• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH TERHADAP PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG DAN JASA DI KECAMATAN TOULUAAN TAHUN 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH TERHADAP PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG DAN JASA DI KECAMATAN TOULUAAN TAHUN 2014"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH TERHADAP PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG DAN JASA DI KECAMATAN TOULUAAN

TAHUN 2014

GOVERMENT INTERNAL CONTROL SYSTEM EVALUATION ON IMPLEMENTATION OF PROCUREMENT OF GOODS AND SERVICE IN THE DISTRICT TOULUAAN 2014

Oleh:

Anatasia Lumenta1 Herman Karamoy 2

Linda Lambey3

1,2,3Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi

Universitas Sam Ratulangi Manado Email:

1anatasialumenta@rocketmail.com

2hkaramoy@yahoo.com

3 lindalambey@yahoo.com

Abstrak: Pengadaan Barang dan Jasa pada Instansi Pemerintah merupakan salah satu kegiatan untuk meningkatkan kinerja Instansi Pemerintah agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan yaitu penyerapan anggaran yang efekttif dan efisien.

Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah, menjadi pedoman bagi setiap Instansi Pemerintah khususnya dalam hal ini Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang menjadi pelaksana pengadaan barang/ jasa pemerintah dan pengguna barang dan jasa.

Penelitian ini berfokus kepada Evaluasi Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Terhadap Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa di Kecamatan Touluaan Tahun 2014. Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kualitatif. Penelitian ini dilakukan dengan observasi dan wawancara terhadap Pejabat dan panitia pengadaan barang dan jasa. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa kegitan pengendalian pada proses pengadaan barang dan jasa telah memenuhi lima unsur pengendalian internal.

Kata kunci: Pengendalian Intern Pemerintah, Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah.

Abstract: Arrangement of Government’s goods and service is the activity to increase government performance to reach the expected goal that is effective and efficiencies budget absorbed. President’s Regulation Number 70 year 2012 about The Second Change of President’s Regulation Number 54 year 2010 about Arrangement of Government’s goods and service, it would be the basic for government especially for Work Unit of Territory Sets which become executor of arrangement government’s goods and service and user of goods and service. This study focuses on Government Internal Control System Evaluation on Implementation of Procurement of Goods and Service in the District Touluaan 2014. This study is a qualitative research method. Research is done by observation and interview to the Officer and Procurement committee of good and service. From these results, it can be concluded that the control activities in the process of procurement of goods and service has met the five elements of internal control.

Keywords: Government Internal Control, Goods and Service Procurement.

(2)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pemberitaan media tentang korupsi yang terjadi di pemerintahan, jumlah dan jenisnya pun sangat beragam mulai dari yang nilainya ratusan juta hingga milyaran rupiah. Berdasarkan jumlah kasus korupsi yang meningkat tersebut, terlihat Indonesia belum lepas dari bayangan wajah KKN. Kasus korupsi membuat Pemerintah mengevaluasi diri atas apa yang terjadi ditubuh Pemerintah dan melakukan berbagai upaya untuk memberantas korupsi. Salah satu upaya pemerintah dalam memberantas korupsi adalah dengan membangun pemerintah dan tata pemerintahan yang baik (Good Government and Good Governance). Dalam usaha memenuhi prinsip good governance Pemerintah memerlukan sebuah sistem pengendalian. Sistem Pengendalian Intern (SPI) diperlukan oleh semua entitas dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya demi tercapainya tujuan yang diinginkan, termasuk juga Pemerintah

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) merupakan bagian integral dari sistem akuntansi pemerintah. Instansi Pemerintah harus membangun dan memiliki Sistem Pengendalian Intern yang baik.

Seringkali terjadi berbagai kasus korupsi, penyelewengan keuangan negara, pemborosan anggaran, dan kualitas laporan keuangan pemerintah yang buruk salah satu penyebab utamanya adalah lemahnya sistem pengendalian internal. Didalam melaksanakan pembangunan Pemerintah tidak bekerja sendiri, diperlukan peran serta aktif masyarakat dalam melaksanan kegiatan pembangunan. Oleh karena peran serta aktif masyarakat dibutuhkan dalam kegiatan pembangunan maka diadakan kegiatan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelititan ini adalah untuk mengetahui apakah pelaksanaan kegiatan pengadaan barang dan jasa di Kecamatan Touluaan telah sesuai dengan sistem dan prosedur yang berlaku dan apakah pelaksanaan kegiatan pengadaan barang dan jasa di Kecamatan Touluaan telah mencakup sistem pengendalian intern yang memadai

.

TINJAUAN PUSTAKA

Pengendalian Intern

Pengendalian Intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel lain, yang di desain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan antara lain : keandalan laporan keuangan, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, efektifitas dan efisien operasi (Mahsun, et al. 2015:205). Dalam hal pengadaan barang dan jasa, pengendalian intern harus ada untuk setiap bidang diorganisasi kerja dalam suatu pekerjaan. Pengendalian intern adalah meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian, dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen (Putra, 2015).

Pengawasan intern merupakan salah satu bagian dari kegiatan pengendalian intern yang berfungsi melakukan penilaian independen atas pelaksanaan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah (Hindriani, 2012).

Dengan dibangun dan diimplementasikan pengendalian internal, diharapkan akan menimbulkan daya tangkal terhadap penyelewengan yang dilakukan oleh para pelayan publik (Arfah, 2011).

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

Peraturan Pemerintah No.60 Tahun 2008 mengenai Sistem Pengendalian Intern Pemerintah menjelaskan bahwa sistem pengendalian intern pemerintah adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan peloporan keuangan, pengaman asset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang selanjutnya disebut SPIP, adalah Sistem Pengendalian Intern yang diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Hal ini dilakukan untuk mencapai pengelolaan keuangan negara yang efektif, efisien, transparan, dan akuntabel. Menteri/ Pimpinan Lembaga, Gubernur, dan Bupati/

Walikota wajib melakukan pengendalian atas penyelenggaraan kegiatan pemerintah.

(3)

engertian Pengadaan Barang dan Jasa

Pengadaan barang dan jasa identik dengan adanya berbagai fasilitas baru, berbagai bangunan, jalan, rumah sakit, gedung perkantoran, alat tulis yangdilaksanakan di sebuah Instansi Pemerintah. Pengadaan barang dan jasa yang sering disebut tender ini sebenarnya bukan hanya terjadi di Instansi Pemerintah. Pengadaan barang dan jasa bisa terjadi di BUMN dan perusahaan swasta nasional maupun internasional. Intinya pengadaan barang dan jasa dibuat untuk memenuhi kebutuhan perusahaan atau Instansi Pemerintah akan barang dan jasa yang dapat menunjang kinerja pemerintah (Yahya, dkk 2012: 3). Pengadaan barang menurut Kiswara (2011) dalam (Nugroho, 2013) pengadaan barang/jasa pemerintah sebagai usaha untuk memperoleh barang, jasa dan prasarana umum dalam waktu tertentu yang menghasilkan nilai terbaik bagi Pemerintah maupun bagi masyarakat.

Pengadaan adalah perwujudan dari rancangan dan program/proyek yang telah disusun oleh Pemerintah dengan mengacu pada konsepsi pembangunan yang digariskan Undang-Undang dan terdeskripsi secara kuantitatif dalam APBN/APBD. Kita lebih sering menyebut pengadaan itu sebagai tender (Danial, 2014).

Sistem dan Prosedur Pengadaan Barang dan Jasa

Ketentuan mengenai prosedur pengadaan barang (aset) milik negara/daerah adalah sebagai berikut:

1. Pelaksanaan pengadaan barang dan jasa dilaksanakan oleh Tim Pengadaan Barang Milik Negara/Daerah dan dikoordinasikan oleh Fungsi Perlengkapan yang bertujuan untuk tertib administrasi dan optimalisasi pendayagunaan serta tertib inventarisasi.

2. Pengadaan barang dapat melalui pengadaan/pemborong pekerjaan, swakelola, hibah/sumbangan, sewa beli, pinjaman, dan guna-usaha.

3. Prosedur pengadaan barang dimulai dari perencanaan kebutuhan barang oleh masing-masing Kementerian/Lembaga/SKPD dan diakhiri dengan dilaksankannya pengadaan barang yang dibutuhkan oleh panitia pengadaan barang

4. Pengadaan Barang Milik Negara/Daerah harus mengikuti peraturan perundangan tentang pengadaan barang dan jasa.

Konsep Akuntansi Belanja di SKPD

Standar Akuntansi Pemerintah menyebutkan bahwa belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara/ Daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 mendefinisikan bahwa belanja daerah sebagai kewajiban Pemerintah Daerah yang diakui sebagai pengurangan nilai kekayaan bersih. Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran pengakuan terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan.

Dalam hal layanan umum, belanja diakui dengan mengacu pada Peraturan Perundang-undangan yang mengatur mengenai badan layanan umum. Belanja diklasifikasikan menurut klasifikasi ekonomi (jenis belanja) organisasi dan fungsi.

Klasifikasi ekonomi adalah pengelompokkan belanja yang didasarkan pada jenis belanja untuk melaksanakan suatu aktivitas. Klasifikasi ekonomi untuk Pemerintah Pusat yaitu belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, bunga, subsidi, hibah, batuan sosial dan belanja lainnya. Klasifikasi ekonomi untuk Pemerintah Daerah meliputi belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, dan belanja tak terduga.

Unit Pengadaan Barang dan Jasa

Unit layanan pengadaan yang selanjutnya disebut ULP adalah unit organisasi pemerintah yang berfungsi melaksanakan pengadaan barang dan jasa di K/D/L/I yang bersifat permanen, dapat berdiri sendiri atau melekat pada unit yang sudah ada. Dalam melaksanakan pengadaan barang dan jasa dibutuhkan dokumen yang ditetapkan oleh ULP/ Pejabat pengadaan yang memuat informasi dan ketentuan yang harus ditaati oleh para pihak dalam proses pengadaan barang dan jasa. Kontrak pengadaan barang dan jasa yang selanjutnya disebut kontrak adalah perjanjian tertulis antara PPK dengan penyedia barang dan jasa atau pelaksana Swakelola.

(4)

Penelitian Terdahulu

1.

Penelitian oleh Nugroho (2012), dalam penelitiannya berjudul “Analisis Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Pada Pengadaan Barang dan Jasa di Kota Jakarta Utara”. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah pelaksanaan pengadaan barang dan jasa telah sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang berlaku serta telah mengandung SPIP yang memadai. Metode penelitan yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif.

Hasil penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan kegiatan pengadaan barang dan jasa telah memperhatikan unsur-unsur SPIP sesuai dengan peraturan perundangan. Perbedaannya adalah dalam proses pelaksanaan pengadaan barang dan jasa, yang menjadi dasar Peraturan Presiden No. 4 Tahun 2015.

2.

Penelitian oleh Nelwan (2011), dalam penelitiannya berjudul “Pengadaan Barang dan Jasa Pada Dinas Tata Ruang Kota Bitung Tahun 2014”.Tujuannya adalah untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan kegiatan pengadaan barang dan jasa pada Dinas Tata Ruang Kota Bitung. Metode analisi data yang digunakan adalah analisis deskrptif. Hasil penelitian menunjukkan pengadaan barang dan jasa pada Dinas Tata Ruang meliputi pengadaan langsung, seleksi umum, dan lelang umum. Perbedaannya adalah peneliti mencoba untuk memaparkan lebih lanjut mengenai unsur-unsur pengendalian intern terhadap pengadaan barang/jasa.

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif, yaitu metode yang menganalisis unsur-unsur sistem pengendalian intern pemerintah dalam pengadaan barang dan jasa pada data-data yang sudah ada berupa data pengadaan (barang dan jasa) untuk memberikan gambaran maupun uraian jelas dan mengevaluasi sistem pengendalian intern dalam pengadaan barang dan jasa tersebut.

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Touluaan Kabupaten Minahasa Tenggara yang berlokasi di Jln.Merdeka Lobu, Touluaan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juni 2016 yang bertujuan untuk memperoleh data yang diperlukan. Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah Camat dan Bendahara Pengeluaran di Kecamatan Touluaan Kabupaten Minahasa Tenggara.

Metode Analisi Data

Metode analisis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif, merupakan analisa nonstatistik yang membantu dalam penelitian. Analisis kualitatif deskriptif cenderung dilakukan untuk data yang bersifat kualitatif yang dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan diskusi yaitu berupa kata-kata atau kalimat, kemudian menarik kesimpulan dan memberikan beberapa saran yang dianggap perlu (Sunyoto, 2013). Metode analisis data yang dipakai dalam penelitian ini, peneliti membandingkan antara konsep-konsep teori dan peraturan-peraturan dalam pengadaan barang/jasa serta unsur-unsur pengendalian intern pemerintah di Kecamatan Touluaan Kabupaten Minahasa Tenggara.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Pengadaan barang dan jasa pemerintah di Kantor Kecamatan Touluaan Kabupaten Minahasa Tenggara diklasifikasi kedalam Belanja Modal untuk memperoleh aset tetap atau jasa lainnya melalui pengadaan langsung, dimana Kecamatan Touluaan merupakan salah satu SKPD yang mempertanggungjawabkan kedudukan serta menjalankan tugas dan fungsi yang memiliki hubungan di bidang layanan umum dan ketentraman masyarakat.

Rencana kegiatan pengadaan barang dan jasa pemerintah di Kecamatan Touluaan tahun anggaran 2014 disusun dalam Rencana Umum Pengadaan (RUP) Barang/Jasa seperti pada tabel berikut:

(5)

Tabel 1. Rencana Umum Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Kecamatan Touluaan Kab Minahasa Tenggara Tahun 2014

No. Nama Paket Pekerjaan Cara Pengadaan Perkiraan Sumber Dana 1. Penyediaan pelayanan

administrasi

Peng.Langsung Rp. 8.500.000 APBD 2. Belanja Modal Pengadaan

Komputer

Peng.Langsung Rp.12.000.000 APBD 3. Belanja Modal Rehabilitasi Kamar

Mandi/WC Kantor

Peng.Langsung Rp. 3.000.000 APBD 4. Belanja Jasa Perawatan elektronik

(non komputer)

Peng.Langsung Rp. 2.000.000 APBD 5. Belanja Jasa Perawatan Komputer Peng.Langsung Rp. 2.000.000 APBD 6. Belanja Pengadaan Pakaian

Khusus Hari-Hari Tertentu

Peng.Langsung Rp. 11.000.000 APBD 7. Penyusunan Pelaporan Capaian

Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD

Peng.Langsung Rp. 1.400.000 APBD

8. Penyusunan Pelaporan Keuangan Semesteran

Peng.Langsung Rp. 1.250.000 APBD 9. Penyusunan Pelaporan Keuangan

Akhir Tahun

Peng.Langsung Rp. 1.250.000 APBD 10. Honorarium Pegawai

Honorer/tidak tetap

Peng.Langsung Rp.102.000.000 APBD 11. Belanja Motor Dinas Lelang umum Rp.300.000.000 APBD 12. Belanja Bahan Peralatan Kantor Peng.Langsung Rp. 5.000.000 APBD 13. Belanja Jasa Service Peng.Langsung Rp. 2.000.000 APBD 14. Belanja Alat-alat Studio Peng.Langsung Rp. 17.000.000 APBD

Total Rp.468.400.000 Sumber: Kecamatan Touluaan Tahun 2014

Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah di Kecamatan Touluaan Kabupaten Minahasa Tenggara dilaksanakan berdasarkan acuan pada Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Pencatatan untuk transaksi belanja modal yang mengakibatkan munculnya aset tetap dicatat oleh bendahara pengeluaran berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintah yang diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010.

Sistem dan prosedur belanja modal menggunakan mekanisme belanja langsung (LS) yang diatur dalam Pemendagri No. 13 Tahun 2006 yang telah disempurnakan dengan Pemendagri No. 59 Tahun 2007. Pihak ketiga berperan dalam prosedur belanja modal dalam hal ini pengadaan barang/jasa pemerintah dikarenakan mekanisme yang digunakan ialah mekanisme belanja langsung(LS). Dimana pembayaran dikeluarkan langsung dari rekening kas umum daerah dan di transfer langsung ke rekening pihak ketiga, berdasarkan SP2D yang telah dikeluarkan oleh kuasa Bendahara Umum Daerah (BUD). Belanja modal yang dilakukan Kecamatan Touluaan untuk pengadaan barang/jasa pemerintah dilaksanakan melalui pengadaan langsung. Penelitian ini menitikberatkan pada pengadaan barang/jasa pemerintah melalui pengadaan langsung pada transaksi belanja alat-alat studio yang telah selesai direalisasikan untuk tahun anggaran 2014.

Pengadaan langsung yang dilakukan oleh Kecamatan Touluaan adalah pengadaan barang/jasa langsung kepada penyedia barang/jasa tanpa melalui pelelangan/ seleksi umum/ penunjukan langsung atau dapat direalisasikan dengan cepat dan tepat sesuai dengan kebutuhan di Kecamatan Touluaan. Pengadaan barang dan

(6)

Kecamatan Touluaan dalam mencatat transaksi pengadaan barang/jasa telah mengacu pada Permendagri No.13 Tahun 2006 yang telah disempurnakan dengan Permendagri No.59 Tahun 2007 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Pencatatan atas transaksi belanja LS khususnya untuk pengadaan barang/jasa pemerintah dimulai ketika bendahara menerima SP2D LS belanja modal dari BUD melalui pengguna anggaran.

Pencatatan pengadaan barang/jasa pemerintah di Kecamatan Touluaan dilakukan pada Buku Kas Umum (BKU).

Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) No. 0081 tanggal 23 Desember 2014 dengan No.SPM 0081/SPM/- LS/TOULUAAN/2014 diterima sebagai hasil dari pengadaan barang/jasa untuk belanja alat-alat studio melalui pengadaan langsung.

Tabel 4.2 Pencatatan Belanja Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah pada Buku Kas Umum (BKU) No

Urut

Tanggal Nomor

Rekening

Uraian Penerimaan Pengeluaran

320 23 Desember 2014 5.2.3.16.02 Terima SP2D No.0081 tanggal 23 Desember 2014 yakni pembayaran 100 % Belanja Alat-alat studio

16.743.450

321 23 Desember 2014 5.2.3.16.02 Dibayarkan kepada ALDERS

HAEDER yakni pembayaran 100

% Belanja Alat-alat studio

16.743.450

Sumber: Bendahara Pengeluaran Kecamatan Touluaan Tahun 2014

Sistem dan Prosedur Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah di Kecamatan Touluaan merupakan pedoman yang diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan pengadaan barang/jasa pemerintah, antara lain:

1. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)/ Kecamatan menyusun rencana Rencana Kerja Anggaran (RKA), yang didalamnya terdapat Rencana Umum Pengadaan (RUP).

2. Rencana kerja yang telah dibuat,diberikan kepada Pemerintah Kabupaten untuk disetujui. Kemudian apabila telah disetujui akan dikeluarkan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA), sehingga rencana kerja dan anggaran untuk pengadaan barang/jasa pemerintah dapat dilaksanakan dalam jangka waktu pelaksanaan yang telah dtetapkan.

3. Kemudian setelah DPA telah diotorisasi oleh Bendahara Umum Daerah (BUD), maka BUD menerbitkan Surat Pencairan Dana (SPD) 2 rangkap. Rangkap 1 ditujukan kepada Camat selaku Panitia Pembuat Komitmen (PPK) sebagai arsip, rangkap 2 juga ditujukan kepada PPK, selanjutnya PPK menyerahkan kepada Pokja untuk pengumunan pengadaan.

4. Selanjutnya, Pengumuman Sistem dan Prosedur Pengadaan Barang dan Jasa, apakah Pengadaan Langsung/Seleksi Umum/lelang Umum dari Pokja. Dalam pengadaan barang/jasa ini dilakukan pengadaan langsung untuk pengadaan barang/jasa dengan nilai lebih dari Rp.10.000.000.00 (Sepuluh juta rupiah) yaitu dengan nilai kontrak Rp.16.743.450,00 (Enam belas juta tujuh ratus empat puluh tiga ribu empat ratus lima puluh rupiah).

5. Selanjutnya, Pendaftaran Penyedia Barang/Jasa Pemerintah oleh pihak swasta.

6. Kemudian pemasukan dokumen (1) pendaftaran penyedia yang ditujukan kepada Pokja (pemasukan dokumen 2).

7. Klarifikasi Dokumen oleh Pokja berdasarkan pemasukan dokumen sebelumnya.

8. Jika tidak memenuhi syarat, penyedia tidak melanjutkan proses pengadaan. Jika memenuhi syarat, penyedia melanjutkan proses pengadaan sampai penandatanganan kontrak.

9. Persyaratan kualifikasi penyedia diantaranya memiliki izin usaha (IU), memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dan memenuhi kewajiban perpajakan tahun terakhir (SPT Tahunan) serta laporan bulanan PPh 3 bulan terakhir. Pengumuman pemenang penyedia barang/jasa pemerintah, untuk kegiatan pengadaan alat-alat studio tahun anggaran 2014 pemenang penyedia adalah CV. MITRA SEJAHTERA.

10. Penandatanganan kontrak, antara Penyedia dan Pejabat/Panitia Pengadaan.

11. Pelaksanaan kegiatan pengadaan oleh Pejabat/Panitia Pengadaan.

12. Panitia membuat surat pesanan yang diserahkan kepada pihak ketiga untuk mendapatkan barang.

14. Kemudian panitia menerbitkan surat Permintaan Informasi Barang dan Harga untuk memberikan informasi mengenai harga, jenis, merk, dan type barang.

(7)

15. Selanjutnya, Pihak ketiga sebagai penyedia barang membuat tagihan pesanan 2 rangkap. Rangkap 1 ditujukan kepada Pejabat Pengadaan/Panitia sebagai arsip, rangkap 2 juga ditujukan kepada Pejabat Pengadaan/Panitia selanjutnya Panitia menyerahkannya kepada Bendahara Pengeluaran agar menerbitkan Surat Perintah Membayar (SPM).

16. Langkah selanjutnya, Bendahara Pengeluaran menerbitkan Surat Perintah Membayar (SPM) 2 rangkap.

Rangkap 1 untuk arsip di Bendahara Pengeluaran, rangkap 2 ditujukan kepada Bendahara Umum Daerah (BUD).

17. Setelah BUD menerima SPM rangkap 2, BUD menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) 2 rangkap.

Rangkap 1 untuk Penyedia.Namun, pembayaran belanja ini menggunakan mekanisme langsung kepada pihak ketiga atau penyedia barang/jasa pemerintah sehingga langsung ditujukan ke rekening pihak ketiga. Rangkap 2 juga ditujukan kepada penyedia. Selanjutnya Penyedia menyerahkan kepada Pejabat Pengadaan/Panitia sebagai bukti pembayaran agar dilakukan serah terima hasil pengadaan.

18. Selanjutnya, serah terima hasil pengadaan barang/jasa.

Dalam rangka penilaian hasil pengadaan, PPK menugaskan Pejabat Penerima Hasil Pengadaan untuk melakukan penilaian terhadap hasil pengadaan yang telah diselesaikan oleh penyedia. Dalam pengadaan alat studio tidak terdapat kekurangan dan/atau cacat hasil pengadaan. Disertakan Lampiran Berita Acara Serah Terima Dokumen Proses dan Hasil Pengadaan Barang/ Jasa dan Dokumentasi.

Sistem dan prosedur atas pengadaan barang/jasa pemerintah telah terencana dengan baik dan selalu diperbaharui untuk mempersiapkan rencana kerja/paket pekerjaan ditahun anggaran berikutnya. Pengadaan barang/ jasa pemerintah di Kecamatan Touluaan tidak terlepas dari koordinasi kerja yang baik antara Pengguna Anggaran, Kelompok Kerja (Pokja) dan Bendahara Pengeluaran serta pihak-pihak yang terkait untuk mencapai kinerja Kecamatan Touluaan yang maksimal dalam hal ini khusus pengadaan barang/jasa pemerintah. Oleh karena itu, untuk memaksimalkan kegiatan pengadaan barang/jasa pemerintah di Kecamatan Touluaan maka diperlukan ketelitian dalam penyusunan Rencana Umum Pengadaan (RUP) barang/jasa sesuai dengan kebutuhan di Kecamatan Touluaan Kabupaten Minahasa Tenggara.

PENUTUP

Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut:

1. Pengadaan barang dan jasa di Kecamatan Touluaan meliputi pengadaan langsung yang sudah sesuai dengan Sistem dan Prosedur yang berlaku berdasarkan Perpres No. 70 Tahun 2012 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

2. Pelaksanaan kegiatan pengadaan barang dan jasa di Kecamatan Touluaan telah memenuhi unsur-unsur Sistem Pengendalian Intern Pemerintah berdasarkan Peraturan Pemerintah No.60 Tahun 2008.

3. Manfaat praktis dan teoritis yang didapat dari penelitian ini yaitu pengendalian internal membantu organisasi dalam pencapai tujuannya. Langkah dan niat yang baik serta bersungguh-sungguh dari Pemerintah untuk melakukan perbaikan dalam menindaklanjuti hasil Pengendalian Internal dalam pelaksanaan barang dan jasa di masa sekarang dan yang akan datang. Adapun manfaat pengendalian intern terhadap pengadaan barang dan jasa untuk pengawasan intern atas kegiatan pengadaan barang dan jasa agar dihasilkan barang dan jasa yang sesuai dengan kebutuhan Instansi Pemerintah. Adanya pengendalian intern sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pengadaan barang dan jasa, maka diharapkan pelaksanaan kegiatan terlaksanan secara transparan, efektif, efisien, akuntabel, professional, tanpa ada korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Saran

Saran yang dapat diberikan, yaitu:

1. Kecamatan Touluaan pada tahun 2017 dan selanjutnya dalam proses pengadaan barang dan jasa dapat selalu berpedoman pada Peraturan Pemerintah yang berlaku.

2. Penambahan dan peningkatan sumber daya manusia di lingkungan Pemerintah Kecamatan didalam

(8)

3. Pokja diharapkan agar tetap mempertahankan prosedur pengadaan barang dan jasa pemerintah dalam mempersiapkan penyedia barang dan jasa di tahun yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Arfah, Ariaty, 2011. Pengaruh Penerapan Pengendalian Internal Terhadap Pencegahan Fraud Barang Dan Impilakasinya Pada Kinerja Keuangan. Jurnal Investasi, Vol. 7, No. 2, Desember 2011. Hal 137-153.

(http//:journal.trunojoyo.ac.id/infestasi/article/viewFile/497/465). Diakses tanggal 06 Desember 2016.

Danial, Mohammad, 2014. Implementasi Kebijakan Pengadaan Barang Dan Jasa. Jurnal Administrasi Pembangunan, Vol.2, No.3, Juli 2014. Hal.271-276. (http//: portalgaruda.ilkom.unsri.ac.id/index).

Diakses tanggal 06 Desember

Hindriani, Nuning, 2012. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Dalam Perencanaan Dan Pelaksanaan Anggaran Di Daerah (Study Pada Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun). Jurnal Wacana, Vol. 15, No. 3, Maret 2012. Hal 1-9. (http//:wacana.ub.ac.id › Home › Vol 15, No 3 (2012) › Hindriani). Diakses tanggal 06 Desember 2016.

Mahsun, Moh, Sulistiyowati, F, & Purwanugraha, A, 2015. Akuntansi Sektor Publik. BPFE.Yogyakarta

Nelwan, Mario. 2011. Pengadaan Barang dan Jasa Pada Dinas Tata Ruang Kota Bitung Tahun 2014.

Skripsi. Fakultas Ekonomi, Universitas Sam Ratulangi. Manado (http//:ejournal.unsrat.ac.id › article › view)

Nugroho, Satriyo R, 2013. Pengaruh Implementasi Sistem Pengadaan Secara Elektronik (E-Procurement) Terhadap Fraud Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah. Jurnal Administrasi Publik, Vol. 3, No. 1,

April 2013. Hal.1905-191.

(http//:administrasipublik.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jap/article/download/1065/422). Diakses tanggal 06 Desember 2016.

Nugroho, Tomi. 2012. Analisis Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Pada Pengadaan Barang dan Jasa Kota Jakarta Utara Tahun 2012. Skripsi.Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia. Jawa Barat. ( http//:lib.ui.ac.id

› file › 20318111-S-Tomi Nugroho). Diakses tanggal 06 Desember 2016

Putra, Muchammad, 2015. Analisis Sistem Pengadaan Barang dan Jasa Dalam Meningkatkan Pengendalian Intern. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 2, No. 2, Februari 2015. Hal 2-3.

(http//:administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jab/article/view/797)

Republik Indonesia. 2006. Peraturan Menteri Dalam Negeri No.13 Tahun 2006 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Jakarta.

Republik Indonesia. 2008. Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2008 Tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Jakarta.

Sunyoto, Danang. 2013. Metodologi Penelitian Akuntansi. Refika Aditama. Bandung

Yahya, Marzuqi dan Susanti, Endah Fitri. 2012. Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah. Laskar Aksara.

Jakarta.

Gambar

Tabel 1.   Rencana  Umum  Pengadaan  Barang/Jasa  Pemerintah  Kecamatan  Touluaan  Kab  Minahasa  Tenggara Tahun 2014
Tabel 4.2 Pencatatan Belanja Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah pada Buku Kas Umum (BKU)  No

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh sistem pelaksanaan pengadaan barang/jasa, dan kompetensi terhadap kinerja pegawai bagian

Berdasarkan simpulan di atas, saran yang dapat direkomendasikan peneliti sebagai berikut. 1) Model pembelajaran mind mapping hendaknya dijadikan sebagai salah satu alternatif

Dengan demikian hasil analisis tambahan ini menguatkan eksistensi fenomena bias hindsight, dan yang lebih penting lagi tentang kemanjuran alat bantu keputusan foresight

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat dikatakan bahwa kajian kesesuaian penyimpanan sediaan obat di gudang obat dan kamar obat Puskesmas Pahandut dan

Pengumpulan data primer dalam penelitian ini menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara sedangkan pengumpulan data sekunder dalam penelitian ini

2 - menyatakan persamaan- persamaan penting yang menghubungkan perpindahan, kecepatan, percepatan dan waktu yang berlaku bila percepatan tetap, dan menggunakan persamaan

[r]

Upaya represif merupakan upaya yang dapat dilakukan untuk membuat efek jera pada pelaku dengan cara memberikan hukuman22. Upaya represif ini dapat dilakukan pada