• Tidak ada hasil yang ditemukan

Simulasi Karakteristik Inverter IC 555

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Simulasi Karakteristik Inverter IC 555"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

430

Simulasi Karakteristik Inverter IC 555

Affan Bachri *)

*)

Dosen Program Studi Teknik Elektro Universitas Islam Lamongan

Makalah ini menyajikan sebuah rangkaian inverter yang dibangun dari multivibrator astable IC 555 dengan setting frekuensi output 50 Hz -60 Hz yang merupakan frekuensi AC. Hasil output dari IC kemudian dikuatkan oleh penguat daya Q1 dan Q2 yang selanjutnya dihubungkan ke transformator inti besi. Output sekunder trafo merupakan tegangan AC dengan variasi tegangan yang dapat dihasilkan dengan perbandingan lilitan trafo.

Simulasi dengan Multisim 12.00 menghasilkan output tegangan AC dengan bentuk sinyal output square atau gelombang kotak bolak balik dengan frekuensi 50 Hz – 60 Hz.

Kata kunci : inverter, IC 555, tegangan AC.

(2)

431 I. Pendahuluan

Inverter merupakan alat konversi tegangan DC ke AC. Biasanya dibangun dari komponen utama yakni penguat transistor dan Thyristor, diode dan transformator. Namun dalam penyampaian artikel ini, penulis menyajikan pembelajaran dan simulasi inverter yang dibangun dari IC 555.

Dengan bantuan software Multisim 12.00 atau di bawahnya kita dapat menampilkan karakteristik rangkaian dengan alat-alat ukur yang telah disediakan dalam program. Hasil output sinyal dan tegangan dapat diukur dengan menggunakan tool alat ukur multimeter, osiloskop dan juga frekuensi counter untuk mengetahui frekuensi output dari IC 555.

Tujuan dari simulasi ini adalah untuk membandingkan hasil karakter sinyal output pada simulasi dengan rangkaian sebenarnya dan juga untuk pembelajaran materi inverter yang dibangun dari berbagai macam komponen termasuk dalam hal ini khusus membahas inverter yang dibangun dari multivibrator astable IC 555.

II. Landasan Teori a. IC 555

IC 555 adalah IC jenis TTL yang umum di pasaran, memiliki banyak fungsi terutama dalam bidang timer, multivibrator astable, flip- flop, dan lain sebagainya.

8 4

7

2 6

4 5

3

555

R1

R2

R3 Vcc

C1

Gambar 1. Pin out IC 555

Cara kerja IC 555 secara garis besar dijelaskan sebagai berikut :

Apabila supply diberikan, Vcc=0 Volt.

Kaki 2 memberi trigger dari tegangan yang tinggi (Vcc) menuju 1/3 Vcc(<1/3 Vcc), kaki 3(output) akan high dan pada saat tersebut kaki 7 mempunyai nilai hambatan yang besar terhadap Ground atau kaki 7 akan High Impedance. C1 diisi melalui Vcc  R1  R2

 C1, Setelah 0,7 (R1+R2) C1 detik, maka

tegangan C1=2/3 Vcc. Sehingga kaki 3(ouput) akan Low, pada saat tersebut, kaki 7 akan mempunyai nilai hambatan yang rendah sekali terhadap Ground atau pin 7 akan Low Impedance. C1 membuang muatan, setelah 0,7(R2) C1 detik, maka Teg C1=1/3 Vcc.

Trigger terjadi lagi sehingga output akan High.

Pin 7 akan high Impedance dan C1 diisi kembali.

Gambar pulsa output IC 555 sebagai berikut :

0,7 (R2) C1

0,7 (R1+R2) C1

Gambar 2.

Pulsa output IC 555

b. Multivibrator astable

Multivibrator astabil mempunyai dua keadaan, namun tidak stabil pada salah satu keadaan diantaranya dengan perkataan lain.

Multivibrator akan berada pada salah satu keadaanya selama sesaat dan kemudian berpindah ke keadaan yang lain. Disini Multivibrator tetap untuk sesaat sebelum kembali ke keadaan semula, perpindahan pulang pergi berkesinambungan ini menghasilkan suatu gelombang segiempat dengan waktu bangkit yang sangat cepat.

Karena tidak dibutuhkan sinyal masukan untuk memperoleh suatu keluaran.

Gambar 3. Rangkaian Dasar Multivibrator

astable

(3)

432 (Wasito, 2004)

Pengatur waktu NE 555 adalah sebuah IC dengan berbagai fungsi yang berlainan, termasuk operasi astabil. Rangkaian ini bekerja bebas pada frekuensi yang ditentukan oleh dua buah resistor dan 1 buah kapasitor.

Gambar 4. Multivibrator astable IC 555 (Wasito, 2004)

III. Metodologi a. Alat dan Bahan

Laptop Asus A45A, Windows 7, software Multisim 12.00 student version National Instrumen.

b. Metode

Metodologi penelitian yaitu dengan merancang astable multivibrator IC 555 pada rangkaian yang disimulasikan pada software Multisim 12.00 produk National Instrumen.

IV. Hasil Pengujian dan Pembahasan a. Rangkaian Percobaan

Gambar 5.

Skema rangkaian Inverter IC 555

Rangkaian di bangun dari : R1 =R2= 10 K

R3 = 100 ohm

VR1 = 50 K dengan toleransi 20 % C1=C2 = 0.1 F

C3 = 0.01 F C4 = 2700 F Q1 = TIP 41A (NPN) Q2 = TIP 42A (PNP) L1 = 1H

IC1 = NE 555

b. Pengujian

Pertama kita ukur frekuensi output yang keluar dari pin output IC 555 sebagai berikut :

Gambar 6.

Pengujian frekuensi output

Pada pin output , frekuensi output diukur dengan frekuensi counter. Dari hasil pengukuran terukur frekuensi 49,69 Hz.

Output dari IC 555 kemudian dikuatkan dengan dua transistor Q1 dan Q2 untuk meningkatkan daya pulsa, ditransformasikan ke dalam C4 dan L1 sebelum dihubungkan ke primer trafo.

Dari sisi sekunder trafo kemudian diukur dengan osiloskop dengan hasil pengukuran :

Gambar 7.

Osilasi output transformator

(4)

433 Pada gambar 2 terlihat hasil output tidak

menampakkan hasil gelombang sinus yang sempurna, masih terlihat gelombang kotak.

Dengan memasang alat ukur voltmeter didapatkan tegangan output adalah 232, 983 Volt.

Variasi output frekuensi dapat diatur dengan mengatur VR1 . Sementara variasi tegangan dapat diatur dengan mengatur jumlah perbandingan lilitan trafo. Dari pengaturan variasi prosentase VR1=50 kilo ohm didapatkan hasil frekuensi dengan tabel 1 berikut :

Tabel 1 . Output frekuensi dari pengaturan VR1

Prosentase Frekuensi 0 % 46,387 Hz 10% 47,919 Hz 20% 49,690 Hz 30% 50,673 Hz 40% 51,965 Hz 50% 53,654 Hz 60% 57,524 Hz 70% 58,729 Hz 80% 62,512 Hz 90% 65,374 Hz 100% 68,478 Hz

Dari tabel 1 di atas VR1 diset pada 20 % dengan output frekuensi 49.690 Hz yang kemudian dikuatkan oleh kopel transistor penguat Q1 dan Q2.

Sedangkan variasi tegangan output dari trafo secara simulasi mengubah-ubah nilai perbandingan lilitan trafo dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 2. Variasi perbandingan trafo simulasi

Perbandingan V

out

(AC)

10:1 58.817 volt

15:1 87.957 volt

20:1 117.032 volt 25:1 146.067 volt 30:1 175.067 volt 35:1 204.041 volt

40:1 232.983 volt

45:1 261.907 volt

50:1 290.708 volt

Dari simulasi perbandingan trafo yang dilakukan pada perbandingan 35:1 didapatkan V

out

AC sebesar 204.041 volt, 40:1 didapatkan V

out

AC sebesar 232.983 Volt. Untuk mendapatkan nilai tegangan ± 220 volt maka perbandingan lilitan nilai perbandingan (35+40)/2 = 37,5:1. Setelah dimasukkan dalam simulasi hasilnya adalah V

out

AC = 221,899 volt. Untuk selanjutnya perlu dilakukan pengujian pada rangkaian sebenarnya untuk mendapatkan hasil tegangan riil.

Secara prinsip simulasi ini merupakan rangkaian osilator 50 Hz, langsung merupakan penguat daya, yang kemudian dipasok ke trafo biasa berinti besi, yaitu yang 12 volt ke 220 volt, sehingga dihasilkan tegangan 220 volt AC.

Untuk menghemat komponen dan juga efisisensi, umumnya bentuk gelombang osilatornya berupa gelombang kotak atau Square. Untuk menghasilkan bentuk gelombang sinus, yang sama seperti yang dihasilkan listrik PLN, tentunya memerlukan rangkaian tambahan perubah sinyal square menjadi sinus.

Untuk pengujian selanjutnya secara identik jika digunakan sebagai inverter 3 fase maka dibutuhkan 3 rangkaian IC 555 dan 3 sumber DC. Pada aplikasinya diperlukan 3 buah aki sebagai sumber tegangan dan 3 transformator sebagai output tegangan AC.

Namun dalam pelaksanaan IC 555 sebagai inverter 3 fase mungkin kurang efektif.

Mungkin akan lebih efektif menggunakan rangkaian elektronika daya yang tentunya memiliki karakteristik arus dan tegangan yang lebih baik.

V. Penutup a. Kesimpulan

Dengan bantuan tool software Multisim 12, simulasi inverter IC 555 dapat memberikan pembelajaran untuk mengetahui karakteristik dan pengaturan tegangan serta output sinyal yang dihasilkan dari sebuah inverter.

Variasi frekuensi dapat diatur dengan mengatur VR1 pada rangkaian penalaan pin input IC 555 dan hasilnya dapat diukur dengan frekuensi counter. Pada percobaan simulasi yang dapat dilihat pada tabel 1 variasi prosentase pengaturan VR1 dari 0 % - 100%

dihasilkan frekuensi yang bervariasi. Karena

sinyal AC memiliki frekuensi 50 Hz, maka

frekuensi input dipilih 50 Hz untuk selanjutnya

(5)

434 dikuatkan oleh penguat daya untuk selanjutnya

dihubungkan ke transformator untuk menghasilkan tegangan output AC.

Variasi tegangan dengan mengubah perbandingan lilitan sebesar 37.5 : 1 disimulasikan menghasilkan tegangan output sebesar 221,899 volt.

VI. Daftar Pustaka

1. Wasito. S, 2004. Vademekum Elektronika. Gramedia. Jakarta.

2. http://www.jamia-

physics.net/lecnotes/lab/555.pdf 3. Multisim 12.00 Tutorial. National

Instrumen 2011

Gambar

Gambar 1. Pin out IC 555
Gambar 4. Multivibrator astable IC 555  (Wasito, 2004)
Tabel 1 . Output frekuensi dari pengaturan  VR1  Prosentase  Frekuensi  0 %  46,387 Hz  10%  47,919 Hz  20%  49,690 Hz  30%  50,673 Hz  40%  51,965 Hz  50%  53,654 Hz  60%  57,524 Hz  70%  58,729 Hz  80%  62,512 Hz  90%  65,374 Hz  100%  68,478 Hz

Referensi

Dokumen terkait