• Tidak ada hasil yang ditemukan

E-Modul Praktikum Pengukuran Rangkaian Listrik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "E-Modul Praktikum Pengukuran Rangkaian Listrik"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

POLITEKNIK

ACEH

sea olec

M

E - MODUL

praktikum

PENGUKURAN & RANGKAIAN LISTRIK

PROGRAM STUDI TEKNIK MEKATRONIKA

POLITEKNIK ACEH

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas tersusunnya E-Modul Praktikum Mata Kuliah Pengukuran Rangkaian Listrik, dengan harapan dapat digunakan sebagai salah satu referensi untuk mahasiswa Politeknik Aceh Program Studi Teknik Mekatronika.

E-Modul ini disusun berdasarkan tuntutan paradigma pengajaran dan pembelajaran diselaraskan berdasarkan pendekatan model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan belajar kurikulum abad 21, yaitu pendekatan model pembelajaran berbasis pemanfaatan sistem informasi teknologi.

Penyajian E-Modul untuk Mata Kuliah Praktikum ″Pengukuran Rangkaian Listrik″ ini disusun dengan tujuan agar supaya mahasiswa dapat melakukan proses pengembangan pengetahuan berkenaan dengan materi yang terdapat pada E-Modul melalui Jaringan internet

Penulis dan Penyusun menyampaikan terima kasih, sekaligus saran kritik demi kesempurnaan E-Modul ini dan penghargaan kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam membantu terselesaikannya E-Modul Praktikum untuk Mata Kuliah Pengukuran Rangkaian Listrik ini.

Banda Aceh, 01 Februari 2014

(3)

DAFTAR ISI

Praktikum I. Pengenalan Alat Ukur Dasar ... 1

Praktikum II. Pengukuran Resistansi ... 7

Praktikum III. Pengukuran Tegangan ... 15

Praktikum IV. Pengukuran Arus ... 22

Praktikum V. Efek Pembebanan Pada Voltmeter ... 28

Praktikum VI. Efek Pembebanan Pada Ammeter ... 30

Praktikum VII. Pengukuran Resistansi Metode Voltmeter–Ammeter ... 32

Praktikum VIII. Pengukuran Daya DC ... 37

Praktikum IX. Pengenalan Osiloskop ... 41

Praktikum X. Pengukuran Beda Phasa 2 Sinyal ... 50

Praktikum XI. Pengukuran Perbandingan Frekuensi Mode Lissajous ... 53

Praktikum XII. Hukum Kirchoff ... 55

Praktikum XIII. Hukum Superposisi ... 58

Praktikum XIV. Resiprositas ... 62

Praktikum XV. Teorema Thevenin ... 66

(4)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengenalan Alat Ukur Dasar

Beberapa alat ukur dasar listrik yang paling vital dan paling umum dipakai di dunia teknik dan industri adalah voltmeter, ammeter, ohmmeter, dan multimeter.

Voltmeter : untuk mengukur tegangan listrik Ammeter : untuk mengukur arus listrik Ohmmeter : untuk mengukur resistansi listrik

Multimeter : untuk mengukur tegangan, arus dan resistansi listrik.

Multimeter ada dua jenis, yaitu :

Multimeter Analog :

­ Merangkum berbagai pengukuran besaran listrik yang dapat dipilih melalui knob putar. (tegangan AC/DC, arus DC, resistansi). Jadi multimeter dapat berfungsi sebagai voltmeter, ammeter atau ohmmeter tergantung dimana posisi knob yang dipilih.

­ Pengukuran ditunjukkan oleh pointer/jarum pada suatu skala tertentu. ­ Beberapa multimeter analog dapat difungsikan untuk mengetes dioda,

transistor dan kapasitor.

Multimeter Digital :

­ Seperti multimeter analog, merangkum berbagai pengukuran besaran listrik (tegangan, arus dan resistansi).

­ Pengukuran ditunjukkan dalam bentuk angka/numerik oleh suatu displai digital ; seven segment atau LCD matrix.

­ Beberapa multimeter digital juga dapat difungsikan untuk mengetes dioda, transistor dan kapasitor.

(5)

Berikut ini ditunjukkan beberapa gambar alat ukur yang digunakan di laboratorium.

1. Multimeter analog

Gambar 3. Multimeter Analog

Keterangan Gambar 3:

1. Zerro corrector

2. Knob switch pemilihan range 3. Terminal pengukuran + 4. Terminal pengukuran – COM

5. Terminal basis untuk pengecakan transistor 6. Terminal output

7. Knob pengaturan skala penuh (Fullscale) 8. Knob switch Polarity reversal

9. Push-button knob switch untuk pengukuran kapasitas kapasitor 10. Pointer indicator

11. Plat skala indicator 12. Continuity indicating LED 13. Rear case

(6)

Gambar 4. Skala Meter pada Multimeter Analog

Keterangan:

1. Skala resistansi (Ω) ……...Biru 2. Skala DCV, DCA(DCV,A) dan ACV

(AC12V atau lebih tinggi) ………. Hitam 3. Ekslusiv skala kapasitor untuk range C1 ………. Merah 4. Ekslusiv skala kapasitor untuk range C2 ………. Merah 5. Skala factor penguatan arus DC (hFE)transistor ………. Biru 6. Skala range Ω t. to t. current (LI) ………. Hitam 7. Skala ekslusiv AC 3V ……… Hitam

8. Skala Decibel (dB) ………. Merah

9. Continuity indicating LED 10. Cermin

3. Multimeter Digital

Gambar 4. Multimeter Digital

7 4 5 8 3 2 1 6

(7)

1

2

Keterangan Gambar 4:

1. LCD Display 2. Tombol Data Hold 3. Rotary Switch 4. Power

5. Terminal Input COM 6. Terminal Input 20A 7. Terminal Input mA

8. V 0C Terminal Input

Penjelasan Umum pembacaan alat ukur

1. Skala penuh

Skala penuh (full scale) adalah nilai maksimum yang tertera pada skala yang digunakan.

Gambar 5. Skala pada multimeter analog

Untuk no. 1, skala penuh adalah 120 Untuk no. 2, skala penuh adalah 30

2. Penunjukkan jarum

Pembacaan skala yang ditunjukkan oleh jarum (pointer). Pada gambar 5 diatas,

a. Jika digunakan skala penuh 120 (no.1) maka jarum menunjuk pada 80. b. Jika digunakan skala penuh 30 (no.2) maka jarum menunjuk pada 20.

(8)

3. Range

Range adalah batas kemampuan alat ukur yang ditunjukkan oleh suatu nilai tertentu.

Misal :

a). Knob pemilih range menunjuk pada DCV 12, maka pada posisi ini alat ukur mampu mengukur tegangan DC sampai maksimal 12 V.

b). Knob pemilih range menunjuk pada ACV 300, maka pada posisi ini alat ukur mampu mengukur tegangan AC sampai maksimal 300V.

c). Pada multimeter analog, knob pemilih range menunjuk pada Ω x 100 maka pada posisi ini alat ukur mampu mengukur resistansi dengan kelipatan 100 kali dari nilai skala yang terbaca.

d). Pada multimeter digital, knob pemilih range menunjuk pada Ω 200, maka pada posisi ini alat ukur mampu mengukur resistansi sampai maksimal 200.

4. 0 Ω adjusment

Pengaturan nol ohm ini terdapat pada multimeter analog. Ia berguna untuk mengeset nilai nol dengan menghubung singkat kedua probe multimeter, pada awal pengukuran resistansi dengan posisi knob pada Ω.

Gambar 6. Pengaturan nol dan pengukuran nilai resistansi

Contoh 1

Sebuah multimeter analog difungsikan sebagai voltmeter, digunakan untuk mengukur tegangan power supply. Ternyata jarum menunjukkan posisi seperti pada gambar 5. Range yang digunakan adalah DCV 120. Hitung berapakah tegangan power supply yang terukur!

(9)

Penyelesaian :

Tegangan (V) = range yang digunakan

penuh skala skala pada jarum penunjukan x

a. Menggunakan skala no.1

V = 30

120 80

x = 20 volt b. Menggunakan skala no.2

V = 30

30 20

x = 20 volt

Jadi, skala manapun yang digunakan akan menghasilkan pembacaan tegangan yang sama besarnya, yaitu 20 volt.

Perhatian !!! Dalam pembacaan skala, Anda harus konsisten! Jika

pembacaan penunjukkan jarum menggunakan skala no.1 maka untuk skala penuh juga menggunakan skala no.1, demikian juga untuk skala no2.

(10)

BAB II

PENGUKURAN RESISTANSI

Setiap benda memiliki sifat listrik yang disebut resistansi, yaitu nilai tahanan suatu benda terhadap laju elektron bebas / arus listrik dengan satuan ohm (Ω). Dalam bidang elektronika, terdapat sebuah komponen listrik yang memang didisain untuk dapat memberikan nilai resistansi tertentu. Komponen listrik ini disebut resistor.

2.1 Pembacaan Kode Warna Resistor

Salah satu resistor yang umum terdapat di pasaran menggunakan kode warna untuk menunjukkan nilai resistansinya. Berikut ini adalah tabel untuk membaca kode warna pada resistor.

Gambar 8. Resistor dengan kode warna

Keterangan Gambar 8 :

Gelang I menunjukkan angka digit pertama Gelang II menunjukkan angka digit kedua Gelang III menunjukkan perkalian

Gelang IV menunjukkan toleransi Gelang I

Gelang II

(11)

Tabel Kode Warna Resistor Warna Gelang I Gelang

II Gelang III Gelang IV Hitam 0 0 100 - Coklat 1 1 101 1% Merah 2 2 102 2% Oranye 3 3 103 - Kuning 4 4 104 - Hijau 5 5 105 0,5% Biru 6 6 106 - Ungu 7 7 107 - Abu-abu 8 8 108 - Putih 9 9 109 - Emas - - 10–1 5% Perak - - 10–2 10% Tak berwarna - - - 20% Contoh 2

Sebuah resistor dengan warna coklat, merah, merah, emas. Tentukan nilai resistansi dari resistor tersebut.

Penyelesaian : Coklat = 1 Merah = 2 Merah = 102 Emas = 5% Nilai resistansi (R) = 12 x 102 = 1200 Ω ± 5%.

Untuk mendapatkan ketepatan dari suatu hasil pengukuran ada rumus yang bisa dipergunakan yaitu seperti rumus di bawah ini.

(12)

( | ̅̅̅̅ |) ̅̅̅̅ ̅

Sedangkan untuk menghitung ketelitian dipergunakan rumus seperti di bawah ini :

( | ̅ |)

2.2 Pengukuran Tahanan Dengan Menggunakan Multimeter Prosedur Penggunaan Multimeter Analog sebagai Ohmmeter

1. Putar knob Multimeter pada salah satu range ohmmeter ( x1, x10, x100, atau x1k ).

2. Hubung singkat kedua probe ohmmeter sehingga jarum terdefleksi ke kanan. Atur zero-ajust ohmmeter sehingga jarum tepat menunjukkan 0 Ω.

3. Ambil resistor, sentuhkan probe multimeter pada kaki resistor.

Gambar 9. Pengukuran sebuah resistor dan pengaturan 0Ω (zero adjustment)

(13)

Prosedur Penggunaan Multimeter Digital sebagai Ohmmeter

1. Putar knob Multimeter Digital pada salah satu range ohmmeter

Gambar 8. Pengukuran resistansi menggunakan multimeter digital 2. Ukur resistansi menggunakan multimeter digital.

3. Perhatikan displai digital pada multimeter digital. Jika tidak terbaca, ganti dengan range yang sesuai.

Tugas 1. Pengukuran Resistansi Alat dan komponen yang dibutuhkan :

­ Tabel kode warna resistor

­ 5 buah resistor dengan nilai yang berbeda ­ Multimeter Analog

­ Multimeter Digital

Tugas :

­ Bacalah nilai resistansi 5 buah resistor yang tersedia berdasarkan kode warna yang tertera dan menggunakan multimeter analog dan digital yang difungsikan sebagai ohmmeter !

­ Masukkan data kode warna dan hasil pembacaan kode warna dan hasil pengukuran nilai resistansi pada tabel 1.

(14)

Tabel 1

No .

Kode warna Resistan si dan toleransi Multimeter Analog Multimeter Digital I II III IV Rang e Pemba caan Rang e Pembac aan 1. 2. 3. 4. 5. Tugas Analisis 1

1. Amati hasil pembacaan kode warna resistor, bandingkan dengan pembacaan menggunakan multimeter analog dan digital. Samakah hasilnya? Mengapa? Jelaskan!

2. Misalkan Anda mempunyai sebuah resistor yang telah terhapus kode warnanya, terangkan bagaimana cara Anda mengukur dengan

(15)

menggunakan multimeter baik analog maupun digital. Jelaskan langkah demi langkah dalam pemilihan range dan pembacaan hasilnya!

3. Buat kesimpulan dari hasil pengamatan Anda!

Tugas 2. Mengetahui Akurasi dan Presisi

Peralatan yang digunakan :

 Multimeter Analog 1 unit

 Multimeter Digital 1 unit

 Resistor 10 buah

Prosedur percobaan

1. Siapkan semua peralatan yang akan dipergunakan pada praktikum ini.

2. Pada multimeter analog, pindahkan posisi selektor pada Ohmmeter. 3. Lakukan proses kalibrasi pada ohmmeter, dengan jalan menyatukan

kabel (+) dan (-) lihat jarum penunjuk meter. Jarum meter harus ada pada posisi maksimal di kanan, jika belum atur posisi jarum tesebut melalui tombol zero control pada ujung kanan dari meter.

4. Setelah proses kalibrasi maka ohmmeter siap untuk dipergunakan. 5. Rangkaian dari percobaan ini seperti pada Gambar 7 dan 8.

6. Lakukan pengukuran pada sebuah resistor dengan range yang berbeda, ulangi pengukuran untuk masing-masing range sebanyak 10 kali.

7. Ulangi langkah ke-6 sebanyak resistor yang ada.

8. Setelah selesai menggunakan meter analog kemudian lakukan pengukuran dengan meter digital dan tuliskan data hasil pengukuran seperti pada tabel 2.

(16)

Tabel 2 Hasil Pengukuran No Resist or Kode Warna Range Meter Analog (Ω) Xn (Ω) n X (Ω) Yn P A 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0 1 R x 1 R x 10 R x 100 R x 1 k R x 100 k 2 R x 1 R x 10 R x 100 R x 1 k R x 100 k 3 R x 1 R x 10 R x 100 R x 1 k R x 100 k 4 R x 1 R x 10 R x 100 R x 1 k R x 100 k 5 R x 1 R x 10 R x 100 R x 1 k R x 100 k 6 R x 1 R x 10

(17)

R x 100 R x 1 k R x 100 k 7 R x 1 R x 10 R x 100 R x 1 k R x 100 k 8 R x 1 R x 10 R x 100 R x 1 k R x 100 k 9 R x 1 R x 10 R x 100 R x 1 k R x 100 k 10 R x 1 R x 10 R x 100 R x 1 k R x 100 k Tugas Analisis 2:

1. Dapatkan ketelitian dan kepresisian dari setiap range yang dipergunakan.

(18)

BAB III

PENGUKURAN TEGANGAN

Alat untuk mengukur tegangan listrik disebut sebagai voltmeter. Secara umum, cara pengukuran tegangan listrik adalah dengan memasang paralel voltmeter dengan objek yang akan diukur. Dibawah ini diperlihatkan beberapa pengukuran tegangan, yaitu pada power supply dan pada rangkaian.

Alat dan komponen yang dibutuhkan :

­ Modul Power Supply ­ Multimeter Analog ­ Multimeter Digital

­ Kabel konektor secukupnya ­ Obeng

­ Resistor

3.1 Pengukuran Tegangan Pada Power Supply Menggunakan Multimeter Digital

Prosedur :

1. Putar knob Multimeter Digital pada posisi Voltmeter DC. Posisi switch pada DC.

2. Pastikan probe sudah terpasang sesuai dengan fungsi yang tertera pada terminal Multimeter Digital.

- +

POWER SUPPLY

Gambar 9. Pengukuran tegangan dengan multimeter digital

3. Set Power Supply (PS) pada posisi tegangan tertentu. Kemudian nyalakan PS. Masukkan probe pada terminal output PS. Probe berwarna

(19)

merah (+) mendapatkan tegangan yang lebih positif. Probe warna hitam (com) mendapatkan tegangan yang lebih negatif.

4. Lihat pembacaan pada displai digital. Jika tidak terbaca dengan baik, gunakan range yang lebih kecil.

5. Catat hasil pembacaan dalam Tabel 2 pada lampiran. Ulangi untuk 5 harga tegangan PS yang berbeda-beda.

Tabel 2 Tegangan (Volt) Multimeter Digital Range* Tegangan 3 6 7.5 9 12

3.2 Pengukuran Tegangan Pada Power Supply Menggunakan Multimeter Analog

Prosedur :

1. Ketika multimeter belum terhubung oleh sumber tegangan, pastikan jarum benar-benar pada posisi nol. Jika masih menyimpang dari posisi nol, gunakan zero-ajust mekanik untuk set posisi nol (gunakan obeng). 2. Putar knob multimeter analog pada fungsi Voltmeter DC.

3. Set Power Supply (PS) pada posisi tegangan tertentu. Kemudian nyalakan PS, masukkan probe pada terminal output PS.

(20)

- +

Probe hitam

Probe merah

POWER SUPPLY

Gambar 10. Pengukuran tegangan dengan multimeter analog

4. Lihat penunjukan jarum. Ubah range hingga jarum memberikan penunjukan yang mendekati skala penuh. Cara membaca tegangan :

Tegangan = range yang digunakan

penuh skala skala pada jarum penunjukan x

5. Catat skala dan hasil pembacaan dalam Tabel 3. Untuk tegangan PS yang sama, ukur kembali dengan Multimeter Digital.

6. Ulangi untuk 4 harga tegangan PS yang berbeda-beda.

Tabel 3

Teganga n (volt)

Multimeter Analog Multimeter Digital Penu

njuka n

Skala

Penuh Range* Tegangan

Range* Teganga n

3

PENTING!!! : Pilihlah range yang paling besar. Sebelum

memasukkan probe pada PS, perhatikan polaritas multimeter. Probe berwarna merah (+) harus mendapatkan tegangan yang lebih positif. Probe warna hitam (–) mendapatkan tegangan yang lebih negatif. Jangan sampai probe terbalik. Jika jarum terdefleksi ke kiri, SEGERA tarik probe dari PS dan balik polaritas pengukuran.

(21)

3.4 Pengukuran Tegangan Pada Rangkaian

a. Rangkaian Seri Prosedur :

1. Susun rangkaian seperti pada gambar berikut :

(a)

- +

POWER SUPPLY

(b)

Gambar 11. a.Rangkaian seri dua resistor b. Rangkaian praktikum

Vdc

R1 R2

6

7.5

9

PENTING!!! : Pilih range yang paling besar. Sebelum

menghubungkan kawat pada PS, perhatikan polaritas voltmeter. Terminal (+) harus mendapatkan tegangan yang lebih positif. Terminal range mendapatkan tegangan yang lebih negatif. Jangan sampai probe terbalik. Jika jarum terdefleksi ke kiri, SEGERA tarik probe dari PS dan balik polaritas pengukuran.

(22)

2. Set Power Supply (PS) pada posisi tegangan tertentu.

3. Periksa rangkaian sekali lagi. Nyalakan PS. Ukur tegangan PS dengan Multimeter Digital

4. Ukur tegangan pada R2 dengan menggunakan Multimeter Analog dan Multimeter Digital.

5. Catat hasil pengukuran pada Tabel 5. Ulangi langkah percobaan diatas dengan tegangan yang berbeda-beda.

b. Rangkaian Paralel Prosedur :

1. Susun rangkaian seperti pada gambar berikut :

(a)

- +

POWER SUPPLY

(b)

Gambar 12. a.Rangkaian paralel dua resistor b. Rangkaian praktikum 6. Set Power Supply (PS) pada posisi tegangan tertentu.

7. Periksa rangkaian sekali lagi. Nyalakan PS. Ukur tegangan PS dengan Multimeter Digital

8. Ukur tegangan pada R2 dengan menggunakan Multimeter Analog dan Multimeter Digital.

Vdc

R2

R1

PENTING!!! Gunakan prosedur pengoperasian multimeter dalam

(23)

9. Catat hasil pengukuran pada Tabel 4. Ulangi langkah percobaan diatas dengan tegangan yang berbeda-beda.

Tugas Analisis :

1. Berapakah tegangan pada resistor R2 untuk rangkaian seri dan paralel jika dihitung secara teori? Samakah dengan hasil pengukuran yang diperoleh pada praktikum? Mengapa? Jelaskan!

2. Amati hasil pengukuran tegangan dengan menggunakan masing-masing alat ukur yang digunakan, samakah hasil yang diperoleh? Mengapa? Jelaskan!

3. Misalkan Anda mempunyai sebuah power supply yang belum diketahui berapa besar tegangannya, dan Anda ingin mengukurnya dengan menggunakan multimeter analog dan digital. Terangkan langkah demi langkah yang harus dilakukan dari pemilihan range sampai pembacaan hasilnya.

4. Buat kesimpulan dari pengamatan Anda terhadap data yang diperoleh, berhubungan dengan alat ukur dan tegangan pada rangkaian seri dan parallel.

5. Bagaimana cara menghubungkan Voltmeter dengan rangkaian listrik harus paralel atau seri dan bagaimana dengan polaritasnya ?

6. Apa yang harus dilakukan dengan range Voltmeter jika kita akan melakukan pengukuran tegangan yang tidak kita ketahui dengan pasti ? 7. Hitunglah kesalahan pengukuran tiap range yang telah anda lakukan

dengan membandingkan perhitungan dan data pengukuran yang telah ada.

Tabel 4

No V dc (Volt)

Tegangan Resistor ( Volt ) V meter Digital V meter analog R

seri R paralel Range R seri R paralel 1 3 2 6 3 7.5

PENTING!!! Gunakan prosedur pengoperasian multimeter dalam

(24)

4 9

(25)

BAB IV

PENGUKURAN ARUS

Alat untuk mengukur arus listrik disebut sebagai ampermeter. Cara pengukuran arus listrik adalah dengan memasang seri ampermeter dengan objek yang akan diukur besar arusnya. Dibawah ini diperlihatkan gambar rangkaian pengukuran arus.

- +

POWER SUPPLY

Gambar 13. Rangkaian pengukuran arus

Alat dan komponen yang dibutuhkan :

­ Modul Power Supply ­ Multimeter Analog ­ Multimeter Digital

­ Kabel konektor secukupnya ­ Obeng

­ Resistor

Prosedur praktikum pengukuran arus:

1. Susun rangkaian seperti pada gambar berikut (rangkaian sebelah kanan)

Gambar 14. Rangkaian PS seri dengan sebuah resistor

A mi n max Power Supply a b R

(26)

2. Pasang resistor 10kΩ untuk R.

3. Nyalakan power supply dan atur tegangan pada nilai yang dikehendaki. 4. Ukur arus menggunakan alat ukur yang disediakan

4.1 Pengukuran Arus Menggunakan Multimeter Digital

Prosedur Penggunaan Multimeter Digital sebagai Ammeter

1. Susun rangkaian seperti pada Gambar 14 di atas. rangkaian sebelah kanan)

2. Pasang resistor 10kΩ untuk R.

3. Nyalakan power supply dan atur tegangan pada nilai yang dikehendaki Ukur tegangan PS dengan Multimeter Digital. Catat hasil pengukuran pada tabel 6.

4. Pindahkan probe dari terminal V-Ω ke terminal arus mA) 5. Putar knob Multimeter Digital pada fungsi Ammeter DC.

- +

POWER SUPPLY

Gambar 15. Pengukuran arus menggunakan multimeter digital 6. Hubungkan probe multimeter pada titik a dan b.

7. Baca harga arus pada displai digital. Jika perlu, gunakan range yang lebih kecil. Catat hasilnya dalam Tabel 5.

4.2 Pengukuran Arus Menggunakan Multimeter Analog

Prosedur Penggunaan Multimeter Analog sebagai Ammeter

1. Mula-mula pastikan jarum multimeter berada pada posisi nol.

PENTING!!! Pilih range yang paling besar. Jangan sekali-kali

menghubungkan multimeter (jika digunakan sebagai ammeter) ke sumber tegangan. Hal ini akan merusak alat ukur. Gunakan ammeter secara SERI dengan rangkaian yang diukur.

PENTING!!! Ammeter jangan dirangkaikan terlebih dulu. Perhatikan prosedur pengukuran sesuai alat ukur yang digunakan.

(27)

2. Gunakan rangkaian yang sama dengan percobaan A. Putar knob Multimeter Analog pada posisi Ammeter DC.

3. Masukkan probe pada terminal titik a dan b.

Gambar 16. Pengukuran arus menggunakan multimeter analog 4. Baca hasil pengukuran.

Cara membaca arus :

Arus = range yang digunakan

penuh skala skala pada jarum penunjukan x

5. Masukkan hasil pengukuran ke Tabel 5.

4.4 Pengukuran Arus Pada Rangkaian a.Seri

Prosedur :

1. Susun rangkaian seperti pada gambar berikut :

a)

b)

Gambar 17. a.Rangkaian seri dua resistor b. Rangkaian praktikum 2. Set Power Supply PS) pada posisi tegangan tertentu.

Vdc R1 R2 mi n max Power Supply R1 R2 1K5 10k A 3 4 mi n max Power Supply a b R A 1 2

(28)

3. Periksa rangkaian sekali lagi. Nyalakan PS. Ukur tegangan PS dengan Multimeter Digital

4. Ukur arus pada R2 dengan menggunakan Multimeter Analog dan Multimeter Digital.

5. Catat hasil pengukuran pada Tabel 6. Ulangi langkah percobaan diatas dengan tegangan yang berbeda-beda.

b. Rangkaian Paralel Prosedur :

1. Susun rangkaian seperti pada gambar berikut :

a)

b)

Gambar 19. a.Rangkaian paralel dua resistor b. Rangkaian praktikum 2. Set Power Supply PS) pada posisi tegangan tertentu.

3. Periksa rangkaian sekali lagi. Nyalakan PS. Ukur tegangan PS dengan Multimeter Digital

4. Ukur arus pada R2 dengan menggunakan Multimeter Analog dan Multimeter Digital.

5. Catat hasil pengukuran pada Tabel 6. Ulangi langkah percobaan diatas dengan tegangan yang berbeda-beda.

Vdc R2 R1 min max Power Supply R1 10k R2 1K5 A

(29)

Tabel 5

No V dc Volt)

Arus Resistor mA)

A meter Digital A meter analog Range Range ArusmA) Range ArusmA)

1 3 2 6 3 7.5 4 9 Tabel 6 No V dc Volt)

Arus Resistor mA)

A meter Digital A meter analog R seri Range R paralel Range R seri R paralel 1 3 2 6 3 7.5 4 9

(30)

Tugas Analisis :

1. Berapakah arus yang mengalir melalui resistor jika dihitung secara teori? Samakah dengan hasil pengukuran yang diperoleh pada praktikum? Mengapa? Jelaskan!

2. Amati hasil pengukuran arus dengan menggunakan masing-masing alat ukur yang digunakan, samakah hasil yang diperoleh? Mengapa? Jelaskan!

3. Misalkan Anda mempunyai sebuah baterai kering dengan tegangan tertulis 1,5 Volt. Anda ingin mengukur arus yang dapat disupply oleh baterai tersebut. Jelaskan langkah demi langkah bagaimana cara Anda mengukur arus menggunakan multimeter analog dan digital, dari pemilihan range sampai didapatkan hasil pengukurannya.

4. Buat kesimpulan dari pengamatan Anda terhadap data yang diperoleh, berhubungan dengan alat ukur dan arus listrik pada rangkaian seri dan parallel.

(31)

PERCOBAAN V 1. Judul : Efek Pembebanan Pada Voltmeter

2. Tujuan :

1. Mahasiswa dapat mengerti dan mengetahui akibat pembebanan pada voltmeter

2. Mahasiswa mampu mencari cara untuk meminimalisasi efek pembebanan pada Voltmeter

3. Peralatan yang digunakan

1. Multitester Digital 1 buah

2. Regulator DC Power Supply 1 buah 3. DC Voltmeter 10/30/100/300 V, S = 2 kΩ/V 1 buah

4. Multimeter Analog, S = 20kΩ/V 1 buah 5. Resistor 330 Ω,10 kΩ,18 kΩ

6. Kabel Penghubung secukupnya

4. Dasar Teori

Pemasangan voltmeter pada suatu beban akan menimbulkan suatu efek yang tidak dapat dihindarkan yang disebut efek pembebanan pada voltmeter. Hal ini menyebabkan hasil secara teori dengan eksperimen tidak sama. Efek pembebanan ditimbulkan oleh adanya tahanan pada voltmeter itu sendiri, sehingga dalam pengambilan data pengukuran tegangan tahanan voltmeter akan paralel dengan tahanan atau impedansi yang akan diukur tegangannya.

5. Langkah Percobaan 5.a.Prosedur percobaan

1. Siapkan semua peralatan yang akan dipergunakan pada praktikum ini.

2. Atur tegangan pada power supply sebesar E = 5 Volt, gunakan voltmeter digital.

(32)

4. Ukur tegangan pada R1 dengan menggunakan DC Voltmeter 5. Ulangi langkah 3 dengan menggunakan Multimeter Analog.

5.b. Rangkaian Percobaan

Gambar 1. Rangkaian Percobaan Efek Pembebanan Pada Voltmeter

5.c. Tabel Hasil Pengukuran Tabel 1

R1 R2

Tegangan di R1 dengan DC Voltmeter

Tegangan di R1 dengan Multimeter Analog

Praktek Teori Praktek Teori

330 Ω 330 Ω 330 Ω 10 kΩ 18 kΩ 18 kΩ 18 kΩ 330 Ω 10 kΩ 10 kΩ 10 kΩ 18 kΩ 6. Tugas

1. Hitunglah % kesalahan tegangan pada R1 dari masing – masing percobaan dengan harga standar perhitungan secara teori.

2. Jelaskan error yang diakibatkan oleh efek pembebanan voltmeter. 3. Jelaskan bagaimana cara meminimalisasi efek pembebanan pada

Ammeter?

R1

R2 5 Volt

(33)

PERCOBAAN VI 1. Judul : Efek Pembebanan Ammeter

2. Tujuan :

1. Mahasiswa mengetahui akibat pembebanan ammeter pada suatu rangkaian elektronika.

2. Mahasiswa dapat mencari cara untuk meminimalisasi efek pembebanan pada Ammeter.

3. Peralatan yang digunakan :

1. Multimeter Digital 1 buah

2. DC ammeter. 1 buah

3. Regulator DC Power Supply 1 buah 4. Resistor 39Ω, 56Ω, 100Ω, 470Ω, 1 KΩ

5. Potensiometer 10K 1 buah

6. Kabel Penghubung secukupnya

4. Dasar Teori

Pada dasarnya alat ukur yang dipakai dalam pengukuran besaran listrik merupakan beban dalam rangkaian itu sendiri. Akibatnya hasil pengukuran akan terpengaruh. Hal ini disebabkan adanya hambatan dalam dari alat ukur. Ammeter untuk mengukur arus mempunyai hambatan dalam. Idealnya, hambatan dalam dari Ammeter adalah nol, tetapi dalam kenyataanya tidaklah demikian. Dalam prakteknya, hambatan dalam dari Ammeter ada walaupun relatif kecil.

5. Langkah Percobaan

5.a. Prosedur Percobaan

1. Buat rangkaian percobaan seperti gambar 1. 2. Atur tegangan E = 3 V, R1 = 100Ω dan R2 = 39 Ω. 3. Set Potensiometer Rs ke posisi maksimum

4. Gunakan Ammeter range 3 mA. 5. Periksa kembali rangkaian.

(34)

6. Atur Rs, sehingga arus I2 = 1 mA.

7. Ukur nilai Rs dengan menggunakan multimeter digital. Catat hasilnya pada tabel.

8. Ulangi langkah 2 s/d 7 untuk harga R2 : 56Ω, 100Ω, 470Ω, 1 kΩ. 5.b. Rangkaian Percobaan

Gambar 1.Rangkaian Percobaan Efek Pembebanan Ammeter

5.c. Tabel Hasil R2 ( Ω ) Arus I2 RS (Ω ) Praktek Teori 39 1 mA 56 1 mA 100 1 mA 470 1 mA 1000 1 mA 6. Tugas

1. Hitung % error arus pada R2 dari harga tahanan dengan harga standar

I2 teori.

2. Jelaskan error yang diakibatkan oleh efek pembebanan ammeter! 3. Menurut Saudara, bagaimana cara mengurangi efek pembebanan pada

Ammeter? A Rs R1 R2 I2 I1 E

(35)

PERCOBAAN VII

1. Judul : Pengukuran Resistansi dengan Metode Voltmeter–Ammeter

2. Tujuan :

Memahami penggunaan metode voltmeter – ammeter yang benar untuk mengukur nilai resistansi.

3. Peralatan yang digunakan

 DC Power Supply 1 buah

 DC Voltmeter 1 buah

 DC Ammeter 1 buah

 Resistor 10 buah  Decade Resistance 2 buah  Kabel penghubung secukupnya

4. Dasar Teori

Pada pengukuran resistansi dengan Voltmeter-Ammeter sering digunakan pada pengukuran di laboratorium. Bila suatu tegangan V pada resistor Rx dan arus I mengalir melalui resistor Rx, maka dengan menggunakan hukum Ohm akan dapat diketahui besarnya resistansi Rx yang tidak diketahui nilainya sbb :

Pada Persamaan RX adalah nilai perhitungan resistor menggunakan hukum Ohm, dengan asumsi hambatan dalam Voltmeter tak berhingga (Voltmeter ideal) dan hambatan dalam Ammeter nol (Ammeter ideal).

Sekarang bagaimana jika kita tidak boleh mengabaikan hambatan dalam masing-masing alat ukur? Dengan melihat posisi Voltmeter dan Ammeter, ada dua cara seperti yang terlihat pada gambar 1.a dan gambar 1.b.

(a) (b) RS RO A V E I1 IX=I VX ra RS RO V E I1=I IX VX rV A IV

(36)

Gambar 1. a dan b Rangkaian pengukuran Resistansi menggunakan Voltmeter dan Ammeter

Dari gambar 1.a nampak bahwa Ammeter mengukur arus resistor IX dan tidak termasuk arus yang melalui voltmeter. Dengan demikian voltmeter menunjukkan tegangan VX ditambah tegangan drop dari ammeter.

Sehingga :

Dimana :

RO = harga pengukuran resistor dengan memperhitungkan tahanan

dalam ammeter.

V = harga penunjukkan Voltmeter I = harga penunjukkan ammeter ra = hambatan dalam ammeter

Jika RO >> ra , maka persamaan ( 3 ) mendekati :

Pada gambar 1.b, voltmeter mengukur V = VX pada resistor, tetapi ammeter menunjukkan arus resistor IX ditambah arus voltmeter IV.

Dengan mengatur semua persamaan diatas, maka akan didapatkan :

(6)

(37)

Jika rV >> R0 Maka :

Persen error (%) dapat dicari dengan membandingkan hasil pengukuran resistansi dengan menggunakan hukum Ohm (RX) dan hasil pengukuran resistansi dengan memperhitungkan tahanan dalam ammeter (RO) dengan nilai hambatan sebenarnya (R).

5. Langkah Percobaan

5.1. Metode Volt-Ammeter (Gambar 1.a)

A. Prosedur

1. Ukur tahanan dalam ammeter ( ra ).

2. Buat rangkaian seperti Gambar 1.a untuk RX = 39 Ω. 3. Posisikan decade resistance pada posisi maksimum.

4. Gunakan range ammeter 3 mA dan power supply E = 0 Volt. Gunakan range terbesar untuk voltmeter, turunkan range apabila mungkin.

5. Dengan menaikkan tegangan power supply dan mengatur decade resistance secara perlahan-lahan, dapatkan arus pada ammeter 1,5mA.Catat penunjukan tegangan pada voltmeter DC pada tabel 1.a.

(38)

Tabel Hasil Percobaan Tabel 1.a

I=1,5 mA ra=…………..

R (Ω) V (Volt) RX=V/I RO % Error RX % Error RO 39 56 100 1000 2200 4700 10000

5.2. Metode Ammeter-Voltmeter (Gambar 1.b)

A. Prosedur

1. Ukur tahanan dalam voltmeter ( rV ).

2. Buat rangkaian seperti pada gb.1 (b) untuk R = 39 Ω. Gunakan range voltmeter 1V dan range terbesar untuk Ammeter.

3. Posisikan decade resistance pada posisi maksimum.

4. Dengan mengatur DC Power Supply dan decade resistance secara perlahan-lahan dapatkan tegangan pada voltmeter 0,5 Volt dan catat penunjukan ammeter pada tabel 1.b.

(39)

B. Tabel Hasil Percobaan Tabel 1.b.

V=0,5 V rV =…………..

R (Ω) I (mA) RX=V/I RO % Error RX % Error RO 300 500 1000 2200 4700 10000 10000 6. Tugas

 Hitung persen error RX (% RX) dan persen error RO (% RO).

 Gambarkan grafik RX dan RO terhadap R untuk masing-masing rangkaian percobaan.

 Analisa error yang terjadi pada masing-masing rangkaian. Dalam keadaan apakah rangkaian 1.a menghasilkan akurasi yang baik?

(40)

PERCOBAAN VIII

1. Judul : Pengukuran Daya DC 2. Tujuan

Untuk mempelajari prinsip dasar pengukuran daya dc dengan menggunakan voltmeter dan ampermeter dan membandingkan dengan hasil pengukuran wattmeter.

3. Teori

Di samping menggunakan wattmeter, daya dc dapat diukur dengan metode ampermeter dan voltmeter dengan rangkaian sebagai berikut:

Dari gambar 1. tersebut maka : Daya yang terukur :

P = Vv.Ia – Ia2.Ra Dimana Vv = Penunjukan voltmeter

Ia = Penunjukan amperemeter Ra = Tahanan dalam amperemeter Dari gambar 2. tersebut maka Daya yang terukur :

A

V

Ein Vv , Rv

R

Ia , Ra

Gambar 1. Rangkaian pengukuran daya dc tipe A

A

V

Ein Vv , Rv R

Ia , Ra

(41)

Dimana Vv = Penunjukan voltmeter

Iv = Penunjukan amperemeter RV = Tahanan dalam voltmeter

4. Peralatan

1. Voltmeter dc 1 buah 2. Amperemeter dc 1 buah

3. Wattmeter 1 buah

4. Resistor geser 1 buah 5. Power supply dc 1 buah

5. Gambar Rangkaian Percobaan

A. Percobaan 1

B. Percobaan 2

A

V

Ein

Gambar 3. Rangkaian percobaan daya dc tipe A

W

A

V

Ein R

Gambar 4. Rangkaian percobaan daya dc tipe B

(42)

6. Langkah Percobaan

a) Percobaaan 1

1. Buat rangkaian seperti pada gambar 3.

2. Ukur hambatan dalam amperemeter dengan Ohmmeter digital.

3. Harga beban R masing-masing percobaan 20Ω, 25Ω,30Ω,35Ω,39Ω dengan tegangan input 10 volt dan sesuaikan range masing-masing alat ukur dengan tepat.

4. Catat masing-masing penunjukan alat ukur A,V,W dan buat perhitungan daya dan kesalahannya.

Tabel Data Hasil Percobaan A No. Beban R (Ω) Arus (Ampere) Tegangan (Volt) Wattmeter (Watt) Perhitungan P (Watt) 1. 20 2. 25 3. 30 4. 35 5. 39 b) Percobaaan B

1. Buat rangkaian seperti pada gambar 4.

2. Ukur hambatan dalam Voltmeter dengan Ohm-meter digital.

3. Harga beban R masing-masing percobaan 20Ω, 25Ω,30Ω,35Ω,39Ω dengan tegangan input 10 Volt dan sesuaikan range masing-masing alat ukur dengan tepat.

4. Catat masing-masing penunjukan alat ukur A,V,W dan buat perhitungan daya dan kesalahannya.

(43)

Tabel Data Hasil Percobaan B No. Beban R (Ω) Arus (Ampere) Tegangan (Volt) Wattmeter (Watt) Perhitungan P (Watt) 1. 20 2. 25 3. 30 4. 35 5. 39 7. Tugas

1. Kenapa terdapat selisih antara pembacaan wattmeter dengan hasil perhitungan?

2. Bandingkan, rangkaian A atau B yang lebih baik!

3. Apakah Anda mempunyai solusi lain untuk meminimalisasi persen error dari gambar percobaan A dan B diatas?

(44)

PERCOBAAN IX 1. Judul : Pengenalan Osiloskop

2. Tujuan

 Mahasiswa mampu mengenal dan mengetahui fungsi dari panel osiloskop.

 Mahasiswa mampu mengkalibrasi osiloskop

 Mahasiswa mampu membaca tegangan, periode dan frekuensi yang dimunculkan oleh osiloskop.

3. Peralatan yang digunakan

1. Osiloskop 1 buah 2. Probe osiloskop 2 buah 3. Function Generator 1 buah

4. Kabel secukupnya

4. Dasar Teori

Osiloskop adalah alat pembuat grafik X-Y yang sangat cepat yang memperagakan sebuah sinyal masukan terhadap sinyal lain terhadap waktu. Pena dari alat ini berupa sebuah bintik cahaya yang bergerak melalui

permukaan layar dalam memberi tanggapan (respon) terhadap tegangan-tegangan masukan.

Dalam pemakaian biasa sumbu horisontal adalah tegangan tanjak (ramp voltage) linear yang dibangkitkan secara internal yang secara periodik

menggerakkan bintik cahaya dari kiri ke kanan melalui permukaan layar. Tegangan yang akan diuji dimasukkan ke sumbu vertikal akan menggerakkan bintik ke atas dan ke bawah sesuai dengan nilai sesaat tegangan masukan. Selanjutnya bintik tersebut jejak berkas pada layar yang menunjukkan variasi tegangan masukan sebagai fungsi waktu.

(45)

4.1. Kontrol Panel Osiloskop

Berikut akan dipelajari kontrol panel yang ada pada osiloskop. Nama panel dan fungsi dari masing-masing panel tersebut. Tampak depan kontrol panel osiloskop seperti pada gambar 1.

Tombol Power ON/OFF (6)

Untuk menghidupkan dan mematikan powernya. Indikator Power ON (5)

Jika LED menyala menunjukkan osiloskop dipakai INTEN (2)

Untuk mengatur Intensitas dari jejak yang ditampilkan pada CRT FOCUS (4)

Mengkoreksi fokus jejak yang dipakai TRACE ROTATION (4)

Membetulkan penyimpangan yang disebabkan kemagnetan bumi. Mengkoreksi kemiringan jejak

Gambar 1. Panel Kontrol Osciloskop

Pengatur Sumbu Vertikal (Sumbu Y)

CH 1 - X Input (9)

Untuk memasukkan sinyal ke channel 1 dengan kabel BNC atau probe. Digunakan untuk input sinyal sumbu X ketika dioperasikan pada mode X-Y

Tombol AC-GND-DC (8) Penghubung kopling input

AC : Kapasitor disisipkan dalam rangkaian seri antara sinyal dari amplifier GND : Masukan dari amplifier dihubungkan ke daerah ground

DC : Semua komponen sinyal dimasukkan dalam amplifier VOLTS/DIV (7) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36

(46)

Meredam sinyal input agar amplitudonya tepat dalam pengamatan CRT, ketika diamati dalam peredaman probe, amplitudo yang terukur harus dikalikan dengan peredaman probe.

CH1 POSITION (34)

Mengatur kedudukan jejak vertikal CH1 pada CRT VARIABEL (10)

Mengatur perubahan sensitivitas pada range saklar Volt/div. CH2 - Y Input (13)

Memasukkan sinyal ke CH2 dengan kabel probe serta digunakan untuk input dari sinyal sumbu Y ketika dioperasikan pada mode X-Y.

CH2 AC-DC-GND (12) Lihat sebelumnya.

CH2 VOLT/DIV (11) Lihat sebelumnya.

CH2 POSITION (32) Mengatur jejak vertikal CH2

CH2 VARIABEL (14)

Mengatur perubahan sensitivitas pada range saklar Volt/div untuk CH2 VERT MODE (33)

CH1 : Hanya CH1 yang ditampilkan CH2 : Hanya CH2 yang ditampilkan

DUAL : Osiloskop menampilkan kedua chanel, CH1 dan CH2

CHOP : Sinyal CH1 dan CH2 secara bergantian ditampilkan. Digunakan untuk pengamatan sinyal - sinyal yang bergantian secara lambat (frekuensi rendah)

ALT : Sinyal CH1 dan CH2 secara bergantian ditampilkan pada pergantian penyapuan yang cepat (frekuensi tinggi)

ADD : Menampilkan jumlah aljabar sinyal CH1 dan CH2 (CH1+CH2) atau selisih (CH1-CH2). Jika tombol CH2 INV (31) diaktifkan, maka yang ditampilkan adalah selisih aljabar dari CH1 dan CH2 (CH1-CH2).

Pengatur Sumbu Horisontal

TIME/DIV (15)

Pemilih dasar waktu horisontal POSITION (30)

Pengaturan posisi gelombang secara horisontal pada CRT SWP. VAR (18)

Tombol kontrol waktu penyapuan jejak. Jika tombol SWP.UNCAL (16) ditekan, waktu penyapuan jejak akan diperlambat.

X 10 MAG (29)

(47)

Kontrol Trigger

EXT TRIG(EXT HOR) terminal input (20)

Terminal input biasa digunakan untuk trigger eksternal dan sinyal horizontal eksternal. Untuk menggunakan terminal ini, set SOURCE (23) pada posisi EXT.

SOURCE (23)

Pemilihan sumber trigger internal dan sinyal input EXT HOR.

CH1 : Sinyal pada CH1 dipilih sebagai sumber trigger, VERT MODE pada posisi DUAL or ADD

CH2 : Sinyal pada CH2 dipilih sebagai sumber trigger, VERT MODE pada posisi DUAL or ADD

TRIG.ALT (21) : VERT MODE pada posisi DUAL or ADD, SOURCE pada posisi CH1 atau CH2, sinyal trigger akan berganti antara CH1 dan CH2.

LINE : Di triger oleh line frekuensi

EXT : Sinyal eksternal sebagai sinyal trigger. COUPLING (22)

Sinyal trigger dijalankan pada rangkaian filter sebelum digunakan pada rangkaian penyapu.

AC : Sinyal trigger dihubungkan langsung dengan kapasitor ke rangkaian penyapu untuk memblok komponen dc, sehingga rangkaian penyapu trigger bebas dari komponen dc

DC : Semua komponen dari sinyal trigger dihubungkan TV(V) : Memisahkan sinyal vertikal serentak dari sinyal video jika digunakan sebagai sumber trigger.

HF REJ : Memotong komponen sinyal diatas 50 kHz (-3 dB). SLOPE (19)

Pemilihan slope trigger

“ + “ : Proses triggering terjadi jika sinyal trigger melewati arah positif.

“ – “ : Proses triggering terjadi jika sinyal trigger melewati arah negatif.

HOLDOFF (28)

Digunakan untuk gelombang sinyal kompleks dan sinyal trigger stabil tidak didapatkan

TRIGGER MODE (25)

AUTO : Tidak ada sinyal trigger atau frekuensi sinyal trigger lebih kecil dari 50 Hz. Penyapuan jejak bebas.

NORM : Tidak ada sinyal trigger, dan tidak ada jejak pada layar. Digunakan untuk mencari sinyal  50 Hz.

Kontrol Penghubung Lainnya

(48)

Terminal sumber sinyal kalibrasi tegangan 2 Vp-p, 1 kHz, gelombang persegi positif. Output resistansi 2k Ohm.

GND (17)

Terminal ground osiloskop

4.2. Pembacaan Gelombang Pada Osiloskop

Setelah mengetahui fungsi dari kontrol panel osiloskop berikut akan dipelajari bagaimana cara pembacaan tegangan ataupun frekuensi yang ditampilkan oleh osiloskop.

Misalkan pada layar osiloskop muncul gelombang seperti pada gambar 6.6.

Gambar 2. Gelombang Sinus

Misalkan pada panel kontrol osiloskop terdapat spesifikasi sebagai berikut: Volt/ div = 100 mV

Time/div = 5 ms

Redaman probe = 1:10

Untuk gelombang A:

Tinggi gelombang sinus puncak ke puncak gelombang A = 6 div Panjang periode satu gelombang = 4 div.

Vp-p = tinggi gelombang sinus puncak ke puncak x Volt/ div x redaman probe

T = panjang periode satu gelombang x Time/div f = 1/T 6 DIV 2 DIV 2 DIV 4 DIV A B Volt/ div = 100 mV. Time/div = 5 ms Redaman probe = 1

(49)

Maka:

Vp-p = 6 div x 100mV/div x 10 = 6 V T = 4 div x 5 ms/div = 20 ms f = 1/T = 1/20ms = 50 Hz Untuk gelombang B:

Tinggi gelombang sinus puncak ke puncak gelombang A = 2 div Panjang periode satu gelombang = 2 div.

Maka:

Vp-p = 2 div x 100mV/div x 10 = 2 V T = 2 div x 5 ms/div = 10 ms f = 1/T = 1/10ms = 100 Hz

4.3. Kalibrasi Pada Osiloskop

Sebelum menggunakan osiloskop hal penting yang harus dilakukan adalah mengkalibrasi osiloskop. Kalibrasi yang dilakukan ada 2 yaitu kalibrasi tegangan dan frekuensi. Misal pada layar osiloskop harus muncul gelombang kotak seperti gambar 3.

Gambar 3.Gelombang kotak pada kalibrasi osiloskop

Misalkan pada tombol kontrol osiloskop adalah seperti berikut: Volt/div = 100 mV; Time/div = 0,5 ms ; Probe = 1:10

Maka tinggi gelombang kotak adalah 2 kotak (div) Dan lebar adalah = 2 kotak (div)

Pengukuran pulsa: Vp-p = 2 x 100 mV x 10 = 2 V T = 2 x 0,5ms = 1ms f = 1/T = 1 kHz. 5. Langkah Percobaan 5.1 Kalibrasi Osiloskop a. Prosedur Percobaan

1. Masukkan probe osiloskop pada salah satu chanel yang ada pada osiloskop.

(50)

3. Lihat gambar sinyal kotak yang terdapat pada layar osiloskop. Apakah sudah sesuai dengan tegangan dan frekuensi kalibrasi yang diijinkan. Untuk kalibrasi tegangan harus memenuhi 2 Vp-p dan frekuensi 1 kHz. Jika belum, atur Volt/div dan Time/div.

4. Lengkapi tabel hasil percobaan 1untuk hasil pengukuran percobaan ini. b.Rangkaian Percobaan

Gambar 4. Rangkaian Percobaan Kalibrasi Osilokop

c. Tabel Hasil Percobaan 1

Time/Div Volt/Div Gambar Vp-p

(Volt)

Frekuensi (Hz)

5.2 Pembuatan Gelombang Sinus Pada Layar Osiloskop a.Prosedur

1. Rangkai peralatan seperti gambar 5.

2. Masukkan probe osiloskop pada salah satu chanel yang ada pada osiloskop.

3. Nyalakan power dari Function Generator. Kemudian hubungkan osiloskop dengan function generator.

(51)

4. Dapatkan frekuensi gelombang sinus pada function generator sebagai berikut: 100 Hz, 1kHz, 10 KHz

5. Catat nilai hasil pengukuran untuk setiap frekuensi pada tabel hasil percobaan 2.

b.Rangkaian Percobaan

Gambar 5. Gambar Rangkaian Percobaan Pembuatan Gelombang Sinus

c. Tabel Hasil Percobaan 2 F = 100 Hz

Time/Div Volt/Div Gambar Vp-p

(Volt) Frekuensi (Hz) 2 ms 0,5 5 ms 1 10 ms 2

(52)

F = 1 kHz

Time/Div Volt/Div Gambar Vp-p

(Volt) Frekuensi (Hz) 0,2 ms 0,5 0,5 ms 1 1 ms 2 F = 10 kHz

Time/Div Volt/Div Gambar Vp-p

(Volt) Frekuensi (Hz) 20 μs 0,5 50 μs 1 0,1 μs 2 6. Tugas

Buatlah gelombang sinus dengan amplitudo puncak ke puncak 10 Volt frekuensi 1,5 KHz. Dengan kondisi setting Volt/div dan Time/div yang berbeda!

Mengapa pada pengukuran frekuensi, pembesaran probe osiloskop tidak diperhitungkan, jelaskan!

(53)

PERCOBAAN X 1. Judul : Pengukuran Beda Phasa 2 Sinyal

2. Tujuan :Mengukur beda phasa antara 2 buah sinyal tegangan yang

frekuensinya sama.

3. Teori :

Perbedaan phasa antara dua gelombang dapat diukur dengan metode

seperti pada gambar dibawah ini :

Gambar 1. Beda Phasa 2 Sinyal

Setiap gelombang mempunyai periode waktu 8 Div horizontal, dan waktu antara permulaan setiap putaran adalah 1,4 div. Satu putaran = 3600 dan 1div = 3600/8 = 450 .

Jadi perbedaan phasanya adalah : = 1,4 div x (450/div)

= 630

Perhitungan beda phasa juga bisa dilakukan dengan cara Mode Lissajous. Perhitungan Beda fasa dengan gambar Lissajous :

Dari gambar Lissajous diatas :

Y1 = Ymax . Sin (ωt + Ɵ) X 2 Y 2 X 1 Y 1

(54)

Dimana : Ymax = Y2 = A Sin Ɵ Jika t = 0 Y0 = Y1 = A Sin Ɵ Perbandingan : Y1/Y2 = (A Sin Ɵ) / A Y1/Y2 = Sin Ɵ Maka : Ɵ1 = T1/T2 x 360° Ɵ2 = Arcsin Y1/Y2 Ɵ3 = Arcsin X1/X2

4. Peralatan yang digunakan:

1. Oscilloscop dual trace 1 buah

2. Probe 2 buah

3. Decade Resistor 1 buah 4. Decade Capasitor 1 buah 5. Function Generator 1 buah

5. Rangkaian percobaan:

Diketahui Vin = 2 Vpp dengan f = 1KHz dan Rawal =10 kΩ, Cawal=0,005μF

6. Prosedur percobaan :

1. Rangkailah rangkaian percobaan seperti gambar diatas. 2. Amatilah dan gambar gelombang V1 dan V2 .

3. Tentukan Beda Phasa V1 dan V2 .

4. Ubahlah kedalam mode lissajauos (X-Y), dan tentukan beda phasa antara V1 dan V2, gambar dan bandingkan dengan hasil yang diperoleh pada langkah 2.

5. Dengan Harga R yang tetap = 10Ω dan harga C yang bervariasi dari 0,005 – 0,007μF. Ulangi langkah 1 s/d 3.

(55)

6. Dengan harga C yang tetap = 0,005 μF dan harga R yang bervariasi dari 10Ω, 15Ω, dan 25Ω. Ulangi langkah 1 s/d 3.

7. Ulangi langkah 1 s/d 6 untuk frekuensi Fin yang bervariasi yakni 500 Hz dan 1 KHz

7. Tabel Pengambilan Data

Frekuensi Fin : ………KHz/Hz , R (Ω) C (μF) T1 T2 Ɵ1 X1 X2 Ɵ2 Y1 Y2 Ɵ3 10 0,005 10 0,006 10 0,007 10 0,005 15 0,005 25 0,005 8. Tugas

1. Jelaskan pengaruh perubahan R dan C pada besarnya beda phasa! 2. Bandingkan persen error beda phasa cara lissajous X dan Y terhadap

(56)

PERCOBAAN XI

1. Judul : Pengukuran Perbandingan Frekuensi dengan Mode Lissajous 2. Tujuan :

a. Mengamati hasil gambar lissajous dari 2 sinyal yang berbeda frekuensi b. Mengukur frekuensi sinyal yang tidak diketahui

3. Teori :

Dengan mode X-Y dapat diukur suatu frekuensi luar yang dihubungkan dengan frekuensi referensi. Dari hasil gambar lissajous seperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini :

Dari gambar diatas perbandingan frekuensinya adalah :

F1/F2 = Jumlah Puncak Kanan(atau Kiri)/Jumlah Puncak Atas(atau Bawah)

4. Peralatan yang digunakan :

1.Oscilloscop dual trace 1 buah

2.Probe 2 buah

3.Function Generator 2 buah

5. Rangkaian percobaan : Osiloskop Function Generator 2 Function Generator 1

(57)

6. Prosedur percobaan :

1. Berikan input pada chanel 1 tegangan sinus Vp-p=2Volt, Frekuensi F1 =400 Hz.

2. Berikan input pada chanel 2 tegangan sinus Vp-p=2Volt, dengan frekuensi F2 sbb: 400 Hz, 800Hz, 900Hz, 1KHz, dan 1,6KHz. Dengan memakai mode lissajous, amati dan gambarkanlah.

3. Jika Frekuensi awal F2 diatur 1 KHz, amati dan gambarlah bentuk tampilan lissajous untuk F1 : 3/4 F2 , 1/4F2 , 1/8F2.

7. Tabel Pengambilan Data

Vp-p :2 Volt F1 F2 F1/F2 Gambar 400 Hz 400 Hz 400 Hz 800 Hz 400 Hz 900 Hz 400 Hz 1KHz 400 Hz 1,6 KHz Vp-p : 2 Volt F2 F1/F2 F1 Gambar 1 Khz 3/4 1 Khz 1/4 1 Khz 1/8 8. Tugas

a. Analisa bentuk dan perbandingan frekuensi yang ditampilkan dengan oscilloscope. Jelaskan bagaimana bentuk tersebut terjadi!

b. Perhatikan dan bandingkan bentuk lissajous, jelaskan bagaimana mengetahui sudut yang ditampilkan lissajous!

c. Gambar yang ditampilkan ada yang stasioner dan ada pula yang terus bergerak. Bagaimana mendapatkan gambar yang stasioner (diam)? Jelaskan!

(58)

PERCOBAAN XII HUKUM KIRCHOFF 1. Tujuan

Mahasiswa dapat membuktikan kebenaran Hukum Kirchoff melalui pengukuran secara praktis.

2. Dasar Teori

Hukum Tegangan Kirchoff (KVL) menyatakan bahwa jumlah aljabar semua tegangan mengelilingi lintasan (loop) tertutup dalam sebuah rangkaian adalah nol.

- V0 + V1 + V2 = 0 V0 = V1 + V2

Atau V2 = V3

- V0 + V1 + V3 = 0 V0 = V1 + V3

Perbedaan tegangan yang dihasilkan secara praktis adalah: ( ) ( )

Maka persentase error yang dihasilkan adalah

Dan

Hukum Arus Kirchoff (KCL) menyatakan bahwa jumlah aljabar semua arus yang memasuki dan meninggalkan sebuah simpul (node) adalah nol.

I1 – I2 – I3 = 0 atau

I1 = I2 + I3

Maka persentase error yang dihasilkan adalah : ( )

R1 R2 R3 V1 V0 V 2 V3 E I1 I2 I3

Gambar 1.1 Rangkaian hukum Kirchoff

(59)

3. Alat dan Bahan

 3 buah decade resistor  1 buah Voltmeter  3 buah Amperemeter  1 buah Multimeter Digital  1 buah Power supply  1 buah Modul RL-1

4. Rangkaian Percobaan

1. Pengukuran tegangan pada masing-masing resistor untuk membuktikan hukum Kirchoff Voltage Low.

R1 = 1 kΩ R2 = 2 kΩ R3 = 3 kΩ

2. Pengukuran arus yang pada masing-masing resistor untuk membuktikan hukum Kirchoff Current Low.

R1 = 1 kΩ R2 = 2 kΩ R3 = 3 kΩ

5. Prosedur Percobaan

A. KVL ( Kirchoff Voltage Low )

1. Rangkailah gambar percobaan 1.2 sesuai dengan petunjuk yang diberikan. Untuk R1, R2, dan R3 gunakan decade resistor.

2. Atur R1 = 1 kΩ, R2 = 2 kΩ, dan R3 = 3 kΩ dengan menggunakan multimeter digital.

3. Sebelum menyalakan power supply cek dahulu range tiap-tiap voltmeter dengan memperkirakan nilai tegangan yang akan diukur berdasarkan perhitungan analitik (teori).

R

1

R

2

R

3

V

1

V

0

V

2

V

3

E

E

R

1

R

2

R

3

A

1

V

0

A

2

A

3

I

1

I

2

I

3

Gambar 1.2 Rangkaian percobaan untuk membuktikan KVL

(60)

4. Nyalakan power supply, set Vin sebesar 2V lalu lihat hasil pengukuran dari voltmeter dan catat hasilnya pada tabel-1.1. Kemudian ulangi pencatatan hasil ini dengan Vin 3V, 4V, 5V, 6V.

5. Berdasarkan dari hasil pengukuran, hitunglah perbedaan tegangan antara V0 dan V1 - V2 , serta V2 dan V3 tuliskan dalam tabel-1.1

6. Dari hasil percobaan dan perhitungan, hitunglah % error yang terjadi.

Tabel - 1.1

No E(V0) V1(V) V2 (V) V3 (V) V 0-12(V) V23(V) Err1(%) Err2(%)

1 2

2 3

3 4

4 5

5 6

B. KCL ( Kirchoff Current Low )

1. Rangkailah gambar percobaan 1.3 sesuai dengan pentunjuk yang diberikan. Untuk R1, R2, dan R3 gunakan decade resistor.

2. Set R1 = 1 kΩ, R2 = 2 kΩ, dan R3 = 3 kΩ dengan menggunakan Multimeter Digital.

3. Sebelum menyalakan power supply cek dahulu range tiap-tiap amperemeter dengan memperkirakan nilai arus yang akan diukur berdasarkan perhitungan analitik (teori).

4. Nyalakan power supply, set Vin sebesar 2V lalu lihat hasil pengukuran dari amperemeter dan catat hasilnya pada tabel-1.2. Kemudian ulangi pencatatan hasil ini dengan Vin 3V, 4V, 5V, 6V.

5. Berdasarkan dari hasil pengukuran, hitunglah perbedaan arus antara I1 dan I2, tuliskan dalam tabel 1.2.

6. Dari hasil percobaan dan perhitungan, hitunglah % error yang terjadi.

Tabel - 1.2

No E(V0) I1(mA) I2 (mA) I3 (mA) Err(%)

1 2 2 3 3 4 4 5 5 6 6. Tugas

1. Hitunglah tegangan pada masing-masing beban R1, R2, dan R3 secara teoritis, kemudian bandingkan hasilnya dengan hasil percobaan.

2. Hitunglah arus pada masing-masing cabang, kemudian bandingkan hasilnya dengan hasil percobaan.

3. Bila terdapat perbedaan antara teori dan praktek, berikan analisa secara jelas.

(61)

Gambar 4.2 Contoh hukum superposisi mencari I’ saat E2 = 0

PERCOBAAN XIII HUKUM SUPERPOSISI

1. Tujuan

Diharapkan dapat membuktikan kebenaran teori superposisi melalui pengukuran besaran listrik DC pada suatu rangkaian listrik.

2. Dasar Teori

Pada rangkaian linier yang mengandung lebih dari satu sumber, maka arus yang melalui suatu cabang atau tegangan suatu elemen merupakan jumlah aljabar (jumlah vektor untuk rangkaian AC) dari arus atau tegangan yang dihasilkan setiap sumber secara independen.

(( ) )

(

)

(62)

(( ) )

(

)

3. Rangkaian Percobaan

4. Alat dan Bahan

DC power supply : 2 buah DC amperemeter : 1 buah

Resistor : R1 = 5 kΩ; R2 = 3 kΩ ; R3 = 4 kΩ dan RL = 2 kΩ

5. Langkah Percobaan

1. Siapkan dan rakitlah rangkaian seperti gambar 4.4 di atas, berhati-berhatilah dengan batas range amperemeter (jangan sampai melampaui batas range). Untuk R1, R2, R3, dan RL gunakan decade resistor.

Gambar 4.3 Contoh hukum superposisi mencari I’’ saat E1 = 0

(63)

2. Aturlah masing-masing DC power supply sebagai berikut : E1 = 15 volt, E2 = 12 volt dan E3 = 5 volt, untuk E1 dan E3 menggunakan 1 power supply.

3. Pindahkan saklar S1 ke posisi 1, dan ukurlah arusnya (IL) masukkan hasilnya ke dalam tabel data pada kolom IL1. Kembalikan S1 ke posisi semula.

4. Pindahkan saklar S2 ke posisi 1, dan ukurlah arusnya (IL) masukkan hasilnya ke dalam tabel data pada kolom IL2. Kembalikan S2 ke posisi semula.

5. Berhati-hatilah dengan polaritas E3, oleh karena itu balikkan polaritas

terminal amperemeter sebelum melakukan langkah 6.

6. Pindahkan saklar S3 ke posisi 1, dan ukurlah arusnya (IL) masukkan hasilnya ke dalam tabel data pada kolom IL3, kembalikan S3 ke posisi semula.

7. Pindahkan semua saklar S1, S2 dan S3 pada posisi 1, dan ukurlah arusnya (IL) masukkan hasilnya ke dalam tabel data pada kolom IL. 1. Ubahlah E2 = 10 volt, 8 volt, dan 6 volt. Dengan mengulangi langkah 3

sampai dengan langkah 7.

6. Tabel Data No E1(V) E2(V) E3(V) IL1 (mA) IL2 (mA) IL3 (mA) IL (mA) IL’ (mA) Error (%) 1 15 14 5 2 15 12 5 3 15 10 5 4 15 8 5 5 15 6 5 Catatan :

1. IL1 = Arus yang terukur pada amperemeter pada saat S1 posisi 1 ( E1 bekerja ), ( E2 dan E3 mati ).

2. IL2 = Arus yang terukur pada amperemeter pada saat S2 posisi 1 ( E2 bekerja ), ( E1 dan E3 mati ).

(64)

3. IL3 = Arus yang terukur pada amperemeter pasa saat S3 posisi 1 ( E3 bekerja ), ( E1 dan E2 mati ).

4. IL = Arus yang terukur pada amperemeter adalah semua saklar pada posisi 1.

5. IL’ = Penjumlahan dari arus ( IL1 + IL2 + IL3) secara perhitungan Error x100%

7. Tugas dan Analisa

1. Hitung IL’ secara teori ( IL’ = IL1 + IL2 + IL3 ), masukkan hasilnya ke dalam tabel data pada kolom IL’ ?

2. Hitung dan bandingkan IL’ dengan IL hasil pengukuran, kemudian hitung errornya, masukkan hasilnya ke dalam tabel data pada kolom error !

3. Dari hasil percobaan saudara, apakah sesuai dengan teori atau tidak, beri kesimpulannya ?

(65)

PERCOBAAN XIV RESIPROSITAS 1. Tujuan Percobaan

Mengetahui dan memperdalam adanya kebenaran teorema resiprositas melalui pengukuran besaran listrik DC dalam suatu rangkaian.

2. Dasar Teori

Teorema resiprositas mengatakan “Bila arus IJ mengalir pada cabang ke J dari rangkaian linier dengan sumber tegangan EI di cabang yang ke I. Dan bila arus II mengalir pada cabang ke I dengan sumber tegangan EJ di cabang ke J”, maka dapat ditulis sebagai berikut :

atau jadi sumber tegangan dan arus dapat bertukar tempat. Bila EI = EJ maka II = IJ

Contoh : Rangkaian linier Ij E i Rangkai an linier Ii Ej Z1 Z2 Z3 1 2 1' 2' E1 I2

Gambar 5.1 Teorema resiprositas

Gambar 5.2a Contoh teorema resiprositas

Gambar 5.2b Contoh teorema resiprositas

Z1 Z2 Z3 1 2 1' 2' E2 I1

(66)

E1 I1 = E2 I2

Bila E1 = E2 , maka I1= I2 (terbukti)

3. Rangkaian Percobaan R1 R2 R4 R3 E A2 R5 R0 3 4 V1 I2 Z1 Z2 Z3 1 2 1' 2'

Gambar 5.2c Contoh teorema resiprositas

Gambar 5.3a Rangkaian percobaan teorema resiprositas

Gambar 5.3b Rangkaian percobaan teorema resiprositas

R1 R2 R4 R3 V2 R5 R0 A1 I2 E

(67)

4. Alat dan Bahan

DC Power supply : 1 buah Multimeter Digital : 1 buah Amperemeter DC : 1 buah

Resistor : R0 = 1 kΩ; R1 = 1 kΩ; R2 = 2 kΩ; R3 = 4 kΩ; R4 = 3 kΩ dan R5 = 3 kΩ

5. Langkah Percobaan

1. Rangkailah seperti pada gambar 5.3a di atas, Untuk R1, R2, R3, R4, dan R5 gunakan fix resistor dan decade resistance.

2. Atur tegangan DC power supply 5 volt (E1) kemudian ukur arusnya (I1), masukkan hasilnya ke tabel 5.1a.

3. Atur tegangan DC power supply (E1) untuk harga tegangan 10 volt, 15 volt, kemudian ukur arusnya (I1). Catat hasilnya pada tabel 5.1a. Berhati-berhatilah dengan batas range amperemeter (jangan sampai melampaui batas range).

4. Ganti dan rangkailah seperti gambar 5.3b, dengan harga (E2) 5 V, 10 V, dan 15 V. Kemudian ukurlah arus I2, hasil pengukurannya masukkan dalam tabel 5.1b. 6. Tabel Tabel - 5.1a No E1 (Volt) I1 (mA) 1 5 2 10 3 15 Tabel - 5.1b No E2 (Volt) I2 (mA) 1 5 2 10 3 15 Gambar 5.3c Gambar 5.3d

(68)

7. Tugas.

1. Untuk mendapatkan kebenaran teorema resiprositas ini buatlah seperti tabel 5.2 dibawah.

Tabel - 5.2

No E1 (Volt) E2 (Volt) EE2 I21 I1 Error (%) ΔE1

1 5 5 2 5 10 3 5 15 4 10 5 5 10 10 6 10 15 7 15 5 8 15 10 9 15 15 Dimana : dari

(69)

R1 R2 R4 R3 a b Vth E V2 V4 R1 R2 R4 R3 a b Vth E V2 V4 PERCOBAAN XV TEOREMA THEVENIN 1. Tujuan Percobaan

Mengetahui dan membuktikan kebenaran teorema Thevenin melalui pengukuran besaran listrik DC dalam suatu rangkaian, serta membandingkannya dengan teori.

2. Dasar Teori

Teorema Thevenin menyatakan suatu terminal dua jepitan yang mempunyai impedansi, sumber tegangan dan atau sumber arus, dapat diganti menjadi rangkaian pengganti yang terdiri dari satu sumber ( Vth ) dan impedansi tunggal (Rth) yang dihubungkan secara seri, seperti gambar VI.4.

Carilah I5 dengan teorema Thevenin!

Untuk mencarinya, beban R5 dilepas, diletakkan di gambar 6.4 seperti dibawah, sehingga gambar 6.1 menjadi gambar 6.2 di bawah ini :

Gambar 6.1 Contoh teorema Thevenin

(70)

Vth = V2 – V4 ………...…. 6.1

Dimana ;

Untuk menghitung Rth pada terminal a-b, maka tegangan (E) dihubung singkat pada gambar 6.2 di atas, sehingga menjadi gambar 6.3.

Rth = ( R1 // R2 ) + (R3 // R4 )

Jadi rangkaian pengganti thevenin seperti gambar 6.4 dibawah ini

I5 Rth

Vth R5

3. Alat dan Bahan

DC Power Supply : 1 buah Voltmeter Digital : 1 buah Ampere Meter : 1 buah

Resistor : R1= 1 kΩ ; R2 = 2 kΩ; R3 = 4 kΩ; R4 = 3 kΩ dan R5 = 3 kΩ

Gambar 6.3 Contoh teorema Thevenin mencari Rth

Gambar 6.4 Rangkaian pengganti Thevenin

R1 R2 R4 R3 a b R th V2 V4

(71)

4. Rangkaian Percobaan

5. Langkah Percobaan

1. Rangkailah seperti pada gambar 6.5a di atas, untuk R1, R2, R3, dan R4 gunakan decade resistor.

2. Atur tegangan DC power supply Ein = 4 volt kemudian ukur Vth pada terminal a-b, masukkan hasilnya ke tabel 6.1 dibawah ini, lakukan lagi pada harga Ein = 6 V, 8 V, 10 V, 12 V, 14 V.

3. Ganti rangkaian seperti gambar 6.5b, untuk harga tegangan Ein = 4 volt, kemudian ukur arusnya Io , ulangi langkah tersebut untuk harga Ein = 6

R1 R2 R4 R3 a b Vth V2 V4 E d c

Gambar 6.5a Rangkaian percobaan teorema Thevenin

A Io a d c b E R1 R2 R3 R4

Gambar 6.5b Rangkaian percobaan teorema Thevenin

Gambar 6.5c Rangkaian percobaan teorema Thevenin

R2 R1 R4 R3 E d c A5 R5

(72)

V, 8 V, 10 V, 12 V, 14 V. Masukkan hasilnya ke tabel 6.1 kolom Io (mA). Berhati-berhatilah dengan batas range amperemeter (jangan sampai melampaui batas range).

4. Ganti rangkaian seperti gambar 6.5c, kemudian ukur I5 untuk setiap perubahan harga tegangan Ein = 4 V, 6 V, 8 V, 10 V, 12 V, 14 V. Catat hasil pada tabel 6.1 kolom I5 (mA).

5. Hitung Rth dari rangkaian gambar 6.5b, dengan harga Ein = 4 V, 6 V, 8 V, 10 V, 12 V, 14 V, dan Io hasil pengukuran yang berada di dalam tabel 6.1 kolom Io, dimana

0 I E RTH Tabel 6.1 No E (Volt) Vth (Volt) Io (mA) Rth (Ω) I5 (mA) I5’ (mA) % Error I5 1 4 2 6 3 8 4 10 5 12 6 14

Note: I5’ = perhitungan secara teori.

6. Tugas

1. Hitung harga tegangan pengganti (Vth), tahanan pengganti (Rth) dan I5 secara teori, dengan asumsi harga tegangan (E) dari 5 volt,10 volt, 15 volt dan 20 volt ?

2. Bandingkan hasil pengukuran saudara dengan hasil perhitungan saudara secara teori, kemudian berilah kesimpulan

Gambar

Gambar 3. Multimeter Analog  Keterangan Gambar 3:
Gambar 5. Skala pada multimeter analog
Gambar 8. Resistor dengan kode warna
Tabel Kode Warna Resistor  Warna  Gelang I  Gelang
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kajian ini juga menunjukkan bahawa strategi pejabat zakat bagi meningkatkan kutipan zakat perniagaan pada masa akan datang perlu ditumpukan kepada moral, sikap dan

Setelah pembelajaran menggunakan bahan ajar fisika berbasis multimedia interaktif diketahui Rata-rata KPS dari setiap aspek yaitu 75,7% sehingga dapat

Sehingga dapat disimpulkan bahwa Public Relations berfungsi untuk menciptakan hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan para nasabah, melayani kebutuhan publiknya sesuai

Sebagai pelabuhan pengumpan lokal, pelabuhan yang berada di Kabupaten Kayong Utara ini diharapkan dapat menjadi pintu masuk melalui laut untuk daerah-daerah sekitar yang

Menimbang fungsi bahasa Prancis dalam konstalasi dunia saat ini sebagai media internasional dan profesional yang berbasis pada keabsahan DELF menjadi titik tolak

Berdasarkan uji statistik tidak ada perbedaan antara konsumsi (frekuensi dan sumbangan energi) sugar sweetened beverages (SSBs) pada remaja gizi lebih dan normal (frekuensi

Apabila ditanam dari biji, beberapa tunas mungkin akan tumbuh dari satu biji, yang berarti bibitnya mungkin identik dengan tanaman induk.Jeruk nipis ini keluarga jeruk

Peningkatan mutu pendidikan dapat dicapai melalui berbagai cara, antara lain: melalui peningkatan kualifikasi pendidik dan tenaga kependidikan, pelatihan dan