• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PELAKSANAAN RUJUKAN RAWAT JALAN TINGKAT PERTAMA PESERTA PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) DI PUSKESMAS SENTOSA BARU MEDAN TAHUN 2019

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS PELAKSANAAN RUJUKAN RAWAT JALAN TINGKAT PERTAMA PESERTA PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) DI PUSKESMAS SENTOSA BARU MEDAN TAHUN 2019"

Copied!
120
0
0

Teks penuh

(1)ANALISIS PELAKSANAAN RUJUKAN RAWAT JALAN TINGKAT PERTAMA PESERTA PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) DI PUSKESMAS SENTOSA BARU MEDAN TAHUN 2019. SKRIPSI. Oleh. EKO PRAYOGO NIM. 141000308. PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2019. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(2) ANALISIS PELAKSANAAN RUJUKAN RAWAT JALAN TINGKAT PERTAMA PESERTA PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) DI PUSKESMAS SENTOSA BARU MEDAN TAHUN 2019. SKRIPSI. Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Oleh EKO PRAYOGO NIM. 141000308. PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2019. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(3) i UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(4) Telah diuji dan dipertahankan Pada tanggal: 19 Juli 2019. TIM PENGUJI SKRIPSI. Ketua. : Dr. Juanita, S.E., M.Kes.. Anggota. : 1. Dr. Drs. Zulfendri, M.Kes. 2. Putri Citra Cinta Asyura Nasution, S.K.M., M.P.H.. ii UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(5) Pernyataan Keaslian Skripsi Saya menyatakan dengan ini bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Pelaksanaan Rujukan Rawat Jalan Tingkat Pertama Peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Puskesmas Sentosa Baru Medan Tahun 2019” beserta seluruh isinya adalah benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.. Medan,. Agustus 2019. Eko Prayogo. iii UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(6) Abstrak. JKN merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang diselenggarakan dengan menggunakan mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib (mandatory) dengan tujuan memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak menuju terwujudnya masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil dan makmur. Puskesmas Sentosa Baru memiliki rasio rujukan yang tinggi sekitar 36% dimana pada empat tahun terakhir cenderung mengalami peningkatan. Tujuan penelitian adalah melihat bagaimana pelaksanaan Rujukan Rawat Jalan Tingkat Pertama Peserta Program JKN di Puskesmas Sentosa Baru Medan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode kualitatif. Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Januari dengan melakukan wawancara mendalam dan observasi. Informan penelitian berjumlah 10 orang yang dipilih dengan teknik purposive. Hasil penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan pelayanan rujukan rawat jalan Puskesmas Sentosa Baru untuk jumlah SDM sudah sesuai dengan standar Puskesmas. Fasilitas alat kesehatan dan sarana prasarana belum mencukupi dan tidak memenuhi standar alat kesehatan tentang puskesmas bagian persyaratan peralatan puskesmas di ruang pemeriksaan umum. Ketersediaan obat yang tersedia masih belum mencukupi dan tidak memenuhi standart formularium nasional di fasilitas kesehatan tingkat pertama. Pemeriksaan alur rujukan di Puskesmas Sentosa Baru dilaksanakan secara berjenjang dan sudah sesuai dengan alur serta telah mengikuti petunjuk teknis dari BPJS. Berdasarkan hasil penelitian, diharapkan Puskesmas Sentosa Baru agar mengusulkan dan mengupayakan kepada Dinas Kesehatan kota Medan untuk dapat melengkapi fasilitas peralatan medis, membuat manajemen perencanaan obat yang lebih baik agar ketersediaan obat dapat dipenuhi, memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang sistem rujukan agar pasien dapat mengerti prosedur rujukan yang ada, serta diharapkan pihak Dinas Kesehatan Kota Medan untuk mengupayakan melengkapi fasilitas sarana kesehatan dan ketersediaan jumlah obat di Puskesmas Sentosa Baru. Kata kunci: Puskesmas, sistem rujukan, JKN. iv UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(7) Abstract. JKN is part of the National Social Security System (SJSN) which is implemented using a mandatory social health insurance mechanism with the aim of fulfilling the basic needs of adequate public health towards the realization of a prosperous, just and prosperous Indonesian society. Sentosa Baru Public Health Center has a high referral ratio of around 36% where in the last four years it has tended to increase. The purpose of the study was to see how the implementation of the First Level Outpatient Referral of JKN Program Participants at the Sentosa Baru Health Center Medan. This research is a descriptive study with qualitative methods. Data collection was carried out in January by conducting in-depth interviews and observations. Research informants numbered 10 people selected by purposive technique. The results showed that the implementation of outpatient referral services at Sentosa Baru Health Center for the number of human resources was in accordance with Puskesmas standards. Health equipment facilities and infrastructure facilities are inadequate and do not meet the standards of medical devices about the puskesmas as part of the puskesmas equipment requirements in the public inspection room. The availability of available drugs is still inadequate and does not meet national formulary standards in first-level health facilities. Examination of the referral flow at the Sentosa Baru Health Center is carried out in stages and is in accordance with the flow and has followed the technical instructions from BPJS. Based on the results of the study, it is expected that the Sentosa Baru Health Center to propose and strive to Medan City Health Office to be able to complete medical equipment facilities, make better drug planning management so that the availability of drugs can be fulfilled, provide socialization to the public about the referral system so patients can understand the referral procedure available, and it is expected that the Medan City Health Office will endeavor to complete health facilities and the availability of medicines at the Sentosa Baru Health Center. Keywords: Puskesmas, referral system, JKN. v UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(8) Kata Pengantar. Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala berkah yang telah diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Pelaksanaan Rujukan Rawat Jalan Tingkat Pertama Peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Puskesmas Sentosa Baru Medan Tahun 2019”. Skripsi ini adalah salah satu syarat yang ditetapkan untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Selama proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak baik moril maupun materil. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada: 1.. Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum. selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.. 2.. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si. selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.. 3.. Dr. Drs. Zulfendri, M.Kes. selaku ketua Dapertemen Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Universitas Sumatera Utara dan selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan bimbingan, saran, dukungan, nasehat, dan arahan untuk kesempurnaan penulisan skripsi ini.. 4.. Dr. Juanita S.E., M.Kes. selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, saran, dukungan, nasehat serta pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.. vi UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(9) 5.. Putri Citra Cinta Asyura Nasution, S.K.M., M.P.H. selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan bimbingan, masukan dan saran-saran kepada penulis dalam perbaikan skripsi ini.. 6.. Dr. Lita Sri Andayani, S.K.M., M.Kes. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah banyak memberikan saran kepada penulis selama kuliah di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.. 7.. Seluruh Dosen dan Staf di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, terutama Dapertemen Administasi Kebijakan kesehatan yang telah banyak memberikan bantuan selama penulisan mengikuti pendidikan.. 8.. Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan dan seluruh Staf yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.. 9.. Kepala Puskesmas dr. Jusup Paska Ginting, kepala tata usaha dan seluruh petugas kesehatan Puskesmas Sentosa Baru yang telah memberikan izin dan menjadi informan dalam membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.. 10. Teristimewa untuk kedua orang tua saya tercinta Sugianto dan Sri Irawati yang senantiasa memberikan motivasi, doa, kasih sayang dan dukungan baik moril maupun materi yang tidak terhingga dan tidak akan pernah bisa terganti kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Juga kepada adik saya tercinta Dwi Gita Ramadhani yang telah memberikan dukungan dan semangat dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari semua pihak dalam rangka penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis. vii UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(10) berharap skripsi ini dapat memberikan kontribusi yang positif dan bermanfaat bagi pembaca.. Medan,. Agustus 2019. Eko Prayogo. viii UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(11) Daftar Isi. Halaman Halaman Persetujuan Halaman Penetapan Tim Penguji Halaman Pernyataan Keaslian Skripsi Abstrak Abstract Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Lampiran Daftar Istilah Riwayat Hidup. i ii iii iv v vi ix xi xii xiii xiv xv. Pendahuluan Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Tujuan umum Tujuan khusus Manfaat Penelitian. 1 1 5 6 6 6 6. Tinjauan Pustaka Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Pengertian puskesmas Fungsi puskesmas Pelayanan puskesmas Ketersediaan tenaga kesehatan Ketersediaan sarana dan fasilitas kesehatan Ketersedian obat-obatan Sistem Rujukan Pengertian sistem rujukan Faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya kasus rujukan Jenis rujukan Syarat-syarat pemberian rujukan Tata cara pelaksanaan sistem rujukan berjenjang Jaminan Kesehatan Nasional Pengertian jaminan kesehatan nasional Manfaat jaminan kesehatan nasional Pelayanan jaminan kesehatan nasional Kerangka Berpikir. 8 8 8 8 9 10 11 12 12 12 13 14 14 15 16 16 17 18 19. ix UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(12) Metode Penelitian Jenis Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Subjek Pemilihan Definisi Konsep Metode Pengumpulan Data Metode Analisis Data. 20 20 20 20 21 22 22. Hasil Penelitian dan Pembahasan Gambaran Umum Lokasi Penelitian Gambaran umum Puskesmas Sentosa Baru Wilayah kerja Puskesmas Sentosa Baru Distribusi jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Sentosa Baru Sarana kesehatan Fasilitas kesehatan Sumber daya manusia Alur Pelayanan di Puskesmas Sentosa Baru Pelaksanaan Rujukan Pasien Peserta JKN Ketersediaan sumber daya manusia terhadap pelaksanaan rujukan rawat jalan tingkat pertama peserta program jaminan kesehatan nasional (JKN) Ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan terhadap pelaksanaan rujukan rawat jalan tingkat pertama peserta program jaminan kesehatan nasional (JKN) Ketersediaan obat terhadap pelaksanaan rujukan rawat jalan tingkat pertama peserta program jaminan kesehatan nasional (JKN) Pelaksanaan rujukan terhadap pelaksanaan rujukan rawat jalan tingkat pertama peserta program jaminan kesehatan nasional (JKN) Angka rujukan rawat jalan tingkat pertama peserta program JKN. 24 24 24 24. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Saran. 56 56 56. Daftar Pustaka Lampiran. 58 62. 25 26 26 27 28 29. 30. 37 43 49 53. x UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(13) Daftar Tabel. No. Judul. Halaman. 1. Informan Peneliti. 21. 2. Distribusi Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Sentosa Baru. 25. Distribusi Sarana Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Sentosa Baru. 26. Distribusi Fasilitas Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Sentosa Baru. 27. 5. Jumlah Sumber Daya di Puskesmas Sentosa Baru. 27. 6. Jumlah Karakteristik Informan di Puskesmas Sentosa Baru. 28. 7. Kebutuhan Jumlah Standar Ketenagaan Puskesmas pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Wilayah Pedesaan Rawat Inap. 35. 3. 4. xi UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(14) Daftar Gambar. No. Judul. Halaman. 1. Alur pelayanan rawat jalan FKTP. 10. 2. Alur pelayanan kesehatan. 13. 3. Sistem rujukan berjenjang. 16. 4. Kerangka berpikir penelitian. 19. 5. Alur pelayanan di Puskesmas Sentosa Baru. 28. xii UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(15) Daftar Lampiran. Lampiran. Judul. Halaman. 1. Pedoman Wawancara. 62. 2. Hasil Wawancara Mendalam (Indeph Interview). 78. 3. Dokumentasi Penelitian. 96. 4. Surat Permohonan Izin Penelian dari Fakultas. 101. 5. Surat Izin Penelitian dari Dinas Kota Medan. 102. 6. Surat Selesai Penelitian dari Puskesmas. 103. xiii UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(16) Daftar Istilah. BCG BLUD BPJS FKTL FKTP JKN KBKP LPLPO PPK PPOK RPJMD SJSN SLE UKM UKP UPTD. Baccile Calmett Guerin Badan Layanan Umum Daerah Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Jaminan Kesehatan Nasional Kapitasi Berbasis komitmen Pelayanan Lembar Permintaan dan Lembar Pemakaian Obat Penyediaan Pelayanan Kesehatan Penyakit Paru Obstruktif Kronis Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Daerah Sistem Jaminan Sosial Nasional Sindroma Lupus Eritematosus Upaya Kesehatan Masyarakat Upaya Kesehatan Perorangan Unit Pelaksana Teknis Daerah. xiv UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(17) Riwayat Hidup. Penulis bernama Eko Prayogo dilahirkan pada tanggal 20 Mei 1996 di Medan. Beragama Islam, anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Sugianto dan Ibu Sri Irawati. Alamat penulis jln. Tuamang gg. Mulyo No: 27. Pendidikan formal dimulai di TK Al-Qur’an Nurul Muslimin Medan Tahun 2001-2002. Pendidikan sekolah dasar Swasta Pahlawan Nasional Medan Tahun 2002 – 2008, sekolah menengah pertama di SMP Negeri 27 Medan Tahun 2008-2011, dan sekolah menengah atas di SMA Negeri 29 Jakarta Swasta Prayatna Medan Tahun 2011-2014. Selanjutnya, penulis melanjutkan pendidikan di Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.. Medan,. Agustus 2019. Eko Prayogo. xv UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(18) Pendahuluan. Latar Belakang Berdasarkan sisi regulasi dan pembiayaan khususnya di era Jaminan Kesehatan Nasional, pemerintah sudah menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) No 32 Tahun 2014 tentang pengelolaan dan pemanfaatan dana kapitasi jaminan kesehatan nasional pada fasilitas kesehatan tingkat pertama milik pemerintah daerah. BPJS Kesehatan melakukan pembayaran dana kapitasi kepada FKTP milik Pemerintah Daerah, didasarkan pada jumlah yang terdaftar di FKTP sesuai data dari BPJS Kesehatan. Dana Kapitasi sebagiaman dimaksud dibayarkan langsung oleh BPJS Kesehatan kepada Bendaharawan Dana Kapitasi JKN kepada FKTP. Perpres ini diperuntuhan bagi FKTP milik pemda yang belum menerapkan Pola Pengolahan Keunagan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). (BPJS Kesehatan Tahun 2014). Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 99 Tahun 2015 tentang sistem rujukan pelayanan kesehatan diatur rujukan pelayanan perorangan, dilaksanakan secara berjenjang sesuai dengan kebutuhan medis. Pada pelayanan kesehatan tingkat pertama, peserta dapat berobat ke fasilitas kesehatan primer seperti Puskesmas, Klinik atau Dokter Keluarga yang tercantum pada kartu Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Jika peserta memerlukan pelayanan lanjutan oleh dokter spesialis, maka peserta dapat dirujuk ke fasilitas kesehatan tingkat kedua atau sekunder. Rujukan hanya diberikan jika pasien membutuhkan pelayanan kesehatan spesialistik sesuai dengan diagnosa dokter dan/atau tidak dapat diberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan. 1 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(19) 2. peserta karena keterbatasan fasilitas, pelayanan, dan ketenagaan serta ketika terjadinya kondisi kegawatdaruratan. Berdasarkan Buku Pegangan Sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dalam meningkatkan pelayanan kesehatan pemerintah bertanggung jawab atas pelaksanaan jaminan kesehatan masyarakat melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) bagi kesehatan perorangan. Pemerintah memberikan jaminan untuk masyarakat miskin dan tidak mampu melalui skema Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Namun demikian, skema-skema tersebut masih terfragmentasi atau terbagi-bagi. Tahun 2004 telah dikeluarkan Undang-Undang no. 40 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang menyatakan bahwa jaminan sosial wajib bagi seluruh penduduk termasuk Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). JKN dikelola melalui suatu badan pemerintah yang disebut Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang dilindungi oleh undang-undang nomor 24 tahun 2011 tentang BPJS. Program JKN diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan yang implementasinya dimulai sejak 1 Januari 2014. Salah satu Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan adalah Puskesmas. BPJS Kesehatan memilih Puskesmas menjadi bagian pelaksana Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) karena Puskesmas adalah pusat pelayanan kesehatan yang paling dekat dengan masyarakat. Menurut Permenkes Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standart Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota, Puskesmas merupakan pelayanan dasar yang merupakan urusan pemerintah wajib yang berhak diperoleh. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(20) 3. setiap warga Negara secara. Cakupan pelayanan yang diterima peserta BPJS Kesehatan di FKTP atau Puskesmas yaitu rawat jalan tingkat pertama, pelayanan gigi, rawat inap tingkat pertama dan pelayanan darah sesuai indikasi medis. Setiap peserta harus terdaftar pada satu Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yaitu Puskesmas, dokter keluarga dan klinik yang telah bekerja sama dengan BPJS untuk memperoleh pelayanan medis. Apabila FKTP tidak mampu melayani, peserta dapat langsung dirujuk ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan (FKTL). Apabila pasien mengalami kondisi gawat darurat, pasien dapat langsung ke Puskesmas yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. Berdasarkan laporan Profil Indonesia 2017, angka rujukan di Indonesia sebesar 15,1 juta, dari total kunjungan ke fasilitas kesehatan tingkat pertama sekitar 120,9 juta kunjungan. Berdasarkan situs resmi BPJS menyebutkan jumlah peserta JKN di Indonesia. sampai tanggal 1 Maret 2018 sudah mencapai. 193.535.881 jiwa mencapai 75,1 % dari total jumlah penduduk Indonesia (Kemenkes, 2017). Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi yang ada di Indonesia yang berada pada bagian Barat tepatnya di Pulau Sumatera. Provinsi Sumatera Utara berada di posisi ke-20 (dua puluh) dengan jumlah kepesertaan JKN terbanyak dengan persentase penduduk yang telah menjadi peserta JKN sampai dengan Desember 2016 sekitar 62,36 % dengan jumlah peserta 8.794.709 jiwa. (Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, 2017). Berdasarkan Profil Dinas Kesehatan Kota Medan Tahun 2017, Kota Medan terdiri atas 21 (dua puluh satu) kecamatan dan. memiliki puskesmas. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(21) 4. sebanyak 39 (tiga puluh sembilan) unit. Kecamatan Medan Perjuangan merupakan salah satu dari 21 kecamatan yang terdapat dikota Medan, Kecamatan Medan Perjuangan memiliki 1 (satu) FKTP pemerintah / puskesmas yaitu Puskesmas Sentosa Baru. Berdasarkan laporan yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Medan Tahun 2017, Puskesmas Sentosa Baru memiliki rasio rujukan yang tinggi sekitar 35 %, setelah Puskesmas Terjun dengan rasio rujukan sekitar 36 %. Kondisi ini menunjukkan bahwa rujukan rawat jalan tingkat pertama di Puskesmas Sentosa Baru masih cukup tinggi dikarenakan melebihi 15 %, di puskesmas idealnya tidak dari 15 % total kunjungan pasien BPJS setiap bulannya, sesuai dengan standart yang ditetapkan BPJS Kesehatan. Berdasarkan data yang diperoleh dari Profil Puskesmas, Puskesmas Sentosa baru pada empat tahun terakhir cenderung mengalami peningkatan, dimana pada Tahun 2015 jumlah kunjungan sekitar 36.106 orang dengan total 11.527 rujukan (31%) atau sekitar 961 orang rujukan perbulan. Pada tahun 2016 jumlah kunjungan adalah 43.589 orang dengan jumlah pasien yang dirujuk 14.282 rujukan (32%) atau sekitar 1.190 orang rujukan perbulan. Pada Tahun 2017 jumlah kunjungan sebanyak 42.713 orang dengan jumlah pasien yang dirujuk sebesar 15.346 rujukan (35%) atau sekitar 1.279 orang rujukan perbulan. Pada Tahun 2018 jumlah kunjungan adalah 40.965 orang dengan jumlah pasien yang dirujuk sebesar 14.956 rujukan (36%) atau sekitar 1.246 orang rujukan perbulan. Angka rujukan yang terdapat di Puskesmas Sentosa Baru tergolong tinggi di Era JKN.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(22) 5. Menurut BPJS Kesehatan idealnya angka rujukan adalah tidak lebih dari 15% dari kunjungan, dan kini kondisinya di atas 15%. Tingginya angka rujukan akan berdampak pada meningkatnya kunjungan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjut yang akan menelan biaya yang lebih besar dan membebani pembiayaan oleh BPJS Kesehatan (BPJS Kesehatan Tahun 2014). Menurut. penelitian. Batubara. (2016). ada. pengaruh. pengetahuan. ketersediaan sarana dan prasarana dan informasi terhadap besarnya angka rujukan pasien BPJS di Puskesmas Glugur Darat Kecamatan Medan Timur dan penilaian responden terhadap variabel tersebut mengakibatkan masyarakat memanfaatkan rujukan. Tidak ada pengaruh pendidikan dan sikap petugas terhadap besarnya angka rujukan pasien BPJS di puskesmas tersebut. Selanjutnya menurut hasil penelitian Saswita (2015) bahwa sumber daya manusia dalam pelayanan kesehatan masih kurang secara kualitas dan kuantitas khususnya kualitas administratif, sarana dan prasarana belum lengkap, keuangan sudah ada, kebijakan sudah jelas, komitmen setiap stakeholder sudah jelas dan masyarakat Sawit Seberang masih belum puas dengan pelayanan kesehatan di Puskesmas Sawit Seberang. Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk membahasnya dalam penelitian dengan judul: Analisis Pelaksanaan Rujukan Rawat Jalan Tingkat Pertama Peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Puskesmas Sentosa Baru Medan Tahun 2019. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(23) 6. masalah pada penelitian ini adalah Analisis Pelaksanaan Rujukan Rawat Jalan Tingkat Pertama Peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Puskesmas Sentosa Baru Medan Tahun 2019. Tujuan Penelitian Tujuan umum. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana Pelaksanaan Rujukan Rawat Jalan Tingkat Pertama Peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Puskesmas Sentosa Baru Medan Tahun 2019 Tujuan khusus. Adapun tujuan khusus sebagai berikut: 1. Menganalisis ketersediaan sumber daya manusia serta pemahaman dalam pemberian rujukan di Puskesmas Sentosa Baru. 2. Menganalisis ketersediaan sarana puskesmas ( fasilitas alat) sesuai dengan Kompendium Alat Kesehatan pada Puskesmas Sentosa Baru. 3. Menganalisis ketersediaan obat pada Puskesmas Sentosa Baru sesuai dengan Formularium Nasional. 4. Menganalisis alur pelaksanaan rujukan di Puskesmas Sentosa Baru. Manfaat Penelitian Manfaat dalam penelitian adalah: 1. Bagi Puskesmas Sentosa Baru adalah sebagai wawasan untuk pengambilan keputusan bagi pelaksanaan rujukan ke Rumah Sakit sesuai dengan sistem jenjang rujukan. 2. Bagi penelitian ini bagi peneliti dapat memberikan pengalaman praktik kepada peneliti tentang bagaimana tahapan-tahapan proses penelitian dan. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(24) 7. meningkatkan pemahaman peneliti tentang pelaksanaan rujukan di puskesmas.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(25) Tinjauan Pustaka. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Pengertian puskesmas. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah fasilitas. pelayanan. kesehatan. yang. menyelenggarakan. upaya. kesehatan. masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (Permenkes Nomor 75 Tahun 2014). Menurut Permenkes RI No. 44 Tahun 2016, Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) dinas kesehatan kabupaten/kota, sehingga dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, akan mengacu pada kebijakan pembangunan kesehatan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota bersangkutan, yang tercantum dalam Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Lima Tahunan dinas kesehatan kabupaten/kota. Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang: (a) memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat; (b) mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu; (c) hidup dalam lingkungan sehat; dan (d) memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Fungsi puskesmas. Menurut Permenkes No. 75 Tahun 2014 tentang puskesmas, dalam menjalankan tugasnya yaitu melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka. 8 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(26) 9. mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Adapun fungsi puskesmas, yaitu: Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat pertama di wilayah kerjanya. Pelayanan puskesmas. Pelayanan Puskesmas dibagi menjadi dua, yaitu Puskesmas rawat jalan dan Puskesmas rawat inap (Permenkes No. 75 Tahun 2014) a.. Pelayanan rawat jalan Rawat jalan merupakan salah satu unit kerja di puskesmas yang melayani. pasien yang berobat jalan dan tidak lebih dari 24 jam pelayanan, termasuk seluruh prosedur diagnostik dan terapeutik. Pada waktu yang akan datang, rawat jalan merupakan bagian terbesar dari pelayanan kesehatan di Puskesmas. b.. Pelayanan rawat inap Puskesmas rawat inap adalah puskesmas yang diberi tambahan ruangan. dan fasilitas untuk menolong pasien gawat darurat, baik berupa tindakan operatif terbatas maupun asuhan keperawatan sementara dengan kapasitas kurang dari 10 tempat tidur. Rawat inap itu sendiri berfungsi sebagai rujukan antara yang melayani pasien sebelum di rujuk ke institusi rujukan yang lebih mampu, atau dipulangkan kembali ke rumah. Kemudian mendapat asuhan perawatan tindak lanjut oleh petugas perawat kesehatan masyarakat dari puskesmas yang bersangkutan di rumah pasien.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(27) 10. Gambar 1. Alur pelayanan rawat jalan FKTP (Buku panduan praktis pelayanan BPJS kesehatan, 2014). Ketersediaan tenaga kesehatan. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 yang dimaksud Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Sumber daya manusia menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 75 Tahun 2014 terdiri tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan. Jenis dan jumlah tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan dihitung berdasarkan analisis beban kerja, dengan mempertimbangkan jumlah pelayanan yang diselenggarakan, jumlah penduduk dan persebarannya, karakteristik wilayah kerja, luas wilayah kerja, ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama lainnya di wilayah kerja, dan pembagian waktu kerja.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(28) 11. Ketersediaan sarana dan fasilitas kesehatan. Sarana dan fasilitas kesehatan yang memenuhi standar, sarana, prasarana, dan peralatan kesehatan adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang memiliki bangunan/gedung, prasarana dan jenis peralatan kesehatan sesuai dengan kelas fasilitas pelayanan kesehatan. Peralatan kesehatan di puskesmas harus sesuai dengan Permenkes No.118 Tahun 2014 Tentang Kompedium Alat Kesehatan, serta memenuhi persyaratan: (a) standart mutu, keamanan, keselamatan; (b) memiliki izin edar sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; dan (c) diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh institusi penguji dan pengkalibrasi yang berwenang. Kelengkapan sarana maupun prasarana di puskesmas adalah salah satu alasan mengapa masyarakat ingin berobat ke puskesmas. Puskesmas harus memiliki prasarana yang berfungsi paling sedikit terdiri atas: (a) Sistem Penghawaan (ventilasi); (b) Sistem Pencahayaan; (c) Sistem Sanitasi; (d) Sistem Kelistrikan; (e) Sistem Komunikasi; (f) Sistem Gas Medik; (g) Sistem Proteksi Petir; (h) Sistem Proteksi Kebakaran; (i) Sistem Pengendalian Kebisingan; (j) Sistem Trasportasi Vertikal untuk bangunan lebih dari 1(satu) lantai; (k) Kendaraan Puskesmas Keliling; (l) Kendaraan Ambulans. Sarana puskesmas sebagai berikut: 1.. Sarana Kesehatan yakni: Kulkas, Imunisasi KIT, Meja Ginekologi, Lemari, Kursi, White board.. 2.. Sarana Pendukung terdiri dari: POLIKLINIK SET, KIA KIT, PHN KIT, Imunisasi KIT, Dental KIT, Laboratorium sederhana, Gynekologi bed, Timbangan dewasa, Timbangan bayi, Puskesmas keliling (Lampiran. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(29) 12. Permenkes No. 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas). Ketersedian obat-obatan. Berdasarkan Permenkes No. 28 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional, pengadaan obat-obatan terutama untuk obat peserta JKN tidak terpisah dengan obatobatanlain. Berdasarkan petunjuk teknis JKN ketersediaan obat di puskesmas harus selalu tersedia, karena dana kapitasi yang di bayarkan ke puskesmas 20% di dalamnya sudah termasuk biaya pembelian obat-obatan sehingga pasien atau peserta program JKN tidak bisa dibebankan lagi untuk membeli obat. Pelayanan obat untuk peserta JKN di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama dilakukan oleh apoteker. Pelayanan obat untuk peserta JKN pada fasilitas kesehatan mengacu pada daftar obat sesuai dengan standart Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 159/Menkes/Sk/V/2014 Tentang Formularium Nasional dan harga obat yang tercantum dalam e-katalog obat. Obat-obatan tersebut diajukan oleh tiap Puskesmas ke Dinas Kesehatan berdasarkan pola konsumsi dimasingmasing Puskesmas. Penggunaan obat diluar dari Formularis nasional di FKTP dapat di gunakan apabila sesuai dengan indikasi medis dan sesuai dengan standart pelayanan kedokteran. Sistem Rujukan Pengertian. Sistem Rujukan adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang mengatur pelimpahan tugas dan tanggung jawab pelayanan kesehatan secara timbal balik baik vertikal maupun horizontal. Sistem rujukan diwajibkan bagi pasien yang merupakan peserta jaminan kesehatan atau asuransi kesehatan sosial. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(30) 13. dan pemberi pelayanan kesehatan. Peserta asuransi kesehatan komersial mengikuti aturan yang berlaku sesuai dengan ketentuan dalam polis asuransi dengan tetap mengikuti pelayanan kesehatan yang berjenjang (Peraturan Permenkes RI No. 001 Tahun 2012).. Gambar 2. Alur pelayanan kesehatan (Buku panduan praktis alur pelayanan BPJS kesehatan, 2014). Faktor-faktor. yang. mempengaruhi. tingginya. kasus. rujukan.. Tingginya kasus rujukan itu mengakibatkan penumpukan pasien di Puskesmas. Pelayanan pun menjadi terganggu karena panjangnya antrian, sementara sumber daya manusia di Puskesmas terbatas. Ada faktor lain yang ikut menyebabkan kasus rujukan tinggi, antara lain sebaran dokter yang belum merata dan kurangnya fasilitas kesehatan di FKTP. Penyebab tinggi lainnya bukan hanya kompetensi dokter, melainkan karena tidak tersedianya obat dan alat kesehatan yang memadai di FKTP, tidak sebandingnya dokter dengan pasien yang dilayani, serta kurangnya jumlah FKTP bagi peserta BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Kesehatan. Dengan demikian apabila semua faktor tersebut bisa diatasi dengan. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(31) 14. cara menyusun buku panduan tata laksana dan alur rujukan kasus, maka dapat meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan semakin luas dan bermutu (Buku Panduan Praktis Sistem Rujukan Berjenjang BPJS Kesehatan Tahun 2014). Jenis rujukan. Pelayanan rujukan dapat dilakukan secara horizontal maupun vertikal. Rujukan horizontal adalah rujukan yang dilakukan antar pelayanan kesehatan dalam satu tingkatan apabila perujuk tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan pasien karena keterbatasan fasilitas, peralatan dan/atau ketenagaan yang sifatnya sementara atau menetap. Syarat-syarat pemberian rujukan. Adapun pelaksanaan rujukan yang ada di Indonesia mempunyai syarat-syarat sebagai berikut: (a) Pelayanan kesehatan dilaksanakan secara berjenjang, sesuai kebutuhan medis dimulai dari pelayanan kesehatan tingkat pertama; (b) Pelayanan kesehatan tingkat kedua hanya dapat diberikan atas rujukan dari pelayanan kesehatan tingkat pertama; (c) Pelayanan kesehatan tingkat ketiga hanya dapat diberikan atas rujukan dari pelayanan kesehatan tingkat kedua atau tingkat pertama; (d) Bidan dan perawat hanya dapat melakukan rujukan ke dokter dan/atau dokter gigi pemberi pelayanan kesehatan tingkat pertama; (e) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ketentuan diatas dikecualikan pada keadaan gawat darurat, bencana, kekhususan permasalahan kesehatan pasien, dan pertimbangan geografi; (f) Sistem rujukan diwajibkan bagi pasien yang merupakan peserta jaminan kesehatan atau asuransi kesehatan sosial dan pemberi pelayanan kesehatan; (g) Peserta asuransi kesehatan komersial mengikuti aturan yang berlaku sesuai dengan ketentuan dalam polis. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(32) 15. asuransi dengan tetap mengikuti pelayanan kesehatan yang berjenjang; (h) Setiap orang yang bukan peserta jaminan kesehatan atau asuransi kesehatan sosial, dapat mengikuti sistem rujukan; (i) Persetujuan diberikan setelah pasien dan/atau keluarganya mendapatkan penjelasan dari tenaga kesehatan yang berwenang; (j) Penjelasan tersebut sekurang-kurangnya meliputi: Diagnosis dan terapi dan/atau tindakan medis yang diperlukan; alasan dan tujuan dilakukan rujukan; risiko yang timbul apabila rujukan tidak dilakukan; transportasi rujukan; dan risiko atau penyulit yang dapat timbul selama dalam perjalanan. (Permenkes No. 001 Tahun 2012). Tata cara pelaksanaan sistem rujukan berjenjang. Menurut Panduan Praktis Sistem Rujukan Berjenjang BPJS Kesehatan, tata cara pelaksanaan sistem rujukan berjenjang yaitu: 1.. Sistem rujukan pelayanan kesehatan dilaksanakan secara berjenjang sesuai kebutuhan medis, yaitu:. 2.. Pelayanan kesehatan di faskes primer yang dapat dirujuk langsung ke faskes tersier hanya untuk kasus yang sudah ditegakkan diagnosis dan rencana terapinya, merupakan pelayanan berulang dan hanya tersedia di faskes tersier.. 3.. Ketentuan pelayanan rujukan berjenjang dapat dikecualikan dalam kondisi: a.. Terjadinya. keadaan. gawat. darurat;. kondisi. kegawatdaruratan. mengikuti ketentuan yang berlaku. b.. Bencana; kriteria bencana ditetapkan oleh Pemerintah Pusat dan atau. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(33) 16. Pemerintah Daerah. c.. Kekhususan permasalahan kesehatan pasien; untuk kasus yang sudah ditegakkan rencana terapinya dan terapi tersebut hanya dapat dilakukan di fasilitas kesehatan lanjutan.. d.. Pertimbangan geografi; dan. e.. Pertimbangan ketersediaan fasilitas.. 4.. Pelayanan oleh bidan dan perawat. 5.. Rujukan Parsial. Gambar 3. Sistem rujukan berjenjang (buku panduan praktis sistem rujukan berjenjang BPJS kesehatan, 2014). Jaminan Kesehatan Nasional Pengertian jaminan kesehatan nasional. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) adalah perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(34) 17. iurannya dibayar oleh pemerintah (Permenkes RI No. 28 Tahun 2014). Program. JKN adalah suatu program Pemerintah dan masyarakat atau. rakyat dengan tujuan memberikan kepastian jaminan kesehatan yang menyeluruh bagi setiap rakyat Indonesia agar penduduk Indonesia dapat hidup sehat, produktif, dan sejahtera (UU No. 40 Tahun 2004). Manfaat jaminan kesehatan nasional. Manfaat Jaminan Kesehatan Nasional terdiri atas 2 (dua) jenis, yaitu manfaat medis berupa pelayanan kesehatan dan manfaat non medis meliputi akomodasi dan ambulans. Ambulans hanya diberikan untuk pasien rujukan dari Fasilitas Kesehatan dengan kondisi tertentu yang ditetapkan oleh BPJS Kesehatan. Manfaat Jaminan Kesehatan Nasional mencakup pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif termasuk pelayanan obat dan bahan medis habis pakai sesuai dengan kebutuhan medis (Permenkes RI No. 28 Tahun 2014). Manfaat pelayanan promotif dan preventif meliputi pemberian pelayanan: a. Penyuluhan kesehatan prorangan, meliputi paling sedikit penyuluhan mengenai pengelolaan faktor risiko penyakit dan perilaku hidup bersih dan sehat. b. Imunisasi dasar, meliputi Baccile Calmett Guerin (BCG), Difteri Pertusis Tetanus dan Hepatitis B (DPTHB), Polio, dan Campak. c. Keluarga berencana, meliputi konseling, kontrasepsi dasar, vasektomi, dan tubektomi bekerja sama dengan lembaga yang membidangi keluarga berencana. Vaksin untuk imunisasi dasar dan alat kontrasepsi dasar disediakan oleh Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(35) 18. d. Skrining kesehatan, diberikan secara selektif yang ditunjukan untuk mendeteksi risiko penyakit dan mencegah dampak lanjutan dari risiko penyakit tertentu (Permenkes RI No. 28 Tahun 2014). Pelayanan jaminan kesehatan nasional. Penjelasan tentang jenis pelayanan yang terdapat dalam Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan prosedur pelayanan tersebut. 1.. Jenis Pelayanan Ada 2 (dua) jenis pelayanan yang akan diperoleh oleh peserta JKN, yaitu:. berupa pelayanan kesehatan (manfaat medis) serta akomodasi dan ambulans (manfaat non medis). Ambulans hanya diberikan untuk pasien rujukan dari fasilitas kesehatan dengan kondisi tertentu yang ditetapkan oleh BPJS Kesehatan. 2.. Prosedur Pelayanan Peserta yang memerlukan pelayanan kesehatan pertama-tama harus. memperoleh pelayanan kesehatan pada fasilitas kesehatan tingkat pertama. Bila peserta memerlukan pelayanan kesehatan tingkat lanjutan, maka hal ini harus dilakukan melalui rujukan oleh fasilitas kesehatan tingkat pertama, kecuali dalam keadaan kegawatdaruratan medis. 3.. Kompensasi Pelayanan Bila di suatu daerah belum tersedia Fasilitas Kesehatan yang memenuhi. syarat guna kebutuhan medis sejumlah peserta, BPJS Kesehatan wajib memberikan kompensasi, yang dapat berupa: penggantian uang tunai, pengiriman tenaga kesehatan atau penyediaan Fasilitas Kesehatan tertentu. Penggantian uang tunai hanya digunakan untuk biaya pelayanan kesehatan dan tranportasi.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(36) 19. 4.. Penyelenggara Pelayanan Kesehatan Penyelenggara Pelayanan Kesehatan meliputi semua Fasilitas Kesehatan. yang menjamin kerjasama dengan BPJS Kesehatan baik fasilitas kesehatan milik Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan swasta memenuhi persyaratan melalui proses kredensialing dan rekredensialing (Permenkes RI Nomor 28 Tahun 2014). Kerangka Berpikir. 1. 2. 3.. Input Sumber Daya Manusia (SDM) Sarana Kesehatan Ketersediaan Obat. Proses Pelaksanaan Rujukan. Output Angka Rujukan Rawat Jalan Tingkat Pertama Peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Gambar 4. Kerangka pikir penelitian 1. Input/ Masukan berupa semua sumber daya yang diperlukan yaitu man, money, materials, market, method, machine. Dalam penelitian ini input yang digunakan yaitu ketersediaan tenaga kesehatan (man), ketersediaan obat-obatan (materials) dan fasilitas sarana kesehatan (machine). 2. Proses adalah langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam hal ini adalah proses yang diperlukan seorang pasien dari awal datang sampai mendapatkan surat rujukan. 3. Output/Keluaran adalah hasil dari suatu pekerjaan , yaitu angka rujukan rawat jalan tingkat pertama peserta program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(37) Metode Penelitian. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah bersifat deskriptif dengan menggunakan metode pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui. lebih. dalam. tentang pelaksanaan rujukan pasien peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Puskesmas Sentosa Baru di Kota Medan Tahun 2018. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Sentosa Baru, Kecamatan Medan Perjuangan, Kota Medan. Alasan memilih lokasi ini karena angka rujukan yang tinggi pada pasien peserta JKN di Puskesmas Sentosa Baru. Waktu penelitian. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2019 sampai selesai. Subjek Pemilihan Informan pada penelitian ini menggunakan metode purposive, yaitu teknik yang dilakukan untuk memilih sumber informasi dengan pertimbangan tertentu, yaitu menentukan terlebih dahulu kriteria yang akan dimaksukkan dalam penelitian, dimana informan yang diambil dapat memberikan informasi yang berharga bagi penelitian pelaksanaan rujukan pasien peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Maka dalam penelitian ini informan penelitian berjumlah 10 orang yaitu: Kepala Puskesmas, Dokter Umum Puskesmas, Kepala Sub-Bagian Tata Usaha , Pengelola Obat Puskesmas, Pengelola JKN di Puskesmas, Bidan, Perawat, Pasien Peserta JKN.. 20 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(38) 21. Tabel 1 Informan Peneliti Informan Penelitian Kepala Puskesmas Dokter Umum Puskesmas Kepala Tata Usaha Pengelolaan Obat Puskesmas Pengelolaan JKN Puskesmas Bidan Perawat Pasien Peserta JKN Total. Jumlah 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 3 orang 10 orang. Definisi Konsep Masukan (input). Masukan (Input) adalah subsistem yang memberikan segala masukan dan membawa pengaruh terhadap jalannya fungsi suatu sistem. Input sistem pada pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut: a.. Tenaga Kesehatan (SDM) Orang yang mempunyai tugas pokok dan fungsi dalam melakukan pelayanan kesehatan, seperti: dokter, dokter gigi, perawat,bidan, apoteker, dan lain-lain.. b.. Sarana Kesehatan Segala sesuatu yang dipakai sebagai alat untuk syarat dan upaya dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan yang bersifat preventif, promotif, dan rehabilitatif.. c. Ketersediaan Obat Tersediannya obat-obatan di fasilitas kesehatan untuk mencegah, mengobati dan mendiagnosis penyakit kepada pasien. Proses. Suatu kegiatan yang membuat perkembangan dan mengubah. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(39) 22. masukan menjadi sebuah hasil yang menjadi tujuan dari sebuah sistem. Proses dalam menjalankan rujukan di pelayanan kesehatan sebagai berikut: Alur pelayanan medis di Puskesmas Sentosa Baru adalah pasien datang mengambil nomor antrian di loket 1 dan loket 2 – ruangan pemeriksaan – ruang farmasi- pasien pulang. Keluaran (output). Hasil yang diperoleh dari masukan dan proses yang telah dilaksanakan dalam pelayanan kesehatan di Puskesmas Sentosa Baru. Metode Pengumpulan Data Untuk mendapatkan kelengkapan informasi yang sesuai dengan fokus penelitian maka yang dijadikan teknik pengumpulan data adalah seabagi berikut: 1.. Teknik wawancara mendalam (Indepth Interview) Wawancara mendalam adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan. penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan yang menggunakan pedoman wawancara atau dengan pertanyaan terbuka yang telah dipersiapkan. 2.. Observasi (Pengamatan) Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja, sistematis,. mengenai fenomena sosial dengan gejala-gejala psikis untuk kemudian dilakukan pencatatan. Metode Analisis Data Analisis data kualitatif terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi bersamaan yaitu:. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(40) 23. 1.. Reduksi data. Reduksi data merupakan bentuk analisis data yang merangkum, memilih. hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, serta dicari tema dan polanya. Maka data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan. 2.. Penyajian data Setelah dari reduksi, maka langkah selanjutnya adalah penyajian data.. Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, tabel, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Penyajian data dalam penelitian kualitatif sering menggunakan teks yang bersifat naratif. 3.. Penarikan kesimpulan dan verifikasi Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan. dan verifikasi. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih gelap, sehingga setelah diteliti menjadi jelas, sehingga dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori (Sugiyono, 2012).. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(41) Hasil Penelitian dan Pembahasan. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Gambaran umum Puskesmas Sentosa Baru. Puskesmas Sentosa Baru merupakan puskesmas yang berada di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Medan. Puskesmas Sentosa Baru terletak di Jalan Sentosa Baru no. 22 Kelurahan Sei Kera Hilir I Kecamatan Medan Perjuangan. Batas wilayah kerja Puskesmas Sentosa Baru adalah: 1. Sebelah Utara berbatasan dengan wilayah Kecamatan Medan Tembung dan Kecamatan Medan Timur, 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan wilayah Kecamatan Medan Tembung, 3. Sebelah Barat berbatasan dengan wilayah Kecamatan Medan Area dan Kecamatan Medan Kota, 4. Sebelah Timur berbatasan dengan wilayah Kecamatan Medan Timur. Luas Wilayah kerja Puskesmas Sentosa Baru mempunyai wilayah kerja seluas 4.36 Ha, me liputi Kelurahan dan 127 lingkungan dengan jumlah penduduk sebesar 98.203 Jiwa, dengan jumlah KK 27.273. Wilayah Kerja Puskesmas Sentosa Baru. Batas. wilayah. kerja. Puskesmas Sentosa Baru yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kota Medan berdasarkan demografis, geografis, sarana transportasi, sumber daya, masalah kesehatan, dan lain-lain. Puskesmas Sentosa Baru memiliki 9 Kelurahan yakni: Kelurahan Sei Kera Hilir I, Kelurahan Sei Kera Hilir II, Kelurahan Sei Kera Hulu, Kelurahan Pahlawan, Kelurahan Sidorame Barat I, Kelurahan Sidorame Barat II, Kelurahan Pandau Hilir, Kelurahan Sidorame Timur, Kelurahan Tegal Rejo.. 24 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(42) 25. Jumlah penduduk dan lingkungan di wilayah Puskesmas Sentosa Baru Kelurahan Sei Kera Hilir I sebanyak 11.170 jiwa dengan 3.765 jumlah KK dan 13 Lingkungan, jumlah penduduk di Kelurahan Sei Kera Hilir II sebanyak 8.770 jiwa dengan 3.554 jumlah KK dan 15 Lingkungan, jumlah penduduk di Kelurahan Sei Kera Hulu sebanyak 8.443 jiwa dengan 2.295 jumlah KK dan 21 Lingkungan, jumlah penduduk di Kelurahan Pahlawan sebanyak 7.972 jiwa dengan 2.261 jumlah KK dan 17 Lingkungan, jumlah penduduk di Kelurahan Sidorame Barat I sebanyak 9.805 jiwa dengan 3.922 jumlah KK dan 13 Lingkungan, jumlah penduduk di Kelurahan Sidorame Barat II sebanyak 9.492 jiwa dengan 2.015 jumlah KK dan 9 Lingkungan, jumlah penduduk di Kelurahan Pandau Hilir sebanyak 7.499 jiwa dengan 2.786 jumlah KK dan 9 Lingkungan, jumlah penduduk di Kelurahan Sidorame Timur sebanyak 10.345 jiwa dengan 2.606 jumlah KK dan 15 Lingkungan, dan jumlah penduduk di Kelurahan Tegal Rejo sebanyak 23.980 jiwa dengan 4.069 jumlah KK dan 15 Lingkungan. Distribusi jumlah penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Sentosa Baru. Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Sentosa Baru pada tahun 2019 tercatat sebanyak 97.478 jiwa. Untuk lebih jelasnya distribusi penduduk dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2 Distribusi Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Sentosa Baru Kelurahan Sei Kera Hilir I Sei Kera Hilir II Sei Kera Hulu Pahlawan. Jumlah Penduduk 11.172 8.770 8.443 7.972. Jumlah KK 3.765 3.554 2.295 2.261. Jumlah Lingkungan 13 15 21 17 (Bersambung). UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(43) 26. Tabel 2 Distribusi Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Sentosa Baru Kelurahan Jumlah Penduduk Jumlah KK Jumlah Lingkungan Sidorame Barat I 9.805 3.922 13 Sidorame Barat II 9.492 2.015 9 Pandau Hilir 7.499 2.786 9 Sidorame Timur 10.345 2.606 15 Tegal Rejo 23.980 4.069 15 Jumlah 97.478 27.273 127 Sumber : Data Profil Kesehatan Puskesmas Sentosa Baru 2018 Dari data tersebut, penduduk terbanyak adalah Kelurahan Tegal Rejo dengan jumlah penduduk sebanyak 4.069 orang. Jumlah penduduk secara keseluruhan adalah 27.273 orang, yang terbagi atas beberapa agama yaitu: Islam Kristen, Protestan, Kristen Katolik dan Buddha. Sarana kesehatan. Sarana pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Sentosa Baru dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Distribusi Sarana Kesehatan di Wilayah Puskesmas Sentosa Baru Jenis Sarana Kesehatan Jumlah Puskesmas Induk 1 Puskesmas Pembantu 2 Rumah Bersalin 3 Balai Pengobatan/Klinik 12 Praktik Dokter Bersama 2 Praktik Dokter Perorangan 3 Apotek 22 Toko Obat 12 Jumlah 57 Sumber : Data Profil Kesehatan Puskesmas Sentosa Baru 2018 Fasilitas kesehatan. Fasilitas Kesehatan di wilayah kerja Sentosa Baru dilihat pada Tabel 4.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(44) 27. Tabel 4 Distribusi Fasilitas Kesehatan di Wilayah Puskesmas Sentosa Baru Jenis Fasilitas Kesehatan Ruang Dokter / Periksa Pasien Ruang Obat Ruang Suntik / Tindakan Ruang KB-KIA Ruang Pelayanan Gigi Loket / Ruang Kartu Ruang Tunggu Pasien Ruang Gizi Ruang Laboratorium Sederhana Kamar Mandi / WC Ruang Kepala Puskesmas Ruang Tata Usaha dan Konsultasi Ruang Rapat Jumlah. Jumlah 3 1 1 1 1 1 2 1 1 5 1 1 1 20. Sumber : Data Profil Kesehatan Puskesmas Sentosa Baru 2018 Sumber daya manusia. Adapun jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas Sentosa Baru sebanyak 79 orang. Untuk lebih jelas dilihat Tabel 5. Tabel 5 Jumlah sumber daya manusia di Puskesmas Sentosa Baru Jenis Tenaga Dokter Umum Dokter Gigi Perawat Bidan Perawat Gigi Analisis Apoteker Asisten Apoteker Gizi Penyuluh Kesehatan Masyarakat Pelaksana Administrasi Keamanan Cleaning Service Promosi Kesehatan Total. PNS 10 orang 4 orang 22 orang 17 orang 3 orang 2 orang 1 orang 4 orang 1 orang 5 orang 3 orang 79 orang. Jumlah Tenaga Honorer 1 orang 1 orang 1 orang 3 orang 1 orang. Sumber : Data Profil Kesehatan Puskesmas Sentosa Baru 2018. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(45) 28. Karakteristik informan. Informan dalam penelitian di wilayah kerja Puskesmas Sentosa baru berjumlah 10 orang yang terdiri dari kepala puskesmas, dokter umum puskesmas pengelola JKN di puskesmas, bidan, perawat, dan pasien peserta JKN. Karakteristik informan dapat dilihat pada tabel 6. Tabel 6 Jumlah Karakteristik Informan di Puskesmas Sentosa Baru Informan Umur Jenis Kelamin Pendidikan Jabatan Informan 1 39 Laki-laki S1 Kepala Puskesmas Informan 2 45 Perempuan S1 Dokter Umum Informan 3 38 Perempuan S1 Kepala Tata Usaha Informan 4 37 Perempuan S1 Kepala Kefarmasian Informan 5 31 Perempuan DIII Pengelola JKN Informan 6 44 Perempuan DIII Bidan Informan 7 53 Perempuan SPK Perawat Informan 8 68 Laki-laki SMA Pasien JKN Informan 9 61 Perempuan SD Pasien JKN Informan 10 47 Laki-laki SMA Pasien JKN Sumber : Data Profil Kesehatan Puskesmas Sentosa Baru 2018 Alur Pelayanan di Puskesmas Sentosa Baru. Gambar 5. Alur pelayanan di Puskesmas Sentosa Baru (Profil Puskesmas Sentosa Baru, 2017). UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(46) 29. Pada Gambar 5 diatas menunjukkan bahwa Alur pelayanan di Puskesmas Sentosa Baru adalah sebagai berikut, pasien datang – mengambil nomor antrian – ke loket 1 – ke loket 2 – ruang pemeriksaan – ruang farmasi – pasien pulang. Apabila pasien datang dalam keadaan darurat, maka pasien akan diarahkan ke pelayanan darurat kemudian pasien akan dirujuk. Alur pendaftaran di Puskesmas adalah pasien datang lalu pasien mengambil nomor antrian di meja costumer service, kemudian petugas loket 1 memanggil pasien sesuai nomor antrian dan petugas loket 1 mengentri data pasien yang memiliki kartu jaminan kesehatan seperti Askes, BPJS, dan KIS. Setelah itu, petugas loket 2 menanyakan apakah pasien memiliki kartu berobat (kartu biru). Jika jawabannya Ya, maka petugas loket 2 mencari rekam medis serta melampirkan resep dan asuhan keperawatan, kemudian petugas loket 2 menanyakan keluhan pasien, dan rekam medis di disribusikan ke ruang pelayanan tujuan. Apabila jawabannya Tidak, maka petugas loket 2 membuat kartu berobat baru (Kartu berobat) kemudian loket 2 membuat rekam medis baru serta melampirkan resep dan asuhan keperawatan, lalu petugas loket 2 menanyakan keluhan pasien, dan rekam medis di distribusikan ke ruang pelayanan tujuan. Pelaksanaan Rujukan Pasien Peserta JKN Pelaksanaan sistem rujukan telah diatur dalam bentuk berjenjang yaitu pelayanan. kesehatan. tingkat. pertama,. kedua,. dan. ketiga. dan. dalam. pelaksanaannya tidak berdiri sendiri namun berada disuatu sistem dan saling berhubungan. Apabila pelayanan kesehatan primer tidak melakukan tindakan medis tingkat primer maka akan menyerahkan tanggung jawab tersebut ke tingkat. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(47) 30. pelayanan sekunder, demikian juga ke tingkat pelayanan tersier. Ketersediaan sumber daya manusia terhadap pelaksanaan rujukan rawat jalan tingkat pertama peserta program jaminan kesehatan nasional (JKN). Menurut Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 menyatakan bahwa tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Berdasarkan hasil penelitian Wahyu (2014) sumber daya yang utama dalam implementasi suatu program adalah sumber daya manusianya, kegagalan yang sering terjadi salah satunya disebabkan oleh sumber daya manusianya yang tidak memadai dan tidak berkompetensi dibidangnya. Berdasarkan Permenkes Nomor 75 tahun 2014 tentang puskesmas, minimal sebuah puskesmas harus mempunyai dokter atau dokter layanan primer, dokter gigi, perawat, bidan, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan lingkungan, ahli teknologi laboratorium medis, tenaga gizi dan tenaga farmasi. Menurut penelitian Bustami (2011) sikap petugas yang baik memberikan andil atau pengaruh besar dalam pelayanan kesehatan. Hal ini karena pasien yang datang ke puskesmas berharap cepat sembuh dengan sigap dan ramah maka pasien merasa puas dengan pelayanan kesehatan yang diberikan sehingga secara tidak langsung kepuasan mereka berpengaruh terhadap kesembuhan pasien dan kualitas pelayanan puskesmas. Berdasarkan hasil wawancara terhadap informan yang telah di wawancarai. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(48) 31. terlihat bahwa tenaga kesehatan di Puskesmas Sentosa Baru bekerja dengan baik sesuai dengan kompetensinya. Jumlah SDM telah memenuhi standar ketenagaan Puskesmas. Dokter di Puskesmas Sentosa Baru telah mengetahui penyakit yang harus di tangani di puskesmas sebanyak 155 penyakit. Hal tersebut dapat diperoleh dari pernyataan-pernyataan sebagai berikut: “Jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas Sentosa baru disini sudah sangat cukup dengan memenuhi standar di Puskesmas, kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) masing-masing disini juga sudah sesuai dengan profesi dan kompetensinya. Untuk tenaga dokter umum disini ada 10 orang sudah termasuk saya sendiri, untuk perawat dan bidan sudah cukup sekali. Kesiapan dokternya pun sangat siap untuk menanggani penyakit yang di diagnosa. Di era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) saat ini persyaratannya kan ada 155 jenis penyakit yang harus ditangani atau melayani di puskesmas, jadi kami harus bisa melayani setiap pasien yang berobat di puskesmas ini tanpa harus merujuk ke rumah sakit sekitar sini. (Informan 1) “Kalau untuk tenaga kesehatan di Puskesmas Sentosa Baru ini saya rasa sudah sangat bagus ya, saya rasa sudah tidak ada kendala lagi. Untuk jumlah tenaga kesehatan disini saya rasa juga sudah cukup. Kami juga harus mengetahui alur yang dilaksanakan di era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Kami pun sudah mengetahui daftar nama-nama penyakit yang harus di tanggani atau melayani oleh setiap puskesmas sebanyak 155 jenis penyakit. Untuk pasien yang tidak bisa ditanggani di Puskesmas ini akan kami beri surat rujukan ke fasilitas selanjutnya, misalnya ada pasien yang mengalami kegawatdaruratan, dan mereka membutuhkan perawatan yang spesialis tentu harus di rujuk dan keterbatasan kami dalam penanganan maka harus di rujuk ke rumah sakit.” (Informan 2) “Jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas ini saya rasa sudah sangat cukup dan sudah sesuai dengan standar yang ada. Kalau saya lihat juga semua petugas puskesmas sudah mampu dalam melayani dan memberikan pelayanan kepada pasien, bila ada pasien bisa ditangani di puskesmas sini ya ditangani sebisa dan sebaik mungkin disini, kalau tidak bisa ditangani di puskesmas Sentosa Baru sini baru di rujuk. Terkait dengan petugas BPJS sudah mendapatkan pelatihan atau belum itu saya tidak mengetahuinya, jika ada pelatihan pasti saya akan ikuti itu tapi. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(49) 32. sampai saat ini saya belum mengetahui atau mengikuti pelatihan untuk petugas BPJS.” (Informan 5) Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan pernyataan informan mengenai ketersediaan tenaga kesehatan di Puskesmas Sentosa Baru sudah cukup dan telah sesuai dengan standar ketenagaan kesehatan yang telah ditetapkan. Tenaga kesehatan juga siap dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, namun menurut kepala tata usaha dalam menjalankan tugas masih ada petugas yang bekerja tidak sesuai dengan tupoksinya, hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut ini: “Tenaga kesehatan di Puskesmas ini sudah cukup dan sudah sesuai dengan standar yang ada. Untuk pegawai di sini banyak sampai 40-an lebih, kita sudah memiliki kemampuan untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat meskipun masih ada beberapa petugas disini yang bekerja tidak sesuai dengan tupoksinya seperti bidan yang bekerja dibagian apotik dan di ruang kartu. Untuk petugas pengelola BPJS di puskesmas sini saya rasa sudah mendapatkan sosialisasi bukan pelatihan.” (Informan 3) Berdasarkan pernyataan di atas dapat di peroleh informasi bahwa petugas kesehatan di Puskesmas Sentosa Baru sudah sesuai dengan standar ketenagaan kesehatan di puskesmas, tapi masih ada petugas yang tidak sesuai dengan tupoksinya. Berdasarkan hasil penelitian di Puskesmas Sentosa Baru dengan wawancara mendalam dengan pasien peserta JKN yang mendapatkan rujukan, diperoleh hasil mengenai tenaga kesehatan dan alasan mengapa memilih puskesmas Sentosa Baru sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama, diperoleh pernyataan-pernyataan sebagai berikut: “Saya berobat disini karena saya terdaftarnya disini, jika mau. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(50) 33. berobat saya cukup memberikan kartu BPJS saya dan petugas pun sudah tau dengan hal ini. Saya rasa mereka sudah taulah semua soal program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) ini, pelayanannya sudah sangat bagus dan tidak ada kurangnya. Jika ada pelayanan dan petugas yang kurang baik, kami akan membuat laporannya di kotak saran yang ada di setiap ruangan masing-masing” (Informan 8) “Saya berobat disini karena rumah saya dekat dengan wilayah kerja puskesmas ini dan kartu BPJS saya terdaftar disini sejak saya mendaftarkan di kantor BPJS. Mengenai Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) ini menurut saya mereka mengerti tentang program ini, kalau untuk pelayanan kesehatan disini saya rasa sudah baik dan sudah bagus sekali dalam pelayanan kesehatannya.” (Informan 9) “Saya memilih Puskesmas Sentosa Baru karena saya tinggal didaerah sini dan terdaftar disini. Untuk pengetahuan pegawai yang mengerti atau tidak tentang program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), saya rasa mengerti semuanya lah karena ini tugas mereka yang harus di jalaninya. Pelayanan disini secara umum sudah baiklah dan petugasnya pada ramah semua dan tidak ada yang galak, kalau ada yang galak dan kurang baik. Maka akan kami membuat laporan di kotak saran yang ada di setiap ruangan petugas masing-masing.” (Informan 10) Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan pernyataan informan mengenai ketersediaan tenaga kesehatan di Puskesmas Sentosa Baru sudah cukup dan telah sesuai dengan standar ketenagaan kesehatan yang telah ditetapkan. Tenaga kesehatan juga siap dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dan menangani penyakit yang sesuai dengan peraturan BPJS Kesehatan, namun masih ada informan menyatakan dalam menjalankan tugasnya masih ada petugas yang tidak sesuai dengan tupoksinya masing-masing, seperti bidan yang bertugas di ruang farmasi dan juga bertugas di ruang kartu. Menurut Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2014 tentang tenaga kesehatan menyatakan bahwa tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(51) 34. kesehatan serta memiliki pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang maksimal. Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian Suhartati (2015) bahwa ketersediaan dokter pada kedua puskesmas selalu ada di puskesmas dan apabila dokter yang bertugas tidak datang dapat digantikan dengan dokter lain sedangkan dari hasil pengamatan selama empat hari tiga minggu berturut-turut di Puskesmas 5 Ilir ketersediaan dokter belum baik karena ada satu dokter sering tidak masuk dikarenakan masih dalam tugas pendidikan S2 sehingga pelayanan kesehatan hanya di cover oleh 1 dokter. Ketersediaan dokter dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien sangatlah penting karena merupakan salah satu tugas pokok dokter dalam memberikan pelayanan kesehatan. Sesuai dengan wawancara kepada informan petugas kesehatan di Puskesmas Sentosa Baru sudah bekerja dengan baik dan jumlahnya telah memenuhi standar ketenagaan puskesmas yang telah di atur dan terdapat dalam lampiran Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang puskesmas, maka jumlah standar tenaga kesehatan di pelayanan tingkat pertama dapat dijelaskan pada tabel 7 sebagai berikut:. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(52) 35. Tabel 7 Kebutuhan jumlah standar ketenagaan Puskesmas pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama wilayah pedesaan Rawat Inap Jenis Tenaga Kesehatan Dokter atau Dokter layanan primer Dokter gigi Perawat Bidan Tenaga Kesehatan Masyarakat Tenaga Kesehatan Lingkungan Ahli Teknologi Laboratorium Medik Tenaga Gizi Tenaga Kefarmasiaan Tenaga Administrasi Pekarya Jumlah. Jumlah yang ditetapkan 2 1 8 7 1 1 1. Jumlah yang ada di Puskesmas Sentosa Baru 10 4 22 17 4 1 1. 2 1 2 1 27. 1 1 1 1 63. Tabel dapat dilihat bahwa Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No.75 Tahun 2014 tentang Puskesmas, standar minimal tenaga kesehatan di puskesmas kawasan perdesaan adalah sebanyak 27 orang tenaga kesehatan dan jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas Sentosa Baru terdapat sebanyak 63 orang tenaga kesehatan tenaga di puskesmas, itu berarti sudah mencukupi dan melebihi standart yang telah ditetapan. Hal ini seharusnya dapat membuat pelayanan kesehatan di Puskesmas Sentosa Baru menjadi lebih baik dan optimal dalam pelayanan, maka dari segi kualitas sudah melebihi dan memenuhi standar Peraturan Menteri Kesehatan No. 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas. Penyakit yang dapat ditangani puskesmas sesuai dengan kompetensi dokter umum di FKTP sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5 Tahun 2014 dan ketentuan BPJS adalah sebanyak 155 penyakit. Berdasarkan hasil wawancara dokter mengetahui 155 jenis penyakit yang dapat ditangani di. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(53) 36. puskesmas. Namun apabila tidak bisa ditangani di puskesmas, penyakit tersebut akan dirujuk meskipun masih termasuk 155 jenis penyakit yang seharusnya dapat ditangani di FKTP. Terkait jumlah tenaga kesehatan yang sudah mencukupi standar minimal pegawai petugas di puskesmas diharapkan Puskesmas Sentosa Baru mampu memberikan pelayanan yang terbaik terhadap kesehatan masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa informan menyatakan, dalam menjalankan tugas masih ada petugas yang bekerja tidak sesuai dengan tupoksinya masing-masing, seperti bidan yang bertugas di ruang farmasi dan juga bertugas di ruang kartu. Menurut Gulo (2015) Sumber Daya Manusia menjadi domain yang sangat penting untuk terbentuknya suatu pelayanan yang bermutu. Sumber Daya Manusia yang secara kuantitas dan kualitas sesuai dengan standar diperlukan sebagai dukungan dalam menciptakan layanan yang menjadi saringan dalam mengurangi pelayanan rujukan yang tidak sesuai dengan syaratnya. Hal ini menunjukkan bahwa petugas kesehatan di Puskesmas Sentosa baru belum menjalankan tugas pokok dan fungsi serta wewenang terhadap pelayanan yang diberikan kepada masyarakat. Jika semua petugas memiliki peran dalam bekerja dengan tidak menjalankan tugas yang bukan menjadi kewenangan maka diharapkan Puskesmas Sentosa Baru mampu memberikan pelayanan yang terbaik. Hal ini sejalan dengan Lestari, Ma’ruf, dan Sopacua (2009) bahwa faktor-faktor yang dianggap dapat meningkatkan kinerja individu dan puskesmas menunjukan adanya pemahaman berdasarkan skills maupun relational learning hasil proses pembelajaran berkelanjutan dalam perannya sebagai pelaksana pelayanan kesehatan di puskesmas, maka dari itu peran tenaga kesehatan sebagai pelaksana. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(54) 37. pelayanan kesehatan di puskesmas harus berdasarkan tupoksi dan tugas tambahan. Ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan terhadap pelaksanaan rujukan rawat jalan tingkat pertama peserta program jaminan kesehatan nasional (JKN). Sarana adalah seluruh bahan, peralatan serta fasilitas yang digunakan dalam pelaksanaan suatu program. Mendukung pelaksanaan program JKN di puskesmas sarana yang dibutuhkan adalah ruangan, obat yang lengkap dan media penyuluhan atau sosialisasi JKN. Sarana dan fasilitas yang ada di pelayanan kesehatan menjadi salah satu faktor penting dalam mendukung terselenggaranya pelayanan yang berkualitas bagi masyarakat. Ketersediaan fasilitas dan sarana kesehatan di pelayanan kesehatan merupakan faktor penting dalam mencapai penegakan diagnosa dan mendukung pelayanan yang berkualitas bagi masyarakat. Peralatan kesehatan di puskesmas harus sesuai dengan Kemenkes No.118/Menkes/SK/IV/2014 Tentang Kompedium Alat Kesehatan, serta memenuhi persyaratan: (a) standar mutu, keamanan, keselamatan; (b) memiliki izin edar sesuai ketentuan peraturan perundang- undangan; dan (c) diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh institusi penguji dan pengkalibrasi yang berwenang. Fasilitas alat kesehatan yang memadai dapat meningkatkan kinerja puskesmas dalam melakukan pemeriksaan kepada pasien dan merupakan suatu keharusan untuk proses rujukan yang dilakukan skibat keterbatasan sarana tersebut. Berdasarkan hasil wawancara dengan informan bahwa ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan di Puskesmas Sentosa Baru untuk mendukung penegakkan diagnose penyakit sudah cukup baik, meskipun ada beberapa yang. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(55) 38. tidak ada di Puskesmas Sentosa Baru, tapi lagi diperbaiki. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan sebagai berikut: “Kalau menurut saya fasilitas sarana dan prasarana sudah bagus dan sesuai dengan penyakit yang bisa ditangani di fasilitas kesehatan tingkat pertama, memang ada beberapa alat yang rusak dan lagi diperbaiki supaya bisa lagsung dipergunakan kembali alat tersebut.” (Informan 1) “Fasilitas sarana dan prasarananya di puskesmas ini saya rasa sudah memenuhi standar lah, untuk menangani 155 penyakit sudah bisa saja seperti laboratorium pendukung kita sudah ada. Sudah sesuai dengan standar pelayanan primer, kalau untuk mendukung diagnosa sudah bisa tapi untuk spesialis ya memang tidak ada, jika alat tidak ada untuk menangani pasien ya kita rujuk tidak mungkin kita tahan pasiennya, bisa saya bilang sudah sesuai denan kompedium.” (Informan 2) “Sarana dan Prasarananya sudah cukup bagus, Dari peralatannya sebagian memang sudah mencukupi dan sudah sesuai dengan kompedium. kalau tidak ada alatnya, kami akan diadakan alat-alatnya, kalau tetap tidak ada ya harus dirujuk, kalau sarana rujukan seperti ambulan Alhamdulillah kita sudah ada.” (Informan 4) Berdasarkan hasil wawancara diatas menghasilkan pernyataan beberapa informan yang menunjukkan bahwa ketersediaan sarana dan prasarana di Puskesmas Sentosa Baru sudah cukup dalam memberikan pelayanan kesehatan dan terdapat sarana rujukan seperti ambulan, namun menurut beberapa informan menyatakan bahwa fasilitas sarana kesehatan di Puskesmas Sentosa Baru masih belum mencukupi dan hal ini dilihat dari pernyataan berikut ini: “Untuk kelengkapan fasilitas sarana yang ada di puskesmas ini saya rasa masih belum lengkap semuanya karena masih ada beberapa peralatan yang belum tersedia dan ada alat yang rusak, seperti alat untuk mengecek kadar asam urat yang sedang dalam perbaikan.” (Informan 3) Pernyataan diatas juga dapat didukung oleh informan lain yang. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(56) 39. mengemukakan bahwa: “Menurut pendapat saya peralatan sudah mencukupi, tapi kalau dilihat dari Permenkes no 75 peralatan masih ada yang kurang, jika fasilitas alat kesehatan tidak ada di puskesmas kita kasih pemahaman setiap pasien dan pasien tidak bisa ditangani di puskesmas maka akan kita rujuk.” (Informan 7) Berdasarkan pernyataan di atas dapat diperoleh informasi bahwa fasilitas saran di Puskesmas Sentosa baru masih belum cukup karena ada alat-alat yang tidak berfungsi dan masih perbaikan jika pasien tidak bisa ditangani karena tidak tersedianya alat maka dokter akan memberikan rujukan. Berdasarkan hasil penelitian di Puskesmas Sentosa Baru dengan wawancara mendalam terhadap pasien peserta JKN yang mendapatkan rujukan, diperoleh hasil mengenai ketersediaan saran dan prasarana kesehatan, diperoleh pernyataan-pernyataan sebagai berikut: “Kalau masalah tempat sudah memadai, misalkan mereka tidak mampu pasti mereka mengasih rujukan, upaya fasilitas puskesmas inikan terbatas jadi kita bisa tau sendirilah.” (Informan8) “Kalau saya rasa peralatan disini belum lengkap, jadi saya pernah lihat program pemerintah yang buat puskesmas ada rawat inap nya, tapi disini belum ada rawat inap nya. Kalau itu ada, pasti lebih lengkap fasilitasnya, mudah-mudahan kedepannya fasilitas rawat inap ada.” (Informan 9) “Jika alat tidak ada di puskesmas ini ya sudah jelas tidak bisa ditangani, maka saya akan minta dirujuk, enggak mungkin juga dibiarkan disini sedangkan fasilitas tidak ada. Menurut saya fasilitas tindakan tidak ada karena enggak ada ruang untuk operasi dan rawat inap.” (Informan 10) Berdasarkan hasil wawancara terhadap petugas kesehatan di Puskesmas Sentosa baru bahwa peralatan kesehatan sudah sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan No. 118/Menkes/SK/IV/2014 tentang Kompedium Alat Kesehatan.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(57) 40. Dari 115 item yang terdapat dalam Kompedium Puskesmas Sentosa Baru hanya memiliki 39 item dalam melakukan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Terdapat juga alat-alat yang ada namun mengalami kerusakan, sehingga tidak dapat digunakan sesuai fungsinya. Menurut pernyataan beberapa informan, petugas berusaha semaksimal mungkin utuk menangani pasien dengan fasilitas yang ada, namun jika petugas kesehatan tidak mampu menangani pasien maka petugas membuat rujukan ke tingkat lanjutan ataupun rumah sakit. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Suhartati (2015) bahwa ketersediaan fasilitas alat kesehatan di Puskesmas 5 Ilir dan Puskesmas Merdeka belum lengkap sehingga ketika pasien datang ke puskesmas dan ingin mendapatkan pelayanan kesehatan, puskesmas melakukan rujukan ke fasilitas tingkat lanjutan karena keterbatasan fasilitas alat kesehatan. Hal inilah yang akan menjadi kendala dalam pelaksanaan sistem rujukan karena dengan adanya keterbatasan fasilitas alat kesehatan akan terganggunya proses mendiagnosa pasien dan akan menyebabkan petugas untuk melakukan rujukan ke rumah sakit sehingga rasio rujukan di puskesmas tersebut menjadi tinggi. Menurut Ali (2014) bahwa ketersediaan fasilitas alat kesehatan yang memadai dapat meningkatkan kinerja Puskesmas dalam melakukan pemeriksaan kepada pasien dan merupakan suatu keharusan untuk proses rujukan yang dilakukan akibat keterbatasan sarana tersebut. Jika fasilitas dan sarana penunjang kesehatan kurang lengkap maka proses mendiagnosa pasien akan terganggu dan hal ini menyebabakan petugas kesehatan harus merujuk pasien ke rumah sakit sehingga akan berdampak pada meningkatnya angka rujukan. Menurut Parman,. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(58) 41. Majid, dan Lisnawaty (2017) bahwa ketersediaan fasilitas alat kesehatan di Puskesmas Perumnas yang belum lengkap dapat mempengaruhi kenaikan angka rujukan di puskesmas. Berdasarkan hasil wawancara dengan informan menunjukkan bahwa ketersediaan sarana dan prasarana di Puskesmas Sentosa Baru sudah cukup dalam memberikan pelayanan kesehatan namun belum sesuai dengan standar alat kesehatan yang tercantum dalam lampiran permenkes No. 75 Tahun 2014. Menurut Gulo (2015) Ketersediaan fasilitas atau Sarana pelayanan kesehatan dalam melakukan pemeriksaan kesehatan merupakan suatu hal yang sangat penting guna mencapai penegakkan diagnosa, pemberian tindakan yang tepat serta pendukung, pendamping dan pemberi hasil dari sistem pelayanan yang diberikan kepada masyarakat. Berdasarkan hasil observasi dapat dilihat bahwa di Puskesmas Sentosa Baru menunjukkan dari 67 item standar sarana dan prasarana yang dianjurkan bagi pelayanan tingkat pertama ada 39 item yang dipenuhi oleh puskesmas, maka dari ketersediaan alat kesehatan di Puskesmas Sentosa Baru belum mencukupi dan tidak memenuhi standar alat kesehatan yang tercantum dalam lampiran Permenkes No. 75 tahun 2014 tentang puskesmas bagian persyaratan peralatan puskesmas di ruang pemeriksaan umum. Fasilitas alat kesehatan yang memadai dapat meningkatkan kinerja Puskesmas dalam melakukan pemeriksaan kepada pasien dan merupakan suatu keharusan untuk memberikan rujukan akibat fasilitas alat kesehatan yang tidak memadai, jika fasilitas alat kesehatan tidak tersedia maka proses mendiagnosa. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(59) 42. pasien akan terganggu dan hal ini dapat menyebabkan petugas kesehatan harus merujuk pasien sehingga akan berdampak pada meningkatnya terjadi rujukan di rumah sakit. Sejalan dengan Utami (2016) yang mengatakan bahwa ketersediaan sarana dan prasarana dalam melakukan pemeriksaan kesehatan merupakan hal yang sangat penting guna mencapai penegakkan diagnose dan pemberian tindakan yang tepat. Jika sarana dan prasarana penunjang kesehatan kurang lengkap maka proses mendiagnosa penyakit pasien akan terganggu dan hal ini menyebabkan petugas kesehatan harus merujuk pasien kerumah sakit sehingga akan berdampak pada meningkatnya angka rujukan ke rumah sakit. Prasarana puskesmas untuk ruangan sudah cukup mendukung karena sudah memiliki masing-masing ruangannya. Menurut Kowel, Kaunang, dan Sitanggang (2018) bahwa dalam menentukan dan menghitung kebutuhan alat kesehatan di Puskesmas Tareran didasarkan pada data pemakaian yang lalu, alat yang rusak, dan alat yang tidak tersedia yang dibutuhkan untuk diajukan sesuai standart kebutuhan puskesmas rawat inap. Untuk proyeksi kebutuhan alat kesehatan dan penyesuaian alokasi dana yang dilakukan dengan melakukan rekapitulasi data secara keseluruhan serta perkiraan kebutuhan untuk tahun yang akan mendatang yang didasarkan daftar kebutuhan barang unit dan penyesuaian dengan kasus di Puskesmas Tareran. Proyeksi ini lebih menitikberatkan pada dinas kesehatan sebagai pihak penyedia alat kesehatan yang melakukan perencanaan, penganggaran dan kontak dengan perusahaan alat kesehatan lewat e-catalog berdasarkan hasil keputusan bersama dengan DPRD.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

Gambar

Gambar 2. Alur pelayanan kesehatan (Buku panduan praktis alur pelayanan BPJS  kesehatan, 2014)
Gambar 6. Wawancara dengan Kepala Puskesmas Sentosa Baru
Gambar 8. Wawancara dengan Kepala Tata Usaha Puskesmas Sentosa Baru
Gambar 10. Wawancara dengan Pengelola JKN Puskesmas Sentosa Baru
+3

Referensi

Dokumen terkait

Secara umum, peserta wajib Askes yang mendapat rujukan rawat jalan tingkat pertama pada tahun 2006 dari ketiga Puskesmas yang dirujuk adalah 25%- 30% dari total jumlah peserta

Dari hasil penelitian Ali, dkk (2015) mengenai analisis pelaksanaan rujukan rawat jalan tingkat pertama peserta program JKN di Puskesmas Siko dan Puskesmas Kalumata Kota

Tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah Menganalisis bagaimana pelaksanaan Sistem Rujukan Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Pada Puskesmas Susoh dan

Tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah Menganalisis bagaimana pelaksanaan Sistem Rujukan Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Pada Puskesmas Susoh dan

PERSEPSI PENGGUNA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DAN PEMBERI LAYANAN TERHADAP RUJUKAN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS TABANAN II DAN PUSKESMAS SELEMADEG TAHUN

a) Pertama dari fasilitas kesehatan tingkat primer oleh fasilitas kesehatan tingkat rimer.. b) Akan dilakukan rujukan ke f fasilitas tingkat lanjutan apabial pasien

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada rentang satu tahun implementasi program JKN, usia penduduk yang melakukan akses ke pelayanan kesehatan rawat jalan paling banyak pada

Tujuan Tujuan penelitian untuk menganalisis pelaksanaan rujukan Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP) pasien peserta BPJS di Puskesmas Pandanaran dan