• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pemberian Tepung Buah Mengkudu Rizki

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Pemberian Tepung Buah Mengkudu Rizki"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran | 1

PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG MENGKUDU DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA AYAM SENTUL

THE EFFECT OF NONI MEAL IN THE RATION ON PERFORMANCE OF SENTUL CHICKEN

Rizki Fauzan*, Wiwin Tanwiriah**, Indrawati Yudha Asmara**

Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Jalan Raya Bandung – Sumedang Km 21 Jatinangor 45363

*Alumni Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Tahun 2016

** Dosen di Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran e-mail : Rizkifauzan123@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung mengkudu dalam ransum serta mendapatkan tingkat pemberian tepung mengkudu dalam ransum yang menghasilkan performa terbaik pada Ayam Sentul telah dilaksanakan di Laboratorium Ternak Unggas Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Kabupaten Sumedang dari tanggal Januari 2016 – Februari 2016. Penelitian menggunakan metode eksperiment. Perlakuan tediri dari ransum tanpa ditambahkan tepung mengkudu (R0), dan ransum yang ditambahkan tepung mengkudu 0,15 % (R1), 0,30% (R2), 0,45% (R3), dan 0,60% (R4). Setiap perlakuan diulang sebanyak empat kali dan setiap ulangan terdiri dari 4 ekor Ayam Sentul sehingga total Ayam Sentul yang digunakan selama penelitian sebanyak 80 ekor.

Peubah yang diamati meliputi konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, dan konversi ransum. Data analisis untuk mengetahui perbedaan perlakuan dilakukan dengan uji Polynomial Orthogonal. Hasil penelitian menunjukan bahwa penambahan tepung mengkudu dalam ransum sampai dengan 0,60% memberikan pengaruh terhadap konsumsi ransum dan konversi ransum, tetapi tidak memberikan pengaruh terhadap pertambahan bobot badan. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penambahan tepung mengudu sampai 0,45% dalam ransum menghasilkan performa terbaik.

Kata kunci : Performa, Tepung Mengkudu, Ayam Sentul.

ABSTRACT

The research to determine the effect of noni meal in the ration on performance of Sentul Chicken was carried out in Poultry Laboratory Faculty Of Animal Husbandry Padjadjaran University, Sumedang District from January 2016 – February 2016. This research used experimental method. The treatments consisting of diet without noni meal (R0), and ration containing 0,15% (R1), 0,30% (R2), 0,45% (R3), and 0,60% (R4) of noni meal. Each treatment was replicated four times and each replicated consisted of four Sentul Chickens, thus the total chickens in the study 80 birds. The parameters was feed consumption, growth rate, and feed conversion. The data was analyzed using Polynomial Orthogonal test. The results indicated that the addition of noni meal in the ration of up to 0,60%

influence the feed consumption and feed conversion, but does not give influence to growth rate. It can be concluded that the addition of noni meal to 0,45% in the rations gives best performance.

Keywords : Performance, Noni meal, Sentul Chicken

(2)

Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran | 2 PENDAHULUAN

Ayam Sentul adalah ayam lokal yang berasal dari daerah Ciamis, Jawa Barat dan ayam ini termasuk ayam asli Indonesia. Ayam Sentul jantan saat ini dikembangkan oleh masyarakat Ciamis sebagai ayam pedaging karena Ayam Sentul memiliki pertumbuhan yang relatif cepat dibanding dengan ayam lokal lain.

Kendala dalam pemeliharaan Ayam lokal di masyarakat yaitu rendahnya tingkat produktivitas serta seringnya serangan penyakit yang mengakibatkan kematian yang tinggi.

Salah satu cara dalam meningkatkan performa ternak yang biasa dilakukan peternak adalah pemberian antibiotik dosis rendah. Namun sekarang hal ini sudah dilarang maka dari itu peternak beralih menggunakan tanaman herbal yang dapat meningkatkan performa ternak, salah satunya adalah tanaman mengkudu (Morinda citrifolia Linn).

Penambahan tepung buah mengkudu sebanyak 3 g/kg pada pakan ayam broiler dapat memberikan dampak nyata dalam penambahan bobot badan ayam broiler. Hal ini terjadi karena tepung buah mengkudu dapat mempengaruhi pH saluran pencernaan ke arah yang bersifat asam, dengan adanya zat antraquinone yang merupakan material asam. Dalam suasana asam, enzim pemecah protein seperti yang ada pada proventriculus (pepsin) dapat bekerja secara optimal, sehingga protein ransum lebih banyak diserap oleh tubuh yang pada gilirannya terjadi pertumbuhan optimal (Sudjana, dkk).

Pada penelitian (Yosi Fenita. 2012) pemberian tepung buah mengkudu pada ayam broiler sebanyak 3 g/kg dalam pakan tidak memberikan pengaruh nyata dalam pertambahan bobot badan, konsumsi ransum, dan konversi pakan. Penelitian lainya dari Novita (2011) penambahan tepung buah mengkudu dalam pakan ayam broiler sebanyak 2 g/kg pakan tidak memberi pengaruh nyata terhadap pertambahan bobot badan dan peningkatan jumlah konsumsi ransum.

Pada penelitiaan Bintang (2007) penambahan ampas mengkudu pada ayam broiler level tertinggi (4,8g/kg) menghasilkan konsumsi ransum dan konversi ransum lebih rendah (lebih efisien) dibandingkan dengan perlakuan pemberian ampas mengkudu dosis yang lebih rendah (0,0 - 2,4 g/kg). Perlakuan terbaik yang mendapat ampas mengkudu 4,8 g/kg, diikuti perbaikan konversi ransum sebesar 5% dibandingkan dengan kontrol.

Berdasarkan hasil penelitian, penggunaan tepung buah mengkudu dalam dosis rendah

belum berpengaruh pada performa ayam. Maka dari itu diperlukan penelitian lebih lanjut dengan

dosis yang ditingkatkan untuk menemukan berapa batas pemberian tepung buah mengkudu yang

(3)

Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran | 3 harus diberikan pada Ayam Sentul hingga mendapatkan hasil optimal. Bintang (2007) melaporkan bahwa pemberian ampas buah mengkudu 4,8 g/kg pakan tidak memberikan pengaruh nyata terhadap bobot badan dikarenakan kurangnya dosis pemberian ampas mengkudu dalam pakan. Tetapi dalam mengkudu terdapat juga zat aktif lainya yaitu tanin yang sudah dikenal sebagai zat anti nutrisi apabila diberikan secara berlebihan mengakibatkan menurunya kemampuan ternak mencerna protein dan karbohidrat, sehingga pemberian dosis tepung buah mengkudu harus hati-hati.

BAHAN DAN METODE

Penelitian ini menggunakan DOC Ayam Sentul sebanyak 80 ekor dan dipelihara sampai umur 8 minggu. Setiap ayam diberi tanda dengan menggunakan wing tag, lalu ditimbang bobot badan awalnya setelah berumur 2 minggu dan dihitung koefisien variasinya adalah 5,32%. Ayam dimasukkan kedalam 20 unit kandang secara acak yang tiap unitnya terdiri dari 4 ekor ayam.

Pengambilan data dilakukan sejak ayam berumur 2 minggu dan dilakukan seminggu sekali.

Seluruh ayam yang digunakan dalam penelitian ini dipelihara dalam kandang sistem postal beralaskan litter. Kandang dibagi dalam unit kandang yang berukuran panjang 100 cm, lebar 75 cm dan tinggi 50 cm. Pada bagian atas kandang ditutup dengan ram kawat untuk mencegah ayam melompat keluar. Kandang akan dilengkapi dengan tempat makan dan tempat minum gantung dan diberi lampu yang berfungsi sebagai pemanas hingga berumur 2 minggu setelah itu lampu ditarik keatas sebagai penerang saja.

Bahan pakan penyusun ransum yang digunakan oleh peneliti terdiri atas jagung, bungkil kedelai, tepung ikan, dedak, kapur, dan premix (Tabel 1). Ransum disusun berdasarkan standar kebutuhan nutrisi ayam lokal atau buras pada periode 0-8 minggu, yaitu energi metabolis 2850 Kkal/kg, protein kasar 17 % (Tuti Widjastuti, 1996) (Tabel 2).

Tabel 1. Susunan Ransum Penelitian

Bahan Pakan Komposisi

…...%…...

Jagung

62 11 9 16,5

1 0,5 Bungkil kedelai

Tepung Ikan Dedak Kapur Premiks

Jumlah 100

(4)

Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran | 4 Pada penelitian ini semua ransum yang digunakan sama, tetapi pada ransum tersebut ditambahkan tepung buah mengkudu dengan presentase yang berbeda

R0 = Ransum tanpa penambahan tepung mengkudu (0%) R1 = Ransum yang ditambahkan tepung mengkudu (0,15%) R2 = Ransum yang ditambahkan tepung mengkudu (0,30%) R3 = Ransum yang ditambahkan tepung mengkudu (0,45%) R4 = Ransum yang ditambahkan tepung mengkudu (0,60%)

Tabel 2. Kandungan Nutrien dan Energi Metabolis Ransum Penelitian Komposisi Bahan Pakan Kandungan Kebutuhan Protein (%)

17,35 17

Lemak (%)

6,35 8*

Serat Kasar (%)

8,21 8*

Kalsium (%)

0,74 0,6*

Phosfor (%)

0,36 0,3*

Lisin (%)

0,98 0,8*

Methionin (%)

0,38 0,3*

Cystin (%)

0,25 0,27*

Energi Metabolis (Kkal/kg) 2862,59 2850

Keterangan : kebutuhan berdasarkan pada Tuti Widjastuti, (1996)

*NRC (1994)

Peubah yang diamati pada penelitian ini adalah konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, dan konversi ransum.

1) Konsumsi Ransum (g)

Rataan konsumsi ransum ayam tiap ekor diukur dari jumlah ransum yang diberikan perhari dikurangi dengan sisa ransum setiap hari, kemudian hasil dari perhitungan tersebut dibagi dengan jumlah ayam. Dalam analisa, konsumsi ransum dihitung dengan periode waktu per minggu selama ayam dipelihara pada saat penelitian.

2) Pengukuran Pertambahan Bobot Badan (g)

Rataan pertambahan bobot badan ayam setiap ekor diukur dengan menghitung selisih antara rataan bobot badan yang diukur akhir penelitian dengan rataan bobot badan yang diukur pada awal pemberian perlakuan.

3) Pengukuran Konversi Ransum

Konversi ransum diperoleh dari hasil dari pembagian jumlah ransum yang dikonsumsi

ayam dengan pertumbuhan bobot badan dalam waktu yang sama.

(5)

Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran | 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Pengaruh Perlakuan Terhadap Konsumsi Ransum

Konsumsi ransum Ayam Sentul pada umur dua minggu hingga umur delapan minggu dapat dilihat pada Tabel 3. Pengukuran jumlah konsumsi ransum Ayam Sentul dengan cara menjumlahkan konsumsi tiap minggu hingga akhir pemeliharaan.

Tabel 3 . Konsumsi Ransum Ayam Sentul Selama Penelitian

Ulangan Perlakuan

R0 R1 R2 R3 R4

1 6095,80 5686,10 5411,30 5837,20 4850,00

2 6459,90 6251,70 5561,50 4940,60 5761,00

3 6063,30 5613,60 5499,00 5760,40 5479,60

4 6454,80 4830,70 5831,00 5586,80 5992,20

Total 25073,80 22382,10 22302,80 22125,00 22082,80 Rata-Rata 6268,45 5595,53 5575,70 5531,25 5520,70

Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa konsumsi ransum yang paling tinggi terdapat pada perlakuan R0 (0% tepung buah mengkudu) yaitu 6268,45 g dan yang paling rendah adalah perlakuan R4 (0,6% tepung buah mengkudu) sebanyak 5520,70 g. Selanjutnya untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap konsumsi ransum dilakukan analisis Polynomial Orthogonal.

Hasil analisis Polynomial Orthogonal menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh nyata (P > 0,05) terhadap konsumsi ransum. Konsumsi ransum pada perlakuan yang ditambahkan tepung mengkudu menurun, penurunan ini makin besar seiring dengan meningkatnya penambahan tepung mengkudu.

Hasil yang didapat dari uji Polynomial Orthogonal menunjukan bahwa penambahan

tepung buah mengkudu dalam ransum terhadap konsumsi ransum Ayam Sentul mengikuti grafik

regresi linier dengan persamaan y = 6010,305 - 156,6375x.

(6)

Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran | 6 Ilustrasi 1. Grafik Konsumsi Ransum Pada Tiap Perlakuan

Hal ini menunjukan bahwa tepung buah mengkudu mengakibatkan penurunan konsumsi ransum. Hal ini disebabkan karena buah mengkudu mengandung asam kaporat dan asam kapirik yang memberi aroma bau khas busuk yang terdapat pada buah mengkudu. Sesuai yang dikatakan winarti (2005). Jadi bau busuk ini membuat ransum kurang palatable atau tidak disukai oleh Ayam Sentul, maka semakin tinggi pemberian tepung mengkudu berakibat konsumsi semakin menurun. Hal ini disebabkan kondisi ransum erat berhubungan dengan palatabilitas, menurut parakkasi (1999), bahwa tinggi rendahnya konsumsi ransum dipengaruhi oeh palatabilitas.

Palatabilitas tergantung pada bau, rasa, dan tekstur ransum. Palatabilitas ransum berhubungan dengan segi kepuasan terhadap suatu ransum dan banyaknya ransum yang dikonsumsi oleh ternak (Sulistriyanti, 2000)

2. Pengaruh Perlakuan Terhadap Pertambahan Bobot Badan

Penghitungan pertambahan bobot badan ayam sentul dengan cara bobot badan Ayam Sentul berumur delapan minggu dikurangi bobot badan Ayam Sentul berumur dua minggu, pertambahan bobot badan dapat dilihat pada Tabel 4

y = 6010,305 - 156,6375x

5300.00 5400.00 5500.00 5600.00 5700.00 5800.00 5900.00 6000.00 6100.00 6200.00 6300.00 6400.00

0 1 2 3 4

Konsumsi Ransum

Perlakuan

0 0,15 0,30 0,45 0,60

(7)

Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran | 7 Tabel 4 . Pertambahan Bobot Badan Ayam Sentul Selama Penelitian

Ulangan Perlakuan

R0 R1 R2 R3 R4

1 416,50 481,50 400,75 479,00 431,25

2 450,50 490,25 512,25 506,50 360,50

3 454,50 480,75 509,50 526,75 399,00

4 450,25 436,25 536,00 435,00 606,50

Total 1771,75 1888,75 1958,50 1947,25 1797,25

Rata-Rata 442,94 472,19 489,63 486,81 449,31

Tabel 4 menunjukkan rata – rata pertambahan bobot badan yang beragam, namun pertambahan bobot badan paling rendah terdapat pada R0 (0% tepung mengkudu) sebanyak 442,94 g, dan bobot badan paling tinggi terdapat pada R2 (0,3% tepung mengkudu) sebanyak 489,63 g. Selanjutnya untuk mengetahui pengaruh masing – masing perlakuan dilakukan analisis Polynomial Orthogonal.

Hasil analisis polynomial orthogonal memperlihatkan bahwa pemberian tepung buah mengkudu dalam ransum terhadap pertambahan bobot badan memberikan pengaruh tidak nyata (P > 0,05). Hasil uji statistik juga menunjukan semakin rendah konsumsi (Tabel 3) tetapi pertambahan bobot badan tidak mengalami perbedaan. Hal ini bertolak belakang dengan pernyataan Kartadisastra (1997) menyatakan bahwa pertambahan bobot badan ternak berbanding lurus dengan tingkat konsumsinya. Makin tinggi tingkat konsumsinya, akan semakin tinggi bobot tubuhnya. Serta pendapat Siregar (1994) penambahan kenaikan bobot badan tergantung pada sejumlah nutrient yang dikonsumsi oleh ternak, semakin tinggi kemampuan mengkonsumsi pakan, bobot badan ternak yang dipelihara juga akan meningkat. Hal ini mengidikasikan bahwa penambahan tepung mengkudu sampai tingkat tertentu meningkatkan efisiensi penggunaan ransum.

3. Pengaruh Perlakuan Terhadap Konversi Ransum

Konversi Ransum Ayam Sentul dapat dihitung dengan cara membagi konsumsi ransum

masing – masing perlakuan dengan pertambahan bobot badan masing – masing perlakuan. Rata-

rata konversi ransum Ayam Sentul pada masing – masing perlakuan dapat dilihat pada Tabel 5.

(8)

Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran | 8 Tabel 5. Konversi Ransum Ayam Sentul Selama Penelitian

Ulangan Perlakuan

R0 R1 R2 R3 R4

1 3,66 2,95 3,38 3,05 2,81

2 3,58 3,19 2,71 2,44 4,00

3 3,34 2,92 2,70 2,73 3,43

4 3,58 2,77 2,72 3,20 2,47

Total 14,16 11,83 11,51 11,42 12,71

Rata-Rata 3,54 2,96 2,88 2,86 3,18

Hasil yang terdapat pada Tabel 5 menunjukan bahwa konversi ransum yang paling rendah atau paling baik dihasilkan oleh ayam yang mendapatkan perlakuan R3 (0,45% tepung mengkudu) dan paling tinggi atau paling buruk dihasilkan oleh ayam yang mendapatkan perlakuan R0 (0% tepung mengkudu). Selanjutnya untuk mengetahui pengaruh perlakuan dilakukan analisis Polynomial Orthogonal. Hasil analisis Polynomial Orthogonal menunjukan bahwa pengaruh perlakuan terhadap konversi ransum mempunyai hasil yang nyata (P > 0,05).

Hasil ini menunjukan bahwa seluruh ransum perlakuan memiliki tingkat efisiensi yang berbeda.

Pada perlakuan R0 dapat dilihat tingkat konsumsinya paling tinggi dibandingkan dengan perlakuan R1, R2, R3, dan R4 (Tabel 3) tetapi memiliki bobot tubuh yang paling rendah diantara perlakuan R1, R2, R3, dan R4. Hal ini lah yang menyebabkan adanya perbedaan konversi ransum yang nyata terhadap perlakuan. Hal ini diperkuat dengan pendapat Bintang (2007) menyatakan bahwa dalam buah mengkudu terdapat zat bioaktif berupa polifenol yang berupa antrakinon yang bersifat anti bakteri dan saponin yang dapat meningkatkan permeabilitas dinding sel pada usus, yang berakibat meningkatnya penyerapan zat makanan sehingga nilai konversi ransum yang dihasilkan lebih baik. Hal ini didukung juga dengan pendapat Soeharsono (1976) yang menyatakan bahwa konversi ransum merupakan refleksi antara jumlah ransum yang dikonsumsi dengan pertambahan bobot badan seekor ternak. Begitu pula menurut Rasyaf (2003) yang menyatakan bahwa harapan yang dikehendaki dalam pemeliharaan ternak adalah pertumbuhan yang relatif cepat dengan tingkat konsumsi yang relatif rendah dan ini menunjukan efisiensi ransum.

Untuk melihat seberapa besar respon Ayam Sentul terhadap konversi ransum yang

ditambahkan dengan tepung buah mengkudu dengan ilustrasi grafik regresi kuadratik yang

memiliki persamaan sebagai berikut: y = 0,133x

2

– 0,083x + 3.778.

(9)

Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran | 9

Ilustrasi 2. Grafik Konversi Ransum Pada Tiap Perlakuan.

Ilustrasi 2 memperlihatkan nilai konversi ransum Ayam Sentul tiap perlakuan cenderung menurun. Penambahan kadar tepung mengkudu dalam ransum menunjukan nilai konversi ransum yang menurun sampai pada perlakuan ke tiga dan mencapai titik minimum pada 0,37.

Nilai konversi ransum akan kembali naik pada perlakuan ke empat hingga ke lima.

KESIMPULAN

Dari hasil pembahasan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Penambahan tepung mengkudu hingga 0,60% dalam ransum berpengaruh terhadap konsumsi ransum dan konversi ransum, namun tidak berpengaruh terhadap pertambahan bobot badan Ayam Sentul.

2. Penambahan tepung mengkudu sebanyak 0,45% dalam ransum (R3) menghasilkan performa terbaik.

DAFTAR PUSTAKA

Bintang, I.A.K., A.P. Sinuriat and T. Purwadaria. 2007. Supplementation of Morinda citrifolia waste as bioactive compound on the performances of broiler. JITV 12(1): 1-5.

Fenita, Yosi. 2012. Pengaruh Pemberian Tepung Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L.) dalam Ransum Terhadap Performasi Ayam Broiler. Jurnal Agoindustri Vol.2 No.1 : 21 - 27.

Kartadisastra, H. R. 1997. Penyediaan dan Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia. Kanisius, Yogyakarta.

National Research Council. 1994. Nutrient Requirements of Poultry. 9th ed. National Academy Press, Washington, DC.

y = 0,133x2 – 0,083x + 3.778

0.00 1.00 2.00 3.00 4.00

0 1 2 3 4

Konve rsi R ansum

Perlakuan

0 0.15 0.30 0,45 0.60

(10)

Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran | 10 Novita. 2011. Penggunaan Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L) Dalam Bentuk Tepung Dalam

Ransum Terhadap Pertambahan Bobot Badan Ayam Broiler.Universitas Bengkulu.

Bengkulu.

Parakkasi, A. 1999. Ilmu Gizi dan Makanan Ternak Monogastrik. Angkasa, Bandung Rasyaf, M., 2003. Beternak Ayam Pedaging. Penebar Swadaya, Jakarta. Utama, Jakarta.

Siregar, S. 1994. Ransum Ternak Ruminansia. Penebar Swadaya. Jakarta.

Soeharsono. 1976. Respon Broiler Terhadap Berbagai Kondisi Lingkungan. Disertasi.

Universitas Padjadjaran, Bandung.

Sudjana, E, dkk. Efek Pemberian Ransum Mengandung Tepung Buah Mengkudu (Morinda citrifolia Linn.) Terhadap Performa Ayam Broiler.Seminar Nasional Fakultas Peternakan Unpad “Pengembangan Sistem Produksi dan Pemanfaatan Sumberdaya Lokal untuk Kemandirian Pangan Asal Hewan”, Sumedang.

Widjastuti, T. 1996. Penetuan Efisiensi Penggunaan Protein, Kebutuhan Protein dan Energi Untuk Pertumbuhan dan Produksi Telur Ayam Sentul pada Kandang Sistem Cage dan Sistem Litter. Disertasi, Universitas Padjadjaran,. Bandung

Winarti, C. 2005 Peluang Pengembangan Minuman Fungsional Dari Buah Mengkudu. Jurnal

Litbang Pertanian 24(4): 149-154.

Gambar

Ilustrasi 2. Grafik Konversi Ransum Pada Tiap Perlakuan.

Referensi

Dokumen terkait

jigsaw pada pokok bahasan statistika kelas XI MA Miftahul Ulum PagendinganB. Galis Pamekasan tahun pelajaran 2013/2014 dapat dikatakan

[r]

a) Rasio nilai pasar, Total Asset Turnover (TATO) dan Current Ratio (CR) digunakan pada penelitian sekarang, sedangkan pada penelitian terdahulu tidak digunakan. b)

1. Pendidikan multikultural menurut M.Ainul Yaqin merupakan strategi pendidikan yang diaplikasikan pada semua jenis mata pelajaran dengan cara

[r]

Apabila dikaitkan dengan penelitian ini yang membahas mengenai persepsi masyarakat tentang Kebijakan Kawasan Larangan Transportasi Online di Terminal Purabaya

Selanjutnya, pada tahap pelaksanaan, guru mata pelajaran PAI melaksanakan RPP yang sudah dibuat dengan metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)

Penelitian yang dilakukan oleh Srinivasan (2015) menunjukkan 46% dari responden sadar tentang merek perusahaan melalui teman & saudara, 32% dari responden sadar