ANALISIS TINGKAT PEMAHAMAN MAHASISWA TERHADAP PENULISAN SOKUON PADA KOSAKATA GAIRAIGO YANG DIAMBIL
DARI BAHASA INGGRIS
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Bahasa Jepang
oleh
Ratna Luthfiyanti NIM 1005702
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
ANALISIS TINGKAT PEMAHAMAN MAHASISWA TERHADAP PENULISAN SOKUON PADA KOSAKATA GAIRAIGO YANG DIAMBIL
DARI BAHASA INGGRIS
oleh
Ratna Luthfiyanti
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa Jepang
© Ratna Luthfiyanti
Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebgaian, dengan dicetak
LEMBAR PENGESAHAN
ANALISIS TINGKAT PEMAHAMAN MAHASISWA TERHADAP PENULISAN SOKUON PADA KOSAKATA GAIRAIGO YANG DIAMBIL
DARI BAHASA INGGRIS
Ratna Luthfiyanti
1005702
Disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing I
Linna Meilia Rasiban, M.Pd. NIP. 198005072008012010
Pembimbing II
Susi Widianti, M.Pd., M.A. NIP. 197312032003122001
Mengetahui,
ANALISIS TINGKAT PEMAHAMAN MAHASISWA TERHADAP PENULISAN SOKUON PADA KOSAKATA GAIRAIGO YANG DIAMBIL
DARI BAHASA INGGRIS
Ratna Luthfiyanti NIM : 1005702 ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian yang membahasa tentang analisis tingkat pemahaman penulisan sokuon pada kosakata gairaigo, khususnya gairaigo yang diambil dari bahasa Inggris. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman mahasiswa dan faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya kesulitan dalam penulisan sokuon pada kosakata gairaigo yang dilakukan oleh mahasiswa tingkat I, II dan III JPBJ FPBS UPI. Penelitian ini hanya ingin meneliti tingkat pemahaman mahasiswa tingkat I, II dan III Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI tahun ajaran 2013/2014.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Untuk memperoleh data, instrumen yang digunakan berupa tes objektif dan angket. Sampel penelitian ini adalah mahasiswa semester tingkat I, II dan III Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI yang berjumlah 30 orang.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa tingkat pemahaman mahasiswa tingkat I, II dan III Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI tahun ajaran 2013/2014 dikategorikan pada tingkat sangat buruk dengan persentase 32,25%. Sesuai teori yang dikemukakan oleh Suhendra (1998, hlm. 51) “...bahasa Jepang pemilihan segmen suku kata tampak lebih transparan, tetapi bagi bahasa-bahasa yang menggunakan sistem alfabet pemenggalan suku kata sering menjadi masalah.” Dilihat dari teori segmen suku kata tersebut mempengaruhi perubahan bunyi dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Jepang. Sehingga dengan peraturan-peraturan penulisan kosakata gairaigo yang ada mahasiswa banyak mengalami kesulitan dalam pelafalannya oleh karena itu berpengaruh pada terjadinya kesalahan dalam penulisannya.
Faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya kesulitan dalam penulisan sokuon pada kosakata gairaigo yang dilakukan oleh mahasiswa tingkat I, II dan III JPBJ FPBS UPI adalah 1) pelafalan yang belum benar, 2) dipengaruhi oleh bahasa ibu, 3) dipengaruhi oleh bahasa serapan itu sendiri, serta didukung oleh data angket yg telah terkumpul bahwa responden tidak mengatahui kosakata gairaigo, tidak mengetahui aturan penulisan kosakata gairaigo dan tidak mengetahui pelafalan kosakata bahasa Inggris yang tepat sehingga terjadi kesalahan pada penulisan kosakata gairaigo.
ANALYSIS OF UNDERSTANDING OF STUDENT WRITING ON VOCABULARY SOKUON GAIRAIGO TAKEN FROM ENGLISH
Ratna Luthfiyanti NIM: 1005702
ABSTRACT
This study discusses a research on the analysis of the level of understanding of the vocabulary gairaigo sokuon writing, especially gairaigo taken from English. The purpose of this study was to determine the extent of students 'understanding and what factors cause difficulty in writing gairaigo sokuon the vocabulary of students' levels I, II and III JPBJ FPBS UPI. This study only want to examine the level of student comprehension levels I, II and III of the Department of Japanese Language Education 2013/2014 school year FPBS UPI.
The method used in this research is descriptive method. To obtain the data, the instrument used in the form of objective tests and questionnaires. The sample of this study is the semester students level I, II and III of the Department of Japanese Language Education FPBS UPI totaling 30 people.
Based on the results of this research is that the level of student comprehension levels I, II and III of the Department of Japanese Language Education FPBS UPI 2013/2014 zoned school year at a rate very poorly with the percentage of 32.25%. According to the theory proposed by Suhendra (1998, p. 51) "... the selection of Japanese syllable segments appear more transparent, but for languages that use an alphabet system beheading syllables often becomes a problem." Judging from the theory of syllable segments affect the sound changes from English into Japanese. So with the rules of writing vocabulary gairaigo there are many students have difficulty in pronunciation therefore affect the occurrence of errors in writing.
The factors that cause the difficulties in writing the vocabulary gairaigo sokuon performed by student level I, II and III JPBJ FPBS UPI is 1) pronunciation is not correct, 2) is influenced by the mother tongue, 3) is influenced by the language itself uptake , and supported by questionnaire data that has been collected that the respondents did not know the vocabulary gairaigo, do not know the rules of writing gairaigo vocabulary and pronunciation vocabulary does not know proper English so that an error occurred in vocabulary writing gairaigo.
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan dan Batasan Masalah ... 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5
1. Tujuan Penelitian ... 5
2. Manfaat Penelitian ... 5
D. Definisi Operasional ... 6
E. Metodologi Penelitian ... 6
1. Metodologi Penelitian ... 6
2. Populasi dan Sampel ... 7
3. Instrumen Penelitian ... 7
4. Teknik Pengumpulan Data ... 7
F. Sistematika Penulisan ... 9
BAB II LANDASAN TEORITIS ... 10
A. Pengertian Gairaigo... 10
B. Karakteristik Gairaigo ... 11
C. Aturan Penulisan Gairaigo ... 12
D. Pengertian Sokuon ... 15
E. Sokuon pada Kosakata Gairaigo ... 17
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 28
A. MetodePenelitian ... 28
B. Populasi dan Sampel ... 29
C. Instrumen Penelitian ... 29
D. Teknik Pengumpulan Data ... 31
1. Studi Pustaka ... 31
2. Studi Lapangan ... 32
E. Teknik Pengolahan Data ... 32
1. Pengolahan Data Tes ... 32
2. Pengolahan Data Angket ... 34
F. Prosedur Penelitian ... 35
G. Uji Validitas dan Realibilitas Soal Tes ... 35
3. Uji Validitas ... 36
4. Uji Realibilitas ... 36
BAB IV ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA ... 38
A. Analisis dan Interpretasi Hasil Data Tes ... 39
B. Analisis Hasil Data Angket ... 107
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 124
A. Kesimpulan ... 124
B. Rekomendasi... 126
DAFTAR PUSTAKA ... 129
LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajar bahasa Jepang diharuskan mempelajari dan menguasai huruf
Jepang diantaranya huruf Kana yaitu Hiragana dan Katakana. Iwabuchi (dalam
Sudjianto dan Dahidi, 2004, hlm. 80-81) mengemukakan bahwa “katakana terbentuk dari coretan-coretan yang lurus (choukusenteki) sedangkan hiragana
terbentuk dari garis-garis atau coretan-coretan yang melengkung”. Dari huruf-huruf yang harus dipelejari oleh pembelajar bahasa Jepang tersebut terdapat
perbedaan pada penggunaan dan fungsinya. Huruf hiragana adalah huruf yang
selalu dipakai dalam pembelajaran, berfungsi untuk menuliskan kosakata, partikel,
verba bantu dan sebagainya.
Sedangkan huruf katakana jarang dipakai karena fungsinya berbeda dengan
hiragana. Ishida, (dalam Sudjianto dan Dahidi, 2004, hlm. 83) mengemukakan
bahwa
Katakana dapat dipakai untuk menuliskan kata-kata bahasa asing, kata-kata yang tergolong onomatope (termasuk bunyi/suara tiruan benda hidup atau benda mati), nama-nama binatang dan tumbuh-tumbuhan, nama diri (koyuu meishi), dan dapat dipakai pula terutama dengan maksud memberikan penekanan, menarik perhatian pembaca, atau memberikan pengartian yang khusus.
Dalam bahasa Jepang terdapat kata-kata yang yang berasal dari bahasa asing,
kemudian dipakai sebagai bahasa nasional. Kata-kata itu disebut dengan istilah
Gairaigo. Tukushima Hiroshi (dalam Sudjianto dan Dahidi, 2004, hlm. 104)
merupakan kosakata serapan maka penulisannya menggunakan huruf katakana.
Gairaigo merupakan kosakata yang istimewa, meskipun berasal dari bahasa
Inggris tetapi dalam pemakaiannya harus sesuai dengan aturan-aturan yang ada di
dalam bahasa Jepang termasuk tatacara pengucapan dan penulisannya. Sudjianto
dan Dahidi (2004, hlm. 107) menjelaskan tentang tatacara penulisan gairaigo,
seperti yang ditulis dalam bukunya bahwa
Pada prinsipnya, untuk penulisan gairaigo bahasa Jepang digunakan huruf katakana dengan kaidah-kaidahnya antara lain (1) konsonan t dan ditambah vokal o, misalnya hint menjadi hinto, head menjadi heddo, (2) konsonan c, b, f, Dari sebagian aturan penulisan gairaigo jelas sekali bahwa penulisan gairaigo
memiliki pola tertentu. Dalam upaya pemahaman gairaigo itu sendiri, secara
otomatis dipengaruhi oleh bahasa asal kata tersebut, pada penelitian ini
dikhususkan bahasa Inggris. Miharu (dalam Rahmi, 2011, hlm. 3) “dari sekian banyak kata-kata bahasa asing yang masuk ke dalam bahasa Jepang, saat ini
sekitar 80% gairaigo berasal dari bahasa Inggris”. Dengan kata lain bahasa Inggris mempunyai pengaruh yang lebih kuat dibanding bahasa lainnya seperti
bahasa Perancis dan Jerman dalam kata-kata serapan pada bahasa Jepang.
Sehingga seringkali pembelajar bahasa Jepang menulis dengan penulisan yang
salah, hal tersebut memicu terjadinya kesalahan-kesalahan dalam penulisannya.
Seiring berjalannya pada penelitian Meilia dan Watanabe mengenai gambaran
umum tentang penulisan kosakata gairaigo yang diambil dari bahasa Inggris.
Penelitian tersebut dilaksanakan pada Februari 2014 dalam post test yang
dilakukan pada mahasiswa tingkat I Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI
tahun ajaran 2013/2014, dengan soal berupa kosakata-kosakata bahasa Inggris
penulisan pada kosakata group yang seharusnya menjadi ループ ditulis ル
ップ atau ールプ.
Selain itu penulis juga melakukan penelitian terdahulu pada hari Kamis, 20
Maret 2014 mengenai penulisan kosakata gairaigo yang di ambil dari bahasa
Inggris dengan katakana pada 30 mahasiswa tingkat I, II dan III Jurusan
Pendidikan Bahsa Jepang FPBS UPI dengan 10 orang setiap tingkatnya. Setelah
dilakukan test tersebut, hasilnya tidak ada mahasiswa yang menjawab 15 soal
yang diteskan dengan benar semua, terlebih lagi terdapat butir soal yang hanya
dua orang yang menjawab benar, seperti kata aksi yang dalam bahasa Inggris
menjadi action seharusnya ditulis ション menjadi ッ ション atau アッ
ション, jam tangan yang dalam bahasa Inggris menjadi watch seharusnya
ditulis ウ ッチ menjadi ウアチ atau ワーチャー. Adapun kesalahan lainnya
yang dilakukan mahasiswa adalah menerjemahkan bahasa Indonesia ke bahasa
Inggris, karena satu kata dalam bahasa Indonesia jika diterjemahkan ke bahasa
Inggris dapat menjadi beberapa kata, seperti pada soal yang diteskan terdapat kata
dingin dalam bahasa Indonesia menjadi cool atau cold dalam bahasa Inggris, oleh
karena itu mamasiswa masih salah dalam menulis kata tersebut dengan katakana.
Setelah menganalisis hasil penelitian terdahulu di atas kesalahan penulisan
yang terjadi cenderung terdapat pada kosakata konsonan rangkap atau dalam
bahasa Jepang disebut sokuon. “Sokuon dalam bahasa Jepang disebut juga
tsumaruon yaitu bunyi tertutup atau bunyi yang tersumbat.” (Sudjianto dan Dahidi 2004, hlm. 42) Kesalahan yang terjadi tersebut baik dari kata yang terdapat
sokuon ditulis menjadi tidak ada sokuon, atau kata yang tidak ada sokuon ditulis
menjadi sokuon. “Pemakaian sokuon perlu diperhatikan dengan baik karena dapat membedakan arti dalam suatu kata.” (Sudjianto dan Dahidi 2004, hlm. 43). Dalam bahasa Jepang terdapat kata-kata yang sangat mirip penulisannya, apabila berbeda
Dengan dilatar belakangi masalah di atas, penulis bermaksud melakukan
penelitian tentang sokuon yang digunakan pada kosakata gairaigo, khususnya
kosakata yang diserap dari bahasa Inggris melalui penulisan skripsi yang berjudul
“Analisis Tingkat Pemahaman Mahasiswa terhadap Penulisan Sokuon pada Kosakata Gairaigo yang diambil dari Bahasa Inggris”
B. Rumusan dan Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan beberapa masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana tingkat pemahaman mahasiswa tingkat I, II dan III Jurusan
Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI tahun ajaran 2013/2014 terhadap
penulisan sokuon pada kosakata gairaigo yang diambil dari bahasa
Inggris?
2. Apakah mahasiswa tingkat I, II dan III Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang
FPBS UPI tahun ajaran 2013/2014 mengalami kesulitan dan faktor-faktor
apa saja yang mempengaruhi kesulitan dalam penulisan sokuon pada
kosakata gairaigo yang diambil dari bahasa Inggris?
3. Apa solusi untuk memperbaiki kesulitan dalam penulisan sokuon pada
kosakata gairaigo yang diambil dari bahasa Inggris untuk mahasiswa
tingkat I, II dan III Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI tahun
ajaran 2013/2014?
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dirumuskan diatas, penulis
membatasi permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai
1. Penelitian ini hanya meneliti penulisan sokuon pada kosakata gairaigo
dalam bahasa Jepang pada mahasiswa Pendidikan Bahasa Jepang Tingkat
I, II dan III JPBJ FPBS UPI tahun ajaran 2013/2014.
2. Penelitian ini hanya meneliti gairaigo yang diambil dari bahasa Inggris
dalam bahasa Jepang pada mahasiswa Pendidikan Bahasa Jepang Tingkat
I, II dan III JPBJ FPBS UPI tahun ajaran 2013/2014.
3. Penelitian ini hanya ingin meneliti sejauh mana tingkat pemahaman dan
kemampuan mahasiswa tingkat I, II dan III Jurusan Pendidikan Bahasa
Jepang FPBS UPI tahun ajaran 2013/2014 tidak bermaksud
membandingkan setiap tingkatnya.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab seluruh permasalahan yang
telah dikemukakan di atas. Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui tingkat pemahaman penulisan sokuon pada
kosakata gairaigo yang diambil dari bahasa Inggris pada mahasiswa
tingkat I, II dan III Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI
tahun ajaran 2013/2014.
b. Untuk mengetahui apakah mahasiswa tingkat I, II dan III Jurusan
Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI tahun ajaran 2013/2014
mengalami kesulitan dan mengetahui faktor-faktor yang mempengruhi
kesulitan dalam penulisan sokuon pada kosakata gairaigo yang
diambil dari bahasa Inggris.
c. Mencari solusi yang tepat untuk mengatasi kesulitan dalam penulisan
sokuon pada kosakata gairaigo yang diambil dari bahasa Inggris
mahasiswa tingkat I, II dan III Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan kesimpulan yang akan
manggambarkan pemahaman mahasiswa dalam penulisan sokuon
pada kosakata gairaigo yang diambil dari bahasa Inggris.
b. Manfaat Praktis
1) Bagi penulis, penelitian ini sangat bermanfaat untuk menambah
wawasan dan pengalaman serta memperdalam pengetahuan tentang
fonetik terutama konsonan rangkap (sokuon) pada kosakata
gairaigo yang diambil dari bahasa Inggris.
2) Bagi pendidik, untuk turut serta memberikan informasi terhadap
kondisi mahasiswa mengenai kemampuan penulisan sokuon pada
kosakata gairaigo yang diambil dari bahasa Inggris, sehingga dapat
menjadi umpan balik oleh pendidik untuk mencari pemecahan
dalam pembelajaran kedepannya.
3) Bagi mahasiswa, dapat dijadikan pedoman bagi para mahasiswa
jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI tentang penulisan
konsonan rangkap (sokuon) pada kosakata gairaigo yang diambil
dari bahasa Inggris, sehingga dapat menghindari kesalahan dan
berguna untuk penelitian selanjutnya.
D. Definisi Operasional
Analisis dalam penelitian ini adalah memberikan penjelasan tentang penulisan
konsonan rangkap (sokuon) pada kosakata gairaigo yang diambil dari bahasa
Inggris.
Sokuon dalam bahasa Indonesia dapat disebut konsonan rangkap yaitu
ada pada bagian berikutnya. (Sudjianto dan Dahidi, 2004 : 42). Sokuon pada
penelitian ini adalah sokuon yang terdapat pada kosakata gairaigo yang ditulis
dengan katakana.
Gairaigo adalah salah satu jenis kosakata bahasa Jepang yang berasal dari
bahasa asing yang telah disesuaikan dengan aturan-aturan yang ada di dalam
bahasa Jepang. (Sudjianto dan Dahidi, 2004, hlm. 104). Gairaigo dalam penelitian
ini adalah gairaigo yang diambil dari bahasa Inggris.
E. Metodologi Penelitian
1. Metodologi Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif. Best (dalam Darmadi, 2013, hlm. 186) “Metode penelitian deskriptif merupakan metode penenelitian yang berusaha menggambarkan
dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya.” Objek penelitian
ini adalah sokuon pada kosakata gairaigo yang diambil dari bahasa
Inggris.
2. Populasi dan Sampel
Darmadi (2013 : 48) menyimpulkan bahwa
Jadi populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti guna dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya untuk dijadikan sebagai sumber data dalam suatu penelitian.
Dilihat dari teori di atas populasi penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan
Bahasa Jepang Tingkat I, II dan III JPBJ FPBS UPI tahun ajaran
Pendidikan Bahasa Jepang tingkat I, II dan III dengan 10 orang dari setiap
tingkatnya yang diambil dengan teknik random.
3. Instrumen Penelitian
Sutedi (2011, hlm. 155) “Instrumen penelitian yaitu alat yang digunakan untuk mengumpulkan atau menyediakan berbagai data yang diperlukan
dalam kegiatan penelitian.” Adapun instrumen penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini yakni sebagai berikut :
a. Tes tulis, dipergunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan
mahasiswa dalam memahami tatacara penulisan kosakata gairaigo
yang diambil dari bahasa Inggris.
Jenis tes tulis disini adalah tes yang di dalamnya terdapat soal-soal
yang berhubungan dengan sokuon pada kosakata gairaigo yang
diambil dari bahasa Inggris kemudian dituliskan kedalam katakana.
b. Angket berupa kuisioner, dipergunakan dengan memberikan beberapa
pertanyaan yang berhubungan dengan masalah penelitian.
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Studi Kepustakaan
Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data berupa buku-buku,
jurnal dan penelitian terdahulu yang relevan untuk menunjang
kelancaran jalannya penelitian.
b. Studi Lapangan
Selain studi kepustakaan, penulis mengumpulkan data dari penelitian
awal yang dilakukan terhadap mahasiswa tingkat I, II dan III Jurusan
Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI tahun ajaran 2013/2014.
Penelitian awal bertujuan untuk memberikan gambaran awal sejauh
mana mahasiswa tingkat I, II dan III Jurusan Pendidikan Bahasa
Jepang FPBS UPI tahun ajaran 2013/2014 mampu menuliskan dengan
benar kosakata sokuon pada gairaigo yang diambil dari bahasa Inggris
bahasa Indonesia, kemudian diartikan kedalam bahasa Inggris dan
dituliskan dengan katakana. Setelah melakukan tes tertulis pada
penelitian awal dan diketahui gambaran awal tingkat pemahaman
mahasiswa tentang aturan-aturan penulisan gairaigo yang diambil dari
bahasa Inggris dengan katakana untuk mengetahui anggapan dasar,
maka selanjutnya dilakukan tes tertulis untuk pengumpulan data.
c. Analisis Data
Setelah melaksanakan kegiatan tes, tahap selanjutnya adalah
melakukan analisis data. Analisis data ini dimulai dari pengumpulan
data dan mulai menghitung sejauh mana kesalahan yang dilakukan
oleh mahasiswa dalam penulisan sokuon pada kosakata gairaigo yang
diambil dari bahasa Inggris.
Adapun langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan adalah
sebagai berikut:
1. Menghimpun materi mengenai pembahasan tatacara penulisan
kosakata gairaigo yang diambil dari bahasa Inggris dengan
katakana.
2. Membuat soal tes mengenai penulisan kosakata gairaigo yang
diambil dari bahasa Inggris dengan katakana.
3. Mengkonsultasikan soal tersebut pada pihak yang telah expert
dalam bidangnya untuk menilai kevalidan soal.
4. Melakukan test mengenai kosakata-kosakata gairaigo yang
terdapat sokuon dalam bahasa Inggris dan ditulis dengan katakana
untuk mahasiswa tingkat I, II dan III sebanyak 30 orang dengan 10
orang dari setiap tingkatnya.
5. Menghimpun hasil test.
6. Mengkaji penulisan sokuon pada kosakata gairaigo yang diambil
dari bahasa Inggris.
8. Membuat kesimpulan dari hasil test.
a. Membuat laporan hasil test.
F. Sistematika Penulisan
Bab I adalah pendahuluan yang mencakup latar belakang masalah, rumusan
masalah, batasan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, dan sistematika
penulisan. Kemudian Bab II merupakan bab landasan teori yang berisi tentang
pembahasan secara teoritis tentang konsep penulisan sokuon pada kosakata
gairaigo yang diambil dari bahasa Inggris. Bab III merupakan bab yang
membahas tentang metode penelitian, bab ini berisi pembahasan metodologi
penelitian yang digunakan, populasi, sampel, teknik pengumpulan data, dan
teknik pengolahan data. Kemudian Bab IV adalah bab yang membahas
mengenai analisis data yang berisi hasil analisis dan interpretasi data yang penulis
peroleh dari lapangan. Bab V akan membahas mengenai kesimpulan dari
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode pada setiap penelitian akan berbeda-beda disesuaikan dengan
masalah dan tujuan penelitian yang hendak dicapai. Metode penelitian
berhubungan dengan cara yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Menurut Sudaryanto (dalam Sutedi, 2011, hlm. 53) “Metode adalah cara yang
harus dilaksanakan, teknik adalah cara melaksanakan metode.” Sedangkan
“Dalam bahasa Indonesia penelitian merupakan suatu kata yang berasal dari kata “teliti”, yang artinya sesuatu yang dilakukan dengan cermat dan tidak sembrono
atau gegabah tetapi dilakukan dengan hati-hati” (Darmadi, 2013, hlm. 9). Jadi
metode penelitian dapat diartikan sebagai cara atau prosedur yang harus ditempuh
untuk menjawab masalah penelitian terebut. Prosedur ini merupakan langkah
kerja yang bersifat sistematis, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan
pengambilan kesimpulan.
Dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan adalah metode
deskriptif. “Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan untuk
mengambarkan, menjabarkan suatu fenomena yang terjadi saat ini dengan
menggunakan prosedur ilmiah untuk menjawab masalah secara aktual” (Sutedi,
2011, hlm. 58). Penulis menggunakan metode penelitian deskriptif karena
penelitian ini berkenaan dengan fenomena yang terjadi saat ini dan perlu adanya
pemecahan masalah secara aktual. Dalam penelitian ini penulis akan menjabarkan
kemampuan mahasiswa dalam penulisan kosakata gairaigo yang diambil dari
B. Populasi dan Sampel
Menurut Sutedi (2011, hlm. 179) “Manusia yang dijadikan sebagai sumber
data disebut dengan populasi penelitian, kemudian sebagian dari populasi tersebut
yang dianggap bisa mewakili seluruh karakter dari poluasi yang ada dapat dipilih
untuk dijadikan subjek penelitian.” Sedangkan Darmadi (2013, hlm. 48) menyimpulkan bahwa,
Jadi populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti guna dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya untuk dijadikan sebagai sumber data dalam suatu penelitian.
Berdasarkan pengertian populasi diatas makan populasi penelitian ini adalah
seluruh mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI tingkat I, II dan
III tahun ajaran 2013/2014.
Darmadi (2013, hlm. 50) “Sampel adalah sebagian dari populasi yang
dijadikan objek/subjek penelitian”. Sedangkan menurut Sutedi (2011, hlm. 179)
menyimpulkan bahwa “Jadi sampel adalah bagian dari populasi yang dianggap mewakili untuk dijadikan sumber data”. Dengan begitu sampel penelitian ini adalah 30 orang mahasiswa Jurusan Bahasa Jepang Tingkat I, II dan III FPBS UPI
tahun ajaran 2013/2014 dengan 10 orang mahasiswa dari setiap tingkatnya, yang
diambil dengan teknik random atau teknik acak. Penulis menggunakan teknik
random karena berdasarkan penelitian terdahulu tidak ada perbedaan yang
signifikan antara tingkat I, II dan III, dengan tidak adanya perbedaan tersebut
maka populasi memiliki karakter yang sama. Sesuai yang dijelaskan Sutedi (2011,
dapat diasumsikan bahwa siapa pun yang dijadikan sampelnya akan menghasilkan
data yang tidak terlalu banyak perbedaan.”
C. Instumen Penelitian
Instumen penelitian yaitu alat yang digunakan untuk mengumpulkan atau
menyediakan berbagai data yang diperlakukan dalam kegiatan penelitian (Sutedi,
2011, hlm. 155). Dalam penelitian ini akan digunakan dua macam instrumen,
yakni:
1. Tes Tulis
Untuk mengetahui tingkat kemampuan mahasiswa Jurusan Pendidikan
Bahasa Jepang FPBS UPI tahun jaran 2014/2015 tentang penulisan sokuon
pada kosakata gairaigo yang diambil dari bahasa Inggris dengan katakana,
tentu alat instumen yang digunakan dalam penelitian ini harus menggunakan
tes tulis, dengan menggunakan tes tulis tujuan penelitian ini akan tercapai.
Tes tulis ini berupa soal-soal sokuon pada kosakata gairaigo yang
diambil dari bahasa Inggris yang ditulis dengan menggunakan katakana.
Materi tes yang diambil dari kumpulan gairaigo yang mengacu pada
buku-buku yang telah dan sedang dipelejari oleh para mahasiswa dari tingkat I, II
dan III. Serta dari sumber-sumber lain yang relevan, seperti buku panduan
penulisan katakana dan kamus gairaigo.
Tes yang disajikan kepada mahasiswa terdiri dari tes tulis, yaitu
menjawab soal gairaigo yang terdapat sokuon mengunakan bahasa aslinya
yaitu bahasa Inggris yang kemudian diubah kedalam huruf katakana. Tes
terdiri dari 40 soal. Setiap responden menuliskan kosakata gairaigo yang
katakana. 40 soal tersebut mengkhususkan sokuon yang terdapat pada
akhirkata kosakata gairaigo.
2. Angket
“Angket merupakan salah satu instrumen pengumpul data penelitian yang diberikan kepada responden” (Sutedi, 2011, hlm. 164). Faisal (dalam Sutedi, 2011, hlm. 164) menjelaskan bahwa “Teknik angket ini dilakukan
dengan cara pengumpulan datanya melalui daftar pertanyaan tertulis yang
disusun dan disebarkan untuk mendapatkan informasi atau keterangan dari
responden”. Angket ini dimaksudkan untuk menggali informasi yang diperlukan untuk untuk memecahkan masalah penelitian ini.
Faisal (dalam Sutedi, 2011, hlm. 164) “Dilihat dari keleluasan responden
dalam memberikan jawabannya, angket dapat digolongkan ke dalam angket
tertutup dan angket terbuka”. Angket dalam penelitian ini berupa pertanyaan
pilihan ganda dan angket tertulis yang diberikan kepada responden untuk
mengetahui pemahaman responden sejauh mana responden memahami
tentang penulisan sokuon pada kosakata gairaigo yang diambil dari bahasa
Inggris dengan katakana.
Jenis angket yang digunakan yaitu angket tertutup dan terbuka. Angket
tertutup yaitu angket yang berupa alternatif jawabannya sudah disediakan
oleh peneliti, sehingga responden tidak memiliki keleluasaan untuk
menyampaikan jawaban dari pertanyaan yang sudah diberikan kepadanya.
“Sedangkan pada angket terbuka responden diberikan keleluasaan untuk menjawabnya, karena hanya berupa daftar pertanyaan saja” (Sutedi, 2011,
hlm. 164). Angket terbuka bertujuan untuk menggali informasi sedalam
mungkin kepada responden, karena responden diberikan kebebasan untuk
memberikan isian sesuai dengan kehendak dan keadaan yang sebenarnya.
Pada penelitian ini penulis menyajikan 15 pertanyaan pada angket yang
diberikan pada responden, yang terdiri dari 14 soal pilihan ganda yang berupa
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan untuk memperoleh berbagai informasi dan
menambah pengetahuan penulis umumnya tentang penelitian dan
khususnya tentang sokuon dan gairaigo. Pada penelitian ini penulis
menggunakan literatur diantaranya buku Metodologi Penelitian,
Metodologi Penelitian Pendidikan, Penelitian Pendidikan Bahasa
Jepang, Dasar-dasar Linguistik Bahasa Jepang, Bahasa Jepang Dasar
Hiragana dan Katakana, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Selain itu
penulis juga menggunakan literatur lain seperti jurnal, kamus, majalah
dan koran, diantaranya Nihonngo no Shakuyougo ni okeru 2 Shurui no
Sokuonka, Nihonngo Kana Nyuumon Indonesiagoban、Asahi Shinbun
no Katakana Gojiten, An English-Indonesia Dictionary, Shizuoka
Shinbun、New Type-The Movie Picture Magazine-2014 dan sebagainya.
2. Studi Lapangan
Pada penelitian ini penulis mengumpulkan data secara langsung dengan
melakukan tes tertulis kepada mahasiswa tingkat I, II dan III tahun
2013/2014 Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI yang berupa
tes tulis serta angket. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan
teknik one shot model. “Teknik one shotmodel adalah model pendekatan
yang menggunakan satu kali pengumpulan data pada satu waktu.”
(Arikunto, 2002, hlm. 75)
E. Teknik Pengolahan Data
Setelah data hasil tes terkumpul, maka data-data tersebut akan diolah dan
kemudian dianalisis. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam
pengolahan data tersebut yaitu sebagai berikut:
a. Memeriksa jawaban benar dan salah untuk setiap soal
b. Menghitung jawaban benar dan salah
c. Menyusun frekuensi dan presentase jawaban benar dan salah
dengan menggunakan rumus :
Keterangan:
P = presentase frekuensi dari setiap jawaban
f = frekuansi dari setiap jawaban
x = jumlah responden
d. Mengubah skor mentah menjadi nilai standar dengan skala 100
menggunakan rumus :
Keterangan:
R = nilai yang dicari
N = skor mentah
S = skor ideal
e. Menghitung tingkat kemampuan pemahaman mahasiswa
berdasarkan hasil tes dengan menggunakan rumus :
Keterangan :
P : presentase tingkat kemampuan
S : jumlah responden
f. Menghitung tingkat pemahaman mahasiswa secara keseluruhan
dengan mencari nilai rata-rata dengan mengunakan standar
penilaian UPI, yaitu sebagai berikut :
Tabel 3.1
Tabel Penafsiran Standar Penilaian
Angka Keterangan
86 – 100 Sangat baik
76 – 85 Baik
66 – 75 Cukup
56 – 66 Kurang
46 – 55 Sangat Kurang
36 – 45 Buruk
0 – 35 Sangat Buruk
2. Pengolahan Data Angket
Penulis menganalisis data angket yang terdiri dari 15 butir pertanyaan. 14
soal kuesioner tertutup dengan bentuk pilihan ganda dan satu soal
kuesioner terbuka dengan bentuk jawaban tertulis. Pengolahan data
angket dilakukan dengan teknik proporsional, yaitu melihat presentase
jumlah jawaban responden dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menjunlahkan setiap jawaban angket
b. Menyusun frekuensi jawaban
c. Membuat tabel frekuensi
d. Menghitung presentase frekuensi dari setiap jawaban dengan
Keterangan:
P = presentase frekuensi dari setiap jawaban
f = frekuansi dari setiap jawaban
x = jumlah responden
(Sudjianto dalam Diandika, 2008, hlm. 39)
e. Menyusun tabel frekuensi dan presentase jawaban dari tiap-tiap
jawaban
f. Menganalisis dan menginterpretasikan jawaban sampel tiap nomor
pertanyaan
Tabel 3.2
Tabel Pedoman Interpretasi Angket
Jumlah responden (%) Interpretasi
0 Tidak ada
1 – 5 Hampir tidak ada
6 – 25 Sebagian kecil
26 – 49 Hampir setengahnya
50 Setengahnya
51 – 75 Lebih dari setengahnya
76 – 95 Sebagian Besar
96 – 99 Hampir seluruhnya
F. Prosedur Penelitian
1. Melakukan studi literature mengenai gairaigo, sokuon serta kosakta
gairaigo yang di dalamnya terdapat sokuon.
2. Mengumpulkan data dari berbagai literatur tentang kosakata gairaigo
yang di dalamnya terdapat sokuon.
3. Menyusun instrumen tes berupa soal untuk mengukur pemahaman
mahasiswa terhadap penulisan kosata sokuon pada kosakata gairaigo
dan instumen non tes berupa angket untuk mengetahui pengetahuan
dan kesulitan yang dihadapi mahasiswa tentang sokuon.
4. Mengkonsultasikan instrumen dengan pembimbing.
5. Melakukan expert judgement atau meminta pertimbangan ahli (dosen
atau native speaker) mengenai instrumen penelitian yang telah disusun
dan dikonsultasikan kepada dosen pembimbing.
6. Melakukan pengambilan data berupa soal tes dan angket kepada
sampel.
7. Mengolah data hasil tes dan angket.
8. Melakukan analisis data.
9. Menginterpretasikan dan menarik kesimpulan dari hasil penelitian
yang diperoleh.
G. Uji Validitas dan Realibilitas Soal Tes
Validitas dan realibilitas adalah aspek yang penting dalam sebuah penelitian.
Penelitian akan diragukan hasil penemuannya jika alat ukur yang digunakan
tidak memenuhi kedua aspek tersebut. Dalam penelitian ini, inrumen
berupa soal tes yang berupa ter tertulis saja. Hal ini dikarenakan instumen
non tes yang berupa angket merupakan instrumen pendukung.
1. Uji Validitas
“Validitas adalah suatu alat ukur yang berkenaan dengan ketepatannya dalam mengukur apa yang akan diukur.” (Sutedi, 2011, hlm. 157).
Dalam penelitian ini akan mengukur tentang tingkat pemahaman
penulisan. Oleh karena itu instumen yang digunakan harus diukur
sejauh mana instrumen tersebut dapat menunjukan tingkat pemahaman
penulisan, sesuai dengan tujuan penelitian ini.
Masih menurut Sutedi (2011, hlm. 217-218) menyebutkan bahwa
“validitas terdiri dari dua macam yaitu validitas eksternal dan validitas
internal.” Validitas eksternal dapat disususn dengan berdasarkan pada
fakta-fakta empirik yang telah terbukti kebenaran dan ketepatannya,
sehingga bisa dilakukan dengan cara membandingkannya dengan
perangkat tes yang sudah dianggap standar. Sedangkan validitas
internal dapat diukur dengan cara konsultasi pada pakar yang
bersangkutan.
Dalam penelitian ini penulis mengkonsultasikan instrumen tes
penelitian kepada dosen ahli untuk menilai valid atau tidaknya
instrumen yang dipakai. Setelah melakukan bimbingan kepada dosen
pembimbing mengenai instrumen penelitian, maka penulis
mengkonsultasikan instrumen tes penelitian tersebut kepada dosen ahli.
Pernyataan expert judgemen dari dosen yang bersangkutan
menyatakan bahwa instrumen tes yang diberikan kepada sampel
terbukti valid.
2. Uji Realibilitas
“Realibilitas instrumen menunjukan tingkat kestabilan, konsistensi, keajegan dan atau kehandalan instrumen untuk menggambarkan gejala
validitas, suatu instumen harus pula memiliki syarat lain yaitu
realibilitas. “Artinya suatu alat tes kapan pun dan di mana pun digunakan akan memiliki hasil yang relatif sama, kalaupun ada
perbedaan atau perubahan tidak menunjukan perbedaan yang
signifikan.” (Sutedi, 2011, hlm. 161).
Dalam penelitian ini realibilitas instrumen penulis telah di expert
judgemen oleh dosen yang bersangkutan untuk menyatakan bahwa
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai tingkat pemahaman mahasiswa
terhadap penulisan sokuon pada kosakata gairaigo yang diambil dari bahasa
Inggris, maka berdasarkan rumusan masalah penelitian yang terdapat pada Bab I
peneliti dapat menyimpulkan sebagai berikut :
1. Dari hasil pengelolaan data tes, diperoleh suatu kesimpulan bahwa untuk
tingkat pemahaman penulisan sokuon pada kosakata gairaigo pada
mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang tingkat I FPBS UPI tahun
ajaran 2013/2014 diperoleh angka 26%. Bila diinterpretasikan dengan
skala pemahaman dengan mengunakan standar penilaian UPI, maka nilai
26% dikategorikan kedalam tingkat sangat buruk. Sedangkan tingkat
pemahaman penulisan sokuon pada kosakata gairaigo pada mahasiswa
Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang tingkat II FPBS UPI tahun ajaran
2013/2014 diperoleh angka 39,25% dan dikategorikan kedalam tingkat
buruk. Tidak jauh berbeda dengan tingkat I tingkat pemahaman penulisan
sokuon pada kosakata gairaigo pada mahasiswa Jurusan Pendidikan
Bahasa Jepang tingkat III FPBS UPI tahun ajaran 2013/2014 diperoleh
angka 31,5% dan dikategorikan kedalam tingkat sangat buruk.
Kemudian untuk tingkat pemahaman mahasiswa tingkat I, II dan III
Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI tahun ajaran 2013/2014
secara keseluruhan dikategorikan pada tingkat sangat buruk dengan
persentase 32,25%. Sesuai teori yang dikemukakan oleh Suhendra (1998 :
51) “...bahasa Jepang pemilihan segmen suku kata tampak lebih transparan,
suku kata sering menjadi masalah.” Dilihat dari teori segmen suku kata tersebut mempengaruhi perubahan bunyi dari bahasa Inggris ke dalam
bahasa Jepang. Sehingga dengan peraturan-peraturan penulisan kosakata
gairaigo yang ada mahasiswa banyak mengalami kesulitan dalam
pelafalannya oleh karena itu berpengaruh pada terjadinya kesalahan dalam
penulisannya.
2. Dapat dilihat dari kesimpulan sebelumnya bahwa tingkat pemahaman
mahasiswa tingkat I, II dan III Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS
UPI tahun ajaran 2013/2014 dikategorikan pada tingkat buruk, sehingga
dapat disimpulkan mahasiswa mengalami kesulitan dalam penulisan
sokuon pada kosakata gairaigo yang diambil dari bahasa Inggris.
Kesalahan-kesalahan tersebut terlihat pada banyaknya responden menulis
salah yaitu pada kata, Internet, Back, Facebook, Sandwich, Liquid,
Piramid, Spirits, Wig, Staff, Snob, dan Goods. Kosakata tersebut termasuk
kedalam kosakata gairaigo yang didalamnya tedapat sokuon yang
berakhiran [t] pada kosakata Internet, [k] pada kosakata Back dan
Facebook, [t∫] pada kosakata Sandwich, [d] pada kosakata Liquid dan
Piramid, [ts] pada kosakata Spirits, [g] pada kosakata Wig, [f] pada
kosakata Staff, dan [b] pada kosakata Snob, dan [dz] pada kosakata Goods.
Kesalahan-kesalahan tersebut ditulis oleh lebih dari tiga orang responden.
Didukung dengan data angket bahwa tingkat I hampir seluruhnya
mengalami kesulitan dalam penulisan konsonan rangkap atau sokuon pada
kosakata gairaigo dengan persentase 90%. Tingkat II lebih dari
setengahnya mengalami kesulitan dalam penulisan konsonan rangkap atau
sokuon pada kosakata gairaigo dengan persentase 70%. Serta tingkat III
seluruhnya mengalami kesulitan dalam penulisan konsonan rangkap atau
sokuon pada kosakata gairaigo.
Sedangkan faktor-faktor yang menjadi penyebab kesulitan dalam
adalah 1) pelafalan yang belum benar dilihat dari hasil soal yang telah di
tes kan seperti kata badge yang seharusnya dibaca “bej” tetapi banyak
mahasiswa yang menulis “baj”, 2) dipengaruhi oleh bahasa ibu, karena seluruh responden memiliki bahasa ibu bahasa Indonesia pada pelafalan
bahasa Inggrisnya pun masih mengalami kesalahan, sehingga dalam
penulisan kosakata gairaigo banyak mahasiswa yang mengalami kesulitan,
3) dipengaruhi oleh bahasa serapan itu sendiri, seperti yang dikemukakan
oleh Suhendra (1998 : 15) “Pengucapan can dan can’t dalam bahasa Inggris hampir tidak dapat dibedakan bagi mereka yang bukan penutur asli
bahasa itu, padahal arti keda kata tersebut bertolak belakang. Namun, bagi
penutur aslinya, kedua kata itu dapat dengan jelas dibedakan.”
Selain faktor-faktor di atas yang menjadi penyebab mahasiswa mengalami
kesulitan dalam penulisan kosakata gairaigo, hal tersebut di didukung oleh
angket yang telah dikumpulkan dari responden bahwa, mahasiswa tidak
mengetahui aturan penulisan kosakata gairaigo dengan persentase tingkat
I dan tingkat III 80%, kemudian tingkat II karena tidak tahu kosakata
dengan persentase 40% dan tidak tahu aturan penulisannya dengan
persentase 50%.
3. Solusi yang didapat untuk memecahkan permasalahan dalam penelitian ini
adalah dengan mempelajari lebih dalam aturan penulisan kosakata
gairaigo karena kosakata gairaigo merupakan kosakata yang sangat unik,
dengan cara memperbanyak membaca litelatur selain buku pelajaran yang
dipelajari di perkuliahan, agar lebih banyak membaca koran, majalah atau
dengan melihat anime dan dorama, sehingga dengan dilatih seperti itu
perbendaharaan kosakata gairaigo akan bertambah.
Pada penelitian ini penulis telah mendapatkan hasil yang ingin dicapai sesuai
pada tujuan penelitian sebelumnya. Pada penelitian ini penulis meneliti tentang
sokuon yang terdapat pada akhir kata pada kosakata gairaigo. Dari penelitian
yang telah dilakukan penulis mendapatkan hasil mengenai tingkat pemahaman
penulisan sokuon pada kosakata gairaigo, khususnya kosakata gairaigo yang
diambil dari bahsa Inggris.
Selain hasil yang telah dicapai, terdapat pula hal yang tidak dicapai dalam
penelitian ini yaitu bahwa, sesuai tujuan bahwa penulis menggunakan teknik
survey untuk mengumpulkan data, dan teknik survey seharusnya mengumpulkan
data sebanyak-banyaknya untuk mendapatkan data yang relevan dan dapat
digeneralisasikan. Oleh karena itu, untuk peneliti selanjutnya pada saat
pengumpulan data direkomendasikan mengambil sampel penelitian yang lebih
banyak. Agar hasil penelitian lebih mewakili populasi dari objek penelitian
sehingga hasil penelitian dapat digeneralisasikan. Kemudian, bagi peneliti yang
akan meneliti dengan bidang atau tema yang sama, direkomendasikan untuk
meninjau terlebih dahulu kondisi populasi dan sampel yang akan dijadikan objek
penelitian, agar penelitian lebih efektif. Selain itu, dalam menggunakan instrumen
direkomendasikan untuk peneliti selanjutnya membuat intrumen yang lebih
bervariatif, seperti dibagi dalam beberapa bagian soal, yaitu soal pilihan ganda
dan mengisi soal atau kalimat rumpang. Pada penelitian ini penulis meneliti
tentang tipe sokuon pada kosakata gairaigo yang terdapat pada akhir kata, penulis
merekomendasikan bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian pada tipe
sokuon yang terdapat pada tengah kata.
Dari hasil penelitian ini penulis mendapatkan temuan baru bahwa mahasiswa
sulit membedakan ‘n’ dan ‘m’ dalam penulisan kosakta gairaigo kedalam katakana contohnya pada kata Cambridge yang seharusnya ditulis カンブリ ジ
tetapi banyak mahasiswa yang menulis カムブリ . Selain itu penulis dapat
Jepang tidak terdapat aturan yang baku karena responden menulis berbeda-beda
dari jawaban yang telah di tentukan. Direkomendasikan bagi peneliti selanjutnya
untuk meneliti lebih lanjut.
Telah banyak penelitian-penelitian yang dilakukan mengenai gairaigo, tetapi
dirasa masih kurang dalam hal buku panduan mengenai tatacara penulisan
kosakata gairaigo yang dihasilkan dari penelitian. Direkomendasikan bagi peneliti
selanjutnya untuk membuat buku panduan mengenai kosakata gairaigo.
Karena banyak sekali permasalahan yang muncul dalam penulisan sokuon
pada kosakata gairaigo ini, disarankan agar peneliti selanjutnya meneliti
permasalahan yang muncul dalam penelitian ini, salah satunya permasalahan pada
DAFTAR PUSTAKA
Adimiharja, Mulyana. (2007). Nihongono Nyuumon - Bahasa Jepang Dasar
Hiragana Katakana. Bandung: Humaniora
Alwi, Hasan. dkk. (2003). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. (edisi ke tiga).
Jakarta: Balai Pustaka
Arianingsih, Anisa. (2011). Analisis Kemampuan Pembeajaran Bahasa Jepang
Dalam Pelafalan Choo,on (Penelitian Deskriptif terahadap Mahasiswa
Tingkat I, II, III dan IV Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI
Tahun Ajaran 2010/2011). Skripsi, FPBS, Universitas Pendidikan
Indonesia.
Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta
Darmadi, Hamid. 2013. Dimendi-dimensi Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. Bandung: Alfabeta
Hidayati, Erma Nurul. (2013). Kesalahan Pelafalan Sokuon Pada Mahasiswa
Tingkat I Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI. Skripsi, FPBS,
Universitas Pendidikan Indonesia.
Otaki, Yasushi. (2013). Nihongono Shakuyougoniokeru 2 Shurui no Sokuonka.
Adjunct Researcher, Department of Linguistic Theory and Structur,
NINJAL.
Rahmi, Andem (2011). Analisis Hubungan Antara Penggunaan Bahasa Inggris
dengan Kemampuan Gairaigo dalam Bahasa Jepang. Skripsi, FPBS,
Sari, Anisa Kurnia. (2006). Analisis Gairaigo. Skripsi, FPBS, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Sudjianto & Ahmad Dahidi. (2004). Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Bekasi:
Kesaint Blanc.
Sutedi, Dedi. (2011). Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang. Bandung:
Humaniora
The Japan Foundation. Nihongono Kana Nyuumon Indonesia Goban.