12 BAB II
LANDASAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu ini sebagai acuan perbandingan untuk landasan penelitian yang dilakukan. Selain itu berfungsi pula sebagai referensi sekaligus pembanding dalam penelitian selanjutnya, berikut adalah hasil dari beberapa penelitian terdahulu yang digunakan referensi oleh penulis saat ini:
No Nama Peneliti, Tahun / Tema Penelitian
Variabel Penelitian
& Alat Analisis Data
Hasil Penelitian
1. (Cahayani & Sutar, 2020) / Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Brand Image Dan
Dampaknya Terhadap Keputusan Pembelian Pada Produk Aldo Shoes
Structural Equation Modeling (SEM).
Kualitas Produk, Brand Image,
Keputusan Pembelian
Kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan
terhadap brand image Kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian
Brand image berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian
Kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian melalui brand image
No Nama Peneliti, Tahun / Tema Penelitian
Variabel
Penelitian & Alat Analisis Data
Hasil Penelitian
2. (Onny Setyawan et al., 2020) /
Pengaruh Kualitas Produk, Citra Merek Dan Kepercayaan Terhadap Keputusan Pembelian Produk The Body Shop di Ciputra Seraya Pekanbaru
Analisis regresi linier berganda Kualitas Produk, Citra Merek, Kepercayaan, dan Keputusan
Pembelian
Kualitas produk berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian
Citra Merek
berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian
Kepercayaan berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian
3. (Pertiwi &
Pradhanawati, 2020) / Pengaruh Kualitas Produk dan Iklan Terhadap Keputusan Pembelian
Kosmetik Wardah Melalui Citra Merek Sebagai Variabel Intervening pada Kosmetik Wardah
Uji regresi, uji korelasi, uji determinasi, uji signifikan, analisis jalur, uji sobel, dan uji mediasi dengan prorgam SPSS versi 16.
Kualitas Produk, Iklan Citra Merek, Keputusan
Pembelian
Kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap citra merek
iklan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap citra merek
Kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian
Iklan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap keputusan
pembelian Citra merek
berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian
No. Nama Peneliti, Tahun / Tema Penelitian
Variabel
Penelitian & Alat Analisis Data
Hasil Penelitian
Kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian melalui citra merek
4. (Nayumi & Sitinjak, 2020) / Pengaruh Country of Origin Image dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan
Pembelian Produk Innisfree di Mall Kelapa Gading Jakarta Utara
Uji asumsi klasik, analisis regresi berganda, analisis deskriptif, uji validitas reliablilitas Citra Negara Asal, Citra Merek, Kualitas Produk, Keputusan Pembelian
Country of Origin Image berpengaruh positif dan
signifikan terhadap keputusan
pembelian produk Innisfree
Brand Image berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian produk Innisfree
Kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian produk Innisfree
5. (Situmorang et al., 2017) / Pengaruh Kualitas Produk dan Iklan Terhadap Citra Merek dan Keputusan
Pembelian Produk Kecantikan Merek Ponds Pada Remaja di Kota Pekanbaru
Path Analysis menggunakan SPSS versi 21
Kualitas Produk, Iklan, Brand Image, Keputusan
Pembelian
Kualitas produk berpengaruh postitif dan
signifikan terhadap citra merek
Iklan berpengaruh postitif dan
signifikan terhadap citra merek
Kualitas produk berpengaruh
postitif dan signifikan terhadap keputusan
No Nama Peneliti, Tahun
/ Tema Penelitian
Variabel Penelitian
&
Alat Analisis Data
Hasil Penelitian
Pembelian Iklan postitif dan signifikan terhadap keputusan
pembelian 6. (Maulidia et al.,
2021) / Pengaruh Kualitas Produk dan Citra Merek
Terhadap Keputusan Pembelian Produk Kecantikan Mustika Ratu di Kota
Semarang
Uji validitas dan reliabilitas,
koefisien korelasi, koefisien
determinasi, regresi sederhana dan berganda,
signifikansi uji t dan uji F dengan
aplikasi SPSS 26.0 Kualitas Produk, Citra Merek, Keputusan pembelian.
Kualitas produk berpengaruh positif dan
signifikan terhadap keputusan
pembelian Citra Merek berpengaruh positif dan
signifikan terhadap keputusan
pembelian Kualitas produk dan citra merek berpengaruh positif dan
signifikan terhadap keputusan
pembelian B. Landasan Teori
1. Keputusan Pembelian
Menurut (Kotler & Armstrong, 2012) proses keputusan pembelian adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen benar benar membeli. Konsumen bebas memilih produk yang diinginkan sesuai dengan kebutuhannya, memutuskan tempat pembelian, bagaimana caranya, banyak pembelian, kapan
membeli dan mengapa harus membeli. Konsumen membeli dan mengonsumsi produk bukan sekedar karena nilai fungsi awalnya, namun juga karena nilai sosial dan emosionalnya.
Sedangkan menurut (Tjiptono & Fandy, 2015) keputusan pembelian adalah sebuah proses dimana konsumen mengenal masalahnya, lalu mencari informasi mengenai produk atau merek tertentu serta mengevaluasi secara baik masing-masing alternatif tersebut dapat memecahkan masalahnya, yang kemudian mengarah kepada keputusan pembelian. Adapun beberapa tahap-tahap proses pengambilan keputusan pembelian, Menurut (Kotler, 2012) konsumen akan melalui lima tahapan dalam pengambilan keputusan pembelian.
Gambaran proses keputusan pembalian sebabagai berikut:
a. Pengenalan masalah atau kebutuhan
Pengenalan masalah atau kebutuhan merupakan tahap pertama proses keputusan pembelian, dimana konsumen menyadari suatu masalah atau kebutuhannya. Kebutuhan ini dapat dipicu dari faktor internal maupun faktor eksternal. Rangsangan internal terjadi pada salah satu kebutuhan umum seseorang yang telah mencapai ambang batas tertentu dan mulai menjadi pendorong. Sedangkan rangsangan eksternal, salah satunya terjadi karena seseorang menonton iklan tau melihat produk baru milik tetangganya.
b. Pencarian informasi
Pencarian informasi ini merupakan tahap proses keputusan pembeli dimana konsumen ingin mencari informasi mengenai kebutuhannya lebih banyak lagi, konsumen cenderung hanya akan memperbesar perhatian atau melakukan pencarian informasi mengenai kebutuhannya.
c. Evaluasi alternatif
Dimana dalam tahap ini konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi merek alternatif dalam sekelompok pilihan yang ada.
Keyakinan seseorang akan suatu produk atau merek yang nantinya akan mempengaruhi keputusan pembelian mereka.
d. Keputusan pembelian
Keputusan pembelian dalam tahap ini merupakan proses nyata dimana pembeli akan benar-benar melakukan keputusan pembeliannya atau tidak.
e. Perilaku pasca pembelian
Perilaku pasca pembelian merupakan tahap proses keputusan pembeli dimana konsumen mengambil tindakan selanjutnya setelah pembelian, berdasarkan kepuasan atau ketidakpuasan yang didapat oleh konsumen.
1.1 Dimensi Keputusan Pembelian
Dimensi keputusan pembelian menurut (Tjiptono & Fandy, 2015) menjelaskan bahwa keputusan pembelian meliputi lima sub keputusan sebagai berikut:
1. Pilihan produk
Konsumen dapat menentukan keputusan untuk membeli sebuah produk atau menggunakan uangnya untuk hal yang lain. Dalam hal ini perusahaan harus memusatkan perhatiannya kepada calon kosnumen yang berminat membeli produk serta alternatif yang mereka pertimbangkan. Misalnya: kebutuhan suatu produk, keberagaman varian produk dan kualitas akan produk tersebut.
2. Pilihan merek
Pembeli harus mengambil keputusan tentang merek mana yang akan dibeli. Dalam hal ini perusahaan harus mampu mengetahui apa saja pertimbangan konsumen dalam memlilih sebuah merek.
Misalnya: kepercayaan dan popularitas merek.
3. Pilihan penyalur
Pembeli juga harus mengambil keputusan penyalur mana yang akan dikunjungi. Setiap pembeli pasti mempunyai pertimbangan yang berbeda-beda dalam menentukan penyalur agar mendapatkan produknya tersebut. Misalnya: kemudahan untuk mendapat produk dan ketersediaan produk.
4. Waktu pembelian
Keputusan konsumen dalam pemlihan waktu pembelian juga pastinya akan berbeda-beda. Misalnya: ada yang membutuhkan untuk membeli sebulan sekali, enam bulan sekali atau satu tahun sekali.
5. Jumlah pembelian
Konsumen dapat menentukan seberapa banyak produk yang akan dibeli dalam keputusan pembeliannya. Dalam hal ini konsumen memilihnya sesuai dengan kebutuhannya. Misalnya: kebutuhan akan produk.
1.2 Indikator Keputusan Pembelian
Ada beberapa indikator keputusan pembelian menurut (Thompson, 2013) yakni antara lain:
1. Sesuai dengan kebutuhan
Konsumen akan melakukan pembelian karena produk yang ditawarkan sesuai dengan yang dibutuhkan
2. Mempunyai manfaat
Produk yang dibeli konsumen sangat berarti dan bermanfaat bagi konsumen
3. Ketepatan dalam membeli
Produk yang sesuai dengan kualitas dan sesuai dengan ekspetasi, keinginan konsumen
4. Pembelian berulang
Kondisi dimana konsumen merasa puas dengan transaksi yang sebelumnya sehingga berniat untuk melakukan transaksi ulang di masa yang akan datang.
1.3 Faktor-faktor Keputusan Pembelian
Menurut (Kotler & Armstrong, 2012) ada beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian yakni:
1. Faktor pribadi
Keputusan pembelian dipengaruhi juga oleh karakteristik pribadi seperti usia dan tahap siklus pembeli, pekerjaan, situasi, ekonomi, gaya hidup, kepribadian serta konsep diri.
a. Usia dan tahap siklus hidup
Orang cenderung akan mengubah barang dan jasa yang mereka beli sepanjang hidup mereka. Selera makan, pakaian, perabot, dan rekreasi sering berhubungan dengan usia.
b. Pekerjaan
Pekerjaan seseorang juga mempengaruhi barang dan jasa yang mereka beli.
c. Situasi ekonomi
Situasi ekonomi inilah yang nantinya juga akan mempengaruhi seseorang dalam pemilihan produk. Semua akan disesuaikan dengan kebutuhan seseorang tersebut.
d. Gaya hidup
Seseorang yang berasal dari kelas sosial dan pekerjaan yang sama bisa jadi memiliki gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup sejatinya ialah pola hidup seseorang yang diapresiasikan dalam keadaan psikografisnya.
e. Kerpibadian dan konsep diri
Kepribadian setiap orang yang berbeda-beda akan mempengaruhi pula perilaku pembeliannya. Kepribadian mengacu pada karakteristik psikologi unik yang menyebabkan respon yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungan dari orang itu sendiri.
2. Faktor budaya a. Budaya
Budaya ialah penyebab keinginan serta perilaku seseorang yang paling mendasar. Tumbuh didalam suatu masyarakat, seseorang akan mempelajari nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan serta perilaku dari keluarga dan institusi lainnya.
b. Subbudaya
Didalam masing-masing budaya mengandung subbudaya yang lebih kecil atau kelompok orang yang berbagi sistem nilai berdasarkan pengalaman hidup dan situasi yang umum.
Subbudaya yakni meliputi kelompok, agama, kelompok ras, dan daerah geografis.
c. Kelas sosial
Hampir semua masyarakat pastinya memiliki beberapa bentuk struktur kelas sosial. Kelas sosial merupakan pembagian masyarakat yang relatif permanen dan berjenjang dimana anggotanya berbagi nilai, minat, dan perilaku yang sama
3. Faktor sosial a. Kelompok
Kelompok merupakan dua orang atau lebih yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama atau pribadi. Keadaan kelompok disini
b. Keluarga
Dalam hal ini, keputusan pembelian juga didukung dengan faktor lingkungan keluarga.
c. Peran dan status
Peran dan status dalam masyarakat juga mempengaruhi keputusan pembelian. Semakin tinggi peran serta status seseorang dalam sebuah organisasi, nantinya akan berdampak pada semakin tinggi pula tingkat keputusan pembeliannya.
4. Faktor psikologis a. Motivasi
Seseorang senantiasa mempunyai banyak kebutuhan didalam hidupnya. Salah satunya adalah kebutuhan biologis, timbul dari dorongan tertentu seperti rasa lapar, haus dan ketidaknyamanan.
Kebutuhan lainnya ialah psikologis yang timbul dari kebutuhan akan pengakuan dan juga penghargaan.
b. Persepsi
Seseorang yang termotivasi akan siap untuk beraksi. Cara orang tersebut bertindak dipengaruhi oleh persepsi dirinya tentang sebuah situasi. Persepsi adalah proses dimana orang memilih, mengatur, dan menginterpretasikan sebuah informasi untuk membentuk gambaran dunia yang berarti.
c. Keyakinan dan sikap
Keyakinan dan sikap akan mempengaruhi perilaku pembelian seseorang. Keyakinan merupakan pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang tentang sesuatu. Keyakinan bisa didasarkan pada pengetahuan nyata, pendapat atau iman dan bisa membawa muatan meosi atau tidak. Sikap akan menempatkan seseorang kedalam suatu kerangka pikiran untuk menyukai atau tidak menyukai sesuatu.
2. Kualitas Produk
Menurut (Kotler & Keller, 2016) kualitas produk adalah kemampuan suatu barang untuk memberikan hasil atau kinerja yang sesuai bahkan melebihi dari apa yang diinginkan konsumen. Sedangkan menurut (Tjiptono
& Fandy, 2015) kualitas produk merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan sebuah produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Salah satu nilai utama yang
diharapkan oleh konsumen dari produsen yakni adalah kualitas produk dan jasa yang terbaik atau tertinggi. Kualitas produk merupakan salah satu hal utama yang harus diusahakan oleh setiap perusahaan apabila menginginkan produk yang dihasilkan dapat bersaing di pasar.
2.1 Indikator Kualitas Produk
Menurut (Kotler & Keller, 2016) kualitas produk memiliki indikator indikator sebagai berikut:
(1) Bentuk (form), meliputi ukuran, bentuk atau struktur fisik sebuah produk.
(2) Fitur (feature), aspek-aspek keistimewaan, karakteristik, layanan khusus, ragam keuntungan yang diintregasikan / dibawa di dalam suatu produk terpapar kepada pelanggan/social/umum.
(3) Kualitas Kinerja (performance quality), adalah tingkat dimana karakteristik utama untuk produk beroprasi misalnya harga, kebersihan dan rasa.
(4) Kesan Kualitas (perceived quality), persepsi konsumen terhadap totalitas mutu dan keunggulan sebuah merk.
(5) Ketahanan (durability), ukuran umur operasi harapan produk dalam kondisi biasa atau penuh tekanan, merupakan atribut berharga untuk produk produk tertentu.
(6) Keandalan (reability), adalah ukuran probabilitas bahwa produk tidak akan mengalami malfungsi atau gagal dalam waktu tertentu.
(7) Kemudahan Perbaikan (repairbility), adalah ukuran kemudahan perbaikan produk ketika produk itu tak berfungsi atau bisa dikatakan gagal.
(8) Desain (design), adalah total fitur yang menghubungkan tampilan, rasa dan fungsi berdasarkan kebutuhan pelanggan.
2.2 Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Produk 1. Manusia
Sumber daya manusia disini merupakan unsur utama yang memungkinkan terjadinya proses penambahan nilai dalam suatu produk.
2. Metode
Hal ini meliputi prosedur kerja yang mana setiap orang harus mampu melaksanakan kerja sesuai dengan tugas yang dibebankan masing-masing individu. Metode ini dapat dikatakan sebagai prosedur kerja terbaik agar setiap orang dapat melaksanakan tugasnya secara efektif dan efisien.
3. Mesin
Mesin atau bisa disebut dengan peralatan adalah yang digunakan dalam proses penambahan nilai menjadi output. Dengan memakai mesin sebagai peralatan pendukung pembuatan dalam suatu produk akan menghasilkan berbagai variasi dalam bentuk, jumlah, dan kecepatan proses penyelesaian kerja.
4. Bahan
Bahan baku yang diproses produksi agar menghasilkan nilai tambah menjadi output, jenisnya sangat beragam. Keragaman bahan baku yang digunakan yang nantinya akan mempengaruhi nilai output yang beragam pula.
5. Ukuran
Dalam setiap tahap produksi harus ada ukuran sebagai standar penilaian agar setiap tahap produksi dapat dinilai kinerjanya. Agar hasil yang diperoleh sesuai dengan rencana, kemampuan dari standar ukuran tersebut yang menjadi faktor penting untuk mengukur kinerja dari seluruh tahapan proses produksi.
6. Lingkungan
Lingkungan dimana proses produksi berada sangat mempengaruhi hasil atau kinerja dari sebuah proses produksi. Bila lingkungan kerja berubah, maka kinerja pun juga akan berubah pula.
2.3 Tingkatan Kualitas Produk
Menurut (Arif, 2012) terdapat lima tingkatan dalam kualitas produk, yakni:
1. Manfaat inti (Core benefit)
Merupakan jasa atau manfaat inti sesungguhnya yang dibeli dan diperoleh oleh konsumen. Kebutuhan konsumen paling fundamentak adalah manfaat, dan ini bisa dikatakan merupakan tingkatan paling fundamental dari suatu produk. Seorang produsen harus mampu
memberikan sebuah produk yang menyediakan manfaat kepada konsumen. Sehingga konsumen pun pada akhirnya akan membeli produk tersebut karena manfaat inti yang terdapat didalamnya.
2. Manfaat dasar tambahan (Basic Product)
Tingkat selanjutnya seorang pemasar harus mampu untuk merubah manfaat inti menjadi produk dasar. Pada inti produk tersebut terdapat manfaat bentuk dasar produk atau mampu memenuhi fungsi dasar produk kebutuhan konsumen adalah fungsional.
3. Harapan produk (Expected Product)
Harapan produk ini merupakan serangkaian kondisi yang diharapkan dan disenangi, dimiliki atribut produk tersebut. Baginya, kebutuhan dari konsumen adalah sebuah kelayakan.
4. Kelebihan yang dimiliki produk (Augmented Product)
Kelebihan dalam hal ini merupakan salah satu menfaat dan pelayanan yang dapat membedakan produk dengan pesaingnya. Tawaran kelebihan yang dihadirkan dari suatu produk merupakan hal yang dicari oleh konsumen.
5. Potensi masa depan produk (Potensial Product)
Dalam hal ini artinya bagaimana harapan masa depan dengan produk tersebut apabila terjadi perubahan dan perkembangan teknologi serta selera konsumen. Kebutuhan konsumen adalah masa depan produk.
3. Brand Image
Menurut (Kotler & Keller, 2016) bahwa brand image sebagai persepsi mengenai sebuah merek sebagaimana direfleksikana oleh asosiasi merek yang terdapat dalam benak konsumen. Brand image dapat didefinisikan sebagai suatu yang muncul dibenak konsumen ketika mengingat suatu merek dari produk tertentu. Sedangkan Menurut (Tjiptono & Fandy, 2015) mengemukakan bahwa brand image sebagai penjelasan mengenai asosiasi yaitu sifat yang melekat pada merek dan mempunyai tingkat kekuatan tertentu.
Menurut (Rosalina, 2010) mendefinisikan bahwa brand image merupakan petunjuk yang akan digunakan oleh konsumen untuk mengevaluasi produk ketika konsumen tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang suatu produk. Dengan demikian dalam pernyataan ini maka adanya kecenderungan konsep bahwa konsumen akan memilih produk yang telah memiliki reputasi yang baik melalui pengalaman pemakaian produk maupun berdasarkan informasi yang didapat dari banyak sumber.
Menurut (Schiffman dan Kanuk, 2007) brand image adalah sekumpulan asosiasi mengenai suatu merek yang tersimpan dalam benak atau ingatan konsumen. Ada beberapa faktor-faktor pembentuk sebuah brand image yaitu:
1. Kualitas atau mutu, yang berkaitan dengan kualitas produk barang yang ditawarkan oleh produsen dengan merem tertentu.
2. Dipercayai atau diandalkan. Hal ini berkaitan dengan pendapat atau kesepakatan yang dibentuk oleh masyarakat tentang suatu produk yang dikonsumsi.
3. Kegunaan atau manfaat yang terkait dengan fungsi dari suatu produk barang yang bisa dimanfaatkan oleh konsumen.
4. Harga, dalam hal ini berkaitan dengan tinggi rendahnya atau banyak sedikitnya jumlah uang yang dikeluarkan konsumen untuk mempengaruhi suatu produk, juga dapat mempengaruhi citra dalam jangka waktu panjang.
5. Citra yang dimiliki oleh merek itu sendiri, yaitu berupa pandangan, kesepakatan dan informasi yang berkaitan dengan suatu merek dari sebuah produk tertentu.
Menurut (Kotler & Keller, 2016) adapun faktor-faktor pendukung brand image yang terdiri dari dua dimensi, yaitu:
1. Asosiasi Merek (Brand association)
Dalam hal ini, konsumen dapat membuat sebuah asosiasi merek berdasarkan atribut produk, manfaat produk dan juga keseluruhan evaluasinya atau sikapnya terhadap merek. Konsumen dapat membuat asosiasi brdasarkan atribut yang berkaitan dengan produk misalkan harga dan kemasan atau atribut yang berhubungan dengan sebuah produk misalnya warna, ukuran, desain, ataupun fitur-fitur lainnya. Asosiasi juga dapat diciptakan berdasarkan manfaat produk misalnya fungsional atau
dapat dikatan produk yang memiliki serba guna, berdasarkan manfaat simbol, atau berdasarkan manfaat atau juga pengalaman.
2. Keunggulan, kekuatan dan keunikan merek (Favorability, strength, dan uniqueness of brand association)
Dimana keunggulan dan juga keunikan asosiasi merek terdiri dari tiga hal dibenak konsumennya yaitu adanya keinginan lalu kemudian adanya keyakinan bahwa merek tersebut memiliki perbedaan yang cukup signifikan dibandingkan dengan merek lainnya.
3.1 Indikator Brand Image
Indikator yang membentuk Brand Image menurut (Aaker dan Biel, 2009) meliputi:
1. Citra Pembuat (Corporate Image)
Sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap perusahaan yang membuat suatu produk tersebut. Meliputi: popularitas, kredibilitas, jaringan perusahaan serta pemakai produk itu sendiri.
2. Citra Produk atau Konsumen (Product Image)
Merupakan sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap suatu produk. Meliputi: atribut bagi produk, manfaat bagi konsumen, serta jaminan atas produk.
3. Citra Pemakai (User Image)
Merupakan sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap pemakai yang menggunakan suatu barang atau jasa. Meliputi: pemakai itu sendiri serta status sosialnya.
Menurut (Kotler & Keller, 2016) menyebutkan ada lima indikator brand image, yakni:
1. Brand Identify (Identitas Merek)
Berkaitan dengan sebuah merem atau produk (simbol, warna, packaging, tempat, identitas perusahaan, motto, dan lain lain) sehingga memudahkan konsumen dalam mengenal serta membedakannya dengan produk pesaiang.
2. Brand Peraonality (Personalitas Merek)
Berkaitan dengan ciri khas dari suatu merek yang membangun karakter khusus seperti halnya manusia (contoh karakter tegas, wibawa, kaku, hangat, dinamis, independen, murah senyum, berjiwa sosiaal, dan lain lain).
3. Brand Association (Asosiasi Merek)
Meripakan perihal spesifik yang layak atau selalu dihubungkan dengan merek tertentu dapat berupa penawaran menarik, kegiatan rutin dan konsisten (seperti sponsorship, isu-isu yang kuat terkait merek, person, serta merek tertentu yang telah melekat kuat pada produk.
4. Brand Attitude and Behavior (Sikap dan Perilaku Merek)
Merupakan sikap atau perilaku komunikasi dan interaksi merek kepada konsumen dalam menawarkan manfaat-manfaat dan nilai yang dimilikinya. Sikap dan perilaku ini meliputi sikap dan perilaku konsumen, kegiatan dan atribut yang melekat pada merek ketika berinteraksi dengan para konsumennya.
5. Brand Benefit and Cometence (Manfaat dan Keunggulan Merek)
Merupakan nilai-nilai serta kelebihan khusus yang dihasilkan merek tertentu kepada konsumen yang membuat konsumen bisa menikmati manfaat karena kebutuhan, keinginan, harapan serta keinginannya teralisasi berkat penawaran tersebut.
3.2 Tujuan Brand Image
Tjiptono dan Diana dalam (Akbar, 2012) menyatakan bahwa brand image memiliki banyak macam tujuan, yakni:
1. Sebagai identitas perusahaan yang membedakannya dengan produk dari pesaing, sehingga kosnumen akan mudah mengenali produk dan melakukan pembelian ulang.
2. Sebagai alat promosi yang dapat menonjolkan daya tarik produk (misalnya dengan bentuk desain atau warna-warna yang unik dan menarik).
3. Untuk membina suatu citra, yaitu dengan memberikan keyakinan, jaminan kualitas, serta citra prestise tertentu kepada konsumen.
4. Untuk mengendalikan dan mendominasi pasar. Dimana dengan membangun merek yang bercitra baik dan dilindungi hak eksklusif berdasarkan hak cipta / paten, maka perusahaan dapat meraih serta mempertahankan loyalitas konsumen.
C. Kerangka Pikir Penelitian
Kerangka pikir dapat dikatakan sebagai gambar yang menggambarkan pola hubungan antar variabel. Berdasarkan tinjauan pustaka variabel-
variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel kualitas produk (X), keputusan pembelian (Y) sebagai variabel terikat, dan brand image (Z) sebagai variabel mediasi, maka dapat digambarkan kerangka pemikiran sebagai berikut:
H2 H3 H4
H1
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran X, Z dan Y
Dari kerangka pikir diatas dapat dideskripsikan bahwa kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian, kualitas produk berpengaruh terhadap brand image, brand image berpengaruh terhadap keputusan pembelian dan juga kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian melalui brand image.
D. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan penjelasan teori dan hasil penelitian sebelumnya dan didukung dengan latar belakang permasalahan yang ada, maka hipotesis penelitian yang akan di ajukan pada penelitian ini adalah:
1. Kualitas produk terhadap proses keputusan pembelian sangat erat kaitannya. Konsumen pasti menginginkan produk yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan serta keinginan mereka. Kualitas produk adalah Kualitas Produk
(X)
Brand Image (Z)
Keputusan Pembelian (Y)
kemampuan suatu barang untuk memberikan hasil atau kinerja yang sesuai atau bahkan melebihi dari apa yang diharapkan oleh konsumen.
Jadi dapat disimpulkan bahwa produk yang berkualitas adalah produk yang sesuai dengan kebutuhan serta keinginan konsumen sehingga akan mendorong konsumen untuk melakukan pembelian pada produk tersebut.
Dengan ini didukung penelitian terdahulu diantaranya hasil penelitian (Maulidia et al., 2021) dengan hasil penelitian bahwa kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Dalam pene;itian (Onny Setyawan et al., 2020) dengan hasil penelitian bahwa kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Selanjutnya hasil penelitian (Cahayani & Sutar, 2020) dengan hasil penelitian bahwa kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang diajukan adalah:
H1: Kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian
2. Konsumen memandang kualitas produk adalah satu hal yang penting.
Karena itu penjual berusaha keras untuk memberikan kualitas terbainya dalam produk untuk memuaskan kebutuhan dan segala keinganan dar konsumen. Dengan adanya kualitas produk akan memberikan keleluasan bagi konsumen dalam menjatuhkan pilihan pada produk yang dibelinya sebagai upaya memenuhi kebutuhan serta keinginannya. Dengan ini didukung penelitian terdahulu diantaranya hasil penelitian (Cahayani &
Sutar, 2020) dan membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara kualitas produk dan brand image. Dalam penelitian (Situmorang et al., 2017) dengan hasil penelitian bahwa kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand image. Selanjutnya dalam penelitian yang dilakukan (Pertiwi & Pradhanawati, 2020) dengan hasil penelitian bahwa kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand image. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang diajukan adalah:
H2: Kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand image
3. Brand image yang positif memberikan manfaat bagi produsen untuk lebih dikenal oleh konsumen. Konsumen akan menjatuhkan pilihannya untuk membeli dengan mudah sebuah produk yang mempunyai brand image baik. Begitu pula sebaliknya, jika brand image negatif, konsumen cenderung akan mempertimbangkan lagi ketika akan membeli suatu produk. Dengan ini didukung penelitian terdahulu diantaranya hasil penelitian (Onny Setyawan et al., 2020) dengan hasil penelitian bahwa brand image berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan
pembelian. Dalam penelitian (Maulidia et al., 2021) dengan hasil penelitian bahwa brand image berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Selanjutnya dalam penelitian (Cahayani
& Sutar, 2020) dengan hasil penelitian bahwa brand image berpengaruh
positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang diajukan adalah:
H3: Brand image berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian
4. Setiap perusahaan berusaha untuk selalu memuaskan kebutuhan serta keinginan konsumennya melalui produk yang ditawarkan, sedangkan konsumen mencari manfaat-manfaat tertentu yang ada pada sebuah produk. Dengan ini didukung penelitian terdahulu diantaranya (Cahayani
& Sutar, 2020) dengan hasil penelitian bahwa kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian melalui brand image. Selanjutnya dalam penelitian (Pertiwi & Pradhanawati, 2020) dengan hasil penelitian bahwa kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian melalui brand image.
Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang diajukan adalah:
H4: Kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian melalui brand image