• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONTRIBUSI KUALITAS KINERJA PEGAWAI BAGIAN TATA USAHA DALAM MENUNJANG KEBERHASILAN PENGELOLAAN PENDIDIKAN DI SEKOLAH LANJUTAN TINGKAT PERTAMA : Studi Deskriptif Analitik terhadap Kinerja Pegawai Bagian Tata Usaha pada SLTP Negeri di Wilayah Kota Bandung T

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KONTRIBUSI KUALITAS KINERJA PEGAWAI BAGIAN TATA USAHA DALAM MENUNJANG KEBERHASILAN PENGELOLAAN PENDIDIKAN DI SEKOLAH LANJUTAN TINGKAT PERTAMA : Studi Deskriptif Analitik terhadap Kinerja Pegawai Bagian Tata Usaha pada SLTP Negeri di Wilayah Kota Bandung T"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

KONTRIBUSI KUALITAS KINERJA PEGAWAI BAGIAN TATA USAHA DALAM MENUNJANG KEBERHASILAN

PENGELOLAAN PENDIDIKAN Dl SEKOLAH LANJUTAN TINGKAT PERTAMA

(Studi DeskriptifAnalitik terhadap Kinerja Pegawai Bagian Tata Usaha

pada SLTP Negeri di Wilayah Kota Bandung Timur)

TESIS

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat Memperoleh Geiar Magister Pendidikan Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh:

CASM1TA NIM 009554

PROGRAM PASCASARJANA

▸ Baca selengkapnya: download sk tata usaha sekolah

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Disetujui dan disyahkan oieh :

Pe/nbirobing I

Wc^-Prof. Dr. H.[Tb. Abm Syatnsudin Makmun, M.A.

130188292

Pembimbing II

Prof. Drs. H. Aas Svaefudin. M.A.

(3)

DISETUJUI OLEH

Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan

Program Pascasarjana

Universitas Pendidikan Indonesia

Prof. Dr. H. Ttj. Abin

(4)

ABSTRAK

Untuk mewujudkan keberhasilan pengelolaan pendidikan memerlukan adanya dukungan dari semua komponen, mulai dari kepala sekolah, guru, dan Pegawai TU. Keberadaan Pegawai Tata Usaha sekolah dipandang memiliki kontribusi dalam menunjang keberhasilan pengelolaan pendidikan. Penelitian ini memfokuskan pada upaya untuk menggali "seberapa besar kontribusi yang diberikan Pegawai Tata Usaha dalam menunjang keberhasilan pengelolaan pendidikan pada SLTPN di

Wilayah Bandung Timur?".

Metode penelitian menggunakan metode deskripsi analitik dengan

pendekatan menggunakan analisis kuantitatif dan dilengkapi dengan studi pendalaman melalui wawancara dan telaah dokumentasi. Sampel penelitian terdiri dari 10 orang Pegawai Tata Usaha dan 10 orang kepala sekolah yang mewakili 10 SLTP di Wilayah Bandung Timur. Analisis data

menggunakan analisis Product Moment Angka Kasar.

Hasil analisis data mengungkapkan dari keseluruhan sub variabel, diketahui bahwa kualitas kinerja Pegawai TU memberikan kontribusi besar

(KD = 84,6%) dengan (r^ = 0,92) terhadap keberhasilan pengelolaan

pendidikan pada SLTPN di Wilayah Bandung Timur. Dengan rincian

kesimpulan dari tiap-tiap subvariabel, sebagai berikut:

1. Kontribusi yang diberikan Pegawai TU sebagai pengelola kesiswaan

dalam menunjang keberhasilan pengelolaan pendidikan sebesar 94%

dengan (rxy = 0,97).

2. Kontribusi yang diberikan Pegawai TU sebagai pengelola administrasi

fungsional/kepala sekolah dalam menunjang keberhasilan pengelolaan

pendidikan sebesar 88% dengan (r^ = 0,94).

3. Kontribusi yang diberikan Pegawai TU sebagai pengelola keuangan

dalam menunjang keberhasilan pengelolaan pendidikan sebesar 81%

dengan (r^ = 0,90).

4. Kontribusi yang diberikan Pegawai TU sebagai pengelola kepegawaian

dalam menunjang keberhasilan pengelolaan pendidikan sebesar 82%

dengan (r^ = 0,91).

5. Kontribusi yang diberikan Pegawai TU sebagai pengelola sarana

prasarana dalam menunjang keberhasilan pengelolaan pendidikan

sebesar 88% dengan (r^ = 0,94).

6. Kontribusi yang diberikan Pegawai TU sebagai pengelola

perpustakaan dan sumber

belajar lainnya dalam

menunjang

keberhasilan pengelolaan pendidikan sebesar 88% dengan (r^ = 0,94).

7. Kontribusi yang diberikan Pegawai TU sebagai pengelola Humas

dalam menunjang keberhasilan pengelolaan pendidikan sebesar 81%

dengan (rxy = 0,90).

(5)

ABSTRACT

For successful actualization educational management all school components, want support system form the principal, the teachers, and

school administrations. The existence of Shool Administrations viewed

have contributions in support successful educational management. This research focussing to discovery "How many contributions School Administrations in support educational management successful at SLTPN in area Bandung Timur?"

The method used in this research are the descriptive analitic with quantative approach and suplement study with interview and documentation study. The headmaster and School Administrations of SLTPN ini area Bandung Timur are the subject of this research. Data analysis with Product Moment Angka Kasar formulation.

Data analysis result identifyng from all subvariables, are performance quality of School Administrations have contributions 84,6%

with (r^ = 0,92) for education management at SLTPN in area Bandung Timur. With conclusion elaboration for each subvariable are:

1. Contributions of School Administrations as students manager in support education management successful are 94% with (rxy = 0,97).

2. Contributions of School Administrations as fungsional administration manager or the headmaster in support education

management successful are 88% with (rxy = 0,94).

3. Contributions of School Administrations as school budgetting manager in support education management successful are 81% with (rxy= 0,90).

4. Contributions of School Administrations as personalia manager in support education management successful are 82% with (rxy = 0,91).

5. Contributions of School Administrations as school fasilitation

manager in support education management successful are 88% with (r^ = 0,94).

6. Contributions of School Administrations as learning resources or school library manager in support education management successful are 88% with (rxy = 0,94).

(6)

DAFTAR ISI

Hal

LEMBAR PENGESAHAN i

LEMBAR PERNYATAAN iii

ABSTRAK iv

ABSTRACT v

KATA PENGANTAR vi

UCAPAN TERIMA KASIH viii

DAFTAR ISI xi

DAFTAR TABEL xiii

DAFTAR GAMBAR xiv

DAFTAR LAMPIRAN xv

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan dan Pembatasan Masalah 8

C. Tujuan Penelitian 12

D. Manfaat Penelitian 13

E. Definisi Operasional Variabel 14

F. Paradigma Penelitian 19

G. Hipotesis Penelitian 24

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 25

A. Konsep Dasar Administrasi Pendidikan 25

B. Kinerja 32

C. Konsep Dasar Pegawai Tata Usaha 49

D. Manajemen Pendidikan pada Level Sekolah 66

E. Studi Terdahulu Yang Relevan 71

BAB III METODE PENELITIAN 74

A. Metode Penelitian 74

B. Instrumen Penelitian 75

C. Populasi dan Sampel 80

D. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian 81

E. Teknik Analisis Data Penelitian 86

\^l

(7)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 87

A. Penyajian Data Penelitian 89

B. Pembahasan Hasil Penelitian 107

BABV KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI 118

A. Kesimpulan 118

B. Implikasi 120

C. Rekomendasi 122

DAFTAR PUSTAKA 124

LAMPIRAN-LAMPIRAN 128

(8)

DAFTAR TABEL

Nomor Hal

1. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian 76

2. Tabel Validitas Item Kualitas Kinerja Pegawai TU (Format A).. 161

3. Tabel Validitas Item Keberhasilan Pengelolaan Pendidikan

(Format B) 165

4. Tabel Persiapan Mencari Reliabilitas Format A 167

5. Tabel Persiapan Mencari Reliabilitas Format B 169

6. Tabel Hasil Perhitungan Validitas Item untuk Kualitas Kinerja

Pegawai Tata Usaha 171

7. Tabel Hasil Perhitungan Validitas Item untuk Keberhasilan

Pengelolaan Pendidikan 173

8. Tabel Rekapitulasi Skor Kualitas Kinerja Pegawai TU 174

9. Tabel Rekapitulasi Skor Keberhasilan Pengelolaan Pendidikan 177

lO.Tabel Uji Korelasi Kualitas Kinerja Pegawai Tata Usaha Sebagai Pengelola Kesiswaan (X^ dengan Keberhasilan

Pengelolaan Pendidikan (Y) 178

11 Tabel Uji Korelasi Kualitas Kinerja Pegawai Tata Usaha Sebagai Pengelola Administrasi Fungsional/Kepala Sekolah

(X2) dengan Keberhasilan Pengelolaan Pendidikan (Y) 180

12.Tabel Uji Korelasi Kualitas Kinerja Pegawai Tata Usaha Sebagai Pengelola Keuangan (X3) dengan Keberhasilan

Pengelolaan Pendidikan (Y) 182

13.Tabel Uji Korelasi Kualitas Kinerja Pegawai Tata Usaha Sebagai Pengelola Kepegawaian (X4) dengan Keberhasilan

Pengelolaan Pendidikan (Y) 184

14.Tabel Uji Korelasi Kualitas Kinerja Pegawai Tata Usaha Sebagai Pengelola Sarana Prasarana (X5) dengan

Keberhasilan Pengelolaan Pendidikan (Y) 186

[image:8.595.71.468.137.658.2]
(9)

15.Tabel Uji Korelasi Kualitas Kinerja Pegawai Tata Usaha Sebagai Pengelola Sumber Belajar dan Perpustakaan (X6)

dengan Keberhasilan Pengelolaan Pendidikan (Y) 188

16.Tabel Uji Korelasi Kualitas Kinerja Pegawai Tata Usaha Sebagai Pengelola Humas (X7) dengan Keberhasilan

Pengelolaan Pendidikan (Y) 190

(10)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Hal

1. Paradigma Penelitian 24

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Hal

1. Instrumen Penelitian Untuk Pegawai TU 129

2. Insstrumen Penelitian Untuk Kepala Sekolah 141

3. Pedoman Wawancara Untuk Kepala Sekolah 145

4. Pedoman Wawancara Untuk Pegawai TU 151

5. Pedoman Observasi 158

6. Lampiran Perhitungan Statistik 178

4. Surat Keputusan Pembimbing Tesis 183

5. Surat Perijinan Penelitian 184

6. Riwayat Hidup 196

(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengembangan sumber daya manusia dalam sektor pendidikan

merupakan salah satu isyu strategik yang sedang mendapatkan perhatian

serius dari pemerintah. Pengembangan sumber daya manusia dipandang

sebagai kunci utama untuk mengembangkan mutu pendidikan. Pola manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) di sektor pendidikan dewasa ini mengembangkan prinsip pengembangan {developing) daripada mengontrol (controlling). Melalui pengembangan sumber daya manusia tersebut, maka upaya percepatan (acseleration) pembangunan pendidikan

lebih memungkinkan untuk diwujudkan. Dalam konsep pengembangan

sumber daya dalam sektor pendidikan salah satunya dikembangkan pula konsep penghargaan atas prestasi kerja yang ditunjukkan oieh personil pendidikan. Melalui konsep pengembangan sumber daya manusia

tersebut maka peningkatan mutu pendidikan dapat lebih diwujudkan

secara nyata.

Pembangunan sumber daya manusia mempunyai peranan yang

sangat penting bagi kesuksesan dan kesinambungan pembangunan suatu bangsa. Oieh karena itu, pembangunan dan peningkatan kualitas sumber

daya manusia mutlak diperhatikan dan dirancang secara seksama

berdasarkan pemikiran yang matang.

Pendidikan di sekolah diharapkan mampu memberikan

kesempatan yang seluas-luasnya untuk tumbuh dan berkembang potensi

(13)

peserta didik sesuai dengan dinamika perkembangan yang terjadi di

masyarakat.

Driyakara

(1986),

mengemukakan

bahwa

"pendidikan

memeriukan integrasi dari orang yang mendidik dan integrasi dari

keadaan lingkungan kecil dan besar". Selain itu, pendidikan yang berkualitas diharapkan menghasilkan manusia yang dibutuhkan dan

mampu hidup dalam tantangan perkembangan masyarakat dan ilmu

pengetahuan teknologi dan demikian pesat. Manusia memiliki sejumlah

potensi kemampuan yang unik dan kebutuhan yang beragam dan dalam

pemenuhannya

memeriukan

intervensi

pendidikan,

sehingga

pada

akhirnya

manusia dapat hidup

mandiri,

bertanggung jawab,

dan

mengembangkan aspek kehidupan banyak orang.

Dalam

pandangan

ekonomi,

pendidikan

merupakan

bentuk

investasi yang pada akhirnya dapat menghasilkan "human capital",

sebagai modal dasar untuk pembangunan bangsa dan negara secara

berkelanjutan. Dalam posisi seperti ini, pendidikan memiliki peranan yang

amat menentukan dalam meningkatkan kualitas manusia seutuhnya.

Dalam hal ini, Fakry Gaffar (1986: 1), mengemukakan bahwa "dalam

upaya mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas dan unggul,

pendidikan itu perlu dioptimalkan secara efektif dan efisien, terarah dan

terkoordinasikan secara terpadu untuk mengembangkan kualitas sumber

daya manusia".

Upaya

mewujudkan

pengelolaan

pendidikan

yang

bermutu,

memeriukan keterpaduan dalam pengelolaan pendidikan mulai dari level

(14)

terintegrasi. Oteng Sutisna (1991: 23), menjelaskan bahwa "pendidikan

menunjuk kepada suatu proses yang disengaja dengan mana orang-orang

dijadikan sasaran pengaruh suatu lingkungan yang dipilih dan dikontrol

sedemikian rupa hingga mereka dapat memperoleh kemampuan sosial

dan perkembangan individual yang optimum".

Batasan tersebut

menempatkan pendidikan dalam konteks teknik operasional yang

berindikasikan bahwa dalam prakteknya akan melibatkan berbagai pihak,

sumber-sumber, dan jaringan kerja (networking) yang dibuat untuk

menunjang

pengelolaan

pendidikan

tersebut.

Kerjasama

yang

terkoordinasi antara berbagai pihak dalam pengelolaan sekolah, akan

berkontribusi terhadap terciptanya lingkungan yang

memungkinkan

terjadinya peristiwa belajar mengajar ke arah tercapainya suatu tujuan.

Manakala kondisi tersebut telah terwujud, maka sekolah telah mampu

mewujudkan konsep institutionalized schooling.

Pengelolaan pendidikan yang diselenggarakan secara terpadu

bertujuan untuk menampilkan proses dan hasil pendidikan yang bermutu.

Pendidikan

yang

bermutu,

dapat dipahami

dari

empat indikator,

sebagaimana yang dikemukakan oieh Djam'an Satori (2000: 3), yakni: "(1)

input, (2) proses, (3) output, dan (4) quality assurance". Ke empat

komponen tersebut, akan memberikan arti terhadap pendidikan yang

bermutu, manakala berjalan secara terpadu. Dalam posisi seperti ini,

program kerja yang diputuskan oieh kepala sekolah, memeriukan

dukungan kinerja dari guru dan staf tata usaha secara sinergik.

(15)

pengetahuan dan keterampilan kerja yang sesuai dengan perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi informasi.

Upaya pengembangan kinerja pegawai, erat kaitannya dengan

konsep Manajemen Sumber Daya Manusia.

Pengembangan sumber

daya manusia mempunyai berbagai maksud dan tujuan. Sebagaimana

yang dikemukakan Hasibuan (1997: 56), bahwa maksud dan tujuan

manajemen sumber daya manusia. adalah meningkatkan sumber daya

manusia.

Jerry W. Gilley dan Steven A. Eggland (1989: 12), mengemukakan

misi pengembangan sumber daya manusia sebagai berikut:

The mission of HRD, that is what HRD does is; (1) to provide

individual development focused of performance improvement

related to a current job; (2) to provide career development focused

on performance improvement related to future job assisgment; (3)

to provide organizational development that results in both optimal

utilization on human potential and improved human performance,

which together improves the efficiency of the organization.

Dari rumusan di atas, misi dari pengembangan sumber daya manusia, dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Mengembangkan individu yang difokuskan pada peningkatan kinerja

(prestasi

kerja)

yang

berhubungan

dengan

pekerjaan

yang

dihadapinya;

2. Mengembangkan karir yang difokuskan pada peningkatan kinerja

(prestasi kerja) yang berkenaan dengan pekerjaan di masa yang akan

(16)

3. Mengembangkan organisasi dengan hasil yang optimal dari pengembangan potensi manusia dan mengembangkan kinerja yang

mana keduanya dapat mengefisiensikan kinerja organisasi.

Mencermati pentingnya faktor sumber daya manusia tersebut

dalam konteks pengelolaan pendidikan, maka manajemen sumber daya

manusia hams benar-benar dilakukan secara terencana dan maksimal.

Manajemen yang dilakukan tersebut antara lain dimaksudkan untuk membuat keputusan (decision), strategi pengelolaan dan pengembangan,

pemberian kewenangan dan tanggung jawab yang proporsional, dan

kesejahteraan.

Manajemen sumber daya manusia merupakan kebutuhan setiap

institusi, termasuk institusi pendidikan pada jenjang Sekolah Lanjutan

Tingkat Pertama (SLTP). Tenaga kerja profesional sangat dibutuhkan

dalam pengelolaan SLTP mulai dari kepala sekolah sampai dengan

petugas operasional, seperti pada pelaksana akademik maupun

pelaksana administrasi yang merupakan sumber daya manusia utama

institusi pendidikan. Sumber daya manusia yang profesional dapat

menunjang organisasi dengan karya, bakat, kreativitas dan dorongan

yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan kinerja sumber daya

manusia itu sendiri.

Salah satu indikator keberhasilan manajemen sumber daya

manusia dapat dipahami dari kinerja pegawai dalam melaksanakan tugas

(17)

organisasi. Misalnya dalam setting persekolahan, maka kinerja kepala sekolah, guru, dan tata usaha secara sinergik akan memberikan kontribusi signifikan terhadap pencapaian tujuan pendidikan. Kinerja pegawai erat pula kaitannya dengan profesionalisme, sehingga profesionalisme SDM dalam organisasi merupakan hal yang sangat penting untuk dilaksanakan dalam mengantisipasi dan mengatasi berbagai kendala di masa depan

demi kelangsungan dan kemajuan perusahaan.

Kinerja pegawai tata usaha sekolah dapat dijadikan parameter

tingkat kompetensi profesional pegawai yang bersangkutan dalam

melaksanakan tugas pokok dan fungsinya. Moh. Surya (1998: 7), menjelaskan batasan pegawai profesional sebagai berikut:

Pegawai profesional akan tercermin dalam penampilan

pelaksanaan pengabdian tugasnya yang ditandai dengan keahlian,

rasa tanggung jawab, dan rasa kesejawatan dengan sesamanya.

Pegawai profesional adalah pegawai yang memiliki keahlian baik

dalam materi maupun metode. Keahlian yang dimiliki adalah keahlian yang diperoleh melalui suatu proses pendidikan dan latihan serta pengalaman yang terprogram.

Pengembangan profesionalisme pegawai sangat tergantung pada upaya pengembangan pegawai. Pengembangan pegawai

(employee-development) diartikan oieh beberapa pakar, sama dengan pengertian

pendidikan dan pelatihan, namun banyak juga yang mendefinisikannya

secara berbeda. Moekijat (1991: 63), mendefinisikan pengembangan

(18)

Dari sisi output, kinerja pegawai tata usaha dapat diukur dalam hal

produktivitas kerja dalam periode waktu yang ditargetkan. Everett E.

Adam yang dikutip oieh Ravianto (1995: 10), mengemukakan batasan

produktivitas sebagai berikut:

Produktivitas adalah konsep yang sistematis berkenaan dengan

perubahan dari masukan menjadi keluaran dari sistem yang

berbeda dalam suatu sistem tertentu. Produktivitas juga

mengandung pengertian perbandingan antara hasil yang dicapai

dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan.

Produktivitas kinerja pegawai tata usaha dalam setting

persekolahan dapat dipahami efektivitas dan efisiensi keseluruhan proses pengelolaan pendidikan. Pengelolaan pendidikan dalam setting sekolah

akan melibatkan kerjasama yang terkoordinasi antara kepala sekolah,

guru, dan pegawai tata usaha dalam rangka mencapai tujuan pendidikan

yang telah direncanakan.

Salah satu komponen penting yang berkaitan dengan tugas

pengelolaan administratif sekolah adalah tata usaha. Meskipun

keberadaan tata usaha bukan merupakan jabatan fungsional dalam

pengelolaan pembelajaran, akan tetapi keberadaannya memiliki peranan yang sangat membantu kelancaran tugas kepala sekolah dan guru. Umumnya penelitian dalam bidang manajemen pendidikan, lebih banyak menyoroti variabel kepala sekolah dan guru, sementara keberadaan tata usaha belum mendapatkan perhatian yang memadai. Manakala ditelaah

lebih mendalam, keberadaan tata usaha dalam pengelolaan sistem

(19)

komponen kepala sekolah dan guru dalam upaya mencapai t!

pendidikan.

Pemahaman, pendalaman, dan penggalian kondisi kontekstual

mengenai

profil

performance atau

kinerja

Pegawai Tata Usaha,

merupakan

langkah awal

bagi

kepala sekolah dalam

melakukan

pembinaan dan pengembangan

profesionalisme staf sekolah yang

dipimpinnya. Ada batas-batas wilayah yang menggambarkan mengenai

kualitas kinerja Pegawai Tata Usaha yang tidak dapat digeneralisasikan

berdasarkan kacamata teoritis, melainkan memeriukan penggalian dan pendalaman secara kontekstual.

B. Rumusan dan Pern batasan Masalah

Dalam sebuah sistem pendidikan pada jenjang SLTP, terdapat

komponen pegawai yang tugasnya tidak langsung bersinggungan dengan

proses belajar mengajar, tetapi mempunyai kontribusi yang cukup besar

terhadap kelancaran pengelolaan pendidikan di sekolah secara keseluruhan. Pegawai dimaksud adalah pegawai di bidang pelayanan

ketatausahaan yang disebut dengan Pegawai Tata Usaha.

Tata Usaha mengandung pengertian kegiatan yang berhubungan

dengan

tugas-tugas

kesekretariatan

yang

meliputi

urusan-urusan

mengenai

keuangan,

kepegawaian,

dan

bahkan

perlengkapan.

Sehubungan dengan itu, lokasi di mana pekerjaan-pekerjaan tersebut

(20)

halnya yang terjadi di sekolah, maka pekerjaan tersebut pun dikenal

sebagai tata usaha sekolah.

Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, merupakan ujung tombak dari

pelaksanaan program wajib belajar pendidikan sembilan tahun. Efektivitas

dan

keberhasilan pengelolaan pendidikan

pada jenjang ini,

akan

memberikan pengalaman belajar yang sangat dibutuhkan bagi kelanjutan

pendidikan pada jenjang selanjutnya. Oieh karena itu, tentu saja dalam

penye|enggaraannya memeriukan sistem pengelolaan dan pengaturan

yang baik, terutama dalam pendayagunaan seluruh pegawai.

Pengelolaan

pendidikan

pada jenjang SLTP secara formal

organisatoris telah melibatkan tenaga administrator atau lebih dikenal staf

tata usaha sekolah. Banyak variabel yang diprediksi dapat mempengaruhi

kinerja staf tata usaha ini, antara lain kualifikasi dan latar belakang

pendidikan, keahlian, kemampuan, keterampilan, minat, motivasi, dan

pemahamannya terhadap ruang lingkup tugasnya. Mencermati

faktor-faktor tersebut, maka komunikasi antara kepala sekolah dan guru dengan

staf tata usaha dalam melaksanakan pekerjaannya perlu memperhatikan faktor-faktor yang disebutkan di atas.

Kinerja staf tata usaha sekolah akan diukur dari ketepatan waktu,

sasaran, dan kelancaran guru dalam melaksanakan proses belajar

mengajar, serta kelancaran kepala sekolah dalam melaksanakan program

(21)

Pengamatan empiris menunjukkan bahwa ada perbeda'

pelaksanaan pembinaan dan pengembangan terhadap pegawa7 usaha dibandingkan dengan tenaga guru. Kondisi tersebut dapat dipahami

dari sisi keterkaitan profesi, di mana garis koordinasi antara guru dengan

kepala sekolah dibangun atas kesamaan profesi dan jabatan fungsional, sementara hubungan antara kepala sekolah tenaga tata usaha dibangun

atas prinsip pengelolaan sekolah. Sisi lain yang merupakan permasalahan

dalam pengelolaan tenaga tata usaha sekolah, adalah belum adanya wadah pembinaan dan peningkatan kompetensi profesional. Berbeda dengan pembinaan dan peningkatan kompetensi profesional guru, telah ada forum yang mewadahinya yakni KKG.

Terlepas dari batasan konseptual dan temuan empiris tersebut, keberadaan tenaga tata usaha memiliki kontribusi yang signifikan terhadap pengelolaan pendidikan secara keseluruhan di sekolah. Atas dasar pertimbangan konseptual dan pengamatan empiris, upaya untuk menelaah secara lebih mendalam dan faktual tentang komponen tenaga

tata usaha sekolah merupakan kajian yang sama pentingnya dengan kajian terhadap komponen guru dan kepala sekolah.

Berangkat dari telaah konseptual dan telaah empiris, maka

masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: "berapa besar

kontribusi kualitas kinerja Pegawai Tata Usaha dalam menunjang

keberhasilan pengelolaan pendidikan di SLTP?'. Yang dimaksud

dengan pegawai tata usaha dalam penelitian ini dibatasi pada kinerja tata

(22)

11

Merujuk pada rumusan masalah sebagaimana dijelaskan di atas,

ada beberapa aspek yang akan diteliti yang dirumuskan dalam pertanyaan

penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana kontribusi kualitas kinerja Pegawai Tata Usaha sebagai

pengelola kesiswaan dalam menunjang keberhasilan pengelolaan

pendidikan di SLTP?

2. Bagaimana kontribusi kualitas kinerja Pegawai Tata Usaha sebagai

pengelola administrasi kepala sekolah dalam menunjang keberhasilan

pengelolaan pendidikan di SLTP?

3. Bagaimana kontribusi kualitas kinerja Pegawai Tata Usaha sebagai

pengelola keuangan sekolah dalam menunjang keberhasilan

pengelolaan pendidikan di SLTP?

4. Bagaimana kontribusi kualitas kinerja Pegawai Tata Usaha sebagai

pengelola kepegawaian dalam menunjang keberhasilan pengelolaan

pendidikan di SLTP?

5. Bagaimana kontribusi kualitas kinerja Pegawai Tata Usaha sebagai

pengelola sarana prasarana dalam menunjang keberhasilan

pengelolaan pendidikan di SLTP?

6. Bagaimana kontribusi kualitas kinerja Pegawai Tata Usaha sebagai

pengelola perpustakaan sekolah dan sumber belajar lainnya dalam menunjang keberhasilan pengelolaan pendidikan di SLTP?

(23)

12

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Inti dari penelitian ini bertujuan untuk mengungkap seberapa besar

kontribusi kualitas kinerja Pegawai Tata Usaha dalam menunjang

keberhasilan pengelolaan pendidikan di SLTP di Wilayah Bandung Timur.

Telaah tentang kontribusi kualitas kinerja Pegawai Tata Usaha akan

dibatasi pada tugas pokok dan fungsi Pegawai Tata Usaha Sekolah, yakni

dalam hal pengelolaan kesiswaan, administrasi fungsional/kepala sekolah,

keuangan, kepegawaian, sarana prasarana, perpustakaan dan sumber

belajar lain, dan hubungan sekolah dengan masyarakat.

2. Tujuan Khusus

Secara khusus tujuan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

a. Mendeskripsikan kontribusi kualitas kinerja Pegawai Tata Usaha

sebagai pengelola kesiswaan dalam menunjang keberhasilan

pengelolaan pendidikan di SLTP.

b. Mendeskripsikan kontribusi kualitas kinerja Pegawai Tata Usaha

sebagai pengelola administrasi kepala sekolah dalam menunjang

keberhasilan pengelolaan pendidikan di SLTP.

c. Mendeskripsikan kontribusi kualitas kinerja Pegawai Tata Usaha

(24)

13

d. Mendeskripsikan kontribusi kualitas kinerja Pegawai Tata Usaha sebagai pengelola kepegawaian dalam menunjang keberhasilan

pengelolaan pendidikan di SLTP.

e. Mendeskripsikan kontribusi kualitas kinerja Pegawai Tata Usaha sebagai pengelola sarana prasarana dalam menunjang keberhasilan

pengelolaan pendidikan di SLTP.

f. Mendeskripsikan kontribusi kualitas kinerja Pegawai Tata Usaha sebagai pengelola perpustakaan sekolah dan sumber belajar lain dalam menunjang keberhasilan pengelolaan pendidikan di SLTP.

g. Mendeskripsikan kontribusi kualitas kinerja Pegawai Tata Usaha

sebagai pengelola hubungan sekolah dengan masyarakat dalam menunjang keberhasilan pengelolaan pendidikan di SLTP.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Dalam tataran teoretis, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan

kajian mengenai urgensinitas pegawai tata usaha dalam keseluruhan

pengelolaan pendidikan dalam setting sekolah. Terungkapnya temuan

empiris yang menjelaskan posisi pegawai tata usaha dalam pengelolaan

pendidikan, dapat dijadikan dasar pemikiran bagi upaya pengembangan

(25)

14

2. Manfaat Praktis

Dalam tataran praktis, hasil penelitian ini diharapkan memiliki

manfaat sebagai berikut:

a. Sebagai bahan masukan informasi bagi kepala sekolah, khususnya

kepala SLTP yang ada di wilayah Bandung Timur tentang kinerja

pegawai tata usaha yang ada di sekolahnya.

b. Sebagai bahan masukkan bagi pihak-pihak terkait dalam penilaian

kinerja pegawai tata usaha di jenjang SLTP di wilayah Bandung Timur.

c. Sebagai bahan pertimbangan bagi pihak-pihak terkait dalam upaya

melaksanakan pembinaan dan peningkatan kinerja pegawai tata usaha

di jenjang SLTP di wilayah Bandung Timur.

E. Definisi Operasional Variabel

Penelitian ini berjudul "Kontribusi Kualitas Kinerja Pegawai

Bagian Tata Usaha dalam Menunjang Keberhasilan Pengelolaan

Pendidikan pada Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di Wilayah

Bandung Timur". Untuk memberikan arah yang jelas tentang maksud

dari judul penelitian tersebut, perlu dijelaskan operasionalisasi variabel

penelitian sebagai berikut:

1. Variabel Bebas (X) atau disebut juga variabel prediktor adalah

"variabel penyebab atau yang diduga memberikan suatu pengaruh atau efek terhadap peristiwa lain" (Nana Sudjana & Ibrahim, 1989:12).

(26)

15

Bagian Tata Usaha. Kualitas Kinerja Pegawai Tata Usaha (X),

kemudian dikembangkan menjadi tujuh sub variabel bebas, yakni: a. Kualitas Kinerja Pegawai Tata Usaha sebagai pengelola kesiswaan

(Xi), dengan indikator variabel seperti: - Membuat daftar siswa tiap kelas

- Membuat buku induk siswa

- Membuat klaper

- Membuat buku mutasi siswa

- Menyelesaikan mutasi siswa baik keluar maupun yang masuk

- Membuat grafik absensi siswa

- Bekerjasama dengan PKS urusan siswa menyusun daftar

peserta Ulangan Umum

- Membuat daftar lulusan dan registrasi STTB

- Membuat laporan perkembangan siswa, seperti keadaan siswa

bulanan dan laporan perolehan nilai catur wulan dan ulangan

umum.

- Membuat papan data.

b. Kualitas

kinerja

Pegawai

Tata

Usaha

sebagai

pengelola

administrasi fungsional/tugas manajerial

kepala sekolah

(X2),

dengan indikator variabel seperti:

- Membuat program kegiatan tahunan Kepala Sekolah

- Membuat agenda harian

- Melengkapi dan membuat: buku tamu dinas dan umum, buku

(27)

16

kepala sekolah, buku kegiatan OSIS, buku catatan kegiatan

kurikuler dan tugas harian, dan catatan kegiatan bulanan,

mingguan, dan harian.

c. Kualitas kinerja Pegawai Tata Usaha sebagai pengelola keuangan (X3), dengan indikator variabel seperti:

- Membuat buku kas harian

- Membuat buku tabelaris

- Membuat buku golongan

- Membuat SPJ keuangan

- Membuat rencana fisik tiap triwulan

- Membuat neraca tahunan

- Membuat bundel daftar gaji, honorarium, dan insentif - Membuat bundel SPJ setiap akhir tahun.

d. Kualitas kinerja Pegawai Tata Usaha sebagai pengelola kepegawaian (X4), dengan indikator variabel seperti:

- Menyusun DUK dan R7/R8

- Mengumpulkan data-data kegiatan guru untuk perhitungan

angka kredit

- Menghitung jumlah angka kredit guru untuk usulan kenaikan

pangkat.

- Mengusulkan kenaikan gaji berkala dan kenaikan pangkat.

- Menyelesaikan usulan-usulan kenaikan pangkat yang tertunda.

- Membuat buku induk register pegawai.

(28)

17

e. Kualitas kinerja Pegawai Tata Usaha sebagai pengelola sarana prasarana (X5), dengan indikator variabel seperti:

- Menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam kegiatan belajar mengajar

- Membantu guru dalam menyelesaikan tugas-tugas administrasi KBM dengan menyediakan sarananya.

- Menyediakan sarana lain yang menyangkut administrasi KBM

dan hasil evaluasinya.

- Membukukan dan menyimpan barang-barang inventaris.

f. Kualitas kinerja Pegawai Tata Usaha sebagai pengelola

perpustakaan dan sumber belajar lainnya (Xe), dengan indikator

variabel:

- Membuat program khusus perpustakaan

- Menerbitkan Kartu Anggota

- Menambah koleksi buku perpustakaan

- Menerbitkan majalah dinding

- Melayani pinjaman dan pengembalian buku

- Menyediakan papan baca surat kabar. - Memfasilitasi penggunaan laboratorium

g. Kualitas kinerja Pegawai Tata Usaha sebagai pengelola hubungan

sekolah dengan masyarakat (X7), dengan indikator variabel: - Membuat Buku Kunjungan Sekolah

(29)

18

- Membuat surat undangan sekolah kepada masyarakat atau pihak lain yang terkait dengan penyelenggaraan pendidikan. 2. Variabel terikat (Y) atau disebut juga variabel respon, yakni "variabel

yang ditimbulkan oieh variabel bebas" (Nana Sudjana & Ibrahim,

1989:12). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah keberhasilan pengelolaan pendidikan di SLTP, dengan indikator variabel seperti: a. Efisiensi dan efektivitas dalam pengelolaan PBM, pengelolaan

administrasi siswa dan guru.

b. Tertib administrasi sekolah, seperti dokumentasi inventaris sekolah, keuangan sekolah, dan dokumen sekolah lainnya.

c. Produktivitas sekolah, seperti jumlah lulusan, perolehan Daftar

Ulangan Umum (Danum), dan penyebaran lulusan di jenjang SLTA

bermutu.

(30)

Keterangan: Xi X2 X3 X4 X5 Xe X7 rxiy rx2y rx3y o<4y rx5y rxey rx7y rXl,2,3,4,5,6,7y) Keberhasilan Pengelolaan Pendidikan (Y) 19

: Kualitas kinerja Pegawai TU sebagai pengelola

esiswaan

: Kualitas kinerja Pegawai TU sebagai pengelola Administrasi Kepala Sekolah

: Kualitas kinerja Pegawai TU sebagai pengelola Keuangan

: Kualitas kinerja Pegawai TU sebagai pengelola Kepegawaian

: Kualitas kinerja Pegawai TU sebagai pengelola

sarana prasarana

: Kualitas kinerja Pegawai TU sebagai pengelola Perpustakaan sekolah dan sumber belajar lainnya : Kualitas kinerja Pegawai TU sebagai pengelolaan

Hubungan sekolah dengan masyarakat : besarnya kontribusi X1 terhadap y : besarnya kontribusi x2 terhadap y : besarnya kontribusi x3 terhadap y : besarnya kontribusi X4 terhadap y : besarnya kontribusi x5 terhadap y : besarnya kontribusi X6 terhadap y : besarnya kontribusi x7 terhadap y

: besarnya kontribusi xi ,2,3,4,5,6,7 terhadap y

F. Paradigma Penelitian

(31)

20

dijadikan target pelaksanaan operasional bidang kerja pada masing-masing komponen di sekolah, termasuk di dalamnya Pegawai Tata Usaha

Sekolah. Pencapaian tujuan institusional tersebut, mempersyaratkan adanya kerjasama yang baik di antara komponen sekolah. Meskipun guru

dipandang memiliki peranan sentral dalam mewujudkan tujuan

pendidikan, akan tetapi dalam pelaksanaanya tidak akan terwujud secara maksimal tanpa adanya dukungan kinerja optimal dari Pegawai Tata Usaha sekolah. Dengan demikian, tugas pokok dan fungsi Pegawai Tata Usaha sekolah pada akhirnya akan merujuk pada tujuan institusional.

Kinerja pegawai tata usaha dapat dipahami sebagai kemampuan

pegawai tata usaha yang ditujukan untuk menunjang pengelolaan pendidikan di sekolah, dengan tugas pokok dan fungsinya meliputi aspek-aspek pengelolaan kesiswaan, administrasi kepala sekolah, keuangan, kepegawaian, sarana prasarana, dan perpustakaan sekolah. Kinerja pegawai tata usaha pada setiap sekolah akan berbeda-beda, sehingga

pada akhirnya akan mempengaruhi tingkat efektivitas dan efisiensi

pengelolaan pendidikan. Beberapa faktor kunci yang diprediksi mempengaruhi mutu kinerja pegawai tata usaha, paling tidak dapat dipahami dari sisi kualifikasi dan latar belakang pendidikan, pengalaman

kerja, dan budaya kerja organisasi (sekolah), aplikasi teknologi informasi,

aplikasi TQM (MMT), kemampuan, motivasi, kebutuhan pribadi, dan

hubungan interpersonal.

(32)

m

dalam memerankan fungsinya sebagai pelaku Sistem Inf

Manajemen dalam keseluruhan pengelolaan sekolah dalam bidang

administrasi. Manakala kinerja Pegawai Tata Usaha sekolah dapat

menjawab tantangan aplikasi teknologi dengan dukungan kesiapan mental, loyalitas, dan dedikasi yang tinggi, maka pada akhirnya pengelolaan pendidikan di sekolah dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan pendidikan, yakni orang tua siswa, stakeholder sekolah, dan

masyarakat luas.

Tentang kualitas layanan suatu organisasi atau institusi, para pakar

manajemen merumuskan dalam konsep Total Quality Management (TQM)

atau Manajemen Mutu Terpadu (MMT). Strategi MMT ini merupakan suatu

usaha sistematis dan terkoordinasi untuk secara terus menerus

memperbaiki kualitas pelayanan, sehingga fokusnya diarahkan ke

pelanggan dalam hal ini guru dan kepala sekolah, siswa, orang tua siswa,

stakeholder sekolah, dan masyarakat luas.

Untuk mewujudkan kepuasan pelanggan tersebut, dipersyaratkan

ada lima sifat layanan yang harus diwujudkan dalam pengelolaan sekolah, yakni:

- Keterpercayaan (reliability); layanan sesuai dengan yang dijanjikan.

- Keterjaminan (assurance); mampu menjamin kualitas layanan yang

diberikan.

- Penampilan (tangible); situasi sekolah tampak baik (kondusif).

(33)

22

- Ketanggapan (responsiveness); cepat tanggap terhadap kebutuhan

pelanggan.

Faktor-faktor yang melekat pada diri pegawai TU seperti kemampuan, motivasi, kebutuhan pribadi, dan hubungan interpersonal diprediksi akan memberikan pengaruh terhadap kualitas kinerja Pegawai TU. Faktor-faktor tersebut dapat diposisikan sebagai faktor pendorong

yang memunculkan tampilan kinerja pegawai TU.

Kualitas kinerja Pegawai Tata Usaha dengan performance seperti yang dijelaskan di atas, pada akhirnya akan memberikan kontribusi yang cukup signifikan dalam menunjang keberhasilan pengelolaan pendidikan. Keberhasilan pengelolaan pendidikan tersebut, dapat dipahami dari indikator: (1) efektivitas dan efisiensi dalam pengelolaan PBM dan administrasi guru dan siswa; (2) tertib administrasi sekolah; dan produktivitas sekolah.

(34)

ACUAN NORMATIF

(Tupoksi Pegawai TU)

Pengelola Kesiswaan Pengelola Administrasi Kepala Sekolah

Pengelola Keuangan Pengelola Kepegawaian Pengelola Sapras Pengelola Perpustakaan dan sumber belajar lain Pengelola Humas

<: =>

FENOMENA KUALITAS KINERJA PEGAWAI TATA USAHA

Kualifikasi Pendidikan dan

Pengalaman kerja Aplikasi Teknologi

Informasi

Aplikasi TQM (MMT) Kemampuan

Motivasi

Kebutuhan Pribadi

Hubungan Interpersonal

KUALITAS KINERJA PEGAWAI TATA USAHA

DI SEKOLAH

KEBERHASILAN PENGELOLAAN SISTEM

PENDIDIKAN DI SLTP

[image:34.595.87.475.107.669.2]

- Efektivitas & Efisiensi - Tertib Administrasi - Produktivitas Sekolah

Gambar 1

Paradigma Penelitian

(35)

24

G. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan pada paradigma penelitian di atas, penulis

merumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. Terdapat kontribusi positif kualitas kinerja Pegawai Tata Usaha sebagai pengelola kesiswaan terhadap keberhasilan pengelolaan

pendidikan di SLTP.

2. Terdapat kontribusi positif kualitas kinerja Pegawai Tata Usaha sebagai pengelola administrasi kepala sekolah terhadap keberhasilan pengelolaan pendidikan di SLTP.

3. Terdapat kontribusi positif kualitas kinerja Pegawai Tata Usaha sebagai pengelola keuangan terhadap keberhasilan pengelolaan pendidikan di SLTP.

4. Terdapat kontribusi positif kualitas kinerja Pegawai Tata Usaha sebagai pengelola kepegawaian terhadap keberhasilan pengelolaan

pendidikan di SLTP.

5. Terdapat kontribusi positif kualitas kinerja Pegawai Tata Usaha

sebagai pengelola sarana prasarana terhadap keberhasilan pengelolaan pendidikan di SLTP.

6. Terdapat kontribusi positif kualitas kinerja Pegawai Tata Usaha sebagai pengelola perpustakaan dan sumber belajar lainnya terhadap

keberhasilan pengelolaan pendidikan di SLTP.

7. Terdapat kontribusi positif kualitas kinerja Pegawai Tata Usaha sebagai pengelola hubungan sekolah dengan masyarakat terhadap

(36)
(37)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Dalam suatu penelitian harus ditentukan metodenya terlebih dahulu,

dengan metode penelitian ini akan memandu seorang peneliti mengenai

urutan-urutan bagaimana penelitian ini dilakukan (Moh. Nazir, 1985: 51).

Menurut pendapat Bohar Soeharto (1989: 141), dijelaskan bahwa metode

adalah "cara kerja untuk dapat memahami sesuatu obyek". Demikian pula

Winarno Surakhmad (1990: 131), mengemukakan bahwa "metode

merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan,

misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis, dengan mempergunakan

teknik serta alat-alat tertentu".

Dari konsep tersebut di atas, maka pengertian metode penelitian ini

mengarah kepada cara kerja yang dilandasi oieh ilmu, dengan kata lain cara kerja yang ilmiah untuk memahami suatu obyek penelitian. Dalam penelitian

ini penulis menggunakan metode deskriptif. Winarno Surakhmad (1999:

139), mengemukakan pengertian metode deskriptif sebagai berikut:

Metode deskriptif adalah metode penyelidikan yang ditujukan pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang. Karena penyelidikan deskriptif lebih merupakan istilah umum yang mencakup berbagai teknik deskriptif. Di antaranya ialah penyelidikan yang menuturkan, menganalisa dan mengklasifikasi; penyelidikan dengan teknik survey, dengan teknik tes; studi kasus, studi komparatif, studi waktu dan gerak, analisa kuantitatif, studi kooperatif atau operasional.

Pernyataan di atas menunjukkan bahwa metode penelitian deskriptif dipergunakan untuk mengetahui keadaan pada saat sekarang, dan hal ini sesuai dengan masalah yang diteliti penulis, yaitu mengenai kontribusi

(38)

75

kualitas kinerja Pegawai Tata Usaha dalam menunjang keberhasilan

pengelolaan pendidikan pada SLTP di Wilayah Bandung Timur.

Pendekatan penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini

menggunakan pendekatan kuantitatif, yakni pendekatan yang memungkinkan dilakukan pencatatan dan penganalisisan

perhitungan-perhitungan statistik.

B. Instrumen Penelitian

Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket, yaitu untuk mengumpulkan data tentang kualitas kinerja pegawai TU pada SLTP di wilayah Bandung Timur dan pengelolaan pendidikan pada SLTP di wilayah Bandung Timur. Alternatif jawaban yang disediakan dalam angket ini terdiri dari tiga alternatif jawaban, yakni "ya", "kadang-kadang", dan "tidak". Dengan demikian, angket yang digunakan dalam penelitian ini, disusun untuk pegawai TU dan kepala sekolah pada SLTP di wilayah

Bandung Timur.

Untuk mendapatkan alat pengumpul data yang benar-benar valid atau

dapat diandalkan dalam mengungkap data penelitian, maka angket dalam penelitian ini disusun dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menguraikan masing-masing variabel atas aspek dan sub aspek yang

ingin diungkap dalam kisi-kisi;

2. Berdasarkan kisi-kisi instrumen penelitian tersebut, langkah selanjutnya

(39)

76

sejumlah 140 item. Jumlah item untuk mengungkap pengelolaan

pendidikan diberi kodefikasi format B dengan banyak item sejumlah 25

item.

3. Memeriksakan daftar pemyataan yang telah disusun kepada dua orang

yang dipandang berkualified dalam bidang yang sesuai dengan kedua

variabel yang akan diteliti, dengan maksud meminta pertimbangan dalam hal isi (content) dan redaksi, sehingga diperoleh gambaran validitas

instrumen secara rasional. Orang yang melakukan pertimbangan

terhadap isi dan redaksi instrumen penelitian ini adalah dua orang dosen

pembimbing dalam penyusunan tesis ini.

4. Mengujicobakan angket yang telah disusun kepada sebagian sampel

penelitian, guna memperoleh gambaran mengenai taraf validitas dan

reliabilitasnya. Perhitungan analisis validitas dan reliabilitas disajikan dalam lampiran. Hasil perhitungan dari analisis validitas dan reliabilitas akan dijadikan bahan pertimbangan terhadap item-item mana yang akan

digunakan sebagai alat pengumpul data dalam kegiatan penelitian

selanjutnya.

Sebagai gambaran berikut disajikan kisi-kisi instrumen penelitian

[image:39.595.64.507.602.761.2]

dalam tabel berikut:

Tabel 1

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Variabel Penelitian

Sub Variabel Penelitian

Indikator Variabel Nomor Item

Kualitas Kinerja Pegawai Tata

Usaha Sekolah (X)

1. Kualitas Kinerja

Pegawai Tata Usaha sebagai pengelola

kesiswaan (X1)

- Membuat daftar siswa

tiap kelas

- Membuat buku induk siswa

- Membuat klaper

- Membuat buku mutasi siswa

- Menyelesaikan mutasi

1 - 2

3 - 4

5 - 6 7 - 8

(40)

77

siswa baik keluar |

maupun yang masuk 1

- Membuat grafik absensi i 11 - 1 2 siswa

- Bekerjasama dengan 1 3 - 1 4

PKS urusan siswa \

menyusun daftar peserta j Ulangan Umum

- Membuat daftar lulusan 1 5 - 1 6

dan registrasi STTB

- Membuat laporan 1 7 - 1 8

perkembangan siswa, seperti keadaan siswa bulanan dan laporan

perolehan nilai catur

j

wulan dan ulangan

umum. |

- Membuat papan data. 1 9 - 2 0

2. Kualitas kinerja - Membuat program 21-25

Pegawai Tata Usaha kegiatan tahunan Kepala

sebagai pengelola Sekolah

administrasi - Membuat agenda harian 2 6 - 3 0

fungsional/tugas - Melengkapi dan 31 - 4 0

manajerial kepala membuat: buku tamu

sekolah (X2) dinas dan umum, buku tamu khusus, buku

notula rapat, buku piket,

buku catatan khusus

kepala sekolah, buku kegiatan OSIS, buku

catatan kegiatan kurikuler dan tugas

harian, dan catatan

kegiatan sekolah

3. Kualitas kinerja - Membuat buku kas 41 - 4 2

Pegawai Tata Usaha harian

sebagai pengelola - Membuat buku tabelaris 4 3 - 4 4

keuangan (X3). - Membuat buku

golongan

4 5 - 4 6

- Membuat SPJ 4 7 - 4 8

keuangan 49-50

- Membuat rencana fisik

tiap triwulan 51-52 - Membuat neraca

tahunan 53-58

- Membuat bundel daftar

gaji, honorarium, dan

insentif 59-60

- Membuat bundel SPJ

(41)

Kualitas kinerja

Pegawai Tata Usaha

sebagai pengelola kepegawaian (X4)

Kualitas kinerja

Pegawai Tata Usaha

sebagai pengelola

sarana prasarana

(X5)

6. Kualitas kinerja Pegawai Tata Usaha

sebagai pengelola

perpustakaan dan

sumber belajar lainnya (X6)

sir- <•** -J-=r. *'V

Menyusun DUK dan

R7/R8

Mengumpulkan data-data kegiatan guru

untuk perhitungan angka kredit

Menghitung jumlah angka kredit guru untuk

usulan kenaikan

pangkat.

Mengusulkan kenaikan gaji berkala dan

kenaikan pangkat.

Menyelesaikan

usulan-usulan kenaikan

pangkat yang tertunda.

Membuat buku induk

register pegawai. Membuat laporan

mengenai data pegawai.

Menyediakan sarana

dan prasarana yang

dibutuhkan dalam

kegiatan belajar

mengajar

Membantu guru dalam menyelesaikan

tugas-tugas administrasi KBM

dengan menyediakan

sarananya.

Menyediakan sarana

lain yang menyangkut

administrasi KBM dan

hasil evaluasinya. Membukukan dan menyimpan barang-barang inventaris. Membuat program khusus perpustakaan Menerbitkan Kartu Anggota

Menambah koleksi buku perpustakaan

Menerbitkan majalah dinding

Melayani pinjaman dan

pengembalian buku

Menyediakan papan

baca surat kabar. Memfasilitasi

penggunaan laborato-rium dalam PBM

6 5 - 6 8

6 9 - 7 0

71 - 7 4

7 5 - 7 7

7 8 - 8 0

81 - 8 6

8 7 - 9 2

93-96

9 7 -•100

(42)

79

7. Kualitas kinerja - Membuat Buku 121 -Pegawai Tata Usaha Kunjungan Sekolah 125

Sekolah sebagai - Membuat Buku Tamu

pengelola hubungan Kunjungan ke Sekolah 126-130

sekolah dengan - Membuat Surat

masyarakat. Undangan kepada masyarakat atau pihak terkait dengan

penyelenggaraan pendidikan

131-140

Keberhasilan 1. Efisiensi dan - Pengelolaan PBM 1 - 3

pengelolaan efektivitas - Pengelolaan 4 - 6

pendidikan di pengelolaan Administrasi kesiswaan

SLTP (Y) pendidikan. - Pengelolaan Guru 7 - 8

2. Tertib administrasi - Dokumentasi inventaris 9-11

sekolah sekolah.

- Dokumentasi keuangan 12-15

sekolah, dan

- Dokumen sekolah 1 6 - 2 0

lainnya

3. Produktivitas - Jumlah lulusan 21 - 2 2 sekolah - Perolehan Daftar

Ulangan Umum (Danum)

2 3 - 2 4

- Penyebaran lulusan di 25

jenjang SLTA bermutu.

Teknik penskoran dilakukan dengan kriteria sebagai berikut:

1. Untuk pemyataan positif:

a. Untuk responden yang menjawab "ya", diberikan skor 3

b. Untuk responden yang menjawab "kadang-kadang" diberikan skor 2

c. Untuk responden yang menjawab "tidak" diberikan skor 1

2. Untuk pemyataan negatif, penskoran dilakukan sebaliknya.

Selain angket, juga digunakan teknik wawancara dan studi

dokumentasi dengan tujuan untuk melakukan pendalaman terhadap

(43)

80 C. Populasi dan Sampel

Yang dimaksud dengan populasi adalah sekelompok subyek yang

dijadikan sumber data penelitian. Kartini Kartono (1990: 12), mengemukakan

batasan populasi sebagai berikut:

Populasi adalah sejumlah individu atau subyek yang terdapat dalam

suatu kelompok tertentu yang menjadi sumber data yang berada dalam daerah yang jelas batas-batasnya mempunyai kualitas yang

unik serta memiliki keseragaman ciri-ciri di dalamnya dapat diukur.

Dalam penelitian ini yang dijadikan populasi adalah seluruh Kepala

Sekolah dan Kepala Bagian Tata Usaha pada SLTP di wilayah Bandung Timur. Dalam menentukan sampel penelitian, dalam penelitian ini

menggunakan teknik sampel total di mana semua anggota populasi menjadi

sampel penelitian. Dengan demikian, yang menjadi sampel penelitian dalam

penelitian ini adalah sejumlah kepala sekolah dan kepala bagian Tata usaha

pada SLTP di wilayah Bandung Timur.

Adapun yang menjadi pertimbangan penentuan sampel penelitian

pada SLTPN yang ada di Wilayah Bandung Timur, adalah: (1) lokasi

penelitian relatif telah dikenal oieh peneliti, sehingga akan memudahkan

mobilitas dalam proses penelitian; (2) kondisi dan karakteristeristik personal

yang ada pada SLTPN di Wilayah Bandung Timur, relatif telah dipahami,

sehingga akan memudahkan dalam proses pengumpulan data, seperti dalam

menyebarkan angket dan studi pendalaman melalui wawancara dan telaah

dokumentasi; dan (3) hanya mengambil SLTP Negeri, didasarkan atas

pertimbangan bahwa SLTP yang berstatus negeri, memiliki standar yang

(44)

D. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian

1. Persiapan

Untuk memperoleh data dalam mencapai tujuan yang diharapkan,

maka dilakukan langkah-langkah persiapan penelitian sebagai berikut:

a. Studi Pendahuluan

Studi pendahuluan dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai

jumlah anggota yang akan dijadikan obyek atau sampel penelitian dan

gambaran umum tentang pengelolaan pendidikan pada SLTP di wilayah

Bandung Timur.

b. Mengajukan Permohonan Ijin Penelitian

Pembuatan surat ijin penelitian dilakukan agar dapat memenuhi

persyaratan dalam usaha mengumpulkan data. Permohonan ijin penelitian

dimulai dari Surat Pengantar Penelitian dari Direktur Pascasarjana UPI

diteruskan ke Dinas Pendidikan Kota Bandung untuk selanjutnya

didisposisikan kepada kepala sekolah pada SLTP di wilayah Bandung Timur.

c. Uji Coba Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dikonstruksi

oieh peneliti atas dasar konsep-konsep teoritis tentang variabel penelitian.

Untuk mendapatkan kesahihan secara ilmiah dan empiris, maka dilakukan uji

coba (try out) terhadap instrumen penelitian dimaksud, supaya dapat

diketahui taraf kesahihannya.

Kegiatan uji coba instrumen penelitian dilakukan terhadap responden kepala sekolah dan kepala bagian tata usaha pada tujuh SLTP di wilayah Bandung Timur. Dengan demikian, yang menjadi responden dalam kegiatan

(45)

82 usaha sebanyak 7 orang. Dalam uji coba ini, dilakukan analisis validitas dan reliabilitas item-item dari instrumen penelitian yang akan digunakan dalam

penelitian ini.

1) Uji Validitas

Validitas suatu instrumen penelitian adalah tingkat ketepatan (kesahihan)

dari item-item yang dikembangkan terhadap apa yang hendak diukur,

sehingga data penelitian yang diperoleh betul-betul menggambarkan

kondisi empiris dari variabel yang diteliti. Untuk menguji validitas

masing-masing item, digunakan rumus Korelasi Product Moment Simpangan

(Suharsimi Arikunto, 1992: 67), dengan formulasi rumus sebagai berikut:

rxy =

wxyz?2)

Keterangan:

r xy = Koefesien korelasi antara variabel X dan variabel Y,

dua variabel yang dikorelasikan (x = X - X dan y = Y - Y).

Zxy = jumlah perkalian x dengan y

x2 = kuadrat dari x

y2 = kuadrat dari y

Sebelum melakukan perhitungan, perlu dibuat tabel rekapitulasi dari

perangkat tes yang diujicobakan. Perhitungan validitas item menggunakan rumus di atas dengan perhitungan manual. Hasil

perhitungan dari rumus product moment simpangan tersebut, diinterpretasikan dengan menggunakan skala kriteria Guilford (Subino,

(46)

83 < 0,20 = derajat keterandalan sangat rendah

0,20 - 0,40 = derajat keterandalan rendah 0,41 - 0,70 = derajat keterandalan sedang

0,71 - 0,90 = derajat keterandalan tinggi

0,91 - 1,00 = derajat keterandalan sangat tinggi

Hasil perhitungan validitas, diketahui bahwa dari 140 item angket yang diperuntukkan untuk Pegawai Tata Usaha (format A), terdapat 5 item

yang termasuk kategori tidak layak untuk digunakan dalam penelitian.

Untuk menjaga keterwakilan setiap sub variabel, maka item-item yang termasuk kategori rendah dan sangat rendah dilakukan koreksi redaksional. Sementara untuk angket yang diperuntukkan bagi Kepala

Sekolah (format B), bahwa dari 25 item terdapat 2 item yang termasuk

kategori tidak layak digunakan dalam penelitian. Untuk item-item yang termasuk kategori rendah dan sangat rendah dilakukan koreksi

redaksional.

2) Uji Reliabilitas

Reliabilitas suatu instrumen penelitian adalah tingkat keajegan

(konsistensi) dari item-item yang digunakan dalam proses pengumpulan data penelitian, sehingga dalam waktu dan tempat yang berbeda, skor

yang dihasilkan akan relatif ajeg. Untuk menguji reliabilitas dari perangkat

tes ini, digunakan metode belah dua jenis skor awal akhir (Suharsimi

Arikunto, 1987: 87). Tingkat reliabilitas ini didapat dengan cara mencari

koefesien korelasi skor awal dan skor akhir. Untuk perhitungannnya

(47)

rxy~~~$m^)

84

Keterangan:

r xy = Koefesien korelasi antara variabel X dan variabel Y,

dua variabel yang dikorelasikan (x = X - X dan y = Y - Y).

Ixy = jumlah perkalian x dengan y

x2 = kuadrat dari x

y2 = kuadrat dari y

Kemudian dimasukkan ke dalam rumus Spearman Brown, yaitu: 2r,1/1/

_ _ 72/2

Ml —

'i+w

72/2

Keterangan:

ri 1 = tingkat reliabilitas seluruh tes

r 14 1/4

= koefesien reliabilitas separoh tes

2 dan 1 = bilangan tetap.

Proses perhitungan reliabilitas menggunakan rumus di atas dengan perhitungan manual. Hasil perhitungan dari perhitungan reliabilitas

tersebut, diinterpretasikan dengan menggunakan skala kriteria Guilford (Subino, 1987: 115), sebagai berikut:

< 0,20 = derajat keterandalan sangat rendah

0,20 - 0,40 = derajat keterandalan rendah

0,41 - 0,70 = derajat keterandalan sedang 0,71 - 0,90 = derajat keterandalan tinggi

0,91 - 1,00 = derajat keterandalan sangat tinggi

Hasil perhitungan untuk instrumen penelitian format A, menunjukkan

(48)

85 memiliki kategori reliabilitas sangat tinggi. Sementara untuk instrumen

format B menunjukkan koefesien korelasi sebesar 0,95, sehingga

instrumen penelitian format B ini memiliki kategori sangat tinggi.

2. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada SLTP se wilayah Bandung Timur

dengan responden kepala sekolah dan kepala bagian tata usaha pada

masing-masing sekolah (SLTP) sesuai dengan wilayah penelitian. Instrumen

penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian adalah

instrumen hasil koreksi setelah sebelumnya diadakan analisis validitas dan

reliabilitas instrumen penelitian.

Langkah-langkah yang ditempuh dalam pelaksanaan pengumpulan

data ini adalah sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi responden penelitian, mengenai nama, jumlah, jenis

kelamin, kualifikasi pendidikan, dan kodefikasi responden penelitian, serta

menginformasikan waktu dan tempat untuk bertemu antara peneliti

dengan responden;

b. Pelaksanaan pengumpulan data penelitian melalui angket yang telah

direvisi. Penyebaran angket terhadap semua responden membutuhkan

waktu kurang lebih tiga minggu. Di samping penyebaran angket, peneliti

mengadakan wawancara, dan studi dokumentasi sebagai data pelengkap dari hasil penyebaran angket.

c. Mengumpulkan dan menyusun data hasil penyebaran angket sebagai

(49)

86

E. Teknik Analisis Data Penelitian

Teknik analisis data penelitian menggunakan uji korelasi product

moment angka kasar (Suharsimi A, 1989:69), dengan rumus sebagai

berikut:

("2»-&x)(Iy)

Sebagai tolok ukur derajat harga korelasi digunakan klasifikasi

Guilford (Subino, 1987: 115), sebagai berikut:

< 0,20 = derajat keterandalan sangat rendah

0,20 - 0,40 = derajat keterandalan rendah

0,41 - 0,70 = derajat keterandalan sedang

0,71 - 0,90 = derajat keterandalan tinggi

0,91 - 1,00 = derajat keterandalan sangat tinggi

Untuk menentukan harga koefesien determinasi (kontribusi)

digunakan rumus:

KD = (r)2x100%

Angka-angka yang diperoleh dari hasil perhitungan statistik dianalisis

secara deskriptf dengan mendiskusikan pada data-data penelitian yang

(50)
(51)

BABV

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Secara umum, hasil penelitian ini menunjukkan adanya kontribusi

yang cukup besar dari kualitas kinerja Pegawai Tata Usaha terhadap keberhasilan pengelolaan pendidikan pada SLTP di Wilayah Bandung

Timur. Dari temuan tersebut, dapat disimpulkan bahwa kualitas kinerja

Pegawai TU memberikan kontribusi maksimal terhadap keberhasilan pengelolaan pendidikan pada SLTP Negeri di Wilayah Bandung Timur.

Berdasarkan keseluruhan analisis data penelitian, maka dapat

disimpulkan beberapa kesimpulan sesuai dengan lingkup pertanyaan penelitian, sebagai berikut:

Pertama, terdapat hubungan antara kualitas kinerja Pegawai Tata

Usaha sebagai Pengelola Kesiswaan dengan keberhasilan pengelolaan

pendidikan pada SLTP di Wilayah Bandung Timur. Temuan ini

mengindikasikan bahwa fungsi pengelolaan kesiswaan yang dilaksanakan oieh Pegawai Tata Usaha dapat dikerjakan secara maksimal.

Kedua, terdapat hubungan antara kualitas kinerja Pegawai Tata

Usaha sebagai Pengelola administrasi fungsional/kepala sekolah dengan keberhasilan pengelolaan pendidikan pada SLTP di Wilayah Bandung

Timur. Temuan ini mengindikasikan bahwa fungsi pengelolaan

administrasi fungsional/kepala sekolah yang dilaksanakan oieh Pegawai

Tata Usaha dapat dikerjakan secara maksimal.

(52)

119

Ketiga, terdapat hubungan antara kualitas kinerja Pegawai Tata

Usaha sebagai Pengelola keuangan sekolah dengan keberhasilan pengelolaan pendidikan pada SLTP di Wilayah Bandung Timur. Temuan ini mengindikasikan bahwa fungsi pengelolaan keuangan sekolah yang dilaksanakan oieh Pegawai Tata Usaha dapat dikerjakan secara

maksimal.

Keempat, terdapat hubungan antara kualitas kinerja Pegawai Tata

Usaha sebagai Pengelola kepegawaian dengan keberhasilan pengelolaan pendidikan pada SLTP di Wilayah Bandung Timur. Temuan ini mengindikasikan bahwa fungsi pengelolaan kepegawaian yang dilaksanakan oieh Pegawai Tata Usaha dapat dikerjakan secara

maksimal.

Kelima, terdapat hubungan antara kualitas kinerja Pegawai Tata

Usaha sebagai Pengelola sarana prasarana dengan keberhasilan pengelolaan pendidikan pada SLTP di Wilayah Bandung Timur. Temuan

ini mengindikasikan bahwa fungsi pengelolaan sarana prasarana yang dilaksanakan oieh Pegawai Tata Usaha dapat dikerjakan secara

maksimal.

Keenam, terdapat hubungan antara kualitas kinerja Pegawai Tata

Usaha sebagai Pengelola administrasi sumber belajar dan perpustakaan

sekolah dengan keberhasilan pengelolaan pendidikan pada SLTP di

Wilayah Bandung Timur. Temuan ini mengindikasikan bahwa fungsi

(53)

120

dilaksanakan oieh Pegawai Tata Usaha dapat dikerjakan secara

maksimal.

Ketujuh, terdapat hubungan antara kualitas kinerja Pegawai Tata

Usaha sebagai Pengelola hubungan sekolah dengan masyarakat dengan

keberhasilan pengelolaan pendidikan pada SLTP di Wilayah Bandung

Timur. Temuan ini mengindikasikan bahwa fungsi pengelolaan

administrasi hubungan sekolah dengan masyarakat yang dilaksanakan

oieh Pegawai Tata Usaha dapat dikerjakan secara maksimal.

B. Implikasi

Hasil penelitian ini memunculkan beberapa implikasi sebagai

berikut,

Pertama, pengalaman kerja dan pekerjaan yang bersifat rutinitas

pada Pegawai TU mendorong kinerjanya dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap keberhasilan pengelolaan pendidikan. Temuan ini memunculkan implikasi bahwa meskipun guru diposisikan sebagai komponen utama di sekolah, namun dalam pelaksanaannya membutuhkan dukungan administrasi dari Pegawai TU, dan hal ini terbukti dengan besarnya kontribusi yang diberikan Pegawai TU dalam menunjang

keberhasilan pengelolaan pendidikan. Dengan demikian, manakala ada upaya untuk menganalisis faktor-faktor penentu keberhasilan pengelolaan sistem pendidikan, perlu menyertakan komponen Pegawai TU, di samping

(54)

121

Kedua, Seiring dengan terungkapnya kontribusi kinerja Pegawai

TU dalam menunjang keberhasilan pengelolaan pendidikan, dtemukan

pula bahwa sampai saat ini keberadaan Pegawai TU di sekolah belum

memiliki wadah pembinaan profesional, seperti halnya pada guru.

Pengembangan kinerja Pegawai TU selama ini lebih banyak melalui

pelatihan yang diselenggarakan oieh instansi pemerintahan. Kondisi ini

mengisyaratkan supaya kurikulum atau materi pelatihan yang diberikan

bagi Pegawai TU menggali persoalan-persoalan praktis dalam tugas

administrasi sekolah. Implikasi dari temuan ini, supaya kegiatan pelatihan

yang diikuti oieh Pegawai TU menyajikan pengembangan keterampilan

kerja dan sikap mental, sehingga dapat memberikan dampak positif

terhadap peningkatan kualitas kinerja.

Ketiga, dengan munculnya era globalisasi dan informasi yang

berbasis pada sistem komputerisasi, maka kualitas kinerja Pegawai TU

akan dapat lebih ditingkatkan melalui aplikasi sistem komputerisasi dalam melaksanakan tugas-tugas administrasi sekolahnya. Dalam temuan

penelitian ini juga, terungkap bahwa salah satu indikator dari keberhasilan pengelolaan pendidikan adalah terwujudnya tertib administrasi, dan hal tersebut dapat didukung dengan diaplikasikannya sistem komputerisasi dalam pengolahan, pengelolaan, dan publikasi dokumen sekolah.

Implikasi yang terkandung dalam konteks ini adalah perlunya pelatihan aplikasi komputer, karena hal tersebut sudah merupakan tuntutan standar

minimal kompetensi dalam melaksanakan tugas-tugas administrasi

(55)

122

Keempat, mengingat Pegawai Tata Usaha memiliki peran dan

fungsi yang sangat strategis dan mendukung terhadap keberhasilan

pengelolaan pendidikan, maka implikasinya diperlukan suatu upaya ke

arah pembinaan dan peningkatan kualitas kinerja Pegawai TU tersebut.

Pembinaan dan peningkatan kualitas kinerja Pegawai TU tersebut pada

akhirnya akan memberikan kontribusi positif terhadap keberhasilan

pengelolaan pendidikan secara berkelanjutan.

C. Rekomendasi

Berdasarkan pada kesimpulan dan implikasi penelitian di atas,

maka dapat dirumuskan saran-saran penelitian sebagai berikut:

1. Bagi Instansi terkait dengan Penyelenggaraan Pendidikan jenjang

SLTP,

seperti

Dinas

Pendidikan

Kota

Bandung.

Mencermati

munculnya temuan bahwa sampai saat ini belum ada wadah

pembinaan profesional dalam bentuk inservice training bagi Pegawai

TU sekolah, maka perlu dipertimbangkan suatu upaya ke arah

pembentukkan wadah atau semacam forum komunikasi antara

Pegawai TU sekolah. Kehadiran forum komunikasi ini akan memiliki

manfaat yang cukup strategis dalam membina dan mengembangkan

kompetensi profesional Pegawai TU. Melalui forum komunikasi,

diharapkan akan terjadi tukar pengalaman kerja di antara sesama

Pegawai TU, sehingga pada akhirnya akan memperkaya pengalaman,

pengetahuan, dan keterampilan kinerja Pegawai TU sekolah.

Mengingat keberadaan Pegawai TU tersebut sangat penting dalam

(56)

12:

diupayakan penempatan Pegawai TU sampai pada jenjang sekolah

dasar.

2. Bagi Penyelenggara Diklat baik di tingkat kota maupun di tingkat

propinsi, hendaknya dalam penyelenggaraan diklat untuk Pegawai

Tata Usaha menyertakan materi pelatihan yang digali dari tugas pokok

dan permasalahan-permasalahan yang sering dijumpai Pegawai TU di

sekolah. Materi diklat yang relevan dengan tugas pokok dan

permasalahan keseharian Pegawai TU di sekolah, diharapkan akan

memberikan dampak positif terhadap peningkatan kualitas kinerja

Pegawai TU dalam menunjang keberhasilan pengelolaan pendidikan. 3. Bagi kepala sekolah, bahwa dengan bergulirnya berbagai kebijakan di

bidang pendidikan, seperti MBS, KBK, dan sebagainya yang memiliki implikasi terhadap kualitas pengelolaan pendidikan, maka dalam

pembinaan internal sekolah sebaiknya disosialisasikan

beberapa

kebijakan tersebut kepada Pegawai TU di samping kepada para guru. Hal ini penting dilaksanakan, mengingat keberhasilan pengelolaan sistem pendidikan tidak hanya ditentukan oieh komponen kepala sekolah dan guru, melainkan akan ditunjang oieh pengetahuan, sikap, dan keterampilan kinerja Pegawai TU sebagai komponen penunjang

dalam mewujudkan tertib administrasi sekolah.

Memperhatikan besarnya peran dan fungsi Pegawai Tata Usaha

terhadap keberhasilan pengelolaan pendidikan, maka seharusnya,

kepala sekolah melaksanakan kegiatan pembinaan dan peningkatan

(57)
(58)

124

DAFTAR PUSTAKA

Abubakar, Hadi.(1981). Organisasi Perkantoran dan Motivasi. Bandung: Alumni.

Arikunto, Suharsimi. (1989). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Badudu, J.S. (1994). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud

Bogdan, Robert C & Biklen, Sari Knopp, (1982), Qualitative Research for

Education An Introduction to Theory and Methods, Boston, Allyn and Bacon Inc.

Burhanudin. (1994). Kepemimpinan dan Komunikasi. Bandung: PT.

Mandar Maju

Castetter B. William. (1981). The Personnel Function in Educational

Administration. New York: McMillan Publishing Co. Inc.

Dahyana, D. (2001). Peranan Kepemimpinan Kepala Bagian Tata Usaha

Terhadap Peningkatan Disiplin

dan dan Produktivitas Kerja

Pegawai (Studi Deskriptif pada Kantor Dinas Pendidikan Propinsi

Jawa Barat)-Tesis. Bandung: Program Pascasarjana UNINUS

Dale, A. Timpe. (1992). Sen Ilmu dan Seni Manajemen Bisnis. Jakarta:

PT. Elex Media Komputindo

Depdikbud. (1988). Pedoman Umum Penyelenggaraan Administrasi

Sekolah Umum. Jakarta

. (1994). Dasar-Dasar Administrasi Pendidikan. Jakarta: Dirjen

Dikdasmen

Depdiknas. (2002). Pedoman Penulisan Karya llmiah (Laporan Buku,

Makalah,

Skripsi,

Tesis,

Disertasi).

Bandung:

Universitas

Pendidikan Indonesia

Driyakara. (1986). Tentang Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius

Engkoswara. (1987). Dasar-Dasar Administrasi Pendidikan. Jakarta:

Dirjen Dikti.

. (1999). Suatu Pemikiran Tentang Kemungkinan Pelaksanaan

Peningkatan Sumber Daya Manusia dalam PJPT II (Makalah).

(59)

125

Gaffar, Mohammad Fakri. (1986). Perencanaan Pendidikan; Teori dan

Metodologi. Jakarta: Depdikbud

Gie, Liang. (1977). Administrasi Kantor Sekolah. Jakarta: Ghalia Indonesia

Gilley, W. Jerry & Eggland, A. Steven. (1989). Principles of Human

Resource Development. Mexico City: University Associates, Inc.

Gregorio, Herman C. (1978). School Administration and Supervision. Philippine: R.P. Garcia Publishing Company, Quezon City

Hack, Walter G. et.al. (1971). Educational Administration: Selected Readings. Boston: Allyn and Bacon, Inc

Hasibuan, Melayu. (1997). Manajemen Sumber Daya Manusia; Dasar dan

Kunci Keberhasilan. Jakarta: Toko Gunung Agung

Herdiwandani. (2000). Strategi Pengorganisasian Tenaga Administratif Pada Perguruan Tinggi (Studi Kasus di Sekolah Tinggi Seni Rupa

dan Desain Indonesia (STISI) Bandung)—Tesis. Bandung: Program

Pascasarjana UPI

Hersey Paul and Blanchard K. (1982). Management of Organizational Behavior: Utilizing Human Resources (Fourth Edition). New Jersey:

Prentice Hall Ins.

Huntua, Ismet. (2001). Analisis Kinerja (Makalah TOT). Bandung: Dinas Pendidikan Kota Bandung

<

Gambar

Tabel Uji Korelasi Kualitas Kinerja Pegawai Tata UsahaSebagai Pengelola Administrasi Fungsional/Kepala Sekolah(X2) dengan Keberhasilan Pengelolaan Pendidikan (Y)
Gambar 1Paradigma Penelitian
Tabel 1Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Menurut peneliti, banyak faktor yang berperan dalam mengurangi rasa nyeri saat persalinan, seperti pada hasil penelitian terlihat dari ibu yang mendapatkan teknik

Dalam menangani permasalahan arsip tersebut, BPAD DIY mengelompokkan arsip menjadi arsip dinamis dan statis yang mempunyai kriteria yang berbeda dalam pengelolaannya.Untuk

Mengacu pada hasil penelitian dimana diketahui bahwa pengetahuan anggota, motivasi anggota, kepuasan anggota, kualitas pelayanan, dan manfaat koperasi berpengaruh terhadap

Diharapkan penelitian selanjutnya dapat mengkaji lebih dalam tentang rekrutmen, pendidikan dan pelatihan yang pada penelitian ini berpengaruh terhadap produktivitas

Prestasi pertama terkait kepenulisan adalah saat satu paragrafnya terpilih sebagai salah satu paragraf bertema kuliner terbaik di acara Femina Writing Clinic di Festival

Etnobotani Tumbuhan Pewarna Alami Batik Tulis Eks Karesidenan Besuki dan Pemanfaatannya sebagai Buku Pengayaan di SMK Negeri 1 Tamanan Bondowoso; Machrul Quril

KOMINFO/3/2007 tentang Penggunaan Fitur Berbayar Jasa Telekomunikasi Pasal 2 ayat (3) dan Pasal 4 ayat (1) huruf a yang menentukan bahwa setiap Penyelenggara

Penyebab siswa yang mengguna- kan LKPD berbasis inkuiri mempunyai kemampuan berpikir kreatif matematis yang lebih baik daripada siswa yang tidak menggunakan LKPD