• Tidak ada hasil yang ditemukan

Serambi Akademica, Volume IV, No. 2, November 2016 ISSN :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Serambi Akademica, Volume IV, No. 2, November 2016 ISSN :"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

57 EFEKTIFITAS BANTUAN FINANSIAL DARI PEMERINTAH ACEH UNTUK

PERGURUAN TINGGI SWASTA (PTS) TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN DI KABUPATEN ACEH SINGKIL

Hasbi Ali1 dan Erna Hayati2

1,2Prodi PPKn Universitas Syiah Kuala email: asbysagita@yahoo.co.id

ABSTRAK

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan bahwa sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan dan peningkatan mutu serta relevansi pendidikan untuk menghadapi tantangan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global.Pendekatan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian ini dilakukan pada lembaga Akademi Keperawatan Yappkes dan Sekolah Tinggi Agama Islam Swasta Syek Abdulrauf Kabupaten Aceh Singkil. Subjek dalam penelitian ini adalah 2 orang, terdiri dari 1 orang direktur Akademi Keperawatan Yappkes dan 1 orang ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Swasta (STAIS) Syek Abdulrauf.

Sedangkan yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah Efektifitas Bantuan Pemerintah Aceh untuk Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Kabupaten Aceh Singkil. Instrumen pengumpulan data digunakan wawancara.

Data dianalisis secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bantuan dari pemerintah Aceh untuk Perguruan Tinggi Swasta (PTS) karena jumlahnya masih sangat terbatas, sehingga pemanfaatannya masih kurang efektif, terutama dalam rangka upaya meningkatkan kompetensi baik pendidik maupun tenaga kependidikan. Selanjutnya, kendala yang dihadapi oleh Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dalam pemanfaatan bantuan pemerintah Aceh di Kabupaten Aceh Singkil adalah masih minimnya jumlah bantuan, sehingga sulit mengalokasikannya untuk kebutuhan- kebutuhan mendesak.

Kata Kunci: Bantuan Finansial, Peningkatan Kualitas

PENDAHULUAN

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan bahwa sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan dan peningkatan mutu serta relevansi pendidikan untuk menghadapi tantangan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global.

Pendidikan mempunyai kontribusi yang sangat besar terhadap kemajuan suatu bangsa serta menyiapkan manusia sebagai warga negara yang baik.

Dalam hal ini, Pemerintah Aceh telah mengalokasikan dana pendidikan untuk Perguruan Tinggi Swasta dalam rangka upaya meningkatkan kualitas pendidikan di Provinsi Aceh. Namun demikian, bantuan dana pendidikan yang diperuntukkan bagi Perguruan Tinggi Swasta tersebut harus jelas dalam manajemen pengelolaannya. Oleh karena itu, penelitian ini membahas tentang: Efektifitas Bantuan Finansial dari

(2)

58

Pemerintah Aceh untuk Perguruan Tinggi Swasta (PTS) terhadap Peningkatan Kualitas Pendidikan di Kabupaten Aceh Singkil.

Bertitik tolak dari latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana efektifitas bantuan finansial untuk Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dari pemerintah Aceh terhadap peningkatan kualitas pendidikan dan bentuk kendala yang dihadapi oleh Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dalam penggunaan bantuan finansial dari pemerintah Aceh terhadap peningkatan kualitas pendidikan.

Penelitian ini bertujuan untuk efektifitas bantuan finansial dari pemerintah Aceh untuk Perguruan Tinggi Swasta (PTS) terhadap peningkatan kualitas pendidikan dan mengetahui kendala yang dihadapi oleh Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dalam penggunaan bantuan finansial dari pemerintah Aceh terhadap peningkatan kualitas pendidikan. Oleh karena itu, hasil penelitian ini nantinya akan berguna bagi Pemerintah Aceh dalam pengambilan kebijakan terkait dengan pemberian bantuan pendidikan kepada Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Provinsi Aceh.

Efektifitas merupakan gambaran tingkat keberhasilan atau keunggulan dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan dan adanya keterkaitan antara nilai- nilai yang bervariasi. Hal tersebut juga sejalan dengan pendapat yang dikemukakan Sedarmayanti (2001:59) dalam bukunya yang berjudul Sumber Daya Manusia dan Produktifitas Kerja mengenai pengertian efektifitas yaitu: “Efektifitas merupakan suatu ukuran yang memberikan gambaran seberapa jauh target dapat tercapai. Pengertian efektifitas ini lebih berorientasi kepada keluaran sedangkan masalah penggunaan masukan kurang menjadi perhatian utama. Apabila efisiensi dikaitkan dengan efektifitas, maka walaupun terjadi peningkatan efektifitas belum tentu efisiensi meningkat”.

Efektifitas memiliki arti berhasil atau tepat guna. Efektif merupakan kata dasar, sementara kata sifat dari efektif adalah efektifitas. Menurut Effendy (2003:14) efektivitas adalah sebagai berikut: ”Komunikasi yang prosesnya mencapai tujuan yang direncanakan sesuai dengan biaya yang dianggarkan, waktu yang ditetapkan dan jumlah personil yang ditentukan”. Pengertian efektifitas menurut Hadayaningrat (1996:16) dalam buku Azas-azas Organisasi Manajemen adalah sebagai berikut:

“Efektifitas adalah pengukuran dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya”. Pendapat Hadayaningrat mengartikan efektifitas bisa diartikan sebagai suatu pengukuran akan tercapainya tujuan yang telah direncanakan sebelumnya secara matang.

Berdasarkan pendapat kedua di atas efektifitas adalah suatu komunikasi yang melalui proses tertentu, secara terukur, yaitu tercapainya sasaran atau tujuan yang ditentukan sebelumnya. Dengan biaya yang dianggarkan, waktu yang ditetapkan, dan jumlah orang yang telah ditentukan. Apabila ketentuan tersebut berjalan dengan lancar, maka tujuan yang direncanakan akan tercapai sesuai dengan yang diinginkan. Lebih lanjut, menurut Kurniawan (2005:109) dalam bukunya Transformasi Pelayanan Publik mendefinisikan efektivitas, sebagai berikut: “Efektifitas adalah kemampuan melaksanakan tugas, fungsi (operasi kegiatan program atau misi) daripada suatu organisasi atau sejenisnya yang tidak adanya tekanan atau ketegangan diantara pelaksanaannya”.

Dari beberapa pendapat di atas mengenai efektifitas, dapat disimpulkan bahwa efektifitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas,kualitas dan waktu) yang telah dicapai oleh manajemen, dimana target tersebut sudah ditentukan terlebih dahulu. Hal ini sesuai dengan pendapat yang

(3)

59 dikemukakan oleh Hidayat (1986:16) yang menjelaskan bahwa: :“Efektifitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas,kualitas dan waktu) telah tercapai. Dimana, makin besar persentase target yang dicapai, makin tinggi efektifitasnya”.

Menurut Suryadi (1999:19) bahwa: “Indonesia mempunyai rasio investasi modal fisik yang cukup baik, namun dari segi investasi Sumber Daya Manusia (SDM) rasio investasi Indonesia adalah yang terendah di negera-negara Asia Tenggara dan Timur”. Kenyataan ini menunjukkan bahwa investasi modal fisik yang besar ternyata belum didukung investasi SDM dalam jumlah dan mutu yang memadai, sehingga tidak mengherankan Indonesia harus mendatangkan tenaga kerja terampil dari luar negeri dalam beberapa dekade ini.

Pengalaman di sejumlah negara membuktikan bahwa investasi fisik bukanlah satusatunya penentu keberhasilan pembangunan. Berbagai penelitian justru menyimpulkan bahwa investasi Sumber Daya Manusia (SDM) melalui pendidikan memiliki dampak yang paling besar terhadap kemajuan negara-negara industri baru, dibandingakn investasi fisik (Suryadi, 1999:19).

Terdapat dua pandangan ekstrim mengenai siapa yang paling bertanggung jawab untuk menyediakan pendanaan pendidikan. Pertama, pendidikan dianggap merupakan urusan negara, sehingga negaralah yang paling bertanggungjawab untuk menyediakan pendanaan pendidikan. Kedua, pendidikan dianggap menjadi urusan masyarakat, sehingga masyarakat harus ikut bertanggung jawab menyediakan dana bagi pendidikan.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan masyarakat. Peran pemerintah dalam investasi pendidikan tinggi mencakup pembangunan dan pemeliharaan gedung- gedung kuliah dan ruang kuliah, penyediaan peralatan kuliah, pembayaran gaji pendidik dan tenaga kependidikan, program peningkatan kualitas dosen, dan lainnya.

Anggaran untuk pendidikan dapat dipandang sebagai pelaksanaan fungsi pemerintah untuk menyediakan sarana pelayanan umum yang bersifat nonprofit.

Sumber dana pendidikan adalah lembaga atau pihak- pihak yang memberikan dana, baik berupa natura atau uang untuk keperluan penyelenggaraan pendidikan. Di banyak negara, pemerintah masih merupakan sumber pendanaan terpenting bagi sektor pendidikan. Bahkan, di negera-negara maju yang tingkat kesejahteraan masyarakatnya sudah cukup tinggi, kontribusi pemerintah terhadap pendanaan pendidikan masih cukup besar.

Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa sumber dana pendidikan berasal dari pemerintah, masyarakat dan orangtua. Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, pasal 31 ayat (4) juga mengatur agar Pemerintah dan Pemerintah Daerah bertanggung jawab menyediakan anggaran pendidikan. Dana pendidikan yang bersumber dari pemerintah berasal dari pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, dan bantuan asing.

Peningkatan mutu pendidikan di perguruan tinggi merupakan urgensi yang mendesak untuk segera dilakukan perbaikan. Peningkatan mutu itu pada dasarnya dapat dilakukan dengan strategi merubah salah satu dari subsistemnya, yaitu: manusia, struktur, teknologi, dan proses organisasi. Kaitannya dengan penelitian tentang

(4)

60

Efektifitas Bantuan Pemerintah Aceh untuk Perguruan Tinggi Swasta (PTS), perubahan itu dilakukan pada subsistem manusia dan teknologi, meliputi: (1) Mahasiswa yang dididik, (2) Dosen sebagai pendidik dan pengajar, dan (3) Sarana dan prasarana pendidikan.

Untuk mencapai mutu yang standar dari pendidikan tersebut bukan hanya ditentukan oleh unsur tenaga pendidik; yakni dosen, akan tetapi juga menurut pasal 35 ayat (3) Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional sangat ditentukan oleh: “Pengelolaan perguruan tinggi terhadap standar isi, proses, kompetensi lulusan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan; yang dapat dilaksanaakan oleh suatu badan standarisasi, penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan”.

Berkaitan dengan mutu pendidikan, sebenarnya tidak hanya yang mendapat perhatian itu dosen yang berkualitas dan berbobot, tetapi aspek lainaya seperti standar isi, proses, kompetensi lulusan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan, perlu perlu juga dibangun sedemikian rupa mengingat ini memiliki keterkaitan dalam rangka organisasi menjadi lebih efektif dan efisian.

Perguruan tinggi merupakan wahana tenaga ahli yang diharapkan mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan memberi sumbangan kepada pembangunan.

Sebagai usaha sistematis untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), maka Departemen Pendidikan Nasional telah menetapkan empat kebijakan pokok dalam bidang pendidikan, yaitu (1) Pemerataan dan kesempatan, (2) Relevansi pendidikan dengan pembangunan, (3) Kualitas pendidikan, dan (4) Efisiensi pendidikan. Khusus untuk perguruan tinggi akan lebih diutamakan membahas mengenai relevansi pendidikan dengan pembangunan yang dalam langkah pelaksanaannya dikenal dengan keterkaitan dan kesepadanan (link and match).

METODE PENELITIAN

Pendekatan dalam penelitian ini adalah kualitatif untuk menentukan variabel yang akan diteliti. Jenis penelitian ini adalah deskriptif karena hanya ingin mendeskripsikan tentang Efektifitas Bantuan Pemerintah Aceh untuk Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Kabupaten Aceh Singkil.

Penelitian ini dilakukan pada lembaga Akademi Keperawatan Yappkes dan Sekolah Tinggi Agama Islam Swasta Syek Abdulrauf Kabupaten Aceh Singkil. Subjek dalam penelitian ini adalah 2 orang, terdiri dari 1 orang direktur Akademi Keperawatan Yappkes dan 1 orang ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Swasta (STAIS) Syek Abdulrauf. Sedangkan yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah Efektifitas Bantuan Pemerintah Aceh untuk Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Kabupaten Aceh Singkil. Untuk memperoleh data tentang Efektifitas Bantuan Pemerintah Aceh untuk Perguruan Tinggi Swasta (PTS) digunakan instrumen wawancara. Setelah data terkumpul melalui wawancara, selanjutnya data dianalisis secara kualitatif.

Langkah-langkah analisis data kualitatif, yaitu:

1. Reduksi data. Reduksi, yaitu proses pemilihan pemusatan perhatian pada penyederhanaan dan abstraksi. Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman yang inti pada proses dan pernyataan- pernyataan yang perlu dijaga, sehingga tetap berada di dalamnya.

(5)

61 2. Penyajian data. Penyajian data dimaksudkan, dimana peneliti mengembangkan sebuah informasi deskripsi untuk menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan dalam bentuk teks naratif.

3. Penarikan kesimpulan/verifikasi. Penarikan kesimpulan merupakan tahap akhir dalam proses analisis data.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Direktur Akademi Keperawatan Yappkes Ns. Aslinda, S.Kep mengatakan bahwa Akper Yappkes Singkil pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah Aceh, yaitu pada tahun 2011 dan 2013. Selanjutnya, ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Swasta (STAIS) Syech Abdulrauf H. Abi Hasan, S.SosI, MH mengatakan bahwa Sekolah Tinggi Agama Islam Swasta Syech Abdulrauf pernah menerima bantuan dari pemerintah Aceh pada tahun 2010, 2011, 2012, dan 2013. Direktur Akademi Keperawatan Yappkes mengatakan bahwa batuan diperoleh melalui mekanisme pengajuan proposal ke bagian Biro Kesejahteraan Rakyat pemerintah Aceh.Selanjutnya, ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Swasta (STAIS) Syech Abdulrauf H. Abi Hasan, S.SosI, MH mengatakan bahwa alasan utama Sekolah Tinggi Agama Islam Swasta Syech Abdulrauf untuk meminta bantuan dari pemerintah Aceh melalui Biro Kesejahteraan Rakyat adalah karena keterbatasan biaya operasional dari lembaga tersebut. Mekanisme permintaan bantuan dari pemerintah Aceh adalah dengan mengajukan proposal kepada pemerintah Aceh.

Di Akademi Keperawatan Yappkes diketahui bahwa bantuan yang diberikan oleh pemerintah Aceh kepada Akper Yappkes pada tahun 2011 dimanfaatkan untuk Pengadaan Buku Praktik dan Dana Operasional kampus. Sementara itu, pada tahun 2013 bantuan dimanfaatkan untuk Lokakarya, Workshop, Pengabdian kepada Masyarakat, Beasiswa, dan Pengadaan Buku Ajar”. Selanjutnya, pada Sekolah Tinggi Agama Islam Swasta (STAIS) Syech Abdulrauf ditemukan bahwa pada tahun 2010 bantuan dari pemerintah Aceh dimanfaatkan oleh Sekolah Tinggi Agama Islam Swasta Syech Abdulrauf untuk berbagai program, yaitu 20% beasiswa, 20% buku ajar, dan 60% mobiler. Pada tahun 2011 bantuan dari pemerintah Aceh dimanfaatkan oleh Sekolah Tinggi Agama Islam Swasta Syech Abdulrauf untuk berbagai program, yaitu 20% beasiswa, 30% buku ajar, dan 50% mobiler. Pada tahun 2012 bantuan dari pemerintah Aceh dimanfaatkan oleh Sekolah Tinggi Agama Islam Swasta Syech Abdulrauf untuk berbagai program, yaitu 20% beasiswa, 30% buku ajar, dan 50%

mobiler. Pada tahun 2013 bantuan dari pemerintah Aceh dimanfaatkan oleh Sekolah Tinggi Agama Islam Swasta Syech Abdulrauf untuk berbagai program, yaitu 20%

beasiswa, 30% buku ajar, dan 50% mobiler.

Pada Akademi Keperawatan Yappkes diketahui bahwa pemanfaatan beasiswa untuk beasiswa pada tahun 2013 dengan jumlah mahasiswa penerima sebanyak 10 orang. Dalam hal ini, mahasiswa sangat berterima kasih kepada pemerintah Aceh karena mereka dapat meringankan beban orang tua dalam pembiayaan pendidikannya, khususnya untuk biaya hidup, pembayaran SPP, dan pembelian buku. Mahasiswa penerima beasiswa berharap agar bantuan ini dapat diberikan lebih banyak lagi dan berkelanjutan ke depan. Agar penyelesaian studi mereka tepat waktu. Selanjutnya, pada Sekolah Tinggi Agama Islam Swasta (STAIS) Syech Abdulrauf ditemukan bahwa setiap tahunnya bantuan dari pemerintah Aceh dimanfaatkan untuk beasiswa diberikan biaya hidup dengan jumlah penerima dari tahun 2010 sampai dengan 2013 masing-

(6)

62

masing 40 orang. Dalam hal ini, mahasiswa sangat berterima kasih kepada pemerintah Aceh karena mereka dapat meringankan beban orang tua dalam pembiayaan pendidikannya dan mahasiswa berharap agar bantuan ini dapat diberikan lebih banyak lagi dan berkelanjutan kedepan. Umumnya mahsiswa tersebut penggunaan beasiswa digunakan untuk proses pembelajaran.

Akademi Keperawatan Yappkes diketahui bahwa bantuan dari pemerintah Aceh tidak ada yang dimanfaatkan untuk studi lanjut dan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) dosen. Selanjutnya, Sekolah Tinggi Agama Islam Swasta (STAIS) Syech Abdulrauf bantuan dari pemerintah Aceh tidak ada yang dimanfaatkan untuk studi lanjut dan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) dosen. Akademi Keperawatan Yappkes diketahui bahwa bantuan dari pemerintah Aceh tidak ada yang dimanfaatkan untuk peningkatan kompetensi tenaga kependidikan di PerguruanTinggi tersebut karena tidak diusulkan dalam proposal yang ditujukan ke Biro Kesejahteraan Rakyat Aceh.

Selanjutnya, Sekolah Tinggi Agama Islam Swasta (STAIS) Syech Abdulrauf bantuan dari pemerintah Aceh tidak ada yang dimanfaatkan untuk peningkatan kompetensi tenaga kependidikan di PerguruanTinggi”.

Akademi Keperawatan Yappkes diketahui bahwa bantuan dari pemerintah Aceh ada yang dimanfaatkan untuk operasional PerguruanTinggi dalam bentuk Pengadaan Buku Ajar dalam rangka menambah koleksi buku pustaka dan Pembelian Alat- alat Laboratorium. Oleh karena itu, pemanfaatan bantuan dari pemerintah Aceh tersebut hanya untuk UPT Perpustakaan dan Laboratorium Akper Yappkes Singkil. Selanjutnya, Sekolah Tinggi Agama Islam Swasta (STAIS) Syech Abdulrauf bantuan dimanfaatkan untuk pengadaan mobiler dan buku ajar. Lembaga/UPT pengguna adalah perlengkapan dan perpustakaan. Akademi Keperawatan Yappkes diketahui bahwa jumlah buku ajar yang dibeli dengan bantuan dari pemerintah Aceh ada113 eksamplar yang terdiri dari 95 judul buku. Semuanya ditempatkan di Perpustakaan agar dapat dipergunakan oleh mahasiswa sebagai bahan bacaan. Semua buku ajar yang dibeli dengan bantuan pemerintah Aceh ini semuanya ditempatkan di Perpustaakakan agar dapat dipergunakan oleh mahasiswa sebagai bahan bacaan mereka. Selanjutnya, Sekolah Tinggi Agama Islam Swasta (STAIS) Syech Abdulrauf ditemukan bahwa penulisan buku ajar oleh dosen tidak ada, yang ada penambahan koleksi perpustakaan sebanyak 200 eksamplar. Tersedianya buku ajar di perpustakaan manfaatnya sangat dirasakan oleh mahasiswa dalam memudahkan mereka untuk belajar.

Akademi Keperawatan Yappkes diketahui bahwa tidak ada. Bantuan yang diterima selama ini bersumber dari Pemerintah Daerah setempat melalui Dinas Kesehatan”. Selanjutnya, Sekolah Tinggi Agama Islam Swasta (STAIS) Syech Abdulrauf bantuan dari SKPA sampai saat ini belum ada”. Akademi Keperawatan Yappkes diketahui bahwa bantuan dari pemerintah Aceh yang diterima oleh Akper Yappkes digunakan untuk kegiatan seminar seperti Workshop Keperawatan Anak dan Lokakarya Mini tentang Profesi Keperawatan. Selanjutnya, Sekolah Tinggi Agama Islam Swasta (STAIS) Syech Abdulrauf tidak ada.

Akademi Keperawatan Yappkes bantuan dari pemerintah Aceh digunakan untuk kegiatan mahasiswa, yaitu mahasiswa ke lapangan untuk memberikan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat antara lain mejaga kebersihan lingkungan, makanan- makanan yang bergizi, dan ibu hamil yang diikuti 20 mahasiswa dengan tujuan mengaplikasikan ilmu yang telah mereka pelajari di bangku kuliah. Selanjutnya, Sekolah Tinggi Agama Islam Swasta (STAIS) Syech Abdulrauf tidak ada. Akademi

(7)

63 Keperawatan Yappkes diketahui bahwa hambatan yang dialami oleh Akper Yappkes dalam pemanfaatan bantuan dari pemerintah Aceh adalah masih sangat minimnya bantuan yang diberikan, sehingga tidak semua program yang telah direncanakan sebelumnya dapat dilaksanakan secara maksimal dan bahkan untuk menyesuaikan dengan anggaran yang ada, maka terpaksa ada beberapa program yang dibatalkan.Selain itu, petunjuk teknis penggunaan dana bantuan dari pemerintah Aceh yang sangat kritis sesuai dengan Standar Biaya Umum (SBU) dari menteri keuangan.

Juga, seringnya bantuan dari pemerintah Aceh tersebut turun pada akhir tahun, sehingga program tersebut disiasati penyelenggaraannya sebelum dana dicairkan”.

Selanjutnya, Sekolah Tinggi Agama Islam Swasta (STAIS) Syech Abdulrauf bentuk hambatan yang dialami oleh Sekolah Tinggi Agama Islam Swasta Syech Abdulrauf Singkil dalam pemanfaatan bantuan dari pemerintah Aceh ini adalah masih sangat minimnya bantuan yang diberikan, sehingga tidak semua program yang telah direncanakan sebelumnya dapat dilaksanakan secara maksimal.

Akademi Keperawatan Yappkes menyarankan bahwa pemerintah Aceh agar setiap proposal yang telah diajukan dapat ditindaklanjuti oleh Biro Kesejahteraan Rakyat pememrintah Aceh. Selain itu, diharapkan agar bantuan dicairkan di pertengahan tahun anggaran dan jumlahnya sebaiknya terus ditingkatkan. Selanjutnya, Sekolah Tinggi Agama Islam Swasta (STAIS) Syech Abdulrauf menyarankan adanya penambahan bantuan dari biro kesra sangat diharapkan terutama untuk beasiswa mahasiswa dan dosen. Mengingat banyak mahasiswa berasal dari keluarga kurang mampu, sedangkan untuk dosen dalam melanjutkan studi butuh biaya yang besar.

Akademi Keperawatan Yappkes diketahui bahwa bentuk kegiatan yang masih memerlukan bantuan dari pemerintah Aceh dalam meningkatkan mutu Perguruan Tinggi adalah pengembangan kampus, bantuan beasiswa, peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) baik dosen maupun tenaga kependidikan, dan penyediaan buku ajar yang mencukupi sesuai dengan kebutuhan Akper Yappkes. Selanjutnya, Sekolah Tinggi Agama Islam Swasta (STAIS) Syech Abdulrauf bentuk kegiatan yang masih memerlukan bantuan dari pemerintah Aceh dalam meningkatkan mutu PerguruanTinggi adalah peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM), baik bagi pendidik maupun tenaga kependidikan, terutama dalam pelaksanaan penelitian dosen, dan biaya operasional kampus.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang menjadi subjek dalam penelitian ini sudah pernah menerima bantuan dari pemerintah Aceh. Bantuan dari pemerintah Aceh diperoleh melalui mekanisme pengajuan proposal ke bagian Biro Kesejahteraan Rakyat pemerintah Aceh karena keterbatasan biaya operasional dari lembaga tersebut. Mekanisme permintaan bantuan dari pemerintah Aceh adalah dengan mengajukan proposal kepada pemerintah Aceh.

Bantuan yang diberikan oleh pemerintah Aceh dimanfaatkan untuk Pengadaan Buku Praktik dan Dana Operasional kampus, Lokakarya, Workshop, Pengabdian kepada Masyarakat, Beasiswa, dan Pengadaan Buku Ajar. Namun demikian, bantuan operasional ini lebih banyak digunakan untuk penggadaan mobiler.

Dalam hal ini, mahasiswa sangat berterima kasih kepada pemerintah Aceh karena mereka dapat meringankan beban orang tua dalam pembiayaan pendidikannya, khususnya untuk biaya hidup, pembayaran SPP, dan pembelian buku. Mahasiswa penerima beasiswa berharap agar bantuan ini dapat diberikan lebih banyak lagi dan berkelanjutan ke depan. Agar penyelesaian studi mereka tepat waktu. Sementara itu,

(8)

64

setiap tahunnya bantuan dari pemerintah Aceh dimanfaatkan untuk beasiswa diberikan biaya hidup. Namun demikian, sangat disesalkan bahwa semua bantuan dari pemerintah Aceh tidak ada yang dimanfaatkan untuk studi lanjut dan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) dosen.

Bantuan dari pemerintah Aceh dimanfaatkan untuk operasional PerguruanTinggi dalam bentuk Pengadaan Buku Ajar dalam rangka menambah koleksi buku pustaka dan Pembelian Alat- alat Laboratorium. Oleh karena itu, pemanfaatan bantuan dari pemerintah Aceh tersebut hanya untuk UPT Perpustakaan dan Laboratorium. Selain itu, bantuan dimanfaatkan untuk pengadaan mobiler dan buku ajar. Lembaga/UPT pengguna adalah perlengkapan dan perpustakaan. Semua buku ajar yang dibeli dengan bantuan pemerintah Aceh ini semuanya ditempatkan di Perpustaakakan agar dapat dipergunakan oleh mahasiswa sebagai bahan bacaan mereka. Tersedianya buku ajar di perpustakaan manfaatnya sangat dirasakan oleh mahasiswa dalam memudahkan mereka untuk belajar. Bantuan yang diterima selama ini lebih banyak bersumber dari Pemerintah Daerah setempat melalui Dinas terkait.

Sementara, bantuan dari pemerintah Aceh yang diterima digunakan untuk kegiatan seminar seperti Workshop Keperawatan Anak dan Lokakarya Mini tentang Profesi Keperawatan.

Dengan adanya bantuan dari pemerintah Aceh ini mahasiswa ke lapangan untuk memberikan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat antara lain mejaga kebersihan lingkungan, makanan-makanan yang bergizi, dan ibu hamil untuk mengaplikasikan ilmu yang telah mereka pelajari di bangku kuliah. Hambatan yang dialami dalam pemanfaatan bantuan dari pemerintah Aceh adalah masih sangat minimnya bantuan yang diberikan, sehingga tidak semua program yang telah direncanakan sebelumnya dapat dilaksanakan secara maksimal dan bahkan untuk menyesuaikan dengan anggaran yang ada, maka terpaksa ada beberapa program yang dibatalkan.Selain itu, petunjuk teknis penggunaan dana bantuan dari pemerintah Aceh yang sangat kritis sesuai dengan Standar Biaya Umum (SBU) dari menteri keuangan. Juga, seringnya bantuan dari pemerintah Aceh tersebut turun pada akhir tahun, sehingga program tersebut disiasati penyelenggaraannya sebelum dana dicairkan. Selain itu, masih sangat minimnya bantuan yang diberikan, sehingga tidak semua program yang telah direncanakan sebelumnya dapat dilaksanakan secara maksimal.

Oleh karena itu, harapan dari kedua Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang menjadi subjek dalam penelitian ini, dimana pemerintah Aceh agar setiap proposal yang telah diajukan dapat ditindaklanjuti oleh Biro Kesejahteraan Rakyat pememrintah Aceh. Selanjutnya, diharapkan agar bantuan dicairkan di pertengahan tahun anggaran dan jumlahnya sebaiknya terus ditingkatkan. Selain itu, adanya penambahan bantuan dari biro kesra sangat diharapkan terutama untuk beasiswa mahasiswa dan dosen.

Mengingat banyak mahasiswa berasal dari keluarga kurang mampu, sedangkan untuk dosen dalam melanjutkan studi butuh biaya yang besar. Bentuk kegiatan yang masih memerlukan bantuan dari pemerintah Aceh dalam meningkatkan mutu Perguruan Tinggi adalah pengembangan kampus, bantuan beasiswa, peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) baik dosen maupun tenaga kependidikan, dan penyediaan buku ajar yang mencukupi sesuai dengan kebutuhan. Selanjutnya, bentuk kegiatan yang masih memerlukan bantuan dari pemerintah Aceh dalam meningkatkan mutu PerguruanTinggi adalah peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM), baik bagi pendidik

(9)

65 maupun tenaga kependidikan, terutama dalam pelaksanaan penelitian dosen, dan biaya operasional kampus.

PENUTUP Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan, maka sebagai simpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bantuan dari pemerintah Aceh untuk Perguruan Tinggi Swasta (PTS) karena jumlahnya masih sangat terbatas, sehingga pemanfaatannya masih kurang efektif, terutama dalam rangka upaya meningkatkan kompetensi baik pendidik maupun tenaga kependidikan.

2. Kendala yang dihadapi oleh Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dalam pemanfaatan bantuan pemerintah Aceh di Kabupaten Aceh Singkil adalah masih minimnya jumlah bantuan, sehingga sulit mengalokasikannya untuk kebutuhan- kebutuhan mendesak.

Saran

Dari hasil penelitian ini, maka peneliti merekomendasikan sebagai berikut:

1. Diharapkan bantuan dari pemerintah Aceh untuk Perguruan Tinggi Swasta (PTS) agar jumlahnya dapat ditingkatkan, sehingga pemanfaatannya masih dapat lebih efektif, terutama dalam rangka upaya meningkatkan kompetensi baik pendidik maupun tenaga kependidikan.

2. Diharapkan bantuan dari pemerintah Aceh untuk Perguruan Tinggi Swasta (PTS) agar jumlahnya dapat ditingkatkan, sehingga pengalokasiannya dapat lebih efektif.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Arikunto, Suharsimi. 2003. Prosedur Penelitian, Suatu Praktek. Jakarta:Bina Aksara.

Effendy, Onong Uchyana. 2003. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Handayaningrat, Soewarno. 1996. Azas-azas Organisasi Manajemen. Jakarta: Mas Agung.

Hidayat. 1986. Teori Efektifitas dalam Kinnerja Karyawan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Indrawijaya, Adam I. 1989. Perubahan dan Pengembangan Organisasi. Bandung:

Sinar Baru.

Kurniawan Agung. 2005. Transformasi Pelayanan Publik. Yogyakarta: Pembaruan.

Martini dan Lubis 1987.Teori Organisasi. Bandung: Ghalia Indonesia.

Martin. 2014. Manajemen Pembiayaan Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Moleong, Lexy J. 2005. Metologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosda Karya.

Salim, Agus 2006.Teori dan Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Sedarmayanti. 2001. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: Ilham Jaya.

(10)

66

Suryadi, Ace. 1999. Pendidikan, Investasi SDM, dan Pembangunan: Isu, teori, dan Aplikasi. Jakarta: Pusat Informatika Balitbang Dikbud.

Sondang P. Siagian. 1987. Manajemen Modern. Jakarta : PT. Gunung Agung.

Udaya, Yusuf. 1994. Teori Organisasi: Struktur, Desain, dan Aplikasi. Edisi 3. Jakarta:

Arcan.

Undang Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945.

Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikaan Nasional.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran histopatologi otot polos bronkus model mencit asma yang diinduksi Ovalbumin dan diintervensi Aminophylline. Penelitian ini

Sehubungan dengan telah dilakukannya evaluasi administrasi, teknis dan kewajaran harga serta formulir isian Dokumen Kualifikasi untuk penawaran paket pekerjaan tersebut diatas,

Selain biasanya digunakan menjadi bungkus makanan, kulit jagung yang seringnya dibuang bisa juga kita manfaatkan menjadi dekorasi ruangan dengan membentuknya menjadi bunga nan

yang dilnkukan petani. Pcmni dengarr tingkat. pendidikan

Model mesin pemilah kayu otomatis terdiri atas rangkaian catu daya, sensor panjang dan motor penggerak serta sistem penggerak konveyor, pendorong kayu dan mikrokontroler seperti

Dalam pembelajaran barisan dan jumlah deret tak hingga ini diharapkan siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran dan bertanggungjawab dalam menyampaikan

Kesimpulan yang di dapat adalah tingkat literasi media (melek media) dari para orang tua anak TK Permata Bangsa Binjai Barat hampir sama dalam hal kualitas dan dikatakan cukup

Jika Anda ingin cepat dapat penghasilan, saran terbaik dari kami adalah join PAKET BEST CHOICE Rp700.000, karena lebih cepat dapat 1 juta bahkan 7 juta per hari dan Kami