1
ANALISIS PRODUKSI ENZIM AMILASE DARI JAMUR TERMOFILIK Aspergillus sp. LBKURCC304 STRAIN LOKAL
BUKIK GADANG SUMATERA BARAT
Widylia Fitri Fadhila¹*, Saryono², Silvera Devi²
¹Mahasiswa Program S1 Kimia
²Dosen Bidang Biokimia Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Binawidya, Pekanbaru, 28293, Indonesia
* Widylia.fitri3152@student.unri.ac.id
ABSTRACT
Amylase is an enzyme that hydrolyzes of starch into reducing sugars and can be produced from the fermentation process by several microorganisms, including the thermophilic fungus of Aspergillus sp. LBKURCC304. Thermophilic fungi have an advantage in production of amylase enzyme because they can live at high temperature, so the metabolites such as enzymes and proteins that resulted will be more resistant to high temperature.
Based on previous studies, Aspergillus sp. LBKURCC304 has been isolated and produced amylase enzyme qualitatively at 50
oC, but quantitative enzyme production has never been done. The purpose of this study was to production of amylase enzyme quantitatively from this isolate, like the optimum activity from amylase crude extract and protein content as well as the optimum amylase specific activity produced every day for 18 days of the fermentation process at 50
oC. Nelson-Somogyi and Lowry method were used to determine the enzyme activity and the protein content, respectively. Specific activity was obtained by dividing the amylase enzyme activity with the protein content. The results obtained were analyzed using the Anova and Duncan test. Result for the highest enzyme activity was obtained on the 11th day at 0,0302±0,0041 U/mL, optimum protein content was obtained on the 7th day at 2,2821±0,0632 mg/mL, while the highest specific activity was produced on the 11th day, with 0,0214±0,0005 U/mg. One unit of amylase enzyme activity is defined as the amount of enzyme needed to produce 1 μmol of reducing sugar per minute at 50
oC with pH 7.
Keywords : Amylase, Aspergillus, thermophilic
2 ABSTRAK
Amilase adalah enzim yang mampu menghidrolisis amilum menjadi gula pereduksi dan dapat dihasilkan dari proses fermentasi oleh beberapa mikroorganisme seperti fungi termofilik dari Aspergillus sp. LBKURCC304. Fungi termofilik memiliki keuntungan dalam produksi enzim amilase karena mampu hidup pada suhu tinggi, sehingga metabolit yang dihasilkan seperti enzim dan protein juga akan lebih resisten terhadap suhu yang tinggi. Pada penelitian sebelumnya, Aspergillus sp. LBKURCC304 telah berhasil diisolasi dan mampu menghasilkan enzim amilase secara kualitatif pada suhu 50
oC, akan tetapi produksi enzim secara kuantitatif belum pernah dilakukan. Pada penelitian ini dilakukan produksi enzim amilase dari isolat secara kuantitatif yaitu menentukan aktivitas ekstrak kasar enzim amilase optimum dan kadar protein serta aktivitas spesifik amilase optimum yang dihasilkan setiap hari selama 18 hari proses fermentasi pada suhu 50
oC. Penentuan aktivitas enzim dilakukan dengan metode Nelson-Somogyi, kadar protein dengan metode Lowry sedangkan aktivitas spesifik dihitung berdasarkan perbandingan antara aktivitas enzim dengan kadar proteinnya. Data hasil penelitian ini diuji secara statistik dengan metode uji Anova dan Duncan jarak berganda. Hasil penelitian Aktivitas ekstrak kasar enzim amilase optimum dari Aspergillus sp. LBKURCC304 dihasilkan pada hari ke-11 sebesar 0,0302±0,0041 U/mL, kadar protein optimum pada hari ke-7 sebesar 2,2821±0,0632 mg/mL dan aktivitas spesifik amilase optimum pada hari ke-11 sebesar 0,0214±0,0005 U/mg. Satu unit aktivitas enzim amilase didefinisikan sebagai banyaknya enzim yang melepaskan 1 μmol gula pereduksi per menit pada suhu 50
oC dengan pH 7.
Kata kunci : Amilase, Aspergillus, termofilik PENDAHULUAN
Enzim termofilik adalah enzim yang dihasilkan organisme yang hidup pada suhu relatif tinggi, yaitu pada suhu
±45-75
oC (Pandey et al.,2015). Menurut Zubaidah (2000), kelompok mikroba termofilik memiliki beberapa kelebihan dibanding mikroba mesofilik, karena dapat beradaptasi pada suhu tinggi, baik dalam hal pertumbuhan maupun metabolit yang dihasilkan, misalnya protein dan enzim yang lebih resisten terhadap suhu tinggi.
Enzim termofilik umumnya dimanfaatkan
dalam proses industri, karena pada suhu yang relatif tinggi, enzim ini masih mempunyai aktivitas untuk menghidrolisis substrat menjadi produk tertentu (Dwianto, 2015).
Enzim termofilik ini digunakan dalam proses fermentasi karena mampu meminimalisasi resiko terjadinya kontaminasi sehingga produk fermentasi akan memiliki kualitas yang lebih baik.
Salah satu enzim termofilik yang sering
digunakan dalam proses industri yaitu
enzim amilase. Enzim ini biasanya
3 digunakan dalam mengkonversi limbah
yang mengandung amilum menjadi gula pereduksi (Leveque et al., 2000) atau digunakan untuk produksi alkohol dan bir.
Pemilihan mikroba sebagai sumber untuk produksi enzim memiliki banyak keuntungan dibandingkan dari tumbuhan atau hewan. Hal ini disebabkan karena pembelahan sel mikroba (jamur dan bakteri) relatif lebih cepat, sehingga waktu dan jumlah produksi metabolitnya lebih efektif. Mikroba termofilik hidup pada daerah bersuhu tinggi seperti di daerah sekitar gunung berapi atau daerah yang memiliki sumber air panas.
Penelitian sebelumnya, pada tahun 2019 berhasil mengisolasi tiga jamur genus Aspergillus sp. dari sumber air panas Bukik Gadang Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Salah satu dari jamur ini mampu menghasilkan enzim amilase menggunakan amilum sebagai substrat secara semikuantitatif dengan rasio zona bening tertinggi yaitu sebesar 1,90 dan diberi nomor kultur LBKURCC304.
Genus Aspergillus sp. menurut hasil penelitian Unal (2015), mampu memproduksi enzim amilase dengan aktivitas sebesar 6,8 U/mL, sedangkan penelitian Puri et al (2013), menghasilkan aktivitas enzim amilase sebesar 3,3 U/mL.
Pada penelitian ini dilakukan produksi enzim amilase dari jamur termofilik Aspergillus sp. LBKURCC304 isolat dari Bukik Gadang, Sumatera Barat dalam media produksi cair Unal (2015) selama 18 hari. Setiap hari gula pereduksi hasil hidrolisis amilum oleh aktivitas
enzim amilasenya diuji secara kuantitatif dengan metode Nelson-Somogyi, kadar protein ditentukan dengan metode Lowry sedangkan aktivitas spesifik dihitung berdasarkan perbandingan antara aktivitas enzim dengan kadar proteinnya.
METODOLOGI PENELITIAN a. Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Autoklaf (All America model 1925/KY-23D), rotary shaker (Lab TechScientific International), waterbath (Grant Instrument Type SUB 28), vortex mixer (H-VM-300), inkubator (Memmert), pH meter (Hanna Instrument H18014), vacuum rotary evaporator (HeidolphWB 2000), kertas saring Whatman (No.1), corong Buchner, spektrofotometer UV-Vis (Thermo-scientific genesys 10S), Laminar Air Flow Cabinet, dan alat–alat standar laboratorium lainnya sesuai prosedur kerja.
Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah Potato Dextrose Agar (PDA) (Merck Cat. No.1.10130.0500), Akua DM steril, Alkohol Antiseptik 70%
(Brataco), MgSO
4.7H
2O, Amilum, Buffer Fosfat pH 7 0,05 M, KH
2PO
4, yeast extract, reagen Nelson-Somogyi, reagen Arsenomolibdat, Glukosa, Bovine Serum Albumin, Reagen Folin-Ciocalteau.
Mikroorganisme yang digunakan adalah kultur Aspergillus sp.
LBKURCC304 koleksi Laboratorium
Enzim, Fermentasi dan Bio Molekuler
FMIPA Universitas Riau.
4 b. Pembuatan Media Miring PDA
Media Potato Dextrose Agar (PDA) digunakan sebagai medium peremajaan dari stok jamur LBKURCC304.
Pembuatan media ini mengikuti prosedur yang terdapat pada kemasan produk. PDA ditimbang sebanyak 3,9 g lalu ditambahkan 100 mL akua DM. Larutan dipanaskan sambil diaduk hingga larut kemudian larutan disterilisasi dengan autoklaf selama 15 menit pada suhu 121°C dan tekanan 15 lb. Media PDA dituangkan ke dalam tabung reaksi sebanyak
±5 mL/tabung dan dimiringkan. Media dapat digunakan untuk peremajaan isolat setelah didiamkan pada suhu ruang.
c. Pembuatan Media Produksi Cair Aspergillus sp. LBKURCC304 Produksi enzim amilase dilakukan dengan metode fermentasi cair menggunakan media produksi yang dijabarkan oleh Unal (2015) yaitu dengan cara melarutkan 5 g amilum, 2 g yeast extract, 1 g KH
2PO
4, 0,5 g MgSO
4.7H
2O dalam 1000 mL buffer fosfat 0,05 M pH 7. Larutan media disterilisasi menggunakan autoklaf pada suhu 121°C tekanan 15 lb selama 15 menit.
d. Pembuatan Inokulum dalam Media Produksi Cair
Media produksi sebanyak 5 mL dimasukkan ke dalam tabung Aspergillus sp. LBKURCC304 hasil peremajaan, kemudian permukaan media ini digerus perlahan menggunakan jarum ose dan divorteks agar sporanya lepas dan
homogen. Selanjutnya suspensi sel ini dimasukkan ke dalam media produksi cair dan diinkubasi menggunakan rotary shaker pada suhu 50
oC selama 3 hari.
e. Produksi Enzim Amilase dari Aspergillus sp. LBKURCC304 Erlenmeyer untuk produksi enzim amilase disediakan 18 buah yang masing- masing berisi media produksi. Setiap erlenmeyer dimasukkan suspensi inokulum dan diinkubasi menggunakan rotary shaker pada suhu 50
oC selama 18 hari. Setiap 24 jam, diambil satu erlenmeyer kemudian miselium Aspergillus sp. dipisahkan dengan media produksinya dengan cara disaring dan filtrat media produksi berupa ekstrak kasar enzim digunakan untuk menentukan aktivitas enzim dan kadar protein.
d. Uji Aktivitas Enzim Amilase Aktivitas enzim amilase dapat diukur dari gula pereduksi hasil hidrolisis amilase menggunakan substrat amilum 2%
dengan metode Nelson-Somogyi. Reagen arsenomolibdat ditambahkan untuk membentuk kompleks berwarna. yang dapat diukur pada panjang gelombang 540 nm menggunakan spekrofotometer UV-Vis. Nilai satu unit aktivitas enzim amilase didefinisikan sebagai banyaknya enzim yang melepaskan 1 μmol gula pereduksi per menit.
e. Penentuan Kadar Protein Dan Aktivitas Spesifik Enzim
Kadar protein dalam ekstrak kasar
enzim ditentukan dengan metode Lowry.
5 Penambahan reagen Folin Ciocalteau
dilakukan untuk membentuk kompleks berwarna yang dapat diukur dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 700 nm. Hasil absorbansi yang diperoleh digunakan untuk menentukan konsentrasi protein sampel yang akan digunakan untuk mengetahui aktivitas spesifik enzim. aktivitas spesifik dihitung berdasarkan perbandingan antara aktivitas enzim dengan kadar proteinnya.
f. Analisis Data
Data aktivitas enzim amilase , kadar protein dan aktivitas spesifik yang diperoleh dari percobaan ini ditampilkan dalam bentuk gambar dan tabel, serta dianalisis secara statistik dengan Analysis of Variance (ANOVA) dan dilanjutkan dengan uji Duncan’s New Multiple Range Test (DNMRT) pada taraf 5%.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Produksi enzim amilase dari jamur Aspergillus sp. LBKURCC304 dilakukan dalam media fermentasi cair karena teknik fermentasi ini lebih sederhana (Domı´nguez-Espinosa & Webb, 2003), hanya memerlukan sedikit ruang dan kontrol proses yang mudah (Bühler et al., 2012). Media suplemen terdiri dari nutrisi yang dibutuhkan mikroorganisme untuk pertumbuhan.
Media produksi ini menggunakan suplemen berupa yeast extract, KH
2PO
4, dan MgSO
4.7H
2O. Yeast extract berfungsi sebagai sumber protein untuk pertumbuhan jamur (Utami et al., 2017), sedangkan mineral sebagai mikronutrisi
(Rosetaati, 2017), dan amilum sebagai substrat atau sumber karbonnya.
Hasil pengukuran aktivitas enzim amilase, kadar protein dan aktivitas spesifik yang dihasilkan oleh jamur Aspergillus sp. LBKURCC304 dapat dilihat pada Tabel 1. Aktivitas enzim amilase tertinggi yaitu pada hari ke-11, sebesar 0,0302±0,0041 U/mL dengan kadar protein tertinggi pada hari ke-7 yaitu sebesar 2,2821±0,0632 mg/mL.
Aktivitas spesifik dihitung berdasarkan perbandingan antara aktivitas enzim dengan kadar protein. Data pada tabel 1. menunjukkan aktivitas spesifik optimum adalah pada hari ke-11 yaitu sebesar 0,0214±0,0005 U/mg dengan perbandingan aktivitas enzim sebesar 0,0302±0,0041 U/mL dan kadar protein 1,4135±0,0290 mg/mL. Hasilnya dapat dilihat pada Gambar 1.
Pada Gambar 1. Aktivitas enzim
amilase optimum yang dihasilkan
Aspergillus sp. LBKURCC304 dalam
media produksi Unal ini adalah sebesar
0,0302±0,0041 U/mL. Nilai aktivitas
enzim amilase ini lebih kecil dibandingkan
penelitian Unal, 2015 yaitu
Aspergillus niger menghasilkan aktivitas
amilase sebesar 6,8 U/mL. Hal ini
menunjukkan untuk masing-masing
spesies mikoorganisme akan
menghasilkan aktivitas enzim yang
berbeda walaupun komposisi medianya
sama, oleh karena itu perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut untuk menentukan
komposisi media optimum dari
Aspergillus sp. LBKURCC304 untuk
menghasilkan amilase yang optimum.
6
0 0.5 1 1.5 2 2.5
0 0.005 0.01 0.015 0.02 0.025 0.03 0.035
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Kadar protein (mg/ml)
Aktivitas enzim (U/ml)
Hari
aktivitas enzim (U/ml) kadar protein (mg/ml)