• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menjalankan usahanya sebagai lembaga keuangan, kegiatan bank

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menjalankan usahanya sebagai lembaga keuangan, kegiatan bank"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Teoritis

2.1.1. Kegiatan dan Pengertian Bank

Dalam menjalankan usahanya sebagai lembaga keuangan, kegiatan bank sehari-hari tidak akan terlepas dari bidang keuangan. Kegiatan bank secara sederhana dapat disebut sebagai tempat melayani segala kebutuhan para nasabahnya. Kegiatan bisnis bank meliputi penghimpunan dana, penyaluran dana, jasa-jasa bank di luar serta jasa-jasa bank lainnya.

Undang-undang No. 7 tahun 1992 yang telah diubah dengan undang-- undang No. 10 tahun 1998 memberikan definisi bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau dalam bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Perumusan pengertian bank oleh undang-undang perbankan memiliki pengertian yang sama dengan konsep perbankan yang ditulis oleh Robert D.

Edminister (dalam Suroso, 2003) dalam bukunya yang berjudul Financial Institution:

Marketing and Management. Di dalam undang-undang tersebut penafsiran penyaluran dana tidak, hanya berupa penyaluran kredit. Penyaluran dana juga dapat berupa penyertaan, penanaman dalam surat-surat berharga, kerjasama bagi hasil, serta dalam bentuk penyaluran lainnya (Ustadi:1993).

(2)

2.1.2. Pengertian Kredit

Meningkatnya kegiatan perekonomian berdampak langsung terhadap peningkatan skala usaha dan kebutuhan manusia. Peningkatan tersebut tidak selalu diikuti oleh kemampuan finansial pelaku ekonomi, oleh karenanya kredit selalu dibutuhkan masyarakat sebagai pelaku ekonomi. Kredit berasal dari kata credere yang artinya kepercayaan. Setiap pelaku ekonomi yang menikmati kredit adalah orang yang dipercaya oleh kreditur, tentunya setelah melalui proses penilaian atas kemampuan dan niat baiknya. Pemahaman di atas perlu menjadi perhatian karena untuk memperoleh kepercayaan merupakan suatu prestasi terdiri, yaitu prestasi untuk menyakinkan pihak kreditur untuk memberikan kredit.

Menurut Undang-undang Nomor 10 tahun 1998, tentang Perbankan, kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak debitur untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu dengan pemberian bunga.

Dari pengertian kredit di atas dapat dikemukakan bahwa dalam pemberian kredit terdapat beberapa hal yaitu pihak yang memberikan pinjaman dana disebut kreditur, pihak yang menerima pinjaman dana adalah debitur, unsur penyediaan dana, dibuat perjanjian kredit antara kreditur dengan debitur, batas waktu pemberian pinjaman dana, suku bunga yang diperhitungkan dan tidak disyaratkannya jaminan serta resiko bagi kreditur sebagai akibat dari penerimaan kembali sejumlah dana pada masa yang akan datang yaitu suatu kondisi yang dihadapkan pada ketidakpastian.

(3)

2.1.3. Prinsip-prinsip Pemberian Kredit

Untuk menghindari fasilitas kredit modal kerja yang akan diberikan menjadi bermasalah, pihak bank harus selalu memperhatikan prinsip-prinsip pemberian fasilitas kredit modal kerja. Prinsip-prinsip pemberian fasilitas kredit modal kerja merupakan suatu cara untuk melakukan penelaahan yang mendalam terhadap kondisi calon debitur yang meliputi penganalisisan terhadap character, capacity, capital, collateral and condition of economic. Kasmir (2002) menjelaskan sebagai berikut a. Character, adalah sifat atau watak seseorang dalam hal ini calon debitur. Tujuan

analisis untuk memberi keyakinan kepada bank bahwa, sifat atau watak dari calon debitur benar-benar dapat dipercaya. Keyakinan ini tercermin dari latar belakang calon debitur baik latar belakang usaha yang dikelola maupun pribadi seperti; cara hidup atau gaya hidup, keadaan keluarga, hobi dan status sosial. Karakter merupakan ukuran untuk menilai kemauan calon debitur untuk mengembalikan fasilitas kredit yang telah diterimanya. Pribadi yang berkarakter baik akan berusaha untuk mengembalikan fasilitas kredit yang telah diterirna dengan cara yang wajar.

b. Capacity, untuk melihat kemampuan calon debitur dalam menyelesaikan fasilitas kredit yang dikaitkan dengan kemampuan mengelola usaha dalam menghasilkan keuntungan. Sehingga pada akhirnya akan terlihat kemampuannya dalam melunasi seluruh kewajiban sehubungan dengan penerimaan fasilitas kredit.

c. Capital, dalam pemberian fasilitas kredit, kreditur menuntut agar calon debitur menyediakan sejumlah dana sebagai modal sendiri untuk membiayai suatu proyek atau aktivitas usaha, dengan penyediaan dana sendiri berarti calon debitur akan merasa memiliki proyek atau usaha yang akan dibiayai sehingga timbul tangung jawab untuk mengelola dengan baik. Dengan penyediaan dana sendiri bank dapat mengetahui sumber-sumber pembiayaan yang dimiliki calon debitur terhadap usaha atau proyek yang akan dibiayai.

d. Collateral, merupakan jaminan yang diberikan calon debitur bank bersifat fisik maupun bukan fisik Jaminan hendaknya melebihi jumlah fasilitas yang diberikan.

jaminan yang diterima kreditur harus dilihat aspek legalitasnya, sehingga bila terjadi suatu masalah, jaminan dapat dengan mudah dicairkan. Fungsi jaminan merupakan the second way out terhadap fasilitas yang diberikan artinya jaminan akan dicairkan bila berbagai cara untuk penyelesaian kredit tidak berhasil dilakukan maka pencairan jaminan merupakan jalan terakhir yang tidak bisa dihindari.

(4)

e. Condition of economic, dalam menilai pemberian fasilitas kredit hendaknya juga menilai kondisi ekonomi sekarang dan akan datang sesuai dengan sektor ekonomi yang akan dibiayai. Dalam kondisi ekonomi yang kurang stabil sebaiknya pemberian fasilitas kredit untuk sektor tertentu tidak diberikan terlebih dahulu dan kalaupun jadi diberikan sebaiknya memperhatikan prospek usaha pada masa akan datang dengan ketat.

2.1.4. Manfaat Pemberian Kredit

Sesuai fungsi bank sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Terlihat bahwa dengan pemberian kredit akan bermanfaat bagi masyarakat luas baik dirasakan secara langsung maupun tidak. Kreditur dan debitur merupakan pihak yang secara langsung merasakan manfaatnya, sedangkan yang tidak langsung meliputi pemerintah, karyawan kreditur dan debitur, notaris, pemerintah, akuntan publik, perusahaan penilai, masyarakat yang menempatkan dananya di bank, pasar modal dan para vendor.

Kreditur secara langsung merasakan manfaatnya melalui penerimaan sejumlah bunga, provisi, dan sejumlah dana lainnya dari penggunaan jasa pelayanan lainnya yang dipergunakan debitur sebagai akselerasi penggunaan kredit modal kerja oleh debitur. Dengan lancarnya fasilitas kredit modal kerja yang diberikan kepada debitur secara otomatis kesehatan bank akan membaik, sehingga berdampak pada pengembangan sumber daya manusia semakin lebih baik yang berakselesari kepada kemajuan usaha bank. Demikian juga terhadap perkembangan usaha debitur bila fasilitas yang diterima berjalan dengan lancar, maka usaha akan berkembang terus sesuai keinginan pemilik, kesejahteraan pemilik, manajemen dan karyawan semakin

(5)

membaik.

Manfaat tidak langsung bagi pemerintah berupa sarana untuk memacu pertumbuhan ekonomi, alat untuk mengendalikan moneter, penciptaan lapangan pekerjaan atau mengurangi tingkat pengangguran, penciptaan pasar lebih luas. sarana peningkatan pemerataan dan pemerataan, sarana sumber penerimaan negara.

Memperhatikan kondisi tersebut, maka pemerintah sangat berkepentingan terhadap pertumbuhan dan kesehatan bank.

Manfaat bagi masyarakat terhadap pemberian fasilitas kredit modal kerja secara tidak langsung adalah berkaitan dengan kesempatan kerja, menjadi pemasok barang yang diperlukan debitur, disisi lain bagi masyarakat yang menempatkan dananya akan merasa lebih aman karena usaha bank yang sehat dan dapat membayar dana beserta bunga yang ditempatkan pada bank.

2.1.5. Resiko Kredit

Dalam kaitan dengan aktivitas perkreditan, ekspansi yang dilakukan bank menghadapi resiko yang tinggi resiko adalah penyimpangan hasil pengembalian dari yang diharapkan, untuk mengurangi resiko dapat dilakukan dengan cara :

a. Pembatasan Kredit, merupakan suatu cara untuk mengeliminir resiko melalui penetapan target market, batas maksimum pemberian fasilitas kredit modal kerja.

Dengan pembatasan ini diharapkan alokasi pemberian fasilitas kredit modal kerja bank dapat diarahkan hanya kepada sektor usaha yang dianggap lebih aman.

(6)

b. Efisiensi, yang dimaksud adalah dengan tujuan mengurangi sebanyak mungkin kesalahan, baik dalam operasi maupun judgement, terhadap keputusan pemberian fasilitas kredit modal kerja, efisiensi dapat dilakukan dengan latihan yang berkesinambungan terhadap pejabat analis kredit dan pemanfaatan informasi yang berkaitan dengan pemberian fasilitas kredit modal kerja.

c. Diversifikasi, merupakan penyebaran dari eksposure fasilitas kredit modal kerja, sehingga tidak bertumpu hanya kepada usaha tertentu.

d. Credit structuring, berkaitan dengan jenis, plafond, suku bunga, jangka waktu, mekanisme penarikan dan isi perjanjian sehubungan dengan pemberian fasilitas kredit modal kerja kepada debitur.

Walaupun antisipasi telah dilakukan dengan baik oleh analis kredit, tidak tertutup kemungkinan kredit yang telah diberikan menimbulkan resiko yang disebabkan oleh debitur tidak bersedia membayar kredit yang telah dinikmatinya walaupun telah jatuh tempo dan diperingati berulang kali oleh kreditur, pada hal debitur memiliki kemampuan dan kapasitas untuk membayar seluruh pokok, bunga dan kewajiban lainnya sehubungan dengan penggunaan kredit. Resiko karena kelemahan bank, yaitu resiko muncul sebagai akibat dari lemahnya proses pemberian kredit yang dilakukan analis kredit.

Resiko sebagai akibat diluar kemampuan prediksi yang dilakukan analis kredit dan debitur, biasanya resiko ini karena kondisi bencana alam misalnya banjir, gempa bumi dan lain sebagainya, sehingga kredit yang dinikmati debitur tidak dapat kembali, namun untuk kondisi ini dapat dialihkan kepada pihak ketiga melalui

(7)

pemasangan asuransi terhadap jaminan, proyek atau usaha debitur yang dibiayai.

Exchange risk, merupakan resiko yang terjadi khusus terhadap kredit yang diberikan dengan mempergunakan mata uang asing, yaitu resiko sebagai akibat adanya perubahan nilai tukar mata uang, dan tidak dilakukan hedging.

Resiko politik dan keamanan, yaitu berkaitan erat dengan kondisi stabilitas politik dan keamanan di suatu daerah atau negara. Kondisi politik dan keamanan tidak stabil akan menimbulkan tidak kondusifnya dunia usaha, akhirnya menjadi macet.

2.1.6. Pengertian Informasi Akuntansi

Harahap (1993), mengutip dati Accounting Principle Board (APB) Statement No. 4 (1970) mendefinisikan akuntansi adalah suatu kegiatan jasa. Fungsinya adalah memberikan informasi kuantitatif ; umumnya dalam ukuran uang, mengenai pengambilan suatu badan ekonomi, sebagai dasar dalam memilih di antara beberapa alternatif. Informasi akuntansi merupakan hasil dari suatu proses pengolahan data yang bersifat kuantitatif dalam ukuran uang, bersumber dari transaksi kegiatan operasi suatu badan usaha atau unit organisasi dapat berupa laporan keuangan badan usaha atau unit organisasi tersebut, untuk disampaikan kepada pihak yang memerlukan, dan dapat dipergunakan oleh para pihak yang berkepentingan dalam pengambilan berbagai alternatif keputusan ekonomi.

Laporan keuangan disusun dan disajikan sekurang-kuranya setahun sekali utuk memenuhi kebutuhan sejumlah besar pemakai. Laporan keuangan meliputi

(8)

neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan, laporan perubahan modal, catatan dan materi penjelasan yang merupakan bagian yang integral dari laporan keuangan.

Pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan suatu badan usaha atau unit organisasi dapat dibedakan ke dalam dua kelompok yaitu pihak internal dan eksternal badan usaha atau unit organisasi. Pihak internal adalah mereka yang berhubungan langsung dengan operasi perusahaan misalnya manajmen perusahaan, untuk melihat kinerja perusahaan dan memproyeksikan kondisi usaha atau organisasi pada masa yang akan datang, sedangkan bagi karyawan untuk melihat stabilitas dan profitabilitas perusahaan serta kemampuan perusahaan memberikan balas jasa dan peluang karir pada masa yang akan datang. Pihak eksternal antara lain pemberi pinjaman (kreditur), yang tertarik terhadap informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakan pinjaman yang telah diberikan beserta bunga akan dapat dibayar oleh debitur sesuai dengan pernjanjian kredit yang ditandatangani kedua belah pihak. Pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal Pajak berkepentingan terhadap laporan keuangan untuk melihat berapa besar pajak yang dapat ditarik dari badan usaha atau unit organisasi tersebut. Dan masih banyak lagi pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan suatu badan usaha atau unit organisasi, tentu saja sesuai dengan kebutuhan masing-masing pihak.

Pihak internal memanfaatkan laporan keuangan untuk pengambilan keputusan dengan tujuan untuk mengendalikan badan usaha atau unit organisasi.

Pihak eksternal memanfaatkan laporan keuangan untuk pengambilan keputusan

(9)

dengan tujuan untuk melakukan analisis dan evaluasi kinerja badan usaha atau unit organisasi bukan untuk mengendalikannya.

Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan (2002) unsur laporan keuangan meliputi :

a. Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan.

b. Kewajiban merupakan hutang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi.

c. Ekuitas adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban.

d. Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.

e. Beban (expense) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal.

Laporan Keuangan yang disajikan manajemen badan usaha meliputi : a. Neraca

Merupakan gambaran umum posisi keuangan suatu badan usaha atau unit organisasi pada suatu tanggal tertentu. Posisi keuangan perusahaan dipengaruhi oleh sumber daya yang dikendalikan, struktur keuangan, likuiditas, solvabilitas dan kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan yang selalu mengalami perubahan.

Informasi sumber daya ekonomi yang dikendalikan dan kemampuan badan usaha untuk mengendalikan sumber daya tersebut guna untuk memproyeksikan kemampuan menghasilkan kas atau setara kas pada masa yang akan datang. Informasi struktur

(10)

keuangan bermanfaat untuk memprediksi kebutuhan pinjaman dari lembaga keuangan maupun bukan lembaga keuangan, dan bilamana laba beserta arus kas dapat didistribusikan kepada para kreditur pada masa yang akan datang. Informasi likuiditas dan solvabilitas berguna untuk memprediksi kemampuan badan usaha atau unit organisasi dalam memenuhi komitmen keuangannya pada saat jatuh tempo.

Likuiditas berkaitan dengan kemampuan penyediaan kas untuk memenuhi kewajiban dalam jangka pendek, sedangkan solvabilitas berkaitan dengan kemampuan penyediaan kas untuk memenuhi kewajiban dalam jangka panjang.

b. Laporan laba rugi

Menggambarkan jumlah hasil, biaya dan laba rugi suatu badan usaha atau unit organisasi pada suatu periode tertentu. lnformasi kinerja terutama berkaitan dengan kemampuan menghasilkan laba, diperlukan untuk memprediksi kapasitas dalam menghasilkan arus dan seluruh sumber daya yang ada dan juga bermanfaat untuk perumusan pertimbangan tentang efektivitas pemanfaat sumber daya yang dimiliki pada masa yang akan datang

c. Laporan arus kas.

Menggambar dan memuat sumber dan penggunaan dana suatu badan usaha atau unit organisasi selama satu periode tertentu. Informasi perubahan posisi keuangan bermanfaat untuk menilai aktivitas investasi, pendanaan, dan operasi yang berguna bagi para pemakai sebagai dasar untuk menilai kemampuan badan usaha atau unit organisasi untuk mempergunakan arus kas yang ada.

(11)

Horne dan Wachowicz (1977), menyatakan dari laporan keuangan yang disajikan manajemen dapat dilakukan pengelompokkan rasio keuangan yaitu likuiditas (current ratio, cash ratio), pengungkit (debt to equity ratio), pencakupan (time interest earned ratio), aktivitas (accounts receivable turnover, inventory turnover, assets turnover) dan keuntungan (net profit ratio on sales, reutrn on investment ).

Berdasarkan pengelompokkan ratio keterangan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Current ratio

Melalui analisis current ratio akan diketahui kemampuan perusahaan untuk dapat menyelesaikan kewajiban segera termasuk dan tidak terbatas hanya kewajiban untuk membayar bunga dan pokok kredit tetapi termasuk kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban lainnya kepada para kreditur perusahaan.

b. Quick ratio

Quick ratio yaitu membandingkan aktiva lancar kecuali persediaan dengan

kewajiban lancar, untuk melihat ketersediaan kas atau aset setara kas guna memenuhi kewajiban yang segera dibayar dengan kas.

c. Inventory turn over

Analisis inventory turn over bertujuan untuk melihat perputaran persediaan dalam hubungannya dengan penjualan yang berhasil dilakukan perusahaan. Semakin tinggi inventory turn over menunjukkan kemampuan perusahaan untuk mengelola persediaan dan kas yang tertanam di persediaan dengan baik.

(12)

d. Fixed assets turn over

Analisis fixed assets turn over untuk melihat sampai seberapa besar aktiva tetap dapat dimanfaatkan dalam operasional usaha untuk menghasilkan pendapatan.

e. Profit margin

Analisis profit margin dilakukan untuk melihat kemampuan perusahaan yang dikelola calon debitur dalam menghasilkan laba bersih.

f. Return to total assets

Analisis return to total assets dilakukan untuk melihat efektivitas perusahaan memanfaatkan sumber daya secara menyeluruh guna menghasilkan laba bersih.

g. Rentabilitas ekonomis

Analisis rentabilitas ekonomis dilakukan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal debitur untuk menghasilkan laba sebelum bunga dan pajak.

h. Return on net worth

Untuk melihat kemampuan ekuitas dapat menghasilkan keuntungan bagi pemilik, yaitu melalui analisis terhadap return on net worth, dengan membandingkan laba bersih dengan ekuitas,

i. Debt to equity

Analisis debt to equity dilakukan dengan tujuan untuk melihat kondisi leverage yaitu berapa besar modal sendiri yang dimiliki calon debitur untuk mendukung operasional perusahaan, apakah kondisi leverage masih berada pada tingkat yang wajar atau telah berada pada posisi yang mengkawatirkan.

(13)

j. Time interest earned ratio

Analisis time interest earned ratio, dilakukan untuk melihat kemampuan perusahaan menghasilkan laba sebelum pajak dan bunga untuk dapat membayar kewajiban bunga pinjaman.

k. Account receivable turn over

Analisis Account receivable turn over, untuk melihat likuiditas piutang dalam hubungannya dengan penjualan yang berhasil dilakukan perusahaan. Semakin tinggi tingkat perputaran piutang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk mengelola piutang dan kas yang tertanam di piutang dengan baik.

l. Total assets to debt ratio

Bank melakukan analisis terhadap variabel ini untuk melihat seberapa besar porsi aktiva yang dimiliki yang dibiayai melalui hutang. Harahap (1993), mengutip dari Accounting Principle Board menjelaskan bahwa tujuan laporan keuangan sebagai berikut :

a. Tujuan khusus adalah untuk menyajikan laporan posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan lainnya secara wajar dan sesuai dengan General Accepted Accounting Principle ( GAAP )

b. Tujuan umum meliputi;

a). Memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai sumber-sumber ekonomi, dan kewajiban perusahaan dengan maksud untuk menilai kekuatan dan kelemahan perusahaan, menunjukkan posisi keuangan dan inventasiya, untuk menilai kemampuannya untuk menyelesaikan utang-utangnya serta menunjukkan kemampuan sumber-sumber kekayaannya yang ada untuk pertumbuhan perusahaan.

b). Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber kekayaan bersih yang berasal dari kegiatan usaha dalam mencari laba dengan maksud memberikan gambaran tentang dividen yang diharapkan pemegang saham, menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban pada kreditur, supplier, karyawan, pajak dan mengumpulkan dana untuk perluasan, memberikan

(14)

informasi kepada manajemen untuk digunakan dalam pelaksanaan fungsi perencanaan dan pengawasan serta menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan mendapatkan laba dalam jangka panjang.

c). Menyediakan informasi keuangan yang bermanfaat untuk menaksir penghasilan yang potensial dari badan usaha atau unit organisasi.

d). Memberikan informasi yang diperlukan lainnya tentang perubahan harta dan kewajiban.

e). Mengungkapkan informasi relevan lainnya yang dibutuhkan para pemakai laporan.

c. Tujuan Kualitatif, untuk mencapai tujuan khusus dan umum maka laporan harus memenuhi tujuan kualitatif berikut ini :

a). Relevance. yang berarti menyeleksi informasi yang lebih mungkin membantu para pemakai laporan dalam proses pengambilan keputusan.

b). Understandability, informasi yang dipilih untuk disajikan bukan saja penting tetapi juga harus informasi yang dimengerti para pemakainya.

c). Verifiability, hasil akuntansi itu harus dapat diperiksa oleh pihak lain yang akan menghasilkan pendapat yang sama dengan menggunakan ukuran yang sama.

d). Neutrality. laporan akuntansi harus netral terhadap para pihak yang berkepentingan, informasi ditujukan kepada umum bukan kepada pihak yang khusus atau tertentu saja.

e). Timeliness, Laporan keuangan hanya akan bermanfaat untuk pengambilan keputusan apabila diserahkan pada saat yang tepat

f). Comparability, Laporan keuangan harus dapat diperbandingkan artinya prinsip akuntansi yang digunakan harus sama terhadap perusahaan yang sejenis.

g). Completeness, informasi akuntansi yang dilaporkan harus mencakup semua kebutuhan yang layak bagi para pemakai.

Memperhatikan tujuan laporan keuangan di atas dapat disampaikan bahwa laporan keuangan akan dapat berdaya guna bagi para pemakai sebagai sumber informasi untuk pengambilan keputusan harus disesuaikan dengan posisi dan derajat kepentingan masing-masing pemakai.

Laporan keuangan yang disajikan manajemen memiliki keterbatasan, sehingga pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan tidak tersesatkan dalam pengambilan keputusan. Harahap (1993) keterbatasan laporan keuangan

(15)

meliputi :

a. Laporan keuangan bersifat historis, yaitu melupakan laporan atas kejadian masa lalu, karena laporan keuangan tidak dapat dianggap sebagai satu-satunya sumber informasi dalam proses pengambilan keputusan ekonomi.

b. Laporan keuangan bersifat umum, artinya tidak dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu.

c. Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan berbagai pertimbangan.

d. Akuntansi hanya melaporkan informasi yang material. Demikian pula, penerapan prinsip akuntansi terhadap suatu takta atau pos tertentu mungkin tidak dilaksanakan, jika hal ini tidak menimbulkan pengaruh yang material terhadap kewajaran laporan keuangan.

e. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidak pastian, bila terdapat beberapa kemungkinan kesimpulan yang tidak pasti mengenai penilaian suatu pos, maka lazimnya dipilih alternatif yang menghasilkan laba bersih atau nilai aktiva yang paling kecil.

f. Laporan keuangan lebih menekankan pada nilai ekonomis suatu peristiwa / transaksi dari pada bentuk hukumnya (formalitas).

g. Laporan keuangan disusun dengan mempergunakan istilah-istilah teknis, dan pemakai laporan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat dari informasi yang dilaporkan.

h. Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber-sumber ekonomis dan tingkat keberhasilan antar perusahaan.

i. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dimungkinkan untuk dikuantifikasikan umumnya diabaikan.

Informasi yang disajikan manajemen, mengenai aktifitas usaha yang berkaitan dengan aspek keuangan disajikan dalam laporan keuangan. Full disclosure, terhadap laporan keuangan akan memberikan information symmetry sehingga keputusan yang diambil oleh para pemakai tidak akan tersesatkan. Namun demikian sebaliknya apabila terjadi information symmetry, maka keputusan yang dibuat akan merugikan para pihak yang berkepentingan. Scott (1997) mengemukakan bahwa terdapat dua jenis information asymmetry yaitu :

(16)

a. Adverse selection, there are numerous adverse selection problem. An investor may be unsure of the quality of an entrepreneur who is going public. Shareholders may be unsure of the quality of manager they are hiring. Manager may be unsure of the quality of a prospective employee. Investor may be unsure of the accuracy of a manager’s disclosure of firm prospect…….. The information asymmetry arises because one party has knowledge nor possessed by the other, all parties may benefit from a reduction of information asymmetry. This is the problem of inside information which occurs because some persons, such as firm managers and others insiders, will know about the current condition and future prospects of the firm than will outside investors.

b. Moral hazard, the information asymmetry arises because some parties cannot observe the actions of others when those actions affect the interests of all parties to the transaction. ... This is the problem of motivating manager effort. It occurs because of the separation of ownership and control that characterizes most large business entities. It is effectively impossible for shareholders and creditor's to observe the extent and quality of top-manager effort on their behalf. Then the manager may be tempted to shirk on effort blaming any deterioration of firm performance on factors beyond his or her control. Obviously, if this happens, there are serious implications both for investor and for the efficient operation of the economy.

2.1.7. Pengertian Informasi Non Akuntansi

Selain informasi akuntansi yang mempengaruhi pemberian kredit, informasi non akuntansi dapat mempengaruhi pembelian kredit kepada calon debitur. Ustadi (1993), informasi non akuntansi dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Jaminan, nilai jaminan dapat mempengaruhi keputusan pemberian fasilitas kredit, jaminan yang diterima kreditur merupakan second way out terhadap penyelesaian akhir kredit, apablia kredit yang diberikan sudah tidak dimungkinkan kembali dari hasil usaha atau proyek yang dibiayai. Maka jalan terakhir penyelesaian kredit harus melalui pencairan jaminan.

b. Umur perusahaan calon debitur, dasar pemikiran pemilihan variabel ini adalah semakin lama umur perusahaan, maka perusahaan tersebut akan semakin teruji kelangsungan hidupnya.

c. Pengalaman pimpinan calon debitur, kondisi ini diperhitungkan dalam memberikan fasilitas kredit, karena untuk melihat sampai sejauhmana pengalaman pimpinan calon debitur mengelola usaha, watak dan itikat baik debitur dalam mengelola usaha.

(17)

d. Jangka waktu menjadi nasabah bank calon debitur, dasar pemikiran pemilihan variabel ini adalah bahwa semakin lama calon debitur sudah menjadi nasabah maka akan semakin mudah untuk mengetahui karakter dan kemampuan calon debitur dalam mengelola bisnisnya.

e. Diversifikasi Kepemilikan, untuk mengetabui jumlah pemilik badan usaha yang dikelola calon debitur, semakin banyak pemilik badan usaha yang dikelola calon debitur akan semakin baik kelangsungan hidup perusahaan.

f. Jenis usaha, dasar pemikiran atas pemilihan variabel ini adalah dikarenakan adanya beberapa jenis usaha yang sekarang ini dianggap tidak layak lagi untuk diberikan kredit.

2.2. Tinjauan Peneliti Terdahulu

Adapun penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian ini adalah : Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu

Nama Peneliti No

(Tahun Penelitian) Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian

1 2 3 4 6

1 Ustadi (1993) Pengaruh Informasi Akuntansi Dalam Pengambilan Keputusan Kredit Oleh Bank Rakyat Indonesia Kantor Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta

Variabel Independen:

Informasi akuntansi Variabel Dependen:

Pengambilan Keputusan kredit

Informasi akuntansi memiliki pengaruh didalam pengambilan keputusan pemberian kredit pada PT. Bank Rakyat Indonesia Kantor Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta 2 Sri Mintarti (1994) Pengaruh Informasi

Akuntansi Dalam Pengambilan Keputusan Kredit Pada Perbankan di Pulau Kalimantan

Variabel Independen:

Informasi akuntansi Variabel Dependen:

Keputusan pemberian kredit

Informasi akuntansi memiliki pengaruh terhadap pengambilan keputusan pemberian kredit pada Perbankan di Pulau Kalimantan 3 H. Takiyuddin

Hasibuan (2003)

Pengaruh Informasi Akuntansi Terhadap Keputusan Pemberian Fasilitas Kredit Modal Kerja Pada Bank Bumiputera Cabang Medan

Variabel Independen:

Informasi akuntansi dan Informasi non akuntansi Variabel Dependen:

Keputusan pemberian fasilitas kredit modal kerja dan kolektibilitas kredit modal kerja

Informasi akuntansi dan non akuntansi tidak berpengaruh terhadap pengambilan keputusan pemberian fasilitas kredit modal kerja pada Bank Bumiputera Cabang Medan 4 Suroso (2003) Pengaruh Informasi

Akuntansi Terhadap Pengambilan Keputusan Kredit Pada PT. Bank Mandiri Tbk Cabang Medan Imam Bonjol

Variabel Independen:

Informasi akuntansi dan informasi non akuntansi Variabel Dependen:

Keputusan pemberian kredit

Informasi akuntansi dan informasi non akuntansi berpengaruh terhadap keputusan pemberian kredit pada PT. Bank Mandiri Tbk Cabang Medan Imam Bonjol

(18)

5 Hernanta dan

Ekannanda (2005) Disintermediasi Fungsi Perbankan di Indonesia Pasca Krisis 1997

Variabel independen dana pihak ketiga dan suku bunga kredit rata-rata dan penyaluran kredit sebagai variabel dependen

Hasil menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan dana pihak ketiga dan suku bunga kredit rata-rata terhadap penyaluran kredit

Lanjutan Tabel 2.1

6 Luh Gede Meydianawathi, (2007)

Analisa Perilaku Penawaran Kredit Perbankan pada Sektor UKM di Indonesia (2002- 2006)

Variabel dependen volume kredit dan variabel dana pihak ketiga dan variabel CAR sebagai independen variabel

Hasil menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan dana pihak ketiga dan rasio kecukupan modal terhadap volume kredit.

Referensi

Dokumen terkait

Model RUS merupakan program yang diluncurkan dan dikembangkan oleh Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini Non Formal dan Informal Regional II Surabaya

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga subjek memiliki psychological well being yang tergolong baik, hal ini ditandai dengan penerimaan diri kedua subjek yang tergolong

Elemen estetis dari perpaduan tegel jawa dan kain sarung khas tengger juga digunakan pada salah satu sisi dinding sebagai aksen ruangan.. Ruang Terpilih—Ruang

Dari hasil penelitian ini akan terlihat bagaimana mahasiswa menerapkan peraturan tata guna lahan pada hasil tugas SPA 3 sesuai ketentuan yang telah diatur dalam RTRW

Pembaca yang budiman, Jurnal Sumberdaya Lahan Edisi Khusus Karakteristik dan Variasi Sumberdaya Lahan Pertanian ini menyajikan tulisan yang mem- bahas aspek Pemberdayaan

Secara umum pengaruh subletal pemaparan moluskisida niklosamida selama 12 minggu terhadap kondisi hematologi menunjukkan peningkatan secara nyata pada konsentrasi niklosamida 0,01

Sedangkan kondisi Agama Islam membawa peraturan-peraturan Allah SWT yang dipatuhi, maka orang islam itu bukan saja menjauhkan diri dari kemungkaran dan selalu

Menurut (Kaser, 2013) dikatakan bahwa kupon adalah sebuah sertifikat yang diberikan kepada konsumen atau calon pembeli untuk mendapatkan harga yang lebih murah atau