• Tidak ada hasil yang ditemukan

Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Negeri Gorontalo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Negeri Gorontalo"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Negeri Gorontalo

Pendahuluan

Pelayanan keperawatan merupakan ujung tombak utama pelayanan kesehatan di rumah sakit dan merupakan cermin utama dari keberhasilan pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Pelayanan keperawatan yang bermutu tinggi harus dilaksanakan oleh tenaga keperawatan professional dengan cara yang professional juga (Azis, 2009). Selain itu pelayanan di rumah sakit juga berorientasi pelayanan kepada pasien berdasarkan standar kualitas untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pasien, sehingga pasien dapat memperoleh kepuasan yang akhirnya dapat meningkatkan mutu pelayanan keperawatan (Adikoesoemo, 2003).

Perawat sebagai seorang anggota tim kesehatan, dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap klien haruslah dapat memberikan informasi tentang klien yang dirawatnya secara akurat dan komplit serta dalam waktu dan cara yang memungkinkan. Seorang klien tergantung pada pemberi perawatan untuk mengkomunikasikan kepada yang lainnya untuk memastikan mutu terbaik dari perawatan.Dokumentasi keperawatan dapat meningkatkan kualitas keperawatan serta membantu perawat dalam memberikan perawatan secara optimal dan berkelanjutan dengan cara memandu perawat untuk dapat menulis dokumentasi dengan benar (Gregory, 2008)

Di Rumah Sakit Umum Prof. Dr. H. Aloei Saboe salah satu rumah sakit di provinsi gorontalo,mempunyai tim peningkatan mutu keperawatan yang salah satu tugasnya mengadakan studi dokumentasi pada setiap ruangan di rumah sakit pada 30 sampel catatan perawatan yang dilakukan setiap 3 bulan sekali. Pada bulan Maret 2012 didapatkan data rata-rata dokumentasi asuhan keperawatan 44,38%. Pada bulan November 2012 juga dilakukan studi dokumentasi lagi dan didapatkan rata-rata 58,9%. Walaupun ada peningkatan nilai tapi belum sempurna diharapkan dokumentasi keperawatan akan lebih baik lagi dan mencapai lebih dari 80%, seiring dengan perkembangan jaman dan tuntutan dari masyarakat untuk mendapatkan pelayanan yang profesional. Kesalahan sekecil apapun yang dilakukan seorang perawat akan berdampak terhadap citra keperawatan secara keseluruhan dan akan dimintai pertanggungjawaban dan tanggung gugat oleh konsumen. (Nursalam, 2003)

Metode Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian Analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Penelitian ini dilakukan dengan

mengidentifikasi melalui pemberian kuesioner pada populasi perawat pelaksana di Ruang Bedah RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo yang sampelnya telah ditentukan.kemudian dilakukan analisis untuk mencari ada tidaknya efek terhadap perawat yang dilihat melalui penerapan pendokumentasian proses asuhan keperawatan.

Populasi adalah Seluruh perawat pelaksana yang bekerja di Ruang Bedah RSUD Prof. Dr. H.

Aloei Saboe Kota Gorontalo yakni 32 orang

Setelah data terkumpul kemudian ditabulasi dalam tabel sesuai dengan variabel yang hendak diukur. Analisa data dilakukan melalui tahap editing, koding, tabulasi dan uji statistik. Uji statistik yang digunakan adalah univariant dan bivariant dengan serta menggunakan komputer SPSS 18

Untuk melihat hubungan dari tiap variable dengan mindependen dengan enggunakan uji statistik Kai- Kuadrat dengan tingkat kemaknaan

α = 0,05 dengan rumus :

(O-E)² X² = Σ --- E Keterangan :

X² = Statistik Chi-Square.

O = Frekuensi hasil observasi E = Frekuensi yang diharapkan Untuk menentukan derajat kebebasan ( degree of fredom) dengan menggunakan rumus : df = (b-1) (k- 1)

Keterangan : b = Jumlah baris k = Jumlah kolom 4.1.3. Analisis Univariat

4.1.3.1.Tabel Distribusi Frekuensi Responden Terhadap TersedianyaPanduan/Format

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Responden Terhadap Tersedianya Panduan/Format Pendokumentasian

Proses Asuhan Keperawatan Di Ruang Bedah RSUD

Prof Dr.Aloei SaboeKota Gorontalo Panduan

Format

Frekuensi Persentase

Tidak Tersedia 13 40,62

Tersedia 19 59,37

Jumlah 32 100,0

Sumber : Data Primer

. Tabel Distribusi Frekuensi Responden Terhadap Adanya Reward, Psikologis Dan Sosial

(2)

Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Negeri Gorontalo

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Responden Terhadap Adanya Reward. Psikologis Dan Sosial Di Ruang

Bedah RSUD Prof. Dr. Aloei Saboe Kota Gorontalo

Reward n %

Tidak Ada 13 40,62

Ada 19 59,38

Jumlah 32 100,0

Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 4.3diatas menunjukkan bahwa dari 32 orang responden lebih besar menyatakan ada Reward, psikologis dan sosial yang diberikan di RSUD Prof. Dr. Aloei Saboe yaitu 59,38 % dan hanya 40,62 % yang menyatakan tidak ada reward psikologis dan social.

4.1.3.3 Tabel Distribusi Frekuensi Responden Terhadap Lingkungan Kerja

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Responden Terhadap Lingkungan Kerja Yang Mendukung Pelaksanaan Pendokumentasian Proses Asuhan Keperawatan DiRuang Bedah RSUDProf Dr.Aloei

Saboe Kota Gorontalo

Lingkungan Kerja n %

Tidak Mendukung 12 37,5

Mendukung 20 62,5

Jumlah 32 100,0

Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 4.4 dari 32 orang responden lebih besar menyatakan adanya dukungan dari kondisi lingkungan kerja terhadap pelaksanaan pendokumentasian proses asuhan keperawatan yaitu 62,5% dan hanya 37,5% yang menyatakan tidak adanya lingkungan kerja dukungan dari kondisi lingkungan kerja terhadap pelaksanaan pendokumentasian proses asuhan keperawatan.

4.1.3.4 Tabel Distribusi Frekuensi Responden Terhadap Tingkat Pengetahuan Perawat

Tabel 4.5

Distribusi Frekuensi Responden Terhadap Tingkat Pengetahuan Perawat Mengenai Pendokumentasian Proses Asuhan Keperawatan

Di Ruang Bedah RSUD Prof Dr.Aloei Saboe Kota Gorontalo

Pengetahuan n %

Kurang 16 50,0

Baik 16 50,0

Jumlah 32 100,0

Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 4.5 diatas dari 32 orang responden setengah diantaranya 50%

berpengetahuan baik dan setengahnya lagi berpengetahuan kurang terhadap pendokumentasian proses asuhan keperawatan.

4.1.3.5 Tabel Distribusi Frekuensi Responden Terhadap Tersedianya Waktu

Tabel 4.6

Distribusi Frekuensi Responden Terhadap Tersedianya Waktu Untuk Pelaksanaan Pendokumentasian Proses Asuhan Keperawatan

Di Ruang Bedah RSUDProf Dr.Aloei Saboe Kota Gorontalo

Pengetahuan n %

Kurang 16 50,0

Baik 16 50,0

Jumlah 32 100,0

Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 4.6 dari 32 orang responden lebih besar menyatakan tersedianya waktu untuk pelaksanaan pendokumentasian proses asuhan keperawatan yaitu 56,25% dan hanya 43,25% yang menyatakan tidak tersedianya waktu untuk pelaksanaan pendokumentasian proses asuhan keperawatan.

4.1.3.6 Tabel Distribusi Frekuensi Responden Terhadap Pelaksanaan Pendokumentasian Proses Asuhan Keperawatan.

Tabel 4.7

Tabel Distribusi Frekuensi Responden Terhadap Pelaksanaan Pendokumentasian Proses Asuhan

Keperawatan

DiRuang BedahRSUDProf. Dr.Aloei Saboe Kota Gorontalo

Pendokumentasi an

n %

Tidak Dilaksanakan

14 43,75

Dilaksanakan 18 56,25

Jumlah 32 100,0

Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 4.7 dari 32 orang responden lebih banyak yang memperlihatkan dilaksanakannya pendokumentasian proses asuhan keperawatan yaitu 56,25% dan hanya 43,75% yang tidak memperlihatkan dilaksanakannya pendokumentasian proses asuhan keperawatan.

4.1.4 Analisis Bivariat

Untuk menilai hubungan antara tersedianya panduan/format, reward, psikologisdan

(3)

Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Negeri Gorontalo

social, lingkungan kerja, pengetahuan dan

tersedianya waktu pada perawat pelaksana yang bertugas di Ruang BedahRSUD Prof Dr.Aloei Saboe Kota Gorontalo dengan pelaksanaan pendokumentasian proses asuhan keperawatan maka digunakan uji statistik Kai-Kuadrat dengan tingkat kemaknaan α = 0,05 atau interval kepercayaan p<

0,05.

Maka ketentuan bahwa tersedianya panduan/format, imbalan jasa psikologis dan sosial (reward)), lingkungan kerja, pengetahuan dan tersedianya waktu dengan pelaksanaan pendokumentasian proses asuhan keperawatan dikatakan mempunyai hubungan yang bermakna bila nilai p< 0,05.

4.1.4.1 Hubungan tersedianya panduan/format pendokumentasian dengan pelaksanaan pendokumentasian proses asuhan keperawatan.Terdapat dua katagori variabel tersedianya panduan/format yaitu :Tersedia dan Tidak tersedia. Hubungan variabel ini dengan pelaksanaan pendokumentasian proses asuhan keperawatan di RSUD Prof.

Dr. Aloei Saboe Kota Gorontalo dapat dilihat pada tabel 4.8

Tabel l 4.8

Hubungan Tersedianya Panduan/Format Pendokumentasian Dengan Pelaksanaan Pendokumentasian Proses Asuhan

Keperawatan

Di Ruang Bedah RSUD Prof Dr.Aloei Saboe Kota Gorontalo

Pendokumen tasian

Tersedianya Panduan/Format Pendokumentasian

n Nilai p

Tidak Tersedia

Terse dia Tidak

Dilaksanaka n

9 6 1

5 Dilaksanaka

n

4 13 1

7

J u m l a h 13 19 3

2

0,042

Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 4.8 didapatkan bahwa responden yang menyatakan tersedianya panduan/format pendokumentasian dan melaksanakan pendokumentasian proses asuhan keperawatan sebanyak 13 responden (40,62%) sedangkan yang menyatakan tersedianya format pendokumentasian namun tidak melaksanakan pendokumentasian sebanyak 6 responden (18,75%).

Demikian pula dengan hasil uji Kai- Kuadrat diperoleh nilai p = 0,042 yang berarti lebih kecil dari nilai α(0,05). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara tersedianya format pendokumentasian dengan pelaksanaan pendokumentasian proses asuhan keperawatan di RSUD Prof. Dr. Aloei Saboe Kota Gorontalo.

4.1.4.2 Hubungan Reward, Psikologis dan sosial dengan pelaksanaan pendokumentasian proses asuhan keperawatan.

Terdapat dua katagori variabel Reward, psikologis dan sosial yaitu :Ada dan Tidak ada.

Hubungan variabel ini dengan pelaksanaan pendokumentasian proses asuhan keperawatan diRSUD Prof. Dr. Aloei Saboe Kota Gorontalo.dapat dilihat pada tabel 4.9

Tabel 4.9

Hubungan Imbalan Jasa, Psikologi dan Sosial (Reward) DenganPelaksanaan Pendokumentasian

Proses Asuhan Keperawatan Di Ruang Bedah RSUD Prof Dr.Aloei Saboe Kota Gorontalo Pendokumentasian Reward n Nilai p

Tidak ada

Ada Tidak

Dilaksanakan

7 6 13

Dilaksanakan 7 12 19

J u m l a h 14 18 32 0,519 Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 4.9 didapatkan bahwa responden yang menyatakan adanya Reward, psikologi dan sosial dan melaksanakan pendokumentasian proses asuhan keperawatan sebanyak 12 responden (37,5%) sedangkan yang menyatakan adanya reward, psikologi dan social namun tidak melaksanakan pendokumentasian sebanyak 6 responden (18,75%).

Berdasarkan hasil uji Kai-Kuadrat diperoleh nilai p = 0,519 yang berarti lebih besar dari nilai α(0,05). Dengan demikian tidakada hubungan yang bermakna antara imbalan jasa, psikologi dan sosial (reward) dengan pelaksanaan pendokumentasian proses asuhan keperawatan diRuang Bedah RSUD Prof. Dr. Aloei Saboe Kota Gorontalo.

4.1.4.2 Hubungan lingkungan kerja dengan pelaksanaan pendokumentasian proses asuhan keperawatan.

Terdapat dua katagori variabel lingkungan kerja yaitu :Mendukung dan Tidak mendukung.

Hubungan variabel ini dengan pelaksanaan pendokumentasian proses asuhan keperawatan diRuang Bedah RSUD Prof. Dr. Aloei Saboe Kota Gorontalo.dapat dilihat pada tabel 4.10

(4)

Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Negeri Gorontalo

Tabel 4.10

Hubungan Lingkungan Kerja DenganPelaksanaan Pendokumentasian Proses Asuhan Keperawatan Di Ruang Bedah

RSUD

Prof Dr.Aloei Saboe Kota Gorontalo Pendokume

ntasian

Lingkungan Kerja

n Nilai p

Tidak Mend

ukun g

Menduku ng

Tidak Dilaksanak

an

5 8 13

Dilaksanak an

8 11 19

J u m l a h 13 19 32 0,590

Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 4.10 didapatkan bahwa responden yang menyatakan adanya dukungan dari lingkungan kerja dan melaksanakan pendokumentasian proses asuhan keperawatan sebanyak 11 responden (34,37%) sedangkan yang menyatakan adanya dukungan dari lingkungan kerja namun tidak melaksanakan pendokumentasian sebanyak 8 responden (25%).

Berdasarkan hasil uji Kai-Kuadrat diperoleh nilai p = 0,590 yang berarti lebih besar dari nilai α(0,05). Dengan demikian tidakada hubungan yang bermakna antara lingkungan kerja dengan pelaksanaan pendokumentasian proses asuhan keperawatan diRSUD Prof. Dr. Aloei Saboe Kota Gorontalo.

4.1.4.3 Hubungan pengetahuan perawat dengan pelaksanaan pendokumentasian proses asuhan keperawatan.

Terdapat dua katagori variabel pengetahuan perawat yaitu :Kurang dan Baik. Hubungan variabel ini dengan pelaksanaan pendokumentasian proses asuhan keperawatan di RSUD Prof. Dr. Aloei Saboe Kota Gorontalo, dapat dilihat pada tabel 4.11

Tabel 4.11

Hubungan Pengetahuan Perawat Dengan Pelaksanaan Pendokumentasian Proses

Asuhan Keperawatan

Di RSUD Prof Dr. Aloei Saboe Kota Gorontalo Pendokumen

tasian

Pengetahuan n Nilai p Kura

ng

Baik Tidak

Dilaksanaka n

10 3 13

Dilaksanaka n

6 13 19

J u m l a h 16 16 32 0,013 Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 4.11 ditemukan bahwa responden yang pengetahuannya baik dan melaksanakan pendokumentasian proses asuhan keperawatan sebanyak 13 responden (40,62%) sedangkan yang pengetahuannya baik namun tidak melaksanakan pendokumentasian sebanyak 3 responden (9,37%).

Hasil uji Kai-Kuadrat diperoleh nilai p

= 0,013 yang berarti lebih kecil dari nilai α(0,05).

Dengan demikian ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan perawat dengan pelaksanaan pendokumentasian proses asuhan keperawatan di RSUD Prof. Dr. Aloei Saboe Kota Gorontalo.

4.1.4.4. Hubungan tersedianya waktu dengan pelaksanaan pendokumentasian proses asuhan keperawatan.

Terdapat dua katagori variabel tersedianya waktu yaitu :Ada dan Tidak ada. Hubungan variabel ini dengan pelaksanaan pendokumentasian proses asuhan keperawatan di RSUD Prof. Dr. Aloei Saboe Kota Gorontalo dapat dilihat pada tabel 4.12.

Tabel 4.12 Hubungan Tersedianya Waktu DenganPelaksanaan Pendokumentasian ProsesAsuhan Keperawatan Di RSUD Prof

Dr.Aloei Saboe Kota Gorontalo Pendokume

ntasian

Waktu n Nilai p Tidak

Tersedi a

Tersedi a Tidak

Dilaksanak an

7 6 13

Dilaksanak an

7 12 19

J u m l a h 14 18 32 0,519 Sumber : Data Primer

(5)

Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Negeri Gorontalo

Berdasarkan tabel 4.12 didapatkan

bahwa responden yang menyatakan tersedianya waktu dan melaksanakan pendokumentasian proses asuhan keperawatan sebanyak 12 responden (40,62%) sedangkan yang menyatakan tersedianya waktu namun tidak melaksanakan pendokumentasian sebanyak 6 responden (18,75%).

Hasil uji Kai-Kuadrat diperoleh nilai p

= 0,519 yang berarti lebih besar dari nilai α(0,05).

Dengan demikian tidakada hubungan yang bermakna antara tersedianya waktu dengan pelaksanaan pendokumentasian proses asuhan keperawatan diRuang BedahRSUD Prof. Dr. Aloei Saboe Kota Gorontalo.

Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian dengan membandingkan teori yang ada, maka dapat dikemukakan bahwa :

4.2.1 Tersedianya panduan/format pendokumentasian

Berdasarkan Penelitian diruang Bedah RSUD Prof.Dr Aloei Sabae Kota gorontalo Didapatkan bahwa tidak tersedianya panduan disebabkan karena Banyak dokter yang tidak melengkapi dokumen catatan medis sehingga menambah beban kerja perawatserta perawat juga harus mendorong pasien ke rontgen dan tempat lain,harus mengambil obat ke apotik dan menyerahkan darah ke la untuk dianalisa sehingga pendokumentasian askep tidak lengkap.

Berdasarkan hasil penelitian dan pendapat yang dikemukakan maka dapat kita lihat pentingnya ketersediaan panduan/format pendokumentasian dalam rangka kelancaran pelaksanaan pendokumentasian proses asuhan keperawatan.

4.2.2. Reward, psikologi dan sosial

Namun berdasarkan hasil Penelitian tidak ada hubungan yang bermakna antara reward, psikologi dan sosial (reward) dengan pelaksanaan pendokumentasian proses asuhan keperawatan di Ruang BedahRSUD Prof. Dr. Aloei Saboe Kota Gorontalo.Reward, psikologi dan sosial yang dirasakan oleh perawat pelaksana tidak berhubungan dengan pelaksanaan pendokumentasian proses asuhan keperawatan yang mereka lakukan.

Maka Sebagai seorang perawat profesional sudah seharusnya dalam melaksanakan tugasnya khususnya dalam melaksanakan pendokumentasian proses asuhan keperawatan tidak mengharapakan adanya reward, psikologi dan sosial.

4.2.3. Lingkungan kerja

Berdasarkan Penelitian menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara lingkungan kerja dengan pelaksanaan pendokumentasian proses

asuhan keperawatan di Ruang BedahRSUD Prof Dr.Aloei Saboe Kota Gorontalo. Lingkungan kerja yang dirasakan oleh perawat pelaksana tidak berhubungan dengan pelaksanaan pendokumentasian proses asuhan keperawatan yang mereka lakukan . Ada atau tidak adanya dukungan dari lingkungan kerja yang dirasakan oleh perawat pelaksana, pendokumentasian asuhan keperawatan tetap dilaksanakan dan tidak terabaikan.

Dapat disimpulkan sebagai seorang perawat professional proses pendokumentasian hendaknya tidak terabaikan oleh kondisi lingkungan ditempat kerja mengingat pentingannya tujuan dan manfaat dari dokumentasi keperawatan.

4.2.4. Pengetahuan

Maka semakin baik pengetahuan perawat pelaksana di Ruang BedahRSUD Prof Dr.Aloei Saboe Kota Gorontalo, semakin terlaksana pula pendokumentasian proses asuhan keperawatan oleh perawat tersebut. Berdasarkan hal tersebut hipotesa yang disajikan oleh peneliti diterima, karena ada hubungan yang positif antara pengetahuan perawat dengan pelaksanaan pendokumentasian proses asuhan keperawatan.

4.2.5. Tersedianya waktu

Berdasarkan hasil penelitian dan pendapat tersebut, maka dapat dikatakan sebagai seorang perawat proses pendokumentasian hendaknya tidak terabaikan oleh ketersediaan waktu karena bila dokumentasi yang dilakukan memenuhi syarat standar dokumentasi yang benar maka tidak akan menyita banyak waktu untuk dilaksanakan 4.3. Keterbatasan Penelitian

Beberapa keterbatasan yang dirasakan peneliti selama melaksanakan penelitian adalah sebagai berikut : 4.3.1. Penelitian dilakukan dengan skala kecil dan

hanya di satu rumah sakit sehingga hasilnya tidak dapat digeneralisasi.

5.1 Kesimpulan

1. Ada hubungan yang bermakna antara tersedianya panduan/format dengan pelaksanaan pendokumentasian proses asuhan keperawatan di RSUD Prof.Dr. H.

Aloei. Saboe Kota Gorontalo.

2. Tidak ada hubungan yang bermakna antara reward, psikologi dan sosial dengan pelaksanaan pendokumentasian proses asuhan keperawatan di Prof Dr. Aloei Saboe Kota Gorontalo.

3. Tidak ada hubungan yang bermakna antara lingkungan kerja dengan pelaksanaan pendokumentasian proses asuhan keperawatan di Prof Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo.

(6)

Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Negeri Gorontalo

4. Ada hubungan yang bermakna antara

pengetahuan perawat dengan pelaksanaan pendokumentasian proses asuhan keperawatan di Prof Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo.

5. Tidak ada hubungan yang bermakna antara tersedianya waktu dengan pelaksanaan pendokumentasian proses asuhan keperawatan di Prof Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo.

Berdasarkan kesimpulan di atas maka secara umum hanya dua hipotesis yang disajikan oleh peneliti yang diterima, sedangkan sisanya ada tiga hipotesis yang ditolak.

5.1 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis dapat memberikan saran sebagai berikut : 1. Agar pihak manajemen Rumah Sakit Umum

DaerahProf Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo mampu membina dan meningkatkan pengetahuan perawat khusunya perawat pelaksana yang dimilikinya serta memperhatikan ketersediaan dari panduan/format pendokumentasian demi kelancaran pelaksanaan proses pendokumentasian asuhan keperawatan sehingga dapat dihindari hal-hal yang tidak diinginkan akibat tidak dilaksanakannya proses pendokumentasian proses asuhan keperawatan.

2. Demi meningkatkan keilmuan dan mutu asuhan keperawatan yang diberikan, diharapkan dapat diperhatikan pengembangan informasi, khususnya pengembangan informasi tentang manajemen pendokumentasian asuhan keperawatan. Sehingga baik pasien sebagai konsumen jasa dan perawat sebagai pemberi pelayanan masing-masing mendapat kepuasan akan apa yang diperoleh.

3. Untuk peneliti selanjutnya yang berminat meneliti tentang pelaksanaan pendokumnentasian asuhan keperawatan agar penelitian tersebut dapat dilakukan dalam skala besar dengan jumlah sampel yang besar dan tempat penelitian diperluas ke rumah sakit lain, sehingga hasil penelitian dapat digeneralisasi.

Referensi

Dokumen terkait

Penemuan kasus Leptospirosis dilakukan dengan cara deteksi dini pasif oleh petugas leptospirosis Puskesmas Kota Semarang yang 91,9% menunggu datangnya pasien masuk

Pengaruh konsentrasi mordan kapur 100gr/L, 150gr/L dan 225gr/L dengan metode pre mordanting terhadap hasil jadi pewarnaan daun pacarkuku (lawsonia inermis) kering

Berdasarkan hasil penelitian aktivitas antioksidan ekstrak etanol daun bawang mekah terhadap gambaran histopatologi paru tikus (Rattus norvegicus) wistar jantan yang

Kemampuan biota air untuk mengakumulasi logam berat dapat dilihat dari faktor konsentrasi yang membandingkan antara konsentrasi logam berat di dalam daging Kerang

Setelah melakukan prosedur pengembangan yang digunakan, diperoleh hasil berupa perangkat lunak media pembelajaran berupa modul digital ajar untuk siswa SMK Negeri 1

komputer terdiri dari beberapa komputer yang terhubung.. menggunakan beberapa jenis interface,

Disajikan teks lisan sederhana teks Kartu ucapan selamat (Greeting Cards) peserta didik dapat menunjukkan sikap santun dan peduli dalam melaksanakan komunikasi dengan

Langkah-langkah dalam pengolahan data adalah sebagai berikut : a) Mengidentifikasi pihak pengambil keputusan. Pihak pengambil keputusan ini terdiri dari Manager PPIC, Manager