• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL MISKONSEPSI SISWA KELAS XI SMK PADA MATERI GELOMBANG BUNYI BERDASARKAN HASIL THREE-TIER TEST.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROFIL MISKONSEPSI SISWA KELAS XI SMK PADA MATERI GELOMBANG BUNYI BERDASARKAN HASIL THREE-TIER TEST."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

Rico Elfani, 2013

Profil Miskonsepsi Siswa Kelas XI Pada Materi Gelombang Bunyi Berdasarkan Hasil Three-Tiar Test Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

GELOMBANG BUNYI BERDASARKAN HASIL THREE-TIER TEST

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendididikan Fisika

Oleh :

Rico Elfani

0807570

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

(2)

Rico Elfani, 2013

Profil Miskonsepsi Siswa Kelas XI Pada Materi Gelombang Bunyi Berdasarkan Hasil Three-Tiar Test Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PERNYATAAN

Dengan ini, saya menyatakan bahwa skiripsi yang berjudul “PROFIL MISKONSEPSI SISWA KELAS XI SMK PADA MATERI GELOMBANG BUNYI BERDASARKAN HASIL THREE-TIER TEST” ini dan seluruh isisnya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan dan pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko yang dijatuhkan kepada saya, apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika kelimuan dalam karya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap karya saya.

Bandung, Juni 2013

Yang membuat pernyataan,

(3)

Rico Elfani, 2013

Profil Miskonsepsi Siswa Kelas XI Pada Materi Gelombang Bunyi Berdasarkan Hasil Three-Tiar Test Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PROFIL MISKONSEPSI SISWA KELAS XI SMK PADA MATERI GELOMBANG BUNYI BERDASARKAN HASIL THREE-TIER TEST

Oleh Rico Elfani NIM 0807570

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH: Pembimbing I,

Dr. Parsaoran Siahaan, M.Pd. NIP 195803011980021002

Pembimbing II

Dr. Setiya Utari, M.Si. NIP 196707251992032002

Mengetahui, Ketua Jurusan

Pendidikan Fisika FPMIPA UPI

(4)

Rico Elfani, 2013

Profil Miskonsepsi Siswa Kelas XI Pada Materi Gelombang Bunyi Berdasarkan Hasil Three-Tiar Test Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rico Elfani1, Parsaoran Siahaan, Setiya Utari2.

1

Alumni Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI

2

Dosen Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI e-mail: elfaniricocool@gmail.com

Abstract

The research was held in SMKN 12 Bandung with participation from 60 students as researches subject, regarding that they have been taught about sound wave by their physic’s teachers. The main goal of this research is to explain profile of grade XI SMK student’s misconceptions about sound wave Based on three-tier test’s results. Three tier -test was employed as instrument because it can differentiate and separate the mistakes answers from students as real/genuine misconception and false misconception. Not all mistakes answers are misconceptions, they can be categorize as lack of knowledge or error that are false misconceptions. The applied researches method is cross sectional survey and data was collected by using interview and test. Some of new misconceptions about sound wave have found. After three-tier test was tested, the gained reliability value is 0.83. Based on three-tier test’s results, it was founded that the largest percentage of misconception which experienced by students is about Doppler Effect.

Keywords: three-tier test, misconception, error, lack of knowledge.

Abstrak

Penelitian dilaksanakan di SMK Negeri 12 Bandung dengan melibatkan subjek penelitian 60 siswa kelas XI yang sudah diberikan materi pelajaran gelombang bunyi oleh guru fisika yang bersangkutan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan profil miskonsepsi siswa SMK kelas XI beradsarkan hasil three-tier test. Three tier test digunakan karena dapat membedakan kesalahan jawaban siswa yang merupakan miskonsepsi (mikonsepsi asli) dan memisahkannya dari kesalahan yang lain yang sering diangggap miskonsepsi (miskonsepsi palsu) yaitu lack of knowledge (kurang pengetahuan) dan error. Metode penelitian yang diterapkan adalah cross sectional survey dan pengumpulan data menggunakan teknik wawancara dan tes. Setelah three-tier test diujikan didapatkan reliabilitas sebesar 0.83. Beberapa miskonsepsi gelombang bunyi baru ditemukan dari hasil jawaban siswa pada three-tier test. Berdasarkan hasil three-tier test, ditemukan bahwa miskonsepsi terbesar yang dialami siswa adalah pada konsep efek Doppler dengan persentase 76,67%. Siswa berpikiran bahwa perubahan frekuensi bunyi yang didengar oleh pengamat disebabkan oleh jaraknya dari sumber, bukan karena gerak relatif antara pengamat dan sumber. Kurang pengetahuan terbesar dengan persentase 23,33 % pada konsep pipa organa tertutup dan terbuka dan error terbesar pada konsep pemantulan difus pada bunyi dengan persentase 35 %.

(5)

iv

Rico Elfani, 2013

Profil Miskonsepsi Siswa Kelas XI Pada Materi Gelombang Bunyi Berdasarkan Hasil Three-Tiar Test Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK………i

KATA PENGANTAR……….ii

UCAPAN TERIMA KASIH ………..iii

DAFTAR ISI……….iv

DAFTAR TABEL ………..vi

DAFTAR GAMBAR………..vii

DAFTAR LAMPIRAN………...viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang………...1

B. Rumusan Masalah……… .4

C. Batasan Masalah………4

D. Tujuan Penelitian………...4

E. Definisi Operasional………..5

F. Manfaat Penelitian………5

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Miskonsepsi……….7

B. Berbagai Metode untuk Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa…………...10

C. Three-Tier Test………..14

D. Miskonsepsi pada Materi Gelombang Bunyi………16

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian………...18

(6)

v

Rico Elfani, 2013

Profil Miskonsepsi Siswa Kelas XI Pada Materi Gelombang Bunyi Berdasarkan Hasil Three-Tiar Test Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Metode Penelitian……….20

D. Prosedur Penelitian………..21

D. Instrumen Penelitian……….25

E. Proses Pengembangan Instrumen………..26

F. Teknik Pengumpulan Data………....28

G. Teknik Analisis Data………29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Proses Dihasilkannya Soal Three-Tier Test Gelombang Bunyi ………….34

B. Hasil Analisis Butir Soal Three-Tier Test Gelombang Bunyi………...72

C. Hasil dan Pembahasan Miskonsepsi Asli Gelombang Bunyi Berdasarkan Three-Tier Test ………...73

D. Hasil dan Pembahasan Miskonsepsi Palsu Gelombang Bunyi Berdasarkan Three-Tier Test ………..82

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan……….85

B. Saran………...86

DAFTAR PUSTAKA………...87

(7)

1

Rico Elfani, 2013

Profil Miskonsepsi Siswa Kelas XI Pada Materi Gelombang Bunyi Berdasarkan Hasil Three-Tiar Test Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran fisika pada materi gelombang bunyi di SMK masih menyisakan berbagai miskonsepsi yang dialami oleh siswa. Hal ini diketahui pada saat peneliti melakukan wawancara semi terstruktur tentang materi gelombang bunyi terhadap tiga siswa SMK kelas XI tahun ajaran 2012/2013 yang sebelumnya sudah mempelajari materi tersebut. Sebagai contohnya, ketika peneliti menanyakan perbandingan kecepatan diantara dua gelombang bunyi yang merambat pada medium yang sama, jika frekuensi gelombang pertama 1000 Hz dan frekuensi gelombang kedua 3000 Hz. Dua dari tiga siswa menjawab bahwa perbandingan kecepatan dari kedua bunyi tersebut adalah 1 : 3, padahal kecepatan bunyi tidak bergantung pada frekuensi tapi pada sifat mediumnya. Siswa tersebut terpaku pada rumus v = f . λ, dimana mereka memikirkan bahwa f (frekuensi) berbanding lurus dengan v (kecepatan), padahal dalam rumus tersebut, v adalah konstan. Kedua siswa ini yakin atas jawabannya sehingga peneliti menyimpulkan bahwa kedua siswa ini mengalami miskonsepsi.

(8)

Rico Elfani, 2013

Profil Miskonsepsi Siswa Kelas XI Pada Materi Gelombang Bunyi Berdasarkan Hasil Three-Tiar Test Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mereka tidak cukup yakin akan jawabannya. Beberapa siswa tersebut mengakui bahwa mereka tidak memperhatikan penjelasan guru pada saat pembelajaran sehingga pada saat menjawab soal latihan mereka hanya mengira-ngira jawaban saja.

Dari kedua contoh pengalaman di atas, beberapa siswa mengalami kesalahan jawaban. Kesalahan jawaban siswa yang terdapat pada saat wawancara bisa adalah miskonsepsi yang sesungguhnya, karena siswa yangkin akan jawabannya. Tingkat keyakinan bisa dianggap sebagai wujud kepercayaan internal terhadap keakuratan dalam memilih jawaban (Renner & Renner dalam Caleon & Subramaniam, 2010). Menurut Caleon & Subramaniam (2010), tingkat keyakinan

mencerminkan kekuatan pemahaman konsep siswa dan kekuatan miskonsepsi

yang dialami siswa.

Berbeda halnya dengan contoh kedua, dimana siswa mengakui bahwa mereka

tidak memahami konsep dan masih ragu dengan jawabannya karena tidak

memperhatikan penjelasan guru. Kendati jawaban mereka salah namun kesalahan

ini bukan digolongkan sebagai miksonsepsi. Tidak semua kesalahan berasal dari

miskonsepsi, bisa saja siswa mengalami lack of knowledge dan error (pernyataan

salah, tapi alasan benar dan yakin) (Kutluay, 2005). Dalam kasus ini, siswa mengalami lack of knowledge (kurang pengetahuan) karena ketidak yakinan akan jawabannya .

(9)

Rico Elfani, 2013

Profil Miskonsepsi Siswa Kelas XI Pada Materi Gelombang Bunyi Berdasarkan Hasil Three-Tiar Test Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Guru tersebut menjelaskan bahwa mereka kesulitan untuk mengembangkan instrumen penilaian yang bisa digunakan untuk tes formatif sekaligus mengidentifikasi miskonsepsi karena pasti pelaksanaan memerlukan waktu yang lama. Metode identifikasi yang mereka ketahui hanya sebatas wawancara. Kendati wawancara memiliki kelebihan mampu menelusuri secara detail bagaimana pemahaman dan miskonsepsi siswa, namun pelaksanaannya memerlukan waktu yang panjang sehingga tidak cocok diterapkan untuk sekolah yang memiliki jam pelajaran yang padat. Selain itu tes pilihan ganda biasa juga kurang mumpuni untuk dijadikan pengientifikasi miskonsepsi kemungkinan siswa menebak jawaban sangat besar. Tes essai bisa diandalkan untuk melacak miskonsepsi, namun kelemahannya banyak siswa yang tidak mengisi jawaban.

Salah satu bentuk tes diagnosis yang banyak digunakan para peneliti dari berbagai bidang studi untuk mengidentifikasi miskonsepsi adalah two-tier test. Namun, two-tier test memiliki keterbatasan, yaitu tidak bisa membedakan jawaban siswa yang salah karena diakibatkan oleh miskonsepsi atau akibat kurang pengetahuan (lack of knowledge). Sebaliknya, tidak bisa membedakan jawaban siswa yang benar karena paham konsep atau hanya menebak jawaban (guessing). Two tier test tidak mampu membedakan kesaalahan jawaban karena miskonsepsi asli atau miskonsepsi palsu.

Three-tier test atau tes bentuk pilihan ganda tiga tingkat, mampu mengatasi keterbatasan tersebut. Three tier-test memiliki satu tingkat tambahan setelah tingkat dua pada two-tier test , yaitu tingkat keyakinan. Pada tingkat tiga (tier-3) atau tingkat keyakinan ditambahkan untuk mengukur keyakinan siswa atas jawabannya pada tingkat satu dan dua. Tingkat keyakinan bisa dianggap sebagai wujud kepercayaan internal terhadap keakuratan dalam memilih jawaban (Renner & Renner dalam Caleon & Subramaniam, 2010). Tingkat keyakinan

mencerminkan kekuatan pemahaman konsep siswa dan kekuatan miskonsepsi

yang dialami siswa. Tingkat tiga atau tingkat keyakinan terdiri dua pilihan yaitu

(10)

Rico Elfani, 2013

Profil Miskonsepsi Siswa Kelas XI Pada Materi Gelombang Bunyi Berdasarkan Hasil Three-Tiar Test Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

response index (CRI) yang dikembangkan oleh Hasan, Bagayoko dan Kelly

(1999). Dalam penelitian ini digunakan tingkat keyakinan dengan dua pilihan

yaitu “yakin” dan “tidak yakin” sebagaimana yang pernah digunakan Eryılmaz &

Sürmeli (2002), Kutluay (2005), Katlacki & Didi’s, (2007) dan Pesman (2010).

Berdasarkan pemaparan diatas, peneliti menyimpulkan bahwa three-tier test adalah instrumen yang ampuh untuk membantu guru yang kesulitan mengembangkan instrumen pengidentifikasi miskonsepsi siswa. Three-tier test memiliki kemampuan diagnosis mendekati wawancara namun dapat dilaksanakan pada sampel yang lebih banyak dalam waktu yang singkat. Hal ini mendorong peneliti untuk mengembangkan three-tier test untuk mengidentifikasi miskonsepsi pada materi ajar gelombang.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang mencerminkan proses dalam penelitian ini dijabarkan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah proses yang ditempuh dalam mengembangkan three-tier test gelombang bunyi?

2. Bagaimanakah profil miskonsepsi asli pada materi gelombang bunyi berdasarkan hasil three-tier test?

3. Bagaimanakah profil miskonsepsi palsu pada materi gelombang bunyi berdasarkan hasil three-tier test?

C. Batasan Masalah

Miskonsepsi yang diidentifikasi dalam penelitian ini dibatasi pada miskonsepsi yang diakibatkan oleh diri peserta didik.

(11)

Rico Elfani, 2013

Profil Miskonsepsi Siswa Kelas XI Pada Materi Gelombang Bunyi Berdasarkan Hasil Three-Tiar Test Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tujuan penelitian konsisten dengan dengan rumusan masalah dan mencerminkan proses penelitian (Pedoman Penulisan Karya Ilmiah UPI, 2012: 17). Tujuan yang diharapkan tercapai dari penelitian ini yaitu:

1. Menjabarkan proses yang ditempuh sehingga diperoleh three-tier test gelombang bunyi.

2. Mendeskripsikan profil miskonsepsi asli pada materi gelombang bunyiberdasarkan hasil three-tier test.

3. Mendeskripsikan profil miskonsepsi palsu pada materi gelombang bunyi berdasarkan hasil three-tier test.

E. Definisi Operasional

Definisi Operasional dalam penelitain ini diantaranya adalah:

1. Profil miskonsepsi asli diukur berdasarkan skor jawaban untuk semua tingkat (tingkat satu, dua, dan tiga) pada three tier test. Indikator miskonsepsi asli yaitu siswa menjawab salah pada tingkat satu dan atau

tingkat dua, tetapi menjawab “yakin” tingkat tiga. Profil miskonsepsi asli disajikan dengan menampilkan informasi persentase siswa yang mengalami miskonsepsi dari tiap nomor item soal. Kemudian pembahasan untuk miskonsepsi yang terdapat pada tiap item soal tersebut dijelaskan secara narasi.

2. Profil miskonsepsi palsu diukur berdasarkan skor jawaban untuk semua tingkat pada three tier test. Miskonsepsi palsu terdiri dari kurang pengetahuan dan error. Indikator kurang pengetahuan yaitu siswa menjawab benar dan atau salah pada tingkat satu dan tingkat dua, tetapi

(12)

Rico Elfani, 2013

Profil Miskonsepsi Siswa Kelas XI Pada Materi Gelombang Bunyi Berdasarkan Hasil Three-Tiar Test Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

item soal. Kemudian, dibahas item soal yang mengalami error dan kurang pengetahuan dengan persentase terbesar yang dijelaskan secara narasi. Hal ini dikarenakan tidak semua item soal ditemukan kurang pengetahuan dan error

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini, yaitu :

1. Bagi guru fisika, diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi penambah wawasan mengenai bentuk tes alternatif untuk mengidentifikasi miskonsepsi yang dialami oleh siswa sehingga kualitas pembelajaran fisika dapat ditingkatkan.

2. Semua pihak yang berkepentingan untuk dapat dijadikan sebagai referensi dalam penelitian selanjutnya yang terkait

(13)

Rico Elfani, 2013

Profil Miskonsepsi Siswa Kelas XI Pada Materi Gelombang Bunyi Berdasarkan Hasil Three-Tiar Test Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(14)

18

Rico Elfani, 2013

Profil Miskonsepsi Siswa Kelas XI Pada Materi Gelombang Bunyi Berdasarkan Hasil Three-Tiar Test Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi miskonsepsi asli dan palsu siswa pada materi gelombang bunyi. Penelitian ini dilaksanakan di salah satu SMK di Kota Bandung. SMK tersebut menerapkan sistem kejuruan teknik, yaitu teknik mesin, teknik elektro, teknik kelistrikan, teknik konstruksi rangka pesawat udara, dan teknik konstruksi badan pesawat udara. Peneliti memilih lokasi penelitian di SMK karena dari upaya pencarian jurnal referensi tentang penelitian three-tier test, belum ditemukan penelitian sejenis yang memilih lokasi penelitian di SMK.

(15)

Rico Elfani, 2013

Profil Miskonsepsi Siswa Kelas XI Pada Materi Gelombang Bunyi Berdasarkan Hasil Three-Tiar Test Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Soal free response test dan soal three-tier test pada tingkat satu umumunya sama atau hampir sama, maka ada dua pendapat tentang pembagian kelompok sampel dalam pengembangan three-tier test. Pertama, menurut Subramaniam (2010), sampel free response test dan three-tier test boleh menggunakan sampel yang sama tetapi selisih waktu antara pengerjaan free response test dan three-tier test minimal harus dua minggu. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir kemungkinan siswa menghafal soal dan mengingat jawaban mereka sebelumnya. Pendapat kedua, sampel dibagi menjadi tiga kelompok yang berasal dari subjek penelitian yang berbeda (Kutluay, 2005: 29 dan Celtin-Dindar dan Geban, 2011), yaitu: kelompok sampel free response/open ended test, kelompok sampel wawancara dan kelompok sampel three-tier test. Peneliti merujuk pada pendapat yang kedua, yaitu membagi sampel kedalam beberapa kelompok tersebut.. Jadi dalam penelitian terdapat tiga kelompok sampel yang akan dipilih dari 4 buah kelas XI yang telah ditetapkan sebagai sampel. Adapun alokasi kelas untuk tiap kelompok sampel ditunjukkan oleh tabel 3.1 berikut :

Tabel 3.1. Alokasi kelas untuk setiap kelompok sampel penelitian

Kelompok sampel Jumlah subjek penelitian ( n)

Wawancara 3

Free response test 53

Three-tier test 60

(16)

Rico Elfani, 2013

Profil Miskonsepsi Siswa Kelas XI Pada Materi Gelombang Bunyi Berdasarkan Hasil Three-Tiar Test Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.2. Kegiatan penelitian yang dilakukan kepada kelompok Sampel

Minggu ke-

Kegiatan Kelas yang digunakan

1 Wawancara XI Elektro 2 dan Mesin 3

2 Free response test XI Elektro 2 dan Mesin 3 3 Three -tier test XI Mesin 4 dan Listrik 2

B. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah one-shot case study design (Sugiono, 2010: 110). Peneliti melakukan tindakan berupa satu kali pengujian soal tes kemudian hasilnya diamati melalui pengolahan data, sebagaimana pola yang ditunjukkan oleh gambar 3.1 berikut ini.

Gambar 3.1. Desain Penelitian

C. Metode Penelitian

Penelitian ini menerapkan metode cross sectional survey. Peneliti memilih metode penelitan tersebut dengan mempertimbangakan lama/durasi waktu penelitian dan kealamiahan tempat penelitian. Menurut Sugiono (2010: 6), dari segi waktu, metode penelitian dibedakan menjadi cross sectional (lintas seksi)

Pengujian three-tier test gelombang bunyi

Pengolahan Data Pengolahan

Data Wawancara

(17)

Rico Elfani, 2013

Profil Miskonsepsi Siswa Kelas XI Pada Materi Gelombang Bunyi Berdasarkan Hasil Three-Tiar Test Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan longitudinal (serempak). Peneliti memilih metode cross sectional karena terdapat banyak hal yang akan diteliti dan diuji (three-tier test, wawancara, dan free response test) sementara waktu penelitian yang diberikan pihak sekolah terbatas dan jumlah sampel penelitian yang diperoleh tidak begitu banyak sehingga tidak memungkinkan untuk dilakukan penelitian serempak.

Sementara itu, berdasarkan kealamiahan (ada tidaknya kontrol atau perlakuan dari peneliti) terhadap tempat penelitian, metode penelitian dibagi menjadi metode eksperimen, survey dan naturalistik (Sugiono, 2010: 11). Peneliti memilih metode penelitian survey karena dalam proses penelitian, peneliti mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan atau hasil pengontrolan dari peneliti) tetapi peneliti menerapkan perlakuan dalam pengumpulan data dengan mengedarkan kuesioner, tes, wawancara tersturuktur, dan sebagainya (Sugiono, 2010: 12).

Berdasarkan beberapa pertimbangan diatas maka metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitan cross sectional survey. Metode penelitian cross sectional survey pernah diterapkan oleh Kutluay (2005) dalam penelitiannya yang berjudul, “Diagnosis Miskonsepsi Siswa Kelas Tujuh dengan Menggunakan Three-Tier Test.

D. Prosedur Penelitian

Langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini dilakukan dengan merujuk pada tahapan yang pernah dilakukan oleh Eryılmaz and Sürmeli (2002), Pesman & Haki (2002), Kutluay (2005), Geban (2005), Katlacki& Nilufer (2007), Caleon & Subramaniam (2010) dan Pesman (2010). Prosedur penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Tahap I: Persiapan dan Administrasi

(18)

Rico Elfani, 2013

Profil Miskonsepsi Siswa Kelas XI Pada Materi Gelombang Bunyi Berdasarkan Hasil Three-Tiar Test Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Mengurus surat izin penelitian dan menghubungi pihak sekolah tempat penelitian akan dilaksanakan.

4. Studi pendahuluan, berupa wawancara dengan guru dan analisis soal-soal fisika terkait konsep gelombang bunyi.

5. Merumuskan masalah penelitian.

6. Studi literatur terhadap jurnal, artikel, buku, dan laporan penelitian baik dalam bentuk tertulis dan elektronik mengenai miskonsepsi gelombang bunyi.

7. Menetapkan materi gelombang bunyi sebagai kajian penelitian.

Tahap II : Wawancara

1. Merancang panduan wawancara mengenai materi gelombang bunyi berdasarkan hasil studi literatur terhadap miskonsepsi gelombang bunyi. 2. Melaksanakan wawancara terhadap tiga orang siswa SMK kelas XI yang

sudah mempelajari gelombang bunyi.

3. Sebelum wawancara dimulai, peneliti mengkondisikan siswa peserta wawancara agar tidak nervous dan gugup sehingga mereka bisa berkomunikasi dengan lancar.

4. Peneliti membebaskan siswa menjawab sesuai dengan apa yang dipikirkannya (selama jawaban itu berhubungan dengan pertanyaan) dan tidak membenarkan atau menyalahkan jawaban siswa tersebut.

5. Mencatat dan merekam (sebagian) jawaban dari siswa peserta wawancara. 6. Menganalisis jawaban siswa dan menyimpulkan pada konsep-konsep

mana siswa mengalami miskonsepsi asli dan palsu.

Tahap III : Free Response Test

1. Menyusun free response test mengenai materi gelombang bunyi berdasarkan pertanyaan panduan wawancara.

2. Konsultasi dengan dosen pembimbing dan melakukan judgement instrumen free response test gelombang bunyi dan perbaikan instrumen 3. Melakukan survey terhadap jadwal mata pelajaran fisika kelas XI di tepat

(19)

Rico Elfani, 2013

Profil Miskonsepsi Siswa Kelas XI Pada Materi Gelombang Bunyi Berdasarkan Hasil Three-Tiar Test Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Melakukan penyesuaian antara jadwal fisika kelas XI dengan jadwal dalam agenda penelitian.

5. Menentukan subjek penelitian untuk free response test sebanyak 53 siswa 6. Mengujikan free response test kepada subjek penelitian.

Tahap IV : Three-Tier Test

1. Mengolah hasil free response test, untuk memperoleh data jawaban salah dari siswa. Data ini dijadikan sebagai tambahan distraktor pada tingkat satu dan dua three-tier test.

2. Menyusun three-tier test berdasarkan soal pada free response test (dengan beberapa modifikasi).

3. .Konsultasi dengan dosen pembimbing dan melakukan judgement instrumen three-tier test gelombang bunyi dan perbaikan instrumen 4. Uji coba three-tier test terhadap 32 subjek penelitian.

5. Rekapitulasi hasil uji coba instrumen berupa validitas, reliabilitas, tignkat kesukaran dan daya pembeda.

6. Konsultasi dengan dosen pembimbing dan melakukan revisi pada butir soal instrumen three-tier test gelombang bunyi yang tidak layak (dari hasil uji coba)

7. Three-tier test gelombang bunyi siap diujikan terhadap 60 subjek penelitian.

(20)

Rico Elfani, 2013

Profil Miskonsepsi Siswa Kelas XI Pada Materi Gelombang Bunyi Berdasarkan Hasil Three-Tiar Test Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tahap III: Mengembangkan Tahap I: Persiapan dan administrasi

(21)

Rico Elfani, 2013

Profil Miskonsepsi Siswa Kelas XI Pada Materi Gelombang Bunyi Berdasarkan Hasil Three-Tiar Test Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1. Tahapan Pengembangan Three-Tier Test Gelombang Bunyi

E. Instrumen Penelitian

Untuk menjawab rumusan masalah, maka dalam penelitian ini dirancang beberapa instrumen, yaitu sebagai berikut:

1. Panduan Interview (Wawancara) Gelombang Bunyi.

Wawancara dilakukan sebagai salah satu metode untuk menggali miskonsepsi dan pemahaman siswa terhadap materi gelombang bunyi. Kutluay (2005), Caleon dan Subramaniam (2010) dan Celtin-Dindar dan Geban (2011) dalam penelitiannya yang berkaitan dengan pengembangan three-tier test melakukan wawancara sebagai alternatif untuk memperoleh data miskonsepsi siswa. Panduan wawancara berisi beberapa pertanyaan terkait gelombang bunyi yang dibagi menjadi be berapa submateri sebagai berikut: karakteristik gerak partikel medium pada gelombang bunyi, kecepatan gelombang bunyi dalam medium, sifat–sifat gelombang bunyi: interferensi dan refleksi, Kenyaringan dan tinggi rendah nada bunyi, resonansi dan efek Doppler. Pewawancara mencatat secara langsung dan merekam jawaban siswa yang menjadi subjek wawancara, alokasi waktu untuk wawancara diestimasi sekitar 1 jam tiap siswa dan dilaksanakan terhadap 3 siswa dengan bantuan 2 orang pewawancara.

2. Free Response Test (Tes Jawaban Bebas)/Open Ended Questions Test (Tes

Jawaban Terbuka Berujung) Gelombang Bunyi.

(22)

Rico Elfani, 2013

Profil Miskonsepsi Siswa Kelas XI Pada Materi Gelombang Bunyi Berdasarkan Hasil Three-Tiar Test Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dari free response test digunakan sebagai bahan penyusun distractor pada tingkat satu dan alasan pada tingkat dua three-tier test (Kutluay, 2005: 35). Soal yang digunakan sama dengan soal interview dengan tambahan beberapa bagian soal yang diperluas yang menguji beberapa submateri gelombang bunyi yaitu: karakteristik gerak partikel medium pada gelombang bunyi, kecepatan gelombang bunyi dalam medium, sifat-sifat gelombang bunyi: interferensi dan refleksi, intensitas dan tinggi rendah nada bunyi, resonansi dan efek Doppler. Instrument ini terdiri dari 14 butir soal pemahaman konsep gelombang bunyi dengan alokasi pengerjaan soal 90 menit.

3. Three-Tier Test Gelombang Bunyi

Three-tier test digunakan untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa SMK kelas XI pada materi gelombang bunyi. Seluruh data jawaban salah dari siswa yang diperoleh dari proses wawancara, free response test dan telaah literatur dikumpulan. Selanjutnya data jawaban salah tersebut dijadikan pelengkap distractor tingkat satu dan alasan pada tingkat dua sehingga dicapai empat buah opsi jawaban untuk tingkat satu dan empat buah opsi alasan untuk tingkat dua (Kutluay, 2005: 36). Setelah versi two-tier test dirampungkan, maka ditambahkan confident rating yang terdiri dari jawaban ya atau tidak pada tingkat tiga sebagai indikator tingkat keyakinan siswa atas jawabannnya. Instrument ini terdiri dari 14 butir soal dengan alokasi waktu pengerjaan 90 menit.

F. Pengembangan Instrumen Penelitian

(23)

Rico Elfani, 2013

Profil Miskonsepsi Siswa Kelas XI Pada Materi Gelombang Bunyi Berdasarkan Hasil Three-Tiar Test Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

.

(24)

Rico Elfani, 2013

Profil Miskonsepsi Siswa Kelas XI Pada Materi Gelombang Bunyi Berdasarkan Hasil Three-Tiar Test Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Reliabilitas: 0,78

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui tes tertulis dan wawancara. Tes tertulis dalam penelitian ini berbentuk free response test dan three-tier test untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada materi gelombang bunyi. Tes tertulis dibutuhkan untuk mendapatkan informasi secara cepat dan akurat mengenai miskonsepsi siswa dalam jumlah sampel yang besar. Pada tes tertulis, tiap siswa diminta menuliskan jawabannya pada lembar jawaban yang disediakan oleh peneliti. Selanjutnya lembar jawaban ini digunakan untuk keperluan analisis data penelitian.

Wawancara dilakukan untuk mengetahui gambaran sekilas namun mendalam mengenai pemahaman konsep siswa dan mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada materi gelombang bunyi. Wawancara dilakukan dengan hanya melibatkan sedikit sampel. Pada saat wawancara, peneliti dapat menanyakan secara langsung tentang keyakinan siswa akan jawabannya dan mengamati ekspresi fisik/mimik siswa pada saat menjawab pertanyaan yang diberikan.

(25)

Rico Elfani, 2013

Profil Miskonsepsi Siswa Kelas XI Pada Materi Gelombang Bunyi Berdasarkan Hasil Three-Tiar Test Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

informasi miskonsepsi yang akan diperoleh dan membutuhkan informasi miskonsepsi baru yang belum diketahui tersebut. Oleh karena itu, peneliti merekam dan mencatat semua jawaban yang diungkapkan siswa untuk keperluan analisis data.

H. Teknik Analisis Data

Data kuantitatif dalam penelitain ini adalah jawaban hasil three-tier test. Untuk menganalisis data tersebut digunakan menggunakan beberapa teknik berikut ini: 1. Validitas

Validitas tes adalah tingkat keabsahan atau ketepatan suatu tes. Tes yang valid (absah = sah) adalah tes yang benar-benar mengukur apa yang hendak dukur. Agar data yang diperoleh valid, instrumen atau alat untuk mengevaluasinya harus valid. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kriteria. Ada dua validitas yaitu validitas konstruksi dan validitas isi.

(26)

Rico Elfani, 2013

Profil Miskonsepsi Siswa Kelas XI Pada Materi Gelombang Bunyi Berdasarkan Hasil Three-Tiar Test Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan memberi nilai 0 jika butir soal tidak sesuai dengan aspek pemahaman konsep atau indikator soal.

Validitas isi yaitu dari data hasil uji coba intrumen. Teknik yang digunakannya adalah teknik korelasi product momen yang dikemukakan oleh Pearson. Rumus korelasi product moment dengan angka kasar

√ (3.1)

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan Y, dua variabel yang dikorelasikan.

X = skor tiap butir soal. Y = skor total tiap butir soal.

N = jumlah siswa.

Tabel 3.4. Klasifikasi Validitas Butir Soal

Nilai rxy Kriteria

1,00 Sempurna

0,800-0,99 Sangat tinggi

0,600-0,79 Tinggi

0,40-0,59 Cukup

0,20-0,39 Rendah

0,00-0,19 Sangat rendah

(Arikunto, 2010:75)

2. Reliabilitas

(27)

Rico Elfani, 2013

Profil Miskonsepsi Siswa Kelas XI Pada Materi Gelombang Bunyi Berdasarkan Hasil Three-Tiar Test Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berbeda dan waktu yang berbeda, maka akan memberikan hasil yang sama atau relatif sama (Arikunto, 2010: 90). Rumus yang digunakan adalah split half method (metode belah dua). Skor total item genap dan ganjil dipisahkan, lalu dicari korelasi pearsonnya sebagai r ganjil genap. Nilai ini kemudian dibandingkan dengan tabel interpretasi reliabilitas.

(3.2)

dengan:

r11 : reliabilitas instrumen

r ganjil genap = korelasi Pearson antara skor total item ganjil dengan skor toal item genap

Tabel 3.5. Interpretasi Reliabilitas Tes

Koefisien Korelasi Kriteria 0.80 – 1.00 Sangat tinggi

0.60 – 0.79 Tinggi

0.40 – 0.59 Sedang

0.200 – 0.39 Rendah

0.00 – 0.19 Sangat rendah

3. Daya Pembeda

(28)

Rico Elfani, 2013

Profil Miskonsepsi Siswa Kelas XI Pada Materi Gelombang Bunyi Berdasarkan Hasil Three-Tiar Test Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(3.3)

Dengan:

D : daya pembeda

BA : jumlah siswa dari kelompok atas yang menjawab soal tersebut dengan benar

BB: jumlah siswa dari kelompok bawah yang menjawab soal tersebut dengan

benar

JA : banyaknya peserta kelompok atas

JB : banyaknya peserta kelompok bawah

PA : proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB : proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Indeks atau koefisien daya pembeda berkisar antara +1,0 sampai -1,0. Daya pembeda +1,0 artinya bahwa seluruh anggota kelompok atas menjawab dengan benar butir soal itu, sedangkan semua anggota kelompok bawah menjawab dengan salah butir soal itu. Sebaliknya, daya pembeda -1,0 artinya bahwa seluruh anggota kelompok atas menjawab dengan salah butir soal itu, sedangkan semua anggota kelompok bawah menjawab dengan benar butir soal itu.

Tabel 3.6. Interpretasi Daya Pembeda

Nilai D Kategori

0.00 Tidak mempunyai daya pembeda

1.00 Hanya bisa dijawab oleh kelompok tinggi - (negatif) Tidak baik sekali atau kelompok rendah lebih

banyak menjawab butir soal tersebut dengan benar daripada kelompok tinggi.

(29)

Rico Elfani, 2013

Profil Miskonsepsi Siswa Kelas XI Pada Materi Gelombang Bunyi Berdasarkan Hasil Three-Tiar Test Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nilai D Kategori

pengertian ganda < 0.20 Jelek (poor)

0.20 – 0.40 Cukup (satisfactory) 0.41 – 0.70 Baik (good)

0.70 > Baik sekali (exellent) (Arikunto, 2010:218 )

4. Tingkat Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Tingkat kesukaran (difficulty indeks) adalah bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal. Besar indeks kesukaran antara 0,00 sampai 1,00. Indeks ini menunjukkan taraf kesukaran soal. Soal dengan indeks kesukaran 0,00 menunjukkan bahwa soal itu terlalu sukar, sebaliknya indeks 1,00 menunjukkan bahwa saolnya terlalu mudah. Rumus mencari P adalah:

P =

(3.4) (Arikunto, 2010:208)

Dengan:

P : indeks kesukaran

B : banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS : jumlah seluruh siswa peserta tes

Tabel 3.7. Interpretasi Indeks Taraf Kemudahan

Nilai f Kriteria

0.00 – 0.25 Sukar

0.26 – 0.75 Sedang

0.76 – 1.00 Mudah

(30)

Rico Elfani, 2013

Profil Miskonsepsi Siswa Kelas XI Pada Materi Gelombang Bunyi Berdasarkan Hasil Three-Tiar Test Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(31)

85

Rico Elfani, 2013

Profil Miskonsepsi Siswa Kelas XI Pada Materi Gelombang Bunyi Berdasarkan Hasil Three-Tiar Test Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan temuan hasil penelitian, maka peneliti menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Telah dikembangkan seperangkat instrumen tes berbentuk three-tier untuk mengidentifikasi miskonsepsi asli dan palsu yang valid dan reliabel

2. Miskonsepsi asli terbesar dialami siswa pada konsep efek Doppler dengan persentase 76,67%. Siswa berpikiran bahwa perubahan frekuensi bunyi yang didengar oleh pengamat disebabkan oleh jaraknya dari sumber, bukan karena gerak relatif antara pengamat dan sumber

(32)

Rico Elfani, 2013

Profil Miskonsepsi Siswa Kelas XI Pada Materi Gelombang Bunyi Berdasarkan Hasil Three-Tiar Test Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Saran

Berikut beberapa hal yang dapat peneliti sarankan:

1. Bagi para guru dan pendidik, sangat direkomendasikan untuk menerapkan three-tier test agar benar–benar dapat diketahui apakah anak didiknya mengalami miskonsepsi asli atau miskonsepsi palsu. Hal ini dikarenakan, miskonsepsi membutuhkan penanganan yang lebih serius dan tidak bisa hanya dengan sekali ceramah seperti pada penanganan kurang pengetahuan dan error.

(33)

87

Rico Elfani, 2013

Profil Miskonsepsi Siswa Kelas XI Pada Materi Gelombang Bunyi Berdasarkan Hasil Three-Tiar Test Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abraham, M. R, Grzybowski, E. B, Renner, J. W, et al. (1992). Understandings and misunderstandings of eighth graders of five chemistry concepts found in textbooks. Journal of Research in Science Teaching, 29(2), 105-120. Amir, Frankl, & Tamir. (1987). Justifications of answers to multiple choice items

as a means for identifying misconceptions. In Proceedings of the Second International Seminar on Misconceptions and Educational Strategies in Science and Mathematics. Vol I. 15-25. Ithaca, New York: Cornell University.

Arikunto, Suharsimi. 1995. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara

Brown. T. L. (1992). Using examples and analogies to remediate misconceptions in physics: Factors influencing conceptual change. Journal of Research in Science Teaching, 29(1), 17-34.

Caleon, I. & Subramaniam, R. (2010). Development and Application of a

Three-Tier Diagnostic Test to Assess Secondary Student’s Understanding of

Wave. International Journal of Science Education, Vol.32, No. 7, 1 May 2010, pp. 939-961.

Carter, C. & Brikhouse, N. W. (1989). What makes chemistry difficult ?. Journal of Chemical Education, 66(3), 223-225.

Celtin-Dindar, A. & Geban, O. (2011). Development of a Three-Tier Test To

Asses High School Student’s Understanding of Acids and Bases. [online]. Tersedia : http://www.scincedirect.com. [10 Oktober 2011].

(34)

Rico Elfani, 2013

Profil Miskonsepsi Siswa Kelas XI Pada Materi Gelombang Bunyi Berdasarkan Hasil Three-Tiar Test Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Proceedings of the Second International Seminar on Misconceptions and Educational Strategies in Science and Mathematics. Vol I. 177-181. Ithaca, New York: Cornell University.

Fowler & Jaoude. (1987). Using hierarchical concepts/proposition maps to plan instruction that addresses existing and potential student misunderstandings in science. In Proceedings of the Second International Seminar on Misconcep-tions and Educational Strategies in Science and Mathematics. Vol I. 182-186. Ithaca, New York: Cornell University. George, J. (1989). Sources of students’ conception in science, the cultural context.

Journal of Science and Mathematics Education in SE Asia, XII(2), 13-20. Kutluay, Yasin. (2005). Diagnosis of eleventh grade students misconception about geomentric optic by a three tier test. Thesis for Master of Science Degree the Graduate School of Natural and Applied Sciences, Middle East Technical

University,Turkey.[online].Tersedia:http://etd.lib.metu.edu.tr/upload/1260 6660/index.pdf. [10 Oktober 2011]

Kaltakci & Didis (2007). Identification of Pre-Service Physics Teachers' Misconceptions on Gravity Concept: A Study with a 3-Tier Misconception Test. Turki: Faculty of Education, Middle East Technical University.

Lynch, Patrick. (1989). Language and communication in the Science Classroom. Journal of Science and Mathematics Education in S. E. Asia, XII(2), 33-41.

Mehrens, W. A. & Lehmann, I. J. (1984). Measurement and evaluation: In education and psychology. New York: Holt, Rinehart and Winston.

Odom, A. L. & Barrow, L. H. (1995). Development and application of a two-tier

(35)

Rico Elfani, 2013

Profil Miskonsepsi Siswa Kelas XI Pada Materi Gelombang Bunyi Berdasarkan Hasil Three-Tiar Test Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diffusion and osmosis after a course of instruction. Journal of Research in Science Teaching, 32(1), 45-61.

Paul Suparno. (2005). Miskonsepsi & perubahan konsep pendidikan fisika. Jakarta: Grasindo.

Pesman, Haki. (2010). Development of a Three-Tier Test To Asses Ninth Grade

Student’s Misconception About Simple Electric Circuits. Thesis for Master of Science Degree the Graduate School of Natural and Applied Sciences, Middle East Technical University, Turkey.[online].Tersedia:

http://etd.lib.metu.edu.tr/upload/12606625/index.pdf. [10 Oktober 2011] Salirawati, Das (2010), Pengembangan model instrument pendeteksi miskonsepsi

kimia pada peserta didik. Disertasi: Yogyakarta: PPs UNY

Sidauruk, S. (2005). Miskonsepsi stoikiometri pada siswa SMA. Disertasi. Yogyakarta: PPs UNY

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta

Treagust, D. (1987). An approach for helping students and teachers diagnose misconceptions in specific science content area. In Proceedings of the Second International Seminar on Misconceptions and Educational Strategies in Science and Mathematics. Vol II. 519-520. Ithaca, New York: Cornell University.

Gambar

Tabel  3.1. Alokasi  kelas untuk setiap kelompok sampel penelitian
Tabel 3.2. Kegiatan penelitian yang dilakukan kepada kelompok Sampel
Tabel 3.3. Rekapitulasi analisis butir soal  hasil uji coba  three-tier test
Tabel 3.4. Klasifikasi Validitas Butir Soal
+4

Referensi

Dokumen terkait

Struktur organisasi dari penulisan skripsi yaitu pada BAB I merupakan bab pendahuluan yang membahas tentang latar belakang penelitian yaitu menjelaskan tentang hal-hal yang

Three tier test akan memungkinkan guru dan siswa mengidentifikasi miskonsepsi sehingga memberikan gambaran kepada guru tentang penguasaan siswa terhadap materi yang

Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya miskonsepsi adalah kurangnya ketertarikan siswa pada mata pelajaran biologi karena menganggap biologi sebagai pelajaran yang sulit;

Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa miskonsepsi memiliki persentase yang tinggi padahal materi sintesis protein sudah diajarkan pada siswa.. Hal tersebut

Miskonsepsi pada materi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dapat terjadi jika siswa memiliki prakonsepsi yang kuat terhadap konsep tertentu dan berbeda dengan ketetapan para

Tabel 6 Hasil Peningkatan Hasil Belajar Subjek Uji Coba Pre-Test Post-Test 30 orang siswa kelas XI Mipa 2 MAN 1 Lubuklinggau 548,5 2.505 Rata-Rata Skor 18,2 83,5 N-gain 〈 〉