• Tidak ada hasil yang ditemukan

Notulensi Pertemuan Kegiatan Narasumber Paparan/Pertanyaan Tanggapan/Masukan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Notulensi Pertemuan Kegiatan Narasumber Paparan/Pertanyaan Tanggapan/Masukan"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Notulensi Pertemuan

Kegiatan : Penilaian Anugerah Pangripta Tahun (APN) Tahun 2015 Tahap II Provinsi Sumatera Utara Tempat : Bappeda Provinsi Sumatera Utara

Tanggal : 30 Maret 2015

Kegiatan Narasumber Paparan/Pertanyaan Tanggapan/Masukan

Pembukaan Kepala Bappeda Provinsi Sumatera Utara

1. Diharapkan semangat perubahan kepada perencanaan yang lebih baik menjadi penting dalam proses tahapan penilaian APN 2015 ini dan bukan hanya terkait dengan kemenangan semata.

2. Diharapkan ada berbagai proses asistensi dari pusat sebagai tindak lanjut dari proses APN 2015.

Pemaparan APN 2015 Kasubdit Kelembagaan Pemerintahan Daerah

1. Penjelasan maksud dan tujuan Tim pusat dalam tahap penilaian Tahap II APN Tahun 2015 di Provinsi Sumatera Utara.

2. Latar belakang pelaksanaan APN Tahun 2015 sebagai amanat dalam pelaksanaan UU No. 25 Tahun 2014 tentang SPPN sebagai proses sinkronisasi dan koordinasi perencanaan pusat dan daerah  dimana perencanaan daerah ditempatkan sebagai agregasi dalam penilaian keberhasilan perencanaan pembangunan pusat.

3. Pembangunan daerah bagian integral dari pembangunan pusat, sehingga keberhasilan pembangunan nasional menjadi tanggung jawab bersama antar semua level

pemerintahan  proses penyelarasan perencanaan pembangunan menjadi penting.

(2)

4. Proses keberhasilan pembangunan ditentukan dengan baik dan tidaknya kualitas sebuah perencanaan.

5. Pengenalan Tim pelaksanaan APN Tahun 2015, Tim Pengarah, TPU, TPI, dan TPT.

6. Memastikan belum ada kepastian jumlah provinsi yang akan dipanggil dalam Tahap III penilaian APN Tahun 215 dari 17 nominasi provinsi yang dilakukan dalam proses verifikasi Tahap II.

7. Penjelasan umum terkait dengan tugas pemerintah provinsi dalam penilaian APN di level kabupaten/kota.

Tim Penilai Independen, Ibu Soedarti Surbakti

1. Ada kemajuan kualitas perencanaan di Sumut bila dilihat dari hasil penilaian dokumen perencanaan Provinsi Sumut dari tahun ke tahun.

2. Penjelasan proses penilaian dalam Tahap III APN, jika nantinya Provinsi Sumut terpilih menjadi nominasi yang lolos ke Jakarta.

3. Penjelasan Tahap dan Kriteria penilaian RKPD Provinsi Sumut dari Tahap I sampai Tahap III.

4. Penekanan pada perdebatan penggunaan basis data dan informasi yang berbeda antar sumber BPS dan SKPD sektoral.

5. Diharapkan APN juga tidak menghasilkan proses rewardsdan punishment semata kepada para pemenangnya, tetapi juga dapat memberikan Technical

Assistancekepada daerah lain yang belum baik kualitas perencanaannya  melalui proses peningkatan kapasitas perencana

(3)

melalui Program Diklat Gelar dan Non Gelar yang diselenggarakan oleh Pusbindiklatren misalnya.

6. Proses penilaian inovasi yang dilakukan daerah merupakan hal yang baru dalam APN Tahun 2015 sebagai bentuk akomodasi dari berbagai inovasi-inovasi daerah dalam melakukan terobosan penting terhadap proses pembangunan.

7. Penjelasan beberapa kriteria, parameter, dan indikator dalam penilaian tahap II APN Tahun 2015 mulai dari proses top-down, bottom-up, teknokratik, politik, dan inovasi.

8. Modal kecurigaan yang bersifat positif dari hasil penilaian teknis dokumen

perencanaan adalah hal yang lumrah dalam proses verifikasi dari pelaksanaan penilaian Tahap II APN 2015.

Kepala Bappeda Provinsi Sumatera Utara

1. Pendekatan perencanaan pembangunan berdasarkan UU No. 25 Tahun 2014, PP No.

8 Tahun 2008, dan Permendagri No. 54 Tahun 2010 dari proses partisipatif, politik, dan teknokratik.

2. Adanya nota kesepahaman antara proses pendekatan politik antara pemerintah daerah dan DPRD mulai dari penyusunan RPJMD, rancangan awal RKPD,

Musrenbangda, sampai rancangan akhir RKPD.

3. Melibatkan DPRD dalam konsultasi publik dalam proses penyusunan rancangan awal RPJMD.

4. Dari hasil reses kunjungan kerja dan rapat

(4)

kerja DPRD juga telah dijadikan bahan masukan yang diakomodir dalam proses penyusunan ranjangan awal Renja SKPD.

5. DPRD juga terus diupayakan terlibat dalam menyampaikan beberapa pokok-pokok pikiran pada proses Musrenbangda serta ikut serta dalam sidang-sidang kelompok sebagai narasumber di Pra Musrenbangda Provinsi Sumatera Utara.

6. Dalam pendekatan teknokratik, para pakar, akademisi, praktisi juga dilibatkan dalam proses penyusunan naskah akademik dan kajian strategis dalam penyusunan

beberapa dokumen-dokumen perencanaan.

7. Dalam pendekatan botom-up, dilakukan penjaringan aspirasi masyrakat saat kunker DPRD dan Tim Pokja RPJMD, melibatkan perwakilan stakeholder (LSM, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda, pengusaha, BUMD, BUMN, mass media) juga dilibatkan dalam proses konsultasi publik penyusunan rancangan awal RKPD.

8. Pendekatan top-down, telah dilakukan penyelarasan RPJMD dengan strategi dan arah kebijakan RPJMN, nawa cita, dan beberapa kebijakan pusat.

9. Proses penyelarasan rancangan RKPD juga telah dilakukan dengan kebijakan nasional pada saat Musrenbang Provinsi dan Musrenbangnas.

10. Dalam pendekatan partisipatif juga telah dilakukan dari setiap

stakeholderspembangunan dalam tahap

(5)

penyusunan RPJMD 2013-2018, public hearing, rancangan awal RKPD,

Musrenbangda, dan penyusunan rancangan akhir RKPD 2015.

11. Dilakukan juga forum sharing terhadap success story antar kepala daerah

kabupaten/kota di Provinsi Sumut sebagai wadah dalam proses tukar pengalaman yang berharga dari roses penilaian kemajuan pembangunan.

12. Beberapa proses inovasi, dilakukan juga proses sosialisasi dokumen perencanaan secara interaktif dengan media dan keterbukaan bagi publik.

13. Tidak lagi ditolerir penyusunan program dan kegiatan di APBD yang tidak lagi tercantum dalam dokumen perencanaan, baik di RPJMD maupun di RKPD  menghindari program/kegiatan titipan dari DPRD.

14. Pada kenyataannya, kebijakan KUA dan PPAS yang di pusat tidak ada, justru di daerah menjadi hal yang sangat berat diperdebatkan dan diputuskan. Oleh karena itu, diharapkan lebih disederhanakan proses penyusunan perencanaan dan

penganggaran di daerah dari RKPD langsung menjadi APBD.

15. Penjelasan tentang sinkronisasi RPJMD dan RKPD sesuai dengan visi dan misi yang serasi dan sinkron.

16. Penjelasan visi dan misi RPJMD Provinsi Sumut 2013-2018.

17. Penjelasan sasaran dan target

(6)

pembangunan lima tahun ke depan Provinsi Sumut dari pertumbuhan ekonomi,

pengangguran, kemiskinan, inflasi, ketimpangan wilayah, gini ratio, dan IPM.

18. Penjelasan semua target dan sasaran pembangunan lima tahun ke depan sampai 2018 mulai dari sektor ekonomi,

pendidikan, kesehatan, infrastruktur, sosial, dan kewilayahan.

19. Penjelasan prioritas dan indikator kinerja dalam RKP Sumut 2015.

20. Diharapkan proses sinkronisasi

perencanaan dan penganggaran terjadi pada proses sinkronisasi oleh Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) yang diketuai oleh Sekda Provinsi.

21. Penjelasan isu-isu strategis pengembangan kawasan ekonomi dan infrastruktur di Sumut diharapkan dapat dukungan juga oleh Pemerintah Pusat.

Tanya Jawab Tim Independen 1. Dibeberapa daerah, permasalahan kapasitas terkait dengan kekurangan perencana, sehingga hasil kerja konsultan yang dominan dalam menghasilkan dokumen perencanaan.

2. Hasil reses DPRD umumnya tidak sinkron dalam prosespenyusunan dokumen perencanaan dan penganggaran.

Pertanyaannya hasil reses kapan yang

digunakan dalam penyusunan RKP 2015 serta bagaimana proses akomodir dari aspirasi masyarakat dalam penyusunan

program/kegiatan dalam dokumen perencanaan.

Kepala Bappeda Sumut.

1. Tidak ada konsultan yang terkait penyusunan RKPD melalui public

hearing/konsultasi publik dan di Sumatera Utara

2. Mulai tahun sebelumnya, agar DPRD dapat menyelesaikan RKPD dengan hasil reses mereka dan jika ada hal yang belum ditampung dapat ditampung pada tahun berikutnya sesuai dengan prioritas. Bisa dalam bentuk hibah, Bansos, dan sebagainya.

3. Ada gugatan dari persatuan Gereja kepada

(7)

3. Jika beberapa usulan daerah belum

tertampung dalam RKPD, apakah ditampung dulu dan diusulkan kembali pada penyusunan RKPD tahun depan.

Pergub Sumut dikarenakan adanya hal- halyang dirasa kurang pas diantar umat beragama. Oleh karena itu ditahun selanjutnya Pergub dapat disinkronkan dengan aspirasi masyarakat.

4. Banyak hal yang sifatnya kuantitatif dalam dokumen RKPD Sumut.

5. Terkait masalah gender, yaitu KDRT di Provinsi Sumut sudah dibuat tim pokja yang menangani hal tersebut. Dari kementerian PP sudah memberikan penilaian terhadap kinerja tim pokja terkait isu KDRT

6. Provinsi Sumut pada tahun 2010 sudah membentuk pokja PL J yang sudah

melakukan pembinaan SKPD untuk melatih dalam menyusun PPRG (responsif gender).

7. Mengenai bentuk kerja sama beragam dalam bentuk MOU yang lebih berinisiasi kepada pembentukan kelembagaan.

Kasubdit Kelembagaan

Pemerintahan Daerah 1. Adakah contoh usulan yang ditampung oleh Bappeda dalam proses penyusunan dokumen perencanaan di tahap Musrenbang dari Kecamatan hingga ke level Provinsi.

2. Adakah hambatan dalam proses sinkronisasi perencanaan di Provinsi Sumut.

Kepala Bappeda Kota Tebing Tinggi:

1. DPRD sudah menyampaikan hasil reses mereka di tingkat Musrenbang Kecamatan, Kota hingga level Provinsi sehingga

terciptanya sinkronisasi dalam proses perencanaan.

2. Adanya forum anak yang mengundang anak-anak dari sekolah yang ada di Sumut dalam rangkaian Musrenbangda.

3. Usulan kegiatan yang terangkum di RKPD, untuk solusi prasarana fisik Kelurahan diambil dari PNPM yang ditransfer oleh KSPM Kelurahan dan CSR. Dan ada kebijakan sumbangan 100juta untuk

(8)

menampung kegiatan-kegiatan yang belum terakomodir. Lalu adanya Jumat keliling dimana Gubernur dapat mendengar masukan langsung dari masyarakat.

4. Sudah berpartisipasi dalam kegiatan MDG’s dan satu2nya Kota yang ada di SUMUT yang menyiapkan PPSP (sanitasi) tahap 2 dan sedang menunggu dana hibah dari Australia dengan sistem outputbase.

5. Adanya capaian yang dilakukan dalam menyelesaikan masalah kemiskinan, TNP2K merekomendasikan kepada Kota Depok untuk mencontoh Kota Tebing Tinggi dalam menangani penurunan kemiskinan.

SKPD Koperasi:

1. Kerjasama SKPD Koperasi dan UKM bersama pemerintah kabupaten/kota membuat jadwal sesuai undangan dari bupati maupun walikota dalam kegiatan Musrenbang Kabupaten/Kota walaupun tidak semua dapat hadir berpartisipasi.

2. Setelah kegiatan tersebut, dilakukan forum SKPD yang turut mengundang pers dan perwakilan masyarakat dan anggota banggar DPRD dalam menyatukan

pendapat dan meminimalisir usulan-usulan skala prioritas tidak tertampung dalam RKPD.

3. Telah dilakukan proses sinkronisasi usulan program/kegiatan dari Dinas Koperasi dengan kebijakan umum perencanaan dan penganggaran yang telah dibuat di

(9)

Bappeda.

Profesor dari USU.

1. Apa yang harus dibuat oleh

kabupaten/kota sesuai dengan filosofis pangripta yang merupakan proses penciptaan perencanaan ruang yang berdimensi semua sektor pembangunan  merupakan tugas yang cukup berat bagi seprang perencana.

2. Sumber penghidupan di kota berasal dari daratan tinggi dan rendah di Provinsi Sumut. Kenyataannya kedua dataran rendah dan tinggi itu merupakan daerah kantong-kantong kemiskinan. Bagaimana keadilan pembangunan ?

3. Perguruan tinggi telah melakukan pandangan dalam alokasi kegiatan dalam CSR.

4. Keterlibatan perguruan tinggi dalam proses perencanaan akan sangat baik untuk dilakukan dimana peran perguruan tinggi dalam mendukung SDM yang berkualitas dapat terwujudsehingga berpengaruh dengan kualitas perencanaan yang baik.

Dosen Agroindustri USU:

Dalam proses penilaian APN terdapat 6 indikator penilaian yang ada, terkait inovasi SUMUT sudah melakukan kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas perencanaan.

BUMD Sumatera Utara:

(10)

Keterlibatan CSR dengan berkoordinasi bersama Bappeda dan persatuan

pengusaha kepala sawit yang ada sehingga dapat membantu pemerintah daerah sehingga swasta dapat memberikan uang tetapi fungsinya dilakukan oleh swasta.

Kepala BKPMD Sumatera Utara:

Adanya harapan untuk penggabungan kantor BKPM Provinsi dan Kabupaten/Kota menjadi satu sehingga untuk proses perizinan-perizinan terkait penanaman investasi di Sumatera Utara dapat berjalan lancar dan dapat berkembang.

Kasubdit Kelembagaan Pemerintahan Daerah

1. Kami melihat progres dari Provinsi Sumut dalam perbaikan kualitas perencanaan dalam hasil penilaian APN selama ini.

2. Diharapkan kualitas dokumen perencanaan pembangunan ke depan lebih baik yang sangat mendukung dalam proses penentuan keberhasilan pembangunan.

Tim Independen 1. Mudah-mudahan 17 provinsi di undang semua, tapi tim APN di Bappenas dibatasi oleh waktu. Dirasakan FGD hari ini dirasakan cukup informatif dan kalau memang nanti bisa hadir pada Tahap III dalam presentasi diharapkan proses presentasinya lebih interaktif dan informatif.

2. Dalam APBN ada mainstreaming gender, tata kelola, dan pembangunan berkelanjutan seharusnya dalam paparan nantinya kalau diundang dapat menampilkannya dalam

(11)

paparan tersebut.

Kepala Bappeda Sumatera Utara

1. Mengenai tata ruang, inovasi, dan berbagai informasi yang dirasakan masih belum terinformasi secara baik dapat ditambahkan dalam presentasi jika nanti akan ditampilkan dalam proses penilaian Tahap III APN Tahun 2015.

2. Terima kasih kepada Tim Pusat dalam APN Tahun 2015.

Referensi

Dokumen terkait

Data yang diperlukan diperoleh melalui beberapa teknik pengumpulan data, yaitu wawancara dengan ketua jurusan seni tari dan guru yang dapat memberikan informasi

Ibu guru tersebut sudah memikirkan sebelumnya keadaan nanti di kelas, sehingga dia telah menyusun pendekatan pembelajaran yang akan dilakukan dalam proses pembelajaran

Tinggi badan sangat baik untuk melihat keadaan gizi masa lalu terutama yang berkaitan dengan keadaan Berat Badan Lahir Rendah dan kurang gizi pada masa balita.. Tinggi

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka penulis tertarik meneliti tentang pemberian intervensi abdominal massage dapat menstabilkan frekuensi buang air besar ( B.A.B )

secara tegas, demi menjamin kepastian hukum dan keadilan; (2) Hakim harus bisa memilah mana yang benar secara hukum, Ditjen HKI bisa memberikan sertifikat paten sederhana

Dari hasil jawaban 30% responden, menyatakan bahwa penafsiran khalayak terhadap penampilan host ”Cinta Juga Kuya”, bintang tamu yang hadir dalam program

Kendali PID menghasilkan overshoot dan settling time yang cukup lama, sedangkan Kendali Logika Samar tidak mudah untuk diterapkan ke dalam perangkat keras serta sulit untuk

Menurut Sugiyono (2009) Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok.. orang tentang fenomena sosial. Dengan metode ini, variabel