• Tidak ada hasil yang ditemukan

Unduh BRS Ini

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Unduh BRS Ini"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

No.57/10/16/Th.XVII, 1 Oktober 2015

P

ERKEMBANGAN

N

ILAI

T

UKAR

P

ETANI

D

AN

I

NFLASI

/

D

EFLASI

P

EDESAAN

A.

PERKEMBANGAN

NILAI

TUKAR

PETANI

*)

*) Nilai Tukar Petani (NTP) adalah angka perbandingan antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani yang dinyatakan dalam persentase.

1. Nilai Tukar Petani (NTP)*Sumatera Selatan pada bulan September 2015 sebesar 95,73 persen, menunjukkan

bahwa secara umum daya beli petani pada bulan September 2015 mengalami penurunan dibandingkan tahun

dasar 2012. Sementara itu, bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, NTP September 2015 turun sebesar

0,22 persen yang disebabkan karena kenaikan indeks harga yang diterima petani lebih rendah dibanding

kenaikan indeks harga yang dibayar petani.

2. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Sumatera Selatan pada bulan September 2015 sebesar 102,24 persen,

menunjukkan bahwa secara umum daya beli petani pada bulan September 2015 lebih baik dibandingkan tahun

dasar 2012. Begitupula bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, NTUP September 2015 naik sebesar 0,07

persen.

3. NTP Tanpa Sektor Perikanan Sumatera Selatan pada bulan September 2015 sebesar 95,66 persen,

menunjukkan bahwa secara umum daya beli petani pada bulan September 2015 menurun dibandingkan tahun

dasar 2012. Demikian pula bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, NTP tanpa perikanan September 2015 turun sebesar 0,17 persen.

4. NTUP Tanpa Sektor Perikanan Sumatera Selatan pada bulan September 2015 sebesar 102,23 persen,

menunjukkan bahwa secara umum daya beli petani pada bulan September 2015 lebih baik dibandingkan tahun

dasar 2012. Begitupula bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, NTUP September 2015 mengalami kenaikan sebesar 0,11 persen.

5. Berdasarkan NTP dan NTUP sub sektor, pada bulan September 2015 sub sektor yang mengalami peningkatan

dibandingkan bulan Agustus 2015 yaitu sub sektor tanaman pangan dan sub sektor peternakan, sedangkan sub sektor tanaman hortikultura, sub sektor tanaman perkebunan rakyat, dan sub sektor perikanan mengalami penurunan.

6.Inflasi/deflasi pedesaan ditunjukkan oleh perubahan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi rumahtangga

petani. Pada bulan September 2015 wilayah pedesaan di Sumatera Selatan mengalami inflasi sebesar 0,55

persen. Semua kelompok pengeluaran mengalami inflasi dan Inflasi tertinggi terjadi pada kelompok bahan makanan yaitu inflasi sebesar 0,79 persen.

(2)

1. Nilai Tukar Petani (NTP)

Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di 83 kecamatan yang tersebar di 11

kabupaten di Sumatera Selatan, NTP di Sumatera Selatan pada bulan September 2015 sebesar 95,73

persen, menunjukkan daya beli petani secara umum menurun dibandingkan dengan daya beli pada tahun

dasar 2012 yang ditunjukkan dengan nilai NTP di bawah 100 persen. Bila di bandingkan dengan bulan

Agustus 2015, NTP September 2015 juga mengalami penurunan sebesar 0,22 persen. Sebaliknya Nilai

Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Gabungan Sumatera Selatan pada bulan September 2015 mengalami

kenaikan sebesar 0,07 persen.

NTP berasal dari perbandingan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) terhadap Indeks Harga yang

Dibayar Petani (Ib). Sedangkan NTUP diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It)

terhadap indeks yang dibayar petani (Ib), dimana kelompok Ib hanya terdiri dari biaya produksi dan

penambahan barang modal (BPPBM).

Tabel 1

Indeks Harga Yang Diterima, Indeks Harga Yang Dibayar, Nilai Tukar Petani dan Nilai Tukar Usaha Pertanian di Sumatera Selatan Agustus–September 2015

serta Persentase Perubahannya (2012=100)

Sektor, Kelompok dan Sub Kelompok Agustus'2015 September'2015

% September’15

thd

Agustus’15

(1) (2) (3) (4)

1. Indeks Harga yang Diterima Petani 114,29 114,54 0,22

2. Indeks Harga yang Dibayar Petani 119,13 119,65 0,44

2.1. Konsumsi Rumah Tangga 122,62 123,29 0,55

2.1.1. Bahan Makanan 130,23 131,26 0,79

2.1.2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 118,61 118,80 0,17

2.1.3. Perumahan 114,48 115,22 0,65

2.1.4. Sandang 117,25 118,16 0,78

2.1.5. Kesehatan 111,27 111,55 0,25

2.1.6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga 111,63 111,79 0,15

2.1.7. Transportasi dan Komunikasi 118,79 118,84 0,04

2.2. Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal 111,86 112,03 0,15

2.2.1. Bibit 112,61 112,84 0,20

2.2.2. Pupuk, Obat-obatan, dan Pakan 110,33 110,64 0,28

2.2.3. Biaya Sewa dan Pengeluaran Lain 105,61 105,70 0,09

2.2.4. Transportasi 128,03 128,24 0,17

2.2.5. Penambahan Barang Modal 108,49 108,61 0,11

2.2.6. Upah Buruh 111,12 111,18 0,05

(3)

Penurunan nilai NTP bulan September 2015 tersebut terjadi karena kenaikan indeks harga yang

diterima petani lebih rendah dibanding dengan kenaikan indeks harga yang dibayar petani. Sebaliknya

kenaikan NTPUP yang relatif rendah yaitu naik 0,07 persen disebabkan kenaikan indeks yang diterima

petani (It) lebih tinggi dibanding kenaikan Ib BPPBM. Pada bulan September 2015 indeks harga yang

diterima petani sebesar 114,54 dari 114,29 bulan Agustus 2015 persen atau naik 0,22 persen sedangkan

Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) secara umum pada bulan September 2015 mengalami kenaikan

sebesar 0,44 persen. Kenaikan Ib terjadi pada kedua kelompok pengeluaran yaitu konsumsi rumah tangga

0,55 persen dan kelompok BPPBM 0,15 persen.

Tabel 2

Indeks Harga Yang Diterima, Indeks Harga Yang Dibayar, Nilai Tukar Petani dan Nilai Tukar Usaha Pertanian Tanpa Sektor Perikanan di Sumatera Selatan

Agustus-September 2015, serta Persentase Perubahannya (2012=100)

Sektor, Kelompok dan Sub Kelompok Agustus'2015 September'2015

% September’15

thd

Agustus’15

(1) (2) (3) (4)

1. Indeks Harga yang Diterima Petani 114,18 114,48 0,26

2. Indeks Harga yang Dibayar Petani 119,15 119,67 0,43

2.1. Konsumsi Rumah Tangga 122,67 123,33 0,54

2.1.1. Bahan Makanan 130,43 131,45 0,78

2.1.2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 118,61 118,81 0,17

2.1.3. Perumahan 114,45 115,18 0,64

2.1.4. Sandang 117,35 118,28 0,79

2.1.5. Kesehatan 111,18 111,45 0,25

2.1.6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga 111,53 111,69 0,15

2.1.7. Transportasi dan Komunikasi 118,53 118,59 0,04

2.2. Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal 111,81 111,98 0,15

2.2.1. Bibit 112,75 112,96 0,19

2.2.2. Pupuk, Obat-obatan, dan Pakan 110,35 110,67 0,29

2.2.3. Biaya Sewa dan Pengeluaran Lain 105,62 105,71 0,09

2.2.4. Transportasi 127,93 128,15 0,17

2.2.5. Penambahan Barang Modal 108,42 108,55 0,12

2.2.6. Upah Buruh 111,20 111,26 0,06

Nilai Tukar Petani (NTP) 95,83 95,66 -0,17 Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) 102,12 102,23 0,11

NTP Tanpa Sektor Perikanan di Sumatera Selatan pada bulan September 2015 sebesar 95,66

persen, menunjukkan daya beli petani secara umum lebih rendah dibandingkan dengan daya beli pada

tahun dasar 2012. Bila dibandingkan dengan bulan Agustus 2015, NTP Tanpa Sektor Perikanan pada

bulan September 2015 mengalami penurunan sebesar 0,17 persen. Penurunan nilai NTP tanpa sektor

perikanan pada bulan September 2015 disebabkan karena kenaikan It pada bulan September 2015 lebih

(4)

Sumatera Selatan pada bulan September 2015 mengalami kenaikan sebesar 0,11 persen di mana pada

bulan Agustus 2015 sebesar 102,12 persen menjadi 102,23 persen pada bulan September 2015. Kenaikan

NTPUP dipengaruhi oleh kenaikan It lebih tinggi dibanding kenaikan indeks BPPBM.

It bulan September 2015 naik sebesar 0,26 persen yaitu dari 114,18 persen pada bulan Agustus

2015 menjadi 114,48 persen. Sedangkan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) secara umum pada bulan

September 2015 mengalami peningkatan yaitu 0,43 persen. Kenaikan Ib terjadi pada kelompok konsumsi

rumahtangga dan BPPBM yaitu masing-masing 0,54 persen dan 0,15 persen.

2. Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan

Nilai tukar petani tanaman pangan merupakan indikator untuk menunjukkan kemampuan daya beli

petani padi dan palawija. Selain itu, nilai tukar petani tanaman pangan merupakan perbandingan antara

indeks harga yang diterima petani padi dan palawija terhadap indeks harga yang dibayar petani baik untuk

konsumsi rumahtangga dan biaya produksinya.

Tabel 3

Indeks Harga Yang Diterima, Indeks Harga Yang Dibayar,Nilai Tukar Petani, dan Nilai Tukar Usaha Pertanian Tanaman Pangan Agustus-September 2015

serta Persentase Perubahannya (2012=100)

Sektor, Kelompok dan Sub Kelompok Agustus'2015 September'2015

% September’15

thd

Agustus’15

(1) (2) (3) (4)

1. Indeks Harga yang Diterima Petani 116,55 120,21 3,15

1.1. Padi 116,81 120,81 3,43

1.2. Palawija 114,67 115,93 1,11

2. Indeks Harga yang Dibayar Petani 120,88 121,30 0,35

2.1. Konsumsi Rumah Tangga 123,04 123,54 0,40

2.1.1. Bahan Makanan 132,23 132,90 0,51

2.1.2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 118,33 118,54 0,17

2.1.3. Perumahan 114,59 115,36 0,67

2.1.4. Sandang 118,63 119,54 0,76

2.1.5. Kesehatan 111,13 111,48 0,32

2.1.6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga 110,05 110,26 0,19

2.1.7. Transportasi dan Komunikasi 120,25 120,27 0,02

2.2. Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal 114,91 115,10 0,17

2.2.1. Bibit 113,08 113,84 0,67

2.2.2. Pupuk, Obat-obatan, dan Pakan 114,38 114,60 0,19

2.2.3. Biaya Sewa dan Pengeluaran Lain 108,29 108,29 0,00

2.2.4. Transportasi 144,44 145,09 0,45

2.2.5. Penambahan Barang Modal 114,75 115,13 0,33

2.2.6. Upah Buruh 112,20 112,24 0,03

(5)

Perkembangan nilai tukar petani padi dan palawija cukup berfluktuasi, pada bulan September 2015

kemampuan nilai tukarnya mengalami penurunan dibandingkan tahun dasar 2012. Hal ini ditunjukkan

dengan besaran nilai tukar petani padi dan palawija di bawah 100. Namun sebaliknya bila dibanding

bulan Agustus 2015 Nilai tukar petani padi dan palawija bulan September 2015 mengalami kenaikan 2,79

persen yaitu dari 96,41 persen menjadi 99,11 persen.

Sejalan dengan NTP, Nilai tukar usaha pertanian (NTUP) sub sektor tanaman pangan pada bulan

September 2015 juga mengalami kenaikan sebesar 2,97 persen yaitu dari 101,43 persen bulan Agustus

2015 menjadi 104,44 persen pada bulan September 2015. Kenaikan NTP dan NTUP sub sektor tanaman

pangan pada bulan September 2015 tersebut terutama dipengaruhi oleh kenaikan It secara umum lebih

tinggi dibandingkan kenaikan Ib.

It secara umum pada bulan September 2015 sebesar 120,21 dari 116,55 persen Agustus 2015 atau

mengalami kenaikan sebesar 3,15 persen, lebih tinggi dibanding kenaikan yang terjadi pada Ib secara

umum yaitu naik 0,35 persen. Kenaikan It terjadi pada komoditi padi dan palawija. Sedangkan kenaikan

Ib secara umum didukung oleh adanya kenaikan pada kedua kelompok pengeluaran yaitu konsumsi

rumah tangga dan BPPBM yaitu masing-masing mengalami kenaikan 0,40 persen dan 0,17 persen .

3. Nilai Tukar Petani Hortikultura

NTP hortikultura merupakan indikator untuk menunjukkan kemampuan daya beli petani

hortikultura. Sama halnya dengan petani padi dan palawija, perkembangan nilai tukar petani hortikultura

juga cukup berfluktuasi. Indeks nilai tukar petani hortikultura pada bulan September 2015 sebesar 110,14

persen, lebih tinggi dibanding bulan Agustus 2015 yaitu 110,49 persen atau mengalami penurunan 0,32

persen. Begitu pula dengan NTUP sektor hortikultura pada bulan September 2015 juga mengalami

penurunan sebesar 0,24 persen atau dari 118,37 persen menjadi 118,66 persen. Penurunan NTP dan

NTUP sub sektor hortikultura disebabkan kenaikan It secara umum lebih rendah dari pada kenaikan yang

terjadi pada Ib secara umum maupun Ib kelompok BPPBM.

Pada bulan September 2015 It sub sektor hortikultura naik sebesar 0,10 persen, kenaikan It hanya

terjadi pada kelompok komoditi sayur-sayuran sedangkan kelompok buah-buahan dan tanaman obat

mengalami penurunan. Kenaikan harga tertinggi pada kelompok sayur-sayuran yaitu komoditi

petsai/sawi, Sedangkan pada kelompok buah-buahan dan tanaman obat penurunan harga tertinggi

masing-masing terjadi pada komoditi pepaya dan jahe.

Indeks yang dibayar petani (Ib) secara umum pada bulan September 2015 mengalami kenaikan

0,43 persen dari 119,50 persen bulan Agustus 2015 menjadi 120,02 persen bulan September 2015.

Kenaikan Ib secara umum terjadi pada kedua kelompok pengeluaran yaitu konsumsi rumahtangga dan

(6)

tangga, kenaikan harga tertinggi terjadi pada sub kelompok sandang. Sedangkan pada indeks BPPBM,

kenaikan harga tertinggi terjadi pada sub kelompok pupuk dan obat-obatan.

Tabel 4

Indeks Harga Yang Diterima, Indeks Harga Yang Dibayar, Nilai Tukar Petani, Dan Nilai Tukar Pertanian Hortikultura Agustus– September 2015 serta

Persentase Perubahannya (2012=100)

4. Nilai Tukar Petani Tanaman Perkebunan Rakyat (Pekebun)

Pada bulan September 2015, Indeks NTP Sub Sektor Perkebunan Rakyat di Sumatera Selatan

sebesar 88,11 persen, lebih rendah dibanding bulan Agustus 2015 yaitu 89,99 persen atau turun 2,08

persen. Indeks NTUP Sub Sektor Perkebunan Rakyat juga turun dari 96,63 persen bulan Agustus 2015

persen menjadi 95,03 persen bulan September 2015 atau turun 1,65 persen. Penurunan NTP dan NTUP

sub sektor perkebunan rakyat pada bulan September 2015 disebabkan indeks harga yang diterima petani

(It) mengalami penurunan sedangkan Ib secara umum maupun Ib BPPBM mengalami kenaikan.

Pada bulan September 2015, indeks harga yang diterima petani (It) sub sektor perkebunan rakyat

Sektor, Kelompok dan Sub Kelompok Agustus'2015 September'2015

% September’15

thd

Agustus’15

(1) (2) (3) (4)

1. Indeks Harga yang Diterima Petani 132,04 132,18 0,10

1.1. Sayur-sayuran 132,60 133,26 0,50

1.2. Buah-buahan 131,88 131,69 -0,15

1.3. Tanaman Obat 128,57 128,04 -0,42

2. Indeks Harga yang Dibayar Petani 119,50 120,02 0,43

2.1. Konsumsi Rumah Tangga 122,51 123,06 0,46

2.1.1. Bahan Makanan 129,22 130,00 0,60

2.1.2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 119,12 119,39 0,23

2.1.3. Perumahan 115,32 116,14 0,71

2.1.4. Sandang 116,62 117,58 0,82

2.1.5. Kesehatan 111,10 111,44 0,30

2.1.6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga 112,33 112,45 0,11

2.1.7. Transportasi dan Komunikasi 117,22 117,27 0,04

2.2. Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal 111,28 111,66 0,34

2.2.1. Bibit 105,35 105,61 0,24

2.2.2. Pupuk, Obat-obatan, dan Pakan 106,59 107,44 0,80

2.2.3. Biaya Sewa dan Pengeluaran Lain 108,25 108,57 0,30

2.2.4. Transportasi 118,23 118,33 0,08

2.2.5. Penambahan Barang Modal 115,82 116,08 0,22

2.2.6. Upah Buruh 111,45 111,51 0,05

(7)

turun sebesar 1,60 persen, penurunan It secara umum terutama dipengaruhi oleh penurunan harga pada

komoditi kelapa sawit. Sebaliknya Ib secara umum mengalami kenaikan 0,49 persen. Kenaikan Ib terjadi

baik pada kelompok konsumsi rumah tangga maupun BPPBM yaitu naik masing-masing 0,64 persen dan

0,05 persen.

Tabel 5

Indeks Harga Yang Diterima, Indeks Harga Yang Dibayar, Nilai Tukar Pekebun, Dan Nilai Tukar Usaha Pertanian Sektor Perkebunan Rakyat Agustus– September 2015 serta

Persentase Perubahannya (2012=100)

5. Nilai Tukar Peternak

Sub sektor Peternakan terdiri atas ternak besar, ternak kecil, unggas dan hasil ternak. Kemampuan

daya beli peternak dapat dilihat dari nilai tukar peternak, yang merupakan perbandingan antara indeks

harga yang diterima peternak terhadap indeks harga yang dibayar peternak. NTP Sub sektor peternakan

pada bulan September 2015 mengalami kenaikan yaitu 0,51 persen, sedangkan NTUP naik 0,58 persen.

Pada bulan September 2015 indeks yang diterima (It) peternak mengalami kenaikan sebesar 0,93

persen yaitu dari 119,83 persen bulan Agustus 2015 menjadi 120,94 persen bulan September 2015.

Kenaikan It terjadi pada hampir semua komoditi ternak, kecuali pada komoditi unggas yang mengalami

Sektor, Kelompok dan Sub Kelompok Agustus'2015 September'2015

% September’15

thd

Agustus’15

(1) (2) (3) (4)

1. Indeks Harga yang Diterima Petani 107,53 105,81 -1,60

1.1. Tanaman Perkebunan Rakyat 107,53 105,81 -1,60

2. Indeks Harga yang Dibayar Petani 119,50 120,08 0,49

2.1. Konsumsi Rumah Tangga 122,52 123,30 0,64

2.1.1. Bahan Makanan 129,79 131,04 0,97

2.1.2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 118,88 119,08 0,17

2.1.3. Perumahan 114,08 114,78 0,62

2.1.4. Sandang 116,74 117,68 0,80

2.1.5. Kesehatan 110,39 110,59 0,18

2.1.6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga 112,39 112,57 0,16

2.1.7. Transportasi dan Komunikasi 117,35 117,42 0,06

2.2. Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal 111,28 111,34 0,05

2.2.1. Bibit 115,13 115,13 0,00

2.2.2. Pupuk, Obat-obatan, dan Pakan 110,48 110,57 0,09

2.2.3. Biaya Sewa dan Pengeluaran Lain 102,97 102,97 0,00

2.2.4. Transportasi 123,26 123,29 0,02

2.2.5. Penambahan Barang Modal 104,42 104,39 -0,03

2.2.6. Upah Buruh 110,41 110,50 0,09

(8)

penurunan. Kenaikan It tertinggi pada ternak besar, ternak kecil, dan hasil ternak yaitu masing-masing

kerbau, kambing dan telur ayam ras. Sedangkan penurunan It tertinggi pada unggas yaitu ayam ras

pedaging.

Selanjutnya indeks harga yang dibayar petani (Ib) sub sektor peternak secara umum pada bulan

September 2015 mengalami kenaikan 0,42 persen. Kelompok konsumsi rumah tangga naik 0,50 persen,

kenaikan harga tertinggi terjadi pada sub kelompok bahan makanan. Sedangkan Ib pada kelompok

BPPBM naik sebesar 0,35 persen, dengan kenaikan tertinggi terjadi pada sub kelompok pupuk,

obat-obatan dan pakan.

Tabel 6

Indeks Harga Yang Diterima, Indeks Harga Yang Dibayar,Nilai Tukar Peternak Dan Nilai Tukar Usaha Pertanian Sektor Peternak Agustus-September 2015 serta

Persentase Perubahannya (2012=100)

Sektor, Kelompok dan Sub Kelompok Agustus'2015 September'2015

% September’15

thd

Agustus’15

(1) (2) (3) (4)

1. Indeks Harga yang Diterima Petani 119,83 120,94 0,93

1.1. Ternak Besar 114,04 115,88 1,61

1.2. Ternak Kecil 109,31 110,82 1,38

1.3. Unggas 119,01 118,68 -0,27

1.3. Hasil Ternak 138,98 140,04 0,77

2. Indeks Harga yang Dibayar Petani 114,19 114,67 0,42

2.1. Konsumsi Rumah Tangga 122,60 123,21 0,50

2.1.1. Bahan Makanan 130,15 131,17 0,78

2.1.2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 117,79 117,92 0,11

2.1.3. Perumahan 114,84 115,52 0,59

2.1.4. Sandang 117,59 118,49 0,77

2.1.5. Kesehatan 114,22 114,57 0,30

2.1.6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga 110,67 110,75 0,07

2.1.7. Transportasi dan Komunikasi 120,48 120,52 0,04

2.2. Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal 108,02 108,40 0,35

2.2.1. Bibit 109,13 108,97 -0,15

2.2.2. Pupuk, Obat-obatan, dan Pakan 104,84 105,75 0,87

2.2.3. Biaya Sewa dan Pengeluaran Lain 107,93 108,36 0,40

2.2.4. Transportasi 119,81 120,00 0,16

2.2.5. Penambahan Barang Modal 104,69 104,81 0,12

2.2.6. Upah Buruh 111,89 111,89 0,00

(9)

6. Nilai Tukar Nelayan

Sub sektor terakhir adalah Perikanan, yang terdiri atas usaha penangkapan ikan dan usaha budidaya

perikanan. Perkembangan Nilai Tukar Nelayan (NTN) selama setahun ini cukup berfluktuasi dan sangat

dipengaruhi oleh kondisi cuaca dan musim.

NTN pada bulan September 2015 sebesar 97,43 persen, sedangkan pada bulan sebelumnya sebesar

98,73 persen berarti NTN mengalami penurunan sebesar 1,31 persen. NTUP sub sektor perikanan juga

mengalami penurunan yaitu 0,89 persen atau dari 103,59 persen pada bulan Agustus 2015 menjadi

102,66 persen pada bulan September 2015. Penurunan NTP dan NTUP sektor perikanan disebabkan

adanya penurunan pada It sedangkan Ib secara umum maupun Ib BPPBM mengalami kenaikan.

Tabel 7

Indeks Harga Yang Diterima, Indeks Harga Yang Dibayar, Nilai Tukar Nelayan, Dan Nilai Tukar Usaha Pertanian Sektor Perikanan Agustus-September 2015 serta

Persentase Perubahannya (2012=100)

Sektor, Kelompok dan Sub Kelompok Agustus'2015 September'2015

% September’15

thd

Agustus’15

(1) (2) (3) (4)

1. Indeks Harga yang Diterima Petani 117,04 116,15 -0,76

1.1. Tangkap 115,65 115,20 -0,39

1.2. Budidaya 118,40 117,08 -1,12

2. Indeks Harga yang Dibayar Petani 118,55 119,21 0,56

2.1. Konsumsi Rumah Tangga 121,51 122,44 0,77

2.1.1. Bahan Makanan 125,41 126,84 1,14

2.1.2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 118,51 118,56 0,05

2.1.3. Perumahan 115,30 116,27 0,84

2.1.4. Sandang 114,76 115,47 0,62

2.1.5. Kesehatan 113,52 114,03 0,45

2.1.6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga 114,05 114,20 0,13

2.1.7. Transportasi dan Komunikasi 124,90 124,92 0,02

2.2. Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal 112,99 113,14 0,13

2.2.1. Bibit 109,39 110,00 0,56

2.2.2. Pupuk, Obat-obatan, dan Pakan 109,81 109,95 0,13

2.2.3. Biaya Sewa dan Pengeluaran Lain 105,38 105,43 0,05

2.2.4. Transportasi 130,51 130,49 -0,01

2.2.5. Penambahan Barang Modal 110,13 110,13 0,00

2.2.6. Upah Buruh 109,22 109,22 0,00

(10)

Pada bulan September 2015, It secara umum sub sektor perikanan mengalami penurunan sebesar

0,76 persen. Penurunan It terjadi baik pada kelompok perikanan tangkap maupun kelompok perikanan

budidaya. Namun sebaliknya Ib secara umum, pada bulan September 2015 naik sebesar 0,56 persen, hal

ini dipengaruhi oleh adanya kenaikan pada kedua kelompok pengeluaran yaitu konsumsi rumahtangga

dan BPPBM. Kelompok konsumsi rumahtanga pada bulan September 2015 mengalami kenaikan 0,77

persen, kenaikan tertinggi terjadi pada sub kelompok bahan makanan. Sedangkan Ib BPPBM pada bulan

September 2015 naik sebesar 0,13 persen, kenaikan harga tertinggi terjadi pada sub kelompok bibit.

7. Nilai Tukar Nelayan Usaha Penangkapan

Sub sektor Perikanan pada bulan September 2015 menambah ruang lingkup, yaitu dengan

menyajikan data Nilai Tukar Nelayan Usaha Penangkapan dan Usaha Budidaya. Sub sektor Perikanan

Tangkap, terdiri atas usaha penangkapan perairan umum dan usaha penangkapan laut.

Tabel 8

Indeks Harga Yang Diterima, Indeks Harga Yang Dibayar, Nilai Tukar Nelayan Usaha Penangkapan, Dan Nilai Tukar Usaha Pertanian Sektor Perikanan Tangkap Agustus–September 2015

serta Persentase Perubahannya (2012=100)

Sektor, Kelompok dan Sub Kelompok Agustus'2015 September'2015

% September’15

thd

Agustus’15

(1) (2) (3) (4)

1. Indeks Harga yang Diterima Petani 115,65 115,20 -0,39

1.1. Penangkapan Perairan Umum 127,87 126,76 -0,87

1.1. Penangkapan Laut 107,29 107,29 0,00

2. Indeks Harga yang Dibayar Petani 119,67 120,28 0,52

2.1. Konsumsi Rumah Tangga 121,38 122,28 0,75

2.1.1. Bahan Makanan 125,44 126,86 1,13

2.1.2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 118,54 118,60 0,05

2.1.3. Perumahan 115,30 116,27 0,84

2.1.4. Sandang 114,63 115,34 0,62

2.1.5. Kesehatan 113,52 114,03 0,45

2.1.6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga 114,07 114,22 0,13

2.1.7. Transportasi dan Komunikasi 124,90 124,92 0,02

2.2. Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal 116,22 116,25 0,03

2.2.1. Biaya Sewa dan Pengeluaran Lain 103,52 103,52 0,00

2.2.2. Transportasi 132,29 132,30 0,01

2.2.3. Penambahan Barang Modal 111,90 112,00 0,09

2.2.4. Upah Buruh 108,27 108,27 0,00

(11)

NTN Usaha Penangkapan pada bulan September 2015 sebesar 95,78 persen, hal ini menunjukkan

daya beli nelayan usaha penangkapan ikan lebih rendah dibanding tahun dasar 2012. Namun bila

dibandingkan dengan bulan Agustus 2015 NTN sub sektor usaha penangkapan ikan mengalami

penurunan sebesar 0,90 persen, dan NTUP juga mengalami penurunan sebesar 0,42 persen pada bulan

September 2015. Penurunan NTN dan NTUP usaha penangkapan ikan pada bulan September 2015

disebabkan karena adanya penurunan It secara umum sedangkan Ib secara umum dan Ib BBBM

mengalami kenaikan.

Pada bulan September 2015 penurunan It sebesar 0,39 persen atau dari 115,65 persen pada bulan

Agustus 2015 menjadi 115,20 persen bulan September 2015. Penurunan It tersebut terutama dipengaruhi

oleh adanya penurunan It pada kelompok penangkapan perairan umum sebesar 0,87 persen, sedangkan

penangkapan di laut tidak mengalami perubahan. Pada kelompok penangkapan perairan umum

penurunan harga tertinggi terjadi pada komoditi ikan patin.

Selanjutnya, Ib secara umum pada bulan September 2015 mengalami kenaikan yaitu 0,52 persen.

Kenaikan Ib terjadi pada kelompok konsumsi rumah tangga maupun BPPBM yaitu naik masing-masing

0,75 persen dan 0,03 persen.

8. Nilai Tukar Nelayan Usaha Budidaya

NTN Usaha Budidaya pada bulan September 2015 sebesar 99,10 persen, sedangkan pada bulan

sebelumnya sebesar 100,82 persen berarti NTN turun sebesar 1,71 persen. Begitu juga dengan NTUP

sektor perikanan budidaya mengalami penurunan sebesar 1,36 persen.

NTN Usaha Budidaya diperoleh dari perbandingan antara indeks harga yang diterima nelayan

budidaya (It) dengan indeks harga yang dibayar nelayan budidaya (Ib). Indeks harga yang diterima

nelayan budidaya pada bulan September 2015 sebesar 117,08 atau turun 1,12 persen dibanding bulan

Agustus 2015 sebesar 118,40 persen. Penurunan It terutama terjadi sub kelompok budidaya air tawar

yaitu turun 1,13 persen, sedangkan budidaya air payau tidak mengalami perubahan. Penurunan harga

tertinggi dari usaha budidaya air tawar adalah komoditi ikan patin.

Sementara itu, Ib secara umum sub sektor perikanan budidaya pada bulan September 2015 sebesar

118,15 atau naik 0,61 persen dibandingkan bulan Agustus 2015 sebesar 117,44 persen. Kenaikan Ib

terjadi pada kelompok pengeluaran konsumsi rumahtangga sebesar 0,79 persen, sedangkan Ib biaya

produksi dan penambahan barang modal naik 0,25 persen. Kenaikan Ib tertinggi pada bulan September

2015 untuk konsumsi rumahtangga adalah sub kelompok bahan makanan, sedangkan untuk BPPBM

(12)

Tabel 9.

Indeks Harga Yang Diterima, Indeks Harga Yang Dibayar, Nilai Tukar Nelayan Usaha Budidaya, Dan Nilai Tukar Usaha Pertanian Sektor Perikanan Budidaya Agustus-September 2015 serta

Persentase Perubahannya (2012=100)

Sektor, Kelompok dan Sub Kelompok Agustus'2015 September'2015

% September’15

thd

Agustus’15

(1) (2) (3) (4)

1. Indeks Harga yang Diterima Petani 118,40 117,08 -1,12

1.1. Budidaya Air Tawar 118,41 117,08 -1,13

1.2. Budidaya Air Payau 117,59 117,59 0,00

2. Indeks Harga yang Dibayar Petani 117,44 118,15 0,61

2.1. Konsumsi Rumah Tangga 121,64 122,60 0,79

2.1.1. Bahan Makanan 125,39 126,81 1,14

2.1.2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 118,47 118,53 0,05

2.1.3. Perumahan 115,30 116,27 0,84

2.1.4. Sandang 114,89 115,60 0,62

2.1.5. Kesehatan 113,52 114,03 0,45

2.1.6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga 114,03 114,18 0,13

2.1.7. Transportasi dan Komunikasi 124,90 124,92 0,02

2.2. Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal 109,79 110,06 0,25

2.2.1. Bibit 109,39 110,00 0,56

2.2.2. Pupuk, Obat-obatan, dan Pakan 109,81 109,95 0,13

2.2.3. Biaya Sewa dan Pengeluaran Lain 107,22 107,32 0,10

2.2.4. Transportasi 128,74 128,70 -0,04

2.2.5. Penambahan Barang Modal 108,39 108,28 -0,10

2.2.6. Upah Buruh 110,16 110,16 0,00

Nilai Tukar Petani (NTP) 100,82 99,10 -1,71 Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) 107,85 106,38 -1,36

B.

INFLASI/DEFLASI

PEDESAAN

Indeks Harga Konsumen (IHK) pedesaan dapat ditunjukkan oleh Indeks Harga Konsumsi

Rumahtangga Petani yang merupakan kelompok dalam Indeks Harga yang Dibayar Petani. Sub kelompok

IHK pedesaan terdiri dari 7 (tujuh) kelompok pengeluaran, yaitu kelompok bahan makanan, kelompok

makanan jadi, kelompok perumahan, kelompok sandang, kelompok kesehatan, kelompok pendidikan,

rekreasi dan olah raga, serta kelompok transportasi dan komunikasi.

Perkembangan IHK pedesaan selama beberapa bulan terakhir ini cenderung mengalami

peningkatan. Perubahan IHK pedesaan menunjukkan terjadinya inflasi/deflasi pedesaan. Inflasi/Deflasi

pedesaan diperoleh dari persentase perubahan IHK bulan tertentu terhadap IHK bulan sebelumnya. IHK

bulan September 2015 sebesar 123,29 persen, sedangkan bulan sebelumnya 122,62 berarti terjadi inflasi

(13)

sandang 0,78 persen, sub kelompok perumahan 0,65 persen, sub kelompok kesehatan sebesar 0,25 persen,

sub kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,17 persen, sub kelompok

pendidikanm rekreasi dan olahraga 0,15 persen, serta sub kelompok transportasi dan komunikasi 0,04

persen.

Tabel 10

Indeks Harga Konsumen dan Inflasi Pedesaan di Sumatera Selatan, Agustus-September 2015 (2012=100)

KELOMPOK PENGELUARAN

IHK Agustus

2015

IHK September

2015

Inflasi Pedesaan Agustus 2015

Inflasi Pedesaan September

2015

(1) (2) (3) (5) (5)

Umum 122,62 123,29 0,38 0,55

Bahan Makanan 130,23 131,26 0,56 0,79

Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 118,61 118,80 0,74 0,17

Perumahan 114,48 115,22 -0,22 0,65

Sandang 117,25 118,16 -0,10 0,78

Kesehatan 111,27 111,55 0,14 0,25

Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga 111,63 111,79 -0,20 0,15

Transportasi dan Komunikasi 118,79 118,84 0,02 0,04

Gambar

Tabel 1 Indeks Harga Yang Diterima, Indeks Harga Yang Dibayar, Nilai Tukar Petani dan
Tabel 2 Indeks Harga Yang Diterima, Indeks Harga Yang Dibayar, Nilai Tukar Petani
Tabel 3 Indeks Harga Yang Diterima, Indeks Harga Yang Dibayar,Nilai Tukar Petani,
Tabel 4 Indeks Harga Yang Diterima, Indeks Harga Yang Dibayar, Nilai Tukar Petani,
+6

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Prosedur atau mekanisme pelayanan surat izin usaha perdagangan, pertama-tama masyarakat datang ke Badan Pelayanan Perizinan Terpadu, pemohon langsung keloket

Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Lapangan Usaha Industri Pengolahan sebesar 63,80 persen, adapun dari sisi Pengeluaran terjadi pada

Film dokumenter, tidak seperti halnya film fiksi (cerita), merupakan sebuah rekaman peristiwa yang diambil dari kejadian yang nyata atau sungguh-sungguh terjadi.. Definisi

Pada program “Demen Makan”,”Detektif Rasa”, “Ok Food” fungsi long shot adalah menunjukkan host sedang mendatangi lokasi tujuan wisata kuliner dan menayangkan bentuk

Dari hasil yang diperoleh pada tahap pertama, kemudian dilakukan analisis terhadap sistem yang telah ada saat ini dan kebutuhan akan sistem yang baru, yang dapat memberikan hasil

Demikian yang dapat saya sampaikan, saya harap UASBN dapat berjalan dengan lancar dan semoga anak-anak kita bisa berhasil dalam ujian nanti.. Penggalan pidato tersebut termasuk

Listwise deletion based on all variables in

Ditinjau dari pengembangan sumber daya manusia kependidikan, sejauh itu rekrutmen kepala sekolah terutama pada tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) belum memenuhi tuntutan