Untuk itu, Indonesia tengah mengembangkan pendidikan karakter dan melakukan upaya pengembangan kurikulum. Kurikulum di Indonesia sudah mengalami perkembangan sejak tahun 1947 hingga kurikulum tahun 2006 yang berlaku sampai akhir tahun 2012 lalu. Dewasa ini pemerintah RI telah memutuskan untuk menerapkan desain baru dalam pendidikan di Indonesia yaitu Kurikulum 2013 (Widarsha, 2013).
2
Pembentukan karakter ini harus dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan yang terintegrasi dalam metode, pendekatan dan model pembelajaran sebagai alat untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan siswa di dalam kelas (Rustaman, 2008).
Saat ini tengah berkembang berbagai model pembelajaran yang dapat mengakomodasi berbagai kemampuan siswa di dalam kelas, salah satunya adalah pembelajaran berbasis proyek atau Project Based Learning (PjBL). Pembelajaran ini memang tidak dapat dikatakan sebagai model yang paling efektif, akan tetapi Staff (dalam Tiangco, 2005) menilai bahwa model ini dapat mengembangkan karakter siswa seperti yang diharapkan, karena pembelajaran ini merupakan jalan bagi siswa untuk dapat meningkatkan self-motivation, initiative, teamwork, conflict resolution, problem solving dan creativity yang diperlukan dalam
pengembangan karakter dalam jiwa anak.
Pembelajaran berbasis proyek diartikan oleh Klein (2009) sebagai strategi belajar-mengajar yang memberikan kekuatan bagi peserta didik untuk meraih sendiri konten pengetahuan dan mendemonstrasikan pemahaman barunya melalui berbagai jenis presentasi. Salah satu keterbatasan PjBL terletak pada waktu pembelajaran dengan tuntutan proyek yang cukup lama, dan harus dilaksanakan pada pembelajaran dengan periode yang panjang untuk mendapatkan satu atau lebih produk dan presentasi memuaskan yang realistis (Blumenfeld et al., 1991; Thomas, Mergendoller, & Michaelson, 1999). Permasalahan yang muncul selanjutnya adalah pada saat penilaian kemampuan siswa dalam melaksanakan proyek. Railsback (2002) menyatakan bahwa menilai hasil pembelajaran dan kemampuan siswa pada saat bekerja dalam proyeknya sangatlah berbeda dengan menilai siswa dalam pekerjaan siswa di dalam kelas secara tradisional, karena siswa bekerja dengan proyek yang berbeda-beda dan dengan timeline berbeda.
perkembangan peningkatan belajar siswa dari waktu ke waktu dan bukan hanya diakhir sebagai hasil pembelajaran saja. Maka dari itu penerapan asesmen fomatif sebagai salah satu komponen penilaian yang dapat mendorong peserta didik untuk belajar selama proses pembelajaran (assessment for learning) merupakan sebuah solusi yang tepat bagi permasalahan ini.
Penelitian yang berkaitan dengan penerapan asesmen formatif dan umpan balik telah banyak dilakukan (Gunn & Pitt, 2003; Alasdair 2006; Baggot & Rayne, 2007; Ziman et al., 2007). Penelitian yang dilakukan Anwar (2005) dan Sriyati (2011) menunjukkan bahwa performance assessment dapat membentuk Habits of Mind (HoM) pada konsep lingkungan dan asesmen formatif yang
diterapkan dapat meningkatkan HoM mahasiswa, meningkatkan hasil belajar, membentuk karakter yang lebih baik dan menimbulkan kepedulian mahasiswa terhadap keanekaragaman hayati Indonesia. Habits of Mind sendiri merupakan proses kebiasaan berpikir yang terbentuk dari kebiasaan berpikir kritis, berpikir kreatif dan self regulation dalam diri seseorang. Hasil penelitian sebelumnya yang juga dilakukan oleh Sriyati (2010) telah menunjukkan bahwa terjadi peningkatan habits of mind mahasiswa setelah diberikannya asesmen formatif selama satu
semester. Peningkatan yang paling tinggi setelah pemberian asesmen formatif tersebut adalah terhadap indikator self-regulation. Didukung pula oleh beberapa hasil penelitian lainnya seperti yang dilakukan oleh Haka (2013) menunjukkan bahwa asesmen kinerja yang dilakukan melalui asesmen formatif telah meningkatkan HoM dengan kontribusi terbesar pada kemampuan self-regulation siswa sebanyak 36,6%. Angka tersebut merupakan perolehan yang paling tinggi dibandingkan dengan peningkatan kemampuan critical thinking (26,2%) dan creative thinking (19,9%).
4
metakognitif dan keyakinan motivasi, 5) strategi motivasi yang digunakan, 6) strategi regulasi motivasi. Pada perkembangannya keenam aspek tersebut diuraikan menjadi enam indikator yaitu 1) metacognition, 2) concept, 3) self-monitoring, 3) motivation, 4) strategy formation, dan 5) volition control.
Keseluruhan kemampuan ini tercakup ke dalam indikator yang dikembangkan University of Texas di Austin oleh Weinstein et al. (1987) yang mengungkap kemampuan self-regulation sesuai dengan model yang diajukan oleh Boekaerts (1997) dalam tujuh indikator yaitu 1) attitude, 2) motivation, 3) anxiety, 4) concentration, 5) time management, 6) self-testing dan 7) study aids.
Maka dari itu, jika self-regulation dikembangkan secara konsisten, akan memungkinkan untuk menghasilkan siswa lulusan yang diinginkan dan diharapkan sebelumnya yaitu memiliki kemampuan lifelong learning dan dapat membuat seorang pembelajar secara terus menerus meng-upgrade kemampuan dan pengetahuannya melalui self-motivation dan learning skill yang ada pada dirinya sendiri (Australian National Training Authority, 1998; Bennet, Dunne & Carre, 1999; Candy, Crebert & O’leary, 1994; Dearing, 1997; Mayer, 1992 dalam McMahon & Luca, 2001:427).
Kemampuan self-regulation yang dimiliki siswa akan membuatnya menjadi seseorang yang sadar akan dirinya sendiri sehingga apabila manusia telah menyadari konsep dirinya di alam semesta maka permasalahan kepunahan, menurunnya biodiversitas dan konservasi seharusnya tidak terjadi. Biologi sebagai ilmu tentang hayati sudah seharusnya menjembatani hal ini. Education Committee of the Society for Conservation Biology (White et al., 2000 dalam Martinich et al.
2006) mengungkapkan permohonan kepada pendidik agar lebih efektif dalam menyiapkan siswa yang siap akan tantangan dan mampu memberikan solusi dalam berbagai bidang konservasi biologi. Salah satu materi pelajaran yang dapat menyampaikan pentingnya pelestarian mahluk hidup dengan upaya konservasi adalah materi kingdom Animalia.
Siswa dengan Menggunakan Asesmen Formatif dalam Pembelajaran Berbasis
Proyek pada Materi Kingdom Animalia
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang, permasalahan yang diangkat pada penelitian ini adalah Bagaimanakah kemampuan self-regulation siswa SMA kelas X melalui penerapan asesmen formatif dalam pembelajaran berbasis proyek pada materi kingdom Animalia? Dari pokok permasalahan tersebut, diajukan beberapa pertanyaan penelitian, yaitu:
1. Bagaimana bentuk dan keterlaksanaan asesmen formatif yang digunakan dalam pembelajaran berbasis proyek pada materi kingdom Animalia?
2. Bagaimana ketercapaian indikator self-regulation siswa SMA kelas X dalam pembelajaran berbasis proyek pada materi kingdom Animalia?
3. Bagaimana hasil proyek yang dilakukan siswa SMA kelas X pada materi kingdom Animalia?
4. Bagaimana tanggapan siswa SMA kelas X mengenai asesmen formatif dan pembelajaran berbasis proyek?
C. Batasan Masalah
Penelitian ini memiliki batasan-batasan tertentu agar lebih mengarah pada tujuan dan rumusan masalah yang ditentukan. Berikut ini batasan masalah penelitian ini:
1. Kemampuan self-regulation berdasarkan model self-regulation menurut Boekaerts (1997) hanya diambil enam item indikator yaitu metacognition, self-concept, self-monitoring, motivation, strategi formation, volition control
yang terintegrasi dalam The Learning and Study Strategy Inventory (LASSI) instrumen menjadi tujuh indikator utama yaitu attitude, motivation, anxiety, concentration, time management, self-testing dan study aids.
2. Assesmen formatif yang digunakan hanya mencakup self assessment, peer assesment dan written feedback.
6
Arthropoda, Echinodermata dan Chordata. Produk yang akan dihasilkan dari proyek adalah pengawetan hewan. Hewan yang diambil sebagai tema pelaksanaan tugas proyek berkisar tentang hewan Invertebrata dan Vertebrata yang mudah ditemui dan mudah dilakukan pengawetannya, sedangkan pemilihan hewannya ditentukan oleh siswa (Gastropoda, Insecta, Arthropoda, Crustaceae, Osteichtyes, Amphibia dan Reptil)
D. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan permasalahan yang rumuskan, tujuan utama dilakukannya penelitian ini antara lain adalah mengungkap kemampuan self-regulation siswa dalam pembelajaran berbasis proyek dengan penerapan asesmen formatif pada materi Kingdom Animalia. Secara lebih khusus, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menerapkan bentuk asesmen formatif dan melaksanakan asesmen formatif pembelajaran berbasis proyek pada materi kingdom Animalia yang sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013.
2. Mengungkapkan ketercapaian indikator self-regulation siswa SMA kelas X dalam pembelajaran berbasis proyek pada materi kingdom Animalia
3. Mengetahui hasil proyek siswa dalam pembelajaran berbasis proyek pada materi kingdom Animalia
4. Memperoleh informasi dan gambaran dari tanggapan siswa mengenai assemen formatif yang diterapkan.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini tentu akan menghasilkan sesuatu temuan berupa hasil penelitian dalam bentuk fakta-fakta yang terjadi terkait permasalahan yang akan diteliti. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, diantaranya:
1. Bagi Guru
b. Mengetahui kemampuan self regulation siswa yang muncul pada pembelajaran sehingga guru dapat mengembangkan kemampuan self regulation siswa pada pembelajaran lain.
c. Self-regulation siswa akan terukur sehingga dapat diketahui hubungan antara asesmen formatif dengan self-regulation.
d. Menjadi bahan rujukan untuk penerapan asesmen formatif dalam kegiatan pembelajaran biologi.
2. Bagi Siswa
a. Dihasilkan berbagai macam produk kreativitas siswa (pengawetan hewan dan booklet) yang bermanfaat dari proyek yang dilakukan dalam upaya pengembangan pengetahuan tentang hewan-hewan.
b. Siswa dapat mengetahui sejauh mana kemampuannya dalam meregulasi diri (self regulation) sehingga dapat dijadikan sebagai tolak ukur evaluasi diri dalam belajar.
3. Bagi Peneliti
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode deskriptif digunakan dalam meneliti status suatu objek, kondisi, atau kejadian untuk memberikan gambaran atau lukisan mengenai fakta-fakta secara akurat. Pada penelitian deskriptif ini, peneliti juga dapat menerangkan hubungan, membuat prediksi, mendapatkan makna dan implikasi dari suatu masalah yang ingin dipecahkan (Nazir, 2005). Penelitian ini hanya bertujuan untuk mendapatkan hasil gambaran mengenai kemampuan self regulation siswa selama pembelajaran proyek setelah diterapkannya assesmen formatif.
B. Populasi dan Sampel
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas X SMA Negeri 22 Bandung yang menggunakan kurikulum 2013. SMA Negeri 22 Bandung merupakan sekolah cluster dua yang pada umumnya siswa telah memiliki prestasi yang baik, selain itu kurikulum 2013 telah diaplikasikan di kelas X. Sampel yang diambil untuk mewakili populasi kelas X diambil dengan teknik sampling non probability sampling secara cluster random sampling karena penentuan sampel diambil berdasarkan pertimbangan bahwa semua kelas memiliki kesempatan yang sama untuk dilakukan penelitian dan semua siswa dianggap memiliki karakteristik yang sama.
C. Definisi Operasional 1. Assesmen formatif
dirinya sendiri, dan peer assessment yang diberikan siswa pada melalui lembar observasi untuk mengamati kinerja teman sekelompoknya dalam mengerjakan proyek.
2. Self-regulation
Self regulation yang dimaksud pada penelitian ini merupakan hasil jawaban
siswa yang diperoleh melalui angket penelusuran self regulation yang diadaptasi berdasarkan The Learning and Study Strategy Inventory (LASSI) instrument yang digunakan untuk mendiagnosis self regulatory skill yang dikembangkan oleh Mc Mahon dan Luca (2001)
3. Pembelajaran Berbasis Proyek
Pembelajaran berbasis proyek dalam penelitian ini adalah model pembelajaran yang dilakukan pada saat penelitian di dalam kelas dengan syntax sesuai dengan petunjuk The George Lucas Educational Foundation. Penugasan proyek secara berkelompok diberikan oleh guru. Siswa dihadapkan pada pertanyaan esensial yang berkaitan dengan permasalahan konservasi, dan pengamatan hewan. Siswa diminta memecahkan permasalahan dengan menganalisis permasalahan dan merancang sendiri dan membuat sendiri produk yang berkaitan dengan permasalahan. Siswa diberikan tema produk berupa proyek awetan hewan, siswa dapat membuat produk berupa pengawetan basah maupun kering dengan membuat booklet produk tersebut.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen utama yang digunakan sebagai alat untuk menjaring data yang diperlukan terdiri dari angket penelusuran self regulation, lembar peer assessment dan self assesment, angket guru, angket siswa, lembar penilaian proyek, dan anecdotal field note. Data penelitian yang akurat dikumpulkan melalui instrumen
27
Tabel 3.1 Instrumen Penelitian dan Tujuan Penggunaan Instrumen No. Jenis Instrumen Tujuan Instrumen Sumber
Data Waktu
1. Angket penelusuran
self regulation
berdasarkan LASSI Instrument
Mendiagnosis self regulatory
skill siswa selama
pembelajaran berbasis proyek.
Siswa Pada saat
kegiatan proyek
pembelajaran berlangsung.
2. Jurnal Reflektif
Proyek, dan feed back
Memantau perkembangan proyek siswa,
mendeskripsikan cara siswa
menangani Proyeknya. Umpan balik dilakukan
secara langsung dan tertulis
pada jurnal.
Siswa Selama kegiatan
pembelajaran
terungkap saat presentasi dan selama pengerjaan proyek
Siswa Pada saat
pembelajaran
4. Lembar self
assessment
Mengetahui kemampuan self
regulation diri siswa sendiri Mengevaluasi proses
5. Lembar Penilaian
Produk (peer)
Mengungkapkan hasil Proyek
yang dibuat oleh siswa
Siswa Akhir
pembelajaran
6. Angket tanggapan
siswa
7. Angket guru Mengungkapkan
keterlaksanaan asesmen
formatif dan model PjBL di
dalam kelas.
Guru Awal penelitian
8. Anecdotal field note Mencatat hal-hal yang terjadi
dan menggambarkan keadaan
dalam penelitian yang akan
menunjang pembahasan.
Peneliti Selama proses
penelitian
Uraian dari setiap jenis instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Angket Penelusuran Self Regulation
Angket ini terdiri dari beberapa pernyataan dari self regulation yang diadopsi dan dikembangkan berdasarkan The Learning and Study Strategies Inventory (LASSI). Pernyataan kemampuan self regulation ini menggunakan skala bertingkat tipe Likert 4 poin dengan menghilangkan poin netral (1 : sangat tidak setuju menuju ke 4 : sangat setuju). Pengisian angket dilakukan dengan memberi tanda checklist (√) pada kolom interval untuk menunjukan kecenderungan sikap siswa yang dapat mendeskripsikan kemampuan self regulation siswa selama melaksanakan pembelajaran berbasis proyek.
Validitas angket dilakukan dengan pengujian validitas dengan bantuan SPSS 17 for windows menggunakan korelasi product moment, dan realiabilitas
instrumen dengan alfa cronbach karena data berbentuk skala. Selain itu alat ukur ini dilakukan Expert judgment mengenai bahasa, keterbacaan, struktur isi angket melalui tim ahli dalam hal ini Dosen Pembimbing Skripsi dan Dosen Ahli dengan bentuk angket dapat dilihat pada Lampiran A1.
2. Lembar Self Assessment
Lembar self assessment digunakan untuk mengetahui penilaian diri siswa selama menjalani proyek, proses pembelajaran, dan perkembangan hasil kerja siswa. Lembar self assessment berupa pernyataan dengan respon ya/tidak. Pada lembar ini juga mengandung indikator-indikator yang berintegrasi dengan penilaian diri terhadap regulasi diri siswa selama pengerjaan proyek. Uji validitas instrumen ini dilakukan dengan cara berkonsultasi langsung meminta pertimbangan (expert judgment) dari dosen pembimbing skripsi. Kisi-kisi penilaian diri siswa selama pengerjaan proyek dan selama proses pembelajaran berlangsung dilampirkan pada Lampiran A2.
3. Lembar Peer Assessment
29
dengan memberi tanda checklist (√) pada kolom yang tersedia yang dilakukan oleh teman sekelompok untuk saling menilai kinerja teman-temannya selama melakukan proyek (Lampiran A2). Strategi ini juga digunakan dalam penilaian presentasi hasil proyek siswa dengan rubrik skoring terendah 1 dan tertinggi 3 untuk setiap item. Kisi-kisi peer assessment dalam penilaian pelaksanaan proyek terdapat pada Lampiran A3 dan presentasi kelompok terdapat pada Lampiran A5.
4. Task Jurnal Reflektif dan Penilaian Proyek
Task berupa proyek pengamatan dan pengawetan hewan yang disusun
siswa dalam jurnal reflektif. Written feedback diberikan pada buku jurnal reflektif setiap minggu pengecekan. Ketercapaian penyelesaian task dapat diketahui melalui lembar penilaian proyek yang dikembangkan sendiri dengan pengungkapan kategori self regulation di dalamnya. Format penilaiannya berupa tabel yang diisi dengan memberikan skor minimal 1 (satu) dan skor maksimal 3 (tiga) dengan rubrik yang sesuai. Validitas lembar penilaian proyek dilakukan melalui expert judgment mengenai bahasa, keterbacaan, struktur isi melalui tim ahli dalam hal ini Dosen Pembimbing dan Dosen Ahli. Kisi-kisi dan rubrik dapat dilihat pada Lampiran A3.
5. Task Awetan Hewan dan Penilaian Produk
6. Angket Tanggapan Siswa
Angket diberikan pada siswa setelah selesai menempuh pembelajaran berbasis proyek dengan penerapan asesmen. Peneliti mengadaptasi angket respon siswa dari instrument penelitian Sriyati (2011), terdiri dari beberapa pertanyaan mengenai penerapan asesmen dan pembelajaran berbasis proyek dengan sebagian besar jawaban tertutup yaitu “ya” atau “tidak” dengan memberikan tanda checklist (√) pada kolom yang tersedia. Uji validitas dilakukan dengan expert judgement oleh Dosen Pembimbing Skripsi dan Dosen Ahli. Kisi-kisi angket siswa dapat dilihat pada Lampiran A5.
7. Angket Guru
Angket diberikan pada guru sebelum penelitian dimulai. Peneliti mengadaptasi angket guru dari instrumen penelitian Sriyati (2011), terdiri dari beberapa pertanyaan mengenai penerapan asesmen dengan sebagian besar jawaban tertutup yaitu “ya” atau “tidak” dengan memberikan tanda checklist (√) pada kolom yang tersedia dan terdapat pula pertanyaan-pertanyaan yang memberikan respon alasan-alasan serta pendapat. Uji validitas dilakukan dengan expert judgement dalam hal ini Dosen Pembimbing Skripsi dan Dosen Ahli. Kisi-kisi angket guru dapat dilihat pada Lampiran A6.
8. Anecdotal Field Note
Dibuat dalam bentuk catatan harian yang digunakan untuk mencatat hal-hal yang terjadi dan menggambarkan keadaan dalam penelitian untuk menunjang pembahasan. Lembar catatan lapangan penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran A7
E. Prosedur Penelitian
31 (Task dan Skala Penilaian)
Self Regulation, Model
Pembelajaran Berbasis Proyek
Konsep materi Kingdom Animalia
Pembuatan rancangan penelitian. Perangkat ajar dan
instrument penelitian
Judgement instrument
dan uji coba
Layak Tidak layak
Revisi Pemilihan sampel penelitian
Satu kelas implementasi penelitian
Sosialisasi bagian dari asesmen formatif berupa feedback, self
assesmen, peer assessment
Pengenalan asesmen formatif dan sosialisasi proyek
Analisis data hasil penelitian dan pembahasan
Kesimpulan
Adapun rinciannya sebagai berikut: 1. Tahap Persiapan Penelitian
Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan meliputi:
a. Melakukan studi pendahuluan melalui observasi di sekolah guna memperoleh informasi sistem pembelajaran dan asesmen yang selama ini dilakukan pada mata pelajaran biologi khususnya pada materi Kingdom Animalia.
b. Telaah kurikulum 2013 mengenai pokok bahasan yang dijadikan materi pembelajaran dalam penelitian. Melakukan studi literatur mengenai pembelajaran biologi di sekolah, asesmen formatif, pembelajaran berbasis proyek, dan self regulation sebagai landasan penelitian.
c. Penyususnan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berdasarkan silabus yang diberikan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sesuai kurikulum 2013.Selain itu dilakukan pula penyusunan rencana penugasan proyek dalam model pembelajaran berbasis proyek yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.
d. Menyusun instrument penelitian untuk menjaring data penelitian terdiri dari angket penelusuran self regulation, lembar peer assessment, lembar self assessment, lembar penilaian proyek, lembar penilaian produk, catatan
lapangan (anecdotal field note).
e. Mengonsultasikan instrumen penelitian kepada dosen pembimbing dan judgement instrumen kepada beberapa dosen ahli.
f. Melakukan uji coba instrumen penelitian pada siswa diluar sampel. g. Melakukan analisis kualitas instrument task
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Tahapan pelaksanaan penelitian ini, meliputi: a. Latihan dan pembiasaan
1) Melakukan sosialisasi berupa penyampaian maksud tujuan dan cara kerja penelitian kepada siswa mengenai strategi asesmen formatif yang akan diterapkan selama pembelajaran berbasis proyek
33
3) Melakukan sosialisasi tentang jurnal reflektif, tugas bagan konsep, cara penilaian pameran, penilaian presentasi dan penilaian regulasi diri yang akan dikerjakan siswa selama proyek berlangsung.
b. Pengambilan data
1) Membuat rancangan proyek dan penyusunan jadwal pengerjaan proyek pada materi Kingdom Animalia.
2) Membagi kelas menjadi 7 kelompok untuk pengerjaan proyek, masing-masing terdiri dari 5-6 orang siswa.
3) Membagi tugas kepada setiap anggota kelompok disesuaikan dengan task yang disediakan selama pengerjaan proyek dan pembelajaran.
4) Melaksanakan proses pembelajaran pada materi Kingdom Animalia dengan model pembelajaran berbasis proyek. Pengungkapan kemampuan self regulation siswa yang dijaring melalui lembar peer assessment dan self assessment.
5) Menerapkan penerapan asesmen formatif dalam pembelajaran.
6) Menjaring kemampuan self regulation siswa pada pelaksanaan proyek dengan angket penelusuran self regulation.
7) Mengumpulkan data melalui angket untuk mengetahui respon siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada materi Kingdom Animalia dengan menggunakan strategi asesmen formatif.
8) Mencatat segala kejadian faktual penting dalam catatan lapangan penelitian.
3. Tahap Akhir Penelitian
Tahap akhir dari pelaksanaan penelitian ini, meliputi:
a. Mengolah data hasil penelitian yang telah dilakukan pada tahap pelaksanaan penelitian.
b. Melakukan analisis terhadap seluruh hasil data penelitian
c. Melakukan analisis terhadap seluruh hasil data penelitian yang diperoleh d. Menyimpulkan hasil analisis data
F. Teknik Pengolahan Data
Setelah dilakukan penelitian maka diperoleh sejumlah data kuantitatif dan kualitatif. Data yang bersifat kuantitatif berupa skor angket self regulation, skor penilaian proyek, lembar observasi presentasi, angket siswa, skor self assessment dan peer assessment. Data kualitatif diperoleh dari catatan lapangan, dan angket guru yang dianalisis secara deskriptif untuk menarik kesimpulan dari penelitian yang dilakukan. Berikut ini adalah uraian teknik analisis data penelitian:
1. Hasil Penerapan Asesmen Formatif
Penerapan asesmen formatif untuk mengungkap kemampuan self regulation dilaksanakan dengan memberikan lembar peer assessment, self
assessment dan written feedback. Data hasil pengungkapan kemampuan self
regulation melalui strategi asesmen formatif dianalisis secara kualitatif dan
kuantitatif. Data lembar self assessment dan peer assessment dianalisis secara kuantitatif berdasarkan jumlah skor yang didapatkan. Data dianalisis untuk mengetahui presentase kemampuan self regulation siswa pada setiap kategorinya yang muncul selama kegiatan pembelajaran. Data ini diolah menggunakan rumus (Sudijono, 2001):
��=
� %
Keterangan
NP : Nilai persen yang dicari atau diharapkan R : Jumlah skor yang diperoleh siswa
NS : Total skor maksimal.
Berdasarkan data yang diperoleh, akan diketahui kemampuan self regulation siswa selama pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek serta
35
Tabel 3.2 Kategorisasi Persentase Ketercapaian Self Regulation Siswa Tingkat Penguasaan (%) Kategori
80-100 Sangat Baik
66-79 Baik
56-65 Cukup
40-55 Kurang
30-39 Sangat kurang
Untuk mengetahui persentase jumlah siswa pada setiap kategori kemampuan self regulation digunakan rumus menurut Sudjana (1989:131)
berikut ini: �= � %
Keterangan P : Persentase
f : Banyaknya jawaban siswa pada setiap indikator self regulation N : Total jumlah seluruh siswa
Data hasil pengungkapan kemampuan self regulation melalui strategi asesmen formatif yang dianalisis secara kualitatif adalah bagan konsep dan jurnal reflektif. Jawaban pada bagan konsep secara sepintas dibahas dalam kelas (diberikan umpan balik/ feedback) dan jawaban secara lengkap ditempel di mading kelas agar siswa dapat melakukan self assessment. Jurnal reflektif mengungkapkan pekerjaan yang dilakukan siswa selama pengamatan hewan dan menunjukan refleksi diri siswa dalam pengerjaan proyek. Pada jurnal reflektif diberikan written feedback agar siswa memperbaiki dan meningkatkan pengerjaan proyeknya.
2. Data Hasil Angket Penelusuran Self Regulation
Data angket penelusuran self regulation terdiri dari skala ordinal (4-skala tipe Likert). Ketentuan scoring data jawaban adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3 Ketentuan skoring angket self regulation
Pilihan Skor
Pernyataan positif Pernyataan negatif
Sangat setuju 4 1
Setuju 3 2
Tidak setuju 2 3
Berdasarkan skor yang diperoleh oleh setiap siswa, maka akan nampak kategorisasi (Tabel 3.4) perolehan kemampuan self regulation siswa tersebut dengan interpretasi yang diadaptasi dari penentuan skor LASSI berdasarkan acuan Keller (1987)
Tabel 3.4 Kategorisasi Perolehan Skor Skor rata-rata Kategori
1,00 - 1,49 Kurang baik 1,50 – 2,49 Cukup baik
2,50 – 3,49 Baik
3,50 – 4,00 Sangat baik
3. Data Hasil Penilaian Proyek
Data hasil penilaian proyek siswa didapatkan dari penjumlahan nilai produk, nilai proyek keseluruhan dan nilai presentasi. Ketiga data ini merupakan nilai kelompok karena tugas proyek dilaksanakan secara berkelompok. Data penilaian proyek dan penilaian produk dianalisis untuk mengungkapkan tiga kelompok yang memiliki proyek terbaik melalui jumlah skor tertinggi pada setiap rangkaian penilaian. Hasil penilaian proyek dari masing-masing kelompok siswa dikelompokkan menjadi lima kategori sesuai persentase perolehan nilai siswa. Data nilai yang diperoleh dibuat menjadi nilai kelompok. Hasil penilaian proyek di atas kemudian dihitung menjadi bentuk presentase menggunakan rumus:
�
� %
Setelah diperoleh presentasenya kemudian dilakukan kategorisasi berdasarkan presentase yang diperoleh, sebagai berikut:
Tabel 3.5 Kategorisasi Perolehan Nilai Proyek
Presentase (%) Kategori
80-100 Sangat Baik
66-79 Baik
56-65 Cukup
40-55 Kurang
30-39 Sangat kurang
37
4. Data Hasil Angket Tanggapan Siswa
Hasil kuisioner siswa/ angket respon siswa terhadap proyek dan asesmen formatif dihitung berdasarkan rumus:
�
� %
Hasil dari perhitungan tersebut di atas kemudian diinterpretasikan menggunakan kriteria menurut Koentjaraningrat (dalam Hardiansyah, 2011) sebagai berikut:
Tabel 3.6 Kategorisasi Hasil Kuisioner Siswa
Presentase Kategori
0% Tidak satupun
1%-30% Sebagian kecil
31%-49% Hampir separuhnya
50% Separuhnya
51%-80% Sebagian besar
81%-99% Hampir seluruhnya
100% Seluruhnya
G. Analisis Uji Coba Instrumen
Setelah melakukan judgement atau persetujuan dan pertimbangan dari dosen ahli, dan dosen pembimbing skripsi, instrumen dalam hal ini angket penelusuran self regulation yang telah dipersiapkan diuji coba untuk mengetahui kualitas
instrumen yang dibuat. Uji coba dilakukan pada siswa kelas X-6 SMAN 3 Bandung yang berjumlah 30 orang. Analisis dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 17 (Sarwono, 2009).
1. Uji Validitas Instrumen
Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. (Arikunto, 2006). Pengujian validitas untuk data ordinal seperti skala likert, digunakan korelasi product moment (Sarwono, 2009). Berikut ini rumus korelasi product moment:
� = N∑XY− ∑X ∑Y
Keterangan:
= koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y = skor jawaban tes
= skor total tes � = jumlah
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus diatas kemudian akan diperoleh angka koefisien korelasi. Dari hasil analisis didapat nilai korelasi antara skor item dengan skor total (lampiran C1). Nilai ini kemudian dibandingkan dengan nilai r tabel, r tabel dicari pada signifikansi 0,05 dan 0,01 dengan uji dua pihak dan jumlah data (n) = 31, jika r hitung kurang dari r tabel maka butir pernyataan pada angket tidak valid atau perlu dilakukan perbaikan (revisi). Berikut ini rekapitulasi hasil uji validitas instrumen angket self regulation:
Tabel 3.7 Hasil Analisis Uji Validitas Instrumen Indikator self
11 Q13 Valid *) 14 item pernyataan direvisi, 14 item valid Setelah direvisi dan dilakukan pengujian selanjutnya, didapatkan bahwa semua item pernyataan valid untuk dijadikan instrumen. 13 Q14 Valid
39
2. Uji Reliabilitas Instrumen
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi alat ukur (Sarwono, 2009) dalam hal ini instrumen angket penelusuran self regulation yang diuji melalui metode Alpha (cronbach) untuk jenis data tipe skala. Untuk menguji reliabilitas dapat menggunakan rumus Alpha (Arikunto, 2009) sebagai
berikut:
�
=
−
−
∑� ( ) � ( )
Keterangan:
r11 = Reliabilitas instrumen n = Jumlah butir soal
∑� (b) = varians skor sebuah butir soal � (t) = varians total
Adapun kriteria acuan untuk reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 3.8.
Tabel 3.8 Kriteria Reliabilitas Koefisien reliabilitas Tafsiran
0,80-1,00 Sangat tinggi
0,60-0,80 Tinggi
0,40-0,60 Cukup
0,20-0,40 Rendah
0,00-0,20 Sangat rendah
Ditha Rahmalia, 2014
Penetapan Asestmen formatif Dalam Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Mengungkap A. Kesimpulan
Secara keseluruhan asesmen formatif dapat terlaksana dengan baik dalam pembelajaran berbasis proyek. Bentuk-bentuk asesmen formatif (self assessment, peer assessment, feedback, presentasi, jurnal reflektif dan bagan konsep) yang
diterapkan oleh guru berperan dalam peningkatan dan kesadaran siswa mengenai self regulation di dalam pembelajaran.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan self regulation siswa dalam pembelajaran berbasis proyek pada materi kingdom Animalia adalah baik. Seluruh indikator kemampuan self regulation mampu dicapai siswa dengan baik. Adapun indikator kemampuan self regulation siswa yang menonjol sangat baik pada saat pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek dan pengerjaan proyek adalah indikator time management dan self testing. Ketercapaian kemampuan self regulation secara keseluruhan pada akhir pembelajaran juga menunjukan hasil
yang baik. Indikator kemampuan self regulation yang paling tinggi di akhir pembelajaran adalah indikator motivation.
Hasil analisis terhadap tanggapan siswa, menunjukkan respon yang positif terhadap pembelajaran berbasis proyek dan asesmen formatif. Siswa mendapatkan manfaat dan menjadi senang terhadap pembelajaran biologi khususnya materi kingdom Animalia
B. Saran
74
Ditha Rahmalia, 2014
2. Guru harus tegas ketika menyampaikan deadline pengumpulan tugas-tugas agar umpan balik dapat segera diberikan dan siswa dapat segera memperbaikinya.
3. Sebaiknya siswa senantiasa didampingi oleh guru dalam melaksanakan proyeknya agar kemampuan siswa juga dapat diobservasi oleh guru maupun observer.
4. Guru harus sering mengingatkan kepada siswa perjanjian dan aturan mengenai tugas yang telah disampaikan.
5. Hewan yang digunakan dalam pengamatan sebaiknya diamati langsung pada kondisi alam dan lingkungan habitat hewan tersebut.
6. Peneliti tidak melakukan analisis terhadap hubungan hasil proyek, hasil asesmen dan self regulation sehingga peneliti tidak mengetahui korelasi diantara ketiganya tinggi atau rendah. Sebaiknya dilakukan analisis korelasi untuk menyempurnakan penelitian.
7. Apabila terdapat siswa dengan kemampuan self regulation rendah, maka guru harus segera mem-follow up agar siswa senantiasa mampu memperbaiki diri.
DAFTAR PUSTAKA
Alasdair, G. T. (2006). Using Online Microassessment to Drive Student Learning. Bioscience Education e-Journal.
Anwar, C. (2005). Penerapan Penilaian Kinerja (Performance Assessment) dalam membentuk Habits of Mind Siswa Pada Pembelajaran Konsep Lingkungan. Sekolah Pasca Sarjana Pendidikan IPA UPI. Tesis Magister Pendidikan IPA PPs UPI. Bandung: tidak diterbitkan
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Edisi V. Jakarta: Rineka Cipta
Arikunto, S. (2012). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: Bumi Aksara.
Baggott, K. G & Rayne, R. C. (2007). The Use of Computer-based Assessment in a Field Biology Modul. Bioscience Education e- Journal 7-7. http://www bioscience.heacademy.ac.uk.journal/vol7/beej-7-7.aspx.
Bell, B. & Cowie, B. (1997). Formative assessment and science education. Research report of the Learning in Science Project (Assessment). Hamilton, New Zealand: University of Waikato.
Bell, B. & Cowie, B. (2001). The Characteristics of Formative Assessment in Science Education. Science Education. 85, 536-553
Black, P. & William, D. (1998a). Inside the Blasck Box: Raising Standars through Classroom Assesment. Phi Delta Kappan, 80 (2).
Black, P. & Wiliam, D. (1998b). Assessment and classroom learning. Assessment in Education. (5), 7–74.
Blumenfeld, P., Soloway, E., Marx, R., Krajcik, J., Guzial, M., & Palinscar, A. (1991). Motivating project-based learning: Sustaining the doing, supporting the learning. Educational Psychologist, 26: 369- 398.
Boekaerts, M. (1997). Self-regulated learning: A new concept embraced by researchers, policy makers, educators, teachers, and students. Learning and Instruction 7 (2), 161-186.
Boekaerts, M., & Conro, L. (2005). Self-Regulation in the Classroom: A Perspective on Assessment and Intervention. Applied Psychology: An International Review, 54 (2), 199-231.
76
Cano, F. (2006). An In-Depth Analysis of the Learning and Study Strategies Inventory (LASSI). Journal Educational and Psychological Measurement. 66 (6), 1023-1038
Clarke, D. (1995). Constructive assessment: Mathematics and the student. In A. Richardson (Ed.), Flair: AAMT Proceedings. Adelaide: AAMT.
Costa, A. L. & Kalliks, B. (2000). Describing 16 Habits of Mind. Habits of Mind: A Developmental Series. Alexandria, VA: ASCD.
Dahar, R. W. (1989). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
Dinsmore D. L., Alexander, P.A., and Loughlin S.M. (2008). Focusing the Conceptual Lens on Metacognition, Self-regulation, and Self-regulated Learning. Educational Phsycology Journal. (20), 391-409
Fauziah, F., & Ibrohim, M. (2013). Identifikasi Jenis-jenis Reptilia dari Awetan Basah Koleksi Jurusan Biologi Universitas Negeri Malang. SKRIPSI Jurusan Biologi-Fakultas MIPA UM.
Gipps, C. (1994). Beyond testing: Towards a Theory of Educational Assessment. London: The Falmer Press.
Gunn, A. & Pitt, S. J. (2003). The effectiveness of computer-based teaching packages in supporting student learning of Parasitology. Bioscience Education e- Journal. 2003.
Guyer, M. F. & Lane, C. E. (1964). Animal Biology Fifth Edition. New York: Harper & Row Publishers.
Grant, M. M. (2002). Getting a Grip on Project Based Learning: Theory, Cases, and Recommendations. Meridian: A Middle School Computer Technologies Journal. 5 (1), 1-3
Haka, N. B. (2013). Penerapan Assesment untuk Meningkatkan Kemampuan Habits of Mind dan Penguasaan Konsep Biologi Siswa Kelas XI. Thesis Magister Kependidikan. Program Studi Pendidikan IPA Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak diterbitkan.
Hartoto. (2009). Penelitian Deskriptif. [Online]. Tersedia:http://www.penalaran-unm.org/index.php/artikel-nalar/penelitian/163-penelitian-deskriptif.pdf. [21 Desember 2011]
Hermawati, T. (2013). Penguatan Program LSBS Melalui RevitalisasiMGMP Sekolah Menghadapi Kurikulum 2013 di SMAN 9 Bandung. Makalah pada konferensi Lesson Study. Bandung: tidak diterbitkan.
Klein, J. I. (2009). Project Based learning: Inspiring Middle School Students to Engange in Deep and Active Learning. New York: NYC Department of Education
Kusuma, D. C. (2013). Analisis Komponen-Komponen Pengembangan Kurikulum 2013 pada Bahan Uji Publik Kurikulum 2013. Bandung: Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Indonesia.
Marzano, J. R., Pickering, & Mc Tighe. (1993). Assessing Student Outcomes, Performance Assessment Using The Dimension of Learning Model. Alexandria, Virginia: Association for Supervision and Curriculum Development.
National Research Council. (2002). Self Regulation. NRC/GT Research-based Resources. [Online]. Tersedia: www.gifted.uconn.edu/siegle/Self_ Regulation/. (23 Desember 2013)
Nazir, M. (2005). Metode Penelitian. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.
Mahmud, M. D. (1990). Psikologi Pendidikan, Suatu Pendekatan Terapan, Edisi I. Yogyakarta: BPPE
Martinich, J.A., Solarz, S.I., & Lyons, J.R. (2006). Preparing students for Conservation Careers through Project-Based Learning. Conservation Education. 20 (6), 1579-1583
Mc Manus, S. (2006). Attributes of Effective Formative Assessment. The Council of Chief State School Officers [Online]. Tersedia: http://www.nc publicschools.org/docs/accountability/educators/fastattributes04081.pdf Mc Mahon, M. & Luca, J. (2001). Assessing Students’ Self Regulatory Skills.
[Online]. Tersedia: http://www.ascilite.org.au/conferences/melbourne01/ pdf/papers/mcmahonm.pdf. (15 Desember 2013)
Paramitha (Penerjemah) (2013). Buku Pedoman Guru Biologi Edisi ke-4. Jakarta Barat: Indeks.
Popham, W. J. (2011). Classroom Assessment, What Teachers Need to Know, Sixth Edition. United States of America: Pearson Education.
Railsback, J. (2002). Project Based Instruction: Creating Exitement for Learning. Northwest: Northwest Regional Educational Laboratory.
Ramdass, D., & Zimmerman, B. J. (2011). Developing Self-Regulation Skills: The Important Role of Homework. Journal of Advanced Academia. 22 (2), 194-218
78
Rustaman, N. Y. (2008). Pendidikan dan Penelitian Sains dalam Mengembangkan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi untuk Pembangunan Karakter. [Online]. Tersedia: http://sembio.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/ 2011/07/Pendidikan-dan-Penelitian-Sains-HOT1.pdf. (19 Desember 2013
Sadler, D. R. (1989). Formative assessment and the design of instructional systems. Instructional Science, 18(2), 119–144.
Sadler, R. (1998). Formative assessment: Revisiting the territory. Assessment in Education, 5(1), 77–84.
Sarwono, J. (2009). Statistik Itu Mudah Panduan Lengkap Belajar Komputasi Statistik Menggunakan SPSS. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Susanto, Handy. 2006. Mengembangkan Kemampuan Self Regulation untuk Meningkatkan Keberhasilan Akademik Siswa. Jurnal Pendidikan Penabur, (07), 64 – 71
Suryana, S. (2010). Pengawetan Hewan dan Tumbuhan. [Online]. Tersedia: http://mediapendidikanok.blogspot.com/search/label/Pengawetan%20He wan-Tumbuhan. (20 Juni 2014)
Sriyati, S., Rustaman, R., & Zainul, A. (2010). Penerapan Asesmen Formatif untuk Membentuk Habits of Mind Mahasiswa Biologi. Makalah pada Seminar Nasional Biologi dengan tema Pembelajaran Sains dan Perkembangan Biologi di Era Molekuler di FPMIPA Universitas Negeri Semarang, (27 Februari 2010).
Sriyati, S. (2011). Menggali dan Meningkatkan Habits of Mind mahasiswa Pada materi Biodiversitas melalui Asesmen Formatif. Join Conference UPI-itm Strenghening Research Collaboration on Education. [Online]. Tersedia: http://scholar.google.com/download/habits_of_mind_forma tive_assesment_siti_sriyati.pdf (24 Desember 2013)
Starr, C., Taggart, R., Evers, C., & Starr, L. (2012). Biology The Unity and Diversity of Life. Singapore: Cengage Learning Asia Pte Ltd.
TTiangco, J. A. N. (2005). Project-based Learning (PBL) Assessment for EFL/ESL Instruction: The Philippine Experience and its Implications to Taiwan. [Online]. Tersedia: http://fllcccu.ccu.edu.tw/conference/2005 conference _2/download/C39.pdf (20 Desember 2013)
Thomas, J. W., Mergendoller, J.R., & Michaelson, A. (1999). Project-based learning: A handbook for Middle and Highschool Teachers. Novato, CA: The Buck Institute for Education.
Project-Based Education – The Stakeholders. Studies in Educational Evaluation. Vol. 32, 345-368
Weinstein, C.E., & Palmer, D.R. (1990). Learning and Study Strategies Inventory (LASSI) – High School Version. Clearwater, Florida: H&H Publishing
Weinstein C.E., & Palmer, D.R. (2002). Learning and Study Strategies Inventory (LASSI) User’s Manual (Second Edition). Clearwater, Florida: H&H Publishing
Wardani, N. S. (2013). Implementasi Strategi Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (stm) Tematik dan Evaluasinya dalam Kurikulum 2013 Siswa Kelas Rendah. Prosiding Seminar Nasional Menyongsong Implementasi Kurikulum 2013. Universitas Negeri Yogyakarta
Widarsha A. N. (2013). New 2013 Curriculum for New School Year in Indonesia. [Online]. Tersedia: http://www.globalindonesianvoices.com/8813/new-2013-curriculum-for-new-school-year-in-indonesia/ (November 2013) Wulan, A. R. (2007). Penggunaan Asesmen Alternatif pada Pembelajaran
Biologi. Seminar Nasional Biologi: perkembangan Biologi dan Pendidikan Biologi untuk Menunjang Profesionalisme Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI. Hlm. 381-383
Ziman, M. et al. (2007). Student Optimism and Appreciation of Feedback. Teaching and Learning Forum 2007.
80
Ditha Rahmalia, 2014
LAMPIRAN A
Instrumen Penelitian
1 Angket Penelusuran Self Regulation 2 Lembar Self Assesment dan Peer Asesment 3 Lembar Penilaian Proyek
4 Lembar Penilaian Produk 5 Lembar Penilaian Presentasi 6 Angket Guru
Ditha Rahmalia, 2014
Lampiran A.1
ANGKET PENELUSURAN SELF REGULATION SISWA A. Lembar Pengamatan
Nama Siswa : Kelas/Semester : Hari, tanggal : Petunjuk :
1. Pada angket ini terdapat pernyataan. Pertimbangkan baik-baik setiap pertanyaan dalam kaitannya dengan materi pembelajaran yang dilakukan dan tentukan kebenarannya. Berikan jawaban yang benar-benar cocok dengan pilihan kamu.
2. Pertimbangkan setiap pertanyaan secara terpisah dan tentukan kebenarannya. Jawaban setiap pertanyaan jangan sampai dipengaruhi oleh jawaban pertanyaan lain.
3. Catat respon kamu pada lembar jawaban yang tersedia dengan cara memberikan tkamu cek (√) pada pilihan jawaban yang telah tersedia. Keterangan :
SS : Sangat setuju S : Setuju
TS : Tidak setuju STS : Sangat tidak setuju
Tabel A.1Tabel Pengisian Angket Penelusuran Self Regulation
No. Kategori Pernyataan Jawaban
SS S TS STS
1. Attitude Sayahanya mempelajari dan memperdalam
sebagian filum pada Animalia saja.
2. Motivation
Ketika mendapatkan tugas atau soal-soal yang sulit, saya cenderung ingin mengerjakan bagian yang mudahnya saja
3. Attitude Saya mengerjakan proyek dengan senang hati
tanpa terpaksa
4. Motivation Saya lebih memilih untuk tidak sekolah ketika
ada ujian Animalia
5. Attitude
82
Ditha Rahmalia, 2014
6. Attitude Proyek ini sangat menentukan kesuksesan saya di
masa depan
7. Motivation
Saya merasa bahwa saya dan kelompok harus meraih prestasiminimal masuk sebagai kategori tiga proyek terbaik
8. Anxiety
Saya merasa nervous dan takut gagal dalam menjawab soal dengan baik sesuai kemampuan saya pada saat menghadapi ujian
9. Motivation
Saya selalu merasa senang ketika guru memberikan tugas yang menantang seperti proyek ini
10. Anxiety Ketika melaksanakan ujian, saya merasa khawatir
tidak mampu berkonsentrasi dengan baik
11. Concentration
Saya sering memikirkan hal lain pada saat guru menjelaskan pelajaran dan tidak terlalu
mendengarkan apa yang beliau katakan.
12. Time
management
Saya hanya akan belajar dan membaca materi Animalia jika besok akan ujian Animalia
13. Concentration
Ketika saya belajar, saya berkonsentrasi penuh hingga saya sering melupakan hal lain dan tidak menghiraukan orang di sekitar
14. Self-Testing Saya sangat memperhatikan detail tugas-tugas
yang diberikan guru di kelas
15. Time
management
Saya sering menunda-nunda PR dan tugas pengerjaan proyek
16. Study Aids
Saya menggunakan lebih dari satu buku, dan literatur ilmiah terpecaya dari internet untuk mendukung proyek yang saya buat
17. Self-Testing
Saya membandingkan buku catatan saya dengan teman yang lain untuk memastikan bahwa catatan milik saya sudah lengkap
18. Self-Testing Setelah pulang sekolah, buku catatan tidak pernah saya baca-baca lagi.
19. Study Aids Saya sering menggarisbawahi dan memberi
stabilo warna pada kalimat penting dalam buku
20. Self-Testing Saya sering lupa dan tidak mengetahui materi apa
saja yang telah dipelajari sebelumnya
21. Study Aids Saya menyeleksi terlebih dahulu ide-ide dari
Ditha Rahmalia, 2014
22. Study Aids
Saya suka mengisi bagan konsep sebelum pembelajaran dimulai karena saya sudah mempersiapkannya dengan membaca terlebih dahulu
23. Time
management
Saya belajar dirumah sesuka hati tanpa membuat jadwal yang tetap untuk belajar sendiri
24. Time
management
Walaupun belajar dan mengerjakan tugas merupakan hal yang menyebalkan dan tidak menarik, saya tetap mengatur waktu untuk dapat mengerjakannya sampai selesai
25. Concentration
Saya mencoba mencari hubungan antara apa yang sedang saya pelajari dengan apa yang sudah saya ketahui
26. Anxiety Jika pengerjaan proyek saya gagal, maka saya
akan mengulangnya dari awal
27. Anxiety Saya selalu tertinggal dalam mencari informasi
terkait hewan
28. Concentration Saya berpikir bahwa apa yang saya pelajari tidak berkaitan dengan apa yang terjadi sehari-hari
(dibuat berdasarkan indikator self regulation menurutBoekaerts (1997) dalam LASSI instrumen)
Ketentuan Skoring Jawaban Pernyataan :
Pilihan Skor
Pernyataan positif Pernyataan negatif
Sangat setuju 4 1
Setuju 3 2
Tidak setuju 2 3
Sangat tidak setuju 1 4
Kategori Perolehan Skor :
Skor rata-rata Kriteria
1,00 - 1,49 Kurang baik
1,50 – 2,49 Cukup baik
2,50 – 3,49 Baik
3,50 – 4,00 Sangat baik
84
Ditha Rahmalia, 2014 B. Kisi-Kisi Angket
Tabel 2. Distribusi Angket Penelusuran Self regulation
Kategori Indikator
Pernya-taan
Jumlah Soal
1) Attitude - Sikap positif selama pembelajaran
- Rasa ingin meraih kesuksesan
1, 3, 5, 6 4
2) Motivation - Rajin dan disiplin diri
- Kemauan untuk bekerja keras
2, 4, 7, 9 4
3) Anxiety - Kekhawatiran dalam pengerjaan dan
kinerja pembelajaran
- Mengatur waktu dalam pengerjaan proyek dan tugas
12, 15, 23, 24
4
6) Self-Testing - Refleksi diri, dan mereview
pembelajaran - Mempersiapkan diri
14, 17, 18, 20
4
7) Study Aids - Menyeleksi ide-ide
- Memilih informasi yang penting
16, 19, 21, 22
4
Tabel 3. Penggolongan Pernyataan dalam Self Regulation
No. Kategori Nomor Pernyataan
Positif
4. Konsentrasi (concentration) 11, 13, 25 28 5. Pengaturan waktu (Time
management)
15, 24 12, 23
6. Pengujian diri (Self testing) 14, 17, 18, 20 7. Pencarian sumber belajar
(Study aids)