PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN
BIDANG STUDI PENpiDIKAN AGAMA ISLAM
UNTUK MENINGKATKAN AKHLAK SISWA SMU
DIBANJARMASIN
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pengembangan Kurikulum
Oleh:
SALAMAH NIM. 019589
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
DISETUJlJl DAN DISAHKAN OLEH PEYiBlMBfNC
Pembimbing I
Prof. Dr. H. Ishak Abdulhak
NIP.130609582
Pembimbing II
Mengetahui:
Ketua Program Studi Pengembangan Kurikulum
Universitas Pendidikan Indonesia
Prof. Dr. H. R. Ibrahim, M.A.
ABSTRAK
Penelitian mi berangkat dari pemikiran akan perlunya pembelajaran PAl yang
berkualitas dan dapat membentuk siswa yang berakhlak mulia, terutama pada siswa
tingkat SMU. Hal tersebut didasarkan atas analisa terhadap pelaksanaan PAl di sekolah
yang cenderung hanya memperhatikan aspek kognitif dan mengabaikan aspek afektif
dan konatif volutif, yaitu kemauan dan tekad untuk mengamal nilai-nilai ajaran agama
sehingga dapat membentuk siswayang berakhlak mulia.Berdasarkan pemikiran tersebut, dirumuskan permasalahan utama dari
penelitian ini yaitu: Bagaimana Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang
dapat meningkatkan
Akhlak Siswa di SMU. Penelitian ini bertujuan untuk
menegembangkan model pembelajaran bidang studi PAl yang dapat meningkatkan
akhlak siswa di SMU. Metode penelitian yang digunakan adalah Research andDevelopment, dengan teknik pengumpulan data meliputi observasi, wawancara, angket
dan dokumentasi. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Umum (SMU)
Banjarmasin.
Langkah-langkah pengembangan model dalam penelitian ini meliputi: Studi
pendahuluan dan kajian literatur, Penyusunan draf model, Implementasi dan Evaluasi
model. Berdasarkan hasil studi pendahuluan dan kajian literatur, maka penelitian ini
mengembangkan model pembelajaran terpadu pada bidang studi Pendidikan Agama
Islam untuk meningkatkan akhlak siswa di SMU. Pembelajaran terpadu yang
dikembangkan dalam penelitian ini adalah keterpaduan pengorgasian materi PAl, yakni
setiap tema yang ditetapkan disajikan secara terpadu dengan unsur akidah, akhlak, fiqih
dan tarikh, dengan pendekatan pembelajaran siswa aktif.Prosedur pelaksanaan model pembelajaran ini meliputi penyusunan desain yang
meliputi perumusan tujuan, penetapan tema/materi, penetapan prosedur serta evaluasipembelajaran. Sedangkan pada tahap impelmentasi meliputi tahap orientasi, eksplorasi,
klarifikasi dan kesimpulan. Pada tahap orientasi guru menginformasikan tujuan
pembelajaran dan ruang lingkup tema secara garis besar, pada tahap eksplorasi kegiatan
dalam kelompok diskusi berusaha menggali dan menemukan pemecahan masalah yang
menjadi tugasnya dan kemudian dipresentasikan pada diskusi tingkat kelas, selanjutaya tahap klarifikasi guru menjelaskan hal-hal penting dari tema yang dibahas, kemudiantahap kesimpulan guru dan siswa menyimpulkan hasil pembahasan terhadap tema.
Tahap evaluasi meliputi evaluasi hasil belajar dilakukan dengan teknik tes dan non tes, sedangkan evaluasi proses dilakukan dengan teknik observasi.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran terpadu, dengan pendekatan siswa aktif dapat meningkatkan peran serta aktif siswa dalam pembelajaran dan peningkatan terhadap kemampuan siswa dalam memahami materi PAl yang lebih mendalam dan utuh. Di samping itu yang penting dari model ini juga adalah memiliki dampak penggiring dalam meningkatkan perkembangan akhlak siswa SMU terutama yang dapat diamati selama proses pembelajaran terpadu seperti sikap disiplin dan perhatian dalam belajar, tanggung jawab terhadap tugas, toleransi dalam perbedaan pendapat, sopan santun dalam menyampaipendapat, tolong menolong dan kerjasama.
Dengan denukian akhirnya disarankan kepada sekolah untuk melaksanakan model pembelajaran terpadu pada bidang studi PAl serta melengkapi pasilitas seperti buku-buku agama Islam yang dapat mendukung pelaksanaan model ini.
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK
ni
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI viii
DAFTARGAMBAR x
DAFTARTABEL , , xi
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ]
B. Rumusan dan Pembatasan Masalah II
C. Tujuan Penelitian 13
D. Mafaat Penelitian 14
BAB II: KAJIAN KEPUSTAKAAN
A. Kurikulum Bidang Studi Agama Islam SMU 15 1. Pengertian Pendidikan Agama Islam 15 2. Tujuan, Fungtfi dan Ruang Lingkup PAl 16
3. Analisis Kurikulum PAl 18
B. Konsep Akhlak dalam Pendidikan Agama Islam
21
1. Pengertian Akhlak 21
2. RuangLingkup dan Tujuan Pengajaran Akhlak
23
3. Pengembangan Pembelajaran PAl yang BerorientasiPendidikan Nilai/Akhlak 24
C. Pengertian dan Jenis-Jenis Model Pembelajaran
28
1. Pengertian Model Pembelajaran 27
2. Jenis-Jenis Model Pembelajaran 31
a. Model Classroom Meeting 31
b. Model Cooperative Learning
32
a. Model Integrated Learning 33
1) Pengertian Model Pembelajaran Terpadu
34
2) Tipe Pembelajaran Terpadu 35
3) Karakteristik Pembelajaran Terpadu
38
D. Pengembangan Model Pembelajaran Terpadu Bidang
Studi PAl Untuk Meningkatkan Akhlak Siswa 40
1. Relevansi Model Pembelajaran Terpadu dengan PAl
40
2. Tahapan Pengembangan Model Pembelajaran
43
3. Tahapan Pengembangan Model Pembelajaran
45
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode dan Langkah-Langkah Penelitian 48
B. Teknik dan Tajhapan Pengumpulan Data
50
C. ProsedurPengpmbangan Model
51
D. Interpretasi dan Teknik Analisa Data 53
E. Lokasi dan Jadwal Penelitian 54
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Studi Pendahuluan 57
1. Desain Pembelajaran PAl 58
2. Proses Kegiatan Belajar Mengajar PAl
59
3. Kondisi Guru PAl 60
4. Kondisi Siswa SMU 61
5. Sarana dan Pasilitas Pembelajaran PAl
65
2. Sikap Kepala Sekolah dan Guru Lainnya
65
B. Deskripsi Pelaksanaan Pengembangan Model Pembelajaran
Terpadu pada Bidang Studi PAl 71
1. Tahap Perencanaan 71
2. Tahap Implementasi 72
a. Hasil Uji Coba Terbatas Tahap Pertama
71
b. Hasil Uji Coba Terbatas TahapKedua
84
c. Hasil Uji CobaTerbatas Tahap Ketiga
94
d. Hasil Uji Coba Luas Tahap Pertama
101
e. Hasil Uji Coba luas Tahap Kedua
113
f. Hasil Uji Coba Luas Tahap Ketiga
120
C Pembahasan Hasil Penelitian
133
1. Kondisi Pembelajaran PAl Saat ini
133
2. Model Pembelajaran Bidang Studi PAl yang dapat
Meningkatkan Akhlak Siswa SMU
137
a. Relevansi Model Pembelajaran Terpadu dengan Bidang
Studi PAl
i37
b. Pengembangan Model Pembelajaran Terpadu Bidang
Studi PAlyang dapat Meningkatkan Akhlak Siswa SMu ..141
c. Implementasi Model Pembelajaran Bidang Studi PAl
Untuk Meningkatkan Akhlak Siswa SMU
148
3. Efektivitas Model Pembelajaran Terpadu Bidang Studi PAl
dalam Meningkatkan Akhlak Siswa SMU
154
BAB V : KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
159
B. Rekomendasi
165
DAFTAR PUSTAKA
167
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 : Aspek-aspek yang Terlibat dalam Penelitian
12
Gambar 2 .1 : Peta Tentang Kegiatan Pembelajaran
30
Gambar 2.2 : Desain Materi Model Pembelajaran Terpadu
46
Gambar 3.1 : DrafDesain Model pembelajaran Terpadu
52
Gambai- 4.1: DrafDesain Model pembelajaian Terpadu Uji Coba Terbatas
72
Gambar 4 .2 : Prosedur Pengorganisasian Materi
74
Gambar 4.3 : Prosedur Pengorganisasian Materi
85
Gambar 4.4 : Prosedur Pengorganisasian Materi
94
Gambai- 4.5 : Prosedur Pengorganisasian Materi
103
Ganibar 4.6 : Perubahan Desain Model pembelajaran Terpadu Hasil Uji Coba
132
Gambar 4 7 : Model Pembelajaran Terpadu
149
Gambar 4 8 : Format Desain Akhir Model Pembelajaran Terpadu
150
Gambar 4.9 : Prosedur Pengorganisasian Materi
151
Gambar 4.10 : Perkembangaii Akhlak Siswa Selama Implementasi Model
DAFTAR TABEL
Halaman
[image:9.595.84.473.125.672.2]Tabel 1 : Pendapat Siswa Terhadap Pembelajaran PAl
62
Tabel 2
: Perilaku Siswa Selama Pembelajaran PAl
62
Tabel 3 : Harapan Siswa Terhadap Cara Mengajar Guru Agama Islam
64
Tabel 4
: Perilaku Siswa dalam Mengikuti Penjelasan Guru
78
Tabel 5
: Aktivitas Siswa dalam Kelompok Diskusi
79
Tabel 6 : Sikap Siswa dalam Menyampaikan Pendapat
80
Tabel 7 : Ungkapan yang Digunakan Siswa dalam Menyampaikan Pendapat
80
Tabel 8 : Sikap Siswa dalam Menerima Kritikan/Tanggapan
81
Tabel 9 : Tanggung Jawab Siswa Terhadap Tugas
81
Tabel 10 : Kemampuan Memecahkan Masalah
82
Tabel 11 : Perilaku Siswa dalam Mengikuti Penjelasan Guru
89
Tabel 12 : Aktivitas Siswa dalam Kelompok Diskusi
90
Tabel 13 : Sikap Siswa dalam Menyampaikan Pendapat
91
Tabel 14 : Ungkapan yang Digunakan Siswa dalam Menyampaikan Pendapat
91
Tabel 15 : Sikap Siswa dalam Menerima Kritikan/Tanggapan
92
Tabel 16 : Tanggung Jawab Siswa Terhadap Tugas
92
Tabel 17 : Kemampuan Memecahkan Masalah 92
Tabel 18 : Perilaku dalam Latihan/Pratek Zikir dan Do'a 97
Tabel 19 : Aktivitas Siswa dalam Kelompok Diskusi
98
Tabel 20 : Sikap Siswa dalam Menyampaikan Pendapat
98
Tabel 21 : Ungkapan yang Digunakan Siswa dalam Menyampaikan Pendapat
99
Tabel 22 : Sikap Siswa dalam Menerima Kritikan/Tanggapan
99
Tabel 23 : Tanggung Jawab Siswa Terhadap Tugas
100
Tabel 24 : Kemampuan Memecahkan Masalah
100
Tabel 25 : Perilaku dalam Latihan/Pratek Membaca al Quran
107
Tabel 26 : Aktivitas Siswa dalam Kelompok Diskusi
108
Tabel 27 : Sikap Siswa dalam Menyampaikan Pendapat
109
Tabel 28 : Ungkapan yang Digunakan Siswa dalam Menyampaikan Pendapat
110
Tabel 29 : Sikap Siswa dalam Menerima Kritikan/Tanggapan
HO
Tabel 30 : Tanggung Jawab Siswa Terhadap Tugas
Ill
Tabel 31 : Kemampuan Memecahkan Masalah
HI
Tabel 32 : Perilaku dalam Latihan/Pratek Membaca al Qufan
116
Tabel 33 : Aktivitas Siswa dalam Kelompok Diskusi
116
Tabel 34 : Sikap Siswa dalam Menyampaikan Pendapat
117
Tabel 35 : Ungkapan yang Digunakan Siswa dalam Menyampaikan Pendapat
118
Tabel 36 : Sikap Siswa dalam Menerima Kritikan/Tanggapan
118
Tabel 37 : Tanggung Jawab Siswa Terhadap Tugas
119
Tabel 38 : Kemampuan Memecahkan Masalah
119
[image:10.595.85.477.237.567.2]Tabel 39 : Perilaku dalam Latihan/Pratek Membaca al Qufan
123
Tabel 40 : Aktivitas Siswa dalam Kelompok Diskusi
124
Tabel 41 : Sikap Siswa dalam Menyampaikan Pendapat
125
Tabel 42 : Ungkapan yang Digunakan Siswa dalam Menyampaikan Pendapat
126
Tabel 43 : Sikap Siswa dalam Menerima Kritikan/Tanggapan
127
Tabel 44 : Tanggung Jawab Siswa Terhadap Tugas
127
Tabel 45 : Kemampuan Memecahkan Masalah
128
Tabel 46 : Perkembangan akhlak Siswa Selama Uji Coba Model Terpadu
152
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan secara historis maupun filosofis telah ikut mewarnai dan menjadi
landasan moral, dan etik dalam proses pembentukan jati diri bangsa. Pendidikan
merupakan variabel yang tidak dapat diabaikan dalam mentransformasi ilmu
pengetahuan, keahlian dan nilai-nilai akhlak. Hal tesebut sesuai dengan fungsi dan
tujuan pendidikan sebagaimana yang tercantum dalam UU No. 20 tentang Sistem
Pendidikan Nasional tahun 2003 dinyatakan pada pasal 3 yaitu:
Pendidikan
nasional
berfungsi
mengembangkan
kemampuan
dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. (Pusat data
dan Informasi Balitbang Depdiknas 2003)
Semua program pendidikan di berbagai jenjang dan jenis pendidikan
dirancang untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut. Rancangan program
pendidikan di setiap jenjang dan jenis pendidikan disebut dengan istilah kurikulum.
Kurikulum adalah niat dan harapan yang dituangkan dalam bentuk rencana atau
programpendidikan untukdilaksanakan oleh guru di sekolah.
Kurikulum merupakan salah satu alat untuk membina dan mengembangkan
siswa menjadi manusia yang beriman, bertakwa kepada Allah SWT, berakhlak
mulia, cerdas, berilmu, sehat, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab.
Nasional pasat 33 ayat 2 bahwa "kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib
memuat antara lain pendidikan agama", dalam hal mi adalah Pendidikan Agama Islam. Pendidikan Agama Islam dilaksanakan untuk mengembangkan potensi keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT serta akhlak mulia.Menurut Riley (1998) "pendidikan agama merupakan pengajaran tentang keyakinan, ibadah dan kajian keagamaan yang menuntut siswa untuk menerapkan dalam kerriduparmya sebagai upaya pengembangan diri". Sedangkan Daradjat (2001: 172) menjelaskan bahwa "pendidikan agama adalah suatu usaha yang secara sadar dilakukan guru untuk mempengaruhi siswa dalam rangka pembentukan manusia beragama". Secara lebih khusus lagi pengertian pendidikan agama Islam diungkapkan
oleh PuskurBalitbang Depdiknas (2001:8) menyatakan bahwapendidikan agama Islam
adalah:
Upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani, bertakwa, dan berakhlak mulia dalam menjalankan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kita suci Al-Qur'an dan Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan, serta penggunaan pengalaman.
Pendidikan agama Islam dengan demikian adalah untuk memperkuat keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT serta berakhlak mulia. Menurut Azra (1999:57) bahwa "kedudukan pendidikan agama Islam di berbagai tingkatannya dalam sistem pendidikan nasional adalah untuk mewujudkan siswa yang beriman dan bertakwa serta
berakhlak mulia".
3
dunia kerja/masyarakat. Karenanya rumusan tujuan pendidikan agama Islam di sekolah
menengah umum adalah dalam rangka untuk:Meningkatkan keyakinan, peraahaman, penghayaian dan pengalaman siswa
tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman danbertakwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi,
bermasyarakat, berbangsa dan bemegara serta untuk melanjutkan pendidikan pada
jenjang yang lebih tinggi (GBPP PAl 1995)Tujuan tersebut menggambarkan akan kesadaran tentang pentingnya pendidikan
yang memberikan kepedulian pada pembentukan manusia yang beriman dan bertakwa
serta berakhlak mulia. Kesadaran tersebut didasarkan pada keyakinan bahwa manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia akan dapat
menciptafcan keharmonisan dalam kehidupan baik pribadi, berbagsa dan bemegara.
Karena menurut konsep Islam, iman merupakan potensi rohani yang haras
diaktualisasikan dalam bentuk amal saleh, sehingga menghasiHcan prestasi rohani yang
disebut taqwa. Amal saleh itu. menyangkut keserasian dan keselarasan hubungan
manusia dengan Allah dan hubungan manusia dengan dirinya yang membentuk
kesalehan pribadi; hubungan manusia dengan sesamanya yang membentuk kesalehan
sosial (solidaritas sosial), serta hubungan manusia dengan alam sekitar.Kuaiitas amal shaieh akan menentukan derajat ketakwaan (prestasi roham/iman) seseorang di badapan Allah SWT, dan akhlak merupakan salah satu
alat ukur kuaiitas amal shaieh, hal tersebut sesuai dengan Hadits Nabi SAW yang
diriwayatkan oleh Turmidzi (Nata, 1996:2) yang artinya "Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik akhlaknya" Gimnastiar (2002:5) mengungkapkan bahwa puncak derajat kemanusiaan seseorang dinilai dari kuaiitas akhlaknya. Al-Abrasyi (1974:15) mengatakan bahwa "mencapai akhlak yang mulia adalah tujuan sebenarnya dari pendidikan".4
Sebaliknya apabila akhlak yang melekat itu baik, maka disebut akhlak yang baik atau
yang disebut akhlakul karimah. Al-Ghazali mengungkapkan istilah akhlak dalam
bukunya Ihya Ulumuddin (Amin, 1995:63) dengan pengertian "sifat yang tertanam
dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan mudah, tanpa
memerlukan pemikiran dan pertimbangan".Akhlak yang ditawarkan Islam •berdasarkan nilai-nilai mutlak yang bersumber
pada Al-Qur'an dan Hadits dan dalam pengembangannya dijabarkan melalui akal
manusia melalui usaha ijtihad. Pemikiran dalam bentuk konsep etika dan moral dapat
digunakan untuk menjabarkan berbagai ketentuan akhlak yangmutlak.
Tujuan pendidikan akhlak secara umum adalah "agar tercipta kehidupan
masyarakat yang tertib, damai, harmonis, tolong menolong" (Amin, 1995: 66). Tujuan
berakhlak sebenamya adalah untuk kebahagiaan manusia itu sendiri. Akhlak pada
dasarnya merupakan suatu ajaran yang diberikan Allah dan Rasul-Nya untuk menjaga
harkat dan martabat manusia agar tidak jatuh ke dalam kehidupan yang hina, dan agar
hidup manusia mendapatkan kemudahan dan kebahagiaan.5
Proses belajar mengajar agama Islam di SMU ditandai oleh adanya interaksi
antara komponen; tujuan pendidikan dan pengajaran, siswa, gum, perencanaan
pengajaran sebagai suatu segmen kurikulum, metode, media dan evaluasi. Semua
komponen tersebut saling berhubungan dan saling mempengaruhi untuk mencapai
tujuan pembelajaran. "Proses pengajaran dapat terselenggara dengan lancar, efisien,
dan efektif bila adanya interaksi yang positif, konstruktif, dan produktif antara berbagai
komponen yang terkandung dalam sistem pembelajaran tersebut" (Hamalik 2001: 78).
Gum yang profesional memiliki kemampuan untuk mengorganisasikan semua
komponen tersebut sehingga dapat berinteraksi secara positif.
Gum PAl yang profesional memiliki kemampuan dan kesediaan serta tekad
untuk mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan agama yang telah dirancang melalui
proses dan produk kerja yang bermutu, sehingga akan menampilkan pribadi yang
mengusai materi PAl, terampil dan kreatif dalam menyajikan materi, menguasai
berbagai strategi dan metode mengajar, serta juga menyelaraskan antara materi yang
disampaikan dengan tindakan sehari-hari.
Gum PAl merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kuaiitas
pembelajaran pendidikan agama Islam. Menurut Gage (1964:139) perilaku gum
dipandang sebagai "sumber pengaruh" sedangkan tingkah laku yang belajar sebagai
"efek" dari berbagai proses, tingkah laku dan kegiatan interaktif. Para pakar
menyatakan bahwa, "betapapun bagusnya kurikulum
{official),
hasilnya sangat
tergantung pada apa yang dilakukan oleh gum dalam kelas "curriculum actual'(Syaodih, 1997: 194). Kreatifitas gum dalam memilih dan melaksanakan berbagai
pendekatan dan model pembelajaran, berpengaruh terhadap kuaiitas pembelajaran. Hal
tersebut sesuai dengan pendapat (Jarolimek, 1986 dan Djahiri, 1992) bahwa "model
pembelajaran yang digunakan gum berpengaruh terhadap kuaiitas proses belajar
Faktor lain yang mempengaruhi kuaiitas pembelajaran PAl adalah siswa. Siswa SMU dilihat dari tingkat perkembangan intelektualnya telah mampu berpikir logis tentang berbagai gagasan yang abstrak, karena menurut Sigelman & Shafer 1995 (Yusuf, 2001:193) "perrumbuhan otak mencapai kesempumaan dari mulai usia 12-20" tahun. Dengan demikian maka model dan strategi pembelajaran PAl di SMU disajikan untuk memfosilitasi perkembangan kemampuan berpikirnya melalui penggunaan metode mengajar yang mendorong siswa untuk aktif bertanya, mengemukakan pendapat, atau mengujicobakan suatu materi, melakukan dialog, dan diskusi. Sehingga pembelajaran PAl mengandung makna serta fungsi dalam kehidupan mereka. Pembelajaran yang bermakna dan fungsional dalam kehidupan dapat meningkat minat belajar dan kesadaran untuk mengaplikasikan hasil belajarnya dalam kehidupan
sehari-hari.
Kondisi pembelajaran pendidikan agama Islam di sekolah umum menurut Departemen Agama (1999:33) memiliki ciri-ciri seperti: "(1) kemampuan siswa heterogen, (2) waktu/jam pelajaran Agama Islam terbatas, (3) minat siswa lebih besar pada mata pelajaran lain, dan (4) sarana dan prasarana pendidikan agama Islam masih
terbatas".
kurang rumbuh; (3) Sebagai dampak yang menyertai temuan nomor tiga gum PAl
kurang bempaya menggali berbagai metode yang mungkin bisa dipakai untuk
pendidikan agama Islam; (4) Keterbatasan sarana, mengakibatkan pengelolaan
cenderung seadanya.
Hasil penelitian lain yang mengambarkan kelemahan pembelajaran PAl seperti
yang dilakukan oleh Nurdin (1992: 102-108) dalam penelitiannya tentang "Perilaku
Mengajar Gum Agama Lulusan Program SI Fakukltas Tarbiyah IAIN Imam Bonjol
Padang", menemukan antara lain: (1) sebagian gum agama Islam tidak memiliki
persiapan mengajar, seperti pembuatan Satpel, (2) sebagian gum agama menggunakan
metode tunggal dalam pengajaran pendidikan agama Islam (PAl), yaitu ceramah dan
sedikit tanya jawab. (3) penilaian yang dilakukan terbatas pada pengetahuan koginitif
dan psikomotor pada tingkat rendah. (4) penguasaan gum terhadap materi PAl sangat
tergantung pada aktivitas gum di Masyarakat, gum Agama yang sering memberikan
cermah lebih menguasai ketimbang gum yang hanya mengajar saja, padahal sebagian
besar gum agama hanya bertugas sebagai gum agama di sekolah saja.
Penelitian Balyai (1999: 100) tentang "Proses Belajar Mengajar Pendidikan
Agama Islam di SMA", menemukan: (1) Gum Pendidikan agama Islam (PAl) sering
menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan demontrasi, (2) Guru-guru PAl tidak
memperlihatkan adanya perbedaan langkah-langkah mengajar untuk topik yang
berbeda seperti Tauhid, Ibadah, Syariah, Akhlak, Tarikh, Membaca Alqur'an. Padahal
setiap topik menuntut metode dan langkah masing-masing. (3) Perilaku Gum PAl
menunjukkan aktualisasi nilai-nilai Islam, baik untuk pembinaan diri sendiri maupun
pembinaan orang lain, antara lain perilaku sabar dan bersilaturahmi, serius dan patuh,
penuh perhatian dan adil.
8
menemukan: (1) Gum PAl kurang memadukan antar materi PAl, (2) Bobot materi
Muamalah, Syari'ah, Ibadah, Alqur'an, Tarikh terkesan kurang berimbang. (3)Evaluasi
belum dilaksanakan gum PAl secara komprehensif. Selanjutaya Marhamah (2002:
93-98) dengan penelitiannya tentang "Pengembangan Model Pembelajaran Kelompok
'Cooperative Learning'
pada Pendidikan Agama Islam SD", salah satu temuannya
mengungkapkan bahwa: Gum Agama Islam sering bertindak sebagai sumber tunggal
bagi siswa selama berlangsung proses belajar mengajar, penyajian materi lebih banyak
menggunakan metode ceramah, siswa hanya mendengar, mencatat apa yang
disampaikan gum, sehingga hanya terjadi transfer pengetahuan saja kepada siswa.
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Bafadhal (2000:29) terhadap kurikulum PAl
1994 meyimpulkan temuannya "bahwa kurikulum PAl 1994 memiliki beberapa
keterbatasan yaitu; padat misi, padat materi, porsi kognitif yang tinggi".
Beberapa hasil penelitian tersebut, menunjukkan bahwa rancangan kurikulum
dan proses pembelajaran PAl di sekolah umum memiliki banyak kelemahan, sehingga
berpengaruh pada efektivitas pencapaian tujuan.
Tugas pembelajaran pendidikan agama Islam temtama dalam membentuk
karakter peserta didik menjadi seorang yang berakhlak mulia banyak dikritik dan
bahkan menumt Azra (2002:178) dinilai "gagal" temtama pada pendidikan tingkat
menengah. Penilaian tersebut didasarkan pada beberapa kejadian di lapangan misalnya
sering kita lihat dibeberapa media masa yang memberitakan tentang keterlibatan siswa
SMU dalam tindak kekerasan massal, seperti tawuran. Data yang direkam Direktorat
Bimbingan Masyarakat Polda Metro Jaya dan sekitamya menyebutkan beberapa kasus
tawuran pelajar antara lain:penumpang dan tidak segan-segan melukai korbannya. (Isnia: 24 Juli 2002
Republika Online).
Kasus lain yang menggambarkan menurunnya akhlak siswa SMU adalah
penyalahgunaan narkoba yang semakin meningkat, data terakhir menumt Sianipar
(Republika 7 April 2003) "pengguna narkoba untuk siswa tingkat SMU sudah
menunjukkan sekitar 10 ribu orang".
Azra (2002:178) mengungkapkan bahwa "kemorosotan akhlak peserta didik
disebabkan gagalnya pendidikan agama di sekolah". Dalam batas-batas tertentu seperti
yang dikemukakan di atas memang diakui bahwa pendidikan agama memiliki
kelemahan-kelemahan tertentu, seperti jumlah jam yang sangat minim, materi
pendidikan agama yang terlalu banyak teoritis, pendekatan yang cenderung bertumpu
pada aspek kognisi dari pada afeksi dan psikomotorik peserta didik. Sehingga
pendidikan agama kurang bermakna dan fungsional dalam membentuk akhlak yang
mulia. Senada dengan itu Hajar (2001: 124) mengatakan salah satu faktor yang
menyebabkan kurang efektifhya pendidikan agama di sekolah adalah penggunaan
pendekatan pembelajaran yang kurang sesuai. Fragmentasi materi dan terisolasinya
atau kurang terkaitnya dengan materi mata pelajaran lain, bahkan antar sub mata
pelajaran pendidikan agama Islam itu sendiri. Kendala lain, materi pendidikan agama
Islam lebih terfokus pada pengayaan pengetahuan (kognitif) dan minim dalam
pembentukan sikap (afektif) sertapembiasaan (psikomotorik).
10
fungsi kurikulum adalah "untuk membantu peserta didik mengembangkan pribadinya
kearah tujuan pendidikan".Tuntutan untuk mengkiritisi kurikulum dan pembelajaran PAl semakin dirasa penting apabila dihubtmgkan dengan kondisi sekarang, di mana abad ke 21 mempakan abad ilmu pengetahuan, abad adanya korelasi antara penyebaran dan penguasaan ilmu pengetahuan dengan kekuatan poliuk dan ekonomi (Don Tapscott, 1996. 307). Era ilmu ini ditandai dengan semakin luas penyebaran dan kontrol ilmu pengetahuan dalam kehidupan manusia, sehingga sebuah masyarakat yang tidak memilikinya pasti akan kehilangan kekuatan politik dan ekonomi. Masyarakat yang akan datang seperti yang dikatakan Tilaar (1999: 194) mempakan masyarakat yang berkembang atas dasar penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan. Keadaan tersebut tentunya menuntut pendidikan dan kurikulum yang berbeda dengan sekarang. Menumt Semiawan (Sindhunata, 2000:19) "kurikulum masa depan memerlukan wawasan yang berbeda dari pada kurikulum yang sekarang dihadirkan". Kurikulum menurutnya seharusnya bukan saja merefleksikan content-nyayang selama ini kita pahami, tetapi juga adalah caranya pembelajaran itu dilakukan dalam konteks tertentu dan dalam kaitan dengan populasi sasaran tertentu. (context analysis, content analysis and target group analysis) Kurikulum menurutnya hams memiliki landasan tersebut, yang secara eksplisit
mencakup misi rancangan belajamya. Sehingga pendidikan dapat menghasilkan
keluaran dalam bentuk Sumber Daya Manusia yang memiliki kuaiitas tinggi dalam bidang intelektual, spritual, akhlak, skill, instuisi dan kepekaan sosial agar memiliki kemampuan kooperatif dan keunggulan kompetitif dalam percaturan global.
B. Perumusan Masalah
11
Megatrends 2000, adalah "lemahnya keyakinan keagamaan, sikap individualistis,
materialistis dan hedonistis". Keadaan ini berlawanan dengan ajaran Islam sekaligus
tidak mendukung pencapaian tujuan pendidikan. Untuk itu pendidikan agama Islam
diharapkan dapat mengatasi dampak negatif tersebut dengan menggunakan berbagai
model dan strategi yang dapat menjawab tantangan tersebut.
Pada sisi lain pelaksanaan proses belajar mengajar PAl khususnya di SMU
belum dilaksanakan secara optimal, sehingga perannya sebagai mata pelajaran yang
berorientasi pada pembentukan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT
serta akhlak mulia belum dapat dicapai secara efektif. Beberapa bal yang menyebabkan
rendahnya peranan dan efektifitas pendidikan agama Islam dalam membentuk peserta
didik yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia adalah:
a.
Pendidikan agama Islam selama ini dilaksanakan menggunakan pendekatan
pembelajaran yang kurang sesuai dengan tujuan yanghendak dicapai.
b.
Materi pembelajaran PAl yang lebih banyak bersifat teori, terpisah-pisah,
terisolasi atau kurang terkait dengan mata pelajaran lain dan bahkan antar sub
mata pelajaran PAl itu sendiri, yakni antara unsur Al-Qur'an, Keimanan,
Akhlak, Fiqih dan Sejarah Islam (Tarikh) yang disajikan sendiri-sendiri.
c. Model pembelajarannya bersifat konvensional yakni lebih menekankan pada
pengayaan pengetahuan (kognitif) dari pada pembentukan sikap (afektif) sertapembiasaan (psikomotorik). Sehingga pendidikan Islam yang bertujuan untuk
membentuk siswa yang memiliki pengetahuan tentang ajaran agama Islam serta
mampu mengaplikasikan dalam bentukakhlakmuliasusah digapai.
12
seperti; tawuran, penyalahgunaan NARKOBA dan Iain-lain. Melalui pendidikan agama
Islam yang diselenggarakan di sekolah dengan baik, diharapkan para siswa akan dapat
menghindari sifat-sifat tercela tersebut.
Dalam mengkaji pendidikan agama Islam yang dapat meningkatkan akhlak
siswa di sekolah tidak dapat dilepaskan dengan unsur-unsur seperti: Gum, siswa,
kurikulum, lingkungan, model pembelajaran serta hasil belajar yang diharapkan baik
yang bempa dampak pengajaran maun dampak penggiringnya. Aspek-aspek tersebut
dapatdipetakan dalam bentuk bagan berikut ini:
SIBWA
2. KURIKULUM *teWMat*r!
0AMPAK reNOAJARAN
- £v*ltMWl i\
MODEt-PEMB6LAJARAN
i k
' 'wmmmmm''"
* K * l a » . . . . * Swkolah
'.DAMPAK .
Bagan 1. 1
Aspek-aspek Yang Terlibat dalam Penelitian Pengembangan Model Pembelajaran Bidang Studi PAl
Untuk Meningkatkan Akhlak Siswa SMU
Aspek-aspek yang terlibat dalam pengembangan model pembelajaran yang
dapat meningkatkan akhlak siswa ini adalah meliputi guru, siswa, kurikulum yang
berlaku, lingkungan, model pembelajaran yang dilaksanakan serta hasil belajar yang
diharapkan setelah proses pembelajaran dilaksanakan. Sebelum merumuskan fokus
masalah dirasa perlu menjelaskan terhadap beberapa istilah dalam aspek-aspek
penelitian ini yaitu seperti:
a. Model Pembelajaran; yang dimaksudkan pada penelitian ini adalah pola
pembelajaran yang bempa seperangkat prosedur yang berurutan untuk
mewujudkan suatu prosespembelajaran.
b. Hasil belajar; hasil belajar siswa yang mempakan dampak pengajaran meliputi
13
mendalam. Sedangkan hasil belajar dalam bentuk dampak penggiring yang
meliputi peningkatan kemampuan mengembangkan sikap bekerja sama,
bertanggung jawab, sopan santun, toleransi, jujur an saling menghargai.
c. Kurikulum; yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah mata pelajaran PAl
SMUyang meliputi tujuan,materi/isi, strategi serta evaluasi pembelajaran.
d. Gum yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah Gum PAl yang mengajar
diSMU.
e. Siswa; yang dimaksudkan dalam aspek penelitian ini adalah peserta didik yang
sedanng aktif belajar di SMU.f. Lingkungan; adalah situasi dan kondisi lingkungan sekolah dan kelas yang ikut
mempengauhi hasil belajar siswa.Berdasarkan pada uraian di atas, rencana penelitian ini membatasi kajian
permasalahannya dengan fokus sebagai berikut: "Bagaimana Model Pembelajaran Bidang Studi Pendidikan Agama Islam yang dapat Meningkatkan Akhlak Siswa Sekolah Menengah Umum (SMU) di Banjarmasin". Agar lebih jelas maksud fokus masalah tersebut maka dijabarkan dalam bentuk pertanyaan penelitian yang lebih rinci, yakni:1. Bagaimana kondisi pembelajaran PAl yang berlangsung pada SMU di
Banjarmasin?
2. Bagaimana model pembelajaran yang cocok untuk meningkatkan akhlak siswa? 3. Bagaimana efektivitas model tersebut untuk meningkatkan akhlak siswa SMU di
Banjarmasin? C.Tujuan Penelitian
' T" '" 14
1. Untuk mengetahui kondisi pelaksanaan pembelajaran bidang studi Pendidikan
Agama Islam di SMU di Banjarmasin yang berlangsung saat ini.
2. Untuk mengembangkan model pembelajaran bidang studi pendidikan agama Islam
yang dapat meningkatkan akhlak siswa SMU di Banjarmasin.
3. Untuk memperoleh gambaran efektivitas hasil pengembangan model pembelajaran
bidang studi pendidikan agama Islam yang dapat meningkatkan akhlak siswa SMU
di Banjarmasin.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat secara teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menemukan prinsip yang dapat
memperkaya teori kurikulum dan pembelajaran sebagai suatu sistem, yang mempakan
bagian dari sistem persekolahan pada tingkat menengah, khususnya pengembangan
kurikulum dalamdimensi proses.
2. Manfaat secara praktis
Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmiah
tentang pengembangan model pembelajaran yang dapat meningkatkan akhlak siswa
melalui bidang studi pendidikan agama Islam kepada berbagai pihak temtama:
a.
Bagi gum bidang studi pendidikan agama Islam diharapkan dapat dijadikan
sebagai dasar pertimbangan dalam pengembangan model pembelajaran bidang
studi Pendidikan Agama Islam.b.
Bagi pihak pengelola pendidikan, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
sebagai suatu bahan masukan dalam mengembangkan dan menyebarluaskan
model pembelajaran, khususnya model pembelajaran pendidikan agama Islam.
c.
Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Langkah-langkah Penelitian
Penelitian ini mengunakan metode Research and development yang bertujuan
untuk mengembangkan suatu model pembelajaran guna menghasilkan suatu desain
pembelajaran yang dapat meningkatkan akhlak siswa. Metode ini merujuk kepada teori
Borg & Gall (1979: 626) yang mengemukakan langkah-langkah umum dalam
melaksanakan penelitian dan pengembangan yakni sebagai berikut:
1. Penelitian dan pengumpulan informasi, termasuk di dalamnya review literatur, dan
observasi kelas,
2. Perencanaan, termasuk di dalamnya mendefenisikan keterampilan, menetapkan
tujuan, menentukan urutan pembelajaran, dan uji kemungkinan dalam skala kecil,
3. Mengembangkan bentuk produk pendahuluan termasuk di dalamnya persiapan
materi belajar, buku-buku yangdigunakan dan evaluasi,
4. Uji coba pendahuluan melibatkan sekolah dalam uji jumlah terbatas. Dalam hal ini
dilakukan analisis data berdasarkan angket, hasil wawancara, dan observasi,
5. Revisi terhadap produk utama, didasarkan atas hasil uji coba pendahuluan,
6. Uji coba utama, melibatkan sekolah dalam jumlah yang lebih banyak. Data
kuantitatif bempa pretest dan posttest dikumpulkan dan hasilnya dievaluasi sesuai
dengan tujuan, dan jika memungkinkan hasil tersebut dibandingkan dengan
kelompok kontrol,
7. Revisi produk operasional, dilakukan berdasarkan hasil uji coba utama,
8. Uji coba operasional yang melibatkan sekolah dalam jumlah yang lebih banyak
lagi. Pada langkah ini dikumpulkan data angket, observasi, dan hasil wawancara
untuk kemudian dianalisis,
9. Revisi produk terakhir berdasarkan hasil uji coba operasional,
\'
10. Diseminasi dan distribusi. Pada langkah ini dilakukan monitoring s< terhadap kuaiitas produk.
Mengacu pada langkah-langkah yang dikembangkan oleh Borg & Gall tersebut, maka penelitian ini menyederhanakannya menjadi tiga langkah pengembangan, yaitu:
1) Studi Pendahuluan
Kegiatan yang dilakukan dalam studi pendahuluan adalah:
a. Mengkaji beberapa literatur yang terkait untuk mendapatkan gambaran model pembelajaran Pendidikan Agama Islam
b. Melakukan pra survei ke lapangan untuk mendapatkan gambaran kondisi pengajaran bidang studi Pendidikan Agama Islam dan faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti desain pembelajaran PAl, pokok bahasan, gum, siswa, proses belajar rnengajar, dan sarana/fasihtas yang tersedia.
2) Merancang dan Penyusunan Model
Kegiatan yang dilakukan pada perencanaan dan penyusunan model adalah: a. Need assessment dilakukan untuk mengetahui kebutuhan siswa terhadap strategi
merancang materi, mengelola kelas, menyajikan materi serta evaluasi yang dapat meningkatkan akhlak siswa
b. Menyusun desain model pembelajaran PAl yang meliputi: (1) wacana/materi; (2) tujuan; (3) metode mengajar; (4) strategi pengajaran; (5) media pengajaran; dan (6)
alat evaluasi.
c. Merencanakan uji coba lapangan yang meliputi: (1) bentuk kegiatan; (2) tempat kegiatan; (3) waktu.
50
3) Uji Coba Model
Kegiatan uji coba dilakukan pada kelas tebatas, dan kelas yang lebih luas. Kegiatan yang dilakukan dalam uji coba terbatas adalah Implementasi desain model pembelajaran yang ditetapkan pada satu kelas, kemudian dilakukan evaluasi proses, revisi untuk penyempurnaannya.
B. Teknik dan Tahapan Pengumpulan Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini akan diungkapkan dengan
menggunakan teknik utama observasi dan dilengkapi dengan angket. Wawancara dan
studi dokumentasi. Secara rinci teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Teknik Observasi, digunakan untuk mengamati aktivitas, perliaku dan keadaan: a. Gum Agama Islam, dalam melaksanakan proses belajar mengajar di kelas baik
ucapan maupun tindakannya dalam meningkatkan akhlak siswa, khususnya yang berkaitan dengan strategi dan teknik mengelola sumber belajar, kondisi lingkungan belajar, sarana dan fasilitas yang ada serta teknik penilaian yang
digunakan SMU.
b. Siswa, untuk memperoleh gambaran proses belajar mengajar PAl yang dilakukan oleh siswa, aplikasi nilai-nilai akhlak yang diperlehnya melalui proses pembelajaran PAl yang diterapkan dalam bentuk pola perilaku, pola berpikir maupun sikap di dalam kelas selama pembelajaran, seperti sikap kepada guru dan teman-temannya, perhatian dan keseriusan, partisipasi pembelajaran, disiplin, sopan santun serta kejujuran.
2. Teknik Wawancara dilakukan terhadap Gum PAl, Siswa dan Kepala Sekolah a. Gum PAl, untuk memperoleh data yang berkaitan dengan rumusan tujuan,
51
b. penilaian proses serta hasil belajar mengajar yang dapat meningkatkan akhlak
siswa.c. Siswa, untuk memperolehinformasi tentang proses pembelajarandengan model
yang diujicobakan pada bidang studi pendidikan agama Islam untuk
meningkatkan akhlak.d. Kepala Sekolah, untuk memperoleh data gum Agama Islam, pola pembinaan pelaksanaan tugas gum maupun perilaku siswa.
3. Teknik Angket ditujukan pada siswa, digunakan untuk mengumpulkan data tentang kebutuhan apa saja yang diperlukan siswa dalam pembelajaran untuk meningkatkan akhlak.
4. Studi dokumentasi, digunakan untuk mengumpulkan data tentang dokumen kurikulum dan pokok bahasan setiap mata pelajaran pada bidang studi Pendidikan
Agama Islam, catatan latar belakang siswa (Perkembangan Akhlak dan data hasil
belajar materi PAl) dan data tertulis lainnya.
C. Prosedur Pengembangan Model
1. Penyusunan Perencanaan Model
Kegiatan yang dilakukan dalam menyusun rancangan model adalah sebagai
berikut:
a. Analisis model, yaitu model pembelajaran pendidikan agama Islam yang yang dapat meningkatkan akhlak siswa di SMU.
b. Pengkajian model yang relevan dengan pendidikan siswa usia SMU.
c. Penentukan sistematika model.
d. Penentuan kriteria keberhasilan model.
2. Penyunan Draf Rancangan Model
52
dilakukan dalam penyusunan mode 1 ini meliputi: (a) menetapkan tujuan; (b) menetapkan materi/tema sentral yang diberikan kepada siswa; (c) mengembangkan
perencanaan pengajaran; (d) proses
pembelajaran; (e) menetapkan metode; (f)
menetapkan alokasi waktu yang disesuaikan dengan topik pembelajaran; (g) mengembangkan alat evaluasi.Format desain pembelajaran yang mengandung langkah-langkah yang akan dikembangkan adalah sebagai berikut:
Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester Pokok Bahasan Tujuan Pembelajaran: Prosedur Pembelajaran
Fase pertama: Penyajian Materi
1. Menyatakan tujuan pembelajaran
2. Menyajikan materi dengan konsep memadukan antara pokok bahasan PAl yang terdiri dari unsur Akidah, Akhlak dan Fiqih serta Tarikh
3. Mengkaitkan dengan pembentukan akhlak yang mulia
Fase kedua: interpretasi data dengan cara mengajukan, membandingkan dan menjelaskan analogi.
1. Meminta siswa secara aktif dan kreatif memahami konsep tema yang dibahas 2. Meminta siswa untuk mendeskripsikan hasil belajamya
3. Meminta siswa untuk membandingkan konsep dengan yang dipratekkan di lingkungan masyarakat
4. Mendorong siswa untuk berani mengajukan pendapatnya
5. Membimbing siswa untuk menemukan konsep nilai-nilai akhlak mulia
6. Mendorong siswa untuk menerapkan nilai-nilai akhlak mulia dan menghindari
sifat-sifat tercela.
Fase ketiga: Aplikasi
1. Membimbing siswa untuk menyelesaikan tugas secara individual/kelompok 2. Mendiskusikan hasil pekerjaan
Fase keempat: Penutup
1. Meminta siswa merangkum pembelajaran
2. Memberikan PR
Sumber dan Media Pembelajaran
1. Buku wajib dan Penunjang PAl serta Alquran
2. Peta dunia
Eavluasi
Efektifitas dan efesiensi dilihat dari hasil belajar dan aktivitas siswa selama pembelajaran yakni: tingkat disipifin, kejujuran, keberanian mengemukakan pendapat, menghargai orang lain dan tingkat partisipasinya dalam menciptakan keharomonisan selama proses pembelajaran, sebagai dampak dari pengajaran.
DESAIN PEMBELAJARAN
Bagan 3.1
53
3. Ujicoba Model
Pelaksanaan uji coba dilakukan di Sekolah Menengah Umum (SMU) kelas 2
semester 1. Langkah-langkah yang dilaksanakan dalam ujicoba model adalah:
a. Persiapan ujicoba, dimulai dengan pengenalan model kepada kepala sekolah dan
gum, melalui informasi dan diskusi. Kemudian dilanjutkan dengan pembagian
tugas kepada gum yang akan dilibatkan dalam ujicoba.
b. Pelaksanaan ujicoba. Ujicoba dilakukan dalamtiga tahapanyaitu:
•
Penyusunan rancangan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti bersama
gum.
•
Implementasi rancangan pembelajaran dalam proses pembelajaran di kelas
yang akan dilakukan oleh gum.
•
Evaluasi terhadap rancangan dan implementasi, yang dilakukan pada saat
implementasi dengan teknik observasi terhadap proses pembelajaran. Evaluasi
ini dilakukan oleh peneliti.
D. Interpretasi dan Analisis Data
1. Interpretasi data
Data hasil uji coba, divalidasi terlebih dahulu sebelum dilakukan interpretasi.
Menumt Nasution (1992:115) untuk mengecek validasi internal (kredibilitas) data,
dapat dipergunakan teknik trianggulasi. Maksudnya adalah data yang diperoleh di cek
kebenarannya dari sudut pandang yang biasa mengakses data yang relevan dengan
situasi pembelajaran. Kedua sudut pandang tersebut adalah gum dan sekolah, sehingga
data yang diperoleh memiliki validasi yang tinggi. Data yang telah divalidasi
54
berdasarkan intuisi gum mengenai pembelajaran yang baik, sehingga diperoleh
kerangka referensi (frame of reference) yang memberikan makna terhadapnya.
Kerangka referensi ini dapat digunakan untuk menentukan langkah berikutnya.
2. Teknik Analisis Data
Mengingat pengembangan model ini adalah dalam rangka untuk melihat
dampak penggiringnya model pembelajaran terpadu yang dilakukan oleh gum PAl
terhadap perkembangan akhlak siswa, maka teknik analisa yang digunakan adalah ex
post facto yaitu peneliti melihat dampak model pembelajaran terpadu terhadap
perkembangan akhlak siswa teraatama pada saat pembelajaran PAl berlangsung.
E.Lokasi dan Jadwal Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Sekolah Menengah Umum Negeri 2 (SMUN 2)
dan Sekolah Menengah Umum Islam Sabilal Muhtadin (SMU Islam Sabilal Muhatdin)
di Banjarmasin. Alasan dipilihnya lokasi penelitian adalah mengingat sangat sedikit
penelitian tentang pengembangan model pembelajaran di Banjarmasin, maka penulis
merasa perlu melakukan penelitian di lokasi tersebut, di samping untuk mengetahui
model pembelajaran yang saat ini dilaksanakan oleh gum bidang studi Pendidikan
Agama Islam (PAl) pada SMU di Banjarmasin, serta penelitian ini dapat memberikan
nuansa dan pengalaman bam pada gum bidang studi Pendidikan Agama Islam pada
Sekolah Menengah Umum (SMU) di Banjarmasin tentang salah satu model
pembelajaran, yakni pembelajaran terpadu.
Subjek penelitian ini adalah gum bidang studi Pendidikan Agama Islam dan
55
Sekolah) sebagai sumber informasi dalam penelitian. Penetapan Sekolah Menengah
Umum (SMU) yang akan dijadikan subjek penelitian pengembangan yakni tempat
dilakukannya uji coba model pembelajaran, didasarkan pada kemungkinan dapat
dilakukan uji coba, artmya tidak ditemui hambatan dari pihak sekolah, adanya kemauan
dari pihak gum untuk melaksanakan pebelajaran sesuai dengan model pembelajaran
serta tidak ada hambatan dari siswa itu sendiri untuk mengikuti proses pembelajaran
model yang dikembangkan.
2. Jadwal Penelitian
Penelitian pengembangan model pembelajaran terpadu bidang studi Pendidikan
Agama Islam di SMU Banjarmasin dilaksanakan pada bulan Mei s.d. Oktober 2003.
Kegiatan penelitian ini direncanakan sesuai dengan jadwal berikut:
No Kegiatan Pelaksanaan Keterangan
1 Studi Literatur
Hasil Penelitian Terdahulu
Mei 2003
2 Pra Survei
PenyusunanModel
Juni 2003
Juli 2003
3 Sosialisasi Model Agustus2003
4 Uji Coba Model (Terbatas) September 2003
BABV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pengembangan model pembelajaran terpadu pada
bidang studi Pendidikan Agama Islam (PAl) yang disajikan pada bagian terdahulu,
maka dapatdiperoleh kesimpulan berikut ini:
1. Kondisi pembelajaran PAl saat ini dilihat dari sudut:
(a) Desain pembelajaran PAl yang digunakan saat ini adalah mengacu dan
merupakan penjabaran dari GBPP PAl 1994 yang dituangkan dalam bentuk
satuan pelajaran. Ruang lingkup setiap satuan pelajaran yang disusun guru
meliputi rumusan tujuan pembelajaran, ringkasan materi, langkah-langkah
kegiatan belajar mengajar serta evaluasi. Tujuan pembelajaran yang dirancang
guru merupakan deskripsi kemampuan yang akan diperoleh siswa setelah
pembelajaran berakhir. Tujuan pembelajaran yang dirumuskan mengacu pada
tujuan umum yang tercantum dalam GBPP PAl.
(b) Proses kegiatan pembelajaran PAl yang dilakukan guru selama ini melalui
langkah-langkah (1) Mencek kehadiran siswa, (2) Mengingatkan materi
pembelajaran yang telah lalu dan menginformasikan pelajaran yang akan
disajikan, (3) Menjelaskan materi pelajaran yang dibahas, (4) Kemudian
memeriksa LKS yang telah dikerjakan siswa di rumah, (5) Menjelaskan tagas
mengerjakan LKS selanjutaya, (6) Kemudian pembelajaran ditatup dengan
memberikan salam.
(c) Pendekatan pembelajaran PAl yang digunakan adalah pendekatan pada
penguasaan materi (subjek akademik). Metode mengajar yang lebih banyak
digunakan adalah ceramah, tanya jawab dan penugasan/hapalan, dengan
persentase lebih banyak menggunakan metode ceramah. Guru menyampaikan
158
Grafik di atas menggambarkan bahwa secara persentase model pembelajaran
terpadu pada bidang studi PAl yang dirancang dan dilaksanakan dengan sedemikian
rupa dapat meningkatkan akhlak siswa.
Ketiga adalah peningkatan kemampuan menarik perhatian dan motivasi siswa
dalam belajar. Hasil ini dapat dilihat dari antusias dan kehadiran siswa selama uji
coba model pembelajara terpadudilaksanakan.
Dengan demikian implementasi model pembelajaran terpadu dapat
meningkatkan akhlak siswa di SMU dapat dilihat dari hasil uji coba terbatas dan luas
yang dilaksanakan pada SMU Negeri tt dan SMU Islam Sabilal Muhtadin di
Banjarmasin secara persentase terdapat meningkatkan akhlak siswa sebagaimana yang
160
pembelajaran PAl sesuai dengan urutan dan ruang lingkup yang tertera dalam
GBPP PAl 1994. Guru peranggapan kurikulum dalam ha ini GBPP mempakan
sata-sata pedoman dan rujukan dalam melaksanakan tagas pengajaran.
(d) Kondisi siswa SMU sebagian besar mengharapkan guru PAl adalah agar dapat
lebih inovatif dan menarik dalam menyajikan materi dari setiap pokok bahasan,
atau secara bervariasi agar tidak membosankan. Siswa juga mengharapkan
pelajaran PAl dapat dipahami secara utuh dan bermakna bagi kehidupan nyata.
Dengan demikian kondisi objektif pembelajaran PAl saat ini memerlukan
pembahanian untuk dapat meningkatkan kuaiitas baik itu kinerja guru dalam
melaksanakan tagasnya, maupun proses pembelajaran yang dapat meningkatkan
motivasi dan partisipasi siswa dalam pembelajaran PAl, serta hasil belajar siswa baik
dalam penguasaan materi PAl secara lebih medalam, maupun dalam bentuk perilaku
keberagamaan siswa dalam kehidupan sehari-hari atau yang disebut akhlakul karimah.
2. Pengembangan Model Pembelajaran
yang dapat Meningkatkan Akhlak
Siswa
Berdasarkan kondisi objektif pembelajaran PAl yang berlangsung saat ini,
maka model pembelajaran yang dibutahkan untuk meningkatkan akhlak siswa adalah
model pembelajaran PAl yang dapat memberikan pemahaman secara lebih luas dan
mendalam terhadap matei PAl, lingkungan pembelajaran yang dapat memberikan
kesempatan kepada siswa untak membiasakan dan meJatih menerapkan akhlak mulia
dalam kehidupan sehari-hari.
a) Relevansi Model Pembelajaran Terpadu Pada Bidang Studi PAT
Setelah mempelajari beberapa konsep model pembelajaran, maka dapat
disimpulkan karakteristik model pembelajaran terpadu memiliki kesesuaian dengan
karakteristik bidang studi pendidikan agama Islam baik dari segi tujuan PAl yang
161
keterampilan secara seimbang. Materi pendidikan Islam adalah totalitas, mengkaji
semua ayat-ayat Allah baik yang tertalis, yang faktual maupun yang berupa
sandi-sandi dalam rangka mempersiapkan kehidupan dunia dan akhirat. Karakteristik
tersebut sesuai dengan karateristik model pembelajaran terpadu yaitu: (1) Holistik
maksudnya menyelunih, artinya suatu fenomena yang menjadi pusat perhatian dalam
pembelajaran terpadu diamati dan dikaji dari beberapa unsur sekaligus, tidak dari
sudut pandang yang terkotak-kotak, ini dimaksudkan untuk melatih siswa memahami
suatu fenomena dari segala sisi. (2) Bermakna maksudnya adanya keterkaitan antar
pengetahuan yang dimiliki siswa dengan materi yang dipelajari, dengan demikian
proses pembelajaran dirasakan lebih berarti bagi siswa. (3) Otentik maksudnya siswa
memahami secara langsung konsep dan prinsip yang ingin dipelajari, melalui hasil
interaksi dan belajar dari fakta dan peristiwa. Dengan demikian informasi dan
pengetahuan yang diperoleh siswa menjadi lebih otentik. (4) Aktif artinya siswa
terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Dalam pembelajaran terpadu hasrat,
minat dan kemampuan siswa dipertimbangkan, sehingga siswa termotivasi untuk
mencari informasi dan pengetahuan dalam memahami konsep yang dipelajarinya.
Pembelajaran dengan pendekatan aktif ini dapat menjadi sarana dan lingkungan untuk
membiasakan atau melatihkan akhlakul karimah pada diri siswa.
b) Pengembangan Model Pembelajaran Terpadu Pada Bidang Studi PAl
Untuk Meningkatkan Ahklak Siswa SMU di Banjarmasin
Desain model pembelajaran terpadu disusun berdasarkan tema yang digali
dari pokok bahasan yang terdapat dalam GBPP PAl 1994. Materi pelajaran dalam
bentuk tema diramu dan disajikan terpadu sekaligus dengan unsur akidah, akhlak,
fiqih dan tarikh/sejarah Islam. Pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah siswa
Prosedur implementasi model pembelajaran terpadu pada bi<
untuk meningkatkan akhlak siswa yang dapat digunakan dalam peneliL^,™^^- *
dengan tahapan (1) Orientasi yang dilakukan guru untuk mengifonnasu%ra|S^^^
ruang lingkup pembahan tema secara garis besar, serta pembentukan kelompok
diskusi siswa serta lembaran tugas yang disiapkan. Pada tahap ini siswa
memperhatikan penjelasan guru. (2) Eksplorasi, pada tahap eksplorasi siswa dalam
kelompok diskusi masing-masing menggali berbagai sumber dan berdiskusi untuk
memecahkan masalah yang menjadi tugasnya. Pada tahap ini guru menjadi
pembimbing dan fasilitator siswa dalam pembelajaran. (3) Klarifikasi, tahap ini guru
memberikan penjelasan/klarifikasi terhadap inti dari tema yang dibahas dengan
menggunakan peta konsep yang ditampilkan dengan menggunakan OHP. (4)
Kesimpulan, pada tahap ini guru dan bersama-sama merumuskan kesimpulan dari
tema dibahas.
Evaluasi dilakukan terhadap hasil dan proses. Penilaian terhadap hasil belajar
siswa dilakukan dengan tes lisan dan talisan. Tes tertalis diberikan dalam bentuk
tugas yang dikerjakan di luar jam belajar PAl. Sedangkan penilaian terhadap proses
dilakukan dengan cara observasi terhadap kegiatan belajar mengajar yang
berlangsung.
c) Implementasi Model Pembelajaran Terpadu pada Bidang Studi PAl
Dalam implementasi model pembelajaran terpadu guru PAl dan siswa
memberikan apresiasi yang positif terhadap model pembelajaran terpadu. Hal ini
dapat dilihat dari kesediaan guru menyiapkan diri untuk merancang dan meramu
materi PAl dalam setiap uji coba, melaksanakan langkah-langkah pembelajaran yang
sesuai dengan rencana model pembelajaran terpadu yang telah ditetapkan, bersedia
mencari sumber-sumber pembelajaran tambahan selain buku paket PAl yang ada.
Guru juga bersedia menggunakan alat bantu seperti OHP dalam menyampaikan
>%^°X&
& \
163
materi yang dibahas, pada hal sebelumnya tidak pemah. Siswa SMU juga
menunjukkan antasias dalam mengikuti pembelajaran terpadu baik dilihat dari tingkat
partisipasi aktif mereka dalam setiap langkah pembelajaran, maupun dalam kesediaan
mereka dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan
Gum dan siswa memberikan tanggapan bahwa model pembelajaran terpadu
dapat meningkatkan motivasi dan perhatian dalam mempelajari PAl, yang
sebelumnya menumt meraka hanya sekedar untuk melaksakan kewajiban saja.
Sekarang menumt mereka PAl menjadi pelajaran yang dirasakan sebagi kebutuhan.
Menumt siswa pembelajaran terpadu dapat meningkatkan wawasan dan pemahaman
terhadap ajaran agama secara lebih mendalam lagi, disamping itu juga dapat
meningkatkan perhatian dan motivasi untak mempelajarai agama secara
sumgguh-sungguh.
3. Efektivitas Model Pembelajaran Terpadu pada Bidang Studi Pendidikan
Agama
Islam Untuk Meningkatkan Siswa
Berasarkan hasil pengamatan dari setiap uji coba model pembelajaran terpadu
pada bidang studi pendidikan agama Islam dalam penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa terdapat peningkatan akhlak siswa yang bempa sikap disiplin, tanggung jawab
terhadap tugas, kejujuran, sopan santun, toleran dan sikap menghargai pendapat orang
lain serta kemauan dan kemampuan bekerja sama.
Dengan demikian efektivitas model pembelajaran terpadu pada bidang studi
PAl untuk meningkatkan akhlak dapat dilihat dari tingkat partisipasi aktif siswa
dalam pembelajaran PAl yang lebih dimanis, komunikasi dalam pembelajaran yang
menjadi multi arah, peningkatan penguasaan tehadap materi/tema oleh siswa serta
peningkatan perkembangan tingkat kedisiplinan dalam belajar, tanggung jawab
terhadap tugas, kejujuran dalam berargumentasi, perkembangan sikap menghargai dan
164
Dengan demikian keunggulan model pembelajaran terpadu bidang studi
pendidikan agama Islam dapat memberikan pemahaman yang utuh kepada siswa
terhadap materi PAl yang bahas. Keutuhan pemahaman melahirkan persepsi yang
benar terhadap ajaran agama. Persepsi yang bernar terhadap nilai-nilai ajaran agama
dapat melahirkan kekuatan untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari alam
bentuk akhlakul karimah. Penggunaan pendekatan siswa aktif dalam pembelajaran
terpadu juga dapat menjadi sarana pembiasaan dan latihan untuk menerapkan
nilai-nilai ajaran agama secara langsung dalam proses pembelajaran, di samping ita
pembelajaran terpadu dengan pendekatan siswa aktif ini juga sekaligus dapat
meningkatkan perhatian dan motivasi siswa dalam mempelajari agama Islam baik
secara mandiri maupun berkelompk di kelas.
Kelemahan model ini adalah memerlukan kemampuan dan kemauan dari
Gum PAl, karena menghamskan gum imtuk menguasai materi PAl lebih mendalam
lagi imtuk memadukan setiap tema pembelajaran. Model ini memerlukan
keterampilan yang tinggi dari gum untuk memotivasi siswa imtuk aktif menggali dan
menguasai mater/tema yang dibahas. Model ini juga memerlukan dukungan paslitas
pembelajaran yang lebih lengkap baik bempa buku-buku kepustakaan yang
mendukung maupun media pembelajaran yang dapat mempemudah membahas
penyajian materi secara terpadu. Hal yang demikian juga menyebabkan penelitian ini
hanya dikembangkan pada dua sekolah menengah umum yang guru PAl nya mau dan
bersedia bekerja sama.
B. Rekomendasi
Berkenaan dengan penelitian Pengembangan Model Pembelajaran Terpadu di
165
bidang studi pendidikan agama Islam dapat memberikan pemahaman yang holistik
kepada siswa terhadap nilai-nilai ajaran agama Islam, dengan pemahaman yang utuh
melahirkan persepsi yang benar terhadap niai-nilai ajaran agama Islam dan
selanjutaya menjadi dorongan yang kuat untuk melaksanakan ajaran agama dalam
kehidupan sehari-hari alam bentuk akhlakul karimah. Pendekatan pembelajaran siswa
aktifjuga dapat didikan sarana pembiasaan dan latihan menerapkan akhlakul karimah
dalam proses pembelajaran secara langsung. Untuk itu maka direkomendasikan
kepada:1. Gum Pendidikan Agama Islam (PAl) diharapkan untuk dapat melaksanakan
model pembelajaran terpadu yang lebih inovatif, sehingga dapat menciptakan
pembelajaran yang memberikan pemahaman yang utuh, bermakna dan
kontekstual, yang beroientasi pada pengembangan lingkungan yang kondusif bagi
pembiasaan dan latihan kepada siswa untuk berakhlak mulia dalam kehidupan
sehari-hari.
2. Kepala Sekolah diharapkan dapat:
a. Memberikan pasilitas pembelajaran PAl yang lebih lengkap lagi seperti
penyediaan berbagai media pembelajaran dan khusunya buku-buku tentang
agama Islam yang lebih memadai, transfaran dan alat tulis lainnya.
b. Memotivasi dan menganjurkan kepada gum PAl untuk dapat menggunakan
model pembelajaran terpadu dalam pembalajaranPALc. Memotivasi kepada para gum dan civitas sekolah lainnya untuk menciptakan
lingkungan sekolah dan kelas dalam pembelajaran yang berorientasi pada
pembentukan akhlak mulia siswa.
3. Kepada Dinas Pendidikan Kota
a) Perlu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan gum melalui pelatihan,
model dan strategi pembelajaran, maupun terhadap perkemban
ilmu.
b) Memberikan kebebasan kepada gum dan siswa untak menentukan dan memilih buku pelajaran sebagai sumber pembelajaran.
4. Kepada Peneliti Lain
DAFTAR PUSTAKA
Abrasyi, A. (1974).
Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam.
Jakarta: Bulan Bintang.
Cet.Il.
Abdulhak, I. (2001) Komunikasi Pembelajaran: Pendekatan Konvergensi dalam Peningkatan Kuaiitas dan Efektivitas Pembelajaran. Pidato Pengukuhan Jabatan Gum Besar Tetap. Bandung: Depdiknas UPI.
Al-Aroosi, M. (1980) Islamic Curriculum and the Teacher, Salam H.M. Afendi & N. A Balong (Ed.), Curriculum and Teacher Education. Jeddah: King Aziz
University.
Ali, M. (1992).Pengembangan Kurikulum di Sekolah.Bandung: Sinar Bam
Al-Syaibani, O. (1997).Filsafat Pendidikan Islam,Bandung: CV. Pustaka Setia
Amin, A. (1995),Al-Akhlak (Ilmu Akhlak), Alih bahasa Farid Ma'mf. Jakarta: Bulan Bintang.
An-Nahlawi, A. (1989). Prinsip-Prinsip dan Metode Pendidikan Islam dalam
Keluarga di Sekolah dan Masyarakat,
Terj. Herry Noer Ali, Bandung: CV.
DiponegoroAzra, A. (2002), Paradigma Pendidikan Nasional: Rekonstruksi dan Demokratisasi, Jakarta: Penerbit Buku Kompas
Bafadhal, AR. (2000).
Strategi Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama pada
Pendidikan Dasar dan Menengah.
Jurnal Komunikasi Pendidikan Agama
Islam. (2).
Balyai, Agus. C. (1999)
Proses Belajar Mengajar di SMA.
Tesis pada Program
Magister PKIKIP Bandung: tidak diterbitkan.Beane, A. J. (1995). Curriculum Integration And The The Dicipllines of Knowledge.
College Board. New York: Publications.
Beane, A. J. (1995). Integrated Curriculum in the Middle School. ERIC Digest. [Oline]. Tersedia: http://www.ericfacilitv.net/ericdigests/ed351095.html. 30
juni 2003
Borg, WR & Gall, MD. (1979) Educational Research An Introduction. New York:
Longman Inc.
Briggs, Lesslie. (1978).Instructional Design.New Jersey: Ed. Techn. Publ.
Collin, G. dan Dixon, H (1991)
Integrated Learning.
Australia: Bookshelf Publishing.
168
Daradjat, Z. (1976),
Ilmu Pendidikan Agama. Jakarta:
BulanBintang
Daradjat, Z. (1976),Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam.Jakarta: Bumi Aksara Departemen Agama RI, (1992), Pengembangan dan Inovasi kurikulum, Jakarta:
Direktorat Jenderal Pembinaan Agama Islam dan Universitas Terbuka.
Departemen Agama RI, (1995), Pola Pembinaan Agama Islam Terpadu, Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan Agama Islam
Departemen
Agama
RI, (1995),
Garis-Garis Besar Program Pengajaran
Pendidikan Agama Islam,
Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan Agama
Islam.
Departemen Agama RI, (1999), Pendidikan Agama Islam Untuk SMU Kelas III, Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan Agama Islam.
Departemen Agama RI, (1985), Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Proyek Departemen Agama.
Departemen Pendidikan Nasional, (2003). Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Jakarta: Pusat Data an Informasi Pendidikan, Balitbang-Depdiknas.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, (1996/1997).
Tim Pengembang PGSD
Pembelajaran Terpadu DM PGSD dan S-2 Pendidikan Dasar.Jakarta: Dikti.
Djamari. (1999).
Pendidikan Moral dan Etika: Harapan dan Kenyataan,
Makalah
pada Pertemuan Alumni IKIP Bandung
Fogarty, F. (1991)
How to Integrate the Curricula.
Skyligh Publisisng Inc. Polatine
Illions
Gange, R.M., (1992)
Principles of Instructinal Design.
(2nd ed.) New York: Holt,
Illions.
Gage, N.L. (1964),Handbook ofResearch on Teaching. Chicago: Rand McNally. Gymnastiar, A. (2002),Pilar-PilarAkhlak,Bandung: MQS Pustaka Grafika
Hadi, T. & Herawati, I., S. (1990)Modul Pembelajaran Terpadu,Jakarta: Universitas
Terbuka
Hadjar, I. (2001). Pendekatan Holistik dalam Pendidikan Islam dalam SM, Ismail.,
Huda, N,. Kholiq, A.(2001)
Paradigma Pendidikan Islam.
Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.Hamalik, O. (2001),Proses BelajarMengajar,Jakarta: Bumi Aksara
Hamalik, O. (2001), Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Sistem, Jakarta: Bumi
169
Huda, N., Ismail. SM, Kholiq, A. (Editor) (2001). Paradigma Pendidkan Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Isnia, U. (2002). Output Pendidikan Mengancam Masa Depan .(Republika [Online] 24 Juli 2002. Tersedia:http://www.republika.co.id/cetak/html
Jarolimek, J. (1986) Social Studies ini Elementry Education, Sevan Edotion, New York: Macmillan Publishing Company
Joni, R. (1996) Pembelajaran Terpadu Naskah: Untuk Pelatihan Gum Pamong,
Dirjen Dikti 2-13 Maret 1996
Johnson, David. W. and Frank. P Johnson, (1992) Joining Together Group Theory and GroupSkills.4 th. Ed. Englewood Clft., Ny: Prentice Hall.
Joyce, B., Weill, M. (2000)Models ofTeaching.Boston: Allyn and Bacon
Kohelberg, L., (1976), The Cognitive Developmental Approach to Moral Education.
Berkly: Cutchan Publ. Co.
Kosasi, Dj. (1992)Dasar-Dasar Metodologi Pengajaran. Bandung: Lab. Pengajaran
PSP IKIP Bandung
Langgulung, H. (1980). Beberapa Pemikiran Tentang Pendidikan Islam, Bandung:
PT. Al-Maarif
Marhamah. (2002). Pengembangan Model Pembelajaran Kelompok "Cooperative Learning" pada Pendidikan Agama Islam SD. Tesis Program Magister PK pada UPI Bandung: tidak diterbitkan
Miller, J., & Drake, S. (1990) Implementing a holistic curriculum.Holistic Educaion
Review,Fall 1990
Moedjiono. (1991/1992). Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Depdikbud Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan
Muhaimin, (2001),Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan Pendidikan Islam di Sekolah,Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Mulyana, R., (1996). Upaya Guru dan Kepala Sekolah dalam Membina Keimanan dan Ketakwaan Siswa".Tesis pada Program Magister PK IKIP Bandung: tidak
diterbitkan.
Nasution, S. (1982)Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta:
Bumi Aksara.
Nata, A. (2002).Akhlak Tasawuf.Cet. keempat. Jakarta: Raja Grafindo Persada Nurdin, S. (1992). Perilaku Mengajar Guru Agama Lulusan Program SI Fakultas
Oliva, P. (1992),
Developing The Curriculum,
New York: HarperCollms^ubfishefAj^ \
* .
Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas (2002), Pengembangan Kompetensi
l#fe*T
* /
Kurikulum. [Online] Tersedia:
http://www.puskur.or.id/kurikulum stern!
>*&£& J
Rahmat, J. (1991)
Islam Aktual,
Bandung: Mizan.
Riley, Richard W. (1998)
"Relegion Exspression In Public School"
tersedia [Online]
(http://www.ed.gov/Speeches/08-1995.html.
Semiawan, Conny. R. (Editor) Shindunata. (2000).
Membuka Masa Depan Anak-Anak
Kita Mencari Kurikulum Pendidikan Abad XXI.
Yogyakarta: Kanisius.
Sianipar, T. (2003).
"AwasNarkobaMenyerbu Sekolah".
Republika (7 April 2003)
Silberman, M. (1996)
Active Learning 101 Straegies to Teach Any Subject,
Penterjemah Sarduli dkk (2001) Yogyakarta: Yappendis.
Singgih D. G., Ny. Gunarsa, D. (1989),
Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.
Jakarta: BPK Gunung Mulia
Soedijarto. (1999).
Menetapkan Kinerja Sistem Pendidikan Nasional dalam
MenyiapkanManusia Indonesia Abad ke-21
Sudjana, N. (1988).
Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah.
Bandung:
Sinar Bam Algensindo
Sumantri, M. (2002).
Pengembangan Potensi Siswa dengan Kurikulum Terpadu
Untuk Menjadi Manusia Indonesia Seutuhnya.
Pidato Pengukuhan Gum Besar
Tetap. Bandung Depdiknas UPI
Sukmadinata, N., S. (1997)
Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek.
Bandung:
Remaja Rosda Karya
Tapscot, D. (1996).Digital Economy. New York: McGraw Hill.
Tim Pengembang MKDK Kurikulum dan Pembelajaran, (2002),
Kurikulum dan
Pembelajaran,Bandung: Jurusan KURTEKPEN PIF UPI
Towaf, Siti, M. (1996)
Pembinaan Kampus Sebagai Lembaga Pendidikan Ilmiah
edukatifyang Relegius.
Makalah, dalam Konvensi Pendidikan Indonesia III,
Ujung Pandang, 4-7 Maret 1996.Udin S. Suud.